Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Strategi
2.1.1 Pengertian Strategi
Istilah strategi sudah menjadi istilah yang sering digunakan oleh
masyarakat untuk menggambarkan berbagai makna seperti suatu rencana, taktik
atau cara untuk mencapai apa yang diinginkan. Strategi pada hakikatnya adalah
perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu
tujuan. Tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai
peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu
menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya. (Effendy, 2007:32)
Sumber lainnya menyatakan bahwa strategi adalah pendekatan secara
keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan dan
eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Menurut Rangkuti, strategi
adalah alat untuk mencapai tujuan. Tujuan utamanya adalah agar perusahaan
dapat melihat secara objektif kondisi-kondisi internal dan eksternal, sehingga
perusahaan dapat mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal. (Rangkuti,
2009:3). Menurut Michael E. Porter, esensi dari strategi adalah memilih untuk
menyuguhkan hal yang berbeda dengan apa yang disuguhkan oleh pesaing.
Menurutnya, permasalahan yang muncul dalam persaingan pasar terjadi karena
kesalahan dalam membedakan efektivitas operasional dengan strategi. Didalam
strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi
7
faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara
rasional, efisien dalam pendanaan dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan
secara efektif. Jadi perencanaan strategis penting untuk memperoleh keunggulan
bersaing dan memiliki produk yang sesuai dengan keinginan konsumen dengan
dukungan yang optimal dari sumber daya yang ada.
Dalam artikel Michael E. Porter (1996) berjudul What Is Strategy?
Dijabarkan bahwa strategi merupakan hal unik dan posisinya bernilai, melibatkan
seperangkat kegiatan yang berbeda. Ketika kita telah memberikan atau
menawarkan hal dengan cara yang berbeda dari apa yang pernah kita lakukan
sebelumnya, maka hal itu disebut strategi. Strategi juga dapat dikatakan sebagai
inti dari manajemen secara umum yang meliputi menjabarkan posisi perusahaan,
membuat beberapa tarikan dan menempa setiap kegiatan dengan tepat. Strategi
juga diartikan sebagai penciptaan timbal balik dalam kompetisi,
mengombinasikan aktivitas, serta menciptakan kesesuaian antar aktivitas yang
dilakukan oleh perusahaan.
Menurut Mintzberg (2007), konsep strategi itu sekurang-kurangnya
mencakup lima arti yang saling terkait, dimana strategi adalah suatu:
1. Perencanaan untuk semakin memperjelas arah yang ditempuh
organisasi secara rasional dalam mewujudkan tujuan-tujuan jangka
panjang.
2. Acuan yang berkenan dengan penilaian konsistensi ataupun
inkonsistensi perilaku serta tindakan yang dilakukan oleh organisasi.
8
3. Sudut yang diposisikan oleh organisasi saat memunculkan
aktivitasnya.
4. Rincian langkah taktis organisasi yang berisi informasi untuk
mengelabui para pesaing.
Jadi, strategi merupakan hal yang penting karena strategi mendukung
tercapainya suatu tujuan. Strategi mendukung sesuatu yang unik dan berbeda dari
lawan. Strategi dapat pula mempengaruhi kesuksesan masing-masing perusahaan
pula karena pada dasarnya strategi dapat dikatakan sebagai rencana untuk jangka
panjang. Namun terdapat perbedaan antara strategi dan taktik. Menurut Linda
Reynolds (n.d) mengatakan bahwa taktik adalah sesuatu yang dilakukan untuk
menginplementasikan strategi. J.B Wheeler dalam bukunya yang berjudul Art and
Sciene of War menyatakan bahwa taktik merupakan seni dalam membuat
rancangan dari suatu strategi. Taktik adalah bagian dari strategi, dengan taktik
maka strategi dapat dirancang, jadi dapat dikatakan bahwa startegi merupakan
pedoman dalam pembuatan taktik. Sehingga taktik merupakan bentuk nyata dari
strategi. Walaupun strategi dan taktik berbeda namun keduanya sangat
berhubungan erat. “The two categories (strategy and tactics), although convenient
for discussion, can never be truly divided into separate compartment because not
only influences but merges into the other” (Hart, Prince 1998: 11). Taktik dan
strategi menurut Hart meskipun merupakan hal yang sudah usang untuk dipelajari,
sebenarnya keduanya tidak bisa sangat dibedakan karena keduanya saling
mempengaruhi satu sama lain dan keduanya tidak dapat dipisahkan. “Strategy
without tactics is the slowest route to victory. Tactics without strategy is the noise
9
before defeat.” (Sun Tzu). Taktik merupakan aplikasi dari strategi, tanpa strategi
maka tidak akan ada taktik. Perbedaan kebutuhan dan tujuan tiap individu
menyebabkan perbedaan strategi pula, maka strategi tergantung dari setiap
individu. Namun, tidak ada yang dapat memastikan seberapa efektif strategi itu
untuk diterapkan. Dalam penelitian ini strategi sangat dibutuhkan untuk menarik
audience yaitu pendengar.
