23
10 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Penyaluran Salah satu tujuan dana zakat adalah meminimalisir angka kemiskinan atau menekan volume kemiskinan. Kehadiran dana zakat diharapkan menjadi salah satu upaya agar bisa terjadi pemberdayaan terhadap kalangan tidak mampu, secara teoritis zakat di proyeksikan untuk mencapai beragam tujuan strategis, diantarannya adalah meningkatkan etos kerja, potensi dana untuk membangun umat, membagun sarana pendidikan, sarana kesehatan, membangun spiritual dan sosial, menciptakan ketenangan, kebahagiaan, keamanan dan kesejahteraan hidup menumbuh kembangkan harta yang dimiliki dengan cara memberikan dalam bentuk usaha yang produktif dan mengatasi berbagai macam musibah yang terjadi di tengah masyarakat. 6 Penyaluran juga dapat diartikan yaitu kepada mustahik depalan asnaf(golongan) atau sekurangnya tujuh kalau asnaf riqab (membebaskan perbudakan) sudah tidak ada. Di antara asnaf penerima zakat, salah satunya amilin yakni lembaga zakat itu sendiri yang mengetahui batasan alokasi hal amilnya. 6 Prosidang Seminar Nasional Institut Agama Islam Negeri Pare Pare. Hal.72

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Penyaluran

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Penyaluran

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Penyaluran

Salah satu tujuan dana zakat adalah meminimalisir angka kemiskinan

atau menekan volume kemiskinan. Kehadiran dana zakat diharapkan

menjadi salah satu upaya agar bisa terjadi pemberdayaan terhadap

kalangan tidak mampu, secara teoritis zakat di proyeksikan untuk

mencapai beragam tujuan strategis, diantarannya adalah meningkatkan

etos kerja, potensi dana untuk membangun umat, membagun sarana

pendidikan, sarana kesehatan, membangun spiritual dan sosial,

menciptakan ketenangan, kebahagiaan, keamanan dan kesejahteraan hidup

menumbuh kembangkan harta yang dimiliki dengan cara memberikan

dalam bentuk usaha yang produktif dan mengatasi berbagai macam

musibah yang terjadi di tengah masyarakat.6 Penyaluran juga dapat

diartikan yaitu kepada mustahik depalan asnaf(golongan) atau

sekurangnya tujuh kalau asnaf riqab (membebaskan perbudakan) sudah

tidak ada. Di antara asnaf penerima zakat, salah satunya amilin yakni

lembaga zakat itu sendiri yang mengetahui batasan alokasi hal amilnya.

6 Prosidang Seminar Nasional Institut Agama Islam Negeri Pare Pare. Hal.72

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Penyaluran

11

Penyaluran dana juga kegiatan membagikan dana dari petugas

pengelola dana kepada masyarakat yang berhak menerimannya sesuai

dengan aturan yang berlaku. Dalam penyaluran dana memerlukan panduan

yang lebih luas dibandingkan dengan penghimpunan dana, ruang lingkup

bidang sasaran, sifat penyaluran, prosedur pengeluaran dana.

pertanggungjawaban atas penggunaan dana.

1. Penerimaan Dana

Dalam Al-Qur’an surat At-Taubah. Allah telah menetepkan

delapan golongan (asnaf) yang berhak menerima zakat. Yaitu fakir,

miskin, amil, muallaf, riqab, gharim, fi sabililah, dan ibnu sabil.

Adapun yang termasuk dalam yang berhak menerima infaq dan

sedekah seperti, orang miskin, kerabat keluarga, anak yatim, orang tua,

orang yang terkena bencana atau musibah. Delapan golongan tersebut

dibagi dalam dua kelompok, yaitu:

a. Kelompok Permanen

Termasuk dalam kelompok ini adalah fakir, miskin, amil, dan

muallaf. Dalam hal ini yang dimaksud dengan permanen adalah

bahwa keempat mustahiq tersebut diasumsikan akan selalu ada di

wilayah kerja organisasi pengelola zakat dan karena itu penyaluran

dana kepada mereka akan terus-menerus atau dalam waktu yang

lama walaupun secara individu penerima berganti-ganti.7

7 Nurul Isnaini Lutviana. Skripsi. Evaluasi Penghimpunan dan Penyaluran Dana Zakat,

(studi pada LAZIM Masjid Sabilillah Malang, 2010) Ekonomi UIN Maulana Malik Ibrahim. Hal.

16

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Penyaluran

12

b. Kelompok Kontemporer

Adalah riqab, gharimin, fi sabillilah, dan ibnu sabil, temperorer

dalam hal ini artinya bahwa keempat golongan diasumsikan tidak

selalu ada di wilayah kerja suatu organisasi pengelola zakat, maka

penyaluran dana kepada mereka tidak akan terus-menerus tidak

dalam waktu jangka panjang.

