22
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak jalanan 1. Pengertian Anak jalanan adalah seseorang yang berumur dibawah 18 tahun yang menghabiskan sebagian atau seluruh waktunya di jalanan dengan melakukan kegiatan-kegiatan guna mendapatkan uang atau guna mempertahankan hidupnya (Shalahuddin, 2000). Anak jalanan merupakan sebagian dari anak-anak yang hidup dan tumbuh di jalanan tanpa ada pemantauan dan tumbuh secara mandiri (Irwanto, 2003). Kehidupan anak jalanan bagi sebagian anak jalanan mempunyai dampak yang positif misalnya anak menjadi tahan kerja keras karena sudah terbiasa kena panas dan hujan, anak jalanan bisa belajar bekerja sendiri, bertanggung jawab dan membantu ekonomi orang tuanya (Sarwoto, 2002). Salah satu program pembangunan sosial dan budaya adalah program kesehatan dengan kegiatan pokok memberdayakan anak terlantar termasuk anak jalanan. Program upaya kesehatan tersebut bertujuan meningkatkan status kesehatan system reproduksi bagi wanita usian subur pada anak dan remaja jalanan (Wahyu, 1999). Kategori anak jalanan berdasarkan hubungannya dengan keluarga menurut (Tata Sudrajat dalam Shalahuddin 2004) dibagi 3 kelompok: a. Children on the street Adalah anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan yang masih memiliki hubungan dengan keluarga. Ada dua kelompok anak dalam kategori ini, yaitu: 1) anak-anak yang tinggal bersama orang tuanya dan senantiasa pulang setiap hari, dan 2) anak-anak yang melakukan kegiatan ekonomi dan tinggal di jalanan namun masih mepertahankan hubungan dengan keluarga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak jalanan 1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-ayusetyori... · Salah satu program pembangunan sosial dan budaya adalah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak jalanan 1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-ayusetyori... · Salah satu program pembangunan sosial dan budaya adalah

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anak jalanan

1. Pengertian

Anak jalanan adalah seseorang yang berumur dibawah 18 tahun

yang menghabiskan sebagian atau seluruh waktunya di jalanan dengan

melakukan kegiatan-kegiatan guna mendapatkan uang atau guna

mempertahankan hidupnya (Shalahuddin, 2000).

Anak jalanan merupakan sebagian dari anak-anak yang hidup dan

tumbuh di jalanan tanpa ada pemantauan dan tumbuh secara mandiri

(Irwanto, 2003). Kehidupan anak jalanan bagi sebagian anak jalanan

mempunyai dampak yang positif misalnya anak menjadi tahan kerja

keras karena sudah terbiasa kena panas dan hujan, anak jalanan bisa

belajar bekerja sendiri, bertanggung jawab dan membantu ekonomi orang

tuanya (Sarwoto, 2002).

Salah satu program pembangunan sosial dan budaya adalah

program kesehatan dengan kegiatan pokok memberdayakan anak

terlantar termasuk anak jalanan. Program upaya kesehatan tersebut

bertujuan meningkatkan status kesehatan system reproduksi bagi wanita

usian subur pada anak dan remaja jalanan (Wahyu, 1999).

Kategori anak jalanan berdasarkan hubungannya dengan keluarga

menurut (Tata Sudrajat dalam Shalahuddin 2004) dibagi 3 kelompok:

a. Children on the street

Adalah anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan

yang masih memiliki hubungan dengan keluarga. Ada dua

kelompok anak dalam kategori ini, yaitu: 1) anak-anak yang tinggal

bersama orang tuanya dan senantiasa pulang setiap hari, dan 2)

anak-anak yang melakukan kegiatan ekonomi dan tinggal di

jalanan namun masih mepertahankan hubungan dengan keluarga

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak jalanan 1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-ayusetyori... · Salah satu program pembangunan sosial dan budaya adalah

  8

dengan cara pulang baik secara berkala ataupun dengan jadwal

yang tidak rutin.

b. Children of the street

Adalah anak-anak yang menghabiskan seluruh atau sebagian besar

waktunya di jalanan yang tidak memiliki atau memutuskan

hubungan dengan orang tua /keluarganya lagi.

c. Children in the street atau children from the families of the street

Adalah anak-anak yang menghabiskan seluruh waktunya di jalanan

yang berasal dari keluarga yang hidup di jalanan.

