Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
Pada bab ini disajikan teori-teori yang mendasari pemikiran dalam
penelitian ini. Terdapat beberapa teori utama yang menjadi dasar pemikiran
dalam penelitian relevan dengan permasalahan yang akan diteliti, yaitu:
1. Pembelajaran Bahasa Indonesia
a) Pengertian Bahasa Indonesia
Bahasa adalah sebuah sistem pengembangan psikologi
individu, pengertian umum bahasa yaitu merupakan alat untuk
beriteraksi atau berkomunikasi dalam menyampaikan pikiran, gagasan,
konsep atau perasaan yang digunakan oleh seorang manusia. Bahasa
adalah sebuah sistem pengembangan psikologi individu, pengertian
umum bahasa yaitu merupakan alat untuk beriteraksi atau
berkomunikasi dalam menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau
perasaan yang digunakan oleh seorang manusia. Bahasa merupakan
sistem lambang bunyi yang arbitrer dan bermakna konvensional yang
dengannya satu kelompok masyarakat berkomunikasi antara sesama
anggota. Manusia sendiri tidak dapat terlepas dari bahasa, kegiatan yang
dilakukan manusia apapun itu pasti disertai kehadiran bahasa Parera
(1993: 15). Sedangkan menurut Dardjowidjojo (2010: 16) bahasa
merupakan suatu sistem simbol lisan yang arbiter yang dipakai oleh
anggota suatu masyarakat, bahasa digunakan untuk berkomunikasi dan
Pengaruh Penerapan Pembelajaran... Karsidi, Pascasarjana UMP, 2018
16
berinteraksi antara sesamanya, berlandaskan pada budaya yang mereka
miliki bersama. Bahasa merupakan wujud yang tidak dapat terlepas dari
kehidupan manusia.
Seperti yang diungkapkan Abdul Chaer bahwa bahasa adalah
alat untuk menyampaikan isi pikiran, bahasa adalah alat untuk
berinteraksi, bahasa adalah alat untuk mengekspresi diri, dan bahasa
adalah alat untuk menampung hasil kebudayaan, semuanya dapat
diterima (2003: v), sedangkan menurut Skinner, bahasa tidak lain
hanyalah merupakan seperangkat kebiasaan. Bahasa merupakan
gabungan berurutan antara dua proses yaitu proses produktif dan proses
resptif. Proses produktif berasal dari pembicara yang menghasilkan
kode-kode bahasa yang bermakna dan berguna, sedangkan proses resptif
berasal pendengar yang menerima kode-kode bahasa yang bermakna
dan berguna yang disampaikan oleh pembicara melalui alat-alat
artikulasi dan diterima melalui alat-alat pendengar (Chaer, 2003: 46).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa bahasa adalah lambang bunyi yang memiliki makna, digunakan
oleh sekelompok orang sebagai alat komunikasi.
Bahasa memiliki beberapa fungsi yang dapat dibagi menjadi
fungsi umum dan fungsi khusus. Fungsi bahasa secara umum adalah
sebagai alat untuk berkomunikasi, sedangkan fungsi bahasa secara
khusus adalah untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-
Pengaruh Penerapan Pembelajaran... Karsidi, Pascasarjana UMP, 2018
17
hari, mewujudkan seni (sastra), mempelajari naskah-naskah kuno, dan
untuk mengeksploitasi pengetahuan dan teknologi. Seperti yang
disampaikan oleh Oktavianus (2006: 1), bahasa tidak hanya berfungsi
sebagai alat untuk berkomunikasi tetapi juga berfungsi sebagai media
untuk melakukan tindakan dan cerminan budaya dari penuturnya.
Nababan (1993: 38) menjelaskan bahasa dapat dibagi menjadi dua aspek
yaitu hakekat dan fungsinya. Secara garis besar bahasa adalah suatu
sistem persyaratan yang terdiri dari unsur-unsur isyarat dan hubungan
antara unsur-unsur itu yang berupa fonem, morfem, frasa, dan kalimat.
Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat untuk
berkomunikasi. Bahasa juga dibedakan menjadi empat golongan fungsi
yaitu fungsi kebudayaan, fungsi kemasyarakatan, fungsi perorangan,
dan fungsi pendidikan.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang kita pakai sehari-hari
dan juga bahasa resmi negara kita. Dalam penggunaannya, Bahasa
Indonesia mempunyai beberapa aturan yang harus ditaati agar kita bisa
menggunakannya dengan baik dan benar.
Menurut Wibowo mendefinisikan bahasa adalah sebuah sistem
atau sistem simbol bunyi yang bermakna berartikulasi yang bersifat
arbitrer dan konvensional yang bisa dipakai sebagai alat berkomunikasi
oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran. Yang
kedua adalah menurut Susanto yang mendefinisikan bahasa sebagai
Pengaruh Penerapan Pembelajaran... Karsidi, Pascasarjana UMP, 2018
18
rangkaian bunyi yang bisa dihasilkan oleh alat ucap manusia secara
sadar yang ketiga menurut para ahli ada juga dari para ahli yaitu Tarigan
yang mendefinisikan bahasa sebagai suatu sistem yang sangat sistematis
untuk sistem generatif.
b) Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia
Seperti yang kita tahu, pembelajaran Bahasa Indonesia adalah
salah satu materi yang di ajarkan di bangku sekolah. Adapun tujuan
pembelajaran ini dapat kita tinjau dari dua sudut pandang, untuk para
siswa ditujukan agar para siswa mampu menghayati bahasa dan juga
sastra Indonesia serta mempunyai kemampuan yang baik dan benar
dalam berbahasa. Sementara tujuan bagi para guru yaitu untuk
mengembangkan potensi para siswa dalam berbahasa Indonesia, serta
agar lebih mandiri dalam menyiapkan dan menentukan bahan ajar sesuai
dengan kemampuan siswa dan kondisi lingkungan.
Selain itu, yang menjadi tujuan umum dari pembelajaran suatu
Bahasa yakni peran pentingnya di dalam perkembangan intelektual dan
emosional siswa serta sebagai penunjang keberhasilan dalam
mempelajari semua mata pelajaran. Di samping itu pembelajaran Bahasa
Indonesia juga dapat memungkinkan manusia untuk bisa saling
berkomunikasi dan berbagi pengalaman serta saling belajar satu sama
lain untuk meningkatkan kemampuan intelektual.
Adapun pembelajaran Bahasa Indonesia di bangku sekolah
diharapkan bisa membantu para siswa untuk mengenal dirinya sendiri,
Pengaruh Penerapan Pembelajaran... Karsidi, Pascasarjana UMP, 2018
19
budayanya, budaya orang lain, belajar untuk menyampaikan gagasan,
serta mampu menggunakan kemampuan imajinatif dan analitis yang
terdapat pada diri masing-masing siswa. Peserta didik diharapkan bisa
berkomunikasi secara lebih efektif dan juga efisien serta mampu
berbahasa Indonesia dengan baik dan benar sesuai etika dan kesopanan.
Peserta didik diharapkan bisa semakin menghargai bahasa Indonesia dan
bangga terhadap bahasa pemersatu bangsa tersebut.
Peserta didik diharapkan bisa memahami bahasa Indonesia dan
juga mampu menggunakannya secara tepat. Peserta didik diharapkan
bisa menggunakan bahasa Indonesia untuk semakin meningkatkan
kemampuannya. Peserta didik diharapkan mampu membaca untuk
memperluas wawasan mereka serta bisa memperhalus budi pekerti.
Peserta didik diharapkan bisa lebih menghayati sastra Indonesia.
Jadi, tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di bangku sekolah adalah
sebagai berikut:
1. Peserta didik diharapkan bisa berkomunikasi secara lebih efektif dan juga
efisien serta mampu berbahasa Indonesia dengan baik dan benar sesuai etika
dan kesopanan.
2. Peserta didik diharapkan bisa semakin menghargai bahasa Indonesia dan
bangga terhadap bahasa pemersatu bangsa tersebut.
3. Peserta didik diharapkan bisa memahami bahasa Indonesia dan juga mampu
menggunakanya secara tepat.
Pengaruh Penerapan Pembelajaran... Karsidi, Pascasarjana UMP, 2018
20
4. Peserta didik diharapkan bisa menggunakan Bahasa Indonesia untuk semakin
meningkatkan kemampuannya.
5. Peserta didik diharapkan mampu membaca untuk memperluas wawasan
mereka serta bisa memperhalus budi pekerti.
6. Peserta didik diharapkan bisa lebih menghayati Sastra Indonesia.
7. Peserta didik diharapkan bertambah hakekat kemampuan Membaca dan
Menulis.
