16
4 Universitas Kristen Petra 2. LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Hidroponik Hidroponik merupakan hal baru dalam dunia pertanian, namun banyak sekali masyarakat yang tidak mengetahui cara melakukannya dan keuntungannya. Hidroponik berasal dari bahasa Yunani yait u "hydro" yang berarti air dan "ponics" yang artinya kerja. Jadi menanam dengan sistem hidroponik artinya menanam tanpa menggunakan media tanah (soilless culture), melainkan dengan menggunakan larutan mineral bernutrisi atau bahan lainnya yang mengandung unsur hara dan pengganti media tanah seperti sabut kelapa, pasir, pecahan batu bata, serbuk kayu, dan lain-lain. Jadi hidroponik berarti budidaya tanaman yang memanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam atau soilless. (www.g-excess.com) Dengan menggunakan hidroponik, para petani akan dapat meningkatkan kualitas dan hasil produksi tanaman yang dapat di lakukan dengan menggunakan lahan sempit di perkotaan. Untuk menghasilkan produksi tanaman yang baik dan juga melimpah, para petani harus memperhatikan faktor yang mempengaruhi kualitas dari tanaman yang salah satunya adalah tingkat kelembaban. Tanaman hidroponik bisa dilakukan secara kecil-kecilan di rumah sebagai suatu hobi ataupun secara besar-besaran dengan tujuan komersial. Beberapa kelebihan tanaman dengan sistim hidroponik ini antara lain: (fredikurniawan.com) Ramah lingkungan karena tidak menggunakan pestisida atau obat hama yang dapat merusak tanah, menggunakan air hanya 1/20 dari tanaman biasa, dan dapat mengurangi CO 2 . Dapat melakukan pemeriksaan pada akar tanaman secara periodik untuk memastikan pertumbuhannya Dapat melakukan pemeriksaan pada akar tanaman secara periodik untuk memastikan pertumbuhannya Bisa menghemat pemakaian pupuk tanaman

2. LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Hidroponik

  • Upload
    others

  • View
    16

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Hidroponik

4

Universitas Kristen Petra

2. LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Hidroponik

Hidroponik merupakan hal baru dalam dunia pertanian, namun banyak

sekali masyarakat yang tidak mengetahui cara melakukannya dan keuntungannya.

Hidroponik berasal dari bahasa Yunani yait u "hydro" yang berarti air dan

"ponics" yang artinya kerja. Jadi menanam dengan sistem hidroponik artinya

menanam tanpa menggunakan media tanah (soilless culture), melainkan dengan

menggunakan larutan mineral bernutrisi atau bahan lainnya yang mengandung

unsur hara dan pengganti media tanah seperti sabut kelapa, pasir, pecahan batu

bata, serbuk kayu, dan lain-lain. Jadi hidroponik berarti budidaya tanaman yang

memanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam atau

soilless. (www.g-excess.com)

Dengan menggunakan hidroponik, para petani akan dapat meningkatkan

kualitas dan hasil produksi tanaman yang dapat di lakukan dengan menggunakan

lahan sempit di perkotaan. Untuk menghasilkan produksi tanaman yang baik dan

juga melimpah, para petani harus memperhatikan faktor yang mempengaruhi

kualitas dari tanaman yang salah satunya adalah tingkat kelembaban.

Tanaman hidroponik bisa dilakukan secara kecil-kecilan di rumah

sebagai suatu hobi ataupun secara besar-besaran dengan tujuan komersial.

Beberapa kelebihan tanaman dengan sistim hidroponik ini antara lain:

(fredikurniawan.com)

→ Ramah lingkungan karena tidak menggunakan pestisida atau obat hama

yang dapat merusak tanah, menggunakan air hanya 1/20 dari tanaman

biasa, dan dapat mengurangi CO2.

