45
28 BAB II SITUASI PSIKOLINGUISTIK DALAM UNGKAPAN EMOSI PADA SISWA SMP DHARMA WIWEKA DENPASAR 2.1 Pengantar Situasi emosi dapat terjadi di mana-mana, di sekolah: di kantin sekolah, di toilet, di perpustakaan, di lapangan, di ruang kelas, dan di manapun siswa berada. Ketentuan dalam percakapan terjadi pada siswa yang melakukan suatu percakapan dengan ungkapan emosi di setiap kondisi yang tidak terduga. Suatu kejadian murni tidak dapat diulangi dengan kejadian yang serupa pula, sebab ungkapan emosi adalah totalitas murni yang tidak dapat direka-reka. Seiring dengan keadaan di atas, ungkapan emosi pada siswa dapat terjadi di mana-mana. Hal ini dikarenakan ungkapan emosi terjadi dalam komunikasi. Komunikasi dengan berbahasa dilakukan dalam bermacam-macam situasi. Secara umum situasi berbahasa dibedakan menjadi dua, yaitu situasi resmi dan tidak resmi. Situasi resmi siswa di kelas dituntut menggunakan bahasa baku, bahasa yang mengacu pada aturan. Situasi yang tidak resmi lebih tepat menggunakan bahasa tidak baku, yaitu bahasa yang lebih mengutamakan fungsi utama berbahasa dibandingkan aturan berbahasa. Bahasa tidak baku digunakan agar suasana lebih akrab dan lebih komunikatif. Untuk itu, siswa tersebut bisa saja mengunakan bahasa keseharian yang tidak mengutamakan aturan bahasa. Bahasa yang digunakan oleh siswa dalam situasi emosi yaitu bahasa tidak resmi. Dengan menggunakan bahasa tidak resmi akan terasa lebih akrab dan

BAB II SITUASI PSIKOLINGUISTIK DALAM … dalam percakapan terjadi pada siswa yang melakukan suatu percakapan dengan ungkapan emosi di setiap kondisi yang tidak terduga. Suatu kejadian

  • Upload
    builien

  • View
    224

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II SITUASI PSIKOLINGUISTIK DALAM … dalam percakapan terjadi pada siswa yang melakukan suatu percakapan dengan ungkapan emosi di setiap kondisi yang tidak terduga. Suatu kejadian

28

BAB II

SITUASI PSIKOLINGUISTIK DALAM UNGKAPAN EMOSI PADA SISWA

SMP DHARMA WIWEKA DENPASAR

2.1 Pengantar

Situasi emosi dapat terjadi di mana-mana, di sekolah: di kantin sekolah, di

toilet, di perpustakaan, di lapangan, di ruang kelas, dan di manapun siswa berada.

Ketentuan dalam percakapan terjadi pada siswa yang melakukan suatu percakapan

dengan ungkapan emosi di setiap kondisi yang tidak terduga. Suatu kejadian murni

tidak dapat diulangi dengan kejadian yang serupa pula, sebab ungkapan emosi adalah

totalitas murni yang tidak dapat direka-reka. Seiring dengan keadaan di atas,

ungkapan emosi pada siswa dapat terjadi di mana-mana. Hal ini dikarenakan

ungkapan emosi terjadi dalam komunikasi.

Komunikasi dengan berbahasa dilakukan dalam bermacam-macam situasi.

Secara umum situasi berbahasa dibedakan menjadi dua, yaitu situasi resmi dan tidak

resmi. Situasi resmi siswa di kelas dituntut menggunakan bahasa baku, bahasa yang

mengacu pada aturan. Situasi yang tidak resmi lebih tepat menggunakan bahasa tidak

baku, yaitu bahasa yang lebih mengutamakan fungsi utama berbahasa dibandingkan

aturan berbahasa. Bahasa tidak baku digunakan agar suasana lebih akrab dan lebih

komunikatif. Untuk itu, siswa tersebut bisa saja mengunakan bahasa keseharian yang

tidak mengutamakan aturan bahasa.

Bahasa yang digunakan oleh siswa dalam situasi emosi yaitu bahasa tidak

resmi. Dengan menggunakan bahasa tidak resmi akan terasa lebih akrab dan

Page 2: BAB II SITUASI PSIKOLINGUISTIK DALAM … dalam percakapan terjadi pada siswa yang melakukan suatu percakapan dengan ungkapan emosi di setiap kondisi yang tidak terduga. Suatu kejadian

29

mengenai sasaran yang ditujukan penutur ke petutur yang hendak melakukan dialog

percakapan langsung dan tidak langsung. Salah satu tempat yang sering menjadi latar

terjadinya emosi yang paling dominan adalah sekolah. Sekolah terdiri atas banyaknya

siswa berbeda gender dan baik siswa emosi ditentukan itu berdasarkan nilai rapot

siswa yaitu rendah, sedang dan tinggi. Dalam berkomunikasi, masing-masing

individu di atas mengadakan interaksi tersebut yang diwujudkan dalam tindak tutur

dan gerak tubuh. Tindak tutur dalam suatu interaksi terkadang dapat mengundang

kemarahan, ketertekanan, ketakutan, ketidaknyamanan, dan kecemasan yang

diwujudkan dengan berbagai cara.

Rajeg dalam disertasinya berjudul Metafora Bahasa Indonesia menyatakan

bahwa metafora emosi bahasa Indonesia merupakan fenomena yang menarik dan

dapat ditemukan di kehidupan sehari-hari. Menurut Rajeg, metafora linguistik sebagai

fenomena bahasa dan metafora konseptual sebagai fenomena pikiran yang difokuskan

pada metafora emosi dalam bahasa Indonesia (Rajeg, 2007:3-4). Situasi yang

diungkapkan oleh siswa itu disebabkan oleh metafora bahasa yang mengalami

perubahan-perubahan. Jadi, siswa dapat berubah konteks situasi dalam sewaktu-

waktu hanya tergantung pada metafora bahasa apa yang akan diungkapkan pada

lawan bicaranya.

Situasi psikolinguistik dalam ungkapan emosi siswa pada bab ini dikaji

berdasarkan ilmu psikolinguistik. Psikolinguistik merupakan suatu ilmu yang

mengkaji bahasa dan ilmu kejiwaan. Psikolinguistik berurusan dengan telaah akusisi

bahasa dan tingkah laku linguistik terutama mekanisme psikologi yang bertanggung

Page 3: BAB II SITUASI PSIKOLINGUISTIK DALAM … dalam percakapan terjadi pada siswa yang melakukan suatu percakapan dengan ungkapan emosi di setiap kondisi yang tidak terduga. Suatu kejadian

30

jawab terhadap dua aspek tersebut (Langaker dalam Pateda, 1986:12). Penggunaan

bahasa oleh penutur bukan secara acak, melainkan harus mempertimbangkan

beberapa faktor, antara lain siapa yang berbicara, siapa lawan bicaranya, topik apa

yang sedang dibicarakan dan di mana peristiwa tutur itu terjadi.

Kecerdasan emosional memengaruhi nilai rapot siswa yang rendah, sedang,

dan tinggi. Nilai rapot siswa yang rendah, sedang, dan tinggi ada dasarnya adalah

dorongan untuk bertindak, rencana seketika untuk mengatasi masalah yang telah

ditanamkan secara berangsur-angsur atau evaluasi dan emosi juga sebagai perasaan

dan pikiran-pikiran khas, suatu keadaan dan psikologis serta serangkaian

kecenderungan untuk bertindak. Emosi dapat dikelompokkan pada rasa amarah,

kesedihan, takut, kenikmatan, cinta, terkejut, jengkel dan malu.

Komunikasi yang baik akan membuat situasi menjadi baik pula tetapi

komunikasi yang berbentuk tindakan yang akan merugikan sesama baik itu dari

penutur ke petutur maupun menjadikan komunikasi yang tidak lancar sehingga

percakapan dalam situasi yang berbeda menimbulkan tindakan pernyataan emosi

berbahasa Indonesia yang tidak terkendali.

2.2 Situasi Psikolinguistik dalam Pernyataan Emosi pada Siswa dengan Nilai

Rendah, Sedang, dan Tinggi

Ketika membicarakan emosi dalam suatu konteks pernyataan emosi berbahasa

Indonesia, tidak terhindar dari kondisi apa yang menyebabkan situasi tersebut

menjadi suasana yang mefokuskan pada keadaan yang dituntut. Analisis yang

dilakukan menggunakan tiga teori, yaitu teori belajar bahasa oleh Watson teori

Page 4: BAB II SITUASI PSIKOLINGUISTIK DALAM … dalam percakapan terjadi pada siswa yang melakukan suatu percakapan dengan ungkapan emosi di setiap kondisi yang tidak terduga. Suatu kejadian

31

sampling oleh Thomson, dan teori peristiwa tutur oleh Chaer, dan Agustina, Leonie.

Ketiga teori ini digunakan bersamaan karena dapat saling melengkapi. Untuk dapat

menganalisis pernyataan emosi dalam percakapan pada siswa emosi dengan nilai

rendah, sedang, dan tinggi yang ditentukan oleh hasil nilai tersebut, perpaduan teori

tersebut akan diterapkan data yang dianalisis berdasarkan keadaan yang nyata.

Membicarakan situasi yang terjadi tidak bisa dipisahkan dari konteks sosial

karena konteks sosial meliputi latar atau tempat bahasa itu, artinya tindak tutur

tersebut digunakan berdasarkan tempat yang ditujukan sehingga dapat menghasilkan

komunikasi yang baik. Kemudian latar psikologi situasi yang berlangsung ketika

situasi pada saat tindak tutur berlangsung menjadi formal-informal atau dari serius

menjadi santai. Misalnya, pada saat berdiskusi di ruang kelas merupakan tindak tutur

langsung menjadi formal, di luar ruang kelas guru dan siswa mengungkapkan tindak

tutur langsung dengan pemakaian bahasa yang serius atau bersifat santai.

Untuk lebih mengetahui pengirim atau penerima dalam komunikasi yang

harus digunakan biasanya dibedakan atas jenis kelamin laki-laki, perempuan, usia,

status sosial dan kedekatan sosial. Percakapan yang berlangsung antara siswa yang

laki-laki lebih dominan keras dibandingkan dengan perempuan. Hal itu bisa terjadi

karena perempuan lebih lembut daripada pria.

Teori belajar bahasa Watson (Soemanto, 2012:125) memperkenalkan proses

belajar sebagai proses hubungan stimulus-response. Data analisis pernyataan emosi

berdasarkan pada siswa emosi, untuk mengenal tingkah laku siswa senantiasa

didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenai atau memikirkan situasi di mana

Page 5: BAB II SITUASI PSIKOLINGUISTIK DALAM … dalam percakapan terjadi pada siswa yang melakukan suatu percakapan dengan ungkapan emosi di setiap kondisi yang tidak terduga. Suatu kejadian

32

tingkah laku itu terjadi. Dalam situasi belajar, siswa terlibat langsung dalam situasi

itu dan memperoleh insight untuk pemecahan masalah. Jadi, tingkah laku siswa lebih

bergantung kepada insight terhadap hubungan-hubungan yang ada di dalam suatu

situasi.

Teori sampling Thomson (Soemanto, 2012:146) berkaitan erat dalam data

penelitian ini sebab teori ini menekankan pada inteligensi. Kecerdasan emosional

merupakan berbagai bidang pengalaman, berbagai pengalaman itu terkuasai oleh

pikiran manusia tetapi tidak semuanya, terkuasai sebagian saja yang mencerminkan

kemampuan mental. Tidak semua siswa akan diperlakukan sama dalam kecerdasan

emosional siswa tersebut yang memiliki nilai rendah, sedang, dan tinggi.

