BAB II MODUL C DESAIN EKSPERIMEN

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 BAB II MODUL C DESAIN EKSPERIMEN

    1/34

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    .1. Desain Eksperimen1

    Desain eksperimen, yaitu suatu rancangan percobaan (dengan tiap

    langkah tindakan yang betul-betul terdefenisikan) sedemikian sehingga informasi

    yang berhubungan dengan atau diperlakukan untuk persoalan yang sedang diteliti

    dapat dikumpulkan. Dengan kata-kata lain, desain sebuah eksperimen merupakan

    langkah-langkah lengkap yang perlu diambil jauh sebelum eksperimen dilakukan

    agar supaya data yang semestinya diperlukan dapat diperoleh sehingga akan

    membawa kepada analisis obyektif dan kesimpulan yang berlaku untuk persoalan

    yang sedang dibahas.

    Untuk menentukan pengaruh minyak dan oli dalam pembentukan kerak 

    karbon terhadap mesin misalnya, maka akan timbul pertanyaan-pertanyaan

     berikut:

    . !agaimana pengaruh minyak yang diukur"#. $arakteristik apa yang harus dianalisis"

    %. &aktor-faktor mempengaruhi karakteristik yang harus dianalisis tersebut"

    '. &aktor-faktor manakah yang penting untuk dianalisis"

    . !erapa kali eksperimen harus dilakukan"

    . *etode analisis mana yang harus digunakan"

    +. !erapa besar pengaruh yang dianggap penting"

    . erlukah eksperimen kontrol dilakukan untuk dijadikan perbandingan"

    . !agaimana eksperimen harus dilakukan"

    /ontoh diatas memperlihatkan bahwa suatu desain untuk mengerjakan

    eksperimen perlu dibuat selengkap mungkin dan dilakukan dengan sebaik-

     baiknya.

    .1.1. Tujuan Desain Eksperimen

  • 8/17/2019 BAB II MODUL C DESAIN EKSPERIMEN

    2/34

    Desain suatu eksperimen bertujuan untuk memperoleh atau

    mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang diperlakukan dan berguna

    dalam melakukan penelitian persoalan yang akan dibahas. *eskipun demikian,

    dalam rangka usaha mendapatkan semua informasi yang berguna itu, hendaknya

    desain buat sesederhana mungkin mengingat waktu, biaya, tenaga dan bahan yang

    harus digunakan. 0al ini juga penting mengingat kenyataan bahwa desain yang

    sederhana akan mudah dilaksanakan, dan data yang diperoleh berdasarkan desain

    demikian akan dapat cepat dianalisis disamping juga akan bersifat ekonomis. 1adi

     jelas hendaknya, bahwa desain eksperimen berusaha untuk memperoleh informasi

    yang maksimum dengan menggunakan biaya yang minimum.

    .1.2. Prinsip Dasar Eksperimen

    Untuk memahami desain eskperimen yang akan diuraikan selanjutnya,

    maka perlu dimengerti prinsip-prinsip dasar yang la2im digunakan dan dikenal.

    rinsip-prinsip tersebut ialah yang biasa dinamakan replikasi, pengacakan dan

    kontrol lokal. 3ebelum memberikan penjelasan ketiga perinsip dasar tersebut,

    terlebih dahulu akan dijelaskan pengertian tentang perlakuan, kekeliruan

    eksperimen dan unit eksperimen.

    . erlakuan

    Untuk kita disini, dengan perlakuan diartikan sekumpulan kondisi eksperimen

    yang akan digunakan terhadap unit eksperimen yang akan digunakan teerhadap

    unit eksperimen dalam ruang lingkup desain yang dipilih. erlakuan ini bisa

     berbentuk tunggal atau terjadi dalam bentuk kombinasi. $etika melakukan

     percobaan dalam rangka meneliti efek sejenis makana terhadap sapi misalnya,

    maka perlakuan bisa berbentuk: a) jenis sapi, b) jenis kelamin sapi, c) umur 

    sapi, atau d) ukuran makan yang diberikan. 4iap perlakuan diatas merupakan

     perlakuan tunggal yang memungkin memberikan efek sendiri-sendiri terhadap

    5ariabel respon (berat badan, misalnya). 6fek perlakuan-perlakuan terhadap

    5ariabel respon mungkin saja terjadi dalam bentuk gabungan atau bentuk 

    kombinasi beberapa perlakuan tunggal yang terjadi secara bersamaan. Dalam

    hal ini kita peroleh kombinasi perlakuan. 6fek gabungan dari pada jenis

  • 8/17/2019 BAB II MODUL C DESAIN EKSPERIMEN

    3/34

    kelamin sapi dan ukuran makanan yang diberikan terhadap berat badan

    misalnya merupakan salah satu kombinasi perlakuan yang mungkin terjadi.

    #. Unit eksperimen

    Dengan ini dimaksudkan unit yang dikenai perlakuan tunggal (mungkin

    merupakan gabungan beberapa faktor) dalam sebuah replikasi eksperimen

    dasar. Dalam contoh diatas misalnya, seekor sapi merupakan unit eksperimen

    dalam percobaan meneliti efek makanan terhadap sapi.

    %. $ekeliruan eksperimen

    $ekeliruan eksperimen menyatakan kegagalan dari dua unit eksperimen identik 

    yang dikenai perlakuan untuk memberikan yang sama. 7ni bisa terjadi karena,

    misalnya kekeliruan waktu menjalankan eksperimen, kekeliruan pengamatan,

    5ariasi beban eksperimen, 5ariasi antara unit eksperimen dan pengaruh

    gabungan semua faktor tambahan yang mempengaruhi karakteristik yang

    sedang dipelajari.3ekarang, marilah kita tinjau ketiga prinsip dasar yang yang

    telah disebutkan ialah replikasi, pengacakan, dan kontrol lokal.

    .1.2.1. Replikasi

    Dengan replikasi di sini diartikan pengulangan eksperimen dasar.

    Dalam kenyataan replikasi ini diperlukan oleh karena dapat:

    . *emberikan taksiran kekeliruan eskperimen yang dapat dipakai untuk 

    menentukan panjang inter5al konfidens (selang kepercayaan) atau dapat

    digunakan sebagai 8satuan dasar pengukuran9 untuk penetapan taraf signifikan

    dari pada perbedaan-perbedaan yang diamati.

    #. *enghasilkan taksiran yang lebih akurat untuk kekeliruan eksperimen

    3. *emungkinkan kita untuk memperoleh taksiran yang lebih baik mengenai efek 

    rata-rata suatu faktor.

    .1.2.2. Pengacakan

    4ampak nanti bahwa tes signifikan atau uji keberartian akan banyak 

    dilakukan. Untuk ini, dan umumnya untuk setiap prosedur pengujian, asumsi-

    asumsi tertentu perlu diambil dan dipenuhi agar supaya pengujian yang dilakukan

  • 8/17/2019 BAB II MODUL C DESAIN EKSPERIMEN

    4/34

    menjadi berlaku. 3alah satu diantaranya adalah bahwa pengamatan-pengamatan

    (jadi juga kekeliruan- kekeliruan) berdistribusi secara independen. sumsi ini

    sukar untuk dapat dipenuhi, akan tetapi dengan jalan berpedoman pada perlakuan

    acak terhadap unit eksperimen, maka pengujian dapat dijalankan seakan-akan

    asumsi yang telah diambil terpenuhi. Dengan kata-kata lain pengacakan

    menyebabkan pengujian menjadi berlaku yang menyebabkan pula

    memungkinkannya data analisis, dengan anggapan seolah-olah asumsi tentang

    independen dipenuhi.

    .1.2.3. !n"r!l L!kal

    $ontrol lokal merupakan sebagian dari pada keseluruhan prinsip desain

    yang harus dilaksanakan. !iasanya merupakan langkah-langkah atau usaha-usaha

    yang dibentuk penyeimbangan, pemblokan atau pengelompokan unit-unit

    eksperimen yang digunakan dalam desain. 1ika replikasi dan pengacakan pada

    dasarnya akan memungkinkan berlakunya uji keberartian, maka kontrol lokal

    menyebabkan desain lebih efisien, yaitu menghasilkan prosedur pengujian dengan

    kuasa yang lebih tinggi.