2.2 Manajemen Penyiaran
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya
organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah diterapkan (Stoner,
1981). Namun dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori Manajemen
Wayne Mondy (1993): the process of planning, organizing, influencing
andcontrolling to accomplish organizational goals through the coordinated use of
human and material resources. Yaitu sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, memengaruhi dan pengawasan yang bertujuan agar dapat
tercapainya sebuah tujuan organisasi melalui koordinasi penggunaan sumber daya
manusia yang ada dan materi.
Tingkatan manajemen sendiri ada tiga yaitu: Manajer tingkat bawah
(lower level manager), manajer tingkat menengah (middle manager), manajer
puncak (top manager). Menurut Peter Pringle, manajer umum memiliki tanggung
jawab pada setiap aspek operasional perusahaan atau stasiun penyiaran. Dalam
pelaksanaannya, manajer umum harus melakukan empat fungsi manajemen, yaitu:
10
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan serta memberikan pengaruh, dan
pengawasan (Morissan, 2011). Dalam organisasi media massa juga terdapat
manajemen media yang berfungsi untuk mengendalikan jalannya pekerjaan di
sebuah organisasi media.
Masalah yang ada pada suatu badan penyiaran pada umumnya terdiri dari
tiga hal, yaitu bidang administrasi, progam, dan teknik, yang semuanya dipimpin
oleh satu direktur utama. Direktur utama akan mengoordinasi tiga bidang
organisasi tersebut. Dalam teori manajemen, pembagian wewenang oleh satu
pimpinan pada jajaran dibawahnya mempunyai jumlah terbatas
(Djamal&Fachruddin, 2011).
Manajemen di sebuah media penyiaran juga harus memperhatikan struktur
organisasi sebagai antisipasi jika suatu saat terjadi promosi, demosi, mutasi,
hingga pengunduran diri karyawannya. Setiap karyawan harus diperhitungkan
sebagai penerus pemimpin perusahaan. Hal ini menjadi sesuatu yang perlu
dilakukan karena setiap orang yang bekerja memiliki target dalam karir mereka
dengan memperoleh jabatan yang lebih tinggi.
Dalam sebuah perusahaan penyiaran, pimpinan tertinggi disebut dengan
Station Manager. Pimpinan perusahaan memiliki tanggung jawab penuh terhadap
seluruh bagian stasiun penyiaran. Tetapi ia juga memiliki dua tanggung jawab
utama, yaitu menetapkan target pemasaran, dan mengendalikan pengeluaran
perusahaan (Morissan, 2011).
11
2.3 Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusia atau yang sering dikenal dengan
Human Resource Management merupakan aset kritis organisasi yang tidak hanya
diikutsertakan dalam filosofi perusahaan tetapi juga dalam proses perencanaan
strategis. Pengertian manajemen sumber daya manusia menurut Mondy (2010)
adalah utilisasi dari individu-individu untuk mencapai tujuan organisasi. Maka
dari itu, manajer-manajer di setiap tingkat harus memperhatikan manajemen
sumber daya manusia. Pada dasarnya, semua manager menyelesaikan segala
sesuatunya dengan mendelegasikan tugas kepada karyawannya, hal ini
memerlukan manajemen sumber daya manusia yang efektif.
Manajemen sumber daya manusia menurut Dessler (2011) adalah
kebijakan dan praktek di dalam menggerakan sumber daya manusia atau aspek-
aspek terkait posisi manajemen di dalam sumber daya manusia yang mencakup
kegiatan perekrutan, penyaringan, pelatihan, pemberian penghargaan dan
penilaian. Pettigrew & Whipp dalam (Ati Cahayani, 2005) mengatakan
manajemen sumber daya manusia berhubungan dengan total seperangkat
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang perusahaan perlu untuk
menyelesaikan. Ini melibatkan kepedulian dan tindakan dalam pengelolaan orang,
termasuk: seleksi, pelatihan dan pengembangan, hubungan karyawan, dan
kompensasi. Tindakan tersebut dapat terikat bersama oleh penciptaan filosofi
manajemen sumber daya manusia. Menurut Noe, Hollenbeck, Gerhart, Wright
(2008), sumber daya manusia adalah kebijakan, praktek, dan sistem-sistem yang
mempengaruhi perilaku, sikap dan kinerja karyawan.
12
2.3.1 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Ada 5 area fungsional menurut Mondy (2010) yang terasosiasi dengan
keefektifan sumber daya manusia yakni:
1. Susunan Kepegawaian
Susunan kepegawaian adalah proses di dalam sebuah organisasi yang
memastikan organisasi tersebut memiliki ketepatan jumlah karyawan
dengan keahlian yang tepat, untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pengembangan sumber daya manusia adalah fungsi manajemen sumber
daya manusia yang utama mencakup tidak hanya pelatihan dan
pengembangan tetapi perencanaan karir dan kegiatan pengembangan,
pengembangan organisasi, dan manajemen kinerja dan penilaian.
