22
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Disiplin Belajar 2.1.1.1 Pengertian Disiplin Disiplin merupakan hal yang harus diterapkan dalam setiap usaha manusia untuk mencapai suatu tujuan. Disiplin terkait dengan perilaku dan mental seseorang dalam kemampuannya menyesuaikan dengan kehidupan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Menurut Singgih D. Gunarsa dalam Bekti Ari (2006) disiplin berarti sikap mental yang mengandung kerelaan untuk mematuhi semua ketentuan peraturan dan norma yang berlaku dalam menunaikan tugas dan tanggung jawab. Menurut Bernadib (1982) dalam Dwi Palupi (2004) disiplin adalah masalah pengawasan diri dalam hubungannya dengan keseimbangan antara disiplin yang ditumbuhkan oleh diri sendiri dengan pengawasan dari luar. Disiplin yang wajar seperti memberikan arahan untuk melakukan hal sesuai dengan pemanfaatan waktu, kegiatan, dan pekerjaan secara cermat. Memanfaatkan waktu secara teratur dan terstruktur merupakan hal yang terdapat dalam displin yang diawasi oleh diri sendiri. Disiplin merupakan syarat penting dalam pendidikan yang menentukan berhasilnya pendidikan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - Institutional ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1835/3/T1_172008001_BAB II… · 2.1.1.1 Pengertian Disiplin ... dengan lemah lunglainya

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - Institutional ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1835/3/T1_172008001_BAB II… · 2.1.1.1 Pengertian Disiplin ... dengan lemah lunglainya

6

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Disiplin Belajar

2.1.1.1 Pengertian Disiplin

Disiplin merupakan hal yang harus diterapkan dalam setiap usaha

manusia untuk mencapai suatu tujuan. Disiplin terkait dengan perilaku dan

mental seseorang dalam kemampuannya menyesuaikan dengan kehidupan

dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Menurut Singgih D.

Gunarsa dalam Bekti Ari (2006) disiplin berarti sikap mental yang

mengandung kerelaan untuk mematuhi semua ketentuan peraturan dan

norma yang berlaku dalam menunaikan tugas dan tanggung jawab.

Menurut Bernadib (1982) dalam Dwi Palupi (2004) disiplin adalah

masalah pengawasan diri dalam hubungannya dengan keseimbangan

antara disiplin yang ditumbuhkan oleh diri sendiri dengan pengawasan dari

luar. Disiplin yang wajar seperti memberikan arahan untuk melakukan hal

sesuai dengan pemanfaatan waktu, kegiatan, dan pekerjaan secara cermat.

Memanfaatkan waktu secara teratur dan terstruktur merupakan hal yang

terdapat dalam displin yang diawasi oleh diri sendiri. Disiplin merupakan

syarat penting dalam pendidikan yang menentukan berhasilnya

pendidikan.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - Institutional ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1835/3/T1_172008001_BAB II… · 2.1.1.1 Pengertian Disiplin ... dengan lemah lunglainya

7

7

Dari segi positif konsistensi disiplin mempunyai beberapa beberapa

nilai yang dan penting dan dapat memacu proses belajar serta membantu

anak belajar peraturan dan membantu anak dalam belajar peraturan.

Dengan demikian anak yang mendapat disiplin yang konsisten mempunyai

semangat dan motivasi belajar yang lebih kuat untuk berperilaku sesuai

standar yang disesuaikan secara sosial, dari pada mereka yang tidak

disiplin dan tidak konsisten.

Disiplin adalah suatu sikap yang menunjukan kesediaan untuk

menepati dan mematuhi peraturan dan mendukung ketentuan tata tertib,

peraturan serta nilai kaidah yang berlaku. Disiplin bukanlah sesuatu yang

dibawa sejak lahir. Perkembangan pada anak sangat dipengaruhi oleh

faktor “ajar” atau pendidikan. Disiplin selalu berkaitan dengan sikap, yaitu

kesediaan bereaksi atau bertindak terhadap obyek atau keadaan tertentu.