    .2. #!$el Perancangan Eksperimen

    *odel-model perancangan eksperimen adalah rancangan acak lengkap,

    rancangan acak kelompok dan rancangan bujur sangkar latin yang akan dibahas

     pada sub bab berikut ini.

    .2.1. Rancangan Acak Lengkap2

    ada rancangan acak lengkap, peletakan perlakuan diacak pada seluruh

    materi percobaan. 0al ini berarti seluruh unit percobaan mempunyai peluang yang

    sama besar untuk menerima perlakuan, sedangkan pada kedua rancangan dasar 

    yang lain dijumpai adanya pembatasan pengacakan.

  • 8/17/2019 BAB II MODUL C DESAIN EKSPERIMEN

    5/34

    ;ancangan acak lengkap sangat sesuai bila digunakan pada percobaan

    yang memiliki karakteristik :

    . *ateri percobaan dan faktor lingkungan relatif homogen sehingga keragaman

    galat kecil, perlakuan yang merupakan sumber keragaman yang diciptakan

    adalah satu-satunya sumber keragaman yang masuk ke dalam percobaan, selain

     perlakuan yang sengaja diberikan tidak ada sumber keragaman lain yang

    diketahui yang masuk ke dalam percobaan.

    #. *ateri percobaannya mudah hancur atau gagal memberikan respon.

    %. 1umlah perlakuan dan ulangannya sedikit sehingga dengan penggunaan

    rancangan yang lain akan menyebabkan derajat bebas (D!) galat tidak 

    maksimum dan terlalu kecil.

    '. *ateri percobaan terbatas karena setiap perlakuan tidak perlu mendapat

    ulangan yang sama.

    $euntungan menggunakan rancangan acak lengkap yaitu :

    . 4ata letaknya sederhana

    #. Derajat bebas dari galat maksimum

    %. 1umlah ulangan tidak harus sama untuk setiap perlakuan.

    '. nalisinya tetap sederhana meskipun jumlah ulangan tidak sama untuk setiap

     perlakuan, sehingga masalah data hilang atau unit percobaan gagal tidak 

    menjadi penghalang.

    . 1umlah ulangan dan jumah perlakuan hanya dibatasi oleh tersedianya materi

     percobaan.

    3edangkan kelemahan utama dalam menggunakan rancangan acak 

    lengkap adalah :

    . 0anya dapat digunakan untuk materi percobaan dan faktor lingkungan yang

    relatif homogen.

    #. engacakan tanpa pembatasan akan menyebabkan semua sumber ragam selain

     perlakuan masuk ke ragam galat.

    3. 1ika perlakuan terlalu banyak, homogenitas materi percobaan sulit

    dipertahanan, karena diperlukan materi percobaan dalam jumlah besar 

    sehingga ragam galat menjadi besar.

  • 8/17/2019 BAB II MODUL C DESAIN EKSPERIMEN

    6/34

    .2.2. Rancangan Acak el!mp!k 3

    ada rancangan acak lengkap semua sumber keragaman selain yang

    diakibatkan oleh perlakuan masuk ke dalam galat. engkap (;>) karena dengan

    mengeluarkan jumlah kuadrat tengah galat lebih kecil.

    #. 1umlah perlakuan dan ulangan tidak dibatasi.

  • 8/17/2019 BAB II MODUL C DESAIN EKSPERIMEN

    7/34

    %. nalisis data relatif mudah. pabila ada data untuk perlakuan tertentu yang

    hilang telah tersedia cara menghitung nilai duga untuk data tersebut. ;agam

    ralat untuk perbandingan perlakuan tertentu dapat diisolasi, terutama bila

    ragam antar perlakuan tidak homogen. !ila ada perlakuan tertentu yang

    datanya tidak dapat digunakan, perlakuan tersebut dapat dihilangkan tanpa

    mempersulit analisisnya.

    3edangkan kelemahan dari penggunaan ;ancangan cak $elompok 

    (;$) yaitu bila perlakuannya banyak maka luas kelompok percobaannya

     bertambah besar sehingga ragam dalam kelompok menjadi besar ragam galat

    menjadi besar dan Uji & menjadi kurang peka.

    .2.3. Rancangan Bujur Sangkar La"in%

    ada ;ancangan !ujur 3angkar >atin (;!3>), pengelompokan

    dilakukan ke dua arah, yaitu lajur dan baris sehingga ragam antarlajur dan antar 

     baris dapat dikeluarkan dari galat acak. ada ;$, pengelompokan hanya

    dilakukan kesatu arah. Dengan menggunakan ;!3>, berarti dapat dieliminasi dua

    sumber ragam, selain ragam yang diakibatkan oleh perlakuan, sedangkan dengan

    ;$ hanya satu sumber ragam.

    ;ancangan !ujur 3angkar >atin (;!3>) umumnya digunakan bila

    dalam percobaan yang ingin dilakukan terdapat dua sumber ragam lain ragam

    yang diakibatkan oleh perlakuan. ;ancangan ini banyak digunakan di bidang

     pertanian, di laboratorium, industri, pendidikan, pemasaran, kedokteran, dan

    sosiologi.

    $euntungan yang diperoleh dengan menggunakan ;ancangan !ujur 

    3angkar >atin (;!3>) yaitu :

    . Dengan mengeliminasi dua sumber ragam yang ada dalam percobaan,

    ketepatan percobaan dapat dipertinggi karena kuadrat tengah galat dapat

    direduksi.

  • 8/17/2019 BAB II MODUL C DESAIN EKSPERIMEN

    8/34

    #. nalisis tetap sederhana, meskipun ada nilai pengamatan yang hilang. 3atu

    atau lebih perlakuan atau baris atau ulangan dapat dihilangkan tanpa

    mempersulit perhitungan.

    3edangkan kelemahan dalam ;ancangan !ujur 3angkar >atin (;!3>)

    adalah :

    . 1umlah perlakuan harus sama dengan jumlah baris dan lajur.

    2. !ila jumlah perlakuan kurag dari lima,derajat bebas galat acak terlalu kecil,

     bila jumlah perlakuan lebih dari # tidak efisien, sebab ulangannya juga harus

     banyak. !ila jumlah perlakuan terlalu kecil dapat digunakan ;ancangan !ujur 

    3angkar >atin (;!3>). Diulangi agar derajat bebas galat acak tidak terlalu

    kecil.

    .3. Eksperimen &ak"!rial'

    3ering terjadi bahwa ingin menyelidiki secara bersamaan efek beberapa

    faktor yang berlainan, misalnya efek perubahan temperatur, tekanan dan

    konsentrasi 2at reaksi pada suatu proses kimia. Dalam hal ini tiap perlakuan

    merupakan kombinasi dari temperatur, tekanan dan konsentrasi 2at reaksi. pabila

    tiap faktor terdiri atas beberapa taraf maka kombinasi tertentu dari taraf tiap

    faktor menentukan sebuah kombinasi perlakuan. 1ika semua atau hampir semua

    kombinasi antara taraf setiap faktor diperhatikan maka eksperimen yang terjadi

    karenanya dinamakan eksperimen faktorial. 6ksperimen faktorial adalah

    eksperimen yang semua (hampir semua) taraf sebuah faktor tertentu

    dikombinasikan atau disilangkan dengan semua (hampir semua) taraf tiap faktor 

    lainnya yang ada dalam eksperimen.

