21
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Dalam suatu penelitian sangat penting adanya sebuah kajian teori karena dengan kajian teori sangat membantu dalam melakukan penelitian. Supaya seorang peneliti dalam melakukan penelitian mempunyai dasar yang kuat dan sebagai acuan peneliti agar tidak melenceng dari jalurnya. 2.1.1 IPA 2.1.1.1 Pengertian IPA Arti kata IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam mempunyai tiga istilah yang terlibat dalam hai ini, yaitu “ilmu”, “pengetahuan” dan “alam”. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia. Dalam hidupnya, banyak sekali pengetahuan yang dimiliki manusia. Pengetahuan tentang agama, pendidikan, kesehatan, ekonomi,politik,sosial dan alam sekitar adalah contoh pengetahuan yang dimiliki manusia. Pengetahuan alam berarti pengetahuan tentang alam semesta beserta isinya. Ilmu adalah pengetahuan yang ilmiah, pengetahuan yang di peroleh secara ilmiah, artinya diperoleh dengan cara ilmiah. Dua sifat utama ilmu adalah rasional artinya dapat masuk akal nalar manusia,logis atau dapat diterima akal sehat dan objektif. Artinya, sesuai dengan objeknya dan sesuai dengan kenyataannya atau sesuai dengan pengamatan. Dengan pengertian ini ,IPA dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang sebab dan akibat kejadian-kejadian yang ada di alam ini (Sukarno, 1973; dalam Eka Sulistyawati dkk 2014) IPA mempunyai beberapa pengertian , yaitu : Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 untuk SD/MI dijelaskan mengenai pembelajaran IPA yaitu: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 IPA 2.1.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10919/2/T1_292012124_BAB II... · Dalam suatu penelitian sangat penting adanya

  • Upload
    vominh

  • View
    219

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 IPA 2.1.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10919/2/T1_292012124_BAB II... · Dalam suatu penelitian sangat penting adanya

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

Dalam suatu penelitian sangat penting adanya sebuah kajian teori karena

dengan kajian teori sangat membantu dalam melakukan penelitian. Supaya

seorang peneliti dalam melakukan penelitian mempunyai dasar yang kuat dan

sebagai acuan peneliti agar tidak melenceng dari jalurnya.

2.1.1 IPA

2.1.1.1 Pengertian IPA

Arti kata IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam mempunyai tiga istilah yang

terlibat dalam hai ini, yaitu “ilmu”, “pengetahuan” dan “alam”. Pengetahuan

adalah segala sesuatu yang diketahui manusia. Dalam hidupnya, banyak sekali

pengetahuan yang dimiliki manusia.

Pengetahuan tentang agama, pendidikan, kesehatan, ekonomi,politik,sosial

dan alam sekitar adalah contoh pengetahuan yang dimiliki manusia. Pengetahuan

alam berarti pengetahuan tentang alam semesta beserta isinya.

Ilmu adalah pengetahuan yang ilmiah, pengetahuan yang di peroleh secara

ilmiah, artinya diperoleh dengan cara ilmiah. Dua sifat utama ilmu adalah rasional

artinya dapat masuk akal nalar manusia,logis atau dapat diterima akal sehat dan

objektif.

Artinya, sesuai dengan objeknya dan sesuai dengan kenyataannya atau

sesuai dengan pengamatan. Dengan pengertian ini ,IPA dapat diartikan sebagai

ilmu yang mempelajari tentang sebab dan akibat kejadian-kejadian yang ada di

alam ini (Sukarno, 1973; dalam Eka Sulistyawati dkk 2014)

IPA mempunyai beberapa pengertian , yaitu :

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 untuk SD/MI

dijelaskan mengenai pembelajaran IPA yaitu:

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu

tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 IPA 2.1.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10919/2/T1_292012124_BAB II... · Dalam suatu penelitian sangat penting adanya

9

pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi

juga merupakan proses penemuan. Pendidikan IPA dihrapkan menjadi wahana

bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek

pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.

Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman

langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami

alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat

sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih

mendalam tentang alam sekitar.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Pengertian IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)

adalah suatu pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang

khas atau khusus. Dengan cara yaitu melakukan observasi eksperimentasi,

penyusunan teori, penyimpulan, eksperimentasi, observasi dan demikian

seterusnya kait-mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain.

Cara untuk mendapatkan ilmu secara demikian ini terkenal dengan nama

metode ilmiah. Pada dasarnya metode ilmiah merupakan suatu cara yang logis

untuk memecahkan suatu masalah tertentu. Dengan metode ini dapat memprediksi

suatu permasalahan lewat eksperimen.

