Upload
truongthuy
View
242
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
9
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan teori
1. Tumbuh kembang
a. Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik dan
struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya karena adanya
multiplikasi (bertambah banyak) sel-sel tubuh dan juga karena
bertambah besarnya sel, seperti pertambahan ukuran berat badan,
tinggi badan, dan lingkar kepala (Nursalam, et al., 2005, p.32).
Pertumbuhan merupakan perubahan secara fisiologis
sebagai hasil dari kematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung
secara normal dalam perjalanan waktu tertentu. Pertumbuhan (growth)
berkaitan dengan perubahan yang bersifat kuantitatif yang mengacu
pada jumlah, besar, dan luas, serta bersifat konkret yang biasanya
menyangkut ukuran dan struktur biologis (Herawati, 2009, p.24).
Pertumbuhan ialah bertambahnya ukuran dan jumlah sel
serta jaringan interceluler, yang berarti bertambahnya ukuran fisik dan
struktur tubuh dalam arti sebagian atau keseluruhan (Narendra, et al.,
2002, p.1).
10
1) Ciri-ciri pertumbuhan
a) Perubahan ukuran
Perubahan terlihat jelas pada pertumbuhan fisik
dengan bertambahnya umur anak, terjadi pula penambahan
berat badan, tinggi badan, lingkaran kepala, dan lain-lain.
Organ tubuh seperti jantung, paru-paru atau usus akan
bertambah besar, sesuai dengan peningkatan kebutuhan tubuh
(Narendra, et al., 2002, p.3).
b) Perubahan proporsi
Proporsi tubuh seorang bayi baru lahir sangat
berbeda dibandingkan tubuh anak atau orang dewasa. Pada
bayi baru lahir, kepala relatif mempunyai proporsi yang lebih
besar dibanding dengan umur-umur lainnya. Titik pusat tubuh
bayi baru lahir kurang lebih setinggi umbilicus, sedangkan
pada orang dewasa titik pusat tubuh terdapat kurang lebih
setinggi simpisis pubis (Narendra, et al., 2002, p.3).
c) Hilangnya ciri-ciri lama
Selama proses pertumbuhan terdapat hal-hal yang
terjadi perlahan-lahan, seperti menghilangnya kelenjar timus,
lepasnya gigi susu, dan menghilangnya refleks-refleks primitif
(Narendra, et al., 2002, p.4).
11
d) Timbulnya ciri-ciri baru
Timbulnya ciri-ciri baru adalah sebagai akibat
pematangan fungsi-fungsi organ. Perubahan fisik yang penting
selama pertumbuhan adalah munculnya gigi tetap yang
menggantikan gigi susu yang telah lepas, dan munculnya
tanda-tanda seks sekunder seperti tumbuhnya rambut pubis dan
aksila, tumbuhnya buah dada pada wanita (Narendra, et al.,
2002, p.4).
2) Pola pertumbuhan
a) Pola pertumbuhan umum
Yang khas pada pertumbuhan umum ialah tinggi
badan. Sampai usia 2 tahun, pertambahan tinggi badan
berlangsung cepat, setelah itu pertumbuhan berlangsung stabil
di bawah pengaruh hormon pertumbuhan sampai pubertas.
Mulai masa pubertas, hormon kelamin berpengaruh sehingga
pertumbuhan berlangsung dengan cepat sampai berhenti pada
masa akhil balig. Umumnya pertumbuhan organ tubuh
mengikuti pola pertumbuhan ini (Narendra, et al., 2002, p.6).
b) Pola pertumbuhan organ limfoid
Organ limfoid secara cepat mengalami pertumbuhan,
sehingga pada usia sekitar 12 tahun mencapai 200% dan
berangsur menurun lagi sampai usia dewasa menjadi 100%.
12
Dengan keadaan ini, anak-anak pada masa pubertas relatif
lebih kuat daya tahan tubuhnya (Narendra, et al., 2002, p.6).
c) Pola pertumbuhan otak dan kepala
Pertumbuhan otak dan kepala terjadi paling cepat
dibanding bagian tubuh lain sejak kehidupan intrauterin,
bahkan berlanjut sampai tahun-tahun pertama kehidupan,
sehingga pada usia 6 tahun pertumbuhannya telah mencapai
hamper 90% otak orang dewasa (Narendra, et al., 2002, p.7).
d) Pola pertumbuhan organ reproduksi
Selama masa anak, pertumbuhan dan perkembangan
organ kelamin sangat lambat, baru pada masa pubertas terjadi
percepatan yang luar biasa mengejar ketinggalannya di masa
anak, sehingga dalam waktu singkat menjadi matang.