2. Ruang Lingkup Bidang Sasaran

Pemilihan ruang lingkup bidang sasaran harus dituangkan dalam

panduan agar dana yang dihimpun tidak tertumpu pada satu aspek saja.

Dan pemilihan ruang lingkup sasaran dapat berbeda satu organisasi

dengan organisasi pengelola zakat lainnya.

3. Bentuk dan Sifat Penyaluran

Salah satu pertanyaan yang sering muncul dalam pengelolaan zakat

adalah apakah zakat dan dana lainnya dapat diberikan dalam bentuk

produktif? Pemahanan seperti ini dapat menimbulkan perbedaan

pendapat dan berujung pada batasan melanggar atau tidak melanggar

ketentuan syar’i menurut masing-masing pendapat.

Adapun pemberdayaan adalah penyaluran dana ZIS atau dana

lainnya yang disertai target merubah keadaan penerima (lebih dikhususkan

kepada golongan kafir miskin) dan katagori mustahik menjadi katagori

muzakki. Target ini adalah target besar yang tidak dapat dicapai dengan

mudah dan dalam waktu yang singkat

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Penyaluran

13

4. Prosedur Penyaluran Dana

Penyaluran dana, baik untuk pihak diluar pengelola maupun untuk

pengelola sendiri, harus dilakukan berdasarkan prinsip kehati-hatian.8

5. Pertanggungjawaban atas Pengunaan Dana

Setiap pengeluaran dana harus ada pertanggungjawaban secara

tertulis, dan sah. Sekecil apapun dana yang dikeluarkan dalam

pertanggungjawaban harus dapat dinilai dengan baik dari kesusaian

syari’ah maupun kebijakan lembaga.9

B. Pengertian Efektivitas

Efektif menurut etimologi adalah kata sapaan yang diambil dari bahasa

inggris yaitu effective kemudian dikembangkan lagi menjadi efektivitas.

Efektivitas juga bisa diartikan sebagai tingkat keberhasilan yang dapat

dicapai, sedangkan efektivitas menurut ensiklopedia umum ialah

menunjukan taraf tercapainya tujuan. Usaha dikatakan efektif jika, usaha

tersebut mencapai tujuannya sesuai ideal.10 dengan kata lain efektivitas

menunjukan sampai seberapa jauh pencapaian hasil yang sesuai dengan

tujuan yang telah diterapkan.

Berikut ini dikemukakan beberapa definisi efektivitas menurut para

ahli:

1. Menurut Hidayat (1986) , disebutkan bahwa efektivitas adalah suatu

ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan

8 ibid, hal. 17 9 ibid, hal. 18 10 Salim Waton, Op.Cit, hal. 16

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Penyaluran

14

waktu) telah tercapai. Dimana semakin besar persentase target yang

dicapai, makin tinggi efektivitasnya.

2. Menurut Persatyo Budi Saksomo (1984) , efektivitas adalah seberapa

besar tingkat kelekatan output yang dicapai dengan outpun yang

diharapkan dari sejumlah input.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa indicator

efektivitas dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan

sebelumnya merupakan sebuah pengukuran dimana suatu target telah

tercapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Selain itu konsep

efektivitas merupakan suatu konsep yang bersifat multidimensial, artinya

dalam mendefinisikan efektivitas berbeda-beda sesuai dengan dasar ilmu

yang dimiliki walaupun tujuan akhir dari efektivitas adalah selalu sama

yaitu percapaian tujuan.11

C. Pengertian Infaq

Infak berasal dari kata anfaqa yang bearti mengeluarkan sesuatu

(harta) untuk kepentingan sesuatu. Termasuk ke dalam pengertian ini,

infak yang dikeluarkan orang-orang kafir untuk kepentingan agamanya,

sedangkan menurut terminology syariat, infak berarti mrngeluarkan

sebagian dari harta atau pendapatan/penghasilan untuk suatu kepentingan

yang diperintahkan ajaran islam, jika zakat ada nisabnya, infak tidak

11 Dra. Hj. Yuslianti, Lysa Angrayni. Efektivitas Rehabilitas Pencandu Narkotika serta

pengaruhnya terhadap Tingkat Kejahatan di Indonesia. (uwais inspirasi Indonesia, 2018). Hal.

13-14

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Penyaluran

15

mengenal nisab, infaq dikeluarkan secara sukarela dari harta benda yang

dicintai dengan rasa ikhlas dank arena Allah SWT.