→ Dapat melakukan pemeriksaan pada akar tanaman secara periodik

untuk memastikan pertumbuhannya

→ Dapat melakukan pemeriksaan pada akar tanaman secara periodik

untuk memastikan pertumbuhannya

→ Bisa menghemat pemakaian pupuk tanaman

Page 2: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Hidroponik

5

Universitas Kristen Petra

→ Pemakaian air lebih efisien karena penyiraman air tidak dilakukan

setiap hari sebab media larutan mineral yang dipergunakan selalu

tertampung didalam wadah yang dipakai

→ Hasil tanaman terbebas dari kotoran dan hama

→ Tanaman tidak membutuhkan lahan yang banyak, karena dapat dibuat

secara bertingkat / vertical Garden

→ Pertumbuhan tanaman lebih cepat dan kualitas hasil tanam dapat

terjaga

→ Perawatan tamanan lebih mudah dan tidak membutuhkan tenaga kerja

besar.

→ Tanaman lebih tahan dan kuat terhadap hama dan penyakit tanaman

yang disebabkan oleh bakteri, ulat dan cacing nematod yang banyak

terdapat dalam tanah

→ Produksi tanaman lebih jauh lehih tinggi, karena dapat ditanam dan

dipanen kapan saja karena tidak mengenal musim

→ Tanaman lebih cepat tumbuh dan berkembang.

Keuntungan ini memberikan hasil yang lebih memuaskan bagi para

petani, sehingga para petani tidak akan mendapatkan kerugian yang besar dalam

penanam tanaman. Namun, jika anda tidak mengetahui tanaman bisa di tanam

dalam media ini. Beberapa tanaman yang sering ditanam secara hidroponik,

adalah sayur-sayuran seperti selada, sawi, kailan, bayam, tomat, wortel, aspragus,

brokoli, cabai, seledri, bawang merah, bawang putih, kangkung, tomat, bawang

daun dan lain-lainnya. Bahkan untuk buah-buahan seperti: melon, tomat,

mentimun, semangka, strawberry, paprika dan lain-lainnya. Selain itu untuk

tanaman hias: krisan, gerberra, angrek, kaladium, kaktus dan lain-lain.

(fredikurniawan.com)

Page 3: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Hidroponik

6

Universitas Kristen Petra

2.2.2. Faktor Penamanan secara Hidroponik

Faktor yang diperhatikan jumlah larutan nutrisi dan unsur pH yang

sesuai. Unsur pH berkisar 5,5 hingga 7,5. Larutan nutrisi dalam jumlah yang besar

mengandung konsentrasi N, P, K,Ca, Mg, S, sedangkan dalam jumlah yang kecil

mengandung unsur Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo, dan Cl. Larutan hara dibuat dengan

cara melarutkan garam tersebut kedalam air.

Media Tanam terdiri dari batu bata, pasir, kerikil, arang sekam, spons,

batu apung, dll. Selain itu yang diperhatikan adalah kualitas air yang

dipergunakan, tingkat salinitas tidak melebihi 2500 ppm dan tidak boleh

mengandung terlalu banyak unsur logam berat.

Oksigen memegang peranan penting dalam hidroponik. Kekurangan

larutan yang mengandung oksigen akan menyebabkan dinding sel sulit untuk

ditembus, sehingga tanaman akan cepat layu. Pemberian oksigen ke dalam larutan

dapat melalui gelembung udara seperti pompa air gelembung yang dipakai

akuarium, penggantian larutan nutrisi secara rutin, membersihkan atau mencabut

akar tanaman yang terlalu panjang, dan memberikan lubang ventilasi pada tempat

penanaman. (www.g-excess.com)

2.2. Pengertian Vertical garden

Vertical garden dikenal juga dengan nama Green garden , living wall

maupun bio wall yang merujuk pada tanaman yang dapat tumbuh secara langsung

pada dinding bangunan maupun tanaman yang tumbuh pada sistem struktur yang

terpisah sehingga dapat diberdirikan atau ditempelkan pada dinding. Tanaman ini

dapat tumbuh secara hidroponic, yakni pertumbuhannya tidak memerlukan media

tanah. (Ratil et al, 2014)

Vertical garden pertama kali diperkenalkan oleh Patrick Blanch seorang

ahli botani dari Prancis pada tahun 1994. Dilatar belakangi oleh semakin

sempitnya lahan karena semakin maraknya pembangunan, Blanch kemudian

membuat sebuah taman vertical yang menutupi permukaan dinding Rue d’Alsace

di Paris, Prancis. Keistimewaan dari vertical garden ini adalah bentuknya yang

menyerupai sebuah lukisan sehingga seolah-olah membuatnya seperti tanpa

menggunakan media tanam.