Pertumbuhan organ reproduksi ini sejalan pula dengan
perkembangan kemampuan seksual seseorang (Narendra, et al.,
2002, p.7).
3) Deteksi pertumbuhan
a) Ukuran antropometri
(1) Berat badan
Kenaikan berat badan normal bayi pada triwulan I
adalah sekitar 750-1000 gram/bulan, pada triwulan II
sekitar 500-600 gram/bulan, pada triwulan III sekitar 350-
450 gram/bulan, dan pada triwulan IV sekitar 250-350
13
gram/bulan. Selain dengan perkiraan tersebut, BB juga
dapat diperkirakan dengan menggunakan rumus atau
pedoman dari Behrman (1992), yaitu:
(a) Berat badan lahir rata-rata: 3,25 kg
(b) Berat badan usia 3-12 bulan,
Umur (bulan) + 9 = n + 9
2 2
(c) Berat badan usia 1-6 tahun,
(Umur(tahun) x 2) + 8 = 2n + 8
Keterangan: n adalah usia anak
Untuk menentukan usia anak dalam bulan, bila
lebih 15 hari, dibulatkan ke atas, sementara bila kurang atau
sama dengan 15 hari dihilangkan (Nursalam, et al., 2005,
p.49).
(2) Tinggi badan
Tinggi badan untuk anak kurang dari 2 tahun
sering disebut dengan panjang badan. Pada bayi baru lahir,
panjang badan rata-rata adalah sebesar + 50 cm. Menurut
Behrman (1992), menyebutkan bahwa seperti halnya berat
badan, tinggi badan juga dapat diperkirakan berdasarkan
rumus, yaitu:
14
(a) Perkiraan panjang lahir: 50 cm
(b) Perkiraan panjang badan usia 1 tahun = 1,5 x panjang
badan lahir
(c) Perkiraan tinggi badan usia 2-12 tahun = (umur x 6) +
77 = 6n + 77
Keterangan: n adalah usia anak dalam tahun, bila usia
lebih 6 bulan dibulatkan ke atas, bila 6 bulan atau
kurang, dihilangkan.
Tinggi badan merupakan indikator yang baik
untuk pertumbuhan fisik yang sudah lewat dan untuk
perbandingan terhadap perubahan relatif, seperti nilai berat
badan dan lingkar lengan atas (Nursalam, et al., 2005, p.51).
(3) Lingkar kepala
Secara normal, ukuran lingkar kepala adalah 34-
35 cm. Kemudian akan bertambah sekitar 0,5 cm/bulan
pada bulan pertama atau menjadi + 44 cm dan pada tahun-
tahun pertama lingkar kepala bertambah tidak lebih dari 5
cm/tahun, setelah itu sampai usia 18 tahun lingkar kepala
hanya bertambah + 10 cm. pengukuran lingkar kepala dapat
diukur dengan menggunakan pita pengukuran yang disebut
meteran (Nursalam, et al., 2005, p.53).
15
(4) Lingkar lengan atas (Lila)
Saat lahir, lingkar lengan atas sekitar 11 cm dan
pada tahun pertama, lingkar lengan atas menjadi 16 cm.
Keuntungan dari pengukuran lila adalah murah, mudah,
alatnya bisa dibuat sendiri, dan siapa saja dapat
melakukannya. Namun kadang-kadang hasil pengukuran
kurang akurat karena sukar untuk mengukur lila tanpa
mengukur jaringan (Nursalam, et al., p.53).
b) Keseluruhan fisik
Dengan pemeriksaan fisik, dapat diketahui apakah
seorang anak berada dalam keadaan sakit atau sehat. Di
lapangan, pemeriksaan fisik jarang dilakukan untuk
menentukan keadaan pertumbuhan anak, padahal perlu
diketahui kemungkinan terdapatnya gangguan pada fisik anak.
