29
Seminar Tugas Akhir KBA 12117 2015 7 Pusat Sosial Remaja di Denpasar BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PUSAT SOSIAL REMAJA Dalam bab ini akan dibahas mengenai teori/kajian pustaka ataupun literatur yang berkaitan dengan Pusat Sosial Remaja, pemahaman terhadap proyek sejenis serta spesifikasi umum proyek yang diperoleh dari sistesis/kesimpulan dari perbandingan antara teori pada literatur dan studi banding yang dilakukan terhadap proyek sejenis. 2.1 Pemahaman Teori Pemahaman teori Pusat Sosial Remaja ini dibagi menjadi tiga sub bab, yaitu mengenai pemahaman remaja, pemahaman sosial, dan pemahaman pusat.

BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PUSAT SOSIAL REMAJA. B A B I I.pdf · Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, remaja berarti mulai dewasa, sudah sampai umur untuk kawin. Menurut Hurlock (1991),

  • Upload
    buibao

  • View
    220

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Seminar Tugas Akhir – KBA 12117 2015

7 Pusat Sosial Remaja di Denpasar

BAB II

PEMAHAMAN TERHADAP

PUSAT SOSIAL REMAJA

Dalam bab ini akan dibahas mengenai teori/kajian pustaka ataupun literatur

yang berkaitan dengan Pusat Sosial Remaja, pemahaman terhadap proyek sejenis serta

spesifikasi umum proyek yang diperoleh dari sistesis/kesimpulan dari perbandingan

antara teori pada literatur dan studi banding yang dilakukan terhadap proyek sejenis.

2.1 Pemahaman Teori

Pemahaman teori Pusat Sosial Remaja ini dibagi menjadi tiga sub bab, yaitu

mengenai pemahaman remaja, pemahaman sosial, dan pemahaman pusat.

Seminar Tugas Akhir – KBA 12117 2015

8 Pusat Sosial Remaja di Denpasar

2.1.1 Pemahaman Remaja

Pemahaman mengenai remaja mencakup pengertian, karakteristik

pertumbuhannya, serta hubungan dengan sekitarnya.

a) Pengertian Remaja

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, remaja berarti mulai

dewasa, sudah sampai umur untuk kawin. Menurut Hurlock (1991),

remaja adalah mereka yang berada pada rentang usia 12-18 tahun.

Menurut Stanley Hall (dalam Santrock, 2003), usia remaja berada pada

rentang 12-23 tahun. Kategori pendidikan remaja adalah SMP (13-15

tahun) dan SMA (16-18 tahun) serta Mahasiswa (19-21 tahun). Masa

remaja termasuk masa yang sangat menentukan karena pada masa ini

para remaja mengalami banyak perubahan yang disebabkan oleh

lingkungan sekitar, emosional dan keinginan para remaja untuk

menunjukkan jati diri mereka sendiri. (Hurlock, E. : 1991). Para ahli

biasa menggunakan batasan usia remaja secara umum adalah antara 12

hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan

atas tiga, yaitu 12 – 15 tahun yang disebut dengan masa remaja awal,

15 – 18 tahun disebut dengan masa remaja pertengahan, dan 18 – 21

tahun disebut dengan masa remaja akhir. Berikut merupakan rentang

waktu usia remaja yang ditampilkan pada Gambar 2.1 berikut:

Masa remaja adalah suatu masa dimana ketegangan emosi

meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Ciri-ciri

perkembangan psikologis remaja adalah adanya emosi yang meledak-

ledak, sulit dikendalikan, cepat depresi (sedih, putus asa) dan kemudian

melawan dan memberontak. perkembangan psikologis ini ditekankan

pada keadaan emosi remaja (Gunarsa, S. : 1989). Perkembangan

Gambar 2.1: Rentang waktu usia remaja (Sumber: analisa penulis, 2015)

Seminar Tugas Akhir – KBA 12117 2015

9 Pusat Sosial Remaja di Denpasar

kognisi remaja menyebabkan remaja berpikir secara abstrak dan

komplek sehingga mereka berpikir mampu mengambil keputusan untuk

dirinya sendiri. Dan perkembangan sosial membuat remaja memiliki

keinginan yg kuat untuk melepaskan diri dari ikatan keluarga dan

melibatkan diri dengan teman-teman sebayanya. Hal ini dilakukan

untuk menemukan identitas dirinya dan mendapatkan peran sosial

sebagai pribadi yang dewasa. Dan yang terakhir yaitu perubahan

emosional, erat kaitannya dengan kematangan hormon yang terjadi

pada remaja dan biasanya ditandai dengan emosi yang tidak stabil dan

penuh gejolak (Santrock, J. : 2003).

b) Karakteristik Pertumbuhan Remaja

Karakteristik pertumbuhan dan perkembangan remaja yang mencakup

perubahan transisi biologis, transisi kognitif, dan transisi sosial akan

dijelaskan seperti di bawah ini:

1. Transisi Biologis

Menurut Santrock (2003: 91) perubahan fisik yang terjadi

pada remaja terlihat pada saat masa pubertas, yaitu dengan

meningkatnya tinggi dan berat badan serta kematangan sosial.

Diantara perubahan fisik itu, yang terbesar pengaruhnya pada

perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan tubuh (badan

menjadi semakin panjang dan tinggi). Selain pertumbuhan tubuh,

perubahan lainnya dapat ditandai dengan mulai berfungsimya alat-

alat reproduksi, yang ditandai dengan haid pada wanita dan mimpi

basah pada laki-laki.

Perubahan fisik yang terjadi pada remaja perempuan antara

lain pertumbuhan tulang, badan menjadi tinggi, dan tumbuh

payudara. Selain itu juga tumbuh bulu halus di beberapa bagian

tubuh seperti pada kemaluan dan ketiak, sedangkan pada anak laki-

laki perubahan uang terjadi adalah pertumbuhan tulang-tulang,

testis membesar, tumbuh bulu di kemaluan, ketiak,dada, serta di

wajah berupa kumis atau jenggot, perubahan lainnya yaitu suara

yang lebih rendah dan ejakulasi (keluarnya air mani).

