22
16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minat Beli Barang Secara Online 1. Pengertian Minat Beli Barang Secara Online Minat beli adalah sebuah perencanaan oleh konsumen untuk memenuhi kebutuhannya, termasuk seberapa banyak barang yang konsumen perlukan dalam melakukan tindakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen (Ferdinand, 2006). Minat beli menurut Kotler (2005) adalah sesuatu yang timbul setelah menerima rangsangan dari produk yang dilihatnya, dari sana timbul ketertarikan untuk membeli agar dapat memilikinya. Minat beli konsumen akan timbul dengan sendirinya jika konsumen sudah merasa tertarik atau memberikan respon yang positif terhadap apa yang ditawarkan oleh si penjual. Minat beli juga merupakan instruksi diri konsumen untuk melakukan pembelian atas suatu produk, melakukan perencanaan, mengambil tindakan-tindakan yang relevan seperti mengusulkan, merekomendasikan, memilih dan akhirnya mengambil keputusan untuk melakukan pembelian Rossiter dan Percy (1997). Menurut Howard (1994) dalam Durianto dan Liana (2004) minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Minat beli adalah tahap kecenderungan konsumen untuk bertindak sebelum keputusan membeli benarbenar dilaksanakan ,Kinnear dan Taylor (1995).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minat Beli Barang Secara Online ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2250/3/BAB II.pdf · stimulant, tanggapan dan penguatan. Signifikan secara praktis teori

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minat Beli Barang Secara Online ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2250/3/BAB II.pdf · stimulant, tanggapan dan penguatan. Signifikan secara praktis teori

16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Minat Beli Barang Secara Online

1. Pengertian Minat Beli Barang Secara Online

Minat beli adalah sebuah perencanaan oleh konsumen untuk memenuhi

kebutuhannya, termasuk seberapa banyak barang yang konsumen perlukan dalam

melakukan tindakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen (Ferdinand, 2006).

Minat beli menurut Kotler (2005) adalah sesuatu yang timbul setelah menerima

rangsangan dari produk yang dilihatnya, dari sana timbul ketertarikan untuk

membeli agar dapat memilikinya. Minat beli konsumen akan timbul dengan

sendirinya jika konsumen sudah merasa tertarik atau memberikan respon yang

positif terhadap apa yang ditawarkan oleh si penjual. Minat beli juga merupakan

instruksi diri konsumen untuk melakukan pembelian atas suatu produk,

melakukan perencanaan, mengambil tindakan-tindakan yang relevan seperti

mengusulkan, merekomendasikan, memilih dan akhirnya mengambil keputusan

untuk melakukan pembelian Rossiter dan Percy (1997).

Menurut Howard (1994) dalam Durianto dan Liana (2004) minat beli

merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli

produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode

tertentu. Minat beli adalah tahap kecenderungan konsumen untuk bertindak

sebelum keputusan membeli benar–benar dilaksanakan ,Kinnear dan Taylor

(1995).

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minat Beli Barang Secara Online ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2250/3/BAB II.pdf · stimulant, tanggapan dan penguatan. Signifikan secara praktis teori

17

Menurut Simamora (2013) minat beli muncul karena adanya stimulus

positif mengenai sebuah objek sehingga memunculkan motivasi konsumen

terhadap suatu produk. Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk

membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan

pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan

pembelian (Assael, 2001).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa minat beli konsumen adalah

kecenderungan konsumen untuk melakukan evaluasi barang melalui internet pada

startup Lazada agar dapat memutuskan untuk membeli suatu produk yang diukur

dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian di Lazada online

shop.

2. Aspek Minat Beli

Menurut Ferdinand (2006) minat beli dapat diidentifikasi melalui aspek-

aspek sebagai berikut:

a) Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk.

b) Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk

kepada orang lain.

c) Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang

memiliki preferensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat

diganti jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minat Beli Barang Secara Online ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2250/3/BAB II.pdf · stimulant, tanggapan dan penguatan. Signifikan secara praktis teori

18

d) Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu

mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi

untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.

Kinnear dan Taylor (2003) menyimpulkan bahwa aspek-aspek dalam minat

beli adalah sebagai berikut:

a. Ketertarikan (interest) yang menunjukkan adanya pemusatan perhatian dan

perasaan senang.

b. Keinginan (desire) ditunjukkan dengan adanya dorongan untuk ingin

memiliki.

c. Keyakinan (conviction) ditunjukkan dengan adanya perasaan percaya diri

individu terhadap kualitas, daya guna dan keuntungan dari produk yang

akan dibeli.

