23
11 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Humas 1. Pengertian Humas Secara Umum Public Relations yang biasa ditulis dengan singkat PR, juga lazim disebut Purel atau Hubungan Masyarakat, masih merupakan bidang baru terutama di Indonesia. Perkembangan public relations mempunyai hubungan yang erat sekali dengan kemajuan-kemajuan dalam masyarakat diberbagai bidang. Kemajuan-kemajuan dalam bidang tersebut ternyata telah menimbulkan masalah-masalah baru yang dapat menghalangi tercapainya tujuan mereka masing-masing. Kemajuan-kemajuan dalam bidang pendidikan misalnya, dapat membuat manusia semakin dinamis dan kritis, ingin mempertahankan pendapatnya dan berbuat menurut pendiriannya dan sebagainya, baik secara individual maupun secara kelompok. Hal ini dapat menimbulkan pertentangan-pertentangan dan seluruh keadaan dapat dikacaukan. 1 Banyak sekali definisi tentang humas, untuk mengantisipasi definisi yang beragam tersebut Internasional Public Relations Association (IPRA) yakni persatuan para ahli dan praktisi public relation (humas) memberikan definisi humas adalah fungsi manajemen yang khas yang 1 Oemi Abdurrachman, Dasar-Dasar Public Relations (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1995), 11.

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Humas 1

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Humas 1

11

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Tentang Humas

1. Pengertian Humas Secara Umum

Public Relations yang biasa ditulis dengan singkat PR, juga lazim

disebut Purel atau Hubungan Masyarakat, masih merupakan bidang baru

terutama di Indonesia. Perkembangan public relations mempunyai

hubungan yang erat sekali dengan kemajuan-kemajuan dalam masyarakat

diberbagai bidang. Kemajuan-kemajuan dalam bidang tersebut ternyata

telah menimbulkan masalah-masalah baru yang dapat menghalangi

tercapainya tujuan mereka masing-masing. Kemajuan-kemajuan dalam

bidang pendidikan misalnya, dapat membuat manusia semakin dinamis

dan kritis, ingin mempertahankan pendapatnya dan berbuat menurut

pendiriannya dan sebagainya, baik secara individual maupun secara

kelompok. Hal ini dapat menimbulkan pertentangan-pertentangan dan

seluruh keadaan dapat dikacaukan.1

Banyak sekali definisi tentang humas, untuk mengantisipasi

definisi yang beragam tersebut Internasional Public Relations Association

(IPRA) yakni persatuan para ahli dan praktisi public relation (humas)

memberikan definisi humas adalah fungsi manajemen yang khas yang

1 Oemi Abdurrachman, Dasar-Dasar Public Relations (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1995),

11.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Humas 1

12

mendukung pembinaan dan pemeliharaan jalur bersama antara organisasi

dengan publiknya mengenai komunikasi, pengertian, penerimaan dan

kerjasama, melibatkan penerangan dan tanggapan dalam hubungan dengan

opini publik; menetapkan dan menekankan tanggung jawab manajemen

untuk melayani kepentingan umum; menopang manajemen dalam

mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, bertindak sebagai

sistem peringatan yang dini dalam membantu kecenderungan; dan

menggunakan penelitian serta tekhnik komunikasi yang sehat dan etis

sebagai sarana utama.2

Definisi tersebut di atas adalah definisi yang paling lengkap dan

akomodatif terhadap perkembangan dan dinamika Humas/PR. Sayangnya

para ahli PR/Humas menanggapi definisi yang dirumuskan oleh Dr. Rex

Harlow dalam bukunya yang berjudul “A Model for Publik Relations

Education for Professional Practices” yang diterbitkan oleh IPRA tersebut

terlalu panjang. Oleh karena itu maka wakil dari pakar Humas/Public

Relations dari negara maju mengadakan pertemuan di Mexico City pada

bulan Agustus 1978. Pertemuan tersebut menghasilkan definisi Humas

yang lebih singkat dan dinamakan The Statement of Mexico. Definisi

tersebut berbunyi; “Praktik Public Relations adalah seni dan ilmu

pengetahuan sosial yang dapat dipergunakan untuk menganalisis

kecenderungan, memprediksi konsekuensi-konsekuensinya, menasehati

para pemimpin organisasi, dan melaksanakan program yang terencana

2 Zulkarnain Nasution, Manajemen Humas Di Lembaga Pendidikan (Malang: UMM Press, 2010),

11.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Humas 1

13

mengenai kegiatan-kegiatan yang melayani, baik untuk kepentingan

organisasi maupun kepentingan publik atau umum.3

Frasa “menganalisis kecenderungan” mengisyaratkan bahwa

dalam humas kita juga perlu menerapkan teknik-teknik penelitian ilmu

sosial dalam merencanakan suatu program atau kampanye kehumasan.

