18
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Maksilo Fasial 1. Pengertian Maksilo Fasial Maksilo Fasial adalah seni dan ilmu fungsional, rekontruksi kosmetik dengan cara penggantian rahang atau bagian wajah yang hilang atau cacat karena trauma, pasca bedah operasi dan kelainan bawaan (Nallaswamy; 2003:684). Menurut definisi `ADA`(American Dental Association), Maksilo Fasial adalah ilmu dan seni pembuatan protesa yang padan atau sesuai agar fungsi, penampilan, rasa nyaman dan kesehatan yang terganggu dapat dipulihkan (Gunadi, 1991:12). Protesa Maksilo Fasial adalah suatu perangkat prostetik yang digunakan untuk menggantikan struktur yang hilang karena penyakit, cedera atau kelainan kongenital yang meliputi struktur intraoral dan ekstraoral (Nallaswamy; 2003:684). Maksilo Fasial merupakan suatu penggantian bagian tubuh yang hilang atau sejak lahir tidak ada seperti mata, gigi, dan sebagainya (Gunadi, 1991:11). 2. Macam-Macam Protesa Maksilo Fasial Protesa Maksilo Fasial dibagi menjadi dua macam yaitu: a. Protesa Maksilo Fasial Ekstraoral Protesa ini terdiri dari mata, hidung, telinga dan kombinasi. 1) Protesa Mata Tujuan pembuatan protesa mata adalah untuk mempercepat penyembuhan fisik dan psikis serta memperbaiki estetik. (Waskitho; dkk, 2013:178).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Maksilo Fasial

  • Upload
    others

  • View
    17

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Maksilo Fasial

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Maksilo Fasial

1. Pengertian Maksilo Fasial

Maksilo Fasial adalah seni dan ilmu fungsional, rekontruksi kosmetik

dengan cara penggantian rahang atau bagian wajah yang hilang atau cacat karena

trauma, pasca bedah operasi dan kelainan bawaan (Nallaswamy; 2003:684).

Menurut definisi `ADA`(American Dental Association), Maksilo Fasial

adalah ilmu dan seni pembuatan protesa yang padan atau sesuai agar fungsi,

penampilan, rasa nyaman dan kesehatan yang terganggu dapat dipulihkan

(Gunadi, 1991:12).

Protesa Maksilo Fasial adalah suatu perangkat prostetik yang digunakan

untuk menggantikan struktur yang hilang karena penyakit, cedera atau kelainan

kongenital yang meliputi struktur intraoral dan ekstraoral (Nallaswamy;

2003:684).

Maksilo Fasial merupakan suatu penggantian bagian tubuh yang hilang atau

sejak lahir tidak ada seperti mata, gigi, dan sebagainya (Gunadi, 1991:11).

2. Macam-Macam Protesa Maksilo Fasial

Protesa Maksilo Fasial dibagi menjadi dua macam yaitu:

a. Protesa Maksilo Fasial Ekstraoral

Protesa ini terdiri dari mata, hidung, telinga dan kombinasi.

1) Protesa Mata

Tujuan pembuatan protesa mata adalah untuk mempercepat penyembuhan

fisik dan psikis serta memperbaiki estetik. (Waskitho; dkk, 2013:178).

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Maksilo Fasial

5

Gambar 2.1

Protesa Mata

(sumber: http:// -protesa-mata.html)

2) Protesa Hidung

Cacat pada bagian hidung menyebabkan masalah estetik yang lebih berat,

karena hidung adalah bagian yang paling menonjol pada wajah manusia. Selain

menghirup udara, hidung juga memiliki fungsi melembabkan udara yang masuk

ke paru-paru. Protesa Maksilo Fasial hidung dibuat dari bahan silikon karena

mempunyai tekstur yang hampir sama dengan kulit (Wijanarko; dkk, 2012:154).

Gambar 2.2 Protesa Hidung

(sumber: Error! Hyperlink reference not valid.)

