Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
a. Minat berwirausaha
a. Minat
Menurut Slamento (2010) minat adalah suatu rasa lebih suka dan
rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
menyuruh atau suatu dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk
melakukan apa yang diinginkan. Seseorang yang berminat terhadap
aktivitas akan memperhatikan aktivitas tersebut secara konsisten dan
rasa senang.
Menurut Crow & Strong (dalam Tristinawati, 2013) minat adalah
suatu kesadaran individu terhadap suatu hal yang bersangkut paut
dengan dorongan sehingga individu memusatkan seluruh perhatiannya
terhadap obyek tertentu dengan hati senang dalam melakukan aktivitas
yang berhubungan dengan obyek.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat diketahui bahwa minat
merupakan suatu keinginan atau ketertarikan terhadap suatu hal yang
ingin dilakukan tanpa ada unsur paksaan dan atas dasar keinginan
sendiri. Secara sadar atau tidak, minat akan mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang diingikan. Seseorang
yang memiliki minat dalam dunia wirausaha maka orang tersebut akan
mendalami dan mempelajari tentang kewirausahaan. Dengan demikian,
jika seseorang memiliki minat berwirausaha yang tinggi tentunya akan
9
10
melakukan dan mendalami sesuatu yang berkaitan dengan wirausaha
karena dorongan sebuah minat.
b. Wirausaha
Menurut Kasmir (2013) wirausaha adalah orang yang berjiwa
berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai
kesempatan. Maksut dari berani mengambil resiko yaitu tidak
mempunya rasa takut kehilangan modal yang dikeluarkan untuk
berwirausaha.
Yuyus (2013) menyatakan bahwa wirausaha merupakan
seseorang yang memiliki kreativitas dan inovatif sehingga mampu
menggali dan menemukan peluang dan mewujudkan menjadi usaha
yang menghasilkan nilai atau laba.
Berdasarkan definisi wirausaha tersebut, dapat diketahui bahwa
wirausaha adalah proses seseorang untuk bisa memanfaatkan peluang
dalam berbisnis. Proses yang dilakukan harus diimbangi dengan sikap
kreatif dan inovatif dalam mengambil peluang. Wirausaha adalah
oraang yang memiliki jiwa berani dalam mengambil resiko dan
memanfaatkan peluang untuk menciptakan bisnis dan mempeoleh
keuntungan.
c. Minat Berwirausaha
Menurut (Djammarah, Syaiful Bahri, 2016) minat berwirausaha
adalah keinginan, ketertarikan, serta kesediaan untuk bekerja keras
atau berkemauan keras untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya
dan menciptakan usaha baru tanpa merasa takut dengan resiko yang
11
akan terjadi serta senantiasa belajar dari kegagalan dalam
berwirausaha.
Menurut Tarmudji (dalam Ginting dan Yuliawan, 2015)
menyatakan bahwa minat berwirausaha merupakan pemusatan
perhatian pada wirausaha karena adanya rasa suka dan disertai
keinginan mempelajari lebih lanjut terhadap wirausaha, lebih lanjutnya
dinyatakan bahwa minat seseorang dapat dieskpresikan melalui
pernyataan yang menunjukan seseorang lebih tertarik pada suatu
obyek.
Sehingga dapat ditarik kesimpulannya bahwa minat
berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan serta kesedian untuk
bekerja keras atau berkemauan keras dengan adanya pemusatan
perhatian untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa harus
merasa takut dengan resiko yang terjadi, senantiasa belajar dari
kegagalan dalam berwirausaha.
1.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha
Minat berkaitan erat dengan perhatian, oleh karna itu minat
merupakan suatu hal yang sangat menentukan dalam setiap usaha.
Minat tidak dibawa sejak lahir, namun minat tumbuh dan
berkembang sesuai dengan faktor yang mempengaruhinya
(Nurchotim, 2012). Secara garis besar ada 2 faktor yang
mempengaruhi minat berwirausaha yaitu:
12
1. Faktor Intrinsik
Faktor intrinsik adalah faktor – faktor yang timbul karena
pengaruh rangsangan dari dalam diri individu itu sendiri. Faktor –
faktor intrinsik yang dapat mempengaruhi minat berwirausaha
antara lain :
a. Kepercayaan Diri
Kepercayaan diri adalah keyakinan terhadap diri sendiri
yang berani mengambil resiko dalam suatu tantangan.