2.1.1.2 Hakikat IPA

Pembelajaran IPA dapat digambarkan sebagai suatu sistem, yaitu sistem

pembelajaran IPA. Sistem pembelajaran IPA, sebagaimana sistem-sistem lainnya

terdiri atas komponen masukan masukan pembelajaran,proses pembelajaran, dan

keluaran pembelajaran. Pembelajaran IPA sebagai suatu sistem dapat dilihat pada

Gambar 2.1

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 IPA 2.1.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10919/2/T1_292012124_BAB II... · Dalam suatu penelitian sangat penting adanya

10

Gambar 2.1

Sistem Pembelajaran IPA

Pembelajaran IPA adalah interaksi antara komponen-komponen

pembelajaran dalam bentuk proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang

berbentuk kompetensi yang telah ditetapkan. Tugas utama guru IPA adalah

melaksanakan proses pembelajaran IPA.

Proses pembelajaran IPA terdiri atas tiga tahap yaitu, perencanaan proses

pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil

pembelajaran.

Tujuan Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di SD/MI bertujuan

agar siswa:

1) Mengembangkan rasa ingin tahu dan suatu sikap positif terhadap sains,

teknologi dan masyarakat.

2) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan.

3) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains yang

akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

4) Mengembangkan kesadaran tentang peran dan pentingnya sains dalam

kehidupan sehari-hari.

5) Mengalihkan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman ke bidang

pengajaran lain.

Masukan instrumental

kurikulum,guru,metode,m

edia sarana/prasarana

Proses pembelajaran IPA Keluaran siswa yang

berhasil

Masukan siswa

Masukan lingkungan

(sosial dan alamiah)

Lulusan yang berhasil

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 IPA 2.1.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10919/2/T1_292012124_BAB II... · Dalam suatu penelitian sangat penting adanya

11

6) Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

Menghargai berbagai macam bentuk ciptaan Tuhan di alam semesta ini

untuk dipelajari. (Sri Sulistiyorini, 2007; dalam Eka Sulistyowati dkk

2014:40)

2.1.1.3 Pembelajaran IPA di SD

Pembelajaran sains disekolah dasar dikenal dengan pembelajaran ilmu

pengetahuan alam (IPA). Konsep IPA di sekolah dasar merupakan konsep yang

masih terpadu, karena belum dipisahkan secara tersendiri, seperti mata pelajaran

kimia, biologi dan fisika.

Adapun tujuan pembelajaran sains disekolah dasar dalam Badan Nasional

Standart Pendidikan BSNP,2006 (dalam Ahmad Susanto 2015:171) dimaksudkan

untuk:

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarakan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaannya

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

3. Mengembangkan rasa ingin tahu. Sikap positif dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,

teknologi dan masyarakat

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah, dan membuat keputusan

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,

menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan

7. Memperoleh bekal pengetahauan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai

dasar untuk melanjutkan pendidkan ke SMP.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 IPA 2.1.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10919/2/T1_292012124_BAB II... · Dalam suatu penelitian sangat penting adanya

12

2.1.2 Inkuiri

2.1.2.1 Hakikat Inkuiri

Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi peserta didik dengan

pendidik dan sumber belajar pada satu lingkungan belajar yang dilakukan secara

aktif. Proses pembelajaran di kelas seharusnya sudah mengarah kepada peran

aktif siswa (student centered).

Pembelajaran yang bersifat student centered menggunakan teori belajar

konstruktivistik yang membantu siswa untuk membentuk kembali, atau

mentransformasi informasi baru sehingga menghasilkan suatu kreasi pemahaman

baru.

Mendefinisikan pendidikan berbasis inkuiri tidak ada bedanya dengan kita

mendefinisikan pendekatan multi-dimensi. Terdapat banyak interpretasi visi John

Dewey ini, mulai dari konstruktivisme, pendekatan pemecahan masalah,

pembelajaran berbasis proyek dan sebagainya, kita akhirnya akan menemukan

bahwa inti dari inkuiri adalah proses yang berpusat pada siswa.

Semua pembelajaran dimulai dengan pebelajar. Apa yang di ketahui siswa

dan apa yang ingin mereka lakukan dan pelajari merupakan dasar utama

pembelajaran.

Inkuiri sebenarnya berasal dari kata to inquire yang berarti ikut serta, atau

terlibat, dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi dan

melakukan penyelidikan. Inkuiri juga dapat diartikan sebagai proses bertanya dan

mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang di ajukannya.

Pembelajaran inkuiri ini bertujuan untuk memberikan cara bagi siswa

untuk membangun kecakapan-kecakapan intelektual (kecakapan berpikir) terkait

dengan proses-proses berpikir reflektif. Jika berpikir menjadi tujuan utama dari

pendidikan, maka harus di temukan cara-cara untuk membantu individu untuk

membangun kemampuan itu.

Secara umum, inkuiri merupakan proses yang bervariasi dan meliputi

kegiatan-kegiatan mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan,

mengevaluasi buku dan sumber-sumber informasi yang lain secara kritis,

merencanakan penyelidikan atau investigasi, mereview apa yang telah di ketahui,

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 IPA 2.1.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10919/2/T1_292012124_BAB II... · Dalam suatu penelitian sangat penting adanya

13

melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan menggunakan alat untuk

memperoleh data, menganalisis dan menginterpretasi data, serta membuat prediksi

dan mengomunikasikan hasilnya.

