22
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Darah 2.1.1. Pengertian Darah merupakan jaringan cair yang sangat penting bagi manusia yang memiliki banyak kegunaan untuk menunjang kehidupan. Tanpa darah yang cukup seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan dan bahkan dapat mengakibatkan kematian. Darah terdiri atas dua bagian, bagian cair yang disebut plasma dan unsur –unsur padat yaitu sel-sel darah. Darah membentuk 6 sampai 8% dari berat badan tubuh total, volume darah secara keseluruhan kira – kira 5 liter. Tiga jenis sel darah utama adalah sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan keping darah (trombosit). Cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah membentuk 55% dari volume darah total. Sedangkan 45% sisanya adalah sel darah. Eritrosit menempati bagian besar volumenya yaitu sekitar 99%, trombosit (0,6 – 1,0%) dan leukosit (0,2%). (Ronald A.Sacher, Richard A.McPherson, 2004; Evelyn C.Pearce, 1979) 2.1.2. Fungsi Darah Pada Tubuh Manusia : 1. Fungsi utama darah adalah untuk transportasi 2. Eritrosit tetap berada dalam system sirkulasi a) Mengangkut Hemoglobin (Hb) mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan, Hb merupakan pengatur keseimbangan asam basa b) Mengkatalisis reaksi CO 2 dan air secara cepat dengan bantuan enzim karbon anhidrase

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/146/jtptunimus-gdl...a) Mengangkut Hemoglobin (Hb) → mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan,

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/146/jtptunimus-gdl...a) Mengangkut Hemoglobin (Hb) → mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan,

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Darah

2.1.1. Pengertian

Darah merupakan jaringan cair yang sangat penting bagi manusia yang

memiliki banyak kegunaan untuk menunjang kehidupan. Tanpa darah yang

cukup seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan dan bahkan dapat

mengakibatkan kematian. Darah terdiri atas dua bagian, bagian cair yang

disebut plasma dan unsur –unsur padat yaitu sel-sel darah. Darah membentuk

6 sampai 8% dari berat badan tubuh total, volume darah secara keseluruhan

kira – kira 5 liter. Tiga jenis sel darah utama adalah sel darah merah

(eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan keping darah (trombosit). Cairan

kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma

darah membentuk 55% dari volume darah total. Sedangkan 45% sisanya

adalah sel darah. Eritrosit menempati bagian besar volumenya yaitu sekitar

99%, trombosit (0,6 – 1,0%) dan leukosit (0,2%). (Ronald A.Sacher, Richard

A.McPherson, 2004; Evelyn C.Pearce, 1979)

2.1.2. Fungsi Darah Pada Tubuh Manusia :

1. Fungsi utama darah adalah untuk transportasi

2. Eritrosit tetap berada dalam system sirkulasi

a) Mengangkut Hemoglobin (Hb) → mengangkut oksigen dari paru-paru

ke jaringan, Hb merupakan pengatur keseimbangan asam basa

b) Mengkatalisis reaksi CO2 dan air secara cepat dengan bantuan enzim

karbon anhidrase

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/146/jtptunimus-gdl...a) Mengangkut Hemoglobin (Hb) → mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan,

7

3. Leukosit bertanggung jawab terhadap pertahanan tubuh dan diangkut oleh

darah ke berbagai jaringan tepat sel – sel tersebut melakukan fungsi

fisiologiknya.

4. Trombosit berperan mencegah tubuh kehilangan darah akibat perdarahan.

5. Plasma merupakan pengangkut utama zat gizi dan produk sampingan

metabolik ke organ-organ tujuan untuk penyimpanan atau ekskresi.

6. Eosinofil berperan untuk melakukan fagositosis, yaitu memusnahkan

setiap sel asing yang memasuki tubuh. (Harun Yahya, 2008 ; Djunaedi

Wibawa, 2011 ; Ronald A.Sacher, Richard A.McPherson, 2004)

2.1.3. Hematopoiesis

Hematopoiesis merupakan proses produksi (mengganti sel yang mati)

dan perkembangan sel darah dari sel induk / asal / stem sel, dimana terjadi

proliferasi, maturasi dan diferensiasi sel yang terjadi secara serentak.

Proliferasi sel menyebabkan peningkatan atau pelipat gandaan jumlah

sel, dari satu sel hematopoietik pluripotent menghasilkan sejumlah sel darah.

Maturasi merupakan proses pematangan sel darah, sedangkan diferensiasi

menyebabkan beberapa sel darah yang terbentuk memiliki sifat khusus yang

berbeda-beda.