Seminar Tugas Akhir – KBA 12117 2015

10 Pusat Sosial Remaja di Denpasar

2. Transisi Kognitif

Dalam perkembangan kognitif, remaja tidak terlepas dari

lingkungan sosial yang menekankan pentingnya interaksi sosial

budaya dalam perkembangan kognitif remaja. Menurut Piaget

(dalam Santrock, J. 2003: 15), pemikiran operasional formal

berlangsung antara usia 11 sampai 15 tahun. Pemikiran operasional

formal lebih abstrak, idealis, dan logis daripada pemikiran

operasional kongkret. Remaja terdorong untuk memahami

dunianya karena tindakan yang dilakukannya sebagai wujud dari

penyesuaian diri secara biologis. Secara lebih nyata mereka

mengaitkan suatu gagasan dengan gagasan lain. Mereka bukan

hanya mengoranisasikan pengamatan dan pengalaman, tetapi juga

menyesuaikan cara berfikir mereka untuk menyertakan gagasan.

Remaja berfikir lebih abstrak dibandingkan anak-anak misalnya

dapat menyelesaikan aljabar abstrak. Remaja juga lebih idealis

dalam berfikir seperti memikirkan karakteristik ideal dari diri

sendiri, oranglain, dan dunia. Remaja berfikir secara logis dan

mulai berfikir seperti ilmuwan, menyusun berbagai rencana untuk

meyelesaikan masalah dan secara sistematis menguji cara

pemecahan yang terpikirkan.

3. Transisi Sosial

John Flavel (dalam Santrock, J. 2003 : 125) menyebutkan

bahwa kemampuan remaja untuk memantau kognisi sosial mereka

secara efektif merupakan petunjuk penting mengenai adaya

kematangan dan kompetensi soaial mereka. Menurut Santrock

(2003: 24), pada transisi sosisal remaja mengalami perubahan

dalam hubungan individu dengan manusia lain yaitu dalam emosi.

Dalam kepribadian, dan dalam peran dari konteks sosial dalam

perkembangan. Membantah orang tua, serangan agresif terhadap

teman sebaya, perkembangan sikap asertif, kebahagiaan remaja

dalam peristiwa tertentu serta peran gender dalam masyarakat

merefleksikan peran proses sosial-emosional dalam perkembangan

remaja.

Seminar Tugas Akhir – KBA 12117 2015

11 Pusat Sosial Remaja di Denpasar

c) Hubungan Remaja Dengan Sekitarnya

Hubungan sosial anak pada awalnya sangat terbatas dengan

orang tuanya dalam kehidupan keluarga, khususnya dengan ibu dan

sesuai dengan bertambahnya usia, khususnya remaja, hubungan sosial

berkembang semakin meluas dengan anggota keluarga lain, teman

bermain dan teman sejenis maupun lain jenis. Hubungan remaja

dengan teman sebaya dan orang tua akan dijelaskan seperti di bawah

ini:

1. Hubungan dengan Teman Sebaya

Menurut Santrock (2003 : 219), teman sebaya (peers) adalah

anak-anak atau remaja dengan tingkat usia atau tingkat kedewasaan

yang sama. Jean Piaget dan Harry Stack Sullivan (dalam Santrock, J.

2003 : 220) mengungkapkankan bahwa anak-anak dan remaja mulai

belajar mengenai pola hubungan yang timbal balik dan setara melalui

interaksi dengan teman sebaya. Remaja juga belajar untuk mengamati

dengan teliti minat dan pandangan teman sebaya dengan tujuan untuk

memudahkan proses penyatuan dirinya ke dalam aktifitas teman sebaya

yang sedang berlangsung. Sullivan beranggapan bahwa teman

memainkan peran yang penting dalam membentuk kesejahteraan dan

perkembangan anak dan remaja. Sullivan juga menyatakan kaitannya

dengan kesejahteraan bahwa semua orang memiliki sejumlah

kebutuhan sosial dasar, termasuk kebutuhan kasih sayang (ikatan yang

aman), teman yang menyenangkan, penerimaan oleh lingkungan sosial,

keakraban, dan hubungan seksual.

2. Hubungan dengan Orang Tua

Menurut Steinberg (dalam Santrock, J. 2003 : 42), masa remaja

awal adalah suatu periode ketika konflik dengan orang tua meningkat

melampaui tingkat masa anak-anak. Peningkatan ini dapat disebabkan

oleh beberapa faktor yaitu perubahan biologis pubertas, perubahan

kognitif yang meliputi peningkatan idealism dan penalaran logis,

perubahan sosial yang berfokus pada kemandirian dan identitas,

perubahan kebijaksanaan pada orang tua, dan harapan-harapan yang

dilanggar oleh pihak rang tua dan remaja.Collins (dalam Santrock, J.

Seminar Tugas Akhir – KBA 12117 2015

12 Pusat Sosial Remaja di Denpasar

2003 : 42) berkesimpulan bahwa banyak orang tua melihat remaja

mereka berubah dari seorang anak yang selalu menjadi seseorang yang

tidak mau menurut, melawan, dan menantang standar-standar orang

tua. Bila ini terjadi, orang tua cenderung berusaha mengendalikan

dengan keras dan memberi lebih banyak tekanan kepada remaja agar

mentaati standar-standar orang tua. Santrock (2003 : 24) memberikan

beberapa strategi dalam menghindari terjadinya konflik antara remaja

dengan orang tuanya, yaitu : 1) Menetapkan aturan-aturan dasar bagi

pemecahan konflik. 2) Mencoba mencapai suatu pemahaman timbal

balik. 3) Mencoba melakukan tukar pendapat (braistorming). 4)

mencoba bersepakat tentang satu atau lebih pemecahan masalah. 5)

Menulis kesepakatan. 6) Menetapkan waktu bagi suatu tindak lanjut

untuk melihat kemajuan yang dicapai.

d) Faktor-Faktor Pengaruh Pertumbuhan Remaja

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan anak remaja ada dua, yaitu (Purnomo, Hanifan, B. 1990

: 9) :

1) Faktor keturunan: adalah sifat-sifat kecenderungan yang ada pada

diri setiap manusia yang dibawa sejak lahir.