3. Kompensasi
Kompensasi mengacu pada total dari semua penghargaan yang diberikan
kepada karyawan atas jasa pelayanannya.
4. Keselamatan dan Kesehatan Keselamatan
Mencakup kegiatan yang melindungi karyawan dari kecelakaan kerja.
Kesehatan mencakup kegiatan yang melindungi karyawan dari penyakit
fisik dan emosional. Aspek ini penting karena karyawan yang bekerja di
dalam lingkungan yang aman dan menikmati hidup yang sehat dapat
menjadi lebih produktif dan memberikan keuntungan jangka panjang bagi
perusahaan.
13
5. Karyawan dan Hubungan Industrial
Hubungan antara karyawan dan pekerja-pekerja lain ini dahulu dianggap
sebagai jalan hidup banyak karyawan. Kebanyakan perusahaan akan lebih
menginginkan sebuah lingkungan yang mempunyai hubungan kuat
2.4 Pengembangan Sumber Daya Manusia
2.4.1 Pengertian Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pengembangan SDM adalah kegiatan yang harus dilakukan oleh
perusahaan, agar pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan mereka sesuai
dengan tuntutan pekerjaan yang mereka lakukan. Pengembangan sumber daya
manusia jangka panjang yang berbeda dengan pelatihan untuk suatu jabatan
khusus makin bertambah penting bagi bagian personalia. Pengembangan sumber
daya manusia bagi pegawai adalah suatu proses belajar dan berlatih secara
sistematis untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja mereka dalam
pekerjaannya sekarang dan menyiapkan diri untuk peran dan tanggung jawab
yang akan datang. Melalui pengembangan pegawai-pegawai sekarang, bagian
personalia mengurangi ketergantungan perusahaan pada penyewa pegawai-
pegawai baru.
Apabila para pegawai dikembangkan sebaik-baiknya, maka lowongan-
lowongan jabatan yang ditemukan melalui perencanaan sumber daya manusia
mungkin lebih banyak diisi dari dalam. Promosi dan pemindahan juga
menunjukkan kepada para pegawai bahwa mereka mempunyai karier, tidak
sekedar suatu jabatan. Pengembangan sumber daya manusia melaksanakan tugas-
14
tugasnya dapat lebih efisien dan produktif. Oleh karena itu, organisasi perlu terus
melakukan pengembangan SDM, karena investasi didalam pengembangan SDM
merupakan pengeluaran yang ditujukan untuk memperbaiki kapasitas produktif
dari manusia.
2.4.2 Tahapan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Menurut Rothwell, menawarkan suatu teknik perencanaan sumber daya
manusia yang meliputi beberapa tahap yaitu:
1. Investigasi baik pada lingkungan eksternal, internal, dan organisasional.
2. Forecasting atau peramalan atas ketersediaan supply dan demand SDM
saat ini dan masa depan.
3. Perencanaan bagi rekruitment, pelatihan dan promosi.
4. Utilisasi yang ditujukan bagi manpower dan kemudian memberikan
feedback bagi proses awal.
Sementara itu pendekatan yang digunakan dalam merencanakan SDM
adalah dengan action driven yang memudahkan organisasi untuk memfokuskan
bagian tertentu dengan lebih akurat dan skill needs, daripada melakukan numerik
dengan angka yang besar untuk seluruh bagian organisasi.
Menurut Manullang tujuan pengembangan pegawai sebenarnya sama dengan
tujuan latihan pegawai. Sesungguhnya tujuan latihan atau tujuan pengembangan pegawai
yang efektif, adalah untuk memperoleh tiga hal yaitu:
1. Menambah pengetahuan
2. Menambah keterampilan
15
3. Merubah sikap
Armstrong menyatakan: “Pengembangan sumber daya manusia berkaitan
dengan tersedianya kesempatan dan pengembangan belajar, membuat program-
program latihan yang meliputi perencanaan, penyelenggaraan, dan evaluasi atas
program-program tersebut.
Dalam rangka persaingan ini organisasi harus memiliki sumberdaya yang
tangguh. Sumber daya yang dibutuhkan untuk menjalankan perusahaan tidak
dapat dilihat sebagai bagian yang berdiri sendiri tetapi harus dilihat sebagai satu
kesatuan yang tangguh membentuk suatu sinergi. Dalam hal ini peran SDM
sangat menentukan.
Pelatihan adalah satu jenis proses belajar untuk memperoleh dan
meningkatkan keterampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku dalam waktu
yang relatif singkat dengan metode yang lebih mengutamakan praktek daripada
teori.
