35
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Anak Usia Dini 2.1.1 Pengertian Pendikan anak usia dini Anak usia dini adalah investasi yang amat besar bagi keluarga dan bagi bangsa. Anak-anak kita adalah generasi penerus keluarga dan sekaligus penerus bangsa. Menurut Direktorat PAUD pengertiannya adalah Pendidikan Anak Usia Dini, adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak usia dini yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan dasar dan kehidupan tahapan berikutnya (Andriani, 2012). Anak usia dini merupakan individu yang berbeda, unik, dan memiliki karakteristik tersendiri sesuai dengan tahapan usianya. Masa usia dini (0 – 6 tahun ) merupakan masa keemasan (golden age), yang pada masa ini stimulasi seluruh aspek perkembangan berperan penting untuk tugas perkembangan selanjutnya. Perlu disadari bahwa masa-masa awal kehidupan anak merupakan masa terpenting dalam rentang kehidupan seseorang anak. Pada masa ini pertumbuhan otak sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Mengingat pentingnya masa ini, maka peran stimulasi berupa penyediaan lingkungan yang kondusif harus disiapkan oleh para pendidik, baik orang tua, guru, pengasuh ataupun orang dewasa lain yang ada di sekitar anak, sehingga anak memilki kesempatan untuk mengembangkan potensinya. Potensi yang dimaksud meliputi aspek moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional dan kemandirian, kemampuan berbahasa, kognitif, fisik/motorik, dan seni.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Anak Usia Dini 2.1.1 Pengertian …eprints.umm.ac.id/42116/3/jiptummpp-gdl-abdollah20-48948... · 2018-12-17 · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Anak Usia Dini 2.1.1 Pengertian …eprints.umm.ac.id/42116/3/jiptummpp-gdl-abdollah20-48948... · 2018-12-17 · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendidikan Anak Usia Dini

2.1.1 Pengertian Pendikan anak usia dini

Anak usia dini adalah investasi yang amat besar bagi keluarga dan bagi

bangsa. Anak-anak kita adalah generasi penerus keluarga dan sekaligus penerus

bangsa. Menurut Direktorat PAUD pengertiannya adalah Pendidikan Anak Usia

Dini, adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak usia dini yang

dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan

dan perkembangan jasmani dan rohani, agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

pendidikan dasar dan kehidupan tahapan berikutnya (Andriani, 2012).

Anak usia dini merupakan individu yang berbeda, unik, dan memiliki

karakteristik tersendiri sesuai dengan tahapan usianya. Masa usia dini (0 – 6 tahun )

merupakan masa keemasan (golden age), yang pada masa ini stimulasi seluruh aspek

perkembangan berperan penting untuk tugas perkembangan selanjutnya. Perlu

disadari bahwa masa-masa awal kehidupan anak merupakan masa terpenting dalam

rentang kehidupan seseorang anak. Pada masa ini pertumbuhan otak sedang

mengalami perkembangan yang sangat pesat. Mengingat pentingnya masa ini, maka

peran stimulasi berupa penyediaan lingkungan yang kondusif harus disiapkan oleh

para pendidik, baik orang tua, guru, pengasuh ataupun orang dewasa lain yang ada di

sekitar anak, sehingga anak memilki kesempatan untuk mengembangkan potensinya.

Potensi yang dimaksud meliputi aspek moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional

dan kemandirian, kemampuan berbahasa, kognitif, fisik/motorik, dan seni.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Anak Usia Dini 2.1.1 Pengertian …eprints.umm.ac.id/42116/3/jiptummpp-gdl-abdollah20-48948... · 2018-12-17 · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

9

Pendidikan anak usia dini diberikan pada awal kehidupan anak untuk dapat

berkembang secara optimal (Lusi, 2014).

Dalam hal ini Kemampuan anak sangat penting penanamannya dalam

mengembangkan potensi yang ada pada diri anak. Idealnya kemampuannya

berbahasa munurut Aisyah, dkk (2007) menyatakan.”dari segi berpikir dan

berkomunikasi anak itu sudah bisa menjawab pertannyaan dengan jelas, dapat

bercerita menganai hal yang terjadi pada situasi nyata, dapat memberikan informasi

walaupun masih sulit dalam mencari atau menggunakan kata-kata yang tepat (Pipit,

2007).

Pendidikan usia dini merupakan periode yang penting dan perlu mendapat

penanganan sedini mungkin. Usia 3-6 tahun merupakan periode sensitif atau masa

peka pada anak, yaitu suatu periode dimana suatu fungsi tertentu perlu distimulus,

diarahkan sehingga tidak terhambat perkembangannya. Pemberian stimulus

merupakan hal yang sangat membantu anak untuk berkembang. Anak yang

terstimulus dengan baik dan sempurna maka tidak hanya satu perkembangan saja

yang akan berkembang tapi bisa bermacam-macam aspek perkembangan yang

berkembang dengan baik. Masa ini untuk melakukan dasar pertama dalam

mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial, emosional, konsep diri,

disiplin, kemandirian dan lain-lain (Lolita, 2012).

PAUD merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang

menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan

fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta,

kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Anak Usia Dini 2.1.1 Pengertian …eprints.umm.ac.id/42116/3/jiptummpp-gdl-abdollah20-48948... · 2018-12-17 · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

10

agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahaptahap

perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini (Tejawati, 2011).

2.1.2 Prinsi-Prinsip Pendidikan Anak Usia Dini

Usia dini merupakan periode penting bagi pembentukan kepribadian anak.

Oleh karena itu proses pendidikan yang baik dan ideal seharusnya dilakukan sejak

anak lahir bahkan semenjak anak dala kandungan. Simulasi dan asupan gizi yang

diberikan pada anak usia dini akan memerikan pengaruh bagi lajunya pertumbunhan

dan perkembangan anak serta sikap dan perilaku sepanjang rentang kehidupannya.

Dalam buku panduan Pedoman penyelenggaraan Pos PAUD disebutkan

bahwa prinsip-prisnipya penyelenggaraan PAUD didasarkan kepada hal-hal adalah

sebagai berikut :

a. Berorientasi pada kebutuhan anak. Kegiatan belajar harus selalu ditujukan pada

pemenuhan kebutuhan perkembangan masing-masing anak sebagai individu.

b. Kegiatan belajar dilakukan melalui bermain. Dengan bermain yang

menyenangkan dapat merangsang anak untuk melakukan esplorasi dengan

menggunakan benda benda Kegiatan belajar dilakukan melalui bermain. Dengan

bermain yang menyenangkan dapat merangsang anak untuk melakukan esplorasi

dengan menggunakan benda-benda.

c. Merangsang munculnya kreativitas dan inovasi. Kreativitas dan inovasi

tercermin melalui kegiatan yang membuat anak tertarik, fokus, serius dan

konsentrasi.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Anak Usia Dini 2.1.1 Pengertian …eprints.umm.ac.id/42116/3/jiptummpp-gdl-abdollah20-48948... · 2018-12-17 · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

11

d. Menyediakan lingkungan yang mendukung proses belajar. Lingkungan harus

diciptakan menjadi lingkungan yang menarik dan menyenangkan bagi anak

selama mereka bermain.

e. Mengembangkan kecakapan hidup anak. Kecakapan hidup diarahkan untuk

membantu anak menjadi mandiri, displin, mampu bersosialisasi, dan memiliki

kereampilan dasar yang berguna bagi kehidupannya kelak.

f. Menggunakan berbgai sumber dan media belajar yang ada dilingkungan sekitar.

g. Dilaksanakan secara bertahap dengan mengacu pada prinsip-prinsip

perkembangan anak.

