24
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pola Komunikasi a. Pengertian Pola Komunikasi Pola merupakan suatu bentuk struktur yang tetap. 1 Kemantapan dari serangkaian unsur tentang suatu gejala dan mampu untuk menggambarkan gejala itu sendiri disebut sebagai pola dalam kamus antropologi. 2 Jadi dapat diartikan bahwa pola merupakan sistem kerja atau susunan unsur dari cara kerja suatu perilakuyang kemudian dapat digunakan untuk menjelaskan gejala perilaku tersebut. Pengertian komunikasi dapat dilihat dari segi etimologi (bahasa), yang mana kata komunikasi berasal dari bahasa Inggris yaitu communication yang memiliki kata dasar dari bahasa Latin communicare. Di mana kata communicare sendiri mempunyai tiga makna yang berbeda, yaitu menjadikan umum sesuatu hal, menjadikan sesuatu sebagai hadih untuk saling membari, bersama-sama untuk saling membangun pertahanan. Sedangkan secara epistimologis (istilah), seorang pakar komunikasi dari Amerika serikat yang bernama Stephen W. Littlejohn pernah memberikan kuliah umum di Program Pascasarjana Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia, menjelaskan garis merah dari beberapa definisi komunikasi, yaitu komunikasi merupakan sebuah kegiatan yang bisa dilakukan apabila keterlibatan orang-orang di dalamnya memiliki kesamaan makna atau mampu memahami apa yang tengah disampaikan. 3 Pola komunikasi merupakan model dari proses komunikasi, sehingga akan muncul beberapa pilihan pola dalam berkomunikasi. Dalam pola komunikasi akan 1 Ngalimun, Komunikasi Interpersonal, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2018), 44. 2 Suryono Aryono, Kamus Antropologi, (Jakarta: Persindo, 1985), 327. 3 Zikri Fachrul Nurhadi dan Achmad Wildan Kurniawan, “Kajian Tentang Efektivitas Pesan Dalam Komunikasi,” Jurnal Komunikasi 3, no. 1 (2017): 91, diakses pada 15 November 2019, https://journal.uniga.ac.id/index.php/JK/ .

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pola Komunikasi Pengertian Pola

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pola Komunikasi Pengertian Pola

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Pola Komunikasi

a. Pengertian Pola Komunikasi Pola merupakan suatu bentuk struktur yang tetap.1

Kemantapan dari serangkaian unsur tentang suatu gejala dan mampu untuk menggambarkan gejala itu sendiri disebut

sebagai pola dalam kamus antropologi.2

Jadi dapat diartikan bahwa pola merupakan sistem kerja

atau susunan unsur dari cara kerja suatu perilakuyang kemudian dapat digunakan untuk menjelaskan gejala perilaku

tersebut.

Pengertian komunikasi dapat dilihat dari segi etimologi (bahasa), yang mana kata komunikasi berasal dari bahasa

Inggris yaitu communication yang memiliki kata dasar dari

bahasa Latin communicare. Di mana kata communicare

sendiri mempunyai tiga makna yang berbeda, yaitu menjadikan umum sesuatu hal, menjadikan sesuatu sebagai

hadih untuk saling membari, bersama-sama untuk saling

membangun pertahanan. Sedangkan secara epistimologis (istilah), seorang pakar komunikasi dari Amerika serikat yang

bernama Stephen W. Littlejohn pernah memberikan kuliah

umum di Program Pascasarjana Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia, menjelaskan garis merah dari beberapa definisi

komunikasi, yaitu komunikasi merupakan sebuah kegiatan

yang bisa dilakukan apabila keterlibatan orang-orang di

dalamnya memiliki kesamaan makna atau mampu memahami apa yang tengah disampaikan.3

Pola komunikasi merupakan model dari proses

komunikasi, sehingga akan muncul beberapa pilihan pola dalam berkomunikasi. Dalam pola komunikasi akan

1 Ngalimun, Komunikasi Interpersonal, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2018), 44. 2 Suryono Aryono, Kamus Antropologi, (Jakarta: Persindo, 1985), 327. 3 Zikri Fachrul Nurhadi dan Achmad Wildan Kurniawan, “Kajian

Tentang Efektivitas Pesan Dalam Komunikasi,” Jurnal Komunikasi 3, no. 1 (2017): 91, diakses pada 15 November 2019,

https://journal.uniga.ac.id/index.php/JK/.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pola Komunikasi Pengertian Pola

8

didapatkan feedback dari penerima pesan yang dilakukan dari

serangkaian aktivitas menyampaikan pesan dari proses

komunikasi, hal inilah yang menjadikan pola komunikasi tersebut identik dengan proses komunikasi.4

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa secara garis

besar, pola komunikasi merupakan suatu cara kerja dalam berkomunikasi yang mana mencari cara terbaik dalam proses

dari penyampaian pesan olehpemilik pesan kepada penerima

pesan. Sehingga akan muncul feedback atau timbal balik dari

proses komunikasi yang dilakukan.

b. Macam-macam Pola Komunikasi Komunikasi yang terjadi di dalam komunitas pada

umumnya akan membentuk pola komunikasi tertentu. Antara

satu komunitas dengan komunitas yang lainnya biasanya

memilki pola komunikasi yang berbeda-beda. Hal ini yang menjadikan suatu komunitas memilki karakteristik tersendiri.

Berikut ini merupakan proses komunikasi dalam kategori pola

komunikasi yaitu sebagai berikut:5

1) Pola komunikasi primer, pola komunikasi ini menggunakan simbol atau media dalam proses

penyampaian pesannya. Adapun simbol atau lambang

yang digunakan dalam pola komunikasi iniada dua, yaitubahasa sebagai lambang verbal, dan isyarat seperti

gambar dan warna sebagai lambang nonverbal.

2) Pola komunikasi sekunder,pola komunikasi ini menggunakan media sebagai sarananya oleh

komunikator kepada komunikan. Penggunaan media

sepertri alat oleh komunikator karena jarak yang jauh

atau jumlah yang banyak. 3) Pola komunikasi linear, pola komunikasi ini yaitu

komunikan menerima pesan sebagai titik terminal dari

penyampaian pesan oleh komunikan, yang berarti komunikator dan komunikan saling bertatap muka atau

juga ada kalanya menggunakan media dalam

berkomunikasi. Proses komunikasi akan lebih efektif menggunakan pola komunikasi ini jika ada perencanaan

terlebih dahulu.