Pelatihan membantu pegawai dalam memahami suatu pengetahuan praktis,
guna meningkatkan keterampilan, kecakapan, sikap yang diperlukan oleh
organisasi dalam usaha mencapai tujuan. Sedangkan pendidikan adalah suatu
kegiatan untuk meningkatkan penguasaan teori dan keterampilan memutuskan
terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kegiatan mencapai tujuan.
Menurut Suprihanto mengemukakan pendidikan adalah suatu kegiatan
untuk memperbaiki kemampuan pegawai dengan cara meningkatkan pengetahuan
dan pengertian tentang pengetahuan umum dan pengetahuan ekonomi pada
16
umumnya termasuk peningkatan penguasaan teori dalam menghadapi persoalan-
persoalan organisasi.
Upaya ini dilakukan untuk memperbaiki kontribusi produktif para pegawai
dan mengembangkan SDM menghadapi segala kemungkinan yang terjadi akibat
perubahan lingkungan. Pengembangan pegawai merupakan usaha-usaha untuk
meningkatkan keterampilan maupun pengetahuan umum bagi pegawai agar
pelaksanaan pencapaian tujuan leih efisien.
2.5 Kinerja Pegawai
2.5.1 Pengertian Kinerja Pegawai
Kineja pegawai adalah hasil dari perilaku anggota organisasi, dimana
tujuan aktual yang ingin dicapai adalah dengan adanya perilaku. Untuk mengukur
kinerja dapat digunakan beberapa ukuran kinerja yang meliputi: Kuantitas kerja,
kualitas kerja, pengetahuan tentang pekerjaan, kemampuan mengemukakan
pendapat, pengambilan keputusan, perencanaan kerja dan daerah organisasi kerja.
2.5.2 Sasaran Kinerja
Sasaran kinerja merupakan suatu pernyataan secara spesifik yang
menjelaskan hasil yang harus dicapai tersebut diselesaikan, sifatnya dapat
dihitung, prestasi yang dapat diamati dan dapat diukur. Sasaran kinerja mencakup
perbaikan kinerja, pengembangan pegawai, kepuasan pegawai dan keterampilan
berkomunikasi.
17
2.5.3 Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja pegawai adalah suatu proses yang digunakan manajemen
untuk menentukan apakah seorang pegawai melakukan pekerjaannya sesuai
dengan yang dimaksudkan. Penilaian pegawai merupakan evaluasi yang
sistematis dari pekerjaan pegawai dan potensi yang dikembangkan.
2.6 Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah komunikasi yang disampaikan kepada banyak
orang (massa) dengan menggunakan sarana media. Istilah massa yaitu penerima
pesan yang berkaitan dengan media massa contohnya khalayak, audiens,
penonton, pemirsa atau pembaca. Sementara komunikasi mengacu pada
pemberian dan penerimaan pesan. Menurut Effendy (1991), komunikasi massa
ialah komunikasi yang menggunakan media massa dalam hal ini media massa
modern yang terdiri dari surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film. Dapat
dikatakan media massa apabila khalayak secara serempak memperhatikan pesan
yang disampaikan media itu pada saat yang sama. Pesan-pesannya bersifat umum,
disampaikan secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media elektronik)
(Mulyana, 2005: 83).
Studi komunikasi massa secara umum membahas dua hal pokok yaitu:
Pertama, studi komunikasi massa yang melihat peran media massa terhadap
masyarakat luas beserta institusi-institusinya. Pandangan ini menggambarkan
keterkaitan antara media dengan berbagai institusi lain seperti institusi politik,
ekonomi, pendidikan, agama, dan sebagainya. Teori-teori yang berkenaan dengan
18
hal ini berupaya menjelaskan posisi atau kedudukan media massa dalam
masyarakat dan terjadinya saling memengaruhi antara berbagai struktur
kemasyarakatan dengan media. Kedua, studi komunikasi massa yang melihat
hubungan antara media dengan audiennya, baik secara kelompok maupun
individual. Teori-teori mengenai hubungan antara media audien terutama
menekankan pada efek-efek individu dan kelompok sebagai hasil interaksi dengan
media (Morissan, 2015: 14).
Komunikasi massa ditujukan kepada massa dengan melalui media massa
dibandingkan dengan jenis komunikasi lainnya, maka komunikasi massa
mempunyai ciri-ciri khusus yang disebabkan oleh sifat-sifat komponennya.
Ciricirinya adalah sebagai berikut (Effendi, 2004: 22-25)
1. Komunikasi massa berlangsung satu arah. Ini berarti bahwa tidak terdapat
arus balik dari komunikan kepada komunikator, dengan kata lain
perkataan komunikator tidak mengetahui tanggapan para pembacanya
terhadap pesan atau berita yang disiarkan.
2. Komunikasi pada komunikasi massa melembaga, yakni suatu institusi atau
organisasi, oleh karena itu komunikatornya melembaga, mempunyai lebih
banyak kebebasan.
3. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum, media ditujukan kepada
umum dan mengenai kepentingan umum, tidak ditujukan kepada
sekelompok orang tertentu. Media massa tidak akan menyiarkan suatu
pesan yang tidak menyangkut kepentingan umum.
19
4. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan, ciri ini merupakan
yang paling hakiki dibandingkan dengan media komunikasi lainnya.
5. Komunikasi massa bersifat heterogen, komunikasi adalah khalayak yang
merupakan kumpulan anggota masyarakat yang terlibat dalam proses
komunikasi massa sebagai sasaran yang dituju komunikator bersifat
heterogen dalam keberadaannya secara terpecah-pecah, dimana satu sama
lain tidak saling mengenal dan tidak memiliki kontak pribadi,
masingmasing berbeda dalam berbagai hal, jenis kelaminnya, usia, agama,
12 ideology, pekerjaan, pendidikan, pengalaman hidup, kebudayaan,
pandangan hidup, keinginan, cita-cita dan sebagainya. Komunikasi massa
berfungsi untuk menyebarluaskan informasi, meratakan pendidikan,
merangsang pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan kegembiraan dalam
hidup seseorang.
2.7 Radio Sebagai Media Komunikasi Massa
Media dalam komunikasi massa dibagi atas dua jenis yaitu, media cetak
dan elektronik. Media massa mampu menimbulkan keserempakan di antara
khalayak yang sedang memperhatikan pesan yang dilancarkan oleh media tersebut
(Effendy, 2013: 26), salah satunya media elektronik yaitu radio. Menurut
Riswandi (2009: 1), penyiaran radio adalah media komunikasi masa dengan yang
menyalurkan gagasan informasi dalam bentuk suara secara umum dan terbuka,
berupa program yang teratur dan berkesinambungan. Radio berasal dari kata
Radios yang berarti benda-benda elektronika yang menciptakan suara untuk
20
berkomunikasi (Sanityastuti, 1997: 56). Radio merupakan alat menyampaikan
informasi dengan memanfaatkan adanya gelombang elektromagnetik.
Sama halnya dengan media massa lainnya, radio juga pada dasarnya
mempunyai fungsi. Seperti yang diungkapakan oleh Effendy bahwa radio siaran
mempunyai 4 fungsi sebagai berikut:
1. Fungsi penerangan
2. Fungsi pendidikan
3. Fungsi hiburan
4. Sarana propaganda
Sekalipun radio siaran bersifat auditif, yang hanya bisa didengarkan, tapi
bukan berarti radio siaran tidak bisa menjalankan fungsinya sebagai media
penerangan. Radio dianggap sebagai media yang mampu menyiarkan informasi
yang amat memuaskan walau hanya dilengkapi dengan unsur audio. Radio siaran
dapat menjalankannya dalam bentuk siaran berita, wawancara, talkshow dan lain-
lain.
Sebagai media pendidikan, radio siaran merupakan sarana yang ampuh
untuk menyiarkan acara pendidikan khalayak secara meluas dan serempak.
Sebagian alokasi waktu siaran juga diisi oleh acara-acara hiburan bisa berupa
musik maupun drama radio. Radio siaran juga merupakan sarana propaganda, bisa
terlihat dengan banyaknya pemasang iklan yang memilih radio siaran sebagai
sarana pemasangan iklannya.
21
Penyampaian pesan melalui radio siaran, berbeda dengan penyampaian
pesan melalui media massa lainnya. Komunikator yang menyampaikan pesan
kepada komunikan melalui radio siaran harus dapat mengkombinasikan unsur-
unsur penting dalam meningkatkan efektivitas pada siaran radio, yaitu sound
effect, musik, dan kata-kata sehingga dapat diterima dengan baik oleh komunikan
yang bersifat heterogen aktif, dan selektif, agar komunikasi yang dilakukan oleh
komunikator berjalan efektif dan efisien.
Radio juga memiliki karakteristik sebagai media masa, yaitu: Riswandi
(2009 : 2-3)
1. Publisitas artinya disebarluaskan kepada publik, khalayak atau orang
banyak. Siapa saja yang bisa mendengar radio, tidak ada batasan tentang
siapa yang boleh dan tidak boleh mendengar radio.
2. Universitalitas pesannya yang bersifat umum, tentang segala aspek
kehidupan dan semua peristiwa di berbagai tempat, juga menyangkut
kepentingan umum karena sasaran dan pendengarnya adalah orang
banyak.
3. Periodisitas artinya siaran radio bersifat tetap atau berkala, misalnya harian
atau mingguan. Misalnya 19 jam sehari, mulai pukul 05.00 sampai pukul
24.00.
4. Kontinuitas artinya siaran radio berkesinambungan atau terus menerus
sesuai dengan periode mengudara atau jadwal mengudara.
5. Aktualitas artinya siaran radio berisi hal-hal yang terbaru, seperti
informasi atau laporan peristiwa terbaru, tips baru, dan sebagainya.