Berdasarkan pemaparan pemikiran diatas, aspek minat beli menurut

Ferdinand (2006) dan Kinnear dan Taylor (2003): minat transaksional, minat

referensional, minat preferensial, minat eksploratif, ketertarikan, keinginan,

keyakinan. Peneliti memilih aspek dari Ferdinand (2006) karena aspek-aspek dari

Ferdinand dapat dijadikan dasar sebagai alat ukur dalam mengukur

kecenderungan minat beli barang secara online oleh konsumen di Lazada.

1. Faktor-faktor Minat Beli

Menurut Kotler & Keller (2012) minat beli adalah perilaku pelanggan

yang muncul sebagai respon terhadap objek yang menunjukkan keinginan

pelanggan untuk melakukan pembelian.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minat Beli Barang Secara Online ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2250/3/BAB II.pdf · stimulant, tanggapan dan penguatan. Signifikan secara praktis teori

19

a. Faktor budaya

Faktor-faktor budaya memberikan pengaruh paling dalam tingkah

laku konsumen. Pemasar harus mengetahui peran yang dimainkan oleh

budaya, sub-budaya, dan kelas sosial pembeli, dimana :

1) Budaya

Faktor budaya merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi perilaku konsumen.

2) Sub Budaya

Sub budaya merupakan bagian dari budaya yang meliputi :

agama, kewarganegaraan, ras, dan daerah geografis.

3) Kelas Sosial

Setiap kelompok masyarakat tentu saja memiliki

pengelompokan bila dilihat berdasarkan kelas sosialnya. Kelas

sosial digolongkan berdasarkan pekerjaan, pendidikan, pemasukan

atau pendapatan dan faktor-faktor lain yang dapat dihubungkan.

b. Faktor Sosial

Tingkah laku konsumen juga di pengaruhi oleh factor-faktor sosial yaitu :

1) Kelompok acuan

Kelompok acuan memberikan ilham kepada seseorang mengenai

perilaku dan gaya hidup baru, mempengaruhi sikap dan konsep diri

konsumen.

2) Keluarga

Lingkungan di dalam keluarga mempengaruhi sikap seseorang.

Setiap anggota keluarga memilki pengaruh dalam tindakan pembelian.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minat Beli Barang Secara Online ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2250/3/BAB II.pdf · stimulant, tanggapan dan penguatan. Signifikan secara praktis teori

20

3) Peran dan Status

Peran dan status sangat mempengaruhi perilaku konsumen

terhadap pembelian demi menjaga gengsi dan menunjukkan keberadaan

konsumen di dalam masyarakat

c. Faktor Pribadi

1) Umur dan tahap siklus hidup

Seiring dengan berjalannya waktu tentu saja membawa perubahan

terhadap perilaku konsumen terhadap banyak hal, termasuk produk yang

akan dibeli dan dikonsumsi.

2) Pekerjaan

Untuk kalangan pekerja tentu perilaku yang adadipengaruhi oleh

jenis pekerjaan konsumen termasuk keputusan untuk membeli dan

menggunakan sebuah produk.

3) Situasi Ekonomi

Keadaan ekonomi seseorang tentu mempengaruhi perilaku

pembelian. Besar kecilnya pendapatan turut menjadi pertimbangan dalam

melakukan pembelian.

4) Gaya Hidup

Gaya hidup menggambarkan sesuatu yang lebih dari kelas sosial

atau kepribadian seseorang. Gaya hidup menunjukkan seluruh pola

kegiatan dan interaksi seseorang di dunia.

5) Kepribadian dan Konsep Diri

Kepribadian biasanya dideskrisikan berdasarkan sifat-sifat seperti

kepercayaan diri, dominasi, sosialitas, otonomi, sifat pertahanan

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minat Beli Barang Secara Online ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2250/3/BAB II.pdf · stimulant, tanggapan dan penguatan. Signifikan secara praktis teori

21

kemampuan beradaptasi, dan agresifitas. Kepribadian berguna dalam

menganalisa perilaku konsumen untuk produk dan pilihan merek tertentu.

d. Faktor Psikologis

Faktor psikologis yang mempengaruhi perilaku konsumen meliputi :

1) Motivasi

Mendapatkan kepuasaan atas barang dan jasa merupakan motivasi

terkuat yang dilandasi rasa butuh atas barang dan jasa.

