37
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. SIKAP ANAK JALANAN 1. Pengertian sikap Secara historis, istilah sikap (attitude) pertama kali digunakan oleh Herbert Spence pada tahun 1862 yang menunjuk suatu status mental seseorang. Kemudian pada tahun 1888 Lange menggunakan konsep ini dalam suatu eksperimen laboratorium. Kemudian konsep sikap sangat populer digunakan oleh para ahli sosiologi dan psikologi. Pendapat Thurstone pada tahun 1946 menjelaskan sikap sebagai tingkatan kecenderungan yang bersifat positif atau negatif yang berhubungan dengan objek psikologi. Objek psikologi di sini meliputi: simbol, kata- kata, slogan, orang, lembaga, ide dan sebagainya. Selanjutnya, Zimbardo & Ebbesen berpendapat bahwa sikap adalah suatu keadaan mudah terpengaruh terhadap seseorang, ide atau objek yang berisi komponen kognitif, afektif dan perilaku (Ahmadi, 1999). Masih sama dengan pendapat diatas, menurut Gamea (dalam Tatong, Pandu & cangara, 2012) menjelaskan bahwa sikap adalah perasaan positif atau negatif atau keadaan mental yang selalu disiapkan, dipelajari dan diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh khusus pada respon seseorang terhadap orang, objek dan keadaan. Serta pendapat Taylor, Peplau & Sears (2009) menambahkan arti yang menjelaskan 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. SIKAP ANAK JALANAN 1. Pengertian sikap · 2017. 10. 6. · dan perilaku yang baik dan positif, menunjukan perilaku sosial yang baik, kompetensi dalam mengatur

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. SIKAP ANAK JALANAN 1. Pengertian sikap · 2017. 10. 6. · dan perilaku yang baik dan positif, menunjukan perilaku sosial yang baik, kompetensi dalam mengatur

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. SIKAP ANAK JALANAN

1. Pengertian sikap

Secara historis, istilah sikap (attitude) pertama kali

digunakan oleh Herbert Spence pada tahun 1862 yang menunjuk

suatu status mental seseorang. Kemudian pada tahun 1888

Lange menggunakan konsep ini dalam suatu eksperimen

laboratorium. Kemudian konsep sikap sangat populer digunakan

oleh para ahli sosiologi dan psikologi. Pendapat Thurstone pada

tahun 1946 menjelaskan sikap sebagai tingkatan kecenderungan

yang bersifat positif atau negatif yang berhubungan dengan

objek psikologi. Objek psikologi di sini meliputi: simbol, kata-

kata, slogan, orang, lembaga, ide dan sebagainya. Selanjutnya,

Zimbardo & Ebbesen berpendapat bahwa sikap adalah suatu

keadaan mudah terpengaruh terhadap seseorang, ide atau objek

yang berisi komponen kognitif, afektif dan perilaku (Ahmadi,

1999).

Masih sama dengan pendapat diatas, menurut Gamea

(dalam Tatong, Pandu & cangara, 2012) menjelaskan bahwa

sikap adalah perasaan positif atau negatif atau keadaan mental

yang selalu disiapkan, dipelajari dan diatur melalui pengalaman

yang memberikan pengaruh khusus pada respon seseorang

terhadap orang, objek dan keadaan. Serta pendapat Taylor,

Peplau & Sears (2009) menambahkan arti yang menjelaskan

12

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. SIKAP ANAK JALANAN 1. Pengertian sikap · 2017. 10. 6. · dan perilaku yang baik dan positif, menunjukan perilaku sosial yang baik, kompetensi dalam mengatur

bahwa sikap adalah evaluasi terhadap objek, isu atau orang.

Sikap didasari pada informasi efektif, behavioral dan kognitif.

Pendapat Allport (dalam Meinarno, 2009) mengenai sikap

yang merupakan suatu proses berlangsung dalam diri seseorang,

bersama dengan pengalaman individual masing-masing

mengarah dan menentukan respons terhadap berbagai objek dan

situasi. Sementara dalam Walgito (2003) disebutkan bahwa

sikap adalah organisasi pendapat, keyakinan seseorang

mengenai objek atau situasi yang relatif yang disertai adanya

perasaan tertentu dan memberikan dasar kepada orang tersebut

untuk membuat respons atau berperilaku dalam cara tertentu

yang dipilihnya.

Azwar (2011) menggolongkan pengertian sikap dalam tiga

kerangka pemikiran. Pertama, kerangka pemikiran yang

diwakili oleh para ahli psikologi seperti Louis Thurstone, Rensis

Likert & Charles Osgood. Menurut mereka, sikap adalah suatu

bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap

suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak

(favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak

memihak (unfavorable) pada objek tersebut. Kedua, kelompok

pemikiran ini diwakili oleh para ahli seperti Chave, Bogardus,

LaPierre, Mead & Gordon Allport. Menurut mereka, sikap

merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu

objek dengan cara-cara tertentu. Dapat dikatakan bahwa

kesiapan yang dimaksud merupakan kecenderungan potensial

untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan

pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respons. Ketiga,

13

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. SIKAP ANAK JALANAN 1. Pengertian sikap · 2017. 10. 6. · dan perilaku yang baik dan positif, menunjukan perilaku sosial yang baik, kompetensi dalam mengatur

kelompok pemikiran yang berorientasi kepada skema triadik

(triadic scheme). Menurut kerangka pemikiran ini suatu sikap

merupakan konstelasi komponen-komponen kognitif, afektif

dan konatif yang saling berinteraksi dalam memahami,

merasakan, dan berperilaku terhadap suatu objek.

Jadi berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa

sikap adalah kecenderungan individu untuk mengevaluasi dunia

sosial dimana individu mengarah dan menentukan suatu respons

terhadap objek yang merupakan hasil interaksi komponen

kognitif, afektif dan konatif.

2. Komponen sikap.

Menurut Sears, Freedman & Peplau (1999) mengatakan

bahwa sikap mengandung tiga komponen. Yaitu:

a. Komponen afektif.

Komponen afektif terdiri dari emosi dan perasaan seseorang

terhadap stimulus, khusunya evaluasi positif atau negatif.

b. Komponen behavioral.

Komponen behavioral adalah cara seseorang bertindak dalam

merespons stimulus.

c. Komponen kognitif.

Komponen kognitif terdiri dari pemikiran seseorang tentang

objek tertentu, seperti fakta, pengetahuan dan keyakinan.

14

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. SIKAP ANAK JALANAN 1. Pengertian sikap · 2017. 10. 6. · dan perilaku yang baik dan positif, menunjukan perilaku sosial yang baik, kompetensi dalam mengatur

Selanjutnya pendapat Mann (dalam Azwar, 2011)

mengembangkan tiga komponen sikap yaitu :

a. Komponen kognitif.

Komponen kognitif berisi persepsi, kepercayaan dan

stereotipe yang dimiliki individu mengenai sesuatu.

Seringkali komponen kognitif ini dapat disamakan dengan

pandangan (opini), terutama apabila menyangkut masalah

atau problem yang kontraversial.

b. Komponen afektif.

Komponen afektif merupakan perasaan individu terhadap

objek sikap dan menyangkut masalah emosi. Aspek

emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai

komponen sikap dan merupakan aspek paling bertahan

terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin akan mengubah

sikap.

c Komponen behavioral.

Komponen perilaku berisi tendensi atau kecenderungan

untuk bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-

cara tertentu

Dengan demikian sikap seseorang pada suatu objek sikap

merupakan manifestasi dari karakteristik ketiga komponen

tersebut yang saling berinteraksi untuk memahami, merasakan

dan berperilaku terhadap objek sikap. Ketiga komponen itu

saling berinteraksi dan konsisten satu dengan yang lainnya. Jadi,

terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga

komponen tersebut.

15

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. SIKAP ANAK JALANAN 1. Pengertian sikap · 2017. 10. 6. · dan perilaku yang baik dan positif, menunjukan perilaku sosial yang baik, kompetensi dalam mengatur

Komponen sikap yang digunakan dalam penelitian ini

mengacu pada pendapat Sears, Freedman & Peplau (1999) yaitu

afektif, behavioral dan kognitif. Alasan komponen ini

digunakan karena mendukung pengertian sikap yang tertera

pada penjelasan diatas.