Di dalam Bahasa Indonesia sendiri memiliki beberapa fungsi yang mana
dari pembahasan tentang pengertian bahasa Indonesia ini, fungsi tersebut
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Yang pertama adalah fungsi dari bahasa Indonesia itu sendiri adalah
mengungkapkan segala sesuatu yang ada hubungannya atau dalam diri
seseorang baik berbentuk perasaan pikiran kemudian bisa juga Gagasan dan
keinginan yang dimiliki oleh orang tersebut.
2. Bahasa Indonesia juga bisa untuk mempermudah kita dalam berbicara
dengan menggunakan tata bahasa di lingkungan baru untuk beradaptasi
dengan orang lain. Jadi pada tahapan ini bahasa Indonesia sangat
mempermudah dan juga bisa menilai baik orang lain atau diri kita dan
seperti apa kita dalam kehidupan masyarakat.
3. Bahasa Indonesia juga bisa disebut alat kontrol sosial karena dalam
konsepnya ilustrasi akan penulis berikan seperti ini misalnya jika ada
seseorang yang merasa sangat emosi tidak terbendung ya dapat
melampiaskannya dengan menuliskan sebuah kata-kata kemudian bernyanyi
Pengaruh Penerapan Pembelajaran... Karsidi, Pascasarjana UMP, 2018
21
atau bisa disesuaikan dengan kebiasaan orang tersebut oleh karena itu kita
bicara memiliki sudut pandang baru sikap baru kemudian tindakan baru yang
baik dan dapat kita nilai dalam kehidupan kita sehingga dapat kita gunakan
sebagai alat kontrol sosial.
4. Yang ke-4 adalah bahasa Indonesia juga dapat memberikan fungsi sebagai
sosial dalam hal yang dapat bicara kita gunakan sehari-hari contohnya saja
seperti belajar atau bekerja dalam sebuah perusahaan dan bisa berorganisasi
atau melakukan yang paling mudah yaitu pengucapan Bahasa Indonesia
yang baik dalam diri kita akan memberikan penilaian yang sangat baik
tersendiri dari lawan bicara kita jadi anda akan tahu bahasa indonesia
tersebut dalam penggunaan sosial.
Membaca adalah suatu keterampilan yang kompleks, yang rumit, yang
mencakup atau melibatkan serangkaian keterampilan-keterampilan yang lebih
kecil, mencakup tiga komponen yaitu: (a) pengenalan terhadap aksara serta
tanda-tanda baca; (b) korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsur
linguistik yang formal; (c) hubungan lebih lanjut dari keduanya (Tarigan.
2008:11).
Sedangkan menurut Sanjaya dalam (Sukirno. 2009:2), membaca adalah
proses untuk memperoleh pengertian dari kombinasi beberapa huruf dan kata.
Membaca dalam arti luas mencakup berbagai macam keterampilan. Baik
keterampilan membaca pesan-pesan yang terkandung dalam bahan bacaan,
keterampilan memahami yang tersirat dalam yang tersurat, maupun keterampilan
dalam berkomunikasi lewat bahasa tulis.
Pengaruh Penerapan Pembelajaran... Karsidi, Pascasarjana UMP, 2018
22
Sedangkan menurut Klein dalam (Dalman. 2014:6), Membaca merupakan
suatu proses, artinya adalah informasi dari teks atau pengetahuan sipembaca
mempunyai peran utama dalam membentuk makna. Membaca adalah strategis,
artinya pembaca yang efektif menggunakan berbagai strategi sesuai dengan teks
dan konteks untuk mengonstruk ketika membaca. Membaca adalah interaktif,
artinya keterlibatan pembaca dengan teks tergantung konteks. Ketika orang
membaca suatu teks yang bermanfaat akan menemukan ide dan punya tujuan
sehingga terjadi interaksi antara pembaca dan teks, dan pada akhirnya pembaca
mampu memahami isinya dan dapat menerangkan dengan bahasanya sendiri.
Dari beberapa uraian di atas, penulis dapat mengambil simpulan bahwa
membaca adalah suatu proses yang dilakukan oleh pembaca untuk memperoleh
pesan atau maksud yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media bahasa
tulis berupa rangkaian kata-kata. Dari kegiatan membaca, pembaca dapat
menerangan kembali dengan bahasanya sendiri melalui tulisan ataupun
menjelaskan melalui kata-kata kepada orang lain.
Keterampilan membaca seorang siswa diperoleh melalui pembelajaran
yang berlangsung secara terprogram dan terus menerus. Kemampuan membaca
siswa-siswi jenjang Sekolah Dasar (SD) dapat diukur dalam tabel sebagai
berikut:
Pengaruh Penerapan Pembelajaran... Karsidi, Pascasarjana UMP, 2018
23
Tabel. 2.1.
Tabel kemampuan membaca.
No Kelas Interval Keterangan
1 I 60 – 80 kata per menit
2 II 90 – 100 kata per menit
3 III 120 – 140 kata per menit
4 IV 150 – 160 kata per menit
5 V 170 – 180 kata per menit
6 VI 190 – 250 kata per menit
(Harras dkk, 1997 dalam Dalman, 2014:45)
Secara khusus, perkembangan kemampuan membaca pada anak
berlangsung dalam beberapa tahap sebagai berikut:
a. Tahap fantasi (magical stage)
Pada tahap ini anak mulai belajar menggunakan buku, mulai berpikir bahwa
buku itu penting, melihat atau membolak-balikan buku dan kadang-kadang
anak membawa buku kesukaannya. Pada tahap pertama, guru dapat
memberikan atau menunjukkan model/contoh tentang perlunya membaca,
membacakan sesuatu pada anak, membicarakan buku pada anak.
b. Tahap pembentukan konsep diri (self concept stage)
Anak memandang dirinya sebagai pembaca, dan mulai melibatkan diri
dalam kegiatan membaca, pura-pura membaca buku, memberi makna pada
gambar atau pengalaman sebelumnya dengan buku, menggunakan bahasa
buku meskipun tidak cocok dengan tulisan. Pada tahap kedua ini, orang tua
atau guru memberikan rangsangan dengan jalan membacakan sesuatu pada
anak. Guru hendaknya memberikan akses pada buku-buku yang diketahui
anak-anak. Orang tua atau guru juga hendaknya melibatkan anak
membacakan buku.
Pengaruh Penerapan Pembelajaran... Karsidi, Pascasarjana UMP, 2018
24
c. Tahap membaca gambar (bridging reading stage)
Pada tahap ini anak menjadi sadar pada cetakan yang tampak serta dapat
menemukan kata yang sudah dikenal, dapat mengungkapkan kata-kata yang
memiliki makna dengan dirinya, dapat mengulang kembali cerita yang
tertulis, dapat mengenal cetakan kata dari puisi atau lagu yang dikenalinya
serta sudah mengenal abjad. Pada tahap ketiga ini, guru membacakan
sesuatu pada anak-anak, menghadirkan berbagai kosakata pada lagu dan
puisi, memberikan kesempatan sesering mungkin.
d. Tahap pengenalan bacaan (take-off reader stage)
Anak mulai menggunakan tiga sistem isyarat (fraphoponic, semantic dan
syntactic) secara bersama-sama. Anak tertarik pada bacaan, mulai mengingat
kembali cetakan pada konteknya, berusaha mengenal tanda-tanda pada
lingkungan serta membaca berbagai tanda seperti kotak susu, pasta gigi, atau
papan iklan. Pada tahap keempat ini, guru masih harus membacakan sesuatu
pada anak-anak sehingga mendorong anak membaca suatu pada berbagai
situasi. Orang tua dan guru jangan memaksa anak membaca huruf secara
sempurna.
Untuk memberikan rangsangan positif terhadap munculnya berbagai
potensi keberbahasaan anak maka lingkungan (termasuk didalamnya peranan
orang tua dan guru) seharusnya menciptakan berbagai aktifitas bermain
secara sederhana yang memberikan arah dan bimbingan agar berbagai
potensi yang tampak akan tumbuh dan berkembang secara optimal.
Pengaruh Penerapan Pembelajaran... Karsidi, Pascasarjana UMP, 2018
25
Sedangkan menulis merupakan media komunikasi pengungkapan
pikiran, ide dan gagasan untuk mencapai suatu maksud tertentu. Syamsudin
(2011: 2) menyampaikan dengan merangkai serta menyusun secara cermat
buah pikiran ke dalam bentuk tulisan yang teratur tentang suatu masalah
merupakan kegiatan menulis.
Sementara menurut Tarigan (2008: 3) menulis merupakan suatu
keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara
tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis
merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Mengkombinasikan
dan menganalisis setiap unsur kebahasaan dalam sebuah karangan
merupakan suatu keharusan bagi penulis, dari sinilah akan terlihat sejauh
mana pengetahuan yang dimiliki penulis dalam menciptakan sebuah
karangan. Berikut ini merupakan hubungan antara penulis dan responsi
pembaca:
Tabel. 2.2. hubungan antar penulis dan responsi pembaca.