2) Persepsi

Persepsi adalah proses menyeleksi, mengatur dan

menginterpretasikan informasi guna membentuk gambaran yang berarti

tentang dunia. Orang yang memperoleh rangsangan yang sama dapat

membentuk persepsi yang berbeda- beda. Persepsi Konsumen merupakan

salah satu bagian dari perilaku konsumen yang berkaitan dengan persepsi

risiko. Persepsi konsumen dijelaskan bagaimana konsumen

menginterprestasikan masukan-masukan secara subjektif sesuai dengan

apa yang diharapkan, kebutuhan, informasi, dan dari pengalaman

konsumen yang akan mempengaruhi persepsi konsumen itu sendiri

terhadap sebuah risiko dari keputusan pembelian yang akan dipilih saat

berbelanja secara online di internet (Azwar dan Bambang, 2016). Risiko

adalah suatu konsekuensi negatif yang harus diterima akibat dari

ketidakpastian dalam mengambil keputusan, jadi persepsi terhadap risiko

adalah suatu cara konsumen mempersepsikan kemungkinan kerugian yang

akan diperoleh dari keputusannya dikarenakan ketidakpastian dari hal

yang diputuskan tersebut. Sehingga persepsi risiko diartikan Oglethorpe

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minat Beli Barang Secara Online ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2250/3/BAB II.pdf · stimulant, tanggapan dan penguatan. Signifikan secara praktis teori

22

(1994) sebagai persepsi konsumen mengenai ketidakpastian dan

konsekuensi-konsekuensi negatif yang mungkin diterima atas pembelian

suatu produk atau jasa.

3) Pembelajaran

Pembelajaran terjadi karena saling pengaruh antara dorongan,

stimulant, tanggapan dan penguatan. Signifikan secara praktis teori

pembelajaran bagi pemasar adalah teori itu bisa membangun permintaan

akan produk dengan mengaitkan permintaan tersebut dengan dorongan

yang kuat dan memberikan penguatan yang positif.

4) Keyakinan atau kepercayaan dan Sikap

Adanya sikap yakin setelah melakukan pertimbangan akan

membawa konsumen untuk melakukan pembelian terhadap suatu barang

atau jasa. Keyakinan merupakan istilah lain dari Kepercayaan (KBBI)

sehingga menurut Firdayanti (2012) Kepercayaan konsumen adalah

persepsi dari sudut pandang konsumen akan kehandalan penjual dalam

pengalaman dan terpenuhinya harapan dan kepuasan konsumen.

Super dan Crites (Lidyawatie, 1998) menjelaskan bahwa ada beberapa

faktor yang mempengaruhi minat beli, yaitu :

a. Perbedaan pekerjaan, artinya dengan adanya perbedaan pekerjaan

seseorang dapat diperkirakan minat terhadap tingkat pekerjaan yang ingin

dicapainya, aktivitas yang dilakukan, penggunaan waktu senggangnya, dan

lain-lain.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minat Beli Barang Secara Online ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2250/3/BAB II.pdf · stimulant, tanggapan dan penguatan. Signifikan secara praktis teori

23

b. Perbedaan sosial ekonomi, artinya seseorang yang mempunyai sosial

ekonomi tinggi akan lebih mudah mencapai apa yang diinginkannya

daripada yang mempunyai sosial ekonomi rendah.

c. Perbedaan hobi atau kegemaran, artinya bagaimana seseorang

menggunakan waktu senggangnya.

d. Perbedaan jenis kelamin, artinya minat wanita akan berbeda dengan

minat pria, misalnya dalam pola belanja.

e. Perbedaan usia, artinya usia anak-anak, remaja, dewasa dan orangtua

akan berbeda minatnya terhadap suatu barang, aktivitas benda dan

seseorang.

Berdasarkan pemaparan pemikiran diatas, faktor minat beli menurut Kotler

& Keller (2012) dan Super & Crites (Lidyawatie, 1998) faktor psikologis yaitu

motivasi, persepsi risiko, pembelajaran, keyakinan atau kepercayaan dan sikap,

perbedaan pekerjaan, perbedaan social ekonomi, Perbedaan hobi atau kegemaran,

Perbedaan jenis kelamin, dan Perbedaan usia. Peneliti memilih faktor dari Kotler

& Keller (2012) dengan faktor Persepsi Risiko dan Kepercayaan karena Faktor

kepercayaan merupakan salah satu faktor kritis dalam online shop, faktor

kepercayaan ini sangat sukar dibangun, namun sangat mudah sekali dirusak.

Selain kepercayaan yang menjadi faktor lain yaitu persepsi risiko, persepsi yang

seperti apa yang akan mempengaruhi minat beli konsumen.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minat Beli Barang Secara Online ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2250/3/BAB II.pdf · stimulant, tanggapan dan penguatan. Signifikan secara praktis teori

24

B. Kepercayaan Konsumen

1. Pengertian Kepercayaan Konsumen

Dalam dunia e-commerce, kepercayaan menjadi salah satu faktor utama

yang harus dibangun oleh pelaku bisnis jual beli online. Adanya faktor

kepercayaan yang dibangun oleh pelaku bisnis dapat menarik minat konsumen

untuk berbelanja online melalui website yang dibangun (Harris dan Goode, 2010).

