22
I Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur BAB II PELINGKUPAN II - 1 BAB II PELINGKUPAN 2.1. Lokasi Rencana Kegiatan Lokasi kegiatan pembangunan Daerah Irigasi Komering (Bahuga Area) terletak di Kecamatan Belitang II dan Kecamatan Belitang Mulya, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Provinsi Sumatera Selatan. Desa yang dilalui di Kecamatan Belitang II adalah Tegal Besar dan Sumber Sari, dan desa yang dilalui di Kecamatan Belitang Mulya adalah Ulak Buntar. Lokasi pelaksanaan kegiatan Addendum Analisa Dampak Lingkungan (ANDAL) dan RKL- RPL Pembangunan D.I Komering (Bahuga Area) Kabupaten OKU Timur terletak di Kecamatan Belitang II dan Belitang Mulya Kabupaten OKU Timur . Lokasi tersebut berbatasan dengan : Sebelah Utara berbatasan dengan Sungai Komering Sebelah Selatan berbatasan dengan Sungai Umpuh (Lampung) dan Sungai Pisang (Kab. Way Kanan, Lampung) Sebelah Timur berbatasan dengan Sungai Itam Kab. OKU Timur Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Komering Jarak lokasi ke kota kabupaten lebih kurang 60 km dengan jarak tempuh 1,5 jam. Sumber air utama yang akan digunakan untuk pengembangan jaringan irigasi (DI Bahuga Area) adalah sungai Komering dan bendung yang telah ada yaitu Bendung Gerak Perjaya. Dari Bendung Gerak Perjaya air akan dialirkan ke Daerah Irigasi Bahuga Area dengan jarak + 17 km. 2.2. Kesesuaian Lokasi Dengan Tata Ruang Keputusan tersebut sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan pasal 50 ayat (1) hingga (4) bahwa apabila direncanakan perubahan kegiatan maka pemrakarsa wajib mengajukan perubahan izin lingkungan yang dilakukan melalui mekanisme penilaian dokumen Amdal baru atau Addendum ANDAL, RKL dan RPL.

BAB II PELINGKUPAN...BAB II PELINGKUPAN II - 3 addendum ANDAL, RKL/RPL untuk dilakukan proses sesuai mekanisme peraturan perundang-undangan. Kegiatan Proyek Pembangunan Jaringan Irigasi

  • Upload
    others

  • View
    16

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II PELINGKUPAN...BAB II PELINGKUPAN II - 3 addendum ANDAL, RKL/RPL untuk dilakukan proses sesuai mekanisme peraturan perundang-undangan. Kegiatan Proyek Pembangunan Jaringan Irigasi

I

Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur

BAB II PELINGKUPAN II - 1

BAB II

PELINGKUPAN

2.1. Lokasi Rencana Kegiatan Lokasi kegiatan pembangunan Daerah Irigasi Komering (Bahuga Area) terletak di

Kecamatan Belitang II dan Kecamatan Belitang Mulya, Kabupaten Ogan Komering Ulu

Timur, Provinsi Sumatera Selatan. Desa yang dilalui di Kecamatan Belitang II adalah

Tegal Besar dan Sumber Sari, dan desa yang dilalui di Kecamatan Belitang Mulya adalah

Ulak Buntar.

Lokasi pelaksanaan kegiatan Addendum Analisa Dampak Lingkungan (ANDAL) dan RKL-

RPL Pembangunan D.I Komering (Bahuga Area) Kabupaten OKU Timur terletak di

Kecamatan Belitang II dan Belitang Mulya Kabupaten OKU Timur .

Lokasi tersebut berbatasan dengan :

Sebelah Utara berbatasan dengan Sungai Komering

Sebelah Selatan berbatasan dengan Sungai Umpuh (Lampung) dan Sungai

Pisang (Kab. Way Kanan, Lampung)

Sebelah Timur berbatasan dengan Sungai Itam Kab. OKU Timur

Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Komering

Jarak lokasi ke kota kabupaten lebih kurang 60 km dengan jarak tempuh 1,5 jam. Sumber

air utama yang akan digunakan untuk pengembangan jaringan irigasi (DI Bahuga Area)

adalah sungai Komering dan bendung yang telah ada yaitu Bendung Gerak Perjaya. Dari

Bendung Gerak Perjaya air akan dialirkan ke Daerah Irigasi Bahuga Area dengan jarak +

17 km.

2.2. Kesesuaian Lokasi Dengan Tata Ruang

Keputusan tersebut sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 2012 Tentang

Izin Lingkungan pasal 50 ayat (1) hingga (4) bahwa apabila direncanakan perubahan

kegiatan maka pemrakarsa wajib mengajukan perubahan izin lingkungan yang dilakukan

melalui mekanisme penilaian dokumen Amdal baru atau Addendum ANDAL, RKL dan

RPL.

Page 2: BAB II PELINGKUPAN...BAB II PELINGKUPAN II - 3 addendum ANDAL, RKL/RPL untuk dilakukan proses sesuai mekanisme peraturan perundang-undangan. Kegiatan Proyek Pembangunan Jaringan Irigasi

I

Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur

BAB II PELINGKUPAN II - 2

Penyusunan dokumen Adendum Andal dan RKL-RPL pengembangan pembangunan

Daerah Irigasi Komering ( Bahuga Area ) merupakan pembaharuan informasi terhadap

dokumen Andal pembangunan Daerah Irigasi Komering (Bahuga Area) yang tertuda

pelaksanaan konstruksinya, sehingga advice planning yang lama masih berlaku. Selain

itu, lokasi rencana pengembangan pembangunan Daerah Irigasi Komering (Bahuga Area)

masuk dalam Perda OKU Timur Nomor 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur tahun 2012-2032, sehingga lokasi tersebut

tidak bertentangan dengan RTRW Kabupaten OKU Timur.

Berdasarkan tataguna lahan, wilayah rencana pembangunan Daerah Irigasi Komering

Selatan (Bahuga Area) termasuk dalam areal budidaya, sehingga memang layak untuk

dijadikan lahan sawah irigasi dan tidak bertentangan dengan RTRW Kabupaten OKU

Timur. Di sekitar areal Daerah Irigasi Bahuga terdapat sawah, semak bekas kawasan

pertanian yang bercampur dengan lahan perkebunan karet rakyat. Sebagian kecil lagi

berupa semak belukar tanpa kehadiran vegetasi yang langka atau dilindungi.

2.3. Deskripsi Rencana Kegiatan Satker BBWS Sumatera VIII pada tahun 2008 telah memperoleh Kelayakan Lingkungan

dari Bupati OKU Timur nomor surat 858 tentang kegiatan Rencana Pembangunan

Jaringan Irigasi dan Penyiapan Lahan Berpengairan (PLB) Proyek Irigasi Komering

Daerah Irigasi Bahuga Ilir di wilayah Kabupaten OKU Timur. Kegiatan ini bertujuan untuk

menunjang ketersediaan pangan dalam rangka mendukung program yang dicanangkan

oleh pemerintah, serta didorong oleh keinginan untuk memperoleh manfaat

pembangunan jaringan irigasi yang berkesinambungan.

Secara fiik direncanakan daerah irigasi Komering ( Bahuga Area ) seluas 10.931 Ha,

sedangkan pembangunan fisik eksisting saat hingga tahun 2015 baru terbangun seluas

3.135 Ha. Kegiatan pembangunan jaringan irigasi daerah irigasi Komering (Bahuga Area)

direncanakan akan dilanjutkan terhadap penundaan pembangunan dari luas area 10.931

Ha yaitu seluas 7.796 Ha.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 2012 tentang Izin Lingkungan Pasal 50

maka pemrakarsa wajib mengajukan kembali permohonan perubahan izin lingkungan,

perubahan kelayakan lingkungan serta penyampaian dan penailaian terhadap dokumen

Page 3: BAB II PELINGKUPAN...BAB II PELINGKUPAN II - 3 addendum ANDAL, RKL/RPL untuk dilakukan proses sesuai mekanisme peraturan perundang-undangan. Kegiatan Proyek Pembangunan Jaringan Irigasi

I

Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur

BAB II PELINGKUPAN II - 3

addendum ANDAL, RKL/RPL untuk dilakukan proses sesuai mekanisme peraturan

perundang-undangan.

