24
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. (Notoatmodjo, 2007) Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni : indera pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. (Notoatmodjo, 2007) b. Pentingnya Pengetahuan (Notoatmodjo, 2007) Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Over Behaviour).Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru didalam diri seseorang terjadi proses yang berurutan yakni: 1) Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek). 2) Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap subjek sudah mulai timbul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/371-3-babiii.pdf · Individu yang mempunyai masalah keperawatan dan kesehatan, yang dapat dilakukan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/371-3-babiii.pdf · Individu yang mempunyai masalah keperawatan dan kesehatan, yang dapat dilakukan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORI

1. Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. (Notoatmodjo, 2007)

Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni : indera

pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. (Notoatmodjo,

2007)

b. Pentingnya Pengetahuan (Notoatmodjo, 2007)

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang (Over Behaviour).Dari pengalaman

dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih

langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

Sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru didalam diri

seseorang terjadi proses yang berurutan yakni:

1) Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

2) Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini

sikap subjek sudah mulai timbul

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/371-3-babiii.pdf · Individu yang mempunyai masalah keperawatan dan kesehatan, yang dapat dilakukan

3) Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus

tersebut bagi dirinya.

4) Trial, sikap dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai

dengan apa yang kehendaki oleh stimulus.

5) Adaption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses

seperti ini, dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap

yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting).

Sebaliknya, apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan

kesadaran akan tidak berlangsung lama. Jadi, pentingnya pengetahuan disini

adalah dapat menjadi dasar dalam merubah perilaku sehingga perilaku itu

langgeng. (Notoatmodjo, 2007)

c. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang dicakup didalam domain kognitif mempunyai 6

tingkatan (Notoatmodjo, 2007), yaitu :

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik, dan seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, "tahu" ini

adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/371-3-babiii.pdf · Individu yang mempunyai masalah keperawatan dan kesehatan, yang dapat dilakukan

untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain :

menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

Contoh : dapat menyebutkan tanda-tanda kanker leher rahim.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut

secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus

dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan

sebagainya terhadap objek yang telah dipelajari. Misalnya dapat

menjelaskan mengapa harus makan makanan yang bergizi.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang riil (sebenarnya). Aplikasi

disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,

metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

Misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam penghitungan-

penghitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus

pemecahan masalah (problem solving cycle) didalam pemecahan masalah

kesehatan dari kasus yang diberikan.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek ke

dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam suatu struktur

organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/371-3-babiii.pdf · Individu yang mempunyai masalah keperawatan dan kesehatan, yang dapat dilakukan

analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja : dapat

menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,

mengelompokkan dan sebagainya.

5) Sintesis (Syntesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru. Dengan kata lain, sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi- formulasi yang ada. Misalnya dapat

menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan

dan sebagainya.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan

kriteria-kriteria yang telah ada.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek

penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui

atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan diatas.

(Notoatmodjo, 2007)

d. Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku

Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang

bersangkutan. Perilaku manusia adalah suatu aktivitas dari pada manusia itu

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/371-3-babiii.pdf · Individu yang mempunyai masalah keperawatan dan kesehatan, yang dapat dilakukan

sendiri. Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang

(organisme) terhadap stimulasi yang berkaitan dengan sakit dan penyakit,

sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan. Blum (1986)

menyatakan ada 4 faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan pada manusia

yaitu genetik (hereditas), lingkungan, pelayanan kesehatan, dan perilaku.

(Notoatmodjo, 2007)

Menurut teori Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2007) ada 3

faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku individu maupun kelompok

sebagai berikut:

1) Faktor yang mempermudah (Predisposing factor) yang mencakup

pengetahuan, sikap, kepercayaan, norma sosial, dan unsur lain yang

terdapat dalam diri individu maupun masyarakat.

2) Faktor pendukung (Enabling factor) antara lain umur, status sosial

ekonomi, pendidikan, dan sumber daya manusia.