Definisi tersebut juga menyejajarkan aspek-aspek kehumasan dengan

aspek-aspek ilmu sosial dari suatu organisasi, yakni menonjolkan

tanggung jawab organisasi kepada kepentingan publik atau kepentingan

masyarakat luas. Setiap organisasi dinilai berdasarkan sepak terjangnya.

Humas itu jelas berkaitan dengan niat baik dan reputasi.4

2. Humas di Lingkungan Sekolah

Menurut Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, kegiatan mengatur hubungan sekolah dengan

masyarakat meliputi beberapa hal sebagai berikut:5

1. Mengatur hubungan sekolah dengan orangtua murid.

2. Memelihara hubungan baik dengan dewan pendidikan dan komite

sekolah.

3. Memelihara dan mengembangkan hubungan sekolah dengan lembaga-

lembaga pemerintah, swasta, dan organisasi sosial.

3 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2007), 17. 4 Mulyono, Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,

2009), 203-204. 5 Sri Minarti, Manajemen Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri (Jogjakarta:

Ar-Ruzz Media, 2011), 285.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Humas 1

14

4. Memberi pengertian kepada masyarakat tentang fungsi sekolah,

melalui bermacam-macam teknik komunikasi dan mendatangkan

sumber.

Tinjauan yang lain menekankan bahwa sekolah itu mesti berada di

tengah-tengah masyarakat. Karena itu sekolah mau tidak mau harus

berhubungan dengan masyarakat. Hubungan ke luar ini dapat ditinjau

dari dua segi:

1). Hubungan dinas (dengan instansi atasan)

Hubungan kedinasan antara lain tampak dalam hal penyampaian

laporan tertulis mengenai bermacam-macam data dan kegiatan sekolah itu.

Kadang-kadang hubungan itu berupa melayani kunjungan pejabat

pendidikan dalam rangka kegiatan supervisi.

2). Hubungan dan kerja sama dengan pihak lain di luar ketentuan atasan.

Selanjutnya ditambahkan bahwa berbagai hubungan dan kerja sama

dengan pihak lain meliputi:

1. Hubungan dengan BP 3.

2. Kerja sama dengan sekolah-sekolah lain.

3. Hubungan dengan organisasi guru, yakni organisasi profesional yang

ada ialah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

Sesuai dengan pengertian public relations yang mana dapat

dibedakan antara eksternal dan internal public relations maka kegiatan

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Humas 1

15

publisitas sekolah pun tidak hanya ditujukan kepada publik di luar

sekolah, tetapi ditujukan pula kepada publik dalam lingkungan sekolah

sendiri yaitu kepada para guru, pegawai sekolah dan seluruh murid.6

Menurut Stewart Harral dalam bukunya Tested Public Relations

for School mengemukakan pendapatnya secara lebih terperinci, sebagai

berikut:

Pada garis besarnya berarti bahwa kegiatan Humas di sekolah tidak

cukup hanya menginformasikan fakta-fakta tertentu dari sekolah itu,

melainkan juga:

1. Melaporkan tentang pikiran-pikiran yang berkembang dalam

masyarakat tentang masalah pendidikan.

2. Membantu kepala sekolah bagaimana usaha untuk memperoleh

bantuan dan kerja sama.

3. Menyusun rencana bagaimana cara-cara memperoleh bantuan.

4. Menunjukkan pergantian keadaan pendapat umum.7

Selanjutnya dalam buku “Manajemen Pendidikan di Sekolah” yang

dikeluarkan oleh Direktorat Pendidikan Guru dan Tenaga Teknik

Depdikbud RI (1982) kegiatan humas di sekolah disebutkan sebagai

komunikasi intern dan komunikasi ektern. Dalam komunikasi intern

terjadi hubungan antara unsur-unsur: kepala sekolah, guru-guru, pagawai

dan siswa. Sedangkan komunikasi ekstern mengutamakan hubungan

6 Ibid., 160-161. 7 Ibid., 162.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Humas 1

16

sekolah dengan orang tua murid yang tergabung dalam organisasi BP3

(Badan Pembantu Penyelenggaraan Pendidikan) dan komunikasi dengan

masyarakat pada umumnya.8

Sesuai dengan pengertian public relations yang mana dapat

dibedakan antara eksternal dan internal public relations maka kegiatan

publisitas sekolah pun tidak hanya ditujukan kepada publik di luar

sekolah, tetapi ditujukan pula kepada publik dalam lingkungan sekolah

sendiri yaitu kepada para guru, pegawai sekolah dan seluruh murid.9

Menurut Stewart Harral dalam bukunya Tested Public Relations

for School mengemukakan pendapatnya secara lebih terperinci, sebagai

berikut:

Pada garis besarnya berarti bahwa kegiatan Humas di sekolah tidak

cukup hanya menginformasikan fakta-fakta tertentu dari sekolah itu,

melainkan juga:

5. Melaporkan tentang pikiran-pikiran yang berkembang dalam

masyarakat tentang masalah pendidikan.