4 Ngalimun, Komunikasi Interpersonal, 46. 5 Onong U Effendi, Dinamika Komunikasi, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2008), 33.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pola Komunikasi Pengertian Pola

9

4) Pola komunikasi sirkular, proses penyampaian pesan

pada pola komunikasi sirkular yaitu pesan disampaikan

secara terus menerus antara komunikator dan komunikan, karena munculnya feedback atau timbal

balik yang menjadi penentu utama keberhasilan

komunikasi.

c. Komponen Komunikasi Komunikasi dapat terjadi jika terdapat beberapa

komponen, yaitu6: 1) Sumber/ Komunikator

Dalam komunikasi, komunikator merupakan

pihak yang menciptakan, menginformasikan, menyampaikan pesan. Adapun untuk menjadi

komunikator dibutuhkan beberapa syarat yaitu7

,memiliki komunikasi yang berkualitas tinggi, terampil

dalam berkomunikasi, berpengetahuan luas, mampu memberikan perubahan tindakan atau menambah

pengetahuan bagi diri sendiri maupun orang lain.

2) Encoding Encoding merupakan sebuah simbol verbal

maupun non verbal pada komunikasi untuk menciptakan

pesan, yang kemudian dirangkai sesuai dengan standar

tata bahasa sehingga menciptakan sebuah bahasa yang baku serta dapat dipahami dan disesuaikan dengan

karakteristik dari komunikan.

3) Pesan Pesan merupakan hasil dari kumpulan simbol

verbal maupun nonverbal atau bahkan gabungan dari

kedua jenis simbol tersebut. Pesan merupakan isi dari hal yang disampaikan oleh pemilik pesan kepada penerima

pesan.

4) Saluran

Saluran yaitu media guna menyampaikan atau menghubungkan pesan kepada penerima pesan oleh

pemiliki pesan.

5) Penerima/ komunikan

6 Suranto A.W, Komunikasi Interpersonal, (Yogyakarta: Graha Ilmu,

2011), 9. 7 H.A.W. Widjaja, Komunikasi: Komunikasi dan Hubungan

Masyarakat, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), 12.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pola Komunikasi Pengertian Pola

10

komunikan merupakan perorangan atau

kelompok yang yang memiliki tugas menerima pesan

dari komunikator. 6) Decoding

Decoding merupakan pengolahan simbol-

simbol yang diperoleh oleh komunikan dari komunikator, agar maksud dari penyampain pesan

tersebut dapat dimengerti.

7) Respon

Respon merupakan tanggapan terhadap pesan oleh komunikan yang diperoleh dari komunikator.

8) Gangguan (noise)

Noise merupakan gangguan dari aktifitas penyampaian pesan dari komunikator kepada

komunikan.

9) Konteks komunikasi

Konteks dalam komunikasi terdiri dari tiga konteks. Yang pertama konteks ruang yaitu tempat

berlangsungnya atau di mana pesan tersebut

disampaikan, yang kedua konteks waktu yaitu menunjukkan kapan pesan tersebut disampaikan, dan

yang ketiga konteks nilai yaitu suasana komunikasi yang

dipengaruhi oleh nilai sosial dan nilai budaya.8 Berdasarkan urain di atas, komunikasi memerlukan

komponen-komponen tersebut agar apa yang dimaksudkan

danapa tujuan dari komunikasi mampu terlaksana dengan

baik. Antara satu komponen dan komponen yang lain saling terikat, jika salah satu komponen dihilangkan maka tidak akan

ada komunikasi.

d. Gangguan (noise) Komunikasi Seringkali dalam berkomunikasi, lain harapan yang kita

inginkan dengan kenyataan yang terjadi, hal ini disebabkan

oleh hambatan. Adapun hambatan-hambatan tersebut antara lain yaitu9:

1) Hambatan bahasa

Penggunaan bahasa atau simbol-simbol yang tidak dapat dipahami oleh komunikan akan

8 Suranto A.W, Komunikasi Interpersonal, 9. 9 H.A.W. Widjaja, Komunikasi: Komunikasi dan Hubungan

Masyarakat, 16-17.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pola Komunikasi Pengertian Pola

11

membuatpesan salah diartikan dan tujuan dari

komunikasi tidak sesuai dengan yang diharapkan.

2) Hambatan teknis (noise factor) Tidak utuhnya pesan yang tersampaikan kepada

komunikan karena gangguan teknis, seperti misalnya

suara terhalang bunyi bising yang menutupi suara komunikator. Komunikasi yang menggunakan media

sering mengalami gangguan teknis ini.

3) Hambatan bola salju (snow ball effect)

Komunikan salah mengartikan atau menyimpang jauh dari pesan semula juga menjadi

hambatan dari tersampainya pesan dari komunikator

kepada komunikan. Hal ini dapat terjadi karena kemampuan menerima dan mengartikan pesan setiap

manusia terbatas.

Dalam kehiduapan sehari-hari, komunikasimerupakan

aktivitas atau kegiatan yang sering kita lakukan. Meskipun komunikasi dipraktekkan dalam kegiatan sehari-hari dan

terlihat mudah, namun pada kenyataanya kegiatan

komunikasi juga memiliki hambatan atau gangguan dalam pelaksanaannya. Meskipun memiliki hambatan, kegiatan

komunikasi juga dapat diatasi dengan memperhatikan

gangguan apa yang terjadi dan memperbaiki kesalahannya.

e. Pola komunikasi keluarga Keluarga merupakan sebuah kelompok yang terbentuk

dari suatu hubungan seks yang tetap dan memiliki tujuan melakukan hal-hal yang berkaitanantara orang tua dan

pengasuhan anak.10 Keluarga merupakan wadah yang

mewujudkan kehidupan bahagia dan mengajarkan tumbuh hidup di masyarakat. Keluarga juga menjadi penentu dari

bagaimana bentuk komununikasi yang disepakati yang

kemudian pada akhirnya membentuk pola tertentu yang dapat

membedakan dengan keluiarga yang lainnya. Keluarga merupakan kelompok primer yang secara otomatis pola

komunikasi yang digunakan berbeda dengan kelompok

sekunder, sehingga kepuasan anggota keluarga yang ada di dalamnya juga ditentukan oleh pola komunikasi yang

diterapkan keluarga tersebut. Terdapat beberapa aspek yang

terkait untuk memahami pola komunikasi keluarga.

