Upload
irfan-fahmi
View
214
Download
7
Embed Size (px)
DESCRIPTION
batasan eksisiting
Citation preview
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Singkat PT Semen Padang
Pada tahun 1906 seorang ahli teknik Belanda bernama Carel Christoper Lau
menemukan sejenis batuan di daerah sekitar Indarung, Kota Padang. Berdasarkan
penelitian mereka di laboratorium Vororby Materiallande Zook ternyata batu-
batuan tersebut mengandung unsur-unsur yang sangat dibutuhkan dalam
pembuatan semen. Hal ini mengundang minat pihak swasta Belanda untuk
mengolah deposit bahan baku semen tersebut. Sehingga pada tanggal 18 Maret
1910, mereka mendirikan suatu perusahaan dengan nama NV. Nedherlandsch
Indische Portland Cement Maatschappij (NV. NIPCM) di bawah pimpinan Carel
Christopher Lau, Ir. Hogenpaad dan Ir. Koninjberg. Perusahaan ini mulai
beroperasi pada tahun 1911 dengan kapasitas produksi 22.000 ton/tahun.
Kemudian pada tahun 1913 kapasitas produksi ditingkatkan menjadi 36.000
ton/tahun. Pada tahun berikutnya dilakukan perbaikan untuk meningkatkan
produksi sehingga pada tahun 1939 kapasitas produksi mencapai 170.000
ton/tahun.
Pada masa pendudukan Jepang, tahun 1942 pabrik ini dikuasai oleh pemerintahan
Jepang dengan manajemen dari ASANO CEMENT. Pada masa perang dunia ke-
II, produksi mengalami kemunduran serta operasi tidak berjalan dengan lancar
karena sulitnya memperoleh bahan baku untuk pabrik. Pada tahun 1944 terjadi
pemboman oleh sekutu sehingga pabrik mengalami rusak berat dan produksi
berhenti.
Ketika Proklamasi RI pada tahun 1945 pabrik diambil alih oleh pemerintahan RI,
dan diganti namanya menjadi Kilang Semen Padang. Pada masa agresi Belanda I,
pabrik kembali direbut oleh pemerintahan Belanda. Nama Kilang Semen Padang
diganti menjadi NV. Padang Portland Cement Maatsbychappij (NV. PPCM).
Pada tanggal 5 Juli 1958 pabrik ini diambil kembali oleh pemerintahan RI.
Perusahaan dikelola oleh Badan Pengelola Perusahaan Industri dan Tambang
Laporan Kerja PraktekPT Semen Padang
(BAPPIT) Pusat dan nama Semen Padang mulai diperkenalkan. Dengan keluarnya
PP No. 135 tahun 1961, status perusahaan berubah menjadi Perusahaan Negara
(PN). Kemudian dengan keluarnya PP No. 7 tahun 1971, status perusahaan
berubah dari Perusahaan Negara (PN) menjadi Perseroan Terbatas (PT) dengan
Akta Notaris No. 5 tanggal 5 Juli 1972.
Berdasarkan Surat Menteri Keuangan RI No. 5-326/MK.016/1995, Pemerintah
melakukan konsolidasi atas 3 pabrik semen milik Pemerintah yaitu PT Semen
Tonasa (PTST), PT Semen Padang (PTSP) dan PT Semen Gresik (PTSG).
Konsolidasi tersebut terealisasi pada tanggal 15 September 1995, sehingga saat ini
PT Semen Padang berada di bawah PT Semen Gresik (Semen Gresik Group).
2.2 Lokasi
PT Semen Padang berlokasi di Kelurahan Indarung, Kecamatan Lubuk Kilangan,
Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat, sekitar 14 km dari pusat kota Padang,
dengan ketinggian 200 meter di atas permukaan laut. Penambangan bahan baku
terletak di Bukit Karang Putih dan Bukit Ngalau, Pembangkit Listrik Tenaga Air
(PLTA) terletak di Rasak Bungo dan Kuranji. Pengantongan semen dilakukan di
Teluk Bayur, Medan, Batam dan Jakarta.
