17
8 BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Kurnia et al, (2015) yang membahas tentang “ Audit Manajemen Bagian Sumber Daya Manusia Studi Kasus Pada PG Kebun Agung” hasil penelitian ini menunjukkan bahwa audit manajemen pada PG Kebun Agung dilakukan oleh auditor internal. Hasil analisis data pada tahun 2014 menunjukkan bahwa audit manajemen tingkat efisiensi, efektivitas dan ekonomisasi SDM PG Kebun Agung belum sepenuhnya berhasil karena pihak manajemen PG Kebun Agung perlu untuk memperhatikan rekomendasi auditor. Penelitian oleh Ambarwati yang membahas tentang Audit Manajemen Fungsi Sumber Daya Manusia Pada PT. Landipo Niaga Raya Kendari “ hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan Sumber Daya Manusia yang dilaksanakan oleh fungsi SDM (personalia) oleh PT Landipo Niaga Raya Kendari yang meliputi rekrutmen dan seleksi, penilaian kinerja dan prestasi serta kompensasi tenaga kerja yang dilaksanakan masih kurang efektif. Hal ini disebabkan karena masih lemahnya sistem perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian manajemen pada fungsi sumber daya manusia. Penelitian oleh Mihardjo, ( 2015 ) yang membahas tentang “Pelaksanaan Audit Manajemen Fungsi Sumber Daya Manusia Pada PT Sari Pawita Pratamahasil penelitian ini menunjukkan bahwa : 1) Perencanaan SDM pada PT Sari Parawita Pratama belum berjalan dengan baik, karena belum terdapat dokumentasi perencanaan SDM yang jelas; 2) Rekrutmen SDM di PT Sari Parawita Pratama

BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan

8

BAB II

LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Kurnia et al, (2015) yang membahas tentang

“ Audit Manajemen Bagian Sumber Daya Manusia Studi Kasus Pada PG Kebun

Agung” hasil penelitian ini menunjukkan bahwa audit manajemen pada PG Kebun

Agung dilakukan oleh auditor internal. Hasil analisis data pada tahun 2014

menunjukkan bahwa audit manajemen tingkat efisiensi, efektivitas dan

ekonomisasi SDM PG Kebun Agung belum sepenuhnya berhasil karena pihak

manajemen PG Kebun Agung perlu untuk memperhatikan rekomendasi auditor.

Penelitian oleh Ambarwati yang membahas tentang “Audit Manajemen

Fungsi Sumber Daya Manusia Pada PT. Landipo Niaga Raya Kendari “ hasil

penelitian menunjukkan bahwa kegiatan Sumber Daya Manusia yang dilaksanakan

oleh fungsi SDM (personalia) oleh PT Landipo Niaga Raya Kendari yang meliputi

rekrutmen dan seleksi, penilaian kinerja dan prestasi serta kompensasi tenaga kerja

yang dilaksanakan masih kurang efektif. Hal ini disebabkan karena masih lemahnya

sistem perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian manajemen pada fungsi sumber

daya manusia.

Penelitian oleh Mihardjo, ( 2015 ) yang membahas tentang “Pelaksanaan

Audit Manajemen Fungsi Sumber Daya Manusia Pada PT Sari Pawita Pratama”

hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : 1) Perencanaan SDM pada PT Sari

Parawita Pratama belum berjalan dengan baik, karena belum terdapat dokumentasi

perencanaan SDM yang jelas; 2) Rekrutmen SDM di PT Sari Parawita Pratama

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan

9

belum berjalan dengan baik walaupun dalam proses rekrutmen kebijakan sudah

terdokumentasikan; 3) Proses seleksi di PT Sari Prawita Pratama belum berjalan

dengan baik; 4) Orientasi dan penemp atan SDM pada PT Sari Prawita Pratama

telah dilakukan dengan baik.

Penelitian oleh Septiani et al, (2015) yang membahas tentang “Penerapan

Audit Operasional Atas Manajemen Fungsi Sdm Untuk Menilai Kinerja Karyawan

Pada Pt.Pioneer Flour Mill Industries Sidoarjo” Berdasarkan hasil audit operasional

menunjukkan bahwa penilaian kinerja karyawan yang dilakukan oleh manajemen

fungsi SDM pada PT.Pioneer Flour Mill Industries cukup baik, namun terdapat

kekurangan dan kelemahan yang menjadikan penilaian tidak efisien dan tidak

efektif.