2. Karakteristik Anak Jalanan

a. Usia anak jalanan

Usia anak jalanan berperan dalam pembentukan perilaku seseorang,

karena usia berpengaruh dalam penerapan pola asuh terhadap anak

jalanan. Anak jalanan Kota Semarang berjumlah 233 anak, laki-laki=

157anak, perempuan=76 anak (DinSos propinsi Jateng, 2010). Data

terbaru didapatkan anak jalanan berumur ≤4 -18 tahun di Kota

Semarang sebanyak 421 anak, laki-laki= 244 anak, perempuan= 177

anak (Yayasan Setara, 2011)

b. Jenis Kelamin Anak jalanan

Jenis kelamin anak jalanan mempengaruhi dalam berperilaku dan

didalam keluarga akan berbeda dalam menerapkan pola asuh. Anak

jalanan laki-laki lebih banyak dari pada anak jalanan perempuan. Hal

ini terbukti di semarang dimana jumlah anak jalanan perempuan

sekitar 20-30% dari jumlah populasi anak jalanan di kota semarang

(Yayasan Setara, 2011).

c. Pendidikan Anak Jalanan

Kemampuan belajar yang dimiliki manusia merupakan bekal

yang sangat pokok. Sudah barang tentu tingkat pendidikan dapat

menghasilkan suatu perubahan dalam sikap tingkah laku yang dapat

di pandang bercorak negatif.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak jalanan 1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-ayusetyori... · Salah satu program pembangunan sosial dan budaya adalah

  9

Sebagaian besar pendidikan anak jalanan masih rendah (SD

sampai SMP), bahkan ada yang putus. Anak jalanan setiap hari sibuk

mencari nafkah atau berada dijalanan sehingga tidak ada kesempatan

untuk mendapatkan pengetahuan tentang kesehatan system

reproduksi yang benar. Di Semarang sebanyak 50% anak jalananan

yang pernah di teliti berstatus putus sekolah dengan tidak atau

memperoleh ijasah SD, SLTP ataupun SMU (Wahyu, 2000).

d. Pekerjaan Anak Jalanan

Pekerjaan anak jalanan beraneka ragam, dimana kegiatan anak

jalanan laki-laki dan perempuan tidak berbeda yaitu mengamen,

menjual Koran atau asongan, membersihkan kaca mobil, memulung,

mencopet, memeras, mencuri, menemani orang berjudi dan

menawarkan jasa seksual.

Anak jalanan tidak mengandalkan satu jenis pekerjaan atau

kegiatan tertentu saja untuk mendapatkan uang atau makanan dalam

rangka mempertahankan kelangsungan hidupnya atau melindungi

diri dari berbagai ancaman . seiring dengan aktivitas anak jalanan

ini, maka mereka mempunyai mobilitas yang tinggi. Sedangkan lama

kerja anak jalanan bervariasi, dimana anak jalanan bekerja 6-8 jam

per hari, 9-12 jam sampai 13 jam (Bagong, 2000).

e. Hubungan dengan Orang Tua

Pada anak jalanan yang tidak berhubungan dengan orang

tuanya sebanyak 16%, anak jalanan yang berhubungan tidak teratur

dengan orang tuanya sebanyak 41%, anak jalanan yang berhubungan

teratur dengan orang tuanya sebanyak 43% (DepKes, 2000).

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak jalanan 1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-ayusetyori... · Salah satu program pembangunan sosial dan budaya adalah

  10

f. Ciri-ciri fisik dan psikis anak jalanan (Muis, 2010) diantaranya :

Ciri Fisik Ciri Psikis 1. Warna kulit kusam 2. Rambut kemerah-merahan 3. Kebanyakan berbadan kurus 4. Pakaian tidak terurus

1. Mobilitas tinggi 2. Acuh tak acuh 3. Penuh curiga 4. Sangat sensitive 5. Berwatak keras 6. Kreatif 7. Semangat hidup tinggi 8. Berani menanggung resiko 9. Mandiri

B. Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan ini

terjadi melalui panca indra manusia. Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting bagi terbentuknya tindakan

seseorang. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng

daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo,

2003).

Tingkatan pengetahuan adalah:

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam tingkat ini adalah

mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkatan pengetahuan

yang paling rendah. Kasta kerja untuk mengukur bahwa orang tahu

tentang apa yang dipelajari.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahuai dan dapat menginterprestasikan

materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak jalanan 1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-ayusetyori... · Salah satu program pembangunan sosial dan budaya adalah

  11

atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan terhadap objek

yang dipelajari.

c. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi riil. Aplikasi disini dapat diartikan

sebagi aplikasi atau hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dengan

menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil

penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan

masalah dari kasus kesehatan yang diberikan.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam

suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama

lain.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk menetapkan

atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis ini suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru drai formulasi-

formulasi yang ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atu penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian

ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria-kriteria yang sudah ada.

Berdasarkan Surdaminta (2002) dalam Marlina (2002), menyatakan

bahwa dalam perkembangan pengetahuan, ada hal-hal yang mendasar

yang memungkinkan terjadinya pengetahuan. Hal-hal tersebut adalah

ingatan, kesaksian, minat, rasa ingin tahu, pikiran dan penalaran, logika,

bahasa dan kebutuhan manusia.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak jalanan 1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-ayusetyori... · Salah satu program pembangunan sosial dan budaya adalah

  12

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan (Notoatmodjo,

2003):

1) Tingkat pendidikan

Kemampuan belajar yang dimiliki manusia merupakan bekal

yang sangat pokok. Sudah barang tentu tingkat pendidikan dapat

menghasilkan suatu perubahan dalam pengetahuan orang tua.