3. Interaksi komponen-komponen sikap.

Azwar (2000) mengatakan bahwa apabila ketiga komponen

sikap tidak konsisten dengan yang lain, maka akan terjadi

ketidakselarasan yang menyebabkan timbulnya mekanisme

perubahan sikap sedemikian rupa sehingga konsistensi itu

tercapai kembali. Prinsip inilah yang banyak dimanfaatkan

dalam manipulasi sikap guna mengalihkan bentuk sikap tertentu

menjadi bentuk yang lain, yakni dengan memberikan informasi

berbeda mengenai objek sikap yang dapat menimbulkan

inkonsistensi di antara komponen-komponen sikap seseorang.

Dalam ketiga komponen sikap juga terdapat perbedaan

tingkatan atau kadar, serta terdapat pula perbedaan

komplesitasnya. Pada suatu tingkatan sederhana, komponen

afektif sikap seseorang dapat berarti sekedar suka atau tidak

suka namun pada tingkatan yang lebih kompleks komponen

afektif itu berarti adanya reaksi emosional seperti kecemasan

atau kekhawatiran bahkan keebencian. Dalam proporsinya,

suatu sikap yang didominasi oleh komponen afektif yang kuat

dan kompleks akan lebih sukar untuk berubah walaupun

dimasukkan informasi baru yang berlawanan mengenai objek

sikap.

16

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. SIKAP ANAK JALANAN 1. Pengertian sikap · 2017. 10. 6. · dan perilaku yang baik dan positif, menunjukan perilaku sosial yang baik, kompetensi dalam mengatur

4. Pembentukan sikap

Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang

dialami oleh individu. Interaksi sosial mengandung arti lebih

daripada sekedar adanya kontak sosial dan hubungan antar

individu sebagai anggota kelompok sosial. Dalam interaksi

sosial, terjadi hubungan saling memengaruhi di antara individu

yang satu dengan yang lain, Terjadi hubungan timbal balik yang

turut memengaruhi pola perilaku masing-masing individu

sebagai anggota masyarakat. Dalam interaksi sosialnya, individu

bereaksi membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek

psikologi yang dihadapinya. Diantaranya berbagai faktor yang

memengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi,

orang lain yang dianggap penting, kebudayaan, media massa,

institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta

faktor emosi dalam diri individu. Penjelasannya sebagai berikut:

a. Pengalaman pribadi. Middlebrook (dalam azwar, 200)

mengatakan bahwa tidak adanya pengalaman yang dimiliki

oleh seseorang dengan suatu objek psikologis, cenderung

akan membentuk sikap negatif terhadap objek tersebut. Sikap

akan lebih mudah terbentuk jika yang dialami seseorang

terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.

Situasi yang melibatkan emosi akan menghasilkan

pengalaman yang lebih mendalam dan lebih lama membekas.

b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting. Pada umumnya,

individu cenderung akan memiliki sikap yang konformis atau

searah dengan sikap orang yang dianggap penting.

17

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. SIKAP ANAK JALANAN 1. Pengertian sikap · 2017. 10. 6. · dan perilaku yang baik dan positif, menunjukan perilaku sosial yang baik, kompetensi dalam mengatur

Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan

untuk berafiliasi dan keingginan untuk menghindari konflik

dengan orang yang dianggap penting.

c. Pengaruh kebudayaan. Burrhus Frederic Skinner sangat

menekankan pengaruh lingkungan (termasuk kebudayaan)

dalam membentuk pribadi seseorang. Kepribadian

merupakan pola perilaku yang konsisten yang

menggambarkan sejarah Reinforcement yang kita alami

(Hergenham dalam Azwar, 2000). Kebudayaan memberikan

corak pengalaman bagi individu dalam suatu masyarakat.

kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap individu

terhadap berbagai masalah.

d. Media massa. Berbagai bentuk media masa seperti televisi,

radio, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai

pengaruh yang besar dalam pembentukan opini dan

kepercayaan individu. Media massa memberikan pesan-

pesan yang sugestif yang mengarahkan opini seseorang.

Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan

landasan kognitif baru bagi terbentuk sikap terhadap hal

tersebut. Jika cukup kuat, pesan-pesan sugestif akan memberi

dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah

arah sikap tertentu.

e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama. Lembaga

pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem

mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan

keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral

dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk , garis

18

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. SIKAP ANAK JALANAN 1. Pengertian sikap · 2017. 10. 6. · dan perilaku yang baik dan positif, menunjukan perilaku sosial yang baik, kompetensi dalam mengatur

pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh

dilakukan, diperolah dari pendidikan dan dari pusat

keagamaan serta ajaran-ajarannya. Konsep moral dan ajaran

agama sangat menentukan sistem kepercayaan sehingga

tidaklah mengherankan kalau pada gilirannya kemudian

konsep tersebut ikut berperan dalam menentukan sikap

individu terhadap sesuatu hal.

f. Faktor emosional. Suatu bentuk sikap terkadang didasari oleh

emosi, yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi

atau pengalihan bentuk mekanisme petahanan ego. Sikap

demikian dapat merupakan sikap yang sementara dan segera

berlalu begitu frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula

merupakan sikap yang lebih persisten dan bertahan lama

(Azwar, 2000).

5. Fungsi Sikap

Berdasarkan teori fungsional yang dikemukakan oleh Katz

(1960) yang mengatakan bahwa untuk memahami bagaimana

sikap menerima dan menolak perubahan haruslah berangkat dari

dasar motivasional sikap itu sendiri. Apa yang dimaksudkan

Katz sebagai dasar motivasional merupakan fungsi sikap bagi

individu yang bersangkutan. Fungsi sikap bagi manusia telah

dirumuskannya menjadi empat macam (dalam Azwar, 2000)

yaitu:

a. Fungsi Instrumental, Fungsi Penyesuaian, atau Fungsi

Manfaat. Fungsi ini menyatakan bahwa individu dengan

sikapnya berusaha untuk memaksimalkan hal-hal yang

19

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. SIKAP ANAK JALANAN 1. Pengertian sikap · 2017. 10. 6. · dan perilaku yang baik dan positif, menunjukan perilaku sosial yang baik, kompetensi dalam mengatur

diinginkan dan meminimalkan hal-hal yang tidak

diinginkan. Dengan demikian, individu akan membentuk

sikap positif terhadap hal-hal yang dirasakannya akan

mendatangkan keuntungan dan membentuk sikap negatif

terhadap hal-hal yang dirasanya akan merugikan dirinya.

Dalam pergaulan sosial, sikap yang sesuai akan

memungkinkan seseorang untuk memperoleh persetujuan

sosial dari orang di sekitarnya. Pernyataan sikap tertentu

akan dihargai oleh orang-orang yang dianggap penting

seperti orangtua, sahabat, maupun kerabat.

b. Fungsi Pertahanan Ego. Sewaktu individu mengalami hal

yang tidak menyenangkan dan dirasa akan mengancam

egonya atau sewaktu ia mengetahui fakta dan kebenaran

yang tidak mengenakkan bagi dirinya maka sikapnya dapat

berfungsi sebagai mekanisme pertahanan ego yang akan

melindunginya dari kepahitan kenyataan tersebut. Sikap,

dalam hal ini merefleksikan problem kepribadian yang tidak

terselesaikan.

c. Fungsi Pernyataan Nilai. Nilai adalah konsep dasar mengenai

apa yang dipandang sebagai baik dan diinginkan. Nilai-nilai

terminal merupakan preferensi mengenai keadaan akhir

tertentu seperti persamaan, kemerdekaan, hak asasi, dll.