3) Faktor pendorong (Reinforcing factor) yaitu faktor yang memperkuat

perubahan perilaku seseorang yang dikarenakan adanya sikap suami,

orang tua, tokoh masyarakat atau petugas kesehatan.

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

1) Pengalaman

Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman baik dari pengalaman

pribadi maupun dari pengalaman orang lain. Pengalaman ini merupakan

suatu cara untuk memperoleh kebenaran suatu pengetahuan.

2) Ekonomi (pendapatan)

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/371-3-babiii.pdf · Individu yang mempunyai masalah keperawatan dan kesehatan, yang dapat dilakukan

Dalam memenuhi kebutuhan pokok (primer) maupun kebutuhan sekunder,

keluarga dengan status ekonomi baik akan lebih lebih tercukupi bila

dibandingkan keluarga dengan status ekonomi rendah. Hal ini akan

mempengaruhi pemenuhan kebutuhan akan informasi pendidikan yang

termasuk kedalam kebutuhan sekunder.

3) Lingkungan sosial ekonomi

Manusia adalah makhluk sosial dimana didalam kehidupan saling

berinteraksi satu dengan yang lainnya. Individu yang dapat berinteraksi

lebih banyak dan baik, maka akan lebih besar ia terpapar informasi.

4) Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam pemberian respon

terhadap sesuatu yang datangnya dari luar. Orang yang berpendidikan

tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional terhadap informasi

yang datang dan akan berpikir sejauh mana keuntungan yang akan mereka

dapatkan.

5) Paparan media massa atau informasi

Melalui berbagai media, baik cetak maupun elektronik berbagai informasi

dapat diterima oleh masyarakat sehingga seseorang yang lebih sering

terpapar media massa (TV, radio, majalah, dan lain- lain) akan

memperoleh informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan orang

yang tidak pernah terpapar informasi media massa.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/371-3-babiii.pdf · Individu yang mempunyai masalah keperawatan dan kesehatan, yang dapat dilakukan

6) Akses layanan kesehatan atau fasilitas kesehatan

Mudah atau sulitnya dalam mengakses kesehatan tentunya akan

berpengaruh terhadap pengetahuan khususnya dalam hal kesehatan.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek

penelitian atau responden (Notoatmodjo,2007).

2. Penyuluhan

a. Pengertian

Menurut Azrul Azwar dalam (Effendy, 1998: 232) penyuluhan

kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara

menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja

sadar, tahu atau mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran

yang ada hubungannya dengan kesehatan.

Menurut Wood (dalam Effendy, 1998: 233) pendidikan kesehatan

adalah sejumlah pengalaman yang berpengaruh secara menguntungkan

terhadap kebiasaan, sikap dan pengetahuan yang ada hubungannya dengan

kesehatan seseorang, masyarakat dan bangsa. Dari pengertian tersebut dapat

ditarik kesimpulan bahwa penyuluhan kesehatan adalah kegiatan

menyebarkan pesan atau pengetahuan sehingga masyarakat menjadi lebih tahu

dan mengerti serta mau dan bisa melakukan anjuran yang ada hubungannya

dengan kesehatan.

b. Tujuan Penyuluhan Kesehatan

Menurut Effendy (1998: 233-234) tujuan penyuluhan kesehatan yaitu :

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/371-3-babiii.pdf · Individu yang mempunyai masalah keperawatan dan kesehatan, yang dapat dilakukan

1) Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam

membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat, serta

berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

2) Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan

sosial sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian.

3) Menurut WHO adalah untuk merubah perilaku perseoranganan atau

masyarakat dalam bidang kesehatan.

c. Proses Pendidikan Kesehatan

Menurut Effendy (1998: 48) di dalam kegiatan belajar terdapat tiga

persoalan pokok, yakni:

1) Masukan (input)

Persoalan masuk menyangkut subjek atau sasaran belajar itu sendiri

dengan berbagai latar belakangnya.