    !erdasarkan adanya banyak taraf tiap faktor lainnya yang ada dalam

    tiap faktor, eksperimen ini sering diberi nama dengan menambahkan perkalian

    antara banyak taraf faktor yang satu dengan banyak taraf faktor atau faktor-faktor 

    lainnya. *isalnya, apabila dalam eksperimen digunakan dua buah faktor, sebuah

    terdiri atas empat taraf dan sebuah lagi terdiri atas tiga taraf, maka diperoleh

  • 8/17/2019 BAB II MODUL C DESAIN EKSPERIMEN

    9/34

  • 8/17/2019 BAB II MODUL C DESAIN EKSPERIMEN

    10/34

    3edangkan hipotesis nol yang harus diuji dapat dituliskan :

    0B : i B E (i ,#,.....,a)

    0B# : ! j B E (j ,#,.....,b)

    0B% : !ij B E (i ,#,.....,a dan j ,#,......,b)

    0ipotesi nol 0B menyatakan bahwa tidak terdapat efek faktor di

    dalam eksperimen itu, sedangkan 0B# menyatakan tidak terdapat efek faktor !.

    .%.3. #!$el )ampuran

    .%.3.1. #!$el )ampuran a Te"ap* + $an c Acak 

    *odel ini akan terjadi apabila dalam eksperimen yang dilakukan hanya

     peneliti terlibat dengan:

    . 0anya sebanyak a buah taraf faktor , semuanya digunakan

    #. 3ebanyak b buah taraf faktor ! yang telah diambil secara acak dari sebuah

     populasi terdiri atas semua taraf faktor !, dan

    %. 3ebanyak c buah taraf faktor / yang merupakan sebuah sampel acak dari

    sebuah populasi yang terdiri atas semua taraf faktor /.sumsi di atas dapat dituliskan menjadi:

    ∑ Ai =∑ ABi = ∑ ACik =∑ ABCi k =0

    ~

    ~dan

    ~E

    3edangkan untuk ∑ ABi ,∑ ACik ,∑ ABCi k dan∑ABCi k   tidak 

    dimisalkan berharga nol.

    Dengan jalan mempertukarkan huruf-huruf faktor yang diperlukan,

    maka didapat dua buah lagi model campuran lainnya, ialah apabila:

  • 8/17/2019 BAB II MODUL C DESAIN EKSPERIMEN

    11/34

    . b tetap, sedangkan a dan c acak.

    #. c tetap, sedangkan a dan b acak.

    ;asio & untuk masing-masing model yang bisa digunakan untuk 

     pengujian hipotesis nol bahwa tidak ada efek tiap faktor dan tidak ada efek 

    interaksi antar faktor, berikut tabel rasio f untuk eksperimen faktorial a ? b ? c:

    Ta+el 2.1. Rasi! & ,n"uk Eksperimen &ak"!rial a - + - c

    Sa"u &ak"!r Te"ap* Dua &ak"!r Acak/

    Sum+er 0ariasi

    &ak"!r & $alam al

    a "e"ap + $an

    c acak 

    B "e"ap a $an

    c acak 

    c "e"ap

    a $an + acak 

    ;ata-rata

    erlakuan:

    !

    /

    !

    /!/

    !/

    $ekeliruan

    -

    tak ada uji eksak 

    !=!/

    /=!/

    !=!/

    /=!/!/=6

    !/=6

    -

    -

    =/

    4ak ada uji eksak 

    /=/

    !=!/

    /=6!/=!/

    !/=6

    -

    -

    =!

    !=!

    4ak ada uji eksak 

    !=6

    /=!/!/=!/

    !/=6

    -Sumber : Sudjana. 1994

    .%.3.2. #!$el )ampuran a $an + Te"ap* c Acak 

    6ksperimen yang hanya terdapat a buah taraf faktor , hanya terdapat b

     buah taraf faktor ! dan sebanayk c buah taraf faktor / yang diambil secara acak 

    dari sebuah populasi yang terdiri atas semua taraf faktor /, akan memberikan

    model campuran dengan a dan b tetap sedangkan c acak. sumsi yang berlaku

    untuk hal ini adalah :

  • 8/17/2019 BAB II MODUL C DESAIN EKSPERIMEN

    12/34

    ∑ Ai

    ∑ B 

    ∑ Bi 

    ∑ Bi 

    ∑ AC ik  

    ∑ BC k  

    ∑ ABC i k    ∑ ABC i k 

    Dengan : /k @ DA7 (B, )

    *odel 777 lainnya adalah dalam hal:

    . a dan c tetap, sedangkan b acak.

    #. b dan c tetap, sedangkan a acak.

    sumsi untuk masing-masing kedua model terakhir ini bisa diperoleh

    dari asumsi diatas dengan jalan mempertukarkan huruf-huruf faktor yang

    diperlukan. 4ampak bahwa semua pengujian ada dan dapat dilakukan secara

    eksak.

    ;asio & untuk masing-masing model yang bisa digunakan untuk 

     pengujian hipotesis nol bahwa tidak ada efek tiap faktor dan tidak ada efek 

    interaksi antar faktor, dicantumkan dalam daftar dibawah ini:

    Ta+el 2.2. Rasi! & un"uk Eksperimen &ak"!rial a - + - c

    Dua &ak"!r Te"ap* Sa"u &ak"!r Acak/

    Sumber : Sudjana. 1994

    Sum+er 0ariasi

    &ak"!r & $alam al

    a $an + "e"ap

    c acak 

    a $an c "e"ap

    + acak 

    + $an c "e"ap

    a acak 

    ;ata-rata

    erlakuan:

    !

    /

    !

    /

    !/

    !/

    $ekeliruan

    -

    =/

    !=!/

    /=6

    !=!/

    /=6

    !/=6

    !/=6

    -

    -

    =!

    !=6

    /=!/

    !=6

    /=!/

    !/=6

    !/=6

    -

    -

    =6

    !=!

    /=/

    !=6

    /=6

    !/=!/

    !/=6

    -

  • 8/17/2019 BAB II MODUL C DESAIN EKSPERIMEN

    13/34

    .'. #e"!$e a"es

    3uatu metode yang dikemukakan Fates (%%) memungkinkan

    untuk menduga data hilang tersebut. 3uatu dugaan terhadap data hilang tidak 

    akan memberikan tambahan informasi kepada peneliti, tetapi hanya sebagai

    fasilitas untuk analisis dari data yang tersisa tersebut. rinsip dari metode Fates

    ini dengan meminimumkan jumlah kuadrat galat.

    Untuk data hilang yang berjumlah n buah, tidak diberikan persamaan

    eksplisit untuk setiap data yang hilang. Aamun, dapat diatur suatu persamaan

    yang berlaku umum. ersamaan yang dimaksud adalah sistem persamaan linear 

    yang ditunjukkan dengan notasi matriks sebagai berikut

    UF G

    dengan,

    U matriks simetris n ? n

    F 5ektor kolom n H yang mewakili data hilang yang tidak diketahui

    G 5ektor kolom n H yang sesuai dengan nilai   ij,   ij    ij, tyI7 J byI j - yI

    .(. ,ji Ra"a4ra"a Sesu$a ANA0A5

    Dalam AK dengan model telah diuji mengenai hipotesis bahwa

    tidak terdapat perbedaan diantara k buah taraf perlakuan.1ika pengujian

    menghasilkan hipotesis yang ditolak, berarti terdapat perbedaan yang berarti.

    $ontras

  • 8/17/2019 BAB II MODUL C DESAIN EKSPERIMEN

    14/34

    *etoda kontras ortogonal untuk menyelidiki perbandingan antara rata-rata

     perlakuan digunakan apabila penentuan ingin mengadakan perbandingan

    tersebut diambil sebelum eksperimen dilakukan.erbandingan dapat diurai

    seperti telah dijelaskan diatas dan ini tidak menggangu resiko L dari AK.

    kan tetapi, jika penyelidikan perbandingan antara perlakuan ditentukan

    sesudah data diperiksa, jadi setelah pengujian atas AK dilakukan maka L

    akan berubah. 7ni dikarenakan bahwa penentuan yang diambil tidak secara

    acak melainkan berdasarkan hasil yang telah dicapai. *eskipun demikian,

     perbandingan antar perlakuan masih dapat dilakukan dengan metoda-metoda

    khusus, diantaranya:

    a. Uji rentang Newman – Keuls

    >angkah-langkah utama untuk melakukan uji Newman-Keuls ini adalah :

    ) 3usun k buah rata-rata untuk perlakuan menurut urutan nilainya, dari

    yang paling kecil sampai kepada yang terbesar.