6. Membantu kepala sekolah bagaimana usaha untuk memperoleh

bantuan dan kerja sama.

7. Menyusun rencana bagaimana cara-cara memperoleh bantuan.

8. Menunjukkan pergantian keadaan pendapat umum.10

8 Ibid. 9 Ibid., 161-162. 10 Ibid., 162.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Humas 1

17

Selanjutnya dalam buku “Manajemen Pendidikan di Sekolah” yang

dikeluarkan oleh Direktorat Pendidikan Guru dan Tenaga Teknik

Depdikbud RI (1982) kegiatan humas di sekolah disebutkan sebagai

komunikasi intern dan komunikasi ektern. Dalam komunikasi intern

terjadi hubungan antara unsur-unsur: kepala sekolah, guru-guru, pagawai

dan siswa. Sedangkan komunikasi ekstern mengutamakan hubungan

sekolah dengan orang tua murid yang tergabung dalam organisasi BP3

(Badan Pembantu Penyelenggaraan Pendidikan) dan komunikasi dengan

masyarakat pada umumnya.11

3. Penggolongan Jenis-Jenis Kegiatan Humas di Sekolah

Menurut Don Begin (1984) public relations dapat dibedakan

menjadi external public relations (humas ke luar) dan internal public

relations (humas ke dalam). Oleh karenanya di sekolah dikenal adanya

kegiatan publisitas ke luar dan publisitas ke dalam.12

Di bawah ini akan diuraikan secara terperinci berbagai jenis

kegiatan humas yang dipandang perlu dilaksanakan oleh sekolah baik

yang eksternal maupun internal.

1. Kegiatan Eksternal

Kegiatan eksternal selalu berhubungan atau ditujukan pada publik

atau masyarakat di luar warga sekolah. Ada dua kemungkinan yang bisa

dilakukan, yakni secara langsung (tatap muka) dan tidak langsung.

Kegiatan tatap muka, misalnya rapat bersama dengan pengurus komite

11 Ibid. 12 Ibid.,163.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Humas 1

18

sekolah setempat, berkonsultasi dengan tokoh-tokoh masyarakat, melayani

kunjungan tamu, dan sebagainya. Sedangkan eksternal tidak langsung

adalah kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat melalui perantaraan

media tertentu, misalnya telepon, internet, faksmili, TV, radio,

majalah/buletin sekolah, mading sekolah, media cetak umum, dan lain

sebagainya.13

2. Kegiatan Internal

Kegiatan Internal merupakan publisitas yang sasarannya tidak lain

adalah warga sekolah yang bersangkutan, yakni para pendidik, tenaga tata

usaha, dan seluruh siswa. Pada prinsipnya kegiatan internal bertujuan

untuk:

1. Memberi penjelasan tentang kebijaksanaan penyelenggaraan sekolah,

situasi dan perkembangannya.

2. Menampung sarana-sarana dan pendapat-pendapat dari warga sekolah

dalam hubungannya dengan pembinaan dan pengembangan sekolah.

3. Dapat memelihara hubungan yang harmonis dan terciptanya kerja

sama antara warga sekolah sendiri.

4. Kegiatan internal dapat dibedakan atas kegiatan langsung (tatap muka)

dan tidak langsung (melalui media tertentu).14

Kegiatan langsung ini dapat berupa antara lain:

1. Rapat dewan guru

13 Minarti, Manajemen Sekolah.,295. 14 Suryosubroto, Manajemen Pendidikan., 168.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Humas 1

19

2. Upacara sekolah

3. Karyawisata/ rekreasi bersama

4. Penjelasan lisan pada berbagai kesempatan yang ada misalnya pada

pertemuan arisan, swalayan, dan sebagainya.15

Sedangkan mengenai kegiatan yang tidak langsung dapat

disebutkan antara lain:

1. Penyampaian informasi melalui surat edaran.

2. Penggunaan papan pengumuman di sekolah.

3. Penyelenggaraan majalah dinding.

4. Menerbitkan buletin sekolah untuk dibagikan warganya.

5. Pemasangan iklan/ pemberitahuan khusus melalui mass media pada

kesempatan-kesempatan tertentu.

