15
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ISPA ISPA adalah infeksi virus akut yang disertai dengan demam tidak tinggi, pilek, bersin, hidung berair, hidung tersumbat dan iritasi tenggorokan. (Stanford dan William, 2010). Istilah ISPA yang merupakan singkatan Infeksi Saluran Pernafasan Akut mulai diperkenalkan pada tahun 1984 setelah dibahas dalam Lokakarya Nasional ISPA di Cipanas. Istilah ini merupakan padanan istilah Inggris Accute Respiratory Infections disingkat ARI. Dalam lokakarya ISPA tersebut ada dua pendapat, pendapat pertama memilih istilah ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) dan pendapat kedua memilih istilah ISNA (Infeksi Saluran Nafas Akut). Pada akhir lokakarya diputuskan untuk memilih ISPA dan istilah ini pula yang dipakai hingga sekarang (Depkes RI, 2009). Istilah ISPA mengandung tiga unsur, yaitu infeksi, saluran pernafasan dan akut. Pengertian atau batasan masing-masing unsur adalah sebagai berikut (Depkes RI, 2002 dalam Yasir, 2009): 1) Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit. 2) Saluran pernapasan adalah organ yang mulai dari hidung hingga alveoli beserta organ adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura. Dengan demikian ISPA secara otomatis mencakup saluran pernafasan bagian atas, saluran pernafasan bagian bawah (termasuk jaringan paru-paru) dan organ adneksa saluran pernafasan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ISPAeprints.ung.ac.id/5554/5/2012-1-13201-811408051-bab2... · ... penentuan klasifikasi ... pertukaran aliran udara dan sinar matahari ... terhadap sinar

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ISPAeprints.ung.ac.id/5554/5/2012-1-13201-811408051-bab2... · ... penentuan klasifikasi ... pertukaran aliran udara dan sinar matahari ... terhadap sinar

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 ISPA

ISPA adalah infeksi virus akut yang disertai dengan demam tidak tinggi, pilek,

bersin, hidung berair, hidung tersumbat dan iritasi tenggorokan. (Stanford dan William,

2010).

Istilah ISPA yang merupakan singkatan Infeksi Saluran Pernafasan Akut mulai

diperkenalkan pada tahun 1984 setelah dibahas dalam Lokakarya Nasional ISPA di

Cipanas. Istilah ini merupakan padanan istilah Inggris Accute Respiratory Infections

disingkat ARI. Dalam lokakarya ISPA tersebut ada dua pendapat, pendapat pertama

memilih istilah ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) dan pendapat kedua memilih

istilah ISNA (Infeksi Saluran Nafas Akut). Pada akhir lokakarya diputuskan untuk

memilih ISPA dan istilah ini pula yang dipakai hingga sekarang (Depkes RI, 2009).

Istilah ISPA mengandung tiga unsur, yaitu infeksi, saluran pernafasan dan akut.

Pengertian atau batasan masing-masing unsur adalah sebagai berikut (Depkes RI, 2002

dalam Yasir, 2009):

1) Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan

berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.

2) Saluran pernapasan adalah organ yang mulai dari hidung hingga alveoli beserta organ

adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura. Dengan demikian

ISPA secara otomatis mencakup saluran pernafasan bagian atas, saluran pernafasan

bagian bawah (termasuk jaringan paru-paru) dan organ adneksa saluran pernafasan.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ISPAeprints.ung.ac.id/5554/5/2012-1-13201-811408051-bab2... · ... penentuan klasifikasi ... pertukaran aliran udara dan sinar matahari ... terhadap sinar

Dengan batasan ini maka jaringan paru-paru termasuk dalam saluran pernafasan

(respiratory tract).

3) Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari ini. Batas 14 hari

ini diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang

dapat digolongakan ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari (Depkes RI,

2002 dalam Yasir, 2009).

Pneumonia adalah proses akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli).

Terjadinya pneumonia pada anak seringkali bersamaan dengan terjadinya proses infeksi

akut pada bronkus.

Etiologi ISPA

Etiologi ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia. Bakteri

penyebab ISPA antara lain adalah dari genus Streptokokus, Stafilokokus, Pneumokokus,

Hemofillus, Bordetelia dan Korinebakterium. Virus penyebab ISPA antara lain adalah

golongan Miksovirus, Adnovirus, Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma, Herpesvirus

(Depkes RI, 2009).