Page 4: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Hidroponik

7

Universitas Kristen Petra

Dengan konsep vertical garden, ruang tanam (space) bisa jauh lebih

besar dibandingkan dengan taman konvensional (penanaman yang dilakukan

dengan menggunakan media tanah sebagai media tanamnya), bahkan jumlah

tanaman yang dapat ditanam bisa beberapa kali lipatnya, sehingga dapat

menambah ruang hijau secara signifikan. Vertical garden dapat diaplikasikan

diberbagai bangunan (out door maupun indoor), pagar, carport, serta dinding-

dinding pembatas lainnya, sehingga menjadikannya terlihat lebih indah, tidak

monoton dan alami. (Ratil et al, 2014)

Meskipun ada banyak publikasi mengenai pengaruh vegetasi terhadap

kondisi termal, namun sebagian besar dari publikasi tersebut lebih banyak

membahas mengenai pengaruh kuantitas vegetasi pada ruang luar terhadap

kenyaman termal terutama seperti di jalan dan pedestrian bila dibandingkan

dengan vertical garden. Seperti yang dikatakan oleh Wong et al (2010),

keberadaan vegetasi dapat memainkan peranan penting bagi iklim perkotaan dan

iklim mikro didalam bangunan.

Didalam penelitian yang dilakukan oleh Stec et al (2005), disebutkan

bahwa tanaman tidak hanya memberikan kontribusi dalam menciptakan

kenyamanan ruangan didalam bangunan, akan tetapi juga penghematan energi.

Seperti yang dikemukakan oleh Rashid et al (--), bahwa vertical garden juga

dapat memberikan sustainebility, penghematan energi, kenyamanan dan

lingkungan yang sehat. Aspek kenyaman dan penghematan energi dapat diraih

salah satunya karena kemampuan vertical garden dalam menurunkan suhu

permukaan dinding.

Efektifitas dari vertical garden juga dipengaruhi oleh luas penampang

daun, bentuk geomentri daun, kerapatan dedaunan, warna daun dan pengaruh dari

pembayangan daun itu sendiri. (Wong et al, 2010). Selain itu, kemampuan

vertical garden dalam menurunkan suhu permukaan dinding terkait dengan sifat

termal dan effektifitas dari tanaman penutup berdasarkan pada perbedaan rata-rata

kemampuan penyerapan terhadap radiasi panas matahari dan properti diffusinya

(Takakura et al, 2000).

Page 5: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Hidroponik

8

Universitas Kristen Petra

2.2.2. Design Vertical Garden

Elemen yang sangat penting dalam kontruksi vertical garden adalah

komponen pelindungan struktural yang mendukung pertumbuhan tanaman yang

tumbuh secara vertikal. Hal –hal yang harus diperhatikan antara lain seperti:

2.2.1.1. Kapasitas load – bearing

Pertimbangan berat adalah hal yang penting. Berat yang terjadi pada saat

proses penyerapan air dan mineral pada material tanaman adalah sekitar 25-40

pounds/feet2 (120-195 kg/m2). (Ling & Hoseini, 2012)

2.2.1.2. Perlindungan terhadap air

Perindungan terhadap air pada sistem vertical garden waterproofing

dapat dilakukan dengan menggunakan bahan berbahan dasar dari karet atau bahan

yang tahan terhadap air. Jika rangka struktural terbuat dari rangka baja, maka

biaya untuk waterproofing tidak sedikit, karena baja dapat mengalami korosi bila

bersentuhan dengan air dan udara sekitar. (Ling & Hoseini, 2012)

2.2.1.3. Syarat penanaman

Sama seperti tanaman yang lainnya, pengunaan material dan rangka

dasar yang tepat untuk pembuatan vertical garden. Terutama dalam pemilihan

material yang baik dalam segi kualitas dan bahan. (Hien, 2010 ; Ling & Hoseini,

2012)

2.2.1.4. Tempat pembuangan air

Tempat pembuangan air didesign dengan sistem terbuka maupun

tertutup. Jika menggunakan sistem tertutup, maka air irigasi dapat didaur ulang.