Pembicaraan tentang kecerdasan emosional telah mengundang berbagai permasalahan

timbul setelah memikirkan hubungan antara kecerdasan emosional dan emosi itu

dengan berbagai macam hal dalam kehidupan manusia.

Berdasarkan data yang ditemukan, pernyataan emosi berbahasa Indonesia

terdapat dalam berbagai situasi, yaitu situasi di ruang kelas, di kantin, di lapangan, di

perpustakaan, sedangkan di luar sekolah tidak ditemukan. Pernyataan emosi

berbahasa Indonesia siswa SMP Dharma Wiweka Denpasar disajikan seperti di

bawah ini.

2.2.1 Situasi Psikolinguistik Emosi pada Siswa dengan Nilai Rendah

Situasi psikolinguistik yang terdapat dalam berbagai bentuk konteks situasi

yang berbeda dengan lokasi tempatnya, sifat dan tindakan yang menunjukkan siswa

tersebut mengekspresikan pernyataan emosi pada lawan bicaranya. Pernyataan emosi

Page 6: BAB II SITUASI PSIKOLINGUISTIK DALAM … dalam percakapan terjadi pada siswa yang melakukan suatu percakapan dengan ungkapan emosi di setiap kondisi yang tidak terduga. Suatu kejadian

33

yang sering dilakukan oleh siswa emosi yang dianalisis tiga puluh orang siswa laki-

laki dan termasuk perempuan dengan kelas berbeda yang memiliki nilai rapot rendah

dengan nilai lima dan nilai enam ini sebagai analisis data siswa emosi, sangat

bertentangan dengan ungkapan yang dalam penggunaan bahasa lisan maupun tertulis.

Terkadang dalam berbahasa, siswa dengan nilai rendah lebih menonjolkan bahasa

verbal dan nonverbal karena siswa dengan nilai rendah lebih cepat terpengaruh

dengan situasi tempat siswa tersebut berada.

Penggunaan bahasa dan pilihan ragam bahasa sekaligus memadukannya

dengan aspek nonverbal dalam mewujudkan komunikasi yang efektif. Aspek

nonverbal baik secara kuantitas maupun secara kualitas sehingga dapat menimbulkan

tanggapan psikologis yang bersifat negatif. Penggunaan ragam bahasa kasar yang

ditimbulkan oleh siswa emosi dengan nilai rendah menggunakan dua bahasa yaitu

bahasa Bali, bahasa Indonesia dan bahasa daerah asal siswa tersebut yang artinya satu

konteks situasi bisa saja menggunakan dua bahasa kasar atau lebih.

Situasi emosi pada siswa dengan nilai rendah dalam pernyataan emosi siswa

berbahasa Indonesia ada dalam beberapa situasi, situasi di Kantin, situasi di

Perpustakaan, situasi di Lapangan, situasi di Toilet, dan situasi di Ruang Kelas. Data

disajikan dalam bentuk tabel seperti di bawah ini.

Page 7: BAB II SITUASI PSIKOLINGUISTIK DALAM … dalam percakapan terjadi pada siswa yang melakukan suatu percakapan dengan ungkapan emosi di setiap kondisi yang tidak terduga. Suatu kejadian

34

Tabel 1. Data Pernyataan Emosi Siswa dengan Nilai Rendah Situasi di Kantin

No. Sifat Kalimat

Indikator Deskriptor

01 Marah Jijik -Mie ayamnya lengket dan bau.

02 Curiga -Oh, masak sepuluh ribu nasi

bungkusnya?

03 Kesel -Kok, sedikit sekali nasinya.

04 Benci -Gak suka belanja disitu, harganya

kemarin tidak naik tiba-tiba naik.

05 Bosan -Bu, jajannya hanya ini saja ya?

06 Takut Was-was -Makan di kantin menjamin kebersihan

tidak?

07 Ragu-ragu -Bu, minuman ini terjamin tidak.

08 Malu -Saya malu makan jajan ini saja.

09 Sedih Sesal -Percuma belanja disini.

10 Dongkol -Jalan jauh-jauh tetapi makanannya

habis.

11 Putus asa -Bagaimana ini aku tidak membawa

uang untuk bayar.

12 Kecewa -Aku kecewa denganmu, disuruh bayar

malah kabur kemarin.

13 Senang Puas -Cukup perut aku kenyang.

14 Suka -Makanannya enak Bu.

Keterangan:

Data 01 dituturkan oleh dua orang. Pertama, siswa perempuan adalah siswa

VIIIi yang memberi stimulus-respon ke ibu kantin sebagai pelaku tutur.

Kedua, pernyataan emosi tersebut menimbulkan reaksi emosi.

Pernyataan emosi pada siswa perempuan ke pedagang di kantin dalam data 01

terdapat pada tuturan Mie ayamnya lengket dan bau.Tuturan tersebut termasuk

sebuah ungkapan jijik. Tuturan Mie ayam lengket dan bau dinyatakan sebagai

pernyataan emosi verbal berbahasa Indonesia.

Data 02 dan data 09 dituturkan oleh tiga orang. Laki-laki dan ibu kantin.

Siswa pertama, adalah siswa kelas VIIIi memberi stimulus-respon ke ibu

kantin. Kedua, siswa laki-laki kelas VIIIf dan ketiga ibu kantin adalah

pedagang kantin di sekolah. Semua itu menimbulkan reaksi pernyataan emosi.

Page 8: BAB II SITUASI PSIKOLINGUISTIK DALAM … dalam percakapan terjadi pada siswa yang melakukan suatu percakapan dengan ungkapan emosi di setiap kondisi yang tidak terduga. Suatu kejadian

35

Pernyataan emosi pada siswa ke pedagang di kantin dalam data 02 terdapat

pada tuturan Oh, masak sepuluh ribu nasi bungkusnya?. Tuturan tersebut termasuk

sebuah keluhan. Tuturan Oh, masak sepuluh ribu nasi bungkusnya? dinyatakan

sebagai pernyataan verbal dalam pernyataan emosi berbahasa Indonesia.

Siswa yang ingin membeli nasi bungkus tidak jadi karena mendengarkan

tuturan tersebut pedagang kantin menjadi kesal. Sedangkan siswa yang berkelas

VIIIf hanya menunjukkan reaksi membalikkan muka dan dengan tuturan percuma

belanja di sini pada data 09. Tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur yang

merupakan kekecewaan pada pedagang kantin yang tiba-tiba saja menaikkan harga

jajan, dari hari-hari yang lalu masih saja sama dan dengan kecewa siswa tersebut

membalikkan muka dengan penuh sesal.

Data 03 dituturkan oleh dua orang. Pertama, siswa adalah laki-laki siswa

kelas VIIIi dan kedua adalah ibu kantin sebagai pelaku tutur. Kedua,

pernyataan emosi tersebut menimbulkan reaksi emosi.

Pernyataan emosi pada siswa laki-laki ke pedagang kantin dalam data 03

terdapat pada tuturan Kok, sedikit sekali nasinya. Tuturan tersebut sebagai pernyataan

emosi siswa perempuan kepada pedagang kantin yang membungkus nasi sedikit

padahal nasi tersebut sudah dibayar mahal tetapi porsinya masih sedikit.

Data 04 dituturkan oleh siswa laki-laki kelas VIIIe. Pernyataan emosi tersebut

menimbulkan reaksi emosi diungkapkan oleh siswa laki-laki.

Pernyataan emosi pada siswa laki-laki yang tidak menyukai suasana kantin

sekolah dengan tuturan Gak suka belanja disitu, harganya kemarin tidak naik tiba-

tiba naik terdapat pada data 04.Tuturan tersebut termasuk rasa bencinya siswa laki-

laki sebab harga yang dinaikkan itu hanya ditunjukkan pada siswa laki-laki tidak

Page 9: BAB II SITUASI PSIKOLINGUISTIK DALAM … dalam percakapan terjadi pada siswa yang melakukan suatu percakapan dengan ungkapan emosi di setiap kondisi yang tidak terduga. Suatu kejadian

36

termasuk siswa yang lain. Sebabnya adalah pedagang kantin tahu bahwa siswa

tersebut kaya.

Data 05 dituturkan oleh dua orang. Pertama, siswa perempuan adalah siswa

kelas VIIIg dan kedua, ibu kantin sebagai pelaku tutur. Kedua pernyataan

emosi tersebut menimbulkan reaksi emosi.

Pernyataan emosi pada siswa perempuan ke pedagang kantin dalam data 05

terdapat pada tuturan Bu, jajannya hanya ini saja ya?. Tuturan tersebut dinyatakan

sebagai pernyataan emosi siswa perempuan ke pedagang kantin yang tidak melayani

dan lebih mengutamakan pedagang kantin yang lain. Hal inilah yang menimbulkan

pernyataan emosi siswa kepada pedagang kantin.

Data 06 dututurkan oleh dua orang. Pertama, siswa perempuan adalah siswa

kelas VIIIe dan siswa laki-laki yang berkelas VIIIi dan kedua, siswa tersebut

menimbulkan reaksi pernyataan emosi.

Pernyataan emosi yang diungkapkan oleh kedua siswa terhadap pedagang

kantin sekolah yang tidak bersih tersebut diungkapkan pada tuturan Makan di kantin

menjamin kebersihan tidak pada data 06. Tuturan tersebut diluapkan dalam bentuk

pernyataan emosi siswa.

Data 07 dituturkan pada siswa laki-laki kelas VIIIg dan ibu kantin.

Pernyataan emosi yang diungkapkan pada siswa laki-laki terhadap pedagang

kantin terdapat pada tuturan Bu minuman ini terjamin tidak? pada data 07. Tuturan

tersebut termasuk sebuah keraguan siswa laki-laki terhadap minuman yang berwarna

beda. Tuturan Bu minuman ini terjamin tidak? pada data 07 dinyatakan sebagai

pernyataan emosi.

Data 08 dituturkan oleh dua orang. Pertama, adalah siswa perempuan kelas

VIIIf dan kedua, seorang ibu pedagang kantin.

Page 10: BAB II SITUASI PSIKOLINGUISTIK DALAM … dalam percakapan terjadi pada siswa yang melakukan suatu percakapan dengan ungkapan emosi di setiap kondisi yang tidak terduga. Suatu kejadian

37

Pernyataan emosi yang diungkapkan siswa perempuan kepada siswa

pedagang kantin yang menuturkan ungkapan Saya malu makan jajan ini saja pada

data 08. Tetapi pedagang kantin merasa tersinggung mendengar ungkapan siswa

perempuan tersebut yang memancing pedagang kantin yang menjual jajan sehingga

dialog tersebut saling menuduh satu sama lain.

Data 10 dituturkan oleh dua orang. Pertama, siswa laki-laki

kelas VIIIf dan kedua, seorang pedagang kantin.

Pernyataan emosi pada siswa laki-laki terhadap pedagang kantin dalam data

10 terdapat pada tuturan Jalan jauh-jauh tetapi makanannya habis. Tuturan tersebut

termasuk sebuah perkataan dongkol. Tuturan Jalan jauh-jauh tapi makanannya habis

dinyatakan sebagai pernyataan emosi. Siswa ingin membeli jajan yang ada di kantin

seperti biasanya tetapi sesampai di kantin telah habis padahal siswa laki-laki telah

memberitahukan kepada pedagang agar menyisakan jajan tersebut. Pedagang kantin

merasa bersalah tetapi dalam hati pedagang meluapkan ungkapan emosi.

Data 11 dituturkan oleh dua orang. Pertama, siswa perempuan kelas VIIIi dan

kedua, seorang pedagang kantin.

Pernyataan emosi pada siswa perempuan terhadap pedagang kantin dalam

data 11 terdapat pada tuturan Bagaimana ini aku tidak membawa uang untuk bayar.