2) Faktor lingkungan: yang dimaksud dengan lingkungan adalah

lingkungan fisik dan lingkungan sosial.

Lingkungan fisik, adalah lingkungan berupa alam, disini

manusia menyesuaikan diri terhadap pengaruhnya dan benda

ciptaan manusia (pada umumnya merupakan alat pendidik

atau pendidikan yang mempengaruhi jiwa anak)

Lingkungan sosial, adalah limgkungan yang berwujud

manusia yang merupakan masyarakat, dimana mereka

berinteraksi. Keadaan masyarakat akan memberikan pengaruh

tertentu terhadap perkembangan keluarga yang dimana

terdapat didalamnya.

Seminar Tugas Akhir – KBA 12117 2015

13 Pusat Sosial Remaja di Denpasar

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan remaja ditampikan

pada gambar 2.2 seperti berikut:

Dari faktor-faktor pengaruh pertumbuhan remaja di atas,

terdapat beberapa faktor yang menjadi masalah pada remaja, antara lain

(Purnomo, Hanifan B. 1990 : 11):

Adanya perubahan-perubahan biologis dan psikologis yang sangat

pesat pada masa remaja yang akan memberikan dorongan tertentu

yang sifatnya sangat kompleks

Orang tua dan pendidik kurang siap untuk memberikan informasi

yang benar dan tepat waktu, karena ketidaktahuannya.

Perbaikan gizi yang menyebabkan menais menjadi lebih dini.

Banyaknya kejadian kawin muda terutama di daerah pedesaan.

Sebaiknya di kota, kesempatan untuk bersekolah dan bekerja

menjadi lebih terbuka bagi wanita dan usia kawin makin

bertambah. Kesenjangan antara menais dan umur kawin yang

panjang, apalagi dalam suasana pergaulan yang makin bebas tidak

jarang menimbulkan masalah bagi remaja.

Membaiknya sarana komunikasi dan transportasi akibat kemajuan

teknologi menyebabkan membanjirkan arus informasi dari luar

yang sulit sekali diseleksi.

Pembangunan kearah industrialisasi disertai dengan pertambahan

penduduk menyebabkan maningkatnya urbanisasi, berkurangnya

sumber daya alam dan terjadinya perubahan tata nilai.

Gambar 2.2: faktor-faktor pengaruh pertumbuhan remaja (Sumber: Analisa

Penulis, 2015)

Seminar Tugas Akhir – KBA 12117 2015

14 Pusat Sosial Remaja di Denpasar

Ketimpangan sosial dan individualisme sering kali memicu

terjadinya perubahan konflik perorangan maupun kelompok

lapangan kerjayang kurang memadai dapat memberikan dampak

yang kurang baik bagi remaja sehingga remaja akan menderita

frustasi dan depresi yang akan menyebabkan mereka mengambil

jalan pintas dengan tindakan yang bersifat negatif.

Kurangnya pemanfaatan penggunaan sarana untuk menyalurkan

gejolak remaja. Perlu adanya penyaluran sebagai subtitusi yang

bersifat positif kearah pengembangan keterampilan yang

mengandung unsur kecepatan dan kekuatan, misalnya olahraga.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

karakteristik remaja atau proses perkembangan remaja meliputi masa

transisi biologis yaitu pertumbuhan dan perkembangan fisik. Transisi

kognitif yaitu merupakan perkembangan kognitif remaja pada

lingkungan sosial dan proses sosioemosional. Transisi terakhir adalah

masa transisi sosial yang meliputi hubungan dengan orang tua, teman

sebaya, serta masyarakat sekitar.

2.1.2 Pemahaman Sosial

Pemahaman mengenai Sosial/sosialisasi mencakup pengertian, tujuan,

macam-macam, bentuk, media, indikator keberhasilannya.

a) Pengertian Sosial/Sosialisasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sosial/sosialisasi

berkenaan dengan masyarakat; suka memperhatikan kepentingan

umum; proses belajar seorang anggota masyarakat untuk mengenal dan

menghayati kebudayaan masyarakat dalam lingkungannya; upaya

memasyarakatkan sesuatu sehingga men-jadi dikenal, dipahami,

dihayati oleh masyarakat. Jadi sosial disini dapat disimpulkan sebagai

suatu proses bermasyarakat.

Sosial/Sosialisasi juga diartikan sebagai proses belajar seseorang

menuju pembentukan kepribadian melalui pemahaman mengenai

kesadaran terhadap peran diri yang dijalankan dan peran yang

dijalankan orang lain. Sosialisasi juga dapat dimaknai sebagai suatu

Seminar Tugas Akhir – KBA 12117 2015

15 Pusat Sosial Remaja di Denpasar

proses di mana individu mulai menerima dan menyesuaikan diri

dengan unsur-unsur kebudayaan (tradisi, perilaku, bahasa, dan

kebiasaan-kebiasaan) masyarakat, yang dimulai dari lingkungan

keluarganya dan kemudian meluas pada masyarakat luas, lambat laun

dengan keberhasilan penerimaan atau penyesuaian tersebut, maka

individu akan merasa menjadi bagian dari keluarga atau masyarakat.

Pada dasarnya, setiap manusia melakukan proses bersosial/sosialisasi

dari lahir hingga meninggalnya. Manusia sebagai makhluk sosial yang

senantiasa mempunyai kecenderung an untuk hidup bersama dalam

suatu bentuk pergaulan hidup yang disebut masyarakat. Di dalam

kehidupan masyarakat, manusia dituntut untuk mampu menyesuaikan

diri dengan lingkungan sosialnya melalui suatu proses. Proses

penyesuaian diri terhadap masyarakat dalam sosiologi dinamakan

proses sosialisasi.

b) Tujuan Sosial/Sosialisasi

Setelah mengerti apa itu sosial/sosialisasi, maka selanjutnya adalah

tujuan dari bersosial/sosialisasi. Dan berikut ini beberapa tujuannya:

Mengembangkan keahlian/kemampuan anak di dalam kehdupan

untuk berkomunikasi dengan sesama secara baik dan efektif.