Rangsangan pendidikan mencakup semua aspek perkembangan. Rangsangan

pendidikan bersifat menyeluruh yang mencakup semua aspek perkembangan. Saat

anak melakukan sesautu sesungguhnya ia sedang mengembangkan berbagai aspek

perkembangan/kecerdasannya (Andryani, 2012).

2.1.3 Sistem Pendidikan PAUD

a) Pendidkan Non Formal Di Keluarga.

Keluarga adalah lingkungan pertama dan utama dalam kehidupan anak

didalam keluagalah anak mendapat contoh pendidkan serta bimbingan awal dari

orang tua bagaiman seharus nya bersikap, berprilaku dan kerjasama dengan baik.

Penenaman dan pembetukan sikap, kebiasaan dan pola tingkah laku pada massa

kanak-kanak dapat dikatakan sepenuh nya terletak pada cara orang tua mengasuh

(Yusuf, 2007).

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Anak Usia Dini 2.1.1 Pengertian …eprints.umm.ac.id/42116/3/jiptummpp-gdl-abdollah20-48948... · 2018-12-17 · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

12

b) Pendidkan Formal Di PAUD

Paud adalah suatu lembaga yang di tunjukan kepada anak , sejak lahir sampai

pada usia 6 tahunyang di lakukan melalui pemberian pemualaan pendidikan untuk

membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani supaya anak

memiliki kesiapan dalam rangka memsauki pendidikan lebih lanjut (Hidayah, 2009).

PAUD merupan suatu pendidkan yang di tunjukan pada anak usia 3 sampai 6 tahun,

akan tetapi menurut UU NO 20 tahun 2003 pasal 28 mengatakan bahwa pendidikan

anak di selenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. Pendidikan anak usia dini

perlu dilalukan perlu di lakukan bagi anak sejak lahir sampai usia 6 tahun

(Rahman,2009).

Tujuan utama pendidikan anak usia dini adalah menfasilitasi pertumbuhan

dan perkembangan anak sejak awal yang mencakup aspek fisik, psisikis, dan sosial

secara menyeluruh. Diharapkan anak lebih siap untuk beljar lebih lanjut. Bukan hanya

belajar secara akademik di sekolah, melaikan juga sosial emosional,seta moral

disemua lingkungan (Hartani dkk, 2010).

2.1.4 Karakteristik Anak Usia Dini

Menurut pandangan psikologi anak usia dini memiliki karakteristik yang khas

dan berbeda dengan anak lain yang yang berada di usia di atas 8 tahun. Karakteristik

anak usia dini yang khas tersebut seperti yang kemukakan richard D, kellogh adalah:

1) Anak itu bersifat egosentris

Pada umumnya anak masih bersifat egosentris. Ia cenderung melihat

dan memahami sesuatu dari sudut pandang dan kepentingannya sendiri. Hal

ini dapat dilihat dari perilakunya seperti masih berebut alat-alat mainan,

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Anak Usia Dini 2.1.1 Pengertian …eprints.umm.ac.id/42116/3/jiptummpp-gdl-abdollah20-48948... · 2018-12-17 · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

13

menangis bila menghendaki sesuatu yang tidak dipenuhi oleh orang tuanya,

atau memaksakan sesuatu terhadap orang lain. Karakteristik seperti ini terkait

dengan perkembangan kognitifnya yang menurut Piaget disebutkan bahwa

anak usia dini sedang berada pada fase transisi dari fase praoperasional (2-7

tahun) ke fase operasional konkret (7-11 tahun). Pada fase operasional pola

berfikir anak bersifat egosentrik dan simbolik sementara pada fase

operasional konkret anak sudah mulai menerapkan logika unutuk memahami

persepsi-persepsi.

2) Anak Memiliki Rasa Ingin Tahu Yang Besar

Menurut presepsi, dunia ini dipenuhi dengan hal-hal yang menarik

dan menakjubkan. Hal ini menimbulkan rasa keingintahuan anak yang tinggi.

Rasa keingintahuan sangatlah bervariasi, tergantung dengan apa yang menarik

perhatiannya. Dalam Brooks and Brooks, dikemukakan bahwa keuntungan

yang dapat diambil dari rasa keingintahuannya adalah dengan menggunakan

fenomena atau kejadian yang tidak biasa.

3) Anak adalah Makhluk Sosial

Anak senang diterima dan berada dengan teman sebayanya. Mereka

senang bekerja sama dalam membuat rencana dan menyalesaikan pekerjaanya.

Mereka secara bersama saling memberikan semangat dengan sesama

temannya. Anak membangun konsep diri melalui interaksi sosial disekolah. Ia

akan membangun kepuasan melalui penghargaan diri ketika diberiakn

kesempatan untuk bekerja sama dengan temannya. Untuk itu pembelajaran

dilakukan untuk membantu anak dalam perkembangan penghargaan diri.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Anak Usia Dini 2.1.1 Pengertian …eprints.umm.ac.id/42116/3/jiptummpp-gdl-abdollah20-48948... · 2018-12-17 · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

14

4) Anak Bersifat Unik

Anak merupakan individu yang unik di mana masing-masing memiliki

bawaan, minat, kapabilitas, dan latar belakang kehidupan yang berbeda satu

sama lain. Disamping memiliki kesamaan, menurut Bredekamp (1987) anak

juga memiliki keunikan tersendiri seperti dalam gaya belajar, minat, latar

belakang keluarga. Meskipun terdapat pola urutan umum dalam

perkembangan anak yang ada dan belajarnya tetap memiliki perbedaan satu

sama lain.

5) Anak Umumnya Kaya dengan Fantasi

Anak senang dengan hal-hal yang bersifat imajinatif, sehingga pada

umumnya ia kaya dengan fantasi. Anak dapat bercerita melebihi pengalama-

pengalaman aktualnya atau kadang bertanya tentang hal-hal gaib sekalipun.

Hal ini disebabkan imajinasi anak berkembang melebihi apa yang dilihatnya.

Sebagai contoh, ketika anak melihat gambar sebuah robot, maka imajinasinya

berkembang bagaimana robot itu berjalan dan bertempur dan seterusnya.

6) Anak Memiliki Daya Konsentrasi yang Pendek

Pada umumnya anak sulit untuk berkonsentrasi pada suatu kegiatan

dalam jangka waktu yang lama. Ia selalu cepat mengalihkan perhatian pada

kegiatan lain, kecuali memang kegiatan tersebut selain menyenangkan juga

bervariasi dan tidak membosankan. Menurut Berg disebutkan bahwa sepuluh

menit adalah waktu yang wajar bagi anak usia sekitar 5 tahun untuk dapat

duduk dan memperhatikan sesuatu secara nyaman.

7) Anak merupakan masa belajar yang paling potensial

Masa anak usia dini disebut sebagai masa golden age atau magic years.

