Upload
others
View
16
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
4
Universitas Kristen Petra
2. LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Hidroponik
Hidroponik merupakan hal baru dalam dunia pertanian, namun banyak
sekali masyarakat yang tidak mengetahui cara melakukannya dan keuntungannya.
Hidroponik berasal dari bahasa Yunani yait u "hydro" yang berarti air dan
"ponics" yang artinya kerja. Jadi menanam dengan sistem hidroponik artinya
menanam tanpa menggunakan media tanah (soilless culture), melainkan dengan
menggunakan larutan mineral bernutrisi atau bahan lainnya yang mengandung
unsur hara dan pengganti media tanah seperti sabut kelapa, pasir, pecahan batu
bata, serbuk kayu, dan lain-lain. Jadi hidroponik berarti budidaya tanaman yang
memanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam atau
soilless. (www.g-excess.com)
Dengan menggunakan hidroponik, para petani akan dapat meningkatkan
kualitas dan hasil produksi tanaman yang dapat di lakukan dengan menggunakan
lahan sempit di perkotaan. Untuk menghasilkan produksi tanaman yang baik dan
juga melimpah, para petani harus memperhatikan faktor yang mempengaruhi
kualitas dari tanaman yang salah satunya adalah tingkat kelembaban.
Tanaman hidroponik bisa dilakukan secara kecil-kecilan di rumah
sebagai suatu hobi ataupun secara besar-besaran dengan tujuan komersial.
Beberapa kelebihan tanaman dengan sistim hidroponik ini antara lain:
(fredikurniawan.com)
→ Ramah lingkungan karena tidak menggunakan pestisida atau obat hama
yang dapat merusak tanah, menggunakan air hanya 1/20 dari tanaman
biasa, dan dapat mengurangi CO2.
→ Dapat melakukan pemeriksaan pada akar tanaman secara periodik
untuk memastikan pertumbuhannya
→ Dapat melakukan pemeriksaan pada akar tanaman secara periodik
untuk memastikan pertumbuhannya
→ Bisa menghemat pemakaian pupuk tanaman
5
Universitas Kristen Petra
→ Pemakaian air lebih efisien karena penyiraman air tidak dilakukan
setiap hari sebab media larutan mineral yang dipergunakan selalu
tertampung didalam wadah yang dipakai
→ Hasil tanaman terbebas dari kotoran dan hama
→ Tanaman tidak membutuhkan lahan yang banyak, karena dapat dibuat
secara bertingkat / vertical Garden
→ Pertumbuhan tanaman lebih cepat dan kualitas hasil tanam dapat
terjaga
→ Perawatan tamanan lebih mudah dan tidak membutuhkan tenaga kerja
besar.
→ Tanaman lebih tahan dan kuat terhadap hama dan penyakit tanaman
yang disebabkan oleh bakteri, ulat dan cacing nematod yang banyak
terdapat dalam tanah
→ Produksi tanaman lebih jauh lehih tinggi, karena dapat ditanam dan
dipanen kapan saja karena tidak mengenal musim
→ Tanaman lebih cepat tumbuh dan berkembang.
Keuntungan ini memberikan hasil yang lebih memuaskan bagi para
petani, sehingga para petani tidak akan mendapatkan kerugian yang besar dalam
penanam tanaman. Namun, jika anda tidak mengetahui tanaman bisa di tanam
dalam media ini. Beberapa tanaman yang sering ditanam secara hidroponik,
adalah sayur-sayuran seperti selada, sawi, kailan, bayam, tomat, wortel, aspragus,
brokoli, cabai, seledri, bawang merah, bawang putih, kangkung, tomat, bawang
daun dan lain-lainnya. Bahkan untuk buah-buahan seperti: melon, tomat,
mentimun, semangka, strawberry, paprika dan lain-lainnya. Selain itu untuk
tanaman hias: krisan, gerberra, angrek, kaladium, kaktus dan lain-lain.
(fredikurniawan.com)
6
Universitas Kristen Petra
2.2.2. Faktor Penamanan secara Hidroponik
Faktor yang diperhatikan jumlah larutan nutrisi dan unsur pH yang
sesuai. Unsur pH berkisar 5,5 hingga 7,5. Larutan nutrisi dalam jumlah yang besar
mengandung konsentrasi N, P, K,Ca, Mg, S, sedangkan dalam jumlah yang kecil
mengandung unsur Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo, dan Cl. Larutan hara dibuat dengan
cara melarutkan garam tersebut kedalam air.