Hal-hal yang dapat diamati dari pemeriksaan fisik meliputi
keseluruhan fisik, jaringan otot, jaringan lemak, rambut, dan
gigi (Nursalam, et al., 2005, p.54).
c) Pemeriksaan laboratorium dan radiologis
Pemeriksaan laboratorium dan radiologis baru
dilakukan di klinik apabila terdapat gejala atau tanda akan
adanya suatu gangguan/penyakit, misalnya anemia atau
pertumbuhan fisik yang tidak normal. Pemeriksaan radiologis
dilakukan terutama untuk menilai umur biologis, yaitu umur
16
tulang (boneage). Biasanya, hal tersebut dilakukan bila ada
kecurigaan akan adanya gangguan pertumbuhan (Nursalam, et
al., 2005, p.55).
Tabel 2.1 Berat badan dan tinggi badan rata-rata untuk anak
umur 0-12 bulan tanpa membedakan jenis kelamin
UmurBerat (Gram) Tinggi (Cm)
Standar 80% standar Standar 80% standar0-1 bulan
2 bulan3 bulan4 bulan5 bulan6 bulan7 bulan8 bulan9 bulan10 bulan11 bulan12 bulan
4.3005.0005.7006.3006.9007.4008.0008.4008.9009.3009.6009.900
3.4004.0004.5005.0005.5005.9006.3007.0007.1007.4007.7007.900
55.058.060.062.564.566.067.569.070.572.073.574.5
43.546.048.049.551.052.554.055.556.557.558.560.0
Sumber: Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI
4) Cara mengetahui pertumbuhan balita menurut Kartu Menuju Sehat
(KMS)
Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah alat untuk mencatat
dan mengamati pertumbuhan kesehatan anak yang mudah
dilakukan oleh para ibu. Menurut Narendra (2002), pertumbuhan
dikatakan normal apabila grafik berat badan anak berada pada jalur
berwarna hijau pada KMS atau sedikit di atasnya. Arah grafik
harus naik dan sejajar mengikuti kelengkungan jalur (kurva)
berwarna hijau. Pertumbuhan anak mengalami penyimpangan
apabila grafik berada jauh di atas warna hijau/berada di bawah jalur
hijau khususnya pada jalur merah (Rianti, 2006).
17
a) Lima arah garis pertumbuhan dalam KMS
(1) Berat badan dikatakan NAIK (N), jika:
N1 Tumbuh kejar atau Catch-up Growth (Arah
garis pertumbuhan melebihi arah garis
baku)
Berat badannya bertambah mengikuti salah satu
pita warna.
N2 Tumbuh normal (Arah garis pertumbuhan
sejajar atau berimpit dengan arah garis
baku)
Berat badannya bertambah ke pita warna yang
berwarna lebih tua (pita warna di atasnya).
(2) Berat badan dikatakan TIDAK NAIK (T), jika:
T1 Growth Faltering (Arah garis pertumbuhan
kurang dari arah garis baku atau
pertumbuhan kurang dari yang diharapkan)
Tumbuh kurang sesuai
T2 Flat Growth (Arah garis pertumbuhan datar
atau berat badan tetap)
Berat badannya tetap
18
T3 Loss of Growth (Arah garis pertumbuhan
menurun dari arah garis baku)
Berat badannya bertambah tetapi pindah ke pita
warna yang lebih muda (pita warna di
bawahnya).
b. Perkembangan
Perkembangan (development) adalah bertambahnya
kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks, mengikuti pola yang teratur, dan dapat diramalkan sebagai
hasil dari proses pematangan (Soetjiningsih, 2002, p.32).
Menurut Purwanti (2000), perkembangan adalah proses
perubahan kualitatif yang mengacu pada kualitas fungsi organ-organ
jasmani, sehingga penekanan arti perkembangan terletak pada
penyempurnaan fungsi psikologis yang termanifestasi pada
kemampuan organ fisiologis (Herawati, 2009, p.25).
Ikatan Dokter Anak Indonesia (2002) menyebutkan bahwa
perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur/fungsi
tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat
diperkirakan, dan diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel,
jaringan tubuh, organ-organ, dan sistemnya yang terorganisasi
(Nursalam, et al., 2005, p.33).