Sistem ini memerlukan saluran pipa untuk mengontrol garam yang dapat larut

yang tertinggal pada saat proses evaporasi. Bila menggunakan sistem terbuka,

kelebihan pada air diberhentikan pada sistem pembuangan pada bangunan. (Hien,

2010 ; Ling & Hoseini, 2012)

Page 6: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Hidroponik

9

Universitas Kristen Petra

2.2.1.5. Media tanam

Terdapat dua teknik utama dalam cara bercocok tanam hidroponik, yakni

teknik larutan dan teknik media. Metode yang menggunakan larutan tidak

membutuhkan media keras untuk pertumbuhan akar, hanya cukup dengan larutan

mineral bernutrisi. Contoh cara dalam teknik larutan yang umum dipakai adalah

teknik larutan statis dan teknik larutan alir. Sedangkan untuk teknik media adalah

tergantung dari jenis media yang dipergunakan, dapat berupa sabut kelapa, serat

mineral, pasir, pecahan batu bata, serbuk kayu, dan lain-lain sebagai pengganti

media tanah. (www.g-excess.com)

Teknik larutan statis telah lama dikenal, yaitu sejak pertengahan abad ke-

15 oleh bangsa Aztec. Pada teknik ini, tanaman disemai pada media tertentu bisa

berupa ember plastik, baskom, bak semen, atau tangki. Larutan biasanya dialirkan

secara pelan-pelan atau tidak perlu dialirkan. Jika tidak dialirkan, maka ketinggian

larutan dijaga serendah mungkin sehingga akar tanaman berada di atas larutan,

dan dengan demikian tanaman akan cukup memperoleh oksigen. Terdapat lubang

untuk setiap tanaman. Tempat bak bisa disesuaikan dengan pertumbuhan

tanaman. Bak yang tembus pandang bisa ditutup dengan aluminium foil, kertas

pembungkus makanan, plastik hitam atau bahan lainnya untuk menghindari

cahaya sehingga dapat menghindari tumbuhnya lumur di dalam bak. Untuk

menghasilkan gelembung oksigen dalam larutan, bisa menggunakan pompa

akuarium. Larutan bisa diganti secara teratur, misalnya setiap minggu, atau

apabila larutan turun dibawah ketinggian tertentu bisa diisi kembali dengan air

atau larutan bernurtrisi yang baru. (www.g-excess.com)

Teknik larutan alir adalah suatu cara bertanam hidroponik yang

dilakukan dengan mengalirkan larutan nutrisi secara terus menerus dari tangki

besar melewati akar tanaman. Teknik ini memiliki pengaturan yang mudah karena

suhu dan larutan bernutrisi dapat diatur dari tangki besar. Salah satu teknik yang

banyak dipakai dalam cara teknik larutan alir adalah teknik lapisan nutrisi atau

dikenal sebagai NFT (nutrient film technique). Teknik ini menggunakan parit

buatan yang terbuat dari lempengan logam tipis anti karat, dan tanaman disemai di

parit tersebut. Di sekitar saluran parit tersebut dialirkan air mineral bernutrisi

sehingga sekitar tanaman akan terbentuk lapisan tipisyang dipakai sebagai

Page 7: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Hidroponik

10

Universitas Kristen Petra

makanan tanaman. Parit dibuat dengan aliran air yang sangat tipis lapisannya

sehingga cukup melewati akar dan menimbulkan lapisan nutrisi disekitar akar dan

terdapat oksigen yang cukup untuk tanaman. (www.g-excess.com)

Teknik media agregat adalah teknik yang menggunakan media tanam

berupa kerikil, pasir, arang sekam, batubata, dan media lainnya yang disetrilkan

terlebih dahulu sebelum dipergunakan untuk mencegah adanya bakteri di media.