Media Tanam terdiri dari batu bata, pasir, kerikil, arang sekam, spons,
batu apung, dll. Selain itu yang diperhatikan adalah kualitas air yang
dipergunakan, tingkat salinitas tidak melebihi 2500 ppm dan tidak boleh
mengandung terlalu banyak unsur logam berat.
Oksigen memegang peranan penting dalam hidroponik. Kekurangan
larutan yang mengandung oksigen akan menyebabkan dinding sel sulit untuk
ditembus, sehingga tanaman akan cepat layu. Pemberian oksigen ke dalam larutan
dapat melalui gelembung udara seperti pompa air gelembung yang dipakai
akuarium, penggantian larutan nutrisi secara rutin, membersihkan atau mencabut
akar tanaman yang terlalu panjang, dan memberikan lubang ventilasi pada tempat
penanaman. (www.g-excess.com)
2.2. Pengertian Vertical garden
Vertical garden dikenal juga dengan nama Green garden , living wall
maupun bio wall yang merujuk pada tanaman yang dapat tumbuh secara langsung
pada dinding bangunan maupun tanaman yang tumbuh pada sistem struktur yang
terpisah sehingga dapat diberdirikan atau ditempelkan pada dinding. Tanaman ini
dapat tumbuh secara hidroponic, yakni pertumbuhannya tidak memerlukan media
tanah. (Ratil et al, 2014)
Vertical garden pertama kali diperkenalkan oleh Patrick Blanch seorang
ahli botani dari Prancis pada tahun 1994. Dilatar belakangi oleh semakin
sempitnya lahan karena semakin maraknya pembangunan, Blanch kemudian
membuat sebuah taman vertical yang menutupi permukaan dinding Rue d’Alsace
di Paris, Prancis. Keistimewaan dari vertical garden ini adalah bentuknya yang
menyerupai sebuah lukisan sehingga seolah-olah membuatnya seperti tanpa
menggunakan media tanam.
7
Universitas Kristen Petra
Dengan konsep vertical garden, ruang tanam (space) bisa jauh lebih
besar dibandingkan dengan taman konvensional (penanaman yang dilakukan
dengan menggunakan media tanah sebagai media tanamnya), bahkan jumlah
tanaman yang dapat ditanam bisa beberapa kali lipatnya, sehingga dapat
menambah ruang hijau secara signifikan. Vertical garden dapat diaplikasikan
diberbagai bangunan (out door maupun indoor), pagar, carport, serta dinding-
dinding pembatas lainnya, sehingga menjadikannya terlihat lebih indah, tidak
monoton dan alami. (Ratil et al, 2014)
Meskipun ada banyak publikasi mengenai pengaruh vegetasi terhadap
kondisi termal, namun sebagian besar dari publikasi tersebut lebih banyak
membahas mengenai pengaruh kuantitas vegetasi pada ruang luar terhadap
kenyaman termal terutama seperti di jalan dan pedestrian bila dibandingkan
dengan vertical garden. Seperti yang dikatakan oleh Wong et al (2010),
keberadaan vegetasi dapat memainkan peranan penting bagi iklim perkotaan dan
iklim mikro didalam bangunan.
Didalam penelitian yang dilakukan oleh Stec et al (2005), disebutkan
bahwa tanaman tidak hanya memberikan kontribusi dalam menciptakan
kenyamanan ruangan didalam bangunan, akan tetapi juga penghematan energi.
Seperti yang dikemukakan oleh Rashid et al (--), bahwa vertical garden juga
dapat memberikan sustainebility, penghematan energi, kenyamanan dan
lingkungan yang sehat. Aspek kenyaman dan penghematan energi dapat diraih
salah satunya karena kemampuan vertical garden dalam menurunkan suhu
permukaan dinding.
Efektifitas dari vertical garden juga dipengaruhi oleh luas penampang
daun, bentuk geomentri daun, kerapatan dedaunan, warna daun dan pengaruh dari
pembayangan daun itu sendiri. (Wong et al, 2010). Selain itu, kemampuan
vertical garden dalam menurunkan suhu permukaan dinding terkait dengan sifat
termal dan effektifitas dari tanaman penutup berdasarkan pada perbedaan rata-rata
kemampuan penyerapan terhadap radiasi panas matahari dan properti diffusinya
(Takakura et al, 2000).