McKnight dan Chervany (2002) menyatakan bahwa kepercayaan pihak tertentu

terhadap yang lain dalam melakukan hubungan transaksi berdasarkan suatu

keyakinan bahwa orang yang dipercayainya tersebut akan memenuhi segala

kewajibannya secara baik, sesuai yang diharapkan sebuah konsep yang sangat

luas. Kepercayaan merupakan suatu pondasi dalam sebuah proses bisnis. Suatu

transaksi antara dua pihak atau lebih akan terjadi apabila kedua belah pihak saling

mempercayai. Kepercayaan dalam sebuah bisnis tidak dapat muncul secara instan,

melainkan harus dibangun sejak awal sebuah bisnis berdiri (Hendrata dkk, 2013).

Sedangkan menurut Hsiao, dkk (2010) dalam penelitiannya mendefinisikan

kepercayaan terhadap situs belanja online sebagai kesediaan konsumen dalam

mempercayai situs belanja online.

Keberhasilan transaksi di internet besar dipengaruhi oleh adanya faktor

kepercayaan (Pavlou, 2003). Kepercayaan konsumen adalah persepsi dari sudut

pandang konsumen akan kehandalan penjual dalam pengalaman dan terpenuhinya

harapan dan kepuasan konsumen (Firdayanti, 2012). McKnight dan Chervany

(2002) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kepercayaan adalah sebuah

konsep yang sangat luas.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minat Beli Barang Secara Online ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2250/3/BAB II.pdf · stimulant, tanggapan dan penguatan. Signifikan secara praktis teori

25

Kepercayaan konsumen menurut Mowen (2002) adalah semua

pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen dan semua kesimpulan yang dibuat

oleh konsumen tentang objek, atribut dan manfaatnya. Maksud dari objek disini

adalah berupa produk, orang, perusahaan dan segala sesuatu dimana seseorang

memiliki kepercayaan dan sikap. Menurut Ba dan Pavlou (2002) mendefinisikan

kepercayaan sebagai penilaian hubungan seseorang dengan orang lain yang akan

melakukan transaksi tertentu sesuai dengan harapan dalam sebuah lingkungan

yang penuh ketidakpastian. Hal yang senada juga dikemukakan oleh McKnight,

Kacmar, dan Choudry (dalam Bachmann & Zaheer, 2006), menyatakan bahwa

kepercayaan dibangun sebelum pihak-pihak tertentu saling mengenal satu sama

lain melalui interaksi atau transaksi.

Kepercayaan dapat diwujudkan apabila sebuah produk telah memenuhi

harapan dan kebutuhan konsumen, dimana konsumen akan puas terhadap produk

tersebut. Kepercayaan akan timbul apabila konsumen telah merasakan kepuasan

karena telah mengkonsumsi atau menggunakan produk dengan merek tertentu.

Konsumen yang merasa nyaman dan percaya karena sebuah produk, tidak akan

mudah meninggalkan atau mengganti produk tersebut dengan produk merek lain.

Oleh karena itu merek juga berperan penting untuk menjadi identitas produk

tersebut. Suatu merek harus dapat memberikan kepercayaan terhadap konsumen

bahwa merek tersebut benar-benar dapat dipercaya. Dengan dibangunnya sebuah

kepercayaan oleh sebuah perusahaan, maka calon konsumen akan yakin bahwa

produk-produk yang dikeluarkan oleh tersebut akan mampu memenuhi kebutuhan

dan keinginan konsumen.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minat Beli Barang Secara Online ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2250/3/BAB II.pdf · stimulant, tanggapan dan penguatan. Signifikan secara praktis teori

26

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepercayaan konsumen adalah

penilaian hubungan penjual dengan konsumen yang akan melakukan transaksi

tertentu sesuai dengan harapan konsumen dalam sebuah lingkungan yang penuh

ketidakpastian dengan harapan bahwa penjual akan melakukan tindakan sesuai

yang diharapkan, meskipun kedua belah pihak belum mengenal satu sama lain.

2. Aspek Kepercayaan Konsumen

McKnight dan Chervany (2002) menjelaskan secara rinci aspek-aspek

kepercayaan konsumen menjadi:

a. Integrity (integritas)

Integritas adalah kejujuran dan kemampuan menepati janji dari pihak yang

dipercaya (penjual). Integritas berkaitan dengan bagaimana perilaku atau

kebiasaan penjual dalam menjalankan bisnisnya. Integrity dapat dilihat dari

sudut mengatakan yang sebenarnya (Tells the truth), pemenuhan (fulfillment),

, dan kehandalan (reliabilty).

b. Benevolence (kebaikan hati)

Kebaikan hati adalah perhatian dan motivasi untuk bertindak sesuai

dengan kepentingan konsumen oleh penyedia barang. Kebaikan hati

merupakan kemauan penjual dalam memberikan kepuasan yang saling

menguntungkan antara dirinya dengan konsumen. Penjual bukan semata-mata

mengejar keuntungan maksimum semata, melainkan juga memiliki perhatian

yang besar dalam mewujudkan kepuasan konsumen. Komponen ini meliputi

perhatian, empati, keyakinan, dan daya terima.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minat Beli Barang Secara Online ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2250/3/BAB II.pdf · stimulant, tanggapan dan penguatan. Signifikan secara praktis teori