Disipin selain berkaitan dengan penguasaan diri juga berkaitan dengan

rasa tanggung jawab. Orang yang disiplin cenderung patuh, mendukung,

dan mempertahankan peraturan dan nilai yang berlaku. Disiplin

dikembangkan dengan menumbuhkan kesadaran untuk selalu mematuhi

peraturan dan nilai yang selalu dianutnya, walau tanpa pengawasan atau

sanksi (Ensiklopedia, 1989), dalam Bekti Ari (2006).

Dari semua pendapat mengenai disiplin yang telah dikemukakan,

maka dari situ dapat ditarik sebuah rumusan mengenai disiplin adalah

suatu sikap yang menjunjung ketaatan dan ketertiban dalam menggunakan

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - Institutional ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1835/3/T1_172008001_BAB II… · 2.1.1.1 Pengertian Disiplin ... dengan lemah lunglainya

8

8

waktu dengan penuh tanggung jawab sehingga dapat mencapai segala

sesuatu dalam waktu yang telah ditentukan atau ditargetkan.

2.1.1.2 Unsur-unsur Disiplin

Hurlock (1999) dalam Herli Febriana (2005) menyatakan bahwa

disiplin terdiri dari empat unsur yaitu: peraturan, hukuman, penghargaan

dan konsistensi.

1. Peraturan

Peraturan adalah pola yang ditetapkan untuk tingkah laku. Pola

tersebut ditetapkan oleh orang tua, guru atau teman bermain. Tujuan

peraturan adalah untuk menjadikan anak lebih bermoral dengan

membekali pedoman perilaku yang disetujui dalam situasi tertentu.

Setiap individu memiliki tingkat pemahaman yang berbeda. Hal ini

disebabkan oleh tingkat perkembangan individu yang berbeda

meskipun usianya sama.oleh karena itu dalam memberikan peraturan

harus melihat usia individu dan tingkat pemahaman masing-masing

individu. Untuk hal ini individu lebih ditekankan pada siswa.

2. Hukuman

Hukuman berasal dari kata kerja latin, “punier”. Hukuman

berarti menjatuhkan pada seseorang karena suatu kesalahan,

perlawanan atau pelanggaransebagai ganjaran atau pembalasan.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - Institutional ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1835/3/T1_172008001_BAB II… · 2.1.1.1 Pengertian Disiplin ... dengan lemah lunglainya

9

9

3. Penghargaan

Penghargaan merupakan setiap bentuk hadiah untuk suatu

hasilyang baik. Penghargaan. Penghargaan tidak harus berbentuk

materi tetapi dapat berupakata-kata pujian, senyuman atau tepukan di

punggung. Banyak orang yang merasa bahwapenghargaan itu tidak

perlu dilakukan karena bisa melemahkan anak untuk melakukan apa

yang dilakukan. Sikap guru yang memandang enteng terhadap hal ini

menyebabkan anak kurang termotivasi untuk belajar. Oleh karena itu

guru harus sadar tentang betapa pentingnya memberikan penghargaan

atau ganjaran kepada anak khususnya jika mereka berhasil.

Bentuk penghargaan harus disesuaikan dengan perkembangan

anak. Bentuk penghargaan yang efektif adalah penerimaan sosial

dengan diberi pujian. Namun dalam penggunaannya harus dilakukan

secara bijaksana dan mempunyai nilai edukatif, sedangkan hadiah

dapat diberikan sebagai penghargaan untuk perilaku yang baik dan

dapat menambah rasa harga diri anak.

4. Konsistensi

Konsisten berarti tingkat keseragaman atau stabilitas.

Konsistensi tidak sama dengan ketetapan dan tiada perubahan.

Dengan demikian konsistensi merupakan suatu kencenderungan

menuju kesamaan. Disiplin yang konstan akan mengakibatkan

tiadanya perubahan untuk menghadapi keburtuhan perkembangan

yang berubah. Konsisten mempunyai nilai mendidik yang besar yaitu

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - Institutional ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1835/3/T1_172008001_BAB II… · 2.1.1.1 Pengertian Disiplin ... dengan lemah lunglainya

10

10

peraturan yang konsisten bisa memacu proses belajar anak. Dengan

adanya konsistensi anak akan terlatih dan terbiasa dengan segala yang

tetap sehingga mereka akan termotivasi untuk melakukan hal yang

benar dan menghindari hal yang salah.