3) Protesa Telinga

Defek telinga dapat disebabkan oleh trauma, kelainan pertumbuhan, atau

pengangkatan kanker. Kondisi ini akan mempengaruhi psikologis pasien karena

merupakan organ vital yang membentuk estetik wajah. Salah satu perawatan

rehabilitasi pada defek telinga adalah dengan pembuatan protesa telinga

(Fathurrahman; dkk, 2014:78).

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Maksilo Fasial

6

Gambar 2.3

Protesa Telinga

(sumber: http://www.theanaplastologist.com/)

b. Protesa Maksilo Fasial Intraoral

Protesa ini terdiri dari obturator, feeding plate, cleft lip atau palate untuk

bayi.

1) Protesa Obturator

Obturator merupakan protesa Maksilo Fasial untuk merehabilitasi pasien

pasca operasi sehingga dapat mengembalikan fungsi pengunyahan, berbicara dan

membantu penyembuhan trauma psikologis penderita. (Hidayat; 2017:141).

Gambar 2.4

Protesa Obturator

(sumber:http://www. obturators-and-surgical-prostheses)

2) Protesa Feeding Plate

Feeding Plate adalah alat untuk mengatasi celah mulut atau palatum pada

bayi sehingga memudahkan proses menyusu untuk memenuhi asupan nutrisi

(Damayanti; 2012:161).

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Maksilo Fasial

7

Gambar 2.5

Protesa Feeding Plate

(sumber: https://www. feeding+plate)

3) Protesa Cleft lip atau Palate

Cleft lip atau Palate adalah alat untuk menutup lubang atau celah pada bibir

dan langit-langit mulut atau palatum serta struktur tulang alveolar (Herdiana Andi;

dkk, 2007:117).

Gambar 2.6

Protesa Cleft Lip

(sumber: http://www.childrendentistsangli.com/ )

B. Retinoblastoma

1. Definisi retinoblastoma

Retinoblastoma adalah tumor ganas mata yang paling sering terjadi pada

bayi dan anak-anak (Togo; dkk, 2019:40). Retinoblastoma merupakan tumor

intraokular primer atau tumor tekanan pada bola mata yang melibatkan satu atau

kedua mata dan dapat bersifat keturunan (Kodrat; dkk, 2013:19).

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Maksilo Fasial

8

Gambar 2.7

Retinoblastoma

(sumber: https://eyecancer.com/ retinoblastoma)

2. Etiologi

Retinoblastoma dapat disebabkan oleh perubahan gen. Tumor ini dapat

diturunkan atau jarang dan didapat unilateral (70-75% kasus), maupun bilateral

(25-30% kasus) (Rahman ardizal; 2014:102).

3. Patofisiologis

Teori mengenai retinoblastoma yang paling banyak dipakai berasal dari

perubahan kromosom dan gen (Rahman ardizal; 2014:102). Tumor retinoblastoma

yang tidak segera diobati dapat menyebar secara luas terutama ke saraf optik dan

sclera (Togo; dkk, 2019: 39-40).

4. Epidemiologi

Retinoblastoma adalah tumor mata ganas yang paling umum terjadi pada

bayi dan anak-anak dengan jumlah sekitar 3% dari seluruh tumor pada anak.

Mayoritas tumor ini didiagnosis sebelum usia 2 tahun dan 95% sebelum 5 tahun.

Frekuensi retinoblastoma adalah 1:15.000 sampai 1: 20.000 kelahiran hidup.

Tumor retinoblastoma paling banyak terjadi pada mata kanan (85,7 %)

dibandingkan mata kiri (14,3 %) (Togo; dkk, 2019: 39-42). Rata-rata usia

penderita dimulai pada umur 18 bulan dan 90% didiagnosis sebelum usia 5 tahun

(Rahman ardizal; 2014:102).

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Maksilo Fasial

9

C. Mata

1. Anatomi mata

Mata adalah organ penglihatan manusia yang terletak dalam tulang orbita.