Tuturan tersebut termasuk sebuah ungkapan putus asa. Tuturan Bagaimana ini aku

tidak membawa uang untuk bayar dinyatakan sebagai pernyataan emosi. Siswa

tersebut tidak bisa membayar karena lupa membawa uang sehingga ekspresi yang

diungkapkan adalah perasaan putus asa.

Page 11: BAB II SITUASI PSIKOLINGUISTIK DALAM … dalam percakapan terjadi pada siswa yang melakukan suatu percakapan dengan ungkapan emosi di setiap kondisi yang tidak terduga. Suatu kejadian

38

Data 12 dituturkan oleh dua orang. Pertama, adalah siswa perempuan kelas

VIIIe dan kedua, siswa laki-laki yang kelas VIIIe.

Pernyataan emosi pada siswa perempuan ke salah satu teman sekelasnya di

kantin dalam data 12 terdapat pada tuturan Aku kecewa denganmu di suruh bayar

malah kabur kemarin. Tuturan tersebut termasuk sebuah pernyataan kecewa. Tuturan

Aku kecewa denganmu di suruh bayar malah kabur kemarin dinyatakan sebagai

pernyataan emosi verbal. Siswa perempuan sangat kecewa terhadap teman sekelasnya

yang seharusnya membayar malah kabur tanpa memberitahu pada dialog di atas

menimbulkan pernyataan emosi.

Data 13 dituturkan oleh dua orang. Pertama, siswa laki-laki

kelas VIIIh dan kedua, pedagang kantin.

Pernyataan emosi pada siswa laki-laki terhadap pedagang kantin pada data 13

terdapat pada tuturan Cukup perut aku kenyang. Tuturan tersebut termasuk sebuah

rasa puas. Tuturan Cukup perut aku kenyang dinyatakan sebagai pernyataan emosi

siswa laki-laki ke pedagang kantin karena pedagang kantin memaksa siswa tersebut

untuk menambahkan makanan.

Data 14 dituturkan oleh dua orang. Pertama, adalah siswa perempuan kelas

VIIIe dan kedua, pedagang kantin.

Pernyataan emosi pada siswa perempuan terhadap pedagang di kantin pada

data 14 terdapat pada tuturan Makanannya enak Bu. Tuturan tersebut termasuk

sebuah pernyataan suka. Tuturan Makananya enak Bu dinyatakan sebagai pernyataan

emosi, karena makanan yang dimakan oleh siswa perempuan terasa enak dan sesuai

dengan keinginan.

Page 12: BAB II SITUASI PSIKOLINGUISTIK DALAM … dalam percakapan terjadi pada siswa yang melakukan suatu percakapan dengan ungkapan emosi di setiap kondisi yang tidak terduga. Suatu kejadian

39

Tabel 2. Data Pernyataan Emosi Siswa dengan Nilai Rendah Situasi di Perpustakaan

No. Sifat Kalimat

Indikator Deskriptor

01 Marah Jengkel -Guru datang ke perpustakaan lama

sekali.

02 Bosan -Malas! dari pada baca buku lebih baik

kerjain teman.

03 Benci -Aku paling benci dengan guru ini.

04 Suntuk -Malas berada lama di dalam

perpustakaan.

05 Sedih Kesal -Aku Malas membaca!.

06 Gembira -Baca buku apa baca buku.

07 Puas -Enak ya, ganggu-ganggu.

Keterangan:

Data01 dituturkan oleh dua orang. Pertama, adalah siswa laki-laki kelas

VIIIe dan kedua, guru kelas VIIIe.

Pernyataan emosi yang pada siswa laki-laki terhadap guru kelas VIIIe data 01

terdapat pada tuturan Guru datang ke perpustakaan lama sekali. Tuturan tersebut

membuat hati siswa laki-laki merasa jengkel kepada guru kelas VIIIe. pada data 01

tuturan Guru datang ke perpustakaan lama sekali mengakibatkan siswa tersebut

mengungkapkan pernyataan emosi yang berupa rasa tertekan.

Siswa laki-laki yang merasa tertekan semakin merasa tertekan saat itu pula

siswa laki-laki keluar dari ruangan perpustakaan. Tuturan tersebut merupakan

kekecewaan siswa laki-laki kepada gurunya yang lama tidak muncul untuk mengajar

siswa di perpustakaan.

Data 02 dituturkan oleh dua orang yaitu siswa dan guru. Siswa laki-laki

kelas VIIIh dan guru kelas VIIIh.

Pernyataan emosi yang diungkapkan pada siswa laki-laki terhadap guru kelas

VIIIh pada data 02 terdapat pada tuturan Malas! dari pada baca buku lebih baik

kerjain teman. Tuturan tersebut diungkapkan oleh siswa dalam hati. Tuturan Malas!

Page 13: BAB II SITUASI PSIKOLINGUISTIK DALAM … dalam percakapan terjadi pada siswa yang melakukan suatu percakapan dengan ungkapan emosi di setiap kondisi yang tidak terduga. Suatu kejadian

40

dari pada baca buku lebih baik kerjain teman dinyatakan sebagai pernyataan emosi

kepada guru yang memberi tugas membaca buku terlalu banyak sehingga anak

tersebut merasa bosan terhadap guru tersebut.

Data 03 dituturkan oleh dua orang yaitu siswa laki-laki kelas VIIIi dan guru

kelas VIIIi.

Pernyataan emosi pada siswa laki-laki terhadap guru kelas VIIIi pada data 03

terdapat pada tuturan Aku paling benci dengan guru ini. Tuturan diungkapkan dalam

hati siswa laki-laki yang benci terhadap guru tersebut karena siswa tidak bisa

mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Untuk itu, siswa melampiaskan emosi

kebencian yang diungkapkan lewat perasaannya.

Data 04 dituturkan oleh dua orang. Pertama, siswa perempuan kelas

VIIIf dan kedua, guru kelas VIIIf.

Pernyataan emosi pada siswa perempuan terhadap guru kelas VIIIf pada data

04 terdapat pada tuturan Malas berada lama di dalam perpustakaan. Tuturan tersebut

merupakan sebuah rasa kesuntukan siswa perempuan pada situasi yang tidak

mendukung sehingga proses belajar terganggu. Pernyataan emosi tersebut

dilimpahkan kepada guru, akibat proses belajar tidak sesuai dengan kurikulum

belajar.

Data 05 dituturkan oleh siswa perempuan kelas VIIIg dan siswa perempuan

adalah teman sekelas siswa tersebut.

Pernyataan emosi pada siswa perempuan kelas VIIIg pada data 05 terdapat

pada tuturan Aku malas membaca! Ungkapan siswa perempuan tersebut merupakan

rasa kekesalan terhadap teman sebangkunya yang tidak ikut mengambil bagian

membaca tugas yang telah diberikan guru kepada mereka.Tetapi salah satu siswa

Page 14: BAB II SITUASI PSIKOLINGUISTIK DALAM … dalam percakapan terjadi pada siswa yang melakukan suatu percakapan dengan ungkapan emosi di setiap kondisi yang tidak terduga. Suatu kejadian

41

perempuan tersebut merasa kesal dan tidak ada minat untuk melanjutkan membaca

sehingga keluarlah tuturan Malas membaca!.

Data 06 dituturkan oleh dua orang siswa. Pertama, siswa laki-laki kelas

VIIIf yang sedang belajar di perpustakaan dengan kelakuannya yang tidak

disukai oleh teman kelasnya. Kedua, seorang siswa perempuan merasa

terganggu.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa laki-laki terhadap teman

sekelasnya pada data 06 terdapat pada tuturan baca buku apa baca buku. Tuturan

tersebut walau dalam hati siswa laki-laki gembira tetapi bagi siswa perempuan dalam

tuturan tadi merupakan sebuah kejengkelan. Tuturan baca buku apa baca buku

dinyatakan sebagai pernyataan emosi untuk memancing terhadap siswa perempuan

tersebut menjadi malu. Siswa perempuan merasa malu karena tuturan tersebut

diucapkan dengan nada sedang. Hal itu dibuktikan dengan wajah yang memerah dan

tidak berani menatap wajah siswa laki-laki tersebut.

Data 07 dituturkan oleh dua orang siswa. Pertama, siswa laki-

laki kelas VIIIh dan kedua, siswa perempuan adalah teman sekelasnya.

Pernyataan emosi pada siswa laki-laki terhadap siswa perempuan kelas VIIIh

pada data 07 terdapat pada tuturan Enak ya, ganggu-ganggu. Tuturan tersebut

merupakan sebuah ungkapan rasa puas pada diri siswa laki-laki tersebut karena sudah

menganggu teman sekelasnya. Tindakan di atas merupakan ekspresi emosi rasa puas

pada lawa jenis. Akibatnya siswa tersebut tidak mefokuskan dirinya pada pelajaran

tetapi mengganggu teman sekelasnya.

Page 15: BAB II SITUASI PSIKOLINGUISTIK DALAM … dalam percakapan terjadi pada siswa yang melakukan suatu percakapan dengan ungkapan emosi di setiap kondisi yang tidak terduga. Suatu kejadian

42

Tabel 3. Data Pernyataan Emosi Siswa dengan Nilai Rendah Situasi di Lapangan

No. Sifat Kalimat

Indikator Deskriptor

01 Marah Jengkel -Panas-panas disuruh lari jauh.

02 Kesal -Olahraga lagi-olahraga lagi.

03 Benci -Aku benci dengan olahraga ini.

04 Cemas -Bagaimana caranya lompat jauh aku tidak

bisa.

05 Cemburu -Dia bisa lari pasti saya bisa.

06 Curiga -Sepertinya kita akan di hukum karena

melangar.

07 Bosan Terus-terus lari bosan Bu.

08 Suntuk -Setan! minggir dong.

Keterangan:

Data 01 dituturkan oleh dua orang, siswa laki-laki VIIIf dan guru penjaskes.

Pertama guru penjaskes adalah guru olahraga yang sedang memberikan

materi penjaskes.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa laki-laki kelas VIIIf pada

data 01 terdapat pada tuturan panas-panas disuruh lari jauh. Tuturan tersebut

termasuk dalam tutur kesal kepada guru olahraga yang terlalu memberi materi

penjaskes.Tuturan tersebut dinyatakan sebagai pernyataan emosi terhadap guru

penjaskes yang menyuruh lari berkali-kali dan siswa laki-laki tersebut menjadi

tertekan.

Data 02 dituturkan oleh dua orang. Pertama, siswa perempuan berkelas VIIIh

dan kedua, guru penjaskes. Guru penjaskes adalah guru olahraga yang sedang

memberikan materi penjaskes.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa laki-laki kelas VIIIh pada

data 02 terdapat pada tuturan Olahraga lagi-olahraga lagi. Tuturan tersebut termasuk

dalam bentuk pengulangan kata-kata dan menyatakan emosi penuh rasa kekesalan

kepada guru olahraga yang terlalu memberikan materi pelajaran. Tuturan olahraga

Page 16: BAB II SITUASI PSIKOLINGUISTIK DALAM … dalam percakapan terjadi pada siswa yang melakukan suatu percakapan dengan ungkapan emosi di setiap kondisi yang tidak terduga. Suatu kejadian

43

lagi-olahraga lagi dinyatakan sebagai pernyataan emosi terhadap guru penjaskes

yang meyuruh siswa tersebut berolahraga.

Data 03 dituturkan oleh dua orang. Pertama, siswa perempuan kelas VIIIg dan

kedua, guru penjaskes.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa perempuan kelas VIIIg

pada data 03 terdapat tuturan Aku benci dengan olahraga ini.Tuturan tersebut

termasuk ke dalam tuturan benci kepada guru olahraga.Tuturan dinyatakan sebagai

pernyataan emosi terhadap guru penjaskes.

Data 04 dituturkan oleh dua orang. Pertama, siswa perempuan berkelas VIIIf

dan kedua, guru penjaskes.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa perempuan kelas VIIIf

pada data 04 terdapat pada tuturan Bagaimnana caranya lompat jauh aku tidak bisa.