Menurut Bekti Ari (2006) beberapa unsur yang terkandung

dalam disiplin adalah sebagai berikut:

1. Taat

Taat artinya selalu patuh pada peraturan yang berlaku. Ketaatan di

dalam disiplin belajar diperlukan supaya setiap waktu yang ada

hanya untuk belajar dengan diimbangi dengan kegiatan lain.

2. Tetib

Tertib berarti mengerjakan kegiatan dengan kesadaran secara

sistematis (terarah) yaitu di dalam kegiatan belajar sebaiknya siswa

menentukan arah tujuan dari belajarnya sehingga dengan begitu

akantercapai hasil yang efektif dan efisien

3. Tanggung jawab

Tanggung jawab adalah kegiatan yang dikerjakan dengan penuh

rasa memiliki dan rasa menjaga agar setiap kegiatan yang

dikerjakan betul-betul dapat dipercaya kebenarannya.Pada saat

belajar diperlukan adanya rasa tanggung jawab dari dalam diri

siswa supaya pada saat belajar menumbuhkan rasa meliki

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - Institutional ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1835/3/T1_172008001_BAB II… · 2.1.1.1 Pengertian Disiplin ... dengan lemah lunglainya

11

11

kewajiban untuk belajar sehingga akan membuat siswa lebih fokus

pada pelajaran bukan hal lain.

Jadi dapat pahami bahwa unsur dari disiplin adalah

peraturan, hukuman, penghargaan, dan konsistensi dan dalam

disiplin siswa akan memiliki sikap yang menjunjung ketaatan,

ketertiban dalam menggunakan waktu dengan penuh tanggung

jawab.

2.1.1.3 Pengertian Disiplin Belajar

Dalam berdisiplin belajar seorang siswa perlu menerapkan

beberapa hal yang wajib dilaksanakannya yaitu seorang siswa wajib

mengikuti proses belajar mengajar yang terjadi di dalam lingkungan

belajarnya (sekolah) sesuai jam belajar yang telah ditetapkan karena

dengan mengikuti proses belajar mengajar sepenuhnya maka hal tersebut

tidak akan membuat siswa ketinggalan pelajaran. Dalam hal ini di

harapkan siswa dapat bersikap aktif sehingga akan terbentuk interaksi

yang seimbang antara guru dengan siswa. Dengan demikian siswa akan

lebih mudah dalam memahami pelajaran yang di ajarkan akan tetapi di

perlukan adanya ketaatan terhadap tata-tertib sehingga meskipun di

dalam kelas para siswa bersikap aktif akan tetapi keaktifan para siswa

tersebut tidak keluar dari jalur pokok bahasan yang sedang diajarkan.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - Institutional ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1835/3/T1_172008001_BAB II… · 2.1.1.1 Pengertian Disiplin ... dengan lemah lunglainya

12

12

Disiplin merupakan suatu cara yang digunakan oleh guru untuk

mendidik dan membentuk perilaku siswa menjadi orang yang berguna

dan berprestasi dalam bidang pelajaran. Hal ini dapat dilihat dari

pengertian disiplin menurut Hurlock (1999) dalam Herli Febriana (2005)

yaitu suatu cara masarakat untuk mengajarkan anak perilaku moral yang

disetujui kelompok. Menurut Prijodarminto (1994) dalam Herli Febriana

(2005) disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui

proses serangkaian perilaku yang menunjukkan ketaatan, kepatuhan,

kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Belajar menurut Effendi dan Praja

(1985) dalam Herli Febriana (2005) adalah suatu proses yang dilakukan

individu untuk memperoleh kebiasaan, pengetahuan, sikap dan sesuatu

yang baru sebagai hasil pengalaman.