10 Khairuddin H, Sosiologi Keluarga, (Yogyakarta : Nurcahaya, 1985),

12.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pola Komunikasi Pengertian Pola

12

1) Pola Komunikasi Fungsional

Pola komunikasi ini diklaim sebagai pola

komunikasi yang mampu menciptakan sebuah keluarga yang berhasil dan sehat. Proses komunikasi dari pola

komunikasi ini yaitu penyampaian pesan yang jelas, dan

kemampuan memahami dan menghayati pesan yang baik oleh komunikan. Komunikan selalu mendengarkan

pesan yang disampaikan secara aktif yang berarti

komunikan dalam mendengarkan pesan yang

disampaikan oleh komunikator secara sungguh-sungguh, memikirkan keinginan dan kebutuhan orang lain, dan

tidak mengganggu komunikator dalam penyampaian

pesan ketika berkomunikasi.11 Keluarga yang menerapkan pola komunikasi

fungsuonal merupakan keluarga fungsional. Bentuk

keluarga seperti ini memiliki keterbukaan nilai, saling

hormat menghormati, saling terbuka dan membuka diri. 2) Pola Komunikasi Disfungsional

Pola komunikasi disfungsional yaitu kebalikan

dari pola komunikasi fungsional. Pada pola komunikasi ini, baik pengirim atau penerima dalam mengirim atau

menerima isi pesan tidak memahami atau menghayati

pesan sehingga tujuan dari komunikasi tidak dapat mencapai kesepahaman satu sama lain. Terjadinya pola

komunikasi ini karena adanya harga diri yang rendah dari

keluarga itu sendiri ataupun dari anggotanya, khususnya

orang tua. Mementingkan diri sendiri, perlunya persetujuan total, dan kurangnya empati merupakan nilai

yang terkait dengan harga diri rendah.12

Adanya komunikasi keluarga yang baik dapat membantu mengurangi ketidak harmonisan, kesalah pahaman, tekanan,

dan tertutup dalam komunikasi antar anggota keluarga.

Meluangkan waktu bersama dengan keluarga untuk bertukar cerita dan berkumpul mampu membangun kepercayaan diri

setiap anggota keluarga.

11 Friedman, Keprawatan Keluarga: Teori dan Praktik Edisib 3,

(Jakarta: EGC, 1998), 235-237. 12 Friedman, Keprawatan Keluarga: Teori dan Praktik Edisib 3, 237-

239.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pola Komunikasi Pengertian Pola

13

f. Pola komunikasi Orang Tua Pada Anak Pola komunikasi adalah sebuah model dari proses

komunikasi. Dalam proses komunikasi diharapkan timbulnya

feedback atau timbal balik sebagai tanda bahwa komunikasi

telah dilakukan dengan proses yang tepat.

Yusuf Syamsu di dalam buku Syaiful Djaramah Bahari yang berjudul pola komunikasi orang tua dan anak dalam

keluarga menjelaskan macam-macam pola komunikasi orang

tua pada anak, yaitu sebagai berikut: 1) Pola Komunikasi Membebaskan (Permissive)

Pola komunikasi ini memberikan kebebasan

pada anak baik dalam berpendapat ataupun dalam bertingkah laku seperti yang diinginkan, dan tidak

memberikan paksaan pada anak tentang pendapat orang

tua.

2) Pola Komunikasi Otoriter (Authoritarian) Pola komunikasi ini memberikan kontrol yang

ketat terhadap anak. Pada umumnya orang tua memiliki

aturan atau kebijakan yang harus dijalankan oleh anak, dan terkadang orang tua tidak memikirkan bagaimana

perasaan anak, karena orang tua terlalu keras dan

menekankan keinginannya harus dipenuhi oleh anak.

3) Pola Komunikasi Demokratis (Authoritative) Pola komunikasi ini berjalan dengan

kesepakatan antara orang tua dan anak. Orang tua

bersikap terbuka kepada anak, tidak memberikan tekanan, tapi orang tua dan anak menciptakan aturan

mereka sendiri dan telah disepakati untuk ditaati. Pola

komunikasi ini mencoba menghargai pendapat anggota keluarga satu sama lain.13

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa pola komunikasi orang tua terhadap anak

dibagimenjadi 2, yaitu pola komunikasi terbuka, yang diantaranya yaitu pola komunikasi membebaskan

(permissive) dan pola komunikasi demokratis (authoritative).

Dan pola komunikasi tertutup yaitu pola komunikasi otoriter (authoritarian).

Dari beberapa penjelasan pola komunikasi tersebut

merupakan salah satu cara penghubung orang tua dengan

13 Syaiful Djaramah Bahari, Pola Komunikasi Orang Tua Dan Anak

Dalam Keluarga, (Jakarta: Renika Cipta, 2004), 51.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pola Komunikasi Pengertian Pola

14

anak atau bahkan orang lain. Karena keluarga memiliki

peranan penting dalam membentuk karakter pada anak, maka

diperlukan cara berkomunikasi yang positif.

2. Orang Tua dan Anak

a. Pengertian Orang tua Seorang anak sejak dalam kandungan hingga dilahirkan

berada di dalam keluarga, maka orang tualah guru pertama bagi anak-anaknya. Pada umumnya, kodrati susanalah yang

menjadikan orang tua sebagai guru pertama, pergaulan dan

hubungan antara orang tua dan anak akan memberikan

pelajaran bagin anak-anak mereka, bukan merupakan kesadaran dari pengetahuan mendidik.14

Dalam hal pendidikan anak, orang tua memiliki peran

yang sangat penting. Rasa kasih sayang merupakan dasar dari pendidikan tersebut.Secara umum, ibu merupakan

kontrolterpenting bagi anak-anaknya. Sejak anak lahir hingga

anak tumbuh dewasa ibulah yang selalu disampingnya. Hal

ini lah yang menjadi dasar mengapa seorang ibu harus mampu menjadi teladan bagi anak.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat

disimpulkan bahwa orang tua merupakan ayah dan ibu yang memiliki tanggung jawab terhadap semua dari anak-anaknya,

dari pendidikan, hingga kesehatan, sejak dalam kandungan

hingga anak-anak telah dewasa.

b. Pengertian Anak

Secara umum, seseorang dari hasil hubungan pria dan wanita disebut sebagai anak. Sedangkan seseorang yang

masih dibawah umur tertentu dan belum dewasa serta kawin

disebut sebagai anak-anak. Adapun ketetapan seseorang

dikatakan telah dewasa yaitu saat mereka (laki-laki atau perempuan) sudah menikah, dan membangun rumah tangga

mereka sendiri.15

Adapun dilihat dari usia, Subino Hadisubroto dalam bukunya yang berjudul Keluarga Muslim dalam Masyarakat

Modern membagi usia anak menjadi empat periode. Periode

pertama usia 0 tahun sampai 3 tahun, yaitu anak mengalami

14 Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,

2012), cet. 10, 35 15 Syafiyudin Sastrawujaya, Beberapa Masalah Tentang Kenakalan

Remaja, (Bandung: Karya Nusantara, 1977), 18.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pola Komunikasi Pengertian Pola

