15
II-1 BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai tinjauan pustaka yang berkaitan dengan tugas akhir yang akan dikerjakan. Tinjauan pustaka ini terdiri dari pustaka terhadap paper dan pustaka terhadap teori dari setiap bagian-bagian sistem yang digunakan. 2.1. Tinjauan Pustaka Studi literatur telah dilakukan untuk menentukan batasan masalah serta tujuan dari tugas akhir ini. Penelusuran literatur khususnya mengenai laporan tugas akhir, proyek akhir, tesis dan buku manual mengenai metoda fuzzy logic, mobil remote control serta penggunakan modul sensor TSL 1401-DB Linescan Camera Module. Penelusuran literatur tersebut akan dibahas sebagai berikut. 1. Tahun 2013, M. Farichin dalam Proyek Akhirnya yang berjudul Active Steering Assistance for Lane Keeping Pada Mobil Remote Control telah melakukan analisa tentang sistem Active Steering Assistance menggunakan metode ON/OFF. [3] Proyek Akhir ini menjelaskan tentang prinsip kerja dari Active Steering Assistance , dan ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam tugas akhir yang akan dibuat. 2. Tahun 2014, Siti Aisyah Aryani dalam Proyek Akhirnya yang berjudul Active Steering Assistance for Lane Keeping Berbasis Logika Fuzzy Pada Mobil Remote Control telah melakukan analisa tentang sistem Active Steering Assistance menggunakan metode fuzzy logic. [3] Garis besar proyek akhir ini sama dengan proyek akhir sebelumnya pada tahun 2013. Perbedaannya terletak pada sistem kendali yang digunakan, dimana pada proyek akhir sebelumnya menggunakan kendali ON-OFF sedangkan proyek akhir ini menggunakan fuzzy logic. Maka dari itu proyek akhir ini dapat dijadikan referensi utama pada tugas akhir penulis dalam segi pengolahan data fuzzy logic. 3. Tahun 2015, Alditama Rachman dalam Proyek Akhirnya yang berjudul Lane Keeping Assist Pada Mobil Aki Mainan Berbasis Fuzzy Logic telah

BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka

II-1

BAB II

TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dibahas mengenai tinjauan pustaka yang berkaitan dengan

tugas akhir yang akan dikerjakan. Tinjauan pustaka ini terdiri dari pustaka terhadap

paper dan pustaka terhadap teori dari setiap bagian-bagian sistem yang digunakan.

2.1. Tinjauan Pustaka

Studi literatur telah dilakukan untuk menentukan batasan masalah serta

tujuan dari tugas akhir ini. Penelusuran literatur khususnya mengenai laporan

tugas akhir, proyek akhir, tesis dan buku manual mengenai metoda fuzzy logic,

mobil remote control serta penggunakan modul sensor TSL 1401-DB

Linescan Camera Module. Penelusuran literatur tersebut akan dibahas sebagai

berikut.

1. Tahun 2013, M. Farichin dalam Proyek Akhirnya yang berjudul Active

Steering Assistance for Lane Keeping Pada Mobil Remote Control telah

melakukan analisa tentang sistem Active Steering Assistance

menggunakan metode ON/OFF. [3]

Proyek Akhir ini menjelaskan tentang prinsip kerja dari Active Steering

Assistance , dan ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam tugas akhir

yang akan dibuat.

2. Tahun 2014, Siti Aisyah Aryani dalam Proyek Akhirnya yang berjudul

Active Steering Assistance for Lane Keeping Berbasis Logika Fuzzy Pada

Mobil Remote Control telah melakukan analisa tentang sistem Active

Steering Assistance menggunakan metode fuzzy logic. [3]

Garis besar proyek akhir ini sama dengan proyek akhir sebelumnya pada

tahun 2013. Perbedaannya terletak pada sistem kendali yang digunakan,

dimana pada proyek akhir sebelumnya menggunakan kendali ON-OFF

sedangkan proyek akhir ini menggunakan fuzzy logic. Maka dari itu

proyek akhir ini dapat dijadikan referensi utama pada tugas akhir penulis

dalam segi pengolahan data fuzzy logic.

3. Tahun 2015, Alditama Rachman dalam Proyek Akhirnya yang berjudul

Lane Keeping Assist Pada Mobil Aki Mainan Berbasis Fuzzy Logic telah

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 2: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka

II-2

melakukan analisa tentang Active Steering Assistance dimana kecepatan

mobilnya dapat diatur. [4]

Pada proyek akhir ini terdapat pengaturan kecepatan mobil, dan ini dapat

dijadikan sebagai referensi dalam tugas akhir yang akan dibuat.