2) Proses

Persediaan proses adalah mekanisme atau proses terjadinya perubahan

kemampuan pada diri subjek belajar. Di dalam proses ini terjadi pengaruh

timbal balik antara berbagai faktor, antara lain subjek belajar, pengajar

atau fasilitator belajar, metode yang digunakan, alat bantu belajar dan

materi atau bahan yang dipelajari.

3) Keluaran (output)

Keluaran merupakan hasil belajar itu sendiri, yang terdiri dari kemampuan

baru atau perubahan baru pada diri subjek belajar.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/371-3-babiii.pdf · Individu yang mempunyai masalah keperawatan dan kesehatan, yang dapat dilakukan

d. Sasaran Penyuluhan Kesehatan

Menurut Effendy (1998: 234) sasaran penyuluhan kesehatan mencakup

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

1) Individu

Individu yang mempunyai masalah keperawatan dan kesehatan, yang

dapat dilakukan di rumah sakit, klinik, puskesmas, rumah bersalin,

posyandu, keluarga binaan dan masyarakat binaan.

2) Keluarga

Keluarga binaan yang mempunyai masalah kesehatan dan keperawatan

yang tergolong dalam keluarga risiko tinggi, diantaranya adalah :

a) Anggota keluarga yang menderita penyakit menular

b) Keluarga-keluarga dengan kondisi sosial ekonomi dan pendidikan

yang rendah.

c) Keluarga-keluarga dengan masalah sanitasi lingkungan yang buruk.

d) Keluarga-keluarga dengan keadaan gizi yang buruk.

e) Keluarga-keluarga dengan jumlah anggota keluarga yang banyak di

luar kemampuan kapasitas keluarga.

3) Kelompok

Kelompok khusus yang menjadi sasaran dalam penyuluhan kesehatan

masyarakat, salah satunya adalah kelompok ibu nifas.

4) Masyarakat

a) Masyarakat binaan puskesmas

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/371-3-babiii.pdf · Individu yang mempunyai masalah keperawatan dan kesehatan, yang dapat dilakukan

b) Masyarakat nelayan

c) Masyarakat pedesaan

d) Masyarakat yang datang ke institusi pelayanan kesehatan seperti

puskesmas, posyandu yang diberikan penyuluhan kesehatan secara

massal.

e) Masyarakat luas yang terkena masalah kesehatan seperti wabah DHF,

muntah berak dan sebagainya.

e. Materi

Menurut Effendy (1998: 236) pesan yang akan disampaikan kepada

masyarakat hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan kesehatan dan

keperawatan dari individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Sehingga

materi yang disampaikan dapat dirasakan langsung manfaatnya.

Materi yang disampaikan sebaiknya :

1) Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti masyarakat dalam bahasa

kesehariannya.

2) Materi yang disampaikan tidak terlalu sulit untuk dimengerti oleh sasaran.

3) Dalam penyampaian materi sebaiknya menggunakan alat peraga untuk

mempermudah pemahaman dan untuk menarik perhatian sasaran.

4) Materi atau pesan yang disampaikan merupakan kebutuhan sasaran dalam

masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi.

f. Metode penyuluhan kesehatan.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/371-3-babiii.pdf · Individu yang mempunyai masalah keperawatan dan kesehatan, yang dapat dilakukan

Metode yang dipakai dalam penyuluhan kesehatan hendaknya metode

yang dapat mengembangkan komunikasi dua arah antara yang memberikan

penyuluhan terhadap sasaran, sehingga diharapkan tingkat pemahaman

sasaran terhadap pesan yang disampaikan akan lebih jelas dan mudah

dipahami.