15

pertumbuhan fisik yang penuh. Seperti dapat dilihat anak-

anak dari keluarga berkecukupan memiliki perkembangan

fisik yang baik, hal ini didukung dengan makanan yang mereka konsumsi lebih sehat dan mampu membantu

perkembangan fisik mereka, hal ini berbeda dengan anak-

anak yang berasal dari keluarga kurang mampu, mereka tidak mengkonsumsi makanan yang mampu membantu

perkembangan fisik mereka. Periode kedua usia 3 tahun

sampai 6 tahun, yaitu anak mengalami perkembangan dalam

bahasa. Pada periode ini keingin tahuan anak sangat besar sehingga sering pertanyaan yang mampu membuat bingung

orang tua, pada periode ini pula orang tua dituntut untuk

mampu menjelaskan dari rasa penasaran anak dengan menggunakan bahasa dan komunikasi yang baik. Periode

ketiga usia 6 tahun sampai 9 tahun, di mana anak memasuki

masa social imitation (masa mencontoh). Pada periode ini

menjadi kesempatan bagi orang tua untuk membentuk karakter anak, orang tua harus memberikan contok yang baik

karena apa yang dilihat oleh anak akan mereka tiru. Periode

keempat usia 9 tahun sampai 12 tahun, yaitu masa-masa anak mulai merasa ingin menunjukkan seperti apa jati dirinya

sebenarnya. Pada periode anak-anak akan memberontak

untuk mencari jati dirinya, anak-anak akan lebih sulit percaya dengan niali dan norma-norma yang diajarkan oleh orang tua

selama ini.16

Jadi dapat disimpulkan bahwa seseorang yang masih

dibawah umur tertentu dan belum menikah disebut sebagai anak. Seseorang yang masih membutuhkan bantuan dan

bimbingan dari ayah dan ibu untuk mendapatkan pendidikan

yang baik serta membangun karakter yang baik.

c. Peran Orang Tua Orang tua tentu memiliki sebuah harapan yang ingin

dicapai dimasa depan, mengingat bahwa orang tua berperan sebagai pemimpin sekaligus pengendali dalam sebuah

keluarga. Harapan-harapan tersebut tentu diletakkan pada

anak-anak yang dilahirkan dan dibesarkannya. Orang tua mestinya menginginkan sang anak menjadi pribadi yang patuh,

taat dan berbakti terhadap orang tua, berprilaku baik, disiplin,

16 Mahmud Gunawan, Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga,

(Jakarta: Akademia Permata, 2013), 132.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pola Komunikasi Pengertian Pola

16

dan sebagainya.17 Harapan-harapan inilah yang menjadikan

orang tua memiliki peran untuk anak-anak mereka.

Kebutuhan finansial keluarga merupakan sebuah tanggung jawab primer dari seorang ayah.18 Seorang ayah dituntut untuk

mampu menuntut anak-anaknya menjelajahi dan berbaur

dengan kehidupan bermasyarakat. Peran seorang ayah juga tentang nafkah keluarga, ayahlah yang berekrja keras untuk

menafkahi keluarganya. Peran utama seorang ayah yaitu

bertanggung jawab atas tiga hal, yaitu:19

1) Ayah harus mengajarkan anak tentang Tuhan. 2) Ayah adalah seorang pemimpin di dalam keluarganya.

3) Ayah harus mengajarkankedisiplinan di dalam

keluarganya. Ayah memiliki peran yang sangat penting di dalam

keluarga. Pada umumnya ayah memiliki rasa gengsi yang

tinggi menurut pandangan seorang anak. Kegiatan pekerjaan

sehari-hari seorang ayah sangat berpengaruh pada anak-anaknya.Dalam kehidupan berkeluarga, ayah berperan sebagai

pemimpin yang harus mampu membawa keluarganya pada

tujuan yang jelas. Semua hal yang berkaitan dengan keluarganya baik itu di dalam lingkungan keluarga maupun di

luar lingkungan keluarga adalah tanggung jawabnya.

Jika ayah bertanggung jawab atas penghasilan dari semua hasil kerjanya, maka ibu memilki tanggung jawab untuk

mengelola hasil yang telah didapatkan oleh ayah sehingga

dapat terkelola dengan baik. Selain ayah, ibu juga harus

berperan aktif dalam keluarga. Secara umum dalam kebanyakan keluarga, ibu juga memiliki peran yang tidak kalah

penting di dalam keluarga. Karena sejak anak di dalam

kandungan hingga dewasa ibu selalu ada bersama anak-anaknya. Ibu juga memiliki tanggung jawab dalam proses

17 Retno Dwiyanti, “Peran Orang Tua Dalam Perkembangan Moral

Anak (Kajian Teori Kohlberg),” Jurnal Prosding Seminar Nasional Parenting,

(2013):165, diakses pada 12 Januari 2020, http://hdl.handle.net/11617/3983 18 Farida Hidayati, Dian Veronika Sakti Kaloeti & karyono, “Peran Ayah

Dalam Pengasuhan Anak,” Jurnal Psikologi Undip 9, no. 1(2011): 2, diakses pada

12 Januari 2020,

https://ejournal.undip.ac.id/index.php/psikologi/article/view/2841 19 Heman Elia, “Peran Ayah Dalam Mendidik Anak,” Veritas: Jurnal

Teologi dan Pelayanan 1, no. 1 (2000): 112, diakses pada 12 Januari 2020,

https://doi.org/10.36421/veritas.v1i1.23

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pola Komunikasi Pengertian Pola

17

pendidikan anak-anaknya. Pendidikan paling dasar bagi anak

adalah pendidikan seorang ibu itu sendiri. Bagaimana cara ibu

mendidik anak-anaknya akan menentukan bagaiamana karakter anaknya di masa depan.

Ibu adalah sosok hebat di dalam keluarga, seorang anak

akan merasa diayomi, dididik karena adanya Ibu. Bahkan seorang ibu mampu menjadi jembatan hubungan antar anggota

keluarga, seperti pengantar pesan dari seorang ayah kepada

anak-anaknya dan anggota keluarga yang lain. Selain itu, ibu

berperan banyak bagi anak, diantaranya yaitu:20 1) Sebagai manager untuk mengatur segala urusan rumah

tangga.

2) Sebagai guru bagi anak. 3) Sebagai psikolog bagi anak dan keluarga.

4) Sebagai perawat dan memberikan yang terbaik untuk

menjaga kesehatan setiap anggota keluarganya.

5) Sebagai seorang koki. 6) Sebagai pelindung, ibu memberikan perlindungan fisik

maupun mental bagi setiap anggota keluarganya.

7) Sebagai panutan dengan contoh nyata yang diperlihatkan dari aktivitas-aktivitas yang selalu dilakukan.

8) Sebagai akuntan keluarga.

9) Sebagai motivator dalam keluarga.Penyemangat bagi anggota keluarga yang merasa down dan ingin menyerah.

10) Sebagai dokter. Ibu selalu tahu tanda-tanda jika anggota

keluarganya akan terkena sakit.

11) Sebagai fashion designer. Ibu juga sangat memperhatikan penampilan semua anggota keluarganya.

12) Sebagai interior designer.