Penelitian dilakukan oleh Hijayati et al, (2014) yang membahas tentang

“Analisis Audit Operasional Dalam Upaya Meningkatkan Efisiensi, Efektivitas,

Dan Ekonomisasi Bagian Produksi (Studi pada PT. Semen Gresik (Persero)” Hasil

penelitian menunjukkan bahwa audit operasional di PT. Semen Gresik (Persero)

dilakukan oleh auditor internal, independen, dan pemerintah. Hasil analisis data

selama tahun 2011-2013 menunjukkan bahwa efisiensi paling baik dilakukan pada

tenaga kerja dan idle capacity. Efektivitas paling baik dilakukan pada tahun 2013,

dan ekonomisasi paling baik dilakukan pada tahun 2011.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan

10

B. Landasan Teori

1. Audit

Dalam menyelenggarakan berbagai kegiatan bisnis, salah satu tantangan

yang harus dihadapi ialah bagaimana meningkatkan efektivitas, efisiensi, kinerja

karyawan dan produktivitas kerja perusahaan. Hal ini terjadi karena manjemen

perusahaan selalu menghadapi suasana kelangkaan dana, tenaga, sarana, dan

prasarana yang dapat digunakan dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan.

Pengalaman para usahawan dan manajer membuktikan bahwa tantangan itu dapat

dihadapi dengan menggunakan suatu instrument yang disebut audit.

Menurut Susilo (2002: 52) audit adalah kegiatan mengumpulkan informasi factual

dan signifikan melalui interaksi (pemeriksaan, pengukiran, dan penilaian serta

penarikan kesimpulan) secara sistematis, objektif dan terdokumentasi yang

berorientasi pada azas nilai manfaat.

Auditing merupakan salah satu bentuk atestasi. Atestasi pengertian

umumnya merupakan suatu komunikasi dari seorang expert mengenai kesimpulan

tentang realibilitas dari pernyataan seseorang. Dalam pengertian yang lebih sempit,

atestasi merupakan; “komunikasi tertulias yang menjelaskan suatu kesimpulan

mengenai realibilitas dari asersi tertulis yang merupakan tanggung jawab dari pihak

lainnya”.(Agoes, Sukrisno. 2012:2 ).

Audit suatu proses sistematis, artinya audit merupakan suatu langkah atau prosedur

yang logis, berkerangka dan terorganisasi. Auditing dilakukan dengan suatu urutan

langkah yang direncanakan, terorganisasi dan bertujuan.untuk memperoleh dan

mengevaluasi bukti secara objektif, artinya proses sistematik ditujukan untuk

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan

11

memperoleh bukti yang mendasari pernyataan yang dibuat oleh individu atau badan

usaha serta untuk mengevaluasi tanpa memihak atau berprasangka terhadap bukti-

bukti tersebut. Audit bagi perusahaan merupakan hal yang cukup penting karena

memberikan pengaruh besar dalam kegiatan perusahaan yang bersangkutan. Pada

awal perkembangannya auditing.

2. Jenis-Jenis Audit

Menurut Agoes (2012:11) jenis audit umumnya dibagi menjadi :

1. Manajemen Audit ( Operational Audit)

Suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk

kebijakna akuntansi dan kebijakan opersional yang telah ditentuka oleh

manajemen, untuki mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah

dilakukan secara efektif, efisien dan ekonomis.

2. Pemerikasaan Ketaatan ( Complience Audit )

Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan sudah

mentaati peraturan-peraturan atau kebijakan yang berlaku, baik yang

ditetapkan pihak intern perusahaan ( menejmen dewan komisaris ) maupun

pihak eksternal ( Pemerintah, Bapepam, Bank Indonesia, Derektorat Jendral

Pajak, dan lain-lain).

3. Pemeriksaan Intern ( Internal Audit)

Pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik

dalam laporan keuangan maupun catatan akuntansi perusahaan,maupun

ketaatan terhadap kebijakan manajemen yang telah ditentukan.