Kepercayaan diri merupakan landasan yang kuat untuk
memulai usaha dengan kemampuan sendiri.
b. Motif Berprestasi
Motif berprestasi adalah keinginan untuk menjadi orang
yang lebih baik dari orang lain. Motif berprestasi menjadi
motivasi seseorang untuk dapat memperoleh kehidupan yang
lebih baik.
c. Harga Diri
Harga diri adalah kebutuhan perkembangan, dengan
berwirausaha diharapkan dapat meningkatkan harga diri tidak
lagi bergantung kepada orang lain.
d. Perasaan Senang
Perasaan senang akan menimbulkan minat yang
diperkuat adanya sikap positif sebab perasaan senang
merupakan suatu keadaan jiwa akibat adanya peristiwa yang
datang pada subyek bersangkutan.
13
2. Faktor Ekstrinsik
Faktor ekstrinsik adalah faktor – faktor yang timbul karena
rangsangan atau dorongan dari luar individu atau lingkungan.
Faktor faktor ekstrinsik yang mempengaruhi minat berwirausaha
yaitu :
a. Lingkungan keluarga
Orang tua adalah pihak yang bertanggung jawab penuh
dalam proses ini. Anak harus dianjurkan untuk memotivasi diri
untuk bekerja keras, diberi kesempatan untuk bertanggung
jawab atas apa yang dilakukan salah satu unsur kepribadian
adalah minat. Minat berwirausaha akan terbentuk karena sikap
dan aktifitas sesama anggota keluarga saling mempengaruhi.
b. Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat juga mempunyai peran dalam
mempengaruhi minat seseorang untuk berwirausaha, dengan
hidup bermasyarakat seseorang dapat memanfaatkan peluang
yang timbul karena kebutuhan di masyarakat.
c. Peluang
Peluang yang ada dihadapan seseorang untuk menjadi
sukses bagi orang yang mempunyai semangat maju, tergantung
bagaimana individu tersebut dapat memanfaatkan peluang
tersebut untuk meraih sukses.
14
1.2 Indikator Minat Berwirausaha
Indikator minat berwirausaha menurut Susanto (dalam Farida,
2016) yaitu:
1 Perasaan senang
Seseorang yang memiliki perasaan senang akan dunia bisnis
maka orang tersebut akan terus mempelajari ilmu bisnis tanpa
ada keterpaksaan.
2 Ketertarikan
Ketertarikan seseorang terhadap berbagai informasi bisnis yang
diperoleh akan mendorong minat seseorang untuk kemudian
mempraktikan ilmu bisnisnya menjadi suatu usaha.
3 Keinginan
Keinginan merupakan suatu harapan yang dapat terjadi atau
suatu yang belum terwujud agar dapat tercapai. Maka dalam
berwirausaha harus mempunyai harapan agar usaha yang
dijalakan dapat berjalan sesuai yang diinginkan.
4 Motivasi
Motivasi berwirausaaha merupakan dorongan dalam diri
seseorang dalam usahanya untuk memenuhi keinginan.
b. Self Efficacy
Menurut Greogory (2011) mendefinisikan bahwa self efficacy sebagai
keyakinan diri untuk mengetahui kemampuannya sehingga dapat melakukan
suatu bentuk kontrol terhadap manfaat orang itu sendiri dan kejadian dalam
lingkungan sekitarnya.
15
Menurut Wolfok (dalam Chomzana Kinta Marini dan Siti Hamidah,
2014) menyatakan bahwa self efficacy merupakan penilaian seseorang
terhadap dirinya sendiri atau tingkat keyakinan mengenai seberapa besar
kemampuannya dalam mengerjakan tugas tertentu untuk mecapai hasil yang
maksimal.
Bandura (dalam Flora Puspatinangsih, 2016) self efficacy merupakan
penilaian terhadap dirinya sendiri atau tingkat keyakinan mengenai seberapa
besar kemampuannya dalam melaksanakan sejumlah tingkah laku yang sesuai
dengan ujuk keras.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa self efficacy
merupakan keyakinan dalam diri sendiri untuk dapat menjalankan dan
mengelola suatu tugas dan untuk mencapai hasil yang maksimal dan
keberhasilan seseorang.
