32
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Definisi Pemasaran Pemasaran merupakan aktivitas yang sangat penting bagi perusahaan untuk mencapai tujuannya. Kebanyakan orang beranggapan bahwa pemasaran hanyalah menjual dan mengiklankan. Sesungguhnya penjualan dan iklan hanyalah puncak dari pemasaran. Saat ini pemasaran harus dipahami tidak dalam pemahaman kuno membuat penjualan, tetapi dalam pemahaman modern yaitu memuaskan kebutuhan pelanggan. Bila pemasar memahami kebutuhan pelanggan, mengembangkan produk dan jasa menyediakan nilai yang unggul bagi pelanggan, menetapkan harga, mendistribusikan, dan mempromosikan produk dan jasa secara efektif, maka produk dan jasa itu akan mudah untuk dijual. Menurut Canon,et al (2008:8) pemasaran adalah suatu aktivitas yang bertujuan mencapai sasaran perusahaan, dilakukan dengan cara mengantisipasi kebutuhan pelanggan atau klien serta mengarahkan aliran barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan pelanggan atau klien dari produsen. Menurut Laksana (2008:4) pemasaran adalah segala kegiatan yang menawarkan suatu produk untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Menurut Kotler dan Keller (2012:5) pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, kengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya. Istilah kata pemasaran juga sering kita

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Definisi …eprints.umm.ac.id/59763/3/BAB II.pdf · memuaskan kebutuhan pelanggan. Bila pemasar memahami kebutuhan pelanggan, mengembangkan

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 5

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Pemasaran

    2.1.1 Definisi Pemasaran

    Pemasaran merupakan aktivitas yang sangat penting bagi perusahaan

    untuk mencapai tujuannya. Kebanyakan orang beranggapan bahwa pemasaran

    hanyalah menjual dan mengiklankan. Sesungguhnya penjualan dan iklan hanyalah

    puncak dari pemasaran. Saat ini pemasaran harus dipahami tidak dalam

    pemahaman kuno membuat penjualan, tetapi dalam pemahaman modern yaitu

    memuaskan kebutuhan pelanggan. Bila pemasar memahami kebutuhan pelanggan,

    mengembangkan produk dan jasa menyediakan nilai yang unggul bagi pelanggan,

    menetapkan harga, mendistribusikan, dan mempromosikan produk dan jasa secara

    efektif, maka produk dan jasa itu akan mudah untuk dijual.

    Menurut Canon,et al (2008:8) pemasaran adalah suatu aktivitas yang

    bertujuan mencapai sasaran perusahaan, dilakukan dengan cara mengantisipasi

    kebutuhan pelanggan atau klien serta mengarahkan aliran barang dan jasa yang

    memenuhi kebutuhan pelanggan atau klien dari produsen. Menurut Laksana

    (2008:4) pemasaran adalah segala kegiatan yang menawarkan suatu produk untuk

    memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Menurut Kotler dan Keller

    (2012:5) pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk

    menciptakan, kengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan

    untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan

    organisasi dan pemangku kepentingannya. Istilah kata pemasaran juga sering kita

  • 6

    kenal dengan kata marketing. Marketing itu sendiri merupakan bahasa inggris

    yang sudah teradopsi dari bahasa indonesia kita sehari-hari sehingga ketika kita

    berbicara mengenai marketing akan berkenaan dengan penjualan barang dan jasa.

    Pemasaran berasal dari kata pasar yaitu tempat fisik dimana pembeli dan penjual

    berkumpul untuk membeli dan menjual barang. Para ekonom mendeskripsikan

    pasar sebagai sekumpulan pembeli dan penjual yang bertransaksi atas suatu

    produk atau kelas produk tertentu (seperti pasar perumahan atau pasar gandum).

    Menurut Kotler dan Amstrong (2014:27) :

    “Pemasaran adalah proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi

    pelanggan dan membangun hubungan yang kuat untuk menangkap nilai dari

    pelanggan sebagai imbalannya.”

    Sedangkan pengertian pemasaran menurut American Marketing

    Association (AMA) yang dikutip oleh Kotler dan Keller (2012, p.27) adalah

    sebagai berikut:

    “Marketing is the activity, set of ionstitutions and processes for creating

    communicating, delivering, and exchanging offerings that have value for

    customers, clients, partners, and society at large”.

    Yang artinya adalah pemasaran merupakan aktivitas, mengatur Lembaga,

    dan proses untuk menciptakan sesuatu, berkomunikasi, memberikan dan bertukar

    penawaran yang memiliki nilai untuk pelanggan, klien, mitra dan masyarakat pada

    umumnya. Dengan kata lain, dalam pemasaran terdapat proses sosial yang dengan

    proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

    inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan

    produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Dari pengertian-pengertian

  • 7

    diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah sesuatu aktifitas dalam

    menyampaikan barang atau jasa kepada para konsumen, dimana kegiatan tersebut

    dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen.

    Sebelum memahami akan pemasaran, maka terlebih dahulu harus

    mengetahui terlebih dahulu mengenai konsep inti dari pemasaran. Konsep inti

    dalam pemasaran menurut Kotler dan Amstrong (2014) adalah sebagai berikut:

    a) Kebutuhan, keinginan, dan permintaan

    Kebutuhan adalah syarat hidup dasar manusia seperti orang membutuhkan

    udara, makanan, air, pakaian, dan tempat tinggal untuk bertahan hidup.

    Kebutuhan- kebutuhan ini menjadi keinginan ketika diarahkan ke objek

    tertentu yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut. Permintaan adalah

    keinginan akan produk- produk tertentu yang didukung oleh kemampuan

    untuk membayar. Sebagian pelanggan memiliki kebutuhan yang tidak

    sepenuhnya mereka sadari atau mereka tidak dapat mengartikulasikan

    kebutuhan tersebut. Pada akhirnya perusahaan harus membantu pelanggan

    dalam mempelajari apa yang masyarakat inginkan.

    b) Pasar sasaran, positioning dan segmentasi

    Pemasar melakukan pembagian dalam segmen-segmen. Setelah

    mengidentifikasi segmen pasar, pemasar lalu memutuskan segmen mana

    yang memberikan peluang terbesar. Segmen itulah yang menajadi pasar

    sasarannya. Untuk setiap segmen, perusahaan mengembangkan suatu

    penawaranpasar yang diposisikannya di dalam benak pembeli sasaran

    sebagai keuntungan utama. Perusahaan akan mencapai hasil yang lebih baik

  • 8

    jika mereka memilih pasar sasarannya dengan cermat serta mempersiapkan

    program pemasaran yang sesuai.

    c) Penawaran dan merek

    Perusahaan memenuhi kebutuhan dengan mengajukan sebuah proposisi nilai

    yaitu serangkaian keuntungan yang mereka tawarkan kepada pelanggan

    untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Proposisi nilai yang sifatnya tidak

    berwujud dibuat menjadi berwujud dengan cara penawaran. Penawaran

    dapat berupa suatu kombinasi produk, jasa, informasi, dan pengalaman.