8
Universitas Kristen Petra
2.2.2. Design Vertical Garden
Elemen yang sangat penting dalam kontruksi vertical garden adalah
komponen pelindungan struktural yang mendukung pertumbuhan tanaman yang
tumbuh secara vertikal. Hal –hal yang harus diperhatikan antara lain seperti:
2.2.1.1. Kapasitas load – bearing
Pertimbangan berat adalah hal yang penting. Berat yang terjadi pada saat
proses penyerapan air dan mineral pada material tanaman adalah sekitar 25-40
pounds/feet2 (120-195 kg/m2). (Ling & Hoseini, 2012)
2.2.1.2. Perlindungan terhadap air
Perindungan terhadap air pada sistem vertical garden waterproofing
dapat dilakukan dengan menggunakan bahan berbahan dasar dari karet atau bahan
yang tahan terhadap air. Jika rangka struktural terbuat dari rangka baja, maka
biaya untuk waterproofing tidak sedikit, karena baja dapat mengalami korosi bila
bersentuhan dengan air dan udara sekitar. (Ling & Hoseini, 2012)
2.2.1.3. Syarat penanaman
Sama seperti tanaman yang lainnya, pengunaan material dan rangka
dasar yang tepat untuk pembuatan vertical garden. Terutama dalam pemilihan
material yang baik dalam segi kualitas dan bahan. (Hien, 2010 ; Ling & Hoseini,
2012)
2.2.1.4. Tempat pembuangan air
Tempat pembuangan air didesign dengan sistem terbuka maupun
tertutup. Jika menggunakan sistem tertutup, maka air irigasi dapat didaur ulang.
Sistem ini memerlukan saluran pipa untuk mengontrol garam yang dapat larut
yang tertinggal pada saat proses evaporasi. Bila menggunakan sistem terbuka,
kelebihan pada air diberhentikan pada sistem pembuangan pada bangunan. (Hien,
2010 ; Ling & Hoseini, 2012)
9
Universitas Kristen Petra
2.2.1.5. Media tanam
Terdapat dua teknik utama dalam cara bercocok tanam hidroponik, yakni
teknik larutan dan teknik media. Metode yang menggunakan larutan tidak
membutuhkan media keras untuk pertumbuhan akar, hanya cukup dengan larutan
mineral bernutrisi. Contoh cara dalam teknik larutan yang umum dipakai adalah
teknik larutan statis dan teknik larutan alir. Sedangkan untuk teknik media adalah
tergantung dari jenis media yang dipergunakan, dapat berupa sabut kelapa, serat
mineral, pasir, pecahan batu bata, serbuk kayu, dan lain-lain sebagai pengganti
media tanah. (www.g-excess.com)
Teknik larutan statis telah lama dikenal, yaitu sejak pertengahan abad ke-
15 oleh bangsa Aztec. Pada teknik ini, tanaman disemai pada media tertentu bisa
berupa ember plastik, baskom, bak semen, atau tangki. Larutan biasanya dialirkan
secara pelan-pelan atau tidak perlu dialirkan. Jika tidak dialirkan, maka ketinggian
larutan dijaga serendah mungkin sehingga akar tanaman berada di atas larutan,
dan dengan demikian tanaman akan cukup memperoleh oksigen. Terdapat lubang
untuk setiap tanaman. Tempat bak bisa disesuaikan dengan pertumbuhan
tanaman. Bak yang tembus pandang bisa ditutup dengan aluminium foil, kertas
pembungkus makanan, plastik hitam atau bahan lainnya untuk menghindari
cahaya sehingga dapat menghindari tumbuhnya lumur di dalam bak. Untuk
menghasilkan gelembung oksigen dalam larutan, bisa menggunakan pompa
akuarium. Larutan bisa diganti secara teratur, misalnya setiap minggu, atau
apabila larutan turun dibawah ketinggian tertentu bisa diisi kembali dengan air
atau larutan bernurtrisi yang baru. (www.g-excess.com)
Teknik larutan alir adalah suatu cara bertanam hidroponik yang
dilakukan dengan mengalirkan larutan nutrisi secara terus menerus dari tangki
besar melewati akar tanaman. Teknik ini memiliki pengaturan yang mudah karena
suhu dan larutan bernutrisi dapat diatur dari tangki besar. Salah satu teknik yang
banyak dipakai dalam cara teknik larutan alir adalah teknik lapisan nutrisi atau
dikenal sebagai NFT (nutrient film technique). Teknik ini menggunakan parit
buatan yang terbuat dari lempengan logam tipis anti karat, dan tanaman disemai di
parit tersebut. Di sekitar saluran parit tersebut dialirkan air mineral bernutrisi
sehingga sekitar tanaman akan terbentuk lapisan tipisyang dipakai sebagai
10
Universitas Kristen Petra
makanan tanaman. Parit dibuat dengan aliran air yang sangat tipis lapisannya
sehingga cukup melewati akar dan menimbulkan lapisan nutrisi disekitar akar dan
terdapat oksigen yang cukup untuk tanaman. (www.g-excess.com)
Teknik media agregat adalah teknik yang menggunakan media tanam
berupa kerikil, pasir, arang sekam, batubata, dan media lainnya yang disetrilkan
terlebih dahulu sebelum dipergunakan untuk mencegah adanya bakteri di media.
