12
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Landasan Teori 1. Pembelajaran sejarah Belajar merupakan suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara konstan dan berbekas perubahan tingkah laku yang relative tetap yang terjadi karena latihan dan pengalaman (Winkel, 2004: 59). Nana Sudjana (1996: 5) mendefinisikan belajar sebagai proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar, sedangkan mengajar diartikan sebagai kegiatan dan mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar. Menurut Ensiklopedi Indonesia (1980: 434-435) belajar (learning) diartikan sebagai perubahan yang terjadi pada tingkah laku potensial yang secara relatif tetap dianggap sebagai hasil dari pengamatan latihan. Atas perumusan ini ditentukan: a. Tingkah laku potensia, dipergunakan untuk membedakan pengertian belajar dan prestasi 7

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A ... - …

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A ... - …

BAB II

LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

A. Landasan Teori

1. Pembelajaran sejarah

Belajar merupakan suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung

dalam interaksi dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan

dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-nilai sikap.

Perubahan itu bersifat secara konstan dan berbekas perubahan tingkah laku

yang relative tetap yang terjadi karena latihan dan pengalaman (Winkel, 2004:

59).

Nana Sudjana (1996: 5) mendefinisikan belajar sebagai proses yang

ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai

hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti

pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan,

kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang

belajar, sedangkan mengajar diartikan sebagai kegiatan dan mengorganisasi

lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat mendorong dan

menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar.

Menurut Ensiklopedi Indonesia (1980: 434-435) belajar (learning)

diartikan sebagai perubahan yang terjadi pada tingkah laku potensial yang

secara relatif tetap dianggap sebagai hasil dari pengamatan latihan. Atas

perumusan ini ditentukan:

a. Tingkah laku potensia, dipergunakan untuk membedakan pengertian

belajar dan prestasi

7

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A ... - …

b. Perubahan yang secara relatif tetap dimaksudkan untuk membedakan

dengan perubahan tingkah laku lain yang sifatnya sementara, seperti

perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh karena kelelahan atau

pemuasan kebutuhan yang sifatnya sementara

c. Latihan, dimaksudkan karena perubahan tingkah laku, dapat juga terjadi

bukan sebagai hasil belajar (latihan), melainkan karena proses kematangan

alamiah yang terjadi dengan wajar dan semestinya

d. Pengamatan, merupakan istilah teknis yang dicantumkan dalam perumusan

belajar, oleh karena belajar dianggap mengandung pemberian hadiah dan

hukuman.

Sedangkan belajar menurut ahli Cranbach (1954) seperti yang dikutip

dalam (Tumisem, 2008: 55) adalah proses perubahan tingkah laku dari tidak

tahu menjadi tahu. Perubahan tingkah laku tersebut terjadi akibat pengalaman

yang dialami individu setelah melakukan interaksi dengan lingkungan.

2. Hasil belajar

Keberhasilan proses belajar yang dialami oleh seseorang, tidak terlepas

dari beberapa faktor yang mempengaruhinya, baik yang berasal dari luar diri

individu maupun yang berasal dari dalam diri individu yang bersangkutan.

Faktor yang berasal dari dalam individu menurut Butler dalam (Tumisem,

2008: 256) adalah motivasi, organisasi, partisipasi, konfirmasi, pengulangan

dan aplikasi. Adapun yang berasal dari luar diri individu dapat dari bahan ajar,

pengajar ataupun lingkungan tempat dia belajar. Untuk mendapatkan hasil

belajar yang maksimal maka diperlukan perpaduan yang seimbang dari

individu dan luar individu.

8

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A ... - …

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002: 141) hasil belajar adalah

perubahan yang sebagai akibat dari kegiatan belajar yang telah dilakukan oleh

individu. Sedangkan Nana Sudjana (1991: 22) mendefinisikan hasil belajar

sebagai kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menemukan pengalaman

belajarnya. Ada 3 macam hasil belajar yaitu keterampilan dan kebiasaan,

pengetahuan dan pengertian serta sikap dan cita-cita hasil belajar, yakni:

informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap dan

keterampilan motoris.