Para siswa kirannya juga perlu berdisiplin dalam waktu sehingga

para siswa dapat membagi waktu yang secara seimbang antara waktu

untuk belajar dengan waktu untuk hal yang lain seperti waktu untuk

bermain dengan pembagian waktu yang tepat. Siswa tidak akan merasa

bosan di dalam belajar sehingga siswa akan lebih mudah dalam

memahami bahan pembelajaran yang dipelajarinya.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat dipahami bahwa

disiplin belajar adalah keteraturan dan ketaatan siswa dalam

menggunakan dan memanfatkan waktu belajar baik disekolah maupun di

rumah meliputi mendengarkan, membaca, dan mengamati yang mana hal

tersebut dapat menghasilkan perubahan perilaku yang baru sebagai hasil

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - Institutional ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1835/3/T1_172008001_BAB II… · 2.1.1.1 Pengertian Disiplin ... dengan lemah lunglainya

13

13

dari interaksi dengan lingkungannya. Menurut Hurlock (1999) dalam

Herli Febriana (2005) indikator disiplin belajar adalah sebagai berikut:

Disiplin belajar di sekolah memiliki indikator sebagai berikut:

1) Patuh dan taat terhadap tata tertib belajar di sekolah

2) Persiapan belajar

3) Perhatian terhadap kegiatan pembelajaran

4) Menyelesaikan tugas tepat waktu

Disiplin belajar di rumah memiliki indikator sebagai berikut:

1) Memiliki rencan atau jadwal belajar

2) Belajar dalam tempat dan suasana yang mendukung

3) Ketaatan dan keteraturan dalam belajar

4) Perhatian terhadap materi pelajaran

2.1.2 Prestasi Belajar

2.1.2.1 Belajar

Whittaker dalam Gunartomo (2003) dalam Dwi Palupi (2004)

mengatakan bahwa belajar dapat didefinisikan sebagai proses di mana

perilaku ditimbulkan atau diubah melalui latiham atau pengalaman.

Selanjutnya Purwanto (1999) mengemukakan belajar adalah setiap

perubahan yang relative menetap dalam perilaku yang terjadi sebagai

suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Supaya perubahan yang dialami

seseorang sebagai hasil belajar dan bersifat menetap karena itu perubahan

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - Institutional ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1835/3/T1_172008001_BAB II… · 2.1.1.1 Pengertian Disiplin ... dengan lemah lunglainya

14

14

yang terjadi berupa sesuatu yang baru atau sebagai penyempurnaan

terhadap hal yang dihadapi.

Belajar menurut Slameto (1995) adalah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh sutu perubahan perilaku yang

baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman sendiri dan

berinteraksi dengan lingkungan. Sardiman dalam Sunarto (2009)

mengemukakan belajar dalam pengertian luas adalah kegiatan psiko fisik

menuju perkembagan pribadi seutuhnya. Sedangkan menurut Syaiful B.

Djamarah (2002) mengungkapkan bahwa belajar adalah rangkaian

kegiatan jiwa raga yang menuju perkembangan pribadi manusia

seutuhnya, yang menyangkut unsur cipta, rasa, dan karsa, ranah kognitif,

afektif dan psikomotorik.

Belajar harus menghasilkan perubahan yaitu dapat menyesuaikan

diri, sikap, dan tingkah laku. Suatu perubahan yang dapat menyesuaikan

diri, sikap, dan tingkah laku tersebut merupakan hasil upaya yang

dilakukan individu secara sadar dan disengaja.

Dari beberapa pendapat diatas dapat dirumuskan bahwa belajar

adalah suatu aktivitas yang menghasilkan perubahan yaitu dapat

menyesuaikan diri, sikap, dan tingkah laku, yang pada prinsipnya

individu mempunyai sesuatu yang baru.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - Institutional ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1835/3/T1_172008001_BAB II… · 2.1.1.1 Pengertian Disiplin ... dengan lemah lunglainya

15

15

2.1.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Slameto (1998) membagi faktor-faktor yang mempengaruhi

belajar menjadi faktor intern dan eksteren sebagai berikut:

a. Faktor interen

Adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang sedang

belajar. Faktor Interen meliputi:

1. Faktor Jasmaniah

Proses belajar siswa akan terganggu apabila kesehatan siswa

terganggu. Selain siswa tersebut akan merasa cepat lelah,

kurang konsentrasi, mudah pusing ataupun gangguan indera

lainnya, cacat tubuh juga dapat mempengarhui belajarnya.

2. Faktor Psikologis

Faktor psikologis meliputi: intelegensi, perhatian, minat, bakat

dan kematangan.