    Merek adalah suatu penawaran dari sumber yang diketahui. Semua

    perusahaan berjuan untuk membangun citra merek yang kuat, disukai, dan

    unik.

    d) Nilai dan kepuasan

    Nilai mencerminkan sejumlah manfaaat baik yang berwujud maupun yang

    tidak berwujud dan biaya yang dipersepsikan oleh pelanggan. Nilai adalah

    konsep yang sentral perannya dalam pemasaran. Kita dapat memandang

    pemasaran sebagai kegiatan mengidentifikasi, menciptakan,

    mengomunkasikan, menyampaikan, dan memantau nilai pelanggan.

    Kepuasan mencerminkan penilaian seseorang tentang kinerja produk

    anggapannya dalam kaitanya dengan ekspektasi.

    e) Saluran pemasaran

    Untuk mencapai pasar sasaran, pemasar menggunakan tiga jenis saluran

    pemasaran. Saluran komunikasi menyampaikan dan menerima pesan dari

    pembeli sasaran. Pemasar menggunakan saluran distribusi untuk menggelar,

    menjual, atau menyampaikan produk fisik atau jasa kepada pelanggan.

  • 9

    Pemasar juga menggunakan saluran layanan untuk melakukan transaksi

    dengan calon pembeli. Pemasar menghadapi tantangan dalam memilih

    bauran terbaik antara saluran komunikasi, distribusi, dan layanan untuk

    penawaran mereka.

    f) Rantai pasokan

    Rantai pasokan adalah saluran yang lebih panjang yang membentang dari

    bahan mentah hingga komponen sampai produk akhir yang dihantarkan ke

    pembeli akhir. Ketika suatu perusahaan mendapatkan pesaing atau

    memperluas bisnisnya ke hulu atau ke hilir, tujuannya adalah demi meraih

    persentase yang lebih tinggi dari nilai rantai pasokan.

    g) Persaingan

    Persaingan mencakup semua penawaran dan produk substitusi yang

    ditawarkan oleh pesaing, baik yang aktual maupun yang potensial, yang

    mungkin dipertimbangkan oleh seorang pembeli. Misalkan suatu

    perusahaan otomotif berencana membeli baja untuk mobilnya. Ada

    beberapa tingkat pesaing yang mungkin akan dihadapinya.

    h) Lingkungan pemasaran

    Lingkungan pemasaran terdiri dari lingkungan tugas dan lingkungan luas.

    Lingkungan tugas mencakup para pelaku yang terlibat dalam produksi,

    distribusi, dan promosi penawaran. Termasuk di dalamnya adalah

    perusahaan, pemasok, distributor, dealer, dan pelanggan sasaran.

    Lingkungan luasterdiri dari atas enam komponen yaitu lingkungan

    demografis, lingkungan ekonomi, lingkungan fisik, lingkungan tekhnologi,

    lingkungan politik-hukum, dan lingkungan sosial budaya. Pemasar harus

  • 10

    benar-benar memperhatikan gaya hidup sekarang dan perkembangan dalam

    lingkungan-lingkungan ini dan melakukan penyesuaian yang tepat waktu

    pada strategi pemasaran mereka. (Kotler dan Amstrong, 2014)

    2.1.2 Strategi Pemasaran

    Definisi pemasaran mengimplikasikan bahwa bauran pemasaran dapat

    mempengaruhi calon konsumen untuk menggunakan produk yang bernilai

    sehingga mampu memenuhi keinginan dan kebutuhan nasabah yang pada

    akhirnya diharapkan nasabah puas dan loyal. Dalam peranan strategisnya,

    pemasaran mencakup setiap usaha untuk mencapai kesesuaian antara perusahaan

    dengan lingkungannya dalam rangka mencari pemecahan atas masalah penentuan

    dua pertimbangan pokok. Pertama, bisnis apa yang digeluti perusahaan pada saat

    ini dan jenis bisnis apa yang dapat dimasuki di masa mendatang. Kedua,

    bagaimana bisnis yang telah dipilih tersebut dapat dijalankan dengan sukses

    dalam lingkungan yang kompetitif atas perspektif produk, harga, promosi, dan

    distribusi untuk melayani pasar sasaran (Tjiptono 2008:6). Menurut Canon

    (2008:40) strategi pemasaran yaitu menentukan pasar target dan bauran

    pemasaran yang terkait. Strategi ini merupakan gambaran besar mengenai apa

    yang akan dilakukan oleh suatu perusahaan di suatu pasar. Dibutuhkan dua bagian

    yang saling berkaitan yaitu pasar target adalah strategi pemasaran menentukan

    pembeli secara tertentu. Pendekatan ini disebut dengan pemasaran target yang

    berbeda dengan pemasaran massal.

    Pemasaran target berarti bahwa bauran pemasaran disesuaikan dengan

    calon pembeli tertentu, sebaliknya pemasaran massal melakukan pendekatan

    berorientasi produk yang sama dan menarget semura orang dengan bauran

  • 11

    pemasaran yang sama. Pemasaran target memandang sebagai pendekatan senapan

    yang sudah tertuju satu arah sedangkan pemasaran massal sebagai pendekatan

    meriam yang mencakup keseluruhan. Pemasaran target tidak terbatas pada

    segmen pasar kecil atau pasar yang cukup homogen dan seorang pemasar target

    akan secara sengaja menjadikannya sebagai sasaran.

    Menurut Canon (2008:40) bauran pemasaran (marketing mix) yaitu

    variabel-variabel yang akan diawasi yang disusun oleh perusahaan tersebut

    memuaskan kelompok yang ditarget. Terdapat banyak cara yang bisa dilakukan

    untuk memuaskan kebutuhan pembeli sasaran. Bauran pemasaran menganalisis

    data dari beragam sumber, seperti data pemindai pengecer, data pengiriman

    perusahaan, penetapan harga, media dan data belanja promosi untuk memahami

    pengaruh kegiatan pemasaran tertentu secara lebih tepat. Bauran pemasaran terdiri

    dari produk, harga, promosi, dan tempat. Akan lebih mudah mengingatnya jika

    kita menyebut empat bagian utama dari bauran pemasaran ini dengan istilah 4P.