Kegiatan Proyek Pembangunan Jaringan Irigasi dan Penyiapan Lahan Berpengairan

untuk Daerah Irigasi Komering (Bahuga area) meliputi:

a. Pekerjaan Konstruksi: berupa pembangunan saluran sekunder, sub sekunder

dan pembuangan serta jaringan tersier serta bangunan-bangunan pelengkapnya

di Daerah Irigasi Komering ( Bahuga Area ) Seluas 7.796 Ha.

b. Pencetakan Sawah

Land Clearing : berupa meliputi penebangan dan pemotongan pohon-pohon,

penebasan serta pembersihan atas semak-semak pada areal yang

direncanakan untuk lahan usaha tani.

Land Leveling: berupa pelaksanaan pencetakan lahan agar diperoleh

permukaan lahan yang cukup landai (gentle slope) sehingga air tergenang yang

terbentuk masih dapat mengalir secara perlahan ke lahan sawah.

c. Land Development: kegiatan yang dilaksanakan setelah / bersamaan dengan

pelaksanaan land clearing dan land leveling. Kegiatan terbut berupa :

a. Pembuatan petak-petak sawah

b. Pembuatan jalan usaha tani

c. Pekerjaan lain yang dianggap perlu

d. Pengolahan sawah dan pemupukan, sampai siap tanam

Pembangunan Jaringan Irigasi Daerah Irigasi Komering ( Bahuga Area ) meliputi Tahap

Pra konstruksi, Konstruksi, Operasi dan Tahap Pasca Operasi. Kegiatan pada tiap

tahapan proyek adalah:

1. Kegiatan Tahap Pra-Konstruksi

Pada tahap ini, kegiatan berupa proses pengadaan lahan, berupa pengurusan

izin, penggunaan lahan serta proses ganti rugi terhadap lahan yang terkena

saluran sekunder dalam Pembangunan Jaringan Irigasi dan Penyiapan Lahan

Berpengairan (PLB) Daerah Irigasi Komering (Bahuga Area), seluas 7.796 Ha,

proyek irigasi Komering serta fasilitas lainnya.

2. Kegiatan Tahap Konstruksi

Kegiatan Pada tahap ini adalah berupa:

a) Pembangunan pra sarana dan sarana Pembangunan Jaringan Irigasi dan

Penyiapan Lahan Berpengairan (PLB) Daerah Irigasi Komering (Bahuga

area )

Page 4: BAB II PELINGKUPAN...BAB II PELINGKUPAN II - 3 addendum ANDAL, RKL/RPL untuk dilakukan proses sesuai mekanisme peraturan perundang-undangan. Kegiatan Proyek Pembangunan Jaringan Irigasi

I

Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur

BAB II PELINGKUPAN II - 4

b) Mobilisasi Tenaga Kerja

c) Mobilisasi Material dan Peralatan

d) Pembangunan saluran dan bangunan-bangunan pelengkap

e) Pembangunan Fasilitas Umum

3. Kegiatan Tahap Operasi

Kegiatan pada tahap operasi berupa :

a) Pemeliharaan saluran dan sarana irigasi

b) Pemanfaatan air irigasi secara optimal

c) Pengolahan sawah, pemupukan sehingga menjadi siap tanam

4. Kegiatan Tahap Pasca Operasi

Kegiatan yang dilakukan pada tahap operasi adalah meneruskan kegiatan pada

tahap operasi setelah bangunan jaringan irigasi berumur 50 tahun.

2.3.1. Tahap Pra-konstruksi Tahap pra konstruksi merupakan tahapan perencanaan pembangunan jaringan irigasi.

Komponen kegiatan yang dilakukan antara lain: kegiatan pengurusan izin, sosialisasi,

survei, inventarisasi dan desain serta pembebasan tanah/ganti rugi lahan yang terkena

saluran sekunder. Kegiatan ini dimulai dengan melakukan koordinasi dan izin dari

Pemerintah Provinsi serta Kabupaten setempat. Penetapan lokasi harus sesuai dengan

rencana tata ruang wilayah yang sudah ditetapkan dan memperhatikan permasalahan

lahan yang direncanakan untuk lahan sawah telah menjadi kebun karet.

Kegiatan pembangunan jaringan irigasi dan penyiapan lahan berpengairan ini perlu

diketahui secara dini oleh masyarakat yang akan terkena dampak proyek. Oleh karena

itu, proyek akan melakukan sosialisasi tentang kegiatan yang akan dilakukan, manfaat

yang akan diperoleh dengan adanya proyek dan tanggung jawab proyek dalam

pembangunan jaringan irigasi dan penyiapan lahan berpengairan. Kegiatan sosialisasi ini

secara langsung pada masyarakat desa maupun tidak langsung melalui perangkat desa.

Melalui sosialisasi, persepsi masyarakat diharapkan akan positif mengingat manfaat

proyek pembangunan jaringan irigasi dan penyiapan lahan berpengairan dapat

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kegiatan sosialisasi proyek akan dilakukan

oleh pemrakarsa dengan bantuan tenaga ahli.

Page 5: BAB II PELINGKUPAN...BAB II PELINGKUPAN II - 3 addendum ANDAL, RKL/RPL untuk dilakukan proses sesuai mekanisme peraturan perundang-undangan. Kegiatan Proyek Pembangunan Jaringan Irigasi

I

Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur

BAB II PELINGKUPAN II - 5

Dalam kegiatan sosialisasi juga dijelaskan bahwa proses ganti rugi lahan hanya diberikan

pada lahan yang akan digunakan untuk saluran sekunder dan tertier. Dengan demikian

diharapkan keresahan masyarakat akibat proses ganti rugi lahan dapat diminimalkan.

Sebelum proyek pembangunan jaringan irigasi dan Penyiapan lahan berpengairan

dilaksanakan, pemrakarsa proyek dibantu oleh tenaga ahli, akan melaksanakan survei

dan inventarisasi untuk mengetahui kelayakan pencetakan sawah dan jaringan irigasi.

Kegiatan survei dan inventarisasi tersebut bertujuan untuk mengetahui dan

mengumpulkan data tentang keadaan iklim, fisiografi lahan yang meliputi (topografi

ketinggian tempat), sifat fisika – kimia air dan tanah, tata guna lahan eksisting, biota darat

dan biota perairan, lokasi kawasan lindung, lokasi benda-benda bersejarah, purbakala

dan keramat serta persepsi masyarakat tentang adanya proyek pencetakan sawah.

Pembebasan lahan yang terkena saluran sekunder dan tertier perlu dilakukan. Jika masih

ada pembebasan tanah maka mekanisme pembebasan lahan atau kesepakatan

pemakaian lahan dengan cara ganti rugi oleh tim khusus yang dibentuk untuk menagani

masalah tersebut. Tim pembebasan lahan akan melibatkan unsur Pemerintah Kabupaten,

aparat kecamatan, perangkat desa, masyarakat pemilik lahan serta instansi terkait lainnya

dengan memperhatikan aspirasi masyarakat yang ada. Untuk menampung aspirasi dan

permasalah lahan dan pembebasannya, perlu juga disediakan atau diddirikan posko

pembebasan lahan.

2.3.2. Tahap Konstruksi Kegiatan utama yang dilaksanakan pada tahap Konstruksi adalah : pembangunan

jaringan irigasi, termasuk jaringan tersier serta penyiapan lahan berpengairan.

Kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahap konstruksi adalah :

2.3.2.1. Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi Pada tahap konstruksi akan dilakukan pekerjaan pembangunan jaringan irigasi, dan

penyiapan lahan berpengairan yang meliputi kegiatan Pembersihan lahan, perataan tanah

dan percetakan sawah. Kegiatan konstruksi tersebut diprakirakan membutuhkan tenaga

kerja yang cukup banyak. Tenaga kerja lokal khususnya dari wilayah-wilayah desa sekitar

pembangunan jaringan irigási D.I.Komering (Bahuga area ) yang memenuhi bidang

keahlian serta ketrampilan sebagaimana yang dijelaskan pada Tabel 2.1.

Page 6: BAB II PELINGKUPAN...BAB II PELINGKUPAN II - 3 addendum ANDAL, RKL/RPL untuk dilakukan proses sesuai mekanisme peraturan perundang-undangan. Kegiatan Proyek Pembangunan Jaringan Irigasi

I

Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur

BAB II PELINGKUPAN II - 6

Tenaga kerja ini diprioritaskan untuk bekerja pada tahap konstruksi. Sistem kerja untuk

tenaga kerja konstruksi akan diatur sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku

dan perencanaan kerja proyek sehingga keselamatan tenaga kerja akan terjamin dan

efisiensi pelaksanaan pekerjaan akan tercapai. Kesepakatan kerja waktu tertentu agar

dikoordinasikan dengan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten OKU Timur dan proses

penerimaannya dikoordinasikan juga dengan Kepala Desa/Pemuka Masyarakat terdekat.

Untuk Tenaga Kerja Antar Daerah (AKAD) yang berasal dari Kota/Kabupaten atau

Provinsi lain, dapat direkrut melalui persyaratan-persyaratan khusus/tertentu karena

menyangkut lebih dari satu daerah. Koordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja Provinsi

Sumatera Selatan dilakukan sebelum dilaksanakan rekrut tenaga kerja ini. Tenaga kerja

yang berasal dari Kota/Kabupaten atau Provinsi lain diutamakan yang memiliki

pengalaman dan keterampilan khusus pada bidangnya.

Tabel 2.1. Perkiraan Kebutuhan Tenaga Kerja pada Tahap Konstruksi

No. Keahlian Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8

Manajemen (Management) Kepegawaian (Personnel) Teknik Sipil (Civil Enginneer) Mekanik (Mechanic) Pertanian (Agriculture) Pengawas (Supervisor) Tenaga Survey (Surveyor) Tenaga Harian / Tukang Batu, Kayu dll

3 3 8 5 6

15 40

150

Total 230

Sumber : BBWS umatera VIII, 2015

2.3.2.2. Mobilisasi Peralatan dan Material Alat berat yang akan dimobilisasikan diantaranya: buldozer, roud grader, dump truk,

excavator, jeep dan sepeda motor. Material yang dimobilisi terdiri dari: alat-alat berat,

bahan-bahan bangunan (semen, pasir, kayu, koral, besi tulang beton, kawat duri dan

sebagainya). Alat berat umumnya didatangkan dari Kota Palembang lalu dikirim melalui

jalan lintas Palembang Martapura (Lintas Komering) atau Palembang – Baturaja (Lintas

Tengah) menuju lokasi pembangunan jaringan irigasi Daerah Irigasi Bahuga. Bahan

bangunan akan didatangkan dari Palembang atau dari Kota Martapura. Material

pembangunan diperoleh dari membeli pada query yang memiliki izin.

Page 7: BAB II PELINGKUPAN...BAB II PELINGKUPAN II - 3 addendum ANDAL, RKL/RPL untuk dilakukan proses sesuai mekanisme peraturan perundang-undangan. Kegiatan Proyek Pembangunan Jaringan Irigasi

I

Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur

BAB II PELINGKUPAN II - 7

2.3.2.3. Pembangunan Jaringan Irigasi Kegiatan pembangunan Jaringan Irigasi meliputi pembangunan saluran

sekunder, sub sekunder, saluran drainase dan jaringan tersier serta bangunan

pelengkap. Dalam Pelaksanaan pembangunan jaringan irigasi akan melibatkan

rangkaian kegiatan seperti pembangunan sarana dan prasarana, mobilisasi dan

operasionalisasi alat, pengerahan tenaga kerja dan tranportasi material.

Hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi jaringan irigasi i

diantaranya adalah keadaan daerah yang akan dibangun seperti tipe vegetasi

dan fisiologi daerah. Selain itu, aspek sosial kemasyarakatan juga perlu

diperhatikan sehingga pelaksanaan pembangunan sarana-prasarana, mobilisasi

dan operasional alat, penggunaan tenaga kerja dan transportasi material akan

lebih mudah direncanakan dan dilaksanakan. Rencana Pembangunan Fasil itas

dan yang telah dibangun dari kegiatan pembangunan jaringan Irigasi DI

Komering (Bahuga Area) disajikan pada Tabel 2.2.

Selama pembangunan daerah irigasi akan mengikuti spesifikasi yang memperhatikan

potensi dampak terhadap lingkungan misalnya keselamatan kerja, kebisingan, abrasi

menurunnya kualitas air dan udara.

Kegiatan yang telah dilakukan sampai tahun 2015 dari pembangunan Daerah Irigasi

Komering (Bahuga Area) meliputi:

1. Bangunan kanal sekunder sepanjang 15,34 km 2. Bangunan kanal tertier sepanjang 22,52 km 3. Bangunan kanal drainase sepanjang 21,42 km Luasan lahan sawah yang telah dicetak adalah 3.135 ha. Dampak utama dari pencapaian

kegiatan pembangunan adalah peningkatan pendapatan petani.

Page 8: BAB II PELINGKUPAN...BAB II PELINGKUPAN II - 3 addendum ANDAL, RKL/RPL untuk dilakukan proses sesuai mekanisme peraturan perundang-undangan. Kegiatan Proyek Pembangunan Jaringan Irigasi

I

Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur

BAB II PELINGKUPAN II - 8

Tabel 2.2. Rencana Pembangunan dan yang sudah terlaksana dari Fasilitas

Irigasi Daerah Irigasi Komering ( bahuga Area )

No. Description Unit Features completed

1. Secondary Irrigation Canal (1) Design discharge (2) Length of canal (lined

canal) (3) Width of canal bed (4) Canal height (5) Inspection road (6) Related structures

- Division Structure - Check structure - Turnout - Spillway - Wasteway - Measuring device - Others

m3/sec

km m m

km

nos nos nos nos nos nos nos

1.20–19.37

46.13 0.80–8.50 1.40–2.70

46.13

17 29 72 10 4 5

118

15.34

15.34

5 9

25 2 1 1

40 2. Sub-secondary canals

(1) Canal Length (lined canal) (2) Related structures

- Division Structure - Check structure - Turnout - Spillway - Wasteway - Measuring device - Others

km

nos nos nos nos nos nos nos

67.55

8

47 108

7 2 3

177

22.54

2

14 34 2 1 1

60 3. Secondary drain

(1) Length (2) Related Structures

- Culvert - Drop

km

nos nos

64.26

54 26

21.42

20 8

Sumber : BBWS Sumatera VIII, dan analisa t im penyusun, 2015.

2.3.2.4. Penyiapan Lahan Berpengairan Pada tahap penyiapan lahan berpengairan beberapa kegiatan yang akan dilakukan

adalah :

1. Pembersihan lahan dari akar tumbuhan (land clearing) Pembersihan lahan adalah penebangan dan pemotongan pohon, serta penebasan dan

pembersihan semak berikut akar-akar tanamannya pada lokasi yang direncanakan.

Page 9: BAB II PELINGKUPAN...BAB II PELINGKUPAN II - 3 addendum ANDAL, RKL/RPL untuk dilakukan proses sesuai mekanisme peraturan perundang-undangan. Kegiatan Proyek Pembangunan Jaringan Irigasi

I

Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur

BAB II PELINGKUPAN II - 9

Pembersihan lahan merupakan kegiatan penting karena segala kegiatan dalam

pembersihan lahan dilaksanakan dengan tetap memperhatikan dan mempertimbangkan

keseimbangan ekosistem. Selain itu berdasarkan informasi yang tersedia (vegetasi dan

fisiologi) yang dilengkapi dengan informasi mengenai tujuan akhir penggunaan lahan,

maka pekerjaan persiapan, pemilihan cara, jumlah dan tipe alat, serta penyusunan dan

penghitungan anggaran, bisa dilaksanakan dengan baik.