3. Faktor Kelelahan

Kelelahan dapat di bedakan menjadi dua macamyaitu kelelahan

jasmani dan kelelahan rohani, kelelahan jasmani terlihat

dengan lemah lunglainya tubuh, sedangkan kelelahan rohani

dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan sehingga

minat dan dorongan untuk memperhatikan sesuatu hilang.

b. Faktor Ekstern

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - Institutional ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1835/3/T1_172008001_BAB II… · 2.1.1.1 Pengertian Disiplin ... dengan lemah lunglainya

16

16

Adalah faktor yang mempengaruhi siswa yang berasal dari

lingkungan meliputi:

1. Faktor Keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga

berupa cara orang tua mendidik, relasi antaranggota keluarga,

suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.

2. Faktor Sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup

metode mengajar, kurikulum,relasi guru dengan siswa, reasi

antar siswa, disiplin sekolah serta tugas-tugas.

3. Faktor Masyarakat

Faktor masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga

berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh ini terjadi

karena keberadaan siswa dalam masyarakat.

Kemudian menurut Winkel (1989) belajar merupakan aktivitas

mental psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan

yang menghasilkan perubahan dan pengetahuan, pemahaman,

keterampilan dan nilai sikap. Menurut Garry dan Kingley (1970) dalam

Bekti Ari (2006) menyatakan belajar adalah proses perubahan perilaku

yang orisinil melalui pengalaman dan latihan-latihan.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - Institutional ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1835/3/T1_172008001_BAB II… · 2.1.1.1 Pengertian Disiplin ... dengan lemah lunglainya

17

17

Dari pengertian di atas maka dapat dirumuskan bahwa belajar

merupakan proses perubahan perilaku secara keseluruhan setelah

berinteraksi dengan lingkungan.

2.1.2.3 Cognitif Domain (ranah kognitif)

Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental

(otak). Menurut Bloom upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah

termasuk dalam dalam ranah kognitif. Ranah ini berisikan perilaku-

perilaku yang menekannkan aspek intelektual, seperti pengetahuan,

pengertian, dan keterampilan berpikir. Bloom dalam Sudjono (2008)

membagi domain kognitif kedalam enam tingkatan. Domain ini terdiri

dari dua bagian: bagian pertama berupa pengetahuan (kategiri 1) dan

bagian kedua berupa kemampuan dan keterampilan intelektual (katergori

2-6).

a) Mengingat (remember)

Mengingat adalah kemampuann seseorang untuk mengingat-

ingat kembali atau mengenali kembali. Berisikan kemampuan

untuk mengingat istilah, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola,

urutan, metodologi, prinsip dasar. Sebagai contoh, ketika

diminta menjelaskan disiplin belajar siswa, orang yang berada di

level ini bisa menguraikan dengan baik definisi kualitas,

karakteristik disiplin yang baik, standar dari disiplin.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - Institutional ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1835/3/T1_172008001_BAB II… · 2.1.1.1 Pengertian Disiplin ... dengan lemah lunglainya

18

18

b) Memahami (understand)

Memahami adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau

memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat.

Memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat

melihatnya dari berbagai segi. Dikatakan memahi apabila dapat

memberikan penjelasan atau memberikan uraian lebih rinci

mengenai suatu hal dengan menggunakan kata-katannya sendiri.

Aspek ini satu level di atas pengetahuan dan merupakan tingkat

berfikir yang rendah.

c) Menerapkan (apply)

Menerapkan adalah kesanggupan untuk menerapkan atau

menggunakan gagasan. Di tingkat ini, seseorang memiliki

kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur, metode,

rumus, teori, yang terdapat dalam penerapan kerja. Sebagai

contoh informasi tentang penyebab siswa tidak sering terlambat

masuk kelas, seseorang yang berada dalam tingkat ini akan

mampu merangkum dan menggabarkan penyebab turunnya

disiplin siswa dalam belajar dalam bentuk mean.

d) Analisis (analyze)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau

menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian

yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara

bagian-bagian yang satu dengan bagian-bagian yang lain.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - Institutional ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1835/3/T1_172008001_BAB II… · 2.1.1.1 Pengertian Disiplin ... dengan lemah lunglainya