4. Komputer Audit

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan

12

Pemeriksaan oleh KAP terhadap perusahaan yang memproses data

akuntansinya menggunakan Electronic Data Processing ( EDP ) system.

3. Audit Manajemen

Menurut Umar Husein (2001: 366) Audit Manjemen dapat didefinisikan

sebagai penilaian system manajemen perusahaan (auditee) untuk mngetahui apakah

istem tersebut beroperasi secara efektif, dan untuk memperkirakan resiko apa yang

mungkin timbul apabila system tersebut tidak beroperasi secara efisien. Dengan

demikian, untuk unit organisasional tertentu, seperti departemen penjualan,

penilaian atau pemeriksaan manajemen akan berfokus pada bagaimana sebaiknya

unit tersebut dikelola.

Menurut Bayangkara, IBK. (2015: 2) Audit manajemen adalah evaluasi

terhadap efisiensi dan efektifitas operasi perusahaan. Dalam konteks audit

manajemen, manajemen meliputi seluruh operasi internal perusahaan yang harus

dipertanggungjawabkan kepada berbagai pihak yang memiliki wewenang yang

lebih tinggi. Audit manajemen dirancang secara sistematis untuk mengaudit

aktivitas, program-program yang diselenggarakan, atau sebagian dari entitas yang

bias diaudit untuk menilai dan melaporkan apakah sumber daya dan dana telah

digunakan secara efisien, serta apakah tujuan dari program dan aktivitas yang telah

direncanakan dapat tercapai dan tidak melanggar ketentuan aturan dan kebijakan

yang telah ditetapkan perusahaan dengan tujuan untuk mengidentifikasi kegiatan,

dan aktivitas yang masih memerlukan perbaikan, sehingga dengan rekomendasi

yang diberikan nantinya dapat dicapai perbaikan atas pengelolaan berbagai program

dan aktivitas pada perusahaan tersebut.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan

13

4. Tahap-Tahap Audit

Menurut Bayangkara (2015: 11) ada beberapa tahapan yang harus dilakukan

audit manjemen yang dikelompokkan menjadi lima yaitu :

1. Audit Pendahuluan

Audit pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan informasi latar belakang

terhadap objek yang akan diteliti. Disamping itu, pada audit ini juga

dilakukan penelaahan terhadap berbagai peraturan, ketentuan, dan

kebijakan berkaitan dengan aktivitas yang diaudit, serta menganalisis

berbagai informasi yang diperoleh untuk mengidentifikasi hal hal yang

potensial mengandung kelemahan pada perusahaan yang diaudit. Dari

informasi latar belakang ini, auditor dapat menentukan tujuan audit

semnetara (tentative audit objevtive). Dalam tahap audit ini auditor dapat

menetukan beberapa tujuan audit sementara.

2. Riview dan Pengujian Pengendalian Manajemen

Pada tahapan ini auditor melakukan riview dan pengujian terhadap

pengendalian manajemen objek audit, dengan tujuan untuk menilai

efektivitas penegndalian manajemen dalam mendukung pencapaian tujuan

perusahaan. Dari hasil pengujian ini, auditor dapat lebih memahami

pengendalian yang berlaku pada objek audit sehingga dengan lebih mudah

dapat diketahui potensi potensi terjadinya kelemahan pada bagian aktivitas

yang dilakukan. Jika dihubungkan dengan tujuan audit sementara yang telah

dibuat pada audit pendahuluan, hasil pengujian pengendalian manajmen ini

dapat mendukung tujuan audit sementara tersebut menjadi tujuan audit yang

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan

14

sesungguhnya (definitive audit objective), atau mungkin ada beberapa

tujuan audit yang gugur, karena tidak cukup (sulit memperoleh) bukti bukti

untuk mendukung tujuan audit tersebut.

3. Audit Terinci

Pada tahap ini auditor melakukan pengumpulan bukti yang cukup dan

kompeten untuk mendukung tujuan audit yang telah ditentukan. Pada tahap

ini juga dikukan pengembangan temuan untuk mencari keterkaitan antara

satu temuan dengan temuan yang lain dalam menguji permasalahan yang

berkaitan dengan tujuan audit. Temuan yang cukup, relevan, dan kompeten

dalam tahap ini disajikan dalam suatu kertas kerja audit (KKA) untuk

mendukung kesimpulan audit yang dibuat dan rekomendasi yang diberikan.