    2.2 Keputusan Pembelian

    Menurut Kotler dan Armstrong (2014:226) keputusan Pembelian adalah :

    “Tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen benar-

    benar membeli. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan dimana

    individu secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang

    yang ditawarkan”. Setiap hari konsumen menentukan berbagai pilihan pembelian,

    kebanyakan dari perusahaan besar menyelidiki keputusan pembelian konsumen

    begitu rincinya untuk menemukan apa yang dibeli konsumen, dimana mereka

    membeli, bagaimana dan berapa banyak yang mereka beli, kapan mereka membeli

    dan mengapa mereka sampai membeli.

  • 12

    Orang-orang pemasaran dapat mempelajari pembelian aktual konsumen,

    tetapi menyelidiki sebab-musabab perilaku membeli mereka tidaklah mudah.

    Jawabannya seringkali tersimpan dalam-dalam di kepala konsumen (Kotler dan

    Amstrong, 2014:195) mempelajari perilaku konsumen akan memberikan

    petunjuk bagi pengembangan produk baru, keistimewaan produk, harga, saluran

    pemasaran, pesan iklan dan elemen bauran pemasaran lainnya. Titik tolak untuk

    memahami perilaku pembeli adalah rangsangan tanggapan. Rangsangan

    pemasaran dan lingkungan mulai memasuki kesadaran pembeli. Karakteristik

    pembeli dan proses pengambilan keputusan menimbulkan keputusan pembelian

    tertentu. Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran

    pembeli mulai dari adanya rangsangan dari luar hingga munculnya keputusan

    pembelian pembeli. Menurut Purbarani dan Santoso (2013), proses pengambilan

    keputusan pembelian suatu produk dapat digambarkan dalam tahapan-tahapan

    keputusan pembelian sebagai berikut :

    2.2.1 Pengenalan Masalah atau Kebutuhan

    Kotler dan Amstrong (2014) mengemukakan mengenai proses pembelian

    dimulai ketika pembeli mengenal suatu masalah atau kebutuhan. Pengenalan

    kebutuhan ini mengenai adanya kebutuhan dan keinginan yang belum terpenuhi

    dan terpuaskan. Jika kebutuhan tersebut diketahui, maka konsumen akan segera

    memahami adanya kebutuhan yang belum segera dipenuhi atau masih bisa

    ditunda pemenuhannya, serta kebutuhan yang sama-sama harus segera dipenuhi.

    Proses ini melibatkan secara bersama-sama banyak variabel termasuk

    pengamatan, proses belajar, sikap, karakteristik, kepribadian dan macam- macam

    kelompok sosial dan referensi yang mempengaruhinya.

  • 13

    Proses pengenalan masalah merupakan suatu proses yang lebih kompleks

    dari penganalisaan motivasi. Walaupun proses tersebut melibatkan motif-motif

    pembelian, tetapi selain itu melibatkan juga sikap, konsep diri, dan pengaruh-

    pengaruh lain. Proses ini juga melibatkan proses pembandingan dan pembobotan

    yang kompleks terhadap macam- macam kebutuhan yang relatif penting, sikap

    tentang bagaimana menggunakan sumber keuangan yang terbatas untuk berbagai

    alternatif pembelian, dan sikap tentang kualitatif dari kebutuhan yang harus

    dipuaskan (Kotler dan Amstrong, 2014).

    2.2.3 Pencarian Informasi

    Seseorang yang tergerak oleh stimulus akan berusaha mencari lebih banyak

    informasi yang terlibat dalam pencarian akan kebutuhan. Pencarian merupakan

    aktivitas termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan dan

    perolehan informasi dari lingkungan. Peter dan Donnelly (2011)

    mengelompokkan sumber informasi bagi pelanggan ke dalam 5 (lima) kategori,

    yaitu :

    1) Sumber internal, berupa penglaman sebelumnya dalam menangani

    kebutuhan serupa.

    2) Sumber kelompok, yaitu pihak-pihak relevan lain (seperti teman, keluarga,

    tetangga, dan rekan kerja) yang diyakini konsumen memiliki keahlian

    khusus dalam keputusan pembelian terkait.

    3) Sumber pemasaran, berupa iklan, wiraniaga, dealer, kemasan, dan

    pajangan.

  • 14

    4) Sumber publik, meliputi publisitas (seperti artikel koran tentang produk)

    dan pemeringkatan independen terhadap produk (contohnya, laporan hasil

    riset produk dan Warta Konsumen).

    5) Sumber eksperiensial, yaitu mengenai, menilai, dan mungkin pula

    mencoba produk atau jasa sewaktu berbelanja.

    2.2.3 Evaluasi Alternatif

    Evaluasi alternatif merupakan proses dimana suatu alternatif pilihan

    disesuaikan dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Proses evaluasi

    bisa sistematis (menggunakan serangkaian langkah formal), bisa pula non-

    sistematis (memilih secara acak atau semata-mata mengandalkan intuisi). Menurut

    Simamora (2011) bahwa proses evaluasi bisa dijelaskan dengan menggunakan

    asumsi-asumsi seperti berikut:

    a) Pertama, diasumsikan bahwa konsumen melihat produk sebagai

    sekumpulan atribut. Sebagai contoh, sekaleng susu instan merupakan

    sekumpulan atribut yang terdiri dari rasa, kandungan gizi, harga, ukuran

    dan reputasi. Konsumen yang berbeda memiliki persepsi yang berbeda

    tentang atribut apa yang relevan.

    b) Kedua, tingkat kepentingan atribut berbeda-berbeda sesuai dengan

    kebutuhan dan keinginan masing-masing. Konsumen memiliki

    penekanan yang berbeda-beda dalam menilai atribut apa yang paling

    penting. Konsumen yang daya belinya terbatas, kemungkinan besar akan

    memperlihatkan atribut harga sebagai yang utama.

    c) Ketiga, konsumen mengembangkan sejumlah kepercayaan tentang letak

    nbproduk pada setiap atribut. Sejumlah kepercayaan mengenai merek

  • 15

    tertentu disebut brand image. Misalnya, sejumlah kepercayaan mengenai

    susu Dancow Instant adalah rasa enak, harga terjangkau, mutu terjamin..

    d) Keempat, tingkat kepuasan konsumen terhadap produk akan beragam

    sesuai dengan perbedaan atribut. Misalnya, seseorang menginginkan

    besarnya gambar gambar dari televisi, maka kepuasan tertinggi akan

    diperoleh dari televisi paling besar dari kepuasan terendah dari televisi

    paling kecil. Dengan kata lain, semakin besar ukuran televisi, maka

    kepuasannya juga semakin besar.

    e) Kelima, konsumen akan sampai pada sikap terhadap merek yang

    berbeda melalui prosedur evaluasi.

    2.2.4 Keputusan Membeli

    Keputusan untuk membeli disini merupakan proses dalam pembelian yang

    nyata. Menurut Solomon (2015), perilaku konsumen adalah studi yang meliputi

    proses ketika individu atau kelompok tertentu membeli, menggunakan atau

    mengatur produk, jasa, ide atau pengalaman untuk memenuhi kebutuhan dan

    hasrat.