Tempat terjadinya hematopoiesis pada manusia :

1. Embrio dan Fetus

a. Stadium Mesoblastik, Minggu ke 3-6 s/d 3-4 bulan kehamilan : Sel-sel

mesenchym di yolk sac. Minggu ke 6 kehamilan produksi menurun

diganti organ-organ lain.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/146/jtptunimus-gdl...a) Mengangkut Hemoglobin (Hb) → mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan,

8

b. Stadium Hepatik, Minggu ke 6 s/d 5-10 bulan kehamilan : Menurun

dalam waktu relatif singkat. Terjadi di Limpa, hati, kelenjar limfe

c. Stadium Mieloid, Bulan ke 6 kehamilan sampai dengan lahir,

pembentukan di sumsum tulang : Eritrosit, leukosit, megakariosit.

2. Bayi sampai dengan dewasa

Hematopoiesis terjadi pada sumsum tulang, normal tidak diproduksi

di hepar dan limpa, keadaan abnormal dibantu organ lain.

a. Hematopoiesis Meduler (N)

Lahir sampai dengan 20 tahun : sel sel darah → sumsum tulang. Lebih

dari 20 tahun : corpus tulang panjang berangsur – angsur diganti oleh

jaringan lemak karena produksi menurun.

b. Hematopoiesis Ekstrameduler (AbN)

Dapat terjadi pada keadaan tertentu, misal: Eritroblastosis foetalis,

An.Peniciosa, Thallasemia, An.Sickle sel, Spherositosis herediter,

Leukemia. Organ – organ Ekstrameduler : Limpa, hati, kelenjar adrenal,

tulang rawan, ginjal, dll (Erslev AJ, 2001)

Macam – macam hematopoiesis

1. Seri Eritrosit (Eritropoesis)

Perkembangan eritrosit ditandai dengan penyusutan ukuran (makin tua

makin kecil), perubahan sitoplasma (dari basofilik makin tua acidofilik),

perubahan inti yaitu nukleoli makin hilang, ukuran sel makin kecil,

kromatin makin padat dan tebal, warna inti gelap.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/146/jtptunimus-gdl...a) Mengangkut Hemoglobin (Hb) → mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan,

9

Tahapan perkembangan eritrosit yaitu sebagai berikut :

a. Proeritroblas

Proeritroblas merupakan sel yang paling awal dikenal dari seri

eritrosit. Proeritroblas adalah sel yang terbesar, dengan diameter sekitar

15-20µm. Inti mempunyai pola kromatin yang seragam, yang lebih

nyata dari pada pola kromatin hemositoblas, serta satu atau dua anak

inti yang mencolok dan sitoplasma bersifat basofil sedang. Setelah

mengalami sejumlah pembelahan mitosis, proeritroblas menjadi

basofilik eritroblas.

b. Basofilik Eritroblas

Basofilik Eritroblas agak lebih kecil daripada proeritroblas, dan

diameternya rata-rata 10µm. Intinya mempunyai heterokromatin padat

dalam jala-jala kasar, dan anak inti biasanya tidak jelas. Sitoplasmanya

yang jarang nampak basofil sekali.

c. Polikromatik Eritroblas (Rubrisit)

Polikromatik Eritoblas adalah Basofilik eritroblas yang membelah

berkali-kali secara mitotris, dan menghasilkan sel-sel yang memerlukan

hemoglobin yang cukup untuk dapat diperlihatkan di dalam sediaan

yang diwarnai. Setelah pewarnaan Leishman atau Giemsa, sitoplasma

warnanya berbeda-beda, dari biru ungu sampai lila atau abu-abu karena

adanya hemoglobin terwarna merah muda yang berbeda-beda di dalam

sitoplasma yang basofil dari eritroblas. Inti Polikromatik Eritroblas

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/146/jtptunimus-gdl...a) Mengangkut Hemoglobin (Hb) → mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan,

10

mempunyai jala kromatin lebih padat dari basofilik eritroblas, dan

selnya lebih kecil.

d. Ortokromatik Eritroblas (Normoblas)

Polikromatik Eritroblas membelah beberapa kali secara mitosis.

Normoblas lebih kecil daripada Polikromatik Eritroblas dan

mengandung inti yang lebih kecil yang terwarnai basofil padat. Intinya

secara bertahap menjadi piknotik. Tidak ada lagi aktivitas mitosis.

Akhirnya inti dikeluarkan dari sel bersama-sama dengan pinggiran tipis

sitoplasma. Inti yang sudah dikeluarkan dimakan oleh makrofag-

makrofag yang ada di dalam stroma sumsum tulang

e. Retikulosit

Retikulosit adalah sel-sel eritrosit muda yang kehilangan inti

selnya, dan mengandung sisa-sisa asam ribonukleat di dalam

sitoplasmanya, serta masih dapat mensintesis hemoglobin. (Child, J.A,

2010 ; Erslev AJ, 2001)

Retikulosit dianggap kehilangan sumsum retikularnya sebelum

meninggalkan sumsum tulang, karena jumlah retikulosit dalam darah

perifer normal kurang dari satu persen dari jumlah eritrosit.