    #) Dari daftar AK, diambil harga ;1$ kekeliruan disertai dk nya.

    %) 0itung kekeliruan baku rata-rata untuk tiap perlakuan dengan rumus :

    s-

    Y 1=¿  e e ruan

    ;1$ dapat ditentukan dari daftar AK.

    ') 4entukan taraf signifikansi L, lalu gunakan daftar ;entang Student yang

    tercantuk dalam apendiks, daftar 6. daftar ini mengandung dk v dalam

    kolom kiri dan p dalam baris atas. Uji newman–keuls, diambil 5 dk dari

    ;1$ (kekeliruan) dan p #, %, MM.., k. 0arga-harga yang didapat dari

     badan daftar sebanayk (k-) untuk 5 dan p supaya dicatat.

    ) $alikan harga-harga yang didapat di titik ' diatas masing-masing

    dengans-Fi. Dengan jalan demikian diperoleh apa yang dinamakan rentang

    signifikan terkecil (;34).

    ) !andingkan selisih rata-rata terbesar dan rata-rata terkecil ;34 untuk

    k, selisih rata-rata terbesar dan rata-rata terbesar kedua dengan ;34

    untuk p (k-), dan seterusnya. Dengan demikian pula kita bandingkan

  • 8/17/2019 BAB II MODUL C DESAIN EKSPERIMEN

    15/34

    selisih rata-rata terbesar kedua dan rata-rata terkecil kedua dengan ;34

    untuk p (k-), selisih rata-rata terbesar kedua dan rata-rata terkecil

    kedua dengan ;34 untuk p (k-#), dan seterusnya. Dengan jalan begini,

    semuanya akan ada k (k-) pasangan yang harus dibandingkan. 1ika

    selisih-selisih yang didapat lebih besar daripada ;34 nya masing-masing,

    maka disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang berarti di antara rata-

    rata perlakuan.

     b. Uji Schee

    Uji Newman-Keuls telah digunakan untuk membandingkan pasangan rata-

    rata perlakuan. 1adi dengan cara ini yang dibandingkan setiap dua hasil

     perlakuan. 3ering dikehendaki untuk mengadakan perbandingan tidak saja

     berbentuk berpasangan, melainkan merupakan kombinasi linier daripada

     perlakuan, khususnya berbentuk kontras. Uji Schee memungkinkan untuk 

    melakukan hal ini, dimana kontrasnya tidak perlu !rth!"!nal . $arena

    kontras lebih umum daripada perbandingan berpasangan, maka akibatnya

    uji Schee lebih umum daripada uji Newman-Keuls.

    >angkah-langkah yang ditempuh untuk menggunakan uji Schee adalah:

    ) 3usunlah kontras / p yang diinginkan dan lalu hitung harganya.

    #) Dengan mengambil taraf signifikansi L, derajat kebebasan 5(k-) dan 5#

    (Nni-k), untuk AK supaya dihitung nilai kritis &L(5,5#).

    %) 0itung dengan & yang didapat dari langkah # di atas.

    ') 0itung kekeliruan baku tiap kontras yang akan diuji, dengan rumus

    s(/ p)

    1ika harga kontras / p lebih besar dari pada ? s(/ p), maka pengujian dinyatakan

    signifikan. tau, jika O/ pO P ? s(/ p) maka kita tolak hipotesis bahwa

    kontras antara rata-rata sama dengan nol.

  • 8/17/2019 BAB II MODUL C DESAIN EKSPERIMEN

    16/34

    .. ,ji en!rmalan Da"a6

    Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengecek apakah data

     penelitian kita berasal dari populasi yang sebarannya normal. Uji ini perlu

    dilakukan karena semua perhitungan statistik parametrik. Uji normalitas bertujuan

    untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari hasil penelitian berdistribusi

    normal atau tidak. Data berdistribusi normal yaitu bahwa data akan mengikuti

     bentuk distribusi normal, dimana data memusat pada nilai rata- rata dan median.

    Data yang membentuk distribusi normal bila jumlah data di atas dan di bawah

    rata-rata adalah sama, demikian juga simpangan bakunya.

    >angkah-langkah uji normalitas dibagi menjadi # macam yaitu:

    . *enggunakan Uji #ili!ers 

    /ara menghitung data tunggal menggunakan uji lilie!rs yaitu:

    a. Urutkan data sampel dari yang terkecil ke terbesar (Q, Q#,, Q%, ..Qn)

     b. 0itung rata-rata nilai skor sampel secara keseluruhan menggunakan rata-rata

    tunggal.

    c. 0itung standar de5iasi nilai skor sampel menggunakan standar de5iasi

    tunggal

    d. 0itung Gi dengan rumus : Gi 

    e. 4entukan nilai tabel G (lihat lampiran tabel 2) berdasarkan nilai Gi , dengan

    mengabaikan nilai negatifnya.

    f. 4entukan besar peluang masing-masing nilai 2 berdasarkan tabel 2 (tuliskan

    dengan simbol & (2i). Faitu dengan cara nilai B,- nilai tabel G apabila nilai

    2i negatif (-), dan B, J nilai tabel G apabila nilai 2i positif (J)

    g. 0itung frekuensi kumulatif nyata dari masing-masing nilai 2 untuk setiap

     baris, dan sebut dengan 3(2i) kemudian dibagi dengan jumlah number ! 

    cases $N% sam&el.

  • 8/17/2019 BAB II MODUL C DESAIN EKSPERIMEN

    17/34

    h. 4entukan nilai >o (hitung) 7 &(2i) R 3(2i) 7 dan bandingkan dengan nilai

    >tabel (tabel nilai kritis untuk uji lilie!rs).

    i. pabila >o (hitung) S > tabel maka sampel berasal dari populasi yang

     berdistribusi normal.

    #. *enggunakan T # (khi-kuadrat)

    Uji normalitas ini digunakan untuk menguji normalitas data dalam bentuk data

    kelompokkan dalam distribusi frekuensi. >angkah-langkah yang ditempuh:

    a. *embuat daftar distribusi frekuensi data kelompok

     b. 0itung nilai rata-rata data kelompok

    c. 0itung nilai standar de5iasi data kelompok

    d. !uatlah batas nyata tiap inter5al kelas dan dijadikan sebagai Qi (Q, Q#,

    Q%, MQn). Ailai Qi dijadikan bilangan baku G, G#, G%, M.. Gn. Dimana

    nilai baku Gi ditentukan dengan rumus : Gi 

    e. 4entukan besar peluang masing-masing nilai 2 berdasarkan tabel G, dan

    sebut dengan & (Gi)

    f. 4entukan luas tiap kelas inter5al dengan cara mengurangi nilai & (Gi) yang

    lebih besar di atas atau di bawahnya.

    g. 4entukan fe (frekuensi ekpektasi=frekuensi harapan) dengan cara membagi

    luas kelas tiap inter5al dibagi number ! cases (A=sampel)

    h. *asukkan frekuensi absolut sebagai fo (frekuensi obser5asi)

    i. /ari nilai Q# tiap inter5al dengan rumus Q# 

     j. 1umlahkan seluruh Q# dari keseluruhan kelas inter5al

    .5. ,ji 7!m!geni"as 0arian18

  • 8/17/2019 BAB II MODUL C DESAIN EKSPERIMEN

    18/34

    ada dasarnya uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan

     bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki

    5ariansi yang sama.

    .5.1. ,ji  Bartlett 

    Uji !arlett digunakan pada data yang memiliki lebih dari # kelompok 

    data. dapun langkah-langkah uji barlett adalah sebagai berikut:

    3ajikan data semua kelompok sampel

    # *enghitung rata-rata (mean) dan 5arian serta derajat kebebasan setiap

    kelompok data yang akan diuji homogenitasnya.

    % 3ajikan derajat kebebasan dan 5arian (s#) tiap kelompok sampel dalam tabel

     pertolongan, serta sekaligus hitung logaritma dari setiap 5arian kelompok dan

    hasil kali derajat kebebasan dengan logaritma 5arian dari tiap kelompok 

    sampel.