4. Pelaporan

Tahapan ini bertujuan untuk mengkomunikasikan hasil audit termasuk

rekomendasi yang diberikan kepada berbagai pihak yang berkepentingan.

Hal ini penting untuk meyakinkan pihak manajemen (objek audit) tentang

keabsahan hasil audit dan mendoirong pihak pihak yang berwenang untuk

melakukan perbaikan terhadap berbagai kelemahan yang ditemukan.

Laporan disajikan dalam bentuk komprehensif (menyajika temua-temuan

penting hasil audit untuk mendukung kesimpulan audit danb rekomendasi).

Rekomendasi harus disajikan dalam bahasa yang operasional dan mudah

dimengerti serta menarik untuk ditindaklanjuti.

5. Tindak Lanjut

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan

15

Sebagai tahap akhir dari audit manajemen, tindak lanjut bertujuan untuk

mendorong pihak-pihak yang berwenang untuk melaksankan tindak lanjut

(perbaikan) sesuai dengan rekomendasi yang diberikan. Auditor tidak

memiliki wewenang untuk mengharuskan menajemen melaksanakan tindak

lanjut sesuai denag rekomendasi yang diberikan. Oleh karena itu,

rekomendasi yang disajikan dalam laporan audit seharusnya sudah

merupakjan hasil diskusi dengan berbagai pihak yang berkepentingan

dengan tindakan perbaikan tersebut.

6. Ruang Lingkup dan Sasaran Audit

Ruang lingkup Audit Manajemen meliputi seluruh aspek kegiatan

manajemen. Ruang lingkup ini dapat berupa seluruh kegiatan atau dapat juga hanya

mencakup bagian tertentu dari program/aktivitas yang dilakukan.

Ada tiga elemen pokok dalam sasaran audit :

1. Kriteria (criteria)

Kriteria merupakan standar (pedoman,norma) bagi setiap

individu/kelompok didalam perusahaan dalam melakukan aktivitasnya.

2. Penyebab (cause)

Penyebab merupakan tindakan (aktivitas) yang dilakukan oleh setiap

individu/kelompok didalam perusahaan. Penyebab dapat bersifat positif,

program/aktivitas berjalan dengan tingkat efisiensi dan efektivitas yang

lebih tinggi, atau sebaliknya bersifat negative, program/aktivitas berjalan

dengan tingkat efisiensi dan efektivitas yang lebih rendah dari standar yang

telah ditetapkan.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan

16

3. Akibat (effect)

Akibat merupakan perbandingan antara penyebab dengan kriteria yang

berhubungan dengan penyebab tersebut. Akibat negatif menunjukkan

program/aktivitas berjalan dengan tingkat pencapaian yang lebih rendah

dari kriteria yang ditetapkan. Sementara akibat positif menunjukkan bahwa

program atau aktivitas telah diselenggara secara baik dengan tingkat

pencapaian yang lebih tinggi dari kriteria yang telah ditetapkan.

(Bayangkara, IBK.2015: 5).

7. Pengertian Ekonomisasi, Efisiensi, dan Efektivitas

Menurut Bayangkara (2015: 14) yaitu:

Ekonomisasi

Ekonomisasi berhubungan dengan bagaimana perusahaan dalam mendapatkan

sumber daya yang akan digunakan dalam setiap aktivitas.

Ekonomisasi merupakan ukuran unput yang digunakan dalam berbagai program

yang dikelola. Artinya, jika perusahaan mampu memperoleh sumber daya yang

akan digunakan dalam operasi dengan pengorbanan yang paling kecil, ini berarti

perusahaan telah mampu memperoleh sumber daya tersebut dengan cara ekonomis.

Efisiensi

Efisiensi berhubungan dengan bagaimana perusahaan melakukan operasi, sehingga

tercapai optimalisasi penggunaan sumber daya yang dimiliki. Efisiensi

berhubungan dengan metode kerja (operasi).

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan

17

Efektivitas

Merupakan ukuran dari ouput. Secara singkat pengertian efektivitas dapat dipahami

sebagai tingkat keberhasilan suatu perusahaan untuk mencapai tujuannya.