Sri Rukmini dkk (1993: 60) menyebutkan bahwa hasil belajar

dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:

a. Faktor yang berasal dari individu yang sedang belajar

Faktor yang terdapat dalam individu dikelompokkan menjadi:

1) Faktor psikis, antara lain kognitif, afektif, psikomotor, campuran

kepribadian

2) Faktor fisik, antara lain indera, anggota badan, kelenjar tubuh, syaraf

dan organ-organ dalam tubuh.

Faktor psikis dan fisik ini keadaannya ada yang ditentukan oleh faktor

keturunan, ada yang oleh faktor lingkungan, dan ada yang ditentukan oleh

faktor keturunan maupun lingkungan.

b. Faktor yang berasal dari luar individu

Guru harus memperhatikan perbedaan individu dalam memberi

pelajaran kepada mereka. Supaya dapat menangani sesuai dengan kondisi

peserta didiknya untuk menunjang keberhasilan belajar, karena faktor-

9

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A ... - …

faktor yang mempengaruhi belajar peserta didik satu dengan lainnya

sangat berbeda.

Secara garis besar klasifikasi hasil belajar terbagi menjadi tiga ranah,

yaitu:

a. Ranah kognitif

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari

enam aspek yaitu pengetahuan, ingatan, pemahaman aplikasi, analisis,

sintesis, dan evaluasi.

b. Ranah afektif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri lima aspek yaitu

penerimaan, jawaban, atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi.

c. Ranah psikomotoris

Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan

kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yaitu gerakan

refleks, keterampilan gerak dasar, kemampuan persektual, keharmonisan

atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan

interpretatif.

Di antara ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang paling banyak

dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para

siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran (Nana Sudjana, 1991: 23).

3. Sejarah kolonialisme dan imperialisme di Indonesia

Sejarah adalah rekonstruksi masa lalu tentang apa saja yang mudah

diperkirakan, dikatakan, dirasakan dan dialami oleh orang (Kuntowijoyo,

1995: 6).

10

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A ... - …

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, yang ditulis oleh W.J.S.

Poerwadarminta menyebutkan bahwa sejarah mengandung tiga pengertian

sebagai berikut:

a. Sejarah berarti silsilah atau asal usul

b. Sejarah berarti kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa

lampau

c. Sejarah berarti ilmu pengetahuan cerita pelajaran tentang kejadian atau

peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau.

Moh. Ali dalam bukunya Pengantar Ilmu Sejarah memberi pengertian

sejarah sebagai berikut:

a. Jumlah perubahan-perubahan, kejadian atau peristiwa dalam kenyataan di

sekitar kita

b. Cerita tentang perubahan-perubahan kejadian atau peristiwa dalam

kenyataan di sekitar kita

c. Ilmu yang bertugas menyelidiki perubahan-perubahan kejadian atau

peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita.

Dari beberapa pengertian sejarah di atas, dapat disimpulkan sejarah

adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa atau

kejadian yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia.

4. Metode 3M (Membaca, Menulis Pertanyaan, dan Menjawab Pertanyaan)

Metode adalah cara teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai

maksud atau cara kerja yang bersistem untuk memudahkan sesuatu kegiatan

guru mencapai tujuan yang teratur. Metode pembelajaran sebagai cara dalam

menyajikan (menguraikan, memberi contoh, dan memberikan pelatihan),

11

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A ... - …

materi pembelajaran kepada peserta didik untuk mencapai kompetensi

tertentu. Metode pembelajaran biasa diistilahkan sebagai metode instruksional

yang berfungsi sebagai cara dalam penyajian (menguraikan, memberi contoh,

dan memberikan pelatihan) materi pelajaran kepada peserta didik untuk

mencapai tujuan tertentu (Tumisem, 2008: 7).

Metode membaca adalah cara yang diterapkan penulis terhadap peserta

didik untuk memahami materi yang disampaikan guru. Klein dkk (dalam

Farida Rahmi, 2005: 3) mengemukakan bahwa membaca merupakan suatu

proses. Maksudnya adalah informasi dari teks, dan pengetahuan yang dimiliki

oleh pembaca yang mempunyai peranan yang utama dalam membentuk

makna. Proses membaca merupakan perlakuan yang komplek, yang dimiliki

dua komponen kemahiran mengenal atau mengecam perkataan dan kemahiran

memahami apa yang dibaca (Marehaini Yusuf, 1989).