Pemberian nutrisi dilakukan dengan teknik mengairi media tersebut dengan pipa
dari air larutan bernutrisi yang ditampung dalam tangki atau tong besar. (www.g-
excess.com)
2.2.1.6. Sistem irigrasi
Vertical garden dipelihara dalam keadaan yang lembab. Media tanam
yang dicampur dengan nutrisi dan material tanpa tanah pada vertical garden akan
lebih cepat kering bila dibandingkan dengan penamaman secara umum (dengan
tanah). Perawatan secara teratur (tidak perlu dilakukan setiap hari) dibutuhkan
untuk mencegah dari kekeringan secara cepat. (Ling & Hoseini, 2012)
Sistem irigasi Sistem irigasi pada vertical garden menggunakan irigasi
sistem tetes (Drip). Air disalurkan ketempat paling tinggi, kemudian disalurkan ke
pipa – pipa kecil yang diujungnya terdapat nozzle. Nozzle digunakan sebagai
pembagi tekanan pipa yang dekat maupun jauh dari sumber tekanan air akan
mengeluarkan air yang relative sama atau seragam. (Laloan, et al -).
2.2.1.7. Peranginan / Penghawaan
Dalam proses sistem fotosintesis dan sistem transpirasi saling berkaitan
satu dengan lainnya. Proses ini memerlukan sistem penghawaan yang tepat untuk
memecahkan molekul uap air yang tersebar yang disebabkan oleh transpirasi.
(Ling & Hoseini, 2012)
11
Universitas Kristen Petra
2.2.1.8. Temperatur
Perubahan iklim dan temperatur dapat menyebabkan kerusakan pada
tanaman. Hal ini dapat dikurangi dengan melakukan sistem irigasi yang benar.
Sebagai contohnya sebelum memasuki musim kering, tentu saja penyediaan air
secara efisien harus dijamin jumlahnya sebelum memasuki musim hujan. (Ling &
Hoseini, 2012)
2.2.1.9. Finishing area sekeliling
Sebuah vertical garden system, dapat menghasilkan kelembaban pada
dinding. Tetesan atau percikan dari air dapat terjadi saat proses penyiraman
berlangsung. Hal ini dapat dihindari dengan melakukan dengan finishing pada
area sekeliling vertical garden system. (Ling & Hoseini, 2012)
2.2.1.10.Tempat penyimpanan material dan peralatan
Material dan persediaan tanam dibutukan dan di simpan pada tempat
penyimpanan Kemudahan untuk memperoleh tempat penyimpanan material dan
persediaan tanam oleh pekerja. (Ling & Hoseini, 2012)
2.2.1.11.Biaya pemeliharaan
Biaya pada sistem tanam pada vertical garden direncanakan sebelum
memulai penanaman. Pemotongan dan pengumpulan daun-daun kering,
membasmian serangga yang merusak dan mengantian material yang rusak harus
secara rutin dilaksanakan untuk keseimbangan dan pertumbuhan lingkungan yang
bersih untuk tanaman pada vertical garden (Ling, Chong Zui & Hoseini, Ali
Ghaffarian, 2012)
12
Universitas Kristen Petra
2.2.2. Manfaat Vertical Garden
2.2.2.1. Aspek Lingkungan
Ruang hijau pada tata kota sudah hampir berkurang, oleh karena itu dapat
digantikan dengan vertical garden. Vertical garden memiliki dampak yang positif
terhadap kehidupan warga kota, yakni dengan cara memperbaiki kualitas udara
sekitar, mengurangi polusi udara dan suara, menciptakan thermal comfort bagi
lingkungan sekitar, mengurangi global warming (UHI), memperbaiki kualitas air,
menciptakan iklim mikro yang bagus. (Perini et al,2012 ; Prianto,2013). Dibalik
sinar matahari dan pencahayaannnya, dinding kosong tentu dapat menyerap panas
lebih tinggi dibandingkan dengan dinding dengan vertical garden. Sehingga dapat
menghemat energi. Secara umum tanaman melakukan fotosintesis yakni
mengubah CO2 menjadi O2. Vertical garden dapat dikaitkan dengan