2.1.1 Klasifikasi ISPA

Dalam hal penentuan kriteria ISPA ini, penggunaan pola tatalaksana penderita

ISPA adalah balita, dengan gejala batuk dan atau kesukaran bernapas. Pola tatalaksana

penderita ini sendiri terdiri atas 4 bagian yakni pemeriksaan, penentuan ada tidaknya

tanda bahaya, penentuan klasifikasi penyakit, dan pengobatan juga tindakan. Menurut

(Misnadiarly, 2008) dalam penentuan Klasifikasi penyakit ISPA dibedakan atas 2

kelompok, yakni: untuk golongan umur di bawah 2 bulan dan untuk golongan umur 2

bulan-5 tahun.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ISPAeprints.ung.ac.id/5554/5/2012-1-13201-811408051-bab2... · ... penentuan klasifikasi ... pertukaran aliran udara dan sinar matahari ... terhadap sinar

1. Golongan Umur Kurang 2 Bulan

1.1) Pneumonia Berat

Bila disertai salah satu tanda tarikan kuat di dinding pada bagian bawah atau

napas cepat. Batas napas cepat untuk golongan umur kurang 2 bulan yaitu 60x per menit

atau lebih.

1.2) Bukan Pneumonia (batuk pilek biasa)

Bila tidak ditemukan tanda tarikan kuat dinding dada bagian bawah atau napas

cepat. Tanda Bahaya untuk golongan umur kurang 2 bulan, yaitu:

a. Kurang bisa minum (kemampuan minumnya menurun sampai kurang dari ½

volume yang biasa diminum)

b. Kejang

c. Kesadaran menurun

d. Stridor

e. Wheezing

f. demam/ dingin.

2. Golongan Umur 2 Bulan-5 Tahun

2.1) Pneumonia Berat

Bila disertai napas sesak yaitu adanya tarikan di dinding dada bagian bawah ke

dalam pada waktu anak menarik nafas (pada saat diperiksa anak harus dalam keadaan

tenang, tidak menangis atau meronta).

2.2) Pneumonia Sedang

Bila disertai napas cepat. Batas napas cepat ialah:

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ISPAeprints.ung.ac.id/5554/5/2012-1-13201-811408051-bab2... · ... penentuan klasifikasi ... pertukaran aliran udara dan sinar matahari ... terhadap sinar

a) Untuk usia 2 bulan-12 bulan = 50 kali per menit atau lebih

b) Untuk usia 1-4 tahun = 40 kali per menit atau lebih.

2.3) Bukan Pneumonia

Bila tidak ditemukan tarikan dinding dada bagian bawah dan tidak ada napas

cepat.

Tanda bahaya untuk golongan umur 2 bulan-5 tahun yaitu:

a) Tidak bisa minum

b) Kejang

c) Kesadaran menurun

d) Stridor

e) gizi buruk.

2.1.2 Gejala ISPA

1) Gejala ISPA ringan

Seseorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan satu atau lebih

gejala-gejala sebagai berikut:

1.1) Batuk

1.2) Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara (misal pada

waktu berbicara atau menangis).

1.3) Pilek, yaitu mengeluarkan lender atau ingus dari hidung.

1.4) Panas atau demam, suhu badan lebih dari 370 C atau jika dahi anak diraba.

2) Gejala ISPA sedang

Seseorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan satu atau lebih

gejala-gejala sebagai berikut:

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ISPAeprints.ung.ac.id/5554/5/2012-1-13201-811408051-bab2... · ... penentuan klasifikasi ... pertukaran aliran udara dan sinar matahari ... terhadap sinar

2.1) Batuk

2.2) Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara (misal pada waktu

berbicara atau menangis).

2.3) Pilek, yaitu mengeluarkan lender atau ingus dari hidung.

2.4) Panas atau demam, suhu badan lebih dari 370 C atau jika dahi anak diraba.

3) Gejala ISPA berat

Seorang anak dinyatakan menderita ISPA berat jika dijumpai gejala-gejala ISPA

ringan atau ISPA sedang disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut:

3.1) Bibir atau kulit membiru.

3.2) Lubang hidung kembang kempis (dengan cukup lebar) pada waktu bernafas.

3.3) Anak tidak sadar atau kesadaran menurun.

3.4) Pernafasan berbunyi seperti orang mengorok dan anak tampak gelisah.

3.5) Sela iga tertarik ke dalam pada waktu bernafas.

3.6) Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba.

3.7) Tenggorokan berwarna merah.