Metode menulis adalah cara yang digunakan penulis untuk mengetahui

kemampuan peserta didik dalam menyusun dan mengkomunikasi gagasan.

Menulis, menurut Takala (dalam Achmadi, 1990) adalah suatu proses

menyusun, mencatat, dan mengorganisasi makna dalam tataran ganda, bersifat

interaktif dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan

sistem tanda konvensional yang dapat dibaca. Dari batasan di atas dapat

disampaikan sejumlah unsur yang menyatu dalam kegiatan menulis, antara

lain: 1) penulis, 2) makna atau ide yang disampaikan, 3) batasan atau sistem

tanda konvensional sebagai medium penyampaian ide, 4) pembaca sasaran

(target reader), 5) tujuan (sesuatu yang diinginkan penulis terhadap gagasan

yang disampaikan pada pembaca, 6) adanya interaksi antara penulis dan

12

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A ... - …

pembaca lewat tulisan tersebut. Berdasarkan unsur-unsur di atas menulis,

adalah kegiatan menyusun dan mengkomunikasikan gagasan dengan medium

bahasa yang dilakukan penulis kepada pembaca sehingga terjadi interaksi

antara keduanya demi tercapainya suatu tujuan.

Proses belajar dengan menulis pertanyaan tentang hal baru akan lebih

efektif jika si pembelajar dalam kondisi aktif bukannya reseptif. Salah satu

cara untuk menciptakan kondisi pembelajaran seperti ini adalah dengan

menstimulir siswa untuk menyelidiki atau mempelajari sendiri materi

pembelajarannya. Strategi sederhana ini akan menstimulasi pengajuan

pertanyaan, yang mana merupakan kunci belajar. Menurut John Holt dalam

(Melvin L. Silberman, 2011: 26) proses belajar akan meningkat jika siswa

diminta untuk melakukan hal-hal berikut yaitu mengemukakan kembali

informasi dengan kata-kata mereka sendiri.

Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik

yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga

orang lain dapat memabca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka

memahami bahasa dan gambaran grafik itu (Tarigan, 1985: 21). Tujuan utama

menulis adalah untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Menulis sangat

penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir dan

menolong kita berpikir secara kritis.

Metode yang ketiga adalah menjawab pertanyaan sendiri. Pada tahap

ini disusun strategi bertanya untuk mendorong siswa untuk menjawab

pertanyaan sendiri. Menjawab adalah memberi jawaban atas pertanyaan atau

kritik, membalas, menyahuti, memenuhi atau menanggapi (KBI, 2003: 463).

13

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A ... - …

5. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang

berdasarkan paham konstruktivisme. Konstruktivisme berpandangan bahwa

pengetahuan diperoleh langsung oleh peserta didik berdasarkan pengalaman

dan hasil interaksi dengan lingkungan sekitar. Dalam proses pembelajaran ini

lebih ditekankan pada model belajar kolaboratif dengan kata lain, peserta didik

belajar dalam kelompok tidak seperti pada pembelajaran konvensional, bahwa

peserta didik belajar secara individu. Pembelajaran kooperatif merupakan

strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang

tingkat kemampuannya berbeda. Pembelajaran kooperatif merupakan model

pembelajaran yang terdiri dari siswa dengan berbagai aktivitas dan bekerja

sama dalam kelompok kecil untuk mencapai satu tujuan yang sama.

Menurut Erman Suherman (2003: 260) pembelajaran kooperatif

mencakup siswa yang bekerja dalam sebuah kelompok kecil untuk

menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas atau mengerjakan

sesuatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya. Anita Lie (2004: 29)

mengungkapkan bahwa model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan

sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur pembelajaran kooperatif

yang membedakannya dengan pembelajaran kooperatif dengan benar akan

menunjukkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif. Dalam model

pembelajaran kooperatif menurut Anita Lie terdapat lima unsur yaitu saling

ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi

antar anggota, dan evaluasii proses kelompok.