Ada berbagai faktor mengapa perkembangan fisik anak
sedikit lebih cepat atau lebih lama. Pembawaan keluarga memiliki
19
pengaruh sangat kuat terhadap berat, tinggi, dan tingkat
perkembangan anak. Cara orangtua mengasuh anak juga terbukti
mempengaruhi seberapa baik anak tumbuh. Sering-sering ajak anak
berbicara atau bernyanyi, berikan dia pelukan, ditimang, rasa tenang,
cinta, dan perhatian sebanyak mungkin (Shahnaz, 2007, p.10).
1) Ciri-ciri perkembangan
a) Perkembangan melibatkan perubahan
Perkembangan terjadi bersamaan dengan
pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya
perkembangan sistem reproduksi disertai dengan perubahan
pada organ kelamin, perkembangan kecerdasan menyertai
pertumbuhan otak dan serabut saraf. Perubahan-perubahan ini
meliputi perubahan ukuran tubuh secara umum, perubahan
proporsi tubuh, berubahnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-
ciri baru sebagai tanda kematangan suatu organ tubuh tertentu
(Narendra, et al., 2002, p.7).
b) Perkembangan awal menentukan pertumbuhan selanjutnya
Perkembangan awal merupakan masa kritis, karena
hal tersebut akan menentukan perkembangan selanjutnya.
Seseorang tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan
sebelum ia melewati tahapan sebelumnya (Narendra, et al.,
2002, p.8).
20
c) Perkembangan memiliki tahap yang berurutan
Tahap ini dilalui seorang anak mengikuti pola yang
teratur dan berurutan, tahap-tahap tersebut tidak dapat terbalik,
misalnya anak dapat berdiri terlebih dahulu sebelum berjalan
(Narendra, et al., 2002, p.8).
d) Perkembangan berhubungan dengan pertumbuhan
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat,
perkembangan pun demikian, terjadi peningkatan mental,
ingatan, dan juga daya nalar (Narendra, et al., 2002, p.8).
2) Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
a) Hereditas (Keturunan/pembawaan)
Hereditas merupakan faktor pertama yang
mempengaruhi perkembangan individu. Dalam hal ini diartikan
sebagai pembawaan khusus dari individu yang diwariskan
orang tua kepada anak atau segala potensi, baik fisik (seperti
kecenderungan berbadan gemuk, tinggi, dan sebagainya)
maupun psikis (seperti kecenderungan menjadi pendiam,
lincah, pandai, dan sebagainya) yang dimiliki individu sejak
masa konsepsi (pembuahan ovum oleh sperma) sebagai
pewarisan dari pihak orang tua melalui gen-gen (Herawati,
2009, p.36-37).
21
b) Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat
menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan.
Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya
potensi bawaan dan sebaliknya lingkungan yang kurang baik
akan menghambat potensinya. Lingkungan ini merupakan
lingkungan bio-fisika-psiko-sosial yang memengaruhi individu
setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya
(Herawati, 2009, p.37).
3) Penilaian perkembangan
Terkait dengan upaya memberikan asuhan kesehatan
pada balita supaya dapat melakukan deteksi perkembangan anak,
seseorang lebih dahulu harus memahami aspek-aspek dalam
perkembangan anak (Nursalam, et al., 2005, p.55). Aspek-aspek
perkembangan yang dipantau meliputi:
a) Gerak kasar atau motorik kasar
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak
melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-
otot besar seperti duduk, berdiri, dan sebagainya (Kusnandi, et
al., 2010, p.7).
b) Gerak halus atau motorik halus
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak
melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh
22
tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan
koordinasi yang cermat seperti, mengamati sesuatu, menjimpit,
menulis, dan sebagainya (Kusnandi, et al., 2010, p.7).
c) Kemampuan bicara dan bahasa
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk
memberikan respons terhadap suara, berbicara, berkomunikasi,
mengikuti perintah, dan sebagainya (Kusnandi, et al., 2010,
p.7).
d) Sosialisasi dan kemandirian
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan
mandiri anak (makan sendiri, merapikan mainan selesai
bermain), berpisah dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi
dan berinteraksi dengan lingkungannya, dan sebagainya
(Kunandi, et al., 2010, p.7).