2.1.3 Penularan ISPA

Kuman penyakit ISPA ditularkan dari penderita ke orang lain melalui udara

pernapasan atau percikan ludah penderita. Pada prinsipnya kuman ISPA yang ada di

udara terhisap oleh pejamu baru dan masuk ke seluruh saluran pernafasan. Dari saluran

pernafasan kuman menyebar ke seluruh tubuh apabila orang yang terinfeksi ini rentan,

maka ia akan terkena ISPA (Depkes RI, 2002 dalam Yasir, 2009).

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ISPAeprints.ung.ac.id/5554/5/2012-1-13201-811408051-bab2... · ... penentuan klasifikasi ... pertukaran aliran udara dan sinar matahari ... terhadap sinar

1) Bibir atau kulit membiru.

2) Lubang hidung kembang kempis (dengan cukup lebar) pada waktu bernafas.

3) Anak tidak sadar atau kesadaran menurun.

4) Pernafasan berbunyi seperti orang mengorok dan anak tampak gelisah.

5) Sela iga tertarik ke dalam pada waktu bernafas.

6) Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba.

7) Tenggorokan berwarna merah.

2.2 Sanitasi Rumah

Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada

pengawasan terhadap struktur fisik dimana orang menggunakannya untuk tempat tinggal

berlindung yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Sarana sanitasi tersebut antara

lain ventilasi, suhu, kelembaban, kepadatan hunian, penerangan alami, konstruksi bangunan,

sarana pembuangan sampah, sarana pembuangan kotoran manusia dan penyediaan air bersih

(Azwar, 1990).

2.2.1 Ventilasi

Ventilasi yaitu proses penyediaan udara atau pengerahan udara ke atau dari ruangan

baik secara alami maupun secara mekanis. Fungsi dari ventilasi dapat dijabarkan sebagai

barikut (Prabu, 2009):

a. Mensuplai udara bersih yaitu udara yang mengandung kadar oksigen yang optimum bagi

pernapasan.

b. Membebaskan udara ruangan dari bau-bauan asap ataupun debu dan zat-zat pencemar

lain dengan pengenceran udara

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ISPAeprints.ung.ac.id/5554/5/2012-1-13201-811408051-bab2... · ... penentuan klasifikasi ... pertukaran aliran udara dan sinar matahari ... terhadap sinar

c. Mensuplai panas agar hilang panas badan seimbang.

d. Mensuplai panas akibat hilangnya panas ruangan dan bangunan.

e. Mengeluarkan kelebihan udara panas yang disebabkan oleh radiasi tubuh, kondisi

evaporasi atupun keadaan ekternal.

f. Mendisfungsikan suhu udara secara merata (Prabu, 2009).

Ventilasi adalah usaha untuk memenuhi kondisi atmosfer yang menyenangkan dan

menyehatkan manusia. Berdasarkan kejadiannya, maka ventilasi dapat dibagi ke dalam dua

jenis, yaitu (Lubis, 2000):

2.2.1.1 Ventilasi alam

Ventilasi alam berdasarkan pada tiga kekuatan, yaitu: daya difusi dari gas-gas,

gerakan angin dan gerakan massa di udara karena perubahan temperatur. Ventilasi alam

ini mengandalkan pergerakan udara bebas (angin), temperatur udara dan kelembabannya.

Selain melalui jendela, pintu dan lubang angin, maka ventilasi pun dapat diperoleh dari

pergerakan udara sebagai hasil sifat porous dinding ruangan, atap dan lantai.

2.2.1.2 Ventilasi buatan

Pada suatu waktu, diperlukan juga ventilasi buatan dengan menggunakan alat

mekanis maupun elektrik. Alat-alat tersebut diantarana adalah kipas angin, exhauster dan

AC (air conditioner).

Persyaratan ventilasi yang baik adalah sebagai berikut:

a. Luas lubang ventilasi tetap minimal 5% dari luas lantai ruangan, sedangkan luas

lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimal 5% dari luas lantai.

Jumlah keduanya menjadi 10% dari luas lantai ruangan.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ISPAeprints.ung.ac.id/5554/5/2012-1-13201-811408051-bab2... · ... penentuan klasifikasi ... pertukaran aliran udara dan sinar matahari ... terhadap sinar

b. Udara yang masuk harus bersih, tidak dicemari asap dari sampah atau pabrik, knalpot

kendaraan, debu dan lain-lain.

c. Aliran udara diusahakan cross ventilation dengan menempatkan lubang ventilasi

berhadapan antar dua dinding. Aliran udara ini jangan sampai terhalang oleh

barangbarang besar, misalnya lemari, dinding, sekat dan lain-lain (Lubis, 2000).