19

19

Analisis terdiri dari mengurikan, membandingkan,

mengorganisir, menyusun ulang, mengubah struktur,

mengerankkan, menyusun outline, mengintegrasikan.

e) Evaluasi/menilai (evaluate)

Menilai adalah kemampuan untuk membuat pertimbangan

terhadap suatu kondisi. Dalam tahap ini siswa akan mampu

menyusun hipotesis, mengkritik, memprediksi, menilai, menguji

membenarkan, menyalahkan. Dalam jenjang ini dihadapkan

pada beberapa pilihan sehingga siswa akanmemilih satu pilihan

yang terbaik sesuai dengan patokan-patokan atau kriteris yang

ada.

f) Mencipta (create)

Mencipta adalah kemampuan untuk merancang, membangun,

menrencanaka, menemukan, membaharui, menyempurnakan,

memperkuat, memperindah, dan mengubah.

2.1.2.4 Pengertian Prestasi Belajar

Belajar di sekolah merupakan suatu proses produksi dengan

berbagai tahapan di mana setiap tahapan akan menghasilkan produk

dengan berbagai ciri, sifat dan kualitas yang mempengaruhi dari

tahapan berikutnya. Keefektifan proses belajar di sekolah di jadikan

tolok ukur untuk mengetahui keberhasilan belajar mengajar. Hasil dari

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - Institutional ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1835/3/T1_172008001_BAB II… · 2.1.1.1 Pengertian Disiplin ... dengan lemah lunglainya

20

20

usaha belajar inilah yang lazimnya disebut prestasi belajar. Prestasi

belajar menurut Dewanto (1976) dalam Bekti Ari (2006) menjadi

sasaran evaluasi bagi murid yang meliputi: sikap (ranah afektif),

penguasaan materi pelajaran (ranah kognitif), dan kecakapan-

kecakapan atau skill (ranah Psikomotor) secara lebih spesifik. Kamus

Besar Bahasa Indonesia (2000) menyebutkan prestasi adalah hasilyang

telah dicapai (dari yang telah dilakukan dan dikerjakan).

Menurut W.J.S Purwadarminto dalam Sunarto (2009) prestasi

belajar adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan

anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan atau

dilakukan. Arif Gunarso dalam Setyowati (2006) mengemukakan

bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh

seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Sedangkan

Suryabrata (1988) menyatakan bahwa prestasi belajar diwujudkan

dengan nilai baik, dengan menggunakan lambang A, B, C, D, dan E

untuk menunjukan kelakuan, kerajinan, kerapian, dan kegiatan

ekstrakulikuler. Untuk penilaian kemampuan atau prestasi dalam

dalam mata pelajaran dengan menggunakan skala 0 sampai 10.

Jadi dapat dirumuskan bahwa prestasi belajar adalah hasil

belajar yang telah dicapai menurut kemampuan yang dimiliki dan

ditandai dengan perkembangan serta perubahan tingkah laku pada diri

seseorang yang diperlukan dari belajar dengan waktu tertentu, prestasi

belajar ini dapat dinyatakan dalam bentuk nilai dan hasil tes atau ujian.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - Institutional ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1835/3/T1_172008001_BAB II… · 2.1.1.1 Pengertian Disiplin ... dengan lemah lunglainya

21

21

2.1.2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Perbedaan kemampuan dari tiap-tiap siswa merupakan salah

satu faktor yang menyebabkan berbeda-bedanya prestasi. Faktor lain

yang mempengaruhi prestasi belajar adalah (Winkel, 1989).

