38
13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 REMAJA 2.1.1 Pengertian Remaja Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata “remaja” berarti: pertama, sudah dewasa, sudah sampai umur untuk kawin. Kedua, muda. Lebih lanjut lagi penggunaan istilah remaja dapat dihubungkan dengan dua kata yaitu adolesence dan puberty. 1 Istilah adolesence berasal dari kata latin adolescere (kata adolescentia yang berarti remaja) yang berarti tumbuh atau menjadi dewasa. 2 Istilah adolesence seperti yang digunakan sekarang ini mempunyai arti yang sangat luas mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. Pandangan ini diungkapkan oleh Jean Peiget dengan menyatakan secara psikologis bahwa remaja adalah usia dimana individu berinteraksi dengan masyarakat dewasa, usia anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang orang yang lebih tua melainkan berasa dalam tingkat yang sama, sekurang kurangnya dalam masalah hak. 3 Istilah Puberty (Inggris) atau puberteit (Belanda) berasal dari bahasa latin Pubertas. Kata latin pubescere berarti mendapat pubes yang berarti kelaki lakian, kedewasaan yang dilandasi oleh sifat dan tanda kelaki lakian. 4 Pada umumnya masa pubertas terjadi antara 12-16 tahun pada laki laki dan 11-15 tahun pada anak perempuan. 5 Pemaparaan mengenai batas usia remaja sangatlah beragam tergantung dari pemahaman masing-masing ahli. 1 Surachmad,Winarno, Psikologi Pemuda: Pengantar dalam Perkembangan pribadi dan Interaksi Sosialnya,(Bandung: C.V. Jemmars,1977), 41 2 Panuju,H.P, Psikologi Remaja. (Jogjakarta: PT Tiara Wacana Yogya, 1999), 2. 3 Panuju, H.P, Psikologi Remaja, 1 4 Panuju,H.P, Psikologi Remaja, 1 5 Panuju,H.P, Psikologi Remaja, 2

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 REMAJA 2.1.1 Pengertian Remaja€¦ · 2.1.1 Pengertian Remaja Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata “remaja” berarti: pertama, sudah dewasa, sudah

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 REMAJA 2.1.1 Pengertian Remaja€¦ · 2.1.1 Pengertian Remaja Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata “remaja” berarti: pertama, sudah dewasa, sudah

13

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 REMAJA

2.1.1 Pengertian Remaja

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata “remaja” berarti: pertama,

sudah dewasa, sudah sampai umur untuk kawin. Kedua, muda. Lebih lanjut lagi

penggunaan istilah remaja dapat dihubungkan dengan dua kata yaitu adolesence

dan puberty.1 Istilah adolesence berasal dari kata latin adolescere (kata

adolescentia yang berarti remaja) yang berarti tumbuh atau menjadi dewasa.2

Istilah adolesence seperti yang digunakan sekarang ini mempunyai arti yang

sangat luas mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. Pandangan

ini diungkapkan oleh Jean Peiget dengan menyatakan secara psikologis bahwa

remaja adalah usia dimana individu berinteraksi dengan masyarakat dewasa, usia

anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang – orang yang lebih tua melainkan

berasa dalam tingkat yang sama, sekurang – kurangnya dalam masalah hak.3

Istilah Puberty (Inggris) atau puberteit (Belanda) berasal dari bahasa latin

Pubertas. Kata latin pubescere berarti mendapat pubes yang berarti kelaki –

lakian, kedewasaan yang dilandasi oleh sifat dan tanda kelaki – lakian.4 Pada

umumnya masa pubertas terjadi antara 12-16 tahun pada laki – laki dan 11-15

tahun pada anak perempuan.5 Pemaparaan mengenai batas usia remaja sangatlah

beragam tergantung dari pemahaman masing-masing ahli.

1 Surachmad,Winarno, Psikologi Pemuda: Pengantar dalam Perkembangan pribadi dan

Interaksi Sosialnya,(Bandung: C.V. Jemmars,1977), 41 2 Panuju,H.P, Psikologi Remaja. (Jogjakarta: PT Tiara Wacana Yogya, 1999), 2.

3 Panuju, H.P, Psikologi Remaja, 1

4 Panuju,H.P, Psikologi Remaja, 1

5 Panuju,H.P, Psikologi Remaja, 2

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 REMAJA 2.1.1 Pengertian Remaja€¦ · 2.1.1 Pengertian Remaja Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata “remaja” berarti: pertama, sudah dewasa, sudah

14

Elizabeth B. Hurlock juga mengatakan bahwa rentangan usia remaja

berada antara 13-21 tahun, yang dibagi pula dalam masa remaja awal usi 13 – 17

tahun, dan remaja akhir 17-21 tahun.6 Pengertian Remaja juga merupakan

manusia dengan rentang usia berkisar antara 12 -20 tahun.7 Pada masa remaja,

mereka mengalami banyak perkembangan baik secara fisik, perkembanagan

kognitif maupun perkembangan psikososial. Perkembangan-perkembangan yang

dialami pada saat remaja inilah yang mempunyai pengharu yang sangat besar

dalam kehidupannya. Perkembangan fisik meliputi bertambahnya ukuran tinggi

badan, berat badan bertambah sehingga mirip dengan orang dewasa.8

Perkembangan kognitif pada remaja memasuki tahap operasional formal atau

remaja mulai berpikir secara abstrak, idealis dan logis. Pada tahap perkembangan

ini remaja masih berorientasi pada dirinya sendiri, merasa dirinya diperhatikan

oleh orang lain atau dirinya menjadi pusat perhatian.9 Perkembangan psikososial

adalah dimana hubungan iterpersonal dengan peer-groupnya menjadi intens

karena penerimaan oleh teman sebaya menjadi penting bagi remaja. Teman

sebaya merupakan tempat berbagi perasaan dan pengalaman, mereka juga menjadi

bagian dari proses pembentukan diri.10

Remaja mengalami perkembangan yang

beragam dalam dirinya, sehingga hal itu pun turut membentuk dirinya dalam

relasi dengan orang lain. Relasi yang diciptakan oleh remaja berdasarkan pada

batas usia remaja itu sendiri dan remaja-remaja seusianya.

Monks dkk, memberi batasan usia remaja adalah 12-21 tahun. Dengan

pembagian 12 – 15 tahun: masa remaja awal, 15-18 tahun: masa remaja

6 Panuju,H.P, Psikologi Remaja, 5-6

7 Gunarsa,Singgih Seri Psikologi. Bunga Rampai Psikologi Perkembangan, 196

8 Gunarsa,Singgih Seri Psikologi. Bunga Rampai Psikologi Perkembangan, 196

9 Gunarsa,Singgih Seri Psikologi. Bunga Rampai Psikologi Perkembangan, 197

10 Gunarsa,Singgih Seri Psikologi. Bunga Rampai Psikologi Perkembangan., 198

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 REMAJA 2.1.1 Pengertian Remaja€¦ · 2.1.1 Pengertian Remaja Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata “remaja” berarti: pertama, sudah dewasa, sudah

15

pertengahan, 18-21 tahun: masa remaja akhir.11

Anak remaja tidak mempunyai

tempat yang jelas. Ia tidak termasuk golongan anak, tetapi ia tidak pula termasuk

golongan orang dewasa atau golongan tua. Remaja ada diantara anak dan orang

dewasa. Remaja masih belum mampu untuk menguasai fungsi – fungsi fisik

maupun psikisnya. Ditinjau dari segi tersebut mereka masih harus menemukan

tempat dalam masyarakat.12

Pada masa ini remaja mengalami banyak

perkembangan, baik secara fisik maupun dalam relasinya dengan sesama. Pada

tahapan inipun remaja mengalami banyak hal sehingga menyebabkan mereka

berusaha untuk mencari tahu tentang dirinya.

Teori perkembangan Erikson mengatakan bahwa masa remaja merupakan

tahap ketika krisis identitas harus diselesaikan. Pencarian identitas diri mencapai

puncaknya pada fase adolsen, ketika remaja berjuang untuk menemukan siapa

dirinya. Artinya pada masa remaja ini menurut Erikson terjadi krisis identitas atau

pencarian identitas diri. Masyarakat adalah tempat dimana remaja tinggal

memainkan peranan penting dalam membentuk identitas remaja itu. Identitas

remaja itu bisa positif dan bisa juga negatif. Identitas positif adalah keputusan

mengenai akan menjadi apa mereka dan apa yang mereka yakini. Sedengakan

identitas negatif adalah apa yang mereka tidak ingin menjadi seperti itu dan apa

yang mereka tolak untuk mempercayainya. Jika lingkungannya jahat, ia akan

menjadi remaja dengan segala kenakalannya atau jika lingkungannya baik, ia juga

akan ikut baik. 13

Remaja yang masih dalam pencaharian jati diri akan sangat

mudah untuk di pengharui, sehingga setiiap penghari yang ada maka dia akan

11

F.J.Monks dan A.M>P Knoers. Psikologi Perkembangan:pengantar dalam berbagai

bagiannya (JogjaL Gadjah Mada University press), 262 12

F.J.Monks dan A.M P Knoers. Psikologi Perkembangan, 263 13

Alwisol, Psikologi Kepribadian,(Malang: UMM Press,2008), 98-99

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 REMAJA 2.1.1 Pengertian Remaja€¦ · 2.1.1 Pengertian Remaja Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata “remaja” berarti: pertama, sudah dewasa, sudah

16

secara langsung mengikuti pengharu tersebut, dan ini merupakan ciri-ciri umum

yang ada pada remaja.

2.1.2 Ciri – ciri remaja

Komunikasi antara remaja dan lingkungan akan tetap terpelihara dengan

baik, bila pengertian terhadap remaja berlandaskan pengetahuan mengenai ciri –

ciri remaja yang juga erat berhubungan dengan perkembangannya.14

Hurlock

mengklasifikasikan beberaja ciri – ciri remaja, antara lain:15

1. Masa remaja sebagai periode yang penting yaitu perubahan – perubahan yang

dialami masa remaja akan memberikan dampak langsung pada individu yang

bersangkutan dan akan mempengaruhi perkembangan selanjutnya.

2. Masa remaja sebagai periode peralihan. Status remaja tidak jelas, keadaan ini

memberikan waktu pada remaja untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan

menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai dengan dirinya.