13) Sebagai sekertaris. Ibu tahu segala kebutuhan di dalam rumah setiap anggota keluarganya.

14) Sebagai ahli perbaikan.

15) Sebagai sahabat, yang mampu mendengarkan dengan baik setiap keluh kesah, curhatan, dan memberikan masukan

positif yang membangun.

16) Sebagai event organizer, baik acara resmi maupun acara

santai, ibu selalu mampu menanganinya.

20 Ina, “20 Peran Ibu Dalam Keluarga Menurut Psikologi,”Dosen

Psikologi, diakses pada 12 Januari 2020, https://dosenpsikologi.com/peran-ibu-

dalam-keluarga

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pola Komunikasi Pengertian Pola

18

17) Sosok yang multi tasking,ibu mampu mengatur banyak hal

secara bersamaan.

18) Sebagai penjaga kebersihan 19) Sebagai partner ayah, ibu mampu membatu ayah dalam

menentukan keputusan setiap masalah.

20) Sebagai seperhero. Ibu sering mengesampingkan segala keinginannya dan mengorbankan diri untuk melihat

kebahagiaan keluarganya.21

Dari penjelasan di atas, dapat dilihat bahwa seorang ibu

sangat penting perannya dan rela melakukan apapun untuk keluarganya. Ibu sering menyampingkan kebutuhan, keinginan,

dan dirinya sendiri demi keluarganya. Ibu adalah sosok yang

sangat dibutuhkan untuk anak dan setiap anggota keluarga. Dalam keluarga, ibu tentunya memiliki peranan besar.

Ayah dan ibu merupakan orang yang sangat berpengaruh dan

berperan penting di dalam keluarga, keduanya memiliki

peranan masing-masing yang sama pentingnya. Maka dari itu seorang ayah dan ibu dituntut untuk mampu mendidik anak-

anaknya dengan bijaksana, dengan pola komunikasi yang tepat.

d. Tugas, Tanggung Jawab dan Kewajiban Orang Tua

Setiap orang tua tentunya mengharapkan generasi penerus yang berkualitas, maka hal ini dibutuhkan usaha yang konsisten dari orang tua dalam mengasuh dan mendidik anak

mereka hingga dewasa baik secara lahir maupun batin.

Begitupun dengan pasangan suami istri yang sudah bercerai tetap memiliki kewajiban mengasuh sebagai seorang ayah dan

ibu.22

Tugas utama orang tua yaitu membentuk karakter dan

kebiasaan anak dengan menanmkan pendidikan akhlak dan kehidupan yang berlandaskan pada agama. Karena orang tua

adalah penyumbang terbesar dari terbentuknya karakter

seorang anak.23 Secara sederhana, tugas dan kewajiban orang tua

dijelaskan sebagai peran orang tua kepada anak. Diantara

21 Ina, “20 Peran Ibu Dalam Keluarga Menurut Psikologi,”Dosen

Psikologi, diakses pada 12 Januari 2020, https://dosenpsikologi.com/peran-ibu-

dalam-keluarga 22 Mahmud Gunawan, dkk, Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga,

132. 23 Pius A. Partoto dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer,

(Surabaya: Arkola, 1994), 585.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pola Komunikasi Pengertian Pola

19

tugas dan kewajiban tersebut yaitu anak memiliki hak-hak

(kebutuhan) yang merupakan kewajiban orang tua untuk

memenuhinya, seperti kewajiban orang tua memberikan hak (melatih)anak untuk menguasai bagaimana cara mengurus

diri, yaitu seperti bagaiaman cara makan yang baik, adab

buang air, adab atau sopan santun ketika berbicara, berjalan, berdoa, hal tersebut bagi seorang anak sebagai seorang

pribadimampu membekas dalam diri mereka. Perkembangan

anak juga tentunya dipengaruhi oleh sikap orang tua. Orang

tua yang bisa mendengarkan anak dan tidak mau mendengarkan anak sangat memengaruhi reaksi emosional

dari anak. Orang tua dengan sikap perhatiaan atau cuek, sabar

atau tergesa-gesa, memberikan rasa melindungi atau justru mengabaikan akan sangat berdampak seperti apa seorang

anak akan terbentuk saat dewasa.24

Dalam Islam, Allah SWT memberikan titipan bagi orang

tua berupa seorang anak, sehinggaorang tua memiliki kewajiban untuk memenuhi hak anak-anaknya. Karena ketika

seseorang dikarunia anak maka memilki kewajiban untuk

memenuhi hak anak. Adapun dalam kitab Tanbih al-Ghafilin telah dijelaskan oleh Nabi Muhammad SAW tentang tugas

dan kewajiban orang tua pada anak. Diriwayatkan dari Abu

Hurairah ra, sesungguhnya Nabi SAW bersabda:

من حق الولد على الوالد ثلثة أشياء: أن يسن اسه إذا ولد، وي عل مه الكتاب إذا عقل، وي زو جه إذا أدرك

“Hak anak atas orang tuanya ada tiga: diberikan nama

yang baik ketika lahir, diajarkan Al-Qur’an ketika

suda berakal (tamyiz) dan menikahkannya ketika

sudah menemukan.” (HR. Abu Hurairah RA)25

Dari hadits di atas dapat diketahui bahwa orang tua

memiliki kewajiban memenuhi tiga hak anak, yaitu:26

24 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2011), 88. 25 Abu Laits As Samarqanda, Tanbihul Ghafilin, Terj. Abu Jahaidah

(Jakarta: Pustaka Amani, 2015), 225-228. 26 Abu Laits As Samarqanda, Tanbihul Ghafilin, Terj. Abu Jahaidah

(Jakarta: Pustaka Amani, 2015), 225-228.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pola Komunikasi Pengertian Pola

20

1) Memberi nama yang baik,

Nama merupakan sebuah doa dan harapan untuk anak

ingin menjadi apa kelak dimasa depan. Nama yang baik juga mnambak kepercayaan diri pada anak. Nama

Muhammad atau nama orang-orang shaleh merupakan

nama yang baik bagi laki-laki, sedangkan memberi nama dengan nama putri-putri Rasulullah SAW atau istri-istri

Rasulullah SAW pada anak perempuan merupakan doa

bagi anak.

2) Mengajarkan Al-Qur’an jika sudah berakal (tamyiz). Ketika anak sudah mulai berfikir dan mampu menerima

ilmu, maka orang tua berkewajiban untuk mengajarkan

Al-Qur’an dan kandungannya. Selain itu orang tua juga harus mengajarkan ilmu fiqih dan ilmu agama yang lain

sebagai pedoman bagi anak untuk beribadah. Dalam

memberikan keilmuan tentang agama, orang tua bisa

memasukkan anak ke sekolah yang mengajarkan tentang ilmu agama.