Memeberikan suatu keterampilan yang diperlukan oleh seseorang

yang memiliki tugas pokok di dalam masyarakat.

Menanamkan nilai-nilai kepercayaan kepada seseorang yang

memiliki tugas pokok di dalam masyarakat.

Membentuk suatu karakter dan juga kepribadian seseorang

c) Macam-Macam Sosial/Sosialisasi

Berikut ini merupakan macam-macam atau jenis-jenis dari

sosial/sosialisasi.

1. Sosialisasi berdasarkan jenisnya

Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua macam yaitu

sosialisasi primer (sosialisasi yang berada di lingkungan keluarga)

dan sosialisasi skunder (sosialisasi yang berada di lingkungan

masyarakat). Menurut Goffman kedua proses tersebut berlangsung

dalam instituti total.

Seminar Tugas Akhir – KBA 12117 2015

16 Pusat Sosial Remaja di Denpasar

Pengertian dari instituti total adalah tempat tinggal dan juga tempat

bekerja. Dalam kedua intituti tersebut, terdapat beberapa individu

dalam situasi yang sama, yaitu terpisah dari masyarakat luas dalam

waktu tertentu, bersama-sama menjalani hidup yang terkurung dan

diatur secara formal.

Sosialisasi primer

Peter L. Berger dan Luckmann mendefinisikan bahwa

pengertian dari sosialisasi primer adalah sebagai sosialisasi

pertama yang akan dijalani oleh individu semasa kecil

dengan belejar menjadi anggota masyarakat dalam lingkup

keluarga. Sosialisasi primer berlangsung saat anak

menginjak usia 1 - 5 tahun atau saat anak tersebut belum

bersekolah. Anak akan mulai mengenal anggota keluarga dan

lingkungan keluarga. Secara bertahap di akan mulai dapat

membedakan dirinya dengan orang lain disekitar

keluarganya.

Dalam tahap ini, peran orang-orang terdekat dengan anak

menjadi sangat penting karena sesorang anak akan

melakukan pola interaksi secara terbatas di dalamnya. Warna

kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh warna

kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dengan

keluarga terdekatnya.

Sosialisasi skunder

Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialiasi lanjutan

setelah seseorang melakukan sosialisasi primer yang

mengenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam

masyarakat. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi

suatu identitas diri yang baru, sedangkan dalam proses

desosialisasi, seseorang mengalami perubahan identitas diri

yang baru.

2. Sosialisasi berdasarkan tipenya

Setiap kelompok masyarakat memiliki standar dan nilai yang

berbeda-beda, misalnya ketika berada di sekolah, seseorang siswa

Seminar Tugas Akhir – KBA 12117 2015

17 Pusat Sosial Remaja di Denpasar

akan disebut baik (pandai) apabila nilai ulangannya tuntas semua,

tidak pernah terlambat, tidak pernah bolos sekolah. Sementara itu di

kelompok spermainan, seseorang disebut baik apabila ia mempunyai

solidaritas yang baik, dan mampu menjalin hubungan yang baik

serta dermawan.

Perbedaan standar dan nilai pun tidak terlepas dari tipe sosialisasi

yang ada. Ada dua tipe sosialisasi yaitu sebagai berikut :

Formal

Sosialisasi tipe ini terjadi melalui suatu lembaga yang

berwenang menurut ketentuan yang sudah berlaku di dalam

suatu negara, seperti pendidikan di sekolah, dan pendidikan

kemiliteran, dll.

Informal

Sosialisasi yang satu ini terdapat di masyarakat atau dalam

pergaulan yang bersifat kekeluargaan, seperti antara teman,

sahabat, sesama anggota klub dan kelompok-kelompok

sosial lainnya yang berada di lingkungan masyarakat.

3. Sosialisasi berdasarkan polanya

Sosialisasi berdasarkan polanya dapat dibagi menjadi dua macam,

yaitu sebagai berikut :

Sosialisasi represif (represivve socialization)

Sosialisasi ini menekankan pada penggunaan hukuman

terhadap seseorang yang melakukan kesalahan. Ciri lain dari

sosialisasi represif yaitu penenkanan pada penggunaan

materi dalam hukuman dan juga imbalan. Penekanan pada

kepatuhan anak dan orang tua. Penekanan pada komunikasi

yang bersifat satu arah, nonverbal, dan berisi perintah,

penekanan sosialisasi terletak pada orang tua dan keinginan

orang tua dan eran keluarga sebagai significant other.

Sosialisasi partisipatoris (participatory)

Sosialisasi partisipatoris merupakan pola di mana anak-anak

diberi imbalan ketika berperilaku baik. Selain itu juga,

hukuman dan imbalan bersifat simbolik. Dalam proses

Seminar Tugas Akhir – KBA 12117 2015

18 Pusat Sosial Remaja di Denpasar

sosialisasi ini anak diberi kebebasan. Penekanan diletakkan

pada interaksi dan komunikasi bersifat lisan yang menjadi

pusat sosialisasi adalah anak dan keperluan anak. Keluarga

menjadi generalized other.

d) Media Sosial/Sosialisasi

1. Media Keluarga, Proses sosialisasi yang terjadi dalam lingkungan

keluarga sebagai berikut.

Keluarga merupakan kelompok primer yang memiliki

intensitas tinggi untuk mengawasi perilaku anggota

keluarganya.

Orang tua berperan mendidik anak agar kehadirannya dapat

diterima oleh masyarakat.

Sosialisasi diberikan oleh orang tua kepada anak agar

membentuk ciri khas kepribadian.

2. Media Sekolah

Proses sosialisasi di lingkungan sekolah sebagai berikut.

Berperan dalam proses sosialisasi sekunder.

Melibatkan interaksi yang tidak sederajat (antara guru dan

siswa) serta interaksi sederajat (antara siswa dan siswa).

Cakupan sosialisasi lebih luas.