Nilai-nilai instrumental merupakan preferensi atau pilihan

mengenai berbagai perilaku dan sifat pribadi seperti

kejujuran, keberanian atau kepatuhan akan aturan. Dengan

fungsi ini seseorang seringkali mengembangkan sikap

tertentu untuk memperoleh kepuasan dalam menyatakan nilai

20

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. SIKAP ANAK JALANAN 1. Pengertian sikap · 2017. 10. 6. · dan perilaku yang baik dan positif, menunjukan perilaku sosial yang baik, kompetensi dalam mengatur

yang dianutnya sesuai dengan penilaian pribadi dan konsep-

dirinya.

d. Fungsi Pengetahuan. Menurut fungsi ini mempunyai

dorongan dasar untuk ingin tahu, untuk mencari penalaran

dan untuk mengorganisasikan pengalamannya. Adanya

unsur-unsur pengalaman yang semula tidak konsisten

dengan apa yang diketahui oleh individu akan disusun,

ditata kembali, atau diubah sedemikian rupa sehingga

tercapai suatu konsistensi. Jadi, sikap berfungsi sebagai

suatu skema, yaitu suatu cara strukturisasi agar dunia di

sekitar tampak logis dan masuk akal. Sikap digunakan untuk

melakukan evaluasi terhadap fenomena luar yang ada dan

mengorganisasikannya. Selanjutnya Katz dan Stotland

(dalam Azwar, 2000) mengatakan bahwa prinsip konsistensi

dalam teori ini terutama berlaku bagi obyek sikap tunggal.

Komponen-komponen afektif, kognitif dan perilaku dalam

obyek sikap tunggal bergerak menuju suatu konsistensi

namun dalam suatu sistem secara keseluruhan berbagai

sikap yang berbeda dapat saja tidak konsisten satu sama lain

tanpa menimbulkan ketegangan.

B. RESOSIALISASI ANAK JALANAN

1. Pengertian resosialisasi.

Resosialisasi merupakan salah satu tahap persiapan

pembelajaran dimana anak jalanan dibantu merekonstruksi sikap

dan perilaku mereka berdasarkan norma sosial. Tujuan

resosialisasi anak jalanan di rumah singgah adalah membuat

21

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. SIKAP ANAK JALANAN 1. Pengertian sikap · 2017. 10. 6. · dan perilaku yang baik dan positif, menunjukan perilaku sosial yang baik, kompetensi dalam mengatur

anak jalanan memiliki sikap dan perilaku yang baik dan positif,

menunjukan perilaku sosial yang baik, kompetensi dalam

mengatur diri dalam menghadapi masalah BKSN (dalam

Saripudin, 2012).

Menurut UNDP & Depsos RI, Sudrajat, Ishak (dalam

Saripudin, Suwirta & Komalasari, 2008) menyatakan bahwa

upaya untuk mengembalikan sikap dan perilaku terhadap norma

sosial sangat penting untuk dilakukan melalui kegiatan

resosialisasi. Resosialisasi menekankan sikap dan perilaku anak

berubah. Tujuan dari resosialisasi anak jalanan di rumah

singgah adalah membuat anak jalanan memiliki sikap baik dan

positif, melakukan perilaku sosial yang sesuai dengan norma

yang ada di masyarakat, kemampuan untuk mengelola diri dan

kemampuan untuk mengatasi masalah yang terjadi.

Glosarium Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (2009)

mengatakan bahwa resosialisasi adalah salah satu tahapan

pelayanan rehabilitasi sosial yang bertujuan agar bekas klien

dapat menyesuaikan diri dalam lingkungan sosialnya.

Resosialisasi dilakukan serangkaian kegiatan untuk

memfasilitasi seseorang atau sekelompok orang yang telah

memperoleh layanan pemulihan psikososial agar dapat kembali

ke dalam keluarga dan masyarakat.

Dari pengertian-pengertian tentang resosialisasi yang

dijelaskan maka dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

pengertian resosialisasi yang dikemukakan oleh BKSN (dalam

Saripudin, 2012) yaitu, tahap persiapan pembelajaran dimana

anak jalanan dibantu merekonstruksi sikap dan perilaku mereka

22

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. SIKAP ANAK JALANAN 1. Pengertian sikap · 2017. 10. 6. · dan perilaku yang baik dan positif, menunjukan perilaku sosial yang baik, kompetensi dalam mengatur

berdasarkan norma sosial. Tujuan resosialisasi anak jalanan di

rumah singgah adalah membuat anak jalanan memiliki sikap

dan perilaku yang baik dan positif, menunjukan perilaku sosial

yang baik, kompetensi dalam mengatur diri dalam menghadapi

masalah.

2. Proses Resosialisasi

Terhadap istilah resosialisasi ini, terdapat satu pandangan

yang mengidentikkannya dengan istilah “perubahan sikap dan

perilaku” pandangan yang sedemikian ini sebagaimana

dikemukakan oleh BKSN, UNDP & Depsos RI, Sudrajat, Ishak

(dalam Saripudin,2012 & Saripudin, Suwirta & Komalasari,

2008) yang menjelaskan bagaimana program resosialisasi yang

diterapkan oleh rumah singgah pada anak jalanan sedemikian

agar dapat membantu anak jalanan memiliki sikap baik dan

positif, melakukan perilaku sosial yang sesuai dengan norma

yang ada di masyarakat.

Sementara menurut Direktorat Jenderal Pelayanan Dan

Rehabilitasi Sosial Departemen Sosial RI (2002) memaparkan

beberapa tahapan proses pembelajaran sebagai upaya

penanganan anak jalanan melalui 5 langkah. Sebagai berikut:

23

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. SIKAP ANAK JALANAN 1. Pengertian sikap · 2017. 10. 6. · dan perilaku yang baik dan positif, menunjukan perilaku sosial yang baik, kompetensi dalam mengatur

Tabel 2:1

Proses pembelajaran penanganan anak jalanan

Pelayanan Kondisi anak Tahap

Tahap I

Penjangkauan

Anak masih di jalanan

Kunjungan lapangan, pemeliharaan hubungan, pembentukan kelompok,

konseling, advocacy, mendamping anak.

Induksi peranan, pengisian file anak dan monitoring

kemajuan anak

Masuk Rumah Singgah

tahap II

Pengajian Masalah

Resosialisasi: bimbingan sosial, penyuluhan, permaian, rekreasi.

Sikap dan perilaku

normatif

Tahap III

Persiapan Pemberdayaan

Tahap IV

Pembelajaran

Mandiri dan proses

produktif

Pemberdayaan Anak: Beasiswa, Modal Usaha, Pelatihan ketrampilan.

Orang Tua:Modal Usaha

Tahap V

Terminasi

Anak keluar dari

Rumah Singgah

Mandiri/Produktif/Alih kerja, Menyatu dengan

keluarga, Boarding House/Panti, Peningkatan

Penghasilan .

24

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. SIKAP ANAK JALANAN 1. Pengertian sikap · 2017. 10. 6. · dan perilaku yang baik dan positif, menunjukan perilaku sosial yang baik, kompetensi dalam mengatur

Penjelasan tahapan proses pembelajaran sebagai upaya

penanganan anak jalanan melalui 5 tahapan sebagai berikut.

1. Tahap I: Penjangkauan.

a. Secara intensif berlangsung pada tiga bulan pertama dan

selanjutnya sesuai kebutuhan dan dapat menggunakan

anak-anak jalanan lainnya.

b. Para petugas turun ke jalanan/kantong sasaran, bertemu

dan berkenalan dengan anak jalanan.

c. Membuat pemetaan wilayah dan gambaran keadaan anak

jalanan.

d. Mengidentifikasi mereka secara kelompok seperti jenis

kegiatan. Asal daerah, kebiasaan di jalanan, dll.

e. Membentuk kelompok-kelompok, memilih ketuanya dan

anggota dengan jelas.

f. Mensosialisasikan manfaat Rumah Singgah.

g. Menambahkan kepercayaan kepada pekerja sosial.

2. Tahap II: Mengkaji Permasalahan Anak

a. Induksi peranan anak Jalanan di Rumah Singgah

b. Mengisi file anak

c. Mendiskusi permasalahan anak

d. Membahas perkembangan kemajuan anak sesuai

perubahan-perubahan yang terjadi pada anak.

25

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. SIKAP ANAK JALANAN 1. Pengertian sikap · 2017. 10. 6. · dan perilaku yang baik dan positif, menunjukan perilaku sosial yang baik, kompetensi dalam mengatur

3. Tahap III: Persiapan Pemberdayaan

a. Membuat Rumah Singgah sebagai suatu keluarga yang

terbuka dan mau mendengar nasehat

b. Membuat peraturan yang menyenangkan dan tidak

memaksa anak

c. Memberikan bimbingan sosial baik kasus maupun

perilaku sehari-hari dengan cara dan metode yang

menyenangkan.

d. Membuat jadwal pemeriksaan kesehatan setiap bulan.

e. Mengadakan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan anak

seperti permainan, olahraga, kesenian, dll.

f. Membagi penanganan anak jalanan oleh pekerjaan sosial.

file untuk itu dapat dimintakan kepada petugas

administrasi.

g. Membuat persiapan-persiapan pada diri anak terhadap

kegiatannya.