2.3 Visi dan Misi PT Semen Padang
Visi PT Semen Padang adalah menjadi industri semen yang handal, unggul, dan
berwawasan lingkungan. Sedangkan misi PT Semen Padang adalah sebagai
berikut:
1. Meningkatkan nilai perusahaan bagi stakeholder, bertumbuh dan
memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan;
2. Mengembangkan industri berwawasan lingkungan;
3. Mengembangkan sumber daya manusia yang kompeten dan
profesional.
2.4 Struktur Organisasi Perusahaan
Sindy Rizkika Syafri (06174020)Maikel Nendes (06174033)
II-2
Laporan Kerja PraktekPT Semen Padang
Sebagai perusahaan dalam bentuk perseroan terbatas dengan struktur organisasi
berbentuk line dan staff. Kekuasaan tertinggi terletak pada PT Semen Gresik
melalui Dewan Komisaris. Perusahaan ini dipimpin oleh Dewan Direksi yang
diangkat berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, sedangkan
pejabat-pejabat di bawahnya diangkat berdasarkan Surat Keputusan Direksi. Salah
seorang dari Dewan Direksi diangkat sebagai Direktur Utama yang dibantu oleh 4
orang Direktur lainnya, yaitu:
1. Direktur Pemasaran, bertanggung jawab terhadap masalah niaga atau
pemasaran. Membawahi beberapa departemen antara lain:
Departemen Penjualan;
Departemen Distribusi dan Trasportasi;
Departemen Perencanaan dan Pengembangan Pemasaran.
2. Direktur Produksi, bertanggung jawab terhadap kelancaran jalannya pabrik
(operasional). Membawahi beberapa departemen antara lain:
Departemen Tambang;
Departemen Produksi II/III;
Departemen Produksi IV;
Departemen Produksi V;
Departemen Utilitas.
3. Direktur Litbang, bertanggung jawab terhadap penelitian dan pengembangan
perusahaan. Membawahi beberapa departemen antara lain:
Departemen Penelitian dan Pengembangan;
Departemen Rancang Bangun dan Rekayasa;
Departemen Jaminan Kualitas dan Perwakilan Manajemen;
Departemen Perbekalan.
4. Direktur Keuangan, bertanggung jawab terhadap masalah-masalah keuangan
dari perusahaan. Membawahi beberapa departemen antara lain:
Departemen Perbendaharaan;
Departemen Akuntansi dan Pengendalian Keuangan;
Departemen SDM;
Departemen SISFO.
Sindy Rizkika Syafri (06174020)Maikel Nendes (06174033)
II-3
Laporan Kerja PraktekPT Semen Padang
2.5 Bahan Baku dan Proses Produksi
2.5.1 Penambangan dan Penyiapan Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan semen adalah batu kapur, batu
silika, tanah liat, dan pasir besi. Kemudian pada proses penggilingan akhir
ditambahkan gypsum.
1. Batu Kapur (Lime Stone)
Batu kapur merupakan sumber Kalsium Karbonat (CaCO3). Dari total
kebutuhan bahan baku, batu kapur yang terdapat di Bukit Karang Putih (± 2
km dari pabrik) digunakan sebanyak ± 81%.
2. Batu Silika (Silica Stone)
Material ini merupakan sumber Silika Oksida (SiO2) dan Aluminium Oksida
(Al2SO3). Batu silika ditambang dari Bukit Ngalau (± 1,5 km dari pabrik), dan
digunakan sebanyak ± 9%.
3. Tanah Lempung (Clay)
Tanah lepung merupakan sumber Aluminium Oksida dan Iron Oksida. Bahan
baku ini ditambang di beberapa lokasi di Padang. Untuk pembuatan semen,
tanah lempung digunakan sebanyak ± 9%.
4. Pasir Besi (Iron Sand)
Pasir besi merupakan sumber Fe2O3. Material didatangkan dari Cilacap, Jawa
Tengah. Kebutuhan pasir besi ± 1%.
5. Gypsum
Gypsum merupakan sumber CaSO4.H2O. material ini digunakan pada
penggilingan akhir sebanyak 3-5%. Material ini didatangkan dari Gresik,
Australia, dan Thailand.