Menurut Hacket(dalam Mohammad Jauhar ,2011) inkuiri digunakan

dalam dua terminilogi yaitu sebagai pendekatan pembelajaran (scientific inquiry)

oleh guru dan sebagai materi pelajaran sains (science as inquiry) yang harus di

pahami dan mampu dilakukan oleh siswa.

Sebagai strategi pembelajaran, inkuiri dapat diimplementasikan secara

terpadu dengan strategi lain sehingga dapat membantu pengembangan

pengetahuan dan pemahaman serta kemampuan melakukan kegiatan inkuiri oleh

siswa.

Inkuiri yang dalam bahas Inggris inquiry, berarti pertanyaan, atau

pemeriksaan,penyelidikan. Strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar

yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan

menyelidiki secara sistematis,kritis,logis,analitis,sehingga mereka dapat

merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

Sasaran utama kegiatan mengajar pada strategi ini ialah:

a) Keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar. Kegiatan

belajar di sini adalah kegiatan mental intelektual dan sosial emosional.

b) Keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pengajaran.

c) Mengebangkan sikap percaya diri pada diri sendiri(self-belief) pada diri

siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.

Untuk menyusun strategi yang terarah pada sasaran tersebut perlu

diperhatikan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa dapat berinkuiri secara

maksimal. Joyce (dalam Mohamad Jauhar 2011) mengemukakan kondisi-kondisi

umum merupakan syarat bagi timbulnya kegiatan inkuiri bagi siswa. Kondisi

tersebut ialah:

a. Aspek sosial di dalam kelas dan suasana terbuka yang mengundang

siswa berdiskusi.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 IPA 2.1.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10919/2/T1_292012124_BAB II... · Dalam suatu penelitian sangat penting adanya

14

Hal ini menurut adanya suasana bebas (permisif) di dalam kelas, di

mana setiap siswa tidak merasakan adanya tekanan atau hambatan

untuk mengemukakan pendapatnya.

Adanya rasa takut, atau rasa rendah diri, atau rasa malu dan

sebagainya, baik terhadap teman, siswa maupun terhadap guru adalah

faktor-faktor yang menghambat terciptanya suasana bebas di kelas.

Kebebasan berbicara dan penghargaan terhadap pendapat yang

berbeda sekalipun pendapat itu tidak relevan, perlu selalu dipelihara

dalam batas-batas disiplin yang ada.

b. Inkuiri berfokus pada hipotesis.

Siswa perlu menyadari bahwa pada dasarnya semua

pengetahuan bersifat tentatif. Tidak ada kebenaran yang bersifat

mutlak.kebenarannya selalu besifat sementara. Sikap terhadap

pengetahuan yang demikian perlu dikembangkan.

Dengan demikian, maka penyelesaian hipotesis merupakan

fokus strategi inkuiri. Apabila pengetahuan dipandang sebagai

hipotesis, maka kegiatan berlajar berkisar sekitar pengujian hipotesis

dengan pengajuan berbagai informasi yang relevan.

c. Penggunaan fakta sebagai evidensi.

Di dalam kelas di bicarakan validitas dan reliabilitas tentang

fakta sebagaimana di tuntut dalam pengujian hipotesis pada umumnya.

Untuk menciptakan kondisi seperti itu, maka peranan guru sangat

menentukan. Guru tidak lagi berperan sebagai pemberi informasi dan

siswa sebagai penerima informasi, sekalipun hal itu sangat diperlukan.

Peranan utama guru dalam menciptakan kondisi inkuiri adalah sebagai

berikut.

1. Motivator, yang memberi rangsangan supaya siswa aktif dan

gairah berpikir.

2. Fasilitator, yang menunjukkan jalan keluar jika ada hambatan

dalam proses berpikir siswa

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 IPA 2.1.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10919/2/T1_292012124_BAB II... · Dalam suatu penelitian sangat penting adanya

15

3. Penanya, untuk menyadarkan siswa dari kekeliruan yang

mereka perbuat dan memberi keyakinan pada diri sendiri.

4. Administrator, yang bertanggun jawab terhadap seluruh

kegiatan di dalm kelas.

5. Pengarah yang memimpin arus kegiatan berpikir siswa pada

tujuan yang di harapkan

6. Manajer, yang mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi

kelas.

7. Rewarder, yang memberi penghargaan pada prestasi yang

dicapai dalam rangka peningkatan semangat heuridtik pada

siswa.

Pembelajaran berbasis inkuiri, polanya mengikuti metode sains, yang

memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar bermakna. Inkuiri sebagai salah

satu strategi pembelajaran mengutamakan proses penemuan dalam kegiatan

pembelajarannya untuk memperoleh pengetahuan.

Oleh karena itu di dalam pembelajaran inkuiri guru harus selalu

merancang kegiatan yang memungkinkan siswa melakukan kegiatan penemuan di

dalam mengajarkan materi pelajaran yang diajarkan.