27

c. Competency (kompetisi)

Kompetisi adalah kemampuan penjual untuk melaksanakan kebutuhan dari

konsumen. Dalam hal ini, bagaimana penjual mampu menyediakan, melayani,

sampai mengamankan transaksi dari gangguan pihak lain. Artinya bahwa

konsumen memperoleh jaminan kepuasan dan keamanan dari penjual dalam

melakukan transaksi. Komponen ini meliputi pengalaman, pengesahan

institusional, dan kemampuam dalam ilmu pengetahuan

d. Predictability

Predictability adalah konsistensi perilaku oleh penjual. Kemampuan

penjual untuk memberikan kepastian akan barang yang dijual, sehingga

konsumen dapat mengantisipasi dan memprediksi tentang kinerja penjual.

Komponen ini meliputi citra diri dari penjual, risiko atau akibat yang mampu

diprediksi dan konsistensi.

Gefen (dalam Yee dan faziharudean,2010) menyatakan bahwa indikator

kepercayaan terdiri dari 3 komponen, yaitu:

a. Kemampuan (Ability)

Kemampuan mengacu pada kompetensi dan karakteristik

penjual/organisasi dalam mempengaruhi dan mengotorisasi wilayah yang

spesifik. Dalam hal ini, bagaimana penjual mampu menyediakan, melayani,

sampai mengamankan transaksi dari gangguan pihak lain. Artinya bahwa

konsumen memperoleh jaminan kepuasan dan keamanan dari penjual dalam

melakukan transaksi. Kim dkk. (2003) menyatakan bahwa ability meliputi

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minat Beli Barang Secara Online ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2250/3/BAB II.pdf · stimulant, tanggapan dan penguatan. Signifikan secara praktis teori

28

kompetensi, pengalaman, pengesahan institusional dan kemampuam dalam

ilmu pengetahuan.

b. Kebaikan hati (Benevolence)

Kebaikan hati merupakan kemauan penjual dalam memberikan kepuasan

yang saling menguntungkan antara dirinya dengan konsumen. Profit yang

diperoleh penjual dapat dimaksimumkan, tetapi kepuasan konsumen juga

tinggi. Penjual bukan semata-mata mengejar profit maksimum semata,

melainkan juga memiliki perhatian yang besar dalam mewujudkan kepuasan

konsumen. Menurut Kim dkk. (2003), benevolence meliputi perhatian, empati,

keyakinan, dan daya terima.

c. Integritas (Integrity)

Integritas berkaitan dengan bagaimana perilaku atau kebiasaan penjual

dalam menjalankan bisnisnya. Informasi yang diberikan kepada konsumen

apakah benar sesuai dengan fakta atau tidak. Kualitas produk yang dijual

apakah dapat dipercaya atau tidak. Kim dkk. (2003) mengemukakan bahwa

integrity dapat dilihat dari sudut kewajaran (fairness), pemenuhan

(fulfillment), kesetiaan (loyalty), keterus-terangan (honestly), keterkaitan

(dependability), dan kehandalan (reliabilty).

Berdasarkan pemaparan pemikiran diatas, aspek kepercayaan konsumen

menurut Gefen (dalam Yee dan faziharudean,2010) dan McKnight dan Chervany

(2002) kemampuan (ability), kebaikan hati (benelovence), integritas (integrity)

dan integritas, benevolence ( kebaikan hati), competency, predictability peneliti

memilih aspek dari McKnight dan Chervany (2002) karena aspek yang di jelaskan

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minat Beli Barang Secara Online ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2250/3/BAB II.pdf · stimulant, tanggapan dan penguatan. Signifikan secara praktis teori

29

lebih rinci sehingga peneliti dapat dengan mudah mengidentifikasi aspek

kepercayaan tersebut.

C. Persepsi Risiko

1. Pengertian Persepsi Risiko

Persepsi adalah bagaimana individu memilih, mengorganisasi, dan

menginterpretasi rangsangan yang datang pada dirinya dengan menggunakan

bantuan indera menjadi gambaran objek yang memiliki kebenaran subjektif dan

memiliki arti tertentu. Schiffman dan Kanuk (2008) mendefinikan risiko sebagai

suatu situasi dimana pembuat keputusan memiliki pengetauan apriori konsekuensi

yang merugikan dan kemungkinan terjadinya.