8. Ruang Lingkup Audit Manajemen

Menurut Bayangkara (2015:19 ) Sesuai dengan tujuannya, Audit Manajemen

dilaksanakan untuk meningkatkan ekonomisasi, efisiensi pengelolaan sumber daya,

serta efektivitas pencapaian tujuan perusahaan.

a. Fungsi Manajerial

Pada fungsi manajerial, audit dilakukan terhadap perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian.

b. Fungsi Bisnis

1. Audit Manajemen pada Fungsi Pemasaran

Audit manajemen pada fungsi ini bertujuan untuk menilai bagaimana

setiap program/aktivitas pemasaran yang dilakukan mencapai tujuannya

melalui pengelolaan sumber daya yang ekonomis dan efisien.

2. Audit Mnajemen pada Fungsi Sumber Daya Manusia

Audit manajemen pada fungsi ini bertjuan untuk menilai apakah

kebutuhan SDM suatu perusahaan sudah terpenuhi dengan cara hemat,

efisien, dan efektif. Ruang lingkup pada audit ini mencakup keseluruhan

dari proeses SDM yang meliputi :

1) Perencanaan tenaga kerja

2) Penerimaan (rekrutmren) karyawan,

3) Seleksi,

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan

18

4) Orientasi dan penempatan

5) Pelatihan dan pengembangan

6) Penilaian kerja,

7) Pengembangan karier,

8) Sistem imbalan dan kompensasi,

9) Perlindungan karyawan,

10) Hubungan karyawan,

11) Pemutusan hubungan kerja (PHK).

3. Audit Manjemen pada Fungsi Informasi

Audit Manajemen pada fungsi sistem informasi menekankan pada

penilaian terhadap keandalan sistem informasi yang dimiliki perusahaan

untuk mengahsilkan berbagai informasi yang diperlukan secara akurat

dan tepat waktu.

4. Audit Manajemen pada Fungsi Sistem kepastian Kualitas

Audit sistem kepastian kualitas bertujuan untuk menilai apakah sistem

kepastian kualitas yang diterapkan perusahaan mampu memandu proses

operasi perusahaan untuk dapat mencapai kualitas produk sesuai dengan

standar yang telah ditetapkan.

5. Audit Manajemen pada Fungsi Lingkungan

Tujuan utama audit manajemen pada fungsi lingkungan ini adalah

untuk menilai sejauh mana perusahaan telah melaksanakan tanggung

jawab lingkungannya.

6. Audit Manajemen pada Fungsi Perpajakan

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan

19

Audit perpajakan (tax review) dapat membantu wajib pajak dengan

melakukan penilaian terhadap pengelolaan fungsi perpajakan untuk

menentukan setiap teransaksi yang mengandung unsur perpajakan.

9. Audit Sumber Daya Manusia

Menurut Susilo (2002: 63) menyatakan bahwa Audit SDM adalah

“pemeriksaan dan penilaian secara sistematis, objektif dan terdokumentasi terhadap

fungsi-fungsi organisasi yang terpengaruh oleh manajemen SDM dengan tujuan

memastikan dipenuhinya azas kesesuaian, efektivitas, dan efisiensi dalam

pengelolaan sumber daya manusia untuk mendukung tercapainyan sasaran-sasaran

fungsional maupun organisasi secara keseluruhan baik untuk jangka pendek, jangka

menengah, maupun jangka panjang”

Sedangkan menurut Siagian (2001: 68) Audit SDM sebagai “ Seluruh upaya

penelitian yang dilakukan terhadap aktivitas manajemen sumber daya manusia

untuk mencari, menemukan, dan mengevaluasi fakta tentang sejauh mana

manajemen berhasil memberikan dukungan kepada berbagai satuan kerja pelaksana

tugas pokok perusahaan”

Menurut Syahrum et al (2017) Audit sumber daya manusia merupakan

penilaian dan analisis yang komprehensif terhadap program-program SDM.