Mata dilindungi oleh sejumlah struktur seperti kelopak mata, alis, konjunktiva

atau lapisan tipis sclera dan alat-alat lakrimal atau kelenjar air mata (Pearch; dkk,

2008:315). Dalam kelopak mata terdapat bola mata, saraf penglihatan dan alat-

alat tambahan mata. Bola mata berbentuk bulat dan pada selaput bening mata

lebih menonjol kedepan. Ini terjadi karena bagian ini lebih melengkung dari pada

bagian lain bola mata (Farmasyanti; dkk, 2013:11).

Mata normal mempunyai diameter sekitar 25 mm dan tersusun atas tiga

lapisan utama yaitu : outer fibrous layer atau tunica fibrosa (lapisan pembuluh

darah luar), middle vascular layer (lapisan pembuluh darah tengah), dan inner

layer (lapisan pembuluh darah dalam). Outer fibrous layer dibagi menjadi dua

bagian yakni sclera dan cornea. Sclera (bagian putih dari mata) menutupi

sebagian besar permukaan mata dan terdiri dari jaringan ikat kolagen atau sel

yang ditembus oleh pembuluh darah dan saraf. Cornea merupakan bagian

transparan dari sclera sehingga dapat ditembus cahaya (Michelle; 2011: 19).

Gambar 2.8

Anatomi Mata

(Sumber:buku anatomi dan fisiologis untuk paramedis)

Mata memiliki anatomi fisiologis penting yang saling berkaitan dan

terhubung di dalamnya. Berdasarkan anatomi dan fisiologis, mata memiliki arti

sebagai berikut :

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Maksilo Fasial

10

a. Sclera

Sclera adalah lapisan luar mata yang berwarna putih, berserat, tidak tembus

cahaya.

b. Khroid

Khroid adalah lapisan pembuluh darah pada mata yang terletak di antara

retina dan sclera.

c. Retina

Retina adalah selapis tipis sel yang terletak di bagian belakang bola mata

yang mengubah cahaya menjadi sinyal saraf.

d. Cornea

Cornea adalah bagian depan yang transparant dan bersambung dengan sclera

putih dan tidak tembus cahaya.

e. Bilik Anterior

Bilik anterior atau kamera okuli anterior merupakan bagian yang terletak

antara kornea dan iris mata

f. Iris

Iris adalah tirai berwarna di depan lensa yang bersambung dengan selaput

khoroid yang melindungi retina dan mengendalikan jumlah cahaya yang masuk ke

mata.

g. Pupil

Pupil adalah bintik tengah berwarna hitam yang berada didalam iris.

h. Bilik Posterior

Bilik posterior atau kamera okuli posterior merupakan bagian yang terletak

di antara iris dan lensa. Pada bilik anterior dan posterior diisi dengan aqueus

humor.

i. Aqueus Humor

Aqueus Humor merupakan cairan berlendir yang transparan menyerupai

plasma, yang mendukung lensa.

j. Lensa

Lensa adalah organ fokus utama yang membiaskan berkas-berkas cahaya

yang terpantul dari benda-benda yang dilihat menjadi bayangan yang jelas pada

retina.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Maksilo Fasial

11

k. Vitreus Humor

Vitreus Humor merupakan pembuluh darah yang berada belakang biji mata

mulai dari lensa hingga retina (Pearch; dkk, 2008:315-318).

2. Bagian-Bagian Mata

Gambar 2.9

Bagian Mata

(Sumber:buku anatomi dan fisiologis untuk paramedis)

Mata memiliki bagian penting yang saling berkaitan dan terhubung di

dalamnya. Bagian mata memiliki arti sebagai berikut :

a. Alis

Alis adalah dua potongan kulit tebal melengkung yang ditumbuhi bulu. Alis

dikaitkan pada otot-otot sebelah bawahnya yang melindungi mata dari sinar

matahari.

b. Kelopak Mata

Kelopak Mata adalah lipatan kulit yang menutupi dan melindungi mata.