6. Kegiatan tatap muka lain yang tidak bersifat rutin seperti pentas seni,

acara tutup tahun, dan sebagainya.16

Berdasar uraian-uraian tersebut maka kegiatan humas di sekolah

baik yang bersifat eksternal maupun internal, kedua-duanya meminta

perhatian istimewa dari kepala sekolah. Kegiatan humas demikian bisa

berjalan baik apabila didukung oleh beberapa faktor yakni:

1. Adanya program dan perencanaan yang sistematis.

2. Tersedia basis dokumentasi yang lengkap.

3. Tersedia tenaga terampil, alat sarana dan dana yang memadai.

15 Ibid. 16 Ibid.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Humas 1

20

4. Kondisi organisasi sekolah yang memungkinkan untuk meningkatkan

kegiatan kehumasan ini.17

B. Tinjauan Tentang Hubungan Sekolah dengan Masyarakat

1. Pengertian Hubungan dengan Masyarakat

Hubungan masyarakat merupakan terjemahan dari “public

relation”. Relation adalah hubungan dan public adalah masyarakat (bukan

society). Dalam hal ini masyarakat dikaitkan dengan faktor-faktor

kepentingan bersama. Jadi kegiatannya ditujukan kepada public intern

(karyawan) dan public ekstern (orang di luar organisasi).18

Sekolah adalah merupakan sistem terbuka terhadap lingkungannya

termasuk masyarakat pendukungnya. Sebagai sistem terbuka sudah jelas ia

tidak dapat mengisolasi diri, sebab bila hal ini ia lakukan berarti ia menuju

keambang kematian, akibat menentang kewajaran hukum alam. Sebagai

sistem terbuka, sekolah selalu membukakan pintu terhadap kehadiran

warga masyarakat, terhadap ide-ide mereka, terhadap kebutuhan-

kebutuhan mereka, dan terhadap nilai-nilai yang ada di masyarakat.

Sebaliknya masyarakat juga membuka diri untuk dimasuki oleh aktivitas-

aktivitas sekolah. Sekolah juga dapat belajar dari masyarakat, guru-guru

dan para siswa dapat mencari pengalaman, belajar, dan praktek di

masyarakat. Antara sekolah dan masyarakat terjadi komunikasi dua arah

untuk bisa saling memberi dan menerima.19

17 Ibid., 169. 18 Munifah, Manajemen Pendidikan dan Implementasinya (Kediri: STAIN Kediri Press, 2009),

157. 19 Made Pidarta, Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 1992),322.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Humas 1

21

Hubungan dengan masyarakat berarti komunikasi sekolah dengan

masyarakat, ialah mengkomunikasikan masalah-masalah pendidikan baik

yang bersumber dari sekolah maupun yang bersumber dari masyarakat.

Komunikasi inilah merupakan pintu-pintu keterbukaan sekolah terhadap

masyarakat, pintu-pintu yang menghubungkan sekolah sebagai sistem

dengan masyarakat sebagai suprasistemnya.20

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa hubungan dengan

masyarakat bagi suatu sekolah adalah hubungan dua arah antara sekolah

dengan masyarakat untuk memusyawarahkan ide-ide dan informasi-

informasi tertentu yang berguna bagi peningkatan pendidikan. Hubungan

dengan masyarakat ini didasarkan kepada ketentuan bahwa (1) masyarakat

adalah salah satu penanggung jawab sekolah, (2) proses belajar serta

media pendidikan juga terjadi dan ada di masyarakat, dan (3) masyarakat

menaruh perhatian terhadap pendidikan putra-putranya.21

2. Pentingnya Hubungan Sekolah dan Masyarakat

Pentingnya hubungan dengan masyarakat yaitu sekolah bisa

mawas diri karena masyarakat tahu tentang sekolah dan prestasinya,

masyarakat ikut berpartisipasi mewujudkan cita-cita sekolah sebab sesuai

dengan kebutuhannya, dan sekolah lebih mudah dapat bantuan dan dana

masyarakat serta dukungan dalam mewujudkan cita-cita pemerintah.22

Beberapa pandangan filosofis tentang hakikat sekolah itu sendiri

dan hakikat masyarakat, dan bagaimana hubungan antara keduanya.

20 Ibid., 327. 21 Ibid., 328. 22 Ibid., 329.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Humas 1

22

1. Sekolah adalah bagian yang integral dari masyarakat, ia bukan

merupakan lembaga yang terpisah dari masyarakat.