Metode yang dapat digunakan dalam penyuluhan kesehatan masyarakat

dapat dikelompokkan dalam dua macam metode, yaitu :

1) Metode Didaktik

Pada metode didaktik yang aktif adalah orang yang melakukan

penyuluhan kesehatan, sedangkan sasaran bersifat pasif dan tidak

diberikan kesempatan untuk ikut serta mengemukakan pendapatnya atau

mengajukan pertanyaan-pertanyaan apapun. Proses penyuluhan yang

terjadi bersifat satu arah (one way method), yang termasuk dalam metode

ini adalah :

a) Secara langsung : ceramah

b) Secara tidak langsung : poster, media cetak (majalah, buletin, surat

kabar), media elektronik (radio, televisi)

2) Metode Sokratik

Menurut Effendy (1998: 236-237) pada metode ini sasaran diberikan

kesempatan mengemukakan pendapat, sehingga mereka ikut aktif dalam

proses belajar mengajar, dengan demikian terbinalah komunikasi dua arah

antara yang menyampaikan pesan disatu pihak dengan yang menerima

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/371-3-babiii.pdf · Individu yang mempunyai masalah keperawatan dan kesehatan, yang dapat dilakukan

pesan di lain pihak (two way mehtod). Yang termasuk dalam metode ini

adalah :

a) Langsung: diskusi, curah pendapat, demonstrasi, simulasi, bermain

peran (role playing), sosiodrama, simposium, seminar, studi kasus, dan

sebagainya.

b) Tidak langsung: penyuluhan kesehatan melalui telepon, satelit

komunikasi (Effendy, 1998: 236-237).

Sedangkan menurut Notoatmodjo (2003: 57) metode pendidikan kesehatan

dikelompokkan menjadi 3, yaitu :

1) Metode Pendidikan Individual (Perorangan)

Metode ini digunakan untuk membina perilaku baru, atau membina

seseorang yang mulai tertarik kepada suatu perubahan-perubahan perilaku

atau inovasi.

2) Metode Pendidikan Kelompok

Dalam memilih metode pendidikan kelompok, harus diingat besarnya

kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran. Untuk

kelompok yang besar metodenya akan lain dengan kelompok yang lebih

kecil. Efektivitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya

sasaran pendidiakan.

3) Metode Pendidikan Massa

Metode pendidikan (pendekatan) massa cocok untuk mengkomunikasikan

pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat. Oleh karena

sasaran pendidikan ini bersifat umum, dalam arti tidak membedakan

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/371-3-babiii.pdf · Individu yang mempunyai masalah keperawatan dan kesehatan, yang dapat dilakukan

golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi, tingkat

pendidikan dan sebagainya, maka pesan-pesan kesehatan yang akan

disampaikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap

oleh massa tersebut.

g. Alat Bantu Penyuluhan Kesehatan

1) Pengertian

Alat bantu pendidikan adalah alat-alat yang digunakan oleh pendidik

dalam menyampaikan bahan pendidikan/pengajaran. Alat bantu ini sering

disebut sebagai alat peraga karena berfungsi untuk membantu dan

memperagakan sesuatu di dalam proses pendidikan/pengajaran.

2) Manfaat

a) Menimbulkan minat sasaran pendidikan

b) Mencapai sasaran yang lebih banyak

c) Membantu dan mengatasi banyak hambatan dalam pemahaman.

d) Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang

diterima pada orang lain.

e) Mempermudah penyampaian bahan pendidikan/informasi oleh para

pendidik/pelaku pendidikan.

f) Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan.

g) Mendorong keinginan orang untuk mengetahui, kemudian lebih

mendalami, dan akhirnya medapat pengertian yang lebih baik.

h) Membantu menegakkan pengertian yang diperoleh.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/371-3-babiii.pdf · Individu yang mempunyai masalah keperawatan dan kesehatan, yang dapat dilakukan

3) Macam-macam alat bantu pendidikan

Menurut Notoatmodjo (2003: 62-67) pada garis besar hanya ada tiga

macam alat bantu pendidikan (alat peraga) yaitu :

a) Alat bantu lihat (visual aids) yaitu alat yang dapat membantu untuk

menstimulasi indera mata (penglihatan) pada waktu terjadinya proses

pendidikan.

b) Alat-alat bantu dengar (audio aids) yaitu alat yang dapat membantu

untuk menstimulasikan indera pendengar pada waktu proses

penyampaian bahan pendidikan/pengajaran. Misalnya : piring hitam,

radio, pita suara, dan sebagainya.

c) Alat bantu lihat dengar, seperti televisi, radio cassette. Alat-alat bantu

pendidikan ini lebih dikenal dengan Audio Visual Aids (AVA).