2) Informasi

Dengan kurangnya informasi tentang cara mencapai hidup sehat,

cara pemeliharaan kesehatan, cara menghindari penyakit dan

akan menurunkan tingkat pengetahuan orang tua tentang hal

tersebut.

3) Budaya

Budaya sangat berpengaruh terhadap tigkat pengetahuan

seseorang, karena informasi baru akan disaring kira-kira sesuai

tidak dengan budaya yang ada dan agama yang dianut.

4) Pengalaman

Pengalaman disini dikaitkan dengan umur, tingkat pendidikan

seseorang, maksudnya pendidikan yang tinggi pengalaman akan

lebih luas sedangkan umur semakin bertambah.

C. Sikap

1. Sikap

Banyak teori yang mendefinisikan sikap antara lain adalah sikap

seseorang adalah predisposisi untuk memberikan tanggapan terhadap

rangsangan lingkungan yang dapat memulai atau membimbing tingkah

laku orang tersebut. Secara definitive sikap berarti suatu keadaan jiwa

dan keadaan berfikir yang disiapkan untuk memberikan tanggapan

terhadap suatu objek yang diorganisasikan melalui pengalaman serta

mempengaruhi secara langsung atau tidak langsung pada praktik atau

tindakan (Notoatmodjo, 2003).

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak jalanan 1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-ayusetyori... · Salah satu program pembangunan sosial dan budaya adalah

  13

Sikap sebagai suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap

dikatakan sebagai respon yang hanya timbul bila individu dihadapkan

pada suatu stimulus. Sikap seseorang terhadap sesuatu objek adalah

perasaan mendukung atau memihak (favourable) maupun perasaan tidak

mendukung atau tidak memihak (unfavourable) pada objek tertentu

(Notoatmodjo, 2003). Sikap merupakan persiapan untuk bereaksi

terhadap objek dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap

objek.

New Comb (Notoatmodjo, 2003), salah seorang ahli psikologi

sosial mengatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan

untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap

belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas akan tetapi merupakan

predisposisi tindak suatu perilaku, sikap itu masih merupakan reaksi

tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka,

sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek-objek

dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.

2. Tingkatan sikap

Sikap juga terdiri dari berbagai tingkatan (Notoatmodjo, 2003):

a. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (objek) mau dan

memperhatiakan stimulus yang diberikan, misalnya sikap anak dalam

masa pubertas yang mau menerima perubahan fisiknya dan tidak

mempengaruhi gambaran dirinya.

b. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan

menyelesaikan tugas yang diberikan dalah suatu indikasi dari sikap.

Karena itu suatu usaha untuk menjawab suatu pertanyaan atau

mengerjakan tugas yang diberikan itu benar atau salah, berarti orang

menerima ide tersebut.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak jalanan 1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-ayusetyori... · Salah satu program pembangunan sosial dan budaya adalah

  14

c. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu

masalah adalah suatu indikasi sikap.

d. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan

segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap menurut Azwar

(2005) antara lain:

a. Pengalaman pribadi

Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi

harus meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih

mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut melibatkan

faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan

akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama berbekas.

b. Kebudayaan.

B.F. Skinner (dalam, Azwar 2005) menekankan pengaruh lingkungan

(termasuk kebudayaan) dalam membentuk kepribadian seseorang.

Kepribadian tidak lain daripada pola perilaku yang konsisten yang

menggambarkan sejarah reinforcement (penguatan, ganjaran) yang

dimiliki. Pola reinforcement dari masyarakat untuk sikap dan perilaku

tersebut, bukan untuk sikap dan perilaku yang lain.

c. Orang lain yang dianggap penting.

Pada umumnya, individu bersikap konformis atau searah dengan

sikap orang orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini

antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan

untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting

tersebut.

d. Media massa.

Sebagai sarana komunikasi, berbagai media massa seperti televisi,

radio, mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan

kepercayaan orang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak jalanan 1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-ayusetyori... · Salah satu program pembangunan sosial dan budaya adalah

  15

memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap

hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa informasi tersebut,

apabila cukup kuat, akan memberi dasar afektif dalam

mempersepsikan dan menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah

sikap tertentu.

e. Institusi Pendidikan dan Agama.

Sebagai suatu sistem, institusi pendidikan dan agama mempunyai

pengaruh kuat dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya

meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu.

Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang

boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari

pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya.

f. Faktor emosi dalam diri.

Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan

pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadang, suatu bentuk sikap

merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi

sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk

mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian bersifat sementara dan

segera berlalu begitu frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula

merupakan sikap yang lebih persisten dan lebih tahan lama.

contohnya bentuk sikap yang didasari oleh faktor emosional adalah

prasangka.