2.1 Sumber Self Efficacy
Menurut Bandura (dalam Arif Mustofa, 2014) empat sumber efikasi diri
sebagai berikut :
1. Pengalaman Menguasai Sesuatu
Pengalaman menguasai sesuatu adalah sumber informasi yang
paling berpengaruh dalam efikasi diri. Ini merupakan pengalaman
langsung kita sehingga kesuksesan akan menaikan efikasi atau
keyakinan, dan kegagalan akan menurunkan efikasi atau keyakinan.
16
2. Pengalaman Vikarius
Pengalaman vikarius merupakan pengalaman dari orang lain
yang memberi contoh penyelesaian. Efikasi diri akan meningkat
pada saat kita mengamati pencapaian orang lain yang mempunyai
kompetensi yang sama atau seimbang, namun akan berkurang pada
saat kita melihat teman kita gagal.
3. Persuasi Sosial
Persuasi sosial disebut juga dengan imbal balik spesifik atas
kinerja. Persuasi sendiri dapat membuat orang menyerahkan usaha,
menguapayakan strategi – strategi baru, dan berusaha cukup keras
untuk mencapai kesuksesan.
4. Kondisi Fisik dan Emosional
Kondisi fisik dan emosional itu maksutnya arousal
mempengaruhi efikasi diri,tergantung arosual itu diintrepretasikan
pada saat orang menghadapi tugas tertentu, apakah individu merasa
cemas dan khawtir atau passion menaikan efikasi.
2.2 Komponen Self Efficacy
Perbedaan self efficacy pada setiap individu terletak pada 3 komponen,
yaitu magnitude, strenght, dan generality. Zimmeman (dalam Flora
Puspitaningsih, 2016) menyatakan bahwa masing– masing mempunyai
implikasi penting didalam performasi, secara lebih jelas dapat di uraikan
di bawah ini:
17
1. Magnitude
Dimensi ini bekaitan dengan kesulitan tugas dimana individu
merasa mampu atau tidak mampunya untuk melakukannya, sebab
kemampuan diri individu berbeda – beda. Konsep dalam dimensi ini
terletak pada keyakinan individu atas kemampuannya terhadap tingkat
kesulitan tugas. Jika individu dihadapkan pada tugas – tugas yang
disusun menurut tingkat kesulitannya, maka keyakinan individu akan
terbatas pada tugas – tugas yang mudah, kemudian sedang hingga
tugas – tugas yang paling sulit, sesuai dengan batas kemampuanya
yang dirasakan untuk memenuhi tuntunan perilaku yang dibutuhkan
pada masing – masing tingkat. Makin tinggi taraf kesulitan tugas,
makin lemah keyakinan yang dirasakan untuk menyelesaikannya.
2. Strenght
Dimensi ini berkaitan dengan tingkat kekuatan dan keyakinan
atau pengaharapan individu mengenai kemampuannya. Pengharapan
yang lemah mudah digoyahlan oleh pengalaman-pengalaman yang
tidak mendungkung. Sebaliknya, pengharapan yang mantap akan
mendorong individu untuk tetap bertahan dalam usahanya. Meskipun
mungkin ditemukan pengalaman yang kurang mendukung. Dimensi
ini biasanya berkaitan dengan langsung dengan dimensi level, yaitu
semakin tinggi taraf kesulitan tugas makin lemah keyakinan yang
dirasakan untuk menyelesaikannya.
18
3. Generality
Dimensi ini berkaitan dengan keyakinan individu atas
kemampuannya melaksanakan tugas di berbagai aktivitas.
Aktivitasyang bervariasi menuntut individu yakin atas kemampuannya
pada banyak bidang atau hanya bidang tertentu. Jadi generality
berkaitan dengan tingkah laku dimana individu merasa yakin terhadap
kemampuannya. Individu dapat merasa yakin terhadap kemampuan
dirinya, tergantung pemahaman kemampuan dirinya terbatas pada
suatu aktivitas dan situasi tertentu atau pada serangkain aktivitas dan
situasi yang luas dan bervariasi
2.3 Dimensi dan Indikator Self Efficacy
Keberhasilan individu dalam menyelesaikan tugas dapat
meningkatkan efikasi diri. Tingkat efikasi diri yang dimiliki individu
dapat dilihat dari dimensi efikasi diri. Efikasi diri yang dimiliki
seseorang berbeda – beda, dapat dilihat berdasarkan dimensi yang
mempunyai implikasi penting pada perilaku. Menurut Bandura (2013)
ada 3 dimensi dalam efikasi diri yaitu :
1 Magnitude, dimensi ini berkaitan dengan kesulitan tugas. Apabila
tugas – tugas yang dibebankan pada individu menurut tingkat
kesulitanya, maka perbedaan efikasi diri secara individual mungkin
terdapat tugas – tugas yang sederhana, menengah, atau tinggi.