Berorientasi untuk mempersiapkan penguasaan peran siswa

pada masa mendatang.

Menanamkan nilai kedisiplinan yang lebih tinggi dan

mutlak.

3. Media Kelompok Bermain

Proses sosialisasi dalam kelompok bermain sebagai berikut.

Dilakukan antarteman, baik teman sebaya maupun teman

tidak sebaya.

Terjadi secara ekualitas (hubungan sosialisasi yang

sederajat).

Kelompok bermain ikut menentukan cara berperilaku

anggota kelompoknya.

Seminar Tugas Akhir – KBA 12117 2015

19 Pusat Sosial Remaja di Denpasar

Menjadi bagian dari subkultur yang dapat memberikan

pengaruh positif atau negatif.

4. Media Lingkungan Kerja

Proses sosialisasi yang terjadi di lingkungan kerja sebagai

berikut.

Diutamakan untuk mencapai kesuksesan dan keunggulan

hasil kerja.

Sosialisasi tahap lanjut setelah memasuki masa dewasa.

Adaptasi dalam proses sosialisasi lingkungan kerja dilakukan

berdasarkan tuntutan sistem.

Intensitas sosialisasi tertinggi dilakukan antarkolega.

5. Media Massa

Identifikasi proses sosialisasi media massa sebagai berikut:

Dilakukan untuk menghadapi masyarakat luas.

Pesan sosialisasi lebih bersifat umum.

Diperlukan peran serta masyarakat untuk bersikap selektif

terhadap informasi yang akan diserap oleh anak.

Sosialisasi selalu mengikuti segala bentuk perkembangan

dan perubahan sosial yang bersifat universal.

Berperan penting untuk menyampaikan nilai dan norma

untuk menghadapi masyarakat yang heterogen.

e) Indikator Keberhasilan Bersosial/Sosialisasi

Keberhasilan atau kesuksesan seseorang dalam proses sosialisasi dapat

dilihat dan diukur dari adanya indikasi-indikasi yang akan saya

sebutkan berikut ini :

Dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan lingkungan

alam sekitarnya, hal ini dapat dan seorang mengenal keluarga,

saudara, dan juga tetangga.

Dapat berintegrasi dengan lingkungan sosial di masyarakat.

Adanya peningkatan status dan peranan seseorang di dalam

masyarakat.

Seminar Tugas Akhir – KBA 12117 2015

20 Pusat Sosial Remaja di Denpasar

2.1.3 Pemahaman Pusat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pusat berarti tempat yang

letaknya di bagian tengah; pokok pangkal atau yang menjadi pumpunan

berbagai-bagai urusan, hal, dan sebagainya. Pusat juga berarti:

1) Sentral, adalah bagian paling penting dari sebuah kegiatan atau

organisasi, tempat aktivitas utama dari kepentingan khudud ysng

dikonsentrasikan.

2) Lengkap, adalah suatu tempat yang menarik aktifitas atau fungsi

terkumpul atau terkonsentrasi. Dalam hal ini berarti pusat merupakan

suatu tempat dengan fasilitas terlengkap atau lebih lengkap dari tempat

lainnya.

Berikut terdapat beberapa contoh pemakain kata pusat yang dikutip dari

Kamus Besar Bahasa Indonesia online:

Pusat data, organisasi yang mengumpulkan, menampung, mengolah,

dan menyajikan data perlengkapan pengolah data elektronik;

Pusat kebudayaan, tempat membina dan mengembangkan kebudayaan;

Pusat pemerintahan, tempat yang menjadi pokok kedudukan

pemerintahan;

Pusat perdagangan, pusat perniagaan;

Pusat pertokoan, tempat yang diperuntukkan bagi pertokoan yang

mudah dikunjungi pembeli berbagai lapisan masyarakat;

Pusat usaha, daerah yang merupakan pusat kegiatan pelayanan

ekonomi dengan segala fasilitasnya, misalnya perkantoran,

perdagangan, keuangan, dan rekreasi

Jadi jika dikaitkan dengan judul proyek yaitu Pusat Sosial Remaja, pusat

disini dapat berarti suatu tempat yang akan menjadi tempat bersosialisasi

dan mengembangkan diri dan kepribadian bagi para remaja dengan fasilitas

terlengkap.

Seminar Tugas Akhir – KBA 12117 2015

21 Pusat Sosial Remaja di Denpasar

Gambar 2.3: Eksterior Augi Sport Centre and Lifestyle (Sumber:

Dokumentasi Pegawai, 2014)

2.2 Pemahaman Proyek Sejenis

2.2.1 Augi Sport Centre and Lifestyle

Augi Sport Center merupakan fasilitas olahraga yang baru

dibangun setahun lalu. Meski terbilang baru, Augi selalu dipenuhi

pengunjung, terutama puncak keramaian terjadi sekitar pukul 7-8

malam. Dengan luas tapak 1500m2, Augi Sport Centre mampu

menanmpung hingga 200 pengunjung. Eksterior Augi Sport Centre

dapat dilihat pada gambar 2.3.

A. Deskripsi Umum

Nama Bangunan : Augi Sport Centre and Lifestyle

Fungsi : Sport Centre

Lokasi : Jalan Tukad Badung XVI no 18A Renon.

Total luas tapak : 1500m2

Total luas bangunan : 1000m2

Kapasitas : 200 pengunjung

Tahun berdiri : 19 September 2014

Jam operasional : 07.00-22.00

Jumlah pegawai : 20 orang

Seminar Tugas Akhir – KBA 12117 2015

22 Pusat Sosial Remaja di Denpasar

Gambar 2.4: Layout Augi Sport Centre and Lifestyle (Sumber: analisa

Penulis, 2015)

B. Fasilitas Dan Aktiitas Yang Diwadahi

Fasilitas yang disediakan Augi Sport Centre cukup beragam,

mulai dari kolam renang dewasa dan anak-anak, lapangan futsal,

gym, billiard, sampai food court dan restaurant. Untuk layout dari

Augi Sport Centre ini dapat dilihat pada gambar 2.4.