1. Landasan Dasar Infaq

Al Qur’an Surah At-Thalaq 7

Tafsir dari ayat tersebut menerangkan bahwa Hendaklah ayah

memberikan nafkah kepada bekas istri yang menyusui anaknya itu

menurut kadar kemampuan.Orang yang hanya memperoleh nafkah sekedar

cukup untuk makan saja, maka hendaklanh dia memberikan belanja sesuai

dengan kemampuannya.Allah tidak membebani seseorang untuk

memberikan nafkah kepada orang yang harus ditanggungnya kecuali

sekedar yang diberikan Allah kepadanya.12

Jika zakat harus diberikan kepada mustahik tertentu (8 Asnaf),

maka infak boleh diberikan kepada siapapun juga, misalnya untuk kedua

orang tua, anak yatim. Dan sebagaiannya yang memelukan.13

12 ‘hendaklah orang yang memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang

disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan kepada seseorang sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan

memberikan kepadanya sesudah kesempitan.’ (QS. At-Thalaq 7)

13 Prof. Dr. K.H. Didin Hafidhuddin. Tentang Zakat, infaq dan sedekah. (Gema Insana,

1998). Hal. 14

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Penyaluran

16

D. Pengertian Sedekah

Sedekah berasal dari kata shadaqa yang bearti ‘benar’. Orang yang suka

bersedekah adalah orang yang benar pengakuan imannya. Menurut

ternimologi syariat, pengertian sedekah sama dengan pengertian infak,

termasuk juga hukum dan ketentuan-ketentuannya. Hanya saja, jika infak

berkaitan dengan materi, sedekah memiliki arti lebih luas, menyangkut hal

yang bersifat nonmaterial.14

Sedekah bukan menjatuhkan seseorang muslim menjadi miskin tetapi

malah menjadikan kaya raya.

1. Landasan Dasar Sedekah

Pada QS. Al-Baqarah 264

Ayat ini berbicara mengenai larangan menyebut-nyebut sedekah

yang telah dilakukan dan menyakiti orang yang diberi sedekah, baik

dengan perkataan maupun perbuatan yang dapat menyakiti hati

penerimanya. Perbuatan tersebut sama dengan perbuatan orang kafir yang

tidak beriman kepada allah dan hari akhir dan Allah tidak memberi

petunjuk kepada orang-orang kafir. orang yang beriman ketika bersedekah

hendaknya dilakukan dengan ikhlas.

14 Ibid. Hal. 15

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Penyaluran

17

E. Pengertian Zakat

Zakat secara bahasa artinya adalah berkah, tumbuh, suci, baik dan

bersihnya sesuatu. Sedangkan zakat secara syara’ adalah hitungan

teretentu dari harta dan sejenisnya dimana syara’ mewajibkan untuk

mengeluarkannya kepada orang-orang fakir (asnaf) dan yang lainnya

dengan syarat-syarat khusus (AL-Mu’jam Al-Wasith-396).

1. Landasan Dasar Zakat

QS. At-Taubah 60

Sesuai ayat tersebut, 8 golongan yang berhak menerima zakat yaitu: Fakir,

miskin, amil zakat, muallaf, untuk memerdekakan budak, orang-orang yang

berhutang, fīsabīlillāh dan Ibnu sabil. Agar salah satu tujuan zakat untuk

mendekatkan kesenjangan seperti yang telah disebutkan di atas, dan tentunya

untuk mensejahterakan umat Islam tercapai, maka zakat harus benar-benar

diberikan kepada orang yang berhak menerima zakat. Yaitu delapan golongan

yang terdapat dalam QS. At-Taubah ayat 60. 17

17 ‘sesungguhnya zakat-zakat ini, hanyalah untuk orang-orang falir, orang-orang miskin,

pengurus zakat (Amil), para mualaf yang dibujuk hatinnya, untuk memerdekakan budak, orang-

orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan,

sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah maha mengetahui lagi maha

bijaksana,’ (QS. At-Taubah 60)

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Penyaluran

18

Kata zakat bermakna al-thaharah (bersih), al-nama’(tumbuh,

berkembang), al-barakah (anugerah yang lestari), al-madh (terpuji), dan al-

shalah (kesalehan). Semua makna tersebut telah dipergunakan, baik di

dalam al-qur’an maupun hadis. Imam Asy Syarkhasyi al Hanafi dalam

kitabnya Al- Mabsuth mengatakan bahwa dari segi bahasa zakat adalah

tumbuh dan bertambah. Disebut zakat karena sesungguhnya ia menjadi

sebab bertambahnya harta dimana Allah ta’ala mengantinya didunia dan

pahala diakhirat.18

Zakat berasal dari kata “zaka” yang bearti suci, baik, berkah, tumbuh

dan berkembang. Dinamakan zakat, karena didalamnya terkandung

harapan untuk memperoleh berkah, membersihkan jiwa dan memupuknya

dengan berbagai kebaikan. Makna tumbuh dalam arti zakat menunjukan

bahwa mengeluarkan zakat sebagai sebab adanya pertumbuhan dan

perkembangan harta, pelaksanaan zakat mangakibatkan pahala menjadi

banyak, sedangkan makna suci menunjukan bahwa zakat adalah

mensucikan jiwa dari kejelekan, kebatilan dan pensuci dari dosa-dosa.