2.5.2 Penggilingan dan Pencampuran Bahan Baku
Pada awalnya, proses produksi yang digunakan di PT Semen Padang terdiri atas
dua jenis, yaitu proses basah dan proses kering. Namun terhitung Oktober 1999
proses basah yang selama ini dilakukan oleh pabrik Indarung I tidak dioperasikan
lagi karena dinilai tidak efisien serta menyadari pentingnya dampak terhadap
Sindy Rizkika Syafri (06174020)Maikel Nendes (06174033)
II-4
Laporan Kerja PraktekPT Semen Padang
pencemaran. Kini Indarung I hanya dioperasikan satu unit penggilingan semen
(cement mill V). Dengan demikian, keseluruhan pabrik saat ini hanya
mempergunakan proses kering.
Dalam proses kering, bahan mentah yang telah disiapkan ditimbang menggunakan
feeder dalam komposisi tertentu untuk kemudian dimasukkan ke dalam raw mill.
Di dalam raw mill terjadi proses penggilingan dengan menggunakan grinding
media berupa bola-bola besi. Selain itu terjadi pula proses pengeringan dengan
menggunakan udara panas yang dialirkan dari kiln, sehingga dihasilkan raw mix
dengan kandungan air < 1%. Udara dari raw mill naik ke cyclone akibat tarikan
fan. Di dalam udara tersebut terbawa pula hasil penggilingan yang halus. Raw mix
yang dihasilkan kemudian masuk ke dalam separator untuk memisahkan raw mix
yang masih berukuran kasar dengan yang telah halus. Produk yang berukuran 25
µm ditransport dengan air slide ke air lift kemudian masuk ke dalam silo raw mix.
Di dalam silo tersebut, raw mix mengalami proses homogenisasi dengan sistem
grafitasi. Sedangkan raw mix yang masih berukuran > 25 µm dimasukkan kembali
ke dalam raw mill sebagai reject untuk digiling.
Gambar 2.1 Raw Mill
2.5.3 Pembakaran
Setelah menjalani proses homogenisasi, raw mix dibakar dalam kiln dengan bahan
bakar batu bara yang telah dihaluskan dengan alat yang dinamakan coal mill.
Tujuan utama proses pembakaran ini adalah untuk menghasilkan reaksi kimia
Sindy Rizkika Syafri (06174020)Maikel Nendes (06174033)
II-5
Laporan Kerja PraktekPT Semen Padang
(kalsinasi) dan pembentukan senyawa antara oksida-oksida yang terdapat pada
bahan mentah. Pembakaran ini dilakukan sampai mencapai suhu maksimum
1400oC.
Pada proses pembakaran ini terdapat proses pemanasan pendahuluan yang terjadi
pada Suspention Preheater. Suspention Preheater berupa cyclone 4 tingkat
dengan suhu masing-masingnya:
Tingkat I : 75oC
Tingkat II : 300oC
Tingkat III : 700oC
Tingkat IV : 1100oC
Proses pembakaran dilakukan dalam kiln yang berotasi dengan kecepatan putaran
maksimal 2 rpm selama proses pembakaran agar material terbakar merata. Raw
mix yang telah mengalami pemijaran di dalam kiln selanjutnya didinginkan di
dalam rotary cooler. Hasil dari proses ini berupa butiran hitam yang disebut
klinker dengan temperatur mencapai 140oC .
Gambar 2.2 Kiln
2.5.4 Penggilingan Klinker
Pada tahap ini klinker didinginkan di dalam silo klinker sehingga suhunya
menjadi 60-85oC, kemudian diumpankan ke dalam cement mill bersama gypsum
dan material ketiga. Material ketiga yang digunakan dapat berupa pozolan atau
lime stone, tergantung pada jenis semen yang akan dihasilkan. Di dalam cement
mill, klinker, gypsum, dan material ketiga digiling sampai kehalusan tertentu
Sindy Rizkika Syafri (06174020)Maikel Nendes (06174033)
II-6
Laporan Kerja PraktekPT Semen Padang
dengan menggunakan grinding media dari bola-bola baja. Campuran yang masuk
pada cement mill adalah 92% klinker, 4% gypsum, dan 4% material ketiga. Hasil
penggilingan berupa produk jadi yang disebut semen. Namun ukuran semen yang
dihasilkan masih bervariasi, maka perlu dilakukan pemisahan dengan separator.