NAEYC mengemukakan bahwa masa-masa awal kehidupan tersebut sebagai

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Anak Usia Dini 2.1.1 Pengertian …eprints.umm.ac.id/42116/3/jiptummpp-gdl-abdollah20-48948... · 2018-12-17 · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

15

masa-masanya belajar dengan slogannya sebagai berikut: “early years are

Learning years”. Hal ini disebabkan bahwa selama rentang waktu usia dini, anak

mengalami berbagai pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat dan

berpusat pada berbagai aspek. Pada periode ini hampir seluruh potensi anak

mengalami masa peka untuk tumbuh dan berkembang secara cepat dan

hebat. Pembelajaran pada periode ini merupakan wahana yang memfsilitasi

pertumbuhan dan perkembangan anak guna mencapai tahapan sesuai dengan

tugas perkembangannya (Adryana, 2012).

2.2 Konsep Tumbuh Kembang

2.2.1 Pengertian Tumbuh Kembang

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang terjadi pada tiap

makhluk. Pada manusia terutama anak-anak, proses tumbuh kembang ini terjadi

dengan sangat cepat, terutama pada periode tertentu (Depkes RI, 2010).

Menurut Soetjiningsih (2014), Tumbuh kembang mencakup 2 peristiwa

pertumbuhan dan perkembangan, yaitu sebagai berikut :

1. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar,

jumlah, atau ukuran atau dimensi tingkat sel, yang diukur dengan ukuran berat

(gram, pound, kg), ukuran panjang (cm, meter).

2. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan/ skill dalam

struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan

dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Anak Usia Dini 2.1.1 Pengertian …eprints.umm.ac.id/42116/3/jiptummpp-gdl-abdollah20-48948... · 2018-12-17 · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

16

2.2.2 Aspek Pertumbuhan Dan Perkembangan

Menurut Depkes RI (2010), Ada 4 aspek tumbuh kembang yang perlu dibina

atau dipantau, yaitu :

1. Gerak Kasar atau Motorik Kasar

Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan

kemampuan anak melakukan pergerakan dengan sikap tubuh yang melibatkan otot-

otot besar sperti duduk, berdiri, dsb.

Gerak motorik kasar adalah gerak anggota badan secara kasar atau keras.

Menurut Laura E. Ber dalam Suyadi (2010), semakin anak bertambah dewasa dan

kuat tubuhnya, maka gaya geraknya semakin sempurna. Hal ini mengakibatkan

tumbuh kembang otot semakin membesar dan menguat, dengan demikian

ketrampilan baru selalu bermunculan dan semakin bertambah kompleks. Contoh

gerakan motorik kasar adalah, melakukan gerakan berjalan, berlari, melompat,

melempar dan sebagainya.

2. Gerak Halus atau Motorik Halus

Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan

kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu

dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat sperti

mengamati sesuatu, menjimpit, menulis, dsb.

Perkembangan motorik mengikuti hukum arah perkembangan, Hurlock

(1978).dan kemampuan fisik tersebut diatas terjadi secara teratur dan bertahap sesuai

dengan pertambahan umur.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Anak Usia Dini 2.1.1 Pengertian …eprints.umm.ac.id/42116/3/jiptummpp-gdl-abdollah20-48948... · 2018-12-17 · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

17

Perkembangan fisik-motorik adalah perkembangan jasmaniah melalui

kegiatan pusat saraf, urat saraf dan otot yang terkoordinasi. Hasil pengamatan Laura

E.Berk terhadap anak usia dini adalah ketika anak bermain maka, akan muncul

ketrampilan motorik baru, Suyadi (2010). Anak akan terus melakukan integrasi gerak

dari berbagai macam pola jadi, kemampuannya berkembang dan terbarukan terus

menerus atau disebut sebagai dynamic system. Sehingga bisa mencapai sesuatu yang

disebut ketrampilan motorik seperti yang diungkapkan Gagne dalam Siregar (2010),

bahwa dalam ketrampilan motorik seseorang atau anak belajar melakukan gerakan

secara teratur dalam urutan tertentu, ciri khasnya adalah otomatisme, yakni gerakan

yang berlangsung secara teratur dan berjalan dengan lancar.

3. Bahasa

Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan

kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, berbicara, berkomunikasi,

mengikuti perintah dsb.

Bahasa merupakan sarana berkomunikasi dengan orang lain. Melalui bahasa,

seseorang dapat menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat

atau gerak. Pada usia 1 tahun, selaput otak untuk pendengaran membentuk kata-kata,

mulai saling berhubungan.Anak sejak usia 2 tahun sudah banyak mendengar kata-kata

atau memiliki kosa kata yang luas. Gangguan pendengaran dapat membuat

kemampuan anak untuk mencocokkan suara dengan hurufmenjadi terlambat. Bahasa

anak mulai menjadi bahasa orang dewasa setelah anak mencapai usia 3 tahun. Pada

saat itu ia sudah mengetahui perbedaan antara kita (Rahman,2009).

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Anak Usia Dini 2.1.1 Pengertian …eprints.umm.ac.id/42116/3/jiptummpp-gdl-abdollah20-48948... · 2018-12-17 · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

18

4. Sosialisasi

Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan

kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan selesai bermain),

berpisah dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan berinteraksi dengan

lingkungannya.

Seiring dengan perkembangan fisik yang beranjak matang, perkembangan

motorik anak sudah dapat terkoordinasi dengan baik. Setiap gerakannya sudah selaras

dengan kebutuhan atau minatnya. Masa ini ditandai dengan kelebihan gerak atau

aktivitas. Anak cenderung menunjukkan gerakan-gerakan motorik yang cukup gesit

dan lincah. Oleh karena itu, usia ini merupakan masa yang ideal untuk belajar

keterampilan yang berkaitan dengan motorik, seperti menulis, menggambar, melukis,

berenang, main bola atau atletik. Perkembangan fisik yang normal merupakan salah

satu faktor penentu kelancaran proses belajar, baik dalam bidang pengetahuan

maupun keterampilan. Dengan kata lain, perkembangan motorik sangat menunjang

keberhasilan belajar anak (Martani, 2007).

Perilaku sosial merupakan aktivitas dalam berhubungan dengan orang lain,

baik dengan teman sebaya, orang tua maupun saudara-saudaranya. Sejak kecil anak

telah belajar cara berperilaku sosial sesuai dengan harapan orang-orang yang paling

dekat dengannya, yaitu dengan ibu, ayah, saudara, dan anggota keluarga yang lain.

Apa yang telah dipelajari anak dari lingkungan keluarga turut mempengaruhi

pembentukan perilaku sosialnya.

Ada empat faktor yang berpengaruh pada kemampuan anak bersosialisasi,

yaitu :

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Anak Usia Dini 2.1.1 Pengertian …eprints.umm.ac.id/42116/3/jiptummpp-gdl-abdollah20-48948... · 2018-12-17 · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

19

1) Adanya kesempatan untuk bergaul dengan orang-orang di sekitarnya dari

berbagai usia dan latar belakang.

2) Adanya minat dan motivasi untuk bergaul

3) Adanya bimbingan dan pengajaran dari orang lain, yang biasanya menjadi

“model” bagi anak.

4) Adanya kemampuan berkomunikasi yang baik yang dimiliki anak.

Menjadi orang yang mampu bersosialisasi memerlukan tiga proses yaitu :

1) Belajar berperilaku yang dapat diterima secara sosial.

2) Memainkan peran sosial yang dapat diterima.

3) Perkembangan sikap sosial.