(Tarigan, 2008:5)
MAKSUD PENULIS RESPONSI PEMBACA
Memberitahukan atau mengajar
Mengerti/memahami
Meyakinkan atau mendesak
Percaya atau menentang
Menghibur atau menyenangkan
Kesenangan ertetis
Mengutarakan/mengekspresikan perasaan
dan emosi yang berapi-api
Tingkah laku/pemikiran yang
dikendalikan oleh emosi
Pengaruh Penerapan Pembelajaran... Karsidi, Pascasarjana UMP, 2018
26
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah aktivitas
dalam menuangkan ide, penyampaian pesan atau informasi, dengan
menggunakan bahasa tulis sebagai medianya, secara emosional dan logika dalam
penyampaiannya, sehingga menjadi kalimat yang bermakna. Seorang guru
Bahasa Indonesia harus mampu mengembangkan keterampilan menulis seorang
siswa. Seorang guru harus senantiasa mengadopsi beberapa teknik dan alternatif
dalam mengembangkan keterampilan siswa.
2. Hakekat Pembelajaran
Dalam pembelajaran ada dua aktivitas yaitu kegiatan belajar dan
kegiatan mengajar, terjadi interaksi dua arah antara guru dan siswa.
Pembelajaran harus dikelola dengan manjemen yang baik, oleh karena itu
pengelolaan kelas menjadi hal yang sangat penting. Pembelajaran diawali
dengan informasi spesifik tentang apa yang akan dicapai dari pembelajaran
yang dimaksud, bangkitkan respons positif dari siswa sehingga transfer
pengetahuan akan dapat dicerna dengan baik.
Kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan potensi
dalam hal sikap, pengetahuan, dan keterampilannya. Kegiatan pembelajaran
harus diarahkan untuk memfasilitasi pencapaian kompetensi yang telah
dirancang dalam kurikulum agar setiap siswa mampu menjadi pembelajar
mandiri sepanjang hayat (Permendikbud No. 81A, 2013)
Pengaruh Penerapan Pembelajaran... Karsidi, Pascasarjana UMP, 2018
27
Murid yang berkesulitan belajar memerlukan waktu, kesempatan dan
cara belajar yang berbeda dengan para murid yang normal. Dengan kata lain,
murid yang berkesulitan belajar pasti memerlukan layanan dan perlakuan
khusus. Mengapa demikian? Pertama mentransfer ilmu pengetahuan adalah
merupakan kewajiban bagi guru. Kedua layanan pendidikan adalah hak bagi
setiap anak untuk memperoleh pengetahuan dalam menyongsong masa
depan. Ketiga guru tidak boleh memberikan perlakuan yang sama terhadap
siswa yang berbeda kemampuan. Keempat pembelajaran remidial sebagai
bagian dari inovasi pembelajaran yang tak terpisahkan dalam kegiatan
pembelajaran. Sehingga guru harus memperhatikan dalam perencanaan
ruang kelas untuk pembelajaran yang baik dan benar.
Gradler, (2011; 141) mengutip pendapat Skinner ada tiga hal yang
perlu dipertimbangkan dalam perencanaan ruang kelas, yaitu:
a) Stimulasi diskriminatif, kejadian spesifik yang akan direspons oleh siswa.
b) Kontingensi penguatan, mengatur siswa, mempertimbangkan karakteristik
siswa.
c) Dinamika ruang kelas.
Dengan memperhatikan berbagai dinamika dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, guru dituntut memperhatikan arah kebijakan
sekolah, memperhatikan perkembangan dan karakteristik siswa, hal itu untuk
menyesuaikan materi yang ada pada silabus dengan tuntutan masa kini dan
kebutuhan masa datang. Pengembangan pembelajaran harus dikemas
sedemikian rupa dengan menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut:
Pengaruh Penerapan Pembelajaran... Karsidi, Pascasarjana UMP, 2018
28
a) Berpusat pada siswa.
b) Mengembangkan kreatifitas siswa.
c) Menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang.
d) Bermuatan nilai etika, estetika, logika dan kinestetika.
e) Pengalaman belajar yang beragam dengan penerapan berbagai strategi
dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif,
efisien dan bermakna.
Pembelajaran adalah perpaduan dari dua aktivitas, yaitu aktivitas
mengajar dan aktivitas belajar. Aktivitas mengajar menyangkut peranan
seorang guru dalam konteks mengupayakan terciptanya jalinan komunikasi
yang harmonis antara pengajar itu sendiri dengan si murid yang sedang
belajar. (Rivai, Metode Mengajar dalam www. google.com).
Gagne dan Briggs menyebutkan prosedur umum pembelajaran ada
sembilan (9) urutan kegiatan pembelajaran, yaitu:
1) Memberikan motivasi atau menarik perhatian,
2) Menjelaskan tujuan pembelajaran kepada peserta didik,
3) Mengingatkan kompetensi prasyarat,
4) Memberikan stimulus (masalah, topik dan konsep),
5) Memberikan petunjuk belajar (cara mempelajari),
6) Menimbulkan penampilan peserta didik,
7) Memberikan umpan balik,
8) Menilai penampilan,
9) Menyimpulkan.
Pengaruh Penerapan Pembelajaran... Karsidi, Pascasarjana UMP, 2018
29
Berdasarkan pendapat tersebut, prosedur umum pembelajaran dapat
diuraikan dalam urutan kegiatan pembelajaran sebagai berikut :
a. Pra Kegiatan
Menciptakan kondisi mendidik
Menciptakan kesiapan belajar siswa
Menciptakan suasana belajar yang kondusif
b. Kegiatan Awal
Mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan materi sebelumnya
Memberikan komentar atas jawaban yang diberikan siswa dalam
kegiatan pembelajaran
c. Kegiatan Inti
Menyampaikan tujuan khusus pembelajaran kepada siswa,
Mengingatkan dan sedikit mengulas kompetensi prasyarat (free
roqusife material)
Menyampaikan alternatif kegiatan yang akan ditempuh siswa
Membahas materi pelajaran atau menyampaikan materi pelajaran
Melibatkan siswa dalam proses pembelajaran dan penemuan informasi
material
Melaksanakan penilaian proses di sela-sela penyampaian materi
pelajaran
d. Kegiatan Akhir
Melaksanakan umpan balik
Menyimpulkan materi pelajaran yang telah disampaikan
Melaksanakan penilaian hasil
Melaksanakan tindak lanjut pembelajaran
Mengemukakan topik yang akan dipelajari pada waktu yang akan
datang
Menutup kegiatan pembelajaran
Pengaruh Penerapan Pembelajaran... Karsidi, Pascasarjana UMP, 2018
30
Bagan 1
Berikut merupakan bagan faktor-faktor pendukung pembelajaran
(Arikunto, 2004: 32)
Suharsimi Arikunto, (2004: 31) menyatakan bahwa terdapat 6 (enam)
faktor penting yang mendulang keberhasilan proses pembelajaran, yaitu: (1)
siswa, (2) guru, (3) kurikulum, (4) sarana dan prasarana pendidikan (5)
pengelolaan dan (6) lingkungan dan situasi umum sekolah.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran adalah merupakan proses interaksi dan komunikasi,
penyampaian pesan dari sumber pesan melalui media tertentu ke penerima
pesan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Proses yang
dikomunikasikan adalah isi ajaran ataupun didikan yang ada dalam rancangan
tertentu, sumber pesannya guru, siswa, buku dan media pembelajaran.
Lulusan
Pribadi
seutuhnya
PEMBELAJARAN
Siswa
Guru
Kurikulum Sarana &
Prasarana Pengelolaan
Lingkungan & situasi
umum
Pengaruh Penerapan Pembelajaran... Karsidi, Pascasarjana UMP, 2018
31
3. Hakekat Remidial
Pada umumnya, dalam setiap pembelajaran dapat ditemukan tiga
kelompok siswa ditinjau dari hasil belajarnya, yaitu kelompok siswa dengan
hasil belajar tinggi, sedang dan rendah. Berkaitan dengan hal tersebut maka
diperlukan penanganan yang bijaksana kepada ketiga kelompok tersebut.
Dalam hal ini kelompok dengan hasil belajar yang tinggi dan sedang dapat
diberikan pengayaan, sedangkan kelompok dengan hasil belajar yang rendah
diberikan remidial.