2. Hak hidup dan kelangsungan hidup sekolah bergantung pada

masyarakat.

3. Sekolah adalah lembaga sosial yang berfungsi untuk melayani

anggota-anggota masyarakat dalam bidang pendidikan.

4. Kemajuan sekolah dan kemajuan masyarakat saling

berkorelasi; keduanya saling membutuhkan.

5. Masyarakat adalah pemilik sekolah; sekolah ada karena

memerlukannya.23

Betapa pentingnya hubungan sekolah dan masyarakat itu, terutama

di negara kita, dapat pula ditinjau dari sudut pandangan historis, sebagai

berikut:

1. Dari sejarah kita mengetahui bahwa pada zaman kolonial

Belanda dahulu, sekolah-sekolah sengaja diisolasikan dari

kehidupan masyarakat sekitarnya.

2. Dalam zaman kemerdekaan ini sekolah merupakan lembaga

pendidikan yang seharusnya mendidik generasi muda untuk

hidup di masyarakat.

3. Sekolah haruslah merupakan tempat pembinaan dan

pengembangan pengetahuan dan kebudayaan yang sesuai dan

dikehendaki oleh masyarakat tempat sekolah itu didirikan.

23 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya,

1998), 188..

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Humas 1

23

4. Pentingnya hubungan sekolah dan masyarakat dapat pula

dikaitkan dengan semakin banyaknya isu yang berupa kritik-

kritik dari masyarakat tentang tidak sesuainya produk sekolah

dengan kebutuhan pembangunan, bahwa lulusan sekolah

merupakan produk yang tidak siap pakai, semakin

membengkaknya jumlah anak putus sekolah (dropouts), makin

banyaknya pengangguran , dan sebagainya. Meskipun hal-hal

tersebut merupakan masalah yang kompleks, dan untuk

memecahkan masalah-masalah itu bukan semata-mata

merupakan tanggung jawab sekolah, dengan meningkatkan

keefektifan hubungan sekolah dan masyarakat beberapa

masalah tersebut dapat dikurangi.24

Pentingnya PR/humas adalah untuk membantu saling pengertian

antar organisasi, melaksanakan kerja sama antar-organisasi dengan

masyarakat, dan untuk kepentingan bersama. Oleh sebab itu, humas

difungsikan sebagai media dalam menjembatani antara sekolah dan

masyarakat yang nanti sekolah sebagai lembaga sosial yang

diselenggarakan dan dimiliki oleh masyarakat, harus memenuhi kebutuhan

masyarakatnya. Sekolah mempunyai kewajiban secara legal dan moral

untuk selalu memberikan penerangan kepada masyarakat tentang tujuan-

tujuan, program-program, kebutuhan, harapan, dan tuntutan

masyarakatnya. Semakin majunya pengertian masyarakat akan pentingnya

24 Ibid., 189.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Humas 1

24

pendidikan anak-anaknya merupakan kebutuhan vital bagi sekolah dan

masyarakat untuk menjalin kerja sama. Kerja sama tersebut dimaksudkan

demi kelancaran pendidikan di sekolah pada umumnya, dan untuk

meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada khususnya.25

3. Tujuan Hubungan Sekolah dan Masyarakat

Hubungan sekolah dan masyarakat dilakukan untuk menjembatani

kebutuhan yang dibutuhkan oleh sekolah dan masyarakat itu sendiri.

Sekolah melakukan komunikasi dengan masyarakat agar memahami

kebutuhan pendidikan dan pembangunan masyarakat. Hubungan sekolah

dan masyarakat dapat dikatakan sebagai usa kooperatif untuk menjaga dan

mengembangkan saluran informasi dua arah yang efisien serta saling

pengertian antara sekolah, personil sekolah, dan anggota masyarakat.26

Secara lebih konkret, tujuan diselenggarakannya hubungan sekolah

dan masyarakat adalah:

1. Mengenalkan pentingnya sekolah bagi masyarakat.

2. Mendapatkan dukungan dan bantuan moral maupun finansial

yang diperlukan bagi pengembangan sekolah.

3. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang isi dan

pelaksanaan program sekolah.

4. Memperkaya atau memperluas program sekolah sesuai dengan

perkembangan dan kebutuhan masyarakat.