Persepsi Konsumen merupakan salah satu bagian dari perilaku konsumen

yang berkaitan dengan persepsi risiko. Persepsi konsumen dijelaskan bagaimana

konsumen menginterprestasikan masukan-masukan secara subjektif sesuai dengan

apa yang diharapkan, kebutuhan, informasi, dan dari pengalaman konsumen yang

akan mempengaruhi persepsi konsumen itu sendiri terhadap sebuah risiko dari

keputusan pembelian yang akan dipilih saat berbelanja secara online di internet

(Azwar dan Bambang, 2016). Risiko adalah suatu konsekuensi negatif yang harus

diterima akibat dari ketidakpastian dalam mengambil keputusan, jadi persepsi

terhadap risiko adalah suatu cara konsumen mempersepsikan kemungkinan

kerugian yang akan diperoleh dari keputusannya dikarenakan ketidakpastian dari

hal yang diputuskan tersebut.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minat Beli Barang Secara Online ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2250/3/BAB II.pdf · stimulant, tanggapan dan penguatan. Signifikan secara praktis teori

30

Persepsi risiko persepsian didefinisikan oleh Oglethorpe (1994) sebagai

anggapan konsumen mengenai ketidakpastian dan konsekuensi-konsekuensi

negatif yang mungkin diterima atas pembelian suatu produk atau jasa. Sementara

itu, Assael (1998) menyatakan bahwa perceived risk menjadi salah satu komponen

penting dalam pemrosesan informasi yang dilakukan oleh konsumen. Konsumen

semakin terdorong untuk mencari tambahan informasi ketika dihadapkan pada

pembelian produk dengan risiko tinggi.

Semakin besar risiko persepsian semakin besar pula kemungkinan

keterlibatan konsumen pada pembelian (Engel, 1995). Ketika risiko persepsian

menjadi tinggi, ada motivasi apakah akan menghindari pembelian dan

penggunaan atau meminimumkan risiko melalui pencarian dan evaluasi alternatif

pra-pembelian dalam tahap pengambilan keputusan. Kondisi ini menghasilkan

pengambilan keputusan yang kompleks. Konsumen mungkin akan mengevaluasi

merek secara detail. Informasi mengenai produk sangat dibutuhkan dan konsumen

mencoba mengevaluasi berbagai merek. Proses pengambilan keputusan yang

demikian menggambarkan adanya keterlibatan konsumen dengan suatu produk.

Maka dapat disimpulkan bahwa persepsi risiko adalah pemikiran tentang

risiko yang akan dialami oleh konsumen serta suatu ketidakpastian dan

konsekuensi-konsekuensi negatif yang mungkin diterima atas pembelian suatu

produk atau jasa

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minat Beli Barang Secara Online ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2250/3/BAB II.pdf · stimulant, tanggapan dan penguatan. Signifikan secara praktis teori

31

2. Indikator Persepsi Risiko

Menurut Schiffman dan Kanuk (2008) indikator Risiko yang dipersepsi

konsumen mencakup:

a) Functional risk (Risiko Fungsional), yaitu risiko bila produk tidak dapat

memberikan kinerja sebagaimana mestinya. Konsumen khawatir bahwa

suatu produk tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

b) Physical risk (Risiko Fisik) yaitu kekhawatiran konsumen bahwa suatu

produk dapat menyebabkan suatu bahaya fisik tertentu.

c) Financial risk (Risiko Finansial), yaitu keragu-raguan konsumen bahwa

suatu produk akan memberikan manfaat sebanding dengan banyaknya

uang yang dikeluarkan untuk memperolehnya.

d) Social risk (Risiko Sosial), yaitu kekhawatiran konsumen bahwa produk

yang dikonsumsinya akan mendapatkan respon negatif dari orang-orang di

sekelilingnya, seperti penghinaan yang menyebabkan perasaan malu.

e) Psychological risk (Risiko Psikologis), yaitu kekhawatiran konsumen

bahwa suatu produk tidak akan memenuhi ego atau keinginanannya.

f) Time risk (Risiko Waktu), yaitu kekhawatiran konsumen bahwa waktu

yang dihabiskannya dalam mencari suatu produk akan sia-sia apabila

produk yang dibeli tidak sebagus yang diharapkan.

Dari pemaparan indikator diatas, peneliti memilih indikator dari

Schiffman dan Kanuk (2008) yaitu Functional risk, Physical risk,

Financial risk, Social risk, Psychological risk, dan Time risk.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minat Beli Barang Secara Online ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2250/3/BAB II.pdf · stimulant, tanggapan dan penguatan. Signifikan secara praktis teori

32

D. Hubungan antara Kepercayaan Konsumen dan Persepsi Risiko

Dengan Minat Beli Barang Secara Online

Kepercayaan yang ditekankan dalam penelitian ini adalah kepercayaan

seseorang untuk menanggapi suatu tindakan yaitu melakukan transaksi jual-beli

secara online. Saat seseorang memiliki kepercayaan yang semakin tinggi tentu

akan dapat dijadikan ukuran untuk menumbuhkan minat beli secara online.