Bulu mata dikaitkan pada pinggiran kelopak mata untuk melindungi mata dari

debu dan cahaya.

c. Konjunktiva

Konjunktiva adalah selaput lendir yang melapisi sisi dalam kelopak mata

yang menutupi bagian depan sclera.

d. Peralatan Lakrimal

Peralatan lakrimal merupakan kelenjar-kelenjar air mata yang terdiri dari

seluruh kelenjar, yang terletak pada sudut luar sebelah atas rongga orbita (Pearch;

dkk, 2008:320-321).

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Maksilo Fasial

12

3. Anophthalmic Soket

Anophthalmic Soket adalah suatu kantung yang terjadi akibat pengangkatan

dari bola mata atau isi bola mata. Soket mata dapat berubah dengan berjalannya

waktu dan akan terjadi perubahan anatomi dan fisiologi dari rongga mata atau

rongga orbita. Secara klinis terdapat tiga jenis kelainan Anophthalmic soket yaitu:

(Sutjipto; dkk ,2008:70-71).

a. Kelainan Soket Mengerut

Kelainan ini terjadi akibat pengerutan konjunktiva atau selaput lendir akibat

terbentuknya jaringan parut atau kulit yang luka setelah cedera.

b. Kelainan Soket Mengendur

Kelainan ini terjadi karena hilangnya daya renggang dari semua unsur

struktural dan fungsional akibat perjalanan waktu dan pengaruh gravitasi.

c. Kelainan Soket Karena Implant

Kelainan ini terjadi karena penggunaan protesa mata atau implant orbita

yang tidak sesuai sehingga protesanya mengalami perubahan dengan atau tanpa

infeksi.

4. Klasifikasi Soket Mata

Mengklasifikasikan soket mata sangat penting dilakukan untuk menentukan

bentuk soket pada protesa mata. Klasifikasi soket mata disesuaikan menurut

derajat keparahannya (Shintiya; dkk,2011:188).

a. Derajat 0

Merupakan soket mata dengan keadaan selaput lendir yang sehat

(konjuktiva) dan lekukan permukaan soket mata (fornik) terbentuk dengan baik.

Gambar 2.10

Soket Mata Derajat 0

(Sumber: https://jkb.ub.ac.id/index.php/jkb)

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Maksilo Fasial

13

b. Derajat 1

Suatu keadaan dimana lekukan permukaan soket mata dalam kondisi rendah

atau dangkal (karakteristik fornik inferior).

Gambar 2.11

Soket Mata Derajat 1

(Sumber: https://jkb.ub.ac.id/index.php/jkb)

c. Derajat 2

Suatu keadaan dimana hilangnya lekukan permukaan soket mata yang

rendah dan menonjol( fornik superior dan inferior).

Gambar 2.12

Soket Mata Derajat 2

(Sumber: https://jkb.ub.ac.id/index.php/jkb/ )

d. Derajat 3

Suatu keadaan dimana hilangnya seluruh lekukan permukaan soket mata

(seluruh fornik).

Gambar 2.13

Soket Mata Derajat 3

(Sumber: https://jkb.ub.ac.id/index.php/jkb)

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Maksilo Fasial

14

e. Derajat 4

Suatu keadaan dimana berkurangnya seluruh lekukan permukaan soket

mata dan kelopak mata (apertura palpera) baik horizontal maupun vertikal.

Gambar 2.14

Soket Mata Derajat 4

(Sumber: https://jkb.ub.ac.id/index.php/jkb/ 1)

f. Derajat 5

Suatu keadaan perubahan lekukan permukaan soket mata setelah di

lakukan tindakan medis atau operasi berulang.

Gambar 2.15

Soket Mata Derajat 5

(Sumber: https://jkb.ub.ac.id/index.php/jkb/ )

D. Protesa Mata

1. Sejarah Protesa Mata

Protesa mata pertama kali ada sekitar abad ke-16 yang dipelopori oleh

Ambroise Pare (1510-1590) (Vouthisouk; 2011:11). Pada saat itu bahan

pilihannya adalah kaca yang kemudian dikenal dengan mata kaca. Saat ini di

Amerika Serikat protesa dibuat dari bahan polymethylmethacrylate/ PMMA

(acrylic), tetapi kaca masih dipakai secara luas di Eropa.