Tuturan tersebut temasuk ke dalam tuturan kecemasan yang diberikan guru tersebut

sehingga siswa perempuan merasa cemas dan mengungkapkan emosi dalam hati.

Data 05 dituturkan oleh dua orang. Pertama, siswa laki-laki berkelas VIIIg dan

kedua, teman kelasnya.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa laki-laki kelas VIIIg data 05

terdapat pada tuturan Dia bisa lari pasti saya bisa. Tuturan tersebut termasuk ke

dalam tuturan cemburu kepada teman sekelasnya yang telah mampu lari

dibandingkan dengan siswa laki-laki tersebut.

Data 06 dituturkan oleh dua orang. Pertama, siswa laki-laki kelas VIIIg.

Kedua, teman sekelasnya.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa laki-laki kelas VIIIg pada

data 06 terdapat pada tuturan sepertinya kita akan dihukum karena melangar.

Tuturan tersebut termasuk ke dalam tuturan pelanggaran besar dan kemungkinan

kedua siswa tersebut dihukum. Hal itu menimbulkan ungkapan emosi.

Page 17: BAB II SITUASI PSIKOLINGUISTIK DALAM … dalam percakapan terjadi pada siswa yang melakukan suatu percakapan dengan ungkapan emosi di setiap kondisi yang tidak terduga. Suatu kejadian

44

Data 07 dituturkan oleh dua orang. Pertama, siswa perempuan kelas VIIIi dan

kedua, guru penjaskes.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa perempuan kelas VIIIi

terhadap guru penjaskesnya, pada data 07 terdapat pada tuturan Terus-terus lari

bosan Bu. Tuturan tersebut termasuk dalam tuturan kebosanannya pada mata

pelajaran penjaskes sehingga ungkapan kebosanannya dituangkan dalam bentuk

pernyataan emosi terhadap guru penjaskes.

Data 08 dituturkan oleh dua orang. Pertama, siswa laki-laki berkelas VIIIg

dan kedua, teman sekelasnya.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa laki-laki kelas VIIIg

terhadap teman sekelasnya pada data 08 terdapat pada tuturan Setan! minggir dong.

Tuturan tersebut termasuk tutur kesuntukan kepada teman lawan lari yang seenaknya

lari tanpa ada aba-aba dari guru penjaskes, sehingga pernyataan yang timbul adalah

ungkapan makian.

Tabel 4. Data Pernyataan Emosi Siswa dengan Nilai Rendah Situasi di Toilet

No. Sifat Kalimat

Indikator Deskriptor

01 Marah Jengkel -Jancuk!, cepet kencingnya.

02 Jijik -Puki mai!, bau kamar mandinya,

cepat kau kencing.

03 Dongkol -Kamu tidur dalam kamar mandi!

04 Senang Bahagia -Lega rasanya.

Keterangan:

Data 01 dituturkan oleh dua orang. Pertama, siswa laki-laki kelasVIIIf dan

kedua, siswa laki-laki kelas VIIIh.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa laki-laki kelas VIIIf

terhadap siswa laki-laki kelas VIIIh pada data 01 terdapat pada tuturan Jancuk!

Page 18: BAB II SITUASI PSIKOLINGUISTIK DALAM … dalam percakapan terjadi pada siswa yang melakukan suatu percakapan dengan ungkapan emosi di setiap kondisi yang tidak terduga. Suatu kejadian

45

cepat kencingnya. Tuturan tersebut merupakan kejengkelan siswa laki-laki kepada

siswa kelas VIIIh karena terlalu lama di dalam kamar mandi dia menuturkan

ungkapan makian.

Data 02 dituturkan oleh dua orang. Pertama, siswa laki-laki

kelas VIIIh dan kedua, siswa perempuan kelas VIIIg.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa laki-laki terhadap siswa

perempuan kelas VIII pada data 02 terdapat pada tuturan Puki mai, bau kamar

mandinya cepat kau kencing!. Tuturan tersebut merupakan kejengkelan siswa laki-

laki terhadap siswa perempuan yang berasal dari kelas VIIIh dinyatakan sebagai

pernyataan emosi berbahasa Indonesia karena setelah mendengarkan tuturan siswa

laki-laki tersebut siswa perempuan menjadi tertekan. Rasa tertekan tersebut

dikarenakan siswa laki-laki menuturkan dengan teriakan dan tidak memperhatikan

siswa perempuan sebagai lawan bicaranya.

Data 03 ditunjukkan oleh dua orang. Pertama, siswa perempuan kelas VIIIg

dan kedua, siswa perempuan kelas VIIIi yang menimbulkan respon emosi.

Pernyataan emosi pada siswa perempuan kelas VIIIg terhadap siswa

perempuan kelas VIIIi terdapat pada tuturan Kamu tidur di dalam kamar mandi!

Tuturan tersebut termasuk dalam tuturan jengkel dikarenakan siswa perempuan

tersebut sangat lama di dalam toilet. Mendengarkan tuturan tersebut siswa perempuan

merasa tertekan dengan perkataan Kamu tidur di dalam kamar mandi!.

Data 04 dituturkan oleh dua orang. Pertama, siswa perempuan

yang berkelasVIIIh. Kedua, teman sekelasnya.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesi pada siswa perempuan kelas VIIIh,

Page 19: BAB II SITUASI PSIKOLINGUISTIK DALAM … dalam percakapan terjadi pada siswa yang melakukan suatu percakapan dengan ungkapan emosi di setiap kondisi yang tidak terduga. Suatu kejadian

46

pada data 04 terdapat pada tuturan Lega rasanya. Tuturan tersebut merupakan

ungkapan bahagia karena siswa perempuan tersebut merasa nyaman dan tidak ada

beban menahan kencingnya.

Tabel 5. Data Pernyataan Emosi Siswa dengan Nilai Rendah Situasi di Ruangan

Kelas

No. Sifat Kalimat

Indikator Deskriptor

01 Marah Jengkel -Malas belajar terus.

02 Kesal -Soal aku susah.

03 Murka -Kamu gak ada hak

menyuruh aku diam.

04

Takut

Curiga

-Aku heran kok dia bisa

jawab.

05 Bosan -Ahh, mending keluar kelas

malas belajar.

07 Malu -Malu tadi tidak bisa jawab.

08 Ragu-ragu -Benar tidak ya

jawabannya.

Keterangan:

Data 01 dituturkan oleh siswa laki-laki kelas VIIIf.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa laki-laki kelas VIIIf pada

data terdapat pada tuturan Malas belajar terus. Tuturan tersebut merupakan

kejengkelan siswa laki-laki terhadap dirinya sendiri karena merasa tidak mampu

menjawab.

Data 02 dituturkan oleh siswa perempuan dari kelas VIIIf.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa kelas VIIIf pada data

terdapat pada tuturan Soal aku susah. Tuturan tersebut merupakan ungkapan kesal

kepada salah satu teman sebangku siswa perempuan itu yang menyatakan rasa

kekesalannya bahwa teman sekelasnya pelit membagikan ilmu pengetahuan sehingga

siswa perempuan itu malas mengerjakan soal yang susah tersebut.

Page 20: BAB II SITUASI PSIKOLINGUISTIK DALAM … dalam percakapan terjadi pada siswa yang melakukan suatu percakapan dengan ungkapan emosi di setiap kondisi yang tidak terduga. Suatu kejadian

47

Data 03 dituturkan oleh siswa laki-laki kelas VIIIi.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa kelas VIIIi pada data

terdapat pada tuturan Kamu gak ada hak menyuruh aku diam. Tuturan tersebut

merupakan pernyataan emosi siswa laki-laki kepada teman sebangkunya yang

menyuruh untuk diam tetapi siswa laki-laki tersebut merasa benci dengan kelakuan

teman sebangkunya.

Data 04 ditunjukkan oleh siswa perempuan kelas VIIIg.

Pernyataan emosi pada siswa perempuan kelas VIIIg pada data 04 terhadap

pada tuturan Aku heran, kok dia bisa jawab?. Tuturan tersebut hanya diungkapkan

dalam hati karena salah satu teman sekelasnya yang lebih pintar dan bisa menjawab

ketimbang dirinya sendiri.

Data 05 ditunjukkan oleh dua orang. Pertama, siswa laki-laki dan kedua,

siswa perempuan kelas VIIIi.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa perempuan pada data 05

terdapat.pada tuturan Aah, keluar kelas malas belajar. Tuturan tersebut merupakan

ungkapan emosi siswa laki-laki kepada siswa perempuan untuk tidak menghalangi

siswa laki-laki keluar dari ruang kelas sebab siswa tersebut malas belajar. tuturan

siswa laki-laki diungkapkan dalam bentuk bosan pada situasi belajar.

Data 06 dituturkan oleh siswa perempuan kelas VIIIg.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa perempuan pada data 06

terdapat pada tuturan .Aduh, susah banget pertanyaannya. Tuturan tersebut

merupakan ungkapan kecemasan siswa perempuan yang merasa dirinya tidak mampu

Page 21: BAB II SITUASI PSIKOLINGUISTIK DALAM … dalam percakapan terjadi pada siswa yang melakukan suatu percakapan dengan ungkapan emosi di setiap kondisi yang tidak terduga. Suatu kejadian

48

untuk menjawab mata pelajaran yang sedang berlangsung. Oleh karena itu, siswa

perempuan mengungkapkan pernyataan emosi pada dirinya sendiri.

Data 07 dituturkan oleh siswa laki-lakirkelas VIIIh.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa laki-laki kelas VIIIi pada

data 07 terdapat pada tuturan Malu tidak bisa jawab. Tuturan tersebut merupakan rasa

malu siswa itu pada diri sendiri yang tidak bisa menjawab. ungkapan emosi yang

menunjukkan pernyataan emosi adalah siswa tersebut menunjukkannya dalam sikap

dan ekspresi hati.

Data 08 dituturkan oleh siswa laki-laki kelas VIIIe.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa laki-laki kelas VIIIe pada

data 08 terdapat pada tuturan Benar tidak ya jawabannya. Tuturan tersebut

merupakan keraguan siswa laki-laki pada dirinya sendiri sehinggga siswa tersebut

mengungkapkan pernyataan emosi pada dirinya sendiri.

2.2.2 Situasi Psikolinguistik Emosi pada Siswa dengan Nilai Sedang

Siswa emosi dengan nilai sedang terkadang hanya memprioritaskan

kecerdasan emosional dan sikapnya di tempat siswa tersebut itu berada dengan penuh

hati-hati, namun terkadang siswa tersebut bisa berada pada situasi dengan sikap yang

berbeda dikarenakan siswa tersebut sewaktu-waktu dapat saja berubah tanpa disadari

oleh dirinya. Artinya, siswa emosi dengan nilai standar terkadang saja tidak bisa

menjawab pertanyaan guru. Bisa saja faktor lupa yang menyebabkan hal demikian

terjadi. Siswa tersebut bisa mengingatnya karena siswa tidak suka belajar dan hanya

mendengarkan dengan baik ketika guru menerangkan mata pelajaran tersebut dan

Page 22: BAB II SITUASI PSIKOLINGUISTIK DALAM … dalam percakapan terjadi pada siswa yang melakukan suatu percakapan dengan ungkapan emosi di setiap kondisi yang tidak terduga. Suatu kejadian

49

situasi yang ada pada konteksnya itu tergantung pada masing-masing siswa yang

lebih merespon pemberolehan bahasa.

Pembuktian siswa dengan kecerdasan emosional saja belum cukup memberikan

secara signifikan bahwa yang emosi kemungkinan bisa saja menjadi tidak emosi dan

yang tidak emosi bisa saja menjadi yang lebih cerdas daripada yang emosi. Besar

kemungkinan hal demikian dipengaruhi oleh faktor keturunan dan faktor lingkungan

eksternal-internal.