Individu akan melakukan tindakan yang dirasakan mampu untuk
dilakasanakan.
19
2 Strenght, dimensi ini berkaitan dengan tingkat kekuatan atau
kemampuan seseorang terhadap keyakinan. Tingkat efikasi diri
yang rendah mudah digoyahkan oleh pengalaman – pengalaman
yang memperlemahkanya, sedangkan seseorang yang memiliki
efikasi yang tinggi akan meningkatkan usahanya meskipun
dijumpai pengalaman yang memperlemahkanya.
3 Generality, dimensi ini berhubungan dengan luas bidang tugas atau
tingkah laku. Beberapa pengalaman berangsur–angsur
menimbulkan penguasaan terhadap pengharapan pada bidang dan
tingkah laku khusus sedangkan pengalaman lain membangkitkan
keyakinan yang meliputi berbagai tugas.
c. Need For Achievement
Menurut McCleland dalam Mangkunegara (2014) menyatakan
bahwa ketika muncul suatu kebutuhan yang kuat di dalam diri seseorang,
kebutuhan tersebut memotivasi dirinya untuk menggunakan perilaku yang
dapat mendatangkan kepuasannya. Sebagai contoh, memiliki kebutuhan akan
pencapaian yang tinggi mendorong seorang individu untuk menetapkan
tujuan yang menantang, untuk bekerja keras demi mencapai tujuan.
Menurut Grifin & Moorhead (2013) need for achievement juga
diartikan sebagai keinginan untuk menyelesaikan suatu tugas dengan secara
lebih efektif, individu yang mempunyai need for achievement yang tinggi
akan cenderung menetapkan sasaran yang cukup sulit dan mengambil
keputusan yang lebih resiko.
20
Berdasarkan uarain diatas dapat disimpulkan bahwa need for
achievement adalah suatu dorongan untuk mencapai suatu keberhasilan
dengan tantangan yang sulit, memiliki sasaran yang tepat dalam mengambil
keputusan yang lebih resiko.
3.1 KarakteristikNeed For Achievement
Ada beberapa karakteristik dari individu yang memiliki need for
achievement yang tinggi menurut Mc. Cleland dalam Mangkunegara
(2014) :
a. Inovatif
Orang yang memiliki memiliki need for achievement adalah orang
yang aktif dan menghindari rutinitas. Mereka lebih suka mencari
informasi untuk menemukan cara yang lebih baik ketika melakukan
atau mengerjakan suatu tugas. Orang yang memiliki need for
achievement yang tinggi, ini dikarenakan merasa lebih menyukai
tugas yang sulit, cendurung mencari sesuatu yang lebih menantang.
Sedangkan, orang yang memiliki need for achievement rendah akan
cenderung menetap di tempat yang sama, lebih menyukai pekerjaan
sesuai dengan prosedur.
b. Membutuhkan Feedback
Orang yang memiliki need for achievement yang tinggi akan
menyukai situasi pekerjaan dimana mereka mendakan feedback
tentang bagaimana pekerjaan yang dikerjakan. Karena mereka ingin
mengetahui sebaik apa mereka dalam menyelesaiakan masalah. Dan
sedangkan orang yang memiliki need for achivement yang rendah
21
akan cenderung akan menghindari masalah dan tanggung jawab
karena mereka lebih menyukai tugas yang mudah.
c. Persistence
Orang yang memiliki need for achievement akan bertahan lebih
lama pada setiap tugas yang sulit. Mereka tidak menyerah saat
melakukan tugas yang sulit dan terus berusaha untuk dapat
memecahkan masalah hingga waktu yang di tentukan. Sedangkan
orang yang memiliki need for achievement yang rendah mempunyai
ketakutan untuk bertahan saat mengerjakan tugas yang sulit dan
sering banyak lebih menyerah saat menghadapi tugas.