Pemberian nutrisi dilakukan dengan teknik mengairi media tersebut dengan pipa

dari air larutan bernutrisi yang ditampung dalam tangki atau tong besar. (www.g-

excess.com)

2.2.1.6. Sistem irigrasi

Vertical garden dipelihara dalam keadaan yang lembab. Media tanam

yang dicampur dengan nutrisi dan material tanpa tanah pada vertical garden akan

lebih cepat kering bila dibandingkan dengan penamaman secara umum (dengan

tanah). Perawatan secara teratur (tidak perlu dilakukan setiap hari) dibutuhkan

untuk mencegah dari kekeringan secara cepat. (Ling & Hoseini, 2012)

Sistem irigasi Sistem irigasi pada vertical garden menggunakan irigasi

sistem tetes (Drip). Air disalurkan ketempat paling tinggi, kemudian disalurkan ke

pipa – pipa kecil yang diujungnya terdapat nozzle. Nozzle digunakan sebagai

pembagi tekanan pipa yang dekat maupun jauh dari sumber tekanan air akan

mengeluarkan air yang relative sama atau seragam. (Laloan, et al -).

2.2.1.7. Peranginan / Penghawaan

Dalam proses sistem fotosintesis dan sistem transpirasi saling berkaitan

satu dengan lainnya. Proses ini memerlukan sistem penghawaan yang tepat untuk

memecahkan molekul uap air yang tersebar yang disebabkan oleh transpirasi.

(Ling & Hoseini, 2012)

Page 8: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Hidroponik

11

Universitas Kristen Petra

2.2.1.8. Temperatur

Perubahan iklim dan temperatur dapat menyebabkan kerusakan pada

tanaman. Hal ini dapat dikurangi dengan melakukan sistem irigasi yang benar.

Sebagai contohnya sebelum memasuki musim kering, tentu saja penyediaan air

secara efisien harus dijamin jumlahnya sebelum memasuki musim hujan. (Ling &

Hoseini, 2012)

2.2.1.9. Finishing area sekeliling

Sebuah vertical garden system, dapat menghasilkan kelembaban pada

dinding. Tetesan atau percikan dari air dapat terjadi saat proses penyiraman

berlangsung. Hal ini dapat dihindari dengan melakukan dengan finishing pada

area sekeliling vertical garden system. (Ling & Hoseini, 2012)

2.2.1.10.Tempat penyimpanan material dan peralatan

Material dan persediaan tanam dibutukan dan di simpan pada tempat

penyimpanan Kemudahan untuk memperoleh tempat penyimpanan material dan

persediaan tanam oleh pekerja. (Ling & Hoseini, 2012)

2.2.1.11.Biaya pemeliharaan

Biaya pada sistem tanam pada vertical garden direncanakan sebelum

memulai penanaman. Pemotongan dan pengumpulan daun-daun kering,

membasmian serangga yang merusak dan mengantian material yang rusak harus

secara rutin dilaksanakan untuk keseimbangan dan pertumbuhan lingkungan yang

bersih untuk tanaman pada vertical garden (Ling, Chong Zui & Hoseini, Ali

Ghaffarian, 2012)

Page 9: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Hidroponik

12

Universitas Kristen Petra

2.2.2. Manfaat Vertical Garden

2.2.2.1. Aspek Lingkungan

Ruang hijau pada tata kota sudah hampir berkurang, oleh karena itu dapat

digantikan dengan vertical garden. Vertical garden memiliki dampak yang positif

terhadap kehidupan warga kota, yakni dengan cara memperbaiki kualitas udara

sekitar, mengurangi polusi udara dan suara, menciptakan thermal comfort bagi

lingkungan sekitar, mengurangi global warming (UHI), memperbaiki kualitas air,

menciptakan iklim mikro yang bagus. (Perini et al,2012 ; Prianto,2013). Dibalik

sinar matahari dan pencahayaannnya, dinding kosong tentu dapat menyerap panas

lebih tinggi dibandingkan dengan dinding dengan vertical garden. Sehingga dapat

menghemat energi. Secara umum tanaman melakukan fotosintesis yakni

mengubah CO2 menjadi O2. Vertical garden dapat dikaitkan dengan

menghematan energi. Tanaman dan mikroba-mikroba pada tanah dapat menyaring

udara dan debu yang lewat. Vertical garden dapat menahan debu dan logam-

logam berat yang berbahaya bagi kesehatan di atmosfer dan menyediakan tempat

tinggal bagi hewan-hewan kecil (Ling & Hoseini, 2012)