25Minarti, Manajemen Sekolah.,283. 26 Rohiat, Manajemen Sekolah-Teori Dasar dan Praktik (Bandung: PT Refika Aditama, 2012), 28.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Humas 1

25

5. Mengembangkan kerja sama yang lebih erat antara keluarga

dan sekolah dalam mendidika anak-anak.27

Menurut Elsbree dan McNally bermacam-macam tujuan seperti

dikelompokkan di atas dapat dikelompokkan menjadi tiga tujuan pokok,

yaitu:

1. Untuk mengembangkan mutu belajar dan pertumbuhan anak-

anak.

2. Untuk mempertinggi tujuan-tujuan dan mutu kehidupan

masyarakat.

3. Untuk mengembangkan pengertian, antusiasme masyarakat

dalam membantu pendidikan yang diselenggarakan oleh

pemerintah.28

4. Prinsip Hubungan Antara Sekolah dan Masyarakat

Beberapa prinsip sebagai pedoman dalam melaksanakan program

antara sekolah dan masyarakat. Sembilan prinsip yang diajukan oleh

Elsbree, ialah:

1. Ketahuilah apa yang anda yakini.

2. Laksanakanlah program pendidikan anda dan bersabarlah dengan

masyarakat.

3. Ketahuilah masyarakat anda.

4. Adakanlah survey mengenai masyarakat di daerah anda.

5. Pelajarilah masyarakat dan daerah anda melalui dokumen-dokumen.

27 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

1998), 190. 28 Ibid., 191.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Humas 1

26

6. Jadilah anggota organisasi-organisasi dalam masyarakat.

7. Adakanlah kunjungan ke rumah orang tua murid.

8. Layanilah masyarakat di daerah anda.

9. Doronglah masyarakat itu untuk melayani sekolah.29

Selain prinsip di atas, agar kegiatan humas dapat dilaksanakan dengan

baik, terdapat beberapa asas yang perlu diperhatikan sebagai pedoman.

Menurut Ibnoe Syamsi terdapat enam asas kegiatan humas, yakni:

1. Asas pemberitaan resmi dan objektif.

2. Asas pemantauan keberesan intern instansi.

3. Asas pertimbangan dan pengusahaan dukungan publik.

4. Asas pelangsungan hubungan.

5. Asas pemerhatian opini publik.

6. Asas peningkatan mutu dan kegiatan.30

5. Langkah-langkah Humas dalam Membangun Hubungan dengan

Masyarakat

Agar hubungan sekolah dan masyarakat dapat ditingkatkan, maka

perlu teknik-teknik untuk mencapai sasaran yang diinginkan, yang bisa

dikembangkan dengan kreativitas. Teknik-teknik tersebut menurut

Indrafachrudi adalah:

1. Group Meeting (Temu Fakta)

29 Soekarto Indrafachrudi, Manajemen dan Organisasi Sekolah (Malang: IKIP Malang, 1989),

229. 30 B. Suryosubroto, Humas dalam Dunia Pendidikan., 8.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Humas 1

27

Melalui pertemuan ini masyarakat akan memperoleh bukti-bukti

tentang sekolah itu secara langsung. Sebaliknya sekolah akan memperoleh

ide-ide dan pengetahuan dari masyarakat dan persatuan akan terbina

karena terpupuknya paham yang sama dalam mendidik anak. Tekhnik

pertemuan kelompok ini terdiri dari temu fakta, pertemuan diskusi, dan

bekerja sambil bermain.

2. Face to Face (Pertemuan dengan Tatap Muka)

Pertemuan yang berlangsung antara dua orang dengan pokok

pembicaraan menurut minat dan kepentingan masing-masing. Tekhnik ini

terdiri dari kunjungan rumah, laporan kepada orang tua, dan laporan ini

perlu dikombinasi dengan pertemuan pribadi.

3. Observation and Partisipation (Observasi dan Partisipasi)

Masyarakat atau orang tua perlu menyaksikan atau melibatkan

dirinya pada proses pendidikan dalam suatu sekolah. Tekhnik ini bisa

dikembangkan dengan orang tua sebagai observer, orang tua sebagai

peserta (partisipasi), dan ibu pembantu kelas.

4. The Written Word (Laporan Tertulis)

Tekhnik ini tidak banyak membutuhkan waktu persiapan atau

mudah dilaksanakan, serta dapat menghemat biaya, waktu dan tempat.