    Menurut Schiffman dan Kanuk (2013),

    Ilmu perilaku konsumen merupakan ilmu tentang bagaimana individu

    mengambil suatu keputusan dalam menggunakan sumberdaya yang dimilikinya

    yaitu waktu, tenaga, dan uang untuk mengkonsumsi sesuatu, termasuk

    mempelajari apa, mengapa, kapan, dan dimana seseorang membeli, serta seberapa

    sering seseorang membeli dan menggunakan suatu produk dan jasa.

    Peter dan Olson (2014) menyatakan bahwa :

  • 16

    a. Perilaku konsumen itu dinamis karena pikiran, perasaan, dan tingkah

    laku individu, kelompok konsumen dan lingkungan sosial akan selalu

    berubah.

    b. Perilaku konsumen dipengaruhi pikiran antar manusia, perasaan, dan

    tingkah laku beserta lingkungannya.

    c. Perilaku konsumen dipengaruhi oleh perubahan-perubahan diantara

    manusia.

    Engel et.al. (2013), menyatakan bahwa:

    Perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian yang

    dilakukan oleh konsumen melewati lima tahapan yaitu: pengenalan kebutuhan,

    pencarian informasi, evaluasi informasi, pembelian dan pasca pembelian. Proses

    pengambilan keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh tiga faktor utama

    yaitu :

    a. Faktor perbedaan individu terdiri dari sumberdaya konsumen, motivasi

    dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup dan

    demografi.

    b. Faktor lingkungan yang terdiri dari budaya, kelas sosial, pengaruh

    pribadi, keluarga dan situasi.

    c. Proses psikologis terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran,

    perubahan sikap/perilaku.

    Dalam keputusan pembelian dengan membeli produk atau merek yang

    paling disukai. Ada 2 faktor yang muncul antara niat dalam membuat keputusan

    untuk membeli. Faktor yang pertama adalah sikap orang lain dan yang kedua

    faktor situasi yang tidak diharapkan. Setelah membeli produk konsumen akan

  • 17

    mengalami proses kepuasan sebagai tingkah laku paska pembelian yaitu suatu

    perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara

    kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapannya. Jika kinerja

    berada dibawah harapan, konsumen tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan

    konsumen, maka akan menimbulkan kepuasan dan rasa senang.

    Proses pengambilan keputusan sebagai aktivitas penting dalam perilaku

    konsumen perlu dipahami untuk merumuskan strategi pemasaran yang tepat yang

    mampu mempengaruhi setiap tahapan proses pengambilan keputusan yang

    berlangsung. Proses pengambilan keputusan menurut Engel et.al. (2013) ada 3

    proses yaitu tahap pengakuan adanya kebutuhan, dimana konsumen merasakan

    adanya kebutuhan, usaha pencarian informasi sebelum membeli, dan penilaian

    terhadap alternatif. Proses ini dipengaruhi usaha-usaha dari pemasaran perusahaan

    dan lingkungan sosio kultural serta kondisi psikologis konsumen. Faktor eksternal

    yang dapat menjadi input dan berpengaruh terhadap proses pengambilan

    keputusan adalah usaha yang dilakukan pemasar melalui strategi dan bauran

    pemasaran dan factor eksternal yang berupa keluarga, kelas sosial, sumber-sumber

    informal dan komersial, budaya, sub budaya.

    Jadi, setelah tahap–tahap di muka dilakukan, maka konsumen harus

    mengambil keputusan apakah membeli atau tidak. Bila konsumen juga membeli,

    konsumen akan menjumpai serangkaian keputusan yang harus diambil

    menyangkut jenis produk, merek, penjual, kuantitas, waktu pembelian dan cara

    pembayarannya.

    2.2.5 Perilaku Sesudah Pembelian

  • 18

    Dijelaskan oleh Simamora (2011) bahwa bagi perusahaan, perasaan dan

    perilaku sesudah pembelian juga sangat penting. Perilaku mereka dapat

    mempengaruhi penjualan ulang dan juga mempengaruhi ucapan-ucapan pembeli

    kepada pihak lain tentang produk perusahaan. Ada kemungkinan bahwa memiliki

    ketidaksesuaian sesudah ia melakukan pembelian karena mungkin harganya

    dianggap terlalu mahal, atau mungkin karena tidak sesuai dengan keinginan atau

    gambaran sebelumnya. Untuk mencapai keharmonisan dan meminimumkan

    ketidaksesuaian, pembeli harus mengurangi keinginan- keinginan lain. Sesudah

    pembelian, seperti: menghindari iklan untuk produk lain yang tidak dibeli. Selain

    itu pembeli juga harus mengeluarkan waktu lebih banyak lagi untuk membuat

    evaluasi sebelum membeli.

    Menurut Schiffman dan Kanuk (2013) terdapat beberapa indikator dalam

    proses keputusan pembelian :

    1) Cepat dalam memutuskan, yaitu indikator keputusan pembelian yang

    melihat apakah konsumen cepat dalam mengambil keputusan

    pembelian suatu produk.

    2) Pembelian sendiri, yaitu melihat apakah keputusan pembelian yang

    dilakukan oleh konsumen berdasarkan keinginan dirinya sendiri.

    3) Bertindak karena keunggulan produk, yaitu keputusan pembelian yang

    dilakukan karena melihat keunggulan yang dimiliki oleh produk

    tersebut.

    Keyakinan atas pembelian, yaitu keputusan pembelian yang dilakukan

    oleh konsumen secara yakin tanpa banyak keraguan.

  • 19

    Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa keputusan

    pembelian adalah suatu proses penyelesaian masalah yang terdiri dari menganalisa

    atau pengenalan kebutuhan dan keinginan, pencarian informasi, penilaian sumber-

    sumber seleksi terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian dan perilaku

    setelah pembelian.

    Keputusan pembelian merupakan suatu keputusan sebagai pemilihan

    suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternative (Sumarwan, 2014:289).

    Sama halnya yang dijelaskan oleh Setiadi (2013:415) pengambilan keputusan

    konsumen adalah proses perintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan

    untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternative dan memilih salah satu

    diantaranya. Hasil dari proses perintegrasian ini adalah suatu pilihan (choice),

    yang disajikan secara kognitif sebagai keinginan berperilaku. Untuk memahami

    pembuatan keputusan pembelian konsumen, terlebih dahulu harus dipahami sifat-

    sifat keterlibatan konsumen dengan produk atau jasa (Sutisna, (2013:11).