Deteksi dini penyimpangan perkembangan anak
dilakukan di semua tingkat pelayanan kesehatan dan salah satunya
adalah dengan melakukan pemeriksaan perkembangan anak
menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP).
Adapun tujuan pemeriksaan perkembangan anak menggunakan
KPSP adalah untuk mengetahui perkembangan anak normal atau
ada penyimpangan. Pemeriksaan dilakukan oleh tenaga kesehatan,
guru TK, dan petugas PAUD terlatih (Kusnandi, et al., 2010, p.48).
23
a) Alat/instrumen yang digunakan
(1) Formulir KPSP menurut umur
Formulir berisi 9-10 pertanyaan tentang kemampuan
perkembangan yang telah dicapai anak. Sasaran KPSP
adalah anak umur 0-72 bulan.
(2) Alat bantu pemeriksaan berupa: pensil, kertas, bola sebesar
bola tenis, kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5 cm
sebanyak 6 buah, kismis, kacang tanah, potongan biscuit
kecil berukuran 0,5-1 cm.
b) Cara menggunakan KPSP
(1) Pada waktu pemeriksaan/skrining, anak harus dibawa.
(2) Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal, bulan,
dan tahun anak lahir. Bila umur anak lebih 16 hari
dibulatkan menjadi 1 bulan.
(3) Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai
dengan umur anak.
(4) KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan, yaitu:
(a) Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak,
contoh: “Dapatkah bayi makan kue sendiri?”
(b) Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas untuk
melaksanakan tugas yang tertulis pada KPSP, contoh:
“Pada posisi bayi anda terlentang, tariklah bayi pada
24
pergelangan tangannya secara perlahan-lahan ke posisi
duduk.”
(5) Jelaskan kepada orangtua agar tidak ragu-ragu atau takut
menjawab, oleh karena itu pastikan ibu/pengasuh anak
mengerti apa yang ditanyakan kepadanya.
(6) Tanyakan pertanyaan tersebut secara berurutan, satu
persatu. Setiap pertanyaan hanya ada 1 jawaban, ya atau
tidak. Catat jawaban tersebut pada formulir.
(7) Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelahibu/pengasuh
anak menjawab pertanyaan terdahulu.
(8) Teliti kembali apakah pertanyaan telah dijawab.
c) Penilaian hasil KPSP
(1) Hitunglah berapa jawaban ya
(a) Jawaban ya, bila ibu/pengasuh anak menjawab: anak
bisa atau pernah atau sering atau kadang-kadang
melakukannya.
(b) Jawaban tidak, bila ibu/pengasuh anak menjawab: anak
belum pernah melakukan atau tidak pernah atau
ibu/pengasuh anak tidak tahu.
(2) Jumlah jawaban ya = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai
dengan tahap perkembangannya (S).
(3) Jumlah jawaban ya = 7 atau 8, perkembangan anak
meragukan (M).
25
(4) Jumlah jawaban ya = 6 atau kurang, perkembangan anak
menyimpang (P).
(5) Untuk jawaban tidak, perlu dirinci jumlah jawaban tidak
menurut jenis keterlambatan (gerak kasar, gerak halus,
bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian).
c. Tumbuh kembang
1) Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang bayi
a) Faktor dalam (Internal)
(1) Genetika
Faktor genetis akan mempengaruhi kecepatan
pertumbuhan dan kematangan tulang, alat seksual, serta
saraf sehingga merupakan modal dasar dalam mencapai
hasil akhir proses tumbuh kembang (Nursalam, et al., 2005,
p.39).
(2) Pengaruh hormon
Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa pra
natal, yaitu saat janin berusia 4 bulan. Pada saat itu, terjadi
pertumbuhan yang cepat. Hormon yang paling berpengaruh
adalah hormon pertumbuhan somatotropin yang
dikeluarkan oleh kelenjar pituitari. Selain itu, kelenjar
tiroid juga menghasilkan kelenjar tiroksin yang berguna
untuk metabolisme serta pematangan tulang, gigi, dan otak
(Nursalam, et al., 2005, p.40).
26
b) Faktor luar (Lingkungan)
(1) Faktor pra natal (selama kehamilan)
(a) Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi
pertumbuhan janin, terutama selama trimester akhir
kehamilan.