Produk yang berukuran 3-30 µm ditransport dengan belt conveyor ke silo semen,
yang selanjutnya disiapkan untuk pengantongan dan pemasaran, sedangkan
produk yang ukurannya besar dari 30 µm dikembalikan ke cement mill.
Gambar 2.3 Cement Mill
2.5.5 Pengantongan
Proses pengantongan dilakukan sesuai dengan distribusi yang dibutuhkan. Jadi
tidak ada penumpukan semen yang telah dikantongkan tersebut. Semen yang
diambil dari silo semen ditransportasikan ke unit pengantongan dengan alat
transportasi air slide conveyor. Setelah dikantongkan langsung dibawa dengan
belt conveyor ke atas truck dan siap untuk didistribusikan. Selain distribusi dalam
bentuk kantongan, semen yang diproduksi oleh PT Semen Padang juga
didistribusikan dalam bentuk semen curah.
Sindy Rizkika Syafri (06174020)Maikel Nendes (06174033)
II-7
Laporan Kerja PraktekPT Semen Padang
Gambar 2.4 Diagram Alir Proses Produksi Indarung II/III
2.6 Produk-Produk PT Semen Padang
Produk-produk utama dari PT Semen Padang adalah sebagai berikut:
1. Semen Portland Tipe I
Semen Portland Tipe I dipakai untuk keperluan konstruksi umum yang tidak
memerlukan persyaratan khusus terhadap panas hidrasi dan kekuatan tekan
awal. Cocok dipakai pada tanah dan air yang mengandung sulfat antara 0,0%-
0,1%. Semen Portland Tipe I juga dapat digunakan untuk bangunan rumah
pemukiman, gedung-gedung, dan lain-lain.
2. Semen Portland Tipe II
Semen Portland Tipe II dipakai untuk konstruksi bangunan dari beton massa
yang memerlukan ketahanan sulfat (pada lokasi tanah dan air yang
mengandung sulfat antara 0,1% - 0,2%) dan panas hidrasi sedang. Semen
Portland Tipe II juga dapat digunakan untuk bangunan di pinggir laut,
Sindy Rizkika Syafri (06174020)Maikel Nendes (06174033)
II-8
LS & SS StorageLS = 2 x 10.000 ton
(min. 10.000 ton)SS = 2 x 3000 ton
(min. 1000 ton)
Iron SandStorage7000 ton
(min. 1500 ton)
Clay Storage2 x 6000 ton
(min. 3000 ton)
LS & SS StorageLS = 2 x 10.000 ton
(min. 10.000 ton)SS = 2 x 3000 ton
(min. 1000 ton)
RAW MILL160 TPH
RAW MILL160 TPH
COAL MILL12 TPH
COAL MILL12 TPH
CEMENT MILL107 TPH
CEMENT MILL107 TPHPG
SILO RAW MIX4 x 6000 ton
(min. 2 x 5000 ton)
KILN, 2100 TPD
KILN, 2100 TPD
SILO KLINKER2 x 24.000 ton
(min. 2 x 5000 ton)
Coal Storage10.000 ton
(min. 3000 ton)
Tipe I
Tipe I
PCC
PCC
Tipe I
PCC
PPC
PCC
Dari Indarung IV
SILO SEMEN8 X 6000 TON
PPIPP-T.BAYURKa. WagonTruk Wagon
Indarung II
Indarung III
Laporan Kerja PraktekPT Semen Padang
bangunan di bekas tanah rawa, saluran irigasi, beton massa untuk dam dan
landasan jembatan.
3. Semen Portland Tipe III
Semen Portland Tipe III dipakai untuk konstruksi bangunan yang
memerlukan kekuatan tekan awal tinggi pada fase pemulaan setelah
pengikatan terjadi. Semen Portland Tipe III juga dapat digunakan untuk
pembuatan jalan beton, bangunan-bangunan tinggi, bangunan-bangunan
dalam air yang tidak memerlukan ketahanan terhadap serangan sulfat.