Menurut islilah dalam kitab al-Hawi, al-Mawardi mendefinisikan

zakat dengan nama pengambilan tertentu dari harta tertentu, menuntut

sifat-sifat tertentu dan untuk diberikan kepada golongan tertentu. Orang

yang menunaikan zakat disebut muzakki, sedangkan orang yang menerima

zakat disebut mustahik. Sementara menurut Peraturan Menteri Agama No.

18 Gus Arifin. Keutamaan Zakat, Infak dan Sedekah. (Quanta, 2016). Hal. 3

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Penyaluran

19

52 Tahun 2014, zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan kepada yang

berhak menerimanya sesuai dengan syariat islam. Zakat dikeluarkan dari

harta yang dimilki. Akan tetapi, tidak semua harta terkena kewajiban

zakat.

2. Syarat dikenakanya zakat atas harta di antarannya.

a. Harta tersebut merupakan barang halal dan diperoleh dengan cara

yang halal.

b. Harta tersebut dimiliki penuh oleh pemiliknya.

c. Harta tersebut merupakan harta yang dapat dikembangkan.

d. Harta tersebut mencapai nisab sesuai jenis hartanya.

e. Harta tersebut melewati haul, dan

f. Pemilik harta tidak memiliki hutang jangka pendek yang harus

dilunasi.

Sebagai instrumen yang masuk dalam salah satu rukun islam, zakat

tentu saya memiliki aturan mengikat dari segi ilmu fiqhnya, salah satu

diantaranya adalah kepada siapa zakat diberikan.

Dalam QS. At-Taubah ayat 60, allah memberikan ketentuan ada,

3. Delapan golongan yang berhak menerima zakat yaitu sebagai berikut:

a. Fakir, mereka yang hampir tidak memiki apa-apa sehingga tidak

mampu memenuhi kebutuhan pokok hidup.

b. Miskin, mereka yang memiliki harta namun tidak cukup untuk

memenuhi kebutuhan dasar kehidupan.

c. Amil, mereka yang mengumpulkan dan mendistribusikan zakat.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Penyaluran

20

d. Mualaf, mereka yang baru masuk islam dan membutuhkan

bantuan untuk menguatkan dalam tauhid dan syariah.

e. Riqab, budak atau hamba sahaya yang ingin memerdekakan

dirinya.

f. Gharimin, mereka yang berhutang untuk kebutuhan hidup dalam

mempertahankan jiwa dan izzahnya.

g. Fisabillilah, mereka yang berjuang dijalan Allah dalam bentuk

kegiatan dakwah, jihad dan sebagainya.

h. Ibnu sabil, mereka yang kehabisan biaya di perjalanan dalam

ketaatan kepada Allah.

Secara umum zakat terbagi menjadi dua jenis yakni zakat fitrah dan

zakat mal. Zakat fitrah (zakat al-fitr) adalah zakat yang diwajibkan atas

setiap jiwa baik lelaki dan perempuan muslim yang dilakukan pada bulan

Ramadhan. Zakat mal adalah zakat yang dikenakan atas segala jenis harta

yang secara zat maupun substitusi perolehannya, tidak bertentangan

dengan ketentuan agama sebagai contoh zakat mal terdiri atas uang, emas,

surat berharga, penghasilan potensi, dan lain-lain.

1) Syarat zakat mal dan zakat fitrah:

a. Harta yang dikenai zakat harus memenuhi syarat sesuai dengan

ketentuan syarat islam.

1. Syarat harta yang dikenakan zakat mal sebagai berikut:

a. Milik penuh. Pemililk penuh adalah bahwa kekayaan itu harus

berada dibawah control dan di dalam kekuasaan.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Penyaluran

21

b. Halal. Harta yang haram baik dari substitusi bendannya maupun

mendapatkannya jelas tidak akan diwajibkan zakat karena Allah

SWT tidak akan menerimannya.

c. Cukup nisab. Telah mencapai jumlah tertentu sesuai dengan

kewajiban syara’, sedangkan harta yang tidak mencapai nisab tidak

diwajibkan untk berzakat tetapi dianjurkan untuk bersedekah, dan

infaq.

d. Berlalu satu tahun (Haul). Bahwa pemilik harta tersebut sudah

berlalu masanya 12 Qamariyyah

2. Hanya saja haul tidak berlaku untuk zakat pertanian, perkebunan dan

kehutanan, perikanan.