D. Perilaku

1. Pengertian perilaku

Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri

yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan,

berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan

sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak jalanan 1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-ayusetyori... · Salah satu program pembangunan sosial dan budaya adalah

  16

yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.

(Notoatmodjo, 2003).

2. Jenis perilaku

a. Perilaku Reflektif

Perilaku Reflektif merupakan perilaku yang terjadi atas reaksi secara

spontan terhadap stimulus yang diterima oleh individu tidak sampai

ke pusat susunan saraf atau otak, tapi langsung timbul begitu

menerima stimulus. Dengan kata lain, begitu stimulus diterima oleh

reseptor respon timbul melalui afektor tanpa melalui pusat kesadaran

atau otak (Walgito, 2004).

b. Perilaku Non–Reflektif

Perilaku Non–Reflektif merupakan perilaku yang dikendalikan atau

diatur oleh pusat kesadaran atau otak. Setelah stimulus diterima oleh

reseptor akan diteruskan ke otak dan terjadi respon melalui afektor.

Proses yang terjadi dalam otak atau pusat kesadaran ini disebut

sebagai proses psikologi. Perilaku atau aktivitas atas dasar psikologis

disebut sebagai aktivitas psikologi atau perilaku psikologis (Walgito,

2004).

3. Faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku

Faktor – faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku, menurut

Green dalam Notoatmodjo (2003) adalah :

a. Faktor – faktor pendukung (predisposing factors)

Faktor pendukung adalah faktor pemicu terhadap perilaku

yang menjadi dasar atau motivasi bagi perilaku mencakup:

pengetahuan, sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan

masyarakat terhadap hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem

nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial

ekonomi, dan sebagainya. Faktor–faktor ini terutama yang positif

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak jalanan 1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-ayusetyori... · Salah satu program pembangunan sosial dan budaya adalah

  17

mempermudah terwujudnya perilaku maka sering disebut faktor

pemudah.

b. Faktor–faktor pemungkin (enabling factors)

Faktor–faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana

atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat, lingkungan fisik misalnya :

air bersih, tempat pembuangan sampah, tempat pembuangan tinja,

ketersediaan makanan bergizi, dan sebagainya. Termasuk juga

fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit,

poliklinik, posyandu, polindes, dokter, atau bidan, dan sebagainya.

Untuk berperilaku sehat, masyarakat memerlukan sarana dan

prasarana pendukung. Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau

memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan, maka faktor–faktor

ini disebut faktor pemungkin.

c. Faktor–faktor penguat (reinforcing factors)

Faktor–faktor ini mencakup faktor sikap dan perilaku tokoh

masyarakat, tokoh agama, sikap dan perilaku para petugas termasuk

petugas kesehatan, termasuk juga disini undang–undang, peraturan

baik dari pusat maupun pemerintah daerah yang terkait dengan

kesehatan. Untuk berperilaku sehat, masyarakat kadang–kadang

bukan hanya perlu pengetahuan dan sikap positif, dan dukungan

fasilitas saja, melainkan diperlukan perilaku contoh (acuan) dari para

tokoh masyarakat, tokoh agama, para petugas, lebih-lebih para

petugas kesehatan. Disamping itu, undang–undang juga diperlukan

untuk memperkuat perilaku masyarakat tersebut.

4. Fungsi perilaku kesehatan

Menurut Kar dalam Notoatmodjo (2003) menganalisis perilaku kesehatan

bertitik tolak bahwa perilaku merupakan fungsi dari:

a. Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau

perawatan kesehatan (behavior intention)

b. Dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya (social-support).

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak jalanan 1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-ayusetyori... · Salah satu program pembangunan sosial dan budaya adalah

  18

c. Adanya atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas

kesehatan (accessibility of information).

d. Otonomi pribadi orang yang bersangkutan dalam hal mengambil

tindakan atau keputusan (personal autonomy).

e. Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak (action

situation).

5. Penyebab timbulnya seseorang berperilaku

Tim kerja dari WHO dalam Notoatmodjo (2003) menganalisa bahwa yang

menyebabkan seseorang itu berperilaku tertentu adalah karena adanya

empat alasan pokok, yaitu:

a. Pemikiran dan perasaan (thoughts and feeling), yakni dalam bentuk

pengetahuan, persepsi, sikap kepercayaan-kepercayaannya dan

penilaian-penilaian seseorang terhadap objek (dalam hal ini adalah

objek kesehatan).

b. Orang penting sebagai referensi

Perilaku orang, lebih-lebih anak, lebih banyak dipengaruhi orang-

orang yang dianggap penting. Apabila seseorang itu penting untuknya,

maka apa yang ia katakan atau perbuat cenderung untuk di contoh.