Disamping pembagian tersebut, alat peraga juga dapat dibedakan menjadi

dua macam menurut pembuatannya dan penggunaannya, yaitu:

a) Alat peraga yang complicated (rumit) seperti film-film strip slide dan

sebagainya yang memerlukan listrik dan proyektor.

b) Alat peraga yang sederhana, yang mudah dibuat sendiri, dengan

bahan-bahan setempat yang mudah diperoleh seperti bambu, karton,

kaleng bekas, bekas koran dan sebagainya.

4) Sasaran yang dicapai alat bantu pendidikan

a) Yang perlu diketahui tentang sasaran, antara lain :

(1). Individu atau kelompok.

(2). Kategori-kategori sasaran seperti kelompok umur, pendidikan,

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/371-3-babiii.pdf · Individu yang mempunyai masalah keperawatan dan kesehatan, yang dapat dilakukan

pekerjaan dan sebagainya.

(3). Bahasa yang mereka gunakan.

(4). Adat istiadat serta kebiasaan.

(5). Minat dan perhatian.

(6). Pengetahuan dan pengalaman mereka tentang pesan yang akan

diterima.

b) Tempat memasang (menggunakan) alat-alat bantu/peraga :

(1). Di dalam keluarga, antara lain di dalam kesempatan kunjungan

rumah, waktu menolong persalinan dan merawat bayi, atau

menolong orang sakit, dan sebagainya.

(2). Di masyarakat misalnya pada waktu perayaan hari-hari besar,

arisan-arisan, pengajian dan sebagainya serta juga dipasang di

tempat-tempat umum yang strategis.

(3). Di instansi-instansi, antara lain puskesmas, rumah sakit, kantor-

kantor, sekolah-sekolah dan sebagainya.

c) Alat-alat bantu/peraga tersebut sedapat mungkin dapat dipergunakan

oleh:

(1). Petugas-petugas puskesmas/kesehatan.

(2). Kader kesehatan.

(3). Guru-guru sekolah dan tokoh-tokoh masyarakat lainnya.

(4). Pamong desa.

h. Faktor-faktor yang Mempengaruhi dalam Penyuluhan

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/371-3-babiii.pdf · Individu yang mempunyai masalah keperawatan dan kesehatan, yang dapat dilakukan

Menurut Effendy (1998: 247) banyak faktor yang mempengaruhi

keberhasilan suatu penyuluhan kesehatan masyarakat, apakah itu dari

penyuluh, sasaran atau dalam proses penyuluhan itu sendiri.

1) Faktor penyuluh

a) Kurang persiapan

b) Kurang menguasai materi yang akan dijelaskan

c) Penampilan kurang meyakinkan sasaran

d) Bahasa yang digunakan kurang dapat dimengerti oleh sasaran karena

terlalu banyak menggunakan istilah-istilah asing.

e) Suara terlalu kecil dan kurang dapat didengar.

f) Penyampaian materi penyuluhan terlalu monoton sehingga

membosankan.

2) Faktor Sasaran

a) Tingkat pendidikan terlalu rendah sehingga sulit mencerna pesan yang

disampaikan.

b) Tingkat sosial ekonomi terlalu rendah

c) Kepercayaan dan adat kebiasaan yang telah tertanam sehingga sulit

untuk mengubah.

d) Kondisi lingkungan tempat tinggal sasaran yang tidak mungkin terjadi

perubahan perilaku.

3) Faktor Proses dalam Penyuluhan

a) Waktu penyuluhan tidak sesuai dengan waktu yang diinginkan

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/371-3-babiii.pdf · Individu yang mempunyai masalah keperawatan dan kesehatan, yang dapat dilakukan

sasaran.

b) Tempat penyuluhan dilakukan dekat dengan tempat keramaian.

c) Jumlah sasaran yang mendengarkan penyuluhan terlalu banyak

sehingga sulit untuk menarik perhatian dalam memberikan

penyuluhan.

d) Alat peraga dalam memberikan penyuluhan kurang dapat

mempermudah pemahaman sasaran.

e) Metode yang digunakan kurang tepat.

f) Bahasa yang dipergunakan kurang dimengerti oleh sasaran.

