27
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1.1 Sistem Istilah sistem dapat menjabarkan beberapa hal, seperti halnya sistem operasi, sistem informasi, sistem pakar, sistem komputer, sistem geografis, sistem akademik dan lain sebagainya. Selain itu, peningkatan kepopuleran penggunaan istilah sistem dikarenakan pengembangan komputer digital. Sistem terbagi menjadi 2 (dua) kelompok yaitu sistem yang menekankan pada prosedurnya untuk menyelesaikan sasaran dan sistem yang menekankan pada komponen untuk mencapai tujuan (Sutabri, 2016:8). Menurut Rochaety (2017: 4) sistem adalah sekumpulan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Berdasarkan pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa sistem adalah komponen-komponen yang saling berhubungan satu dengan lainnya untuk tercapainya suatu tujuan. 2.1.1.2 Pendukung Keputusan Beberapa alasan diperlukannya pendukung keputusan yaitu: 1. Kecepatan komputasi Memberikan kemudahan para pengambil keputusan untuk mengeluarkan biaya yang rendah karena kecepatan komputer dalam mengambil keputusan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Sistem Pendukung

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan

2.1.1 Sistem Pendukung Keputusan

2.1.1.1 Sistem

Istilah sistem dapat menjabarkan beberapa hal, seperti halnya sistem

operasi, sistem informasi, sistem pakar, sistem komputer, sistem geografis, sistem

akademik dan lain sebagainya. Selain itu, peningkatan kepopuleran penggunaan

istilah sistem dikarenakan pengembangan komputer digital.

Sistem terbagi menjadi 2 (dua) kelompok yaitu sistem yang menekankan

pada prosedurnya untuk menyelesaikan sasaran dan sistem yang menekankan

pada komponen untuk mencapai tujuan (Sutabri, 2016:8). Menurut Rochaety

(2017: 4) sistem adalah sekumpulan yang terdiri dari dua atau lebih komponen

atau subsistem yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.

Berdasarkan pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa sistem

adalah komponen-komponen yang saling berhubungan satu dengan lainnya untuk

tercapainya suatu tujuan.

2.1.1.2 Pendukung Keputusan

Beberapa alasan diperlukannya pendukung keputusan yaitu:

1. Kecepatan komputasi

Memberikan kemudahan para pengambil keputusan untuk mengeluarkan

biaya yang rendah karena kecepatan komputer dalam mengambil keputusan.

9

2. Peningkatan/perbaikan komunikasi

Adanya peralatan berbasis web memudahan setiap orang untuk melakukan

komunikasi dengan baik bersama orang lain dan tidak terhalang jarak.

3. Peningkatan produktivitas

Penggunaan komputerisasi dapat mengurangi penggunaan sistem pakar dan

kelompok pengambilan keputusan. Peningkatan produktivitas dapat dilakukan

dengan mengupayakan anggota tersisa untuk berada di berbagai tempat yang

berbeda.

4. Dukungan teknis

Penggunaan komputerisasi memudahkan proses penyimpanan data dalam

jumlah yang besar dengan database yang berbeda-beda dan di website

dimanapun di dalam organisasi dan bahkan mungkin di luar organisasi.

5. Akses data warehouse

Penggunaan komputasi paralel memudahkan proses pencarian data dan

pengaksesan data warehouse yang besar membutuhkan metode-metode

khusus.

6. Dukungan kualitas

Komputer dapat meningkatkan kualitas keputusan yang dibuat.

7. Berdaya saing

Persaingan yang semakin berat membuat proses pengambilan keputusan

semakin sulit sehingga dibutuhkan pemberdayaan sumber daya yang ada di

perusahaan dan bantuan komputerisasi.

10

8. Mengatasi keterbatasan kognitif dalam proses dan penyimpanan.

Terbatasnya kemampuan manusia dalam memproses dan menyimpan

informasi sehingga dibutuhkan komputer untuk membantu hal tersebut dan

mengurangi terjadinya kesalahan (Taufiq, 2018: 93-94).

2.1.1.3 Proses Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan bukan tentang suatu pilihan yang benar dan

pilihan yang salah tetapi mengenai pilihan yang hampir benar dan yang mungkin

salah. Proses pengambilan keputusan dalam suatu organisasi berasal dari

komunikasi dan partisipasi seluruh anggota. Hasil dari keputusan tersebut dapat

berupa pernyataan setuju demi tercapainya tujuan organisasi. Menurut Romiyadi

(2016:5) proses pengambilan keputusan meliputi beberapa fase, yaitu:

1. Fase Intelegensi

Pada fase ini, proses pengambilan keputusan dimulai dengan menentukan

sasaran, mencari prosedur, mengumpulkan data, mengidentifikasi masalah

dan kepemilikan masalah, mengklasifikasi masalah dan diperoleh pernyataan

masalah.

2. Fase Desain

Pada fase ini, proses pengambilan keputusan dimulai dengan membuat model,

menentukan kriteria, mencari alternatif untuk menyelesaikan masalah,

memprediksi dan mengukur hasil akhir.