2.2.2.2. Aspek Estetika

Bila vertical garden di design dengan baik, maka vertical garden tanpa

ragu dapat memperbaiki penampilan struktur pada bangunan. Nilai estetika

vertical garden tercipta dari pola-pola tanaman yang dikombinasikan dari jenis

dan warna tanaman (Laloan, et al -). Sehingga memberikan kesan yang baik,

seperti: dapat meningkatkan penampilan dari arsitektur, menambah kesan hijau

pada bangunan, menyembunyikan bagian-bagian dari bangunan yang kurang

sedap dipandang oleh mata, dan meningkatkan citra dan reputasi dari pemilik

bangunan tersebut. Contohnya tempat parkir mobil, bangunan kampus, jalan-jalan

perkotaan dan wajah bangunan tua yang mulai memudar. (Ling & Hoseini, 2012)

Page 10: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Hidroponik

13

Universitas Kristen Petra

2.2.2.3. Aspek Sosial

Terdapat kesan positif dengan adanya vertical garden di tatanan kota,

karena vertical garden dapat memperbaiki kesehatan mental dan tingkah laku

seseorang. Karena dengan hanya memandang lingkungan yang hijau dapat

mengurangi akibat stress dan tekanan yang diakibatkan oleh pekerjaan, kemacetan

lalu lintas, kebisingan kota dan lingkungan tinggal. Selain itu dapat membangun

kesadaran akan lingkungan hidup bagi masyarakat luas saat ini. Karena

kerberadaan lahan hijau secara horizontal semakin lama semakin berkurang, maka

produksi makanan dapat berkurang, maka dengan vertical garden ini, maka

diharapkan dapat meningkatkan produksi makanan, sehingga dapat meningkatkan

kualitas kehidupan sosial bagi masyarakat luas. (Ling & Hoseini, 2012)

2.2.2.4. Aspek Biaya

Vertical garden dapat dipertimbangkan untuk menghemat biaya (cost

effective). Seperti yang kita ketahui, keb anyakan orang bila merasa panas akan

mengandalkan AC (Air Conditioner), untuk mendinginkan ruangan. Hal ini tentu

ada biaya tambahan dari segi biaya. Dengan vertical garden maka isolasi panas

pada permukaan yang disebabkan oleh matahari dapat diserap oleh vertical

garden , sehingga dapat menurunkan 4-5 derajat celcius pada permukaan dinding.

(Ling & Hoseini, 2012). Pengaruh pembayangan dari vertical garden dapat

menurunkan tingkat konsumsi energi untuk pendinginan sampai dengan 23%

(Bass and Baskaran, 2003). Karena faktanya, dinding yang tidak terbayangi

menjadikan lebih banyak energi termal yang bergerak di permukaannya sehingga

menjadikan naiknya suhu permukaan dinding tersebut (Papadakis et al, 2001).

Konsekuensinya adalah naiknya penggunaan energi untuk pendinginan ruangan.

Selain itu biaya perawatan tentu lebih rendah, sehingga dapat meningkatkan nilai

jual properti dan meningkatkan kemampuan pasar yang kompetitif. (Yeang, 2013)

Page 11: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Hidroponik

14

Universitas Kristen Petra

2.2.3. Constraint pada Vertical Garden

2.2.3.1. Lahan yang Dimiliki

Dengan semakin terbatasnya lahan, yang sering kali digunakan sebagai

perkantoran, kawasan industri, maupun perumahan, maka makin sempit pula luas

pekarangan yang dimiliki. Ironisnya di kota-kota besar Ruang Terbuka Hijau

(RTH) makin menyusut. Perumahan-perumahan di kota besar juga menyisakan

lahan terbuka hijau yang sangat terbatas sehingga menyebabkan masyarakat urban

saat ini makin sulit untuk memelihara tanaman dan membuat taman.

Sebagian besar dari masyarakat pada umumnya masih membayangkan

bahwa memiliki taman harus memiliki lahan yang luas. Sebuah rumah dengan

halaman yang sempit, atau sepetak balkon apartemen pun bisa diberdayakan

untuk bercocok tanam. Dalam menyiasati lahan-lahan kecil, salah satu cara yang

adalah dengan membuat vertical garden.

