112
SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN PADA KELUARGA PENDERITA TUBERKULOSIS (Di Puskesmas Cukir Kabupaten Jombang) Disusun Oleh: MUHAMMAD MUSHOFFA IZZUDIN 13.321.0038 PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 i

SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

  • Upload
    others

  • View
    25

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

SKRIPSI

SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN

PADA KELUARGA PENDERITA TUBERKULOSIS

(Di Puskesmas Cukir Kabupaten Jombang)

Disusun Oleh:

MUHAMMAD MUSHOFFA IZZUDIN 13.321.0038

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG 2017

i

Page 2: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN

PADA KELUARGA PENDERITA TUBERKULOSIS

(Di Puskesmas Cukir Kabupaten Jombang)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi S1

Keperawatan Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang

MUHAMMAD MUSHOFFA IZZUDIN 13.321.0038

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG 2017

ii

Page 3: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

iii

Page 4: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

iv

Page 5: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

v

Page 6: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

vi

Page 7: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

MOTTO

“Bagaimanapun rintangan dan cobaan yang datang pada kita, tetaplah hadapi dengan yakin, kita pasti bisa menghadapinnya. “

vii

Page 8: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

PERSEMBAHAN

Syukur Alhamdulillah saya ucapkan akan kehadirat Allah SWT atas rahmat

serta hidayah-Nya yang telah memberi kemudahan dan kelancaran dalam

penyusunan skripsi ini hingga selesai sesuai dengan yang dijadwalkan. Dan

semoga skripsi ini bermanfaat bagi seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan.

Skripsi ini saya persembahkan kepada :

1. Kedua orang tua saya (Bapak Supriyatno dan Ibu Sri Luayanah) yang tak

henti mencurahkan do’a serta kasih sayang yang tak terhingga. Dengan

semangat dan dukungan yang tiada hentinya , baik secara moril maupun

materi. Hanya do’a dan prestasi yang dapat saya berikan. Terima kasih

bapak dan ibu atas do’a dan kasih sayang yang telah kalian berikan.

2. Semua keluarga saya khususnya adik saya (Avinda Dwi Sagita) serta

nenek saya yang telah banyak memberi do’a , semangat serta dukungan

demi kelancaran kuliah saya.

3. Teman – teman Mahasiswa S1 – Keperawatan STIKes ICMe Jombang

yang selalu sabar mendengarkan keluh kesah saya dan memotivasi disetiap

langkah saya.

4. Kedua dosen pembimbing saya, Ibu Inayatur Rosyidah, S.Kep.,Ns.,

M.Kep. serta Ibu Tri Dianti Nur W.,S.Kep.Ns yang telah membimbing

saya dengan sabar dan teliti dalam mengerjakan skripsi ini. Semoga ilmu

dan nasehat yang beliau berdua berikan dapat bermanfaat.

5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen S1 Keperawatan terima kasih banyak atas

semua ilmu , nasehat serta motivasi yang telah diberikan dan semoga

bermanfaat.

6. Kepala Puskesmas Cukir dan seluruh perawat di Puskesmas Cukir

Kabupaten Jombang yang telah memberi ijin untuk melakukan penelitian

dan membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.

7. Seseorang (Nuzul Mubarokah) yang selalu menemani, membantu,

memberikan dukungan dan semangat untuk tidak menyerah mengerjakan

skripsi sampai selesai.

viii

Page 9: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan

karunia–Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sikap

Dengan Perilaku Pencegahan Penularan Pada Keluarga Penderita Tuberkulosis (di

Puskesmas Cukir Kabupaten Jombang)“ ini dengan sebaik-baiknya.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah banyak mendapat bimbingan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada

Bapak H.Bambang Tutuko S.H.,S.Kep.,Ns.,M.H. selaku ketua STIKes ICMe

Jombang; Ibu Inayatur Rosyidah, S.Kep.,Ns,.M.Kep. selaku Kaprodi S1

Keperawatan dan pembimbing I yang telah memberikan bimbingan serta motivasi

kepada penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini; Ibu Tri Dianti Nur

W.,S.Kep.Ns selaku pembimbing II yang telah rela meluangkan waktu, tenaga

serta pikirannya demi terselesaikannya skripsi ini; Kepala Puskesmas Cukir

Kabupaten Jombang yang telah memberikan ijin penelitian serta seluruh perawat

Puskesmas Cukir yang telah memberikan ijin penelitian serta menyediakan data

yang diperlukan selama menyelesaikan skripsi ini.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih

jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi

perbaikan skripsi ini dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada

khususnya dan bagi pembaca pada umumnya, Amin.

Jombang, Mei 2017

Penulis

ix

Page 10: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

ABSTRACT

ATTITUDE WITH PREVENTION BEHAVIOR OF INFECTION IN THE FAMILY OF TUBERCULOSIS PATIENTS

(In Puskesmas Cukir Jombang District)

By: Muhammad Mushoffa Izzudin

133210038

Tuberculosis is a disease of global concern. Health services can not be separated

from family involvement as the closest person of the patient. The phenomenon that occurs in the community there are still many families who do not bring members of his family

who are sick to the health service, and they do not do the treatment until the end or break up the drug. While the prevention behavior of families is still low, such as families who

live at home with family members who suffer from tuberculosis do not use a mask, and not routine control. The purpose of this research was to analyze the relation of attitude with

behavior prevention of infection in family with tuberculosis in the Puskesmas Cukir Jombang

The design of this study was analytic cros sectiona. The population in this research

is whole family of tuberculosis patient at Cukir Health Center of Jombang Regency as many as 50 people, the sample is 44 respondents with consequtive sampling technique. The independent variable is the prevention attitude of transmission in families of tuberculosis patients dependent variable that is the prevention behavior of transmission

in the family of tuberculosis patients. Data collection using questionnaires. Data processing techniques using Editing, Coding, Scoring, Tabulating and statistical tests using statistical test sperman rank.

The research result of the attitude about prevention of infection in family with

tuberculosis showed that’s most of respondents had positive attitude a number of 26 people (59,1%) and almost half of them had negative attitude numbered of 18 people (40,9%), the prevention behavior of infection in family with tuberculosis showed that’s almost all of respondents had positive attitude as many as 39 people (88,6%), and a small

minority had negative attitude as many as 5 people (11,4%). The statistical test of Sperman Rank showed that’s the value of p = 0.004 < α (0.05) so H0 was rejected and H1 was accepted.

The conclusion is there is a relationship between attitude with prevention behavior of transmission in family of tuberculosis patient at Cukir Public Health Center of Jombang Regency.

Keywords: Attitude, Prevention, Family, Tuberculosis

x

Page 11: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

ABSTRAK

SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN PADA KELUARGA PENDERITA

TUBERKU LOSIS (Di Puskesmas Cukir Kabupaten Jombang)

Oleh : Muhammad Mushoffa Izzudin

133210038

Tuberkulosis merupakan penyakit yang menjadi perhatian global. Pelayanan

kesehatan tidak terlepas dari keterlibatan keluarga sebagai orang yang terdekat dari pasien. Fenomena yang terjadi dimasyarakat masih banyak keluarga yang tinggal serumah dengan anggota keluarga yang menderita tuberkulosis tidak menggunakan masker, dan mereka tidak melakukan pengobatan sampai selesai atau putus obat. Tujuan

penelitian ini adalah menganalisis hubungan sikap dengan perilaku pencegahan penularan pada keluarga penderita tuberkulosis di Puskesmas Cukir Jombang.

Desain penelitian ini adalah analitik cros sectiona. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga penderita tuberkulosis di Puskesmas Cukir Kabupaten jombang sebanyak 50 orang, sampelnya berjumlah 44 responden dengan teknik consequtive sampling. Variabel independent yakni sikap pencegahan penularan pada keluarga

penderita tuberculosis variabel dependent yaitu perilaku pencegahan penularan pada keluarga penderita tuberkulosis. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Teknik pengolahan data menggunakan Editing, Coding, Scoring, Tabulating serta uji statistiknya menggunakan uji statistic sperman rank.

Hasil penelitian sikap tentang pencegahan penularan pada keluarga penderita tuberkulosis menunjukkan sebagian besar dari responden bersikap positif berjumlah 26 orang (59,1%) dan hampir dari setengahnya bersikap negatif berjumlah 18 orang (40,9%), perilaku pencegahan penularan pada keluarga penderita tuberkulosis menunjukkan bahwa

hampir seluruhnya dari responden yang berperilaku positif sebanyak 39 orang (88,6%), dan sebagian kecil berperilaku negatif sebanyak 5 orang (11,4%) . Uji statistik Sperman Rank menunjukkan bahwa nilai p = 0.004 < α (0.05) sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.

Kesimpulannya adalah ada hubungan antara sikap dengan perilaku pencegahan penularan pada keluarga penderita tuberculosis di Puskesmas Cukir Kabupaten Jombang.

Kata Kunci: Sikap, Perilaku, Keluarga, Tuberkulosis

xi

Page 12: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i

HALAMAN JUDUL DALAM .................................................................................. ii

SURAT PERNYATAAN ............................................................................................ iii

LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................... iv

PENGESAHAN PENGUJI ........................................................................................ v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................................. vi

MOTTO ........................................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN ......................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR .................................................................................................. ix

ABSTRACT .................................................................................................................... x

ABSTRAK ....................................................................................................................... xi

DAFTAR ISI................................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xvi

DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN ......................................................... xviii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 3

1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 3

1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Sikap .............................................................................................. 6

2.1.1 Pengertian Sikap ........................................................................... 6

2.1.2 Struktur Sikap................................................................................ 6

2.1.3 Pembentukan Sikap ...................................................................... 7

2.1.4 Perubahan Sikap ........................................................................... 8

2.1.5 Karakteristik Sikap ....................................................................... 9

2.1.6 Faktor yang Mempengaruhi Sikap ............................................ 10

2.1.7 Cara Pengukuran Sikap ............................................................... 12

xii

Page 13: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

2.2 Konsep Perilaku.......................................................................... 13

2.2.1 Definisi Perilaku.............................................................. 13

2.2.2 Macam-macam Perilaku ................................................. 13

2.2.3 Perilaku Kesehatan ......................................................... 14

2.2.4 Klasifikasi Perilaku Kesehatan ........................................ 14

2.2.5 Domain Perilaku.............................................................. 15

2.2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku ................... 17

2.2.7 Pengukuran Perilaku........................................................ 17

2.3 Konsep Dasar Keluarga .............................................................. 19

2.3.1 Pengertian Keluarga ........................................................ 19

2.3.2 Fungsi Keluarga .............................................................. 19

2.4 Konsep Tuberkulosis .................................................................. 26

2.4.1 Definisi Tuberkulosis ...................................................... 26

2.4.2 Etiologi ........................................................................... 27

2.4.3 Penemuan Penderita Tuberkulosis ................................... 27

2.4.4 Penularan dan Faktor-faktor resiko .................................. 28

2.4.5 Manifestasi Klinis ........................................................... 29

2.4.6 Diagnosa Tuberkulosis .................................................... 31

2.4.7 Penatalaksanaan .............................................................. 31

2.4.8 Taktik dan Strategi Pengobatan Tuberkulosis .................. 32

2.4.9 Patofisiologi .................................................................... 34

2.4.10 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyakit Tuberkulosis 37

2.5 Penelitian Terkait Sikap Dengan Perilaku Pencegahan Penularan

Pada Keluarga PenderitaTuberkulosis ......................................... 37

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konsetual .................................................................................. 40

3.2 Hipotesis ...................................................................................................... 41

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian ........................................................................................ 42

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................. 42

4.3 Populasi Penelitian, Sampel dan Sampling .......................................... 43

4.4 Kerangka Kerja ........................................................................................... 44

xiii

Page 14: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

4.5 Identifikasi Variabel ................................................................... 45

4.6 Definisi Operasional ................................................................... 45

4.7 Pengumpulan dan Analisa Data .................................................. 46

4.8 Etika penelitian .......................................................................... 54

4.9 Keterbatasan peneliti................................................................... 55

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Lokasi Penelitian ...................................................... 56

5.2 Hasil Penelitian ......................................................................... 57

5.2.1 Data Umum ....................................................................... 57

5.2.2 Data Khusus ...................................................................... 58

5.3 Pembahasan ................................................................................ 61

5.3.1 Sikap Tentang Pencegahan Penularan Pada Keluarga

Penderita Tuberkulosis ...................................................... 61

5.3.2 Perilaku Pencegahan Penularan Pada Keluarga Penderita

Tuberkulosis ...................................................................... 63

5.3.3 Hubungan Sikap Dengan Perilaku Pencegahan Penularan

Pada Keluarga Penderita Tuberkulosis ............................... 66

BAB 6 PENUTUP

6.1 Kesimpulan ................................................................................................. 69

6.2 Saran ............................................................................................................. 69

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xiv

Page 15: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

DAFTAR TABEL

No. Daftar Tabel Halaman

4.2 Definisi operasional............................................................................................ 46

5.1 Distribusi Frekuensi respoonden berdsarkan umur di

PuskesmasCukir Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang pada bulan

april 2017 ............................................................................................................. 57

5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan di Puskesmas

Cukir Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang pada bulan april 2017

57

5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan terakhir di

Puskesmas Cukir Kecamatan Diwek Kabupaten jombang pada

bulan April 2017 ................................................................................................. 58

5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin di

Puskesmas Cukir Kecamatan Diwek kabupaten jombang pada bulan

april 2017 ............................................................................................................. 58

5.5 Karakteristik responden berdasarkan sikap tentang pencegahan

penularan pada keluarga penderita tuberkulosis di Puskesmas Cukir

Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang pada bulan april 2017 ............... 58

5.6 Karakteristik responden berdasarkan perilaku pencegahan penularan

pada keluarga penderita tuberkulosis di Puskesmas Cukir

Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang pada bulan april 2017 ............... 59

5.7 Tabulasi silang hubungan sikap dengan perilaku pencegahan

penularan pada keluarga penderita tuberkulosis di Puskesmas Cukir

Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang pada bulan april 2017 ............... 59

xv

Page 16: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

DAFTAR GAMBAR

No. Daftar Gambar Halaman

3.1 Kerangka konseptual .............................................................................................. 40

4.1 Kerangka kerja ........................................................................................................... 44

xvi

Page 17: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lembar Jadwal Kegiatan Penelitian

2. Lembar Permohonan Menjadi Responden

3. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

4. Kuesioner

5. Lembar Pernyataan Dari Perpustakanan

6. Lembar Surat Studi Pendahuluan

7. Lembar Surat Balasan Izin Studi Pendahuluan dan Penelitian dari

Puskesmas Cukir Kabupaten Jombang

8. Lembar Tabulasi Data Umum

9. Lembar Tabulasi Data Khusus

10. Lembar Hasil Output SPSS Data Umum

11. Lembar Hasil Output SPSS Data Khusus

12. Lembar Konsultasi Proposal Penelitian dan Skripsi

13. Surat Pernyataan Bebas Plagiasi

xvii

Page 18: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

DAFTAR LAMBANG

1. H1 : hipotesis alternatif

2. % : prosentase

3. : alfa (tingkat signifikansi)

4. X: skor responden

5.

: mean skor kelompok

6. N : jumlah populasi

7. n : jumlah sampel

8. d: tingkat kepercayaan yang diinginkan

9. >: lebih besar

10. <: lebih kecil

11. ≥: lebih besar sama dengan

12. ≤: lebih kecil sama dengan

DAFTAR SINGKATAN

STIKes : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

SPSS : Statistic Package for The Social Software

TB : Tuberkulosis

PUSKESMAS : Pusat kesehatan Masyarakat

xviii

Page 19: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tuberkulosis merupakan penyakit yang menjadi perhatian global.