Melalui pembelajaran berbasis inkuiri, siswa belajar sains sekaligus juga

belajar metode sains. Proses inkuiri memberi kesempatan kepada siswa untuk

memiliki pengalaman belajar yang nyata dan aktif,siswa dilatih bagaimana

memecahkan masalah sekaligus membuat keputusan. Pembelajaran berbasis

inkuiri memungkinkan siswa belajar sistem, karena pembelajaran inkuiri

memungkinkan terjadi integrasi berbagai disiplin ilmu.

Ketika siswa melakukan eksplorasi, akan muncul pertanyaan-pertanyaan

yang melibatkan matematika,bahasa,ilmu sosial,seni dan juga teknik. Peran guru

di dalam pembelajaran inkuiri lebih sebagai pemberi bimbingan, arahan jika

diperlukan oleh siswa.

Dalam proses inkuiri siswa dituntut bertanggung jawab pernuh terhadap

proses belajarnya, sehingga guru harus menyesuaikan diri dengan kegiatan yang

dilakukan oleh siswa, sehingga tidak menggangu proses belajar siswa.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 IPA 2.1.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10919/2/T1_292012124_BAB II... · Dalam suatu penelitian sangat penting adanya

16

Kegiatan belajar melalui inkuiri mengahadapkan siswa pada pengalaman

konkret sehingga siswa belajar secara aktif, dimana mereka didorong untuk

mengambil inisiatif dalam memecahkan masalah, mengambil keputusan, dan

mengembangkan keterampilan meneliti serta melatih siswa menjadi pebelajar

sepanjang hayat. Melalui kegiatan inkuiri, siswa dengan tingkat perkembangan

atau kemampuan yang berbeda dapat bekerja pada masalah-masalah sejenis dan

berkolaborasi untuk menemukan pemecahannya.

2.1.2.2 Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri

Banyak hasil penelitian yang banyak menjadi bukti bahwa keunggulan

inkuiri sebagai model dan strategi pembelajaran, akan tetapi masih banyak guru

yang merasa keberatan atau tidak mau melaksanakan model pembelajaran inkuiri.

Padahal model pembelajaran inkuiri dianggap sebagai model yang paling pas

dalam pembelajaran sains.

Sebagaimana diamanatkan dalam kuirikulum 2004 dan standar isi BSNP

(Badan Standar Nasional Pendidikan, dalam Ahmad Susanto, 2015) juga

mencantumkan inkuiri sebagai produk yang diterapkan secara terintegrasi di

kelas.

Pembelajaran inkuiri menekankan pada semua pendidik agar menerapkan

kegiatan pembelajaran yang menekankan proses dalam pemahaman materi

pelajaran. Pendidik seyogyanya memahami bahwa inkuiri menjadi inti dari

pembelajaran sains.

Pemahaman bahwa inkuiri sebagai inti pembelajaran sains ini adalah

bahwa inkuiri memiliki sintaks dimana siswa memiliki kemampuan menarik

kesimpulan sebagai suatu hasil dari berbagai penyelidikan sederhana dalam

pembelajaran sains. Proses pembelajaran inkuiri yang diawali dengan pertanyaan

dapat menumbuhkan keingintahuan siswa dalam melihat fenomena alam.

Tujuan utama pembelajaran berbasis inkuiri menurut Nasional Research

Council (NRC,2000 dalam Ahmad Susanto. 173;2015) sebagai berikut :

1. Mengembangkan keinginan dan motivasi siswa untuk mempelajari prinsip

dan konsep sains.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 IPA 2.1.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10919/2/T1_292012124_BAB II... · Dalam suatu penelitian sangat penting adanya

17

2. Mengembangkan keterampilan ilmiah siswa sehingga mampu bekerja

seperti layaknya seorang ilmuan.

3. Membiasakan siswa bekerja keras untuk memperoleh pengetahuan.

Pembelajaran inkuiri mensyaratkan keterlibatan siswa aktif terbukti dapat

meningkatkan prestasi belajar dan sikap anak terhadap sains. Dapat disebutkan

bahwa metode inkuiri tidak saja meningkatkan pemahaman siswa terhadap

konsep-konsep dalam sains saja, melainkan juga membentuk sikap keilmiahan

pada diri siswa.

Inkuiri merupakan tingkah laku yang terlibat dalam usaha manusia untuk

menjelaskan secara rasional fenomena-fenomena yang memacing rasa ingin tahu.

Dengan kata lain, inkuiri berkaitan degan aktivitas dak keterampilan aktifyang

fokus pada pencarian pengetahuan atau pemahaman untuk memuaskan rasa ingin

tahu.

Keterampilan inkuri berkembang atas dasar kemampuan siswa yang

menemukan dan merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat ilmiah. Dapat

juga mengarahkan pada kegiatan penyelidikan untuk memperoleh jawaban atas

pertanyaannya.