menghematan energi. Tanaman dan mikroba-mikroba pada tanah dapat menyaring
udara dan debu yang lewat. Vertical garden dapat menahan debu dan logam-
logam berat yang berbahaya bagi kesehatan di atmosfer dan menyediakan tempat
tinggal bagi hewan-hewan kecil (Ling & Hoseini, 2012)
2.2.2.2. Aspek Estetika
Bila vertical garden di design dengan baik, maka vertical garden tanpa
ragu dapat memperbaiki penampilan struktur pada bangunan. Nilai estetika
vertical garden tercipta dari pola-pola tanaman yang dikombinasikan dari jenis
dan warna tanaman (Laloan, et al -). Sehingga memberikan kesan yang baik,
seperti: dapat meningkatkan penampilan dari arsitektur, menambah kesan hijau
pada bangunan, menyembunyikan bagian-bagian dari bangunan yang kurang
sedap dipandang oleh mata, dan meningkatkan citra dan reputasi dari pemilik
bangunan tersebut. Contohnya tempat parkir mobil, bangunan kampus, jalan-jalan
perkotaan dan wajah bangunan tua yang mulai memudar. (Ling & Hoseini, 2012)
13
Universitas Kristen Petra
2.2.2.3. Aspek Sosial
Terdapat kesan positif dengan adanya vertical garden di tatanan kota,
karena vertical garden dapat memperbaiki kesehatan mental dan tingkah laku
seseorang. Karena dengan hanya memandang lingkungan yang hijau dapat
mengurangi akibat stress dan tekanan yang diakibatkan oleh pekerjaan, kemacetan
lalu lintas, kebisingan kota dan lingkungan tinggal. Selain itu dapat membangun
kesadaran akan lingkungan hidup bagi masyarakat luas saat ini. Karena
kerberadaan lahan hijau secara horizontal semakin lama semakin berkurang, maka
produksi makanan dapat berkurang, maka dengan vertical garden ini, maka
diharapkan dapat meningkatkan produksi makanan, sehingga dapat meningkatkan
kualitas kehidupan sosial bagi masyarakat luas. (Ling & Hoseini, 2012)
2.2.2.4. Aspek Biaya
Vertical garden dapat dipertimbangkan untuk menghemat biaya (cost
effective). Seperti yang kita ketahui, keb anyakan orang bila merasa panas akan
mengandalkan AC (Air Conditioner), untuk mendinginkan ruangan. Hal ini tentu
ada biaya tambahan dari segi biaya. Dengan vertical garden maka isolasi panas
pada permukaan yang disebabkan oleh matahari dapat diserap oleh vertical
garden , sehingga dapat menurunkan 4-5 derajat celcius pada permukaan dinding.
(Ling & Hoseini, 2012). Pengaruh pembayangan dari vertical garden dapat
menurunkan tingkat konsumsi energi untuk pendinginan sampai dengan 23%
(Bass and Baskaran, 2003). Karena faktanya, dinding yang tidak terbayangi
menjadikan lebih banyak energi termal yang bergerak di permukaannya sehingga
menjadikan naiknya suhu permukaan dinding tersebut (Papadakis et al, 2001).
Konsekuensinya adalah naiknya penggunaan energi untuk pendinginan ruangan.
Selain itu biaya perawatan tentu lebih rendah, sehingga dapat meningkatkan nilai
jual properti dan meningkatkan kemampuan pasar yang kompetitif. (Yeang, 2013)
14
Universitas Kristen Petra
2.2.3. Constraint pada Vertical Garden
2.2.3.1. Lahan yang Dimiliki
Dengan semakin terbatasnya lahan, yang sering kali digunakan sebagai
perkantoran, kawasan industri, maupun perumahan, maka makin sempit pula luas
pekarangan yang dimiliki. Ironisnya di kota-kota besar Ruang Terbuka Hijau
(RTH) makin menyusut. Perumahan-perumahan di kota besar juga menyisakan
lahan terbuka hijau yang sangat terbatas sehingga menyebabkan masyarakat urban
saat ini makin sulit untuk memelihara tanaman dan membuat taman.