Untuk anak sekolah misalnya guru.

c. Sumber-sumber daya (resources)

Sumber daya disini mencakup fasilitas-fasilitas, uang, waktu, tenaga,

dan sebagainya. Semua itu berpengaruh terhadap perilaku seseorang

atau masyarakat.

d. Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai dan penggunaan sumber-

sumber di dalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola

hidup (way of life) yang pada umumnya disebut dengan kebudayaan.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak jalanan 1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-ayusetyori... · Salah satu program pembangunan sosial dan budaya adalah

  19

E. Menstruasi

1. Pengertian

Menstruasi adalah perdarahan periodik pada uterus yang dimulai

sekitar 14 hari setelah ovulasi (Bobak, 2004).

Haid atau menstruasi adalah salah satu proses alami seorang

perempuan yaitu proses deskuamasi atau meluruhnya dinding rahim

bagian dalam (endometrium) yang keluar melalui vagina

(Prawirohardjo,2007)

Siklus menstruasi adalah jarak dimulainya menstruasi sampai

menstruasi berikutnya (Sherwood, 2001). Siklus menstruasi berkisar

antara 21-35 hari. Hanya 10-15% wanita yang memiliki siklus 28 hari

dan lebih dari 35 hari dengan lama menstruasi 3-5 hari, ada yang 7-8

hari. Panjangnya siklus menstruasi ini dipengaruhi oleh usia, berat badan,

aktivitas fisik, tingkat stress, genetik, adanya penyakit kronis seperti

diabetes, penyakit kelenjar gondok, penyakit ginjal dan kelainan pada

alat reproduksi juga dilihat dari status gizi (Wiknjosastro, 2007).

2. Aspek Hormonal

a. Hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus :

1) FSH – RH (follicle stimulating hormone releasing hormone)

dikeluarkan oleh hipotalamus untuk merangsang hipofisis

mengeluarkan FSH

2) LH – RH (Luteizing hormone releasing hormone) merangsang

hipofisis mengeluarkan LH

3) PIH (prolactin inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis

untuk mengeluarkan prolaktin

4) TRH (tiroid releasing hormone) merangsang pengeluaran TSH

(tiroid stimulating hormone)

5) ACTH (adenocorticotrophic hormone) (Winkjosastro, 1999).

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak jalanan 1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-ayusetyori... · Salah satu program pembangunan sosial dan budaya adalah

  20

b. Hormon yang dihasilkan oleh ovarium

1) Estrogen

Hormon estrogen alami yang terpenting adalah estradiol (E2 ),

estron (E1 ), dan estriol (E3 ). Secara biologis hormon estradiol

adalah yang paling aktif dari ketiga jenis hormon estrogen

tersebut. Estradiol mempunyai banyak fungsi yang sangat penting,

antara lain sebagai berikut : (Winkjosastro, 1999)

a) Pemicu proliferasi lapisan endometrium uteri memperkuat

kontraksi lapisan miometrium uteri. Produksi estradiol yang

meningkat pada fase follikuler siklus haid akan meningkatkan

pengeluaran getah serviks uteri dan mengubah konsentrasi

getah serviks uteri tersebut pada saat terjadinya ovulasi di

ovarium menjadi lebih encer dan bening sehingga

meningkatkan kelangsungan hidup sel sperma. b) Ovarium sebagai pemicu sintesis hormon-hormon seks pada

reseptor, disamping reseptor penghasil hormon FSH dan

pemicu sintesis hormon LH pada reseptor. c) Pengatur kecepatan pengeluaran ovum (sel telur)

2) Progesteron Hormon progesteron merupakan hormon seks steroid yang

dibentuk terutama di dalam folikel ovarium dan plasenta. Fungsi

hormon progesteron adalah sebagai berikut : (Winkjosastro, 1999)

a) Pendukung utama terjadinya konsepsi dan implantasi b) Penyebab perubahan sekretorik (proses pengeluaran getah)

pada lapisan endometrium uteri. Peningkatan pengaruh

hormon progesteron yang lebih lama akan menyebabkan

penyusutan dari lapisan endometrium uteri sehingga tidak

memungkinkan terjadinya proses implantasi dari hasil

konsepsi. c) Menurunkan tonus lapisan mioetrium uteri sehingga akan

memperlambat aktivitas kontraksi dari uterusnya.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak jalanan 1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-ayusetyori... · Salah satu program pembangunan sosial dan budaya adalah

  21

d) Menurunkan getah serviks uteri pada fase luteal dan

membentuk jala-jala tebal diuterus sehingga menghambat

jalan masuknya sperma ke dalam uterus (Hendrik, 2006).

3. Siklus Menstruasi

a. Siklus Menstruasi Endometrium

Siklus menstruasi merupakan rangkaian peristiwa yang sangat

kompleks saling mempengaruhi dan terjadi secara simultan di

endometrium, kelenjar hipotalamus, dan hipofisis, serta ovarium.