22
Aktualitas juga berarti adanya kecepatan penyampaian informasi kepada
publik.
Dibandingkan media massa yang lainnya, radio memiliki kelebihan dan
kelemahan, yaitu sebagai berikut:
1. Menjaga Mobilitas
Artinya adalah siaran radio dapat didengar tanpa harus menghentikan
aktifitas. Seperti sambil mengemudi, memasak, belajar, dan lain-lain.
2. Sumber Informasi Tercepat
Menyebarkan informasi secara seketika, dibanding televisi dan media
cetak.
3. Bersifat Auditif
Bersifat auditif menjadikan proses dan biaya operasional lebih murah. Di
sisi lain, komunikasi dengan suara membangun keintiman dengan
pendengar.
4. Menciptakan “Theater Of Mind”.
Kekuatan imajinasi dari komunikasi suara mampu mengidentifikasi
suasana dan siaran.
5. Komunikasi personal
Menciptakan keakraban dan keintiman antar media dan khalayak.
Menciptakan ikatan kebutuhan dan ketergantungan keduanya semakin
kuat.
23
6. Murah
Biaya penyelenggaran siaran murah, radio penerima juga murah, dan
khalayak tidak perlu membayar untuk mendengarkan radio.
7. Distributor Massa
Menjadi distributor informasi, edukasi, dan hiburan yang simultan.
Bahkan bisa disimak oleh banyak pendengar sekaligus.
8. Format dan Segmentasi Tajam
Radio sekarang semakin mempertajam format siarannya. Dengan ini, radio
mudah membentuk citra diri, sehingga identitasnya mudah ditengarai
khalayak.
9. Daya Jangkau Luas
Teknologinya dimungkinkan mampu mengatasi hambatan-hambatan
geografis, cuaca, dan sistem distribusinya.
10. Menyentuh Kepentingan Lokal dan Regional.
Meski bisa menjangkau lintas benua dan samudera, namun umumnya
siaran radio bersifat lokal dan regional saja. Namun justru dengan ini radio
bisa mengidentifikasi kebutuhan khalayak pendengar secara jelas dan
pasti.
Adapun kekurangan radio sebagai berikut:
1. Selintas
Ini kelemahan utama radio. Seluruh materi siaran tidak terdokumentasi
oleh khalayak pendengar. Bandingkan dengan media cetak yang bisa
dibaca pada kesempatan apapun dan bisa ditunda pembacaannya.
24
Kelemahan ini menjadikan radio hanya bisa didengarkan pada saat
mengudara. Pendengar tidak bisa meminta materi siaran diulang.
2. Hanya Suara
Meski suara adalah keunggulan, tapi juga merupakan kelemahan, terutama
karena tidak bisa menjelaskan gambar, grafik data, atau hal yang lainnya.
3. Anti Detail.
Akibat sifatnya yang auditif dan selintas, radio tidak bisa menyajikan
secara detail. Bayangkan radio menyiarkan jejeran angka atau hal-hal
teknis yang lainnya. Tapi anti detail bukan berarti tidak bisa menyiarkan
sesuatu secara dalam, sebab radio dimungkinkan untuk menyajikan
sesuatu dari tinjauan analisis, prediksi atau ulasan latar belakang.
Riswandi (2009)
2.8 Penyiar Radio
Penyiar radio adalah orang yang bisa mengkomunikasikan gagasan,
konsep dan ide sekaligus membawakan dan menyiarkan suatu progam di radio.
Penyiar radio memiliki tanggung jawab pada acara yang dibawakan, sehingga
acara tersebut bisa berjalan dengan lancar (Bachtiar, 2006).
Seorang penyiar harus memiliki kemampuan dalam menyampaikan
informasinya. Menurut ahli radio siaran, Ben G. Henneke (1954) keahlian dalam
penyiaran radio meliputi: Komunikasi gagasan, Komunikasi kepribadian,
Proyeksi kepribadian, Pengucapan, dan Kontrol suara. Dalam proyeksi
kepribadian mencakup: keaslian, kelincahan, keramah-tamahan, dan kesanggupan
25
dalam menyesuaikan diri. Sementara dalam kontrol suara juga mencakup: pola
titi-nada, kerasnya suara, tempo, dan kadar suara.
Untuk memuaskan para pendengar, seorang penyiar harus memiliki
kemampuan dan bisa berperan dalam banyak hal. Penyiar dapat mewakili citra
dari stasiun radio. Selain siaran, seorang penyiar memiliki tugas dan tanggung
jawab lainnya sesuai dengan kemampuan mereka jika diperlukan. Selain suara
bagus, penyiar juga harus bisa mengoperasikan peralatan siaran. Serta bisa
menyiapkan dan menulis bahan siarannya sendiri.