(Marbach & Classen dalam Ahmad Susanto 2015;175) mengemukakan

bahwa dengan melatih pembelajar membuat pertanyaan atas dasar kriteria-kriteria

yang disusun oleh pengajar dapat meningkatkan kemampuan inkuiri siswa.

2.1.2.3 Inkuiri Terbimbing

Pendekatan inkuiri terbimbing yaitu pendekatan inkuiri di mana guru

membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan

mengarahkan pada sutu diskusi. Guru mempunyai peran aktif dalam menentukan

permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya.

Pendekatan inkuiri terbimbing ini digunakan bagi siswa yang kurang

berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Dengan pendekatan ini siswa

belajar lebih berorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari guru hingga siswa

dapat memahami konsep-konsep pelajaran.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 IPA 2.1.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10919/2/T1_292012124_BAB II... · Dalam suatu penelitian sangat penting adanya

18

Pada pendekatan ini siswa akan dihadakan pada tugas-tugas yang relevan

untuk diselesaikan baik melalui diskusi kelompok maupun secara individual agar

mampu menyelesaikan masalah dan menarik suatu kesimpulan secara mandiri.

Pada dasarnya siswa selama proses belajar berlangsung akan memperoleh

pedoman yang sesuai dengan yang diperlukan. Pada tahap awal, guru banyak

memberikan bimbingan, kemudian pada tahap-tahap berikutnya, bimbingan

tersebut dikurangi, sehingga siswa mampu melakukan proses inkuiri secara

mandiri.

(Menurut ORLICH, et al 1998 dalam Khoirul Anam 2015) menyebutkan

sebagai pembelajaran penemuan, karena siswa dibimbing secara hati-hati untuk

menemukan jawaban terhadap masalah yang di hadapkan kepadanya.

Dalam inkuiri terbimbing kegiaran belajar harus dikelola dengan baik oleh

guru sehingga pembelajran sudah dapat diprediksikan sejak awal. Inkuiri jenis ini

cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran mengenai konsep-konsep dan

prinsip-prinsip yang mendasar dalam bidang ilmu tertentu. (Orlich dalam

Mohammad Jauhar.2011;72-73) menyatakan ada beberapa karakteristik dari

inkuiri terbimbing yang perlu diperhatikan yaitu :

1) Siswa mengembangkan kemampuan berpikir melalui observasi

spesifik sehingga membuat inferensi atau generalisasi

2) Sasarannya adalah mempelajari proses mengamati kejadian atau obyek

kemudian menyusun generalisasi yang sesuai

3) Guru mengontrol bagian tertentu dari pembelajaran misalnya kejadian,

data,materi dan berperan sebagai pemimpin kelas

4) Tiap-tiap siswa berusaha untuk membangun pola yang bermakna

berdasarkan hasil observasi didalam kelas

5) Kelas diharapkan berfungsi sebagai laboratorium pembelajaran

6) Biasanya sejumlah generalisasi tertentu akan diperoleh dari siswa

7) Guru memotivasi semua siswa untuk mengomunikasikan hasil

generalisasinya sehingga dapat dimanfaatkan oleh seluruh siswa dalam

kelas.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 IPA 2.1.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10919/2/T1_292012124_BAB II... · Dalam suatu penelitian sangat penting adanya

19

2.1.2.4 Karakteristik Inkuiri

Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengetahui efektivitas inkuiri

dalam proses pembelajaran, salah satunya dengan mengamati ciri-cirinya. Berikut

adalah ciri-ciri yang dimaksud :

1. Strategi inkuiri menekankan kepada siswa secara maksimal untuk mencari

dan menemukan. Artinya strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai subyek

belajar.

Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai

penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka

berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran yang

disampaikan.

2. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan

menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang sipertanyakan,sehingga

diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri. Dengan demikian,strategi

pembelajaran inkuiri menempatkan guru sebagai sumber belajar, akan tetapi

sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.

Aktivitas pembelajaran biasanya dilakuakan melalui proses tanya

jawab antara guru dan siswa. oleh karena itu, kemampuan guru dalam

menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan

inkuiri.

3. Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah

mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis, atau

mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.

Dengan demikian, siswa tak hanya dituntut untuk menguasai materi

pelajaran, akan tetapi lebih pada bagaimana mereka dapat menggunakan

potensi yang dimilikinya untuk mengambangkan pemahamannya terhadap

materi pelajaran tertentu.

Strategi merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang

berpusat dan berorientasi kepada siswa. Dikatakan demikian, sebab dalam

strategi ini siswa memegang peran yang sangat dominan proses belajar-

mengajar berlangsung.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 IPA 2.1.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10919/2/T1_292012124_BAB II... · Dalam suatu penelitian sangat penting adanya

20

Sebagai metode pembelajaran yang berorientasi pada penemuan, inkuiri

mendorong guru untuk menyajikan bahan pelajaran tidak dalam “bentuk jadi”

dengan tujuan dapat merangsang beragam pertanyaan atau bahkan keraguan.

Selanjutnya guru mendorong siswa untuk mencari, mengamati dan menemukan

masalahnya.