3. Masa remaja sebagai periode perubahan, yaitu perubahan pada emosi,

pereubahan pada tubuh, minat dan peran (menjadi dewasa yang mandiri,

perubahan pada nilai – nilai yang dianut serta keinginan akan kebebasan)

4. Masa remaja sebagai masa mencari identitas diri, yang dicari remaja berupa

usaha untuk menjelaskan siap dirinya dan apa peranannya dalam masyarakat.

5. Masa remaja adalah masa yang menimbulkan ketakutan. Dikatakan demikian

karena sulit diatur, cenderung berperilaku yang kurang baik. Hal tersebut

yang membuat banyak orang tua yang merasa takut.

14

Gunarsa,Singgih. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, 218 15

Elizabeth B.Hurlock, Psikologi Perkembangan suatu Pendekatan sepanjang rentang

kehidupan, edisi kelima, (Jakarta:Erlangga,1980), 206

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 REMAJA 2.1.1 Pengertian Remaja€¦ · 2.1.1 Pengertian Remaja Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata “remaja” berarti: pertama, sudah dewasa, sudah

17

6. Masa remaja adalah masa yang tidak realistik. Remaja sering memandang

kehidupan dari kacamata berwarna merah jambu, melihat dirinya sendiri dan

orang lain sebagaimana yang diinginkan dan bukan sebagaimana adanya

terlebih dalam cita – cita.

7. Masa remaja sebagai masa dewasa. Remaja mengalami kebingungan atau

kesulitan di dalam usaha meninggalkan kebiasaan pada usia sebelumnya dan

di dalam memberikan kesan bahwa mereka hampir atau sudah dewasa, yaitu

dengan merokok, minum minuman keras, menggunakan obat – obatan yang

terlibat dalam perilaku seks. Mereka menganggap bahwa perilaku akan

memberikan citra yang mereka inginkan. Dapat disimpulkan adanya

perubahan fisik maupun psikis pada diri remaja. Kecenderungan remaja akan

mengalami masalah dalam penyesuaian diri dengan lingkungan. Hal ini

diharapkan agar remaja dapat menjalani tugas dengan baik dan penuh

tanggungjawab.

8. Masa remaja adalah masa keterbukaan

Pada masa ini remaja sangat terbuka terhadap hal-hal atau ide-ide serta

bimbingan. Bagi kebanyakan remaja, usaha untuk mencari atau mendapatkan

identitas baru merupakan suatu proses yang penuh dengan coba-coba, yang

menyebabkan karakteristik mereka susah ditebak.16

9. Masa remaja adalah masa mengambil keputusan

Pada masa ini remaja akan dituntut untuk membuat sejumlah keputusan dan

komitmen. tetapi bagi sebagian remaja lain, keputusan-keputusan yang

penting sangat mungkin terjadi dan mungkin saja tetap operatif sampai akhir

hidupnya. Usaha mereka untuk mencari kebebasan menyebabkan mereka

16

Nuhamara, PAK Remaja, 12

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 REMAJA 2.1.1 Pengertian Remaja€¦ · 2.1.1 Pengertian Remaja Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata “remaja” berarti: pertama, sudah dewasa, sudah

18

membuat sebanyak mungkin keputusan yang dapat membimbing kehidupan

mereka. Namun, apabila keputusan mereka akan menjadi sesuatu yang

berarti, keputusan tersebut haruslah merupakan akibat dari proses pemahaman

dan pengujian mereka sendiri.17

2.1.3 Perkembangan Remaja

2.1.3.1 Perkembangan Fisik Remaja

Dalam perkembangan fisik remaja, ciri khas yang dapat dilihat adalah:

1. Masa remaja adalah masa pubertas, pada masa ini remaja baru mulai

bertumbuh mengalami perubahan – perubahan yang terjadi pada fisik

mereka.18

2. Adanya kesadaran yang baru pada tubuh, pada perkembangan tahapan ini

remaja biasa sangat memperhatikan bagaimana penampilan fisiknya.19

3. Pencampuradukan hal – hal yang bersifat biologis dengan spiritual. Masa

remaja adalah masa dimana secara kuat dirasakan desakan atau dorongan

dalam perasaan seksual yang baru selama pubertas dan hal ini dapat menjadi

sumber ketakutan dan rasa bersalah yang tidak perlu.20

4. Mengacaukan hal – hal yang fisik dengan yang spritual. Masa remaja dapat

menjadi suatu masa dimana secara spiritual terjadi kemerosotan, karena

banyak remaja yang mengangap bahwa masalah fisik mereka juga merupakan

masalah spiritual.

2.1.3.2 Perkembangan Sosial Remaja

17

Nuhamara, PAK Remaja, 13-14 18

Nuhamara, PAK Remaja, 34 19

Nuhamara, PAK Remaja, 37 20

Nuhamara, PAK Remaja, hlm 38

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 REMAJA 2.1.1 Pengertian Remaja€¦ · 2.1.1 Pengertian Remaja Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata “remaja” berarti: pertama, sudah dewasa, sudah

19

Pada masa remaja awal sering terjadi perkembangan dalam kesadaran dan

kedewasaan sosial yang sejajar dengan apa yang terjadi dalam perubahaan –

perubahan fisik. Ciri-ciri dari perkmbangan sosial remaja adalah:

1. Dorongan untuk mandiri

Pada masa remaja, dalam diri seorang anak mulai muncul keinginan serta

usaha untuk memutuskan atau melongarkan hubungan dengan keluarganya

(orang tua) dan berusaha untuk membangun atau membentuk suatu identitas

yang terpisah dari orang tua atau tokoh otoritatif yang lain. Remaja dikuasai

oleh dorongan untuk mandiri.21

.

2. “Peer Grop” Sebagai jembatan menuju kemandirian.

Dengan menyesuaikan diri dengan kelompok Peer, remaja secara tidak sadar

sedang mencoba apakah mereka diterima atau tidak sebagai seseorang yang

terpisah dari rumah. pada masa remaja ini, remaja lebih memerlukan

penerimaan serta pengertian dari peer grop/nya. Para remaja ingin

mengetahui apakah ia benar-benar OK ketika berada di luar rumah, dalam

dunia riil. Sekali mereka diterima dan merasa aman sebagai bagian dari

kelompok, maka sangat mungkin mereka mempunyai rasa percaya diri yang

cukup untuk melangkah keluar dan bereksperimen untuk menjadi berbeda,

yakni menemukan identitas diri. Dengan demikian kelompok peer adalah

jembatan kepada kemandirian.22

3. Belum siap menggorbankan sahabat demi iman

Remaja belum siap mengorbankan sahabat-sahabatnya demi iman.

Sebagaimana telah dikatakan terlebih dahulu bahwa sahabat adalah darah

kehidupan dari remaja dan mereka adalah hal yang krusial terhadap

21

Nuhamara, PAK Remaja,hlm 47 22

Nuhamara, PAK Remaja, 50

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 REMAJA 2.1.1 Pengertian Remaja€¦ · 2.1.1 Pengertian Remaja Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata “remaja” berarti: pertama, sudah dewasa, sudah

20

perkembangan remaja secara normal. Jikalau satu pilihan harus di buat

anatara teman dan iman, maka hampir pasti mereka akan memilih sahabatnya.

Iman bisa menjadi urutan kedua, sedangkan mempunyai sahabat adalah hal

yang paling penting.23

Dapat disimpulkan bahwa pada tahap perkembangan

sosial remaja ini timbul dorongan alamiah dari remaja untuk menuju

kemandirian, yang menciptakan kemungkinan bagi mereka untuk tetap hidup

dalam dunia orang dewasa.

2.1.3.3 Perkembangan Mental Remaja

Pada tahap perkembangan ini remaja telah dapat mengembangkan

kemampuan bernalar secara lebih logis, berpikir secara konseptual atau abstrak

dan berpindah dari suatu abstraksi ke abstraksi yang lain. Selain itu remaja juga

dapat menduga dengan banyak kemungkinan akibat dari apa yang ingin

dilakukan. Mereka dapat menyimpan banyak hak didalam benaknya, serta dapat

membuat keputusan dan jawaban.24

2.1.3.4 Perkembangan Emosional Remaja

Masa remaja adalah masa dimana tingkat emosional mereka sangatlah

tinggi bila dibandingkan dengan orang dewasa. Pandangan ekstrim

mengambarkan emosi sebagai aspek yang dramatis dan menggagu, padahal perlu

di akui bahwa kebanyakan kehidupan emosi remaja sebenarnya tenang dan justru

dapat membangun karakter dari seorang remaja. Perkmbangan emosional

sebenarnya lebih merupakan gejala atau karakteristik sekunder dari pada sebagai

karakteristik primer.25

Remaja yang telah mengalami perkembangan secara baik

23

Nuhamara, PAK Remaja, 52 24

Nuhamara, PAK Remaja, 60 25

Nuhamara, PAK Remaja, 75-76

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 REMAJA 2.1.1 Pengertian Remaja€¦ · 2.1.1 Pengertian Remaja Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata “remaja” berarti: pertama, sudah dewasa, sudah

21

akan menunjukannya dalam berinteraksi dengan orang-orang yang ada di

sekitarnya, relasi yang tercipta antara remaja dan lingkungan inilah akan sangat

mempengahrui dan membentuknya mejadi remaja yang matang. Pembentukan

yang dialami remaja ini juga termasuk membentuk kepercayaan dalam dirinya,

sehingga hal itu yang mampu mengerakan dia menjadi yang baik.

2.2 SPIRITUAL

Kata spiritual memiliki akar kata spirit yang berarti roh. Kata ini berasal

dari bahasa Latin, spiritus, yang berarti napas. Selain itu kata spiritus dapat

mengandung arti sebuah bentuk alkohol yang dimurnikan, sehingga spiritual dapat

diartikan sebagai sesuatu yang murni. Kata spiritual bisa diartikan sebagai energi

kehidupan, yang membuat kita dapat hidup, bernapas dan bergerak termasuk

pikiran, perasaan, tindakan dan karakter kita pada tataran konseptual. 26

Menurut

Johnston dalam Engel spiritual diartikan sebagai nilai diri. Spritual atau nilai diri

memampukan orang mengasihi sesamanya seperti dirinya sendiri dimulai dari

dirinya. Maksudnya ialah orang harus bisa mengasihi dan menghargai dirinya

sendiri jika dia mau dia harus mencintai dan menghargai orang lain.27

Dengan

spiritual yang dimiliki, seseorang harus menghormati diri sendiri dan mau

mengakui dirinya.