    ' 0itung 5arian gabungan dari semua kelompk sampel:

    3

    #

    ( )∑

    =

    t i

      S n

    0itung harga logaritma 5arian gabungan dan harga satuan  Barlett  (!), dengan

    rumus berikut:

    ! (log s#) - ) (log s#)

    0itung nilai chi kuadrat ( ' #hitungl), dengan rumus:

     ' #hitung si#

    + 4entukan harga chi kuadrat tabel ( ' (tabel), pada taraf nyata misal L B,B dan

    derajat kebebasan (dk) R k-, yaitu:

     ' 

    #

    tabel  ' (-L)(k-)

  • 8/17/2019 BAB II MODUL C DESAIN EKSPERIMEN

    19/34

    (Dalam hal ini k banyaknya kelompok sampel)

    *enguji hipotesis homogenitas data dengan cara membandingkan nilai  ' #hitung

    dengan ' #tabel. $riteria pengujian adalah:

    4olak 0B jika ' #

    hitung P ' #

    (-L)(k-) atau ' #

    hitung P ' #

    tabel

    4erima 0B jika ' #

    hitung S ' #

    (-L)(k-) atau ' #

    hitung S ' #

    tabel

    0ipotesis yang diuji adalah:

    0B C# C#

    #  ... Cn# (semua populasi mempunyai 5arian sama=homogen)

    0  !ukan 0B (ada populasi mempunyai 5arian berbeda= tidak homogen).

    .5.2. ,ji &iser

    Uji  isher digunakan hanya pada # kelompok data. >angkah-langkah

     pada uji isher  adalah:

    4entukan taraf signifikan (L) untuk menguji hipotesis.

    0B : C# C#

    # (5arians sama dengan 5arians # atau homogen )

    0: C# C#

    # (5arians tidak sama dengan 5arians # atau tidak homogen)

    # *enghitung 5arians tiap kelompok data

    % 4entukan nilai &hitung, yaitu &hitung  Karian terbesar=5arian terkecil

    ' 4entukan & tabel  untuk taraf signifikan (L) dk   dk  pembilang  na R , dan dk # 

    dk  penyebut  nb R #

    >akukan pengujian dengan membandingkan nilai &hitung dan &tabel.

    .5.3. !e9isien 7!m!geni"as11

    $oefisien homogenitas adalah korelasi antara item-item indi5idual

    dengan skor total dari semua item. 3emakin tinggi koefisien semakin andal

    instrumen tersebut. 1ika korelasi antara item indi5idual dengan skor totalnya tidak 

    signifikan maka item tersebut tidak 5alid.

  • 8/17/2019 BAB II MODUL C DESAIN EKSPERIMEN

    20/34

    .6. Te!ri Regresi

    .6.1. De9inisi Regresi12

    ersamaan matematik yang memungkinkan peramalan nilai-nilai

     peubah tak bebas dari nilai-nilai satu atau lebih peubah bebas disebut persamaan

    regresi.7stilah ini berasal dari telaah kebakaan yang dilakukan oleh 3ir &rancis

    Valton yang membandingkan tinggi badan anak laki-laki dan ayah yang badannya

    sangat tinggi setelah beberapa generasi cenderung mundur (re"ressed ) mendekati

    nilai tengah populasi. Dengan mengamati diagram pencar, terlihat bahwa titik-titik 

    tersebut mengikuti suatu garis lurus, menunjukkan bahwa kedua peubah tersebut

    saling berhubungan secara linear. !ila hubungan linear tersebut ada, maka dapat

    dinyatakan secara matematik dengan sebuah persamaan garis lurus yang disebut

    garis regresi linear.

    .6.2. :enis4:enis Regresi13

    4elah disebutkan di muka bahwa regresi adalah bentuk hubungan antara

    5ariabel bebas Q dengan 5ariabel tak bebas F, yang dinyatakan dalam bentuk 

    fungsi matematis F f(Q). 3ehingga persamaan regresi atau bentuk fungsi, sesuai

    dengan 5ariabel bebas Q yang menyusunnya. Dengan demikian bentuk fungsi

    atau regresi dapat digolongkan menjadi beberapa macam yaitu:

    .6.2.1. Regresi Linier

    ;egresi linier ialah bentuk hubungan di mana 5ariabel bebas Q maupun

    5ariabel tergantung F sebagai faktor yang berpangkat satu.

    ;egresi linier ini dibedakan menjadi:

    ;egresi linier sederhana dengan bentuk fungsi: F a J bQ J e,

    # ;egresi linier berganda dengan bentuk fungsi: F bB J bQ J . . .J bpQp J e

  • 8/17/2019 BAB II MODUL C DESAIN EKSPERIMEN

    21/34

    Dari kedua fungsi di atas ) dan #)E masing-masing berbentuk garis

    lurus (linier sederhana) dan bidang datar (linier berganda).

    .6.2.2. Regresi N!n Linier

    ;egresi non linier ialah bentuk hubungan atau fungsi di mana 5ariabel

     bebas Q dan atau 5ariabel tak bebas F dapat berfungsi sebagai faktor atau 5ariabel

    dengan pangkat tertentu. 3elain itu, 5ariabel bebas Q dan atau 5ariabel tak bebas

    F dapat berfungsi sebagai penyebut (fungsi pecahan), maupun 5ariabel Q dan atau

    5ariabel F dapat berfungsi sebagai pangkat fungsi eksponen fungsi

     perpangkatan.

    ;egresi non linier dapat dibedakan menjadi:

    ;egresi polinomial ialah regresi dengan sebuah 5ariabel bebas sebagai faktor 

    dengan pangkat terurut. !entuk-bentuk fungsinya adalah sebagai berikut.

    F a J bQ J cQ# (fungsi kuadratik).

    F a J bQ J cQ# J bQ% (fungsi kubik)

    F a J bQ J cQ# J dQ% J eQ' (fungsi kuartik),

    F a J bQ J cQ# J dQ% J eQ' J fQ (fungsi kuinik), dan seterusnya.

    3elain bentuk fungsi di atas, ada suatu bentuk lain dari fungsi kuadratik, yaitu

    dengan persamaan:

    F a J bQ J c . bentuk ini dapat ditulis menjadi:

    F a J bQ J cQ(=#),

    3ehingga, modifikasi dari fungsi kubik adalah:

    F a J bQ J cQ(=#) J dQ(%=#) , atau

    Dari contoh-contoh tersebut di atas perhatikan pangkat dari 5ariabel bebas Q.

    # ;egresi hiperbola (fungsi resiprokal). ada regresi hiperbola, di mana 5ariabel

     bebas Q atau 5ariabel tak bebas F, dapat berfungsi sebagai penyebut sehingga

    regresi ini disebut regresi dengan fungsi pecahan atau fungsi resiprok. ;egresi

    ini mempunyai bentuk fungsi seperti:

    =F a J bQ atau

    F a J b=Q.

    3elain itu, ada bentuk campuran seperti:

  • 8/17/2019 BAB II MODUL C DESAIN EKSPERIMEN

    22/34

    =F a J bQ J cQ#, dan masih banyak lagi bentuk-bentuk lainnya.

    % ;egresi fungsi perpangkatan atau geometrik. ada regresi ini mempunyai bentuk 

    fungsi yang berbeda dengan fungsi polinomial maupun fungsi eksponensial.

    ;egresi ini mempunyai bentuk fungsi: F a J b?.

    ' ;egresi eksponensial. ;egresi eksponensial ialah regresi di mana 5ariablebebas Q

     berfungsi sebagai pangkat atau eksponen. !entuk fungsi regresi ini adalah:

    F a e bQ atau

    F a B bQ

    *odifikasi dari bentuk di atas adalah:

    =F a J becQ, ini disebut kur5a logistik atau tipe umum dari model

     pertumbuhan. *odifikasinya juga seperti :

    F e(a J b=Q), disebut dengan transformasi logaritmik resiprokal, yang umum

    disebut dengan model Vompert2.