2) Sedangkan untuk syarat zakat fitrah sebagai berikut:

a. Beragama islam.

b. Hidup pada saat bulan ramadhan.

c. Memiliki kelebihan kebutuhan pokok untuk malam dan hari raya

fitri.19

19 https://baznas.go.id/zakat

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Penyaluran

22

TABEL 1:1

Data Penghimpunan Dompet Dhuafa Sumsel pada Tahun 2017-2018

JENIS DONASI TAHUN 2017 TAHUN 2018

Zakat Rp. 1.302.706,604 Rp. 1.154.570,041

Infak Rp. 547.361.125 Rp. 914.869.907

Infak Terikat Rp. 32.850.000

Infak Tematik Rp. 681.317.474 Rp. 720.807.407

Kurban Rp. 245.675.111 Rp384.902.303

Kemanusiaan Rp. 458.906.126 Rp. 389.902.303

Wakaf Rp. 4.475.500 Rp. 80.288.152

Total Ep. 3.240.441,940 Rp. 3.578.217,860

Sumber laporan keuangan Dompet Dhuafa Sumsel

Dari tabel 1:1 diatas dapat diketahui bahwasanya penghimpunan ZIS yang

dilakukan oleh Dompet Dhuafa Sumsel selama dua tahun, yaitu tahun 2017-2018

telah mengalami rata-rata kenaikan yang begitu pesat. Awalnya pada tahun 2017

dana zakat yang berhasil dihimpun Rp. 1.302.706,604 kemudian pada tahun 2018

dana zakat meningkat menjadi Rp. 1.154.570,041. Pada tahun 2017 dana infak

yang berhasil dihimpun Rp. 547.361.125 kemudian pada tahun 2018 dana infak

meningkat menjadi Rp. 914.896.907. Pada tahun 2018 dana infak terikat berhasil

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Penyaluran

23

dihimpun Rp. 32.850.000. Pada tahun 2017 dan infak tematik berhasil dihimpun

Rp. 681.317.474 kemudian pada tahun 2018 dana infak tematik meningkat

menjadi Rp. 720.807.406. Pada tahun 2017 dana hewan kurban berhasil dihimpun

Rp. 245.675.111 kemudian pada tahun 2018 dana hewan kurban meningkat

menjadi Rp. 284.903.051. Kemudian pada tahun 2017 dana kemanusiaan berhasil

dihimpun Rp. 458.906.126 kemudian pada tahun 2018 dana manusia mengalami

penurunan mrnjadi Rp. 389.902.303. Pada tahun 2017 dana wakaf berhasil

berhasil dihimpun Rp. 4.475.500 kemudian pada tahun 2018 dana wakaf

meningkat menjadi Rp. 80.288.152. Secara keseluruhan dapat diketahui bahwa

dana ZIS yang berhasil di himpun oleh Dompet Dhuafa Sumsel dari tahun 2017-

2018 sebesar Rp. 3.587.217,860. Hal ini disebabkan kesadaran dan kepedulian

para muzakki selama dua tahun tersebut untuk menyisikan sebagian hartanya yang

akan diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan telah meningkat.

Penelitian Terdahulu

Adapun Peneliti terdahulu yang diambil dari jurnal dan skripsi yang

berhubungan dengan Efektivitas Penyaluran Dana Zakat, Infaq, dan Sedekah:

1. “ Analisis Efektivitas Penyaluran Dana Zakat pada Badan Amil Zakat

Nasional”, Efri Samsul Bahri. Penelitian ini merupakan penelitian

menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Hasil penelitian ini

menunjukan bahwa jumlah pengumpulan ZIS dan DSKL 18 tahun, Rp.