4. Tahun 2015, Taufik Ramadhan dalam Proyek Akhirnya yang berjudul

Lane Keeping Assist Pada Mobil Remote Control Menggunakan Sensor

Kamera telah melakukan analisa tentang penggunaan sensor Linescan

Camera. [5]

Penggunaan sensor Linescan Camera pada proyek ini menjadikan proyek

akhir ini dapat dijadikan referensi utama dalam hal pengolahan sensor

camera, mengingat pada tugas akhir yang akan penulis buat digunakan

sensor Linescan Camera untuk mendeteksi garis pembatas.

Tugas akhir yang akan dibuat merupakan pengembangan dari proyek akhir

sebelumnya dengan topik yang sama. Perbandingan antara tugas yang dibuat

saat ini dengan proyek akhir sebelumnya dapat direpresentasikan dalam tabel

II.1 sebagai berikut.

Tabel II. 1 Perbandingan dengan PA yang telah dibuat

Perbedaan utama pada tugas akhir yang dibuat dengan proyek akhir

sebelumnya adalah terletak pada jalur yang digunakan. Jika pada proyek akhir

Taufik R Alditama

1 Mekanik Mobil RC Mobil RC Mobil RC Mobil Aki Mobil RC

2 Kendali ON/OFF Fuzzy Logic Fuzzy Logic Fuzzy Logic Fuzzy Logic

3 Penyimpanan ~ SD Card SD Card SD Card SD Card

5 Kecepatan Konstan Konstan Dapat diatur Dapat diatur Dapat diatur

4 Buah 1 Buah 6 Buah 1 BuahJumlah Sensor

yang dipakai8

7 Jenis Sensor TCRT5000L

2 Buah

TSL 1401-DB

Linescan Camera

Module

TSL 1401-DB

Linescan Camera

Module

TCRT5000L TCRT5000L

No 2015

Tahun

2014 Siti Aisyah

A

2013 M.

Farichin

2017 (yang akan

dibuat)

Aspek

LurusJalur4Sudut Belok Tidak

TajamLurus Berbelok Lurus

Kurang Stabil6 Stabil StabilStabilKurang StabilKehandalan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 3: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka

II-3

sebelumnya jalur yang digunakan berupa jalur lurus dan jalur dengan sudut

belok tidak tajam, maka pada tugas akhir yang akan dibuat jalur yang

digunakan adalah jalur lurus dan jalur berbelok.

Untuk menunjang dalam proses perancangan alat maka harus dilakukan

kajian-kajian pustaka terlebih dahulu mengenai teori-teori dasar yang

mendukung. Untuk teori dasar selengkapnya akan dijelaskan pada sub-bab

berikutnya.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Mobil Remote Control

Mobil remote control adalah sejenis mobil mainan yang di kendalikan

dengan menggunakan modul transmitter. Mobil RC ini menggunakan

rechargeable baterai tipe NiCd dengan tegangan 7.2 volt untuk sumber catu

dayanya. Adapun contoh dari mobil RC 1:10 ditunjukan pada Gambar II.1.

Gambar II. 1 Mobil RC 1:10

2.2.2. TSL1401- DB Linescan Camera Module

Sensor yang digunakan pada tugas akhir ini adalah sensor kamera yang

dikeluarkan oleh parallax yaitu, TSL1402-DB Linescan Camera Module

seperti ditunjukkan pada gambar II.2.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 4: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka

II-4

Gambar II. 2 TSL1401 Linescan Camera Module

Kamera ini bekerja dengan tegangan 3.3V maupun 5V dan outputnya

berupa tegangan analog. Kamera ini dapat mengambil gambar dengan

resolusi 128x1 pixel, atau hanya sebuah garis. Kamera ini memiliki 12 pin

sudah termasuk VCC dan GND, tetapi untuk operasi normal atau hanya

mengambil gambar saja hanya diperlukan 3 pin saja yaitu CLK, SI, dan A0.