    ;egresi logaritmik. !entuk fungsi dari regresi adalah di mana 5ariabel bebas F

     berfungsi sebagai pangkat (eksponen) dan 5ariabel bebas Q mempunyai bentuk 

     perpangkatan. *odel regresi ini adalah:

    eF  a J bQ atau dapat di tulis menjadi:

    F ln a J b ln Q (merupakan trasformasi lilier)

    ;egresi fungsi geometri. !entuk dari fungsi ini adalah berupa bentuk regresi linier 

     berganda di mana dalam fungsi ini terdapat fungsi trigonometri. !entuk yang

     paling sederhana dari fungsi ini adalah:

    F a J b sin dQ J c cos dQ.

    !entuk fungsi ini disebut kur5a &aurier. 3elain itu, ada lagi bentuk-bentuk yang

    lebih kompleks seperti:

    F a J b sin Q J c cos Q J d sin# Q J e cos# Q JME dan seterusnya.

    .6.3. Pengujian Regresi1%

  • 8/17/2019 BAB II MODUL C DESAIN EKSPERIMEN

    23/34

    Uji hipotesis mengenai kemiringan ( sl!&e) garis regresi menggunakan

    uji-t yang mengikuti + langkah uji hipotesis yang biasa diterapkan yaitu sebagai

     berikut:

    . ernyataan hipotesis nol dan hipotesis alternatif:

    Dalam percobaan ini ingin diketahui apakah terdapat hubungan antara 5ariabel

    Q dan F yang diindikasi melalui kemiringan garis regresi. 1ika terdapat

    hubungan, maka nilai ! (kemiringan= sl!&e dari garis regresi untuk populais)

    adalah nol. 1adi, hipotesis nol dan hipotesis alternatif yang akan diuji adalah:

    0B: !B

    0: !B

    #. emilihan tingkat kepentingan (level ! si"niicance):

    !iasanya digunakan tingkat kepentingan B,B atau B,B.

    %. enentuan distribusi pengujian yang digunakan:

    Dalam uji ini yang digunakan adalah distribusi t. Ailai-nilai dari distribusi

    ditentukan dengan mengetahui:

    a. 4ingkat kepentingan (le5el of significance) L=# (uji dua-ujung).

     b. Derajat kebebasan= de"ree ! reed!m, df n-#, dimaan n adalah jumlah data

     pasangan

    '. endefinisian Daerah enolakan atau Daerah $ritis:

    Daerah penerimaan dan penolakan dibatasi oleh nilai kritis t cr.

    . ernyataan turan keputusan ( )ecisi!n *ule):

    4olah 0B  dan terima 0  jika perbedaan yang terstandard antara kemiringan

    sampel (b) dan kemiringan populasi yang dihipotesiskan (!0B) berada di daerah

     penolakan. 1ika sebaliknya, diterima 0B.

    . erhitungan ;asio uji (;U)

    ;umus yang digunakan untuk mengujui rasio uji adalah:

    ;Ut ttest  H  0

    Dimana:

  • 8/17/2019 BAB II MODUL C DESAIN EKSPERIMEN

    24/34

    ∑ ¿¿

    ¿2

    ¿¿¿

    ( x2 )−¿∑ ¿√ ¿

    S x, y

    +. engambil keputusan secara statistik 

    1ika nilai rasio uji berada di daerah penerimaan maka hipotesis nol diterima,

    sedangkan jika berada di daerah penolakan maka hipotesis nol ditolak.

    .6.%. elinieran Regresi1'

    Dalam perhitungan uji linieritas persamaan regresi 5ariabel terikat (F)

    atas 5ariabel bebas ( ' ), terlebih dahulu dicari persamaan regresi sederhana

    kompetensi (F) atas minat belajar (Q) yaitu:

    F a J bQ

    $eterangan :

    F Kariabel terikat.

    Q  Kariabel bebas

    a $onstanta intersep

     b ( sl!&e=kemiringan) koefisien regresi F atas Q.

    .18. Te!ri !relasi

    .18.1. De9inisi !relasi1(

    *asalah pengukuran hubungan antara dua peubah Q dan F dan bukan

    meramalkan nilai F dari pengetahuan mengenai peubah bebas Q seperti dalam

  • 8/17/2019 BAB II MODUL C DESAIN EKSPERIMEN

    25/34

    regresi linear. 3ebagai misal, bila Q menyatakan besarnya biaya iklan dan F

     besarnya penjualan tahunan total, maka mungkin akan timbul pertanyaan apakah

     penurunan biaya iklan juga kemungkinan besar diikuti dengan penurunan nilai

     penjualan tahunan. Dalam kasus lain bila Q adalah umur suatu mobil bekas dan F

    nilai jual mobil tersebut, maka bayangkan nilai-nilai Q yang besar berpadanan

    dengan nilai-nilai F yang kecil dan sebaliknya nilai-nilai ? yang kecil berpaduan

    dengan nilai-nilai F yang besar analisis korelasi mencoba mengukur kekuatan

    hubungan antara dua peubah demikian melalui sebuah bilangann yang disebut

    koefisien korelasi.

    $oefisien korelasi linear adalah ukuran hubungan linear antara dua

     peubah acak Q dan F dan dilambangkan dengan r. 1adi r mengukur sejauh manan

    titik-titik menggerombol sekitar sebuah garis lurus.

  • 8/17/2019 BAB II MODUL C DESAIN EKSPERIMEN

    26/34

    demikian hanya dapat diamati bila pengaruh Q telah dikeluarkan. 0al ini tepat

    dicapai melalui apa yang disebut koefisien korelasi parsial contoh dilambangkan

    dengan r # yang mengukur korelasi antara F dan Q# sementara Q teap diperhatikan

    tetapi dibuat tetap. !ila koefisien korelasi biasa antara F dan Q , F dan Q#,

    masing-masing dilambangkan dengan r Z dan r Z#.

    .18.3. Pengujian 7ip!"esis !relasi

    >angkah-langkah pengujian hipotesis korelasi sebagai berikut:

    . erumusan hipotesis

    1ika diduga bahwa suatu 5ariabel mempunyai hubungan yang dengan 5ariasi

    lain, mak rumusan hipotesis adalah:

    a. 0o: [B, artinya tidak ada hubungan antara satu 5ariabel dengan 5ariabel

    yang positif dengan lainnya.

     b. 0i: [ PB, artinya hubungan positif dan signifikan antara 5ariabel satu

    dengan yang lainnya.

    #. 4entukan taraf nyata L, misalnya \.

    %. 4entukan titik kritis (daerah penerimaan atau penolakan 0o).

    4itik kritis dicari dengan bantuan tabel-t. Ailai t-tabel ditentukan berdasarkan

    tingkatan signifikasi yang digunakan dan derajat bebas, di mana dfn-#, yang

     besarnya tergantung pada jumlah sampel.

    '. !andingkan nilai thitung dengan ttabel.

    !ila thitungP ttabel, maka keputusan ada terima 0o.

    !ila thitungS ttabel, maka keputusan ada tolak 0o.

    '. $esimpulan.

    .18.%. !e9isien !relasi

    $oefisien korelasi adalah ukuran hubungan linear antara dua peubah Q

    dan F diduga koefisien korelasi contoh r, yaitu :

  • 8/17/2019 BAB II MODUL C DESAIN EKSPERIMEN

    27/34

    r n∑i=1  xiyi− ∑i−1  xi   ∑i=1  yi

    n∑n

     x12− ∑

    n

     x i

    2

    n∑n

     y12− ∑

    n

     y i

    2

      b  x

    $oefisien korelasi berganda contoh dilambangkan dengan ; y#

    didefenisikan seagai akar positif dan koefisien determinasi bargandanya.

    $oefisien korelasi parsial yaitu ukuran hubungan linear antara peubah R 

     peubah F dan Q# dengan Q dibuat tetap, diduga dengan koefisien korelasi parsialcontoh r Z#. yang didefnisikan sebagai :

    r Z#. r   −r 1 r

    12

    −   2 −   2

    nalisis korelasi adalah metode statistika yang digunakan untuk 

    menentukan kuatnya atau derajat hubungan linier antara dua 5ariabel atau lebih.