Mata kaca memiliki beberapa kerugian yaitu bentuk yang dekat antara soket

dan protesa hampir tidak mungkin karena bentuk dari kaca tersebut. Bentuk yang

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Maksilo Fasial

15

cekung pada permukaan posterior dan menebal pada bagian tepi akan menyisakan

ruangan antara permukaan anterior dan posterior soket. Ruangan ini akan menjadi

tempat dimana air mata dan mukus atau cairan lengket mata berkumpul dan

mengakibatkan bertumbuhnya bakteri.

Mata kaca juga mempunyai masalah lain seperti mudah pecah bila terjatuh

dan terkena suhu yang ekstrim. Tingkat alkalinitas atau kapasita air mata juga

menyebabkan iritasi pada permukaan soket dan konjunktiva atau selaput lendir

yang sering terjadi dalam masa 2 tahun.

Selama masa perang dunia II Amerika Serikat dan Inggris menarik

peredaran mata kaca yang dibuat di benua Eropa. Hal ini dilakukan sampai ada

riset lebih lanjut dari penggunaan PMMA untuk protesa mata. Pada tahun 1944,

Murphy dan Nirronen serta dental corps Angkatan Laut Amerika Serikat

mengadopsi konsep impression dan fitting gigi untuk protesa mata. Lebih dari

setengah abad metode ini telah berkembang lebih jauh, sehingga impression

sekarang dilakukan secara rutin. Bentuk disesuaikan dengan kebutuhan penderita

kenyamanan gerakan, bentuk kelopak mata, bentuk protesa, dan penonjolannya.

Protesa kemudian dicat yang akan menghasilkan kepuasan kosmetik yang tinggi.

Protesa mata plastik mempunyai keuntungan yang lebih dari protesa kaca.

Plastik dapat dibuat dengan berbagai desain atau bentuk yang ukurannya menjadi

tepat pada jaringan soket. Plastik tidak mudah pecah dan rusak, dapat dihaluskan

jika tergores, dan daya tahan protesa plastik yang mencapai 5-7 tahun lamanya

(Sutjipto; ddk. 2008:70).

2. Macam-Macam Protesa Mata

Protesa mata memiliki banyak ragam serta macamnya, berikut ini adalah

macam-macam dari protesa mata :

a. Protesa mata dibagi menjadi dua dilihat dari kehilangan bola mata yaitu :

1) Protesa mata yang dibuat hanya menggantikan bola mata.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Maksilo Fasial

16

Gambar 2.16

Protesa Mata Tanpa Kelopak Mata

(Sumber :hhtps://.pinterest.com/ prosthetic-eyes/)

2) Protesa yang dibuat meliputi bola mata serta kelopak mata.

Gambar 2.17

Protesa Mata Dengan Kelopak Mata

(Sumber :hhtps://prosthesis.com/)

b. Protesa mata dibagi menjadi dua dilihat dari sudut pembuatannya.

1) Fabricated atau (Ready Made)

Protesa mata Fabricated atau (Ready Made) adalah protesa mata buatan

pabrik (stock eye) dan banyak dijual dipasaran dengan berbagai ukuran (Rosalina;

dkk, 2010:35). Protesa ini memiliki kelebihan yaitu waktu pembuatan yang cepat,

terdapat banyak ukuran dan warna dan protesa dapat langsung dipakai.

Kerugian protesa ini yaitu dapat menimbulkan ketidak nyamanan dan

infeksi karena tekanan berlebihan serta perbedaan ukuran antara bola mata dan

soket nya, ketidak sesuaian warna iris dengan mata aslinya, harga yang mahal,

serta kurang dalam retensi dan stabilisasi.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Maksilo Fasial

17

Gambar 2.18

Protesa Mata Ready Made

(Sumber : hhtps://-first-3d-printed-eye-prosthesis.html)

2) Non fabricated atau (Custom Made)

Protesa mata Non fabricated atau (Custom Made) adalah protesa mata yang

dibuat sendiri sesuai dengan ukuran rongga mata yang ada. Protesa mata ini dibuat

dengan terlebih dahulu dilakukan pencetakan pada rongga mata penderita

(Waskitho; dkk, 2013:179-180).