Dalam keadaan normal keempat tahap pertama sebelum menjadi

retikulosit terdapat pada sumsung tulang. Retikulosit terdapat baik pada

sumsum tulang maupun darah tepi. Di dalam sumsum tulang

memerlukan waktu kurang lebih 2 – 3 hari untuk menjadi matang,

sesudah itu lepas ke dalam darah. (Bell dan Rodak, 2002)

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/146/jtptunimus-gdl...a) Mengangkut Hemoglobin (Hb) → mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan,

11

f. Eritrosit

Eritrosit merupakan produk akhir dari perkembangan eritropoesis.

Sel ini berbentuk lempengan bikonkaf dan dibentuk di sumsum tulang.

Pada manusia, sel ini berada di dalam sirkulasi selama kurang lebih 120

hari. Jumlah normal pada tubuh laki – laki 5,4 juta/µl dan pada

perempuan 4,8 juta/µl. setiap eritrosit memiliki diameter sekitar 7,5 µm

dan tebal 2 µm. (Ganong, William F.1998)

Perkembangan normal eritrosit tergantung pada banyak macam-

macam faktor, termasuk adanya substansi asal (terutama globin, hem

dan besi). Faktor-faktor lain, seperti asam askorbat, vitamin B12, dan

faktor intrinsic (normal ada dalam getah lamung), yang berfungsi

sebagai koenzim pada proses sintesis, juga penting untuk pendewasaan

normal eritrosit.(Djunaedi Wibawa, 2011)

Pada sistem Eritropoesis dikenal juga istilah Eritropoiesis inefektif,

yang dimaksud Eritropoiesis inefektif adalah suatu proses penghancuran

sel induk eritroid yang prematur disumsum tulang. Choi, dkk, dalam

studinya bahwa pengukuran radio antara retikulosit di sumsum tulang

terhadap retikulosit di darah tepi merupakan ukuran yang pentng untuk

bisa memperkirakan beratnya gangguan produksi SDM. (Choi JW. 2006)

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/146/jtptunimus-gdl...a) Mengangkut Hemoglobin (Hb) → mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan,

12

2. Seri Leukosit

a. Leukosit Granulosit / myelosit

Myelosit terdiri dari 3 jenis yaitu neutrofil, eosinofil dan basofil

yang mengandung granula spesifik yang khas. Tahapan perkembangan

myelosit yaitu :

1) Mieloblas

Mieloblas adalah sel yang paling muda yang dapat dikenali dari

seri granulosit. Diameter berkisar antara 10-15µm. Intinya yang

bulat dan besar memperlihatkan kromatin halus serta satu atau dua

anak inti.

2) Promielosit

Sel ini agak lebih besar dari mielobas. Intinya bulat atau

lonjong, serta anak inti yang tak jelas.

3) Mielosit

Promielosit berpoliferasi dan berdiferensiasi menjadi mielosit.

Pada proses diferensiasi timbul grnula spesifik, dengan ukuran,

bentuk, dan sifat terhadap pewarnaan yang memungkinkan

seseorang mengenalnya sebagai neutrofil, eosinofil, atau basofil.

Diameter berkisar 10µm, inti mengadakan cekungan dan mulai

berbentuk seperti tapal kuda.

4) Metamielosit

Setelah mielosit membelah berulang-ulang, sel menjadi lebih

kecil kemudian berhenti membelah. Sel-sel akhir pembelahan adalah

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/146/jtptunimus-gdl...a) Mengangkut Hemoglobin (Hb) → mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan,

13

metamielosit. Metamielosit mengandung granula khas, intinya

berbentuk cekungan. Pada akhir tahap ini, metamielosit dikenal

sebagai sel batang. Karena sel-sel bertambah tua, inti berubah,

membentuk lobus khusus dan jumlah lobi bervariasi dari 3 sampai 5.

Sel dewasa (granulosit bersegmen) masuk sinusoid-sinusoid dan

mencapai peredaran darah. Pada masing-masing tahap mielosit yang

tersebut di atas jumlah neutrofil jauh lebih banyak daripada eosinofil

dan basofil.

b. Leukosit non granuler

1) Limfosit

Sel-sel precursor limfosit adalah limfoblas, yang merupakan sel

berukuran relatif besar, berbentuk bulat. Intinya besar dan

mengandung kromatin yang relatif dengan anak inti mencolok.