1. Kolam Renang

Pada Augi sport centre terdapat kolam renang dewasa dan

anak-anak masing-masing satu kolam. Kolam dewasa

berdimensi sekitar 15m x 5m dengan kedalaman hingga 1,7m.

Sedangkan untuk kolam renang anak-anak berdimensi 8m x 2m

dengan kedalaman hanya 1m. Foto kolam renang dapat dilihat

pada gambar 2.5 dan 2.6.

2. Lapangan Futsal

Tersedia dua buah lapangan futsal disini, dimana keduanya

menggunakan rumput statis. Dengan luas sesuai standar

lapangan futsal nasional. Sama seperti pada umumnya

penyewaan dapat dilakukan dengan sistem booking dengan

Seminar Tugas Akhir – KBA 12117 2015

23 Pusat Sosial Remaja di Denpasar

harga sewa rata-rata 160ribu per jamnya. Foto lapangan futsal

dilampirkan pada gambar 2.7

3. Fitness/Gym

Untuk fasilitas gym yang tersedia disini masih terdapat

beberapa kekurangan, seperti diantaranya adalah dimenssi yang

terbilang cukup sempit yaitu hanya 4m x 8m. Selain itu alat

gym yang tersedia juga terbatas. Foto ruang gym dapat dilihat

pada gambar 2.8.

4. Billiard

Space untuk billiard terdapat pada lantai 2 diatas ruang gym.

Meja billiard diletakkan bersebelahan tanpa sekat dengan

seating area. Tersedia dua buah meja billiard yang dapat disewa

dengan sistem koin. Foto suasana area billiyard dapat dilihat

pada gambar 2.9

5. Food Court and Resto

Food Court disini merupakan fasilitas penunjung. Tterdiri dari

dua lantai, lantai 1 untuk bar dan lantai 2 berfungsi sebagai

seating area. Foto food court dapat dilihat pada gambar 2.10,

2.11, dan 2.12.

Seminar Tugas Akhir – KBA 12117 2015

24 Pusat Sosial Remaja di Denpasar

Gambar 2.6: Kolam anak-anak pada

Augi Sport Centre and Lifestyle

(Sumber: observasi 11 oktober 2015)

Gambar 2.5: Kolam Dewasa pada Augi Sport Centre and

Lifestyle (Sumber: observasi 11 oktober 2015)

Gambar 2.7: Lapangan futsal pada Augi Sport Centre and

Lifestyle (Sumber: observasi 11 oktober 2015)

Gambar 2.8: fasilitas gym pada Augi

Sport Centre and Lifestyle (Sumber:

observasi 11 oktober 2015)

Gambar 2.9: meja billiard pada Augi Sport

Centre and Lifestyle (Sumber: observasi 11

oktober 2015)

Gambar 2.10: fasilitas foocourt pada Augi Sport

Centre and Lifestyle (Sumber: observasi 11 oktober

2015)

Seminar Tugas Akhir – KBA 12117 2015

25 Pusat Sosial Remaja di Denpasar

Gambar 2.11: bar foodcourt pada Augi Sport Centre and

Lifestyle (Sumber: observasi 11 oktober 2015)

Gambar 2.12: seating area foodcourt

pada Augi Sport Centre and Lifestyle

(Sumber: observasi 11 oktober 2015)

2.2.2 The Ship Billiard Centre

The Ship merupakan sebuah fasilitas olahraga billiard yang

cukup ramai dikunjungi. Sebelum bernama The Ship, fasilitas ini

bernama WBC Billiard Centre. Karena satu dan lain hal, namanya

diganti namun fungsinya tetap.

A. Deskripsi Umum

Nama Bangunan : The Ship

Lokasi : Jalan Teuku Umar No. 39 Denpasar

Total luas tapak : 1000m2

Total luas bangunan : 1000m2

Kapasitas : 100 pengunjung

Tahun berdiri : 2013

Jam operasional : 07.00-22.00

Jumlah pegawai : 25 orang

B. Fasilitas dan Aktifitas yang diwadahi

Fasilitas yang disediakan The Ship hanya sebatas meja

billiard dan seating area pada balkon yang juga berfungsi sebagai

fasilitas nonton bareng. Untuk layout dari The Ship, dapat dilihat

pada gambar 2.13.

Seminar Tugas Akhir – KBA 12117 2015

26 Pusat Sosial Remaja di Denpasar

Ga

mb

ar

2.1

3:

Layo

ut

The

Sh

ip (

Su

mb

er:

ob

serv

asi

11

okto

ber

20

15)

Seminar Tugas Akhir – KBA 12117 2015

27 Pusat Sosial Remaja di Denpasar

Gambar 2.14: Area billiard reguler The Ship (Sumber: observasi 11 oktober

2015)

1. Area Billiard Reguler

Area Billiard reguler merupakan area untuk bermain billiard

untuk tamu reguler. Tersedia 21 meja billiard yaitu 11 meja di sisi

ruang depan dan 10 meja di bagian belakang.

2. VIP Room

VIP room merupakan area bermain billiard khusus untuk tamu

VIP. Tersedia dua buah ruangan VIP dengan masing-masing luasan

sekitar 30m2. Didalamnya terdapat satu buah meja billiard, sofa,

serta fasilitas karaoke.

3. Bar & Stage

Bar memfasilitasi pengunjung sebagai tempat memesan

minuman ringan terutama bersoda. Tepat di bagian depan bar

terdapat ministage yang sewaktu-waktu dipakai untuk pertunjukan

musik untuk menghibur para tamu.

4. Seating & Nobar Area

Seating dan nobar area merupakan fasilitas yang biasa digunakan

untuk menonton pertandingan bola suatu komunitas. Area ini berada

di lantai 2 dan merupakan balkon tambahan yang sengaja dibuat.