932.648.351.752,19. Sedamgkan jumlah penyaluran ZIS dan DSKL 18 tahun,

sebesar Rp. 836.512.139.145,00. Berdasarkan ZCP tingkat efektivitas

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Penyaluran

24

penyaluran selama 18 tahun beroperasi besar 90%. Hal ini menunjukan bshwa

tingkat efektivitas penyaluran ZIS dan DSKL BAZNAS selama 18 tahun

berada pada katagori sangat efektif dimana Alocation to Collection Ratio

(ACR) mencapai kurang leboh 90%.20

2. “ Efektivitas Penyaluran Dana Zakat di BAZNAS Provinsi Jawa Timur”,

Makhfudl Bayu Bahrudin. Hasil penelitian yang diperoleh adalah pertama,

penyaluran dana zakat di Baznas Provinsi Jawa Timur hanya disalurkan

kepada fakir, amil, dan ibnu sabil. Hal tersebut sudah sesuai menurut Imam

Malik, Abu Hanifah yaitu tidak mewajibkan pembagian zakat pada semua

sasaran. Akan tetapi mengenai pendapat Imam Syafi‟i tersebut dalam kitabnya

Wahbah Al-Zuhaily bahwa mazhab Syafi‟i mengatakan, zakat wajib

dikeluarkan kepada delapan kelompok manusia, baik itu zakat fitrah maupun

zakat mal. Menurut Imam Syaf’i zakat wajib diberikan kepada delapan

kelompok jika semua kelompok itu ada. Jika tidak, zakat itu hanya diberikan

kepada kelompok yang ada saja. Kedua, Efektivitas penyaluran dana zakat di

Baznas Provinsi Jawa Timur tahun 2013 sebesar 98%, tahun 2014 sebesar

91%, tahun 2015 sebesar 123%, dan tahun 2016 sebesar 92% sehingga masuk

kategori ACR highly effective. Artinya bahwa penyaluran dana zakat di

BAZNAS provinsi jawa timur ini sangat efektif (highly effective), sebab

penyaluran dana dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dan terjadi

penurunan sekali pada tahun 2015. Hal tersebut memberikan arti bahwa

BAZNAS provinsi jawa timur selalu berusaha meningkatkan dana

20 Bari Samsul Efri, Januari 2020. Analisis Efektivitas Penyaluran Zakat pada Bdan Amil

Zakat Nasional, Vol. 2, No. 1. Januari 2020.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Penyaluran

25

penghimpunannya dan efektif disalurkan sampai mencapai >90 % (highly

effective).21

3. “Efektivitas Pendayagunaan Dana ZIS (Zakat, Imfaq, Sedekah) dalam

Meningkatkan Kesejahteraan Mustahik (Studi pada Program Mandiri

Terdepan LAZ Baitul Maal Hidaytullah) di Kecamatan Pulogadung Jakarta

Timur, Salim Waton. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa LAZ Baitul

Maal Hidayatullah telah berhasil mendayagunakan dana zakat, infaq, dan

sedekah dalam meningkatkan kesejahteraan mustahik dalam jumlah 10

mustahik yang berhasil diberdayakan pada program Mandiri Terdepan.

Program Mandiri Terdepan telah berjalan dengan efektif dibuktikan dari tinkat

pendapatan yang dirasakan mustahik sebelum dan sesudah ,menerima bantuan

dari program Mndiri Terdepan serta peningkatan dalam segi spiritual para

mustahik yang sesuai dengan tujuan program Mandiri Terdepan yakni

meningkatkan dari segi rupiah dan ruhaniyah para penerima bantuan modal

usaha (mustahik).22

4. “ Efekitivitas Penyaluran Dana Zakat, Infaq, dan Sedekah, (Studi Kasus pada

SMA Terbuka Binaan LAZ Sukses Kota Depok), Nurul Ichsan. Hasil akhir

dari rata-rata tingkat efektivitas program menunjukan nilai 3,11. Artinya nilai

tersebut masuk dalam rentang skala efektif, sehingga penyaluran dana ZIS

21 Bahrudin Bayu Makhfudl, Skripsi, Efektivitas Penyaluran Dana Zakat di Baznas

Provinsi Jawa Timur, 2017. Ekonomi Syariah UIN Sunan Ampel Surabaya. 22 Waton Salim, Skripsi. Efektivitas Pendayagunaan Dana ZIS dalam Meningkatkan

Kesejahteraan Mustahiq di Kecamatan Pulogadung Jawa Timur, 2017. Ekonomi Syariah UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Penyaluran

26

dalam bentuk bantuan operasional sekolah di SMA Terbuka Binaan LAZ

Zakat Sukses kota Depok telah berjalan efektif.23

5. “Analisis Penyaluran Dana Zakat, Infaq, Sedekah dan tingkat Inflansi

terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia” Sarah Hasanah Qoyyim.

Berdasarkan hasil analisis regresi dengan tingkat signifikan 95% maka hasil

penelitian ini menunjukan bahwa variabel dana ZIS memiliki pengaruh yang

signifikan secara persial terhadap pertumbuhan perekonomian di Indonesia.