Spiritual mempunyai tiga sumber nilai, yaitu nilai kreatif, nilai

pengalaman, dan nilai sikap. Nilai Kreatif adalah apa yang dapat diberikan kepada

dunia melalui dimensi spritual. Nilai pengalaman adalah apa yang dapat individu

terima dari dunia melalui dimensi spritual. Sedangkan nilai sikap adalah

26

Krauss Stephen Hood Jr., Ralph W, ”Religion, Spirituality, Conduct of life: Manners

Customs” International Series in the Psychology of religion. Vol 16, 8-9, 2013. 27

Jacob Daan Engel, Nilai Dasar Logo Konseling, iii

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 REMAJA 2.1.1 Pengertian Remaja€¦ · 2.1.1 Pengertian Remaja Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata “remaja” berarti: pertama, sudah dewasa, sudah

22

kesadaran untuk mengubah sikap seseorang terhadap keadaan yang akan berubah

melalui dimensi spritual.28

Yang paling penting dari spiritual adalah penghargaan

akan diri dan nilai diri yang disebut sebagai harga diri spiritual mempunyai

pandangan yang seimbang dan akurat mengenai dirinya, menghormati

kemampuan diri tetapi juga mengakui kelemahannya serta rasa hormat dari dan

kepada orang lain.29

2.2.1 Perkembangan Harga Diri Spiritual

Menurut Branden dalam Engel harga diri adalah kepercayaan diri

(keyakinan kapasitas pribadi) dan perasaan nilai pribadi yang didalamnya

terkandung nilai spiritual. 30

Setiap orang di satu sisi mempunyai kemampuan

menghadapi tantangan hidup, untuk memahami dan memecahkan masalah; disisi

lain haknya secara spiritual untuk mencapai kebahagiaan, menghormati, dan

membela kepentingan serta kebutuhannya sendiri.

Dalam pemahamannya, harga diri spiritual yang sehat menenurut Branden

terintegrasi dalam aspek self efficacy sebagai kemampuan diri dan self respect

sebagai nilai diri. Self respect berhubungan dengan kepercayaan nilai diri bahwa

setiap orang layak bahagia yang menggambarkan integritas seseorang. Sedangkan

self efficacy berhubungan dengan kemampuan berpikir untuk mengatasi tantangan

hidup yang menggambarkan tingkat rasionalitas seseorang. Tingkat rasionalitas

dam integritas seseorang menggambarkan reputasi dirinya.31

Harga diri spiritual

adalah reputasi seseorang dalam perspektif diri sendri. Secara konseptual menurut

pemahaman Branden, harga diri spiritual dapat didefenisikan sebagai keyakinan

28

Jacob Daan Engel, Nilai Dasar Logo Konseling, 2 29

Jacob Daan Engel, Nilai Dasar Logo Konseling, 6 30

Jacob Daan Engel, Nilai Dasar Logo Konseling, 8 31

Jacob Daan Engel, Nilai Dasar Logo Konseling,11

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 REMAJA 2.1.1 Pengertian Remaja€¦ · 2.1.1 Pengertian Remaja Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata “remaja” berarti: pertama, sudah dewasa, sudah

23

yang menggambarkan kemampuan diri spritual dalam mengatasi tantangan hidup

dan perasaan nilai diri spiritual untuk mencapai kebahagiaan. Reputasi ini

dibangun dalam enam pilar harga diri spiritual sebagai suatu konsistensi dan

disiplin spiritual. Keenam pilar ini sebagai karakteristik harga diri sehat yang

menurut Brandeen disebut sebagai pencapaian diri spiritual, yang merupakan

perkembangan spiritual seseorang sebagai berikut:32

1. Kesadaran diri adalah pemberdayaan untuk suatu perubahan sikap dan

perilaku yang sehat. Pemberdayaaan itu berhubungan dengan pendidikan

yang dapat meningkatkan kemampuan untuk menciptakan idea, karya,

membuat keputusan dan kemampuan untuk mengatasi masalah. Kesadaran

diri juga berhubungan dengan kemampuan berpikir dan terbuka untuk setiap

pengetahuan, informasi, nilai – nilai, bahkan fakta – fakta yang mungkin

tidak nyaman atau mengancam, tidak hanya relaitas ekternal, tetapi juga

internal menyangkut kebutuhan, perasaan, aspirasi dan motif. Pemberdayaan

tersebut berhubungan dengan suara hatu yang dimilikinya sebagai kekuatan

spiritual untuk mengontrol pikiran positif atau negatif, perasaan, tindakan

atau peristiwa, karena suara hati sebagai kekuatan spiritual memberikan

sensasi yang berbeda antara pikiran, emosi dan tindakan dalam rangka

meningkatkan kesadaran diri.33

2. Penerimaan diri adalah pengenalan dan pengembangan diri menjadi pribadi

yang utuh, berprestasi dan mempunyai kemampuan. Pengenalan dan

pengembangan diri berhubungan dengan regulasi sebagai sistem diri yang di

dalamnya ada pengelolaan dan penetapan strategi-strategi sebagai menejemen

diri, dan itulah kekuatan spiritual yang dimiliki. Penerimaan diri sebagai

32

Jacob Daan Engel, Nilai Dasar Logo Konseling,12 33

Jacob Daan Engel, Nilai Dasar Logo Konseling, 18-19

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 REMAJA 2.1.1 Pengertian Remaja€¦ · 2.1.1 Pengertian Remaja Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata “remaja” berarti: pertama, sudah dewasa, sudah

24

kekuatan spiritual dalam logo konseling meyakinkan setiap orang mengenali

diri sendiri terhadap perilaku, kebiaasan dan kepribadian, serta kekurangan

dirinya sebagai kekuatan untuk mengatasi masalah hidupnya. Mengenali diri

sendiri memberikan kemungkinan bagi setiap individu memperbaiki

kehidupan dirinya sendiri, untuk memahami dirinya memiliki kompetensi

(sistem) diri dan karakter (manajemen) diri dalam rangka meningkatkan

kontrol diri, dan mengembangkan identitas dirinya. Penerimaan diri

berhubungan dengan komitmen diri terhadap kemampuan dan prestasi yang

telah dicapai, serta berani mengambil tangung jawab baik terhadap suatu

kegagalan, kesalahan, maupun kekurangan yang dimiliki.34

3. Ketegasan diri adalah standar pribadi yang mencakup standar bersikap,

standar berbicara, standar dalam mengatur, standar penampilan yang

berhubungan dengan karakter seseorang yang diinginkannya, juga hubungan

dengan tujuan, nilai, dan prestasi yang ingin dicapai. Hal ini juga

berhubungan dengan kemampuan memberdayakan spiritual yang ada di

dalam diri, terkait sejumlah apresiasi, cita-cita, harapan dan nilai-nilai yang

ingin dicapai, dai itulah kekuatan spiritual yang dimiliki. Ketegasan diri

menjadi signifikan dengan pendekatan intensi pradoksikal untuk mengambil

sikap dan menjaga jarak terhadap fenomena masalah yang diambilnya

(self_detachment). Self detachment sebagai kekuatan dalam logo konseling

menyakinkan pribadi setiap individu bahwa mereka mempunyai kemampuan

untuk mengembangkan asumsi berpikir positif dengan sasaran pencapaian

adalah menikatkan ketegasan diri.35

34

Jacob Daan Engel, Nilai Dasar Logo Konseling, 19-21 35

Jacob Daan Engel, Nilai Dasar Logo Konseling, 21-22

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 REMAJA 2.1.1 Pengertian Remaja€¦ · 2.1.1 Pengertian Remaja Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata “remaja” berarti: pertama, sudah dewasa, sudah

25

4. Tujuan hidup. Tujuan hidup berhubungan dengan menetapkan tujuan jangka

pendek – panjang, merumuskan action plan , dan mengembangkan disiplin

spritual. Tujuan hidup adalah seperangkat nilai keikatan diri (self-

commitment), melakukan berbagai kegiatan nyata yang lebih terarah guna

mencapai makna dan tujuan hidupnya. Tujuan hidup mencerminkan pribadi

setiap individu yang mempunyai harkaat dan martabat untuk mencapai makna

hidup dan penghargaan atas dirinya.36

5. Tanggung jawab diri. Tanggung jawab diri berhubungan dengan

pengendalian diri terhadap pilihan dan tindakan untuk suatu pencapain tujuan

hidup, kebahagian, dan nilai – nilai yang dimilikinya. Tanggung jawab diri

adalah nilai – nilai sikap untuk mengembangkan evaluasi diri yang seimbang.

Nilai – nilai sikap berhubungan dengan kemampuan pribadi setiap individu

untuk melakukan intrspeksi diri dalam rangka penyesuaian terhadap

perubahan – perubahan yang inovatif, sehingga terjadi modifikasi sikap

dalam diri pribadi setiap individu. Tanggung jawab diri memungkinkan

pribadi setiap individu untuk memperbaiki kebutuhan keluarga dan

meningkatkan peran diri, dengan indikatornya adalah memahami tugas dan

tanggung jawab diri agar terhindar dari konflik peran, bekerja tepat waktu

tanpa harus mengabaikan tanggung jawabnya dalam melayani suami/istri,

mendidik anak, demikian juga tanggung jawab dalam masyarakat.37

6. Integritas diri. Integritas diri berhubungan dengan keutuhan dalam

kemampuan berpikir dan perasaan secara tulus, jujur, dan benar. Integritas

diri adalah penghargaan dan nilai diri yang berhubungan dengan kepribadian,

cara pribadi setiap individu memandang dirinya memiliki dampak terhadap

36

Jacob Daan Egel, Nilai dasar Logo Konseling, 22-23 37

Jacob Daan Engel, Nilai Dasar logo Konseling, 24-25

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 REMAJA 2.1.1 Pengertian Remaja€¦ · 2.1.1 Pengertian Remaja Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata “remaja” berarti: pertama, sudah dewasa, sudah

26

perkembangan psikologisnya. Integritas diri menjadi signifikan dengan

pendekatan kesedaran diri untuk mengembangkan kepercayaan diri pribadi

setiap individu. Kesadaran diri sebagai kekuatan pribadi setiap individu

dalam logo konseling menyakinkan pribadi individu tentang kemampuan

mengembangkan kepercayaan dirinya dengan sasaran pencapaian adalah

menigkatkan integritas diri. Selain harga diri spiritual yang sehat, spiritual

juga memiliki dimensi-dimensi spiritual.