Sitoplasmanya homogen dan basofil. Ketika limfoblas mengalami

diferensiasi, kromatin intinya menjadi lebih tebal dan padat dan

granula azurofil terlihat dalam sitoplasma. Ukuran selnya berkurang

dan diberi nama prolimfosit. Sel-sel tersebut langsung menjadi

limfosit yang beredar.

2) Monosit

Monosit awalnya adalah monoblas berkembang menjadi

promonosit. Sel ini berkembang menjadi monosit. Monosit

meninggalkan darah lalu masuk ke jaringan, disitu jangka hidupnya

sebagai makrofag mungkin 70 hari.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/146/jtptunimus-gdl...a) Mengangkut Hemoglobin (Hb) → mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan,

14

3. Seri Trombosit (Trombopoesis)

Pembentukan Megakariosit dan Keping-keping darah

Megakariosit adalah sel raksasa (diameter 30-100µm atau lebih). Inti

berlobi secara kompleks dan dihubungkan dengan benang-benang halus

dari bahan kromatin. Sitoplasma mengandung banyak granula azurofil dan

memperlihatkan sifat basofil setempat. Megakariosit membentuk tonjolan-

tonjolan sitoplasma yang akan dilepas sebagai keping-keping darah.

Setelah sitoplasma perifer lepas sebagai keping-keping darah, megakariosit

mengeriput dan intinya hancur. (Nadjwa Zamalek D, 2002 ; Indranila KS,

1994)

Gambar 1 : Hematopoesis

2.2. Thalasemia

Thalasemia adalah sekelompok penyakit keturunan yang merupakan akibat

dari ketidak seimbangan pembuatan salah satu dari keempat rantai asam amino

yang membentuk hemoglobin. Thalasemia adalah penyakit keturunan dan salah

satu jenis anemia hemolitik yang diturunkan secara autosomal yang ditandai

dengan kondisi eritrosit yang mudah rusak, yaitu 3-4 kali lebih cepat dibanding

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/146/jtptunimus-gdl...a) Mengangkut Hemoglobin (Hb) → mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan,

15

sel darah normal. Oleh karena itu umurnya pun relatif lebih pendek dibanding

sel darah normal. Jika sel darah normal memiliki umur 120 hari, maka eritrosit

penderita thalassemia hanya bertahan 23 hari.

Berdasarkan data terakhir dari Badan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

menyebutkan 250 juta penduduk dunia (4,5%) membawa genetik thalasemia dan

penyakit ini paling banyak dijumpai di Indonesia dan Italia, Enam sampai

sepuluh dari setiap 100 orang Indonesia membawa gen penyakit ini, apabila

sepasang dari mereka menikah, kemungkinan untuk mempunyai anak penderita

thalasemia berat adalah 25%, 50% menjadi pembawa sifat (carrier) thalasemia,

dan 25% kemungkinan bebas thalasemia. (Riadi Wirawan, 2001 ; Iskandar,

2010)

Gambar 2 : Skema gen penurunan penyakit thalasemia

1. Klasifikasi thalasemia

Thalasemia merupakan kelainan pada gen – gen yang mengatur

pebentukan dari rantai globin sehingga produksinya terganggu dan

mengakibatkan kerusakan pada sel darah merah yang akan menyebabkan sel

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/146/jtptunimus-gdl...a) Mengangkut Hemoglobin (Hb) → mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan,

16

darah tersebut pecah. Beberapa jenis thalasemia yaitu thalasemia alfa dan

beta.

a. Thalassemia alfa

Terjadi penurunan sintesis dari rantai alfa globulin. Dan kelainan ini

berkaitan dengan delesi pada kromosom 16. Akibat dari kurangnya sintesis

rantai alfa, maka akan banyak terdapat rantai beta dan gamma yang tidak

berpasangan dengan rantai alfa. Maka dapat terbentuk tetramer dari rantai

beta yang disebut HbH dan tetramer dari rantai gamma yang disebut Hb

Barts. Thalassemia alfa sendiri memiliki beberapa jenis.

1) Delesi pada empat rantai alfa. Dikenal juga sebagai hydrops fetalis.

Biasanya terdapat banyak Hb Barts. Gejalanya dapat berupa ikterus,

pembesaran hepar dan limpa, dan janin yang sangat anemis. Biasanya,

bayi yang mengalami kelainan ini akan mati beberapa jam setelah

kelahirannya atau dapat juga janin mati dalam kandungan pada minggu

ke 36-40.