Remidial berasal dari kata remedy (Bahasa Inggris) yang berarti obat,
memperbaiki, atau menolong. Oleh karena itu, remidial berarti hal-hal yang
berhubungan dengan perbaikan. Pengajaran remidial merupakan suatu
bentuk pengajaran yang bersifat mengobati, menyembuhkan, atau
membetulkan pengajaran dan membuatnya menjadi lebih baik dalam rangka
mencapai tujuan pengajaran yang maksimal. Remidial merupakan suatu
sistem belajar yang dilakukan berdasarkan diagnosis yang komprehensif
(menyeluruh), yang dimaksudkan untuk menemukan kekurangan-
kekurangan yang dialami peserta didik dalam belajar sehingga dapat
mengoptimalkan prestasi belajar. Dengan kata lain, kegiatan perbaikan yang
dilakukan merupakan segala usaha yang dilaksanakan untuk
mengidentifikasi jenis-jenis dan sifat-sifat kesulitan belajar, menemukan
faktor-faktor penyebabnya, dan kemudian mengupayakan alternatif-alternatif
pemecahan masalah kesulitan belajar, baik dengan cara pencegahan maupun
penyembuhan, berdasarkan data dan informasi yang lengkap dan objektif.
Pengaruh Penerapan Pembelajaran... Karsidi, Pascasarjana UMP, 2018
32
Pembelajaran remidial pada hakikatnya adalah pemberian bantuan
bagi peserta didik yang mengalami kesulitan atau kelambatan belajar
(Direktorat PSMA, 2010). Pemberian pembelajaran remidial meliputi dua
langkah pokok, yaitu pertama mendiagnosis kesulitan belajar, dan kedua
memberikan perlakuan (treatment) pembelajaran remidial. Remedial bukan
mengulang tes (ulangan harian) dengan materi yang sama, tetapi guru
pendidik memberikan perbaikan pembelajaran pada KD yang belum
dikuasai oleh peserta didik melalui upaya tertentu. Setelah perbaikan
pembelajaran dilakukan, guru melakukan tes untuk mengetahui apakah
peserta didik telah memenuhi kompetensi minimal dari KD yang
diremedialkan.
Setiap guru berharap peserta didiknya dapat mencapai penguasaan
kompetensi yang telah ditentukan. Berdasarkan permendikbud No.65 tentang
Standar Proses, No.66 thn 2013 tentang standar penilaian, setiap pendidik
hendaknya memperhatikan prinsip perbedaan individu (kemampuan awal,
kecerdasan, kepribadian, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, gaya
belajar), maka program pembelajaran remedial dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan/hak anak. Dalam program pembelajaran remedial, guru akan
membantu peserta didik untuk memahami kesulitan belajar yang
dihadapinya, mengatasi kesulitannya tersebut dengan memperbaiki cara
belajar dan sikap belajar yang dapat mendorong tercapainya hasil belajar
yang optimal.
Pengaruh Penerapan Pembelajaran... Karsidi, Pascasarjana UMP, 2018
33
Teknik yang dapat digunakan untuk mendiagnosis kesulitan belajar
antara lain: tes prasyarat (prasyarat pengetahuan, prasyarat keterampilan), tes
diagnostik, wawancara dan pengamatan. Bentuk-bentuk kesulitan belajar
peserta didik adalah:
a) Kesulitan belajar ringan biasanya dijumpai pada peserta didik yang
kurang perhatian saat mengikuti pembelajaran;
b) Kesulitan belajar sedang dijumpai pada peserta didik yang mengalami
gangguan belajar yang berasal dari luar diri peserta didik, misalnya faktor
keluarga, lingkungan tempat tinggal, pergaulan, dan
c) Kesulitan belajar berat dijumpai pada peserta didik yang mengalami
ketunaan pada diri mereka, misalnya tuna rungu, tuna netra, dan tuna
daksa.
Berikut ini adalah beberapa fungsi diadakannya penerapan remidial:
a) Fungsi korektif, artinya melalui penerapan remidial dapat dilakukan
pembetulan atau perbaikan terhadap hal-hal yang dipandang belum
memenuhi apa yang diharapkan dalam keseluruhan proses pembelajaran.
b) Fungsi pemahaman, artinya dengan penerapan remidial memungkinkan
guru, siswa atau pihak-pihak lainnya dapat memperoleh pemahaman yang
lebih baik dan komprehensif mengenai pribadi siswa.
c) Fungsi pengayaan, artinya penerapan remidial akan dapat memperkaya
proses pembelajaran sehingga materi yang tidak disampaikan dalam
pengajaran reguler, dapat diperoleh melalui pengajaran remedial.
Pengaruh Penerapan Pembelajaran... Karsidi, Pascasarjana UMP, 2018
34
d) Fungsi penyesuaian, artinya penerapan remidial dapat membentuk siswa
untuk bisa beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan lingkungannya
(proses belajarnya). Artinya siswa dapat belajar sesuai dengan
kemampuannya sehingga peluang untuk mencapai hasil yang lebih baik
semakin besar.
e) Fungsi akselarasi, artinya dengan penerapan remidial dapat diperoleh
hasil belajar yang lebih baik dengan menggunakan waktu yang efektif dan
efisien. Dengan kata lain, dapat mempercepat proses pembelajaran, baik
dari segi waktu maupun tenaga.
Program pembelajaran remedial dilaksanakan sampai peserta didik
menguasai kompetensi dasar yang diharapkan (tujuan tercapai). Ketika
seluruh peserta didik telah mencapai kompetensi minimalnya (setelah
program pembelajaran remedial dilakukan), maka pembelajaran remedial
tidak perlu dilanjutkan lagi. Pembelajaran remidial pada dasarnya bagian
dari pembelajaran secara keseluruhan, namun dalam pelaksanaannya tidak
semua siswa dapat mencapai ketuntasan belajar. Untuk memberi
kesempatan kepada siswa yang terlambat mencapai ketuntasan menguasai
materi pelajaran maka diperlukan diadakan pembelajaran remidial
(remedial teaching). (Mariana. 2003: 18).
Menurut Tilaar (2002: 8) menyatakan bahwa tujuan pengajaran
remidial adalah agar siswa dapat: 1) Memahami dirinya, khususnya yang
menyangkut prestasi dan kesulitannya. 2) Mengubah dan memperbaiki
cara-cara belajar yang lebih baik sesuai dengan jenis kesulitannya. 3)
Pengaruh Penerapan Pembelajaran... Karsidi, Pascasarjana UMP, 2018
35
Memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat untuk mengatasi kesulitan
belajar. 4) Mengatasi hambatan-hambatan belajar yang menjadi latar
belakang kesulitannya. 5) Mengembangkan sikap dan kebiasaan baru yang
dapat mendorong tercapainya hasil belajar yang baik. 6) Melaksanakan
tugas-tugas belajar yang diberikan.
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran
remedial sesuai dengan sifatnya sebagai pelayanan khusus antara lain:
a. Adaptif
Pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk
belajar sesuai dengan daya tangkap, kesempatan, dan gaya belajar
masing-masing.
b. Interaktif
Pembelajaran remedial hendaknya melibatkan keaktifan guru untuk
secara intensif berinteraksi dengan peserta didik dan selalu
memberikan monitoring dan pengawasan agar mengetahui kemajuan
belajar peserta didiknya.
c. Fleksibilitas dalam metode pembelajaran dan penilaian
Pembelajaran remedial perlu menggunakan berbagai metode
pembelajaran dan metode penilaian yang sesuai dengan karakteristik
peserta didik.
d. Pemberian umpan balik sesegera mungkin
Pengaruh Penerapan Pembelajaran... Karsidi, Pascasarjana UMP, 2018
36
Umpan balik berupa informasi yang diberikan kepada peserta didik
mengenai kemajuan belajarnya perlu diberikan sesegera mungkin agar
dapat menghindari kekeliruan belajar yang berlarut-larut.
e. Pelayanan sepanjang waktu
Pembelajaran remedial harus berkesinambungan dan programnya
selalu tersedia agar setiap saat peserta didik dapat mengaksesnya
sesuai dengan kesempatan masing-masing.
Dalam memberikan pembelajaran remidial kepada siswa yang
berkesulitan belajar haruslah menggunakan metode dan pendekatan yang
tepat, sehingga bantuan yang diberikan dapat diterima dengan jelas.
Pembelajaran remidial merupakan salah satu wujud pemberian layanan
khusus yang sifatnya memperbaiki prestasi belajar siswa dalam proses
belajar mengajar sesuai dengan target kurikulum.