Sebagian besar dari masyarakat pada umumnya masih membayangkan
bahwa memiliki taman harus memiliki lahan yang luas. Sebuah rumah dengan
halaman yang sempit, atau sepetak balkon apartemen pun bisa diberdayakan
untuk bercocok tanam. Dalam menyiasati lahan-lahan kecil, salah satu cara yang
adalah dengan membuat vertical garden.
2.2.3.2. Pemupukan dan Air
Pemeliharaan pada tanaman vertical garden sangat mudah, pada
umumnya dilengkapi dengan sistem pengairan otomatis sehingga penyiraman
tanaman dilakukan secara otomatis, selama sumber air untuk pompa tersedia
dengan baik. Pemupukan biasanya dilakukan pada saat melakukan penyiraman.
Vertical garden juga menjadi sumber udara bersih untuk lingkungan sekitarnya
dengan memberikan suplai oksigen yang dihasilkan dari daun-daun dari tanaman
yang ditanam di vertical garden tersebut. (www.tamanvertikalindonesia.co.id)
2.2.3.3. Skill Pekerja atau Sumber Daya Manusia (SDM)
Perawatan dan pemeliharaan vertical garden cukup mudah dan tidak
memerlukan keahlian khusus dalam memelihara dan merawat, selain itu terdapat
suatu komunitas sesama pencinta vertical garden untuk saling berkomunikasi dan
bertukar pengalaman.
15
Universitas Kristen Petra
2.2.4. Contoh Tanaman yang Digunakan untuk Men-design Vertical
Garden
Tanaman yang digunakan untuk vertical garden tentunya berbeda dengan
taman biasa yang bisa menggunakan tanaman yang dapat tumbuh besar atau
tinggi, sedangkan pada vertical garden hanya biasa menggunakan tanaman yang
pada dasarnya berukuran kecil atau mini.
Pada dasarnya hampir semua jenis tanaman cocok untuk di gunakan pada
taman vertical garden. Namun ada beberapa syarat khusus yang akan
mempengaruhi keindahan vertical garden, yakni:
→ Pilih tamanan dengan bobot yang ringan dan tidak terlalu berat.
→ Pilih tanaman dengan pertumbuhan yang agak lambat, dan jangan
memilih tanaman dengan pertumbuahan yang cepat.
→ Hindari penggunaan tanaman merambat untuk vertical garden.
Setelah mengetahui kriteria dari jenis tanaman yang cocok untuk vertical
garden, tentunya memilih jenis tanaman yang sesuai. Berikut beberapa contoh
tanaman hias yang dapat digunakan:
2.2.4.1. Kuping Gajah (Anthurium Crystalium)
Ciri khas yang tanaman ini adalah daun yang berbentuk hati dengan garis
- garis atau urat daun berwarna putih ke perakan. Kuping gajah sendiri terbagi
menjadi dua jenis, kuping gajah jenis, yaitu: kupig gajah dengan helai daun yang
besar, dan kuping gajah dengan helai daun lebih kecil.
Untuk di aplikasikan pada vertical garden sebaiknya yang dipilih adalah
jenis kuping gajah dengan helai yang kecil, karena dapat membuat vertical garden
anda tampak lebih indah dengan banyaknya daun berbentuk hati yang jelas
terlihat keseluruhannya
Gambar 2.1 Kuping Gajah (Anthurium Crystalium)
16
Universitas Kristen Petra
2.2.4.2. Kadaka (Asplenium scolopendrium)
Kadaka sangatlah mirip dengan tanaman paku sarang burung, jenis daun
yang dimiliki oleh Kadaka lebih kecil dan pada bagian pinggirnya bergelombang
dan berwarna hijau muda.
Gambar 2.2 Kadaka (Asplenium scolopendrium)
2.2.4.3. Cryptanthus
Tanaman ini memiliki warna merah, hijau, abu - abu dan garis - garis
putih. Cryptanthus merupakan jenis tanaman yang tahan terhadap teriknya sinar
matahari dan juga dapat hidup di bawah naungan tumbuhan lain.
Tanaman ini sering di jadikan sebagai aksen dari vertical garden karena
warnanya yang bervariasi dan memiliki pola yang unik.