2) Delesi pada tiga rantai alfa. Dikenal juga sebagai HbH disease biasa

disertai dengan anemia hipokromik mikrositer. Dengan banya terbentuk

HbH, maka HbH dapat mengalami presipitasi dalam eritrosit sehingga

dengan mudah eritrosit dapat dihancurkan.

3) Delesi pada dua rantai alfa. Dijumpai adanya anemia hipokromik

mikrositer yang ringan dan terjadi penurunan dari HbA2 dan

peningkatan dari HbH.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/146/jtptunimus-gdl...a) Mengangkut Hemoglobin (Hb) → mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan,

17

4) Delesi pada satu rantai alfa. Disebut sebagai silent carrier karena tiga

lokus globin yang ada masih bisa menjalankan fungsi normal.

b. Thalassemia beta

Disebabkan karena penurunan sintesis rantai beta. Dapat dibagi

berdasarkan tingkat keparahannya, yaitu thalassemia mayor, intermedia,

dan karier. Dalam kasus thalassemia mayor Hb sama sekali tidak

diproduksi. Mungkin saja pada awal kelahirannya, anak-anak thalassemia

mayor tampak normal tetapi penderita akan mengalami anemia berat mulai

usia 3-18 bulan. Jika tidak diobati, bentuk tulang wajah berubah dan warna

kulit menjadi hitam. Selama hidupnya penderita akan tergantung pada

transfusi darah. Salah satu cirri fisik dari penderita thalassemia adalah

kelainan tulang yang berupa tulang pipi masuk kedalam dan batang hidung

menonjol (disebut gacies cooley), penonjolan dahi dan kedua mata

menjadi lebih jauh, serta tulang menjadi lemah dan keropos. (Riadi

Wirawan, 2001)

2. Penyebab thalassemia

Ketidak seimbangan dalam rantai protein glbin alfa dan beta, yang

diperlukan dalam pembentukan hemoglobin, disebabkan oleh sebuah gen

cacat yang diturunkan. Untuk menderita penyakit ini, seseorang harus

memiliki 2 gen dari kedua orang tuanya. Jika hanya 1 gen yang diturunkan,

maka orang tersebut hnya menjadi pembawa tapi tidak menunjukkan gejala-

gejala dari penyakit ini.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/146/jtptunimus-gdl...a) Mengangkut Hemoglobin (Hb) → mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan,

18

Thalassemia juga digolongkan berdasarkan apakah seseorang memiliki 1

gen cacat (Thalassemia minor) atau 2 gen cacat (Thalassemia mayor). 1 gen

untuk beta-thalassemia menyebabka anemia ringan sampai sedang tanpa

menimbulkan gejala; 2 gen menyebabkan anemia berat disertai gejala-gejala.

Sekitar 10% orang yang memiliki paling tidak 1 gen untuk alfa-thalassemia

juga menderita anemia ringan.

3. Gejala thalassemia

Semua thalassemia memiliki gejala yang mirip, tetapi beratnya

bervariasi. Sebagian besar penderita mengalami anemia ringan. Terdapat juga

bentuk yang lebih berat, misalnya beta-thalassemia mayor, bias terjadi sakit

kuning (jaundice), luka terbuka dikulit (ulkus, borok), batu empedu dan

pembesaran limpa. Sumsum tulang yang terlalu aktif bisa menyebabkan

penebalan dan pembesaran tulang, terutama tulang kepala dan wajah. Tulang

– tulang panjang menjadi lemah dan mudah patah. Anak-anak yang menderita

thalassemia akan tumbuh lebih lambat dan mencapai masa pubertas lebih

lambat dibandingkan anak lainnya yang normal. Karena penyerapan zat besi

meningkat dan seringnya menjalani transfusi, maka kelebihan zat besi bias

terkumpul dan mengendap dalam otot jantung, yang pada akhirnya bias

menyebabkan gagal jantung. (Riadi Wirawan, 2001)

2.3. Hitung Retikulosit

Retikulosit adalah eritrosit muda yang kehilangan intinya, dimana

sitoplasmanya masih mengandung sejumlah besar sisa-sisa ribosome dan RNA

yang berasal dari sisa inti dari bentuk penuh pendahulunya. Ribosome

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/146/jtptunimus-gdl...a) Mengangkut Hemoglobin (Hb) → mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan,

19

mempunyai kemampuan untuk bereaksi dengan pewarna tertentu seperti brilliant

cresyl atau new methylene blue untuk membentuk endapan granula atau filament

yang berwarna biru. Reaksi ini hanya terjadi pada pewarnaan terhadap sel yang

masih hidup dan tidak difiksasi. Oleh karena itu disebut pewarnaan supravital.