4. Semen Portland Tipe V
Semen Portland Tipe V dipakai untuk konstruksi bangunan pada tanah/air
yang mengandung sulfat melebihi 0,2%. Semen Portland Tipe V sangat cocok
untuk instalasi pengolahan limbah pabrik, konstruksi dalam air, jembatan,
terowongan, pelabuhan dan pembangkit tenaga nuklir.
5. Super Masonry Cement
Semen ini termasuk jenis semen Portland Campur (Mixed Cement) yang
digunakan untuk konstruksi ringan dengan kekuatan tekan karakteristik (fc)
maksimal 20 Mpa (200 kg/cm2) pada umur 28 hari. Dapat digunakan untuk
konstruksi perumahan gedung, jalan dan irigasi yang struktur betonnya
maksimal K 225. Dapat juga digunakan untuk bahan baku pembuatan genteng
beton, hollow brick, paving block, tegel dan bahan bangunan lainnya.
6. Super “Portland Pozzolan Cement” (PPC)
Semen yang memenuhi persyaratan mutu Semen Portland Pozzolan SNI 15-
0302-1994 dan ASTM C 595 M-95 a, dapat digunakan secara luas seperti:
Konstruksi beton massa (bendungan, dam dan irigasi);
Konstruksi beton yang memerlukan ketahanan terhadap
serangan sulfat (bangunan tepi pantai, tanah rawa);
Bangunan/instalasi yang memerlukan kekedapan yang
lebih tinggi;
Pekerjaan pasangan dan plesteran.
Sindy Rizkika Syafri (06174020)Maikel Nendes (06174033)
II-9
Laporan Kerja PraktekPT Semen Padang
7. Oil Well Cement, Class G-HSR (High Sulfate Resistant)
Merupakan semen khusus yang digunakan untuk pembuatan minyak bumi
dan gas alam dengan konstruksi sumur minyak di bawah permukaan laut dan
bumi. OWC yang telah diproduksi adalah Class G-HSR (High Sulfate
Resistant) disebut juga sebagai “Basic OWC”. Aditif dapat ditambahkan
untuk pemakaian pada berbagai kedalaman dan temperatur.
8. Portland Cement CEM I 42.5 R-NA
Portland Cement CEM I 42.5 R-NA adalah tipe semen dengan kekuatan awal
yang tinggi, susut relatif pada waktu mengering serta tahan terhadap
pembekuan pada iklim dingin (frost). Cocok untuk pekerjaan, seperti:
Konstruksi terowongan/bendungan;
Konstruksi jalan raya dan jembatan;
Pengecoran beton pada suhu yang dingin atau pengecoran
akibat adanya rembesan air;
Beton yang tahan terhadap alkalis reaktif;
Industri beton pracetak (Precast Concrete) yang
membutuhkan kekuatan tekan awal tinggi;
Konstruksi umum dan cukup workable untuk aduk
pasangan & plesteran dengan pengerutan/penyusutan rendah (lower
shrinkage).
2.7 Pemasaran
Daerah pemasaran PT Semen Padang untuk produk Semen Portland Tipe I dan
Super Masonry Cement (SMC) meliputi seluruh wilayah propinsi di pulau
Sumatera, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat dan
Kalimantan Selatan. Sedangkan untuk produk-produk lainnya seperti Semen
Portland Tipe II, III, V dan Oil Well Cement (OWC) disamping dipasarkan ke
daerah yang disebut di atas, juga ke daerah lain yang memerlukannya. Selain
untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, PT Semen Padang juga mengekspor
diantaranya ke Bangladesh, Myanmar, Vietnam, Maldives, Philipina, Singapura,
Brunai Darussalam, Timor Timur dan lain-lain.
Sindy Rizkika Syafri (06174020)Maikel Nendes (06174033)
II-10
Laporan Kerja PraktekPT Semen Padang
PT Semen Padang hampir 63% mendistribusikan semen melalui angkutan laut
dalam kemasan zak dan curah. Sedangkan selebihnya menggunakan angkutan
darat dalam kemasan zak, big bag dan curah.