2.3 KARAKTER

2.3.1 Pengertian Karakter

Istilah “karakter” dalam bahasa Yunani “karasso”, berarti “cetak biru,

format dasar, sidik seperti dalam sidik jari. Tentang ambiguitas termibologi

karakter ini, Mounier, mengajukan dua cara interpretasi.ia melihat karakter

sebgaai dua hal, yaitu pertama, sebagai sekumpulan kondisi yang telah diberikan

begitu saja, atau telah ada begitu saja, yang lebih kurang dipaksakan dalam diri

kita. Karakter yang demikian ini dianggap sesuatu yang telah ada dari dulu.

Kedua, karakter juga bisa dipahami sebagai tingkat kekuatan melalui mana

seorang individu mampu menguasai kondisi tertentu. Karakter yang demikian ini

disebutnya sebagai sebuah proses yang dikehendaki.38

Karakter juga merupakan

watak atau ciri khas seseorang sehingga ia berbeda dengan orang lain.

Pada awal abad ke-5 SM filsuf Yunani besar seperti Aristoteles

menyatakan bahwa ada dua macam keunggulan manusia: keunggulan pemikiran,

dan keunggulan karakter. keunggulan dari Karakter - ethikai Aretai - biasanya

diterjemahkan sebagai "moral yang kebajikan "atau" keunggulan moral. "Kata

Yunani ethikos (etika) adalah serumpun kata sifat dengan etos, yang merupakan

38

Doni, Koesoema. Pendidikan Karakter: strategi mendidik anak di zaman Global,

(Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2007), 90-91

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 REMAJA 2.1.1 Pengertian Remaja€¦ · 2.1.1 Pengertian Remaja Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata “remaja” berarti: pertama, sudah dewasa, sudah

27

karakter (Stanford Encyclopedia of Philosophy, 2003). Aristoteles juga dilihat

karakter yang baik sebagai kehidupan yang lurus – benar melakukan dalam

kaitannya dengan orang lain dan dalam hubungannya dengan diri sendiri.

Pandangan ini didukung oleh Nucci dan Wynne dan Walberg. Aristoteles

menyatakan bahwa Karakter terdiri dari kebajikan moral, ini yang berorientasi diri

kebajikan (seperti pengendalian diri dan moderasi) serta kebajikan lainnya yang

berorientasi.

Thomas Lickona mengatakan bahwa sebuah pendidikan moral, juga

mendukung gagasan Aristoteles tentang karakter. Ia berpendapat bahwa karakter

terdiri dari nilai-nilai yang berlaku, menjadi nilai-nilai dalam tindakan dan bahwa

orang-orang maju dalam karakter mereka sebagai nilai menjadi kebajikan

(disposisi batin yang dapat diandalkan untuk menanggapi situasi dengan cara yang

baik secara moral). Gagasan nilai-nilai operasi didukung oleh penulis

kepemimpinan Manning dan Curtis. mereka menyatakan bahwa "karakter

didasarkan pada sistem nilai yang diketahui, dihargai, dinyatakan dan hidup

biasa." 39

Beberapa ahli teori, khususnya di bidang psikologi, melihat karakter

sebagai akumulasi dari sifat-sifat atau kebiasaan yang diperlukan untuk menjalani

kehidupan yang sukses.

Corsini dalam De Brain mendefenisikan karakter sebagai total kualitas

atau ciri-ciri, terutama karakteristik dari sikap moral, sosial dan keagamaan dari

orang. Psikolog positif mendefinisikan karakter dalam hal sifat-sifat positif yang

muncul antar budaya dan sepanjang sejarah penting bagi kehidupan yang baik.

Karakter ini juga dianggap sebagai terdiri dari kebiasaan. Baumrind menyatakan

39

Rouslyn de Braine, journal: leadership, character and its development, (Dep Human

resource management University of Johannesburg,2007), 2.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 REMAJA 2.1.1 Pengertian Remaja€¦ · 2.1.1 Pengertian Remaja Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata “remaja” berarti: pertama, sudah dewasa, sudah

28

bahwa "karakter mengacu seperti kebiasaan positif dan dibudidayakan seperti

tanggung jawab sosial, komitmen moral, disiplin diri dan ketegasan dimana

konstelasi seluruh orang yang dinilai tidak kekurangan, memadai, atau teladan."

Smith menganggap karakter menjadi ekspresi seseorang orientasi moral,

kemauan, hati nurani dan prinsip-prinsip.40

2.3.2 Inti Karakter

Inti karakter adalah Kebajikan (virtue), yang didalamnya terdapat Nilai

(value) yang mengacu pada kualitas moral seorang pemimpin yaitu Spiritual

setiap orang sebagai inti Kekuatan (power) dalam kepribadian dan bukan bagian

yang terpisah dari kepribadian.41

Oleh karena itu, karakter pemimpin didefinisikan

sebagai, sifat-sifat positif yang tercermin dalam (pengembangan dari) pikiran,

perasaan dan perilaku seorang pemimpin.42

Inti karakter terdiri atas 6 (enam)

kategori dengan kekuatan karakter dideskripsikan sebagai berikut ini43

:

1. Kebijaksanaan dan pengetahuan meliputi: Kreativitas (orisinalitas,

kecerdikan) yaitu cara berpikir produktif, menciptakan konsep dan

melakukan pencapaian artistik; Curiosity (keingintahuan dan keterbukaan

terhadap pengalaman): mengambil suatu kepentingan dalam pengalaman

berkelanjutan untuk kepentingan lembaga yang dipimpin; menemukan

subjek dan topik yang menarik; menjelajahi dan menemukan; Penilaian

(berpikir kritis): Berpikir hal-hal melalui dan memeriksa mereka dari

semua sisi; tidak melompat ke kesimpulan; mampu mengubah pikiran

seseorang dalam terang bukti; menimbang semua bukti yang cukup; Cinta

40

Rouslyn de Braine, journal: leadership, character and its development, 4 41

Rouslyn De Braine, “Leadership, Characte, 2. 42

Park, N., Peterson, C., & Seligman, M. E. P, 613. 43

Rouslyn De Braine, “Leadership, Character, 2-3.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 REMAJA 2.1.1 Pengertian Remaja€¦ · 2.1.1 Pengertian Remaja Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata “remaja” berarti: pertama, sudah dewasa, sudah

29

belajar (meng-up-date-kan diri): menguasai keterampilan baru, wawasan,

dan pengetahuan; Perspektif (kebijaksanaan): mampu memberikan nasihat

yang bijaksana untuk orang lain; memiliki cara untuk melihat dunia yang

masuk akal untuk diri sendiri dan orang lain.

2. Keberanian meliputi keberanian atau kemampuan menyikapi ancaman,

tantangan, kesulitan, atau sakit; berbicara untuk apa yang benar bahkan

jika ada oposisi; bertindak atas keyakinan bahkan jika tidak populer;

termasuk keberanian fisik tetapi tidak terbatas untuk itu; Ketekunan

(kegigihan, kerajinan); menyelesaikan apa yang harus dikerjakan; bertahan

dalam suatu tindakan meskipun hambatan; mendapatkan jalan keluar

dalam menyelesaikan tugas; Kejujuran (integritas, keaslian); berbicara

kebenaran tetapi lebih luas menyajikan diri dengan cara yang tulus dan

bertindak dalam cara yang benar; tanpa kepura-puraan; mengambil

tanggung jawab untuk perasaan dan tindakan seseorang; Semangat

(vitalitas, antusiasme, energi): Mendekati kehidupan dengan semangat dan

energi; tidak melakukan hal-hal dengan setengah hati; menjalani hidup

sebagai sebuah petualangan; merasa hidup dan aktif.

3. Kemanusiaan meliputi: Cinta yaitu menilai hubungan yang dekat dengan

orang lain, khususnya mereka yang berbagi dan peduli; Kebaikan

(kemurahan hati, pemeliharaan, perawatan, kasih sayang, altruistik, cinta)

yaitu melakukan perbuatan baik bagi orang lain; membantu dan merawat

mereka; Kecerdasan sosial (kecerdasan emosional, kecerdasan pribadi)

yaitu menyadari motif dan perasaan lainnya orang dan diri sendiri;

mengetahui apa yang harus dilakukan untuk masuk ke berbagai situasi

sosial; mengetahui apa yang membuat orang lain tertarik.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 REMAJA 2.1.1 Pengertian Remaja€¦ · 2.1.1 Pengertian Remaja Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata “remaja” berarti: pertama, sudah dewasa, sudah

30

4. Keadilan meliputi: Kerjasama tim (tanggung jawab sosial, loyalitas) yaitu

bekerja dengan baik sebagai anggota kelompok dalam tim; menjadi setia

kepada kelompok; melakukan share dengan seseorang; Keadilan yaitu

memperlakukan orang sesuai dengan tatanan dan norma yang berlaku;

tidak membiarkan perasaan pribadi menjadi keputusan tentang orang lain;

memberi semua orang kesempatan yang adil; Kepemimpinan yaitu

mendorong kelompok untuk menyelesaikan sesuatu dan pada saat yang

sama menjaga hubungan baik dalam kelompok; mengorganisir kegiatan

kelompok.

5. Integritas. Dari semua aspek karakter, integritas mungkin yang paling

penting untuk membangun kepercayaan diri, yang meliputi: Pengampunan

dan belas kasihan yaitu mengampuni orang-orang yang telah berbuat

salah; menerima kekurangan orang lain; memberikan kedua kesempatan

kedua; tidak menjadi pendendam. Kerendahan hati tidak mempertahankan

harkat martabat untuk suatu kepedulian bagi yang membutuhkannya;

Prudence (kehati-hatian) yaitu berhati-hati tentang pilihan seseorang; tidak

mengambil yang tidak semestinya berisiko; tidak mengatakan atau

melakukan hal-hal yang mungkin nanti akan menyesali diri sendiri; Self-

regulasi yaitu pengaturan apa yang menjadi tujuan, visi seseorang

kedepan.