Retikulosit paling muda (imatur) adalah yang mengandung ribosome terbanyak,

sebaliknya retikulosit tertua hanya mempunyai beberapa titik ribosome. (Noble

NA, Xu QP, Hege LL, 1990 ; Koury MJ, Koury ST, Kopsombut P, Bondurant

MC, 2005)

Retikulosit pada pewarnaan Wright tampak sebagai eritrosit yang berukuran

lebih besar dan berwarna lebih biru daripada eritrosit matang. Reticulum terlihat

sebagai bintik-bintik abnormal. Polikromatofilia yang menunjukkan warna

kebiru-biruan dan bintik-bintik basofil pada eritrosit, sebenarnya disebabkan

oleh bahan ribosome tersebut.

Hitung retikulosit merupakan indicator aktivitas sumsum tulang dan

digunakan untuk mendiagnosis anemia. Banyaknya retikulosit dalam darah tepi

menggambarkan eritropoesis yang hamper akurat. Peningkatan jumlah

retikulosit di darah tepi menggambarkan akselerasi produksi eritrosit dalam

sumsum tulang. Sebaliknya, hitung retikulosit yang rendah terus-menerus dapat

mengindikasikan keadaan hipofungsi sumsum tulang atau anemia aplastik.

2.3.1. Metode

Hitung retikulosit umumnya menggunakan metode pewarnaan supravital.

Sampel darah dicampur dengan larutan brilliant cresyl blue (BBC) atau new

methylene blue maka ribosome akan terlihat sebagai filament berwarna biru.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/146/jtptunimus-gdl...a) Mengangkut Hemoglobin (Hb) → mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan,

20

Jumlah retikulosit dihitung per 1000 eritrosit dan dinyatakan dalam jadi

hasilnya dibagi 10.

Pewarna yang digunakan memiliki formula sebagai berikut :

1. brilliantCresylBlue (BCB) : brilliantcresylblue 1.0gr; NaCl 0.85% 99.0ml.

saring larutan sebelum dipergunakan.

2. Newmethyleneblue : NaCl 0.8gr; kalium oksalat 1.4gr; new methylene

blue N 0.5gr; aquadest 100ml. saring larutan sebelum dipergunakan.

Dianjurkan menggunakan new methylene blue, kesalahan metode ini

pada nilai normal 25%. Sampel darah yang digunakan untuk hitung retikulosit

adalah darah kapiler atau vena, dengan antikoagulan (EDTA) atau tanpa

antikoagulan (segar).

2.3.2. Prosedur

a. Masukkan 0,5 sampai 1 ml larutan pewarna kedalam tabung kecil.

b. Campur 5 tetes darah dengan larutan tadi dan biarkan selama 5 menit. Dari

campuran tersebut diambil satu tetes untuk membuat sediaan apus darah

tipis, biarkan kering di udara.

c. Periksa dibawah dengan perbesaran 100x. eritrosit Nampak biru muda dan

retikulosit akan tampak sebagai sel yang mengandung granula/filament yang

berwarna biru. Bila kurang jelas waktu pewarnaannya diperpanjang atau

dicounterstain (dicat lagi) dengan cat Giemsa.

d. Kemudian hitung jumlah retikulosit dalam 1000 sel eritrosit. Hitung

retikulosit = (jumlah retikulosit per 1000 eritrosit : 10%.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/146/jtptunimus-gdl...a) Mengangkut Hemoglobin (Hb) → mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan,

21

2.3.3. Nilai Rujukan

Dewasa : 0.5 – 1.5%, Bayi baru lahir : 2.5 – 6.5%, Bayi : 0.5 – 3.5% dan

Anak : 0.5 – 2.0%

Faktor-faktor yang mempengaruhi temuan hasil laboratorium :

a) Bila hematokritnya rendah maka perlu ditambahkan darah

b) Cat yang tidak disaring menyebabkan pengendapan cat pada sel-sel eritrosit

sehingga terlihat seperti retikulosit

c) Menghitung di daerah yang terlalu padat (R. Gandasoebrata, 2010)

2.4. Crossmatch (Reaksi Silang Serasi)

Reaksi silang perlu dilakukan sebelum melakukan transfusi darah untuk

melihat apakah darah penderita sesuai dengan darah donor. Mayor Crossmatch

adalah serum penerima dicampur dengan sel donor dan Minor Crossmatch

adalah serum donor dicampur dengan sel penerima. Jika golongan darah ABO

penerima dan donor sama, baik mayor maupun minor test tidak bereaksi. Jika

berlainan umpamanya donor golongan darah O dan penerima golongan darah

A maka pada test minor akan terjadi aglutinasi.