Seminar Tugas Akhir – KBA 12117 2015

28 Pusat Sosial Remaja di Denpasar

Gambar 2.15: VIP room The Ship (Sumber: observasi 11

oktober 2015)

Gambar 2.16: Bar pada The Ship (Sumber: observasi 11

oktober 2015)

Gambar 2.17: Mini stage pada The Ship (Sumber: observasi

11 oktober 2015)

Seminar Tugas Akhir – KBA 12117 2015

29 Pusat Sosial Remaja di Denpasar

2.2.3 Paradiso Bowling and Billiard Centre

Paradiso bowling and billiard merupakan sebuah fasilitas

olahraga billiard dan bowling yang sudah dikenal di Bali. Berlokasi di

Kuta, mayoritas pengunjungnya merupakan WNA. Fasilitas ini berada

di tengah kawan hotel Paradiso dan pada walnya merupakan fasilitas

penunjang dari hotel tersebut. Namun karena semakin banyaknya

peminat dan adanya peluang bisnis, maka kemudian Paradiso Bowling

and Billiard ini dibuka untuk umum, tidak hanya bagi tamu hotel saja.

A. Deskripsi Umum

Nama Bangunan : Paradiso Bowling and Billiard Centre

Fungsi : Billiard, Bowling, and Cafe

Total luas tapak : 3610m2

Lokasi : Jalan Kartika Plaza No 8x, Kuta, Bali

B. Fasilitas dan Aktifitas yang diwadahi

Fasilitas yang disediakan adalah bowling, billiard, dan bar.

1. Bowling

Untuk fasilitas bowling telah mengoperasikan sekitar 18

lanes bowling nasional yang bersertifikat dengan tingkat scorring

systrem komputerisasi. Layanan bowling ini dirancang untuk

berbagai kalangan dengan jadwal tertentu, seperti Senin untuk

kalangan perempuan, Selasa khusus untuk pelajar, Kamis untuk

kalangan turis, dan Minggu untuk anak-anak yang hendak belajar

bermain olahraga dalam ruangan ini. Untuk area bowling lines

dapat dilihat pada gambar 2.18.

2. Billiard

Pada Paradiso Bowling and Billiard Centre tersedia

beberapa meja billiard dengan standar internasional dari Pro

Aramith Standar Billiard Balls. Karpet dan karet lubang meja

yang diganti secara berkala memberikan kuliatas permainan yang

baik bagi pengunjung. Foto area billiard pada Paradiso dapat

dilihat pada gambar 2.19.

Seminar Tugas Akhir – KBA 12117 2015

30 Pusat Sosial Remaja di Denpasar

Gambar 2.18: Bowling

Lines pada Paradiso

(Sumber:

http://bali.panduanwisata.id

/hiburan-malam/yuk-

mampir-di-paradiso-

bowling-and-billiard-

centre-kuta/.com

Gambar 2.19: Billiard Area pada Paradiso (Sumber:

http://bali.panduanwisata.id/hiburan-malam/yuk-mampir-di-paradiso-

bowling-and-billiard-centre-kuta/.com

Gambar 2.20: Peta Deus Ex Machina Consept Store and Bar (Sumber:

https://www.google.com/maps/place/Deus+Ex+Machina+-

+Temple+of+Enthusiasm/)

2.2.4 Deus Ex Machina Consept Store and Bar

Deus Ex Machina Consept Store and Bar merupakan sebuah

konsep store yang berlokasi di Jalan Batu Mejan No. 8 Canggu, Kuta,

Bali. Untuk peta lokasi dapat dilihat pada gambar 2.20.

Seminar Tugas Akhir – KBA 12117 2015

31 Pusat Sosial Remaja di Denpasar

Gambar 2.21: Consept Store Deus Ex

Machina (Sumber: observasi 11 oktober 2015) Gambar 2.22: Bar & Mini Resto Deus Ex

Machina (Sumber: observasi 11 oktober 2015)

Gambar 2.24: Mini Stage Deus Ex Machina

(Sumber: observasi 11 oktober 2015)

Gambar 2.23: Backyard Bar Deus Ex Machina

(Sumber: observasi 11 oktober 2015)

A. Deskripsi Umum

Nama Bangunan : Deus Ex Machina Consept Store and Bar

Lokasi : Jalan Batu Mejan No. 8 Canggu, Kuta.

Total luas tapak : 2000m2

Total luas bangunan : 1000m2

Jam operasional : 07.00-23.00

B. Fasilitas dan Aktifitas yang diwadahi

Fasilitas yang disediakan disini adalah store, bar, dan mini resto.

Seminar Tugas Akhir – KBA 12117 2015

32 Pusat Sosial Remaja di Denpasar

Tabel 2.1 Kesimpulan Hasil Kajian terhadap Proyek Sejenis (Sumber:

Analisa Penulis, 2015.

2.2.5 Kesimpulan Hasil Pemahaman Proyek Sejenis

Kesimpulan hasil kajian terhadap proyek sejenis yang dilakukan

pada 4 objek, yaitu Augi Sport Centre Denpasar, The Ship Denpasar,

Paradiso Bowling and Billiard Centre di Kuta serta Deus Ex Machina

Consept Store and Bar dapat dilihat pada Tabel 2.1

Obyek Lokasi Jenis Fasilitas Analisa

Augi Sport

Centre Denpasar

Jalan Tukad

Badung XVI no

18A Renon

Kolam renang

Lapangan futsal

Gym

Billiard

food court

Bar and cafe

Fasilitas beragam

Lokasi strategis

Area kurang luas

The Ship

Denpasar

Jalan Teuku

Umar No. 39

Denpasar

Area billiard

Karaoke

Bar

Seating and

Nobar Area

Fasilitas kurang

Lokasi strategis

Area kurang luas

Paradiso

Bowling and

Billiard Centre

Kuta

Jalan Kartika

Plaza No 8x,

Kuta, Bali

Bowling lines

Billiard

Bar and Cafe

Fasilitas beragam

Lokasi strategis

Area luas

Deus Ex

Machina Consept

Store and Bar

Jalan Batu

Mejan No. 8

Canggu, Kuta.