Pelaksanaan remidial dapat dilakukan dengan beberapa cara
diantaranya, yaitu:
a) Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang
berbeda jika jumlah peserta yang mengikuti remidial lebih dari 50%;
b) Teknik pembelajaran remedial bisa diberikan secara individual
maupun secara berkelompok (bila terdapat beberapa peserta didik yang
mengalami kesulitan pada KD yang sama);
c) Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan
jika jumlah peserta didik yang mengikuti remidial maksimal 20%;
Pengaruh Penerapan Pembelajaran... Karsidi, Pascasarjana UMP, 2018
37
d) Pemberian tugas-tugas kelompok jika jumlah peserta yang mengikuti
remidial lebih dari 20 % tetapi kurang dari 50%; dan
e) Pemanfaatan tutor teman sebaya.
Beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam
pelaksanaan pembelajaran remedial yaitu: pembelajaran individual,
pemberian tugas, diskusi, tanya jawab, kerja kelompok dan tutor sebaya.
4. Metode Tutor Sebaya
Tutor sebaya adalah sumber belajar selain guru, yaitu teman sebaya
yang lebih paham/pandai untuk memberikan bantuan belajar kepada teman-
teman sekelasnya di sekolah. Hal ini bisa terjadi ketika siswa yang lebih
mampu menyelesaikan pekerjaannya sendiri dan kemudian membantu siswa
lain yang kurang mampu menyelesaikan pekerjaannya. Belajar dengan
teman sebaya dapat menghilangkan kecanggungan dan bagi siswa yang
menjadi tutor akan lebih menguasai pelajaran tersebut.
Hamalik (1991:73) (dalam Abi Masiku (2003:10)) mengemukakan
bahwa tutorial adalah bimbingan pembelajaran dalam bentuk pemberian
bimbingan, bantuan, petunjuk, arahan, dan motivasi agar siswa dapat efisien
dan efektif dalam belajar. Subyek atau tenaga yang memberikan bimbingan
dalam kegiatan tutorial dikenal sebagai tutor. Tutor dapat berasal dari guru
atau pengajar, pelatih, pejabat struktural, atau bahkan siswa yang dipilih dan
ditugaskan guru untuk membantu teman-temannya dalam belajar di kelas.
Pengajaran tutoring merupakan pengajaran melalui kelompok yang terdiri
Pengaruh Penerapan Pembelajaran... Karsidi, Pascasarjana UMP, 2018
38
atas satu siswa dan satu pengajar (tutor, mentor) atau boleh jadi seorang
siswa mampu memegang tugas sebagai mentor, bahkan sampai taraf tertentu
dapat menjadi tutor (Winkel, 1996: 401).
Secara singkat pengertian tutor dapat diartikan sebagai orang yang
memberikan tutorial atau tutoring, sedangkan tutorial atau tutoring adalah
bimbingan yang dapat berupa bantuan, petunjuk, arahan ataupun motivasi
baik secara individu maupun kelompok dengan tujuan agar siswa dapat lebih
efisien dan efektif dalam kegiatan pembelajaran sehingga tujuan dalam
kegiatan pembelajaran tersebut dapat tercapai dengan baik.
Dalam Kamus Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional Jakarta (Tim Perumus, 2008:150) dijelaskan bahwa
baya adalah umur, berumur atau tua, sedang sebaya adalah sama umurnya
(tuanya), atau hampir sama (kekayaannya, kepandaiannya, dsb), seimbang
atau sejajar. Pengertian lain sebaya menurut Kamus Lengkap Bahasa
Indonesia adalah hampir sama; (Trisno Yuwono dan Pius Abdullah,
1994:367). Dalam kamus konseling (Sudarsono,1997:31), teman sebaya
berarti teman-teman yang sesuai dan sejenis, perkumpulan atau kelompok
prapuberteit yang mempunyai sifat- sifat tertentu dan terdiri dari satu jenis.
Menurut Ali (2004:99) Kelompok teman sebaya memegang peranan penting
dalam kehidupan remaja. Remaja sangat ingin diterima dan dipandang
sebagai anggota kelompok teman sebaya, baik di sekolah maupun di luar
sekolah. Oleh karenanya, mereka cenderung bertingkah laku seperti tingkah
laku kelompok sebayanya.
Pengaruh Penerapan Pembelajaran... Karsidi, Pascasarjana UMP, 2018
39
Interaksi antara kawan membuka mata anak terhadap pola tingkah
laku yang berlaku dalam kebudayaan tertentu, yang sering dilakukan.
Dengan demikian, interaksi ini cenderung untuk mempelajari bentuk-bentuk
tingkah laku yang dipakai untuk pergaulan yang berlaku. Interaksi antara
kawan itu menyebakan tersedianya contoh yang lebih representatif tentang
apa yang boleh dilakukan dalam kebudayaan itu dibanding dengan yang
tersedia di rumah.
Menurut Suryo dan Amin (1984: 51), bantuan yang diberikan teman-
teman sebaya pada umumnya dapat memberikan hasil yang cukup baik.
Peran teman sebaya dapat menumbuhkan dan membangkitkan persaingan
hasil belajar secara sehat, karena siswa yang dijadikan tutor, eksistensinya
diakui oleh teman sebaya. Dalam satu kelas selisih usia antara siswa satu
dengan siswa yang lain tentu relative kecil atau hampir sama, sehingga
dalam satu kelas terdapat kelompok teman sebaya yang saling berinteraksi
antara siswa satu dengan yang lain sehingga akan terbentuk pola tingkah
laku yang dipakai dalam pergaulan mereka. Dalam interaksi tersebut tidak
menutup kemungkinan antar siswa satu dengan siswa yang lain saling
membantu dan membutuhkan dalam pembelajaran untuk memperoleh hasil
belajar yang lebih baik.
Pembelajaran teman/tutor sebaya adalah pembelajaran yang terpusat
pada siswa, dalam hal ini siswa belajar dari siswa lain yang memiliki status
umur, kematangan/harga diri yang tidak jauh berbeda dari dirinya sendiri.
Sehingga anak tidak merasa begitu terpaksa untuk menerima ide-ide dan
Pengaruh Penerapan Pembelajaran... Karsidi, Pascasarjana UMP, 2018
40
sikap dari “gurunya” yang tidak lain adalah teman sebayanya itu sendiri.
Dalam tutor sebaya, teman sebaya yang lebih pandai memberikan bantuan
belajar kepada teman-teman sekelasnya di sekolah. Bantuan belajar oleh
teman sebaya dapat menghilangkan kecanggungan. Bahasa teman sebaya
lebih mudah dipahami, selain itu dengan teman sebaya tidak ada rasa
enggan, rendah diri, malu, dan sebagainya, sehingga diharapkan siswa yang
kurang paham tidak segan-segan untuk mengungkapkan kesulitan-kesulitan
yang dihadapinya (Suherman, 2003: 277).
Menurut Ischak dan Warji dalam Suherman (2003:276) berpendapat
bahwa tutor sebaya adalah sekelompok siswa yang telah tuntas terhadap
bahan pelajaran, memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami
kesulitan dalam memahami bahan pelajaran yang dipelajarinya. Suryo dan
Amin (1984:51) yang dimaksud dengan tutor sebaya adalah seorang atau
beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa-
siswa tertentu yang mengalami kesulitan belajar. Tugas sebagai tutor
merupakan kegiatan yang kaya akan pengalaman dan sebenarnya merupakan
kebutuhan anak itu sendiri, karena dalam model pembelajaran tutor sebaya
ini, mereka (para tutor) harus berusaha mendapatkan hubungan dan
pergaulan baru yang mantap dengan teman sebaya, mencari perannya
sendiri, mengembangkan kecakapan intelektual dan sosial. Dengan
demikian, beban yang diberikan kepada mereka akan memberi kesempatan
untuk mendapatkan perannya, bergaul dengan orang– orang lain, dan bahkan
mendapatkan pengetahuan dan pengalaman.
Pengaruh Penerapan Pembelajaran... Karsidi, Pascasarjana UMP, 2018
41
Kemudian menurut Djamarah dan Zain (2006:25) “adakalanya
seorang siswa lebih mudah menerima keterangan yang diberikan oleh kawan
sebangku atau kawan-kawan untuk melaksanakan pembelajaran”. Alokasi
waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan pula dengan sebaik-baiknya.
Kemudian melalui tutor teman sebaya ini, siswa diajak menjadi tutor atau
sumber belajar dan tempat bertanya bagi temannya. Sistem tutor sebaya
dilakukan atas dasar bahwa ada sekelompok siswa yang lebih mudah
bertanya, lebih terbuka dengan teman sendiri dibandingkan dengan gurunya.
Disiplin diri yang diberikan siswa dengan didasari oleh motivasi yang positif
dari internal dan eksternal siswa baik yang prestasinya tinggi (si Tutor)
maupun siswa yang yang prestasinya rendah (si Mentor) demi terciptanya
suatu kondisi yang tepat bagi siswa untuk secara maksimal menerima bahan
ajaran, sehingga tugas yang diberikan seorang guru tidak dianggap sebagai
suatu keterpaksaan/beban oleh siswa melainkan sebagai suatu kebutuhan
yang harus dipenuhi.