1. Faktor Internal

Faktor internal adalah segala sesuatu yang berasal dari

dalam diri subyek yang belajar, seperti faktor psikologis

meliputi kecerdasan, minat, motivasi, perhatian,ingatan, dan

berfikir. Apabila ada salah satu bagian dari faktor psikologis

tersebut makla dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar

anak. Sedang faktor fisiologis meliputi penglihatan,

pendengaran, kesehatan, gizi. Apabila ada salah satu faktor

yang terganggu maka dapat mempengaruhi prestasi anak.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah segala sesuatu yang bersumber

dari luar subyek yang belajar, seperti instruksional yang

meliputi kurikulum, bahan pelajaran, guru pengajar, metode

penyajian serta lingkungan belajar yang meliputi lingkungan

alam, lingkungan fisik dan lingkungan sosial.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - Institutional ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1835/3/T1_172008001_BAB II… · 2.1.1.1 Pengertian Disiplin ... dengan lemah lunglainya

22

22

3. Faktor Situasional

Faktor situasional antara lain:

1) Keadaan musim atau iklim sering menciptakan kondisi

psikis dan atau kondisi fisik pada gurudan siswa yang

kurang menguntungkan.

2) Keadaan waktu yang mencakup jumlah hari dan jumlah jam

setiap hari dimana kegiatan belajar mengajar berlangsung.

3) Keadaan politik ekonomi

Keadaan yang labil dan berubah-ubah membuat guru dan

murid menjadi gelisah dan cemas, sehingga timbul kondisi

psikis yang tidak menguntungkan.

Jadi faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ada tiga

yaitu: internal atau yang berasal dari subyek belajar, eksternal atau

yang berasal dari luar subyek, dan situasional atau keadaan waktu,

musim, dan keadaan politik.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - Institutional ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1835/3/T1_172008001_BAB II… · 2.1.1.1 Pengertian Disiplin ... dengan lemah lunglainya

23

23

2.1.3 Pendidikan Kewarganegaraan di SMP

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu

pelajaran yang penting dalam kehidupan bangsa Indonesia. Pendidikan

Kewarganegaraan menjadi penting dikarenakan merupakan pendidikan

moral, budi pekerti, serta tinkah laku sebagai anak bangsa Indonesia.

Pendidikan tingkah laku menyangkut kepribadian siswa yang

menunjukan kedisiplinan sebagai seorang siswa yang menjadi bagian

dari bangsa dan Negara ini.

Menurut Mawardi (2009) mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata pelajaran yang

memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan

mampu melaksanakan hak-hak dan kewajiban warganegara yang baik,

cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan pada pancasila dan

UUD 1945.

Mata pelajaran PKn yang ada dalam KTSP 2006 mempunyai

tujuan mata (BNSP, 2006) adalah sebagai berikut:

1. Memiliki kemampuan berfikir secara rasional, kritis, dan kreatif,

sehingga mampu memahami berbagai wacana kewarganegaraan.

2. Mimiliki keterampilan intelektual dan keterampilan berpartisipasi

secara demokratis dan bertanggung jawab.

3. Memiliki watak dan kepribadian yang baik, sesuai dengan norma-

norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakatdan bernegara.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - Institutional ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1835/3/T1_172008001_BAB II… · 2.1.1.1 Pengertian Disiplin ... dengan lemah lunglainya

24

24

4. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri

berdasarkan pada karakter masyarakat Indonesia.

5. Berinteraksi denganbangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi.

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam pendidikan terkusus

sebagai salah satu mata pelajaran yang digunakan dalam pendidikan

formal di sekolah memiliki peran untuk membangun watak, karakter,

sikap dan potensi lain termasuk pengetahuan dan keterampilan demi

terwujudnya tujuan bangsa. Adanya permasalahan yang terjadi dalam

pendidikan dewasa ini, salah satu permasalahan adalah menurunnya

tatakarma kehidupan sosial, etika moral dalam praktek kehidupan

sekolah yang menimbulkan akibat negativ yang merisaukan masyarakat.

Akibat tersebut antara lain semakin maraknya penyimpangan norma

kehidupan agama dan social kemasyarakatan yang terwujud dalam

bentuk perlakuan siswa yangkurang hormat kepada guru dan staf

sekolah, kurang disiplin dan kurang menaati tata tertib sekolah, kurang

menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan, terjadi perkelahian antar

pelajar, dan lain-lain. Dari kejadian tersebut, maka misi pendidikan yang

hendak diwujudkan saat ini adalah mengembangkan budi pekerti luhur

yang terintegrasikan dalam setiap mata pelajaran yang ada termasuk

salah satunya PKn supaya dapat dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari

di sekolah.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - Institutional ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1835/3/T1_172008001_BAB II… · 2.1.1.1 Pengertian Disiplin ... dengan lemah lunglainya

25

25

Dari berbagai pendapat diatas maka dapat dirumuskan bahwa

PKn adalah mata pelajaran yang didalamnya mencakup aspek

pengetahuan kewarganegaraan, aspek keterampilan kewarganegaraan,

watak atau karakter kewarganegaraan, serta dapat digunakan untuk

membentuk peserta didik menjadi warga negara yang mengetahui

kepribadian bangsa dan negara ini.