Kepercayaan konsumen akan tinggi apabila penjual memiliki kejujuran menepati

janji yang telah diberikan kepada konsumen, penjual memberikan perhatian dan

bertindak sesuai dengan kepentingan konsumen, penjual memiliki kemampuan

untuk melayani, menyediakan sampai mengamankan transaksi dari gangguan

pihak lain, penjual harus memberikan kepastian akan barang yang dijual sehingga

konsumen dapat memprediksi tentang kinerja penjual. Dengan terpenuhnya

beberapa aspek maka konsumen akan cenderung untuk membeli barang tersebut.

Apabila penjual menjunjung tinggi kejujuran, handal, setia kepada

konsumen, penjual memberikan perhatian, penjual bukan semata-mata mengejara

keuntungan maksimum, penjual mampu melaksanakan kebutuhan konsumen,

serta penjual dapat memberikan kepastian akan barang yang dijualnya maka

konsumen akan mereferensikan barang kepada orang lain. Kepercayaan konsumen

akan timbul apabila penjual mampu terbuka berterus-terang kepada konsumen

tentang barang yang dijualnya, penjual juga harus memberikan empati serta dapat

meyakinkan konsumen mengenai barang yang dijual, pengalaman serta

pengetahuan penjual harus luas karena untuk meyakinkan konsumen untuk

membeli barangnya penjual harus memiliki kemampuan tersebut serta penjual

harus memberikan kepastian akan barang yang dijual kepada konsumen agar

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minat Beli Barang Secara Online ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2250/3/BAB II.pdf · stimulant, tanggapan dan penguatan. Signifikan secara praktis teori

33

konsumen dapat memprediksi tentang kinerja penjual. Apabila aspek tersebut

terpenuhi maka konsumen akan memiliki preferensi utama pada barang tersebut,

preferensi ini dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.

Kepercayaan konsumen akan muncul apabila penjual memiliki kejujuran,

terbuka terhadap konsumen mengenai barang yang dijual, penjual juga memiliki

perhatian yang besar dalam mewujudkan kepuasan konsumen menerima segala

bentuk masukan dari konsumen, penjual mampu menjamin keamanan, kepuasan

konsumen dalam kesesuaian barang yang dijual serta penjual mampu memberikan

kepastian akan barang yang dijual bukan tindak penipuan atau tidak sesuai dengan

ekspektasi maka konsumen akan mencari informasi mengenai barang yang

diminantinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari

barang tersebut. Semakin tinggi kepercayaan konsumen maka semakin tinggi

minat beli secara online.

Persepsi Risiko menekankan pada anggapan tentang risiko yang akan

diterima seseorang saat melakukan transaksi online. Persepsi risiko konsumen

akan rendah apabila barang yang akan dibeli memberikan kinerja sebagaimana

mestinya, barang tidak akan menyebabkan bahaya fisik tertentu kepada

konsumen, barang yang akan dibeli konsumen akan memberikan manfaat

sebanding dengan banyaknya uang yang dikeluarkan untuk memperolehnya,

barang yang akan dibeli tidak akan memberikan respon negative dari orang-orang

terdekat konsumen, barang akan dibeli konsumen akan memenuhi ego atau

keinginan konsumen, konsumen tidak akan merasa rugi menghabiskan waktu

untuk mencari suatu barang apabila barang yang dibeli sebagus dengan apa yang

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minat Beli Barang Secara Online ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2250/3/BAB II.pdf · stimulant, tanggapan dan penguatan. Signifikan secara praktis teori

34

ditawarkan oleh penjual. Apabila terpenuhinya aspek tersebut maka konsumen

akan cenderung untuk membeli barang tersebut.

Apabila barang yang dijual sesuai dengan kinerja barang semestinya,

barang tidak menimbulkan bahaya fisik, barang yang akan dibeli konsumen

memberikan manfaat yang sebanding dengan banyaknya uang yang dikeluarkan

untuk memperolehnya , barang tidak akan menyebabkan gunjingan atau respon

negatif dari orang-orang disekitar konsumen, barang yang akan dibeli konsumen

akan memenuhi harapan atau keinginan konsumen, serta waktu yang dihabiskan

konsumen untuk mencari barang tersebut tidak akan sia-sia apabila produk yang

dibeli sesuai dengan apa yang di inginkan konsumen maka konsumen akan

cenderung untuk mereferensikan barang tersebut kepada orang lain.