Untuk lebih jelasnya tentang cara kerja dari kamera ini dapat dijelaskan

sebagai berikut. [7]

Gambar II. 3 Ilustrasi Objek yang Diambil

Pada Gambar II.3 sensor kamera akan mendeteksi sebuah benda dengan

cara meletakkan sensor diatas benda. Kemudian akan mengasilkan tegangan

output seperti yang ditunjukkan pada gambar II.4 berikut ini : [7]

Gambar II. 4 Tegangan output yang dihasilkan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 5: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka

II-5

Tegangan output yang dihasilkan seperti gambar II.4 besarnya akan

proporsional dengan itensitas cahayanya. . Berikut sinyal pada pin SI, CLK,

dan A0 pada saat pengambilan Gambar II.3. [7]

Gambar II. 5 Pin SI, CLK, dan A0 saat pengambilan gambar

Gambar II.5 menunjukan kamera akan bekerja apabila sudah terdapat

sinyal SI dan akan membutuhkan sebanyak 129 gelombang pada pin CLK

untuk masing-masing pixel yang diambil (0 hingga 128) dan A0 akan

mengeluarkan gelombang analog yang didapat dari Gambar tersebut. Setelah

129 gelombang pada pin CLK selesai, kamera tidak akan mengambil Gambar

sebelum menerima sinyal SI kembali. [7]

2.2.3. Arduino

Arduino UNO R3 merupakan suatu board yang didalamnya terdapat

rangkaian sistem minimum yang mencakup sistem clock serta sistem sistem

reset. Arduino UNO R3 dapat dilihat pada gambar II.6 sebagai berikut, [12]

Gambar II. 6 Platform Arduino R3

Untuk memberikan gambaran mengenai apa saja yang terdapat di

dalam sebuah mikrokontroler, pada gambar II.7 berikut ini diperlihatkan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 6: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka

II-6

contoh diagram blok sederhana dari mikrokontroler ATmega328P (dipakai

pada Arduino UNO R3). [12]

Gambar II. 7 Diagram Blok SederhanaArduino UNO R3

Blok-blok di atas dijelaskan sebagai berikut :

• Universal Asynchronous Receiver/Transmitter (UART) adalah

antarmuka yang digunakan untuk komunikasi serial seperti pada RS-

232, RS-422 dan RS-485.

• 2KB RAM pada memory kerjabersifatvolatile (hilang saat daya

dimatikan), digunakan oleh variable-variabel di dalam program.

• 32KB RAM flash memory bersifatnon-volatile, digunakan untuk

menyimpan program yang dimuat dari komputer. Selain program,

flash memory juga menyimpan bootloader. Bootloader adalah

program inisiasi yang ukurannya kecil, dijalankan oleh CPU saat

daya dihidupkan. Setelah bootloader selesai dijalankan, berikutnya

program di dalam RAM akan dieksekusi.

• 1KB EEPROM bersifat non-volatile, digunakan untuk menyimpan

data yang tidak boleh hilang saat daya dimatikan. Tidak digunakan

pada papan Arduino.

• Central Processing Unit (CPU), bagian dari microcontroller untuk

menjalankan setiap instruksi dari program.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 7: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka

II-7

• Port input/output, pin-pin untuk menerima data (input) digital atau

analog, dan mengeluarkan data (output) digital atau analog. [12]

Berikut ini merupakan spesifikasi dari Arduino UNO R3 :

Tabel II. 2 Spesifikasi Arduino UNO R3

Mikrokontroler Atmega328P

Tegangan Operasi 5 Volt

Tegangan Input 7 – 12 Volt

Batas Tegangan Input 6 – 20 Volt

Pin Digital I/O 14 Pin (6 diantaranya adalah output

PWM)

Pin Analog Input 6 pin

Arus DC Setiap Pin I/O 40 mA

Arus DC untuk Pin 3.3 Volt 50 mA

Flash Memory 32 KB

SRAM 2 KB

EEPROM 1 KB

Clock Speed 16 MHz

2.2.4. Driver Motor L298

L298 adalah IC yang dapat digunakan sebagai driver motorDC. IC

ini menggunakan prinsip kerja H-Bridge. Tiap H-Bridge dikontrol

menggunakan level tegangan TTL yang berasal dari output mikrokontroler.

L298 dapat mengontrol 2 buah motor DC. Teganganyang dapat digunakan

bisa mencapaitegangan 46 VDC. Berikut inibentuk IC L298 yang digunakan

sebagai motor driver. [11]

Gambar II. 8 IC driver motor L298

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 8: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka

II-8

PWM (Pulse width Modulation), adalah sebuah metodeuntuk pengaturan

kecepatan perputaran, dalam hal ini adalah motor DC untuk kecepatan mobil. PWM

dapat dihasilkan oleh empat metode, sebagai berikut :

1. Metode analog

2. Metode digital

3. IC diskrit

4. Mikrokontroler

Prinsip kerja H-Bridge secara sederhana dapat dilihat pada gambar II.9.