Kelebihan lain sistem tutor sebaya dapat meminimalisir kesenjangan
yang terjadi antara siswa yang prestasinya rendah dengan siswa yang
prestasinya lebih tinggi dalam suatu kelas. Selanjutnya siswa termotivasi
dalam menyelesaikan tugas dan motivasi itu diharapkan tumbuh dari
terciptanya hubungan yang saling menentukan dan membutuhkan antara
guru, siswa yang prestasinya dalam pelajaran.
Dengan cara demikian siswa yang menjadi tutor secara otomatis
melakukan repition atau pengulangan dengan menjelaskan kembali materi
Pengaruh Penerapan Pembelajaran... Karsidi, Pascasarjana UMP, 2018
42
sehingga menjadi lebih paham dalam setiap bahan ajar yang disampaikan
dan memperkuat pemahaman konsep pembelajaran. Selain itu metode tutor
sebaya akan mempererat hubungan sesama siswa sehingga mempertebal
perasaan sosial, dan bagi tutor sebagai seorang tutor ia akan berkesempatan
menjadi penanggungjawab yang harus bertanggungjawab serta melatih
kesabarannya.
Peer Tutoring (tutor sebaya) merupakan bagian dari cooperative
learning atau belajar bersama. Pada dasarnya Peer Tutoring (tutor sebaya)
mengandung pengertian sebagai suatu sikap bersama dalam bekerja diantara
sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok terdiri dari 2-
4 siswa atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat ditentukan oleh
keterlibatan setiap anggota kelompok itu sendiri. Peer Tutoring (tutor
sebaya) lebih sekedar belajar kelompok, karena belajar dalam metode ini
harus ada struktur dorongan dan tugas yang bersifat kooperatif sehingga
memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan-hubungan
yang bersifat interdependensi yang lebih efektif di antara anggota kelompok.
Lebih jauh lagi, tutor sebaya merupakan strategi pembelajaran untuk
membantu memenuhi kebutuhan peserta didik. Ini merupakan pendekatan
kooperatif bukan pendekatan kompetitif.
Rasa saling menghargai dan mengerti dibina diantara peserta didik
melalui kerjasama. Tutor akan merasa bangga atas perannya dan juga belajar
dari pengalamannya. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah menciptakan
situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh
Pengaruh Penerapan Pembelajaran... Karsidi, Pascasarjana UMP, 2018
43
keberhasilan kelompoknya. Hal ini membantu memperkuat apa yang telah
dipelajari dan diperoleh atas tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
Ketika mereka belajar menggunakan metode tutor sebaya, peserta
didik juga mengembangkan kemampuan yang lebih baik untuk
mendengarkan, berkonsentrasi dan memahami apa yang dipelajari dengan
cara yang bermakna. Pembelajaran tutor sebaya lebih memungkinkan
berhasil dibandingkan guru. Dikarenakan, peserta didik melihat
permasalahan dengan cara yang berbeda dibandingkan orang dewasa dan
mereka menggunakan bahasa yang lebih dimengerti oleh temannya.
Dengan strategi ini, pembaca yang lemah mengambil manfaat dari
perhatian yang tak terbagi. Guru sering tidak punya cukup waktu untuk
memberikan bantuan individu seperti ini kepada tiap siswanya. Namun, ini
harus dijelaskan dengan seksama kepada tutor sebaya apa yang harus mereka
lakukan. Tutor harus bekerja dengan siswa yang lebih muda dengan cara
yang tenang, ramah, jujur dan terhindar dari gangguan.
5. Prestasi Belajar
a) Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam
melakukan kegiatan. Gagne (1985: 40) menyatakan bahwa prestasi
belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu: kemampuan intelektual,
strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan. Menurut
Bloom dalam Suharsimi Arikunto (1990: 110) bahwa hasil belajar
Pengaruh Penerapan Pembelajaran... Karsidi, Pascasarjana UMP, 2018
44
dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai
pada saat atau periode tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut, prestasi
dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses
pembelajaran.
Fontana seperti yang dikutip oleh Udin S. Winataputra (1995:2)
dikemukakan bahwa learning (belajar) mengandung pengertian proses
perubahan yang relative tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari
pengalaman. Pengertian belajar juga dikemukakan oleh Slameto (2003:2)
yakni belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Selaras dengan pendapat-pendapat di atas, Thursan Hakim (2000:
1) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan di dalam
kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk
peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan
kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan,
daya pikir, dll. Hal ini berarti bahwa peningkatan kualitas dan kuantitas
tingkah laku seseorang diperlihatkan dalam bentuk bertambahnya kualitas
dan kuantitas kemampuan seseorang dalam berbagai bidang. Dalam
proses belajar, apabila seseorang tidak mendapatkan suatu peningkatan
kualitas dan kuantitas kemampuan, maka orang tersebut sebenarnya
Pengaruh Penerapan Pembelajaran... Karsidi, Pascasarjana UMP, 2018
45
belum mengalami proses belajar atau dengan kata lain ia mengalami
kegagalan di dalam proses belajar.
Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan
kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang
ingin dicapai. Untuk meningkatkan prestasi belajar yang baik perlu
diperhatikan kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal dalah kondisi
atau situasi yang ada dalam diri siswa, seperti kesehatan, keterampilan,
kemapuan dan sebaginya. Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di
luar diri pribadi manusia, misalnya ruang belajar yang bersih, sarana dan
prasaran belajar yang memadai.
Winkel (1996: 226) mengemukakan bahwa prestasi belajar
merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka
prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang
setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Sedangkan menurut Arif
Gunarso (1993: 77) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha
maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha
belajar.
Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran
terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan
psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan
menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Jadi prestasi
belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang
dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang
Pengaruh Penerapan Pembelajaran... Karsidi, Pascasarjana UMP, 2018
46
menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode
tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap
peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah
mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan
instrumen tes yang relevan.
Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal
dengan tes prestasi belajar. Menurut Saifudin Anwar (2005: 8-9)
mengemukakan tentang tes prestasi belajar bila dilihat dari tujuannya
yaitu mengungkap keberhasilan sesorang dalam belajar. Testing pada
hakikatnya menggali informasi yang dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan. Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun
secara terrencana untuk mengungkap performasi maksimal subyek dalam
menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan
pendidikan formal tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan harian, tes
formatif, tes sumatif, bahkan ebtanas dan ujian-ujian masuk perguruan
tinggi. Pengertian prestasi belajar adalah sesuatu yang dapat dicapai atau
tidak dapat dicapai. Untuk mencapai suatu prestasi belajar siswa harus
mengalami proses pembelajaran. Dalam melaksanakan proses
pembelajaran siswa akan mendapatkan pengetahuan, pengalaman, dan
keterampilan.
Prestasi belajar adalah hasil belajar yang di peroleh peserta didik
melalui kegiatan evaluasi biasanya disimbolkan dengan nilai angka yang
di berikan oleh guru yang bersangkutan. Istilah prestasi berasal dari
Pengaruh Penerapan Pembelajaran... Karsidi, Pascasarjana UMP, 2018
47
bahasa Belanda pestatie. Dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang
berarti hasil usaha. Prestasi merupakan suatu istilah yang digunakan
untuk menunjukan tingkat keberhasilan seseorang setelah melakukan
usaha tertentu, Dalam kaitannya dengan usaha belajar, berarti prestasi
menunjukan tingkat keberhasilan siswa setelah melakukan kegiatan
belajar pada waktu tertentu.
Hasil yang telah dicapai dari sesuatu yang telah dilakukan,
dikerjakan dan sebagainya. Sehingga jikalau seseorang melaksanakan
pembelajaran, maka akan memperoleh prestasi belajar. Arifin
mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah “Bukti keberhasilan usaha
yang dicapai dalam waktu tertentu, baik yang berhubungan dengan proses
belajar dan hasil belajar, berdasarkan ketentuan penilaian secara objektif,
menyeluruh dan berkesinambungan”.
Selanjutnya dikemukakan pula bahwa prestasi belajar yang
dihasilkan warga belajar menghasilkan perubahan-perubahan dalam
bidang pengetahuan atau pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap.
Setiap usaha yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran baik dari guru
atau tutor sebagai pengajar, maupun peserta didik sebagai warga belajar
betujuan untuk mencapai prestasi setinggi-tingginya.