2. Tali Pusat

a. Pengertian

Tali pusat atau funiculus umbilicalis adalah saluran kehidupan bagi janin

selama dalam kandungan. Dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah

yang selama kehamilan menyuplai zat-zat gizi dan oksigen ke janin. Tetapi

begitu bayi lahir, saluran ini sudah tidak diperlukan lagi sehingga harus

dipotong dan diikat atau dijepit. (Wibowo, 2008)

Letak funiculus umbilicalis yaitu terbentang dari permukaan fetal

plasenta sampai daerah umbilicus fetus dan berlanjut sebagai kulit fetus pada

perbatasan tersebut. Funiculus umbilicalis secara normal berinsersi dibagian

tengah plasenta.(Wibowo, 2008)

Tali pusat berhubungan dengan plasenta. Tali pusat membentang dari

pusat janin ke plasenta bagian permukaan janin atau fetal, panjangnya rata –

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/371-3-babiii.pdf · Individu yang mempunyai masalah keperawatan dan kesehatan, yang dapat dilakukan

rata 50 – 55 cm, sebesar jari ( diameter 1 – 2,5 cm ). (Wiknjosastro, 2005).

b. Pengikatan Tali Pusat

Pengikatan tali pusat menurut Wiknjosastro (2005) dapat dilakukan dengan

beberapa cara, seperti:

1) Alat penjepit plastik yang khusus dibuat untuk tali pusat dan dapat

dibuang kemudian (disposable) dipasang 1 cm dibawah alat penjepit

yang sudah dipasang lebih dahulu. Alat penjepit plastik ini tetap

memberikan tekanan pada tali pusat, walaupun selai wharton

(wharton’s jelly) mengkerut dan kemudian dibuang bersamaan dengan

lepasnya tali pusat

2) Pita dari bahan nilon yang sangat kuat dan yang disimpan dalam

bungkus plastik steril diikat rangkap pada tali pusat seerat-eratnya

sehingga tidak mudah lepas dan terus menekan tali pusat walaupun

selai wharton sudah kering pita ini dibuang bersamaan dengan lepasnya

tali pusat

3) Benang diikat kuat dengan ikatan rangkap pada tali pusat. Pengikatan

pada benang katun steril ini tidak menjamin penekanan yang terus

menerus pada tali pusat. Walaupun permulaan pada ikatannya sudah

baik, tetapi karena tali pusat mengkerut, ikatan bisa menjadi longgar

sehingga memungkinkan terjadi perdarahan. Untuk mencegah hal yang

tidak diinginkan haruslah dilakukan observasi yang berulang-ulang

pada waktu tertentu selama 48 jam. Perdarahan tidak mungkin terjadi

pada pemakaian alat penjepit plastik dan pita dari nilon oleh karena

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/371-3-babiii.pdf · Individu yang mempunyai masalah keperawatan dan kesehatan, yang dapat dilakukan

terjadi penekanan yang terus menerus pada tali pusat.

c. Pemotongan Tali Pusat

Pemotongan tali pusat menurut standar asuhan persalinan normal yaitu setelah

bayi lahir segera keringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali

tali pusat, menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari

umbilikus bayi. Melakukan urutan pada tali pusat kearah ibu dan memasang

klem kedua 2 cm dari klem pertama, memegang tali pusat diantara 2 klem

menggunakan tangan kiri, dengan perlindungan jari-jari tangan kiri,

memotong tali pusat diantara kedua klem. ( JNPKR, Depkes RI, 2008).

d. Perawatan Tali Pusat

Perawatan tali pusat merupakan salah satu perawatan neonatus terutama

pada dua minggu pertama kehidupan. Ibu harus menjaga tali pusat tetap

bersih dan kering sampai akhirnya terlepas. (Shelov, 2004). Tujuan dari

perawatan tali pusat adalah untuk mencegah infeksi dan pemisahan tali pusat

dari perut bayi (Rahmawati,2007)

Perawatan tali pusat akan lebih efektif bila dilakukan setelah mandi, setelah

itu tali pusat harus di bersihkan dan dikeringkan.