Siklus menstruasi mempersiapkan uterus untuk kehamilan. Menstruasi

akan terjadi bila tidak ada kehamilan. Usia wanita, status fisik dan

emosi wanita, serta lingkungan mempengaruhi pengaturan siklus

menstruasi (Bobak , 2004).

Menurut Hendrik (2006) mekanisme terjadinya menstruasi secara

singkat melalui proses-proses yang terjadi dalam satu siklus haid yang

terdiri dari empat fase :

1) Fase Proliferasi

Fase ini disebut juga fase follikuler, yaitu fase yang

menunjukkan waktu ketika oarium beraktivitas membentuk dan

mematangkan folikel-folikelnya serta uterus beraktivitas

menumbuhkan lapisan endometriumnya yang mulai pulih dan

dibentuk pada fase regenerasi atau pascahaid (Hendrik, 2006).

Merupakan periode pertumbuhan cepat yang berlangsung sejak

sekitar hari kelima hingga ovulasi, misalnya, hari ke-14 siklus 28

hari. Permukaan endometrium secara lengkap kembali normal

dalam sekitar empat hari atau menjelang perdarahan berhenti.

Terjadi penebalan 8 sampai 10 kali lipat, yang berakhir saat

ovulasi. Fase proliferasi tergantung dari stimulasi estrogen yang

berasal dari follikel ovarium (Bobak, 2004).

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak jalanan 1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-ayusetyori... · Salah satu program pembangunan sosial dan budaya adalah

  22

2) Fase Sekresi (luteal)

Fase ini disebut fase prahaid, yaitu suatu fase yang

menunjukkan waktu ketika ovarium beraktivitas membentuk

korpus luteum dari sisa-sisa folikel matangnya (follicle de graaf)

yang sudah mengeluarkan sel ovumnya pada saat terjadinya

ovulasi dan menghasilkan hormon progesteron yang akan

digunakan sebagai penunjang lapisan endometrium untuk

menerima hasil konsepsi (jika terjadi kehamilan) atau proses

deskuamasi atau penghambatan masuknya sel sperma (jika tidak

terjadi kehamilan) (Hendrik, 2006). Fase sekresi berlangsung sejak

hari ovulasi sampai sekitar tiga hari sebelum periode menstruasi

berikutnya. Fase pasca ovulasi pada siklus ovarium ini biasanya

berlangsung selama 14 hari (rentang 13 sampai 15 hari). Korpus

luteum mencapai puncak aktivitas fungsional 8 hari setelah

ovulasi, menyekresi baik hormon estrogen steroid maupun

progesteron steroid. Bersamaan dengan waktu fungsi luteal puncak

ini, telur yang dibuahi bernidasi di endometrium. Apabila tidak

terjadi implantasi, korpus luteum berkurang dan kadar steroid

menurun. Dua minggu setelah ovulasi, jika tidak terjadi fertilisasi

dan implantasi, lapisan fungsional endometrium uterus tanggal

selama menstruasi (Bobak, 2004).

3) Fase Menstruasi

Fase ini dinamakan juga fase deskuamasi atau fase haid, yaitu

suatu fase yang menunjukkan waktu terjadinya proses deskuamasi

pada lapisan endometrium uteri disertai pengeluaran darah dari

dalam uterus dan dikeluarkan melalui vagina. (Hendrik, 2006).

Selama menstruasi, lapisan superfisial dan media endometrium

dilepaskan. Pengelupasan ini terjadi secara tidak teratur,

serampangan. Endometrium yang lepas, bersama dengan cairan

jaringan dan darah, membentuk koagulum di dalam rongga uterus.

Koagulum ini segera dicairkan oleh fibrolisin dan cairan, yang

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak jalanan 1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-ayusetyori... · Salah satu program pembangunan sosial dan budaya adalah

  23

tidak berkoagulasi, ini dikeluarkan melalui serviks dengan

kontraksi uterus (Llewellyn, Derek & Jones, 2001).

Menurut Octaviany (2010) memaparkan beberapa hal yang

wajib dilakukan wanita pada saat siklus menstruasi:

a) Pada saat menstruasi, dinding rahim mudah sekali terkena

infeksi. Oleh karenanya, wanita harus mempraktikkan

kebersihan sesuai standar kesehatan karena bakteri mudah

masuk ke Miss V dan dapat menyebabkan penyakit yang

merusak seluruh sistem reproduksi.

b) Pada saat menstruasi, beberapa wanita merasakan sakit di

sekitar pinggang dan pinggul. Hal ini terjadi karena tertariknya

otot rahim.

c) Untuk melaksanakan kebersihan sesuai standar kesehatan,

ketika menggunakan pembalut selama menstruasi, wanita

harus menggantinya sebanyak 2-3 kali per hari, dan setelah

mandi dan buang air kecil bisa setiap 3-4 jam. Hal ini untuk

menghindari iritasi. Patut diketahui bahwa darah merupakan

media yang baik bagi pertumbuhan kuman, jadi sebaiknya

penggantian pembalut diperhatikan.

d) Ketika menggunakan pembalut dan menggantinya, cucilah

dengan bersih, kemudian dibungkus dengan kertas, dan

membuangnya di tempat sampah. Pembalut kain, lebih bagus

direndam di air yang hangat dengan deterjen di ember tertutup

sebelum mencucinya.