Walaupun secara khusus audit ini dilakukan pada departemen SDM, tetapi tidak

terbatas pada aktivitas yang terjadi pada departemen ini. Audit termasuk pada

fungsi manajemen SDM pada organisasi secara keseluruhan termasuk yang

dilaksanakan oleh manajer dan supervisor. Audit SDM menekankan penilaian

(evaluasi) terhadap berbagai aktivitas SDM yang terjadi pada perusahaan dalam

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan

20

rangka memastikan apakah aktivitas tersebut telah berjalan secara ekonomis,

efisien, dan efektif dalam mencapai tujuannya dan memberikan rekomendasi

perbaikan atas berbagai kekurangan yang masih terjadi pada aktivitas SDM yang

diaudit untuk meningkatkan kinerja yang diaudit tersebut.

Audit Sumber Daya Manusia hanya dimaksudkan untuk mencari dan

menemukan kecurangan serta kesalahan, kemudian berkembang menjadi

pemeriksaan laporan keuangan untuk memberikan pendapat atas kebenaran

penyajian laporan keuangan perusahaan dan juga menjadi salah satu faktor dalam

pengambilan keputusan.(Hardjono & Dea H.b 2016 )

Audit SDM membantu perusahaan meningkatkan kinerja atas pengelolaan SDM

dengan cara:

1. Menyediakan umpan balik nilai kontribusi fungsi SDM terhadap strategi

bisnis dan tujuan perusahaan.

2. Menilai kualitas praktik, kebijakan, dan pengelolaan SDM.

3. Melaporkann keberadaan SDM saat ini dan langkah-langkah perbaikan

yang dibutuhkan.

4. Menilai biaya dan manfaat praktik-praktik SDM.

5. Menilai hubungan SDM dengan manajemen lini dan cara-cara

meningkatkannya.

6. Merancang panduan untuk menentukan standar kinerja SDM.

7. Mengidentifikasi area yang perlu diubah dan ditingkatkan dengan

rekomendasi khusus.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan

21

Audit Sumber Daya Manusia hanya dimaksudkan untuk mencari dan

menemukan kecurangan serta kesalahan, kemudian berkembang menjadi

pemeriksaan laporan keuangan untuk memberikan pendapat atas kebenaran

penyajian laporan keuangan perusahaan dan juga menjadi salah satu faktor dalam

pengambilan keputusan.(Hardjono & Dea H.b 2016 )

10. Sumber Daya Manusia

Menurut Harianjha ( 2002: 2) Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan

salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan disamping faktor

yang lain seperti modal. Oleh karena itu, SDM harus dikelola dengan baik untuk

meningkatkan efektifitas dan efisiensi organisasi, sebagai salah satu fungsi dalam

perusahaan yang dikenal dengan manjemen sumber daya manusia (MSDM).

Mnajemen sumber daya manusia yang sering disebut juga manjemen personalia

oleh para penulis didefinisikan secara berbeda. Beberapa diantaranya dalah :

Human resource management (HRM) may be de fined as programs,

policies, and pratices for managing an organization’s work force.

Definisi lain mengatakan: Manajemen personalia adalah perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan, kegiatan-kegiatan pengadaan,

pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan

pelepasan sumber daya manusia agar tercapai tujuan organisasi dan masyarakat.

Sumber Daya Manusia adalah rancangan sistem-sistem formal dalam

sebuah organisasi untuk memastikan penggunaan bakat manusia secara efektif dan

efisien guna mencapai tujuan organisasi. Sumber daya manusia dinyatakan sebagai

strategi perancangan, pelaksanaan dan pemeliharaan untuk mengelola manusia

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan

22

untuk kinerja usaha yang optimal termasuk kebijakan pengembangan dan proses

untuk mendukung strategi. Dari definisi SDM terdiri dari daya fikir dan daya fisik

setiap manusia. Tegasnya kemampuan setiap manusia ditentukan oleh daya fikir

dan daya fisiknya. SDM atau manusia menjadi unsur utama dalam setiap aktivitas

yang dilakukan. Peralatan yang handal atau canggih tanpa peran aktif SDM, tidak

berarti apa-apa. Daya pikir adalah kecerdasan yang dibawa sejak lahir (modal dasar)

sedangkan kecakapan diperoleh dari usaha (belajar dan pelatihan). Kecerdasan

tolak ukurnya Intelegence Quotient (IQ) dan Emotion Quality (EQ) (Hardjono &

Dea H.b 2016 ).