Faktor lingkungan mempengaruhi siswa di luar sekolah dengan situasi yang

berbeda contohnya saja ketika melihat orang dewasa berbicara kepada orang yang

tua dengan nada keras atau etika berbicara kurang diperhatikan, ini adalah salah satu

contoh kenapa siswa yang di luar lebih dominan menangkap tindakan yang kurang

mendidik lebih cepat ketimbang dibandingkan dengan hal-hal yang berbau

pendidikan.

Simpen dalam orasi ilmiahnya mengatakan bahwa kekerasan verbal terjadi di

mana saja, begitu pula di sekolah. Pernyataan emosi berbahasa Indonesia yang

dipakai oleh siswa untuk mengugkapkan keinginan dan penolakan terhadap apa yang

akan dituturkan oleh petutur ke penutur, oleh sebab itu bahasa adalah alat

mempengaruhi manusia untuk mengungkapkan perasaan dan pikirannya tersebut.

Artinya, pernyataan emosi siswa tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh bahasa yang

diungkapkannya tetapi keadaan atau kejadian yang ada di lingkungan tersebut.

Bahasa lisan yang diungkapkan siswa baik itu siswa dengan nilai standar

maupun siswa belum tentu adalah sama. Besar kemungkinan bahasa yang dipakai

Page 23: BAB II SITUASI PSIKOLINGUISTIK DALAM … dalam percakapan terjadi pada siswa yang melakukan suatu percakapan dengan ungkapan emosi di setiap kondisi yang tidak terduga. Suatu kejadian

50

terkadang terkesan kasar, tinggi, rendah, datar, dan berbicara dengan suara

melengking. Berbagai macam cara siswa untuk mengungkapkan kecerdasan

emosionalnya sendiri kepada guru atau teman sekelasnya.

Cara pengungkapan tindak tutur tersebut kadang kala bersifat membodohi diri

artinya siswa merasa diri lebih unggul daripada teman sekelasnya. Siswa yang

dengan nilai standar enam dan nilai tujuh hanya mengungkapkan tindakan-

tindakannya sendiri yang bisa saja membuat guru atau teman sekelasnya emosi,

karena faktor malas yang diartikan dalam kategori tidak bisa menjadi siswa yang

cerdas.

Perhatikan dengan baik cara berbicara siswa dengan nilai standar lebih

menonjolkannya dengan bahasa nonverbal. Berdasarkan data yang ditemukan pada

data yang telah dikumpulkan dalam pernyataan emosi siswa berbahasa Indonesia

dengan nilai sedang disajikan di bawah ini dalam bentuk tabel secara berturut-turut

mulai dari situasi di kantin, situasi di perpustakaan, situasi di lapangan, situasi di

toilet, dan terakhir situasi di ruang kelas.

Tabel 1. Data Pernyataan Emosi Siswa dengan Nilai Sedang pada Situasi di

Kantin

No. Sifat Kalimat

Indikator Deskriptor

01 Marah Jengkel -Brengsek!, jangan dorong-dorong, sakit

tahu.

02 Jijik -Udah desak-desaan, keringatmu nempel

lagi.

03 Kesal -Bu, ayam gorengnya tidak matang.

04 Dongkol - Saya tidak punya uang masak harus

ngesot.

05 Murka -Saya gak suka dipaksa Bu.

Page 24: BAB II SITUASI PSIKOLINGUISTIK DALAM … dalam percakapan terjadi pada siswa yang melakukan suatu percakapan dengan ungkapan emosi di setiap kondisi yang tidak terduga. Suatu kejadian

51

06 Muak - Malas lihat mukamu terus, tidak ada

nafsu makan.

07 Kecewa - Jangan di bungkus nasinya Bu sudah

telat.

08 Kesal - Harga jajannya tidak bisa di kurangi ya

Bu.

Keterangan:

Data 01 dituturkan oleh dua orang. Pertama, siswa perempuan kelas VIIIi

dan Kedua, siswa laki-laki kelas VIIIf.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada seorang siswa perempuan kelas

VIIIi pada data 01terdapat pada tuturan Brengsek!, jangan dorong-dorong sakit

tahu. Tuturan diungkapkan oleh siswa perempuan kepada siswa laki-laki terjadi

dalam bentuk makian. Pernyataan emosi yang diungkapkan oleh siswa perempuan

kepada siswa laki-laki karena siswa tersebut mendorong tanpa meminta permisi

untuk lewat.

Data 02 dituturkan oleh dua orang. Pertama, siswa perempuan kelas VIIIe

dan kedua, siswa laki-laki teman sekelasnya.

Pernyataan emosi siswa berbahasa Indonesia pada siswa laki-laki kelas

VIIIe pada data 02 terdapat pada tuturan Udah desak-desaan keringatmu nempel

lagi. Tuturan tersebut merupakan tutur rasa jijik terhadap siswa laki-laki yang

seluruh badannya bau keringat. Akibatnya perempuan kelas VIIIe emosi kepada

siswa laki-laki tersebut.

Data 03 ditunjukkan oleh dua orang. Pertama, siswa perempuan kelas VIIIh

dan kedua, pedagang kantin.

Pernyataan emosi berdasarkan Indonesia pada siswa perempuan kelas VIIIh

pada data 03 terdapat pada tuturan Bu, ayam gorengnya tidak matang. Tuturan

tersebut merupakan rasa kesal terhadap pedagang kantin. Siswa perempuan itu

Page 25: BAB II SITUASI PSIKOLINGUISTIK DALAM … dalam percakapan terjadi pada siswa yang melakukan suatu percakapan dengan ungkapan emosi di setiap kondisi yang tidak terduga. Suatu kejadian

52

merasa pelayanan makan di kantin tidak memuaskan dikarenakan ayam goreng

tidak matang sehingga siswa mengungkapkan emosi kepada pedagang tersebut.

Data 04 ditunjukkan oleh dua orang. Pertama, siswa laki-laki kelas VIIIg

dan kedua, pedagang kantin.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa laki-laki kelas VIIIg pada

data 04 terdapat pada tuturan Saya tidak punya uang masak harus ngesot. Tuturan

tersebut merupakan rasa dongkol ke siswa laki-laki pada pedagang kantin yang

tanpa sengaja memaksa siswa laki-laki untuk membeli jajan yang ada di kantin.

siswa laki-laki menjadi emosi dan siswa tersebut meninggalkan kantin dengan rasa

emosi.

Data 05 ditunjukkan oleh dua orang. Pertama, siswa laki-laki kelas VIIIh

dan kedua, pedagang kantin.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa laki-laki kelas VIIIh pada

data 05 terdapat pada tuturan. Saya gak suka dipaksa Bu. Tuturan tersebut

merupakan rasa sebel siswa laki-laki kepada pedagang kantin yang memaksa untuk

membeli makanan yang sudah dua hari. Perkataan pedagang kantin tersebut

membuat siswa laki-laki menyatakan emosi.

Data 06 ditunjukkan oleh dua orang. Pertama, siswa laki-laki dan kedua,

siswa perempuan kelas VIIIh.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa laki-laki kelas VIIIh pada

data 06 terdapat pada tuturan Malas lihat mukamu terus tidak ada nafsu makan.

Tuturan siswa laki-laki kepada teman sekelasnya yaitu perempuan merasa muak

karena temannya tersebut melahap makanan tanpa mengetahui etika makan.

Page 26: BAB II SITUASI PSIKOLINGUISTIK DALAM … dalam percakapan terjadi pada siswa yang melakukan suatu percakapan dengan ungkapan emosi di setiap kondisi yang tidak terduga. Suatu kejadian

53

Data 07 ditunjukkan oleh dua orang. Pertama, siswa perempuan kelas VIIIi

dan kedua, pedagang kantin.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia siswa perempuan terhadap pedagang

kantin terdapat pada dengan tuturan Jangan dibungkus nasinya Bu, sudah telat.

Tuturan tersebut merupakan tuturan siswa perempuan lain ke pedagang kantin

karna tidak terpenuhi akibat faktor kesibukan ibu kantin siswa-siswa lain yang

membeli daganggannya.

Data 08 ditunjukkan oleh dua orang. Pertama, siswa perempuan kelas VIIIf

dan kedua, pedagang kantin.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia siswa tuturan harga jajannya tidak

bisa dikurangi ya Bu? Tuturan tersebut termasuk tuturan yang merupakan sebuah

keluhan. Siswa tersebut berniat untuk menanyakan harganya tidak bisa dikurangi

lagi sebab uang yang dibawa hanya lima ribu saja. Ibu pedagang kantin merasa

terganggu dengan pernyataannya dan merasa jengkel. Pembicararaan yang dilakukan

dialog tersebut disebabkan oleh pedagang kantin tersebut. Apabila pedagang kantin

tidak terfokuskan pada satu konteks situasi, kejadian yang serupa tidak akan terjadi

tanpa ada pancingan emosi.

Tabel 2. Data Pernyataan Emosi Siswa dengan Nilai Sedang pada Situasi di

Perpustakaan

No. Sifat Kalimat

Indikator Deskriptor

01 Marah Jengkel -Bajingan!, tidak bisa diam,

rebut sekali.

02 Murka -Jangan pegang kepalaku!.

03

Kesel -Bangsat!, kelakuanmu buat

aku ilfil.

04 Bosan

-Cukup membaca mataku

sakit.

05 Takut Gugup -Saya bisa tidak berpidato di

Page 27: BAB II SITUASI PSIKOLINGUISTIK DALAM … dalam percakapan terjadi pada siswa yang melakukan suatu percakapan dengan ungkapan emosi di setiap kondisi yang tidak terduga. Suatu kejadian

54

depan kelas dengan tenang.

06 Malu -Kalau tidak bisa

membacamalu donk.

07 Ragu-ragu -Saya ragu, bisa tidak

membaca buku yang susah

ini.

08 Senang Bahagia -Buku ini bagus dan

menyentuh.

09 Puas -Nilai-nilai dalam buku ini

bermanfaat .

Keterangan:

Data 01dituturkan oleh dua orang. Pertama, siswa perempuan kelas VIIIe.

Kedua, seorang laki-laki teman sekelasnya.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa emosi terhadap teman

sekelasnya yang nakal terdapat pada data 01pada tuturan Bajingan! tidak bisa diam,

ribut sekali. Tuturan tersebut merupakan sebuah suruhan untuk diam. Tuturan

tersebut menimbulkan kejengkelan siswa laki-laki itu kepada teman sekelasnya.

Mendengar perkataan siswa perempuan tadi, siswa laki-laki merasa kesal dan tidak

menghiraukannya.

Data 02 ditunjukkan oleh dua. Pertama, siswa perempuan dan kedua, laki-laki

yang kelas VIIIi.

Pernyataan emosi siswa berbahasa Indonesia siswa perempuan terhadap siswa

laki-laki pada data 02 terdapat tuturan Jangan pegang kepalaku, ganggu aja.

Tuturan tersebut adalah penyataan emosi siswa perempuan terhadap sikap siswa

laki-laki yang mencoba untuk mengganggu dan memainkan kepala siswa perempuan

tanpa izin.

Data 03 ditunjukkan oleh dua orang. Pertama, siswa perempuan kelas VIIIg

dan kedua, siswa laki-laki teman sekelasnya.

Pernyataan emosi pada siswa perempuan terhadap siswa laki-laki pada data 03

terdapat pada tuturan Bangsat! kelakuanmu buat aku ilfil. Tuturan tersebut termasuk

Page 28: BAB II SITUASI PSIKOLINGUISTIK DALAM … dalam percakapan terjadi pada siswa yang melakukan suatu percakapan dengan ungkapan emosi di setiap kondisi yang tidak terduga. Suatu kejadian

55

ungkapan rasa kesel siswa perempuan terhadap siswa laki-laki yang tiada hentinya

menganggu siswa perempuan tersebut. Hal tersebut menimbulkan pernyataan emosi.