Menurut profil kesehatan Indonesia 2015, Insidens dan kematian akibat

tuberkulosis telah menurun dengan adanya berbagai upaya pengendalian

yang dilakukan. Pelayanan kesehatan tidak terlepas dari keterlibatan

keluarga sebagai orang yang terdekat dari pasien terutama pasien

Tuberkulosis. Fenomena yang terjadi dimasyarakat saat ini masih banyak

keluarga yang tidak membawa anggota keluarganya yang sakit ketempat

pelayanan kesehatan mereka hanya membelikan obat di warung atau toko

saat anggota keluarganya sakit atau batuk, dan mereka tidak melakukan

pengobatan sampai selesai atau putus obat (drop out). Sedangkan perilaku

pencegahan keluarga masih rendah, hal tersebut terbukti dengan banyaknya

keluarga yang tinggal serumah dengan anggota keluarga yang menderita

tuberkulosis tidak menggunakan masker saat menjaga anggota keluarganya

yang sakit, dan tidak kontrol rutin, serta melakukan upaya pencegahan yang

lainnya. (Djannah, Suryani, Purwati, 2009)

Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan angka tuberkulosis

di Indonesia pada tahun 2015 ditemukan jumlah kasus tuberkulosis

sebanyak 330.910 kasus (Profil Kesehatan Indonesia, 2015). Dengan adanya

data tersebut mengemukakan bahwa Jawa Timur menduduki peringkat

kedua Provinsi dengan kasus tuberkulosis terbanyak di Indonesia. Dinkes

1

Page 20: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

2

Provinsi Jawa Timur mencatat sebanyak 21.036 penderita dengan kasus

tuberkulosis BTA positif (Profil Kesehatan Jawa Timur, 2014). Sedangkan

penderita tuberkulosis BTA (+) di Jombang pada tahun 2015 sebesar 575

penderita. Jumlah prevalensi penderita tuberkulosis disebabkan oleh adanya

sikap keluarga yang sebagian besar negatif serta perilaku keluarga yang

cenderung kurang aktif dalam pencegahan penyakit TB (Nugroho, 2010).

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Fibriana (2011) yang berjudul

“Hubungan Antara Sikap dengan Perilaku Keluarga Tentang Pencegahan

Penyakit Menular Tuberkulosis” menunjukan bahwa sikap keluarga

sebagian besar negatif, serta perilaku keluarga masih kurang. Hal tersebut

menggambarkan masih rendahnya sikap dan perilaku masyarakat pada

umumnya tentang pencegahan tuberkulosis.

TBC adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh

kuman Mycobacterium tuberculosis. Sumber penularan adalah penderita

tuberkulosis BTA positif, pada waktu batuk, bersin, berbicara, penderita

menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet. Orang dapat terinfeksi

apabila droplet terhirup ke dalam saluran pernafasan (Wijaya dan Putri,

2013). Penularan kuman tuberkulosis dipengaruhi oleh sikap dan perilaku

penderita, keluarga serta masyarakat yang kurang memahami cara mencegah

penularan penyakit tuberkulosis seperti menutup mulut pada waktu batuk

dan bersin, meludah pada tempat tertentu yang sudah diberi desinfektan,

imunisasi BCG pada bayi, menghindari udara dingin, serta mengusahakan

sinar matahari masuk ke tempat tidur. Penyakit tuberkulosis dapat berakibat

sangat fatal serta menyebabkan kematian, oleh karena itu

.

Page 21: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

3

sikap keluarga sangat menentukan keberhasilan pengobatan. Pencegahan

penularan penyakit tuberkulosis sangat diperlukan karena jika sikap

keluarga yang positif akan berpengaruh pada perilaku yang positif.

Pencegahan penularan tuberkulosis dapat dilakukan dengan cara

petugas melakukan pendekatan kepada penderita suspect tuberkulosis dan

keluarga melalui penyuluhan dan pemberian leaflet ketika datang untuk

berobat. Penyuluhan dan pemberian leaflet pada keluarga berguna untuk

mencegah penyebaran penyakit tuberkulosis, meningkatkan perilaku

keluarga terkait dengan penyembuhan dan penyakit tuberkulosis. Solusi ini

di dukung juga oleh penelitian Purwanto (2011) yaitu bahwa semakin

keluarga memiliki sikap positif maka akan berperilaku baik dan jika

keluarga memiliki sikap negatif maka berperilaku cukup/kurang.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan sikap dengan perilaku pencegahan penularan

pada keluarga penderita tuberkulosis di Puskesmas Cukir Jombang?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Menganalisis hubungan sikap dengan perilaku pencegahan

penularan pada keluarga penderita tuberkulosis di Puskesmas Cukir

Jombang.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi sikap tentang pencegahan penularan pada keluarga

penderita tuberkulosis di Puskesmas Cukir Jombang.

.

Page 22: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

4

2. Mengidentifikasi perilaku penceagahan penularan pada keluarga

penderita tuberkulosis di Puskesmas Cukir Jombang.

3. Menganalisis hubungan sikap dengan perilaku pencegahan penularan

pada keluarga penderita tuberkulosis di Puskesmas Cukir Jombang.

1.4 Manfaat penelitian

1.4.1 Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai kajian

pustaka untuk menambah kasanah keilmuan dalam bidang keperawatan

medikal bedah khususnya tentang pencegahan penularan tuberkulosis

dengan harapan akan memperbaiki sikap dan perilaku masyarakat.

1.4.2 Praktis

1. Bagi Keluarga

Dengan adanya penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan yang

berguna bagi keluarga untuk mencegah penularan tuberkulosis.

2. Bagi Perawat Puskesmas Cukir

Sebagai bahan referensi untuk meningkatkan kinerja khususnya dalam

melakukan penyuluhan tentang pencegahan penularan penyakit

tuberkulosis.

3. Bagi Dosen

Sebagai tambahan pengetahuan dalam memberikan materi KMB

kususnya dalam masalah tuberkulosis dan pencegahanya serta bahan

pengabdian masyarakat.

.

Page 23: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

5

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai informasi serta menjadi referensi ilmiah pada penelitian lebih

lanjut untuk lebih menyempurnakan penelitian dengan metode lain guna

membantu mengatasi sikap dengan perilaku pencegahan penularan

tuberkulosis. Penelitian lanjutan dapat berupa penelitian dengan sampel

yang lebih besar, jenis dan rancangan penelitian yang berbeda serta

penggunaan kelompok kontrol.

.

Page 24: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Sikap

2.1.1 Pengertian sikap

Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek

dengan cara tertentu. Kesiapan yang dimaksud disini adalah kecenderungan

potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan

pada stimulus yang menghendaki adannya respons (Azwar, 2013)

Sikap dapat bersikap positif dan dapat pula bersikap negatif

(Notoatmodjo, 2012).

1. Sikap positif

Sikap positif adalah apabila timbul persepsi yang positif terhadap

stimulus yang diberikan dapat berkembang sebaik-baiknya karena

orang tersebut memiliki pandangan yang positif terhadap stimulus

yang telah diberikan.

2. Sikap negatif

Sikap negatif apabila terbentuk persepsi negatif terhadap stimulus

yang telah diberikan, sikap mungkin terarah terhadap benda, orang

tetapi juga peristiwa, pandangan, lembaga, terhadap norma, nilai dan

lain-lain.

2.1.2 Struktur sikap

Struktur sikap dibagi menjadi 3 komponen yang saling menunjang

(Azwar, 2013). Ketiga komponen tersebut pembentukan sikap yaitu sebagai

6

Page 25: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

7

komponen kognitif (kepercayaan) emosional (perasaan) dan komponen

konatif (tindakan).

1. Komponen Kognitif

Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang

berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap.

2. Komponen afektif

Komponen afektif menyangkut masalah emosional subyektif seseorang

terhadap suatu objek sikap. Komponen ini disamakan dengan perasaan

yang dimiliki terhadap sesuatu.

3. Komponen konatif

Komponen ini menunjukkan bagaiman kecenderungan berperilaku yang

ada dalam diri seseorang yang berkaitan dengan objek sikap yang

dihadapinya.

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang

utuh (tital attitude) dalam penentuan sikap yang utuh ini pengetahuan,

berpikir, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting (Notoatmodjo,

2012). Komponen kognitif mengenai suatu objek dapat menjadi penggerak

terbentuknya sikap apabila komponen kognitif tersebut disertai dengan

komponen afektif (persepsi) dan komponen konatif (kesiapan untuk

melakukan tindakan) (Azwar, 2013).

2.1.3 Pembentukan sikap

Terbentuknya sikap seseorang pada dasarnya ditandai norma-norma

sebelumnya, sehingga norma tersebut beserta pengalaman dimasa lalu akan

.

Page 26: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

8

membentuk suatu sikap, bahkan bertindak, sikap terbentuk setelah individu

mengadakan internalisasi dari hasil (Sobur, 2011) yakni :

1. Observasi serta pengalaman partisipasi dengan kelompok yang

dihadapi.

2. Perbandingan pengalaman yang mirip dengan respon atau reaksi yang

diberikan, serta hasil dari reaksi terhadap dirinya.

3. Pengalaman yang sama melibatkan emosi, karena suatu kejadian yang

telah menyerap perasaan sulit dilupakan sehingga reaksi akan

merupakan reaksi berdasarkan usaha menjauhi situasi yang diharapkan.

4. Mengadakan perbandingan antara sesuatu yang dihadapinya dan

pengalaman orang lain yang dianggap lebih berpengalaman, lebih ahli

dan sebagainya.

2.1.4 Perubahan sikap

Perubahan sikap pada individu ada yang terjadi dengan mudah, ada

yang sukar, hal ini tergantung pada kesiapan seseorang untuk menerima

atau menolak rangsangan yang datang padanya. Perubahan sikap tidak

hanya menyebabkan perubahan yang terjadi pada diri seseorang juga

menyebabkan terjadinya perubahan sikap seiring dengan perkembangan

arus informasi, ekonomi, sosial, politik, kesehatan. Perubahan suatu sikap

tergantung pada karakteristik sistem sikap, kepribadian individu dan afiliasi

individu terhadap kelompok (Sobur, 2011)

.

Page 27: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

9

2.1.5 Karakteristik sikap

Karakteristik sikap baik yang dimiliki sebelum maupun sesudah

terbentuknya sikap, mempengaruhi pembentukan sikap tertentu.

Karakteristik sikap Sobur, 2011) meliputi :

1. Sikap ekstrem (extremeness)

Sikap yang ekstrem sulit berubah, baik dalam perubahan kongruen

(perubahan yang searah, yakni bertambahnya derajat kepositifan atau

kenegatifan dari searah) maupun inkungruen (perubahan sikap ke arah

yang berlawanan, misal sikap yang semula negatif menjadi positif atau

sebaliknya.

2. Multifleksitas (multiplexity)

Sikap yang karakteristik multiflek mudah berubah secara kongruen,

namun sulit berubah secara inkongruen, sebaliknya sikap yang simple

mudah berubah secara inkongruen, namun sulit berubah secara

kongruen.

3. Konsistensi (consistency)

Sikap yang konsisten cenderung menunjukkan sikap yang stabil, karena

komponenya saling mendukung satu sama lain, ini akan mudah berubah

ke arah konguen.

4. Interconnectedness

Interconnectedness adalah keterikatan suatu sikap dengan orang lain

dalam suatu kluster. Sikap yang mempunyai kadar keterikatan tinggi

sulit diubah ke arah kongruen.

.

Page 28: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

10

5. Konsonan (consonance)

Sikap yang saling berderajat selaras akan lebih cenderung membentuk

kluster. Kluster tersebut cenderung pula memiliki derajat saling

ketergantungan.

6. Streght and number of wants served by attitude

Perubahan sikap ditentukan oleh kekuatan dan ragam-ragamnya. Sikap

yang memiliki kekuatan dan keanekaragaman keinginan yang akan

dipuaskan disebut sikap multi servis. Sikap multi servis ini sangat

dihargai dan diharapkan seseorang. Sikap demikian sukar berubah pada

jenis inkongruen, namun pada perubahan mudah berubah.

7. Centrality of the value to which the attitude is related

Sikap seseorang yang berakar pada nilai yang dianutnya, meskipun

ditukarkan alasan persuasive dan didukung oleh kenyataan yang kuat

tetap sulit untuk diubah, kecuali dengan cara mengubah nilai.

2.1.6 Faktor yang mempengaruhi sikap

Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh

individu. Interaksi sosial yaitu individu beraksi membentuk pola sikap

tertentu terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya. Faktor yang

mempengaruhi sikap (Azwar, 2013)

1. Pengalaman pribadi

Pengalaman yang terjadi secaa tiba-tiba atau mengejutan yang

meninggalkan kesan paling mendalam pada jiwa seseorang. Kejadian

dan peristiwa yang terjadi berulang dan terus menerus, lama-kelamaan

.

Page 29: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

11

secara bertahap diserap kedalam individu dan mempengaruhi

terbentuknya sikap.

2. Pengaruh orang lain

Dalam pembentukan sikap pengaruh orang lain sangat berperan, misal

dalam kehidupan masyarakat yang hidup di pedesaan, mereka akan

mengikuti apa yang diberikan oleh tokoh masyarakatnya.

3. Kebudayaan

Kebudayaan dimana kita hidup mempunyai pengaruh yang besar

terhadap pembentukan sikap. Sikap masyarakat diwarnai dengan

kebudayaan yang ada di daerahnya.

4. Media Masa

Media masa elektronik maupun cetak sangat besar pengaruhnya

terhadap pembentukan opini dan kepercayaan seseorang, pemberian

informasi melalui media masa mengenai sesuatu hal akan memberikan

landasan kognitif baru bagi pembetukan sikap.

5. Lembaga pendidikan dan Lembaga agama

Lembaga pendidikan dan lembaga agama berpengaruh dalam

pembentukan sikap, hal ini dikarenakan keduannya meletakkan dasar

pengertian dan konsep moral dalam diri individu.

6. Faktor emosional

Sikap yang didasari oleh emosi yang fungsinya hanya sebagai

penyaluran frustasi, atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego,

sikap yang demikian merupakan sikap sementara, dan segera berlalu

.

Page 30: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

12

setelah frustasinya hilang, namun dapat juga menjadi sikap yang lebih

persisten dan bertahan lama.

7. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan salah satu aspek yang berperan penting dalam

menentukan sikap seseorang, karena dari pengetahuan mulai terbentuk

sikap sesuai dengan stimulus yang diberikan (Notoadmodjo, 2012).

2.1.7 Cara Pengukuran sikap

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap seseorang atau

kelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan Skala Likert, maka sikap

akan dijabarkan menjadi suatu indikator. Indikator tersebut dijadikan

sebagai titik tolak untuk menyusun item instrumen yang dapat berupa

pernyataan atau pertanyaan.

Pernyataan positif diberi skor :

1. Sangat setuju (SS) jika responden sangat setuju dengan pernyataan

kuesioner, dan diberi melalui jawaban kuesioner skor 4

2. Setuju (S) jika responden setuju dengan pernyataan kuesioner, dan

diberi melalui jawaban kuesioner skor 3

3. Tidak setuju (TS) jika responden tidak setuju dengan pernyataan

kuesioner, dan diberi melalui jawaban kuesioner skor 2

4. Sangat tidak setuju (STS) jika responden sangat tidak setuju dengan

pernyataan kuesioner, dan diberi melalui jawaban kuesioner skor 1

Pernyataan negatif diberi skor :

1. Sangat setuju (SS) jika responden sangat setuju dengan pernyataan

kuesioner, dan diberi melalui jawaban kuesioner skor 1

.

Page 31: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

13

2. Setuju (S) jika responden setuju dengan pernyataan kuesioner, dan

diberi melalui jawaban kuesioner skor 2

3. Tidak setuju (TS) jika responden tidak setuju dengan pernyataan

kuesioner, dan diberi melalui jawaban kuesioner skor 3

4. Sangat tidak setuju (STS) jika responden sangat tidak setuju dengan

pernyataan kuesioner, dan diberi melalui jawaban kuesioner skor 4

Setelah semua data terkumpul dari hasil kuesioner responden

dikelompokkan sesuai dengan sub variabel yang diteliti. Kemudian untuk

mengetahui kategori sikap responden dicari median nilai dalam kelompok

maka akan diperoleh :

1. Sikap responden positif, bila T responden > T mean

2. Sikap responden negatif, bila T responden < T mean (Azwar, 2013).

2.2 Konsep Perilaku

2.2.1 Definisi perilaku

Menurut Skinner (1938) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa

perilaku adalah respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan

dari luar). Perilaku ini terjadi melalui proses adannya stimulus terhadap

organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka dari skinner

ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus Organisme Respons.(Notoatmojo,

2012)

2.2.2 Macam-macam perilaku

1. Perilaku tertutup (covert behavior)

Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau

tertutup (covert). Respons atau reaksi terhadap stimulus masih terbatas

.