2. Perataan tanah yang disesuaikan dengan kemiringan lahan (land leveling) Salah satu kegiatan yang sangat penting dilakukan dalam mempersiapkan lahan untuk

lahan persawahan adalah perataan tanah (land levelling) yaitu pekerjaan perataan tanah

yang disesuaikan dengan kemiringan lahan yang ada. Pekerjaan pengolahan dan

penyiapan lahan untuk padi sawah biasanya dilakukan lebih intensif daripada untuk usaha

tani lainnya. Perataan tanah dalam pencetakan sawah bertujuan untuk memperoleh

permukaan lahanya yang cukup landai sehingga memenuhi persyaratan agro-teknik untuk

persawahan yang basah oleh adanya pengairan dan air tergenang yang terbentuk masih

dapat mengalir secara perlahan. Perataan tanah ini dilakukan menggunakan land leveler.

Sebelum alat ini digunakan sebaiknya gundukan-gundukan tanah dan atau cekungan-

cekungan tanah diproses terlebih dahulu dengan pembajakan sehingga pekerjaan

perataan tanah bisa memberikan hasil yang maksimal.

3. Pencetakan sawah dan pembuatan galengan (land development)

Pencetakan sawah dilakukan pada saat proses pengolahan tanah telah selesai dilakukan,

kegiatan ini bias dilakukan oleh petani langsung baik secara individual maupun secara

kelompok. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini meliputi pembuatan petak-petak

sawah, pembuatan jalan usaha tani, pembuatan galengan dan jaringan kuarter.

Pencetakan sawah ini dilaksanakan oleh petani pada lahan masing-masing dengan

sukarela. Kegiatan ini dilakukan dengan terlebih dahulu memberikan penyuluhan,

dihimbau agar petani tertarik untuk menjadikan lahan mereka lebih produktif setelah

dicetak menjadi sawah dengan memanfaatkan fasilitas air irigasi yang dibangun

pemerintah.

2.3.3. Tahap Operasi Pada tahap operasi kegiatan yang dilakukan meliputi pemeliharaan saluran dan sarana

irigasi, pemanfaatan air secara optimal dan pengelolaan lahan sawah. Setelah tahap

konstruksi usai diselenggarakan, maka seluruh karyawan konstruksi secara

umum dinyatakan selesai bekerja. Akan terjadi pengurangan tenaga kerja,

Page 10: BAB II PELINGKUPAN...BAB II PELINGKUPAN II - 3 addendum ANDAL, RKL/RPL untuk dilakukan proses sesuai mekanisme peraturan perundang-undangan. Kegiatan Proyek Pembangunan Jaringan Irigasi

I

Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur

BAB II PELINGKUPAN II - 10

ketentuan mengenai pengurangan tenaga kerja terlebih dahulu akan disampaikan

pada saat penerimaan tenaga kerja pada tahap konstruksi, guna menghindari

keresahan/konflik sosial pada saat pemutusan hubungan kerja. Ketentuan mengenai

pengurangan tenaga kerja mengacu pada peraturan ketenaga-kerjaan. Biasanya karena

hubungan kerja selama tahap konstruksi berjalan baik, pihak pemrakarsa melakukan

seleksi terhadap pekerja konstruksi, untuk menawarkan pekerjaan selanjutnya dalam

tahap pasca konstruksi atau tahap operasi. Upaya tersebut selalu ditanggapi positif oleh

pekerja bersangkutan.

Pemeliharaan saluran dan sarana irigasi diperlukan agar air irigasi dapat

dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk mengaliri lahan sawah. Pemeliharaan

saluran dilakukan dengan melibatkan perkumpulan petani pemakai air (P3A)

yang dibentuk setelah jarigan irigasi beroperasi. Pemeliharaan jaringan dilakukan

secara rutin setiap tahun dan ada pula pemeliharaaan rutin yang mempunyai

skala lebih besar seperti pemeliharaan tiap 4 tahun sekali. Kegiatan

pemeliharaan meliputi pembersihan rumput, sampah dan perbaikan tanggul serta

pintu-pintu air. Tidak kalah pentingnya adalah pengerukan dasar saluran agar

saluran dapat menampung air sesuai dengan kapasitas terpasang.

Di samping saluran primer dan sekunder, terdapat jalan inspeksi. Jalan inspeksi

juga memerlukan perawatan. Perawatan jalan inspeksi juga dilakukan secara

rutin. Diperlukan perawatan jalan setiap tahun dan perawatan menyeluruh setiap

4 atau 5 tahun sekali.

Secara umum pengelolaan lahan sawah yang sudah dicetak sampai siap panen

adalah pemantapan ketahanan galengan, mencegah kebocoran galengan,

mencegah serangan hama pada galengan dan mencegah tumbuhnya kembali

vegetasi yang akan menjadi gulma berat.

Galengan yang baru dibuat merupakan onggokan tanah yang panjang yang

strukturnya sudah berubah dari struktur semula. Secara alami struktur yang

mantap akan terbentuk dengan sendirinya. Akan tetapi oleh karena kemantapan

agregat tanahnya masih rendah, seringkali terjadi kerusakan karena hujan atau

karena desakan air di petakan. Karena itu sangat diperlukan kontrol terhadap

galengan dan diberikan pemadatan dan penanaman rumput penguat.

Page 11: BAB II PELINGKUPAN...BAB II PELINGKUPAN II - 3 addendum ANDAL, RKL/RPL untuk dilakukan proses sesuai mekanisme peraturan perundang-undangan. Kegiatan Proyek Pembangunan Jaringan Irigasi

I

Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur

BAB II PELINGKUPAN II - 11

Galengan dengan struktur tanahnya yang belum kompak akan mengalami

kebocoran di lokasi yang acak. Selain itu dapat disebabkan oleh bersarangnya

beberapa hama tanaman seperti tikus ataupun belut. Pemeliharaan untuk

mencegah galengan dilaksanakan secara rutin setiap musim atau setiap tahun.

Pemanfaatan sawah yang ideal dan efisien akan meliputi kegiatan-kegiatan

antara lain penanaman pada dua musim yang antara keduanya ditanami tanaman

palawija, pemeliharaan ikan, penggunaan air sawah yang efisien, dan

pemeliharaan tanaman (pemupukan, penyiangan dan pengendalian hama dan

penyakit tanaman secara terpadu/bijaksana).

Galengan yang baru dibuat merupakan onggokan tanah yang panjang yang

strukturnya sudah berubah dari struktur semula. Secara alami struktur yang

mantap akan terbentuk dengan sendirinya. Akan tetapi oleh karena kemantapan

agregat tanahnya masih rendah, seringkali terjadi kerusakan karena hujan atau

karena desakan air di petakan. Karena itu sangat diperlukan kontrol terhadap

galengan dan diberikan pemadatan dan penanaman rumput penguat.

2.3.3. Tahap Pasca Operasi Dalam tahap pasca operasi, biasanya operasi bangunan irigasi ditujukan untuk

mengukur efisiensi dan pemanfaatan banungan secara optimal atau umur

bangunan yang dapat dimanfaatkan secara optimal. Tahapan pasca operasi

ditujukan untuk mengevaluasi pemanfaatan bangunan untuk terus dimanfaatkan

atau dirobohkan atau dihentikan pengoperasiannya. Penentuan tahap pasca

operasi diperlukan untuk mengevaluasi kondisi proyek dan mengevaluasi kondisi

lingkungan hidup. Dengan demikian, pada awal tahap pasca operasi, pemrakarsa

dapat menentukan jenis dokumen llingkungan hidup yang diperlukan untuk

menunjang keberlangsungan jaringan irigasi Daerah Irigasi Komering (Bahuga

Area).