3) Menikahkannya jika sudah menemukan pasangan.

Membantu anak dan tidak mempersulit anak dalam melangsungkan pernikahan merupakan kewajiban orang

tua. Hal tersebut tentunya jika anak sudah menemukan

pasangan yang sekufu’ agar anak tidak terjerumus dalam kemaksiatan.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa menjadi

orang tua adalah sebuah perkerjaan mulia, orang tua diberikan

kesempatan oleh Allah SWT untuk membimbing dan memberikan pengajaran kepada anak-anaknya untuk

menciptakan generasi masa depan yang baik, dan diharapkan

mampu bermanfaat bagi keluarga, masyarakat, negara, dan agama.

Selanjutnya ayah dan ibu memiliki tanggung jawab

dalam sebuah keluarga. Ayah bertanggung jawab untuk mencukupi kebutuhan finansial keluarga secara primer,

sedangkan ibu bertanggung jawab dalam mendidik,

mengasuh dan mengajarkan kedisiplinan.27

27 Farida Hidayati, Dian Veronika Sakti Kaloeti & karyono, “Peran

Ayah Dalam Pengasuhan Anak,” Jurnal Psikologi Undip 9, no. 1(2011): 2, diakses pada 12 Januari 2020,

https://ejournal.undip.ac.id/index.php/psikologi/article/view/2841

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pola Komunikasi Pengertian Pola

21

Tanggung jawab untuk memenuhi hak-hak anak telah

dijelaskan dalam ajaran agama islam, yaitu:28

1) Bertanggung jawab dalam mendidik dan mengajarkan akidah.

2) Bertanggung jawab mengajarkan akhlak.

3) Bertanggung jawab merawat anak. 4) Bertanggung jawab membantu mengasah kemampuan

anak.

Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan

bahwa orang tua memiliki tanggung jawab untuk memenuhi hak-hak (kebutuhan) anak-anaknya. Seperti yang telah

dijelaskan dalam ajaran agama islam bahwa orang tua

bertanggung jawab pada pendidikan anak, baik pendidikan umum maupun agama, orang tua juga bertanggung jawab

merawat dan memperhatikan kesehatan anak-anaknya baik

secara jasmasi maupun rohani.

3. Kecanduan Internet

a. Pengertian Kecanduan Derajat kecanduan terhadap media yang dijelaskan oleh

Melvin dan Sandra yaitu hal tersebut merupakan kunci dalam

memahami kapan dan mengapa pesan media massa dapat

mengubah perilaku dan kepercayaan serta perasaan audiensi. Dalam masyarakat industri modern, ketergantungan pada

media bagi orang-orag berguna untuk memahami bagaiaman

dan seperti apa dunia sosial yang mereka hadapi, mencari tahu bagaiamana cara bertindak dalam masyarakat secara

bermakna dan efektif, dan untuk memenuhi ekspektasi dan

sebagai pelarian pelarian. Sedangkan derajat ketergantungan

media ditentukan dari apakah informasi yang disampaikan benar-benar penting dan seberapa penting informasi tersebut,

dan seberapa besar perubahan dan konflik yang terjadi dalam

masyarakat. Adapun faktor-faktor yang menentukan kecanduan

seseorang terhadap media adalah:29

1) Dari pada bergantung pada media yang hanya bisa memenuhi beberapa kebutuhan, seseorang akan lebih

bergantung pada media yang bisa memenuhi semua

kebutuhannya sekaligus.

28 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, 137-138. 29 Morissan, Teori Komunikasi Individu Hingga Massa, (Jakarta:

Kencana, 2013), 515-517.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pola Komunikasi Pengertian Pola

22

2) Pola kepercayaan seseorang dapat berubah tergantung

dari seberapa besar perubahan sosial dan konflik yang

muncul dalam masyarakat. Dengan demikian, kecanduan ketergantungan yang besar

seseorang untuk memenuhi kebutuhannya. Apabila

kebutuhannya semakin besar, maka ketergantungannya terhadap media tersebut juga semakin tinggi.

b. Pengertian Internet Internet (Inter-Network) memiliki pengertian sebagai

suatu penghubung situs yang terdiri dari sekumpulan jaringan

komputer. Internet membantu pemakainya dari setiap belahan

dunia untuk memudahkan komunikasi dan mencari informasi.30

Internet merupakan sekumpulan jaringan yang mampu

menghubungkan komputer ke situs yang sangat luas, yang

mana dari situs tersebut mampu memudahkan setiap orang untuk mendapatkan informasi dan melakukan komunikasi

dengan orang yang sangat jauh tanpa perlu bertatap muka

secara langsung. Selain itu internet juga mempermudah dalam beberapa hal, internet juga mampu menciptakan dunia yang

terhubung secara luas keberbagai tempat. Dunia lain yang

mampu diciptakan oleh internet ini disebut dengan

cyberspace atau yang dikenal juga dengan dunia maya, dimana untuk memasukinya hanya melalui koneksi internet

yang langsung menuju ke otak. Para pengguna internet

diberikan kekuatan yang besar, mengakses informasi aktual dari belahan manapun tidak menjadi masalah lagi dengan

bantuan internet. Bahkan tugas-tugas dibidang akademispun

dapat dengan mudah diselesaikan dengan menggunakan internet.31

Namun tidak dipungkiri juga jika dunia yag diciptakan

oleh internet merupakan topeng bagi para penggunanya.

Kebanyakan orang berpuran-pura menjadi pribadi yang lain, mereka berusaha menciptakan karakter yang mereka

inginkan. Hal ini dilakukan karena beberapa alasan, seperti

30 Siti Rohaya, “Internet: Pengertian, Sejarah, Fasilitas dan

Koneksinya,” Jurnal Fihris 3, no. 1 (2008): 2, diakses pada 12 Desember 2019,

http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/362 31 Rediana Setiyani, “Pemanfaatan Internet Sebagai Sumber Belajar,”

Jurnal Pendidikian Ekonomi Dinamika Pendidikan 5, no. 2 (2010): 119, diakses

pada 13 Desember 2020, https://doi.org/10.15294/dp.v5i2.4921

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pola Komunikasi Pengertian Pola

23

harapan yang besar untuk mendapatkan respon dari orang

lain. Orang yang merubah karakter dirinya sendiri cenderung

memiliki ekspektasi atau imajinasi jika diri mereka sebenarnya adalah seperti apa karakter yang mereka ciptakan.

Adapun manfaat yang diberikan dari dunia dalam

internet bagi para penggunanya yaitu sebagai berikut:32 1) Waktu membebaskan diri.

2) Membantu mendapatkan dukungan dan edukasi yang

mereka butuhkan tentang masalah kesehatan fisik

maupun mental. 3) Meningkatkan perasaan bahwa dirinya berharga (self-

worht).