Store

Bar

mini resto

Fasilitas beragam

Lokasi strategis

Area luas

Seminar Tugas Akhir – KBA 12117 2015

33 Pusat Sosial Remaja di Denpasar

2.3 Spesifikasi Umum

Spesifikasi umum Pusat Sosial Remaja menguraikan tentang hal-hal yang berkaitan

dengan pengertian, fungsi, tujuan, batasan, fasilitas, lingkup pelayanan, dan status

pengelolaan.

2.3.1 Pengertian

Pusat Sosial Remaja adalah suatu tempat bagi para remaja perkotaan

untuk berkumpul dan bersosialisasi sesamanya.

2.3.2 Fungsi dan Tujuan

Fungsi dan tujuan dar i Pusat Sosial Remaja ini berkaitan erat dengan

gaya hidup remaja perkotaan masa kini yang membutuhkan wadah untuk

menyalurkan hobi serta berekreasi dengan teman sebayanya.

1) Fungsi

Fungsi Pusat Sosial Remaja adalah sebagai tempat rekreasi bagi para

remaja perkotaan untuk berkumpul dan bersosialisasi serta melakukan

aktifitas positif bersama sebayanya.

2) Tujuan

Tujuan Pusat Sosial Remaja adalah untuk membantu para remaja

menyalurkan keinginan berkumpul dan bersosialisai dengan

sesamanya dengan memberikan suatu fasilitas rekreasi modern

sehingga dapat menghindari kemungkinan terjadinya tempat

pergaulan negatif antara remaja perkotaan.

2.3.3 Batasan

Batasan Pusat Sosial Remaja dibagi menjadi dua, yaitu batasan non fisik

dan fisik:

1) Batasan Non Fisik

Pusat Sosial Remaja melayani khusus untuk remaja (SMP-

Kuliah)

Pusat Sosial Remaja menekankan kepada fasilitas rekreasi

indoor untuk para remaja sebagai wadah berkumpul,

bersosialisasi, dan bertukar pikiran sesamanya.

2) Batasan Fisik

Penampilan bangunan

Penampilan bangunan mengikuti peraturan yang berlaku

Seminar Tugas Akhir – KBA 12117 2015

34 Pusat Sosial Remaja di Denpasar

Luas lahan

Luas lahan yang dibutuhkan cukup untuk mewadahi kebutuhan

ruang dan fasilitas yang diperlukan.

2.3.4 Jenis kegiatan

Jenis kegiatan ini terbagi menjadi tiga jenis, yaitu kegiatan utama,

kegiatan penunjang, dan kegitan pengelola. Penjelasannya yaitu:

1) Kegiatan Utama

Merupakan kegiatan yang mencakup fungsi pokok dari Pusat Sosial

Remaja, yaitu kegiatan rekreasi dan pengembangan diri seperti

berlatih skateboard, sepeda BMX, graffiti, mural, photografi, musik,

tari, bowling, billiard, makan dan minum di kafe, menjual-membeli

baju di distro/conseptstore, serta kegiatan lain yang melibatkan para

remaja.

2) Kegiatan Penunjang

Merupakan kegiatan yang menunjang kegiatan utama atau fungsi

pokok dari Pusat Sosial Remaja, seperti misalnya kegiatan belajar

dan membuat tugas di workingspace, membeli atau membaca buku

di bookstore, buang air kecil, atau kegiatan servis lainnya yang

berhubungan dengan remaja sebagai pengunjung.

3) Kegiatan Pengelola

Merupakan kegiatan yang fungsinya mendukung kegiatan utama dan

kegiatan penunjang. Kegiatan ini dapat berupa kegiatan perawatan

bangunan, pengawasan bangunan dan keamanan di sekitar bangunan.

2.3.5 Sistem Pelayanan

Apabila ditinjau dari studi pemahaman objek sejenis, maka dapat

disimpulkan bahwa sistem pelayanan pada Pusat Sosial Remaja ini

berupa sistem pelayanan terbuka. Sistem ini berarti setiap pengunjung

yaitu para remaja bebas untuk melakukan kegiatan rekreasi atau aktivitas

sosialisasi mereka, serta menggunakan dan memanfaatkan fasilitas yang

ada dengan maksimal.

2.3.6 Pengelola

Pengelolaan pada Pusat Sosial Remaja ini dilakukan sepenuhnya oleh

pihak swasta. Pemilik dari Pusat Sosial Remaja ini merupakan

Seminar Tugas Akhir – KBA 12117 2015

35 Pusat Sosial Remaja di Denpasar

Tabel 2.2 Fasilitas Di Dalam Pusat Sosial Remaja Yang Akan Disediakan

(Sumber: Analisa Penulis, 2015)

perorangan maupun sekelompok penanam saham yang mengatur dan

mengawasi. Dari uraian di atas maka Pusat Sosial Remaja banyak

mencari relasi atau bekerjasama dengan perusahaan untuk mendukung

fasilitas yang ada di dalamnya seperti untuk jaringan internet dan

penyediaan fasilitas pendukung lainnya.

2.3.7 Fasilitas

Fasilitas yang akan disediakan pada Pusat Sosial Remaja dapat dilihat

pada tabel 2.2

Fasilitas Utama Fasilitas Penunjang

Kafe

Billiard

Bowling

Distro

Consept Store

Ruang Serbaguna, untuklatihan musik dan tari

Panggung Mini Terbuka (Musik & Tari)

Arena Skateboard

Arena BMX

Arena Graffiti, Mural, Fotografi

Bookstore

Working space

Teen Rest Area

Ruang Informasi

Ruang Penitipan Barang

Toilet

Parkir

Fasilitas Pengelola Fasilitas Servis

Kantor Pengelola

Loker

Toilet Pengelola

Pantry

Toilet Pengunjung

Pusat Informasi

Pos Keamanan

Parkir

2.3.8 Persyaratan

Persyaratan Pusat Sosial Remaja meliputi pemilihan tapak atau lokasi.

Persyaratan tersebut meliputi:

a) Kemudahan untuk aksesibilitas atau kemudahan untuk dijangkau

oleh sarana transportasi umum dan kendaraan pribadi.

b) Keberadaan tapak atau lokasi dapat dilihat dengan jelas dari tepi

jalan.