2.4. Evaluasi Kondisi Lingkungan Berdasarkan evaluasi studi Andal Bahuga tahun 2007, seluruh kegiatan berdampak

penting positif terhadap peningkatan kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan,

sedangkan dampak negatif penting terjadi pada dampak kekurangan tenaga

penggarah/pemanen. Tidak ditemukan dampak negatif penting pada komponen geofisik-

Page 12: BAB II PELINGKUPAN...BAB II PELINGKUPAN II - 3 addendum ANDAL, RKL/RPL untuk dilakukan proses sesuai mekanisme peraturan perundang-undangan. Kegiatan Proyek Pembangunan Jaringan Irigasi

I

Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur

BAB II PELINGKUPAN II - 12

kimia, biota dan kesehatan masyarakat. Studi Adendum Andal dan RKL-RPL memberikan

dampak sebanyak 17 dampak penting. Dampak-dampak tersebut adalah dampak

persepsi masyarakat pada tahap pra-konstruksi; dampak peningkatan kesempatan kerja,

pendapatan, kadar debu, kekeruhan air, dan penurunan keanekaragaman flora, fauna

dan plankton serta persepsi masyarakat pada tahap konstruksi. Dampak yang terjadi

pada tahap operasi meliputi dampak peningkatan kekeruha, pendapatan, penurunan

keanekaragaman plankton dan persepsi masyarakat; dampak-dampak tersebut tetap

terjadi sampai dengan tahap pasca operasi.

Dokumen Andal Bahuga tahun 2007 mengutamakan komponen social ekonomi dan

budaya. Dokumen Adendum Andal dan RKL-RPL memperhatikan semua komponen

lingkungan hidup sehingga dampak penting yang terjadi berjumlah relatif lebih banyak

dibandingkan dengan dampak yang diprakirakan dalam dokumen Andal Bahuga th 2007.

Kegiatan yang telah dilakukan sampai tahun 2015 dari pembangunan Daerah Irigasi

Komering (Bahuga Area) meliputi:

1. Bangunan kanal sekunder sepanjang 15,34 km 2. Bangunan kanal tertier sepanjang 22,52km 3. Bangunan kanal drainase sepanjang 21,42 km

Luasan lahan sawah yang telah dicetak adalah 3.135 ha. Produksi padi yang dihasilkan

dari sawah berpengairan adalah 6 – 10 ton/ha. Sawah dapat dipanen sebanyak 2 atau 3

kali dalam setahun. Berdasarkan pengalaman petani sawah yang telah ada dan dipicu

oleh harga karet yang sedang turun, maka masyarakat yang semula menolak untuk

mengkonversi lahan kebun karet menjadi sawah, meminta kepada pemerintah melalui

kementerian pekerjaan umum untuk meneruskan pelaksanaan pembangunan DI

Komering (Bahuga Area). Dengan diteruskan pelaksanaan pembangunan jaringan irigasi

DI Komering (Bahuga Area), masyarakat yang berada di Kecamatan Belitang II (Desa

Tegal Besar dan Sumber Sari) dan Kecamatan Belitang Mulya (Desa Ulak Buntar) dapat

mengkonversi lahan kebun karet mejadi sawah beririgasi.

Rencana penerusan atau pengembangan pembangunan jaringan irigasi D.I Komering (

Bahuga Area ) meliputi:

1. Bangunan kanal sekunder sepanjang 30,79 km 2. Bangunan kanal tertier sepanjang 45,03 km 3. Bangunan kanal drainase sepanjang 42,84 km

Page 13: BAB II PELINGKUPAN...BAB II PELINGKUPAN II - 3 addendum ANDAL, RKL/RPL untuk dilakukan proses sesuai mekanisme peraturan perundang-undangan. Kegiatan Proyek Pembangunan Jaringan Irigasi

I

Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur

BAB II PELINGKUPAN II - 13

Luasan lahan sawah yang direncanakan dicetak adalah 7.796 ha. Diharapkan

pengahasilan satu hektar sawah dapat melampaui dari penghasilan menyadap karet

seluas satu hektar per tahunnya.

2.5. Dampak Penting Hipotetik (DPH) Dampak penting hipotetik dialkukan terkait dengan rencana usaha kegiatan

pengembangan pembangunan D.I Komering ( Bahuga Area ). Proses yang dilakukan

dengan menggunakan metode ilmiah yang diawali dengan identifikasi dampak potensial,

selanjutnya dilakukan evaluasi dampak potensial untuk menyimpulkan apakah suatau

dampak potensial dapat menjadi dampak penting hipotetik atau tidak.dampak DPH.

Dampak yang akan timbul dalam kajian addendum ANDAL dan RKL-RPL untuk

merencanakan kegiatan masih bersifat hipotetik. Oleh karena itu tidak menutup

kemungkinan akan ada koreksi tehadap dampak penting yang dikemukakan, setelah

dilakukan koreksi dan revisi nantinya pula akan dilakukan evaluasi terhadap lingkup

wilayah studi dan metodelogi dengan tetap mengacu kepada dokumen ANDAL dan RKL-

RPL yang telah disyahkan.

Beberapa dampak penting hipotetik tersebut ditetapkan dari proses pelingkupan

permasalahan yang akan terjadi. Oleh karena itu dampak penting hipotetik adalah

permasalahan penting dalam kajian addendum ANDAL dan RKL-RPL yang terjadi akibat

kegiatan yang berlangsung pada suatau lingkungan tertentu. Selanjutnya dampak penting

hipotetik yang diprakirakan disusun berdasarkan klarifikasi dan priortas dampak.

2.5.1. Identifikasi Dampak Potensial Identifikasi dampak potensial diperoleh dari dugaan dampak yang berpotensi terjadi jika

rencana kegiatan dilakukan. Pada tahapan identifikasi, hanya dilakukan inventarisasi

dampak potensial yang mungkin akan ditimbulkan tanpa memperhatikan besar kecilnya

dampak, atau penting tidaknya dampak. Dengan demikian pada tahapan tersebut belum

ada upaya untuk menilai apakah dampak potensial tersebut merupakan dampak penting

hipotetik atau tidak dampak penting hipotetik. Untuk memperoleh dampak potensial,

digunakan matrik interaksi antara komponen kegiatan dipadukan dengan komponen

linkungan hidup. Bila ada interaksi antara kedua komponen yang dimaksudkan, maka

terdapat dampak potensial.

Page 14: BAB II PELINGKUPAN...BAB II PELINGKUPAN II - 3 addendum ANDAL, RKL/RPL untuk dilakukan proses sesuai mekanisme peraturan perundang-undangan. Kegiatan Proyek Pembangunan Jaringan Irigasi

I

Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur

BAB II PELINGKUPAN II - 14

TABEL 2.3 RINGKASAN PROSES PELINGKUPAN

NO RENCANA KEGIATAN YANG

BERPOTENSI MENIMBULKAN DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP

PENGELOLAAN YANG SUDAH

DIRENCANAKAN

KOMPONEN LH YG TERKENA DAMPAK

PELINGKUPAN

WILAYAH STUDI BATAS WAKTU KAJIAN DAMPAK POTENSIAL EVALUASI DAMPAK POTENSIAL

DAMPAK PENTING

HIPOTETIK

A. TAHAP PRA KONSTRUKSI

1 Sosialisasi, Survey dan Pembebasan Lahan

Pengurusan legalitas lahan

Pemilik lahan Persepsi masyarakat Diperlukan lahan dengan panjang 58 km dan lebar rata-rata 10 meter melibatkan kepemilikan lahan lebih dari 300 orang.