4. Tahap IV: Rujukan Pemberdayaan

a. Mengidentifikasi anak secara satu persatu berdasarkan

kebutuhan pelayaan

b. Menghubungi sumber-sumber yang diperlukan dan

mendorong anak mendayagunakannya.

c. Menyiapkan anak memperoleh pelayanan tersebut.

d. Membuat kesepakatan dengan sistem sumber

e. Mengantar anak memperoleh pelayanan.

f. Mendorong anak bertanggungjawab untuk melakukan

kegiatan dan menerima pelayanan tersebut.

26

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. SIKAP ANAK JALANAN 1. Pengertian sikap · 2017. 10. 6. · dan perilaku yang baik dan positif, menunjukan perilaku sosial yang baik, kompetensi dalam mengatur

g. Memantau kemajuan anak selama memperoleh pelayanan

dan membantu mengatasi kesulitan yang dihadapi.

5. Tahap IV: Pengakhiran (Terminasi)

Tahap pengakhiran berarti anak selesai menerima pelayanan.

Ada beberapa keadaan akhir pada fase ini, yakni:

a. Mandiri/ Produktif/ Alih kerja

b. Anak kembali pada keluarganya, panti atau lembaga

pengganti

c. Anak masih di jalanan

d. Masuk boarding house

e. Anak masih di jalanan namun mendapatkan pekerjaan

yang lebih baik.

f. Peningkatan pendapatan bagi orang tuanya.

Salah satu tahap yang paling penting adalah tahap persiapan

pemberdayaan dimana anak jalanan mengikuti proses

resosialisasi. Pada tahap ini ada usaha untuk merekonstruksi sikap

dan perilaku mereka berdasarkan norma sosial. Proses

resosialisasi, meliputi pengenalan peranan anggota rumah

singgah, melakukan kegiatan keagamaan, pengajaran dan diskusi

tentang norma sosial, permainan pertunjukan seni dan olahraga,

membaca buku, bimbingan sosial perilaku sehari-hari, bimbingan

sosial kasus, pemeliharaan kesehatan, penyatuan kembali dengan

keluarga, surat menyurat dan kunjungan rumah kepada orang tua

anak jalanan dan terakhir pertemuan dengan warga sekitar rumah

singgah secara rutin maupun dalam kegiatan bersama.

27

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. SIKAP ANAK JALANAN 1. Pengertian sikap · 2017. 10. 6. · dan perilaku yang baik dan positif, menunjukan perilaku sosial yang baik, kompetensi dalam mengatur

C. ANAK JALANAN

1. Pengertian anak jalanan

Menurut Direktorat Jendral Pelayanan Dan Rehabilitasi

Sosial Departemen Sosial RI (2002) anak jalanan adalah anak

yang berusia 18 tahun ke bawah yang berada di jalanan seharian

untuk bekerja dan menggelandang, Menurut imawan (1999)

anak jalanan adalah anak yang sudah sangat biasa hidup tidak

teratur di jalan raya, bisa sambil bekerja tetapi dapat juga

menggelandang saja setiap hari. Usia berkisar 5-18 tahun,

sikapnya seenaknya sendiri dan tidak punya aturan dalam

hidupnya sehingga sangat sulit merasa betah dalam lembaga

penampungan yang disediakan. Menurut definisi Departemen

Sosial (dalam Nasution & Nashori, 2007), anak jalanan adalah

anak yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk

mencari nafkah atau berkeliaran di jalanan atau tempat umum

lainnya. Anak jalanan dalam konteks ini adalah anak yang

berusia antara enam sampai dengan 18 tahun.

Munajat (2003) menjelaskan bahwa anak jalanan adalah

seseorang yang tergolong pada umur belum menikah yang

karena sesuatu sebab sehingga terpaksa bekerja di jalanan atau

melarikan diri ke jalanan. Penjelasan yang agak berbeda dari

pendapat yang dikemukakan sebelumnya diajukan oleh UNDP

(dalam Yusra & Siregar, 2006) yang menyatakan bahwa anak

jalanan merupakan suatu pribadi dan dunia sendiri yang berbeda

dengan dunia anak-anak pada umumnya. Sebagai suatu dunia

didalamnya terdapat mekanisme hidup yang khas seperti cara

berinteraksi, berkomunikasi, berperilaku, berkelompok dan

28

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. SIKAP ANAK JALANAN 1. Pengertian sikap · 2017. 10. 6. · dan perilaku yang baik dan positif, menunjukan perilaku sosial yang baik, kompetensi dalam mengatur

bertahan hidup. Mekanisme tersebut terbentuk dari proses

interaksi dengan cara hidup di jalanan dan umumnya

berinteraksi dengan orang-orang yang berada di jalanan. Oleh

karena itu, siapapun yang bekerja dengan anak-anak jalanan

dalam rangka mencapai perubahan-perubahan yang diinginkan

harus memahami hidup mereka tersebut.

Dari hasil penelitian dengan pendekatan kualitatif oleh

Boakye & Boaten (dalam Hutapea, 2012) terdapat definisi

tentang anak jalanan dari perspektif mereka. Hal ini sangat

menarik sebab sejauh ini belum ada penelitian atau definisi

tentang anak jalanan dari perspektif bagaimana anak jalanan

memandang dirinya sendiri. Anak-anak tersebut bersikukuh

bahwa anak jalanan adalah anak-anak yang bekerja dan mencari

penghidupan di jalanan. Hal tersebut menunjukkan bahwa

anak-anak terbebas dari pengawasan atau sistem pendukung

keluarga serta semakin memperkuat adanya kesenjangan antara

orang (publik) mempersepsi anak jalanan dan anak jalanan

mempersepsikan dirinya sendiri.

Jadi berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa

anak jalanan adalah anak-anak yang berusia 5-18 tahun yang

menghabiskan waktu di jalanan untuk memperoleh penghasilan

yang terdiri dari anak-anak yang mempunyai hubungan dengan

orangtua atau terputus hubungannya dengan orang tua.

2. Ciri-ciri anak jalanan

Berdasarkan Direktorat Jendral Pelayanan Dan Rehabilitasi

Sosial Departemen Sosial RI (2002) terdapat ciri-ciri yang

29

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. SIKAP ANAK JALANAN 1. Pengertian sikap · 2017. 10. 6. · dan perilaku yang baik dan positif, menunjukan perilaku sosial yang baik, kompetensi dalam mengatur

sangat melekat pada anak-anak jalanan yaitu : (a) Berhubungan

tidak teratur dengan orang tuanya yakni pulang secara periodik

misalnya seminggu sekali, sebulan sekali, dan tidak tentu.

Mereka umumnya berasal dari luar kota yang bekerja di jalanan.

(b) Berada di jalanan sekitar 8 s.d 12 untuk bekerja, sebagian

mencapai 16 jam. (c) Bertempat tinggal di jalanan dan tidur di

sembarang tempat seperti emperan toko, kolong jembatan,

taman, terminal, stasiun, dll. (d) Tidak bersekolah lagi.

Menurut BKSN (dalam Dewi, 2004) bila dilihat dari ciri-

ciri fisik dan psikis anak jalanan mempunyai karakteristik

berbeda dengan anak pada umumnya, seperti warna kulit kusam,

rambut berwarna kemerah-merahan, usia berkisar 6 sampai

dengan 18 tahun, pakaian tidak terurus, mobilitas tinggi,

bersikap acuh tak acuh, sangat sensitif, penuh curiga, berwatak

keras, kreatif, memiliki semangat hidup tinggi, berani

menanggung resiko, mandiri. Sementara itu, kehidupan anak

jalanan pada umumnya berada di trotoar, perempatan jalanan

sekitar lampu lalu lintas, jalan raya, tempat pembuangan

sampah, kendaraan umum, tempat bus kota, terminal bus,

stasiun kereta api, pasar tradisonal, pusat perbelanjaan, mall,

atau di taman-taman perkotaan.