6. Transenden meliputi: Apresiasi keindahan dan keunggulan (kagum, heran,

levasi) yaitu memperhatikan dan menghargai keindahan, keunggulan, dan

atau kinerja dalam berbagai bidang kehidupan; Rasa terima kasih yaitu

menyadari dan bersyukur untuk hal-hal yang baik yang terjadi;

meluangkan waktu untuk mengucapkan syukur; Harapan (optimisme, dan

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 REMAJA 2.1.1 Pengertian Remaja€¦ · 2.1.1 Pengertian Remaja Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata “remaja” berarti: pertama, sudah dewasa, sudah

31

future orientation) yaitu mengharapkan yang terbaik di masa depan dan

bekerja untuk mencapainya; Humor (menyenangkan) yaitu membawa

senyum pada orang lain; spiritualitas (religiositas, iman, tujuan) yaitu

memiliki koherensi keyakinan tentang tujuan yang lebih tinggi dan makna

hidup dibalik situasi kehidupan yang dialami.

2.3.3 Komponen Karakter

Komponen karakter pemimpin merupakan kualitas moral pemimpin yang

terdiri atas 3 (tiga) kategori dengan kekuatan karakter dideskripsikan sebagai

berikut44

:

a. Moral knowing meliputi: Kesadaran moral yaitu menggunakan kecerdasan

ketika situasi membutuhkan penilaian moral; Pengetahuan norma-norma yang

diteruskan dari satu generasi ke generasi berikutnya; Nilai moral

membutuhkan etika untuk suatu penilaian baik atau buruk; Pemahaman diri

kemampuan berpikir, bertindak dan kemampuan emosional; Sudut pandang

sebagai prasyarat untuk penilaian moral; Penalaran moral melibatkan

pemahaman tentang apa artinya moral dan mengapa kita harus bermoral.

Belajar tentang apa yang dianggap baik sebagai alasan moral dan

menghormati nilai intrinsik dari setiap individu; cara berpikir seseorang

melalui masalah moral; pengambilan keputusan yaitu pertanyaan-pertanyaan

apa pilihan saya dan apa konsekuensinya?

b. Moral feeling meliputi hati nurani yaitu perasaan dari kewajiban moral untuk

pengambilan keputusan moral yang konstruktif; Self-esteem Suatu ukuran

harga diri yang sehat membantu kita untuk menghargai diri kita sendiri dan

44

De Braine, “Leadership, Character, 3-4.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 REMAJA 2.1.1 Pengertian Remaja€¦ · 2.1.1 Pengertian Remaja Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata “remaja” berarti: pertama, sudah dewasa, sudah

32

tidak terlalu tergantung pada persetujuan orang lain. Diri yang positif memiliki

korelasi positif dengan memperlakukan orang lain secara positif; Empati

memahami orang lain secara emosional dari sudut pandang mereka; Mencintai

yaitu bentuk tertinggi dari karakter termasuk menjadi benar-benar tertarik

dengan baik. ketika orang mencintai yang baik, mereka mengambil

kesenangan dalam berbuat baik; Kontrol diri kebajikan moral untuk

pengendalian diri, membantu kita untuk menjadi etis bahkan mengekang

kesenangan diri sendiri yang merugikan.

c. Moral action meliputi kompetensi. Moral kompetensi adalah memiliki

kemampuan untuk mengubah pertimbangan moral dan perasaan ke dalam

tindakan moral yang efektif; keinginan (Will) adalah memobilisasi energi

moral untuk melakukan apa yang kita pikirkan. Dibutuhkan kemauan untuk

menjaga emosi di bawah kendali akal. Dibutuhkan kemauan untuk melihat dan

memikirkan semua dimensi moral. Dibutuhkan kemauan untuk menempatkan

tugas sebelum kesenangan. Will adalah inti dari keberanian moral; Kebiasaan

yaitu melakukan manfaat moral.

2.3.4 Elemen Karakter

Elemen karakter merupakan karakter pendukung pada tataran praktis.

Elemen karakter meliputi Kepemimpinan. Karakteristik seorang pemimpin adalah

memimpin dengan contoh sebagai panutan dan teladan, memungkinkan orang lain

(bawahannya) untuk melakukan pekerjaan apapun untuk pemimpinnya. Pemimpin

yang memenuhi dan memberi bawahannya kepuasan serta menginspirasi mereka,

mereka akan meningkatkan kinerja dan mengembangkan etos kerjanya; Integritas

yaitu perkataan yang benar dan yang dapat dipercaya dalam kondisi apapun.

Konsistensi kata-kata dan tindakan, demikian pula setia dalam hal-hal kecil,

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 REMAJA 2.1.1 Pengertian Remaja€¦ · 2.1.1 Pengertian Remaja Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata “remaja” berarti: pertama, sudah dewasa, sudah

33

dalam tanggung jawab yang besar tetap setia; Kerajinan yaitu karakter dan

kemampuan yang menghasilkan kualitas kerja yang tinggi, ketiga hal tersebut

berjalan beriringan; Empati mendasari semua aspek kepemimpinan dengan

menempatkan diri pada posisi orang lain untuk memahamiapa kebutuhan mereka

dalam posisi mereka, agar benar-benar berkomunikasi secara efektif mendapatkan

perspektif yang seimbang dan membangun rasa hormat dari orang lain; Kesetiaan.

Kesetiaan kepada diri sendiri, orang lain dan atau lembaga menggambarkan citra

dan komitmen diri untuk membantu orang lain berdasarkan cinta; Optimisme

melakukan sesuatu yang melebihi yang diharapkan; KeadilanMenerapkan aturan

secara konsisten dan memberikan orang kesempatan yang sama; Belas Kasihan

membutuhkan perhatian dan konseling untuk masalah yang dihadapinya; cinta

layanan dalam konsep kasih, tanpa pamrih peduli sekitar. Bersifat universal dan

prinsip – prinsip yang mendukung pengembangan sumber daya manusia; Humor

sebagai treatment dalam mengatasi masalah, berdampak positif bagi kesehatan;

Disiplin Diri bertanggung jawab untuk setiap kegiatan di organisasi,

membutuhkan disiplin untuk mematuhi kebijakan perusahaan dan prosedur;

Ketekunan, ketekunan adalah keinginan bawaan atau gairah untuk Anda ingin

mencapai sesuatu; Percaya Diri Meyakinkan orang lain untuk setiap keputusan

yang diambil dan membuat percaya diri, apakah itu baik atau buruk; Kerendahan

Hati jangan pernah berpikir bahwa Anda lebih besar atau lebih baik daripada yang

lain, selalu menempatkan diri dalam sikap belajar; Pemahaman Diri tahu kekuatan

dan kelemahan serta jujur dengan diri sendiri; Inisiatif Bercita-cita menjadi apa

atas prakarsa sendiri; tidak perlu menunggu orang lain untuk mengembangkannya;

Konsistensi Apakah Anda bertindak benar atau salah; Kreativitas modifikasi diri,

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 REMAJA 2.1.1 Pengertian Remaja€¦ · 2.1.1 Pengertian Remaja Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata “remaja” berarti: pertama, sudah dewasa, sudah

34

mempunyai ide-ide baru dan inovatif; Spiritualitas menggambar kekuatan diri

(power), melampaui diri sendiri, menyikapi situasi fisik, psikis dan seksual.

Dalam pembentukan karakter seharusnya membawa individu ke

pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan pe-

ngamalan nilai secara nyata. Inilah rancangan pendidikan karakter (moral) yang

oleh Thomas Lickona disebut moral knowing, moral feeling, dan moral action.

Melalui implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran diharapkan akan

mewujudkan mahasiswa menjadi manusia yang memiliki hati nurani yang kuat,

rasa empati pada orang lain, suka pada kebaikan, memiliki kontrol diri dan rasa

rendah hati kepada orang lain. Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh

Lickona, dikatakan seseorang yang memiliki karakter utama khususnya pada

moral feeling antara lain memiliki hati nurani, harga diri, rasa empati, suka

terhadap kebaikan, dan memiliki kon- trol diri, dan memiliki rasa kerendahan

hati.45

2.4 Pendidikan Agama Kristen (PAK)

2.4.1 Pendidikan

Berbicara tentang Pendidikan Agama Kristen (PAK) dapat dimulai dengan

melihat terlebih dahulu apa itu pendidikan. Secara etimologi, istilah pendidikan

dalam bahasa Indonesia, diambil atau terjemahan dari bahasa Inggris, education,

yang sebenarnya juga diambil dari bahasa Latin, ducere, yang berarti

membimbing (to lead). Tambahan awalan “e” berarti keluar (out). Dengan

45

Mutaqin, Implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran berbasis projek

untuk meningkatkan soft skill mahasiswa

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 REMAJA 2.1.1 Pengertian Remaja€¦ · 2.1.1 Pengertian Remaja Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata “remaja” berarti: pertama, sudah dewasa, sudah

35

demikian, arti kata pendidikan adalah suatu tindakan membimbing keluar.46

Lawrence Cremin seperti dikutip dalam Groome mendefenisikan pendidikan

sebagai suatu usaha sengaja, sistematis, dan terus menerus untuk menyampaikan,

menimbulkan, atau memperoleh pengetahuan, sikap – sikap, nilai – nilai, keahlian

– keahlian, atau kepekaan – kepekaan juga setiap akibat dari usaha itu.47

Selain itu

pendidikan juga dapat dilihat dari perspektif kebudayaan yaitu sebagai seluruh

proses menyampaikan pesan – pesannya kepada berbagai generasi.48

Sementara

itu, Groome melihat hal lain dari pendidikan yaitu hakikat dari pendidikan sebagai

suatu kegiatan politis yakni membawa manusia untuk dapat melihat warisan masa

lampau dan dapat digunakan secara kreatif untuk melewati masa kini dan menuju

pada masa depan.49

Secara sederhana, pendidikan merupakan proses memanusiakan manusia

secara manusiawi, dalam rangka memanusiakan manusia, pendidikan tidak hanya

terpusat pada kemampuan otak (aspek kognitif), melainkan juga soft skill dan

hard skill. Soft skill adalah kemampuan mengembangkan diri. Sedangkan hard

skill adalah bagaimana pengetahuan dan kemampuan taktis berperan. Dari

pemahaman tersebut menurut penulis, pendidikaan dapat memberdayakan

manusia, memanfaatkan kemampuannya secara kreatif dan inofatif. Ada berbagai

cara yang dapat dilakukan untuk memberdayakan manusia baik melalui keluarga,

masyarakat dan sekolah. Dalam konteks penelitian ini maka Pendidikan Agama

Kristen menjadi suatu pendekatan dalam pembentukan spiritual remaja.