4) Medium untuk mengasah kemampuan menulis dan pertumbuhan intelektual.

Selain itu, dunia dalam internet juga memiliki dampak

negatif yaitu sebagai berikut:33

1) Menurunnya potensi bersama keluarga dan masyarakat karena waktu yang dihabiskan untuk online.

2) Mempresentasikan diri mereka tidak sesuai dengan

kenyataan (palsu). 3) Penyerapan antara kebenaran dan hoax yang sulit.

4) Meningkatnya perasaan amarah, iritabilitas, gelisah,

apati, dan perubahan suasana perasaan. Berdasarkan penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan

bahwa internet merupakan bagian dari teknologi, jika

membicaran mengenai teknologi maka internet selalu ada di

dalamnya. Semakin majunya zaman, maka teknologi juga akan semakin maju. Setiap orang harus mampu memberikan

batasan bagi dirinya sendiri untuk terhindar dari kecanduan

terhadap teknologi, yang berarti juga dapat menjadi kecanduan terhadap internet. Maka dalam hal ini peran orang

tua sangat diharapkan untuk menanggulangi terjadinya

kecanduan internet pada anak. Sosialisai dan komunikasi yang efektif merupakan salah satu cara dalam menanggulangi

anak kecanduan internet.

32 Kimberly S. Young, dan Cristiano Nabuco de Abreu, Kecanduan

Internet, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar,2017), 288-290. 33 Kimberly S. Young, dan Cristiano Nabuco de Abreu, Kecanduan

Internet, 290-292.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pola Komunikasi Pengertian Pola

24

c. Kecanduan Internet Pada umumnya menurut sebagian besar orang, internet

mampu meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup

mereka. Namun bagi sebagian yang lain menganggap internet

mampu membawa mereka menjadi golongan DSM yang

didefinisikan sebagai sindroma perilaku atau psikologis yang signifikan secara klinis terkait dengan sesuatu yang dialami

saat ini atau resiko yang meningkat secara sigifikan untuk

mengalami kematian, kesakitan, disabilitas, atau kehilangan kebebasan penting.34

Kegiatan berinternet yang dilakukan seperti pada

umumnya dapat menyebabkan dampak buruk karena ketidak mampuan dalam mengontrol diri dan mengatur waktu dalam

menggunakan internet. Dalam kalangan pecandu,

penggunaan internet yang tidak terkontrol dan melampau

batas yang pada dasarnya teknologi digunakan sebagai alat informasi fungsional.35 Dengan selalu mengulang kegiatan

online favorit secara berangsur-angsur akan mengubah

seseorang memiliki perilaku reaksi-diri atau sebuah kebiasaan yang secara otomatis dilakukan dan kurang memiliki

kesadaran. Hal ini secara tidak sadar akan membuat mereka

melakukannya secara terus meneruh hingga menyebabkan hal

tersebut adalah sebuah kebiasaannya, yang kemudian kebiasaan tersebut menjadi sarana primer.36

Pada dasarnya, sesuatu yang dilakuakn secara terus

menerus dan dengan kadar yang melebihi manfaat fungsionalnya juga akan memberikan dampak negatif bagi

pelakunya. Reaksi-diri yang kurang menjadi salah satu faktor

terjadinya kecanduan. Adapun proses yang dialami oleh sesorang yang

menunjukkan tanda-tanda dari kecanduan internet yaitu

sebagai berikut:37

1) Kehilangan kontrol.

34 Kimberly S. Young, dan Cristiano Nabuco de Abreu, Kecanduan

Internet, 5. 35 Kimberly S. Young, dan Cristiano Nabuco de Abreu, Kecanduan

Internet, 92. 36 Kimberly S. Young, dan Cristiano Nabuco de Abreu, Kecanduan

Internet, 116. 37 Kimberly S. Young, dan Cristiano Nabuco de Abreu, Kecanduan

Internet, 340.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pola Komunikasi Pengertian Pola

25

2) Kegagalan dalam upaya menghentikan perilaku.

3) Menghabiskan waktu untuk perilaku tersebut atau hanya

memikirkannya. 4) Terus melakukan perilaku terlepas dari konsekuensinya.

5) Withdrawul (sakau),merasa gelisah jika tidak melakukan

perilaku tersebut. 6) Selalu merasa kurang dan menaikkan kadar perilaku

tersebut.

7) Perubahan dalam kegiatan sosial, pekerjaan dari akibat

perilaku tersebut. Waktu berharga bersama keluarga dan teman-teman atau

berbaur dengan masyarakat dapat tersita karena ketidak

mampuan seseorang mengontrol diri dan waktu dalam menggunakan internet. Hal ini terjadi karena timbulnya

perasaan lebih nyaman ketika mampu mengakses internet dari

pada berada di dunia nyata yang dialami oleh orang-orang

yang telah kecanduan internet. Mereka beranggapan bahwa hanya internet yang mampu membantu mereka menunjukkan

seperti apa diri mereka, dan mereka mampu mengekspresikan

perasaan mereka sendiri di dunia maya dari pada dunia nyata.

B. Penelitian Terdahulu Dalam upaya memperkaya teori yang digunakan dalam

penelitian ini, maka penulis menggunakan acuan dari penelitian terdahulu. Sehingga dari penelitian terdahulu ini akan mampu

membantu penulis dalam memperkaya teori yang digunakan untuk

serta dapat mengkaji penelitian yang telah dilakukan oleh penelitian

terdahulu. Penulis mengangkat penelitian terdahulu untuk dijadikan sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian

yang penulis teliti. Berikut merupakan penelitian terdahulu berupa

beberapa literasi yang terkait dengan permasalahn penulis. Diantara karya yang telah mengkaji fenomena dan resepsi masyarakat terhadap

komunikasi orang tua dan kecanduan internet adalah sebagai berikut:

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pola Komunikasi Pengertian Pola

26

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Nama peneliti Judul penelitian Hasil penelitian

Heru Wahyu

Pamungkas,

2014.38

Interaksi Orang Tua

Dengan Anak Dalam

Menghadapi Teknologi

Komunikasi Internet

Interaksi dan

komunikasi orang tua

pada anak sangat

berpengaruh terhadap sikap anak remaja yang

akan berkembang

menjadi karakter. Demikian juga remaja

dalam penggunaan

teknologi internet,

sikap orang tua terhadap aktivitas

remaja akan

membentuk karaket remaja yang mampu

menyaring penggunaan

teknologi internet, sehingga remaja tidak

terjerumus dampak

negatif dari teknologi

internet.

Persamaan: penelitian yang dilakukan oleh Heru wahyu Pamungkas

dengan penulis memiliki persamaan penelitian yaitu kedua penelitian ini sam-sama membahas tentang hubungan orang tua dan anak dalam

keluarga.