2.2.3.2. Pemupukan dan Air

Pemeliharaan pada tanaman vertical garden sangat mudah, pada

umumnya dilengkapi dengan sistem pengairan otomatis sehingga penyiraman

tanaman dilakukan secara otomatis, selama sumber air untuk pompa tersedia

dengan baik. Pemupukan biasanya dilakukan pada saat melakukan penyiraman.

Vertical garden juga menjadi sumber udara bersih untuk lingkungan sekitarnya

dengan memberikan suplai oksigen yang dihasilkan dari daun-daun dari tanaman

yang ditanam di vertical garden tersebut. (www.tamanvertikalindonesia.co.id)

2.2.3.3. Skill Pekerja atau Sumber Daya Manusia (SDM)

Perawatan dan pemeliharaan vertical garden cukup mudah dan tidak

memerlukan keahlian khusus dalam memelihara dan merawat, selain itu terdapat

suatu komunitas sesama pencinta vertical garden untuk saling berkomunikasi dan

bertukar pengalaman.

Page 12: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Hidroponik

15

Universitas Kristen Petra

2.2.4. Contoh Tanaman yang Digunakan untuk Men-design Vertical

Garden

Tanaman yang digunakan untuk vertical garden tentunya berbeda dengan

taman biasa yang bisa menggunakan tanaman yang dapat tumbuh besar atau

tinggi, sedangkan pada vertical garden hanya biasa menggunakan tanaman yang

pada dasarnya berukuran kecil atau mini.

Pada dasarnya hampir semua jenis tanaman cocok untuk di gunakan pada

taman vertical garden. Namun ada beberapa syarat khusus yang akan

mempengaruhi keindahan vertical garden, yakni:

→ Pilih tamanan dengan bobot yang ringan dan tidak terlalu berat.

→ Pilih tanaman dengan pertumbuhan yang agak lambat, dan jangan

memilih tanaman dengan pertumbuahan yang cepat.

→ Hindari penggunaan tanaman merambat untuk vertical garden.

Setelah mengetahui kriteria dari jenis tanaman yang cocok untuk vertical

garden, tentunya memilih jenis tanaman yang sesuai. Berikut beberapa contoh

tanaman hias yang dapat digunakan:

2.2.4.1. Kuping Gajah (Anthurium Crystalium)

Ciri khas yang tanaman ini adalah daun yang berbentuk hati dengan garis

- garis atau urat daun berwarna putih ke perakan. Kuping gajah sendiri terbagi

menjadi dua jenis, kuping gajah jenis, yaitu: kupig gajah dengan helai daun yang

besar, dan kuping gajah dengan helai daun lebih kecil.

Untuk di aplikasikan pada vertical garden sebaiknya yang dipilih adalah

jenis kuping gajah dengan helai yang kecil, karena dapat membuat vertical garden

anda tampak lebih indah dengan banyaknya daun berbentuk hati yang jelas

terlihat keseluruhannya

Gambar 2.1 Kuping Gajah (Anthurium Crystalium)

Page 13: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Hidroponik

16

Universitas Kristen Petra

2.2.4.2. Kadaka (Asplenium scolopendrium)

Kadaka sangatlah mirip dengan tanaman paku sarang burung, jenis daun

yang dimiliki oleh Kadaka lebih kecil dan pada bagian pinggirnya bergelombang

dan berwarna hijau muda.

Gambar 2.2 Kadaka (Asplenium scolopendrium)

2.2.4.3. Cryptanthus

Tanaman ini memiliki warna merah, hijau, abu - abu dan garis - garis

putih. Cryptanthus merupakan jenis tanaman yang tahan terhadap teriknya sinar

matahari dan juga dapat hidup di bawah naungan tumbuhan lain.

Tanaman ini sering di jadikan sebagai aksen dari vertical garden karena

warnanya yang bervariasi dan memiliki pola yang unik.