4) Fase Regenerasi

Fase regenerasi dinamakan juga fase pasca haid, yaitu suatu

fase yang menunjukkan waktu terjadinya proses awal pemulihan

dan pembentukan kembali lapisan endometrium uteri setelah

mengalami proses deskuamasi sebelumnya. Lapisan endometrium

uteri juga melepaskan hormon prostaglandin yang mengakibatkan

berkontraksinya lapisan miometrium uteri sehingga banyak

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak jalanan 1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-ayusetyori... · Salah satu program pembangunan sosial dan budaya adalah

  24

pembuluh darah yang terkandung didalamnya mengalami

vasokonstriksi, akhirnya akan membatasi terjadinya proses

perdarahan haid yang sedang berlangsung (Hendrik, 2006).

b. Siklus Hipotalamus-Hipofisis

Menjelang akhir siklus menstruasi yang normal, kadar estrogen

dan progesteron darah menurun. Kadar hormon ovarium yang rendah

dalam darah ini menstimulasi hipotalamus untuk mensekresi

gonadotropin releasing hormone (Gn-RH). Hormon Gn-RH ini

menstimulasi sekresi hipofisis anterior FSH (follikel stimulating

hormone). Hormon FSH menstimulasi perkembangan follikel de graaf

ovarium dan produksi estrogennya. Kadar estrogen mulai menurun dan

Gn-RH hipotalamus memicu hipofisis anterior mengeluarkan Luteizing

Hormone (LH). Lonjakan LH yang menyolok dan kadar estrogen yang

berada dibawah puncak ini (hari ke-12) mengawali ekspulsi ovum dari

follikel de graaf dalam 24 sampai 36 jam. LH mencapai puncak pada

sekitar hari ke-13 atau ke-14 pada siklus 28 hari. Apabila tidak terjadi

fertilisasi dan implantasi ovum pada waktu ini, korpus luteum

menyusut. Kadar estrogen dan progesteron juga menurun, terjadi

menstruasi, dan hipotalamus sekali lagi di stimulasi untuk mensekresi

Gn-RH. Proses ini disebut siklus hipotalamus hipofisis (Bobak, 2004).

c. Siklus Ovarium

Follikel primer primitif berisi oosit yang tidak matur (ovum

primordial). Satu sampai 30 folikel mulai matur didalam ovarium di

bawah pengaruh FSH dan estrogen sebelum ovulasi. Lonjakan LH

sebelum terjadi ovulasi mempengaruhi folikel yang terpilih. Oosit

matur dari folikel yang terpilih, terjadi ovulasi, dan folikel yang

kosong memulai tranformasinya menjadi korpus luteum. Lama fase

folikular (fase preovulasi) pada siklus menstruasi ovarium ini

bervariasi pada setiap wanita (Bobak, 2004).

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak jalanan 1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-ayusetyori... · Salah satu program pembangunan sosial dan budaya adalah

  25

4. Perineal hygiene

Perineal hygiene merupakan perawatan daerah kewanitaan.

Menurut Utamadi (2001) menyatakan bahwa ada beberapa cara yang dapat

dilakukan untuk merawat daerah kewanitaan antara lain sebagai berikut:

a. Membersihkan daerah kewanitaan

1) Membasuh daerah kewanitaan dengan air air bersih

2) Membasuh dari arah depan ke belakang setelah buang air

kecil/besar untuk mencegah vagina tercemar mikroorganisme

yang berasal dari anus

3) Jangan terlalu sering menggunakan produk pembersih vagina

4) Hindari terlalu sering menggunakan tissue toilet (khususnya yang

wangi) setiap buang air kecil/buang air besar. Tissue toilet dapat

diganti dengan menggunakan handuk kecil yang bersih.

5) Hindari pemakaian tissue/pembalut yang dapat menyababkan

alergi

b. Menjaga kebersihan pada masa menstruasi

1) Memakai pembalut untuk penampung darah menstruasi

2) Pembalut diganti sekitar 4-5x sehari untuk menghindari

pertumbuhan bakteri.

3) Membersihkan daerah kewanitaan setiap kali ganti peembalut

c. Memilih pakaian dalam

1) Menggunakan bahan yang terbuat dari katun sehingga dapat

menyerap keringat

2) Hindari penggunaan pakaian dalam yang terlalu ketat yang dapat

menyebabkan peredaran darah tidak lancer

3) Mengganti pakaian dalam minimal 2x sehari setelah mandi

terutama bagi wanita aktif dan mudah berkeringat

4) Dapat pula menggunakan panty liner/pembalut tipis sekali pakai

untuk melapisi pakaian dalam.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak jalanan 1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-ayusetyori... · Salah satu program pembangunan sosial dan budaya adalah

  26

5. Alat Penyerap Darah Haid

Pada hari pertama haid harus lebih rajin mengganti pembalut.