2.1.2.5 Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Inkuiri

Menurut Memes (Mohammad Jauhar, 2011;85), ada enam langkah yang

diperhatikan dalam model pembelajaran inkuiri terbimbing, yaitu:

1. Orientasi

Pada tahap ini guru melakukan langkah untuk membina suasana atau iklim

pembelajaran yang kondusif. Hal ang dilakukan dalam tahap orientasi ini adalah :

a) Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan adapat

dicapai oleh siswa.

b) Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa

untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah

inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan

masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan.

c) Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan

dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.

2. Merumuskan masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu

persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan

yang menantang siswa untuk memecahkan teka-teki pada permasalahan itu.

Teka-teki dalam rumusan masalah tentu ada jawabannya, dan siswa

didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang

sangat penting dalam pembelajaran inkuiri, oleh karena itu melalui proses tersebut

siswa akan memperoleh pengalaman sangat berharga sebagai upaya

mengembangkan mental melalui proses berpikir.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 IPA 2.1.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10919/2/T1_292012124_BAB II... · Dalam suatu penelitian sangat penting adanya

21

3. Merumuskan Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang di kaji.

Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara

yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak

(berhipotesis) pada setiap anak.

Cara yang dilakukan dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat

mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat

merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan

yang dikaji.

4. Mengumpulkan data

Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasiyang dibutuhkan

untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran

inkuiri,mengumpukan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam

pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan

motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan

kemampuan menggunakan potensi berpikirnya.

5. Menguji Hipotesis

Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima

sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.

Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional.

Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan

argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat

dipertanggung jawabkan.

6. Merumuskan kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang

diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mecapai kesimpulan yang

akurat sebaknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis

inkuiri merupakan model pembelajaran yang mengutamakan pola pikir siswa agar

dapat langsung merasakan dan dapat terlibat langsung dalam setiap pembelajaran

dengan cara membimbing siswa kearah penemuan.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 IPA 2.1.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10919/2/T1_292012124_BAB II... · Dalam suatu penelitian sangat penting adanya

22

Berikut adalah Sintak untuk model pembelajaran Berbasis Inkuiri,dapat

dilihat pada Tabel 2.1

Tabel 2.1

Sintak dalam model Inkuiri

Tahap Tingkah Laku Guru

Tahap 1

Orientasi masalah

Guru menyajikan kejadian-kejadian atau fenomena

yang memungkinkan siswa menemukan masalah

Tahap 2

Merumuskan masalah

Guru membimbing siswa merumuskan masalah

penelitian berdasarkan kejadian dan fenomena yang

disajikannya

Tahap 3

Merumuskan hipotesis

Guru membimbing siswa untuk mengajukan

hipotesis terhadap masalah yang telah

dirumuskannya

Tahap 4

Mengumpulkan Data

Guru membantu siswa melakukan pengamatan

tentang hal-hal yang penting dan membantu

mengumpilkan dan mengorganisasi data

Tahap 5

Menguji hipotesis

Guru mengulas kembali hipotesis-hipotesis yang

dilakukan siswa sebelumnya yang menjadi jawaban

sementara

Tahap 6

Merumuskan kesimpulan

Guru membimbing siswa mengambil kesimpulan

berdasarkan data dan menemukan sendiri konsep

yang ingin ditanamkan.

2.1.2.6 Kelebihan dan Kekurangan Inkuiri

Model Inkuiri memiliki keunggulan-keunggulan dibandingkan dengan model-

model pembelajaran lain. Keunggulan model inkuiri menurut Sahrul (2009: 54)

Keunggulan:

a. Membantu peserta didik untuk mengembangkan kesiapan serta penguasaan

keterampilan dalam proses kognitif.

b. Peserta didik memperoleh pengetahuan secara individual sehingga dapat

dimengerti dan mengendap dalam pikirannya.

c. Dapat membangkitkan motivasi dan gairah belajar peserta didik untuk

belajar lebih giat lagi.

d. Memberikan peluang untuk berkembang dan maju sesuai dengan

kemampuan dan minat masing-masing.

e. Memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses

menemukan sendiri karena pembelajaran berpusat pada peserta dengan

peran guru yang sangat terbatas.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 IPA 2.1.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10919/2/T1_292012124_BAB II... · Dalam suatu penelitian sangat penting adanya

23

Kelemahan:

1. Model ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur

dengan kebiasaan siswa dalam belajar.

2. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu

yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu

yang telah ditentukan.

3. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa

menguasai materi pelajaran, maka startegi ini akan sulit diimplementasikan

oleh setiap guru.

2.2 Media Pembelajaran

Dalam proses belajar mengajar, terdapat dua unsur penting yang harus

diperhatikan, yakni: model pembalajaran dan media pembelajaran. Kedua unsur

tersebut saling berkaitan satu sama lainnya, penggunaannya terhadap suatu model

pembelajaran tertentu nyatanya berpengaruh pada jenis media pembelajarannya.