1. Menurut Wiknjoksastro (2005) ada beberapa hal dan cara dalam merawat

tali pusat yang harus di perhatikan oleh ibu yaitu:

a) merawat tali pusat setelah bayi dimandikan, cuci tangan sebelum dan

sesudah merawat tali pusat, yang penting adalah membersihkan lipatan tali

pusat dan perut

b) Lipatan tali pusat dengan perut dapat dibersihkan dengan menarik sedikit

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/371-3-babiii.pdf · Individu yang mempunyai masalah keperawatan dan kesehatan, yang dapat dilakukan

tali pusat keatas, samping dan depan ke bawah kulit 2,5 cm sekitar tali

pusat kemudian pangkal tali pusat dan tali pusat di tutup dengan kain

kassa steril dan bersih

c) Untuk mengurangi insiden infeksi perumbilikus seluruh kulit dan tali

pusat harus dibersihkan dengan kapas yang di celupkan ke air disinfektan

d) Jangan membubuhkan apapun pada luka tali pusat

e) Gunakan batang kapas (dicelupkan dalam air kemudian diperas) untuk

membersihkan bahan yang basah dan lengket yang kadang mengumpul di

tempat dasar tali pusat yang bertemu dengan kulit agar tali pusat terpapar

udara ( Shelov, 2004 )

2. Menurut Saifudin (2002), ada beberapa perawatan tali pusat yaitu

a) Pertahankan tali pusat dalam keadaan terbuka agar terkena udara dan

tutupi dengan kain bersih secara longgar.

b) Lipatlah popok di bawah sisa tali pusat.

c) Jika terkena kotoran / tinja cuci dengan sabun dan air bersih, dan

keringkan betul-betul.

3. Menurut Maerzyda (2008), cara merawat tali pusat yaitu:

a) cuci tangan sebelum dan sesudah perawatan tali pusat

b) bersihkan tali pusat dengan air disinfektan

c) tutupi dengan kassa steril dan menggantinya setiap selesai mandi,

berkeringat, terkena kotor dan basah.

e. Lepasnya Tali Pusat

Tali pusat biasanya lepas atau puput dalam waktu 5 hari, 7 hari, bahkan

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/371-3-babiii.pdf · Individu yang mempunyai masalah keperawatan dan kesehatan, yang dapat dilakukan

2 minggu. Apabila dalam waktu itu tali pusat belum lepas maka segera

memeriksakannya ke tenaga kesehatan ( Fitriati, 2007 ).

Menurut Rahmawati ( 2007) faktor-faktor yang mempengaruhi lama lepasnya

tali pusat yaitu :

1). Timbulnya infeksi pada tali pusat

Disebabkan karena tindakan atau perawatan yang tidak memenuhi syarat

kebersihan, misalnya pemotongan tali pusat dengan bambu/ gunting yang

tidak steril, atau setelah dipotong tali pusat dibubuhi abu, tanah, minyak,

daun-daunan, kopi dan sebagainya.

2). Cara merawat tali pusat

Cara perawatan yang tidak benar misalnya kassa tidak pernah diganti,

membersihkan tali pusat dengan tidak menggunakan air.

3). Kelembaban tali pusat

Tali pusat ditutup rapat karena akan membuat tali pusat lembab.

Apabila tali pusat sudah puput, bersihkan selalu tali pusat saat mandi

dan keringkan dengan baik, lalu bersihkan kembali dengan air sampai pusat

menjadi kering. Usahakan tali pusat tidak terkena air seni karena menjadi

basah dan mudah terkena infeksi (Huliana, 2003).