Data 04 ditunjukkan oleh siswa laki-laki kelas VIIIi.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa laki-laki terhadap dirinya

sendiri yang mengalami kelainan membaca dia membaca dengan waktu yang lama.

Siswa laki-laki hanya bisa mengutarakan ungkapan emosi dalam sebuah ungkapan

hati. Tuturan yang diungkapkan Cukup membaca mataku sakit. Tuturan tersebut

merupakan tekanan emosi siswa pada dirinya.

Data 05 ditunjukkan oleh siswa perempuan kelas VIIIe.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa perempuan terhadap

dirinya pada data 05 terdapat pada tuturan Saya bisa tidak berpidato di depan kelas

dengan tenang. Tuturan itu diungkapkan oleh siswa perempuan pada dirinya yang

kurang percaya diri sebab siswa tersebut merasa bahwa teman-temannya lebih bisa

berpidato dibandingkan dengan dirinya.

Data 06 ditunjukkan oleh dua orang. Pertama, siswa perempuan dan kedua,

siswa laki-laki kelas VIIIf.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa perempuan terhadap teman

sebangkunya pada data 06 terdapat pada tuturan Kalau tidak bisa membaca malu

dong. Tuturan itu diungkapkan oleh siswa perempuan kepada teman sebangkunya

dengan ungkapan emosi karena teman sebangkunya tidak bisa membaca diakibatkan

kecerdasan emosionalnya standar.

Data 07 ditunjukkan oleh siswa laki-laki kelas VIIIh.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa terhadap dirinya sendiri

terdapat pada tuturan Saya ragu, bisa tidak membaca buku yang susah ini. Perkataan

Page 29: BAB II SITUASI PSIKOLINGUISTIK DALAM … dalam percakapan terjadi pada siswa yang melakukan suatu percakapan dengan ungkapan emosi di setiap kondisi yang tidak terduga. Suatu kejadian

56

itu dituturkan oleh siswa perempuan dengan mengekspresikan pada dirinya lewat

bentuk dialog. Tuturan Saya ragu dengan diri saya, bisa tidak membaca buku yang

susah ini, dinyatakan sebagai amarah keragu-raguan pada diri sendiri, karena merasa

diri tidak mampu sehingga menimbulkan sebuah emosi.

Data 08 ditunjukkan oleh siswa perempuan kelas VIIIf.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia siswa perempuan pada data 08 terdapat

pada tuturan Buku ini bagus dan menyentuh. Ungkapan yang diluapkan oleh siswa

perempuan itu merupakan pernyataan emosi dalam bentuk rasa bahagia.

Data 09 ditunjukkan oleh siswa perempuan kelas VIIIi.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa perempuan kelas VIIIi pada

data 09 terdapat pada tuturan Nilai-nilai dalam buku ini bermanfaat untuk saya.

Tuturan tersebut merupakan sebuah ungkapan rasa puas. Melalui tuturan tersebut,

siswa itu mengungkapkan rasa puas pada dirinya.

Tabel 3. Data Pernyataan Emosi Siswa dengan Nilai Sedang pada Situasi di Toilet

No. Sifat Kalimat

Indikator Deskriptor

01 Marah Jengkel -Dek, habis dari kamar mandi siram dong.

02

Jijik

-Kontol!, beraknya siapa yang tidak

disiram.

03 Bosan -Taek!, lama sekali yang ada di dalam.

Keterangan:

Data01 dituturkan oleh dua orang. Pertama, siswa kelas VIIIf dan Kedua,

siswa perempuan kelas VIIIg.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa kelas VIIIf terdapat pada

tuturan Dek, habis dari kamar mandi siram dong. Tuturan tersebut merupakan sebuah

pernyataan siswa yang menyatakan bahwa adik kelas VIIIf di dalam kamar mandi

Page 30: BAB II SITUASI PSIKOLINGUISTIK DALAM … dalam percakapan terjadi pada siswa yang melakukan suatu percakapan dengan ungkapan emosi di setiap kondisi yang tidak terduga. Suatu kejadian

57

terlalu lama sehingga menimbulkan rasa jengkel siswa kelas kepada siswa kelas VIIIg

terhadap adik kelasnya.

Data 02 dituturkan oleh dua orang. Pertama, siswa laki-laki kelas VIIIi dan

kedua, siswa laki-laki kelas VIIIe.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia yang diungkapkan oleh siswa laki-laki

kelas VIIIi terdapat pada tuturan Kontol, beraknya siapa yang tidak disiram.

Pernyataan itu diungkapkan oleh siswa laki-laki kelas VIIIi kepada siswa laki-laki

kelas VIIIe. Dia mengalami tekanan emosi. Keadaan itu membuat kedua siswa

tersebut mengeluarkan pernyataan emosi verbal.

Data 03 dituturkan oleh dua orang. Pertama, siswa perempuan kelas VIIIg dan

kedua, siswa perempuan kelas VIIIh.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia yang diungkapkan oleh siswa yang

perempuan terdapat pada tuturan Taek!, lama sekali yang di dalam. Tuturan tersebut

merupakan sebuah pernyataan emosi. Ungkapan yang diungkapkan oleh siswa laki-

laki kelas VIIIh yang menerima pernyataan emosi berbahasa yang menyuruh siswa

perempuan cepat keluar dari kamar mandi.

Tabel 4. Data Pernyataan Emosi Siswa dengan Nilai sedang pada Situasi di Lapangan

No. Sifat Kalimat

Indikator Deskriptor

01 Marah Jengkel -Sudah sakit kaki disuruh lari lagi.

02 Bosan -Malas olahraga nilainya terus jelek.

03 Suntuk -Sudah keringat, lama lagi olahraga.

04 Cemas - Saya takut nilai olahraganya jelek.

05 Gugup - Saya tidak bisa lempar lembing.

06 Malu - Saya gendut takut diketawain oleh

teman-teman.

Keterangan:

Data 01 dituturkan oleh dua orang. Pertama, siswa perempuan kelas VIIIi dan

kedua, guru penjaskesnya.

Page 31: BAB II SITUASI PSIKOLINGUISTIK DALAM … dalam percakapan terjadi pada siswa yang melakukan suatu percakapan dengan ungkapan emosi di setiap kondisi yang tidak terduga. Suatu kejadian

58

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa perempuan kelas VIIIi

terdapat pada tuturan Sudah sakit kaki, disuruh lari lagi. Tuturan tersebut merupakan

sebuah pernyataan. Siswa itu menyatakan melalui tuturan 01 bahwa dia merasa

jengkel pada guru olahraganya. Tuturan Sudah sakit, disuruh lari lagi dinyatakan

sebagai pernyataan emosi karena guru olahraganya tidak memperhatikan kondisi fisik

siswa tersebut. Hal itu menimbulkan amarah secara langsung.

Data 02 ditunjukan oleh dua orang. Pertama, siswa perempuan kelas VIIIh

dan kedua, guru penjaskes.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia yang diungkapkan pada data 02 oleh

siswa perempuan kelas VIIIh dengan tuturan Malas olahraga nilainya terus jelek.

Tuturan itu siswa mengungkapkan luapan rasa emosinya dikarenakan nilainya. Siswa

tersebut sering dan rajin mengikuti olahraga tetapi nilainya masih saja rendah. Siswa

tersebut tidak menyadari dan tidak berusaha dengan giat dalam belajar. Kepribadian

ini menunjukkan bahwa seseorang tidak pernah menyentuh buku dan mencobah

untuk berusaha belajar.

Data 03 dituturkan oleh dua orang. Pertama, siswa perempuan kelas VIIIf dan

kedua, guru penjaskes.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa perempuan kelas VIIIf

pada data 03 terdapat pada tuturan Sudah keringat, lama lagi olahraga. Tuturan

tersebut merupakan sebuah keluhan siswa perempuan pada guru penjaskesnya yang

lama sekali memberi arahan, padahal jam selesai sudah tiba tetapi tetap saja olahraga

terus berlanjut.

Data 04 ditunjukkan oleh dua orang. Pertama, siswa laki-laki kelas VIIIe dan

kedua, guru penjaskes.

Page 32: BAB II SITUASI PSIKOLINGUISTIK DALAM … dalam percakapan terjadi pada siswa yang melakukan suatu percakapan dengan ungkapan emosi di setiap kondisi yang tidak terduga. Suatu kejadian

59

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa laki-laki kelas VIIIe pada

data04 terdapat pada tuturan Saya takut nilai olahraganya jelek. Ungkapan siswa

tersebut merupakan sebuah kecemasan dalam hati dan siswa tersebut merasa

terancam akan nilai yang diberikan guru penjaskesnya.

Data 05 dituturkan oleh siswa perempuan kelas VIIIi.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa perempuan kelas VIIIi

terdapat pada tuturan Saya tidak bisa lempar lembing. Tuturan tersebut merupakan

keluhan siswa perempuan yang tidak bisa lempar lembing dan siswa tersebut merasa

tidak nyaman dengan keadaan di sekitanya.

Data 06 dituturkan oleh siswa perempuan kelas VIIIe.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa perempuan kelas VIIIe

pada data 06 terdapat pada tuturan Saya gendut takut diketawain oleh teman-teman.

Tuturan tersebut merupakan sebuah pernyataan malu siswa perempuan terhadap

teman-temannya dikarenakan badan siswa perempuan itu terlalu besar.

Tabel 5. Data Pernyataan Emosi Siswa dengan Nilai Sedang pada Situasi di Ruang

Kelas

No. Sifat Kalimat

Indikator Deskriptor

01 Marah Jengkel -Babi! rugi duduk sama orang yang

bodoh.

02 Curiga

-Kamu nyontek ya, dapat jawaban

darimana?.

03 Bosan -Mendengar saja saya sudah malas.

04 Benci

-Aku benci sekali dengan mata

pelajaran matematika.

05 Kesel -Bisa tidak kerjain tugasnya diam.

06 Takut Cemas -Saya cemas dengan hasil ujian

nanti.

07 Malu -Jawab pertanyaan tadi salah lagi.

Page 33: BAB II SITUASI PSIKOLINGUISTIK DALAM … dalam percakapan terjadi pada siswa yang melakukan suatu percakapan dengan ungkapan emosi di setiap kondisi yang tidak terduga. Suatu kejadian

60

08 Ragu-ragu -Jawaban dia benar apa tidak ya.

09 Kawatir -Aduh! aku belum kerjain tugas,

gimana ini ya.

Keterangan:

Data 01 ditunjukkan oleh dua siswa laki-laki kelas VIIIh.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa laki-laki terhadap teman

sebangkunya terdapat pada tuturan Babi! rugi duduk sama orang yang bodoh.

Ungkapan emosi siswa laki-laki ke teman sebangkunya merupakan sebuah emosi

jengkel yang diibaratkan sama malasnya dengan hewan babi yang habis makan

langsung tidur.

Data 02 dituturkan oleh dua orang. Pertama, siswa perempuan kelas VIIIe

dan kedua, siswa laki-laki teman sebangku siswa perempuan.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia siswa pintar terhadap teman

sebangkunya terdapat pada tuturan Kamu nyontek ya, dapat jawaban darimana?.

Tuturan tersebut merupakan sebuah pernyataan emosi siswa perempuan yang merasa

jawabannya dicontek oleh teman sebangkunya.

Data 03 ditunjukkan oleh dua orang. Pertama, siswa laki-laki kelas VIIIh dan

kedua, guru kelas bahasa Indonesia.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia siswa laki-laki kelas VIIIh terdapat

pada tuturan endengar saja saya sudah malas. Tuturan yang diungkapkan oleh siswa

itu kepada guru Bahasa Indonesia dalam bentuk rasa bosan. Dia merasa bosan

karena yang diajarkan kepada siswa adalah bahan ajaran yang sama seperti lima hari

yang lalu.