(b) Infeksi Menular Seksual (IMS)
(c) Psikologis ibu
(2) Faktor kelahiran
Riwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi atau
forceps dapat menyebabkan trauma kepala pada bayi
sehingga berisiko terjadinya kerusakan jaringan otak
(Nursalam, et al., 2005, p.41).
2) Kebutuhan dasar tumbuh kembang bayi
a) Asuh (Kebutuhan fisik-biomedis)
(1) Nutrisi yang mencukupi dan seimbang
Nutrisi adalah pembangun tubuh yang
mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan, terutama pada tahun pertama kehidupan
dimana anak sedang mengalami pertumbuhan yang sangat
pesat terutama pertumbuhan otak (Moersintowarti, et al.,
2002, p.13). Setelah lahir, bayi harus diupayakan dengan
pemberian ASI secara eksklusif, yaitu sampai anak berusia
6 bulan (Nursalam, et al., 2005, p.41).
27
Setelah berusia 6 bulan, sudah waktunya bayi
diberikan makanan tambahan atau makanan pendamping
ASI (Nursalam, et al., 2005, p.41). Pemberian makanan
tambahan yang tepat akan memberikan hasil yang lebih
baik bagi pertumbuhan anak jika diberikan dalam bentuk
seimbang (Narendra, et al., p.15).
(2) Perawatan kesehatan dasar
Untuk mencapai keadaan kesehatan anak yang
optimal, diperlukan beberapa upaya, misalnya imunisasi,
kontrol ke Puskesmas/Posyandu secara teratur, segera
diperiksakan bila sakit. Dengan upaya tersebut, keadaan
kesehatan anak dapat dipantau secara dini dan mendapatkan
penanganan secara benar (Nursalam, et al., 2005, p.41).
(3) Pakaian
Anak perlu mendapatkan pakaian yang bersih,
nyaman dipakai dan terbuat dari bahan yang mudah
menyerap keringat (Nursalam, et al., 2005, pp.41-42).
(4) Perumahan
Dengan memberikan tempat tinggal yang layak
akan membantu anak untuk bertumbuh dan berkembang
secara optimal. Tempat tinggal yang layak dalam hal ini
adalah upaya kita untuk mengatur rumah menjadi sehat,
cukup ventilasi serta terjaga kebersihan dan kerapiannya,
28
tanpa mempedulikan berapapun ukurannya (Nursalam, et
al., 2005, p.42).
(5) Higiene diri dan lingkungan
Kebersihan perorangan maupun lingkungan
memegang peranan penting pada tumbuh kembang anak
(Narendra, et al., 2002, p.16). Kebersihan perorangan yang
terjaga berarti sudah mengurangi risiko tertularnya berbagai
penyakit infeksi. Selain itu, lingkungan yang bersih akan
memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan
aktivitas bermain secara aman (Nursalam, et al., 2005,
p.42).
(6) Kesegaran jasmani (Olahraga dan rekreasi)
Aktivitas olahraga dan rekreasi digunakan untuk
melatih kekuatan otot-otot tubuh dan membuang sisa
metabolisme, selain itu juga membantu meningkatkan
motorik anak. Hal tersebut bagi balita merupakan aktivitas
bermain yang menyenangkan (Nursalam, et al., 2005, p.42).
b) Asih (Kebutuhan emosi dan kasih sayang)
Pemenuhan kebutuhan emosi dan kasih sayang dapat
dimulai sedini mungkin, sejak anak berada dalam kandungan
(mengajak bicara/mengelus) hingga setelah lahir dengan
mendekapkan bayi ke dada ibu segera setelah lahir (Nursalam,
et al., 2005, p.42).
29
(1) Kasih sayang orang tua
Kasih sayang orang tua yang hidup rukun,
bahagia, dan sejahtera yang memberi bimbingan,
perlindungan, perasaan aman kepada anak merupakan
salah satu kebutuhan yang diperlukan anak untuk tumbuh
dan berkembang seoptimal mungkin (Narendra, et al.,
2002, p.16).
(2) Rasa aman
Adanya interaksi yang harmonis antara orang tua
dan anak akan memberikan rasa aman bagi anak untuk
melakukan aktivitas sehari-harinya (Nursalam, et al., 2005,
p.42).