Secara umum, penilaian ventilasi rumah dengan cara membandingkan antara luas

ventilasi dan luas lantai rumah, dengan menggunakan Role meter. Menurut indikator

pengawaan rumah, luas ventilasi yang memenuhi syarat kesehatan adalah 10% luas lantai

rumah dan luas ventilasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan adalah < 10% luas lantai

rumah. Rumah dengan luas ventilasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan

membawa pengaruh bagi penghuninya (Notoatmodjo, 2003).

Salah satu fungsi ventilasi adalah menjaga aliran udara di dalam rumah tersebut

tetap segar. Luas ventilasi rumah yang < 10% dari luas lantai (tidak memenuhi syarat

kesehatan) akan mengakibatkan berkurangnya konsentrasi oksigen dan bertambahnya

konsentrasi karbondioksida yang bersifat racun bagi penghuninya. Disamping itu, tidak

cukupnya ventilasi akan menyebabkan peningkatan kelembaban ruangan karena

terjadinya proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan. Kelembaban ruangan yang

tinggi akan menjadi media yang baik untuk tumbuh dan berkembang biaknya bakteri-

bakteri patogen termasuk kuman tuberkulosis (Notoatmodjo, 2003).

Selain itu, fungsi kedua ventilasi adalah untuk membebaskan udara ruangan dari

bakteri, virus dan riketsia terutama bakteri patogen seperti tuberkulosis, karena di situ

selalu terjadi aliran udara yang terus menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara akan

selalu mengalir. Luas ventilasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ISPAeprints.ung.ac.id/5554/5/2012-1-13201-811408051-bab2... · ... penentuan klasifikasi ... pertukaran aliran udara dan sinar matahari ... terhadap sinar

mengakibatkan terhalangngya proses pertukaran aliran udara dan sinar matahari yang

masuk ke dalam rumah, akibatnya kuman tuberkulosis yang ada di dalam rumah tidak

dapat keluar dan ikut terhisap bersama udara pernafasan (Notoatmodjo, 2003).

2.2.2 Pencahayaan

Pencahayaan alami ruangan rumah adalah penerangan yang bersumber dari sinar

matahari (alami), yaitu semua jalan yang memungkinkan untuk masuknya cahaya matahari

alamiah, misalnya melalui jendela atau genting kaca. Cahaya berdasarkan sumbernya

dibedakan menjadi dua jenis, yaitu (Notoatmodjo, 2003):

a. Cahaya Alamiah

Cahaya alamiah yakni matahari. Cahaya ini sangat penting, karena dapat

membunuh bakteri-bakteri patogen di dalam rumah, misalnya kuman TBC. Oleh karena

itu, rumah yang cukup sehat seyogyanya harus mempunyai jalan masuk yang cukup

(jendela), luasnya sekurang-kurangnya 15% - 20%. Perlu diperhatikan agar sinar

matahari dapat langsung ke dalam ruangan, tidak terhalang oleh bangunan lain. Fungsi

jendela disini selain sebagai ventilasi, juga sebagai jalan masuk cahaya. Selain itu jalan

masuknya cahaya alamiah juga diusahakan dengan genteng kaca (Notoatmodjo, 2003).

b. Cahaya Buatan

Cahaya buatan yaitu cahaya yang menggunakan sumber cahaya yang bukan

alamiah, seperti lampu minyak tanah, listrik, api dan lain-lain. Kualitas dari cahaya

buatan tergantung dari terangnya sumber cahaya (brightness of the source). Pencahayaan

buatan bisa terjadi dengan 3 cara, yaitu direct, indirect, semi direct atau general diffusing

(Notoatmodjo, 2003).

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ISPAeprints.ung.ac.id/5554/5/2012-1-13201-811408051-bab2... · ... penentuan klasifikasi ... pertukaran aliran udara dan sinar matahari ... terhadap sinar

Secara umum pengukuran pencahayaan terhadap sinar matahari adalah dengan

menggunakan lux meter, yang diukur ditengah-tengah ruangan, pada tempat setinggi < 84

cm dari lantai, dengan ketentuan tidak memenuhi syarat kesehatan bila < 50 lux atau >

300 lux, dan memenuhi syarat kesehatan bila pencahayaan rumah antara 50-300 lux

(Lubis, 2003).

2.2.3 Suhu Udara

Suhu adalah panas atau dinginnya udara yang dinyatakan dengan derajat tertentu.