2.4.2 PAK dan Tujuannya

46

Dien Sumiyatiningsih, Mengajar dengan Kreatif dan Menarik (Yogyakarta:

ANDI,2006), 3-4 47

Thomas Groome, Pendidikan Agama Kristen (Christian Religion Education), (Jakarta:

BPK Gunung Mulia,2011), 29. 48

Robert Pazmino, Fondasi Pendidikan Kristen (Bandung: STT Bandung bekerja sama

dengan BPK,2012), 230. 49

Thomas Groome, Pendidikan Agama Kristen , 31

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 REMAJA 2.1.1 Pengertian Remaja€¦ · 2.1.1 Pengertian Remaja Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata “remaja” berarti: pertama, sudah dewasa, sudah

36

Pendidikan ada berbagai jenisnya, sehingga Groome menyebut bahwa

pendidikan yang bersifat baik keagamaan dan pendapat dari Groome ini

dilengkapi oleh pendapat dari Nuhamara yang memberikan penjelasan tentang

istilah pendidikan agamawi, khususnya agama Kristen adalah bahwa pendidikan

agamawi itu dilakukan oleh persekutuan iman Kristen (Orang Kristen) dari

perspektif agama Kristen.50

Secara khusus menyangkut Pendidikan Agama Kristen, ada beberapa

definisi yang diberikan oleh para ahli diantaranya, Harianto mendefenisikan

Pendidikan Agama Kristen sebagai usaha sadar dan terencana untuk meletakan

dasar Yesus Kristus dalam pertumbuhan iman Kristen dengan cara mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, yaitu

pengendalian diri, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dalam

masyarakat.51

Di sisi lain Groome menekankan bahwa Pendidikan Agama Kristen

adalah pencarian yang transenden namun jauh melebihi komunitas atau tradisi

yang dimiliki.52

Penekanan yang diberikan oleh Groome ini, ingin menunjukan

bahwa tidak ada satu tempat khusus yang dapat dijadikan sebagai tempat

melakukan Pendidikan Agama Kristen, melainkan dimana saja seseorang bisa

belajar dan menemukan yang transenden tersebut. Sehingga Pendidikan Agama

Kristen juga didefenisikan dengan suatu usaha yang dilakukan untuk membawa

anak didik dalam pengenalan kepada Tuhan Yesus dan menjadikan mereka yang

belajar memiliki sikap seperti Tuhan dalam kehidupan bersama dimanapun

mereka berada.

50

Daniel Nuhamara, Pembimbing PAK Pendidikan Agama Kristen, (Jawa Barat: Jurnal

info media,2007),23-25. 51

Harianto, Pendidikan Agama Kristen dalam Alkitab dan dunia masa kini, (Yogyakarta:

ANDI,2008), 52 52

Thomas Groome, Pendidikan Agama Kristen, 36.

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 REMAJA 2.1.1 Pengertian Remaja€¦ · 2.1.1 Pengertian Remaja Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata “remaja” berarti: pertama, sudah dewasa, sudah

37

Tujuan dari suatu usaha sangatlah penting termasuk usaha PAK, sebab

tanpa tujuan sulit bagi setiap pelaksana PAK untuk mengarahkan dan memberikan

penilaian apakah usaha tersebut mencapai sasarannya atau tidak. Nuhamara

membagi pengertian dari tujuan itu atas 3 bagian yaitu aims,goals dan

objectives.53

Goals adalah tujuan yang hendak dicapai dalam jangka waktu

tertentu. Objectives, tujuan yang hendak dicapai dalam satu proses belajar

mengajar dalam satu kali tatap muka. Aims, tujuan yang diusahakan untuk dapat

dicapai pada akhirnya. Pengertian ini juga dapat disebut sebagai ultimate aims

atau tujuan akhir/mutlak. Tujuan seperti ini adalah sesuatu yang ideal dan

mungkin saja tidak dapat dicapai kini dan disini, tetapi setidak – tidaknya

diusahakan agar terwujud dalam kehidupan manusia. Oleh sebab itu itu

aims/ultimate aims berfungsi mengarahkan seluruh usaha pendidikan untuk

mencapai tujuannya.

Ada berbagai macam tujuan akhir (aims) yang dirumuskan oleh beberapa

ahli yaitu:

Groome dalam bukunya yang berjudul ”Christian Religius Education

mengedepankan bahwa tujuan pendidikan Agama Kristen adalah agar manusia

mengalami hidupnya sebagai respon terhadap kerajaan Allah di dalam Yesus

Kristus.54

James Smart merumuskan tujuan akhir dari pendidikan agama Kristen

adalah Allah dapat bekerja dihati mereka yang diajar, untuk menjadikan mereka

murid – murid yang meyakinkan baik dengan kata – kata maupun perbuatan

ditengah dunia.55

Ahli lain yakni Werner C. Graendorf dalam bukunya

Introduction to Biblical Chrustian Education mengatakan bahwa tujuan PAK

53

Daniel Nuhamara, Pembimbing PAK Pendidikan Agama Kristen, 29. 54

Daniel Nuhamara, Pembimbing Pendidikan Agama Kristen, ,31 55

Daniel Nuhamara Pendidikan Agama Kristen,30

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 REMAJA 2.1.1 Pengertian Remaja€¦ · 2.1.1 Pengertian Remaja Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata “remaja” berarti: pertama, sudah dewasa, sudah

38

antara lain adalah: “untuk membimbing individu – individu pada semua tingkat

perkembangannya, dengan cara pendidikan kontemporer, menuju pengenalan

serta pengalaman akan tujuan serta rencala Allah dalam Kristus melalui setiap

aspek kehidupan, dan juga untuk memperlengkapi mereka demi pelayanan yang

efektif.56

2.4.3 Pendekatan dalam Pendidikan Agama Kristen

Dalam rangka pembentukan spiritual remaja sebagai komponen karakter

diperlukan pendekatan Pendidikan Agama Kristen (PAK), didiskripsikan sebagai

berikut:

1. Pendekatan keluarga

Bushnell mengemukakan teorinya tentang asuhan atau pendidikan

Kristen sebagai reaksi atas gerakan kebangunan rohani (revivalisme) yang

melanda Amerika. Pandangan dari tokoh revevalis pada saat itu adalah

kurasakan total manusia, maka anak – anak tidak dapat bertumbuh dalam

kehidupan iman Kristen, kecuali jika mereka mengalami peristiwa lahir

baru (Born again). Bushnell melihat bahwa anak – anak akan menunggu

waktu yang lama untuk menjadi lahir baru sehingga ia melihat bahwa

mereka memerlukan asuhan dan didikan sebagai orang Kristen sejak awal.

Asuhan tersebut dapat berjalan apabila orang tua telah lebih dulu memiliki

iman bagi dirinya sendiri; lalu ajarkanlah itu kepada anak – anak dengan

jalan memberi contoh kehidupan yang rill. Menurut Bushnell karena

keluarga adalah sumber utama pendidkan Kristen maka orang tua harus

56

Daniel Nuhamara Pendidikan Agama Kristen,30

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 REMAJA 2.1.1 Pengertian Remaja€¦ · 2.1.1 Pengertian Remaja Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata “remaja” berarti: pertama, sudah dewasa, sudah

39

bertanggung jawab menciptakan iklim yang benar – benar Kristen dalam

keluarga tersebut.57

Lickona mengemukakan pendapatnya tentang pendekatan yang

dilakukan dalam keluarga yaitu orang tua berfungsi untuk

mengembangkan karakter anak sebagai prioritas utama. Dalam hal ini

karakter yang ditunjukan oleh orang tua akan secara langsug dicontohi

oleh anak, karena kebiasaan atau karakter yang ditunjukan oleh orang tua

kepada anak – anak bertahan sampai masa remaja.58

Selain itu Laurence Steinberg juga mengatakan bahwa orang tua harus

memiliki pendirian yang kuat pada otoritas moral mereka yang memiliki

hak untuk dihormati dan dipenuhi. Ia menemukan bahwa remaja dan orang

tua yang bijaksana adalah remaja yang paling percaya diri, gigih, dan

sukses dan paling kecil kemungkinannya untuk remaja melakukan

tindakan – tindakan yang berdampak negatif.59

Reis dan Lee mengemukakan empat fungsi sentral kehidupan

keluarga, yakni: memberikan keintiman seksual, reproduksi, kerja sama

ekonomi, dan sosialisasi pada anak. Oleh sebab itu mereka mendefenisikan

pengertian keluarga berdasarkan fungsi – fungsi primer, sebagai berikut:

Keluarga sebagai sebuah sistem sosial untuk memenuhi

kebutuhan para anggotanya: sebagian besar orang lebih suka

57

Daniel Nuhamara Pendidikan Agama Kristen, 115. 58

Thomas Lickona, Charcter Matters¸50 59

Thomas Lickona, Charcter Matters¸50

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 REMAJA 2.1.1 Pengertian Remaja€¦ · 2.1.1 Pengertian Remaja Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata “remaja” berarti: pertama, sudah dewasa, sudah