Mayor Crossmatch merupakan tindakan terakhir untuk melindungi

keselamatan penerima darah sebaiknya dilakukan demikian sehingga Complete

Antibodies maupun incomplete Antibodies dapat ditemukan. Reaksi silang yang

dilakukan hanya pada suhu kamar saja tidak dapat mengesampingkan aglutinin

Rh yang hanya bereaksi pada suhu 37°C. Ada beberapa cara untuk menentukan

reaksi silang yaitu reaksi silang dalam larutan garam faal dan reaksi silang

metode gell.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/146/jtptunimus-gdl...a) Mengangkut Hemoglobin (Hb) → mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan,

22

1. Reaksi Silang dalam Tabung

Prinsip : Sel donor dicampur dengan serum penerima (Mayor

Crossmatch) dan sel penerima dicampur dengan serum donor

dalam bovine albumin 20% akan terjadi aglutinasi atau

gumpalan dan hemolisis bila golongan darah tidak cocok.

Tujuan : Untuk menentukan cocok tidaknya darah donor dengan darah

penerima untuk persiapan transfusi darah.

Alat, reagensia dan bahan pemeriksaan : Tabung reaksi, pipet tetes,

sentrifuge, tabung sentrifuge, bovine albumin 20%, mikroskop,

NaCl 0,9%, serum Coombs, serum eryhtrosit 5 %.

Teknik kerja :

a. Pembuatan suspense Eryhtrosit 5 %

1. Kedalam tabung diisi dengan larutan NaCl 0,9 % sebanyak 5 ml.

2. Tambahkan 5 tetes darah EDTA dan campur.

3. Putar pada sentrifuge pada 1500 rpm selama 5 menit

4. Cairan dibuang dan pada endapan ditambahkan larutan NaCl 0,9 %

sebanyak 5 ml. campur dan putar lagi, ulangi langkah tadi sebanyak

3 kali.

5. Terakhir pada penambahan NaCl 0,9 % yang ke-4 kalinya sebanyak

5 ml merupakan suspensi eryhtrosit 5 %.

b. Pemeriksaan reaksi silang fase I

1. Dua buah tabung reaksi kecil dalam rak, yang sebelah kiri untuk

mayor test dan sebelah kanan untuk minor test.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/146/jtptunimus-gdl...a) Mengangkut Hemoglobin (Hb) → mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan,

23

2. Tabung kiri diisi dengan 2 tetes serum penerima dan 2 tetes suspense

erythrosit donor 5 % dalam larutan NaCl 0,9 % dan 2 tetes bovine

albumin 20%.

3. Tabung kanan diisi dengan 2 tetes serum donor dan 2 tetes suspense

erythrosit penerima 5 % dalam larutan NaCl 0,9 % 2 tetes bovine

albumin 20%.

4. Masing-masing tabung dicampur dan diputar disentrifuge pada 1000

rpm selama 1 menit.

5. Goyang dengan hati-hati dan periksa adanya aglutinasi dan

hemolisis.

6. Bila hasil Mayor dan minor negatif, dilanjutkan ke fase II

7. Bila hasil Mayor dan minor positif, pemeriksaan tidak dilanjutkan

(tidak cocok)

c. Crossmatch Fase II

1. Tabung tadi diinkubasi pada suhu 37°C selama 15 menit

2. Putar selama 1 menit pada 1000 rpm disentrifuge.

3. Baca adanya aglutinasi dan hemolisis dengan menggoyang perlahan-

lahan sama dengan fase I, bila negatif dilanjutkan ke fase III.

d. Crossmatch Fase III

1. Sel darah merah dicuci dengan NaCl 0,9% 3-4 kali

2. Tambahkan 2 tetes serum Coombs pada kedua tabung mayor dan

Minor test.

3. Putar pada sentrifuge 1000 rpm selama 1 menit.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/146/jtptunimus-gdl...a) Mengangkut Hemoglobin (Hb) → mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan,

24

4. Baca adanya aglutinasi dan hemolisis dengan menggoyang perlahan-

lahan sama dengan fase I secara makroskopis.

Penafsiran :

1. Bila aglutinasi dan hemolisis negatif (-) maka darah dapat

ditransfusikan.

2. Bila aglutinasi dan hemolisis positif (+) maka darah tidak dapat

ditransfusikan (tidak cocok). (R. Gandasoebrata, 2010 ; UDD PMI Kota

Pekalongan, 2011)

2. Pemeriksaan Crossmatch Metode Gell

Prinsip : Anti body yang terdapat dalam serum, plasma bila

direaksikan dengan antigen pada sel darah merah,

melalui inkubasi pada suhu 37°C dan dalam waktu

tertentu dengan penambahan anti imunoglobin terjadi

reaksi aglutinasi.