2.2.3 Perkembangan emosi.

Emosi merupakan suatu keadaan atau perasaan yang bergejolak pada diri

seseorang yang disadari dan diungkapkan melalui wajah atau tindakan, yang berfungsi

sebagai inner adjustment (penyesuaian dari dalam) terhadap lingkungan untuk

mencapai kesejahteraan dan keselamatan. Kemampuan untuk bereaksi secara

emosional sudah ada sejak bayi dilahirkan. Gejala pertama perilaku emosional dapat

dilihat dari keterangsangan umum terhadap suatu stimulasi yang kuat. Misalnya bila

bayi merasa senang, maka ia akan menghentak-hentakkan kakinya. Sebaliknya bila ia

tidak senang, maka bayi bereaksi dengan cara menangis.

Dengan meningkatnya usia anak, reaksi emosional anak mulai kurang

menyebar, dan dapat lebih dibedakan. Misalnya, anak menunjukkan reaksi

ketidaksenangan hanya dengan menjerit dan menangis, kemudian reaksi mereka

berkembang menjadi perlawanan, melempar benda, mengejangkan tubuh, lari

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Anak Usia Dini 2.1.1 Pengertian …eprints.umm.ac.id/42116/3/jiptummpp-gdl-abdollah20-48948... · 2018-12-17 · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

20

menghindar, bersembunyi dan mengeluarkan kata-kata. Dengan bertambahnya usia,

reaksi emosional yang berwujud kata-kata semakin meningkat, sedangkan reaksi

gerakan otot mulai berkurang.

Emosi anak memiliki karakteristik sebagai berikut :

a. Emosi yang kuat

Anak kecil bereaksi terhadap suatu stimulusi dengan intensitas yang sama, baik

terhadap situasi yang remeh maupun yang sulit.Anak belum mampu

menunjukkan reaksi emosional yang sebanding terhadap stimulasi yang

dialaminya.

b. Emosi seringkali tampak.

Anak-anak seringkali tidak mampu menahan emosinya, cenderung emosi

anak nampak dan bahkan berlebihan.

c. Emosi bersifat sementara

Emosi anak cenderung lebih bersifat sementara, artinya dalam waktu yang relatif

singkat emosi anak dapat berubah dari marah kemudian tersenyum, dari ceria

berubah menjadi murung.

d. Reaksi emosi mencerminkan individualitas

Semasa bayi, reaksi emosi yang ditunjukkan anak relatif sama. Secara bertahap,

dengan adanya pengaruh faktor belajar dan lingkungan, perilaku yang menyertai

berbagai emosi anak semakin diindividualisasikan.

e. Emosi berubah kekuatannya.

Dengan meningkatnya usia, emosi anak pada usia tertentu berubah kekuatannya.

Emosi anak yang tadinya kuat berubah menjadi lemah, sementara yang tadinya

lemah berubah menjadi emosi yang kuat.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Anak Usia Dini 2.1.1 Pengertian …eprints.umm.ac.id/42116/3/jiptummpp-gdl-abdollah20-48948... · 2018-12-17 · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

21

f. Emosi dapat diketahui melalui gejala perilaku.

Emosi yang dialami anak dapat pula dilihat dari gejala perilaku anak seperti :

melamun, gelisah, menangis, sukar berbicara atau dari tingkah laku yang gugup

seperti menggigit kuku atau menghisap jempol (Hayati, 2012).

Pada usia 2-4 tahun, karakteristik emosi anak muncul pada ledakan marahnya

Untuk menampilkan rasa tidak senang, anak melakukan tindakan yang berlebihan,

misalnya menangis, menjerit-jerit, melemparkan benda, bergulingguling, atau

memukul ibunya. Pada usia ini anak tidak memperdulikan akibat dari perbuatannya,

apakah merugikan orang lain atautidak. Pada usia 5-6 tahun, emosi anak mulai

matang. Pada usia ini anak mulai menyadari akibat-akibat dari tampilan emosinya.

Anak mulai memahami perasaan orang lain, misalnya bagaimana perasaan orang lain

bila disakiti, maka anak belajar mengendalikan emosinya. Ekspresi emosi pada anak

mudah berubah dengan cepat dari satu bentuk ekspresi ke bentuk ekspresi emosi

yang lain. Anak dalam keadaan gembira secara tiba-tiba dapat langsung berubah

menjadi marah karena ada sesuatu yang dirasakan tidak menyenangkan, sebaliknya

apabila anak dalam keadaan marah, melalui bujukan dengan sesuatu yang

menyenangkan bisa berubah menjadi riang (Fatimah, 2015).

2.2.4 Faktor-Faktor Yang berhubungan dengan Kembang

Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal

yang merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan anak. Adapun faktor-faktor tersebut antaralain:

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Anak Usia Dini 2.1.1 Pengertian …eprints.umm.ac.id/42116/3/jiptummpp-gdl-abdollah20-48948... · 2018-12-17 · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

22

2.2.4.1 Faktor dalam (internal ) yang berpengaruh pada tumbuh kembang

anak.

1) Ras/etnik atau bangsa.

Anak yang di lahirkan dari ras/bang amerika , maka ia tidak memiliki

faktor heriditer ras/bangsa indonesia atau sebalik nya.

2) Keluarga

Ada kecendrungan keluarga yang memiliki postur tubuh yang tinggi ,

pendek, gemuk, dan kurus.

3) Umur

Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal ,

tahun pertama masa kehidupan dan masa remaja.

4) Jenis kelamin

Fungsi reprodusi pada anak perembpuan berkembang lebih cepat

daripada anak laki-laki.

5) Genetik

Genetik (heredokostitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak

yang akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan ginetik yang

berpengaruh pada tumbuh kembang anak seperti kerdil.

6) Kelainan kromosom

Kelainan kromosom umum nya di sertai dengan kegagalan

pertumbuhan seperti pada sindroma Down’s dan sindroma Tuner’s.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Anak Usia Dini 2.1.1 Pengertian …eprints.umm.ac.id/42116/3/jiptummpp-gdl-abdollah20-48948... · 2018-12-17 · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

23

2.2.4.2 Faktor luar(eksternal).

Faktor prenatan

1) Gizi

Gizi ibu hamil terutama pada trimester terakhir kehamilan akan

mempengaruhi pertumbuhan janin.

2) Mekanis

posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kognital seperti club

foot.

3) Toksin/zat kimia

Beberapa obat-obatan seperti aminopterin, thalidomid, hiperplasia adrenal.

4) Endokrin

Diabetes militus bisa menyebabkan makrosomia, kardiomegali, hiperplasia

adrenal.

5) Radiasi

Paparan radium dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin

seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas anggota

gerak, kelainan kongital mata.

6) Infeksi

Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH (tokso plasma,

rubella,sitomegalo virus,herpes simpleks) dapat menyebabkan kelainan pada

janin: katarak bisul tuli, mikrosefali , retardasi mental dan kelainan jantung

kognital.

7) Kelainan imunologi

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Anak Usia Dini 2.1.1 Pengertian …eprints.umm.ac.id/42116/3/jiptummpp-gdl-abdollah20-48948... · 2018-12-17 · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

24

Eritobaltosis fatalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara janin

dan ibu sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel darah jjanin ,

kemudian melalui plasenta masuk kedalam peredaran darah janin dan akan

menyebabkan hemolisis yang selanjutnya akan mengakibatkan

hiperbilirubimia dan kern icterus yang kan menyebabkan kerukan jaringan otak.