Protesa ini memiliki kelebihan yaitu warna protesa dapat disesuaikan

dengan mata yang masih ada, harga protesa murah, dapat menyesuaikan dengan

bentuk soket mata, serta memiliki retensi, stabilisasi dan estetik yang lebih baik.

Kerugian protesa ini yaitu waktu pembuatan yang lebih lama.

Gambar 2.19 Protesa Mata Custom Made

(Sumber : hhtps://-artificial-eyes-in-delhi-for-all-people/)

3. Retensi dan Stabilisasi Protesa Mata

Retensi adalah kemampuan protesa untuk bertahan pada tempatnya sewaktu

protesa mendapat tekanan atau karena pengaruh fungsional (Azhindra, dkk,

2013:234). Retensi protesa mata didapat dari ukuran defek mata, jaringan lunak

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Maksilo Fasial

18

dari soket mata, keadaan fornik atau lekukan dari permukaan protesa mata, daerah

undercut yang menguntungkan dari protesa (Chalian, dkk, 1971:121).

Stabilisasi adalah kemampuan protesa untuk menahan gaya-gaya yang

cenderung mengubah hubungan antara protesa dengan jaringan lunak nya

(Azhindra, dkk, 2013:234). Stabilisasi protesa mata didapat dari cekatnya protesa

pada model kerja dan bentuk lekukan (fornik) dari protesa mata.

E. Menentukan Ukuran Protesa Mata

Prosedur menentukan ukuran protesa mata adalah sebagai berikut:

1. Ukuran.

Ukuran dapat ditentukan dengan beberapa cara. Secara langsung dapat

diukur dengan penggaris atau kaliper. Cara lain adalah dengan perbandingan

ukuran sengan struktur jaringan bola mata. Kornea mata harus mewakiki 40%

sampai 50% dari panjang kelopak mata secara horizontal. Cara alternatif kelopak

mata dengan defek dibandingkan dengan kelopak yang normal (Wahjudi; dkk,

2007:205).

Gambar 2.20

Perkiraan Ukuran Protesa Mata

(Sumber : file:///C:/Users/HP/Pictures/JOI.pdf/)

2. Pupillary Distance (PD)

Adalah jarak antara pupil mata kanan dengan pupil mata kiri yang biasa

disebut jarak tituk fokus. Jika jarak titik fokus tidak benar, maka akan

menyebabkan ketidaknyamanan.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Maksilo Fasial

19

Gambar 2.21

Ukuran Pupillary Distance

(Sumber : file:///C:/Users/HP/Pictures/JOI.pdf/)

3. Alat Ukur

Mengukur pupillary distance menggunakan alat ukur penggaris jangka.

Untuk menyesuaikan ukuran mata dengan bentuk wajah.

Gambar 2.22

Alat Ukuran Penggaris Jangka

(Sumber : file:///C:/Users/HP/Pictures/JOI.pdf/)

F. Prosedur Pembuatan Protesa Mata

Prosedur laboratorium pembuatan protesa mata Non Fabricated atau

(Custom Made) adalah sebagai berikut :

1. Pengisian Hasil Cetakan

Cetakan alginate di boxing atau dipagar dengan lipatan baseplate wax

sesuai cetakan mata, kemudian alginate hasil boxing rongga mata tadi diisi

dengan gips. Tuangkan gips atau dental stone hingga separuh tinggi kontur soket

mata, biarkan sampai mengeras. Beri tanda beberapa lubang pada model kerja

yang berguna sebagai kunci atau retensi model serta rapikan model dengan

menggunakan trimmer (Rahmayani liana; 2011:86).