Tekhnik ini bisa berbentuk catatan berita gembira (individual), berita

dalam surat (umum), pamflet kecil, permulaan sekolah, dan beberapa

contoh materi tentang anak.31

31 Munifah, Manajemen Pendidikan., 160.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Humas 1

28

C. Bentuk Keberhasilan Pelaksanaan Program Humas dalam Membangun

Hubungan dengan Masyarakat

Cara-cara dan alat-alat yang dipakai oleh sekolah untuk melakukan

hubungan dengan masyarakat ialah (1) melalui aktivitas para siswa, (2)

aktivitas guru-guru, (3) ekstrakurikuler, (4) kunjungan masyarakat atau orang

tua siswa ke sekolah, (5) melalui media massa, dan (6) pertemuan dengan

kelompok masyarakat yang menaruh perhatian kepada pendidikan di

sekolah.32

Adapun teknik-teknik kerja sama sekolah dengan masyarakat yaitu:

a. Melalui Badan Pembantu Penyelenggaraan Pendidikan (BP3)

BP3 adalah organisasi yang beranggotakan orang tua siswa atau anggota

masyarakat yang mempunyai minat terhadap suatu sekolah. Biasanya, setiap

sekolah memiliki satu organisasi BP3. Jadi, seorang anggota masyarakat dapat

menjadi anggota BP3 di beberapa sekolah. Melalui BP3 diharapkan bantuan

dari masyarakat datang, misalnya berupa uang, alat pendidikan, gedung, dan

barang keperluan sekolah. Bantuan tersebut dapat diberikan langsung kepada

pengurus BP3, untuk diteruskan kepada sekolah.

b. Melalui Konsultasi

Sekolah dapat mengadakan konsultasi dengan seorang ahli yang ada di

masyarakat, misalnya tentang siswa yang mengalami hambatan. Untuk itu,

guru dapat langsung berkonsultasi dengan dokter, psikolog, dan sebagainya.

32 Pidarta, Supervisi Pendidikan.,347.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Humas 1

29

Hasil konsultasi tersebut dipakai sebagai pedoman pembinaan siswa di

sekolah.

c. Melalui Surat-menyurat

Untuk mengatasi siswa nakal, misalnya pihak sekolah dapat meminta

saran kepada seorang ahli jiwa atau ahli pendidikan yang ada di masyarakat.

Saran-saran tersebut, antara lain dapat dilakukan melalui surat-menyurat.

Hasilnya dapat dipakai sebagai pedoman pembinaan siswa.

d. Melalui Rapat Bersama

Sekolah dapat mengundang organisasi atau perseorangan yang bersimpati

terhadap pendidikan untuk rapat bersama dalam rangka membahas suatu

masalah. Rapat tersebut dipimpin oleh kepala sekolah atau ahli yang ditunjuk.

Dalam rapat itu, misalnya dibahas tentang pendidikan lingkungan agar tercipta

pendidikan yang baik atau masalah-masalah lain, seperti cara penanganan

masalah kenakalan remaja.

e. Melalui Basar Sekolah

Pada akhir tahun ajaran sekolah dapat mengadakan basar yang

memamerkan hasil-hasil karya para siswa, misalnya karya tulis, karya seni,

dan karya keterampilan. Basar dapat dipakai sebagai arena komunikasi dengan

masyarakat, sekaligus mencari dana untuk perkembangan pendidikan di

sekolah. Basar dapat dikelola para guru bersama siswa atau mengikutsertakan

anggota masyarakat. Dalam arena basar anggota masyarakat dapat membeli

barang-barang hasil karya siswa. Hasil basar tersebut dapat digunakan untuk

kepentingan sekolah.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Humas 1

30

f. Melalui Penyusunan Program Bersama

Biasanya, sekolah memiliki program tahunan, baik bersifat kurikuler

maupun kokurikuler. Tentu saja program sekolah tersebut disodorkan terlebih

dahulu kepada masyarakat. Kemudian, masyarakat diminta untuk menyusun

program lain yang menunjang program sekolah atau program tambahan untuk

mengisi waktu senggang siswa di waktu sore atau malam. Penyususnan

program bersama sangat penting agar tidak terjadi pemborosan tenaga, biaya,

dan program yang tumpang tindih.

g. Melalui Ceramah

Sekolah dapat mengundang seorang ahli untuk memberikan ceramah di

sekolah, misalnya mengenai program keluarga berencana atau pokok bahasan

lain yang diperlukan siswa. Pokok bahasan yang dipilih sebaiknya

permasalahan yang sedang berkembang di masyarakat.

h. Melalui Radio dan Televisi

Saat ini masyarakat terbiasa dengan media radio dan televisi. Kerja sama

masyarakat dengan sekolah dapat dilakukan melalui media radio dan televisi

karena melalui media tersebut sekolah dapat menyampaikan berbagai masalah

yang sedang dihadapi dalam pelaksanaan program sekolah. Selain itu,

masyarakat dapat memberikan tanggapan langsung kepada sekolah melalui

radio atau televisi.33

33 B. Suryosubroto, Humas dalam Dunia Pendidikan (Yogyakarta: Mitra Gama Widya, 2001), 65-

67.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Humas 1

31

Setelah lembaga pendidikan sekolah melaksanakan kegiatan-kegiatan

humas, maka untuk mengetahui suatu kegiatan berhasil atau tidak diperlukan

suatu teknik pengukuran tertentu atau dengan mengadakan evaluasi.