Page 32: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

14

pada perhatian, persepsi pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi

pada orang yang menrima stimulus tersebut, dan belum bisa diamati

dengan jelas oleh orang lain.

2. Perilaku terbuka (overt behavior)

Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau

terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk

tindakan atau praktik (practice), yang dengan mudah dapat diamati atau

dilihat oleh orang lain.

2.2.3 Perilaku kesehatan

Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang (organisme

terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit).

2.2.4 Klasifikasi perilaku kesehatan

Menurut Notoatmojo (2012) perilaku kesehatan diklasifikasikan

menjadi 3 yaitu :

1. Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit,

serta pemulihan kesehatan bila mana sudah sembuh dari penyakit.

2. Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan

sehat, perlu diupayakan supaya mencapai tingkat kesehatan yang

seoptimal mungkin.

3. Perilaku gizi (makanan dan minuman). Karena makanan dan minuman

dapat memelihara serta meningkatkan kesehatan seseorang, tetapi

sebaliknya makanan dan minuman dapat menjadi penyebab menurunya

kesehatan seeorang, bahkan dapat mendatangkan penyakit.

.

Page 33: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

15

2.2.5 Domain perilaku

Menurut Notoatmojo (2012) menjelaskan bahwa. Pengukuran

terhadap perilaku kesehatan dapat dilihat dari domain perilaku, yakni :

1. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu seseorang terhadap objek

melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya)

terhadap suatu objek, dan dibagi menjadi 6 langkah yaitu :

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya, termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh

bahan yang dipelajari.

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

3) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya (real).

Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan

hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya.

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek kedalam komponen-komponen. Tetapi masih di dalam

satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

.

Page 34: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

16

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruh

yang baru, dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Peneliaian-peneliaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang

ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada.

2. Sikap (attitude)

Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari

seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Notoatmojo (2012)

menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok :

1) Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap suatu objek

2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.

3) Kecenderungan untuk bertindak.

3. Praktik atau tindakan (practice)

Setelah seseorang mengetahui ilmunya maka kemudian stimulus

akan mengadakan penlitian, seperti halnya sikap keluarga dalam

perilaku pencegahan tuberkulosis, diperlukan suatu sikap dalam upaya

menekan angka kejadian salah satunya.

.

Page 35: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

17

2.2.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia menurut

Lawrence Green, terdapat 3 faktor utama yaitu :

1. Faktor predis posisi (predis posing factors)

Faktor yang ada didalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu, yaitu

pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi, dan

sebagainya.

2. Faktor-faktor pemungkin (reinforcing factor)

Faktor-faktor yang memungkinkan seseorang berperilaku tertentu

seperti adanya sarana prasarana atau fasilitas kesehatan tidak

mendukung bagi masyarakat (puskesmas sangat jauh dan sulit untuk

dijangkau) akan berpengaruh pada kunjungan pelayanan kesehatan.

3. Faktor-faktor penguat (reinforcing factor)

Faktor-faktor ini meliputi faktor yang memperkuat atau memberikan

dukungan seseorang untuk berperilaku, yaitu kebijakan yang ada

(Notoatmojo, 2012)

2.2.7 Pengukuran perilaku

Skala Likert digunakan untuk mengukur perilaku seseorang atau

kelompok orang tentang fenomena sosial. Skala Likert yang digunakan pada

perilaku dijabarkan menjadi suatu indikator, dan dijadikan sebagai titik

tolak untuk menyusun item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau

pertanyaan.

Menurut (Azwar, 2013), pengukuran perilaku yang berisi

pernyataan-pernyataan terpilih dan telah diuji reabilitas dan validitasnya

.

Page 36: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

18

maka dapat digunakan untuk mengungkapkan perilaku kelompok

responden.

Subyek memberi respon dengan empat kategori ketentuan, yaitu :

selalu, sering, jarang, tidak pernah.

Dengan skor jawaban :

Jawaban dari item pernyataan perilaku positif

1. Selalu (SL) jika responden sangat setuju dengan pernyataan kuesioner

dan diberikan melalui jawaban kuesioner skor 4

2. Sering (SR) jika responden setuju dengan pernyataan kuesioner dan

diberikan melalui jawaban kuesioner skor 3

3. Jarang (JR) jika responden ragu-ragu dengan pernyataan kuesioner dan

diberikan melalui jawaban kuesioner skor 2

4. Tidak pernah (TP) jika responden tidak setuju dengan pernyataan

kuesioner dan diberikan melalui jawaban kuesioner skor 1

Jawaban dari item pernyataan untuk perilaku negatif

1. Selalu (SL) jika responden sangat setuju dengan pernyataan kuesioner

dan diberikan melalui jawaban kuesioner skor 1

2. Sering (SR) jika responden setuju dengan pernyataan kuesioner dan

diberikan melalui jawaban kuesioner skor 2

3. Jarang (JR) jika responden ragu-ragu dengan pernyataan kuesioner dan

diberikan melalui jawaban kuesioner skor 3

4. Tidak pernah (TP) jika responden tidak setuju dengan pernyataan

kuesioner dan diberikan melalui jawaban kuesioner skor 4

.

Page 37: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

19

Penilaian perilaku yang didapatkan jika :

1) Perilaku positif jika nilai T skor yang diperoleh responden dari

kuesioner ≥ T mean

2) Perilaku negatif jika nilai T skor yang diperoleh responden dari

kuesioner ≤ T mean

2.3 Konsep Dasar Keluarga

2.3.1 Pengertian Keluarga

Keluarga seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan, yang

berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan

individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan polah perilaku dari

keluarga, kelompok dan masyarakat (Yeni, 2015).

2.3.2 Fungsi keluarga

1. Fungsi biologis

1) Menuruskan keturunan

2) Memelihara dan membesarkan anak

3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga

4) Memelihara dan merawat anggota keluarga

2. Fungsi psikologis

1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman

2) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga

3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga

4) Memberikan identitas keluarga

3. Fungsi sosialisasi

1) Membina sosialisasi pada anak

.

Page 38: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

20

2) Membentuk norma-norma tingkahlaku sesuai dengan tingkat

perkembangan anak

3) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga

4. Fungsi ekonomi

1) Mencari sumber-sumber perhasilan untuk memenuhi kebutuhan

keluarga

2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi

kebutuhan keluarga

3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa

yang akan datang (pendidikan, jaminan hari tua)

5. Fungsi pendidikan

1) Menyekolahan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan

dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat, dan minat yang

dimilikinya

2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang

dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa

3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya

6. Fungsi efektif

Hal yang harus dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan

memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap

anggota keluarga lainnya, bagaimana keluarga mengembangkan sikap

saling menghargai.

.

Page 39: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

21

7. Fungsi sosialisasi

Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam

keluarga, sejauhmana anggota keluarga belajar disiplin, norma, agama,

budaya, dan perilaku

8. Fungsi perawatan kesehatan

Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian,

perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh mana

pengetahuan keluarga mengenai sehat-sakit. Kesanggupan keluarga

didalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari

kemampuan keluarga melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga, yaitu

keluarga mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan

untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan terhadap anggota

keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan

kesehatan, dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang

terdapat dilingkungan setempat. Hal yang dikaji sejauh mana keluarga

melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga :

1) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah

kesehatan, yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga

mengetahui mengenai fakta dari masalah kesehatan yang meliputi

pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab, dan yang

mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap masalah.

2) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan

mengenai tindakan kesehatan yang tepat, hal yang perlu dikaji

adalah :

.

Page 40: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

22

a. Sejauh mana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat

dan luasnya masalah

b. Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga?

c. Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang

dialami?

d. Apakah keluarga masalah takut akan akibat dari tindakan

penyakit?

e. Apakah mempunyai sifat negatif terhadap masalah kesehatan?

f. Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang

ada?

g. Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan?

h. Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap

tindakan dalam mengatasi masalah?

3) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat

anggota keluarga yang sakit, yang perlu dikaji adalah :

a. Sejauhmana keluarga mengetahui keadaan penyakit (sifat,

penyebaran, komplikasi, prognosa dan cara merawatnya)

b. Sejauhmana keluarga mengetahui tentang sikap dan

perkembangan keperawatan yang dibutuhkan

c. Sejauhmana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas yang

diperlukan untuk perawatan yang dibutuhkan

d. Sejauh mana keluarga mengetahui sumber-sumber yang ada

dalam keluarga

.

Page 41: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

23

4) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga memelihara

lingkungan rumah yang sehat, hal yang perlu dikaji adalah :

a. Sejauhmana keluarga mengetahui sumber-sumber keluarga

yang dimiliki

b. Sejauhmana keluarga melihat keuntungan atau manfaat

pemeliharaan lingkungan

c. Sejauhmana keluarga mengetahui pentingnya hygiene sanitasi

d. Sejauhmana keluarga mengetahui upaya pencegahan penyakit

e. Sejauhmana sikap atau pandangan keluarga terhadap hygiene

sanitasi

f. Sejauhmana kekompakan antar anggota keluarga

5) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga menggunakan

fasilitas atau pelayanan kesehatan dimasyarakat, hal yang dikaji

adalah :

a. Sejaumana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan

b. Sejauhmana keluarga memahami keuntungan yang dapat

diperoleh dari fasilitas kesehatan

c. Sejauhmana tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas

dan fasilitas kesehatan

d. Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang

terhadap petugas kesehatan

e. Apakah fasilitas kesehatan terjangkau oleh keluarga

.

Page 42: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

24

9. Fungsi reproduksi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah :

1) Berapa jumlah anak

2) Bagaimana keluarga merencana jumlah anggota keluarga

3) Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan

jumlah anggota keluarga

10. Fungsi ekonnomi

Fungsi yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah :

1) Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan

papan

2) Sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada

dimasyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga

11. Perawatan kesehatan keluarga

Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan

masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit

atau kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui

perawatan sebagai saran.

12. Tujuan perawatan kesehatan keluarga

1) Tujuan umum

Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan

keluarga mereka, sehingga dapat meningkatkan kemampuan

keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga mereka, sehingga

dapat meningkatkan status kesehatan keluarganya.

.

Page 43: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

25

2) Tujuan khusus

a. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi

masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga

b. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menangulangi

masalah-masala kesehatan dasar dalam keluarga

c. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil

keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan para

anggotanya

d. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan

asuhan keperawatan terhadap anggota keluarga yang sakit dan

dalam mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya

e. Meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan

mutu hidupnya

13. Fungsi keluarga penderita tuberkulosis

Keluarga penderita tuberkulosis mempunyai tugas dalam pengobatan

dan pemeliharaan kesehatan para anggotanya dan saling memelihara :

1) Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota

keluarga

2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat

3) Memberikan keperawatan kepada salah satu anggota keluarga yang

menderita tuberkulosis, dan yang tidak dapat membantu dirinya

sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda

4) Mempertahankan suasana dirumah yag menguntungkan kesehatan

dan perkembangan kepribadian anggota keluarga

.

Page 44: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

26

5) Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan

lembaga-lembaga kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan

dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada.

2.4 Konsep Tuberkulosis

2.4.1 Definisi tuberkulosis

Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan

oleh kuman tuberkulosis (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar

kuman tuberkulosis menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ

tubuh lainnya (Mansjoer, 2010).

Tuberkulosis atau TB paru adalah penyakit infeksius yang terutama

menyerang parenkim paru. Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular

yang disebabkan oleh basil mikrobacterium tuberkolusis yang merupakan

salah satu penyakit saluran pernafasan bagian bawah yang sebagian besar

hasil tuberkulosis masuk ke dalam jaringan paru melalui airbone infection

dan selanjutnya mengalami proses yang dikenal sebagai focus primer dari

ghon (Wijaya dan Putri, 2013).

Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan Tuberkulosis

(TB) merupakan penyakit infeksius atau menular yang disebabkan oleh

mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru, tetapi dapat juga

menyerang organ lain.

.

Page 45: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

27

2.4.2 Etiologi

Menurut Wijaya & Putri (2013) etiologi Tuberkulosis adalah:

1) Agen infeksius utama, mycrobacetrium tuberkulosis adalah batang

aerobik tahan asam yang tumbuh dengan lambat dan sensitif terhadap

panas dan sinar ultraviolet.

2) Mycrobacetrium bovis dan mycrobacetrium avium pernah ada, tetapi

kerjadiannya jarang, berkalitan dengan kejadian infeksi tuberkulosis.

2.4.3 Penemuan penderita tuberkulosis

Kegiatan penemuan pasien tuberkulosis terdiri dari penjaringan

suspect tuberkulosis, diagnosis, penentuan klasifikasi penyakit dan tipe

pasien.

1. Penmuan penderita tuberkulosis pada orang dewasa

Penemuan penderita tuberkulosis dilakukan pasif, artinya panjaringan

tersangka penderita dilaksanakan pada mereka yang datang berkunjung

ke unit pelayanan kesehatan. Penemuan secara pasif tersebut didukung

dengan penyuluhan secara aktif, baik oleh petugas kesehatan maupun

masyarakat, untuk meningkatkan cakupan penemuan tersangka

penderita. Cara ini terkenal dengan sebutan passive promotion case

finding (penemuan penderita secara pasif dengan promosi yang aktif).

Selain itu semua kontak penderita tuberkulosis paru BTA positif dengan

gejala sama harus diperiksa dahaknya. Seorang petugas kesehatan

diharapkan menemukan tersangka penderita sedini mungkin, mengingat

tuberkulosis adalah penyakit menular yang dapat mengakibatkan

kematian.

.

Page 46: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

28

2. Penemuan penderita tuberkulosis pada anak

Penemuan penderita tuberkulosis paru pada anak merupakan hal yang

sulit. Sebagian besar diagnosis tuberkulosis anak didasarkan atas

gambaran klinis, gambaran radiologis dan uji tuberkulin.

2.4.4 Penularan dan faktor-faktor resiko

Tuberkulosis ditularkan dari orang ke orang oleh transmisi melalui

udara. Individu terinveksi melalui bicara, batuk, bersin, tertawa atau

bernyanyi, melepaskan doplet. Doplet yang besar akan menetap dan doplet

yang kecil akan tertahan di udara dan terhirup oleh individu yang rentan.

Menurut Wijaya & Putri (2013) individu yang beresiko tinggi untuk tertular

tuberkulosis adalah:

1) Mereka yang kontak dekat dengan seseorang yang mempunyai TB

aktif.

2) Individu imunosupresif (termasuk lansia, pasien dengan kangker,

mereka yang dalam terapi kortikosteroid atau mereka yang terinfeksi

dengan HIV.

3) Pengguna obat-obatan IV dan Alkoholik.

4) Setiap individu tanpa perawatan kesehatan yang adekuat (tunawisma,

tahanan, etnik dan ras minoritas, terutama anak-anak dibawah usia 15

tahun dan dewasa muda antara usia 15 sampai 44 tahun).

5) Setiap individu dengan gangguan medis yang sudah ada sebelumnya

(misalnya: diabetes, gagal ginjal kronis, silikosis, penyimpangan gizi).

6) Imigran dari negara yang terinfeksi TB yang tinggi (Asia tenggara,

Afrika, Amerika Latin, Karibia).

.

Page 47: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

29

7) Setiap individu yang tinggal di institusi (misalnya: fasilitas kesehatan

jangka panjang, institusi spikiatrik, penjara).

8) Individu yan tinggal didaerah perumahan substandard kumuh.

9) Petugas kesehatan.

10) Resiko untuk tertular tuberkulosis juga tergantung pada banyaknya

organisme yang terdapat diudara.