Menurut Pusdiknakes ( 2003 ) orang tua perlu menghubungi dokter

apabila:

(a) tali pusat dan area sekitarnya terlihat merah dan ada cairannya,

(b) bila tali pusat belum lepas atau puput setelah dua minggu,

(c) bila bayi mengalami demam tanpa alasan dan tampak tidak sehat,

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/371-3-babiii.pdf · Individu yang mempunyai masalah keperawatan dan kesehatan, yang dapat dilakukan

(d) bila tampak pembenjolan di sekitar tali pusat ( hernia umbilikus),

(e) bila ada sesuatu yang ingin di tanyakan perihal tali pusat bayi,

(f) jika timbul pendarahan, pembengkakan, keluar nanah pada dasar tali

pusat dan bayi menangis ketika tersentuh tali pusat atau kulit di

sampingnya.

f. Tanda-tanda Infeksi

Infeksi adalah kolonial yang dilakukan oleh spesies asing terhadap

organisme inang dan bersifat membahayakan inang (Rahmawati, 2008).

Menurut Depkes ( 2000 ) tanda – tanda infeksi tali pusat yaitu

1) ada pus atau nanah

2) berbau busuk

3) kulit sekitarnya berwarna merah

g. Tanda-tanda Tetanus Neonatorum

Tetanus adalah gangguan neurologis yang ditandai dengan meningkatnya

tonus otot dan spasme, yang disebabkan oleh tetanospasmin, suatu toksin

protein yang kuat yang dihasilkan oleh clostridium tetani ( Sudoyo, 2006).

Tetanus Neonatorum terjadi pada anak-anak yang dilahirkan oleh ibu yang

tidak diimunisasi secara adekuat, terutama setelah perawatan bekas potongan

tali pusat yang tidak steril (Sudoyo. 2006)

Menurut Depkes ( 2000 ) tanda – tanda Tetanus Neonatorum yaitu

1) Bayi tiba – tiba panas dan tidak mau atau tidak bisa menetek, sebelumnya

bisa menetek seperti biasanya

2) Mulut mecucu seperti ikan

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/371-3-babiii.pdf · Individu yang mempunyai masalah keperawatan dan kesehatan, yang dapat dilakukan

3) Mudah sekali dan sering kejang – kejang, terutama bila ada rangsangan

seperti suara keras atau sinar terang

Penanganan dan perawatan Tetanus Neonatorum menurut Mariaconsita, 2009

yaitu:

(1). Mengatasi kejang dengan injeksi anti kejang

(2). Menjaga jalan nafas tetap bebas dan pasang spatel lidah agar tidak tergigit

(3). Mencari tempat masuknya kuman tetanus, biasanya di tali pusat atau di

telinga

(4). Mengobati penyebab tetanus dengan anti tetanus serum dan antibotik

(5). Perawatan adekuat : kebutuhan O2, makanan, cairan dan elektrolit

(6). Tempatkan di ruang yang tenang dan sedikit sinar.

B. KERANGKA TEORI

Reinforcing Factor (sikap dan perilaku petugas kesehatan

Perilaku

Enabling Factor Kesediaan sumber-sumber fasilitas

Presdisposing Factor: - Pengetahuan - Sikap

Proses Perubahan

- Nilai - Kepercayaan

Komunikasi (Penyuluhan, Pelatihan)

Pendidikan Kesehatan (Promosi kesehatan)

Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Sosial

Training

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/371-3-babiii.pdf · Individu yang mempunyai masalah keperawatan dan kesehatan, yang dapat dilakukan

Gambar 2.2 Kerangka Teori Penelitian Upaya Peningkatan Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Tali Pusat Bayi

Sumber : Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo, 2003

C. KERANGKA KONSEP

Variabel Bebas Variabel Terikat

Penyuluhan Tentang Perawatan Tali Pusat Bayi

Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Tali Pusat Bayi

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian Upaya Peningkatan Pengetahuan Ibu

Tentang Perawatan Tali Pusat Bayi

D. HIPOTESIS

Ada perbedaan yang signifikan rata-rata pengetahuan ibu tentang perawatan

tali pusat bayi sebelum dan sesudah penyuluhan.