    Memahami tingkat keterlibatan konsumen terhadap produk atau jasa berarti

    pemasar berusaha mengidentifikasi hal-hal yang menyebabkan seseorang merasa

    harus terlibat atau tidak dalam pembelian suatu produk atau jasa.

    Keputusan pembelian yang dilakukan oleh para konsumen melalui lima

    tahap yaitu: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif,

    keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Jelaslah bahwa proses

    pembelian dimulai jauh sebelum pembelian aktual dilakukan dan memiliki

    dampak yang lama setelah itu. Namun para konsumen tidak selalu melewati

    seluruh lima urutan tahap ketika membeli produk. Mereka bisa melewati atau

    membalik beberapa tahap. Akan tetapi model dalam Gambar 2.1 menyajikan satu

  • 20

    kerangka acuan, karena ia merebut kisaran perimbangan sepenuhnya yang muncul

    ketika seorang konsumen menghadapi pembelian baru dengan keterlibatan yang

    tinggi (Kotler dan Keller, 2012:235).

    Gambar 2.1 Tahap Keputusan Pembelian

    2.3 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

    Bauran pemasaran merupakan salah satu konsep utama dalam pemasaran

    modern. Dengan kata lain, bauran pemasaran menjadi alat bagi aktivitas

    pemasaran perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Berikut ini

    dikemukakan pengertian bauran pemasaran (marketing mix) menurut para ahli.

    Definisi bauran pemasaran (marketing mix) menurut Alma (2013:205)

    adalah “marketing mix merupakan setrategi mencampur kegiatan-kegiatan

    marketing, agar dicari kombinasi maksimal sehingga mendatangkan hasil paling

    memuaskan”.

    Pengertian bauran pemasaran menurut Kotler dan Amstrong (2014:51):

    “Marketing mix is the set of tactical marketing tools that the firm blends to

    produce the response it wants in the target market”. Artinya seperangkat alat

    pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mendapatkan respon dalam target

    pasar.

    Menurut Philip Kotler dan keller (2012:101) menyatakan bahwa

    “Marketing Mix merupakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan

    perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarnya di pasar sasaran”

  • 21

    sedangkan definisi bauran pemasaran menurut Tjiptono (2008:30) dalam jurnal

    Cempakasari dan Kusnilawati (2012) dijelaskan bahwa “bauran pemasaran

    merupakan seperangkat alat yang dapat digunakan pemasar untuk membentuk

    karakteristik jasa yang ditawarkan kepada pelanggan”.

    Berdasarkan pengertian di atas, maka peneliti dapat menjelaskan bahwa

    bauran pemasaran adalah suatu perangkap yang akan menentukan tingkat

    keberhasilan pemasaran bagi perusahaan, dan semua ditunjukan untuk

    memberikan kepuasan kepada segmen pasar atau konsumen yang di pilih.

    Menurut Kotler dan Amstrong (2014:181) bauran pemasaran atau

    marketing mix adalah perangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan,

    produk, harga, distribusi, dan promosi (4P) yang dipadukan oleh perusahaan

    untuk menghasilkan respons yang diinginkan dalam pasar sasaran. Berikut

    pengertiaannya:

    2.3.1. Produk (Product)

    Produk merupakan sekumpulan nilai kepuasan yang kompleks. Nilai sebuah

    produk ditetapkan oleh pembeli berdasarkan manfaat yang akan mereka terima.

    Menurut Kotler dan Keller (2012) mengartikan produk adalah segala sesuatu

    yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan atau

    dikonsumsi sehingga dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan

    konsumen.Mengelola unsur produk temasuk perencanaan dan pengembangan

    produk dan jasa yang tepat untuk dipasarkan oleh perusahaan.

    2.3.2. Harga (Price)

    Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan

    pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan, di samping itu merupakan unsur

  • 22

    bauran pemasaran bersifat fleksibel (dapat cepat diubah). Stanton (2012)

    mendefinisikan harga adalah sejumlah uang (kemungkinan ditambah beberapa

    barang) yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah

    produk dan pelayanan yang menyertainya. Penetapan harga dipengaruhi oleh

    permintaan produk, target pangsa pasar, reaksi pesaing, strategi penetapan

    harga, bagian lain di luar bauran pemasaran dan biaya operasional.Penetapan

    harga mempunyai beberapa maksud atau tujuan tertentu. Oleh karena itu,

    penentuan harga merupakan titik kritis dalam bauran pemasaran jasa karena

    harga menentukan pendapatan dari suatu usaha. Manajemen harus menentukan

    suatu strategi yang menyangkut potongan harga, pembayaran ongkos angkut,

    dan berbagai variabel bersangkutan.

    2.3.3. Tempat (Place)

    Place diartikan sebagai tempat pelayanan jasa. Kotler dan Amstrong (2014)

    menyatakan bahwa lokasi (Place) adalah suatu strategi yang menentukan

    dimana dan bagaimana kita menjual suatu produk tertentu. Yang terpenting

    dalam strategi ini adalah menetapkan lokasi, distributor atau outlet, dimana

    konsumen dapat melihat dan membeli barang yang ditawarkan itu. Lokasi

    pelayanan jasa yang digunakan dalam memasok jasa kepada pelanggan yang

    dituju. Lokasi merupakan keputusan organisasi mengenai tempat operasinya

    dengan semua kegiatan-kegiatan organisasi. Tempat juga penting sebagai

    lingkungan dimana dan bagaimana jasa akan diserahkan, sebagai bagian dari

    nilai dan manfaat jasa.

    2.3.4. Promosi (Promotion)

  • 23

    Promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk serta

    mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasaranya.

    Promosi merupakan salah satu peubah di dalam bauran pemasaran yang sangat

    penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produknya.

    Betapapun bagusnya suatu produk, bila konsumen belum pernah

    mendengarnya dan tidak yakin produk itu akan berguna bagi mereka, maka

    mereka tidak akan membelinya. Pada dasarnya promosi adalah semua kegiatan

    yang bermaksud mengomunikasikan atau menyampaikan suatu produk kepada

    pasar sasaran untuk memberi informasi tentang keistimewaan, kegunaan dan

    yang paling penting adalah tentang keberadaannya, untuk mengubah sikap

    ataupun mendorong orang untuk bertindak (dalam hal ini membeli). Tujuan

    utama dari promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk

    serta mengingatkan konsumen. Sementara itu Tjiptono (2008)

    mengklasifikasikan tujuan promosi sebagai efek dari komunikasi sebagai

    berikut:

    1) Menimbulkan persepsi pelanggan terhadap suatu kebutuhan.

    2) Memperkenalkan dan memberikan pandangan tentang suatu produk

    kepada konsumen.

    3) Mendorong pemilihan terhadap suatu produk.

    4) Membujuk pelanggan untuk membeli suatku produk.