DPH Kecamatan Belitang II dan Belitang Mulya

Selama 2 hingga 6 bulan, mengingat waktu pembebasan lahan singkat

B. TAHAP KONSTRUKSI

1 Penerimaan Tenaga Kerja

Pemasangan pengumuman di kelurahan, kerjasama dengan Dinas Sosail dan Tenaga Kerja Kab. OKU Timur

Pekerja konstruksi

Kesempatan kerja Melibatkan tenaga kerja lokal dan pendatang dgn jumlah 250 orang dan dengan 60% adalah tenaga lokal

DPH

Kecamatan Belitang II dan Belitan Mulya

Bertahap 2 bulan selama tahap konstruksi, direncanakan selama 1 – 2 tahun tahap konstruksi

Peningkatan pendapatan UMR masih belum menunjang untuk hidup sejahtera, tetapi sudah dapat menjadi topang kehidupan dasar, ada pengahasilan tambahan

DPH

2 Mobilisasi Alat dan Material Pengaturan jadwal mobilisasi, pengaturan lalu lintas

Median jalan

Peningkaan kemacetan jalan umum, frekuensi penggunaan jalan masih lengang, dan waktu singkat

Tidak DPH Bertahap 2 bulan selama tahap konstruksi, direncanakan selama 1 – 2 tahun tahap konstruksi Kadar debu meningkat Menyangkut masalah Kenyamanan

dan kesehatan masyarakat DPH

3 Pembangunan jaringan irigasi dan penyiapan lahan berigasi

Jadwal pembangunan dan target pelaksanaan pembangunan

air

Peningkatan kekeruhan air

Terdapat genangan air dan kekeruhan air dapat meningkat menjadi 2 kali konsentrasi kekeruhan kualias air pada kondisi eksisting atau rona awal lingkungan hidup

DPH

Saluran sekunder eksisting dan Sungai Belitang

2-6 bulan, kemarau dan musim hujan diutamakan

Biota air (plankton)

Penurunan keanekaragaman plankton

Indeks keanekaragaman plankton dapat turun hingga dibawah nilai 2 atau sekitar 1,5

DPH

Flora Penurunan keanekaragaman flora

Indeks keanekaragaman flora dapat turun hingga dibawah nilai 4, karena panjang salurah lebih dari 120 km dengan lebar rata-rata 10 meter

DPH

Tapak jaringan irigasi dan tapak rencana sawah beririgasi

Fauna Penurunan keanekaragaaman fauna

Indeks keanekaragaman fauna dapat turun hingga dibawah nilai 4, karena habitat hilang yaitu dengan ketiadaan flora.

DPH

4 Keseluruhan kegiatan konstruksi masyarakat

Persepsi masyarakat

Diperlukan lahan dengan panjang 58 km dan lebar rata-rata 10 meter

DPH Kecamatan Belitang II dan Belitang Mulya

Selama 2 hingga 6 bulan, mengingat waktu

Page 15: BAB II PELINGKUPAN...BAB II PELINGKUPAN II - 3 addendum ANDAL, RKL/RPL untuk dilakukan proses sesuai mekanisme peraturan perundang-undangan. Kegiatan Proyek Pembangunan Jaringan Irigasi

I

Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur

BAB II PELINGKUPAN II - 15

melibatkan kepemilikan lahan lebih dari 300 orang., melibatkan masyarakat 3 desa atau sedikitnya 12.000 orang berpersepsi positif

memulai kegiatan konstruksi

C. TAHAP OPERASI

1 Pengoperasian jaringan irigasi atau penyaluran air irigasi

Pengaturan debit air yang masuk ke sawah

Air Penurunan kualias air Penurunan kualitas air: peningkatan kekeruhan, pupuk dan pestisida di Sungai Belitang

DPH

Sungai Belitang

2-6 bulan, musim kemarau diutamakan

Biota air (plankton) Penurunan keanekaragaman plankton

Peningkatan kekeruhan air dan pestisida di Sungai Belitang dapat menurunkan populasi plankton sebaliknya peningkatan kadar pupuk (NPK) dapat meningkatkan populasi fitoplankton, tetapi secara keseluruhan dapat menurunkan tingkat keanekaragaman plankton

DPH Sungai Belitang

Petani Peningkatan pendapatan petani

Penghasilan sawah satu tahun adalah 2 atau 3 kali panen a 6 ton/ha/tahun gabah lebih banyak dibandingkan dengan 6 pikul karet setiap bulan

DPH Sawah beririgasi: Desa Tegal Besar, Sumber Sari dan Ulak Buntar.

2 Pemeliharaan dan perawatan jaringan

Pengaturan jadwal tanam dan target pelaksanaan pekerjaan

Air Peningkatan kekeruhan

Lumpur ditimbun di tanggul dan air larian masuk ke sawah dan konsentrasi kekeruhan air larian yang masuk ke Sungai Belitang 15elative rendah

Tidak DPH Sawah dan Sungai Belitang

2-6 bulan, musim kemarau diutamakan

Petani Penurunan pendapatan

Penundaan waktu tanam dan atau lahan sawah kurang efektif. Waktu perawatan atau pemeliharaan 15elative singkat.

Tidak DPH Sawah beririgasi: Desa Tegal Besar, Sumber Sari dan Ulak Buntar.

1-2 bulan dari jadwal pemeliharaan/perawatan jaringan irigasi

3 Keseluruhan kegiatan operasi masyarakat

Persepsi masyarakat

Diperlukan lahan dengan panjang 58 km dan lebar rata-rata 10 meter melibatkan kepemilikan lahan lebih dari 300 orang., melibatkan masyarakat 3 desa atau sedikitnya 20.000 orang berpersepsi positif

DPH Kecamatan Belitang II dan Belitang Mulya

Selama 2 hingga 6 bulan, mengingat waktu memulai kegiatan operasi

D. TAHAP PASCA OPERASI

Pada tahap pasca operasi, dampak yang terjadi adalah sama dampak yang terjadi pada tahap operasi. Oleh karena rona lingkungan hidup pada saat pra-konstruksi dan pada saat pasca konstruksi mengalami perubahan yang cukup mendasar (setelah tahun ke 50), maka kegiatan penerusan pengoperasian jaringan irigasi D.I Komering (Bahuga Area) memerlukan dokumen lingkungan hidup yang baru.

Page 16: BAB II PELINGKUPAN...BAB II PELINGKUPAN II - 3 addendum ANDAL, RKL/RPL untuk dilakukan proses sesuai mekanisme peraturan perundang-undangan. Kegiatan Proyek Pembangunan Jaringan Irigasi

Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur

I

BAB II PELINGKUPAN II-16

TABEL 2.4 EVALUASI DAMPAK PENTING HIPOTETIK

NO JENIS DAMPAK POTENSIAL KRITERIA EVALUASI DPH

KESIMPULAN a b c d

A TAHAP PRA-KONSTRUKSI Persepsi masyarakat Tidak Ya Ya Tidak DPH

B TAHAP KONSTRUKSI 1 Peningkatan Kesempatan Kerja Tidak Ya Ya Tidak DPH 2 Peningkatan pendapatan masyarakat Tidak Ya Ya Tidak DPH 3 Peningkatan kadar debu Tidak Ya Ya Tidak DPH 4 Peningkatan kekeruhan air Tidak Ya Ya Ya DPH 5 Penurunan keanekaragaman flora Tidak Ya Ya Ya DPH 6 Penurunan keanekaragaman fauna Tidak Ya Ya Ya DPH 7 Penurunan keanekaragaman plankton Tidak Tidak Ya Tidak DPH 8 Persepsi masyarakat Tidak Ya Ya Tidak DPH

C TAHAP OPERASI 1 Peningkatan kekeruhan air Tidak Ya Ya Ya DPH 2 Penurunan keanekaragaman plankton Tidak Ya Ya Ya DPH 3 Peningkatan pendapatan petani Tidak Ya Ya Ya DPH 4 Persepsi masyarakat Tidak Ya Ya Tidak DPH

D TAHAP PASCA OPERASI

DAMPAK YANG TERJADI ADALAH SAMA DENGAN DAMPAK YANG TERJADI PADA TAHAP OPERASI

Keterangan: Kriteria penentuan Dampak Penting Hipotetik (DPH)

a = Apakah beban terhadap kompenen lingkungan tertentu sudah pada kondisi yang tinggi ?

b = Apakah suatu komponen lingkungan memegang peranan penting bagi kehidupan sehari-hari masyarakat sekitar (nilai sosial dan ekonomi) dan terhadap komponen lingkungan hidup lainnya (nilai ekologis) ?

c = Apakah ada kekhawatiran masyarakat yang tinggi bahwa akan ada dampak yang akan timbul bila ada kegiatan pembangunan ?

d = Apakah ada aturan atau kebijakan pemerintah yang akan dilanggar terkait dengan teknologi yang akan digunakan serta lahan yang akan dimanfaatkan ?