Dari sini penulis dapat menyimpulkan bahwa prestasi belajar
merupakan tujuan yang hendak dicapai melalui proses belajar, yakni
diperolehnya keterampilan atau perilaku baru, perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman dan kecakapan, sikap, penghargaan dan
Pengaruh Penerapan Pembelajaran... Karsidi, Pascasarjana UMP, 2018
48
sebagainya. Agar siswa dapat mencapai prestasi belajar yang memuaskan,
para siswa harus tahu strategi apa saja yang harus dilakukan dalam proses
belajarnya.
b) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Semua orang atau siswa selalu menginginkan hasil prestasi belajar
yang memuaskan. Namun tidak semua orang akan berhasil mencapainya
bahkan ada pula diantaranya yang gagal sama sekali di dalam
mencapainya. Ini merupakan hal yang lumrah karena setiap sesuatu yang
mengarah kepada kebaikan suatu saat akan mendapat hambatan dan
sekaligus merupakan ujian iman bagi siapapun yang menginginkan hasil
yang terbaik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar banyak
jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua faktor, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal.
Faktor internal meliputi faktor fisiologi dan faktor psikologis, yaitu:
a) Faktor fisiologis
Adapun yang termasuk faktor fisiologis antara lain :
1. Karena sakit. Seseorang yang sakit mengalami kelemahan fisik
sehingga saraf sensoriknya lemah, akibatnya rangsangan yang
diterima melalui inderanya tidak dapat diteruskan ke otak
Pengaruh Penerapan Pembelajaran... Karsidi, Pascasarjana UMP, 2018
49
2. Karena kurang sehat. Anak yang kurang sehat dapat mengalami
kesulitan belajar, ia mudah lelah, mengantuk, pusing, konsentrasi
rendah, dan semangat terganggu.
3. Karena cacat tubuh. Cacat tubuh meliputi yang ringan, seperti
kurang pendengaran, penglihatan, gangguan psikomotor. Cacat
tubuh tetap seperti buta, tuli, bisu, hilang tangan atau kaki.
b) Faktor Psikologis
Adapun yang termasuk faktor Psikologis antara lain :
1. Intelegensi
Intelegensi merupakan faktor utama yang sangat menunjang
dalam keberhasilan siswa. Intelegensi adalah kecakapan yang
terbagi dalam tiga jenis, yaitu kecakapan untuk menghadapi dan
menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif.
David Wechster (1986). Definisinya mengenai intelegensi
mula-mula sebagai kapasitas untuk mengerti ungkapan dan
kemauan akal budi untuk mengatasi tantangan-tantangannya.
Namun di lain kesempatan ia mengatakan bahwa intelegensi adalah
kemampuan untuk bertindak secara terarah, berfikir secara rasional
dan menghadapi lingkungannya secara efektif.
Menurut David Wechsler, inteligensi adalah kemampuan
untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional dan
menghadapi lingkungannya secara efektif. Secara garis besar dapat
Pengaruh Penerapan Pembelajaran... Karsidi, Pascasarjana UMP, 2018
50
disimpulkan bahwa inteligensi adalah suatu kemampuan mental
yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu,
inteligensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus
disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan
manifestasi dari proses berpikir rasional itu.
Dari uraian-uraian di atas jelas bahwa kemampuan atau
intelegensi siswa yang tinggi akan sangat berpengaruh pada prestasi
belajarnya.
2. Motivasi
Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu, jadi manusia untuk belajar
adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar
secara tradisional orang dapat membedakan adanya dua macam
motivasi, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Secara umum definisi atau pengertian motivasi dapat diartikan
sebagai suatu tujuan atau pendorong, dengan tujuan sebenarnya
tersebut yang menjadi daya penggerak utama bagi seseorang dalam
berupaya dalam mendapatkan atau mencapai apa yang
diinginkannya baik itu secara positif ataupun negatif. Adapun istilah
dalam pengertian Motivasi berasal dari perkataan Bahasa Inggris
yakni motivation. Namun perkataan asalnya adalah motive yang
juga telah digunakan dalam Bahasa Melayu yakni kata motif yang
Pengaruh Penerapan Pembelajaran... Karsidi, Pascasarjana UMP, 2018
51
berarti tujuan atau segala upaya untuk mendorong seseorang dalam
melakukan sesuatu. Secara ringkas, Selain itu, Pengertian Motivasi
merupakan suatu perubahan yang terjadi pada diri seseorang yang
muncul adanya gejala perasaan, kejiwaan dan emosi sehingga
mendorong individu untuk melakukan atau bertindak sesuatu yang
disebabkan karena kebutuhan, keinginan dan tujuan.
Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari
diri siswa itu sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan
belajar, misalnya perasaan menyenangi materi, ingin memperoleh
kemampuan dan lain sebagainya.
Motivasi ekstrinsik adalah suatu hal dan keadaan yang berasal
dari luar individu siswa itu sendiri, yang dapat mendorongnya untuk
melakukan kegiatan belajarnya, misalnya pujian dan hadiah, suri
teladan orang tua, guru, dan lain-lain yang dapat mendorong siswa
untuk belajar.
3. Minat
Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila
seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang
dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-
kebutuhannya sendiri.
Berdasarkan pada defisi diatas maka minat merupakan
keadaan dimana seseorang menunjukkan keinginan ataupun
Pengaruh Penerapan Pembelajaran... Karsidi, Pascasarjana UMP, 2018
52
kebutuhan yang ada dalam dirinya, hal tersebut dapat terlihat dari
ciri-ciri yang nampak pada diri mereka dan cirri tersebut
memunculkan arti yang terkadung didalamnya. Sardiman,
menyatakan bahwa “minat timbul tidak secara tiba-tiba atau
spontan, melainkan timbul akibat dari partisapasi, pengalaman,
kebiasaan pada waktu belajar untuk bekerja”. Dengan demikian
minat akan selalu berkaitan dengan kebutuhan dan keinginan. Oleh
karena itu yang penting bagaimana menciptakan kondisi tertentu
agar siswa itu selalu butuh dan ingin terus belajar.
Rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Sehingga minat itu merupakan
suatu dorongan yang timbul karena adanya perasaan senang
terhadap sesuatu. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan
suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri.
Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar
minatnya. Minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong
seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda,
kegiatan, pengalaman yang di rangsang oleh kegiatan itu sendiri.
Jadi jikalau disimpulkan, minat adalah kecenderungan yang
tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan,
kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan terus menerus yang
disertai dengan rasa senang. Minat besar pengaruhnya terhadap
belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai
Pengaruh Penerapan Pembelajaran... Karsidi, Pascasarjana UMP, 2018
53
dengan minat siswa. Siswa tidak akan belajar dengan sebaik-
baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Bahan pelajaran yang
menarik minat siswa, akan mudah dipelajari dan disimpan karena
minat menambah kegiatan belajar.
Penulis pribadi juga menyimpulkan bahwa Minat adalah
“sumber motif yang mendorong seseorang untuk melakukan apa
yang ingin dilakukan ketika bebas memilih, ketika siswa menilai
bahwa sesuatu akan bermanfaat, maka siswa akan menjadi
berminat, kemudian hal tersebut akan mendatangkan kepuasan.
4. Bakat
Pengertian bakat dan minat sangat berbeda, namun banyak
orang yang masih salah mengartikannya. Minat merupakan kondisi
dimana individu memiliki perhatian yang khusus terhadap sesuatu
yang diikuti pula oleh sebuah keinginan untuk mempelajari hal
tersebut. Hal inilah yang dinamakan sebagai sebuah minat, berbeda
dengan bakat yang terkadang memang sudah ada semenjak individu
tersebut lahir.
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru
terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau terlatih.
Orang berbakat membaca akan lebih dapat membaca dengan baik dan
benar dibandingkan dengan orang lain yang kurang atau tidak berbakat
dibidang itu. Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa bakat
Pengaruh Penerapan Pembelajaran... Karsidi, Pascasarjana UMP, 2018
54
mempengaruhi prestasi belajar. Jika bahan pelajaran yang dipelajari
siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena
ia senang belajar.
Setiap orang tentunya memiliki bakat, dan bakat orang satu
sama lainnya berbeda. Bakat merupakan kemampuan yang memang
sudah dimiliki oleh setiap orang yang digunakan untuk mempelajari
sebuah hal dengan cepat, bahkan beberapa diantaranya dalam waktu
yang singkat serta memiliki hasil yang sangat baik pula. Bakat
memang sudah dimiliki setiap manusia saat dia lahir ke dunia ini.