Alat dan bahan : Tabung reaksi, mikropipet 50 ml, 25 ml, centrifuge,

incubator, kartu cross match (card liss/coombs card),

serum donor, serum pasien, sel donor, sel pasien,

reagen Diluent 2

Prosedur :

1. Buat suspense sel pasien dan donor 0,8 – 1 % cara : ambil ditabung 500

ml Dluent 2 dengan dispenser.

2. Ambil 5 ml sel darah merah atau darah lengkap → masukkan ke tabung

yang ada Diluent 2-nya tadi

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/146/jtptunimus-gdl...a) Mengangkut Hemoglobin (Hb) → mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan,

25

3. Campur dalam homogenkan

4. Ambil liss/Coombs card, tandai dengan identitas pasien/donor, buka

penutup aluminium.

1) Mayor : 50 ul suspensi sel donor ± 25 ul serum pasien

2) Minor : 50 ul suspensi sel pasien ± 25 ul serum donor

3) Auto control : 50 ul suspensi sel pasien ± 25 ul serum pasien

5. Masukkan coombs card ke incubator. Inkubasi 37°C, 15 menit (tekan

tombol timer 1/2/3)

6. Pindahkan coombs card ke centrifuge. Tekan tombol start (centrifuge

selama 10 menit). Baca reaksi.

Keterangan :

1. Hasil positif pada crossmatch mayor.

a. Periksa sekali lagi golongan darah pasien apakah sudah sama dengan

donor.

b. Artinya ada regular antibodi pada serum pasien.

c. Harus dilakukan screering dan identifikasi antibod pada serum pasien,

dalam hal ini sampel darah dikirim ke UDD pembina.

2. Hasil positif pada crossmatch minor, autocontrol = negative. Artinya ada

irregular antibodi pada serum donor. Solusi : ganti dengan darah donor

yang lain

3. Hasil positif pada crossmatch minor, autocontrol = positif. Artinya ada

autobodi pada serum pasien. Bandingkan positif pada minor dan

autocontrol

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/146/jtptunimus-gdl...a) Mengangkut Hemoglobin (Hb) → mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan,

26

Serum antiglobulin meningkatkan sensitivitas pengujian in vitro.

Antibodi kelas IgM yang kuat biasanya menggumpalkan eritrosit yang

mengandung antigen yang relevan secara nyata, tetapi antibodi yang lemah

sulit dideteksi. Banyak antibodi kelas IgG yang tak mampu menggumpalkan

eritrosit walaupun antibodi itu kuat. Semua pengujian antibodi termasuk uji

silang tahap pertama menggunakan cara sentrifugasi serum dengan eritrosit.

Sel dan serum kemudian diinkubasi selama 15-30 menit untuk member

kesempatan antibody melekat pada permukaan sel, alalu ditambahkan serum

antiglobulin dan bila penderita mengandung antibodi dengan eritrosit donor

maka terjadi gumpalan. Uji saring terhadap antibod penting bukan hanya pada

transfusi tetapi juga ibu hamil yang kemungkinan terkena penyakit hemolitik

pada bayi baru lahir.

Pemeriksaan Crossmatch di UTD dan BDRS saat ini menggunakan

metode gel dalam cup kecil yang lebih mudah dan praktis, metode ini telah

menggantikan metode tabung yang lebih sulit dan memerlukan banyak

peralatan untuk pemeriksaan. Namun begitu metode tabung yang saat ini

telah menggunakan teknik yang lebih ketat yaitu menggunakan beberapa fase

pemeriksaan dan medium pemeriksaan yang lebih banyak, missal

menggunakan bovine albumin, serum coombs dan inkubasi pada suhu 37°C

yang akan menambah sensitivitas pemeriksaan. (UDD PMI Kota Pekalongan,

2011 ; R. Gandasoebrata, 2010)

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/146/jtptunimus-gdl...a) Mengangkut Hemoglobin (Hb) → mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan,

27

2.5. Kerangka Teori

2.6. Kerangka Konsep

Variable independent Variable dependent

2.7. Hipotesis

Terdapat hubungan antara jumlah retikulosit dengan hasil autocontrol

crossmatch pada pasien thalasemia yang melakukan tranfusi darah rutin.

Hasil autocontrol crossmatch

Jumlah Retikulosit

Hasil autocontrol crossmatch

Frekuensi Tranfusi

Jenis Thalasemia

Kerusakan Eritrosit

Jumlah Retikulosit

Reaksi Antigen dan Antibodi

Aktifitas Eritropoesis

Kadar Eritropoetin

Kadar Hematokrit

Kadar Glukosa Darah

Pra Analitik

Analitik