Suhu udara dan kelembaban ruangan sangat dipengaruhi oleh penghawaan dan

pencahayaan. Penghawaan yang kurang atau tidak lancar akan menjadikan ruangan terasa

pengap atau sumpek dan akan menimbulkan kelembaban tinggi dalam ruangan. Untuk

mengatur suhu udara dan kelembaban normal untuk ruangan dan penghuni dalam

melakukan kegiatannya, perlu memperhatikan:

1. Keseimbangan penghawaan antara volume udara yang masuk dan keluar.

2. Pencahayaan yang cukup pada ruangan dengan perabotan tidak bergerak.

3. Menghindari perabotan yang menutupi sebagian besar luas lantai ruangan. (Menteri

Pekerjaan Umum, 2006)

Umumnya bakteri akan terbunuh pada suhu antara 82 sampai 93 derajat Celcius.

Meskipun demikian spora bakteri tidak akan terbunuh pada suhu air mendidih 100 derajat

Celcius selama 30 menit (Prabu, 2009).

2.2.4 Kepadatan Penghuni

Kepadatan penghuni adalah perbandingan antara luas lantai rumah dengan jumlah

anggota keluarga dalam satu rumah tinggal. Persyaratan kepadatan hunian untuk seluruh

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ISPAeprints.ung.ac.id/5554/5/2012-1-13201-811408051-bab2... · ... penentuan klasifikasi ... pertukaran aliran udara dan sinar matahari ... terhadap sinar

perumahan biasa dinyatakan dalam m² per orang. Luas minimum per orang sangat relatif,

tergantung dari kualitas bangunan dan fasilitas yang tersedia. Untuk perumahan sederhana,

minimum 9 m²/orang. Untuk kamar tidur diperlukan minimum 3 m²/orang. Kamar tidur

sebaiknya tidak dihuni > 2 orang, kecuali untuk suami istri dan anak dibawah dua tahun.

Apabila ada anggota keluarga yang menjadi penderita penyakit tuberkulosis sebaiknya tidak

tidur dengan anggota keluarga lainnya. Secara umum penilaian kepadatan penghuni dengan

menggunakan ketentuan standar minimum, yaitu kepadatan penghuni yang memenuhi

syarat kesehatan diperoleh dari hasil bagi antara luas lantai dengan jumlah penghuni > 9

m²/orang dan kepadatan penghuni tidak memenuhi syarat kesehatan bila diperoleh hasil

bagi antara luas lantai dengan jumlah penghuni < 9 m²/orang (Lubis, 2003).

Kepadatan penghuni dalam satu rumah tinggal akan memberikan pengaruh bagi

penghuninya. Luas rumah yang tidak sebanding dengan jumlah penghuninya akan

menyebabkan perjubelan (overcrowded). Hal ini tidak sehat karena disamping

menyebabakan kurangnya konsumsi oksigen, juga bila salah satu anggota keluarga terkena

penyakit infeksi, terutama tuberkulosis akan mudah menular kepada anggota keluarga yang

lain (Notoatmodjo, 2003).

2.2.5 Pencemaran Udara Dalam Rumah

Asap rokok dan asap hasil pembakaran bahan bakar untuk memasak dengan

konsentrasi tinggi dapat merusak mekanisme pertahan paru sehingga akan memudahkan

timbulnya ISPA. Hal ini dapat terjadi pada rumah yang keadaan ventilasinya kurang dan

dapur terletak di dalam rumah, bersatu dengan kamar tidur, ruang tempat bayi dan anak

balita bermain. Hal ini lebih dimungkinkan karena bayi dan anak balita lebih lama berada di

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ISPAeprints.ung.ac.id/5554/5/2012-1-13201-811408051-bab2... · ... penentuan klasifikasi ... pertukaran aliran udara dan sinar matahari ... terhadap sinar

rumah bersama-sama ibunya sehingga dosis pencemaran tentunya akan lebih tinggi (Prabu,

2009).

Racun yang dibawa Asap rokok dengan 4000 jenis senyawa kimianya yang

berbahaya, merupakan pemicu asma yang utama. Asap tembakau menggangu saluran

pernafasan di paru-paru, yang menyebabkan sel-selnya menghasilkan dahak dalam jumlah

yang banyak. Gerakan paru-paru yang biasa dalam membersihkan diri juga akan

terpengaruh sehingga dahak dan zat pengganggu (irritant) lainnya tidak dibuang. Hal ini

berarti bahwa para perokok dan mereka yang terkena asap rokok lebih mudah mendapat

infeksi dada dan tenggorokan (Bustan, 2000).