2.4.5 Manifestasi klinis

Tuberkulosis sering dijuluki “the great imitator” yaitu suatu

penyakit yang mempunyai banyak kemiripan dengan penyakit lain yang

juga memberikan gejala umum seperti lemah dan demam. Pada sejumlah

penderita gejala yang timbul tidak jelas sehingga diabaikan bahkan kadang-

kadang asistomatik.

Menurut Wijaya & Putri (2013) gambaran klinis TB paru dapat

dibagi menjadi dua golongan, gejala raspiratorik dan gejala sistemik:

1. Gejala respiratorik meliputi:

1) Batuk : Gejala batuk paling dini dan merupakan gangguan yang

paling sering dikeluhkan. Mula-mula bersifat non prokduktif

kemudian berdahak bahkan bercampur darah bila sudah ada

kerusakan jaringan.

2) Batuk darah : Darah yang keluar dalam dahak bervariasi, mungkin

tampak berupa garis atau bercak-bercak darah, gumpalan atau darah

segar dalam jumlah sangat banyak. Batuk darah terjadi karena

pecahnya pembulu darah. Berat ringannya batuk darah tergantung

dari kecil besarnya pembulu darah yang rusak.

.

Page 48: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

30

3) Sesak nafas : Gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkin paru

sudah luas atau karena ada hal-hal yang menyertai seperti efusi

pleura, pnemothorax, anemia, dll.

4) Nyeri dada : Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang

ringan. Gejala ini timbul apa bila sistem persarafan di pleura terkena.

2. Gelaja sistemik, meliputi :

1) Demam : merupakan gejala yang sering dijumpai biasanya timbul

pada sore dan malam hari mirip dengan influeza, hilang timbul dan

makin lama makin panjang sedangkan masa beban serangan makin

pendek.

2) Gejala sistemik lain : gejala sistemik lain iyalah keringat malam,

anoreksia, penurunan berat badan serta malaise.

3) Timbulnya gejala biasanya grandual dalam beberapa minggu-bulan

akan tetapi penampilan akut dengan batuk, panas, sesak nafas

walaupun jarang dapat juga timbul gejala menyerupai gejala

pneumonia.

Tuberkulosis paru termasuk insidius. Sebagian besar pasien

menunjukkan demam tinggkat rendah, keletihan, anoreksia, penurunan BB,

berkeringat malam, nyeri dada dan batuk menetap. Batuk pada awalnya

mungkin non prokduktif, tetapi dapat berkembang kearah pembentukan

spuntum mukopurulen dengan hemoptitis.

Tuberkulosis dapat mempunyai manifestasi atipikal pada lansia,

seperti perilaku tiada biasa dan perubahan status mental, demam, anoreksia,

.

Page 49: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

31

dan penurunan BB. Basil tuberkulosis dapat bertahan lebih dari 50 tahun

dalam keadaan dorman.

2.4.6 Diagnosa tuberkulosis paru

Diagnosa tuberkulosis paru pada orang dewasa ditegakkan dengan

ditemukannya kuman tuberkulosis (BTA). Pada program penanggulangan

tuberkulosis nasional, penemuan BTA melalui pemeriksaan dahak

mikroskopis merupakan diagnosis utama. Pemeriksaan lain seperti foto

toraks, dan uji kepekaan dapat digunakan sebagai penunjang diagnosis

sepanjang sesuai dengan indikasinya. Semua suspect tuberkulosis diperiksa

3 spesimen dahak mikroskopis dalam waktu 2 hari, yaitu sewaktu-pagi-

sewaktu (SPS) yaitu:

1. S (sewaktu): dahak dikumpulkan pada saat suspek tuberkulosis datang

berkunjung pertama kali. Pada saat pulang, suspek membawa sebuah

pot dahak untuk mengumpulkan dahak pada hari kedua.

2. P (pagi): dahak dikumpulkan dirumah pada pagi hari kedua, segera

setelah bangun tidur. Pot dibawa dan diserahkan sendiri kepada petugas

di UPK.

3. S (sewaktu): dahak dikumpulkan di UPK pada hari kedua, saat

penyerahan dahak pagi.

2.4.7 Penatalaksanaan

Tindakan pencegahan dapat dikerjakan oleh penderita, masyarakat

dan petugas kesehatan.

1. Penderita tuberkulosis paru

1) Minum obat secara teratur sampai selesai

.

Page 50: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

32

2) Menutup mulut waktu bersin atau batuk

3) Tidak meludah disembarang tempat

4) Meludah di tempat yang kena sinar matahari atau di tempat yang

diisi sabun atau karbol/isol

2. Untuk keluarga

1) Jemur tempat tidur bekas penderita secara teratur

2) Buka jendela lebar-lebar agar udara segar dan sinar matahari dapat

masuk

3) Kuman tuberkulosis akan mati bila terkena sinar matahari

2.4.8 Taktik dan strategi pengobatan tuberkulosis paru

Pada pengobatan pasien tuberkulosis paru harus menguasai taktik

dan strategi yang efektif, dan efisien untuk menekan terjadinya resistensi

basil agar tidak terjadi relap atau kekambuhan. Untuk menunjang

keberhasilan pengobatan maka taktik yang dipilih, obat kemoterapi harus

dikombinasi, tidak boleh putus-putus, dan dengan jangka waktu lama atau

dikenal sebagai combined, continued, prolonged.

1. Kombinasi (combined) dengan dosis tertentu

Obat tuberkulosis kombinasi dengan dosis tertentu adalah dua atau

lebih komponen obat di dalam satu sediaaan. Kombinasi obat

tuberkulosis bertujuan agar pasien dengan tuberkulosis tidak harus

menggunakan terlalu banyak obat selama pengobatan. Penggunaan

kombinasi dari dua komponen obat telah lama digunakan. Penderita

tuberkulosis aktif tidak dapat diobati dengan satu jenis obat, karena

bakteri tuberkulosis di tubuhnya dapat menjadi kebal atau resistan

.

Page 51: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

33

terhadap obat tersebut. Kuman tuberkulosis paru menjadi resistan akibat

dari obat tersebut tidak berkerja lagi terhadap kuman di tubuh penderita.

Menghindari timbulnya resistansi, penderita tuberkulosis paru diobati

dengan kombinasi beberapa obat, yang disebut sebagai terapi anti

tuberkulosis. Terdapat lima pilihan obat yang biasanya dipakai di

Indonesia pengobatan tuberkulosis yaitu :

1) Isoniazid (INH atau H)

2) Pirazinamid (Z)

3) Ethambutol (E)

4) Rifampisin (R)

5) Streptomisin (S)

2. Tujuan dari pemberian obat tuberkulosis paru kombinasi :

1) Pengguna obat kombinasi.

a) Membuat peresepan menjadi lebih mudah.

b) Membuat penyediaan obat lebih mudah karena lebih sedikit.

c) Mengurangi kemungkinan resistensi obat tuberkulosis dengan

memastikan lebih sedikit obat yang perlu digunakan.

d) Mengurangi resiko salah obat.

e) Meningkatkan kepatuhan pasien karena jumlah obat yang

harus diminum lebih sedikit sehingga pengobatan menjadi

lebih mudah dan mengurangi kemungkinan pasien akan

membagi dosis atau hanya meminum beberapa obat.

Penggunaan blister packs,dengan atau tanpa tablet kombinasi

.

Page 52: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

34

dosis tertentu, juga membuat pasien untuk patuh terhadap

pengobatan mereka.

2) Berkesinambungan (continued)

Berkesinambungan berarti penderita memakai obat yang

diprogramkan secara terus menerus. Penderita tidak memakai

obatnya secara disiplin, mengakibatkan tuberkulosis menjadi

resistan terhadap obat yang dipakai, selanjutnya obat tersebut tidak

efektif, dan penderita harus memakai obat antu tuberkulosis yang

lain, yang lebih mahal dan lebih sulit dipakai.

3) Jangka waktu yang lama (prolonged)

Terapi tuberkulosis biasanya berlangsung selama enam bulan

sampai dengan 12 bulan. Tantangan kepatuhan pasti ada, sebab

kadang kala penderita mengalami efek samping. Pengawasan oleh

pengawas menelan obat (PMO) seperti dilakukan berdasarkan

DOT-S dapat membantu penderita agar tetap disiplin.

2.4.9 Patofisiologi

Basil tuberkel yang mencapai permukaan alveoli biasanya diinhalasi

sebagai suatu unit yang terdiri dari satu sampai tiga basil karena gumpalan yang

lebih besar cenderung tertahan di rongga hidung dan tidak menyebabkan

penyakit (danneberg, 1981 dikutib dari Andra & Yessie, 2013). Setelah berada

dirongga alveolus (biasanya dibagian bawah lobus atas atau dibagian lobus

bawah) basil tuberkulosis ini membangkitkan reaksi peradangan. Leokosit

polimorfonuklear tampak pada tempat tersebut dan mefagosit bakteri tetapi

tidak membunuh organisme tersebut. Sesudah hari-

.

Page 53: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

35

hari pertama maka lokosit diganti oleh makrofag. Alveoli yang terserang

akan mengalami konsolidasi dan timbul gejala peneumonia akut.

Peneumonia seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya tanpa menimbulkan

kerusakan jaringan paru atau proses dapat berjalan terus dan bakteri terus

difogasit atau berkembang biak didalam sel. Basil juga berkembang melalui

kelenjar limfe regional. Makrofak yang menggalami infiltrasi menjadi lebih

panjang dan sebagian bersatu sehingga membentuk sel tuberkel epiteloid

yang dikelilingi oleh limfosit. Reaksi ini biasanya berlangsung 10-20 hari.

Nekrosis bagian sentral lesi memberikan gambaran yang relatif padat seperti

keju, lesi nekrosis ini disebut nekrosis kaseosa. Daerah yang mengalami

nekrosis kaseosa dan jarian glanurasi disekitarnya yang terdiri dari sel

epiteloid dan fibrolas menimbulkan respon berbeda. Jariangan glanurasi

menjadi lebih lebih fibrosa, membentuk jarian parut yang akhirnya

membentuk kapsul yang mengelilinggi tuberkel.

Lasi promer paru-paru disebut fokus ghon dan gabungan

terserangnya kelenjar limfe regional dan lesi primer dinamakan kompleks

Ghon. Kompleks Ghon yang mengalami perkapuran ini dapat dilihat dari

orang sehat yang kebetulan mengalami pemeriksaan radiogram rutin.

Respon lain yang ysng terjadi pada daerah nekrosis adalah pencairan

dimana bahan cair lepas kedalam bronkus dan menimbulkan kavitas. Meteri

tuberkel yang dilepaskan dari dinding kavitas akan masuk kepercabangan

trankeobronkial. Proses ini dapat berulang kembali pada bagian lain dari

paru atau basil akan terbawa kelaring, telingga tengah atau usus. Kavitas

kecil dapat menutup sekalipun tanpa pengobatan dan menginggalkan

.

Page 54: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

36

jariangan parut fibrosa. Bila peradangan mereda lumes bronkus dapat

menyempit dan menutup oleh jaringan parut yang terdapat dekat dengan

perbatasan bronkus. Bahan perkejuan dapat mengental sehingga tidak dapat

mengalir melalui saluran yang ada dan lesi mirip dengan lesi berkapsul yang

tidak terlepas. Keadaan ini dapat tidak menimbulkan gejala dalam waktu

lama atau membentuk lagi hubungan dengan bronkus dan menjadi tempat

peradangan aktif. Penyakit dapat menyebar melalui saluran limfe atau

pembulu darah (limfohematogen). Organisme yang lolos dari kelenjar limfe

akan mencapai aliran darah dalam jumplah yang lebih kecil yang kadang-

kadang dapat menimbulkan lesi bada bagian organ lain (ekstrapulmoner).

Penyebab hematogen merupakan suatu fenomena akut yang biasanya

menyebabkan tuberkulosis milier. Ini terjadi bila fokus nekrotik merusak

merusak pembulu darah sehingga banyak organisme masuk kedalam sistem

vaskuler dan tersebar kedalam sistem vaskuler kedalam organ-organ tubuh

(Wijaya & Putri, 2013). Dalam penyakit Tuberkulosis akan muncul masalah

ketidak efektifan pola nafas, hal itu bisa terjadi karena perubahan cairan

intra pleura yang mengakibatkan sesak nafas, sianosis, dan penggunaan otot

bantu nafas. Selain itu tanda sesak nafas merupakan terjadinya kerusakan

membran alveolar-kapiler merusak pleura menyebabkan gangguan

pertukaran gas, produksi sekret yang meningkat, dan pecahnya pembulu

darah mengakibatkan batuk produktif dan batuk darah dapat mengakibatkan

ketidakefektifan bersihan jalan nafas.

.

Page 55: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

37

2.4.10 Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit tuberkulosis

Berat ringannya tuberkulosis paru tergantung pada faktor host,

Virulensi kuman dan lingkungan, menurut WHO (1997) pencetus

terjadinya infeksi yang berat adalah HIV dan kemiskinan berperan pada

keadaan malnutrisi sehingga memperburuk status gizi yang melemahkan

sistem kekebalan tubuh, hal ini dapat diperberat dengan keadaan penyakit

penyerta. Akibat krisis ekonomi terjadi penurunan konsumsi makanan

yang bergizi, sehingga komponen nutrisi untuk bahan pembentukan

antibodi berkurang. Tidak seimbangnya pemasukan yang didapat dengan

kerja keras dibandingkan pengeluaran yang lebih tinggi mengakibatkan

stres psikis yang berkepanjangan. Stres mengakibatkan produksi hormon

stresor kortisol meningkat. Peningkatan kortisol menghambat kerja IL-1,

untuk mengaktifkan limfosit sehingga melemahkan kerja makrofag

menimbulkan kuman mudah mengadakan pembiakan. Pada orang yang

mengalami infeksi namun bila ketahanan tubuhnya normal, 90% akan

sembuh dengan sendirinnya, namun pada mereka yang ketahanan

tubuhnya rendah beresiko tinggi untuk menjadi sakit dari yang ringan

sampai berat, bahkan dapat menyebar keseluruh organ tubuh (Milier, 1997

dikutif Tjandra, 2011).

2.5 Penelitian Terkait Sikap Keluarga dengan Perilaku Pencegahan

Penularan Tuberkulosis

1. Penelitian terkait yang dilakukan oleh Siti, Dyah, dan Dian yang berjudul

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Pencegahan

Penularan TBC pada mahasiswa di Asrama Manokwari Sleman

.

Page 56: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

38

Yogyakarta tahun 2009. Penelitian ini menggunakan metode observasi

anlitik dengan rancangan penelitian cross setional. Penelitian ini

dilakukan di Asrama Manokwari Sleman dengan teknik Totality

Sampling yaitu semua populasi dijadikan sampel penlitian sebanyak 37

responden. Berdasarkan hasil penelitian ini, responden paling banyak

mempunyai perilaku baik dengan sikap yang buruk sebanyak 18

responden (48,6 persen) dan 2 (5,4 persen). dari hasil analisis yang

didapatkan korelasi regresi linier dengan nilai Sig 0,001 dan R 0,520

serta R squere 0,270 yang artinya penelitian ini memiliki hubungan

antara sikap tentang TBC dengan perilaku pencegahan penularan di

asrama Manokwari.

2. Penelitian terkait yang dilakukan oleh Linda Febriana tahun 2011 dengan

judul Hubungan antara Sikap dengan Perilaku Keluarga tentang

Pencegahan Penyakit Menular Tuberculosis. Desain penelitian ini

menggunakan cross sectional, jumlah sampel yang diambil pada

penelitian ini adalah 22 responden keluarga pasien TB Paru di wilayah

kerja puskesmas wringinaom-gresik melalui metode total sampling.

Setelah ditabulasi data yang dianalisis dengan menggunakan uji

spearman. Hasil penelitian menujukan sikap keluarga sebagian besar

negative yaitu 12 responden (54,5%) besikap positif yaitu 10 responden

(45,5%). Dan perilaku keluarga yang berperilaku baik 6 responden

(27,3%), berperilaku cukup 9 responden (40,9%) dan yang berperilaku

kurang 7 responden (31,8%) sedangkan dari hasil uji statistic diperoleh

.