Media pembelajaran yang dimaksud adalah manusia, benda, binatang,

tumbuhan atau kejadian-kejadian faktual yang membuat manusia mampu

memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Media yang disampaikan bisa

menjadi narasumber dan bisa menjadi alat transfer untuk mempermudah

pemahaman.

Menurut Gagne dan Briggs (dalam Khoirul Anam;2015) Media

pembelajaran meliputi alat yang secara fisk digunakan untuk menyampaikan isi

materi pengajaran, yang antara lain terdiri dari : buku, tape recorder,kaset,video

kamera,video recorder,film,slide foto,gambar,grafik,televisi dan komputer.

Bentuk dan fungsi utama dari media pembelajaran yang baik haruslah

meliputi hal-hal berikut:

1. Memiliki bentuk fisik dan non fisik: selain berupa hal-hal yang berntuk

fisik, media pembelajaran dapat juga berasal dari hal-hal yang tidak

memiliki bentuk fisik, seperti; perasaan, keingintahuan, penasaran ,empati

dan lain-lain

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 IPA 2.1.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10919/2/T1_292012124_BAB II... · Dalam suatu penelitian sangat penting adanya

24

2. Berfungsi utnuk membantu siswa lebih dekat dengan objek penelitian

melalui kemampuan visual dan/atau audio, di mana siswa dapat melihat

dan/atau mendengar secara langsung tentang objek yang sedang mereka

pelajari

3. Dapat digunakan untuk komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa

4. Dapat digunakan baik secara massal (misalnya: radio, televisi), kelompok

besar, kelompok kecil (misalnya film,slide,video,OHP) atau perorangan

(misalnya: modul,komputer, radio tape/kaset, video recorder)

5. Memberikan efek dalam pembentukan pola pikir dan sikap yang dimiliki

oleh siswa.

Oleh karena pendekatan inkuiri adalah proses bertanyan dan mencari tahu

jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukannya, yakni pertanyaan yang

dapat mengarahkan pada kegiatan penyelidikan terhadap objek pertanyaan. Maka

media pembelajaran inkuiri harus disesuaikan dengan apa yang dibutuhkan dalam

proses yang meliputi kegiatan-kegiatan mengobservasi.

Mungkin juga papan tulis untuk membuat sebuah mind mappin untuk

merencanakan penyelidikan atau invetigasi dan mereview apa yang telah

diketahui, alat-alat dan bahan melaksanakan percobaan atau eksperimen yang

diperlukan atau bahkan dengan menggunakan alat khusus untuk memperoleh data

seperti komputer dan alat perekam untuk menyimpan data dalam menganalisis

dan menginterpretasi data, serta membuat prediksi dan mengomunikasinan

hasilnya.

2.3 Pengertian Hasil Belajar

Menurut Suprijono (dalam M.Thobroni 2015:19) hasil belajar adalah pola-

pola perbuatan, nilai-nilai ,pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan

keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar berupa hal-hal berikut:

1. Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam

bentuk bahasa, nbaik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespons

secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 IPA 2.1.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10919/2/T1_292012124_BAB II... · Dalam suatu penelitian sangat penting adanya

25

tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah, maupun

penerapan aturan.

2. Ketrampilan intelektual, yaitu kemampuan memprsesentasikan konsep

dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan

mengkategorisasikan, kemampuan analisis-sintests fakta-konsep, dan

mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual

merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas

3. Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan

aktivtas kognitifnya. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan

kaidah dalam memecahkan masalah

4. Keterampilan motorik, yaitu kemampuan untuk melakukan

serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi sehingga

terwujud otomatisme gerak jasmani

5. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak menolak objek

berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa

kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap

merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku

Menurut Blomm (dalam M.Thobroni 2015:21) hasil belajar mencangkup

kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif mencangkup

pengetahuan (knowledge), pemahaman (Comprehension), menerapkan

(Application), menguraikan (Analysis), mengorganisasikan (Synthesis), menilai

(Evaluating).

Domain afektif mencangkup sikap menerima , memberikan respons, nilai,

orgasnisasi, karakterisasi. Domain Psikomotorik mencangkup Initiatory (yang

mula-mula), Pre-routine (pra-rutin), Routinized (rutinitas) dan Keterampilan

produktif, teknik,fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.

Menurut Lindgren (dalam M.Thobroni 2015:22) hasil pembelajaran

meliputi kecakapan, informasi, pengertian, sikap. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan

bukan hanya satu aspek potensi kemampuan saja.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 IPA 2.1.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10919/2/T1_292012124_BAB II... · Dalam suatu penelitian sangat penting adanya

26

Artinya, hasil pembelajaran yang di kategorikan oleh para pakar

pendidikan sebagaimana disebutkan di atas tidak dilihat secara fragmentaris atau

terpisah, tetapi secara komprehensif.

2.4 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil- hasil penelitian terdahulu yang menggunakan metode yang sama.