Gambar 2.3 Cryptanthus

2.2.4.4. Singonium

Tanaman Singonium atau yang lebih dikenal dengan nama tanaman

perdu. Tanaman ini hampir mirip dengan kuping gajah, bedanya adalah tanaman

ini mempunyai ciri khas dengan ketinggian tidak lebih dari 30 cm dan daun

berbentuk hati berwarna percampuran antara hijau dan putih. Pertumbuahan

tanaman ini cukup mudah, yakni asalkan hidup di tempat yang berkecukupan air

Gambar 2.4 Singonium

Page 14: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Hidroponik

17

Universitas Kristen Petra

2.2.4.5. Tanduk rusa (Platycerium bifurcatum)

Bentuk dari tanaman ini hampir menyerupai tanduk rusa jantan.

Tanaman jenis ini di kembangkan biakan dengan spora.

Tanduk rusa suka dengan tempat yang lembab, teduh dan biasa tumbuh

menempel pada batang kayu (parasit). Namun tanaman ini juga dapat di tanam

dengan media tanam yang tepat dan sangat cocok untuk vertical garden.

Disarankan agar tidak terlalu banyak menggunakan tanduk rusa.

Walaupun perkembangannya tergolong lambat, lama kelamaan akan panjang

menjuntai kebawah hingga menutupi jenis tanaman yang lainnya pada vertical

garden.

Gambar 2.5 Tanduk rusa (Platycerium bifurcatum)

2.2.4.6. Kucai (sejenis bawang-bawangan terkecil)

Kucai merupakan salah satu jenis bawang - bawangan terkecil dari

keluarga alliaceae. Jenis tanaman umbi - umbian dengan ketinggian 30 - 50 cm

dan dengan lebar sekitar 1 cm.

Keunikan dari tanaman ini adalah daun berbentuk tabung kosong sekitar

50 cm dengan tekstur yang lembut. Bunga dari tanaman ini berwarna ungu pucat,

berbentuk bintang dengan enam kelopak bunga yang lebar.

Gambar 2.6 Kucai

Page 15: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Hidroponik

18

Universitas Kristen Petra

2.2.4.7. Lili paris (Chlorophytum comosum)

Tanaman ini memiliki daun yang kecil memanjang dengan garis putih

kekuningan. Tanaman jenis ini sangat mudah dalam perawatan dan tahan terhadap

sinar matahari langsung. Lili paris akan tumbuh dengan optimal pada daerah atau

tempat yang ternaungi dari sinar matahari. Lili paris sering di gunakan sebagai

pembatas tanaman yang lain.

Kelebihan dari tanaman ini dapat berkembang dengan mudah di tanah

langsung atau dalam sebuah wadah seperti, pot dan media tanam lainnya.

Gambar 2.7 Lili paris (Chlorophytum comosum)

2.2.4.8. Neoregelia

Tanaman ini kerap di namakan bromelia. Neoregelia yang umum di

gunakan untuk vertical garden adalah jenis neoregelia olens. Ciri fisik yang

dimiliki tanaman ini adalah daun yang berwarna merah polus dan berujung rata.

Selain itu ada neoregelia carolinae dengan corak daun yang bergaris.

Berbeda dengan marga bromelia yang merupakan jenis keluarga dari banyak

genus tanaman.

Gambar 2.8 Neoregelia

Page 16: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Hidroponik

19

Universitas Kristen Petra

2.2.4.9. Lipstick (Aeschynantus Radicans)

Tanaman ini tumbuh dengan cara menjalar pada batang tanaman lain

yang memanjang. Tanaman ini memiliki ciri berdaun yang berbentuk ginjal yang

berwarna merah hati dengan garis perak dan berbulu.

Keunikan dari tanaman ini adalah terletak pada bunga yang berwarna

merah menyala yang berbentuk menyerupai sebuah kantung. Tanaman ini hampir

serupa dengan jenis tanaman kantung semar yang biasa hidup di daerah

pegunungan yang lembab wilayah kalimantan.

Gambar 2.9 Lipstick (Aeschynantus Radicans)

2.2.4.10.Sirih Merah

Sirih merah dapat dijumpai pada tempat yang teduh. Tanaman ini

merupakan salah satu jenis tanaman menjalar dengan ciri fisik batang berbuku dan

daun berwarna merah dengan urat garis berwarna perak. Sebagai salah satu jenis

tanaman untuk vertical garden, sirih merah tampil cantik dengan daun berwarna

merahnya.

Gambar 2.10 Sirih Merah