Hasil penelitian diperoleh adanya hubungan antara ISPA dan polusi udara,

diantaranya ada peningkatan resiko bronchitis, pneumonia pada anak-anak yang tinggal di

daerah lebih terpolusi, dimana efek ini terjadi pada kelompok umur 9 bulan dan 6 – 10

tahun (Prabu, 2009).

2.3 Kerangka Teori

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ISPAeprints.ung.ac.id/5554/5/2012-1-13201-811408051-bab2... · ... penentuan klasifikasi ... pertukaran aliran udara dan sinar matahari ... terhadap sinar

Gambar 2 Kerangka teori penelitian

2.4 Kerangka Konsep Penelitian

2.4.1 Kerangka konsep variabel

Keterangan:

: Variabel yang diteliti

: Variabel Dependen

: Variabel Independen

Gambar 3 Kerangka Konsep Penelitian

2.4.2 Uraian kerangka berpikir penelitian

Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Yang pertama adalah untuk menjaga

agar aliran udara di dalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini berarti keseimbangan O2

yang diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetap terjaga. Kurangnya ventilasi akan

menyebabkan kurangnya O2 di dalam rumah yang berarti kadar CO2 yang bersifat racun

akan meningkat . Tidak cukupnya ventilasi juga akan menyebabkan kelembaban udara di

dalam ruangan naik karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan.

Kelembaban ini akan merupakan media yang baik untuk bakteri-bakteri, patogen

(bakteri-bakteri penyebab penyakit). Fungsi kedua dari ventilasi adalah untuk

membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri, terutama bakteri patogen, karena terjadi

aliran udara yang terus menerus. Fungsi lain adalah untuk menjaga agar ruangan rumah

selalu tetap di dalam kelembaban yang optimum.

Kejadian ISPA Pada Balita

Sanitasi Rumah

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ISPAeprints.ung.ac.id/5554/5/2012-1-13201-811408051-bab2... · ... penentuan klasifikasi ... pertukaran aliran udara dan sinar matahari ... terhadap sinar

Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak terlalu

banyak. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam rumah, terutama cahaya matahari,

disamping kurang nyaman, juga merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan

berkembangnya bibit penyakit.

Suhu adalah panas atau dinginnya udara yang dinyatakan dengan derajat tertentu.

Secara umum, penilaian suhu udara rumah menggunakan termometer ruangan. Suhu

udara dan kelembaban ruangan sangat dipengaruhi oleh penghawaan dan pencahayaan.

Penghawaan yang kurang atau tidak lancar akan menjadikan ruangan terasa pengap atau

sumpek dan akan menimbulkan kelembaban tinggi dalam ruangan.

Pemanfaatan atau penggunaan rumah perlu sekali diperhatikan. Banyak rumah

yang secara teknis memenuhi syarat kesehatan, tetapi apabila penggunaannya tidak sesuai

dengan peruntukannya, maka dapat terjadi gangguan kesehatan. Misalnya rumah yang

dibangun untuk dihuni oleh empat orang tidak jarang dihuni oleh lebih dari semestinya.

Hal ini sering dijumpai, karena biasanya pendapatan keluarga itu berbanding terbalik

dengan jumlah anak atau anggota keluarga. Dengan demikian keluarga yang besar

seringkali hanya mampu membeli rumah yang kecil dan sebaliknya. Hal ini sering tidak

mendapat perhatian dan terus membangun rumah menjadi sangat sederhana dan sangat

kecil bagi yang kurang mampu.

Asap rokok dan asap hasil pembakaran bahan bakar untuk memasak dengan

konsentrasi tinggi dapat merusak mekanisme pertahan paru sehingga akan memudahkan

timbulnya ISPA. Hal ini dapat terjadi pada rumah yang keadaan ventilasinya kurang dan

dapur terletak di dalam rumah, bersatu dengan kamar tidur, ruang tempat bayi dan anak

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ISPAeprints.ung.ac.id/5554/5/2012-1-13201-811408051-bab2... · ... penentuan klasifikasi ... pertukaran aliran udara dan sinar matahari ... terhadap sinar

balita bermain. Hal ini lebih dimungkinkan karena bayi dan anak balita lebih lama berada

di rumah bersama-sama ibunya sehingga dosis pencemaran tentunya akan lebih tinggi.

2.5 Hipotesis Statistika

Ada hubungan sanitasi rumah dengan kejadian ISPA pada balita di wilayah kerja

Puskesmas Marisa Kecamatan Marisa Kabupaten Pohuwato tahun 2012.