Mulandar (dalam Jauchar, 2008) memberikan empat ciri

yang melekat ketika seorang anak digolongkan sebagai anak

jalanan :

a. Berada di tempat umum (jalanan, pasar, pertokoan, tempat-

tempat hiburan) selama 3-24 jam sehari.

30

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. SIKAP ANAK JALANAN 1. Pengertian sikap · 2017. 10. 6. · dan perilaku yang baik dan positif, menunjukan perilaku sosial yang baik, kompetensi dalam mengatur

b. Berpendidikan rendah (kebanyakan putus sekolah, sedikit

sekali tamat SD)

c. Berasal dari keluarga-keluarga tidak mampu (kebanyakan

kaum urban, beberapa diantaranya tidak jelas keluarganya.)

d. Melakukan aktivitas ekonomi (melakukan pekerjaan pada

sektor informal).

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa

ciri-ciri anak jalanan sebagai berikut : mereka yang memiliki

hubungan atau terputusnya hubungan dengan keluarga,

berada di jalanan sekitar 16 jam atau 24 jam, tinggal di

sembarang tempat seperti emperan tokoh, gerbong kereta api.

Berpakaian tidak terurus, sifat acuh tak acuh dan sebagian

besar tidak bersekolah.

3. Kategori anak jalanan

Anak jalanan juga dapat dibedakan dalam tiga kelompok.

Surbakti (dalam Jauchar, 2008) membagi pengelompokan anak

jalanan tersebut sebagai berikut :

a. Children On The Street; yakni anak-anak yang mempunyai

kegiatan ekonomi sebagai pekerja anak di jalanan, namun

mempunyai hubungan yang kuat dengan orang tua mereka.

Fungsi anak jalanan dalam kategori ini adalah untuk

membantu memperkuat penyangga ekonomi keluarganya

karena beban atau tekanan kemiskinan yang mesti

ditanggung dan tidak dapat diselesaikan sendiri oleh orang

tuanya.

31

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. SIKAP ANAK JALANAN 1. Pengertian sikap · 2017. 10. 6. · dan perilaku yang baik dan positif, menunjukan perilaku sosial yang baik, kompetensi dalam mengatur

b. Children Of The Street; yakni anak-anak yang berpartisipasi

penuh di jalanan, baik secara sosial dan ekonomi, beberapa

diantara mereka masih mempunyai hubungan dengan orang

tua mereka tetapi frekuensinya tidak menentu. Banyak

diantara mereka adalah anak-anak yang karena suatu sebab,

biasanya kekerasan, lari, atau pergi dari rumah.

c. Children From Families Of The Street ; yakni anak-anak

yang berasal dari keluarga yang hidup dijalanan, walaupun

anak-anak ini mempunyai hubungan kekeluargaan yang

cukup kuat, tetapi hidup mereka terombang-ambing dari

suatu tempat ketempat yang lain dengan segala resikonya.

Dalam (the world bank, 2008) membagi atau

mengklasifikasikan anak jalanan menjadi 4 jenis, yaitu:

a. A’ Child Of the street’. Tidak memiliki rumah tetapi tinggal

di jalanan. keluarga mereka mungkin membuang mereka atau

mungkin tidak ada anggota keluarga yang ada.

b. A’ Child On The Street’, mereka tinggal bersama keluarga

mereka pada tiap kesehariannnya. Anak-anak ini tetap

kembali tiap malam untuk tidur di rumah, tetapi sebagian

besar harinya pada siang dan malam berada pada jalanan

karena kemiskinan, kepadatan, penduduk, pelanggaran fisik

dan seksual di rumah.

c. A’ Part Of A Street Family. Beberapa anak tinggal di

pinggiran jalanan atau pinggiran kota dengan istirahat

bersama keluarga mereka. Keluarga mereka menjadi miskin

karena dipecat atau banyak utang. Bencana alam atau perang

yang menekan mereka untuk tinggal di jalanan. mereka

32

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. SIKAP ANAK JALANAN 1. Pengertian sikap · 2017. 10. 6. · dan perilaku yang baik dan positif, menunjukan perilaku sosial yang baik, kompetensi dalam mengatur

memindahkan barang-barang mereka dari tempat satu ke

tempat yang lain ketika mereka membutuhkan. Sering anak-

anak dalam keluarga jalanan ini bekerja di jalanan dengan

anggota kelurga yang lain.

d. In Institutional Care, seperti rumah singgah, anak jalanan

yang berada dalam rumah singgah

Berdasarkan berbagai uraian yang telah dipaparkan maka

dapat disimpulkan bahwa anak jalanan yang dimaksudkan

dalam penelitian ini adalah children of The street. Anak jalanan

yang dijadikan subjek pada penelitian ini masih mempunyai

keluarga tetapi intensitasnya bersama keluarga sangat minim.

Selain itu, terdapat beberapa penyebab sehingga ia turun ke

jalanan adalah ketidakharmonisan dalam keluarga dan menjadi

korban kekerasan oleh anggota keluarganya dan ingin

bersenang-senang di jalanan. In institutional care merupakan

kategori anak jalanan pada penelitian ini dikarenakan subjek

sekarang telah menetap di Yayasan Emas Indonesia.

4. Faktor-faktor yang menyebabkan munculnya anak jalanan

Setijaningrum (2008) menjelaskan bahwa alasan sebagian

besar anak jalanan turun ke jalan karena; a) masalah ekonomi.

Mereka turun ke jalan untuk mencari uang, membantu orang tua

dan untuk biaya sekolah. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang

harus menghidupi diri sendiri karena tidak memiliki keluarga,

sehingga mau tak mau harus turun ke jalan untuk mencari uang;

b) Karena masalah keluarga. Broken home dan keluarga yang

tidak harmonis juga merupakan alasan mengapa anak turun ke

33

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. SIKAP ANAK JALANAN 1. Pengertian sikap · 2017. 10. 6. · dan perilaku yang baik dan positif, menunjukan perilaku sosial yang baik, kompetensi dalam mengatur

jalan dan memilih jalan hidup sebagai anak jalanan yang

dirasakan oleh mereka bisa hidup bebas; c) Ada juga yang

mereka turun ke jalan karena ikut-ikutan teman. Sekedar

bersenang-senang dan kumpul-kumpul bersama teman.

Kegiatan mereka adalah mabuk-mabukan, berjudi, dan akhirnya

menyeret mereka ke tindakan kriminal dengan melakukan

pencurian, perampokan, pencopetan, dan lain-lain.

Yayasan Duta Awam Semarang (dalam Nasution &

Nashori, 2007) mengkategorikan faktor penyebab anak turun ke

jalanan karena tiga faktor yaitu ekonomi, masalah keluarga dan

pengaruh teman. Faktor ekonomi menjadi penyebab utama yang

menjadikan anak turun ke jalanan, yaitu karena kemisikinan,

baik struktural maupun non struktural, sehingga anak turun ke

jalan bukan karena inisiatif sendiri. Banyak kasus anak turun ke

jalanan justru karena perintah orangtuanya. Kemudian, faktor

keluarga bisa jadi penyebab seorang anak turun ke jalanan, yaitu

karena penanaman disiplin dan pola asuh otoriter yang kaku dari

orangtua, keluarganya selalu ribut, perceraian, diusir dan

dianiaya orangtua. Faktor teman juga bisa menyebabkan anak

turun ke jalanan, yaitu adanya dukungan sosial atau bujuk rayu

dari teman.