40

memilih cara hidup berkeluarga dibandingkan harus hidup

sendiri.60

Keluarga sebagai suatu lingkungan yang cocok untuk reproduksi

dan pengasuhan anak: keluaega juga memberikan lingkungan

yang kondusif, di dalamnya anak dapat menjalani tahap – tahap

pertembuhan yang normal dan pembelajaran dari orang tua atau

pengasuh melalui peragaan atau pengejaran langsung.61

Keluarga sebagai suatu media interaksi dengan komunitas yang

lebih luas, menuju perwujudan kesejahteraan sosial secara

umum: suatu keluarga juga memberikan kontribusi sosial

kepada masyarakat yang lebih luas. Etzioni menyatakan bahwa

kehidupan keluarga yang kuat menciptakan masyarakat yang

kuat. Dengan demikian keluarga adalah unit fundamental sebuah

masyarakat dan mempunyai pengaruh yang lebih luas dalam

mewujudkan kesejahteraan komunitas.62

2. Pendekatan Konseling

Coe mengharapkan bahwa ketika seseorang sudah belajar tentang

agama Kristen maka seseorang tidak lagi memerlukan pertobatan dalam

dirinya. Coe sependapat dengan Bushnell namun ia memiliki pemikiran

bahwa keseluruhan jaringan sosial merupakan pendidik utama. Ia percaya

bahwa semua pendidikan seharusnya merupakan interaksi sosial. Coe

melihat bahwa interaksi sosial merupakan inti dari Pendidikan Agama

Kristen, bukan hanya sebagai proses melainkan juga isi. Isi yang utama

60

Kathryn dan David Geldard, Konseling Keluarga, 79 61

Kathryn dan David Geldard, Konseling Keluarga, 80 62

Kathryn dan David Geldard, Konseling Keluarga, 81

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 REMAJA 2.1.1 Pengertian Remaja€¦ · 2.1.1 Pengertian Remaja Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata “remaja” berarti: pertama, sudah dewasa, sudah

41

dari pendidikan agama Krsiten haruslah ditemukan dalam relasi – relasi

dan interaksi – interaksi masa kini diantara orang – orang.63

Coe

sependapat dengan Bushnell hanya saja Coe melihat jauh lebih luas,

menurutnya semua jaringan sosial harus dilibatkan dalam pendidikan

agama Kristen karena interaksi sosial adalah bagian yang penting.

Menurut Erick Erikson, anak yang mengalami krisis identitas

dikarenakan ia tidak mengalami proses sosialisasi dalam keluarga oleh

orang tua. Hal ini dapat menyebabkan ia kurang memiliki identitas yang

baik dari keluarga dan tidak memiliki pengalaman untuk bersosialisasi

sehingga ketika remaja tersebut keluar ia akan dengan mudah

bersosialisasi dengan apa yang terjadi di masyarakat. Jika lingkungan itu

buruk maka ia akan mudah bersosialisasi dengan hal – hal yang buruk

dalam masyarakat.64

Berard Martheler juga sependapat dengan ahli yang lainnya mengenai

sosialisasi dalam pendidikan Agama Kristen, namun lebih menekankan

pada pengembangan ide eklesia (gereja) yakni bahwa seluruh persekutuan

iman adalah yang mendidik, karena itu Pendidikan Agama Kristen harus

dipahami dalam konteks misi seluruh gereja. Setiap insan baik sadar atau

pun tidak sadar merupakan produk dari sosialisasi.65

Selain itu Howard Clinebell juga menjabarkan lima fungsi pendekatan

konseling, yaitu:66

Penyembuhan (healing) adalah fungsi konseling yang bertujuan

mengatasi beberapa kerusakan dengan cara mengembalikan

63

Daniel Nuhamara Pendidikan Agama Kristen, 117 64

Alwisol, Psikologi Kepribadian, , 98-99. 65

Daniel Nuhamara, Pembimbing PAK Pendidikan Agama Kristen, 124 66

Howars Clinebell, Tipe – Tipe Dasar Pendampingan dan Konseling Pastoral, (JakartaL BPK Gunung Mulia, 2011), 53-54

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 REMAJA 2.1.1 Pengertian Remaja€¦ · 2.1.1 Pengertian Remaja Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata “remaja” berarti: pertama, sudah dewasa, sudah

42

orang itu opda suatu keutuhan dan menuntun ia ke arah yang

lebih baik dari sebelumnya.

Penopang (stuaning) adalah menolong orang yang terkuja untuk

bertahan melewati suatu keadaan yang dalamnya pemulihan

kepada keadaan semula atau penyembuhan dari penyakit yang

tidak mungkin atau tipis kemungkinan.

Pembimbing (guiding) adalah membantu orang – orang yang

kebingungan untuk menentukan pilihan – pilihan yang pasti

diantara berbagai pikiran dan tindakan alternatif, jika pilihan

demikian dipandang sebagai yang mempengaruhi jiwa sekarang

dan akan datang.

Pendamaian (reconciling) adalah berupaya untuk membangun

relasi manusia dengan sesamanya dan antara manusia dengan

Allah.

Mengasuh (nurturing) adalah bahwa penderita perlu ditolong

dengan pengasuhan dalam arah menolong klien dalam hal

pelayanan konseling.

3. Pendekatan Spiritual

Pendekatan spiritual berhubungan dengan permasalahan iman,

pembinaan warga gereja serta kurangnya perhatian yang diberikan oleh

gereja terhadap para remaja.

Nelson mengemukkan bahwa perlu adanya pemahaman yang lebih

mendalam dari pada peranan dan kebutuhan sosialisasi dalam proses

pembentukan iman remaja. Nelson melihat sosialisasi dari pertimbangan

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 REMAJA 2.1.1 Pengertian Remaja€¦ · 2.1.1 Pengertian Remaja Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata “remaja” berarti: pertama, sudah dewasa, sudah

43

antropologi dari pada sosiologi oleh sebab itu Coe berpendapat bahwa

kebudayaan yang diwariskan dan dikomunikasikan dalam suatu proses

sosialisasi akan membangun sebuah perspektif dalam hubungan dengan

pendekatan spiritual seseorang melalui hati nurani menurut sistem nilai

tertentu, menciptakan suatu identitas diri, dari hubungan sosial dengan

kelompok sosial. Secara tidak langsung orang akan bertumbuh dalam iman

serta menyatakan dirinya sebagai orang percaya.67

Nelson memiliki penekanan yang berbeda jika dibandingkan

dengan Bushnell dan Coe. Ia menekankan pentingnya sosialisasi dalam

komunitas iman. Komunitas Kristen menjadi agen alamiah dalam

mengkomunikasikan iman Kristen.

Kondisi gereja yang ada dalam paradigma “sekolah-pengajaran”

sudah tidak cocok lagi dan harus diganti dengan “persekutuan iman-

enkulturasi”. Pendidikan agama kristen pada akhirnya dapat berperan

untuk membimbing orang kepada aksi sosial dalam keterlibatan pada

aktivitas politis untuk membaharui sistem ekonomi hingga keadilan dan

persamaan tercapai. Wesstherhoff III melihat bahwa gereja memiliki

peranan dalam melakukan hal ini, gereja perlu untuk mengambil peran dan

membimbing umatnya untuk berpikir secara politis, sosial, ekonomis,

teologis, dan etis. Gereja dapat menyatukan antara liturgi dan belajar

sehingga iman orang dewasa dapat ditransmisikan kepada anak – anak.68

Westherhoff memiliki pandangan yang sama dengan Coe yaitu ia

67

Thomas Groome, Pendidikan Agama Kristen, 174-175 68

Daniel Nuhamara, Pembimbing PAK, 122-123

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 REMAJA 2.1.1 Pengertian Remaja€¦ · 2.1.1 Pengertian Remaja Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata “remaja” berarti: pertama, sudah dewasa, sudah

44

mementingkan adanya komunitas iman dalam melakukan pendekatan

Pendidikan Agama Kristen.

Selain itu L.O Richard juga mengemukakan pendapatnya tentang

pendekatan satu tubuh. artinya bahwa ada hubungan yang organis antara

para anggota satu sama lain, selain itu ada saling melayani, tergantung,

dan saling menguatkan diantara mereka. Gereja sebagai tubuh Kristus

adalah suatu persekutuan iman dimana ada unit yang terkecil mulai dari

keluarga Kristen dan kemudian jemaat lokal adalah persekutuan iman

tubuh Kristus sehingga merupakan pendidik utama. Jemaat yang

merupakan tubuh Kristus tidak pernah berhenti dalam pencarian jati diri

mereka yang sebenarnya, tak terkecuali remaja – remaja Kristen.69

Menurut Engel, pendekatan spiritual pada tataran praksis dipahami dalam

dimensi spiritual, yang dimaksudkan disini dari dimensi spiritual meliputi potensi

diri, aktifitas diri, dan evaluasi diri. Dimensi – dimensi tersebut sebagai suatu

pendekatan didefenisikan sebagai berikut.70

1. Potensi diri

Potensi diri mengambarkan kemampuan pribadi setiap individu untuk

belajar bagaimana menghargai hidup, dan menghargai kemampuannya

sebagai suatu karunia. Potensi diri memberdayakan pribadi setiap individu

untuk mengatasi keadaan paling luar biasa dalam hidup, mengendalikan dan

mengembangkan diri menjadi pribadi yang mendiri dan mampu. Hal ini

berhubungan dengan kemampuan berpikir untuk menerima keberadaan diri

setiap pribadi setiap individu, bahwa mereka bernilai di hadapan orang lain,

69

Daniel Nuhamara, Pembimbing PAK, 125 70

Jacob Daan Engel, Nilai Dasar Logo Konseling, 27

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 REMAJA 2.1.1 Pengertian Remaja€¦ · 2.1.1 Pengertian Remaja Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata “remaja” berarti: pertama, sudah dewasa, sudah

45

layak mendapat dukungan keluarga, menjadi harapan satu-satunya

meringankan beban keluarga, dan mampu berperan dalam masyarakat.

Pemikiran ini didukung oleh pendapat Frankl (1985a:162) bahwa hidup

punya potensi untuk memiliki makna, apapun kondisinya, bahkan dalal

kondisi yang paling menyedihkan sekalipun.71

2. Aktifitas diri

Apa yang dapat diterima setiap individu untuk membantu dirinya dalam

memahami pengalaman psikologis , sosiologis dan spiritualnya dari

perspektif pengalaman orang lain dalam rangka transedensi diri. Aktifitasi

diri merupakan representasi kemampuan dan kekuatan yang dimilikipribadi

setiap individu untuk menetapkan dan mengelolah nilai-nilai sikap terhadap

aktualisasi diri dan makna dalam rangka memperbaiki dan membina

hubungan dengan orang lain, menghargai dan menghormati diri sendiri,

karena nilai-nilai tersebut dapat memberikan makna kehidupan dalam

perjumpaan dengan pribadi setiap individu dengan dunia di luar dirinya.