3. Fase Pilihan

Pada fase ini, proses pengambilan keputusan dimulai dengan menentukan

alternatif dan variabelnya. Kemudian, melakukan tahapan analisis

11

sensitivitas, dan memilih alternatif terbaik diantara beberapa model setelah itu

mengimplementasikannya.

Gambar 2.1 Proses Pengambilan Keputusan

Fase Intelijensi

Sasaran organisasional

Prosedur pencarian dan penelitian

Pengumpulan data

Identifikasi masalah

Kepemilikan masalah

Klasifikasi masalah

Rumusan masalah

Fase Desain

Formulasi sebuah model

Menentukan kriteria untuk dipilih

Mencari alternatif

Memprediksi dan mengukur hasil akhir

Fase Pilihan

Solusi untuk model

Analisis sensitivitas

Memilih alternatif terbaik

Rencana implementasi

Implementasi

Solusi

Solusi

Alternatif

Rumusan Masalah

KEGAGALAN

Simplikasi

Asumsi

Validasi Model

Verifikasi menguji

solusi yang

diusulkan SU

KS

ES

12

2.1.1.4 Sistem Pendukung Keputusan

Perkembangan sistem pendukung keputusan sangat pesat dalam dunia

komputerisasi, manusia dapat memperoleh informasi menggunakan sistem ini

dalam mendukung keputusan. Sistem pendukung keputusan memudahkan

perusahaan dalam pengambilan keputusan yang memberikan alternatif solusi

apabila kesulitan mengambil keputusan yang tepat.

Sistem pendukung keputusan merupakan alat bantu bagi pengambil

keputusan untuk memperluas kemampuan dalam mengambil keputusan tetapi

tidak menggantikan posisi pengambil keputusan untuk memberikan penilaian.

Selain itu sistem pendukung keputusan ditujukan untuk keputusan yang

memerlukan penilaian dan tidak didukung oleh algoritma (Firdaus, dkk, 2016:

441).

Sistem pendukung keputusan adalah sistem berbasis komputer yang

mengolah data menjadi informasi untuk dapat digunakan dalam pengambilan

keputusan dan mampu menyelesaikan permasalahan bersifat semi terstruktur(

Hafiz dan Ma’mur, 2018:24). Sistem pendukung keputusan adalah sebuah sistem

yang memiliki fungsi untuk membantu seorang pengambil keputusan untuk

membuat keputusan dalam hal pengidentifikasian masalah, pencarian alternatif

penyelesaian masalah, evaluasi dari alternatif-alternatif tersebut dan pemilihan

alternatif keputusan yang terbaik (Rahman dan Suwartane, 2020: 24).

Berdasarkan pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa sistem

pendukung keputusan adalah suatu sistem yang dapat membantu para pengambil

keputusan untuk menyelesaikan masalah dengan memberikan alternatif keputusan

terbaik.

13

2.1.1.5 Tujuan Implementasi Sistem Pendukung Keputusan

Menurut Diana (2018: 22) tujuan implementasi sistem pendukung

keputusan antara lain:

1. Sistem pendukung keputusan berbasis komputer dapat memungkingkan para

pengambil keputusan untuk mengambil keputusan dalam waktu yang cepat

karena dukungan sistem yang dapat memproses data dengan cepat dan dalam

jumlah yang banyak.

2. Sistem pendukung keputusan dapat membantu manajer dalam pengambilan

keputusan bukan menggantikan tugas manajer sehingga dengan dukungan

data, informasi yang akurat diharapkan manajer dapat membuat keputusan

yang lebih akurat dan berkualitas.

3. Menghasilkan keputusan yang efektif (sesuai tujuan) dan efisien dalam hal

waktu. Tujuan pengembangan sistem ini adalah untuk efisiensi, peningkatan

kinerja dan peningkatan kualitas informasi. Terdapat 2 jenis efisiensi yang

diperoleh yaitu efisiensi biaya dan efisiensi sumber daya. Efisiensi biaya

dilakukan dengan memperoleh dengan mengoptimumkan keuntungan dengan

biaya minimum, sedangkan efisiensi sumber daya dilakukan dengan

pemanfaatan sumber daya semaksimal mungkin.

4. Meningkatkan tingkat pengendalian guna meningkatkan kemampuan untuk

mendeteksi adanya kesalahan-kesalahan pada suatu sistem sehingga dapat

dilakukan antisipasi kesalahan.

5. Menghasilkan keputusan yang berkualitas karena keputusan yang diambil

didasarkan pada data yang lengkap dan akurat.

14

2.1.1.6 Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan

Kunci dari Sistem Pendukung Keputusan merupakan Karakteristik dan

kapabilitas menurut Ishak (2016:161) adalah sebagai berikut:

1. Pada situasi semi terstruktur dan tak terstruktur merupakan dukungan untuk

pengambil keputusan.

2. Dari eksekutif puncak sampai manajer lini merupakan dukungan untuk semua

level manajerial.

3. Dukungan untuk individu dan kelompok.

4. Dukungan untuk semua keputusan yang bebas dan sekuensial.

5. Dukungan untuk semua tahapan pengambilan keputusan.

6. Dukungan untuk semua tipe pengambilan keputusan.

7. Dapat menghadapi masalah-masalah baru dan pada waktu bersamaan dapat

menanganinya dengan cara mengadaptasikan sistem terhadap kondisi-kondisi

perubahan yang terjadi.

8. kapabilitas grafis yang kuat dan sebuah bahasa interaktif yang alami, sangat

User-friendly.

9. Peningkatan keefektifan pengambilan keputusan dari pada efisiensi.

10. Proses pengambilan keputusan dalam memecahkan masalah dikontrol penuh

oleh pengambil keputusan.

11. Pengambilan keputusan dapat dikembangkan dan dimodifikasi oleh pengguna

akhir.

12. Dalam penganalisisan situasi pengambilan keputusan menggunakan model-

model.

15

13. Adanya akses untuk berbagai sumber data, format dan tipe, mulai dari sistem

berorientasi objek sampai sistem informasi geografis (GIS).

14. Alat bantu untuk proses pengambilan keputusan.

2.1.1.7 Komponen-Komponen Sistem Pendukung Keputusan

Sistem pendukung keputusan terdiri dari beberapa komponen subsistem

menurut Romiyadi (2016:5-6), yaitu:

1. Subsistem Manajemen Data

Subsistem manajemen data merupakan subsistem yang dikelola perangkat

lunak Database Management System (DBMS). Subsistem manajemen data

dapat dihubungkan dengan berbagai data-data perusahaan yang dapat

digunakan untuk pengambilan keputusan.

2. Subsistem Manajemen Modal

Subsistem manajemen modal merupakan perangkat lunak yang dapat

memasukkan data berupa angka dan dapat dihubungkan ke penyimpatan

eksternal.

3. Subsistem Antarmuka Pengguna

Subsistem antarmuka pengguna merupakan media untuk pengguna

melakukan komunikasi dan pembuatan keputusan.

4. Subsistem Manajemen Basis Data Pengetahuan

Subsistem ini membantu pengambil keputusan dengan memberikan informasi

dan pengetahuan yang dapat dihubungkan dengan sumber pengetahuan.

Berikut ini adalah gambar sistem pendukung keputusan dan komponennya

ditunjukkan pada gambar berikut :

16

Gambar 2.2 Komponen Sistem Pendukung Keputusan

2.1.2 Reward kepada Pelanggan

Reward (penghargaan) adalah bentuk penghargaan dari intansi atau

lembaga yang diberikan dalam bentuk ucapan maupun objek (Parukan, dkk, 2020:

382). Pelanggan adalah pembeli sebuah produk atau jasa berdasarkan keputusan

mereka yang didasarkan atas pertimbangan dari segi manfaat dan harga produk

atau jasa tersebut (Plaza R, 2019: 2). Menurut Khoiriah, dkk, (2018: 674)

pelanggan adalah orang yang membeli produk dimana orang ini bukan hanya

sekali membeli produk tersebut tetapi berulang-ulang.

Berdasarkan pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa

reward kepada pelanggan dilakukan ketika pelanggan membeli produk secara

terus menerus dan berhak mendapatkan apresiasi dalam bentuk material ataupun

ucapan dari pemilik usaha.

17

Adapun jenis-jenis pelanggan yaitu:

1. Pelanggan Internal

Pelanggan internal merupakan pelanggan yang menjual kembali barang atau

jasa yang dibeli dari perusahaan. Pelanggan internal akan bertahan jika

perusahaan memberikan keuntungan baginya.

2. Pelanggan Antara

Merupakan orang ketiga sebagai perantara antara penjual dan pembeli bukan

sebagai pemakai akhir produk itu.

3. Pelanggan Eksternal

Pelanggan eksternal merupakan masyarakat yang mengkonsumsi barang atau

jasa yang diproduksi perusahaan. Pelanggan eksternal akan tetap loyal jika

barang atau jasa tersebut menjadi kebutuhan, kualitasnya baik, harganya

terjangkau dan pelayanannya baik (Khoiriah, dkk, 2018: 674).

2.1.3 Metode Multi Attribute Utility Theory (MAUT)

Metode Multi Attribute Utility Theory (MAUT) merupakan skema evaluasi

tentang tingkah laku pengguna untuk kemudian diberikan ukuran dan bobot.

Pengukuran dan pembobotan dilakukan dengan mempertimbangkan setiap jenis

konteks sebagai salah satu atribut item (Ramadiani dan Rahmah, 2019:3).

MAUT digunakan untuk merubah dari beberapa kepentingan ke dalam

nilai numerik dengan skala 0-1 dengan 0 memiliki pilihan terburuk dan 1

mewakili pilihan terbaik. Hal ini memungkinkan perbandingan langsung yang

beragam ukurannya (Hadinata, 2018: 88).

18

Perhitungan nilai evaluasi seluruhnya dapat didefenisikan dengan beberapa

persamaan, dirumuskan sebagai berikut:

V (x) = ............................................................... 1

Dimana vi (x) merupakan nilai evaluasi dari sebuah objek ke i dan wi

merupakan bobot yang menentukan nilai dari seberapa penting elemen ke i

terhadap elemen lainnya. Sedangkan n merupakan jumlah elemen. Total dari

bobot adalah 1.

............................................................................... 2

Untuk setiap dimensi, nilai evaluation vi (x) didefinisikan sebagai

penjumlahan dari atribut-atribut yang relevan.

Vi (x) = ................................................... 3

Keterangan:

V(x) = Nilai evaluasi

n = Jumlah elemen atau kriteria

i = Total bobot adalah 1

Ai = Himpunan semua atribut yang relevan

Vai(1(a)) = Evaluasi dari tingkat aktual

Wai = Bobot yang menentukan dampak dari evaluasi atribut pada

dimensi

vi = Nilai keseluruhan dari alternatif pilihan suatu kriteria

a = Kriteria

19

Secara ringkas langkah-langkah dalam metode MAUT adalah:

1. Pecah sebuah keputusan ke dalam dimensi yang berbeda.

2. Tentukan bobot relatif pada masing-masing dimensi.

3. Daftar semua alternatif.

4. Menghitung nilai utility normalisasi matriks untuk masing-masing alternatif

sesuai atributnya.

U (x) = (x – Xi)

xi+ - xi-

Keterangan:

U(x) = Normalisasi bobot alternatif

xi- = Nilai kriteria minimal (bobot terburuk)

xi+ = Nilai kriteria maksimal (bobot terbaik)

x = Bobot alternatif

5. Kalikan utility dengan bobot untuk menemukan nilai masing-masing

alternatif.

2.1.4 Pemodelan Menggunakan Unified Modelling Language (UML)

Unified Modeling Language (UML) merupakan salah satu standarisasi

bahasa pemodelan yang berorientasi objek untuk membuat perangkat lunak. Pada

umumnya hanya digunakan 5 (lima) buah diagram saja dalam sebuah UML, yaitu

Use Case Diagram, Class Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram dan

Deployment Diagram.

20

1. Use Case Diagram

Diagram use case merupakan suatu pemodelan yang menjelaskan interaksi

antara satu atau lebih aktor dengan sistem yang akan dibuat untuk mengetahui

fungsi di dalam sebuah sistem dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-

fungsi (Rosa dan Shalahuddin, 2016:155).

Ada dua hal utama pada use case yaitu pendefinisian apa yang disebut

aktor dan use case.

a. Aktor merupakan orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan

sistem informasi yang akan dibuat, jadi walaupun simbol dari aktor adalah

gambar orang, tapi aktor belum tentu merupakan orang.

b. Use case merupakan fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai unit-unit

yang saling bertukar pesan antar unit atau aktor

Tabel 2.1 Simbol Use Case Diagram

Simbol Nama Deskripsi

Use Case

Deskripsi dari urutan aksi-aksi yang

ditampilkan sistem untuk menghasilkan

sesuatu bagi aktor.

Aktor (actor) Mewakili peran orang, proses, atau sistem

lain yang berinteraksi dengan sistem

informasi yang akan dibuat.

Asosiasi

(Association) Menghubungkan antara aktor dan use case

yang ikut berperan pada use case.

Ekstensi

(Extend)

Menunjukkan bahwa relasi use case di

tambahkan ke sebuah use case dimana use

case yang ditambahkan dapat berdiri sendiri

walau tanpa use case tambahan.

Generalisasi

(Generalization) Menunjukkan hubungan antara dua buah use

case dimana objek anak berbagi struktur data

dan prilaku dari objek yang ada diatasnya.

21

Sumber: Rossa & Shalahuddin (2016:156-158)

2. Class Diagram

Class diagram menggambarkan pendefinisian kelas-kelas yang akan

dibuat untuk membangun sistem. Kelas memiliki apa yang disebut atribut dan

metode atau operasi (Rosa dan Shalahuddin, 2016:141).

Tabel 2.2 Simbol Class Diagram

Sumber: Rossa AS & Shalahuddin (2016:146-147)

Include

/uses

Menunjukkan hubungan use case tambahan

ke sebuah use case di mana use case yang

ditambahkan merupakan fungsionalitas dari

use case lain.

Simbol Nama Keterangan

Nama Kelas

+atribut

+operasi()

Kelas (Class) Kumpulan objek-objek yang berbagi atribut

dan operasi yang sama.

Antarmuka

(Interface) Berorientasi objek.

Asosiasi

(Association) Hubungan antarkelas yang bermakna

umum.

Asosiasi

Berarah

(Directed

Association)

Hubungan antarkelas dengan makna kelas

yang satu digunakan oleh kelas yang lain.

Generalisasi

Hubungan dimana objek anak berbagi

struktur data dan berbagi prilaku dari objek

yang ada diatasnya objek induk.

Kebergantungan

(Dependency) Hubungan antarkelas dengan makna yang

bergantung antarkelas.

Agregasi

(Aggregation) Hubungan antarkelas dengan makna semua-

bagian.

22

3. Activity Diagram

Activity diagram menggambarkan aktivitas dari sebuah sistem atau proses

bisnis atau menu pada perangkat lunak. Perlu diperhatikan pada diagram aktivitas

menggambarkan aktvitas sistem bukan apa yang dilakukan aktor jadi aktivitas

dapat dilakukan oleh sistem (Rosa dan Shalahuddin, 2016:161).

Diagram aktivitas banyak digunakan untuk mendefinisikan hal-hal berikut:

a. Setiap proses bisnis sistem yang didefinisikan merupakan urutan aktivitas

yang digambarkan.

b. Setiap rancangan antarmuka tampilan atau user inferface memiliki aktivitas.

c. Setiap aktivitas dianggap memerlukan sebuah pengujian yang perlu

didefinisikan kasus ujinya.

d. Rancangan menu yang ditampilkan pada perangkat lunak.

Tabel 2.3 Simbol Activity Diagram

Sumber: Rossa & Shalahuddin (2016:162-163)

Simbol Nama Keterangan

Status Awal

(Start Point) Menggambarkan aktivitas awal pada sistem.

Aktivitas

(Activitis) Menggambarkan aktivitas yang dilakukan

sistem.

Percabangan

(Decision) Menggambarkan pilihan atau keputusan.

Penggabungan

(Join) Penggabungan dimana lebih dari satu aktivitas

digabungkan menjadi satu.

Status Akhir

(End Point)

Menggambarkan aktivitas akhir yang

dilakukan sistem.

Swimlane Memisahkan aktivitas berdasarkan aktor.

23

4. Sequence Diagram

Sequence diagram menggambarkan kelakuan objek pada use case dengan

mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang dikirimkan dan diterima

antar objek. Objek-objek pada use case beserta metode-metodenya harus sudah

diketahui dalam penggambarannya dalam sequence diagram. (Rosa dan

Shalahuddin, 2016:165).

Tabel 2.4 Simbol Sequence Diagram

Sumber: Rossa & Shalahuddin (2016:165-167)

5. Deployment Diagram

Simbol Nama Keterangan

Aktor

(Actor) Deskripsi dari orang, proses, atau sistem

lain yang berinteraksi dengan sistem

informasi yang akan dibuat di luar sistem

informasi yang akan dibuat itu sendiri.

Garis Hidup

(Lifeline) Menggambarkan kehidupan dari suatu

objek.

Objek

(Object) Menggambarkan objek yang berinteraksi

pesan.

Waktu aktif Objek dalam keadaan aktif dan

berinteraksi.

<<create>> Pesan tipe

create

Suatu objek membuat objek yang lain, arah

panah mengarah pada objek yang dibuat. 1.nama_metode() Pesan tipe

call

Suatu objek memanggil operasi yang ada

pada objek lain atau dirinya sendiri.

1.masukan Pesan tipe

send

Suatu objek mengirimkan data atau

informasi ke objek lainnya, arah panah

mengarah pada objek yang dikirimi.

1.keluaran Pesan tipe

return

Suatu objek yang telah menjalankan suatu

operasi kembalian ke objek tertentu, arah

panah mengarah pada objek yang

menerima kembalian.

<<destroy>> Pesan tipe

destroy

Sebuah objek mengakhiri hidup objek yang

lain, arah panah mengarah pada objek yang

diakhiri.

nama objek

24

Deployment diagram menunjukkan konfigurasi komponen dalam proses

eksekusi aplikasi (Rosa dan Shalahuddin, 2016:154). Diagram deployment juga

dapat digunakan untuk memodelkan hal-hal berikut:

a. Sistem tambahan (embedded system) yang menggambarkan rancangan device,

node, dan hardware.

b. Sistem client/server.

c. Sistem terdistribusi murni.

d. Rekayasa ulang aplikasi.

Tabel 2.5 Simbol Deployment Diagram

Sumber: Rossa & Shalahuddin (2016:154-155)

2.1.5 Perangkat Lunak yang Digunakan

2.1.5.1 PHP

PHP (Hypertext Preprocessor) merupakan bahasa pemrograman open

source untuk pengembangan web dan dapat ditanamkan pada sebuah skripsi

HTML. Bahasa PHP dapat menggambarkan beberapa bahasa pemrograman

seperti C, Java, dan Perl serta mudah untuk dipelajari. PHP merupakan bahasa

scripting server–side, dimana pemrosesan datanya dilakukan pada sisi server.

Sederhananya, serverlah yang akan menerjemahkan skrip program, baru

Simbol Nama Deskripsi

Package Sebuah bungkusan dari satu atau lebih node.

Node Mengacu pada perangkat keras (hardware),

perangkat lunak yang tidak dibuat sendiri,

jika di dalam node disertakan komponen

maka komponen yang diikut sertakan harus

sesuai dengan komponen sebelumnya.

Dependency /

Kebergantungan Kebergantungan antar node, arah panah

mengarah pada node yang dipakai.

Link Hubungan antar node.

25

kemudian hasilnya akan dikirim kepada client yang melakukan permintaan

(Firman, dkk, 2016:30). PHP adalah bahasa scripting yang menampilkan output

HTML ataupun output lain sesuai dengan keinginan pemrogram yang dijalankan

pada server side. Artinya semua sintak yang diberikan akan sepenuhnya

dijalankan pada server sedangkan yang dikirin pada browser hanya menghasilkan

output saja.

Adapun bentuk umum dari bahasa pemrograman PHP adalah sebagai

berikut:

Gambar 2.3 Bentuk Umum PHP

2.1.5.2 MySQL

MySQL adalah jenis database server yang menggunakan database sebagai

sumber dan pengolahan datanya. MySQL sering digunakan dalam membangun

aplikasi berbasis web yang menggunakan script PHP (Simangunsong, 2018: 13).

Gambar 2.4 MySQL

2.1.5.3 Sublime Text

26

Sublime Text merupakan salah satu text editor yang sangat powerful yang

dapat meningkatkan produktivitas dan mengembangkan kualitas kode yang tinggi

(Pahlevi, dkk, 2018: 29).

Gambar 2.5 Sublime Text

Berikut beberapa fitur yang diunggulkan dari aplikasi Sublime Text:

1. Goto Anything

Merupakan fitur untuk membuka file ataupun menjelajahi isi dari file hanya

dengan beberapa keystrokes.

2. Multiple Selections

Merupakan fitur yang memungkinkan user untuk mengubah banyak baris

sekaligus, mengubah nama variabel, dan memanipulasi file lebih cepat dari

sebelumnya.

3. Command Pallete

Adanya beberapa keystorkes, user dapat dengan cepat mencari fungsi yang

diinginkan, tanpa harus menavigasi melalu menu.

4. Distraction Free Mode

27

Merupakan fitur yang dapat membantu user dengan memberikan tampilan

layar penuh. Split Editing dapatkan hasil yang maksimal dari monitor layar

lebar dengan dukungan editing perpecahan.

5. Instant Project Switch

Berfungsi memasukkan file kedalam project pada aplikasi ini. Terintegrasi

dengan fitur Goto Anything untuk menjelajahi semua file yang ada ataupun

untuk beralih ke file dalam project lainnya dengan cepat.

6. Plugin API

Dilengkapi dengan berbasis Phyton sehingga membuat aplikasi ini sangat

tangguh.

7. Customize Anything

Memberikan user fleksibilitas dalam hal pengaturan fungsional aplikasi.

8. Cross Platform

Mempermudah berjalan hampir disemua operating system modern seperti

Windows, OS X, dan Linux based operating system.

2.1.5.4 XAMPP

XAMPP adalah sebuah software web server apache yang didalamnya

sudah tersedia database server MySQL dan dapat mendukung pemrograman PHP.

XAMPP merupakan software yang mudah digunakan, gratis dan mendukung

instalasi di Linux dan Windows. Keuntungan lainnya adalah cuma menginstal satu

kali sudah tersedia Apache Web Server, MySQL Database Server, PHP Support

(PHP 4 dan PHP 5) dan beberapa module lainnya (Leksono dan Nita, 2018: 56).

28

Gambar 2.6 Tampilan XAMPP

Berikut ini adalah keterangan tampilan xampp yaitu:

1. Service untuk melakukan pengaturan terhadap aplikasi xampp.

2. SCM untuk melakukan pemilihan service pada aplikasi xampp.

3. Apache berfungsi sebagai memfungsikan situs web yang menggunakan

protokol http dan dapat berjalan pada Linux,Windows,BSD, ataupun Novell

Netware.

4. MySQL berfungsi untuk membuat dan mengedit database.

5. FileZilla berfungsi sebagai alat untuk mengunggah atau mengupload suatu

file dari komputer lokal ke sebuah hosting atau server yang nantinya file

tersebut bisa diakses oleh orang lain di seluruh dunia.

6. Mercury berfungsi sebuah program yang dapat mengirim dan menerima email

dari jaringan lokal.

7. Tomcat berfungsi sebagai web server untuk menjalankan JSP.

8. Running berfungsi sebagai alat aplikasi xampp sedang aktif (dijalankan).

9. Stop berfungsi sebagai alat aplikasi xampp sedang pasif (diberhentikan).

10. Status berfungsi melihat keadaan xampp yang sedang aktif.

11. Refresh berfungsi menyegarkan keadaan xampp yang sedang aktif.

29

12. Explore berfungsi membuka semua folder-folder xampp yang ada.

13. Help berfungsi mencari bantuan atas permasalahan xampp yang dihadapi.

14. Exit berfungsi keluar dari aplikasi xampp.

2.2 Tinjauan Penelitian

Berikut beberapa penelitian yang relevan dengan skripsi ini adalah:

1. Sholikhah, dkk (2016) melakukan penelitian dengan judul “Perancangan

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Pelanggan Terbaik Menggunakan

Metode Simple Additive Weighting (SAW) pada Bravo Supermarket

Jombang”. Hasil dari penelitian ini merupakan rekomendasi-rekomendasi

pelanggan terbaik di Bravo Supermarket Jombang berdasarkan kriteria-

kriteria yang telah ditentukan, sehingga rekomendasi tersebut akan dijadikan

bahan pertimbangan dan membantu pihak Bravo Supermarket Jombang

dalam pemberian reward kepada para pelanggan terbaiknya. Kriteria

penilaian dalam penelitian ini adalah total belanja, keaktifan belanja,

penghasilan pelanggan dan alamat pelanggan.

2. Windarto (2017) melakukan penelitian dengan judul “Implementasi Metode

TOPSIS dan SAW dalam Memberikan Reward Pelanggan”. Hasil

perbandingan kedua metode tersebut adalah perhitungan yang dilakukan

dengan metode TOPSIS lebih baik dibandingkan dengan metode SAW untuk

pemberian reward pelanggan Depot Air Minum. Kriteria penilaian yang

digunakan adalah status pembayaran, status keaktifan pelanggan, lama

berlangganan, jumlah pembelian dan waktu pembelian.

30

3. Apriana (2018) melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Metode

Profile Matching untuk Menentukan Pemberian Reward Terhadap Pelanggan

pada Bisnis Ritel”. Hasil pengolahan data pelanggan dengan menggunakan

metode profile matching dapat diimplementasikan dalam sebuah sistem

pendukung keputusan untuk menentukan pemberian reward kepada

pelanggan sehingga dapat membantu pihak yang berwenang dalam

mengambil keputusan sesuai dengan kriteria yang ada. Kriteria yang

digunakan dalam penelitian ini adalah loyalitas pelanggan, intensitas

pembelian, banyaknya pembelian, lama berlangganan dan waktu pembelian.

4. Khoiriah, dkk (2018) melakukan penelitian yang berjudul “Sistem Pendukung

Keputusan Menentukan Pelanggan Terbaik di Toko Bangunan Menggunakan

Metode WASPAS”. Hasilnya adalah dalam pemilihan pelanggan terbaik pada

Toko Bangunan menggunakan metode Weighted Aggregated Sum Product

Assesment (WASPAS) bisa membantu pengambilan keputusan dalam

memutuskan satu atau lebih dari beberapa alternatif yang harus diambil untuk

dijadikan sebagai pelanggan terbaik dengan kriteria yang menjadi bahan

pertimbangan. Kriteria penilaiannya adalah total belanja, metode

pembayaran, volume belanja dan status belanja.

5. Plaza R (2019) melakukan penelitian yang berjudul “Pemanfaatan Metode

Technique For Order Preference By Similiarity To Ideal Solution (TOPSIS)

untuk Menentukan Pelanggan Terbaik”. Hasilnya adalah dengan

menggunakan metode TOPSIS diperoleh nama pelanggan beserta skor

penilaian dan rangking pelanggan terbaik di PT. Indomarco Adhi Prima.

31

Penilaian dilakukan menggunakan kriteria yaitu total belanja per tiga bulan,

cara pembayaran, lama berlangganan dan jumlah tunggakan.

6. Asnal dan Zoromi (2020) melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan

Metode Multi Atribut Utility Theory dalam Sistem Seleksi Penerimaan Dosen

di STMIK AMIK Riau”. Hasil penelitian menunjukkan sistem yang dibangun

menjadi solusi dari permasalahan seleksi dalam perekrutan dosen baru.

Metode Multi Atribute Utility Theory dapat diterapkan dalam membangun

sistem seleksi penerimaan dosen STMIK Amik Riau. Hasil diperoleh dengan

perhitungan yang jelas dan objektif.

2.3 Kerangka Pemikiran

Demi membantu dalam penyusunan penelitian ini, maka perlu adanya

susunan kerangka pemikiran yang jelas tahapan-tahapannya agar memudahkan

penelitian sehingga mencapai tujuan yang diharapkan. Kerangka pemikiran

merupakan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penyelesaian masalah

yang akan dibahas. Berikut ini adalah kerangka pemikiran dari pemberian reward

kepada pelanggan terbaik menggunakan metode MAUT pada Toko

Kurnia/Dadang Tanjungbalai:

Permasalahan

1. Banyaknya kompetitor sejenis mengharuskan Toko

Kurnia/Dadang Tanjungbalai untuk mempertahankan

pelanggannya dengan memberikan reward kepada

pelanggan terbaik.

2. Banyaknya pelanggan Toko Kurnia/Dadang Tanjungbalai

membuat pemilik merasa kesulitan untuk menentukan

pelanggan terbaik, sehingga dibutuhkan suatu sistem

pendukung keputusan untuk mempermudah pemilik toko

menentukan pelanggan yang mendapatkan reward.

32

Gambar 2.7 Kerangka Pemikiran

2.4 Tinjauan Umum Perusahaan

2.4.1 Toko Kurnia/Dadang Tanjungbalai

Pada awalnya Toko Kurnia/Dadang Tanjungbalai beralamat di Bagan

Asahan yang berdiri pada tahun 1988, bermula dari berjualan hanya beberapa

jenis bahan yang dijual yaitu rokok, permen, minyak dan gula. Seiring berjalannya

waktu jenis bahan pokok yang dijual semakin bertambah dan penghasilan toko

Analisa Kebutuhan 1. Membangun sistem pendukung keputusan untuk pemberian

reward kepada pelanggan terbaik di Toko Kurnia/Dadang

Tanjungbalai.

2. Menggunakan metode Multi Attribute Utility Theory

(MAUT) untuk proses pengambilan keputusan.

Pengembangan Sistem

Sistem Pendukung Keputusan Dikembangkan

Menggunakan Metode Waterfall.

Implementasi

1. PHPMyAdmin (Aplikasi DBMS untuk MySQL).

2. Sublime Text (Aplikasi Text Editor untuk PHP).

3. Testing dengan Black Box Testing.

Proses Perhitungan

Menggunakan metode

Multi Attribute Utility

Theory (MAUT)

Perancangan

1. Unified Modelling

Language (UML).

2. Flowchart

3. Database

4. User Interface

Hasil

Pemberian Reward Kepada Pelanggan Terbaik Menggunakan

Metode MAUT pada Toko Kurnia/Dadang Tanjungbalai.

33

juga semakin bertambah begitu juga dengan pelanggan di Toko Kurnia/Dadang

Tanjungbalai.

Setiap tahun pemilik semakin bersemangat untuk memperluas tokonya

yang awalnya kecil dan menjadi sebuah toko yang besar yang juga menjual

berbagai jenis bahan pokok lengkap seperti beras, gula, minyak, tepung, kacang

tanah dan lainnya, pada saat itu toko belum mempunyai fasilitas mengantar

barang ke tempat pelanggan, karena tempat yang dulu masih dibilang daerah

pelosok dari Kota Tanjungbalai, oleh karena itu pemilik pun berfikir untuk pindah

mencari tempat yang lebih strategis yaitu di Jalan Letjen Suprapto Tanjungbalai

pada tahun 2002.

Akhirnya sampai sekarang Toko Kurnia/Dadang Tanjungbalai berada di

Jalan Letjen Suprapto Tanjungbalai yang mana daerah tersebut adalah salah satu

pasar tempat masyarakat Tanjungbalai berbelanja bahan pokok, sehingga

membuat Toko Kurnia/Dadang semakin dikenal masyarakat di Tanjungbalai. Oleh

karena itu pelanggan pada Toko Kurnia/Dadang semakin bertambah, dan pemilik

juga berfikir untuk semakin menarik pelanggan maka pemilik menyediakan jasa

antar pesanan atau belanjaan pelanggan tetap menggunakan sebuah mobil box.

Adapun visi dan misi toko Kurnia/Dadang Tanjungbalai adalah:

1. Visi

a. Menjadikan toko yang terbaik dalam memberikan pelayanan kepada

konsumennya serta memberikan pelayanan kepuasan yang lebih bagi

pelanggannya.

b. Menjadikan toko ini tidak kalah hebatnya dengan usaha sejenis lainnya.

34

2. Misi

a. Berusaha mengecilkan tingkat pengangguran dan mampu menjamin

kepuasan konsumen dan juga berusaha memberikan pelayanan sebaik-

baiknya kepada konsumen.

2.4.2 Struktur Organisasi Toko Kurnia/Dadang Tanjungbalai

Struktur organisasi menggambarkan pemisalahan hubungan, aktivitas dan

fungsi antara pekerjaan yang satu dengan pekerjaan yang lainnya. Berikut ini

adalah struktur organisasi dari Toko Kurnia/Dadang Tanjungbalai:

Gambar 2.8 Struktur Organisasi Toko Kurnia/Dadang Tanjungbalai

2.5 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari penelitian dan harus diuji

kebenarannya. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah pemberian reward

kepada pelanggan terbaik di Toko Kurnia/Dadang Tanjungbalai menggunakan

metode MAUT memudahkan pemilik toko untuk menentukan pelanggan yang

layak mendapatkan reward.

Administrasi

Novida

Pramuniaga

Irma, Tila, Nano dan

Darwin

Supir

Amat dan Deby

Pemilik

Darmansyah