    3emakin nyata hubungan linier (garis lurus), maka semakin kuat atau tinggi

    derajat hubungan garis lurus antara kedua 5ariabel atau lebih. Ukuran untuk 

    derajat hubungan garis lurus ini dinamakan koefisien korelasi.

    $orelasi dilambangkan dengan r dengan ketentuan nilai r tidak lebih

    dari harga (-] r ] ). pabila nilai r - artinya korelasi negatif sempurnaE r B

    artinya tidak ada korelasiE dan r artinya korelasinya sangat kuat. !erikut

    7nterpresasi koefiesien korelasi nilai r dapat dilihat pada 4abel #.%.

    Ta+el 2.3. In"erpre"asi !e9isien !relasi Nilai r

    In"er

  • 8/17/2019 BAB II MODUL C DESAIN EKSPERIMEN

    28/34

    .11. Pengaru Pem+elajaran !n9lik !gni"i9 ,n"uk #eningka"kan

    emampuan Berpikir rea"i9 #a"ema"is Sis=a S#A1

    .11.1. Pen$auluan

    embelajaran matematika selama ini masih kurang melibatkan siswa

    dalam pembentukan pengetahuannya sendiri, siswa lebih banyak mendengarkan

    dan menerima pengetahuan yang disampaikan guru. 3iswa sangat tergantung pada

    cara guru dalam mengajar. 3iswa pasif sedangkan guru aktif. 3ebagian besar 

    aktifitas belajar matematika adalah bersifat berlatih menyelesaikan soal-soal.

    3ebagian besar peserta didik tampak mengikuti dengan baik setiap

     penjelasan atau informasi dari guru, siswa sangat jarang mengajukan pertanyaan

    kepada guru sehingga guru asyik sendiri menjelaskan apa yang telah

    disiapkannya, dan siswa hanya menerima saja yang disampaikan oleh guru.

    kan tetapi, tuntutan dalam dunia pendidikan sekarang ini sudah

     banyak berubah. Vuru bukan lagi sosok yang harus mengajar dalam arti

    memindahkan (transer ) pengetahuan yang dimilikinya ke dalam pikiran siswa,

    namun harus mendorong siswa untuk mencari sendiri pengetahuannya. 0al ini

    didasarkan pada teori belajar kontrukti5isme yang menyatakan bahwa

     pengetahuan yang kita peroleh adalah hasil kontruksi sendiri, sehingga tidak 

    mungkin mentransfer pengetahuan karena setiap orang membangun pengetahuan

     pada dirinya dan siswalah yang harus aktif dalam proses pembelajaran.

    *elalui pembelajaran konflik kognitif, siswa dituntut untuk 

    mengungkapkan konsepsinya mengenai materi yang diajarkan, sehingga siswa

    termoti5asi untuk membuktikan konsepsinya.

    .11.2. Tinjuan Pus"aka

    .11.2.1. !n9lik !gni"i9 

    $ontrukti5isme merupakan landasan berfikir pembelajaran konflik 

    kognitif, dalam filosofi ini pengetahuan dibangun dalam pikiran anak melalui

    asimilasi dan akomodasi dari pengetahuan awal yang dimiliki siswa dengan

  • 8/17/2019 BAB II MODUL C DESAIN EKSPERIMEN

    29/34

     pengetahuan baru yang diperoleh dari lingkungan sekitarnya, dalam pembelajaran

    dengan konflik kognitif ini siswa didorong untuk mampu mengkontruksi

     pengetahuan sendiri melalui pengalaman nyata dan interaksi dengan

    lingkungannya.

    !erdasarkan pandangan ahli kontrukti5isme seperti piaget dan 5ygotsky

    tentang pembelajaran, dapat diperoleh hal-hal berikut ini:

    . 3iswa mengkontruksi sendiri pengetahuan dan pemahaman mereka, atau

    dengan kata lain guru tidak dapat mengirimkan ide kepada siswa yang pasif.

    #. engetahuan dan pemahaman adalah unik bagi setiap siswa.

    %. $egiatan berfikir semenjak awal pembelajaran adalah unsur yang paling

     penting untuk belajar secara efektif.

    '. >ingkungan sosial budaya dari sebuah komunitas belajar matematika

     berinteraksi dengan ide matematika awal siswa dan sekaligus meningkatkan

     perkembangan ide matematika tersebut.

    . *odel-model untuk ide-ide matematika membantu siswa mengungkap dan

    mendiskusikan ide-ide matematika.

    . engajaran yang efektif merupakan kegiatan yang terpusat pada siswa.

    Dalam proses pembelajaran, siswa sering mengalami kebimbangan

    dalam menentukan solusi atau alasan terhadap suatu pertanyaan yang dihadapi

    apakah solusi yang ia berikan benar atau salah. Dalam pemberian solusi atau

    alasan terhadap suatu pertanyaan ini tentu dipengaruhi oleh kemampuan kognitif 

    yang dimiliki siswa.

    $onflik kognitif ini disadari atau tidak sering terjadi dalam proses

     belajar mengajar, hal ini karena kemampuan kognitif dari siswa juga materi yang

    sedang diajarkan. $onflik kognitif terjadi dalam proses belajar yaitu ketika terjadi

    ketidakseimbangan antara informasi atau pengetahuan yang telah dimiliki siswa

    dengan informasi yang dihadapi dalam suasana belajar.

    Dalam situasi konflik kognisi, siswa akan memanfaatkan kemampuan

    kognitifnya dalam upaya mencari justifikasi, konfirmasi, atau 5erifikasi terhadap

     pendapatnya. rtinya kemampuan kognitifnya memperoleh kesempatan untuk 

  • 8/17/2019 BAB II MODUL C DESAIN EKSPERIMEN

    30/34

    diberdayakan, disegarkan, atau dimantapkan, apalagi jika siswa tersebut masih

    terus berupaya.

    .11.2.2. Berpikir rea"i9 #a"ema"is

    !erpikir kreatif adalah berpikir secara konsisten dan terus menerus

    menghasilkan sesuatu yang kreatif=orisinil sesuai dengan keperluan. enelitian

    !rookfield menunjukkan bahwa orang kreatif biasanya:

    . 3ering menolak teknik yang standar dalam menyelesaikan masalah.

    #. *empunyai ketertarikan yang luas dalam masalah yang berkaitan maupun

    tidak berkaitan dengan dirinya.

    %. *ampu memandang suatu masalah dari berbagai perspektif.

    '. /enderung menatap dunia secara relati5e dan kontekstual, bukannya secara

    uni5ersal atau absolut.

    . !iasanya melakukan pendekatan trial and err!r   dalam menyelesaikan

     permasalahan yang memberikan alternatif, berorientasi ke depan dan bersikap

    optimis dalam menghadapi perubahan demi suatu kemajuan.

    *ar2ano mengatakan bahwa untuk menjadi kreatif seseorang harus:

    . !ekerja di ujung kompetensi bukan ditengahnya.

    #. 4injau ulang ide.

    %. *elakukan sesuatu karena dorongan internal bukan karena dorongan eksternal.

    '. ola pikir di5ergen = menyebar.

    . ola pikir lateral = imajinatif.

    !erdasarkan pada penjelasan di atas, dapat dirumuskan pengertian

     berpikir kreatif adalah jika seseorang dapat berpikir cepat, lancar, original dan

    elaborasi untuk menyelesaikan suatu masalah matematika, yang sifatnya

    menghasilakn sesuatu ide baru berdasarkan situasi yang diberikan, menemukan

     beberapa cara yang mungkin untuk menyelesaikan masalah matematika.

    .11.3. #e"!$e Peneli"ian

    enelitian ini merupakan penelitian mi+-meth!d. ,i+-meth!d   adalah

     perpaduan antara metode kualitatif dan kuantitatif dimana peneliti melakukan

  • 8/17/2019 BAB II MODUL C DESAIN EKSPERIMEN

    31/34

     perlakuan kepada subjek penelitian untuk selanjutnya ingin diketahui pengaruh

     perlakuan serta peneliti ingin mengetahui secara deskripsi dari perlakuan tersebut.