Page 57: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

39

hasil terdapat hubungan antara sikap dengan perilaku keluarga tentang

pencegahan penyakit menular tuberkulosis.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Ferry Nugroho dengan judul Hubungan

Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Pencegahan Penularan

Tuberkulosis Paru pada Keluarga di wilayah kerja Puskesmas kota

Wilayah Utara. Penelitian ini menggunakan desain Korelasional.

Sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Simple Random

Sampling, besar sampel yang didapatkan adalah 25 keluarga. Uji statistik

yang di gunakan dalam penelitian ini adalah Regresi Logistik Ganda.

Hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa mayoritas responden memiliki

sikap yang baik yaitu sebanyak 24 responden (96 %) dan paling banyak

responden memiliki perilaku yang baik dan cukup masing-masing

sebanyak 11 responden (44 %). Setelah dilakukan uji statistik Regresi

Logistik Ganda yang didasarkan taraf kemaknaan yang ditetapkan ( =

0,05) didapatkan p = 0,078 dimana p > maka Ho diterima jadi tidak ada

hubungan sikap dengan perilaku pencegahan penularan Tuberkulosis

paru (TBC paru) pada keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Kota

Wilayah Utara.

.

Page 58: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIOTESIS

3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konsep adalah abtraksi dalam bentuk bagan-bagan agar

mudah diinformasikan (Notoatmodjo, 2015), kerangka konsep dalam

penelitian ini adalah seperti tabel 3.1 berikut :

Faktor yang mempengaruhi sikap:

1. Pengalaman pribadi

2. Pengaruh orang lain 3. Kebudayaan

4. Media Masa 5. Lembaga pendidikan dan

Lembaga agama 6. Faktor emosional 7. Pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku; 1. Faktor predis posisi

2. Faktor-faktor pemungkin 3. Faktor-faktor penguat

Sikap Keluarga sesuai dengan 3 komponen yang saling menunjang yaitu :

1. Komponen Kognitif 2. Komponen afektif 3. Komponen konatif

Perilaku pencegahan penularan TB Paru

Klasifikasi perilaku kesehatan yaitu:

1. Perilaku pencegahan penyakit 2. Perilaku peningkatan kesehatan, 3. Perilaku gizi

Positif Negatif

1. Prevalensi TB 1. Prevalensi TB

menurun meningkat

2. Menurunya penularan 2. Menularnya TB

TB kepada anggota kepada anggota

keluarga yang lain keluarga yang lain

Keterangan :

Tidak diteliti :

Diteliti :

Hubungan :

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Hubungan Sikap Dengan Perilaku Pencegahan Penularan Pada Keluarga Penderita Tuberkulosis di Puskesmas Cukir Jombang

40

Page 59: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

41

3.2 Hipotesis

Hipotesis adalah menyimpulkan suatu ilmu melalui suatu testing dan

pernyataan secara ilmiah atau hubungan yang telah dilaksanakan penelitian

sebelumnya (Nursalam, 2012). Berdasarkan rumusan masalah, maka

hipotesis dalam penelitian adalah :

H1 : Ada hubungan sikap dengan perilaku pencegahan penularan pada

keluarga penderita Tuberkulosis di Puskesmas Cukir Jombang.

.

Page 60: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

BAB 4

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah suatu cara yang akan digunkan dalam

penelitian untuk memperoleh kebenaran ilmu pengetahuan atau pemecahan suatu

masalah pada dasarnya menggunakan waktu penelitian (Notoatmodjo, 2015)

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah keseluruhan dari perencanaan untuk

menjawab pertanyaan penelitian dan mengantisipasi beberapa kesulitan

yang mungkin timbul selama proses penelitian, hal ini penting karena desain

penelitian merupakan strategi untuk mendapatkan data yang dibutuhkan

untuk keperluan pengujian hipotesis atau untuk menjawab pertanyaan

penelitian dan sebagai alat untuk mengontrol variabel yang berpengaruh

dalam penelitian (Nursalam, 2012). Desain penelitian adalah penelitian

analitik cros sectional adalah suatu penelitian yang menyangkut bagaimana

faktor resiko dipelajari dengan menggunakan pendekatan cros sectional

(Notoadmodjo, 2015).

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian

4.2.1 Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai penyusunan proposal sampai

dengan penyusunan laporan skripsi pada bulan Februari sampai dengan

bulan Juni 2017

4.2.2 Tempat penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di Puskesmas Cukir Kabupaten Jombang

42

Page 61: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

43

4.3 Populasi Penelitian Sampel dan Sampling

4.3.1 Populasi

Populasi adalah objek penelitian atau objek yang akan diteliti

(Notoatmodjo, 2015). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga

penderita tuberkulosis di Puskesmas Cukir Kabupaten jombang sebanyak 50

orang.

4.3.2 Sampel

Sampel merupakan objek yang akan diteliti dan dianggap mewakili

seluruh populasi (Notoatmodjo, 2015). Sampel dalam penelitian ini adalah

keluarga penderita tuberkulosis yang berada di Puskesmas Cukir Kabupaten

Jombang.

Nursalam (2012) penentuan besar sampel dapat dihitung berdasarkan

populasi yang mencerminkan jumlah sampel. Untuk menentukan jumlah

sampel digunakan

N

n = 1+N (d)2

Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

d = ingkat kepercayaan yang diinginkan (0,05)

Besar sampel n = n =

N

1+N (d)2 50

1+50(0,05)2 = 50

1+50 (0, 00 25 )

.

Page 62: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

44

= 50

1+0,1 25 = 1,12550 = 44,44 = 44 Responden

4.3.3 Sampling

Sampling adalah proses menyeleksi porsi untuk dapat mewakili

populasi. Teknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh dalam

pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai

dengan keseluruhan subjek penelitian (Nursalam, 2012). Dalam penelitian

ini cara pengambilan sempel menggunakan teknik simple random sampling

yaitu cara pengambilan sampel secara acak sederhana.

4.4 Jalannya penelitian ( Kerangka kerja)

Identifikasi masalah

Rancangan penelitian analitik korelasi dengan pendekatan

analitik cross sectional

Populasi

Semua keluarga penderita tuberkulosis di Puskesmas Cukir Kabupaten Jombang

dengan jumlah 50 keuarga

Sampling

Simple random sampling

Sampel

Sebagian keluarga penderita tuberkulosis di Puskesmas Cukir Kabupaten Jombang dengan jumlah 44 Responden

Pengumpulan data

kuesioner

Pengolahan dan analisa data

Editing, coding, scoring, tabulating, dan uji sperman rank

Penyajian hasil

Penyusunan laporan

Gambar 4.1 : Kerangka kerja Sikap dengan perilaku pencegahan penularan pada

keluarga penderita Tuberkulosis di Puskesmas Cukir Kabupaten

Jombang

.

Page 63: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

45

4.5 Identifikasi Variabel

Variabel adalah suatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran

yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep

pengertian tertentu. (Notoatmodjo, 2012).

4.5.1 Variabel independen (variabel bebas)

Variabel independen merupakan variabel yang menjadi sebab

perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Hidayat, 2011).

Variabel independen dalam penelitian ini adalah sikap pencegahan

penularan pada keluarga penderita tuberkulosis.

4.5.2 Variabel dependen (variabel terikat)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi

akibat karena variabel bebas (Hidayat, 2011). Variabel dependen dalam

penelitian ini adalah perilaku pencegahan penularan pada keluarga penderita

tuberkulosis.

4.6 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik

(variabel) yang diamati dari sesuatu yang didentifikasi tersebut (Nursalam,

2013).

.

Page 64: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

46

Tabel 4.6 Definisi Operasional Sikap Dengan perilaku Pencegahan Penularan pada keluarga penderita tuberkulosis

Variabel Defini

Parameter Alat Ukur Skala Sekor

Operasional

Variabel Pandangan Keluarga Kuesioner Ordinal Positif :

Independen keluarga melaksanakan SS : 4

: Sikap tentang sikapnya sesuai S : 3

pencegahan pencegahan dengan 3 TS : 2

penularan penularan komponen yang STS: 1

pada TB paru saling menunjang Negatif :

keluarga yaitu : SS : 1

penderita 1. Kognitif S : 2

tuberkulosis 2. afektif TS : 3

3. konatif STS: 4 Kriteria

3. Sikap responden

positif, bila T

responden > T

mean

4. Sikap responden

negatif, bila T

responden < T

mean

(Azwar, 2013)

Variabel Tindakan Klasifikasi Kuesioner Ordinal Positif : Dependen yang perilaku Selalu : 4

Perilaku dilakukan kesehatan : Sering : 3 pencegahan untuk 1. Perilaku Jarang : 2

penularan mencegah pencegahan Tidak pernah : 1

pada penularan 2. Perilaku Negatif :

keluarga TB Paru peningkatan Selalu : 1

penderita kesehatan Sering : 2

tuberkulosis 3. Perilaku gizi Jarang : 3

Tidak pernah : 4

Kriteria

Perilaku positif =

Perilaku T skor > T Mean Perilaku negatif =

Perilaku T skor < T

mean

(Azwar, 2013)

4.7 Pengumpulan dan analisa data

4.7.1 Alat / instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk

pengumpulan data (Notoatmodjo, 2015). Jenis instrumen yang digunakan

dalam penlitian ini adalah kuesioner. Kuesioner terdiri dari 2 variabel,

variabel yang pertama berisi 20 pernyataan tentang sikap pencegahan

.

Page 65: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

47

penularan pada keluarga penderita tuberkulosis dalam bentuk pernyataan

tertutup berupa pernyataan positif berjumla 10 pernyataan pada pernyataan

nomor 1,2,3,7,8,9,13,14,15,16 dan pernyataan negatif berjumlah 10

pernyataan pada pernyataan nomor 4,5,6,10,11,12,17,18,19,20. Variabel

kedua berisi 10 pernyataan tentang perilaku pencegahan penularan pada

keluarga penderita tuberkulosis yang telah dilakukan warga dalam bentuk

pernyataan tertutup yang terbagi dengan pernyataan positif dan pernyataan

negatif. Pernyataan positif pada variabel kedua berjumlah 5 pernyataan pada

nomor 1,2,5,6,9 dan pernyataan negatif berjumlah 5 pernyataan pada nomor

3,4,7,8,10.

4.7.2 Tahap pengumpulan data

1. Tahap persiapan pengumpulan data

Setelah proposal penelitian disetujui oleh penguji, penliti mengajukan

permohonan rekomendasi kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten

Jombang, dan Kepala Puskesmas Cukir Kabupaten Jombang.

2. Setelah ijin penlitian disetujui, peneliti mengumpulkan data dari

Puskesmas Cukir Kabupaten Jombang, setelah data diambil peneliti

menyeleksi calon responden berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan

peneliti.

3. Setelah mendata yang sesuai dengan kriteria responden, kemudian

peneliti mengadakan pertemuan dengan responden untuk melakukan

informed consent dan menjelaskan tujuan serta manfaat dari penelitian

ini.

.

Page 66: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

48

4. Responden harus mengisi semua daftar pertanyaan dalam kuesioner

yang telah diberikan, dan jika telah selesai kuesioner diserahkan pada

peneliti.

5. Terakhir dilakukan penyusunan laporan hasil penlitian

Pengelolahan data yang lebih ringkas, dan disajikan serta dianalisa

sebagai dasar pengambilan keputusan (Nazir, 2011).

4.7.3 Pengolahan data

1. Editing

Editing adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk meneliti kembali

apakah isian pada lembar pengumpulan data sudah cukup baik sebagai

upaya menjaga kualitas data agar dapat diproses lebih lanjut (Moh.

Nasir, 2011). Dalam editing ini akan dilakukan :

a. Memeriksa kelengkapan data

b. Memeriksa kesinambungan data

c. Memeriksa keseragaman data

2. Coding

Coding adalah mengklasifikasikan jawaban dari responden menurut

kriteria tertentu. Klasifikasi pada umumnya ditandai dengan kode

tertentu yang biasanya berupa angka (Nazir, 2011). Dalam penelitian ini

peneliti menggunakan beberapa kode pada bagian-bagian tertentu untuk

mempermudah waktu pentabulasian dan analisa data.

a. Responden

Responden1 = R1

Responden2 = R2

.

Page 67: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

49

Responden3 = R3

b. Umur

17 – 23 = U1

24 – 30 = U2

31 – 37 = U3

38 – 44 = U4

45 – 51 = U5

52 – 58 = U6

59 – 65 = U7

c. Pekerjaan

Pelajar = P1

Wiraswasta = P2

PNS = P3

Tani = P4

IRT = P5

d. Pendidikan Terakhir

SD = Pt1

SMP = Pt2

SMA = Pt3

Sarjana = Pt4

e. Jenis Kelamin

Laki-laki = J1

Perempuan = J2

.

Page 68: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

50

3. Scoring

Melakukan kode ulang pada jawaban yang belum dikelompokan

menjadi kategori tertentu dan memindahkannya dalam analisa yang

lebih lanjut.

Skor untuk pernyataan sikap keluarga tentang pencegahan penularan

TB paru yaitu :

a. Pernyataan positif

Sangat setuju (SS) diberi skor = 4

Setuju (S) diberi skor = 3

Tidak setuju (TS) diberi skor = 2

Sangat tidak setuju (STS) diberi skor = 1

b. Pernyataan negatif

Sangat setuju (SS) diberi skor = 1

Setuju (S) diberi skor = 2

Tidak setuju (TS) diberi skor = 3

Sangat tidak setuju (STS) diberi skor = 4

Skor untuk pernyataan perilaku pencegahan penularan tuberkulosis

yaitu :

a. Pernyataan positif

Selalu (SL) diberi skor = 4

Sering (SR) diberi skor = 3

Jarang (JR) diberi skor = 2

Tidak pernah (TP) diberi skor = 1

b. Pernyataan negatif

Selalu (SL) diberi skor = 1

.

Page 69: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

51

Sering (SR) diberi skor = 2

Jarang (JR) diberi skor = 3

Tidak pernah (TP) diberi skor = 4

4. Tabulating

Tabulating adalah penyusunan data dalam bentuk tabel (Nasir, 2011).

Tabulasi adalah pengelompokan dengan membuat daftar tabel frekuensi

sesuai dengan analisis yang dibutuhkan. Adapun hasil pengolahan

tersebut diinterprestasikan menggunakan skala komulatif :

100% = Seluruhnya

76% – 99% = Hampir seluruhnya

51% - 75% = Sebagian besar dari resonden

50% = Setengah responden

26% - 49% = Hampir dari setengahnya

1% - 25% = Sebagian kecil dari responden

0% = Tidak ada satu pun dari respponden

4.7.4 Analisa Data

Analisa data adalah pengolahan secara manual atau dengan bantuan

komputer yang biasanya melalui beberapa tahap antara lain :

1. Analisis Univariat

Menurut Setiadi (2012), analisis univariat merupakan analisis tiap

variabel yang dinyatakan dengan menggambarkan dan meringkas data

dengan cara ilmiah dalam bentuk tabel atau grafik. Variabel dalam

penelitian ini meliputi variabel satu sikap keluarga tentang pencegahan

penularan pada keluarga penderita tuberkulosis, dan variabel duanya

.

Page 70: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

52

adalah perilaku pencegahan penularan pada keluarga penderita

tuberkulosis.

Kedua variabel sama-sama menggunakan skala likert disediakan empat

alternative jawaban dan setiap jawaban sudah tersedia nilainya. Dalam

skala likert ada yang bersifat positif (favorable) terhadap masalah yang

diteliti, sebaliknya ada yang bersifat negatif (unfavorable) terhadap

masalah yang diteliti.