Perbedaan: peneliatan yang dilakukan Heru Wahyu Pamungkas memiliki fokus masalah pada Teknologi komunikasi dan internet,

sedangkan penulis memiliki fokus masalah pada ketergantungan anak

pada media internet.

38 Heru Wahyu Pamungkas, “Interaksi Orang Tua Dengan Anak Dalam

Menghadapi Teknologi Komunikasi Internet”, (Pontianak, Universitas

Tanjungpura, 2014).

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pola Komunikasi Pengertian Pola

27

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu

Nama peneliti Judul penelitian Hasil penelitian

Dimas Arya

Dwi Permana,

2015.39

Komunikasi

Interpersonal Orang Tua

Kepada Anak dalam

Memahamai Dampak Bermain Game Online

Komunikasi

interpersonal yang

digunakan orang tua

dengan tipe membolehkan bermain

game online dengan

syarat tidak mengganggu kegiatan

belajar di sekolah

maupun di rumah.

Persamaan: penelitian yang dilakukan oleh Dimas Arya Dwi Pernama

memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis

yaitu keduanya sama-sama membahas tentang bagaimana pola komunikasi orang tua dan anak dalam menanggulangi akibat buruk

dari internet.

Perbedaan: penelitian yang dilakukan oleh Dimas Arya Dwi Pernamameneliti tentang dampak dari game online, sedangkan penulis

meneliti tentang internet secara umum.

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu

Nama peneliti Judul penelitian Hasil penelitian

Yosef Kaprino

Parto, 2017.40

Komunikasi Orang Tua

Kepada Anak Dalam

Mencegah Terjadinya Dampak Negatif Gadget

Cara yang dilakukan

orang tua pada anak

dalam mencegah dampak negatif dari

penggunaan gadget

yaitu memberikan

contoh komunikasi yang baik dengan saling

39 Dimas Arya Dwi Permana, “Komunikasi Interpersonal Orang Tua

Kepada Anak dalam Memahamai Dampak Bermain Game Online”,(Surakarta:

Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2015). 40 Yosef Kaprino Parto, “Komunikasi Orang Tua Kepada Anak Dalam

Mencegah Terjadinya Dampak Negatif Gadget”, (Yogyakarta: Universitas

Sanata Dharma, 2017).

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pola Komunikasi Pengertian Pola

28

menghargai aanggota

keluarga.

Persamaan: penelitian yang dilakukan oleh Dimas Arya Dwi Pernama

memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis

yaitu keduanya sama-sama membahas tentang bagaimana pola

komunikasi orang tua dan anak dalam menanggulangi akibat buruk dari internet.

Perbedaan: penelitian yang dilakukan Yosef Kaprino Parto membahas mengenai bagaiman cara mencegah dampak negatif dari penggunaan

gedget pada anak, sedangkan penulis meneliti tentang peran pola

komunikasi yang digunakan orang tua terhadap anak dalam rangka

mencegah kecanduan internet.

C. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir atau kerangka konseptual merupakan

model dari bagaimana berbagai faktor yang telah diidentifikasikan

sebagai masalah yang penting saling berhubungan dengan sebuah

teori.41 Pada kerangka berpikir yang mana dapat dijelaskan sebagai

berikut. Fokus pada penelitian ini yaitu pola komunikasi orang tua

dan penanggulangan anak kecanduan internet. Pada penelitian ini

penulis menggunakan teori pola komunikasi orang tua dan teori penanggulangan anak kecanduan internet guna menjawab masalah

yang ada.

Pola komunikasi orang tua merupakan sebuahcara penyampaian pesan dari orang tua yang ditunjukkan pada anak atau

anggota keluarga yang lain. Dalam praktiknya, pola komunikasi orang

tua terdiri dari pola komunikasi terbuka dan pola komunikasi tertutup.

Sebuah pola komunikasi terbuka yang digunakan oleh orang tua diklaim merupakan pola komunikasi terbaik untuk diterapkan dalam

keluarga. Dimana dengan menerapkan pola komunikasi ini mampu

membuat hubungan antar anggota keluarga lebih harmonis, karena setiap anggota keluarga mendapatkan kebebasan sehingga

menumbuhkan rasa saling menghargai dan dihargai.Disamping pola

komunikasi terbuka, pola komunikasi tertutup juga masih diterapkan

41 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2011), 60.

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pola Komunikasi Pengertian Pola

29

dalam kehidupan berkeluarga. Keluarga yang menerapkan pola

komunikasi ini cenderung hanya berpusat pada salah satu pihak, pada

umumnya orang tua memegang kendali yang dominan dalam keluarga, orang tua memberikan penekanan kepada anak untuk

bersikap dan bertindak sesuai dengan yang orang tua inginkan.

Orang tua memiliki peranan yang sangat besar terhadap setiap kegiatan anak dalam menggunakan internet. Maka dalam hal

ini, pola komunikasi menjadi penentu bagaiaman hubungan terjalin

dalam keluarga. Pola komunikasi yang tepat akan membantu anak

mengembangkan karakter dan menciptakan watak yang baik, serta anak akan merasa tidak terpaksa untuk mendengarkan bimbingan dari

orang tua.

Kecanduan internet merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara berlebihan dalam menggunakan internet dan

memiliki dampak negatif. Kecanduan internet mampu mendorong

seseorang untuk keluar dari kehidupan nyatanya. Seseorang akan

merasa lebih nyaman dan hidup ketika ia menggunakan internet, mereka akan menarik diri dari lingukanga sekitar bahkan dari

keluarga dan teman.

Banyak hal yang dapat mempengaruhi dalam menanggulangi kecanduan internet, seperti misalnya sikap positif

seseorang untuk meyakinkan terhadap berhenti menggunakan internet

secara berlebihan, menumbuhkan rasa optimis dalam mencapai tujuan hidupnya, serta keikutsertaan orang lain dalam segala aktivitas untuk

menanggulangi kecanduan internat.

Ketika anak-anak tidak kecanduan terhadap internet akan

terlihat dalam kehidupannya sehari-hari. Seperti lebih aktif, produktif, dan mampu mengenali lingkungan sekitarnya. Anak yang tidak

kecanduan internet juga akan memilki kemampuan untuk

mempelajari keadaan sekitar, dapat mengenali diri sendiri dan menumbuhkan karakter yang baik.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa pola

komunikasi yang tepat yang dilakukan orang tua terhadap menanggulangi anak kecanduan internet sangat berpengaruh besar.

Pemilihan pola komunikasi yang baik dan tepat juga sangat

menentukan keberhasilan dalam kegiatan membimbing.

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pola Komunikasi Pengertian Pola

30

Bagan 2.1 Kerangka Berfikir

Orang Tua

Pola Komunikasi

Anak Kecanduan

Internet

Hambatan