Distribusi ke daerah pasar melalui angkutan darat seperti ke daerah Sumatera
Barat, Tapanuli Selatan, Riau Daratan, Bengkulu dan Jambi. Pengantongan untuk
distribusi melalui darat dilakukan di Pabrik Pengantongan Indarung dan
pengantongan untuk distribusi melalui laut dilakukan di Pabrik Pengantongan
Teluk Bayur. PT Semen Padang juga mempunyai packing plant di Belawan,
Batam dan Tanjung Priok.
2.8 Penerapan Sistem Manajemen Mutu
Dalam menghadapi tantangan era globalisasi pasar bebas, maka PT Semen Padang
telah mendapatkan pengakuan dan izin pemakaian tanda sebagai berikut:
1. ISO 9002-1994, sertifikat No.95-97 scope: Raw Material Mining, Cement
manufacturing and Cement packing and marketing, dari Quality Certification
Bereau Inc.Canada (QCB);
2. ISO 9001-1994, sertifikat No.97-585 scope: Design Development Production,
Instalation and Servicing of equepment for Industries dari Quality
Certification Bureau Inc.Canada (QCB);
3. ISO 14001: 1996/SNI 19-14001-1997 dari Sucofindo International
Certification Services, Organization No.EMS 00013;
4. Certificate of Conformity No.0/20/008/3 dari Lembaga Mutu Landes Material
Prufamt Sachsen-Anhalt (LMPA) Magdeburg, Germany.
5. OHSAS 18001/SMK 3 Occupational Health and Safety Management Systems
6. ISPS Code, dll
2.9 Pengendalian Pencemaran Udara
Sindy Rizkika Syafri (06174020)Maikel Nendes (06174033)
II-11
Laporan Kerja PraktekPT Semen Padang
Komitmen PT Semen Padang dalam mengelola limbah mengandung pengertian
bahwa semua yang berdampak negatif bagi lingkungan harus diminimalkan.
Pengelolaan ini tidak hanya dibatasi pada pengelolaan limbah yang telah terjadi
(end of pipe treatment), tetapi merupakan satu kesatuan sistem pengelolaan
sumber daya alam melalui pendekatan lingkungan, yang dikenal dengan
pendekatan produksi bersih (cleaner production). Untuk proses produksi bersih
mencakup upaya-upaya:
1. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam pemakaian bahan baku;
2. Mengganti dan mengurangi jumlah dan toksisitas seluruh limbah dan emisi
yang dikeluarkan sebelum meninggalkan proses.
3. Pengendalian terhadap sumber pencemar udara, dengan memasang alat
pengendali seperti Cyclone, Fabric Filter, dan Electrostatic Precipitator.
Dalam proses produksi semen terdapat emisi debu dan gas buang yang tidak bisa
dihindari. Upaya yang dilakukan hanya sebatas meminimalkan jumlahnya.
Pemantauan kualitas udara oleh PT Semen Padang dilakukan terhadap udara emisi
dan udara ambien, sesuai dengan standar baku mutu yang dikeluarkan oleh
pemerintah untuk pabrik semen. Dalam operasionalnya emisi cerobong utama
dipantau setiap saat dengan mengunakan recorder. Sehingga apabila terjadi
penyimpangan dapat sesegera mungkin diatasi dan selanjutnya dapat digunakan
dalam evaluasi. Evaluasi dilakukan oleh Biro Kesehatan, Keselamatan Kerja, dan
Lingkungan Hidup (K3LH). Kemudian Biro K3LH melaporkan ke pihak
manajemen setiap tiga bulan sekali disertai dengan hasil pemantauan
lingkungannya. Untuk melihat sejauh mana efektifitas pelaksanaan pengendaliaan
dilakukan pemantauan, yang berupa hasil analisis spot sample terhadap
pengendalian operasional dan pengukuran udara lingkungan.