    5) Mengimbangi kelemahan unsur barang pemasaran lain.

    6) Menanamkan Citra produk dan perusahaan.

    Berdasarkan teori-teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bauran

    pemasaran adalah suatu kelompok komponen pemasaran yang terdiri

  • 24

    dari 4P: product, price, place dan promotion yang saling terkait satu sama lain,

    dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen serta

    mencapai tujuan perusahaan.

    2.4 Kualitas Pelayanan

    2.4.1 Pengertian Kualitas

    Menurut Kotler dan Keller (2012:143) kualitas (Quality) adalah totalitas

    fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya

    untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Sedangkan menurut

    Tjiptono (2011:47) mengemukakan bahwa kualitas merupakan suatu kondisi

    dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan

    yang memenuhi atau melebihi harapan.

    Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa kualitas adalah

    suatu kondisi yang berhubungan dengan produk dan jasa yang dapat memuaskan

    atau memenuhi kebutuhan yang sesuai dengan harapan.

    2.4.2 Pengertian Kualitas Pelayanan

    Menurut Kotler dan Keller (2012:36) pelayanan (service) adalah semua

    tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain yang

    pada intinya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun.

    Menurut Tjiptono dan Candra (2011:180) Kualitas pelayanan adalah

    ukuran seberapa bagus tingkat layanan yang diberikan mampu sesuai dengan

    ekpektasi pelanggan. Ada dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas jasa,

    yaitu expected service dan perceived service. Apabila jasa yang diterima atau

    dirasakan (perceived service) sesuai dengan yang diharapkan maka kualitas

    pelayanan dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal, sebaliknya jika jasa yang

  • 25

    diterima lebih rendah dari yang diharapkan maka kualitas pelayanan dipersepsikan

    buruk.

    2.4.3 Dimensi Kualitas Pelayanan

    Ada beberapa hal penting dalam kualitas pelayanan yang perlu dipahami

    karena kualitas pelayanan suatu bentuk penilaian konsumen terhadap tingkat

    pelayanan yang dipersepsikan (perceived service) dengan tingkat pelayanan yang

    diharapkan (expected value) meliputi keseluruhan aspek organisasi. Dimensi

    kualitas pelayanan menurut Tjiptono dan Chandra (2011:198) adalah sebagai

    berikut:

    1) Tangible (bukti fisik)

    Meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, karyawan, dan sarana komunikasi.

    Contohnya: fasilitas reparasi, seragam karyawan, kelengkapan peralatan,

    dan ruang tunggu yang representative.

    2) Emphaty (empati)

    Kemudahan dalam menjalin hubungan, komunikasi yang efektif, perhatian

    personal, dan pemahaman atas kebutuhan individual para pelanggan.

    Contohnya: seorang dokter mengenal pasiennya dengan baik, mengingat

    masalah (penyakit, keluhan, dan sejenisnya) sebelumnya, dan bersikap

    sabar serta menjadi pendengar yang baik.

    3) Realibility (keandalan)

  • 26

    Kemampuan memberikan layanan yang dijanjikan dengan segera, akurat,

    dan memuaskan. Contohnya: dokter mampu mendiagnosis penyakit pasien

    dengan akurat.

    4) Responsiveness (daya tanggap)

    Keinginan dan kesediaan para karyawan untuk membantu para pelanggan

    dan memberikan layanan dengan tanggap. Contohnya: sistem reservasi dan

    penanganan bagasi maskapai penerbangan yang cepat.

    5) Assurance (jaminan)

    Mencakup pengetahuan, kompetensi, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya

    yang dimiliki para karyawan, bebas dari bahaya fisik, risiko atau keragu-

    raguan.

    2.4.4 Manfaat Kualitas Pelayanan

    Menurut Tjiptono dan Chandra (2011:206) ada beberapa manfaat kualitas

    pelayanan terhadap kepuasan pelanggan, antara lain:

    1. Terjalin relasi saling menguntungkan jangka panjang antara perusahaan dan

    para pelanggan.

    2. Terbukanya peluang pertumbuhan bisnis melalui pembelian ulang.

    3. Terjadinya komunikasi gethok tular atau word of mouth positif yang

    berpotensi menarik pelanggan baru.

    4. Persepsi pelanggan dan publik terhadap reputasi perusahaan semakin positif.

    5. Laba yang diperoleh semakin meningkat.

  • 27

    2.4.5 Gap (Kesenjangan) Kualitas Layanan

    Menurut Suratno dan Purnama (2010, p33) Harapan konsumen terhadap

    kualitas layanan sangat dipengaruhi oleh informasi yang mereka peroleh. Dari

    sudut pandang konsumen, sumber informasi bisa berasal dari internal maupun

    eksternal. Sumber informasi internal misalnya pengalaman pembelian masa lalu,

    pengamatan atau percobaan pembelian. Sumber informasi eksternal merupakan

    informasi dari luar konsumen, misalnya dari konsumen lain melalui informasi

    getok tular (dari mulut ke mulut) atau informasi dari pemasar melalui promosi

    yang disampaikan dengan media tertentu. Harapan konsumen terhadap terhadap

    layanan yang dijabarkan kedalam lima dimensi kualitas layanan harus bisa

    dipahami oleh perusahaan dan diupayakan untuk bisa diwujudkan. Tentunya hal

    ini merupakan tugas berat bagi perusahaan, sehingga dalam kenyataannya sering

    muncul keluhan yang dilontarkan konsumen karena layanan yang diterima tidak

    sesuai dengan layanan yang mereka harapkan. Hal inilah yang disebut dengan gap

    (kesenjangan).

    Menurut Tjiptono (2011;80) ada lima GAP yang meyebabkan kegagalan

    perusahaan dalam menyampaikan jasanya, kelima gap tersebut adalah:

    1. Gap antara harapan konsumen dan persepsi manajemen

    Pada kenyataannya pihak manajemen suatu perusahaan tidak selalu dapat

    merasakan atau memahami apa yang diinginkan para pelanggan secara

    tepat.

    2. Gap antara persepsi manajemen terhadap konsumen dan spesifikasi

    kualitas jasa

  • 28

    Manajemen mampu memahami secara tepat apa yang diinginkan

    konsumen, tetapi mereka tidak menyusun suatu standar kinerja tertentu

    yang jelas.

    Hal ini biasa dikarenakan tiga faktor, yaitu:

    • Tidak adanya komitmen total manajemen terhadap kualitas jasa.

    • Kekurangan sumber daya.

    • Atau karena adanya kelebihan permintaan.

    3. Gap antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa

    Ada beberapa penyebab terjadinya gap ini, misalnya:

    • Karyawan kurang terlatih (belum menguasai tugasnya).

    • Beban kerja melampaui batas.