DPH bila ”ya” berjumlah 2 atau lebih

Tidak DPH bila ada hanya satu ”ya” atau tidak ada ”ya”

DPH = Dampak Penting Hipotetik

Page 17: BAB II PELINGKUPAN...BAB II PELINGKUPAN II - 3 addendum ANDAL, RKL/RPL untuk dilakukan proses sesuai mekanisme peraturan perundang-undangan. Kegiatan Proyek Pembangunan Jaringan Irigasi

Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur

I

BAB II PELINGKUPAN II-17

2.5.2. Evaluasi Dampak Penting Hipotetik Evaluasi terhadap dampak penting dilakukan untuk memperkuat penentuan dampak

penting dari penetapan dampak potensial menjadi dampak penting hipotetik yang

terangkum dalam ringkasan proses pelingkupan. Ada empat kriteria penentuan

dampak penting potensial. Kriteria tersebut terlihat dalam keterangan dari tabel 2.4.

Bila DPH yang terdapat dalam matriks ringkasan pelingkupan (tabel 2.3) terdapat

minimal kriteria yang bernotasi ya dari dampak penting hipotetik, maka dampak penting

hipotetik yang ada dalam matriks ringkasan proses pelingkupan termasuk ke dalam

dampak penting hipotetik yang telah dievaluasi sehingga meningkatkan nilai ketelitian

dan keabsahan terhadap dampak potensial yang dievaluasi. Tabel 2.4 memperlihatkan

evaluasi dampak potensial yang dievaluasi kembali untuk penentuan dampak penting

hipotetik.

A. Tahap Pra-Konstruksi Dampak persepsi masyarakat Dampak potensial persepsi masyarakat dapat meningkat menjadi dampak penting

hipotetik. Kegiatan sosialisasi, survey dan pembebasan lahan berdampak terhadap

keresahan masyarakat. Keresahan tersebut dikarenakan nilai ganti rugi yang dianggap

masih belum memenuhi pendapat masyarakat. Dampak persepsi negatif tersebut

dapat menjadi dampak positif terhadap persepsi pembangunan jaringan irigasi bila

pemrakarsa melaksanakan sosialisasi yang baik dan benar dengan pendekatan

kemanusiaan. Dampak potensial persepsi masyarakat menjadi dampak penting

hipotetik dikarenakan dampak melibatkan lebih dari 300 pemilik lahan yang terkena

tapak pembangunan jaringan irigasi.

B. Tahap Konstruksi

1. Dampak peningkatan kesempatan kerja Kegiatan penerimaan tenaga kerja akan memberikan kontribusi pada upaya

penanggulangan masalah pengangguran yang ada di daerah studi. Dengan adanya

anggota masyarakat yang bekerja pada tahap konstruksi, maka tingkat kemampuan

ekonomi masyarakat yang bekerja pada tahap konstruksi dapat memenuhi kebutuhan

hidupnya. Kondisi tersebut sudah barang tentu akan berpengaruh terhadap aspek

kehidupan masyarakat lainnya, seperti kondisi pendidikan, kesehatan, dan keamanan.

Page 18: BAB II PELINGKUPAN...BAB II PELINGKUPAN II - 3 addendum ANDAL, RKL/RPL untuk dilakukan proses sesuai mekanisme peraturan perundang-undangan. Kegiatan Proyek Pembangunan Jaringan Irigasi

Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur

I

BAB II PELINGKUPAN II-18

Selain itu keberadaan perusahaan di lingkungan mereka akan mendapat pengakuan

dan dukungan segenap anggota masyarakat karena adanya kontribusi dalam

peningkatan kesejahteraan masyarakat. Melihat tabal 2.1, penerimaan tenaga kerja

berdampak kepada peningkatan kesempatan bekerja. Jumlah tenaga kerja lokal cukup

banyak dan dampak peningkatan kesempatan kerja mempunyai dua kriteria yaitu dari

bekerja di perusahaan pada tahap konstruksi, tenaga kerja lokal mempunyai

penghasilan tetap dan mempunyai nilai peran penting dalam kehidupan keluarga

mereka dan sehingga tingkat kekawatiran tidak memperoleh penghasilan dapat

ditekan.

Kegiatan konstruksi akan melibatkan tenaga kerja lokal dan pendatang dengan jumlah

250 orang. Dari jumlah tersebut akan direkrut dari penduduk lokal sebanyak 175 orang

(>60%). Oleh karena itu evaluasi terhadap dampak peningkatan kesempatan kerja

pada kegiatan konstruksi merupakan dampak penting hipotetik (DPH).

2. Dampak peningkatan pendapatan penduduk Dampak peningkatan pendapatan penduduk merupakan dampak susulan dari dampak

peningkatan kesempatan kerja dan dampak kesempatan berusaha. Selain itu, dampak

peningkatan pendapatan penduduk merupakan dampak yang melibatkan hajad hidup

dan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian dampak peningkatan pendapatan

penduduk merupakan DPH

3. Dampak peningkatan kadar debu Kegiatan mobilisasi peralatan dan material serta penyiapan lahan tapak jaringan irigasi

berpengaruh terhadap kadar debu di udara. Partikel tanah yang halus, merupakan

sumber debu. Kegiatan mobilisasi peralatan menyebabkan partikel tanah tersebut

terbang sehingga kadar debu meningkat. Kadar debu tersebut dapat menjadi salah

satu penyebab gangguan saluran pernapasan bagian atas atau secara umum dapat

dikatakan gangguan kesehatan masyarakat.

Dampak peningkaan kadar debu mempunyai 2 kriteria. Kriteria tersebut dapat

dikelompokkan menjadi bahwa kadar debu merupakan permasalahan yang penting

kesehatan masyarakat. Pada sisi lain perubahan yang peningkatan kadar debu

dimaksudkan melanggar peraturan perundang-undangan. Peningkatan kadar debu di

udara termasuk DPH.

Page 19: BAB II PELINGKUPAN...BAB II PELINGKUPAN II - 3 addendum ANDAL, RKL/RPL untuk dilakukan proses sesuai mekanisme peraturan perundang-undangan. Kegiatan Proyek Pembangunan Jaringan Irigasi

Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur

I

BAB II PELINGKUPAN II-19

4. Dampak peningkatan kekeruhan air Pembangunan jaringan irigasi berdampak kepada peningkatan kekeruhan air. Air larian

yang membawa partikel tanah dapat masuk sampai ke Sungai Belitang. Dampak

susulan yang terjadi adalah penurunan keanekaragaman biota air di Sungai Belitang.

Berdasarkan hal tersebut dampak potensial peningkatan kekeruhan termasuk DPH.

5. Dampak penurunan keanekaragaman flora

Kegiatan pembangunan jaringan irigasi pada tahap konstruksi mengurangi flora di

lokasi tapak bangunan jaringan irigasi. Pengurangan jumlah dan jenis flora cukup

banyak mengingat pajang salurah yang mencapai lebih dari. Indeks keanekaragaman

flora dapat turun hingga dibawah nilai 4, karena panjang salurah lebih dari 120 km

dengan lebar rata-rata 10 meter Dengan demikian dampak potensial penurunan

keanekaragaman flora merupakan DPH.