Gambar II. 9 Prinsip kerja H-Bridge

Bila saklar yang digunakan adalah saklar toggle biasa seperti gambar

2.10 maka jika saklar S1 dan S4 aktif arus akan mengalir dari Vin menuju

S1 dan menggerakan motor searah jarum jam lalu arus akan menuju S4.

Bergerak dengan arah berlawanan arah jarum jam apabila S2 dan S3 aktif.

Gambar prinsip pergerakan ini dapat dilihat pada gambar II.10. [11]

Gambar II. 10 Prinsip pergerakan motor dengan H-Bridge

Dari gambar II.10 sebenarnya H-Bridge hanya mengatur polaritas yang

akan diberikan pada motor DC agar dapat berputar dua arah yaitu serah jarum

jam dan berlawanan jarum jam. Contoh IC H-Bridge yang digunakan adalah

IC L298, L298 memiliki dua buah rangkaian H-Bridge di dalamnya, sehingga

dapat digunakan untuk men-drive dua buah motor DC. IC L298 masing-

masing dapat mengantarkan arus hingga 2A. [11]

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 9: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka

II-9

2.2.5. I2C

Inter Integrated Circuit atau sering disebut I2C adalah standar

komunikasi serial dua arah menggunakan dua saluran yang didisain khusus

untuk mengirim maupun menerima data. Sistem I2C terdiri dari saluran SCL

(Serial Clock) dan SDA (Serial Data) yang membawa informasi data antara

I2C dengan pengontrolnya. Piranti yang dihubungkan dengan sistem I2C Bus

dapat dioperasikan sebagai Master dan Slave. Master adalah piranti yang

memulai transfer data pada I2C Bus dengan membentuk sinyal Start,

mengakhiri transfer data dengan membentuk sinyal Stop, dan

membangkitkan sinyal clock. Slave adalah piranti yang dialamati master.[12]

Sinyal Start merupakan sinyal untuk memulai semua perintah,

didefinisikan sebagai perubahan tegangan SDA dari “1” menjadi “0” pada

saat SCL “1”. Sinyal Stop merupakan sinyal untuk mengakhiri semua

perintah, didefinisikan sebagai perubahan tegangan SDA dari “0” menjadi

“1” pada saat SCL “1”. Kondisi sinyal Start dan sinyal Stop seperti tampak

pada Gambar II.11 berikut ini [12]

Gambar II. 11 Kondisi sinyal start dan stop pada I2C

Sinyal dasar yang lain dalam I2C Bus adalah sinyal acknowledge yang

disimbolkan dengan ACK Setelah transfer data oleh master berhasil diterima

slave, slave akan menjawabnya dengan mengirim sinyal acknowledge, yaitu

dengan membuat SDA menjadi “0” selama siklus clock ke 9. Ini

menunjukkan bahwa Slave telah menerima 8 bit data dari Master. Kondisi

sinyal acknowledge seperti tampak pada Gambar II.12. [12]

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 10: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka

II-10

Gambar II. 12 Sinyal ACK dan NACK pada I2C

Dalam melakukan transfer data pada I2C Bus, kita harus mengikuti tata cara yang

telah ditetapkan yaitu:

• Transfer data hanya dapat dilakukan ketikan Bus tidak dalam keadaan sibuk.

• Selama proses transfer data, keadaan data pada SDA harus stabil selama

SCL dalam keadan tinggi. Keadaan perubahan “1” atau “0” pada SDA

hanya dapat dilakukan selama SCL dalam keadaan rendah. Jika terjadi

perubahan keadaan SDA pada saat SCL dalam keadaan tinggi, maka

perubahan itu dianggap sebagai sinyal Start atau sinyal Stop. [12]

Gambar II. 13 Transfer bit pada I2C

2.2.6. SDCard Module

Secure Digital (SD) adalah memory card flash ultra kecil yang dirancang

untuk menyediakan memori berkapasitas tinggi dalam ukuran yang kecil.

Dalam perkembangannya, memori jenis SD ini telah memiliki 3 kelompok

varian yaitu : [8]

1. SD memory card. Jenis memori yang paling populer ini memiliki kapasitas

mulai dari 8 MB hingga yang tertinggi 16 GB, dengan format FAT16.