Seorang penyiar harus memiliki kemampuan untuk mendukung siaran,
baik itu teknis dan teoritis. Antara lain: suara, pengucapan, artikulasi, penekanan,
warna kata, kecepatan atau tempo, infleksi atau perubahan nada suara, perilaku,
gaya, pemahaman, penghafalan, dan sinkronisasi (Prayudha, 2005).
Dalam dunia radio, penyiar atau radio broadcaster merupakan bagian yang
tidak terpisahkan. Sosoknya menjadi salah satu kunci inti yang mengarahkan pada
posisi atau rating sebuah radio. Juga menjadi brand image atau gardu depan bagi
stasiun radio.
Penyiar adalah ujung tombak radio. Mewakili radio, ia berinteraksi
langsung dengan pendengar. Baik buruknya siaran, bahkan perilakunya
berpengaruh tehadap integritas radionya. Sukses tidaknya sebuah acara ditentukan
oleh penyiarnya. Penyiar adalah seorang penampil yang melakukan pekerjaan
penyiaran, menyajikan produk komersial, menyiarkan berita dan informasi, akting
26
sebagai pembawa acara atau pelawak, menghandle pewawancara, diskusi dan
narasi.
Untuk lebih meningkatkan jumlah pendengar tentunya perlu perbaikan
dalam brbagai hal, salah satu hal yang perlu mendapat perhatian khusus
diantaranya adalah kualitas penyiar. Seorang penyiar harus memiliki dan
memahami karakteristik radio. Pemahaman mengenai karakteristik radio
merupakan pengetahuan awal bagi praktisi penyiaran radio yang sangat
diperlukan untuk mendukung kemampuan dalam menyampaikan pesan-pesan
kepada pendengar sesuai dengan kaidah-kaidah siaran media tersebut.
Dalam profesinya penyiar radio adalah orang yang mampu
mengkomunikasikan gagasan, konsep dan ide serta bertugas membawakan atau
menyiarkan suatu progam acara di radio. Dalam stasiun radio penyiar adalah
bagian yang tak terpisahkan. Penyiar memiliki tanggung jawab terhadap acara
yang sedang dibawakannya dari mulai siaran sampai selesai. Menurut Cheste,
Garisson dan Willis dalam (Wanda Yulia, 2010) menyatakan bahwa penyiar
adalah juru bicara stasiun radio. Di balik layar studio penyiar juga mempunyai
pekerjaan dan tugas lain sesuai dengan keterampilannya.
Penyiar adalah profesi yang terus bergerak, penyiar diibaratkan sebagai
etalase yang beat “citra radio”, semakin cantik performa penyiar maka makin
cantik pula manajemen, kerjasama dan standarisasi siaran yang ditetapkan
manajemen radio tersebut.
27
2.9 Analisis Lingkungan
Lingkungan mempunyai kaitan dan pengaruh terhadap keberadaan suatu
organisasi. Lingkungan merupakan faktor penting dalam perumusan strategi suatu
organisasi karena setiap organisasi baik dalam lingkungan internal dan eksternal
akan mempengaruhi strategi yang dijalankan. Perubahan pada lingkungan akan
mempengaruhi jalannya organisasi, oleh karena itu lingkungan perlu untuk
diamati dan diikuti arah perkembangannya di waktu yang akan datang agar dapat
dirumuskan kembali strategi yang akan dilaksanakan. Lingkungan yang dimaksud
di sini mencakup lingkungan internal Radio Kalimaya Bhaskara yang dapat
mendatangkan kekuatan dan kelemahan bagi organisasi tersebut.
Ada dua alasan utama yang membuat analisis lingkungan menjadi analisis
penting yaitu:
1. Suatu organisasi tidak berdiri sendiri (terisolasi) tetapi berinteraksi
dengan bagian-bagian dari lingkungan itu sendiri yang selalu berubah
setiap saat.
2. Pengaruh lingkungan yang sangat rumit dan kompleks dapat
mempengaruhi kinerja banyak bagian yang berbeda dari sebuah
organisasi.
Tujuan utama dilakukannya analisis lingkungan adalah untuk
mengidentifikasi kekuatan (streght) yang harus segera mendapat perhatian serius
dan pada saat yang sama perusahaan dapat menentukan kelemahan (weakness)
yang perlu diantisipasi.
28
2.9.1 Analisis Lingkungan Internal
Salah satu alasan pentingnya melakukan analisis lingkungan internal
adalah adanya kondisi ketidak pastian, kompleksibilitas dan konflik yang dihadapi
dalam organisasi. Manajemen menghadapi ketidakpastian dalam hal munculnya
teknologi baru, perubahan kecenderungan ekonomi dan politik yang berlangsung
cepat, perubahan dalam nilai sosial. Komponen-komponen yang terdapat di dalam
lingkungan internal meliputi organisasi, sumber daya manusia, operasional,
fasilitas fisik.