6. Hakekat Gugus Sekolah
Gugus sekolah dan Sistem Pembinaan Profesional guru di Sekolah
Dasar dilaksanakan berlandaskan pada kebijakan serta peraturan-peraturan
sebagai berikut:
1) Peraturan pemerintah Nomor 38 tahun 1992 tentang Tenaga Kependidikan:
a. Pasal 39, “Pengelolaan Sistem Pendidikan Nasional bertanggung jawab
atas kebijakan Nasional berkenaan dengan sistem pengembangan tenaga
kependidikan pada setiap cabang ilmu pengetahuan”.
b. Pasal 30, “Pengelola satuan pendidikan bertanggung jawab atas
pemberian kesempatan kepada tenaga kependidikan yang bekerja di
satuan pendidikan yang bersangkutan untuk mengembangkan
kemampuan professional masing-masing”.
2) Keputusan Dirjen Dikdasmen Nomor 079/C/Kep/I/1993 tentang Pedoman
Pelaksanaan Sistem Pembinaan Profesional Guru melalui pembentukan
gugus sekolah di Sekolah Dasar.
3) Keputusan Mendikbud RI nomor 0487/U/1992 tentang Sekolah Dasar:
a. Pasal 28
Pengaruh Penerapan Pembelajaran... Karsidi, Pascasarjana UMP, 2018
55
Kepala SD bertanggung jawab atas:
1) Penyelenggaraan kegiatan pendidikan meliputi:
a. Penyusunan program kepala sekolah;
b. Peraturan kegiatan belajar mengajar dan bimbingan penyuluhan;
c. Penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah;
d. Pendayagunaan buku perpustakaan sekolah.
2) Pembinaan siswa,
3) Pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan bagi guru,
4) Pembinaan tenaga kependidikan lainnya,
5) Penyelenggaraan Administrasi sekolah,
6) Pelaksanaan hubungan sekolah dengan lingkungan, orang tua atau
masyarakat,
7) Pelaporan pelaksanaan Pendidikan.
Pembentukan gugus sekolah diharapkan dapat memperlancar upaya
meningkatkan kemampuan professional para guru SD dalam usahanya
meningkatkan mutu proses belajar mengajar serta hasil belajar siswa dengan
mendayagunakan segala sumber daya dan potensi yang dimiliki sekolah,
tenaga kependidikan dan masyarakat sekitarnya, selanjutnya PKG Gugus
Sekolah diharapkan berfungsi sebagai:
1) Prasarana pembinaan professional yakni KKG dan KKKS.
2) Wahana menumbuhkan dan meningkatkan semangat kerjasama secara
komprehensif di kalangan anggota gugus sekolah dalam rangka
meningkatkan pendidikan.
3) Wadah penyebaran informasi, inovasi dan pembinaan tenaga kependidikan
dalam rangka peningkatan mutu pendidikan.
Pengaruh Penerapan Pembelajaran... Karsidi, Pascasarjana UMP, 2018
56
4) Upaya koordinasi peningkatan partisipasi masyarakat dan orang tua siswa
dalam upaya ikut serta membantu penyelenggaraan pendidikan.
5) Wadah penumpukan jiwa persatuan dan kesatuan serta menumbuhkan rasa
percaya diri dalam menyelesaikan tugas bagi Kepala Sekolah dan guru.
B. Kerangka Berpikir
Dari seluruh uraian di atas merupakan kerangka berpikir yang digunakan
dalam penelitian ini. Agar kerangka berpikir tersebut mudah dipahami, peneliti
menggambarkan kerangka berpikir tersebut dalam bagan berikut ini:
Bagan 2
Kerangka Pemikiran
Penerapan PEMBELAJARAN
REMIDIAL dengan METODE TUTOR
SEBAYA
GUGUS WIDYA SATRIA
PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
Pengaruh Penerapan Pembelajaran... Karsidi, Pascasarjana UMP, 2018
57
C. Kajian Pustaka
Penelitian tentang metode pembelajaran yang telah penulis telaah dan
sebagai pijakan untuk melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tesis karya Desi, Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah,
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Tahun 2008. Yang
berjudul: Eksperimentasi Metode Tutor Sebaya Dalam Pembelajaran Qiro’ah
Bagi Siswa Kelas XI di MAN Al-Muhajirin Bangka Belitung. Tesis ini
membahas eksperimen peneliti tentang kelompok yang menggunakan metode
tutor sebaya dalam pembelajaran dengan kelompok eksperimen yang tidak
menggunakan metode tutor sebaya dalam pembelajaran Qiro’ah.
(http://eprints.mdp.ac.id/id/eprint/1468 diakses 25 November 2017).
2. Skripsi karya Sunipan, jurusan PAI Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam
Negeri Walisongo Semarang tahun 2011 yang berjudul: Upaya Peningkatan
Prestasi Belajar Pada Pembelajaran Bahasa Arab Pada Siswa Kelas IV MI
Qodiriyah Harjowinangun Dempet Demak Dengan Menggunakan Tutor
Sebaya. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan metode
tutor sebaya dalam pembelajaran Bahasa Arab pada Siswa Kelas IV di MI
Qodiriyah Harjowinangun. (Journal Study, Vol. 1, No. 2, Hal. 1-5.
http://download.portal.org/article.php?article=75214&val=4728 diakses 19
November 2017).
3. Skripsi karya Maemunah, Jurusan FKIP Ekonomi Akuntansi Universitas
Jambi tahun 2017 yang berjudul: Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode
Pengaruh Penerapan Pembelajaran... Karsidi, Pascasarjana UMP, 2018
58
Tutor Teman Sebaya Terhadap Efektifitas Pembelajaran Akuntansi Di SMK
N 1 Kota Jambi. Tesis ini membahas eksperimen peneliti tentang siswa yang
terus stabil prestasinya, karena guru pembimbing telah menggunakan metode
tutor sebaya dalam pembelajaran keseharian di kelas. (Jurnal Ilmu Akuntansi
Manajemen Universitas Jambi, Vol. 3, No. 1, Hal. 1-6.
http://jurnal.unjam.ac.id/jurnal/index.php/Fekon/article/view/7599 diakses 23
Juli 2017).
D. Indikator Keberhasilan
Sebagaimana diuraikan di depan bahwa pembelajaran remidial adalah
sebagai salah satu upaya yang dilakukan oleh guru untuk menolong siswa dalam
mencapai ketuntasan belajar. Pembelajaran remidial sebagai salah satu terobosan
untuk menolong siswa yang mengalami kesulitan belajar agar dapat mencapai
KKM yang telah ditentukan sebelumnya.
KKM Mata Pelajaran Bahasa Indonesia khususnya untuk meningkatkan
prestasi belajar sebesar 70. Pembelajaran remidial dengan penerapan metode
tutor sebaya merupakan suatu upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
Pembelajaran remidial metode tutor sebaya dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia ini dianggap berhasil apabila:
1. Siswa mampu menuliskan tokoh dalam sebuah cerita anak yang disajikan
dalam sebuah wacana sesuai dengan sudut pandang anak,
2. Siswa mampu menuliskan latar tentang waktu dan tempat terjadinya
peristiwa dari suatu wacana yang dibaca,
Pengaruh Penerapan Pembelajaran... Karsidi, Pascasarjana UMP, 2018
59
3. Siswa mampu menuliskan alur atau rangkaian sebab-akibat dari sebuah
wacana,
4. Siswa mampu menuliskan tema atau pokok persoalan dari sebuah wacana
yang dibaca,
5. Siswa mampu menuliskan atau mendeskripsikan cerita dengan bahasa dalam
suatu kata, kalimat, wacana dan tanda baca,
6. Siswa mampu menuliskan pesan dari apa yang didengar atau dibaca dari
sebuah wacana. (Kurniawan, 2014; 78).
Keenam kriteria keberhasilan di atas adalah bersifat individu, namun
keberhasilan secara klasikal manakala terdapat minimal 75 % siswa atau
responden dalam pembelajaran remidial ini mengalami ketuntasan. Metode
remidial tutor sebaya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia ini dianggap
berhasil apabila peningkatan prestasi belajar siswa dapat dilihat dari
peningkatan rata-rata nilai yang diperoleh siswa pada saat tes yang
dilaksanakan. Siswa dianggap meningkat prestasi belajarnya apabila telah
mencapai nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Adapun nilai KKM
pada pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas VI adalah 70.
E. Hipotesis Tindakan
Melalui pembelajaran remidial dengan metode tutor sebaya dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia, diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar
para siswa kelas VI pada Gugus Widya Satria Kecamatan Pekuncen yang sedang
menjadi kelompok eksperimen, sehingga prestasi belajarnya dapat meningkat.
Pengaruh Penerapan Pembelajaran... Karsidi, Pascasarjana UMP, 2018
60
Berdasarkan pengembangan teori dan hasil penelitian-penelitian
sebelumnya, diajukan hipotesis: Pembelajaran remidial dengan metode tutor
sebaya berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar program studi Bahasa
Indonesia.
Pengaruh Penerapan Pembelajaran... Karsidi, Pascasarjana UMP, 2018