Memori berukuran 24 x 34 mm dan ketebalan 2 mm ini dinamai secure

(aman) karena telah memiliki Content Protection for Recordable Media

(CPRM) untuk mencegah pembajakan media dan adanya Write-Protect

tab yang mencegah penghapusan isi memori secara tidak sengaja. [8]

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 11: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka

II-11

2. MiniSD dan MicroSD memory card. Dengan ukuran memori miniSD yang

kecilnya hanya 20 x 21,5 mm dan microSD dengan ukuran 11 x 15 mm,

memori jenis ini memang cocok untuk dipasang di ponsel atau MP3

player. Bagi yang ingin memakai memori miniSD / microSD pada peranti

yang memiliki slot SD, maka diperlukan sebuah adapter (biasanya

disertakan saat membeli miniSD / microSD). [8]

3. SDHC memory card. SDHC (SD High Capacity) adalah pengembangan

selanjutnya dari SD card yang meski tidak merubah bentuk dan desain,

namun kini kecepatan dan kinerjanya telah ditingkatkan dengan memakai

format FAT32. Micro SD adalah salah satu jenis format memory flash

yang diluncurkan tahun 2005 , sedangkan Micro SDHC diluncurkan tahun

2007. SDHC card memiliki kapasitas mulai dari 4 GB hingga 32 GB.

Untuk urusan kompatibilitas, satu hal yang perlu diingat bahwa bila

perangkat kita telah mampu mendukung memori jenis SDHC, maka ia

akan tetap kompatibel dengan memori SD biasa. Namun sebaliknya,

jangan gunakan memori SDHC pada perangkat lama yang hanya mampu

mengenali memori SD card. Pada gambar II.16 berikut ini ditampilkan SD

Card LC Studio. [8]

Gambar II. 14 SD Card LC Studio

2.2.7. Fuzzy Logic

Profesor Lotfi A. Zadeh adalah guru besar pada University of

California yang merupakan pencetus sekaligus yang memasarkan ide

tentang cara mekanisme pengolahan atau manajemen ketidakpastian yang

kemudian dikenal dengan logika fuzzy. Dalam penyajiannya vaiabel-

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 12: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka

II-12

variabel yang akan digunakan harus cukup menggambarkan ke-fuzzy-an

tetapi di lain pihak persamaan-persamaan yang dihasilkan dari variable-

variabel itu haruslah cukup sederhana sehingga komputasinya menjadi

cukup mudah. Karena itu Profesor Lotfi A Zadeh kemudian memperoleh

ide untuk menyajikannya dengan menentukan “derajat keanggotaan”

(membership function) dari masing-masing variabelnya. Ditunjukan pada

gambar II.17 berikut ini. [9]

Gambar II. 15 Konsep dasar logika fuzzy

Fungsi keanggotaan (membership function) adalah suatu kurva yang

menunjukkan pemetaan titik input data kedalam nilai keanggotaanya (sering

juga disebut dengan derajat keanggotaan) yang memiliki interval antara 0

sampai 1.

Derajat Keanggotaan (membership function) adalah : derajat dimana nilai

crisp dengan fungsi keanggotaan ( dari 0 sampai 1 ), juga mengacu sebagai

tingkat keanggotaan, nilai kebenaran, atau masukan fuzzy. [9]

Label adalah nama deskriptif yang digunakan untuk mengidentifikasikan

sebuah fungsi keanggotaan. [9]

Fungsi Keanggotaan adalah mendefinisikan fuzzy set dengan memetakkan

masukan crisp dari domainnya ke derajat keanggotaan. [9]

Masukan Crisp adalah masukan yang tegas dan tertentu.

Lingkup/Domain adalah lebar fungsi keanggotaan. Jangkauan konsep,

biasanya bilangan,tempat dimana fungsi keanggotaan dipetakkan. [9]

Daerah Batasan Crisp adalah jangkauan seluruh nilai yang dapat

diaplikasikan pada variabel sistem. [9]

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 13: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka

II-13

Pada gambar II.18 dapat dilihat struktur dari logika fuzzy.