(3) Harga diri
Setiap anak ingin merasa bahwa ia mempunyai
tempat dalam keluarga, keinginannya diperhatikan, apa
yang dikatakannya ingin didengar orang tua, tidak
diacuhkan (Narendra, et al., 2002, p.17).
(4) Dukungan/dorongan
Anak perlu memperoleh dukungan dari
lingkungannya dalam melakukan aktivitas. Selain itu,
orang tua perlu memberikan dukungan agar anak dapat
mengatasi masalah yang dihadapi (Nursalam, et al., 2005,
p.43).
30
(5) Mandiri
Anak harus dilatih untuk tidak tergantung pada
lingkungannya sejak awal, agar anak menjadi pribadi yang
mandiri. Dalam melatih anak untuk mandiri harus
disesuaikan dengan kemampuan dan perkembangan anak
(Nursalam, et al., 2005, p.43).
(6) Rasa memiliki
Anak perlu dilatih untuk mempunyai rasa
memiliki terhadap barang-barang yang dipunyai, sehingga
anak tersebut akan mempunyai rasa tanggungjawab untuk
memelihara barangnya (Nursalam, et al., 2005, p.43).
(7) Kebutuhan mendapatkan kesempatan dan pengalaman
Anak perlu diberikan kesempatan untuk
berkembang sesuai dengan kemampuan dan sifat-sifat
bawaannya (Nursalam, et al., p.43).
c) Asah (Kebutuhan stimulasi)
Stimulasi merupakan perangsangan dari lingkungan
luar anak yang berupa latihan atau bermain dan kebutuhan yang
sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pemberian stimulus ini sudah dapat dilakukan sejak masa
prenatal, dan setelah lahir dengan cara menetekkan bayi pada
ibunya sedini mungkin. Asah merupakan kebutuhan untuk
31
perkembangan mental psikososial anak yang dapat dilakukan
dengan pendidikan dan pelatihan (Nursalam, et al., 2005, p.43).
2. ASI eksklusif
a. Definisi
Air Susu Ibu (ASI) merupakan susu buatan alam yang lebih
baik daripada susu buatan mana pun, oleh karena mengandung benda
penangkis (kolostrum mengandungnya 15 kali lebih banyak daripada
ASI), sucihama, segar, murah, tersedia setiap waktu, dengan susu
yang sebaik-baiknya untuk diminum (Sarwono, 2007, p.259).
ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi
sampai bayi berusia 6 bulan tanpa diberikan makanan dan minuman,
kecuali obat dan vitamin. Bayi yang mendapat ASI eksklusif adalah
bayi yang hanya mendapat ASI saja sejak lahir sampai usia 6 bulan di
satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu (Dinkes, 2009, p.103).
ASI eksklusif merupakan makanan pertama dan utama serta
terbaik bagi bayi segera setelah lahir, dan umumnya dapat secara
tunggal memenuhi kebutuhan bayi sampai usia 6 bulan (Ferdinand,
2008, p.96).
b. Tujuan
1) ASI diberikan kepada bayi karena mengandung banyak manfaat
dan kelebihan.
Diantaranya ialah menurunkan risiko terjadinya penyakit
infeksi, misalnya infeksi saluran pencernaan (diare), infeksi saluran
32
pernapasan dan infeksi telinga. ASI juga bisa menurunkan dan
mencegah terjadinya penyakit noninfeksi, seperti penyakit alergi,
obesitas, kurang gizi, asma, dan eksem (Prasetyono, 2009, pp. 27-
28).
2) ASI dapat meningkatkan IQ dan EQ anak.
3) Agar dapat meningkatkan kontak batin antara ibu dan bayi.
4) Memberikan rasa aman bagi bayi.
c. Manfaat
1) ASI eksklusif meningkatkan daya tahan tubuh bayi
Bayi yang baru lahir secara alamiah mendapat zat
kekebalan tubuh dari ibu melalui ari-ari. Namun, kadar zat ini akan
cepat menurun segera setelah lahir. Badan bayi sendiri baru
membuat zat kekebalan cukup banyak sehingga mencapai kadar
protektif pada waktu berusia sekitar 9 sampai 12 bulan.