14

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A ... - …

Sedangkan menurut (Muslimin Ibrahim, 2006: 6) unsur-unsur dasar

pembelajaran kooperatif meliputi:

a. Setiap anggota kelompok beranggapan bahwa mereka sehidup

sepenanggungan bersama

b. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya

seperti miliki mereka sendiri

c. Siswa harus melihat bahwa anggota di dalamnya memiliki tujuan yang

sama

d. Siswa harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara

anggota kelompok

e. Siswa akan dievaluasi dan diberi penghargaan secara berkelompok

f. Siswa berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk dapat

belajar bersama selama pembelajaran

g. Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individu tentang

materi yang dipelajari dalam kelompok.

Sedangkan Johnson dan Johson (1984) mengemukakan empat elemen

dasar dalam pembelajaran kooperatif yang juga merupakan ciri-ciri belajar

kooperatif adalah 1) adanya saling ketergantungan secara positif, 2) adanya

interaksi tatap muka secara langsung, 3) adanya akuntabilitas individu, dan 4)

adanya keterampilan menjalin hubungan interpersonal. Keempat elemen dasar

dalam pembelajaran kooperatif yang dikemukakan Johnson dan Johnson

diuraikan oleh Scott (1992: 31) sebagai berikut:

15

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A ... - …

a. Saling ketergantungan positif, untuk mensukseskan pembelajaran secara

kooperatif, siswa harus memiliki persepsi “berenang atau tenggelam

bersama”

b. Adanya interaksi tatap muka secara langsung

Dalam pembelajaran kooperatif, siswa belajar dengan saling bertatap

muka, berhadapan dan berinteraksi secara langsung, dengan demikian

siswa harus mengembangkan komunikasi yang efektif dan efisien.

c. Adanya akuntabilitas (tanggung jawab individu)

Setiap anggota dalam kelomopk harus mempelajari materi secara tuntas.

d. Adanya keterampilan menjalin hubungan interpersonal

Dalam pembelajaran kooperatif keterampilan sosial seperti tenggang rasa,

bersikap sopan terhadap teman, mengkritik ide orang lain, berani

mengemukakan pendapat dan mempertahankan pendapat (ide) serta

berbagai keterampilan sosial lainnya.

B. Kerangka Berpikir

Pembelajaran melalui metode 3M (Membaca, Menulis pertanyaan, dan

Menjawab pertanyaan) menurut siswa terlibat secara aktif, menurut siswa

merencanakan konsep dan mengkomunikasikannya serta memotivasi untuk

berpikir kritis dalam proses sosial dengan siswa lain.

Kemampuan membaca, menulis, dan menjawab adalah kemampuan dsar

yang perlu dimiliki seorang siswa. Dengan memiliki kemampuan yaitu mendapat

informasi dari bacaan, dapat melukiskan atau menggambarkan dengan

menggunakan lambang-lambang dapat mengapresiasikan kemampuannya melalui

tanggapan yang disampaikan. Dengan kemampuan awal tersebut diharapkan siswa

16

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A ... - …

mampu menyampaikannya lagi melalui tulisan atau dalam bentuk komunikasi

dengan orang lain.

Berkaitan dengan hal tersebut, maka guru harus pandai dalam menentukan

suatu model pembelajaran, sebab keberhasilan pembelajaran sangat ditentukan

oleh kemampuan guru dalam mengelola kelas. Salah satu model pembelajaran

yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah 3M (Membaca, Menulis

pertanyaan, dan Menjawab pertanyaan) dengan pendekatan cooperative learning.

Secara singkat kerangka berpikir di atas dapat digambarkan sebagaimana bagan

berikut:

Guru: Belum menggunakan metode 3M

Siswa/hasil belajar siswa kelas VIII C SMP Negeri 1 Binangun

Kondisi awal

Siklus I Dalam pembelajaran menggunakan metode 3M

Guru: Menggunakan metode 3M

Tindakan

Diduga dengan menggunakan metode 3M dengan diskusi kooperatif, hasil belajar sejarah kelas VIII C dapat meningkat

Siklus II Dalam pembelajaran menggunakan metode 3M dengan diskusi kooperatif

Kondisi akhir

17

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A ... - …

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir seperti uraian di atas,

hipotesis tindakan dalam pengembangan pembelajaran ini adalah sebagai berikut:

melalui pembelajaran dengan metode 3M (Membaca, Menulis pertanyaan, dan

Menjawab pertanyaan) dengan pendekatan diskusi kooperatif hasil belajar siswa

kelas VIII C SMP Negeri 1 Binangun dapat meningkat.

18