Selanjutnya terdapat beberapa laporan penelitian yang

dikutip dari Shalahuddin (dalam Kushartati, 2004) terungkap

bahwa ada berbagai faktor pendorong dan penarik yang

menyebabkan anak turun ke jalan. Banyak pihak meyakini

bahwa kemiskinan merupakan faktor utama yang mendorong

anak pergi ke jalan. Faktor-faktor lainnya seringkali merupakan

34

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. SIKAP ANAK JALANAN 1. Pengertian sikap · 2017. 10. 6. · dan perilaku yang baik dan positif, menunjukan perilaku sosial yang baik, kompetensi dalam mengatur

turunan akibat kondisi kemiskinan atau ada relasi kuat yang

saling mempengaruhi antar faktor-faktor tersebut, yaitu :

kekerasan dalam keluarga. Kekerasan dalam keluarga banyak

diungkapkan sebagai salah satu faktor yang mendorong anak

lari dari rumah dan pergi ke jalanan. Tindak kekerasan yang

dilakukan oleh anggota keluarga terhadap anak memang dapat

terjadi di semua lapisan sosial masyarakat. Namun, pada lapisan

masyarakat bawah/ miskin, kemungkinan terjadinya kekerasan

lebih besar dengan tipe kekerasan yang lebih beragam. Tipe-tipe

kekerasan bisa berupa kekerasan mental, kekerasan fisik dan

kekerasan seksual. Seorang anak bisa mengalami lebih dari satu

tipe kekerasan yang dilakukan oleh anggota keluarganya. Anak

yang turun ke jalanan akibat menjadi korban kekerasan mental

sebagian besar dalam bentuk dimarahi atau merasa tidak

dipercaya dan selalu disalahkan oleh anggota keluarganya. Pergi

ke jalanan dinilai sebagai upaya untuk melepaskan atau

menghindari tekanan yang dihadapi di dalam keluarga.

Berdasarkan penjelasan diatas ada beberapa faktor

penyebab sehingga subjek turun ke jalanan. Salah satunya ialah

kekerasan dalam keluarga yang sangat dominan dibandingkan

rasa keinginan untuk bebas. Selain itu, kegiatan mengamen

untuk memperoleh uang disebabkan ekonomi keluarga yang

sangat rendah.

35

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. SIKAP ANAK JALANAN 1. Pengertian sikap · 2017. 10. 6. · dan perilaku yang baik dan positif, menunjukan perilaku sosial yang baik, kompetensi dalam mengatur

D. RUMAH SINGGAH

1. Pengertian rumah singgah

Direktorat Jendral Pelayanan Dan Rehabilitasi Sosial

Departemen Sosial RI (2002) menjelaskan bahwa rumah

singgah adalah suatu wahana yang dipersiapkan sebagai

perantara antara anak jalanan dengan pihak-pihak yang

membantu mereka. Dari pengertian ini, terkandung unsur rumah

singgah yang memberlakukan proses informal, memberikan

perlindungan dan suasana penanaman kembali nilai dan norma

masyarakat kepada anak jalanan.

Selain itu, Munajat (2006) menjelaskan bahwa rumah

singgah adalah salah satu bentuk pendekatan dalam penanganan

anak jalanan, berupa wahana yang dipersiapkan sebagai

perantara anak jalanan. Suatu wahana yang dipersiapkan sebagai

perantara anak jalanan dengan pihak-pihak yang membantu

mereka. Dengan demikian rumah singgah bukan merupakan

lembaga pelayanan sosial yang membantu menyelesaikan

masalah namun merupakan lembaga pelayanan sosial yang

memberikan proses informal dengan suasana resosialisasi anak

jalanan terhadap sistem nilai dan norma yang berlaku di

masyarakat.

Masih sama dengan pendapat diatas Asmorowati (2008)

mengemukakan bahwa rumah singgah merupakan upaya

penyediaan rumah bagi anak jalanan yang diharapkan menjadi

wahana perantara antara anak jalanan dengan pihak-pihak yang

membantu mereka serta memberikan intervensi yang tepat bagi

mereka. Secara ideal rumah singgah diharapkan dapat menjadi

36

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. SIKAP ANAK JALANAN 1. Pengertian sikap · 2017. 10. 6. · dan perilaku yang baik dan positif, menunjukan perilaku sosial yang baik, kompetensi dalam mengatur

proses pembinaan informal yang memberikan suasana

resosialisasi anak jalanan terhadap sistem nilai dan norma yang

berlaku dalam keluarga dan masyarakat. Selanjutnya pendapat

dari Glosarium Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (2009)

yang menjelaskan bahwa rumah singgah merupakan tempat

penampungan sementara anak jalanan sebagai wahana

pelayanan kesejahteraan sosial.

2. Tujuan rumah singgah

Direktorat Jendral Pelayanan Dan Rehabilitasi Sosial

Departemen Sosial RI (2002) mengemukakan bahwa tujuan dari

penyelenggaraan Rumah Singgah itu sendiri ada dua macam,

yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum rumah

singgah adalah membantu anak jalanan mengatasi masalahnya

dan menemukan alternatif untuk pemenuhan kebutuhan

hidupnya. Adapun tujuan khusus rumah singgah adalah :

a. Membentuk kembali sikap dan perilaku anak sesuai dengan

norma dan nilai yang berlaku di masyarakat.

b. Mengupayakan anak kembali ke rumah jika memungkinkan

atau ke panti dan lembaga pengganti lainnya jika diperlukan.

c. Memberikan berbagai alternatif pelayanan untuk pemenuhan

kebutuhan anak dan menyiapkan masa depannya sehingga

menjadi warga masyarakat yang produktif. Menurut proyek

INS/94/007, 1997;14.

Selain itu, Munajat (2006) menjelaskan mengenai realisasi

tujuan Rumah Singgah tersebut diupayakan melalui penanganan

yang dilaksanakan oleh pekerja sosial. Adapun prinsip utama

37

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. SIKAP ANAK JALANAN 1. Pengertian sikap · 2017. 10. 6. · dan perilaku yang baik dan positif, menunjukan perilaku sosial yang baik, kompetensi dalam mengatur

dalam melaksanakan realisasi dengan anak jalanan, pekerja

sosial sebagai kawan serta sebagai pendamping. Prinsip ini

menekankan perlunya mempertahankan kemampuan positif

anak dan penanganannya berdasarkan aspirasi dan potensi yang

dimiliki anak. Prinsip tersebut mengandung pengertian adanya

keyakinan akan nilai pembawaan, integritas dan harga diri dari

anak jalanan, keyakinan bahwa anak jalanan sebagai

penyandang masalah kesejahteraan sosial, menghadapi masalah

ekonomi, pribadi dan sosial. Mereka mempunyai hak untuk

menemukan sendiri permasalahan yang dihadapinya. Sedangkan

fungsi pendampingan di dalam Rumah Singgah menekankan

perwujudan dari hak individu, seperti penghormatan diri, harga

diri, penentuan nasib sendiri dan kesempatan yang adil dalam

kehidupan sosial.

Melalui rumah singgah, kiranya tujuan usaha kesejahteraan

sosial tersebut akan mudah tercapai, mengingat pada rumah

singgah terdapat kondisi yang kondusif untuk

menyelenggarakan upaya atas perwujudan dari human dignity,

self determanition, equality opportunity dan sosial

responsibility. Di dalam rumah singgah sosialisasi tata nilai

dilaksanakan berdasarkan nilai pembawaan yang dimiliki oleh

masing-masing anak jalanan. Melalui rumah singgah anak

jalanan juga akan mengadakan penyesuaian terhadap tata nilai

dalam kehidupan masyarakat luas, tanpa melalui gejolak psikis

dalam penyesuaian dirinya. Sehingga perubahan perilaku

mereka akan sesuai dengan harapan masyarakat tanpa beban

berat.

38

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. SIKAP ANAK JALANAN 1. Pengertian sikap · 2017. 10. 6. · dan perilaku yang baik dan positif, menunjukan perilaku sosial yang baik, kompetensi dalam mengatur

3. Yayasan Emas Indonesia

a. Sejarah Yayasan

Melihat kenyataan yang sangat memprihatinkan ini,

sekelompok anak-anak muda berbagai kalangan tergerak

bersama-sama dengan pemerintah berusaha untuk

memberikan solusi terhadap masalah-masalah yang terjadi

pada masyarakat akhir-akhir ini khususnya yang terjadi di

kota Semarang dan Indonesia pada umumnya. Untuk itu

mereka mendirikan suatu lembaga sosial yang bergerak

untuk mengentaskan generasi bermasalah yang ada di kota

dan bangsa ini. Lembaga sosial yang dibentuk pada tahun

2004 diberi nama Yayasan YEBEKA MOVETA.

Pergerakan pelayanan kepada masyarakat bermasalah

(pra sejahtera) diawali dengan beberapa rekan-rekan yang

sejak tahun 1999-2000 sudah bergerak untuk melakukan

pendekatan-pendekatan pada anak-anak jalanan yang ada di

kota Semarang khususnya di daerah Tugu Muda, Pasar Johar,

Kanjengan dan Peterongan dan juga rekan-rekan yang

terlibat dalam kebiasaan mengkonsumsi obat-obat terlarang.