Bagaimanapun darah haid merupakan media subur untuk hinggap dan

sarangnya bibit penyakit. Membiarkan pembalut berlama-lama terendam

darah haid, tidaklah menyehatkan.

Paling ditakuti bila sampai terjadi kasus toxic shocksyndrome. Gejala

dan tandanya muncul sebagai demam dadakan, kemerahan kulit, tekanan

darah menurun, muntah-muntah, mencret, nyeri otot, dan terancam syok.

Penyebabnya racun kuman sthaphylococcus aureus. Kebiasaan

mengenakan pakaian dalam berbahan carboxymethylcellulose, dan

pemakaian tampon penyerap (gulungan bahan penyerap darah khusus

yang disusupkan ke vagina).

Maka upaya menjaga kebersihan organ kemaluan selama hari-hari

haid diharapkan dapat mencegah terjadinya penyakit di sekitar sana.

Termasuk kemungkinan radang saluran kemih bagian bawah

(uretheritis), keputihan (leucorrhoea) jika air cebok pembersihnya tidak

steril (Nadesul, 2008).

Kebanyakan perempuan pada awal menstruasi merasa lebih nyaman

menggunakan pembalut wanita dibandingkan tampon. Pembalut wanita

pas dengan bentuk celana dalam dan dapat menyerap darah yang keluar

dari tubuh.

Kebanyakan pembalut punya perekat di bagian belakangnya. Bagian

berperekat ini ditekan ke celana dalam agar pembalut tetap di tempatnya.

Mungkin diperlukan sedikit latihan agar bisa merekatkannya dengan

tepat setiap saat.

Beberapa pembalut memiliki sisi samping juga, dikenal dengan wing

(sayap). Sayap pembalut dilipat dan direkatkan di bagian bawah celana

dalam, agar pembalut lebih merekat dan lebih banyak menyerap darah.

Pembalut memiliki ukuran yang berbeda dan ketebalan yang

bervariasi. Darah biasanya mengalir lebih banyak pada awal menstruasi.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak jalanan 1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-ayusetyori... · Salah satu program pembangunan sosial dan budaya adalah

  27

Wanita akan cepat menyadari kapan saatnya pembalut perlu diganti.

Di siang hari, harus mengganti pembalut setiap beberapa jam. Bukan

hanya karena takut bocor, tapi untuk menghentikan bakteri bekembang

biak didalamnya. Darah menstruasi sangat bersih, tapi ketika sudah

keluar dari tubuh darah bertemu dengan bakteri di udara dan ini bisa

menyebabkab bau, bahkan infeksi.

Tidak boleh membuang pembalut ke dalam toilet karena bisa

menyumbat pipa. Bahkan akhirnya menyebabkan polusi pantai atau

suangai. Bungkus pembalut dan membuangnya ketempat sampah.

Cara menggunakan pembalut tradisional (duk) dan pembalut, yaitu:

a. Duk

Lipatlah duk yang ukurannya sekitar 20 x 20cm menjadi tiga bagian.

Bias juga menggunakan handuk kecil yang besarnya 2 kali duk dan

lipat 6. Letakkan didasar celana dalam. Jepit duk dengan peniti agar

tidak bergeser atau lepas. Setelah digunakan, cuci bersih duk dan

celana dalam, keringkan, kemudian disetrika.

b. Pembalut

Lepaskan kertas perekat dibagian bawah pembalut. Rekatkan dasar

celana dalam. Setelah digunakan, cuci bersih pembalut dan celana

dalam. Pembalut yang sudah bersih dari noda darah, dibungkus rapi

dengan kertas atau pembungkus lain dan buanglah ketempat sampah.

Celana yang sudah dicuci bersih keringkan, kemudian disetrika

(Depkes, 2001 dalam Aryani 2009).

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak jalanan 1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-ayusetyori... · Salah satu program pembangunan sosial dan budaya adalah

  28

D. Kerangka teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber: Lawrence Green, dalam Notoatmodjo. 2003

Faktor pemungkin 1. lingkungan fisik : air bersih,

tempat pembuangan sampah, toilet, ketersediaan makanan bergizi 

2. fasilitas pelayanan kesehatan: puskesmas, rumah sakit

Faktor pendukung 1. Pengetahuan 2. sikap 3. tingkat pendidikan 4. tingkat sosial ekonomi.

Faktor penguat 1. Perilaku petugas kesehatan

dan tokoh masyarakat 2. Keluarga 3. kelompok

Perilaku kebersihan vulva saat menstruasi pada anak jalanan usia

11-18 tahun