6. Dampak penurunan keanekaragaman fauna Dampak penurunan keanekaragaman fauna merupakan damapak susulan dari

dampak penurunan keanekaragaman fauna. Beradasarkan tabel 2.3 dan 2.4, dampak

potensial penurunan keanekaragaman fauna mempunyai notasi ya sebanyak 3. Oleh

karena itu, dampak potensial penurunan keanekaragaman fauna tergolong DPH.

7. Dampak penurunan keanekaragaman plankton Dampak penurunan keanekaragaman plankton merupakan damapak susulan dari

dampak penurunan penurunan kualitas air atau peningkatan kekeruhan air.

Beradasarkan tabel 2.3 dan 2.4, dampak potensial penurunan keanekaragaman

plankton mempunyai notasi ya sebanyak 3. Oleh karena itu, dampak potensial

penurunan keanekaragaman plankton tergolong DPH.

8. Dampak persepsi masyarakat

Akumulasi kegiatan konstruksi memberikan dampak persepsi masyarakat. Dampak

berlangsung lama dan melibatkan banyak orang sehngga dampak persepsi

masyarakat secara keseluruhan termasuk DPH

Page 20: BAB II PELINGKUPAN...BAB II PELINGKUPAN II - 3 addendum ANDAL, RKL/RPL untuk dilakukan proses sesuai mekanisme peraturan perundang-undangan. Kegiatan Proyek Pembangunan Jaringan Irigasi

Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur

I

BAB II PELINGKUPAN II-20

C. Tahap Operasi 1. Dampak peningkatan kekeruhan air

Pengoperasian jaringan irigasi berdampak kepada peningkatan kekeruhan air. Air

larian yang membawa partikel tanah dari air irigasi dan diteruskan ke sawah dan

masuk ke saluan drainase dan dapat masuk sampai ke Sungai Belitang. Dampak

susulan yang terjadi adalah penurunan keanekaragaman biota air di Sungai Belitang.

Berdasarkan hal tersebut dan tabel 2.3 dan 2.4, maka dampak potensial peningkatan

kekeruhan termasuk DPH.

2. Dampak penurunan keanekaragaman plankton Dampak penurunan keanekaragaman plankton merupakan damapak susulan dari

dampak penurunan penurunan kualitas air atau peningkatan kekeruhan air,

peningkatan kadar pupuk (NPK) dan peningkatan kadar pestisida. Beradasarkan tabel

2.3 dan 2.4, dampak potensial penurunan keanekaragaman plankton mempunyai

notasi ya sebanyak 3. Oleh karena itu, dampak potensial penurunan keanekaragaman

plankton tergolong DPH.

3. Dampak peningkatan pendapatan petani

Kegiatan pengoperasian jaringan irigasi, memberikan kesempatan petani sawah untuk

memanen padi di sawah lebih dari satu kali dalam satu tahun. Kesempatan tersebut

membari dampak terhadap peningkatan pendapatan petani. Beradasarkan tabel 2.3,

dan tabel 2.4 dampak potensial peningkatan pendapatan petani mempunyai notasi ya

sebanyak 3. Oleh karena itu, dampak potensial peningkatan pendapatan petani

tergolong DPH.

2.6. BATAS WILAYAH STUDI DAN BATAS WAKTU KAJIAN 2.6.1. Batas Wilayah Studi Batas wilayah studi merupakan gabungan atau totalitas 4 batas studi. Keempat batas

studi yang dimaksudkan adalah batas tapak proyek, batas ekologis, batas social dan

baas administrasi.

Batas tapak proyek Batas tapak proyek adalah batas tapak jaringan irigasi dari rencana kegiatan

pembangunan Daerah Irigasi Komering (Bahuga Area) dan fasilitas pendukungnya.

Luasan batas tapak proyek adalah 7.796 ha.

Page 21: BAB II PELINGKUPAN...BAB II PELINGKUPAN II - 3 addendum ANDAL, RKL/RPL untuk dilakukan proses sesuai mekanisme peraturan perundang-undangan. Kegiatan Proyek Pembangunan Jaringan Irigasi

Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur

I

BAB II PELINGKUPAN II-21

Batas ekologis Batas ekologis berdasarkan pada batas daerah aliran sungai sebagai batas satuan

ekologis perairan. Batas ekologis yang dimaksudkan adalah Sungai Belitang.

Batas sosial Batas sosial merupakan batas yang menggambarkan kelompok sosial berupa

permukiman penduduk yang diperkirakan terkena pengaruh langsung dari kegiatan

pembangunan waduk. Batas sosial ditetapkan di Desa terdekat dengan tapak proyek

yaitu di Desa Tegal Besar, Sumber Sari dan Ulat Buntar

Batas administratif

Secara administrastif, lokasi wilayah studi ini meliputi Kecamatan Belitang II dan

Kecamatan Belitang Mulya.

1.4.1 Batas waktu kajian Batas waktu kajian terhadap lingkungan hidup dilakukan selama kegiatan

pembangunan berlangsung mempunyai keterbatasan dikarenakan keterbatasan data,

dana dan kemampuan dan metoda untuk memprediksi dengan skop yang luas.Untuk

mengatasi hal tersebut, pemrakarsa wajib melaksanakan program dalam UKL-UPL

dan melakukan evaluasi yang dinamis dan terintegrasi. Oleh karena itu, batas waktu

kajian DPH ditabulasikan dalam tabel 2.5.

TABEL 2.5

BATAS WAKTU KAJIAN BERDASARKAN DPH

NO DPH WAKTU ALASAN A TAHAP PRA-KONSTRUKSI

Persepsi masyarakat 1-3 bulan Kegiatan sosialisasi hingga

pembebasan lahan berlangsung singkat yaitu 6-8 bulan.

B TAHAP KONSTRUKSI 1 Peningkatan Kesempatan Kerja 1 bulan Perekrutan tenaga lokal

sebanyak >60 persen, dilaksanakan dalam waktu yang singkat: 1-3 bulan

2 Peningkaan kadar debu 2 - 6 bulan Dampaknya berlangsung cepat,

Page 22: BAB II PELINGKUPAN...BAB II PELINGKUPAN II - 3 addendum ANDAL, RKL/RPL untuk dilakukan proses sesuai mekanisme peraturan perundang-undangan. Kegiatan Proyek Pembangunan Jaringan Irigasi

Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur

I

BAB II PELINGKUPAN II-22

diutamakan pada musim kemarau, mobilisasi alat dan material dilakukan tidak setiap waktu dan dilaksanakan cepat

3 Peningkatan kekeruhan 6 – 12 bulan Diperlukan waktu kemarau dan penghujan

4 Penurunan keanekaragaman flora

2-4 bulan Pembersihan lahan dilaksanakan secepat mungkin dan sebelum dilakukan penggalian alur.

5 Penurunan keanekaragaman fauna

2 - 3 bulan Berlansung pada saat kehilangan flora

6 Penurunan keanekaragaman plankton

2-4 bulan Merupakan dampak susulan dari penurunan kualitas air

C TAHAP OPERASI 1 Peningkatan kekeruhan air 2 - 6 bulan Dampaknya berlangsung cepat,

diutamakan pada musim hujan 2 Penurunan keanekaragaman

plankton 6 - 12 bulan Diperlukan waktu kemarau dan

penghujan 3 Peningkatan pendapatan petani 6 - 12 bulan Dapat panen lebih dari satu kali

setahun D TAHAP PASCA OPERASI

1 Peningkatan kekeruhan air 2 - 6 bulan Dampaknya berlangsung cepat, diutamakan pada musim hujan

2 Penurunan keanekaragaman plankton

6 - 12 bulan Diperlukan waktu kemarau dan penghujan

3 Peningkatan pendapatan petani 6 - 12 bulan Dapat panen lebih dari satu kali setahun