2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Holoman Manurung (1998)

dengan judul “Signifikan Antara Kedisiplinan Dengan Prestasi

Belajar” menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

motif prestasi belajar dan disiplin belajar dengan koefisiensi korelasi

0,85 dalam kontribusi motivasi internal dan disiplin belajar terhadap

prestasi belajar matematika PLTP FPM ikim Medan.

2. Penelitian yang lain dilakukan oleh Riningsih (2001) menyatakan

korelasi positif yang signifikan antara keteraturan belajar dengan

prestasi belajar. Dalam penelitan tersebut diperoleh koefisiensi korelasi

sebesar 0,908 yang menunjukan bahwa apabila seseorang teratur dan

disiplin dalam belajar akan memperoleh prestasi yang baik.

3. Dalam penelitian Liliek Rahayu (2009) dengan judul Hubungan gaya

pengasuhan orangtua, disiplin belajar, dan motivasi belajar dengan

prestasi belajar siswa SMA N di kota Malang menyatakan ada

hubungan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar belajar pada

siswa dengan harga koefisien korelasinya sebesar 0,60.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - Institutional ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1835/3/T1_172008001_BAB II… · 2.1.1.1 Pengertian Disiplin ... dengan lemah lunglainya

26

26

2.3 Kerangka Berfikir

Gambar 4.1

Disiplin belajar sangat penting peranannya bagi siswa dalam usaha

untuk mendaptkan prestasi yang tinggi. Siswa yang memiliki disiplin

belajar yang tinggi, akan mampu untuk bertanggung jawab dalam

mengikuti proses pembelajaran di sekolah. Siswa dapat membagi waktu

dengan baik saat belajar, bermain, dan melaksanakan kegiatan lain.

Pembagian waktu yang rumit ini dapat dijanlankan dengan baik saat siswa

mempunyai manajemen waktu yang baik yaitu dengan disiplin.

Ketika diisiplin sudah tertanam didalam kehidupan siswa atau

peserta didik maka dalam mengikuti proses belajar maka siswa tidak akan

kesulitan untuk menyesuaikan dengan proses pembelajaran. Siswa yang

memiliki disiplin belajar akan lebih aktif di kelas dan memiliki mental

yang lebih kuat. Hal ini dikarenakan siswa sudah memiliki persiapan saat

Prestasi

belajar

PKn

Disiplin

belajar di

kelasa dan

di rumah

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - Institutional ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1835/3/T1_172008001_BAB II… · 2.1.1.1 Pengertian Disiplin ... dengan lemah lunglainya

27

27

harus berhadapan dengan pembelajaran. Lain hanya dengan siswa yang

tidak memiliki disiplin belajar akan terlihat lalai dalam proses

pembelajaran misalnya lupa mengerjakan pekerjaan rumah (PR). Siswa

akan kurang dapat menyesuaikan dengan proses pembelajaran dikarenakan

siswa belum mempunyai persiapan untuk menyesuaikan dengan

pembelajaran yang ada. Dari sini akan terlihat hubungan antara disiplin

belajar dengan prestasi belajar. Prestasi belajar adalah hasil belajar yang

telah dicapai menurut kemampuan yang dimiliki dan ditandai dengan

perkembangan serta perubahan tingkah laku pada diri sendiri seseorang

yang diperlukan dari belajar dengan waktu tertentu, dan prestasi ini dapat

dinyatakan dalam bentuk nilai dan hasil tes.

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah ada

hubungan yang signifikan dan positif antara disiplin belajar dengan

prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Ngadirejo Tahun Ajaran

2011/2012.