MASUKAN CRISP

FUZZIFIKASI

MASUKAN FUZZY

EVALUASI ATURAN(INFERENCE)

KELUARAN FUZZY

DEFUZZIFIKASI

KELUARAN CRISP

FUNGSI KEANGGOTAAN

MASUKAN

BASIS ATURAN

FUNGSI KEANGGOTAAN

KELUARAN

Gambar II. 16 Struktur logika fuzzy

a. Fuzzifikasi

Fuzzifikasi yaitu suatu proses untuk mengubah suatu masukan dari bentuk

tegas (crisp) menjadi fuzzy (variabel linguistik) yang biasanya disajikan

dalam bentuk himpunan-himpunan fuzzy dengan suatu fungsi

kenggotaannya masing-masing. [9]

b. Basis Aturan (Rule Base)

Basis aturan berisi aturan-aturan fuzzy yang digunakan untuk pengendalian

sistem. Aturan-aturan ini dibuat berdasarkan logika dan intuisi manusia,

serta berkaitan erat dengan jalan pikiran dan pengalaman pribadi yang

membuatnya. Jadi tidak salah bila dikatakan bahwa aturan ini bersifat

subjektif, tergantung dari ketajaman yang membuat. Aturan yang telah

ditetapkan digunakan untuk menghubungkan antara variabel-variabel

masukan dan variabel-variabel keluaran.Aturan ini berbentuk ‘JIKA –

MAKA’ (IF – THEN). [9]

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 14: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka

II-14

c. Evaluasi Aturan

Berdasarkan basis aturan yang telah dibuat, variabel-variabel masukan

fuzzy diolah lebih lanjut untuk mendapatkan suatu penyelesaian. Dengan

demikian dapat diambil suatu keputusan berupa variabel fuzzy keluaran,

yaitu himpunan-himpunan keluaran fuzzy dengan fungsi keanggotaan yang

ditetapkan berdasarkan metode yang digunakan untuk mengambil suatu

keputusan. Metode yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan

ini adalah Metode Max-Min dan Metode Max-Product (Max-Dot). [9]

d. Defuzzifikasi

Defuzzifikasi dapat didefinisikan sebagai proses pengubahan besaran

fuzzy yang disajikan dalam bentuk himpunan-himpunan fuzzy keluaran

dengan fungsi keanggotaannya untuk mendapatkan kembali bentuk

tegasnya (crisp). Hal ini diperlukan sebab dalam aplikasi nyata yang

dibutuhkan adalah nilai tegas (crisp). Berikut ini merupakan metode yang

biasa diterapkan untuk melakukan defuzzyfication yaitu : [9]

1. Center of Gravity, yaitu metode yang paling sering digunakan dimana

tiap fungsi keanggotaan keluaran diatas nilai yang ditunjukan oleh

masing – masing keluaran fuzzy di truncated (dipepat/dipotong). Hasil

“clipped”/”potongan” fungsi keanggotaan kemudian dikombinasikan

dan keseluruhan center of gravity dihitung. [9]

2. Max-Membership Principle, metode ini juga dikenal sebagai metode

tinggi. Hali ini dikarenakan bahwa dalam menentukan keluaran crisp

dilakukan pada derajat keanggotaan (DOM = Degree of Membership)

atau rule strenght yang tertinggi dari keluaran fuzzy yang terjadi. Jadi

nilai crisp yang dipilih adalah merupakan nilai crisp yang menyebabkan

derajat keanggotaan yang paling tinggi. [9]

3. Centroid Methode, metode ini dikenal denganmetode center of area

(COA) atau pusat dari suatu area. Nilai crisp keluaran ditentukan dari

titik pusat dari luasan keluaran fuzzy yang ada. [9]

4. Weight Average Are Methode, metode ini hanya tepat digunakan jika

bentuk fungsi keanggotaan yang dipergunakan adalah fungsi

keanggotaan yang bentuknya simetris. [9]

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 15: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka

II-15

5. Mean Max Membership, metode ini sama dengan metode yang kedua,

hanya jika titik max tidak tunggal. Nilai crisp keluaran (Z*) ditentukan

dari rata – rata atau titik tengah dari nilai crisp (Z) yang memiliki derajat

keanggotaan tertinggi. Karena itu metode ini juga disebut sebagai

“Middle of Maxima”. [9]

6. Center of Sum, metode ini mirip dengan metode “Weight Average

Area”. [9]

7. Center of Largest Area, metode ini pada dasarnya sama dengan metode

centroid. Namun demikian ada sedikit perbedaan yaitu pada metode

centroid perhitungan yang dilakukan mencakup semua fungsi

keanggotaan yang ada. Sedangkan pada metode center of largest area,

perhitungan hanya dilakukan terhadap fungsi keanggotaan yang

memiliki derajat keanggotaan. [9]

8. First of Maxims, metode ini sangat sederhana dimana hampir tidak

diperlukan perhitungan matematik yang rumit. Dalam metode ini,

penentuan nilai crisp pertama/terkecil yang memiliki derajat

keanggotaan tertinggi/maksimum. [9]