Pendampingan bagi anak-anak jalanan diikuti dengan

mengadakan pembelajaran gratis (bagi yang usia sekolah)

dan pemberian bea siswa bagi anak tersebut serta pembinaan

mental dan moral. Lewat pendekatan-pendekatan tersebut

akhirnya di tahun 2003 beberapa di antara anak-anak tersebut

yang jumlahnya sekitar 50-70 anak menyatakan ingin dibina

lebih lanjut. Akhirnya dengan kesepakatan bersama mereka

mengontrak sebuah rumah yang dijadikan tempat

39

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. SIKAP ANAK JALANAN 1. Pengertian sikap · 2017. 10. 6. · dan perilaku yang baik dan positif, menunjukan perilaku sosial yang baik, kompetensi dalam mengatur

pembinanan (Rumah Singgah) dan selanjutnya pada tahun

2004 mereka mendaftarkan ulang yayasan kepada pejabat

notaris dengan pusat pembinaan terletak di Jalan Onta Raya

10, Semarang.

b. Transformasi Yayasan

Melihat kebutuhan-kebutuhan yang mendesak dan

melalui berbagai pertimbangan maka mulai tahun 2011

Yayasan Yebeka Moveta bertransformasi secara struktural

dan membentuk Yayasan baru dengan nama Yayasan Emas

Indonesia. Hal ini tidak mengubah visi dan misi dalam

melayani anak-anak jalanan namun hanya bersifat merapikan

Yayasan secara administratif pada bulan Agustus 2011

Yayasan Emas Indonesia telah berdiri secara legal dengan

akta no.6/Notaris Dwi Hastuti, SH, MKn/Agustus/2011 dan

telah memperoleh pengesahan dari Menkumham RI dengan

nomor : AHU-7437.AH.01.04. Tahun 2011.

c. Isi Yayasan

Menyiapkan generasi yang tangguh yang sudah

mengalami pemulihan batiniah, meningkatkan status sosial,

akhlak moral, religius serta lepas dari kebiasaan-kebiasaan

negatif sehingga akhirnya menjadi generasi yang berbudi

luruh dan berguna bagi transformasi kota dan bangsa

Indonesia.

d. Misi Yayasan

1. Penjangkauan secara langsung ke jalanan.

40

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. SIKAP ANAK JALANAN 1. Pengertian sikap · 2017. 10. 6. · dan perilaku yang baik dan positif, menunjukan perilaku sosial yang baik, kompetensi dalam mengatur

2. Membangun rumah-rumah persinggahan sebagai tempat

perteduhan anak-anak jalanan yang sudah dilayani dan di

bimbing lebih lanjut.

3. Membuat panti-panti asuhan.

4. Membuat rumah-rumah rehabilitas.

5. Memberikan bea siswa bagi pendidikan anak-anak.

6. Memberikan jasa konsultasi bagi anak/ keluarga

bermasalah

7. Menyiapkan generasi siap terjun dalam dunia kerja.

8. Membuka lapangan kerja.

e. Program Kerja Yayasan

1. Pelayanan Anak Jalanan

Sebuah pelayanan pendekatan kepada anak-anak jalanan

dan keluarga yang bermasalah dengan cara berbagai kasih,

membantu mereka dalam pelajaran sekolah, pendekatan

kepada orang tua dan lingkungan sekitar.

2. Pengentasan/ Resosialisasi.

Diambil dari kata dasar entas yang berarti: mengangkat

dari suatu tempat untuk menarik ke atas, mengeluarkan

dari lingkungan, menyadarkan dan memperbaiki

kehidupan individual tersebut. Dengan demikian anak-

anak yang sudah dibina dan selesai masa pembinaan yang

mereka lalui di rumah pengentasan, tentunya sesuai

dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku

maka anak tersebut akan dientaskan dari rumah

pengentasan.

41

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. SIKAP ANAK JALANAN 1. Pengertian sikap · 2017. 10. 6. · dan perilaku yang baik dan positif, menunjukan perilaku sosial yang baik, kompetensi dalam mengatur

3. Pembinan Iman

Sebuah pelayanan yang membekali batiniah anak-anak

binaan untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan

sebagai sumber kehidupan dalam menghadapi kerasnya

hidup yang dijalanani. Setiap hari jumat mulai pukul

19.00-21.00 WIB terkumpul ± 30 orang yang terdiri dari

anak-anak binaan serta pengurus dan aktivis Yayasan

untuk dibina imannya bersama-sama Rumah Pengentasan.

Kegiatan ini juga bertujuan sebagai sarana untuk

menyatukan visi dan misi Yayasan Emas Indonesia di

kalangan pengurus, aktivis dan anak binaan.

4. Kegiatan Pelatihan Usaha

Merupakan sebuah kegiatan untuk mendidik dan

memperlengkapi anak-anak yang sudaha siap untuk

masuk di dunia kerja agar di kemudian hari mereka dapat

hidup mandiri. Ada beberapa usaha yang sudah pernah

kami rintis antara lain Usaha Es Jus dan juga Usaha Es

Tebu sekitar tahun 2006-2007, dan dalam kurung waktu

tahun 2010-sekarang kami telah membuka Usaha Warung

Kucing dan Counter Handphone.

5. Program beasiswa

Sudah dari sejak awal pelayanan melalui Departeman

Pendidikan Yayasan kami selalu berusaha memberikan

beasiswa kepada anak binaan kami secara intelejensia

mampu namun kurang mampu secara finansial. Awalnya

kami memberikan donasi secara swadana maupun dari

beberapa kenalan yang tergerak. Namun puji Tuhan

42

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. SIKAP ANAK JALANAN 1. Pengertian sikap · 2017. 10. 6. · dan perilaku yang baik dan positif, menunjukan perilaku sosial yang baik, kompetensi dalam mengatur

selama lebih kurang dua tahun ini ada beberapa pihak

yang berkerjasama dengan kami untuk memberikan

bantuan beasiswa kepada anak-anak binaan kami.

E. DINAMIKA RESOSIALISASI ANAK JALANAN

Dalam penelitian ini objek sikap adalah resosialisasi pada anak

jalanan yang memiliki latar belakang menodong dan memakai

obat-obatan. Secara konseptual anak jalanan adalah seseorang yang

tergolong belum menikah yang karena suatu sebab sehingga

terpaksa bekerja di jalanan atau melarikan diri ke jalanan (Munajat,

2003). Menurut BKSN (dalam Dewi, 2004) anak jalanan

mempunyai ciri-ciri fisik dan psikis seperti warna kulit kusam,

rambut berwarna kemerah-merahan, pakaian tidak terurus, bersikap

acuh tak acuh, sangat sensitif dan berani. Ada pula beberapa ciri-

ciri fisik dan psikis yang sangat melekat pada subjek sebelum ia

tinggal di Yayasan yaitu: warna kulit kusam, rambut kemerah-

merahan, pakaian tidak teratur, berwatak keras,dan mandiri.

Kategori subjek pada penelitian ini selaras dengan pendapat

Surbakti (dalam Jauchar, 2008) yang membagi pengelompokan

anak jalanan salah satunya children of the street, yakni anak-anak

yang berpartisipasi penuh di jalanan, baik secara sosial maupun

ekonomi, beberapa diantara mereka masih mempunyai hubungan

dengan orang tua mereka tetapi frekuensinya tidak menentu.

Banyak diantara mereka adalah anak-anak yang karena suatu

sebab, biasanya kekerasan, lari atau pergi dari rumah. Selain itu,

penjelasan dari The World Bank (2008) mengklasifikasikan anak

jalanan, salah satunya In Institutional Care Yaitu mereka yang

43

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. SIKAP ANAK JALANAN 1. Pengertian sikap · 2017. 10. 6. · dan perilaku yang baik dan positif, menunjukan perilaku sosial yang baik, kompetensi dalam mengatur

tinggal di rumah singgah. In Institutional Care juga melekat pada

kedua subjek dalam penelitian ini karena mereka sekarang tinggal

di Yayasan Emas Indonesia. Selanjutnya faktor-faktor mereka

turun ke jalanan menurut Setijaningrum (2008) menjelaskan bahwa

sebagaian anak turun ke jalanan karena (a) masalah ekonomi (b)

masalah keluarga (c) mereka turun ke jalan karena ikut-ikutan

teman. Sekedar bersenang-senang dan kumpul bersama teman-

teman itulah yang merupakan alasan salah satu subjek saat turun ke

jalanan.