Data 04 ditunjukkan oleh dua orang. Pertama, siswa laki-laki kelas VIIIi dan

kedua, guru kelas Matematika.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa laki-laki kelas VIII terdapat

pada tuturan Aku benci sekali dengan mata pelajaran Matematika. Tuturan yang

Page 34: BAB II SITUASI PSIKOLINGUISTIK DALAM … dalam percakapan terjadi pada siswa yang melakukan suatu percakapan dengan ungkapan emosi di setiap kondisi yang tidak terduga. Suatu kejadian

61

diungkapkan di atas adalah tuturan siswa laki-laki terhadap gurunya tersebut dan

diungkapkan dalam hati. Guru matematika selalu menghukumnya jika siswa laki-

laki itu tidak menjawab dengan benar.

Data 05 ditunjukkan oleh dua orang. Pertama, siswa perempuan kelas VIIIe

dan kedua, siswa laki-laki adalah teman duduk sebangku siswa perempuan

kelas VIIIe.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa perempuan terhadap teman

sebangkunya kelas VIIIe terdapat pada tuturan Bisa tidak kerjain tugasnya, diam.

Tuturan itu diungkapkan oleh siswa perempuan terhadap teman sebangkunya yang

selalu berbicara.

Data 06 ditunjukkan oleh siswa perempuan kelas VIIIf.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa perempuan kelas VIIIf

terdapat pada tuturan Saya cemas dengan hasil ujian nanti. Tuturan itu diungkapkan

oleh siswa dalam hati, Hal ini dinyatakan dengan perasaan cemas. Siswa tersebut

sedang memikirkan nilai baik apa buruk sehingga siswa perempuan itu merasa tidak

tenang.

Data 07 ditunjukkan oleh siswa laki-laki kelas VIIIg.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia siswa laki-laki kelas VIIIg terdapat

pada tuturan Jawab pertanyaan tadi salah lagi. Ungkapan pernyataan siswa tersebut

merupakan sebuah perasaan malu pada dirinya sendiri dan teman-teman yang

menertawakan kesalahan jawaban siswa laki-laki tersebut.

Data 08 ditunjukkan oleh dua orang. Pertama, siswa laki-laki kelas VIIIi dan

kedua, siswa laki-laki adalah teman sebangku.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia siswa laki-laki kelas VIIIi terdapat

pada tuturan Jawaban dia benar apa tidak ya?. Tuturan siswa ditunjukkan pada

Page 35: BAB II SITUASI PSIKOLINGUISTIK DALAM … dalam percakapan terjadi pada siswa yang melakukan suatu percakapan dengan ungkapan emosi di setiap kondisi yang tidak terduga. Suatu kejadian

62

dirinya dalam ungkapan perasaan dalam hati. luapan emosi yang dituangkan

berbentuk rasa keragu-raguan.

Data 09 ditunjukkan oleh siswa laki-laki kelas VIIIh.

Pernyataan emosi siswa laki-laki kelas VIIIh terdapat pada tuturan Aduh, aku

belum kerjain tugas, gimana ini ya. Tuturan yang diungkapkan siswa laki-laki

merupakan ungkapan rasa kawatir karena siswa tersebut belum mengerjakan tugas.

Kekahwatirannya menghantui kecerdasan emosional siswa tersebut.

2.2.3 Situasi Psikolinguistik Emosi pada Siswa dengan Nilai Tinggi

Berbicara tentang adanya hubungan antara nilai kecerdasan emosional siswa

dengan tingkat kecerdasan emosional orang tua siswa tersebut, hal ini tidak lepas

dengan pembicaraan tentang hereditas dalam hubungan dengan kecerdasan

emosional. Tingkat nilai tinggi siswa ditentukan oleh hereditas dari orang tua.

Dengan perkataan lain, orang tua mewariskan inteligensi tidak hanya melalui

hereditas tetapi dapat juga melalui “matemal justification”.

Pendidikan di sekolah dapat menunjukkan bahwa pendidikan dapat

meningkatkan skor-skor nilai yang diambil dari hasil terakhir nilai rapor siswa

dengan nilai delapan dan nilai sembilan, namun nilai yang dipilih meningkat atau

tidak. Artinya nilai siswa yang masih terlalu muda mengalami perubahan tidak tetap,

karena kapasitas mental siswa yang masih terlalu muda tidak berkembang dengan

kecepatan yang sama dengan kecepatan perkembangan mental siswa sebaya lainnya.

Meskipun siswa mempunyai kekuatan yang sama, pada tahap perkembangan tertentu

Page 36: BAB II SITUASI PSIKOLINGUISTIK DALAM … dalam percakapan terjadi pada siswa yang melakukan suatu percakapan dengan ungkapan emosi di setiap kondisi yang tidak terduga. Suatu kejadian

63

seorang siswa dapat memiliki nilai tinggi, sedangkan dalam tahap yang lain memiliki

nilai di atas rata-rata.

Siswa laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan nilai. Banyak pula

penelitian yang membuktikan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara laki-laki

dengan perempuan. Dari hasil nilai yang perempuan terutama memiliki kelebihan

dalam hal yang menyangkut penggunaan bahasa, hafalan-hafalan dan reaksi. Di lain

pihak laki-laki berkelebihan dalam penalaran abstrak, penguasaan matematik, dan

mekanika. Perbedaan mengenai kedua hal di atas disebabkan oleh faktor lingkungan

pada perbedaan sifat secara tidak langsung oleh adanya interaksi X dan interaksi Y

yang mengakibatkan perbedaan.

Kecerdasan emosional yang menganalisis linguistik merupakan kemampuan

untuk menggunakan dan mengolah kata-kata secara efektif, baik secara lisan maupun

tertulis. Linguistik berkaitan dengan penggunaan dan pengembangan bahasa secara

umum, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Siswa yang memiliki kecerdasan

emosional mampu berbahasa dengan lancar dan dapat mengembangkan

pengetahuannya dengan bahasa yang baik pada saat berkomunikasi.

Komponen kecerdasan siswa adalah kecerdasan linguistik keterkaitan antara

kecerdasan secara umum dan pemerolehan, pemahaman, persepsi, atau produksi

bahasa. Selanjutnya, kematangan kognisi terkait dengan pemerolehan dan

pembelajaran bahasa, terutama bahasa kedua. Mempelajari bahasa kedua melibatkan

dua perangkat kemampuan yang dihasilkan oleh siswa dengan nilai tinggi.

Page 37: BAB II SITUASI PSIKOLINGUISTIK DALAM … dalam percakapan terjadi pada siswa yang melakukan suatu percakapan dengan ungkapan emosi di setiap kondisi yang tidak terduga. Suatu kejadian

64

Dalam pemerolehan bahasa tidak sedikit kajian yang telah dilakukan untuk

memperoleh informasi yang jelas mengenai keterkaitan tersebut. Pemerolehan bahasa

yang secara langsung berhubungan dengan usia dan kematangan kognisi siswa.

Perkembangan bahasa saling mempengaruhi antara kecerdasan dan kemampuan atau

perkembangan bahasa. Kecerdasan dengan kemampuan menyimak pemahaman dan

produksi ujaran bebas yang menguji keterkaitan antara nalar dengan menentukan

gagasan pokok sebuah bacaan, semuanya memperlihatkan tidak ada atau korelasi

negatif antara tingkat kecerdasan dengan kemampuan berbahasa.

Situasi emosi pada siswa dengan nilai tinggi dalam pernyataan emosi siswa

berbahasa Indonesia ada dalam beberapa situasi, yaitu situasi di kantin, situasi di

perpustakaan, situasi di lapangan, situasi di ruang kelas, dan situasi di ruang kelas.

Perhatikan selanjutnya penyajiannya tabel 1. Data Pernyataan Emosi Siswa dengan

Nilai Tinggi pada Situasi di Kantin.

Tabel 1. Data Pernyataan Emosi Siswa dengan Nilai Tinggi pada Situasi di Kantin

No. Sifat Kalimat

Indikator Deskriptor

01 Marah Jengkel -Boleh saya lewat, sempit ini?.

02 Curiga -Saya pencet untuk memastikan pencet

atau tidak.

03 Bosan -Makananya ini aja, tidak ada yang

lain.

04 Jijik -Ihh, tikusnya di atas piring.

05 Kesel -Nasinya sedikit sekali bu.

06 Was-was

-Jangan terlalu banyak makan nanti

bisa sakit perut.

07 Ragu-ragu

-Tempo hari yang lalu nasinya tidak

bau, sekarang bisa menyengat ya?.

Page 38: BAB II SITUASI PSIKOLINGUISTIK DALAM … dalam percakapan terjadi pada siswa yang melakukan suatu percakapan dengan ungkapan emosi di setiap kondisi yang tidak terduga. Suatu kejadian

65

Keterangan:

Data 01 dituturkan oleh siswa perempuan kelas VIIIf.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia siswa perempuan kepada salah seorang

teman kelas yaitu laki-laki yang lain terdapat pada tuturan Boleh saya lewat sempit

ini?.Tuturan tersebut merupakan sebuah pernyataan emosi. Siswa perempuan ITU

merasa resah dengan situasi kantin, banyak siswa berdesakan.

Data 02 ditunjukkan oleh dua. Pertama, siswa perempuan kelas VIIIi dan

kedua, pedagang kantin.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia siswa perempuan kelas VIIIi terdapat

pada data 02 tuturan Saya pencet untuk memastikan busuk apa tidak. Tuturan tersebut

merupakan kecurigaan siswa perempuan yang membeli tahu isi ke pedagang kantin,

Merasa tahu isinya lembek dan bau, siswa tersebut memegang tetapi pedagang kantin

merasa tersinggung karena dagangannya dinilai buruk.

Data 03 ditunjukkan oleh dua orang. Pertama, siswa laki-laki kelas VIIIg dan

kedua, pedagang kantin.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia yang diungkapkan siswa laki-laki kelas

VIIIg terdapat pada tuturan Makanannya ini aja, tidak ada yang lain.Tuturan siswa

laki-laki itu memancing amarah emosi pedagang. Siswa laki-laki tersebut tahu dan

bosan dengan dagangan yang tidak menarik minatnya.

Data 04 ditunjukkan oleh dua orang. Siswa perempuan kelas VIIIi

danpedagang kantin.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia yang diungkapkan oleh siswa

perempuan kelas VIIIi terdapat pada tuturan Ihh, tikusnya di atas piring.Ungkapn

siswa perempuan menunjukkan rasa jijik pada kantin di sekolah. Mengetahui itu,

pedagang merasa tersinggung padahal maksud siswa perempuan tersebut baik yaitu

untuk menjaga kebersihan di kantin.

Page 39: BAB II SITUASI PSIKOLINGUISTIK DALAM … dalam percakapan terjadi pada siswa yang melakukan suatu percakapan dengan ungkapan emosi di setiap kondisi yang tidak terduga. Suatu kejadian

66

Data 05 ditunjukkan oleh dua orang. Pertama, siswa laki-laki kelas VIIIe dan

kedua, pedagang kantin.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia yang diungkapkan siswa laki-laki kelas

VIII terdapat pada tuturan Nasinya sedikit sekali Bu. Ungkapan siswa oleh

ditunjukkan kepada pedagang kantin dengan rasa kesel padahal siswa tersebut telah

membayar mahal tetapi pedagang tersebut memberi nasi dengan porsi yang sediki,

hal itu menimbulkan pernyataan emosi siswa yang diluapkan dalam hati.