Pernyataan positif sikap keluarga :

a. Sangat setuju (SS) = 4

b. Setuju (S) = 3

c. Tidak setuju (TS) = 2

d. Sangat tidak setuju (STS) = 1

Pernyataan negatif perilaku pencegahan penularan tuberkulosis:

a. Sangat setuju (SS) = 1

b. Setuju (S) = 2

c. Tidak setuju (TS) = 3

d. Sangat tidak setuju (STS) = 4

Pernyataan positif perilaku pencegahan penularan tuberkulosis:

a. Selalu (SL) = 4

b. Sering (SR) = 3

c. Jarang (JR) = 2

d. Tidak pernah (TP) = 1

Pernyataan negatif perilaku pencegahan penularan tuberkulosis :

.

Page 71: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

53

a. Selalu (SL) = 1

b. Sering (SR) = 2

c. Jarang (JR) = 3

d. Tidak pernah (TP) = 4

Kemudian dari jawaban responden masing-masing item pernyataan

dihitung tabulasi. Untuk sikap dikategorikan menjadi positif dan negatif

dengan menghitung terlebih dahulu skor T.

T = 50 + 10 [ −

]

Dimana :

X : Skor responden pada skala dukungan yang hendak diubah menjadi

skor T

: Mean skor kel om pok

s : Deviasi standar skor kelompok

untuk mencari s digunakan rumus : ∑( − )2

2 = 1

s : Varians skor pernyataan

n : Jumlah Responden Skor T mea n =

Skor T re sponde n Jumla h Re sponde n

2. Analisis Bivariat

Anlisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan

ataupun berkolerasi (Notoatmodjo, 2012), dengan menggunakan uji

statistik adalah spearman rank dengan kemaknaan 0,05 dengan sofware

SPSS, dimana apabila nilai sig < 0,05 maka ada hubungan antara sikap

dengan perilaku pencegahan penularan pada keluarga penderita

.

Page 72: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

54

tuberkulosis di Puskesmas Cukir Kabupaten Jombang, sedangkan sig >

0,05 maka tidak ada hubungan antara sikap dengan perilaku

pencegahan penularan pada keluarga penderita tuberkulosis di

Puskesmas Cukir Kabupaten Jombang.

4.8 Etika Penelitian

Pada pelaksanaan penelitian ini, peniliti mengajukan permohonan

kepada institusi Program Pendidikan S1 Keperawatan STIKES ICME

Jombang wawancara terstruktur dengan kuesioner diberikan pada subjek

yang diteliti dengan menekan pada masalahnya dengan melihat etika.

Menurut Hidayat (2014) yaitu yang meliputi :

1. Inform consent (lembar persetujuan)

Inform consent atau lembar persetujuan yang diberikan pada subjek yang

akan diteliti, peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang

dilakukan dan dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah

pengumpulan data. Jika responden bersedia diteliti, maka mereka harus

menandatangani lembar persetujuan, jika responden menolak diteliti

maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya.

2. Anonymity (tanpa nama)

Menjaga kerahasiaan identitas responden peniliti tidak mencatumkan

nama responden pada lembar pengumpulan data dan cukup memberikan

kode.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dan kerahasiaan dari

responden dijamin peneliti.

.

Page 73: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

55

4.9 Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan dalam penelitian ini meliputi :

1. Ketika mencari responden dalam penelitian ini yang sesuai dengan

kriteria inklusi dan ekslusi merupakan suatu tantangan karena peneliti

harus mendatangi setiap rumah dan tidak mengetahui secara lengkap

data dari responden.

2. Banyak responden menganggap bahwa penyakit tuberkulosis

merupakan penyakit yang memalukan karena dapat membuat malu

keluarga.

3. Instrumen mengenai sikap dan perilaku pencegahan penyakit

tuberkulosis yang digunakan merupakan hasil modifikasi dari teori

dan instrumen dibuat oleh peneliti sendiri, kemudian pernyataan yang

ada di dalam instrumen merupakan pernyataan tertutup, sehingga bisa

jadi pernyataan dalam instrumen ini belum mewakili apa yang

dirasakan oleh responden. Namun peneliti sudah meminimalkan hal

tersebut dengan melakukan uji validitas dan uji reabilitas instrumen.

.

Page 74: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang dilaksanakan di

Puskesmas Cukir Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang pada bulan april

2017 dengan reponden 44 orang. Hasil penelitian disajikan dalam dua bagian

yaitu data umum dan data khusus. Data umum dimuat karakteristik umur,

pekerjaan, pendidikan terakhir, jenis kelamin. Sedangkan data khusus terdiri

dari sikap pencegahan penularan pada keluarga penderita tuberkulosis,

perilaku pencegahan penularan pada keluarga penderita tuberkulosis, serta

analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dan pembahasan hasil

penelitian.

5.1 Gambaran Lokasi Penelitian

Puskesmas Cukir Kecamatan diwek Kabupaten Jombang berada di

alamat: Jl. Raya Mojowarno No.9 Cukir, Kec. Diwek, sebelah utara desa

Jatirejo, sebelah selatan desa Kayangan, sebelah timur desa Semoyono,

sebelah barat desa Keras, dan fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia :

Rawat jalan, BP Umum, BP Gigi, Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga

Berencana, Laboratorium, Klinik Remaja, Klinik Sanitasi, Pojok Gizi, UGD,

Rawat Inap Poli Bersalin / PONED, Pelayanan Obgyn. Jaringan Puskesmas

dan UKBM : Puskesmas Pembantu 2, Polindes 11, Bidan di Desa 19,

Posyandu Lansia 25, Posyandu Madya 15, Posyandu Purnama 43, Posyandu

Mandiri 3, Pos Kesehatan desa 11.

56

Page 75: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

57

5.2 Hasil Penelitian

5.2.1 Data Umum

a. Karakteristik responden berdasarkan umur

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi respoonden berdsarkan umur di Puskesmas

Cukir Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang pada bulan april

2017

No Umur Frekuensi Presentase(%)

1 17-23 Tahun 3 6,8

2 24-30 Tahun 3 6,8

3 31-37 Tahun 4 9,1

4 38-44 Tahun 16 36,4

5 45-51 Tahun 12 27,3

6 52-58 Tahun 5 11,4

7 59-65 Tahun 1 2,3

Total 44 100,0 Sumber : data primer tahun 2017

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan hampir dari setengah

responden berusia 38-44 tahun yaitu sebanyak 16 orang (36,4%).

b. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan pekerjaan di

Puskesmas Cukir Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang pada

bulan april 2017

No Pekerjaan Frekuensi Presentase(%)

1 Pelajar 1 2,3

2 Wiraswasta 15 34,1

3 PNS 1 2,3

4 Tani 9 20,5

5 IRT 18 40,9

Total 44 100,0 Sumber : data primer tahun 2017

Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa hampir dari setengah

responden berkerja sebagai IRT berjumlah 18 orang (40,9%).

.

Page 76: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

58

c. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan pendidikan

terakhir di Puskesmas Cukir Kecamatan Diwek Kabupaten jombang pada bulan April 2017

No Pendidikan Frekuensi Presentase(%)

1 SD 9 20,5

2 SMP 22 50,0

3 SMA 12 27,3

4 Sarjana 1 2,3

Total 44 100,0 Sumber : data primer tahun 2017

Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa setengah responden

yang berpendidikan terakhir SMP sejumlah 22 orang (50,0%).

d. Karakteristik respponden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi respponden berdasarkan jenis kelamin di Puskesmas Cukir Kecamatan Diwek kabupaten jombang pada bulan april

2017

No Jenis Kelamin Frekuensi Presentase(%)

1 Laki-laki 14 31,8

2 Perempuan 30 68,2

Total 44 100,0 Sumber : data primer tahun 2017

Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa sebagian besar dari

responden perempuan sebesar 30 orang (68,2%).

5.2.2 Data khusus

a. Sikap Tentang Pencegahan Penularan Pada Keluarga Penderita

Tuberkulosis

Tabel 5.5 Karakteristik responden berdasarkan sikap tentang pencegahan

penularan pada keluarga penderita tuberkulosis di Puskesmas Cukir Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang pada bulan april

2017 No Kriteria Frekuensi Presentase(%)

1 Positif 26 59,1

2 Negatif 18 40,9

Total 44 100,0 Sumber : data primer tahun 2017

.

Page 77: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

59

Berdasarkan tabel 5.5 diatas menunjukkan sebagian besar dari

responden bersikap positif dalam pencegahan penularan pada keluarga

penderita tuberkulosis berjumlah 26 orang (59,1%)

b. Perilaku Pencegahan Penularan Pada Keluarga Penderita Tuberkulosis

Tabel 5.6 Karakteristik responden berdasarkan perilaku pencegahan

penularan pada keluarga penderita tuberkulosis di

Puskesmas Cukir Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang

pada bulan april 2017

No Kriteria Frekuensi Presentase(%)

1 Positif 39 88,6

2 Negatif 5 11,4

Total 44 100,0

Sumber : data primer tahun 2017

Berdarkan tabel 5.6 diatas menunjukkan bahwa hampir seluruhnya

dari responden yang berperilaku positif dalam pencegahan penularan

pada keluarga penderita tuberkulosis sebanyak 39 orang (88,6%).

c. Hubungan sikap dengan perilaku pencegahan penularan pada keluarga

penderita tuberkulosis

Tabel 5.7 Tabulasi silang hubungan sikap dengan perilaku pencegahan

penularan pada keluarga penderita tuberkulosis di

Puskesmas Cukir Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang pada bulan april 2017

Sikap perilaku pencegahan penularan pada keluarga penderita

tuberkulosis

pencegahan

Positif Negatif

Jumlah

penularan

F % f % F %

Positif 26 59,1 0 0 26 59,1

Negatif 13 29,5 5 11,4 19 40,9

Jumlah 39 88,6 5 11,4 44 100,0

Uji spearman Rank’s p=0,004

Sumber : data primer tahun 2017

Berdasarkan tabel 5.7 diatas menunjukan bahwa sebagian besar

responden memiliki sikap yang positif sejumlah 26 (59,1%) responden

dimana 26 (93,2%) responden memiliki perilaku pencegahan positif.

.

Page 78: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

60

Analisis data dilakukan secara bivariate dengan menggunakan uji

spearman Rank dengan derajat kemaknaan 5% dilakukan untuk

mengetahui hubungan. Berdasarkan hasil uji spearman Rank antara

variabel sikap dengan perilaku pencegahan penularan pada anggota

keluarga tuberkulosis di Puskesmas Cukir Kecamatan Diwek

Kabupaten Jombang didapatkan nilai p= 0,004 hasil tersebut lebih kecil

dari signifikansi yang digunakan yaitu α = 0,05 artinya ada hubungan

antara sikap dengan perilaku pencegahan penularan pada keluarga

penderita tuberkulosis.

.

Page 79: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

61

5.3 Pembahasan

5.3.1 Sikap Tentang Pencegahan Penularan Pada Keluarga Penderita

Tuberkulosis

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.5 menunjukkan bahwa

sebagian besar responden di Puskesmas Cukir kabupaten Jombang

mempunyai sikap positif sebesar 26 responden (59,1%).

Peneliti berpendapat bahwa sikap positif yang didapatkan pada

hasil penelitian tersebut merupakan cerminan dari kegiatan yang

didapatkan dimana rata-rata dari semua parameter yang telah diberikan

hampir semua responden pada aspek afektif setuju untuk melakukan

pencegahan penularan tuberkulosis seperti keluarga mengerti bahwa

lingkungan tempat tinggal dapat mempengaruhi penyebaran tuberkulosis,

penderita tuberkulosis tidak dikucilkan dari keluarga atau masyarakat,

keluarga juga setuju bahwa pemeriksaan kesehatan penting bagi keluarga,

dan penyuluhan tuberkulosis perlu dilaksanakan oleh petugas puskesmas.

Peneliti juga berpendapat bahwa sikap negatif didapatkan dari hasil

parameter pada aspek kognitif dan konatif yaitu keluarga mengira bahwa

penyakit tuberkulosis dapat sembuh sendiri, keluarga juga berpendapat

bahwa tuberkulosis adalah penyakit yang menurun, keluarga juga membeli

obat di warung atau toko pada saat anggota keluarganya ada yang batuk,

dan penderita tuberkulosis membuang dahaknya di sembarang tempat.

Menurut Azwar (2013) afektif merupakan perasaan yang

menyangkut aspek emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya

berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang

.

Page 80: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

62

paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah

mengubah sikap seseorang, komponen afektif disamakan dengan perasaan

yang dimiliki seseorang terhadap pencegahan penularan tuberkulosis.

Sikap responden dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan.

Berdasarkan hasil penelitian tabel 5.3 menunjukkan bahwa setengah

responden pendidikan terakhir SMP sebesar 22 responden (50%). Menurut

Azwar (2007) pendidikan berperan dalam meningkatkan pola berpikir dan

wawasan seseorang. Semakin tinggi pendidikan semakin baik pengetahuan

seseorang. Menurut pendapat peneliti bahwa pendidikan merupakan salah

satu aspek yang berperan dalam menambah wawasan dan pola berpikir

lebih luas. Pendidikan SMP mempengaruhi dalam pola berpikir, karena

pada pendidikan SMP kemampuan berpikirnya masih dalam bentuk

kongkrit. Pola berpikir secara kongkrit menyebabkan kemampuannya

dalam memandang suatu objek dalam konteks ini adalah pencegahan

penularan tuberkulosis. Mereka mampu berpikir jika penularan

tuberkulosis merupakan penyakit menular, sehingga apabila dalam

keluarga ada yang menderita penyakit tuberkulosis mereka menyadari

apabila penyakit ini dapat menularkan kuman dalam keluarga.

Hasil penelitian pada tabel 5.4 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden berjenis kelamin perempuan sebesar 30 responden (68,2%).

Suatu studi di India yang dilakukan Rajeswari, dkk (2013) terlihat bahwa

laki-laki lebih lama dalam hal penundaan diagnosis TB dibandingkan

perempuan. Menurut peneliti jenis kelamin perempuan lebih bersikap

positif terhadap masalah sehari-hari seperti mengasuh anak, memenuhi

.

Page 81: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

63

kebutuhan gizi keluarga, mengenal masalah keluarga, memelihara

lingkungan rumah yang menunjang kesehatan, memberikan perawatan

terhadap keluarga yang sakit.

5.3.2 Perilaku Pencegahan Penularan Pada Keluarga Penderita Tuberkulosis

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.6 menunjukkan bahwa

hampir seluruh responden di Puskesmas Cukir kabupaten Jombang

berperilaku pencegahan penularan positif sebesar 39 responden (88,6%).

Menurut peneliti perilaku pencegahan penularan pada keluarga

penderita tuberkulosis sebagian besar adalah positif dikarenakan hampir

seluruh responden pada parameter aspek peningkatan kesehatan dan gizi

berkelakuan positif yaitu keluarga selalu membantu penderita tuberkulosis

kontrol di puskesmas, penderita tuberkulosis juga selalu tepat waktu saat

minum obat di rumah, dan keluarga selalu memberikan makanan yang

bergizi kepada penderita tuberkulosis. Peneliti juga berpendapat bahwa

perilaku negatif didapatkan dari hasil peneliti pada parameter aspek

pencegahan penyakit yaitu dimana penderita tuberkulosis meludah di

sembarangan tempat, dan keluarga penderita tidak menggunakan masker

saat kontak dengan penderita.

Perawatan pencegahan melibatkan aktivitas peningkatan kesehatan

termasuk program kesehatan khusus yang dibuat untuk membantu klien

menurunkan resiko sakit, mempertahankan fungsi yang maksimal, dan

meningkatkan kebiasaan yang berhubungan dengan kesehatan yang baik

(Perry & Potter, 2007). Gizi (makanan dan minuman) dapat memelihara

serta meningkatkan kesehatan seseorang, tetapi sebaliknya makanan dan

.

Page 82: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

64

minuman dapat menjadi penyebab menurunya kesehatan seseorang,

bahkan dapat mendatangkan penyakit (Notoatmodjo, 2012).