8) Anoksia emrio

Anoksia embrio yang di sebabkan oleh gangguan fungsi palsenta

menyebabkan pertumbuhan terganggu.

9) Pisikologi ibu

Kehamilan yang tidak di inginkan, perlakuan salah/kekerasan mental pada ibu

hamil dan lain-lain.

Faktor persalinan.

Komlikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala ,afiksia dapat

menyebabkan kerusakan jaringan otak.

Faktor Pascasalin

1) Gizi.

Untuk tumbuh kembang bayi ,di perlukan zat makanan yang kuat.

2) Penyakit kronis/kelainan kognital

Tuberculosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan retardasi

pertumbuhan jasmani.

3) Lingkungan fisis dan kimia.

Lingkungan sering di sebut melieu adalah tempat anak tersebut hidup yang

berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak(profider). Sanitasi

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Anak Usia Dini 2.1.1 Pengertian …eprints.umm.ac.id/42116/3/jiptummpp-gdl-abdollah20-48948... · 2018-12-17 · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

25

lingkungan yang kurang baik , kurang sinar matahari ,paparan sinar radioaktif

, zat kimia tertentu (Pb, mercuri,rokok, dll) mempunyai dampak yang negatif

terhadap pertumbuhan anak.

4) Pisikologis

Hubungan anak dengan orang sekitar nya seorang anak yang tidak di

kehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan akan

mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangan nya.

5) Endokrin

Gangguan hormon, misal nya pada penyakit hipoteroid akan menyebabkan

anak mengalami hambatan pertumbuhan.

6) Sosio-ekonomi.

Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan , kesehatan

lingkungan yang jelek dan ketidak tahuan , akan menghambat peryumbuhan

anak.

7) Lingkungan pengasuhan.

Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu anak sangat mempengaruhi

tumbuh kembang anak.

8) Stimulasi.

Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi khusus nya dalam

keluarga,misal nya penyediaan alat mainan, sosial anak, keterlambatan ibu dan

anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak.

9) Obat-obatan.

Pemakaian kortikosteroid jangka panjang akan menghambat pertumbuhan,

demikian hal nya dengan pemakaian obat perngsang terhadap susunan saraf

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Anak Usia Dini 2.1.1 Pengertian …eprints.umm.ac.id/42116/3/jiptummpp-gdl-abdollah20-48948... · 2018-12-17 · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

26

yang menyebabkan terlambatnya produksi hormon pertumbuhan (Kemenkes

2012).

2.2.5 Perkembangan Anak Sesuai Usia

Anak usia dini (0 – 6tahun) adalah individu yang sedang mengalami proses

pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Bahkan dikatakan sebagai

lompatan perkembangan, karena itulah maka usia dini dikatakan sebagai golden age

(usia emas) yaitu usia yang sangat berharga dibanding usia-usia selanjutnya. Usia

tersebut merupakan fase kehidupan yang unik. Secara lebih rinci akan diuraikan

karakteristik anak usia dini sebagai berikut :

a. Usia 0 – 1 Tahun

Usia 0 – 3 bulan

1) Mengakat kepala setinggi 45

2) Menggerakan kepala dari kiri /kanan dan tengah.

3) Melihat dan menatap wajah anda.

4) Mengoceh spontan atau bereaksi dengan menoceh.

5) Suka tertawa keras.

6) Bereaksi terkejut terhadap suara keras.

7) Membalas tersenyum ketika di ajak bicara /tersenyum.

8) Mengenal ibu dengan penglihatan , penciuman , pendengaran, kontak.

1. Umur 3-6 bulan

1) Berbalik dari telungkup keterlentang.

2) Mengakat kepala setinggi 90

3) Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil.

4) Menggegam pensil.

5) Meraih benda yang ada dalam jangkauannya.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Anak Usia Dini 2.1.1 Pengertian …eprints.umm.ac.id/42116/3/jiptummpp-gdl-abdollah20-48948... · 2018-12-17 · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

27

6) Memegang tangannya sendiri.

7) Berusaha memperluas pandangan.

8) Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil.

9) Mengeluarkan suara grmbira bernada tinggi atau memekik.

10) Tersenyum ketika melihat mainan/gambar yang menarik saat bermain

sendiri.

11) Duduk (sikap tripoid-sendiri).

12) Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan.

13) Merangkak meraih mainan atau mendekati seseorang.

14) Memindah benda dari satu tangan ke tangan yang lain nya.

15) Memungut 2 benda , masingsing-masing tangan pegang satu benda pada

saat yang bersamaan.

16) Memunggut benda sebesar kacang dengan cara meraup.

17) Bersuara tampa arti, mammmamama, bababab, tatata.

18) Mencari mainan /benda-benda yang di jatuhkan.

19) Bermain tepuktangan /cilup ba.

20) Bergembira dengan melempar benda.

21) Makan kue sendiri.

2. Umur 9-12 bulan.

1) Mengakat badan nya ke posisi berdiri.

2) Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan di kursi.

3) Dapat berjalan dengan di tuntun.

4) Mengeluarkan lengan/badan atau meraih mainan yang di inginkan nya.

5) Menggegam erat pensil.

6) Memasukan benda ke mulut.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Anak Usia Dini 2.1.1 Pengertian …eprints.umm.ac.id/42116/3/jiptummpp-gdl-abdollah20-48948... · 2018-12-17 · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

28

7) Mengulang dan menirukan bunyi yang di dengar.

8) Menyebut 2-3 suku kata yang sama tampa arti.

9) Mengesplorasi sekitar , ingin tahu, ingin menyentuh apa saja.

10) Bereaksi terhadap suara yang perlahan atau bisikan.

11) Senang di ajak main”Ciluk Ba”

12) Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum kenal.

b. Usia 2 tahun.

Umur 18-24 bulan.

1) Berdiri sendiri tampa berpegangan.

2) Membukuk dan mengmungut mainan kemudian berdiri kembali .

3) Berjalan mundur 5 langkah.

4) Memanggil ayah dengan kata “papa”, memanggil ibu dengan kata “mama”.

5) Menumpuk 2 kubus.

6) Mamasukan kubus di kotak.

7) Menunjukan apa yang diingginkan tampa menanggis/merengek, anak bisa

mengeluarkan suara yang menyenangkan atau menarik tangan ibu.

8) Memperlihatkan rasa cemburu/bersaing.

c. Umur 3 tahun.

Umur 24-36 bulan.

1) Berdiri sendiri tampa pegangan 30 detik.

2) Berjalan tampa terhuyung-huyung.

3) Bertepuk tangan , melambai-lambai.

4) Menumpuk 4 kubus.

5) Memunggut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk.

6) Menggelindingkan bola ke arah sasaran.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Anak Usia Dini 2.1.1 Pengertian …eprints.umm.ac.id/42116/3/jiptummpp-gdl-abdollah20-48948... · 2018-12-17 · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

29

7) Menyebut 3-6 kata yang mempunyai arti.

8) Membantu/menirukan pekerjaan rumah tangga.

9) Memegagng cangkir sendiri, belajar makan-minum sendiri.

d. Umur 4 tahun.

Umur 24-36 bulan.

1) Jalan naik tangga sendiri.

2) Dapat bermain dan menendang bola kecil.

3) Mencoret –coret pensil pada kertas.

4) Bicara dengan baik,dengan 2 kata.