Variabel dana ZIS dan inflasi memiliki pengaruh signifikan secara simultan

terhadap pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Untuk meningkatkan

perekonomian Indonesia, BAZNAS melakukan penyaluran dana ZIS yang

akan disalurkan kepada 8 golongan penerima zakat.24

6. “Efektivitas Penyaluran Dana Zakat, Infaq, dan Sedekah melalui Aplikasi

Online, Siti Masruroh. Untuk memanfaatkan teknologi maka perlu adanya

aplikasi penyaluran zakat, infaq, sedekah sehingga semua orang bisa

mengakses dimana dan kapanpun. Sehingga penyaluran zakat bisa terkontrol

dengan baik, pemberi zakat bisa melihat langsung kemana dana zakat

disalurkan. Dan dalam penelitian ini penghimpunan pendapatan mahasiswa

dan tenaga kependidikan tentang penyaluran dana zakat, infaq, dan sedekah

secara efektif.25

23 Ichsan Nurul, 2019. Efekitivitas Penyaluran Dana Zakat, Infaq, dan Sedekah, (Studi

Kasus pada SMA Terbuka Binaan LAZ Sukses Kota Depok), Vol. 4. No. 1. Curup 2019. 24 Qoyyim Hasanah Sarah, Agustus 2020. Analisis Penyaluran Dana Zakat, Infaq,

Sedekah dan tingkat Inflansi terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia, Vol. 1, No. 2.

Agustus 2020. 25 Masruroh Siti, Februari 2019. Efektivitas Penyaluran Dana ZIS Melalui Aplikasi

Online, Vol. 2, No. 1. Februari 2019.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Penyaluran

27

7. “ Efektivitas Pendistribusian Dana Zakat, Infaq dan Sedekah melalui Program

Satu Keluarga Satu Sarjana di Baznas Jatim, Errinawati. Hasil penelitian ini

menunjukan bahwa dalam pendistribusian Zakat, Infak, Sedekah (ZIS) melalui

Program Satu Keluarga Satu Sarjana (SKSS), terdapat alur dalam

menyalurkan Program tersebut ke golongan fakir miskin yang berupa dalam

bentuk penyaluran konsumtif kreatif dimana penyaluran tersebut berupa

bantuan beasiswa untuk anak yang kurang mampu. Dalam alur

pendistribusiannya sendiri mencakup pengajuan dari mahasiswa/i, melengkapi

berkas-berkas persyaratan SKSS, tim survi dari BAZNAS JATIM, penentuan

layak tidaknya, dapat bantuan dan mendatangani surat perjanjian dari

BAZNAS JATIM.

Untuk manfaat dari pendistribusian bantuan Program Satu Kelurga Satu

Sarjana (SKSS) dapat membantu meringkan beban orang tua dalam membayar

UKT serta memberikan manfaat untuk adik-adik agar mereka bisa bermanfaat

di lingkungan sekitar rumahnya salah satunya dengan Bina Lingkungan.

Sedangkan dalam mengukur keefektivitasan, peneliti menggunakan teori tolak

ukur dari Ni Wayan Budiani yang mempunyai beberapa variabel meliputi

ketepatan sasaran, sosialisasi program, tujuan program dan monitoring atau

pemantau. Dari beberapa variabel tersebut penelitian melakukan analisa dalam

pendistribusian Zakat, Infak, Sedekah (ZIS) melalui Program Satu Keluarga

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Penyaluran

28

Satu Sarjana (SKSS) dan hasilnya dapat dikatakan efektif karena sudah

memenuhi variabel-variabel yang terdapat dalam teori Ni Wayan Budiani.26

8. “ Efektivitas Penyaluran Dana Zakat, Infaq dan Sedekah pada Yayasan Dian

Didaktika, Rindra Anugrah. Berdasarkan hasil penelitian ini mengungkapkan

bahwa Yayasan Dian Didaktika 1) Dalam proses awal penentuan calon

mustahik atau penerima dana zakat Yayasan Dian Didaktika cukup baik

penerapannya. Sebelum disalurkan, para calon mustahik memberikan data

berupa biodata keluarga dari status orang tua, pekerjaan dan lainlain. Setelah

itu, data diverifikasi kembali dengan pengecekan yang di bantu pihak

sekolah/yayasan calon mustahik (anak asuh). 2) Untuk pemenuhan kebutuhan

para mustahik/penerima dana, Yayasan Dian Didaktika telah menentukannya

kedalam program yaitu SPP atau biaya sekolah. Dan membagikannya dalam

bentuk dana/uang sekolah kepada pihak sekolah anak asuh. 3) Rencana kerja

Yayasan Dian Didaktika dibuat dalam bentuk program biaya sekolah/SPP

mulai dari tingkat SD, SMP, SMA. Dan telah melakukan izin kepada pihak

yang berwenang. 4) Penyaluran dan pendampingan telah cukup efektif dan

dibantu oleh pihak-pihak sekolah anak asuh guna pengawasan langsung terkait

kondisi anak asuh Yayasan Dian Didaktika. 5) Laporan bulanan dan tahunan

Yayasan Dian Didaktika telah cukup baik dan memadai. Baik dari program

yang rutin maupun untuk program insidentil. Namun, perlu adanya

26 Errinawati, Skripsi. Efektivitas Penyaluran Dana ZIS melalui Program SKSS di baznas

Jatim, 2019. Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel Surabaya.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Penyaluran

29

penyesuaian dalam kaedah pencatatan disesuaikan dengan pedoman standar

yang berlaku.27

9. “ Efektivitas Penyaluran Dana Zakat di Baznas Kota Bekasi dalam

Meningkatkan Pendidikan Melalui Program Bekasi Cerdas, Dini Fakhriah.