d. Memiliki tanggung jawab
Orang yang memiliki need for achievement yang tinggi akan
bertanggung jawab secara personal dengan hasil dari kinerja
mereka, karena dengan melakukan hal yang baik dan benar mereka
akan mendapatkan kepuasaan. Sebaliknya orang yang memiliki
need for achievement yang rendah akan lebih menghindar situasi
yang penuh resiko
e. Menyukai Tantangan Yang sulit
Orang yang memiliki need for achievement yang tinggi akan dorong
untuk mengerjakan tugas yang memiliki resiko yang tinggi,
menantang dan berjuang untuk sukses pada tugas yang sulit,
sedangkan orang yang memiliki need for achievement akan memilih
lebih menghindari masalah.
22
3.2 Faktor Yang Mempengaruhi Need For Achievement
Mc. Clelland dalam Mangkunegara (2014), mengumukakan faktor
faktor yang mempengaruhi need for achievement sebagai berikut :
a. Faktor internal :
1. Jenis kelamin
Mc. Clelland dalam Mangkunegara (2014) menyatakan bahwa
jenis kelamin juga merupakan faktor internal yang dapat
mempengaruhi motivasi berprestasi seseorang.
2. Usia
Kualitas need for achievement akan berubah seiring dengan
bertambahnya umur. Motivasi berprestasi tertinggi dijumpai pada
usia 20 – 30 tahun dan mengalami penurunan setelah usia
dewasa.
3. Kepribadian
Individu yang menganggap keberhasilan adalah karena dalam
dirinya akan memiliki motivasi berprestasi yang berbeda pula
dengan individu yang menganggap keberhasilan hanya karena
sesuatu diluar dirinya atau karena keberuntungan saja.
b. Faktor Ekternal
1 Tingkat Kesulitan Dan Resiko Tugas Yang Menengah
Individu dengan motivasi berprestasi tinggi akan menganggap
tugas dengan kesulitan tinggi dan resiko yang terlalu mudah atau
terlalu sulit tidak akan memberi pengaruh pada motivasi individu
untuk berprestasi.
23
2 Organisasi
Faktor eksternal lainnya adalah organisasi dimana seseorang
bekerja, orang yang mempunyai peraturan yang jelas dan
kosisten, serta mendapatkan masukan yang berguna mereka akan
mengetahui apa saja yang telah mereka kerjakan
3.3 Indikator Need For Achievement
Kebutuhan berprestasi wirausaha (nac-h) terlihat dalam bentuk
tindakan untuk melakukan suatu yang lebih baik dan efisien dibanding
sebelumnya serta berusaha atau berjuang untuk meningkatkan
kemampuan (Suryana, 2011). Berikut dimensi dan indikator need for
achievementdalamMeri Rahmania, (2016) :
1 Mandiri
Seseorang yang mandiri dalam berwirausaha adalah seseorang
yang berani berusaha secara mandiri dengan cara melakukan
keinginannya dengan baik tanpa ketergantungan dengan orang
lain dalam mengambil keputusan.
2 Tanggung jawab
Bertanggung jawab atas hal yang dilakukan dalam kegiatan
berwirausaha.
3 Berani mengambil resiko
Seorang wirausaha mampu mengambil resiko yang terjadi dalam
berwirausaha saat mengalami kegagalan dalam usahanya.
24
4 Memiliki rasa percaya diri
Dalam berwirausaha harus memiliki rasa percaya diri pada
dirinya sendiri bahwa akan dapat menjalakan bisnisnya.
d. Sosio Demografi
Achille Guillard (dalam Iskandar, 2012) Demografi berasal dari
bahasa Yunani yang merupakan gabungan dua kata, yaitu demos dan grafein
yang artinya rakyat dan tulisan. Demografi adalah setiap tulisan atau
gambaran tentang rakyat tau penduduk. Definisi demografi kemudian
berkembang seiring dengan perkembangan zaman serta kebutuhan
kependudukan.
Menurut Johan Sussmilch (2011) berpendapatbahwa demografi
merupakan ilmu yang mempelajari hukum tuhan yang berhubungan dengan
perubahan – perubahan pada umat manusia yang terlihat dari kelahiran,
kematian, dan pertumbuhunannya.