Perilaku pencegahan penularan tuberculosis dapat dipengaruhi oleh

umur. Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden kelompok umur 38-44 tahun sebesar (36,4%). Menurut

pendapat Hurlock (2009) mengungkapkan bahwa umur mempengaruhi

perkembangan kognitif dan wawasan seseorang. Perkembangan kognitif

merupakan aspek yang menentukan seseorang untuk berperilaku. Menurut

peneliti tingkat kedewasaan keluarga penderita tuberkulosis paru

bersinergi dengan berkembangnya umur seseorang, dimana umur

membentuk pengalaman kelompok umur 38-44 tahun memiliki

pengalaman yang lebih luas terkait dengan bagaimana mencegah

tertularnya penyakit tuberkulosis paru. Hal ini disebabkan oleh

berkembangnya pola berpikir, dimana berkembangnya pola berpikir ini

mempengaruhi wawasan sehingga membentuk tindakan untuk mencegah

tertularnya penyakit tuberkulosis paru. Tindakan yang dilakukan adalah

dengan menjaga kesehatan, memotivasi keluarga yang menderita

tuberkulosis paru untuk melakukan pengobatan.

Hasil penelitian pada tabel 5.4 menunjukkan bahwa hampir dari

setengah responden berkerja sebagai IRT berjumlah 18 orang (40,9%).

Menurut Effendy (2014) ibu rumah tangga merupakan sosok ibu yang

berperan dalam mengurus rumah tangga, mengasuh serta mendidik anak-

anaknya, memenuhi kebutuhan afektif dan sosial keluarganya. Menurut

peneliti ibu rumah tangga mempunyai tanggung jawab dan berkwajiban

.

Page 83: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

65

memperhatikan kesehatan rumah, lingkungan dan kesehatan keluargannya

saat sakit, seorang ibu secara otomatis akan merawat anggota

keluargannya yang sakit dan membawanya ketempat pelayanan kesehatan,

serta memberikan makanan yang bergizi bagi keluargannya.

5.3.3 Hubungan Sikap Dengan Perilaku Pencegahan Penularan Pada Keluarga

Penderita Tuberkulosis

Hasil analisis diperoleh koefisien korelasi Spearman rank’s sebesar

0,430 hal ini menunjukkan bahwa nilai keeratan hubungan antara sikap

dengan perilaku pencegahan penularan pada keluarga penderita

tuberkulosis paru cukup kuat, dengan ralat kesalahan 0,004< 0,05 yang

berarti ada hubungan sikap dengan perilaku pencegahan penularan pada

keluarga penderita tuberkulosis paru.

Peneliti berpendapat bahwa semakin memiliki sikap positif maka

akan berperilaku positif terhadap upaya pencegahan penularan

tuberkulosis yang dilakukannya, dan sebaliknya jika sikap negatif maka

akan berperilaku negatif terhadap upaya pencegahan penularan

tuberkulosis. Pada dasarnya salah satu factor yang mempengaruhi perilaku

adalah sikap. Sikap merupakan domain yang sangat penting dalam

membentuk perilaku seseorang. Sikap orang tentang tuberkulosis dapat

mendorong oang tersebut dalam melakukan tindakan pencegahan

penularan karena mengetahui bahaya dari tuberkulosis. Hal ini disebabkan

oleh faktor sikap yang dimiliki oleh responden. hasilpenelitian tentang

sikap didapatkan sebagian besar respond memiliki sikap positif terhadap

.

Page 84: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

66

upaya pencegahan penyakit tuberkulosis sehingga perilaku pencegahan

yang dilakukan responden sudah baik.

Menurut widayatun diasumsikan perilaku timbul dari sikap,

penelitian yang mempertanyakan bagaimana konsistensi kedua hal itu satu

sama lainya. Bahwa perilaku konsisten dengan sikap hanya dalam kondisi

tertentu. Sikap ini tidaklah sama dengan perilaku, dan perilaku tidaklah

selalu mencermikan sikap seseorang, sebab seringkali terjadi bahwa

seseorang dapat berubah dengan memperlihatkan tindakan yang

bertentangan dengan sikapnya (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini

menjelaskan bahwa keluarga memegang peranan penting dalam semua

level pencegahan penyakit. Dalam pencegahan primer keluarga dapat

mempengaruhi pemilihan gaya hidup yang dapat mencegah penyakit. Hal

penting yang mempengaruhi kesehatan adalah perilaku pencegahan

penyakit dan perilaku pemulihan kesehatan. Perilaku pencegahan penyakit

pada keluarga dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap. Nies dan McEwen

(2007) mengatakan bahwa perilaku yang sehat dalamkeluarga termasuk

dalam pelaksanaanpromosi dan proteksi kesehatan.Benyamin Bloom

(1908) dalam Notoatmodjo (2012) yang menyatakan bahwa domain dari

perilaku adalah sikap dan tindakan. Roger (1974) dalam Notoatmodjo

(2012) memiliki pendapat yang sama yaitu perilaku yang tidak didasari

oleh perilaku yang adekuat tidak akan bertahan lama pada kehidupan

seseorang, sedangkan sikap yang adekuat jika tidak diimbangi oleh

perilaku yang berkesinambungan tidak akan mempunyai makna yang

berarti bagi kehidupan.

.

Page 85: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

67

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Sumiyati (2013) yang

menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara sikap responden dengan

perilaku pencegahan penularan penyakit tuberkulosis di RW 04 Kelurahan

lagoa Jakarta utara. Nilai probalitas yang didapatkan bersifat signifikan

yaitu 0,003<0,05. Nilai coefficient corelation yang didapatkat 0,378

menyatakan bahwa ada hubungan yang kuat dan searah antara sikap

masyarakat terhadap upaya pencegahan penyakit tuberkulosis yang artinya

semakin positif sikap seseorang, maka semakin baik upaya pencegahan

penyakit tuberkulosis yang dilakukan.

Berdasarkan data diatas bahwa perilaku keluarga tentang

pencegahan penyakit menular tuberkulosis di Puskesmas Cukir kabupaten

Jombang hasilnya positif. Dikarenakan keluarga mendapatkan informasi

dari petugas kesehatan yang ada di Puskesmas saat keluarga dan pasien

berobat di Puskesmas. Informasi yang didapatkan oleh keluarga

menjadikan perilaku positif dalam pencegahan tuberkulosis. Berdasarkan

hasil penelitian bahwa ada hubungan antara sikap dengan perilaku

pencegahan penularan pada keluarga penderita tuberkulosis di Puskesmas

Cukir kabupaten Jombang.

.

Page 86: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini merupakan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian

yang telah dilakukan di Puskesmas Cukir Kecamatan Diwek kabupaten

Jombang sebagai berikut :

6.1 Kesimpulan

1. Sikap tentang pencegahan penularann pada keluarga penderita tuberkulosis

paru sebagian besar responden adalah sikap positif.

2. Perilaku pencegahan penularan pada keluarga penderita tuberkulosis paru

hampir seluruh resonden adalah perilaku pencegahan penularan positif.

3. Ada hubungan sikap dengan perilaku pencegahan penulan pada keluarga

penderita tuberculosis di Puskesmas Cukir kabupaten Jombang.

6.2 Saran

1. Bagi Keluarga

Dapat mengerti tentang pencegahan penyakit tuberkulosis dan mengetahui

cara melakukan pencegahan penularan tuberkulosis.

2. Bagi Perawat Puskesmas Cukir

Dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang perilaku

pencegahan penularan penyakit tuberculosis secara rutin.

3. Bagi Peneliti Selanjunya

Hasil penilitian ini hendaknya dijadikan sebagai jurnal bagi peneliti

selanjutnya, yang dapat dijadikan sebagai referensi yang akan meneliti

lebih lanjut.

68

Page 87: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saifuddin. (2013) Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dinkes Jatim. (2014) Penyakit Menular Langsung Tuberkulosis. Profil Kesehatan Jawa Timur, Surabaya.

Dinkes Jombang. (2015) Jumlah Kasus dan Angka Penemuan Kasus Tb Paru Bta+ Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas. Profil

Kesehatan jombang.

Djannah, S.N.,Suryani, D.,Purwati, A.A. (2009) Hubungan Tingkat Pengetahuan

dan Sikap Dengan Perilaku Pencegahan Penularan TBC Pada Mahasiswa

Di Asrama Manokwari Sleman, Fakultas Kesehatan Masyarakat,

Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Vol.3, No.3, September 2009

Fibriana, L.P. (2011) Hubungan Antara Sikap Dengan Perilaku Keluarga Tentang

Pencegahan Penyakit Menular Tuberkulosis, Jurnal keperawawatan,

Vol.01, No.01, Januari – Desember 2011.

Hidayat, Alimul. A. (2011) Metode Penelitian. Bandung: Mandar Madju.

Hidayat. (2014) Metode Penelitian Keperawatan dan Tehnik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika.

Hurlock, E.B. (2009) Psikologi Perkembangan : Suatu Perkembangan Sepanjang.

Rentan Kehiidupan. Jakarta : EGC.

Kemenkes RI. (2015) Penyakit Menular Langsung Tuberkulosis. Profil Kesehatan Indonesia, Jakarta

Mansjoer, Arief. (2010) Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.

Moch. Nazir. (2011) Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Nies, M. A. dan McEwen, M (2007) Community/public health nursing :

Promoting the health of populations. St. Louis, MO : Elsevier Saunders.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2012) Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.

Jakarta: Rineka cipta

Notoatmodjo, Soekidjo. (2012) Ilmu Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoadmodjo, Soekidjo. (2012) Metodelogi Penilitian Kesehatan. Jakarta: Rineka

Cipta.

.

Page 88: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

Notoadmodjo, Soekidjo. (2015) Metodelogi Penilitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nugroho, F.A. (2010) Hubungan Tingkat Pengetahuan dan sikap Dengan Perilaku Pencegahan Penularan Tuberkulosis Paru Pada Keluarga,

STIKES Baptis Kediri.

Nursalam. (2012) Konsep dan Penerapan Metodelogi Penilitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Perry & Potter. (2007) Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses &

Praktek. Edisi 4. Vol. 1. Jakarta : EGC.

Purwanto, N.H. (2011) Hubungan Antara Sikap Dengan Perilaku Keluarga Tentang Pencegahan Penyakit Menular Tuberkulosis, Jurnal Keperawatan

dan kebidanan, Stikes Dian Husada Mojokerto.

Rajeswari, dkk (2013) Single vs multidrug therapy in enteric fever. Indian J Pediatr. Januari.

Setiadi. (2012) Konsep dan ProsesKeperawatan Keluarga, Edisi Pertama. Jogjakarta: Graha Ilmu

Sobur, Alex. (2011) Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.

Tjandra, Yoga. (2011) Jurnal Tuberkulosis Indonesia. Jakarta.

Wijaya, A.S dan Putri, Y.M. (2013) Keperawawatan Medikal Bedah. Jakarta:

Nuha Medika

.

Page 89: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI

ILMU KESEHATAN “INSAN CENDEKIA MEDIKA”

JOMBANG 2017

No. Jadwal Kegiatan Februari Maret April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Konsultasi judul dan studi kepustakaan

2 Studi pendahuluan

3 Menyusun dan konsultasi BAB 1

4 Menyusun dan konsultasi BAB 2

5 Menyusun dan konsultasi BAB 3

6 Menyusun dan konsultasi BAB 4

7 Konsultasi lembar observasi

8 Sidang Proposal

9 Revisi Proposal

10 Pengambilan data

11 Pengolahan data

12 Konsultasi tabulasi

13 Menyusun dan konsultasi BAB 5 dan 6

14 Konsultasi abstrak dan kelengkapan sidang skripsi

15 Sidang hasil skripsi

La

mp

iran

1

.

Page 90: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

Lampiran 2

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Yth.

Calon Responden Penelitian

Di tempat

Dengan hormat,

Saya mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Insan

Cendekia Medika Jombang yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Muhammad Mushoffa Izzudin

Judul penelitian : Sikap dengan perilaku pencegahan penularan pada keluarga

penderita Tuberkulosis.

Sehubungan dengan penelitian yang akan saya lakukan, saya mohon

sekiranya kesediaan ibu untuk mengisi kuesioner yang telah saya sediakan. Saya

menjamin kerahasiaan dan tidak akan saya gunakan diluar kepentingan penelitian

ini serta hasilnya dapat memberikan sumbangan pemikiran dan pengembangan

pengetahuan. Atas kesediaanya, saya mengucapkan terima kasis.

Jombang, 2017

Muhammad Mushoffa Izzudin

.

Page 91: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

Lampiran 3

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya adalah Muhammad Mushoffa Izzudin (133210038) mahasiswa

Program studi S1 Keperawatan Insan Cendekia Medika Jombang. Saat ini sedang

melakukan penelitian tentang Sikap dengan perilaku pencegahan penularan pada

keluarga penderita tuberkulosis di Puskesmas Cukir Kabupaten Jombang.

Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di

Program Studi S1 Keperawatan STIKES Insan Cendekia Medika Jombang.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan ibu/bapak untuk menjadi

responden dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon mengisi lembar

kuesioner dan observasi dengan jujur dan apa adanya. Jika bersedia, silahkan

menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesediaan.

Partisipasi ibu/bapak dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga bebas

mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Identitas pribadi dan semua

informasi yang ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk

keperluan penelitian ini. Terimakasih atas partisipasi ibu/bapak dalam penelitian

ini.

Jombang, 2017

Peneliti Responden

(Muhammad Mushoffa Izzudin) (…………………………)

.

Page 92: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

Lampiran 4

KISI-KISI KUESIONER

No Variabel Indikator Nomor Soal

Positif Negatif

1 Sikap tentang Kognitif 1,2,3 4,5,6

penularan

Afektif 7,8,9 10,11,12

Tuberkulosis

Konatif 13,14,15,16 17,18,19,20

2 Perilaku Perilaku pencegahan penyakit 1,2 3,4

pencegahan

Perilaku peningkatan kesehatan 5,6 7,8

penularan

Tuberkulosis

Perilaku gizi 9 10

.

Page 93: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

LEMBAR KUESIONER

I. BAGIAN A : DATA

UMUM Kode responden :

Umur:

Pendidikan:

Pekerjaan :

II. Petunjuk pengisian

Jawablah pernyataan berikut dengan memberi tanda

pada jawaban yang dianggap paling sesuai

1. Sangat setuju (SS) jika pernyataan tersebut sangat sesuai dengan

pendapat anda

2. Setuju (S) jika pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat anda

3. Tidak setuju (TS) jika pernyataan tersebut tidak sesuai dengan pendapat

anda

4. Sangat tidak setuju (STS) jika pernyataan tersebut sangat tidak sesuai

dengan pendapat anda

No Pernyataan SS S TS STS

1 Penyakit TB paru merupakan penyakit yang menular

2 Menurut keluarga penyakit TB paru dapat sembuh

sendiri

3 Percikan dahak penderita TB paru positif dapat

menularkan kuman tuberkulosis

4 Menurut keluarga TB paru bukan penyakit keturunan

5 Menurut keluarga tidak perlu tahu masalah penyakit

TB paru

6 Penderita TB paru positif tidak menularkan penyakit

TB paru kepada orang lain

7 Keluarga menyadari bahwa lingkungan tempat tinggal

dapat mempengaruhi penyebaran TB paru

8 Penderita TB paru sebaiknya dikucilkan dari keluarga,

masyarakat, dan pekerjaanya

Setiap anggota keluarga yang batuk terus menerus

9 lebih dari 3 minggu sebaiknya melakukan

pemeriksaan dahak

10 Menurut keluarga pemeriksaan kesehatan tidak

penting bagi keluarga

11 Penyuluhan TB paru tidak perlu dilaksanakan oleh

petugas Puskesmas

12 Keluarga tidak perlu memperhatikan kebersihan

lingkungan tempat tinggal

.