Hasil penelitian ini didapatkan bahwa Baznas Bekasi menyalurkan dana

zakatnya dengan baik. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan laporan keuangan

yang transparan dan merata, serta mendistribusikannya secara terarah dan

merata dengan ukuran-ukuran efektif, karena di Baznas Bekasi penyaluran

dana tersebut setiap tahunnya mengalami penurunan.28

10. “ Efektivitas Pengumpulan dan Penyaluran Dana Zakat oleh Lembaga Dompet

Dhuafa dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Miskin di Kota

Yogyakarta, Faisal Raka. Hasil dari penelitian ini dalam pengumpulan yang

dilakukan oleh lembaga Dompet Dhuafa itu telah efektif karena Dompet

Dhuafa itu mempunyai dua donatur yaitu donatur retail (perseorangan) dan

donatur corporate (perusahaan). Untuk donatur retail sendiri yaitu dengan cara

membuka stand-stand di mall, memasang spanduk, dan menyebarkan brousur,

sedangkan donatur corporate Dompet Dhuafa mengadakan audiensi guna

untuk menarik para muzakki untuk menyalurkan dana zakatnya ke Dompet

Dhuafa. Untuk penyaluran dana zakat itu melalui program-program Dompet

Dhuafa yaitu program ekonomi, program pendidikan, program kesehatan, dan

program sosial dan dakwah. Masing-masing program tersebut mempunyai

27 Anugrah Rindra, Skripsi. Analisis Efektivitas Penyaluran Dana ZIS pada Yayasan Dian

Didaktika, 2019, Ekonomi dan Bisnis Univ. Pembagunan Nasional Veteran Jakarta. 28 Fakhriah Dian, Skripsi. Efektivitas Penyaluran Dana Zakat di Baznas Kota Bekasi

dalam Peningkatan Pendidikan melalui Program Bekasi Cerdas, 2016. Ekonomi Islam UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Penyaluran

30

peran tersendiri untuk menyalurkan dana zakat. Dana zakat tersebut disalurkan

kepada mustahik untuk digunakan secara produktif, jika dana zakat tersebut

digunakan secara produktif hal tersebut bisa mengubah yang dulunya

mustahik berubah menjadi muzakki. Sehingga jumlah tingkat kemiskinan

yang ada di Yogyakarta ini semakin kecil.29

TABEL 1:2 Perbandingam Peneliti Terdahulu

No

Judul penelitian Penulis

Perbedaan

Skripsi lain Skripsi ini

1

Efektivitas

Penyaluran Dana

Zakat di Baznas

Provinsi Jawa

Timur

Makhfudl Bayu

Bahrudin

Efektivitas

Penyaluran

Dana Zakat

Efektivitas

Penyaluran

Dana Zakat,

Infaq dan

Sedekah

2. Efektivitas

Penyaluran Dana

Zakat, Infaq dan

Sedekah Studi

Kasus SMA

Terbuka Binaan

Nurul Ichsan

Studi Kasus

SMA

Terbuka

Binaan LAZ

Kota Depok

Studi Kasus

LAZ Dompet

Dhuafa Sumsel

29 Raka Faisal, Skripsi. Efektivitas Pengumpulan dan Penyaluran Dana Zakat oleh

Lembaga Dompet Dhuafa dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Miskin di Yogyakarta,

2018. Ekonomi Islam UII Yogyakarta.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Penyaluran

31

LAZ Sukses

Kota Depok

3. Analisis

Penyaluran Dana

Zakat, Infaq,

Sedekah dan

tingkat Inflansi

terhadap

Pertumbuhan

Ekonomi di

Indonesia

Sarrah Hasanah

Qoyyim

Analisis

Penyaluran

Dana Zakat,

Infaq dan

Sedekah

Efektivitas

Penyaluran

Dana Zakat,

Infaq dan

Sedekah

4. Efektivitas

Pengumpulan

dan Penyaluran

Dana Zakat oleh

Lembaga

Dompet Dhuafa

dalam

Meningkatkan

Kesejahteraan

Masyarakat

Miskin di Kota

Yogyakarta

Faisal Raka

Penelitian ini

terletak pada

Pengumpulan

dan

Penyaluran

Dana Zakat

Penelitian ini

hanya Terletak

pada Penyaluran

Dana Zakat,

Infaq dan

Sedekah

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Penyaluran

32