Dapat di ambil kesimpulannya bahwa demografi adalah ilmu yang
mempelajari tentang bagaimana kependudukan yang menggambarkan
keadaan penduduk disekitar lingkungan.
4.1 Manfaat Sosio Demografi
Secara umum, gambaran penduduk atau stastisik data
kependudukan sangat diperlukan terutama oleh para pembuat kebijkan,
baik di kalangan masyarakat pemerintah maupun non- pemerintah. Data
tentang jumlah dan pertumbuhan penduduk.
25
Selain itu, data dan stastisik kependudukan dapat digunakan
untuk megetahui gambaran sosial dan ekonomi penduduk disuatu negara.
Dari segi ketenagakerjaan, misalnya keadaan penduduk dapat dilihat dari
persentasenya menurut bidang pekerjaannya.
4.2 Indikator Sosio Demografi
Ada beberapa indikator sosio demografi yang dikemukakan oleh
Nishanta (dalam Suharti 2011) yaitu :
1 Gender
2 Pengalaman berwirausaha
26
B. PENELITIAN TERDAHULU
Tabel 1
Penelitian Terdahulu
Variabel Hasil Sumber
Jurnal
Chomzana
Kinta
Marini, Siti
Hamidah
(2014)
Self Efficacy, Lingkungan
Keluarga,DanLingkungan
Sekolah Terhadap
MinatBerwirausaha Siswa
Smk Jasa Boga
Terdapat pengaruh positif dan
signifikanself efficacy, lingkungan
kerluarga dan lingkungan sekolah
terdapat minat berwirausaha siswa smk
jasa boga
Jurnal
Pendidik
an
Vokasi
Aji
Putra
Pamungkas
(2017)
Pengaruh Efikasi Diri Dan
Pengetahuan
Kewirausahaan Terhadap
Minat Berwirausaha Pada
Siswa Kelas XI SMK
Muhammadiyah Delanggu
Tahun Ajaran 2015/2016.
Efikasi diri dan pengetahuan
kewirausahaan secara parsial dan
silmutan berpengaruh secara positif
dan signifikan terhadap minat
berwirausaha pada siswa kelas XI
SMK muhammadiyah Delanggu.
4 Jurnal
Fakultas
Ekonom
i 2017
Dina
Arfianti
Siregar, Cut
Nizma
(2017)
Pengaruh Adversity,
Quotient, Need For
Achievement, dan Self
Efficacy Terhadap Minat
Berwirausaha Mahasiswa
Jurusan Akuntansi
Politeknik Negeri Medan
Hasil penelitian menunjukan bahwa
variabel adversity quotient, need for
achievement,dan self efficacy secara
silmutan berpengaruh terhadap minat
berwirausaha mahasiswa jurusan
akuntanasi politeknik negeri medan.
Secara parsial, variabel adversity
quotient, need for achievement dan self
efficacy berpengaruh signifikan
terhadap minat berwirausaha
mahasiswa jurusan akuntansi
politeknik negeri medan.
Profesio
nalisme
akuntan
menuju
sustaina
ble
business
practice
Bandung
, 20 Juli
2017
Tya Sakdiah
Putri,
R.Lestari
Garnasih,
SE.,MM,
Drs.Restu
Ibrahim,
M.Si (2014)
Pengaruh Sosio Demografi
Dan Kemampuan
Terhadap Minat
Berwirausaha
Dari hasil pengujian yang telah
dilakukan,uji regresi silmutan (uji f)
menunjukan bahwa variabel
independen yang diteliti, yaitu sosio
demografi dan kemampuan
kewirausahaan berdampak positif dan
signifikan terhadap variabel dependen
tersebut minat siswa dalam
kewirausahaan.
Jom
FEKOM
Vol.1
No 2
Oktober
2014
Diara
Fitri
Anita (2013)
Pengaruh Factor
Kontekstual, Dan Sosio
Demografi Terhadap
Minat Berwirausaha Pada
Mahasiswa Di Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Riau
Pekanbaru.