Persepsi risiko konsumen akan rendah apabila barang yang akan dibeli

konsumen memberikan kinerja sebagaimana mestinya barang tersebut, barang

tidak akan menyebabkan bahaya fisik tertentu kepada konsumen, barang yang

akan dibeli konsumen akan memberikan manfaat sebanding dengan banyaknya

uang yang dikeluarkan untuk memperolehnya, barang yang akan dibeli tidak akan

menyebakan malu serta tidak akan memberikan respon negatif dari orang-orang

terdekat konsumen, barang akan dibeli konsumen dapat memenuhi ego atau

keinginan konsumen, konsumen tidak akan merasa rugi menghabiskan waktu

untuk mencari suatu barang apabila barang yang dibeli sebagus dengan apa yang

ditawarkan oleh penjual. Apabila terpenuhinya aspek tersebut maka konsumen

akan cenderung memiliki preferensi utama pada barang tersebut, preferensi ini

hanya dapat diganti apabila terjadi sesuatu pada barang tersebut.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minat Beli Barang Secara Online ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2250/3/BAB II.pdf · stimulant, tanggapan dan penguatan. Signifikan secara praktis teori

35

Apabila barang yang akan dibeli memberikan kinerja sebagaimana

mestinya, barang tidak menyebabkan bahaya fisik, barang yang akan dibeli

konsumen akan memberikan manfaat sebanding dengan banyaknya uang yang

dikeluarkan untuk memperolehnya, barang yang akan dibeli tidak akan

menyebakan kerugian atau respon negatif dari orang-orang terdekat konsumen,

barang akan memnuhi keinginan konsumen, konsumen tidak akan merasa rugi

menghabiskan waktu untuk mencari suatu barang apabila barang yang dibeli

sebagus dengan apa yang ditawarkan oleh penjual, maka konsumen akan mencari

informasi mengenai barang yang konsumen inginkan serta mendukung sifat-sifat

positif dari barang tersebut. Persepsi Risiko yang semakin tinggi menyebabkan

seseorang mempunyai ketakutan lebih tinggi saat bertransaksi secara online,

begitu juga sebaliknya. Persepsi Risiko yang rendah akan membuat seseorang

tidak merasa takut dalam melakukan transaksi online.

Kepercayaan yang semakin tinggi membuat seseorang merasa memiliki

rasa minat lebih untuk melakukan transaksi secara online, hal ini didasarkan pada

ketepatan harapan dengan hasil yang diharapkan dari melakukan transasksi secara

online. Semakin tinggi kepercayaan konsumen tentu akan semakin tinggi pula

minat beli secara online. Disamping itu menarik disimak melihat sisi pemikiran

yang lainnya. Persepsi risiko yang timbul dari seseorang dapat menentukan

tingkat ketakutan dalam melakukan transaksi secara online. Seseorang yang

memikirkan persepsi risiko terlalu tinggi tentu saja akan enggan melakukan

transaksi secara online, begitu sebaliknya. Seseorang yang dapat menanggapi

persepsi risiko dengan tingkat yang rendah akan membuat dirinya nyaman

melakukan transaksi secara online. Apabila kepercayaan konsumen yang tinggi

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minat Beli Barang Secara Online ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2250/3/BAB II.pdf · stimulant, tanggapan dan penguatan. Signifikan secara praktis teori

36

dan persepsi risiko yang rendah dari seseorang pengguna e-commerce maka dapat

meningkatkan pula minat beli secara online (Dwi dan Mahendra, 2013).

Kedua variabel tersebut dapat dijadikan prediktor untuk mengetahui

tingkat Minat Beli, sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan positif

Kepercayaan konsumen dengan Minat Beli Barang Secara Online di Lazada

online shop dan terdapat hubungan negatif Persepsi Risiko dengan Minat Beli

Barang Secara Online di Lazada online shop.

E. Hipotesis Penelitian

Untuk digunakan dalam menarik kesimpulan, maka peneliti mengajukan

beberapa hipotesis yaitu pernyataan yang dapat diuji mengenai hubungan antara

dua variabel atau lebih yaitu :

1. Terdapat hubungan positif Kepercayaan Konsumen dengan Minat Beli Barang

Secara Online di Lazada online shop pada mahasiswa. Semakin tinggi

kepercayaan konsumen maka semakin tinggi pula minat beli konsumen secara

online pada lazada online shop dan sebaliknya apabila kepercayaan konsumen

rendah maka minat beli konsumen secara online pada lazada online shop juga

rendah.

2. Terdapat hubungan negatif Persepsi Risiko dengan Minat Beli Barang Secara

Online di Lazada online shop pada mahasiswa. Semakin tinggi risiko yang di

rasakan oleh konsumen akan membuat minat beli barang secara online di

lazada online shop rendah dan sebaliknya apabila risiko yang dirasakan

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minat Beli Barang Secara Online ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2250/3/BAB II.pdf · stimulant, tanggapan dan penguatan. Signifikan secara praktis teori

37

konsumen rendah maka minat beli konsumen secara online pada lazada online

shop akan tinggi.