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Maksilo Fasial

20

2. Pembuatan Pola Malam Sclera

Model kerja dipersiapkan untuk membuat pola malam sclera dengan

melapisi permukaan area defek dengan vasellin. Area defek diisi dengan baseplate

wax cair, setelah mengeras permukaan lilin ditekan dengan jari untuk mengurangi

pengerutan lilin. Cetakan pola malam lilin disesuaikan bentuk nya dengan

kecembungan mata alami (Rahmayani liana; 2011:87).

3. Penanaman Pola Lilin

Pola lilin ditanam dengan teknik pulling metode yaitu permukaan pola lilin

dibiarkan terbuka dan dibebaskan dari bahan tanam didalam cuvet bawah dengan

permukaan luar anterior pola lilin menghadap kebawah. Setelah gips mengeras

permukaan luar pola lilin diberi vasellin, aduk gips dan isikan pada kuvet atasnya.

Setelah gips kuvet lawan mengeras, kuvet dibuka dan pola lilin dibuang.

Permukaan cetakkan diolesi CMS sebagai media separasi (Rahmayani liana;

2011:88).

4. Pengisian Akrilik Sclera

Pengisian akrilik sclera mengunakan teknik wet metode yaitu pencampuran

polimer dan monomer diluar mould space dan menggunakan mixing jar. Akrilik

warna yang sesuai dengan sclera dicampur dalam jumlah cukup dengan selembar

plastik selopan, kuvet atas dipasang kembali dan lakukan press dengan perlahan.

Kelebihan akrilik dibuang dan lakukan press kembali dan curing selama 1 jam.

Setelah kuvet dingin, lepaskan sclera akrilik dari kuvet, rapikan menggunakan

micromotor dengan bur mandrel-mounted, polishing wheel dan brush (Rahmayani

liana; 2011:88).

5. Menentukan Letak Iris dan Melubangi Permukaan Sclera

Sebelumnya dokter telah menentukan daerah sclera yang akan dilubangi.

Kemudian tentukan titik pusat pupil dan beri tanda dengan pensil tinta. Tentukan

diameter iris sesuai dengan iris mata sebelahnya dan pada sclera dibuat lingkaran

iris menggunakan jangka. Bagian iris sebesar lingkaran yang telah dibuat tersebut

di buang dengan mata bur sehingga didapat lubang dengan diameter yang sama

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Maksilo Fasial

21

dengan sebelahnya. Permukaan anterior sclera dikurangi 1-2 mm (Rahmayani

liana; 2011:88).

6. Mewarnai sclera

Permukaan anterior sclera akrilik diwarnai menggunakan pensil warna

sesuai dengan warna alami. Pada daerah ini terlihat pembuluh darah yang

berkelok-kelok, melengkung atau lurus yang dibuat dari benang wol merah

(Rahmayani liana; 2011:89).

7. Pengisian Akrilik Bening

Kuvet pendaman akrilik keras kembali dipakai, permukaan cetakan diolesi

dengan (CMS). Cara kerjanya sama dengan akrilik seperti pembuatan sclera

dengan wet metode, hanya bahan yang dipakai di sini adalah akrilik bening

(Rahmayani liana; 2011:89).

8. Melukis Iris dan Pupil

Pewarnaan dilakukan menggunakan cat minyak. Sebelumnya bagian tengah

iris pupil dibuat berupa lingkaran kecil dengan diameter ± 3 mm dan kedalaman ±

0,5 mm. Pada iris dibuat goresan-goresan dengan warna hitam atau sesuai

dengan warna mata sebelahnya. (Rahmayani liana; 2011:89).

9. Penyelesaian Protesa Mata.

Setelah cat mengering, penutup belakang (sclera) disatukan dengan akrilik

bening menggunakan teknik dry metode yaitu pencampuran polimer dan monomer

langsung didalam mould space dengan bahan self curing acrylic. Selanjutnya

seluruh protesa mata dirapikan kembali dan dipoles mengunakan mesin poles

white brush dan black brush (Rahmayani liana; 2011:90).