JjPenelitian yang ditemukan mengarah
pada hasil bahwa factor kontekstual dan
sosio demografi di pengaruhi secara
positif signifikan oleh minat
berwirausaha. sebuah f test dirumusukan
dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa variabel kontekstual dan sosio
demografi secara positif dan
signifikanterkait minat berwirausaha.
nDira Fitria
Anita /
Universit
as Riau
2013
27
C. KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka pemikiran ini menguji pengaruh self efficacy, need for
achievement, gender dan pengalaman berwirausaha terhadap minat
berwirausaha tenaga kerja indonesia.
Gambar 1
Kerangka Pemikiran Konseptual
Gambar di atas merupakan kerangka konseptual dari penelitian yang berjudul
Pengaruh Self Efficacy, Need For Achievement, dan Sosio Demografi
Terhadap Minat Berwirausaha Tenaga Kerja Indonesia. Adapun keterangan
dari gambar kerangka pemikiran konseptual diatas sebagai berikut:
Y = minat berwirausaha
X1 = self efficacy
X2 = need for achievement
X3 = sosio demografi
Self Efficacy (X1)
Need For Achievement
(X2)
Sosio Demografi
(X3)
Minat Berwirausaha
(Y)
28
D. HIPOTESIS
Menurut Sugiyono (2017) hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian dimana rumusan masalah penelitian
telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan.
a. Self Efficacy dengan Minat Berwirausaha
Menurut Wolfok (dalam Chomzana Kinta Marini dan Siti
Hamidah, 2014) menyatakan bahwa self efficacy merupakan penilaian
seseorang terhadap dirinya sendiri atau tingkat keyakinan mengenai
seberapa besar kemampuannya dalam mengerjakan tugas tertentu untuk
mencapai hasil yang maksimal.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Chomzana Kinta Marini dan
Siti Hamidah (2014) membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif dan
signifikan self efficacy terhadap minat berwirausaha. Dengan demikian
dengan self efficacy akan meningkatkan minat berwirausaha.
Hasil penelitian Rudi Wahyu Saputra (2016) membuktikan bahwa
self efficacy dan pengetahuan kewirausahaan secara parsial dan silmutan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha pada
siswa
H01 : Self efficacy tidak berpengaruh terhadap minat berwirausaha
tenaga kerja indonesia
Ha1 : Self efficacy berpengaruh terhadap minat berwirausaha tenaga
kerja Indonesia
29
b. Need For Achievement dengan Minat Berwirausaha
Menurut Grifin & Moorhead ( 2013 ) need for achievement juga
diartikan sebagai keinginan untuk menyelesaikan suatu tugas dengan
secara lebih efektif, individu yang mempunyai need for achievement yang
tinggi akan cenderung menetapkan sasaran yang cukup sulit dan
mengambil keputusan yang lebih resiko.
Hasil penelitian membuktikanyang dilakukan Dina Arfianti
Siregar, Cut Nizma (2017) bahwa variabel adversity, need
forachievement, dan self efficacy secara silmutan berpengaruh terhadap
minat berwirausaha mahasiswa jurusan akuntanasi politeknik negeri
medan. Secara parsial, variabel adversity quotient, need for achievement
dan self efficacy berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha
mahasiswa jurusan akuntansi politeknik negeri medan.
Ho2 : need for achievement tidak berpengaruh terhadap minat
berwirausaha tenaga kerja indonesia
Ha2 : need for achievement berpengaruh positif terhadap minat
berwirausaha tenaga kerja Indonesia
c. Sosio Demografi dengan Minat Berwirausaha
Achille Guillard (dalam Iskandar, 2012) Demografi berasal dari
bahasa Yunani yang merupakan gabungan dua kata, yaitu demos dan
grafein yang artinya rakyat dan tulisan. Demografi adalah setiap tulisan
atau gambaran tentang rakyat tau penduduk. Definisi demografi kemudian
berkembang seiring dengan perkembangan zaman serta kebutuhan
kependudukan.
30
Hasil penelitian Diara Fitri Anita (2013) membuktikan bahwa
faktor kontekstual dan sosio demografi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap minat berwirausaha terhadap minat berwirausaha di
sekolah tingi ilmu ekonomi Riau Pekanbaru.
Ho3 : sosio demografi tidak berpengaruh terhadap minat berwirausaha
tenaga kerja indonesia
Ha3 : sosio demografi berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha
tenaga kerja indonesia