    3trategi penelitian mi+-meth!d  yang digunakan dalam penelitian ini merupakan

    strategi embedded   konkuren.  ,i+-meth!d   dengan strategi embedded   konkuren

    adalah mi+-meth!d   yang menggunakan prosedur-prosedur dalam penelitiannya

    mempertemukan atau menyatukan data kualitatif dan kuantitatif untuk 

    memperoleh analisis komprehensip dari masalah penelitian.

    Dalam strategi ini, pengumpulan dua jenis data dalam satu waktu,

    kemudian menggabungkannya menjadi satu informasi dalam interpretasi hasil

    keseluruhan. opulasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa 3*A /ahaya

    *adani !anten B!ardin"  Sch!!l .

    .11.%. 7asil Peneli"ian

    .11.%.1. 7asil Pre"es $an P!s"es >ang Diukur $engan Nilai ;ain

    Untuk melihat peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis

    siswa yang memperoleh pembelajaran konflik kognitif dan siswa yang

    memperoleh pembelajaran kon5ensional adalah dengan menghitung gain kedua

    kelompok dengan menggunakan rumus gain ternormalisasi. 3ebaran data skor 

    gain kemampuan berpikir kreatif matematis berdasarkan prasyarat (unggul dan

    asor) disajikan dalam 4abel #.'. berikut.

    Ta+el 2.%. Sk!r ;ain emampuan Berpikir rea"i9 #a"ema"is

    emampuan

    a=al sis=a

    elas Eksperimen elas !n"r!l

    ? S ? S,nggul B,+' B, B,# B,B

    As!r B,' B,% B,% B,

    T!"al B, B,#B B,'' B,+

    Dari 4abel terlihat bahwa rata-rata gain ternormalisasi kemampuan

     berpikir kreatif matematis siswa kelas eksperimen lebih besar daripada kelas

    kontrol. Untuk mengetahui apakah perbedaan skor rata-rata gain ternormalisasi

    siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol cukup signifikan atau tidak, maka data

  • 8/17/2019 BAB II MODUL C DESAIN EKSPERIMEN

    32/34

    diuji dengan menggunakan uji no5a dua jalur. 3ebelum dilakukan analisis uji

    ano5a, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas terhadap data

    skor gain ternomalisasi.

    .11.'. Pem+aasan

    .11.'.1. emampuan Berpikir rea"i9 #a"ema"is Sis=a ,nggul $an Sis=a

    As!r

    !erdasarkan analisis terhadap hasil rata-rata pretes kemampuan berpikir 

    kreatif matematis pada kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing adalah

    #B,#+ dan ',%. erbedaan nilai kemampuan awal berpikir kreatif matematis

    siswa secara keseluruhan berbeda. 0al ini menunjukkan bahwa kesiapan atau

    kemampuan awal berpikir kreatif matematis secara keseluruhan baik siswa pada

    kelas eksperimen maupun siswa pada kelas kontrol relatif tidak sama.

    dapun hasil analisis nilai rata-rata pretes siswa unggul dengan siswa

    asor baik pada kelas eksperimen maupun pada kontrol terlihat adanya perbedaan,

    rata-rata nilai pretes siswa unggul eksperimen #%,%E siswa asor eksperimen

    +,. ada kelas kontrol rata-rata nilai pretes siswa unggul #, dan siswa asor 

    ,%. 0al ini menunjukkan bahwa kemampuan awal berpikir kreatif matematis

    siswa unggul tidak sama dengan siswa asor. kan tetapi dari hasil analisis uji

    ano5a, perbedaan yang signifikan hanya terjadi pada hasil pretes siswa unggul

    eksperimen dengan siswa asor kontrol, untuk kelompok awal siswa lainnya tidak 

     berbeda signifikan.

    Dapat diambil kesimpulan bahwa kemampuan awal berpikir kreatif 

    matematis siswa secara keseluruhan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol

     berbeda. 3edangkan kemampuan awal berpikir kreatif matematis siswa unggul

    dan siswa asor tidak berbeda secara signifikan atau relatif berada pada kondisi

    awal yang sama kecuali pada siswa unggul eksperimen dengan siswa asor kontrol

     berbeda signifikan. 0al ini menunjukkan bahwa ada tingkat kreatif yang berbeda

    sebelum pembelajaran diberikan di kelas.

  • 8/17/2019 BAB II MODUL C DESAIN EKSPERIMEN

    33/34

    .11.'.2. emampuan Berpikir rea"i9 #a"ema"is Sis=a >ang Belajar

    $engan Pem+elajaran !n9lik !gni"i9 Ber$asarkan emampuan

    Pras>ara" Sis=a ,nggul $an As!r/

    !erdasarkan  analisis data postes dan data gain, kemampuan berpikir 

    kreatif matematis dengan uji ano5a dua jalur pada taraf signifikan B,B diperoleh

    hasil kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang belajar dengan

     pembelajaran konflik berdasarkan kemampuan prasyarat siswa (unggul dan asor)

    lebih baik daripada siswa yang belajar dengan pembelajaran kon5ensional. !aik 

    dari hasil postes ataupu dari gain, kemampuan berpikir kreatif matematis pada

    kelompok siswa unggul kelas eksperimen berbeda signifikan dengan kelompok 

    siswa lainnya (asor eksperimen, unggul kontrol dan asor kontrol), sedangkan pada

    kelompok siswa asor kelas eksperimen kemampuan atau peningkatannya tidak 

     berbeda signifikan dengan kelompok siswa unggul dan siswa asor kelas kontrol.

    0asil tersebut memberikan gambaran bahwa pembelajaran konflik 

    kognititf yang diterapkan cukup berpengaruh terhadap kemampuan berpikir 

    kreatif matematis terutama pada kelompok siswa unggul. 3edangkan pada

    kelompok siswa asor eksperimen terlihat dari jawaban V beralasan, dimana

    mereka menjawab lebih terinci dibandingkan dengan siswa kelas kontrol (unggul

    dan asor), ini memberikan gambaran dari pembelajaran konflik kognitif cukup

     pengaruh positif bagi kelompok siswa asor.

    0asil temuan lain selama proses pembelajaran bahwa siswa dapat

    memperluas wawasannya pada saat diskusi berlangsungE timbulnya konflik 

    kognitif sehingga mereka melakukan strategi berdiskusi untuk memperoleh

    informasi sesama temannya dan guru serta mencoba untuk menjelaskan

    temuannya kepada teman-temannya di kelas.

    .11.(. esimpulan

    !erdasarkan hasil penelitian, analisis data, temuan dan pembahasan

    tentang kemampuan pemahaman konsep dan berpikir kreatif matematis siswa

    yang belajar dengan pembelajaran konflik kognitif, diperoleh kesimpulan sebagai

     berikut:

  • 8/17/2019 BAB II MODUL C DESAIN EKSPERIMEN

    34/34

    . $emampuan berpikir kreatif matematis siswa unggul dan siswa asor sebelum

     pembelajaran dimulai pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berbeda

    signifikan. 3etelah pembelajaran diterapkan yaitu pembelajaran kognitif pada

    kelas eksperimen dan pembelajaran kon5ensional pada kelas kontrol terdapat

     perbedaan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa unggul dan siswa asor.

    Dimana nilai siswa pada kelas dengan pembelajaran konflik kognitif lebih baik 

    daripada siswa dengan pembelajaran kon5ensional.

    #. 4erdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis antara

    siswa yang belajar dengan pembelajaran konflik kognitif dan siswa yang

     belajar dengan pembelajaran kon5ensional. eningkatan kemampuan berpikir 

    kreatif matematis siswa yang belajar dengan pembelajaran konflik kognitif 

    lebih baik daripada siswa yang belajar dengan pembelajaran kon5ensional

    diukur dari kemampuan awal siswa (untuk kelompok unggul).