    • Tidak dapat memenuhi standar kinerja.

    4. Gap antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal

    Sering kali harapan konsumen dipengaruhi oleh iklan pernyataan atau

    janji yang berlebihan yang dibuat oleh perusahaan.

    5. Gap antara jasa yang dirasakan dan jasa yang diharapkan

    Gap ini terjadi apabila konsumen mengukur kinerja/prestasi perusahaan

    dengan cara yang berlainan atau bisa juga keliru mempersepsikan

    kualitas jasa tersebut.

    2.4.6. Strategi Meningkatkan Kualitas Layanan

    Menurut Tjiptono (2011:182), terdapat beberapa faktor yang perlu

    dipertimbangkan dalam meningkatkan kualitas layanan, yaitu:

    1. Mengidentifikasi determinan utama kualitas layanan

  • 29

    Setiap penyedia layanan diwajibkan untuk menyampaikan layanan

    berkualitas terbaik kepada pelanggan. Beberapa faktor yang menjadi

    penilaian pelanggan seperti keamanan transaksi (pembayaran

    menggunakan kartu kredit atau debit), keamanan, ketepatan waktu, dan

    lain-lain. Upaya ini dilakukan untuk membangun pandangan konsumen

    terhadap kualitas pelayanan yang telah diterima. Apabila terjadi

    kekurangan dalam beberapa faktor tersebut, perlu diperhatikan dan

    ditingkatkan. Sehingga akan terjadi penilaian yang lebih baik dimata

    pelanggan.

    2. Mengelola ekspektasi pelanggan

    Banyak perusahaan yang berusaha menarik perhatian pelanggan dengan

    berbagai cara sebagai salah satunya adalah melebih-lebihkan janji

    sehingga itu menjadi „bumerang‟ untuk perusahaan apabila tidak dapat

    memenuhi apa yang telah dijanjikan. Karena semakin banyak janji yang

    diberikan, semakin besar pula ekspektasi pelanggan. Ada baiknya untuk

    lebih bijak dalam memberikan „janji‟ kepada pelanggan.

    3. Mengelola bukti kualitas layanan

    Pengelolaan ini bertujuan untuk memperkuat penilaian pelanggan selama

    dan sesudah layanan disampaikan. Berbeda dengan produk yang bersifat

    tangible, sedangkan layanan merupakan kinerja, maka pelanggan

    cenderung memperhatikan “seperti apa layanan yang akan diberikan” dan

    “seperti apa layanan yang telah diterima”. Sehingga dapat menciptakan

    persepsi tertentu penyedia layanan di mata konsumen.

    4. Mendidik konsumen tentang layanan

  • 30

    Menurut Tjiptono (2011) dijelaskan bahwa upaya mendidik layanan

    kepada konsumen bertujuan untuk mewujudkan proses penyampaian dan

    pengkonsumsian layanan secara efektif dan efisien. Pelanggan akan dapat

    mengambil keputusan pembelian secara lebih baik dan memahami

    perannya dalam proses penyampaian layanan. Sebagai contoh:

    a. Penyedia layanan memberikan informasi kepada konsumen dalam

    melakukan sendiri layanan tertentu. Seperti menggunakan fasilitas

    teknologi (ATM, Internet banking, dan sebagainya), mengisi formulir

    pendaftaran, mengisi bensin sendiri (self-service), pembayaran parkir

    menggunakan mesin parkir, dan lain-lain.

    b. Penyedia layanan membantu konsumen dalam pemberitahuan kapan

    menggunakan suatu layanan secara lebih mudah dan murah, yaitu

    sebisa mungkin untuk menghindari periode waktu sibuk dan

    memanfaatkan periode dimana layanan tidak terlalu sibuk

    c. Penyedia layanan menginformasikan konsumen mengenai prosedur

    atau cara penggunaan layanan melalui iklan, brosur, atau staff secara

    langsung mendampingi konsumen saat penggunaan pelayanan.

    d. Penyedia layanan meningkatkan kualitas layanan dengan cara

    penjelasan kepada konsumen tentang beberapa hal kebijakan yang

    mungkin akan mengecewakan konsumen, misalkan kenaikan harga.

    5. Menumbuhkan budaya kualitas

    Budaya kualitas dapat dikembangkan dalam sebuah perusahaan dengan

    diadakannya komitmen menyeluruh dari semau anggota organisasi dari

    yang teratas hingga terendah (Tjiptono, 2011). Budaya kualitas terdiri dari

  • 31

    filosofi, keyakinan, sikap,nilai,norma, trasidi, prosedur, dan harapan yang

    berkenaan dalam peningkatan kualitas. Beberapa faktor yang dapat

    menghambat namun dapat pula memperlancar pengembangan kualitas

    layanan.

    6. Menciptakan automating quality

    Otomatisasi berpotensi mengatasi masalah dalam hal kurangnya sumber

    daya manusia yang dimiliki perusahaan. Namun dibutuhkan perhatian

    dalam aspek-aspek sentuhan manusia dan elemen-elemen yang

    memerlukan otomatisasi (high tech). Keseimbangan antara kedua hal

    tersebut sangat dibutuhkan untuk menghasilkan kesuksesan penyampaian

    layanan secara efekif dan efisien. Contoh: phone banking, internet

    banking, dan sebagainya.

    7. Menindaklanjuti layanan

    Penindaklanjutan layanan diperlukan untuk memperbaiki aspek-aspek

    layanan yang kurang memeprbaiki dan mempertahankan yang sudah baik.

    Dalam rangka ini, perusahaan perlu melakukan survey terhadap sebagian

    atau seluruh konsumen mengenai layanan yang telah diterima. Sehingga

    perusahaan dapat mengetahui tingkat kualitas layanan perusahaan di mata

    konumen.

    8. Mengembangkan sistem informasi kualitas layanan

    Service quality information system adalah sisttem yang digunakan oleh

    perusahaan dengan cara melakukan riset data. Data dapat berupa hasil dari

  • 32

    masa lalu, kuantitaif dan kualitatif, internal dan eksternal, serta informasi

    mengenai perusahaan, pelanggan, dan pesaing. Bertujuan untuk

    memahami suara konsumen (consumen’s voice) mengenai ekspektasi dan

    persepsi konsumen terhadap layanan yang diberikan perusahaan. Sehingga

    perusahaan dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan

    berdasarkan sudut pandang konsumen (Tjiptono, 2011).

    2.5 Hasil Penelitian sebelumnya

    Selanjutnya untuk mendukung penelitian ini, dapat disajikan daftar

    penelitian terdahulu dan teori yang sudah dijabarkan atau dikemukakan sehingga

    dapat membedakan keorisinalitasan penelitian ini:

    1. Maria Indraswati dan Saino (2014)

    Judul penelitian “Pengaruh Bauran Pemasaran Resto Terhadap Keputusan

    Pembelian Konsumen Pada Rumah Makan Rawon Setan Di Surabaya” dengan

    mengunakan metode Analisis regresi linier berganda dan hasil kesimpulan dari

    peneletian tersebut yaitu Ada pengaruh produk, harga, tempat /lokasi, orang

    (karyawan), dan bukti fisik secara simultan dan parsial terhadap keputusan

    pembelian Rawon Setan di Surabaya, dimana variabel tempat/ lokasi mempunyai

    pengaruh yang dominan terhadap keputusan pembelian. Besarnya kontribusi

    variabel bebas bauran pemasaran resto (X)terhadap keputusan pembelian (Y)

    sebesar 86.4%.

    2. Dody Ridwan Yunianto (2016)

    Judul penelitian “Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Promosi

  • 33

    Terhadap Keputusan Pembelian Di Rumah Makan Spesial Sambal Gonilan”

    dengan mengunkan metode Analisis regresi linier berganda dan hasil kesimpulan

    dari penelitian tersebut Berdasarkan uji t diperoleh hasil perhitungan bahwa

    seluruh variabel bebas yang terdiri dari kualitas produk, harga dan promosi

    memberikan pengaruh secara simultan dan secara parsial terhadap keputusan

    pembelian, dengan R square sebesar 82.2%. Variabel yang berpengaruh paling

    besar adalah promosi.

    3. Sendy Octavia Puspa Juwita (2017)

    Judul penelitian “Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Keputusan

    Pembelian Kredit Kepemilikan Rumah Pada Btn Kantor Cabang Surabaya Kcp”

    mengunkan metode Analisis regresi linier berganda dan hasil kesimpulan dari

    penelitian tersebut adalah Variabel kualitas4layanan yang meliputis(tangible,

    reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty) berpengaruh positif

    signifikan terhadap keputusan pembelian pada KPR BTN Cabang Surabaya KCP

    Mojokerto baik secara parsial maupun secara simultan. Variabel yang

    berpengaruh paling besar adalah Empathy (kepedulian). Besarnya kontribusi

    variabel bebas bauran pemasaran resto (X) terhadap keputusan pembelian (Y)

    sebesar 55.0%.

    4. Izzati Choirini Mardhotillah (2013)

    Judul penelitian “Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Keputusan

    Pembelian Konsumen Di Baseball Food Court Universitas Negeri Surabaya”

    mengunkan metode Analisis regresi linier berganda dan hasil kesimpulan dari

    penelitian tersebut adalah Kualitas layanan berpengaruh secara simultan dan

  • 34

    parsial terhadap keputusan pembelian di Baseball Food Court Universitas Negeri

    Surabaya. Besarnya kontribusi variabel bebas kualitas layanan

    terhadap keputusan pembelian sebesar 34.3%.

    5. Mongilala Priscilia R Jacklin. Dkk (2019)

    Judul penelitian “Pengaruh Bauran Pemasaran Dan Kualitas Pelayanan

    Terhadap Keputusan Pembelian Produk Matahari Departmen Store Mega MALL

    Manado” dan hasil kesimpulan dari penelitian tersebut adalah Hasil analisis secara

    simultan dan parsial menunjukan bahwa variabel Bauran Pemasaran dan Kualitas

    pelayanan berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian Produk

    Matahari Departmen Store Mega Mall, dimana variabel baruran pemasaran

    mempunyai pengaruh yang dominan. Besarnya kontribusi variabel bebas kualitas

    layanan terhadap keputusan pembelian sebesar 64.9%.

    6. Anita nurul Islamadina (2017)

    Judul penelitian “Pengaruh metode marketing mix terhadap kepuasan

    pelanggan dan keputusan membeli green products (studi kasus pada swalayan di

    kota Yogyajarta dan Magetan)” dan hasil kesimpulan dari penelitian tersebut

    adalah Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa pengaruh marketing mix

    (produk, harga, promosi dan tempat) terhadap keputusan membeli masyarakat di

    kota besar (diwakili oleh Yogyakarta) sebesar 15.5%, sedangkan untuk di kota

    kecil (diwakili kota magetan) mempunyai pengaruh sebesar 51.9%. Jadi kota

    besar tidak menjamin penduduknya lebih aware terhadap prosuk ramah

    lingkungan di bandingkan di kota kecil.

    2.6 Kerangka Penelitian

  • 35

    Penelitian ini menganalisis pengaruh bauran pemasaran dan kualitas

    pelayanan dalam meningkatkan keputusan pembelian konsumen Roti Umi Bakery

    di Kota Malang. Berdasarkan uraian tersebut, maka kerangka penelitian yang

    diajukan adalah sebagai berikut:

    Gambar 2.2. Kerangka Penelitian

    2.6.1 Hubungan antara Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian

    Menurut Sumarwan (2014:18) Bauran Pemasaran atau Marketing Mix

    adalah sejumlah alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai

    tujuan-tujuan pemasarannya. Menurut Kotler dan keller (2012: 18), Bauran

    Pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk

    terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasarannya.

  • 36

    Para pemasar pada umumnya menggunakan bauran pemasaran ini sebagai

    alat untuk mendapatkan tanggapan yang diinginkan oleh perusahaan dari pasaran

    mereka atas produk yang ditawarkan oleh perusahaan atau untuk menciptakan

    pembelian atas produk perusahaan. Berdasarkan pendapat tersebut dapat

    disimpulkan bahwa bauran pemasaran mempengaruhi keputusan pembelian

    konsumen.

    2.6.2 Hubungan antara Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian

    Kualitas layanan merupakan tolak ukur dalam menentukan keputusan

    pembelian atau tidaknya seorang pengguna jasa, karena melalui kualitas layanan

    akan dapat menilai kinerja dan merasakan puas atau tidaknya mereka dengan

    layanan yang diberikan oleh penyedia jasa. Nasution (2010:50) berpendapat

    bahwa kualitas layanan merupakan penilaian menyeluruh atas keunggulan suatu

    layanan. Bila penilaian yang dihasilkan merupakan penilaian yang positif, maka

    kualitas layanan ini akan berdampak pada terjadinya keputusan pembelian..

    2.7 Hipotesis Penelitian

    Berdasarkan kerangka penelitian di atas, dapat dibuat hipotesis penelitian

    sebagai berikut:

    Hipotesis 1: Bauran pemasaran berpengaruh signifikan secara positif dalam

    meningkatkan keputusan pembelian konsumen Roti Umi Bakery di

    Kota Malang.

    Hipotesis 2: Kualitas pelayanan berpengaruh signifikan secara positif dalam

    meningkatkan keputusan pembelian konsumen Roti Umi Bakery di

    Kota Malang.