11. Manfaat Audit Sumber Daya Manusia

Menurut Agoes (2012: 63) tujuan dan manfaat audit manajemen yaitu :

a. Menilai kinerja dari manajemen dan berbagai fungsi dalam perusahaan.

b. Menilai berbagai sumber daya yang dimiliki dan digunakan perusahaan

secara efisien dan ekonomis.

c. Menilai efektivitas perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah

ditetapkan oleh top management.

d. Memberikan rekomendasi kepada top management untuk memperbaiki

kelemahan dalam rangka meningkatkan efisiensi, efektivitas dan

ekonomisasi dari kegiatan operasi perusahaan.

12. Penilaian Kinerja

Menurut Bayangkara (2015. 139) kinerja karyawan pada dasarnya adalah

menghubungkan kinerja karyawan dalam melaksanakan tugas dan tanggung

jawabnya dengan standar ( ukuran ) keberhsilan yang telah ditetapkan sebelumnya

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan

23

untuk tugas dan tanggung jawab tersebut. Hasil penilaian kinerja karyawan dapat

mencerminkan sebagian dari kinerja perusahaan. Keghagalan produk yang

disebabkna oleh faktor internal maupun eksternal, sebagaian dapat mencerminkan

kinerja karyawan dibagian produksi, karena kegagalan produk salah satunya dapat

terjadi karena kurang cakapnya karyawan tersebut dalam melaksanakna tugas dan

tanggung jawabnya.

13. Kinerja Karyawan

Wibowo (2011:7) mengatakan bahwa. “kinerja berasal dari pengertian

performance. Ada pula yang memberikan pengertian performance sebagai hasil

kerja atau prestasi kerja. Namun, sebenarnya kinerja mempunyai makna yang lebih

luas, bukan hanya hasil kerja, tetapi termasuk bagaimana proses pekerjaan

berlangsung.” Kinerja organisasi merupakan hasil kerja organisasi ataupun

gambaran mengenai apakah suatu organisasi telah dapat melaksanakan

kegiatan/kebijakan sesuai dengan visi dan misi yang telah dibuat oleh organisasi.

14. Penilaian Kinerja Karyawan

Penilaian kinerja karyawan adalah suatu proses pengukuran keaktifan

karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya atau tugasnya dengan tujuan

menghasilkan suatu susunan peringkat atau memberikan suatu gambaran mengenai

prestasi kerja seorangg karyawan. Tidak terdapat kesamaan antara perusahaann

yang satu dengan yang lain dalam menentukan unsur yang harus dinilai, tetapi pada

umumnya unsur-unsur yang perlu dinilai dalam proses penilaian kinerja adalah

kesetian, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerja sama, prakarsa,

kepemimpinan.( Darudiato, 2007 ).

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan

24

15. Hubungan Antara Audit Sumber Daya dengan Kinerja

Menurut Susilo (2002: 28) “ Setelah perencanaan audit sumber daya

manusia dilanjutkan dengan pelaksanaan audit sumber daya manusia selanjutnya

adalah kegiatan pengukuran kinerja, yaitu proses-proses mengkuantifikasikan

secara akurat dan valid tingkat efisiensi dan efektivitas suatu kegiatan yang telah

terealisasi dan membandingkannya dengan tingkat prestasi yang direncanakan”.

Menurut Siagian (2001: 31) menyatakan: “ Pelaksanaan audit sumber daya

manusia bermuara pada ketiga aspek kinerja manajerial yang dapat dan harus

dijadikan sasaran audit yaitu, pertama kemampuan sumber daya manusia

memainkan perannya; kedua, ketangguhan sumber daya manusia

menyelenggarakan berbagai aktivitasnya; ketiga, keterampilan manajer perusahaan

yang dihadapkan kepada berbagai tantangan, baik yang sifatnya internal maupun

eksternal”

Dari berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa dengan

melaksanakan audit sumber daya manusia dalam suatu perusahaan, maka akan

memberikan feed back kepada perusahaan untuk kemudian digunakan dalam

mengukur tingkat kinerja masing masing SDM dan selanjutnya dicari solusi untuk

meningkatkan kinerja SDM tersebut.