1. Organisasi
Komponen dalam struktur organisasi terdiri dari kepengurusan serta
pembagian kerja. Komponen-komponen tersebut memiliki fungsi
tersendiri untuk kelancaran manajemen di dalam sebuah organisasi.
2. SDM
Peran manusia dalam organisasi sangatlah penting, termasuk di
dalamnya adalah motivasi dan kualitas SDM. Sebuah organisasi harus
mempertimbangkan masalah sumber daya manusia serta
memperhatikan kepentingan bersama sehingga terjalin adanya
kerjasama yang baik antar SDM di dalamnya.
3. Operasional
Para ahli di bidang operasional akan memusatkan perhatian pada
pengambilan keputusan serta manajemen yang berkaitan dengan segala
hal yang berhubungan dengan kegiatan organisasi. Baik yang telah
ada sebelumnya maupun yang akan diadakan untuk peningkatan tujuan
29
penyuluhan tersebut. Selain itu dengan mengetahui kondisi keuangan
akan dapat menentukan apakah sebuah organisasi mampu
melaksanakan strategi tertentu, atau apakah dianjurkan untuk tidak
melaksanakannya.
4. Fasilitas fisik
Fasilitas fisik organisasi ialah berupa lokasi, peralatan maupun sarana
prasarana yang dimiliki untuk membantu kelancaran dalam kegiatan
organisasi.
2.10 Organisasi
Suatu organisasi bisa didefinisakan sebagai sebuah kelompok individu
yang diorganisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Jumlah individu sangat
bervariasi dari satu organisasi ke organisasi lainnya. Tingkat struktur juga sangat
bervariasi dari satu organisasi ke organisasi lainnya. Dalam struktur yang sangat
ketat, peran dan posisi setiap orang berada dalam hierarki yang didefinisikan
dengan jelas. Di dalam organisasi dengan struktur yang lebih longgar, peran bisa
bergantian, dan status hierarki bisa kurang jelas dan relatif kurang penting. Di
dalam setiap organisasi terdapat struktur formal maupun informal.
Tujuan umum sebuah organisasi adalah menghasilkan pendapatan. Akan
tetapi, berbagai tujuan lain yang mendukung harus pula dicapai jika tujuan akhir
tersebut ingin dipenuhi. Tujuan organisasi secara keseluruhan dan tujuan
karyawannya dapat diselaraskan melalui komunikasi formal maupun informal di
dalam organisasi.
30
2.11 Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi merupakan pengiriman dan penerimaan berbagai
pesan di dalam organisasi, di dalam kelompok formal maupun informal
organisasi. Jika organisasinya semakin besar dan semakin kompleks, maka
demikian juga komunikasinya. Dalam bukunya yang terkenal The Functions of
the Executive (1938), Chester Barnard mengamati: “Dalam suatu teori organisasi
yang mendalam, komunikasi akan menjadi pusat pembahasan, karena struktur,
keluasan dan lingkup organisasi hampir seluruhnya ditentukan oleh berbagai
teknik komunikasi”.
Komunikasi organisasi dapat bersifat formal maupun informal. Yang
termasuk dalam komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh
organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi pada organisasi. Isinya berupa cara-
cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus
dilakukan dalam organisasi, yaitu: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan
surat-surat resmi. Yang termasuk di dalam komunikasi informal adalah
komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya tidak pada organisasinya
sendiri, tetapi lebih pada para anggotanya secara individual.
2.12 Kerangka Pemikiran
Agar penyiar semangat dalam bekerja diperlukan strategi manajemen yang
efektif yang dilakukan oleh para pemimpin atau manajer. Seorang pemimpin atau
manajer radio yang baik harus bisa memotivasi dan mengayomi para penyiar
31
sebagai karyawan garda depan dan dapat mempengaruhi penyiar untuk bekerja
dengan penuh dedikasi.
Diagram 1. Strategi Manajemen Radio dalam Meningkatkan Kinerja Penyiar.
Rumusan Masalah
Konsep Penelitian
STRATEGI
Latar Belakang Penelitian
Tujuan
MANAJEMEN
RADIO
Interpretasi
Hasil
KINERJA
PENYIAR
32
2.13 Fokus Penelitian
Yang dimaksud dengan strategi manajemen radio dalam meningkatkan
kinerja penyiar adalah suatu usaha atau taktis yang melibatkan seluruh pihak
manajemen perusahaan dalam proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
memengaruhi dan pengawasan agar dapat saling bersinergi untuk
mengembangkan keterampilan penyiar sehingga dapat meningkatkan kinerja
penyiar. Keempat proses di atas menjadi dasar dari strategi manajemen Radio
Kalimaya Bhaskara yang meliputi bagaimana proses perencanaan mulai dari open
recruitment penyiar dan apa saja upaya yang dilakukan untuk memberikan
pengarahan kepada penyiar selama training maupun program pelatihan hingga
sebagai bentuk kebijakan untuk meningkatkan kinerja penyiar.