Evaluasi adalah tahap terakhir setelah tahap-tahap penelitian, perencanaan

dan penggiatan yang dilaksanakan oleh suatu organisasi. Penilaian

(evaluation) adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan

ukuran baik buruk, dan penilaian bersifat kualitatif. Mengadakan penilaian

meliputi dua langkah tersebut, yaitu mengukur dan menilai. Adapun unsur-

unsur pokok dalam suatu evaluasi yaitu : adanya obyek yang mau dievaluasi,

adanya tujuan pelaksanaan evaluasi, adanya alat pengukuran (standar

pengukuran / perbandingan), adanya hasil evaluasi apakah bersifat kualitatif

maupun kuantitatif. Kualitatif artinya, hasil tersebut tidak bisa diukur secara

statistic, melainkan diukur melalui pengalaman dan perbandingan nyata.

Evaluasi pelaksanaan program humas dalam hal ini bertujuan untuk

mengetahui implikasi suatu lembaga pendidikan terhadap public / khalayak

dalam berbagai hal. Sedangkan fungsi dari evaluasi dalam pelaksanaan

program humas di berbagai lembaga pendidikan adalah:

a. Evaluasi berfungsi selektif

Dengan cara mengadakan evaluasi dalam pelaksanaan program humas,

sekolah mempunyai cara untuk mengadakan seleksi terhadap berbagai

kinerjanya, apakah itu tetap dilaksanakan, dimodifikasi, atau ditinggalkan.

b. Evaluasi berfungsi diagnostic

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Humas 1

32

Apabila alat yang digunakan dalam evaluasi cukup memenuhi persyaratan,

maka dengan melihat hasilnya, sekolah akan mengetahui berbagai kelemahan

dari apa yang selama ini telah dilaksanakan. Ketika sekolah telah menemukan

kelemahan dalam pelaksanaan evaluasi ini di lembaganya, maka dengan

mudah sekolah akan mencari suatu jalan alternative dalam pemecahan

problematika yang dialami melalui berbagai cara, tergantung kepada tingkat

kelemahannya dan kebutuhan sekolah dan masyarakat.

c. Evaluasi berfungsi sebagai pengukuran keberhasilan

Fungsi dari pengukuran dan evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui

sejauh mana suatu program berhasil diterapkan untuk kemudian ditindak

lanjuti dengan pengembangan program jika memungkinkan. Keberhasilan

program ditentukan oleh beberapa factor, guru, siswa, kurikulum, sarana dan

lain sebagainya.

Atas dasar uraian di atas, maka dapatlah diketahuhi bahwa evaluasi dalam

pelaksanaan program humas di lembaga pendidikan Islam dilaksanakan untuk

:

a) Memperoleh informasi yang diperlukan untuk meningkatkan produktivitas

serta keefektivan belajar siswa dan pengembangan sekolah.

b) Memperoleh bahan feed back.

c) Memperoleh informasi yang diperlukan untuk memperbaiki dan

menyempunarkan proses pembelajaran di sekolah.

d) Memperoleh informasi yang diperlukan untuk memperbaiki,

menyempurnakan serta mengembangkan program.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Humas 1

33

e) Mengetahui kesukaran-kesukaran apa yang dialami siswa selama belajar

dan bagaimana mencari jalan keluarnya.

Untuk melihat efektifitas suatu program dapat dilihat melalui penilaian,

karena dengan penilaian akan diketahui kelemahan dari pelaksanaan program

tersebut. Untuk melaksanakan penilaian yang valid, reliable dan objektif harus

menggunakan metode yang tepat, membandingkan dengan hasil penilaian dari

aspek-aspek yang dinilai, selanjutnya melihat manfaat program yang paling

pokok dari segi dasar-dasar filosofis lembaga pendidikan yang bersangkutan.34

Menurut Kertarto, metode penilaian yang digunakan untuk melihat

program hubungan masyarakat adalah observasi, perekaman, penelitian

melalui telepon, kuisioner, daftar cek, skala penilaian, dan pol pendapat.35

34 Ibid., 164. 35 Ibid., 165.