Selanjutnya terdapat beberapa laporan penelitian yang dikutip

dari Shalahuddin (dalam Kushartati, 2004) menjelaskan bahwa ada

berbagai faktor pendorong dan penarik yang menyebabkan anak

turun ke jalanan salah satunya adalah kekerasan dalam keluarga.

kekerasan dalam keluarga banyak diungkapkan sebagai salah satu

faktor yang mendorong anak lari dari rumah dan pergi ke jalanan.

Faktor kekerasan jugalah yang dialami oleh salah satu subjek

dalam penelitian ini. Secara psikologi mereka adalah anak-anak

yang pada taraf tertentu belum mempunyai mental emosional yang

kokoh, sementara pada saat yang sama mereka harus bergelut

dengan dunia jalanan yang kerasa dan cenderung berpengaruh

negatif bagi perkembangan. Hal ini sebagai penyebab dari

perkembangan tidak sehat seorang anak, perkembangan

ketidakmampuan menyesuaikan diri, maka kriminalitas muncul

sebagai akibat konflik-konflik mental, rasa tidak dipenuhi

kebutuhan pokoknya seperti rasa aman, dihargai. Sehingga ada

keinginan bebas untuk melakukan apa saja termasuk kriminalitas

atau delinkuensi (Juita, Astanti, Riana, 2009).

44

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. SIKAP ANAK JALANAN 1. Pengertian sikap · 2017. 10. 6. · dan perilaku yang baik dan positif, menunjukan perilaku sosial yang baik, kompetensi dalam mengatur

Selaras dengan penjelasan diatas, terdapat pula bentuk-

bentuk delinkuensi yang dilakukan oleh beberapa anak jalanan

yang tinggal di Yayasan Emas Indonesia. Mereka adalah subjek

dalam penelitian ini, diakui mereka bahwa tindakan delinkuensi

yang dilakukan adalah menodong dan memakai obat-obatan.

Pengaruh jalanan dan komunitas jalanan membuat sikap dan

perilaku mereka tidak sesuai dengan lingkungan sosial.

Keberadaan anak di jalanan menunjukkan terganggunya

keberfungsian sosial anak. Konsep keberfungsian sosial mengacu

pada kepada situasi dan relasi anak yang melahirkan berbagai

konsep dan tugas mereka.

Oleh karena itu, Horton & Hunt (dalam Saripudin & Karim,

2009) berpendapat bahwa orang yang harus menjalani peralihan

peran dituntut untuk benar-benar belajar kembali sehingga proses

itu disebut resosialisasi. Resosialisasi merupakan salah satu tahap

persiapan pembelajaran dimana anak jalanan dibantu untuk

merekonstrusi sikap dan perilaku mereka berdasarkan norma sosial

yang ada. Tujuan resosialiasi anak jalanan di rumah singgah adalah

membantu anak jalanan memiliki sikap dan perilaku yang baik dan

positif, menunjukan perilaku sosial yang baik, kompotensi dalam

mengatur diri dalam menghadapi masalah (BKSN, dalam

Saripudin, 2012). Selain itu, Glosarium penyelenggaraan

kesejahteraan sosial (2009) menjelaskan bahwa resosialisasi adalah

salah satu tahap pelayan rehabilitasi sosial yang bertujuan agar

bekas klien dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial.

Sehubungan dengan penjelasan di atas, untuk mengetahui

keberfungsian program resosialisasi dalam penanganan anak

45

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. SIKAP ANAK JALANAN 1. Pengertian sikap · 2017. 10. 6. · dan perilaku yang baik dan positif, menunjukan perilaku sosial yang baik, kompetensi dalam mengatur

jalanan maka dapat dilihat dari segi proses maupun hasil, salah

satunya yaitu dengan melihat sikap anak jalanan yang sedang

menjalani proses resosialisasi terhadap program tersebut. Baron &

Byrne (2004) menggunakan isitilah Attitude untuk merujuk pada

evaluasi terhadap berbagai aspek dunia sosial serta bagaimana

evaluasi tersebut memunculkan rasa suka atau tidak suka terhadap

isu, ide, orang, kelompok sosial bahkan objek tertentu. Pendapat

dari Baron & Byrne (2004) juga menjelaskan bahwa sikap sebagai

sesuatu yang penting bukan hanya karena sikap sulit diubah tetapi

ada beberapa alasan logis yang menjadikan sikap sebagai isu

sentral dalam bidang psikologi sosial. Pertama, sikap sangat

memengaruhi pemikiran sosial, meskipun sikap tersebut tidak

selalu direfleksikan dalam tingkah laku yang nampak. Kedua, sikap

sebagai hal yang penting karena sikap memengaruhi tingkah laku

individu maupun kelompok, terutama terjadi saat sikap yang

dimiliki kuat dan mantap.

Terkait dengan paparan diatas terdapat hasil penelitian dari

Sakina (2001) yang berjudul Penilaian Anak Jalanan Terhadap

Pelayanan Rumah Singgah dan Hubungannya Dengan Perilaku

Mereka menyatakan bahwa mayoritas anak jalanan memiliki

penilaian positif yaitu mereka merasa puas terhadap fungsi rumah

singgah sebagai tempat pertemuan, perlindungan, pusat informasi,

kuratif-rehabilitatif, pelayanan sosial dan resosialisasi. Namun di

sisi lain terdapat penelitian yang dilakukan oleh Saripudin &

Karim (2009) mengenai Program Resosialiasi Kanak-Kanak

Jalanan di Rumah Singgah: Satu Penilaian menyatakan bahwa

program resosialisasi kanak-kanak di rumah singgah di Bandar

46

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. SIKAP ANAK JALANAN 1. Pengertian sikap · 2017. 10. 6. · dan perilaku yang baik dan positif, menunjukan perilaku sosial yang baik, kompetensi dalam mengatur

Bandung masih terdapat beberapa kelemahan dan masalah-masalah

yang dihadapi.

Berdasarkan paparan diatas secara tidak langsung

menjelaskan adanya hubungan sikap dengan perilaku. Sikap anak

jalanan terhadap program resosialisasi juga akan memmengaruhi

perilaku anak jalanan. Artinya, semakin positif sikap anak jalanan

terhadap program resosialisasi maka semakin positif pula perilaku

mereka. Jadi secara tidak langsung akan menjelaskan

keberfungsian dari program resosialisasi dalam penanganan anak

jalanan. Sherif & Sherif menyatakan bahwa sikap menentukan

keajegan dan kekhasan perilaku seseorang dalam hubungannya

dengan stimulus manusia atau kejadian-kejadian tertentu. Sikap

merupakan suatu keadaan yang memungkinkan timbulnya suatu

perbuatan atau tingkah laku (dalam Dayakisni & Hudaniah, 2003).

Ahmadi (1999) menjelaskan bahwa meskipun ada beberapa

perbedaan pengertian sikap, namun ada beberapa ciri yang dapat

disetujui. Sebagian besar ahli dan penelitian sikap setuju bahwa

sikap adalah predisposisi yang dipelajari yang memengaruhi

tingkah laku. Untuk beberapa alasan inilah sikap telah menjadi

konsep utama dalam psikologi sosial dan menjadi konsep utama

untuk mengevaluasi ide, pemikiran serta keseluruhan dunia sosial.

Hal tersebut membuat peneliti tertarik untuk melihat program

resosialisasi yang merupakan salah satu objek sikap.

Berdasarkan paparan di atas serta penjelasan dari beberapa

hasil penelitian, maka peneliti tertarik untuk meneliti

“Resosialisasi Anak Jalanan (Studi Kasus Sikap Anak Jalanan

47

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. SIKAP ANAK JALANAN 1. Pengertian sikap · 2017. 10. 6. · dan perilaku yang baik dan positif, menunjukan perilaku sosial yang baik, kompetensi dalam mengatur

Yang Memiliki Latar Belakang Menodong dan Memakai Obat-

Obatan di Yayasan Emas Indonesia).

48