Kesenjangan zat kekebalan pada bayi akan hilang atau berkurang
apabila bayi diberi ASI, karena ASI adalah cairan hidup yang
mengandung zat kekebalan yang akan melindungi bayi dari
berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, parasit, dan jamur (Roesli,
2009, p.8)
2) ASI eksklusif meningkatkan kecerdasan
Faktor utama yang mempengaruhi perkembangan
kecerdasan adalah pertumbuhan otak. Faktor terpenting dalam
proses pertumbuhan termasuk pertumbuhan otak adalah nutrisi
33
yang diberikan. Dengan memberikan ASI secara eksklusif sampai
bayi berusia 6 bulan akan menjamin tercapainya pengembangan
potensi kecerdasan anak secara optimal (Roesli, 2009, p.11)
3) ASI eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang
Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena
menyusu akan merasakan kasih sayang ibunya, selain itu juga
merasakan aman dan tentram. Perasaan terlindung dan disayangi
ini yang akan menjadi dasar perkembangan emosi bayi dan
membentuk kepribadian yang percaya diri dan dasar spiritual yang
baik (Roesli, 2009, p.12).
d. Komposisi
1) Kolostrum
Kolostrum adalah ASI yang keluar dari hari pertama
sampai hari ke-4/ke-7. ASI yang keluar pada hari pertama dan
kedua setelah melahirkan jumlahnya sedikit, tetapi jumlah
kolostrum yang ada dalam payudara mendekati kapasitas lambung
bayi yang berusia 1-2 hari. Kolostrum berwarna kekuningan dan
juga lebih banyak mengandung protein dibandingkan dengan ASI
yang matang dan mengandung zat anti-infeksi 10-17 kali lebih
banyak dibanding ASI yang matang. Kadar karbohidrat dan lemak
rendah dibandingkan dengan ASI matang. Total energi lebih
rendah jika dibandingkan dengan susu matang (Roesli, 2009, p.25).
34
2) ASI transisi/peralihan
ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum
sampai sebelum menjadi ASI yang matang dan keluar sejak hari
ke-4/ke-7 sampai hari ke-10/ke-14. Kadar protein makin merendah,
sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin meninggi (Roesli,
2009, p.25).
3) ASI matang (mature)
ASI matang adalah ASI yang keluar setelah hari ke-14,
komposisi relatif tetap. Pada ibu yang sehat dengan produksi ASI
cukup, ASI merupakan makanan satu-satunya yang paling baik dan
cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan (Roesli, 2009, p.26).
e. Syarat pemberian ASI eksklusif
1) Sehat, yakin, serta mempunyai kemauan dan kesungguhan untuk
menyusui bayi secara eksklusif.
2) Merawat payudara.
3) Cukup minum dan mengonsumsi makanan bergizi.
4) Menjaga kebersihan diri.
5) Memperoleh dukungan dari keluarga, terutama suami.
f. Faktor penghambat pemberian ASI eksklusif (Dinkes Jateng, 2009).
1) Rendahnya pengetahuan ibu dan keluarga lainnya mengenai
manfaat ASI dan cara menyusui yang benar.
2) Kurangnya pelayanan konseling laktasi dan dukungan dari petugas
kesehatan.
35
3) Faktor sosial budaya.
4) Kondisi yang kurang memadai bagi para ibu yang bekerja.
5) Gencarnya pemasaran susu formula.
36
B. Kerangka teori
Bagan 2.1 Kerangka Teori Penelitian
Sumber: Narendra, dkk (2002) dan Nursalam (2005)
Faktor luar(lingkungan)
Faktorkelahiran
Faktor pranatal
Pengaruhhormon
Genetika
Faktor dalam(Internal)
Tumbuhkembang bayi
Pemberian ASIeksklusif
Psikologis ibu
Infeksi Menular Seksual(IMS)
Gizi
37
C. Kerangka konsep
Bagan 2.2. Kerangka konsep penelitian
Variabel independen Variabel dependen
D. Hipotesis
Hipotesis dari penelitian adalah ada hubungan antara pemberian ASI
eksklusif dengan tumbuh kembang bayi di Puskesmas Pecalungan Kecamatan
Pecalungan Kabupaten Batang.
ASI eksklusif
Bayi usia 0-6 bulan
Pertumbuhan bayi
Bayi usia 6-12 bulan
Perkembangan bayi
Bayi usia 6-12 bulan