Aktivitas diri meliputi kebenaran, keindahan, kasih dan keyakinan diri.72

3. Evaluasi diri

Evaluasi diri merupakan bentuk tanggung jawab pribadi setiap individu

terhadap penyesuaian, introspeksi untuk membuka diri terhadap hal – hal baru

yang inovatif dalam rangka mengembangkan kepercayaan dirinya. Tanggung

jawab pribadi setiap individu sebagai agent of change dan peranannya dalam

keluarga dan masyarakat, bukan saja dalam kesuksesan dan keberhasilan

tetapi dalam kegagalan dan kesalahan pun harus diterima sebagai evaluasi

71

Jacob Daan Engel, Nilai Dasar Logo Konseling, 27 -28

72

Jacob Daan Engel, Nilai Dasar Logo Konseling, 28-29

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 REMAJA 2.1.1 Pengertian Remaja€¦ · 2.1.1 Pengertian Remaja Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata “remaja” berarti: pertama, sudah dewasa, sudah

46

diri, melakukan introspeksi dan penyesuaian untuk suatu perubahan sikap dan

perilaku sehat. Kesadaran untuk dapat mengubah sikap pribadi setiap individu

terhadap keadaan yang akan berubah, melalui evaluasi diri untuk

penyesuaian, introspeksi, dan penerimaan nilai – nilai baru yang inovatif

dalam rangka penemuan makna hidup.73

Selain tiga dimensi yang ada di atas, Eka Damaputra juga memberikan 5

dimensi spiritual Pertama, Dimensi kepercayaan (belief), yakni keyakinan akan

kebenaran dari pokok-pokok ajaran imannya. Kedua, Dimensi praktis, terdiri dari

dua aspek yaitu ritual dan devosional. Ritual diuraikan sebagai suatu ibadah yang

formal, seperti menghadiri kebaktian Minggu, sakramen, pernikahan di gereja.

ritual adalah bentuk pengulangan tentang pengalaman agama yang pernah terjadi

pada masa awal pembentukan agama itu sendiri. Sedangkan yang dimaksudkan

dengan devotional adalah ibadah yang dilakukan baik secara pribadi maupun

informal, misalnya berdoa, berpuasa, membaca Alkitab. Ketiga, Dimensi

pengalaman (experience), adalah pengalaman perjumpaan secara langsung dan

subyektif dengan Allah. Dengan kata lain, mengalami kehadiran dan karya Allah

dalam kehidupannya dan berfungsi untuk semakin meneguhkan iman percaya

seseorang kepada Tuhan. Keempat, Dimensi pengetahuan (knowledge), yaitu

pengetahuan tentang elemen-elemen pokok dalam iman keyakinannya, atau yang

sering kita kenal dengan dogma, doktrin atau ajaran gereja. Hal ini tentu saja

sangat berkaitan dengan dimensi pertama (kepercayaan). Seseorang akan terbantu

untuk menjadi semakin yakin dan percaya apabila ia mengetahui apa yang

dipercayainya. Kelima, Dimensi etis, di mana umat mewujudkan tindakan

imannya (act of faith) dalam kehidupan sehari-harinya. Dimensi etis ini

73

Jacob Daan Engel, Nilai Dasar Logo Konseling, 29-30

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 REMAJA 2.1.1 Pengertian Remaja€¦ · 2.1.1 Pengertian Remaja Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata “remaja” berarti: pertama, sudah dewasa, sudah

47

mencakup perilaku, tutur kata, sikap dan orientasi hidupnya. Berhubungan

dengan pengenalan atau pengetahuan tentang ajaran agamanya dan percaya

bahwa apa yang diajarkan oleh agamanya adalah benar adanya. Kelima dimensi

spiritualitas itu harus mendapatkan perhatian yang sama. dalam pembentukan

karakter yang menjadi ciri dari setiap individu.

Berdasarkan pemaparan di atas, terlihat dengan jelas bahwa PAK

mempunyai peran penting dalam pencarian jati diri remaja Kristen termasuk

pembentukan spiritual remaja. Berdasarkan tipe – tipe pendekatan yang

dikemukan oleh masing – masing ahli tersebut, maka salah satu pendekatan yang

paling efisien dan efektif adalah pendekatan dengan menggunakan pendekatan

sosialisasi karena tidak dapat dihindari bahwa kepribadian seseorang hanya dapat

berhasil jika dilakukan dengan proses sosialisasi, selain itu, perlulah disadari

bahwa agen primer dalam melakukan sosialisasi adalah keluarga. Sekalipun

Nelson dan Westherhoff mengatakan bahwa komunitas iman adalah yang penting

namun, perlu disadari bahwa sebelum terbentuknya komunitas iman, keluarga

adalah komunitas pertama yang terbentuk dan tugas selanjutnya adalah bagaimana

mengubah komunitas (keluarga) menjadi komunitas iman.

2.4.5 Pelaksanaan PAK Remaja

Pendidikan Agama Kristen terhadap remaja haruslah dilakukan oleh orang yang

berkomitmen penuh. Pendidikan Agama Kristen bagi remaja juga harus

memperhatikan kondisi serta kebutuhan rill dari remaja. Kriteria pelayan remaja

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 REMAJA 2.1.1 Pengertian Remaja€¦ · 2.1.1 Pengertian Remaja Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata “remaja” berarti: pertama, sudah dewasa, sudah

48

atau pelaksanaan PAK remaja menurut Rice yang dikutip oleh Nuhamara adalah

sebagai berikut:74

1. Harus mampu mengidentifikasi kebutuhan, masalah, dan perasaan remaja.

Sebagai seorang pelayan atau pemimpin remaja ia dituntut untuk dapat

mengidentifikasi dirinya dengan remaja, yakni memahami apa arti menjadi

seorang remaja atau dia masuk menjadi seorang remaja dan

mengesampingkan kedewasaannya.75

2. Harus menyukai remaja

Pemimpin atau pelayan remaja sudah seharusnya adalah orang yang

menyukai remaja. Jikalau seorang pemimpin atau pelayan tidak menyukai

remaja, maka secara langsung diapun akan ditolak ditengah komunitas

remaja. Hal ini dikarenakan remaja memilih dekat atau membangun

hubungan hanya dengan orang - orang yang menerima dan menghargai

mereka.76

3. Harus dapat dan bersedia memberikan waktu yang cukup bagi remaja/ full

time job

Seseorang pemimpin remaja haruslah mempunyai waktu yang cukup untuk

remaja – remaja yang dilayaninya. Mengapa demikian? Karena untuk

membangun hubungan dan memberi perhatian pribadi kepada sekelompok

remaja itu membutuhkan waktu yang khusus. 77

4. Bersedia mencari sumber lain atau bantuan yang diperlukan

Pelayan remaja menuntut banyak hal, karena itu seorang pemimpin remaja

memerlukan kretifitas yang tinggi agar dapat menarik minat dari para remaja.

74

Nuhamara, PAK Remaja, 18 75

Nuhamara, PAK Remaja, 19 76

Nuhamara, PAK Remaja, 23-27 77

Nuhamara, PAK remaja, 27-28

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 REMAJA 2.1.1 Pengertian Remaja€¦ · 2.1.1 Pengertian Remaja Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata “remaja” berarti: pertama, sudah dewasa, sudah

49

Jikalau kreatifitas yang dimiliki kurang atau terbatas maka dia harus mencari

sumber – sumber lain yang ada disekitarnya. Seperti, bahan – bahan cetak

atau elektronik, tenaga profesional seperti guru atau konselor bahkan juga

didalam komunitas remaja itu sendiri.78

5. Pemimpin remaja sebagai model.

Sebagai pemimpin atau pelayan remaja, haruslah menunjukan sikap dewasa

agar mereka mempunyai kesempatan untuk menjadi pola yang mereka bisa

tiru, hal ini dikarenakan remaja sedang dalam proses meninggalkan masa

kanak – kanak menuju masa dewasa.79

Berdasarkan hal ini maka PAK Remaja bukanlah sesuatu yang mudah,

karena kriteria seorang pelayan remaja haruslah memiliki kriteria yang full

time serta bersedia menjadi role model bagi remaja. Jadi, melihat klasifikasi

PAK remaja yang harus dimiliki oleh pelayan remaja, maka penulis

menyimpulkan bahwa PAK Remaja adalah PAK yang harus dimulai dari

kebutuhan dan minat remaja yang rill untuk menjawab kebutuhan mereka,

kebutuhan yang dimiliki oleh remaja tentunya berbeda – beda. Oleh sebab itu

pelayan remaja juga harus mampu untuk melihat hal tersebut. PAK Remaja

adalah PAK yang secara spesifik menjawab kebutuhan umum remaja,

sehingga remaja tersebut mampu menjadi pewaris pemerintahan Allah. PAK

remaja dapat berfungsi untuk mengarahkan remaja menjadi remaja yang takut

akan Tuhan dan beriman. PAK kategorial remaja juga merupakan pembinaan

warga gereja yang harus berkaitan dengan kehidupan spiritual, apalagi pada

usia ini remaja mencampuradukan masalah iman dengan kehidupan

pergaulannya. Kehidupan spiritual disini tidak hanya membawa remaja

78

Nuhamara, PAK Remaja, 28-29 79

Nuhamara, PAK Remaja, 30

Page 38: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 REMAJA 2.1.1 Pengertian Remaja€¦ · 2.1.1 Pengertian Remaja Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata “remaja” berarti: pertama, sudah dewasa, sudah

50

kepada sesuatu hal yang dijadikan sebagai rutinitas (pergi ke gereja) dan

kemudian masalah yang ada pada mereka selesai. Tetapi bagaimana energi

kehidupan positif mengarahkan mereka pada perilaku positif. Selain itu PAK

Remaja adalah PAK yang memperhatikan masa transisi, masa pengambilan

keputusan, masa keterbukaan,dan sebagainya. PAK remaja juga adalah PAK

yang sesungguhnya memperhatikan kondisi fisik, mental, sosial, emosional,

dan spiritual remaja.