Ada beberapa penelitian yang dianggap relevan dengan peneltian ini diantaranya:

Penelitian yang dilakukan (Chirstian Yohan Nugraheni tahun 2012) dengan

judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Gaya Dengan

Menggunakan Metode Penemuan Terbimbing Bagi Siswa Kelas IV SD 2

Gemawang semester 2 Tahun 2011/2012. Peningkatan hasil penelitian dan

pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa peningkatan hasil belajar IPA dapat

dicapai melalui penggunaan metode pembelajaran penemuan terbimbing siswa

kelas IV SD Negeri 2 Gemawang Semester 2 Tahun 2011/2012.

Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan jumlah siswa yang telah tuntas dari

KKM yang telah ditetapkan 70, yakni dari kondisi awal 37,9 % meningkat

menjadi 75,8% pada siklus I dan meningkat menjadi 100% pada siklus II. Terjadi

pengingkatan rata-rata kelas dari 63,27 kondisi awal, meningkat menjadi 81,3 pada

siklus I dan menjadi 96,55 pada siklus 2.

Peningkatan skor minimal dari 30 pada kondisi awal, menjadi 52,5 pada

siklus I dan menjadi 85 pada siklus 2. Peningkatan skor maksimal dari 90 kondisi

awal, menjadi 100 pada siklus I, pada siklus II juga 100, jadi hipotesis yang

bebunyi peningktan hasil belajar IPA diduga dapat dicapai melalui penggunaan

metode penemuan terbimbing siswa kelas IV SD Negeri 2 Gemawang semseter 2

tahun 2011/2012 telah terbukti. Indikator kinerja untuk siklus I yaitu 70 % dan

siklus II 100% telah tercapai.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Anggitya Cucu Hardi Dewi Safitri pada tahun 2012 dengan judul

“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan

Menggunakan Metode Inkuiri Kelas II SD Kristen Satya Wacana Semester II

Tahun Pelajaran 2011/2012” .

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 IPA 2.1.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10919/2/T1_292012124_BAB II... · Dalam suatu penelitian sangat penting adanya

27

Dari hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan hasil belajar, hal itu

terbukti pada pra siklus menyatakan dari 30 siswa yang mengalami ketuntasan

sejumlah 18 siswa dengan prosentase 60 %. Lalu mulai meningkat setelah

melakukan penelitian siklus I dengan tingkat ketuntasan 29 siswa dengan

prosentase 96% dan meningkat pada siklus II dengan tingkat ketuntasan 30 siswa

dengan prosentase 100%.

2.5 Kerangka Pikir

Penerapan metode secara konvensional dalam pembelajaran IPA di SD

selama ini hanya akan menimbulkan rasa bosan dan kurang aktifnya siswa dalam

pembelajaran sehingga hasil akhir siswa atau hasil belajar siswa menurun. Siswa

hanya menerima informasi yang menurut siswa susah untuk dicerna.

Dengan menerapkan model pembelajaran berbasis Inkuiri Terbimbing

diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam model ini bukan hanya

siswa yang di tuntut aktif, guru yang sebagai fasilitator juga harus ikut berperan

aktif supaya pembelajaran menjadi efektif dan dapat melibatkan siswa dengan

menerapkan proses penemuan.

Dengan penerapan model inkuiri terbimbing ini diharapkan siswa dapat

memahami gagasan awal lebih cepat dengan cara member permasalahan yang

dikerjakan secara individu ataupun secara kelompok. Dengan diberi permasalahan

siswa diberi kesempatan untuk berpikir secara liar untuk menemukan

permasalahan yang tersirat pada media belajar.

Dengan diberi bimbingan dari guru agar siswa tidak terlalu melenceng

dari jalurnya. Melalui evaluasi belajar guru dapat mengukur keberhasilan siswa

mencapai kompetensi yang guru harapkan. Adapun skema itu dapat dilihat pada

Gambar 2.2

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 IPA 2.1.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10919/2/T1_292012124_BAB II... · Dalam suatu penelitian sangat penting adanya

28

Gambar 2.2

Skema Kerangka Pikir

2.6 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan beberapa landasan teori dan kerangka berpikir diatas, diduga

Model pembelajaran berbasis Inkuiri Terbimbing akan dapat meningkatkan hasil

belajar IPA siswa kelas IV di SD Negeri Kecandran 01 Salatiga.

Guru terlalu menerapkan

pembelajaran secara konvensional

atau ceramah sehingga siswa

berpikir abstrak

Hasil belajar

beberapa siswa

masih di bawah

<KKM 68

Kondisi

Awal

Guru melaksanakan

pembelajaran

menggunakan model

pembelajaran Inkuiri

dengan tahapan-tahapan

berikut:

1. Mengorientasikan

2. Merumuskan masalah

3. Merumuskan Hipotesis

4. Mengumpulkan data

5. Menguji Hipotesis

6. Merumuskan

kesimpulan

SIKLUS I

Tindakan

SIKLUS II

Kondisi

Akhir

Dengan metode Inkuiri diharapkan

dapat meningkatkan hasil belajar siswa