5) Dapat menunjuk 1 atau lebih bagian tubuh nya ketika diminta.

6) Melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama 2 benda atau lebih.

7) Membantu memungut mainan nya sendiri atau membantu mangakat piring

jika diminta.

8) Makan nasi sendiri tampa banyak yang tumpah.

9) Melepas pakaian sendiri.

e. Umur 4 tahun.

Umur 36- 48 bulan.

1) Berdiri 1 kaki 2 detik.

2) Melompat 2 kaki di angkat.

3) Mendayung sepeda roda 3.

4) Menggambar garis lurus.

5) Menumpuk 8 buah kubus.

6) Mengenal 2-4 warna.

7) Menyebut, nama ,umur yang tepat.

8) Mengarti kata di atas , dibawah , di depan.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Anak Usia Dini 2.1.1 Pengertian …eprints.umm.ac.id/42116/3/jiptummpp-gdl-abdollah20-48948... · 2018-12-17 · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

30

9) Mendengarkan cerita.

10) Mencuci dan mengerikan tangan sendiri.

11) Bermain bersama teman, menikuti aturan permainan.

12) Mmengenakan sepatu sendiri.

13) Mengenakan celana panjang, kemeja, baju.

f. Umur 5 tahun.

Umur 48-60 bulan

1) Berdiri 1 kaki 6 detik.

2) Melompat lompat 1 kaki.

3) Menari

4) Menggambar tanda silang.

5) Menggabar lingkaran.

6) Menggambar orang dengan 3 bagian tubuh.

7) Mengacing baju atau pakaian boneka.

8) Menyebut nama lengkap tampa bantu.

9) Senang menyebut kata-kata baru.

10) Senang bertanya tentang sesuatu.

11) Menjawab pertanyan dengan kata-kata yang benar.

12) Bicara mudah di mengerti.

13) Bisa membandikan0membedakan sesuatu dari ukuran dan bentuk nya.

14) Menyebut angka dan menghitung jari.

15) Menyebut nama-nama hari.

16) Berpakaian sendiri tampa di bantu.

17) Menggosok gigi tampa di bantu.

18) Bereaksi tengan dan tidak rewel ketika di tinggal ibu.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Anak Usia Dini 2.1.1 Pengertian …eprints.umm.ac.id/42116/3/jiptummpp-gdl-abdollah20-48948... · 2018-12-17 · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

31

g. Umur 6 tahun.

Usia 60-72 bulan.

1) Berjalan lurus.

2) Berdiri dengan 1 kaki selama 11 detik.

3) Menggambar dengan 6 bagian, menggambar orang lengkap.

4) Menangkap bola kecil dengan kedua tangan

5) Menggambar segi empat

6) Mengerti lawan kata.

7) Mengerti pembicaraan yang menggunakan 7 kata atau lebih.

8) Menjawab pertanyan tentang benda terbuat dari apa dan keguaan nya.

9) Mengenal angka, bisa menghitu angka 5-10.

10) Mengenal warna –warni.

11) Mengukapkan simpati.mengikuti aturan permainan

12) Berpakaian sendiri tampa di bantu.

2.2.6 Konsep Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK)

2.2.6.1 Pengertian DDTK

Deteksi Dini Tumbuh adalah kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan

secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak pra sekolah

(Mashal, 2012) Sedangkan menurut Seotjiningsih (2010) mengatakan bahwa, Deteksi

Dini Perkembangan adalah kegiatan/pemeriksaan untuk mengetahui perkembangan

anak normal atau ada penyimpangan.

2.2.6.2 Jenis Deteksi Dini Tumbuh Kembang

Menurut Soetjiningsih (2010), ada 3 jenis deteksi dini tumbuh kembang, yaitu

sebagai berikut :

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Anak Usia Dini 2.1.1 Pengertian …eprints.umm.ac.id/42116/3/jiptummpp-gdl-abdollah20-48948... · 2018-12-17 · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

32

A. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan.

1. Pengukuran berat badan terhadap tinggibadan(BB/TB).

a) Tujuan pengukuran BB/TB adalah untuka menentukan status gizi anak,

normal , kurus, kurus sekali tau gemuk.

b) Jadwal pengukuran BB/TB disesuaikan dengan jadwal tumbuh kembanga

balita, pengukuran dan penilaian BB/TB dilakukan oleh tenaga kesehatan

terlatih.

c) Pengukuran berat badan/BB:

1) Menggukan timbagna bayi.

1) Timbangan bayi digunakan untuk menimbang anak sampai 2 tahun

selama anak masih bisa berbaring / duduk tenang.

2) Letakan timbangan pada meja yang datar dan tidak mudah

bergoyang.

3) Lihat posisi jarum atau angkat harus menunjukan ke angka 0.

4) Bayi sebaiknya telanjang, tampa topi, kaos kaki, sarung tangan.

5) Baringkan bayi dengan hati-hati di atas timbangan.

6) Lihat jarum timbangan sampai berhenti.

7) Baca angka yang ditunjukkan oleh jarung timbangan atau angka

timbangan.

8) Bila bayi terus menerus merengek, perhatikan gerak jarum, baca

angka ditengah-tengah antara jarak jarum ke kiri dan ke kanan.

2) Menggunakan timbangan injak

1) Letakkan timbangan di lantai datar sehingga tidak mudah bergerak.

2) Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk ke angka nol.

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Anak Usia Dini 2.1.1 Pengertian …eprints.umm.ac.id/42116/3/jiptummpp-gdl-abdollah20-48948... · 2018-12-17 · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

33

3) Anak sebaiknya memakai baju yang tipis tidak memakai alas kaki,

jaket, topi, jam tangan, kalung, dan tidak memegang sesuatu.

4) Anak berdiri diatas timbangan tanpa dipegangi.

5) Lihat jarum timbangan sampai berhenti.

6) Baca angka yang ditunjukkan timbangan atau angka timbangan.

7) Bila anak terus menerus merengek perhatikan gerak jarum, baca

angka di tengah antara gerak jarum ke kanan dan ke kiri.

d) Pengukuran panjang badan (PB) atau Tinggi Badan (TB)

1) Cara mengukur dengan posisi berbaring :

1) Sebaiknya dilakukan oleh 2 orang.

2) Bayi dibaringkan terlentang pada alas yang datar.

3) Kepala bayi menempel pada pembatas angka 0.

4) Petugas 1 : kedua tangan memegang kepala bayi agar tetap

menempel pada pembatas angka 0 (pembatas kepala).

5) Petugas 2 : tangan kiri menekan lutut bayi agar lurus, tangan kanan

menekan batas kaki ke telapak kaki.

6) Petugas 2 : membaca angka di tepi diluar pengukur.

2) Cara mengukur dengan posisi berdiri :

1) Anak tidak memakai sandal atau sepatu.

2) Berdiri tegak menghadap ke depan.

3) Punggung, pantat dan tumit menempel pada tiang pengukur.

4) Turunkan batas pengukur sampai menempel di ubun-ubun.

5) Baca angka pada batas tersebut.

2. Pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA)

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Anak Usia Dini 2.1.1 Pengertian …eprints.umm.ac.id/42116/3/jiptummpp-gdl-abdollah20-48948... · 2018-12-17 · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

34

a) Tujuan pengukuran lingkar kepala anak adalah untuk mengetahui lingkar

kepala anak dalam batas normal atau diluar batas normal.

b) Jadwal, sesuaikan dengan umur ana. Umur 0-11 bulan pengukuran dilakukan

setiap tiga bulan. Pada anak lebih besar umur 12-72 bulan pengukuran

dilakukan setiap enam bulan. Pengukuran dan penilaian lingkar kepala anak

dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih

c) Cara mengukur lingkar kepala :

1) Alat pengukur lingkarkan pada kepala anak melewati dahi menutupi

alis mata diatas kedua telinga dan bagian belakang kepala yang

menonjol tarik agak kencang.

2) Baca angka pada pertemuan angka 0.

3) Tanyakan tanggal lahir bayi atau anak. Hitung umur bayi atau anak.

4) Hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkar kepala menurut umur

dan jenis kelamin anak.

5) Buat garis yang menghubungkan antara ukuran yang lalu dan ukuran

yang sekarang

6) Interpretasi :

7) Bila ukuran lingkar kepala anak berada di dalam “jalur hijau” maka

lingkar kepala anak normal.

8) Bila lingkar kepala anak berada diluar jalur “jalur hijau” maka lingkar

kepala anak normal.

9) Lingkaran kepala anak tidak normal ada 2, yaitu makrosefal bila berada

diatas “jalur hijau” dan mikrosefal bila berada dibawah “jalur hijau”.

10) Intervensi :

11) Bila ditemukan makrosefal atau mikrosefal segera dirujuk ke rumah sakit.

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Anak Usia Dini 2.1.1 Pengertian …eprints.umm.ac.id/42116/3/jiptummpp-gdl-abdollah20-48948... · 2018-12-17 · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

35

B. Deteksi dini penyimpangan anak.

1. Tanyakan perkembangan anak dengan KPSP ( Kuesioner pra skrining

perkembangan).

a) Tujuan skrining atau pemeriksaan perkembangan anak menggunakan KPSP

adalah untuk mengetahui perkembangan anak atau ada penyimpangan.

b) Jadwal skrining pemeriksaan KPSP rutin adalah pada umur 3, 6, 9, 12, 15, 18,

21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66, dan 72 bulan. Jika anak belum mencapai

skrining tersebut, minta ibu datang kembali pada umur skrining yang terdekat

untuk pemeriksaan rutin. Misalnya bayi pada umur 7 bulan, minta kembali

untuk skrining KPSP pada umur 9 bulan.

c) Apabila orang tua datang dengan keluhan anaknya mempunyai masalah

tumbuh kembang sedangkan umur anak bukan umur skrining maka

pemeriksaan menggunakan KPSP untuk umur skrining terdekat yang lebih

mudah.

d) Skrining pemeriksaan/pemeriksaan dilakukan oleh tenaga kesehatan, guru

TK dan petugas pembantu PADU terlatih.

e) Alat/instrumen yang digunakan adalah :

1) Formulis KPSP menurut umur. Formulir ini berisi 9-10 pertanyaan

tentang kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak. Sasaran

KPSP anak berumur 0-72 bulan.

2) Alat bantu pemeriksaan berupa : pensil, kertas, bola sebesar bola tenis,

kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5cm sebanyak 6 buah, kismis, kacang

tanah, potongan biskuit kecil berukuran 0,5-1 cm.

f) Cara penggunaan KPSP

1) Pada waktu pemeriksaan atau skrining, anak harus dibawa.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Anak Usia Dini 2.1.1 Pengertian …eprints.umm.ac.id/42116/3/jiptummpp-gdl-abdollah20-48948... · 2018-12-17 · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

36

2) Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal bulan dan tahun anak

lahir. Bila umur anak lebih dari 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan.

a. Contoh : bayi berumur 13 bulan 16 hari dibulatkan menjadi 4 bulan

bila umur bayi 3 bulan 15 hari dibulatkan menjadi 3 bulan.

3) Setelah menentukan umur anak pilih KPSP sesuai umur anak

4) KPSP terdiri ada 2 macam pertanyaan, yaitu :

1) Pertanyaan yang dijawab oleh ibu pengasuh anak, contoh :

dapatkah bayi makan kue sendiri ?

2) Perintah kepada ibu atau pengasuh anak atau petugas untuk

melaksanakan tugas yang tertulis pada KPSP, contoh : pada posisi

bayi anda terlentang tarikalah bayi pada pergelangan tangan secara

perlahan lahan ke posisi duduk.

5) Jelaskan pada orang tua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab oleh

karena itu pastikan ibu atau pengasuh anak mengerti apa yang ditanyakan

kepadanya.

6) Tanyakan pertanyaan itu secara berurutan, satu persatu. Setiap

pertanyaan hanya ada 1 jawaban, Ya atau Tidak. Catatlah jawaban

tersebut pada formulir.

7) Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah ibu atau pengasuh anak

menjawab pertanyaan terlebih dahulu.

8) Teliti kembali apakah semua pertanyaan sudah dijawab.

g) Interpretasi hasil KPSP :

1) Hitunglah berapa jumlah jawaban Ya.

1) Jawaban Ya, bila ibu/pengasuh anak menjawab : anak bisa atau

pernah atau sering atau kadang-kadang melakukannya.

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Anak Usia Dini 2.1.1 Pengertian …eprints.umm.ac.id/42116/3/jiptummpp-gdl-abdollah20-48948... · 2018-12-17 · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

37

2) Jawaban Tidak, bila ibu/pengasuh anak menjawab : anak belum

pernah melakukan atau tidak pernah atau ibu/pengasuh anak tidak

tahu.

2) Jumlah jawaban Ya = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahap

perkembangannya (S).

3) Jumlah jawaban Ya = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M)

4) Jumlah jawaban Ya = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpanga (P)

5) Untuk jawaban Tidak, perlu dirinci jumlah jawaban ‘Tidak’ menurut jenis

keterlambatan (Gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi

dan kemandirian).

h) Intervensi :

1) Bila perkembangan anak susuai umur (S), lakukan tindakan sebagai

berikut:

1) Beri pujian pada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik

2) Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan anak.

3) Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin,

sesuai dengan umur dan kesiapan anak.

4) Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan

diposyandu secara teratur sebualan 1 kali dan setiap ada kegiatan

bina keluarga balita (BKB). Jika anak sudah memasuki anak

prasekolah (36-72 bulan), anak dapat diikutkan pada kegiatan

dipusat pendidikan anak usia dini (PAUD), kelompok bermain dan

taman kanak-kanak.

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Anak Usia Dini 2.1.1 Pengertian …eprints.umm.ac.id/42116/3/jiptummpp-gdl-abdollah20-48948... · 2018-12-17 · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

38

5) Lakukan pemeriksaan/skrining rutin menggunakan KPSP setiap 3

bulan pada anak berumur kurang dari 42 bulan dan setiap 6 bulan

pada anak umur 24-72 bulan.

2) Bila perkembangan anak meragukan (M), lakukan tindakan sebagai

berikut:

1) Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi perkembangan

pada anak lebih sering lagi, setiap saat dan sesering mungkin.

2) Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi perkembangan

anak untuk mengatasi penyimpangan/mengejar ketertinggalan.

3) Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan

adanya penyakit yang menyebabkan penyimpangan

perkembangannya.

4) Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan

menggunakan daftar KPSP sesuai dengan umur anak.

5) Jika hasil KPSP ulang jawaban ‘Ya’ tetap 7 atau 3 maka

kemungkinan ada penyimpangan (P).