Page 94: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

Jika keluarga mengalami batuk-batuk, keluarga lebih

13 memilih membeli obat di warung dari pada di

Puskesmas

14 Menurut keluarga pencegahan TB paru dapat

dilakukan dengan mengkonsumsi jamu

Kasur penderita TB paru yang digunakan setiap dua

15 hari sekali di jemur agar kuman tuberkulosis mati oleh

sinar matahari

16 Jendela kamar dibuka setiap pagi agar udara dan sinar

matahari masuk kedalam ruangan kamar

17 Penderita TB paru tidak perlu menutup mulut dengan

tisue atau sapu tangan pada saat batuk

18 Penderita TB paru positif sebaiknya tidak membuang

dahak di sembarang tempat

19 Penderita TB paru positif tidak perlu mempunyai alat

makan sendiri

20 Agar orang lain tidak tertular penyakit TB paru,

penderita TB paru sebaiknya berbicara tidak terlalu

dekat

III. Perilaku Pencegahan Penularan Tubekulosis Paru

1. Selalu (SL) jika selalu dilakukan

2. Sering (SR) jika melakukan tidak intensif sehari-hari

3. Jarang (JR) jika jarang dilakukan

4. Tidak pernah (TP) jika tidak pernah dilakukan

No Pertanyaan SL SR JR TP

1 Penderita TB paru meludah disembarangan tempat

2 Keluarga selalu menjaga kebersihan lingkungan

3 Pada waktu bersin atau batuk penderita TB paru tidak

menutup mulut

4 Keluarga penderita tidak menggunakan masker saat

kontak dengan penderita TB paru

5 Keluarga membantu penderita TB paru 3 hari sekali

kontrol di puskesmas

6 Penderita Tb paru melakukan olah raga setiap hari

agar meningkatkan daya tahan tubuh

7 Penderita tidak tepat waktu saat minum obat dirumah

8 Keluarga tidak membuka jendela setiap pagi hari

9 Keluaga setiap hari memberikan makanan yang

bergizi kepada penderita TB paru

10 Penderita tidak mau makan buah dan minum susu

setiap hari

.

Page 95: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

Lampiran 5

Page 96: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

Lampiran 6

.

Page 97: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

Lampiran 7

Page 98: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

Lampiran 8

Data Umum

No Karakteristik

Jenis Kelamin Umur Pendidikan Pekerjaan

1 2 5 1 5

2 1 4 2 2

3 2 2 3 2

4 1 3 3 2

5 2 5 1 5

6 2 4 1 5

7 2 1 3 2

8 1 1 3 2

9 2 4 2 5

10 1 3 3 2

11 2 5 2 4

12 2 4 2 5

13 1 2 3 2

14 1 1 2 1

15 2 4 3 2

16 2 4 2 4

17 2 5 2 5

18 2 6 1 5

19 1 5 1 4

20 1 4 3 2

21 2 3 4 3

22 1 3 3 2

23 2 6 1 5

24 2 5 2 5

25 2 4 2 2

26 2 5 2 5

27 2 5 2 5

28 1 4 2 4

29 2 7 1 5

30 2 4 2 5

31 2 5 2 4

32 2 6 2 5

33 1 4 3 2

34 2 5 2 5

35 2 4 2 2

36 2 4 2 5

37 2 6 1 5

.

Page 99: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

38 2 5 2 4

39 1 4 2 4

40 1 2 3 2

41 2 4 1 5

42 2 6 2 4

43 2 5 2 4

44 1 4 3 2

Keterangan :

a. Responden

Responden1 = 1

Responden2 = 2

Responden3 = 3

b. Umur

17 – 23 = 1

24 – 30 = 2

31 – 37 = 3

38 – 44 = 4

45 – 51 = 5

52 – 58 = 6

59 – 65 = 7

c. Pekerjaan

Pelajar = 1

Wiraswasta = 2

PNS = 3

Tani = 4

IRT = 5

d. Pendidikan Terakhir

SD = 1

SMP = 2

SMA = 3

Sarjana = 4

e. Jenis Kelamin

Laki-laki = 1

Perempuan = 2

.

Page 100: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

Lampiran 9

Tabulasi Kuesioner Sikap

Item kuesioner

Nomor Kognitif Afektif Konatif Skor T_skor Kriteria

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 2 3 2 1 2 2 3 1 3 3 1 3 2 3 3 3 3 1 3 3 47 40,32 2

2 3 2 3 2 4 3 4 2 4 4 4 4 1 4 4 4 4 2 4 1 63 58,06 1

3 3 1 3 1 3 3 2 1 3 3 3 3 1 3 3 3 2 3 1 3 48 41,43 2

4 4 2 4 4 4 4 4 1 3 4 4 4 2 1 4 4 4 1 4 3 65 60,28 1

5 3 2 3 3 2 1 3 3 3 2 1 3 1 2 3 3 2 2 3 2 47 40,32 2

6 3 3 4 3 4 4 3 2 3 3 4 3 3 2 3 4 3 2 3 3 62 56,95 1

7 4 1 3 3 4 3 4 1 4 4 3 4 3 3 3 4 3 2 3 2 61 55,85 1

8 4 1 4 2 4 4 4 1 4 4 4 4 2 2 3 4 4 2 4 1 62 56,95 1

9 4 2 4 2 3 4 4 1 4 4 4 4 2 1 4 4 4 1 4 4 64 59,17 1

10 4 1 3 4 3 3 4 2 3 4 4 4 2 3 4 4 3 1 4 2 62 56,95 1

11 4 2 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 1 2 3 4 4 2 4 1 63 58,06 1

12 3 2 3 2 3 1 3 1 3 3 3 3 1 1 2 3 3 2 3 2 47 40,32 2

13 3 3 3 3 1 2 2 3 3 2 1 3 3 3 3 1 2 1 2 2 46 39,22 2

14 3 2 4 1 3 3 4 3 3 4 3 4 2 4 3 4 3 2 3 3 61 55,85 1

15 4 2 3 2 3 4 3 2 4 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 62 56,95 1

16 3 3 2 1 3 2 3 1 4 3 3 3 1 1 3 3 3 1 3 1 47 40,32 2

17 4 2 3 3 3 2 4 1 4 4 4 3 2 3 3 4 4 2 4 2 61 55,85 1

18 2 2 2 2 3 2 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 50 43,65 2

19 2 3 2 1 3 1 3 2 3 3 3 3 2 1 3 3 3 2 3 3 49 42,54 2

20 3 1 3 4 3 3 4 2 4 3 4 4 3 2 3 3 4 2 3 3 61 55,85 1

21 4 2 3 3 4 4 4 1 3 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 2 66 61,39 1

22 4 1 3 3 4 4 3 2 4 4 4 4 3 2 3 4 4 1 3 2 62 56,95 1

23 3 3 2 4 3 3 3 1 3 4 3 4 3 3 3 4 3 2 4 3 61 55,85 1

24 2 3 2 1 3 1 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 49 42,54 2

25 4 2 3 2 4 3 4 2 3 4 3 4 3 2 3 4 4 2 3 2 61 55,85 1

26 3 1 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 1 1 3 3 3 2 3 1 48 41,43 2

27 4 2 3 2 4 4 3 1 4 4 3 4 2 3 4 4 4 2 3 2 62 56,95 1

28 3 1 3 3 2 1 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 1 48 41,43 2

29 3 1 3 1 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 2 50 43,65 2

30 4 3 4 2 3 4 4 2 3 4 3 4 2 2 3 4 4 2 2 3 62 56,95 1

31 2 1 2 2 2 1 3 1 3 2 2 3 1 1 2 3 3 1 2 2 39 31,46 2

32 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 69 64,71 1

33 4 2 4 2 4 4 4 1 4 4 3 4 2 2 4 4 4 2 4 3 65 60,28 1

34 3 2 4 2 3 4 3 2 4 3 4 3 3 2 4 4 3 1 4 3 61 55,85 1

35 2 1 3 1 3 1 2 1 2 2 3 3 1 2 3 3 2 1 2 1 39 31,46 2

36 4 2 4 3 4 4 3 2 4 3 4 4 2 2 3 4 3 2 3 3 63 58,06 1

37 2 1 2 2 1 1 3 1 3 2 2 3 1 1 2 2 3 1 2 2 37 29,24 2

38 3 2 3 3 1 1 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 1 49 42,54 2

39 3 2 3 2 4 3 3 2 4 4 3 4 2 3 4 4 4 2 3 2 61 55,85 1

40 1 2 1 3 1 3 1 2 1 3 1 3 2 3 3 3 1 3 3 2 42 34,78 2

41 3 3 3 2 4 3 3 1 3 4 3 4 3 3 4 4 3 2 3 3 61 55,85 1

42 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 2 3 3 4 4 2 3 3 67 62,5 1

.

Page 101: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

43 3 2 4 3 4 2 3 2 4 4 4 3 3 2 3 4 4 3 3 2 62 56,95 1

44 2 1 1 2 3 1 3 2 3 3 3 3 1 1 2 3 1 1 2 2 40 32,56 2

Jumlah 139 86 133 101 136 120 141 73 144 149 137 153 93 101 139 153 141 82 131 100 2452 2200

Rata-rata 3,2 2 3 2,3 3,1 2,7 3,2 1,7 3,3 3,4 3,1 3,5 2,1 2,3 3,2 3,5 3,2 1,9 3 2,3 55,73 49,999

Rata-Rata 2,7

3

2,6

8,398

perparameter

Keterangan :

Positif = 26

Negatif = 18

.

Page 102: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

Tabulasi Kuesioner Perilaku

Item kuesioner

Nomor Pencegahan Peningkatan

Gizi Skor T_skor Kriteria

Penyakit

Kesehatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 2 3 4 1 3 3 4 4 4 3 31 50,47 1

2 1 4 4 2 4 3 4 3 4 3 32 54,61 1

3 2 4 3 1 4 2 4 4 4 3 31 50,47 1

4 1 4 4 2 3 4 4 3 4 4 33 58,76 1

5 3 4 4 1 3 2 4 4 4 3 32 54,61 1

6 1 3 4 2 4 3 3 3 4 4 31 50,47 1

7 3 3 4 2 3 2 4 4 4 3 32 54,61 1

8 2 3 4 2 3 4 4 3 4 4 33 58,76 1

9 2 4 3 2 4 3 4 3 3 4 32 54,61 1

10 2 3 4 1 3 4 4 3 3 4 31 50,47 1

11 1 4 4 2 3 4 3 3 4 3 31 50,47 1

12 1 3 3 1 3 2 3 3 3 3 25 25,61 2

13 1 3 3 1 2 1 3 3 3 2 22 13,18 2

14 1 4 4 1 4 1 4 4 4 4 31 50,47 1

15 2 4 3 2 4 3 4 3 4 3 32 54,61 1

16 2 4 3 1 3 4 3 4 4 4 32 54,61 1

17 1 4 4 2 3 2 4 4 3 4 31 50,47 1

18 2 4 4 1 3 4 4 4 3 3 32 54,61 1

19 2 4 3 1 4 3 3 4 3 4 31 50,47 1

20 1 4 3 2 4 2 4 4 4 4 32 54,61 1

21 2 3 4 2 4 2 4 4 3 4 32 54,61 1

22 1 4 4 1 4 2 4 3 4 4 31 50,47 1

23 2 4 3 2 4 2 4 4 4 3 32 54,61 1

24 3 3 4 1 4 3 3 4 3 3 31 50,47 1

25 2 4 4 2 4 2 4 3 4 4 33 58,76 1

26 3 4 4 1 3 2 3 4 3 4 31 50,47 1

27 1 4 3 2 4 4 3 4 4 3 32 54,61 1

28 3 3 4 1 3 2 4 3 4 4 31 50,47 1

29 3 3 3 1 4 4 4 3 4 2 31 50,47 1

30 2 4 3 2 4 3 3 4 3 4 32 54,61 1

31 1 3 4 1 3 1 3 4 3 3 26 29,75 2

32 2 4 4 2 4 3 4 3 3 4 33 58,76 1

33 2 4 3 1 4 3 4 4 4 3 32 54,61 1

34 2 4 4 2 3 2 4 3 4 4 32 54,61 1

35 3 3 4 2 3 2 3 4 4 3 31 50,47 1

36 3 4 4 2 4 2 3 3 4 4 33 58,76 1

37 1 3 3 1 3 2 3 3 3 3 25 25,61 2

38 2 4 4 2 3 4 3 4 3 3 32 54,61 1

.

Page 103: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

39 2 4 3 2 4 3 4 3 3 4 32 54,61 1

40 3 3 4 1 4 2 3 4 4 3 31 50,47 1

41 2 4 4 2 3 2 3 4 4 3 31 50,47 1

42 2 4 3 2 3 2 4 3 4 4 31 50,47 1

43 2 4 4 1 4 2 4 3 4 4 32 54,61 1

44 1 3 3 1 4 1 4 3 3 2 25 25,61 2

Jumlah 83 160 159 67 154 113 159 154 159 151 1359 2199,9

Rata-rata 1,88 3,63 3,61 1,52 3,5 2,56 3,61 3,5 3,61 3,43 30,89 49,99

Rata-Rata 2,6

3,3

3,5 9,483

perparameter

Keterangan :

Positif = 39

Negatif = 55

.

Page 104: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

Lampiran 10

SPSS DATA UMUM

Frequencies

Statistics

Jenis Kelamin Umur Pendidikan Pekerjaan

N Valid 44 44 44 44

Missing

0

0

0

0

Frequency Table

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Laki-laki 14 31,8 31,8 31,8

Valid Perempuan 30 68,2 68,2 100,0

Total 44 100,0 100,0

Umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Umur 17-23 3 6,8 6,8 6,8

Umur 24-30 3 6,8 6,8 13,6

Umur 31-37 4 9,1 9,1 22,7

Valid Umur 38-44 16 36,4 36,4 59,1

Umur 45-51

12

27,3

27,3 86,4

Umur 52-58 5 11,4 11,4 97,7

Umur 59-65 1 2,3 2,3 100,0

Total 44 100,0 100,0

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

SD 9 20,5 20,5 20,5

SMP 22 50,0 50,0 70,5

Valid SMA 12 27,3 27,3 97,7

Sarjana 1 2,3 2,3 100,0

Total 44 100,0 100,0

.

Page 105: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Pelajar 1 2,3 2,3 2,3

Wiraswasta 15 34,1 34,1 36,4

PNS 1 2,3 2,3 38,6 Valid

Tani 9 20,5 20,5 59,1

IRT 18 40,9 40,9 100,0

Total 44 100,0 100,0

.

Page 106: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

Lampiran 11

SPSS DATA KHUSUS

Frequencies

Statistics

Sikap Perilaku

pencegahan pencegahan

penularan pada penularan pada

keluarga keluarga

penderita Tb penderita Tb

Valid 44 44 N

Missing 0 0

Frequency Table

Sikap pencegahan penularan pada keluarga penderita Tb

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Positif 26 59,1 59,1 59,1

Valid Negatif 18 40,9 40,9 100,0

Total 44 100,0 100,0

Perilaku pencegahan penularan pada keluarga penderita Tb

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Positif 39 88,6 88,6 88,6

Valid Negatif 5 11,4 11,4 100,0

Total 44 100,0 100,0

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

sikap pencegahan penularan pada keluarga 44 100,0% 0 0,0% 44 100,0%

penderita Tb * Perilaku pencegahan

penularan pada keluarga penderita Tb

.

Page 107: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

sikap pencegahan penularan pada keluarga penderita Tb * Perilaku pencegahan

penularan pada keluarga penderita Tb Crosstabulation

Count

Perilaku pencegahan penularan Total

pada keluarga penderita Tb

Positif Negatif

sikap pencegahan penularan Positif 26 0 26

pada keluarga penderita Tb Negatif 13 5 18

Total 39 5 44

Nonparametric Correlations

Correlations

sikap pencegahan Perilaku pencegahan

penularan pada penularan pada

keluarga penderita keluarga penderita

Tb Tb

sikap pencegahan Correlation Coefficient 1,000 ,430**

penularan pada keluarga Sig. (2-tailed) . ,004

Spearman's penderita Tb N 44 44

rho Perilaku pencegahan Correlation Coefficient ,430**

1,000

penularan pada keluarga Sig. (2-tailed) ,004 .

penderita Tb N 44 44 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

.

Page 108: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

Lampiran 12

.

Page 109: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

.

Page 110: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …
Page 111: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …

Lampiran 13

Page 112: SKRIPSI SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN …