Upload
lecong
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Injeksi whitening
Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang
harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan yang disuntikkan
dengan cara menusuk jaringan ke dalam otot atau melalui kulit. Pemberian injeksi
merupakan prosedur invasif yang harus dilakukan dengan menggunakan teknik steril.
Injeksi whitening adalah suatu metode untuk memasukkan liquid yang besifat
depigmentasi dengan menggunakan spuit dan jarum melalui kedalaman kulit tertentu
agar bahan-bahan dapat didorong masuk kedalam tubuh (Potter & Perry, 2005).
2.1.1 Macam-macam cara injeksi :
1. Injeksi Intramuskular (IM)
Injeksi intramuskuler (IM) adalah pemberian obat/ cairan dengan cara
dimasukkan langsung ke dalam otot (muskulus). Pada orang dewasa tempat yang paling
sering digunakan untuk suntikan intramuskular adalah seperempat bagian atas luar otot
gluteus maximus, sedangkan pada bayi, tempat penyuntikan dibatasi sebaiknya paling
banyak 5 ml bila disuntikkan ke daerah gluteal dan 2 ml di daerah deltoid. Tujuanya
adalah agar absorsi obat dapat lebih cepat. Rute intramuscular (IM) memungkinkan
absorbsi obat yang lebih cepat dari pada rute subcutan (SC), karena pembuluh darah
lebih banyak terdapat di otot. Bahaya kerusakan jaringan berkurang ketika obat
memasuki otot dalam, tetapi bila tidak hati-hati, ada resiko menginjeksi obat langsung ke
11
pembuluh darah. Perawat menggunakan jarum berukuran lebih panjang dan lebih besar
untuk melewati jaringan SC dan mempenetrasi jaringan otot dalam. Berat badan
mempengaruhi pemilihan ukuran jarum. Sudut insersi untuk injeksi IM ialah 90o (Perry,
Potter, 2005).
Perawat harus mengkaji integritas otot sebelum memberikan injeksi. Otot harus
bebas dari nyeri tekan. Injeksi berulang di otot yang sama menyebabkan timbulnya rasa
tidak nyaman yang berat. Dengan meminta klien untuk rileks, perawat dapat mempalpasi
otot untuk menyingkirkan kemungkinan adanya lesi yang mengeras. Umumnya, otot
teraba lunak saat rileks dan padat saat kontraksi. Perawat dapat meminimalkan rasa tidak
nyaman selama injeksi dengan membantunya mengambil posisi yang dapat mengurangi
ketegangan otot (Sumijatun, 2010).
Tempat Injeksi Intramuskular :
a. Otot Vastus Lateralis
Otot vastus lateralis yang tebal dan berkembang baik adalah tempat injeksi yang
dipilih untuk dewasa, anak-anak dan bayi. Otot terletak dibagian lateral anterior paha dan
pada orang dewasa membentang sepanjang satu tangan di atas lutut sampai sepanjang
satu tangan di bawah trokanter femur. Sepertiga tengah otot merupakan tempat terbaik
injeksi. Lebar tempat injeksi membentang dari garis tengah bagian atas paha sampai ke
garis tengah sisi luar paha.
b. Otot Ventrogluteal
Otot ventrogluteal meliputi gluteus medius dan minimus.
12
c. Otot Dorsogluteus
Otot orsogluteus merupakan tempat yang biasa digunakan untuk injeksi IM.
Insersi jarum yang tidak disengaja ke dalam saraf siatik dapat menyebabkan paralisis
permanen atau sebagian pada tungkai yang bersangkutan. Pembuluh darah utama dan
tulang juga dekat tempat injeksi. Pada klien yang jaringannya kendur, tempat injeksi sulit
ditemukan.
d. Otot Deltoid
Pada orang dewasa, bayi dan anak, otot deltoid belum berkembang baik. Saraf
radialis, ulnaris dan arteri brakialis terdapat di dalam lengan atas di sepanjang humerus.
Perawat jarang menggunakan daerah deltoideus, kecuali tempat injeksi lain tidak dapat
diakses karena ada balutan, gips, atau obstruksi lain (Kozier, Barbara & Erb, Glenora
dkk, 2009).
Prosedur melakukan injeksi IM :
1. Kaji indikasi untuk menentukan rute pemberian obat yang tepat, kaji riwayat
medis dan riwayat alergi dan observasi respons verbal dan nonverbal.
2. Cuci tangan
3. Siapkan peralatan dan suplai yang diperlukan : Spuit, jarum berukuran sesuai,
swab antiseptik Betadin atau alkohol), sarung tangan, obat ampul atau vial, kartu,
format dan huruf cetak nama obat, kemudian cek program obat
4. Siapkan dosis obat yang tepat dari ampul atau vial. Periksa dengan teliti. Pastikan
semua udara dikeluarkan. Untuk injeksi IM, ganti jarum
5. Kenakan sarung tangan sekali pakai.
6. Identifikasi klien
13
7. Jelaskan prosedur kepada klien dan lakukan dengan sikap yang tenang dan
percaya diri.
8. Jaga privasi pasien
9. Pertahankan selimut atau gaun yang membungkus bagian tubuh yang tidak akan
dilakukan injeksi
10. Pilih tempat injeksi yang tepat. Inspeksi adanya memar, peradangan atau edema
dipermukaan kulit tempat injeksi IM. Perhatikan integritas dan ukuran otot serta
palpasi adanya nyeri tekan atau pengerasan. Apabila injeksi diberikan dengan
sering, rotasi tempat injeksi.
11. Bantu klien mendapatkan posisi yang nyaman. Minta klien berbaring datar,
miring atau tengkurap atau minta klien duduk, tergantung pada tempat injeksi
yang dipilih.
12. Berkomunikasi dengan klien.
13. Merelokasi tempat injeksi menggunakan penanda anatomi tubuh.
14. Bersihkan tempat injeksi dengan swab antiseptik. Usap bagian tengah tempat
injeksi dengan arah gerakan berputar ke luar sepanjang sekitar 5 cm.
15. Lepas tutup dari jarum dengan menariknya dengan arah lurus.
16. Pegang spuit dengan benar di antara ibu jari dan jari telunjuk tangan yang
dominan : pegang seperti memegang anak panah, telapak tangan di bawah.
17. Lakukan injeksi intramuscular: Tempatkan tangan yang tidak dominan pada
penanda anatomi yang tepat dan regangkan kulit untuk membuatnya tegang.
Injeksikan jarum dengan cepat ke dalam otot pada sudut 90 sederajat. Jika massa
otot kecil, cubit badan otot tubuh antara ibu jari dan jari lain.
14
18. Apabila obat mengiritasi, gunakan metode Z-track. Aspirasi: Pegang bagian ujung
bawah badan spuit sampai ujung pengisap dengan tangan tidak dominan. Hindari
menggerakan spuit ketika menarik pengisap secara perlahan ke belakang untuk
mengaspirasi obat. Apabila darah terlihat di spuit, lepas jarum, buang obat dan
spuit, kemudian ulangi prosedur. Pengecualian: jangan mengaspirasi obat saat
menginjeksi heparin.
19. Injeksi obat dengan perlahan.
20. Tarik jarum sambil mengusapkan swab alkohol dengan perlahan di atas atau di
tempat injeksi. Beri pijatan ringan pada kulit.
21. Bantu klien mendapatkan posisi yang nyaman.
22. Buang jarum yang tidak ditutup atau jarum yang dibungkus dalam kantong
pengaman dan tempatkan dalam wadah berlabel.
23. Lepas sarung tangan sekali pakai. Cuci tangan.
24. Catat dosis obat, rute pemberian, tempat injeksi dan waktu serta tanggal injeksi
pada catatan pengobatan. Tanda tangani dengan benar sesuai kebijakan institusi.
25. Kembali untuk mengevaluasi respons pasien terhadap pengobatan dalam 10-30
menit (Kozier, Barbara & Erb, Glenora dkk, 2009).
2. Injeksi Intravena (IV)
Pemberian obat dengan cara memasukan obat kedalam pembuluh darah vena
secara langsung dengan menggunakan spuit, sehingga obat langsung masuk ke dalam
sistem sirkulasi darah. Injeksi dalam pembuluh darah menghasilkan efek tercepat dalam
waktu 18 detik, yaitu waktu satu peredaran darah, obat sudah tersebar ke seluruh
jaringan, tetapi lama kerja obat biasanya hanya singkat. Cara ini digunakan untuk
15
mencapai ukuran yang tepat dan dapat dipercaya, atau efek yang sangat cepat dan kuat
dan jalur ini dipilih karena untuk menghindari ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh
pengguna jalur parental lainnya. Tidak untuk obat yang tak larut dalam air atau
menimbulkan endapan dengan protein atau butiran darah (Sumijatun, 2010).
Bahaya injeksi intravena adalah dapat mengakibatkan terganggunya zat-zat koloid
darah dengan reaksi hebat, karena dengan cara ini “benda asing” langsung dimasukkan ke
dalam sirkulasi, misalnya tekanan darah mendadak turun dan timbulnya shock. Bahaya ini
lebih besar bila injeksi dilakukan terlalu cepat, sehingga kadar obat dalam darah meningkat
terlalu pesat. Oleh karena itu, setiap injeksi intravena sebaiknya dilakukan amat perlahan,
antara 50-70 detik lamanya (Sumijatun, 2010).
Lokasi pemberian injeksi intravena :
a. Pada lengan (vena mediana cubiti/ vena cephalica)
b. Pada tungkai (vena saphenosus)
c. Pada leher (vena jugularis) khusus pada anak
d. Pada kepala (vena frontalis, atau vena temporalis) khusus pada anak
Kozier, Barbara & Erb, Glenora dkk, 2009).
Prosedur melakukan injeksi IV
a. Persiapan alat: Spuit dan jarum steril, Jarum: No. 26-27, Obat yang diperlukan
(vial atau ampul), bak spuit steril, kapas alkohol, kassa steril untuk membuka
ampul (bila perlu), karet pembendung atau tourniquet, 2 bengkok (satu berisi
cairan desinfektan), Pengalas (bila perlu), sarung tangan steril, daftar/ formulir
pengobatan.
16
b. Cara kerja :
1. Cek instruksi/ order pengobatan
2. Perawat mencuci tangan
3. Siapkan obat, masukkan obat dari vial atau ampul dengan cara yang benar
4. Identifikasi klien (mengecek nama)
5. Beritahu klien/ keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan serta tujuannya
6. Bantu klien untuk posisi yang nyaman dan rileks/ berbaring dengan tangan dalam
keadaan lurus
7. Membebaskan area yang akan disuntik dari pakaian
8. Pilih area penyuntikan yang tepat (bebas dari edema, massa, nyeri tekan, jaringan
parut, kemerahan/ inflamasi, gatal)
9. Tentukan dan cari vena yang akan di tusuk (vena basilika dan sefalika)
10. Memakai sarung tangan
11. Membersihkan tempat penyuntikan dengan mengusap kapas alkohol dari arah
atas ke bawah menggunakan tangan non dominan
12. Mengepalkan tangan
13. Siapkan spuit, lepaskan kap penutup secara tegak lurus sambil menunggu
antiseptik kering dan keluarkan udara dari spuit
14. Pegang spuit dengan salah satu tangan yang dominan antara ibu jari dan jari
telunjuk dengan telapak tangan menghadap ke bawah
15. Regangkan kulit dengan tangan non dominan untuk menahan vena, kemudian
secara pelan tusukkan jarum dengan lubang menghadap ke atas kedalam vena
dengan posisi jarum sejajar dengan vena
17
16. Pegang pangkal jarum dengan tangan non dominan sebagai fiksasi
17. Lakukan aspirasi dengan cara menarik plunger, bila terhisap darah lepaskan
tourniquet kepalan tangan klien kemudian dorong obat pelan-pelan kedalam vena
18. Setelah obat masuk semua, segera cabut spuit, bekas tusukan ditekan dengan
kapas alkohol. Buang spuit tutup jarum dengan kapnya (guna mencegah cidera
pada perawat) pada tempat pembuangan secara benar
19. Melepaskan sarung tangan dan merapikan pasien
20. Membereskan alat-alat
21. Mencuci tangan
22. Catat pemberian obat yang telah dilaksanakan (dosis, waktu, cara) pada lembar
obat atau catatan perawat.
23. Evaluasi respon klien terhadap obat (15 s.d 30 menit)
(Kozier, Barbara & Erb, Glenora dkk, 2009).
2.1.2 Manfaat Injeksi whitening
Beberapa manfaat dari suntik putih antara lain:
1. Kandungan dari injeksi whitening salah satunya adalah Vitamin. Vitamin
merupakan sumber antioksidan tinggi, sehingga dapat menangkal radikal bebas.
2. Suntik putih juga mampu membuat imunitas meningkat, sehingga terhindar dari
berbagai penyakit seperti flu, batuk dan pilek.
3. Memberikan efek kulit cerah, bersih dan merona.
4. Mencegah penuaan dini, kelenturan dan kekenyalan kulit.
5. Menghilangkan jerawat, bekas jerawat dan flek hitam pada kulit wajah.
18
6. Kandungan Vitamin C dapat melindungi kulit dari sinar UV matahari, sebab sinar
UV bisa menyebabkan gangguan kulit dan yang paling parah bisa menyebabkan
kanker kulit.
7. Mengurangi keriput serta menghilangkan garis halus di sekitar wajah/ mata
8. Memperbaiki jaringan depresi dan parut
9. Mencegah penurunan buttock dan payudara
(Havighurst, 2009).
2.1.3 Tujuan Injeksi whitening
Pada umumnya Injeksi dilakukan dengan tujuan untuk mempercepat proses
penyerapan (absorbsi) obat untuk mendapatkan efek obat yang cepat. Suntik kulit putih
yang memiliki tujuan utama untuk mencerahkan kulit dapat dilakukan dengan aman
hanya bila dalam penggunaannya tidak melebihi dosis dan dilakukan oleh ahlinya.
Dengan melakukan program ini, maka kulit akan terhindar dari sinar UV yang didapat
dari sinar matahari langsung sehingga kemungkinan untuk terserang kanker sangat kecil.
Hal ini disebabkan oleh kandungan vitamin C yang lebih banyak digunakan dalam obat
suntik putih (Havighurst, 2009).
2.1.4 Kandungan Injeksi whitening
Di bawah ini merupakan beberapa kandungan yang ada di dalam beberapa
produk injeksi whitening :
1. Beta-hydroxy Acid
Beta Hydroxy Acid (BHA) adalah kandungan senyawa kimia yang digunakan pada
produk kecantikan, fungsinya untuk membantu mengangkat sel-sel kulit mati
atau eksfoliasi. BHA membantu melepaskan sel-sel kulit mati yang menempel
19
pada kulit dan tidak dapat melepaskan diri sendiri jika tidak dibantu dengan
kandungan kimiawi. Eksfoliasi atau pengelupasan sel-sel kulit mati secara berkala
akan menghasilkan kulit yang lebih cerah, sehat dan tidak kusam. BHA mampu
larut dalam minyak dan lemak, sehingga kandungan tersebut dapat masuk hingga
ke dalam pori-pori yang tertutupi dengan kotoran dan minyak sekalipun,
sehingga membantu membersihan pori-pori secara maksimal, oleh karena itu
BHA cocok untuk wanita yang memiliki kulit berminyak, bermasalah dengan
komedo dan berjerawat. Kandungan BHA juga berguna sebaga anti-inflamasi
dan anti-bakteri, sehingga untuk jerawat yang meradang sekalipun baik untuk
digunakan dan akan membantu menyehatkan kulit (Yong-Xue, dkk, 2014).
2. Hyaluronic Acid
Hyaluronic Acid (HA) merupakan kandungan alami yang ada pada setiap
permukaan kulit manusia. HA adalah suatu zat yang berfungsi mengikat air dan
mempu meningkatkan kadar air pada kulit, sehingga memperkuat lapisan luar
kulit. Kandungan HA pada kulit akan membuat kulit lembut dan kenyal karena
HA dapat meningkatkan produksi kolagen, HA juga merupakan salah satu anti
oksidan yang mampu melawan radikal bebas. Bertambahnya usia pada wanita,
kulit akan semakin lambat memproduksi HA sehingga pada sebagian orang akan
mengakibatkan munculnya tanda-tanda penuaan seperti keriput, garis halus, dan
permukaan kulit yang kendur dan kering (Yong-Xue, dkk, 2014).
Faktor usia dan sinar matahari menyebabkan hilangnya kadar air dan kandungan
HA pada lapisan dermis dan epidermis yang menyebabkan kulit kusam, kasar dan
berkerut). Fungsi dari HA yaitu melembabkan kulit, mengisi celah yang kosong
20
pada kulit, meningkatkan metabolisme kulit, meningkatkan elastisitas kulit,
menghilangkan sel-sel kulit mati, mengurangi garis-garis halus pada wajah dan
pembentukan kolagen (Kaesler, Bruno, 2010).
3. Collagen Extract
Kolagen adalah salah satu protein yang menyusun tubuh manusia. Terdiri dari
asam amino yang terbentuk dari oksigen, karbon dan hidrogen. Kolagen adalah
struktur organik pembangun tulang, gigi, sendi, otot dan kulit. Protein kolagen
pada tubuh mencapai 30%. Kolagen berfungsi menjaga kelembaban, kesehatan,
memperlambat penuaan dini, dapat membuat kulit lebih kencang, mengurangi
garis-garis keriput pada wajah dan menjaga elatisitas kulit (Kaesler, Bruno, 2010).
4. Alpha lipoic acid
Alpha-lipoic acid (ALA) atau lipoic acid (LA) adalah salah satu zat yang melindungi
tubuh dari molekul-molekul abnormal penghasil radikal bebas. Alpha-lipoic acid
adalah antioksidan alami dapat ditemukan pada kentang, bayam, brokoli dan ragi.
Alpha lipoic acid bisa memberikan perlindungan lebih dibandingkan antioksidan
lain dalam melawan radikal bebas yang bisa mengakibatkan kerusakan kulit.
Alpha lipoic acid membantu Vitamin C & E bekerja lebih baik, sangat mudah
dan cepat di cerna oleh tubuh dan Alpha lipoic acid membantu meningkatkan
kadar glutathione yang akan membantu detoksifikasi (Yong-Xue, dkk, 2014).
5. Glutathione
Glutathione (GSH) adalah antioksidan terbaik, belum ada antioksidan lain yang
mampu membandingi kekuatan Glutathione (GSH) yang telah terbukti secara
klinis di seluruh dunia mampu membantu berbagai penderita penyakit kronis,
21
serta menjadikan tubuh dan kulit anda tampak lebih muda. Glutathione (GSH)
secara alami sudah terdapat di dalam tubuh sejak lahir, yaitu di dalam dan di luar
sel tubuh dan di seluruh organ tubuh (70-100 triliun sel tubuh manusia). Saat
perempuan melewati umur 20 tahun produksi glutathione berkurang sesuai
dengan bertambahnya usia. Penyebab lain berkurangnya Glutathione (GSH)
adalah racun, stress, sinar UV yang berbahaya, konsumsi alkohol berlebihan,
polusi, penuaan, keletihan yang berlebihan, merokok dan sebagainya. Tubuh
manusia sebenarnya dapat menetralisir radikal bebas karena tubuh manusia
memproduksi antioksidan alamiah yaitu Glutathione (GSH). Kerusakan yang
diakibatkan oleh radikal bebas dan proses penuaan menyebabkan jumlah
Glutathione (GSH) semakin menurun (Kaesler, Bruno, 2010).
Glutathione (GSH) juga dapat mempertahankan antioksidan lainnya di dalam
tubuh seperti vitamin C dan E, sehingga dapat bekerja dengan optimal. Sifat
Glutathione (GSH) dapat menetralkan dan mencegah pembentukan radikal
bebas. Efek radikal bebas merusak dinding sel tubuh yang menyebabkan
timbulnya penyakit, seperti kanker dan berbagai pennyakit degeneratif lain.
Glutathione (GSH) juga dapat menetralkan radikal bebas, membuang racun di
dalam tubuh, kulit menjadi halus, bersih, putih pada wajah hingga ke seluruh
tubuh. Glutathione (GSH) dapat meningkatkan kandungan kolagen dalam tubuh
kita terutama pada kulit, sehinggga dapat mengurangi kerutan-kerutan pada
wajah, menghambat penuaan, kulit menjadi lebih kenyal, meningkatnya
kecerahan warna kulit, serta melembutkan, menghaluskan, melembapkan dan
kulit menjadi lebih segar.
22
Sumber utama Glutathione adalah bahan alami organik seperti asparagus,
brokoli, alpukat dan bayam. Buah-buahan mentah dan sayuran segar sangat baik
untuk meningkatkan Glutathione, khususnya sayuran seperti kembang kol, kubis
dan touge. Sumber Glutathione lainnya antara lain telur, daging segar, bawang
putih dan kunyit (Ookhtens dan Kaplowitz, 2009).
6. Kojic acid
Asam kojic berfungsi sebagai pemutih kulit. Asam kojic akan menekan
produksi pigmen yang disebut melanin dari sel yang disebut melanosit. Pada
orang yang berkulit putih hanya sedikit melanin yang terbentuk oleh melanosit.
Produksi melanosit akan terbentuk lebih banyak pada orang yang berkulit gelap.
Asam kojic digunakan dalam produk kecantikan dengan manfaat sebagai berikut :
Menghilangkan tanda-tanda hiperpigmentasi, seperti pada bekas jerawat, bercak-
bercak akibat penuaan, bintik-bintik, lingkaran gelap di bawah mata dan noda
hitam.
Mengatasi melasma, gangguan kulit yang paling umum pada wanita dengan kulit
yang gelap. Biasanya terjadi pada wanita hamil dan pada wanita yang memeroleh
hormon tambahan, seperti pil KB dan terapi pergantian hormon.
Anti penuaan alami berkat kemampuan asam kojic mengikat zat besi. Wanita
yang memiliki jenis kulit yang berminyak, kemungkinan akan membutuhkan
waktu yang lebih lama serta penggunaan yang lebih sering untuk mendapatkan
kulit lebih putih. Tidak hanya bermanfaat untuk wajah, krim yang berbahan asam
kojic ini dapat juga dipergunakan untuk mencerahkan warna kulit bagian tubuh
lainnya, misalnya bagian bawah lengan, lutut, leher, siku, tangan dan kaki. Pasien
23
yang memiliki kulit yang sensitif rentan mengalami semacam dermatitis kontak,
sejenis alergi kulit yang ditandai dengan gatal kemerahan, iritasi, untuk itu
kadang dalam krim yang mengandung asam kojic dapat juga ditambahkan bahan
lain sebagai anti alergi yaitu kortikosteroid topical (Yong-Xue, dkk, 2014).
7. Vitamin E
Vitamin E merupakan zat penting yang bisa menunjang kinerja organ tubuh. Zat
ini juga memiliki efek antioksidan yang bisa melindungi sel-sel tubuh dari
kerusakan. Vitamin E berperan sangat penting bagi kesehatan kulit, yaitu dengan
menjaga, meningkatkan elastisitas, kelembapan kulit, mencegah proses penuaan
dini dan melindungi kulit dari kerusakan akibat radiasi sinar ultraviolet, serta
mempercepat proses penyembuhan luka. Semua vitamin E adalah antioksidan
yang bekerja secara alami yang dapat membantu melindungi struktur sel yang
penting terutama membran sel dari kerusakan akibat adanya radikal bebas.
Vitamin E mudah didapatkan dari buah-buahan, susu, mentega, telur, sayur-
sayuran. Vitamin E lebih banyak terdapat pada makanan segar yang belum diolah
(Kaesler, Bruno, 2010).
8. Epidermal Growth Factor
EGF dapat masuk menembus lapisan kulit untuk merangsang pertumbuhan sel-
sel baru, menggantikan sel-sel yang lama/ rusak dan berfungsi mengontrol
pertumbuhan sel-sel kulit. EGF dapat membantu membentuk protein,
menambah kandungan cairan kulit dan menjaga kelembabaan kulit. EGF dapat
menambah gizi pada sel-sel, mempercepat pertumbuhan sel-sel baru, merangsang
pertumbuhan dan pemindahan berbagai sel, mempercepat metabolisme kulit
24
untuk menghambat penuaan dini, membuat kulit memproduksi sendiri protein
dan serat elastik protein baru agar kulit kembali elastis, efektif menghilangkan
kerutan halus, sehingga kulit menjadi bersih, halus dan kencang serta ketika kulit
terluka maka EGF dapat meningkatkan fungsi pemulihan dan pertumbuhan baru
dari susunan kulit.
EGF mempercepat proses penyembuhan luka akibat operasi wajah dan luka
kulit lainnya, mempertahankan permukaan kulit agar tetap bersinar secara merata,
menghilangkan bekas luka dan timbunan pigmen kulit yang berlebihan. EGF
dapat mengurangi pigmen hitam dan menghilangkan bintik berwarna sehingga
kulit menjadi putih bersih secara bertahap dan aman. Intinya EGF (Epidermal
Growth Factor) sangat baik digunakan sebagai bahan membuat produk kosmetik
kulit (Howell WM, 2009).
9. Vitamin B3
Vitamin B3 yang memiliki nama lain Niacin, salah satu vitamin yag larut air yang
merupakan salah satu dari 8 jenis vitamin B kompleks yang berfungsi dalam
proses metabolisme tubuh dan menyediakan energi bagi tubuh. Vitamin ini
ditemukan pada tahun 1937 ketika diadakan penelitian antara pola makan
terhadap penyakit pellagra. Penyakit pellagra umumnya ditemukan pada
kelompok manusia yang sehari-hari mengkonsumsi jagung tanpa banyak
mendapatkan tambahan makanan lain.
Manfaat Vitamin B3 atau Niacin bagi kesehatan yaitu mempertahankan sirkulasi
darah, menjaga kondisi kulit agar kuat sehat, menjaga fungsi normal otak,
meningkatkan daya ingat, membantu saluran pencernaan untuk menyerap
25
karbohidrat, protein dan lemak yang cukup. Manfaat yang paling penting dari
niacin atau vitamin B3 adalah kemampuannya untuk menurunkan dan
mengendalikan kadar kolesterol. Vitamin B3 merupakan vitamin yang berfungsi
untuk menambah kelembaban kulit dan mengurangi kemerahan (Kaesler, Bruno,
2010).
10. Vitamin B5
Vitamin B5 adalah vitamin yang membantu tubuh dalam proses pemecahan
karbohidrat, protein dan lemak. Vitamin yang dikenal dengan istilah asam
pantotenat ini juga dibutuhkan oleh tubuh untuk menjaga kulit yang sehat.
Asupan vitamin B5 bisa kita peroleh secara alami lewat berbagai jenis bahan
makanan, yaitu daging yang menjadi sumber utamanya, vitamin ini juga bisa
didapatkan dari sereal biji-bijian utuh, avokad, brokoli, telur, susu dan yoghurt.
Vitamin B5 bermanfaat untuk menjaga kelembaban alami kulit, sangat cocok
digunakan di iklim tropis seperti di Indonesia. Aktivitas diluar ruangan dapat
menyebabkan kulit terpapar sinar matahari dan membuat kandungan air pada
kulit mengalami penguapan sehingga kulit menjadi kering (Kaesler, Bruno, 2010).
11. Selenium
Selenium diperlukan oleh tubuh kita dalam jumlah yang sangat kecil untuk
melakukan fungsi dalam metabolisme terutama fungsi kelenjar teroid. Mineral ini
tidak dapat dapat diproduksi oleh tubuh kita, untuk memperolehnya kita bisa
mengkonsumsi beberapa jenis makanan. Selenium juga diperlukan untuk
melindungi tubuh kita dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas.
Rendahnya jumlah selenium dalam tubuh akan menyebabkan beberapa penyakit
26
seperti penyakit otot dan sendi, rambut tidak sehat dan bintik-bintik putih pada
kuku.
Mencegah penuaan dini bukan hanya tugas dari vitamin E maupun kolagen saja,
melainkan selenium juga sangat berperan dalam membantu membuat kulit
tampak awet muda. Mencegah kerut dan garis halus merupakan gejala penuaan
yang dapat diatasi oleh selenium, termasuk juga kulit kusam, serta kulit kering
dan kasar. Fungsi dari mineral selenium diketahui sebagai antioksidan yang baik
dalam menangkal segala radikal bebas. Radikal bebas yang bersarang pada tubuh
manusia dan jika dibiarkan justru akan memicu banyaknya penyakit yang datang.
Selenium adalah mineral yang bermanfaat dalam membuat fungsi antioksidan
tersebut lebih optimal, yaitu melawan dan membasmi radikal bebas dan tubuh
kita akan terbebas dari segala penyakit (Wandy, 2011).
Selenium juga memberikan dampak negatif pula, yaitu mual-mual, muntah dan
diare. Kondisi kronis keracunan selenium dikenal dengan selenosis, tanda-tanda
yang muncul adalah rambut rontok, kuku rapuh, abnormal sistem syaraf
(memberikan sensasi yang ekstrim) (Wandy, 2011).
12. Sulforaphane
Sulforphane sangat baik digunakan dalam pencegahan kanker kulit yang
disebabkan oleh paparan sinar ultraviolet. Sulforaphane sangat efektif dalam
menahan kulit yang terbakar oleh matahari. Sulfuraphane juga berfungsi sebagai
antioksidan dan membantu menurunkan tekanan darah. Sulforaphane ditemukan
dalam kubis, kol, kembang kol, kangkung, sawi, brokoli, sawi, lobak dan selada
air. Brokoli adalah salah satu sayuran yang paling popular karena brokoli
27
mengandung sulforaphane dengan konsentrasi yang relatif tinggi dan terutama
bermanfaat dalam detoksifikasi enzim dalam tubuh (Shibamoto T, dkk 2010).
13. Cyanocobalamin (Vitamin B12)
Vitamin ini mudah larut dalam air, biasanya dikeluarkan melalui proses sekresi
tubuh, namun cadangannya disimpan di dalam hati. Manfaat vitamin B12 untuk
kulit antara lain, yaitu memelihara kulit tetap sehat, menjaga kelembapan,
meratakan warna kulit, menjaga kulit awet muda, mencegah lesi pada kulit,
mencegah vitiligo (kehilangan pigmentasi kulit) dan berperan dalam
pembentukan se-sel sehingga kulit memiliki warna yang sehat (Kaesler, Bruno,
2010).
14. Inhibitor Melanocyte Stimulating Hormone
Peningkatan MSH akan menyebabkan kulit lebih gelap pada manusia. Inhibitor
Melanocyte Stimulating Hormone (IMSH) untuk menghambat hormon yang
memproduksi pigmen gelap pada kulit (melanin) yang meningkatkan kerja dari
glutathione, IMSH berguna untuk memutihkan kulit tubuh secara merata,
meningkatkan elastisitas kulit, mencerahkan dan melembabkan kulit, sebagai agen
anti penuaan, memperbaiki kulit wajah yang rusak akibat jerawat, polusi dan
radikal bebas (Harper, J. M., dkk, 2009).
15. Vitamin C
Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan memiliki
peranan penting dalam menangkal berbagai penyakit. Vitamin ini juga dikenal
dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat. Vitamin C
merupakan vitamin yang membentuk sel-sel pada jaringan tubuh. Vitamin C
28
memiliki banyak fungsi untuk tubuh, antara lain mencegah infeksi, mencegah
kanker, mencegah penyakit jantung dan membantu absorpsi kalsium. Vitamin C
dan protein berperan penting bagi produksi kolagen, mengatur glandula
sabasea (kelenjar minyak) untuk menjaga kulit dari keringat, membantu mencegah
munculnya garis-garis halus dan keriput serta varises halus, berperan dalam
penyembuhan luka. (Naidu KA. 2003).
Masalah kulit yang dapat timbul akibat kekurangan vitamin C, antara lain kulit
menjadi kering, kasar dan gatal serta warna merah kebiruan di bawah kulit.
Makanan yang banyak mengandung vitamin C antara lain daun singkong, daun
katuk, daun melinjo, daun pepaya, sawi, kol, kembang kol, bayam, kemangi,
kangkung, tomat, mangga, kendondong dan nanas (Naidu KA. 2010). Kebiasaan
merokok dapat menghilangkan 25% kandungan vitamin C dalam darah,
selain nikotin senyawa lain yang memiliki dampak sama buruknya adalah kafein,
kemudian stress, demam, infeksi dan berolahraga juga meningkatkan kebutuhan
vitamin C (Naidu KA, 2003).
16. Riboflavin (vitamin B2)
Riboflavin atau vitamin B2 berperan penting bagi tubuh dalam produksi energi.
Vitamin B2 membantu dalam konversi karbohidrat menjadi gula yang diketahui
sebagai bahan bakar untuk fungsi tubuh. Vitamin ini juga berperan dalam
pembentukan sel darah merah dan antibodi dalam tubuh. Vitamin B2 juga
sangat bermanfaat untuk kulit, yaitu menjaga kulit, kuku dan rambut tetap sehat,
membantu mencegah kerusakan kulit yang disebabkan oleh radikal bebas.
Masalah-masalah pada kulit, seperti luka pada sudut-sudut mulut dan bibir pecah-
29
pecah dapat timbul akibat kekurangan vitamin B2. Makanan yang banyak
mengandung vitamin B2 antara lain hati ayam, susu tanpa lemak, bayam, kol,
gandum buncis, yoghurt, kangkung, telur, kedelai, tahu, daging sapi, kacang
tanah, kacang hijau, daun katuk dan teri nasi (Burning N. Lieberman, 2007).
2.1.5 Gejala Injeksi Whitening Terhadap Kesehatan Kulit
Pengguna suntik putih akan memiliki kulit yang sensitif terhadap matahari, untuk
itu diperlukan penggunaan sun block ataupun kacamata untuk menjaga agar terapi injeksi
whitening tetap terjaga. Terlalu sering melakukan suntik putih akan lebih mudah iritasi,
kemerahan bahkan menghitam, perih, gatal dan kulit menjadi belang atau putih yang
tidak rata karena dapat meghilangkan kadar tembaga pada kulit karena kadar tembaga
merupakan kadar dari pembentukan melanin. Pasien akan megalami gejala bintik
kemerahan dan gatal pada kulit setelah dilakukan penyuntikan.
2.1.6 Efek Samping Injeksi Whitening
Hasil yang maksimal membuat para wanita melakukan perawatan ini, namun
perlu diingat, pemakaian suntik putih yang dilakukan dalam waktu yang panjang bisa
menimbulkan efek yang berbahaya bagi tubuh. Efek suntik putih yang digunakan secara
terus menerus dapat merangsang timbulnya batu empedu, menimbulkan penipisan
tulang, mengganggu siklus menstruasi wanita, pengeroposan mengundang fase
menopause tiba lebih awal, menghambat kerja dari vitamin yang lain dan masih banyak
lagi dampak berbahaya lainnya. Selain itu suntik putih ini juga bisa membuat
penggunanya kecanduan untuk memakainya terus menerus (Wandy, 2011).
30
2.1.7 Kontraindikasi Injeksi Whitening
Pasien yang memiliki alergi terhadap jenis vitamin tertentu, maka sangat tidak
disarankan untuk melakukan injeksi whitening, wanita hamil dan menyusui, kemudian
pasien dengan masalah kardiovaskular dan wanita dalam masa haid.
2.1.8 Dosis Injeksi Whitening
Zat yang dipakai untuk suntik putih memiliki manfaat tersendiri untuk kulit,
apalagi kandungan yang diproduksi secara alami oleh tubuh., namun dosis penggunaan
dosis yang terlalu besar akan menimbulkan berbagai masalah. Dosis yang dianjurkan oleh
dokter adalah sekitar 20-70 miligram vit C/ hari, namun di Indonesia sekali suntik tubuh
akan dimasuki vit C sebanyak 4000 mg, dosis ini sudah diatas standar maksimal. Dosis
maksimal Glutathione adalah 4,8 gram per hari dibagi dalam 4 dosis (disuntik setiap 6
jam, sekali suntik 1,2 gram), karena itu di luar negeri ada yang tersedia 1,2 gram/vial
bahkan 1,5 gram/vial, sedangkan dosis maksimal sekali suntik adalah 3 gram.
Glutathione juga sering diberikan sebelum khemoterapi dengan dosis 1,5 gram/m2 luas
permukaan tubuh. Rata-rata perempuan Indonesia memiliki luas permukaan tubuh 1,5
m2, jadi dapat diberikan 2,25 gram sekali injeksi. Pemberian lebih dari 2,25 gram
sebaiknya dihindari karena dapat menyebabkan efek samping atau gejala overdosis. Efek
samping berupa pusing/ vertigo, sakit kepala, sakit perut, mual, insomnia, diare, perut
kembung dan batu ginjal, walaupun demikian dosis 3 gram biasanya masih dapat
ditoleransi oleh tubuh. Injeksi kolagen ke tubuh dalam jumlah besar, apalagi jika
dilakukan dalam jangka panjang bisa saja berdampak panjang dan negatif pada tubuh.
Hingga saat ini, penelitian mengenai efek jangka panjang injeksi kolagen ke dalam tubuh
belum memadai (Wandy, 2011)
31
2.2 Faktor yang Mempengaruhi Injeksi Whitening
2.2.1 Faktor Uang Saku
Kesehatan merupakan salah satu aspek yang menentukan tinggi rendahnya
standar hidup seseorang. Status kesehatan yang relatif baik dibutuhkan oleh manusia
untuk menopang semua aktivitas hidupnya. Setiap individu akan berusaha mencapai
status kesehatan tersebut dengan menginvestasikan dan mengkonsumsi sejumlah barang
dan jasa kesehatan, maka untuk mencapai kondisi kesehatan yang baik dibutuhkan sarana
kesehatan yang baik juga. Semakin tinggi pendapatan atau penghasilan maka semakin
besar permintaan terhadap jasa pelayanan kesehatan (Follan, 2001).
Pemberian uang saku mempengaruhi kecenderungan untuk memanfaatkan atau
berkunjung ke fasilitas pelayanan kesehatan. Semakin besar uang saku yang diterima oleh
mahasiswi maka semakin besar kemungkinan mahasiswi untuk memilih dan mampu
membayar pelayanan kesehatan. Harga berperan dalam menentukan permintaan
terhadap pemeliharaan kesehatan. Meningkatnya harga mungkin akan mempengaruhi
permintaan yang memiliki uang saku rendah dibandingkan dengan yang memiliki uang
saku tinggi (Andhika, 2010).
2.2.2 Faktor pengetahuan
Pengetahuan dipengaruhi oleh faktor pendidikan, dengan pendidikan yang tinggi
maka orang tersebut akan semakin luas pengetahuannya (Wawan, A dan Dewi M, 2010).
Penghambat untuk memanfaatkan jasa pelayanan kesehatan adalah kurangnya kesadaran
dan pengatahuan seseorang tentang hal-hal yang berkaitan dengan prilaku kesehatan,
kurangnya kesadaran dan pengetahuan yang sangat bervariasi, yaitu tidak mengetahui
tempat jasa pelayanan kesehatan yang tersedia hingga kurangnya pemahaman tentang
32
manfaat pelayanan, tanda-tanda bahaya atau kegawatan yang memerlukan penanganan
(Joko, 2005). Kesadaran kesehatan merupakan keadaan optimal pada seseorang dimana
terdapat pemahaman mengenai kesehatan pada diri seseorang. Kesadaran kesehatan
menjadi titik yang menentukan sejauh mana seseorang mengerti dan memahami tentang
kesehatan. Pemahaman ini bisa berbentuk tindakan, pengetahuan, maupun upaya
pencegahan untuk tetap menjaga kesehatan pada diri sendiri secara optimal
(Notoatmodjo, 2007).
2.2.3 Faktor sosial
Faktor sosial adalah faktor yang dipengaruhi oleh orang-orang disekitar kita,
seperti keluarga, teman dan lingkungan. Lingkungan sosial merupakan faktor yang paling
dominan mempengaruhi kesehatan masyarakat karena di lingkunganlah manusia
melakukan interaksi. Faktor sosial berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan
ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut, jika lingkungan sosial
mendukung ke arah positif, maka individu maupun kelompok akan berprilaku positif dan
sebaliknya (Wawan & Dewi 2010).
2.2.4 Faktor Media
Media dalam promosi kesehatan adalah alat bantu promosi kesehatan yang dapat
dilihat, didengar, diraba, atau dirasa untuk memperlancar komunikasi dan
menyebarluaskan informasi. Faktor media bisa melalui media cetak, elektronika, media
luar ruang (sepanduk, banner, papan reklame) sehingga pengetahuan tentang kesehatan
dapat meningkat dan akhirnya dapat mengubah prilaku ke arah yang positif terhadap
kesehatan (Notoatmodjo, 2007). Media tidak membedakan umur, jenis kelamin,
pekerjaan, status sosial ekonomi, dan tingkat pendidikan. Dalam penyampaian informasi,
33
media massa membawa pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini
seseorang. Media komunikasi pada hakekatnya adalah alat bantu pendidikan, alat-alat
tersebut merupakan alat untuk memudahkan penerimaan pesan-pesan untuk masyarakat
(Fitriani, 2011).
Media dapat mempermudah, memperjelas, memperlancar dalam menyampaikan
informasi kesehatan. Majunya teknologi menyediakan berbagai macam media massa yang
dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru tentang kesehatan
yang diberikan secara langsung atau tidak langsung. Media juga dapat mendorong
keinginan seseorang untuk mengetahui, kemudian lebih mendalami dan akhirnya
mendapatkan pengertian yang lebih mendalam (Notoadmojo, 2005).
Salah satu cara yang paling sering digunakan untuk memperkenalkan produk
kepada khalayak yaitu dengan mengiklankan dalam berbagai media seperti televisi,
internet dan majalah. Televisi memiliki kemampuan menyampaikan dan membawa
pengaruh yang kuat karena dapat memberikan suara dengan gambar yang bergerak,
sedangkan internet dengan cepat dapat memberikan pesan yang sangat lengkap, mudah
dan terbaru dan majalah menyediakan gambar yang menarik yang dapat dillihat sesuai
dengan keinginan (Wei et al 2008). Kecantikan yang ditampilkan oleh media, selalu
menampilkan sosok wanita-wanita yang berkulit putih dan bertubuh langsing,
mempunyai rambut lurus, selain itu juga terdapat kontes kecantikan dunia bahwa cantik
itu berkulit putih, tinggi dan berambut lurus (Shandy Mahendra Setyawan, 2011).
2.2.5 Faktor Usia
Bertambahnya usia maka akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola
pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin bertambah, semakin banyak
34
informasi yang didapat dan semakin banyak hal yang dikerjakan maka akan semakin
menambah pengetahuan serta kematangan dalam berfikir (Menurut Health 2009 dalam
Linawati 2013).
2.2.6 Faktor Body Image
Setiap perempuan ada keinginan untuk menjadi cantik. Sebagian menunjukannya
dengan merawat penampilan fisik, sebagian lagi lebih menyukai kecantikan yang
terpancar dari dalam. Daya tarik fisik dan penampilan menjadi hal yang utama untuk
mengukur kebanggaan seorang perempuan dalam bermasyarakat. Hal itulah yang
membuat perempuan mendapatkan teman, pekerjaan dan terutama pujian. Di zaman
sekarang sering terjadi di masyarakat, perempuan lebih banyak dinilai dan dipuji dari fisik
dan penampilannya daripada kualitas pribadi yang dimilliki perempuan tersebut.
Body image adalah sikap individu baik secara sadar maupun tidak sadar, meliputi
performance, potensi tubuh, fungsi tubuh serta persepsi dan perasaan tentang ukuran dan
bentuk tubuh (Sunaryo, 2002). Body image adalah gambaran mental, persepsi, pikiran dan
perasaan yang dimiliki seseorang terhadap ukuran tubuh, bentuk tubuh dan berat tubuh
yang mengarah kepada penampilan fisik, serta hal-hal apa saja yang dirasakan tubuh,
seperti kepusaan terhadap tubuhnya, perhatian dan kecemasan terhadap tubuh dan sikap
berupa penilaian positif dan negatif terhadap tubuh (Schlundt dan Johnson dalam
Simanjuntak, 2005).