3) Bila tahapan perkembangan terjadi penyimpangan (P), lakukan tindakan

sebagai berikut : Rujuk ke rumah sakit dengan menuliskan jenis dan

jumlah penyimpangan perkembangan (Gerak kasar, gerak halus, bicara

dan bahasa, sosial kemandirian).

2. Tes Daya Dengar (TDD)

a) Tujuan tes daya dengar adalah untuk menemukan gangguan pendengaran

sejak dini, agar dapat segera ditindak lanjuti untuk meningkatkan daya dengar

dan bicara anak.

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Anak Usia Dini 2.1.1 Pengertian …eprints.umm.ac.id/42116/3/jiptummpp-gdl-abdollah20-48948... · 2018-12-17 · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

39

b) Jadwal TDD adalah setiap 3 bulan pada bayi umur kurang dari 12 bulan dan

setiap 6 bulan pada anak umur 12 bulan keatas. Tes ini dilaksanakan oleh

tenaga kesehatan, guru TK, tenaga PAUD dan petugas terlatih lainnya.

c) Alat/sarana yang diperlukan adalah :

1) Instrumen TDD menurut umur anak

2) Gambar binatang (ayam, anjing, kucing, dan manusia).

3) Mainan (boneka, kubus, sendok, cangkir, bola).

d) Cara melakukan TDD :

1) Tanyakan tanggal, bulan dan tahun anak lahir, hitung umur anak dalam

bulan.

2) Pilih daftar pertanyaan TDD yang sesuai dengan umur anak.

3) Pada anak umur kurang dari 24 bulan :

1) Semua pertanyaan harus dijawab oleh orang tua/pengasuh anak.

Tidak usah ragu-ragu atau takut menjawab, karena tidak untuk

mencari siapa yang salah.

2) Tunggu jawaban dari orang tua/pengasuh anak.

3) Jawaban Ya, jika menurut orang tua/pengasuh, anak dapat

melakukannya dalam satu bulan terakhir.

4) Jawaban Tidak jika menurut orang tua/pengasuh anak tidak

pernah tidak tahu atau tidak pernah melakukannya dalam satu

bulan terakhir.

4) Pada anak umur 24 bulan atau lebih :

1) Pertanyaan-pertanyaan berupa perintah melalui orang

tua/pengasuh untuk dikerjakan oleh anak.

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Anak Usia Dini 2.1.1 Pengertian …eprints.umm.ac.id/42116/3/jiptummpp-gdl-abdollah20-48948... · 2018-12-17 · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

40

2) Amati kemampuan anak dalam melakukan perintah orang

tua/pengasuh.

3) Jawaban Ya jika anak dapat melakukan perintah orang

tua/pengasuh.

4) Jawaban Tidak jika anak tidak dapat atau tidak mau melakukan

perintah orang tua/pengasuh.

e) Interpretasi :

1) Bila ada satu atau lebih jawaban ‘TIDAK’ kemungkinan anak mengalami

gangguan pendengaran.

2) Catat dalam Buku KIA atau kartu kohort bayi/balita atau status/catatan

medik anak, jenis kelainan.

f) Intervensi :

1) Tidak lanjut sesuai dengan buku pedoman yang ada

2) Rujuk ke RS bila tidak dapat di tanggulangi.

3. Tes Daya Lihat (TDS)

a) Tujuan tes daya lihat adalah untuk mendeteksi secara dini kelainan daya lihat

agar segera dapat dilakukan tindakan lanjut sehingga kesempatan untuk

memperoleh ketajaman daya lihat menjadi lebih besar.

b) Jadwal tes daya lihat dilakukan setiap 6 bulan pada anak usia prasekolah umur

36 bulan – 72 bulan. Tes ini dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, guru TK,

tenaga PAUD dan petugas terlatih lainnya.

c) Alat/sarana yang diperlukan :

1) Ruangan yang bersih, tenang dengan penyinaran yang baik.

2) Dua buah kursi, 1 untuk anak, 1 untuk pemeriksa.

3) Poster “E” untuk digantung dan kartu “E” untuk dipegang anak.

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Anak Usia Dini 2.1.1 Pengertian …eprints.umm.ac.id/42116/3/jiptummpp-gdl-abdollah20-48948... · 2018-12-17 · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

41

4) Alat penunjuk.

d) Cara melakukan tes daya lihat :

1) Pilih salah satu ruangan yang tenang, dengan penyinaran yang baik.

2) Gantung poster “E” setinggi mata anak pada posisi duduk.

3) Letakkan sebuah kursi sejauh 3 meter dari poster “E” menghadap ke

poster “E”.

4) Letakkan sebuah kursi lainnya disamping poster “E” untuk pemeriksa.

5) Pemeriksa memberikan karut “E” pada anak. Latih anak dalam

mengarahkan kartu “E” menghadap atas, bawah, kiri dan kanan. Sesuai

yang ditunjuk pada poster “E” oleh pemeriksa. Beri pujian setiap kali anak

mau melakukannya. Lakukan hal ini sampai anak dapat mengarahkan kartu

“E” dengan benar.

6) Selanjutnya, anak diminta untuk menutup mata sebelah matanya dengan

buku atau kertas. Dengan alat menunjuk tunjuk huruf “E” pada poster,

satu persatu, mulai baris pertama sampai baris ke empat atau baris “E”

terkecil yang dapat dilihat.

7) Puji anak setiap kali dapat mencocokkan posisi kartu “E” yang

dipegangnya pada poster.

8) Ulangi pemeriksaan tersebut pada mata satunya dengan cara yang sama.

9) Tuliskan baris “E” terkecil yang dapat dilihat, pada kertas yang telah

disediakan : mata kanan . . . . . . . mata kiri : . . . . . . . .

e) Interpretasi :

Anak prasekolah umumnya tidak mengalami kesulitan melihat sampai baris

ketiga pada poster “E” . bila kedua mata anak tidak dapat melihat baris ketiga

poster “E”, artinya tidak dapat mencocokkan kartu “E” yang dipegangnya

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Anak Usia Dini 2.1.1 Pengertian …eprints.umm.ac.id/42116/3/jiptummpp-gdl-abdollah20-48948... · 2018-12-17 · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

42

dengan arah “E” pada baris yang ketiga yang ditunjuk oleh pemeriksa,

kemungkinan anak mengalami gangguan daya lihat.

f) Intervensi :

Bila kemungkinan anak mengalami gangguan daya lihat, minta anak datang

lagi untuk pemeriksaan ulang. Bila pemeriksaan berikutnya, anak tidak dapat

melihat sampai pada baris yang sama “E”, atau tidak dapat melihat baris yang

sama dengan kedua matanya, rujuk kerumah sakit dengan menuliskan mata

yang mengalami gangguan (kanan dan kiri).

C. Deteksi dini penyimpangan mental emosional.

Ada beberapa jenis alat yang digunakan untuk mendeteksi secara dini adanya

penyimpangan mental emosional pada anak, yaitu :

1. KMEE (Kuesioner masalah mental emisional) bagi anak umur 36 bulan

sampai 72 bulan.

2. CHAT (Check List for Autism Toddles :Leklis Deteksi Dini Autis) bagi anak

umur 18 bulan sampai 36 bulan.

3. GPPH ( Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas) menggunakan

Abreviated Conner Rating Scale bagi anak umur 36 bulan keatas (Kemenkes,

2012).