Gambar 2.3 Cryptanthus
2.2.4.4. Singonium
Tanaman Singonium atau yang lebih dikenal dengan nama tanaman
perdu. Tanaman ini hampir mirip dengan kuping gajah, bedanya adalah tanaman
ini mempunyai ciri khas dengan ketinggian tidak lebih dari 30 cm dan daun
berbentuk hati berwarna percampuran antara hijau dan putih. Pertumbuahan
tanaman ini cukup mudah, yakni asalkan hidup di tempat yang berkecukupan air
Gambar 2.4 Singonium
17
Universitas Kristen Petra
2.2.4.5. Tanduk rusa (Platycerium bifurcatum)
Bentuk dari tanaman ini hampir menyerupai tanduk rusa jantan.
Tanaman jenis ini di kembangkan biakan dengan spora.
Tanduk rusa suka dengan tempat yang lembab, teduh dan biasa tumbuh
menempel pada batang kayu (parasit). Namun tanaman ini juga dapat di tanam
dengan media tanam yang tepat dan sangat cocok untuk vertical garden.
Disarankan agar tidak terlalu banyak menggunakan tanduk rusa.
Walaupun perkembangannya tergolong lambat, lama kelamaan akan panjang
menjuntai kebawah hingga menutupi jenis tanaman yang lainnya pada vertical
garden.
Gambar 2.5 Tanduk rusa (Platycerium bifurcatum)
2.2.4.6. Kucai (sejenis bawang-bawangan terkecil)
Kucai merupakan salah satu jenis bawang - bawangan terkecil dari
keluarga alliaceae. Jenis tanaman umbi - umbian dengan ketinggian 30 - 50 cm
dan dengan lebar sekitar 1 cm.
Keunikan dari tanaman ini adalah daun berbentuk tabung kosong sekitar
50 cm dengan tekstur yang lembut. Bunga dari tanaman ini berwarna ungu pucat,
berbentuk bintang dengan enam kelopak bunga yang lebar.
Gambar 2.6 Kucai
18
Universitas Kristen Petra
2.2.4.7. Lili paris (Chlorophytum comosum)
Tanaman ini memiliki daun yang kecil memanjang dengan garis putih
kekuningan. Tanaman jenis ini sangat mudah dalam perawatan dan tahan terhadap
sinar matahari langsung. Lili paris akan tumbuh dengan optimal pada daerah atau
tempat yang ternaungi dari sinar matahari. Lili paris sering di gunakan sebagai
pembatas tanaman yang lain.
Kelebihan dari tanaman ini dapat berkembang dengan mudah di tanah
langsung atau dalam sebuah wadah seperti, pot dan media tanam lainnya.
Gambar 2.7 Lili paris (Chlorophytum comosum)
2.2.4.8. Neoregelia
Tanaman ini kerap di namakan bromelia. Neoregelia yang umum di
gunakan untuk vertical garden adalah jenis neoregelia olens. Ciri fisik yang
dimiliki tanaman ini adalah daun yang berwarna merah polus dan berujung rata.
Selain itu ada neoregelia carolinae dengan corak daun yang bergaris.
Berbeda dengan marga bromelia yang merupakan jenis keluarga dari banyak
genus tanaman.
Gambar 2.8 Neoregelia
19
Universitas Kristen Petra
2.2.4.9. Lipstick (Aeschynantus Radicans)
Tanaman ini tumbuh dengan cara menjalar pada batang tanaman lain
yang memanjang. Tanaman ini memiliki ciri berdaun yang berbentuk ginjal yang
berwarna merah hati dengan garis perak dan berbulu.
Keunikan dari tanaman ini adalah terletak pada bunga yang berwarna
merah menyala yang berbentuk menyerupai sebuah kantung. Tanaman ini hampir
serupa dengan jenis tanaman kantung semar yang biasa hidup di daerah
pegunungan yang lembab wilayah kalimantan.
Gambar 2.9 Lipstick (Aeschynantus Radicans)
2.2.4.10.Sirih Merah
Sirih merah dapat dijumpai pada tempat yang teduh. Tanaman ini
merupakan salah satu jenis tanaman menjalar dengan ciri fisik batang berbuku dan
daun berwarna merah dengan urat garis berwarna perak. Sebagai salah satu jenis
tanaman untuk vertical garden, sirih merah tampil cantik dengan daun berwarna
merahnya.
Gambar 2.10 Sirih Merah