Data 06 ditunjukkan oleh dua orang. Pertama, siswa perempuan kelas VIIIg

dan kedua, pedagang kantin.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia siswa perempuan kelas VIIIg terdapat

pada tuturan Jangan terlalu banyak makan, nanti bisa sakit perut.Ungkapan yang

diungkapkan dalam tuturan di atas merupakan rasa hati-hati siswa tersebut dalam

memilih makanan di kantin kaerna kebanyakan makanan mengandung bahan yang

tidak alami dan menyebabkan ketidaknyamanan pada perut.

Data 07 ditunjukkan oleh dua orang. Pertama, siswa laki-laki kelas VIIIh dan

kedua, pedagang kantin.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia siswa laki-laki kelas VIIIh terdapat

pada tuturan Tempo hari yang lalu nasinya tidak bau, sekarang bisa menyengat

ya?.Ungkapan itu dituturkan oleh siswa laki-laki tersebut karena dia merasa ragu

dengan semua harga di kantin lebih cepat naik padahal seminggu yang lalu masih

murah harganya, hal demikian itu membuat pedagang kantin tersinggung.

Page 40: BAB II SITUASI PSIKOLINGUISTIK DALAM … dalam percakapan terjadi pada siswa yang melakukan suatu percakapan dengan ungkapan emosi di setiap kondisi yang tidak terduga. Suatu kejadian

67

Tabel 2. Data Pernyataan Emosi Siswa dengan Nilai Tinggi pada Situasi di

Perpustakaan

No. Sifat Kalimat

Indikator Deskriptor

01 Marah Jengkel -Aku lagi serius baca jangan ganggu.

02 Sedih Frustasi -Aduh, banyak resensi yang harus

dikumpulkan.

03 Senang Suka -Aku ingin memiliki buku novel ini.

Keterangan:

Data 01 ditunjukkan oleh dua orang. Pertama, siswa perempuan kelas VIIIf

dan kedua, adalah siswa teman sebangkunya yaitu siswa laki-laki.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia siswa laki-laki kelas VIIIf terdapat

pada tuturan Aku lagi serius baca jangan ganggu.Tuturan tersebut merupakan

ungkapan kejengkelan siswa perempuan kepada siswa laki-laki yang nakal. Hal

demikian itu menimbulkan siswa perempuan menjadi emosi.

Data 02 ditunjukkan oleh siswa perempuan kelas VIIIf kepada guru yang

mengajar di kelas VIIIf.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia siswa perempuan kelas VIIIf terdapat

pada tuturan Aduh, banyak resensi yang harus dikumpulkan. Ungkapan itu

dituturkan oleh siswa tersebut merupakan rasa frustrasinya siswa pada guru yang

memberi tugas terlalu banyak.

Data 03 ditunjukkan oleh siswa laki-laki kelas VIIIi.

Pernyataan berbahasa Indonesia siswa laki-laki kelas VIIIi terdapat pada

tuturan Aku ingin memiliki buku ini.Tuturan itu diungkapkan siswa laki-laki pada

dirinya yang merasa suka dengan sebuah buku. Ungkapan tersebut berupa pernyataan

emosi yang dituangkan lewat perasaan hati.

Page 41: BAB II SITUASI PSIKOLINGUISTIK DALAM … dalam percakapan terjadi pada siswa yang melakukan suatu percakapan dengan ungkapan emosi di setiap kondisi yang tidak terduga. Suatu kejadian

68

Tabel 3. Data Pernyataan Emosi Siswa dengan Nilai Tinggi pada Situasi di Lapangan

No. Sifat Kalimat

Indikator Deskriptor

01 Marah Jengkel -Aduh, kok lama olaraganya!

02 Bosan -Kapan ya giliranku lari.

03 Takut Cemas -Gimana ini sebentar lagi aku maju

kakiku keseleo.

04

Senang Bahagia -Ya dong, aku memenangkan juara satu.

Keterangan:

Data 01 dituturkan oleh dua orang. Pertama, siswa perempuan kelas VIIIg dan

kedua, guru olahraga.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia siswa perempuan kelas VIIIg terdapat

tuturan Aduh, kok lama.Tuturaan tersebut merupakan ungkapan dalam hati

kejengkelan siswa perempuan itu diekspresikan kepada guru penjaskesnya yang

waktu untuk mengajar olahraga.

Data 02 ditunjukkan oleh dua orang. Pertama, siswa laki-laki kelas VIIIg dan

kedua, guru penjaskes.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa laki-laki itu kepada guru

penjaskesnya yang lama mengajar padahal giliran siswa tersebut untuk melompat

jauh. Pernyataan itu terdapat pada tuturan Kapan ya giliranku lari.

Data 03 ditunjukkan oleh dua orang. Pertama, siswa perempuan kelas VIIIg

dan kedua, guru penjaskes.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia siswa perempuan kelas VIIIg terdapat

pada tuturan Gimana ini sebentar lagi aku maju kakiku keseleo. Ungkapan yang

dituturkan oleh siswa tersebut merupakan sebuah rasa kecemasan, bahwa siswa

tersebut sedang sakit tetapi disuruh tetap olahraga.

Data 04 ditunjukkan oleh siswa perempuan kelas VIIIe.

Pernyataan emosi siswa perempuan tersebut diungkapkan dalam tuturan Ya,

dong aku memenangkan juara satu. Tuturan tersebut diungkapkan oleh siswa

Page 42: BAB II SITUASI PSIKOLINGUISTIK DALAM … dalam percakapan terjadi pada siswa yang melakukan suatu percakapan dengan ungkapan emosi di setiap kondisi yang tidak terduga. Suatu kejadian

69

perempuan itu dengan rasa bahagia karena perjuangannya tidak sia-sia sehingga

siswa tersebut menang dan menjadi juara satu.

Tabel 4. Data Pernyataan Emosi Siswa dengan Nilai Tinggi pada Situasi di Ruang

Kelas

No. Sifat Kalimat

Indikator Deskriptor

01 Marah Jengkel -Brengsek ngapain gangguin

aku.

02 Curiga -Dasar bajingan jangan-jangan

dia pencurinya.

03 Benci -Guru ini galak aku gak suka.

04 Cemas - Nilaiku banyak perubahan.

05 Gugup - Ya, sebentar lagi giliranku.

06 Senang Bahagia -Nilaiku tinggi terus.

07 Suka -Aku paling suka pelajaran ini.

Keterangan:

Data 01 ditunjukkan oleh siswa laki-laki kelas VIIIe.

Pernyataan emosi diungkapkan oleh siswa laki-laki pada tuturan Brengsek

ngapain gangguin aku.Ungkapan siswa tersebut berupa kejengkelannya kepada

teman sebangkunya.

Data 02 dituturkan oleh siswa perempuan kelas VIIIh.

Pernyataan emosi diungkapkan oleh siswa perempuan itu terdapat pada

tuturan Dasar bajingan jangan-jangan dia pencurinya. Ungkapan yang dituturkan

oleh siswa perempuan kepada teman sekelasnya dengan menunjukkan rasa kecuriga

terhadap tingkah laku temannya yang sangat mencolok.

Data 03ditunjukkan oleh siswa laki-laki kelas VIIIi.

Pernyataan emosi siswa diungkapkan pada tuturan Guru ini galak aku gak

suka. Ungkapan tersebut merupakan rasa benci siswa pada guru yang galak. Ketika

mata pelajaran berlangsung guru tersebut selalu memarahi siswa laki-laki itu tanpa

Page 43: BAB II SITUASI PSIKOLINGUISTIK DALAM … dalam percakapan terjadi pada siswa yang melakukan suatu percakapan dengan ungkapan emosi di setiap kondisi yang tidak terduga. Suatu kejadian

70

alasan jelas. Akibatnya, siswa tersebut mencurahkan rasa tidak sukanya menjadikan

rasa benci terhadap guru tersebut.

Data 04 ditunjukkan oleh siswa perempuan kelas VIIIh.

Pernyataan emosi yang diungkapkan oleh siswa perempuan tersebut berupa

tuturan Nilaiku banyak perubahan. Pernyataan emosi itu diungkapkan oleh siswa

berupa rasa gugup atas nilainya yang banyak mengalami perubahan.

Data 05 ditunjukkan oleh siswa laki-laki kelas VIIIe.

Pernyataan emosi yang diungkapkan dalam tuturan Ya, sebentar lagi

giliranku. Ungkapan yang diungkapkan oleh siswa tersebut berupa ungkapan gugup

terhadap dirinya sendiri. Tuturan Ya, sebentar lagi giliranku adalah ungkapan siswa

laki-laki yang tidak mau mengikuti lari sebab siswa laki-laki merasa dirinya tidak

mampu untuk berlari.

Data 06 ditunjukkan oleh siswa perempuan kelas VIIIg.

Pernyataan emosisiswa perempuan itu terdapat pada tuturan nilaiku

tinggi terus. Ungkapan yang diungkapkan oleh siswa perempuan itu

merupakan ungkapan bahagia. Hasil kerja keras yang dilakukan dengan serius

mendapatkan apa yang diharapkan yaitu hasil nilai yang memuaskan.

Data 07ditunjukkan oleh siswa perempuan kelas VIIIi.

Pernyataan emosi yang diungkapkan oleh siswa perempuan dengan tuturan

Yes, aku paling suka pelajaran ini merupakan ungkapan dalam bentuk rasa suka

terhadap pelajaran yang disukainya.

Page 44: BAB II SITUASI PSIKOLINGUISTIK DALAM … dalam percakapan terjadi pada siswa yang melakukan suatu percakapan dengan ungkapan emosi di setiap kondisi yang tidak terduga. Suatu kejadian

71

Tabel 5. Data Pernyataan Emosi Siswa dengan Nilai Tinggi pada Situasi di Toilet

No. Sifat Kalimat

Indikator Deskriptor

01 Marah Kesel -Tolong dong cepat!.

02 Jengkel -Setan! udah sejam kok belum keluar.

03 Bosan -Lama menunggu bisa bau semua badan.

04 Seneng Bahagia -Wah, lega juga.

Keterangan:

Data 01 dituturkan oleh siswa perempuan kelas VIIIe.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia siswa kepada salah satu teman yang

berbeda kelas terdapat pada tuturan Tolong dong cepat!. Tuturan tersebut merupakan

sebuah pernyataan emosi terhadap temannya yang berada di kamar mandi terlalu

lama sehingga siswa tersebut merasa kesal.

Data 02 ditunjukkan oleh dua orang. Pertama, siswa laki-laki kelas VIIIi dan

kedua, siswa laki-laki kelas VIIIe.

Pernyataan emosi diungkapkan oleh siswa tersebut dengan tuturan Setan!

udah sejam kok belum keluar. Ungkapan siswa tersebut ditunjukan kepada seorang

siswa laki-laki yang terlalu lama di dalam kamar mandi.

Data 03 ditunjukkan oleh dua orang. Pertama, siswa perempuan kelas VIIIi

dan kedua, siswa perempuan kelas VIIIe.

Pernyataan emosi siswa perempuan kelas VIIIi berbahasa Indonesia terdapat

pada tuturan Lama menunggu bisa bau semua badan. Tuturan tersebut merupakan

sebuah kebosanan siswa kelas VIIIi pada perempuan kelas VIIIe yang lama keluar

dari kamar mandi.

Data 04 dituturkan oleh siswa laki-laki kelas VIIIf.

Pernyataan emosi diungkapkan dengan tuturan Wah, lega juga. Pernyataan

tersebut merupakan ungkapan rasa bahagia karena siswa tersebut tidak menyiksa diri

Page 45: BAB II SITUASI PSIKOLINGUISTIK DALAM … dalam percakapan terjadi pada siswa yang melakukan suatu percakapan dengan ungkapan emosi di setiap kondisi yang tidak terduga. Suatu kejadian

72

dengan menahan kencing. Rasa bahagia siswa tersebut adalah frekuensi kenyamanan

siswa laki-laki yang melepaskan beban yang ditahannya.