Dalam hal pemantauan kualitas udara di PT Semen Padang dibagi menjadi dua
bagian yaitu pemantauan kualitas udara emisi dan kualitas udara ambien. Untuk
pemantauan kualitas udara emisi dilakukan dengan dua metode sampling, yaitu
sampling kontinu dan sampling berkala. Sampling kontinu mengunakan Dust
Concentration Meter, alat ini dipasang di sisi luar cerobong. Sampling berkala
Sindy Rizkika Syafri (06174020)Maikel Nendes (06174033)
II-12
Laporan Kerja PraktekPT Semen Padang
dilakukan dengan alat Gravimath SCH 5. Pengukuran dengan alat ini dilakukan
oleh Biro K3LH PT Semen Padang. Pengukuran emisi ini dilakukan terhadap
parameter polutan berupa partikulat/debu, SO2 dan NOX. Pemantauan dilakukan
oleh pihak ke tiga yaitu Balai Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes)
dan Balai Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Sumbar.
Pemantauan kualitas udara ambien oleh pihak ke tiga dilakukan satu kali enam
bulan dengan parameter polutan berupa partikulat/debu, SO2, CO, NO2, oksidan,
H2S, HC dan Pb pada beberapa titik sampling. Penentuan titik sampling yang
digunakan PT Semen Padang adalah:
1. Menentukan arah angin dominan siang hari atau malam hari;
2. Titik sampling dipilih pada jarak (0-500) m, (500-1000) m, dan (1000-2000)
m dari sumber;
3. Titik sampling lebih banyak diambil pada arah angin dominan baik siang hari
maupun malam hari;
4. Memilih titik sampling pada daerah yang tidak terkena dampak sebagai
konsentrasi latar;
5. Memilih tempat dengan kemudahan dan ketersediaan sarana untuk
pemasangan alat.
Hasil pemantauan ini dilaporkan pada pihak manajemen PT Semen Padang untuk
dapat ditindak lanjuti jika terjadi penyimpangan. Selanjutnya hasil pemantauan ini
juga dilaporkan kepada Bapedalda sebagai wujud kepedulian PT Semen Padang
terhadap lingkungan.
Komitmen PT Semen Padang dalam mengelola limbah, juga terlihat dengan
adanya rencana program menuju Proper Hijau untuk tahun 2012. Dimana
persyaratan untuk mendapatkan Proper dengan peringkat hijau khususnya untuk
kriteria udara/energi yaitu:
1. Mempunyai program konservasi energi dan pengurangan emisi udara;
2. Melakukan audit penggunaan energi dan pengendalian emisi udara;
3. Mempunyai neraca penggunaan energi;
Sindy Rizkika Syafri (06174020)Maikel Nendes (06174033)
II-13
Laporan Kerja PraktekPT Semen Padang
4. Melakukan kegiatan pengurangan emisi fugitive minimal 2% dari baseline
data;
5. Melakukan kegiatan pengurangan penggunaan BPO (Bahan Perusak Ozon);
6. Melakukan kegiatan pengurangan GRK sebesar minimal 2% dari baseline
data;
7. Melakukan efisiensi energi minimal 2% dari baseline data, mempunyai
neraca penggunaan energi.
2.10 Pengelolaan Buangan Padat
Untuk menciptakan lingkungan pabrik yang bersih dan penerapan dari Sistem
Manajemen Lingkungan maka PT Semen Padang melakukan pengelolaan
terhadap limbah yang berasal dari berbagai kegiatan. Pengelolaan limbah padat di
PT Semen Padang telah dilakukan secara cermat, berlapis mulai dari unit kerja,
koordinator yang ditetapkan dan Biro Pengelolaan Persediaan. Dalam proses
identifikasi limbah, masing-masing unit kerja bertangung jawab mengidentifikasi
seluruh limbah yang dihasilkan dengan mencatatnya ke dalam format yang telah
ditentukan PT Semen Padang. Secara umum prosedur pengelolaan limbah padat
di PT Semen Padang dibagi atas:
1. Limbah non B3
Untuk limbah non B3 dalam pengelolaannya dalam pengelolaannya dibagi
menjadi limbah yang masih memiliki nilai ekonomis dan limbah akan
dimusnahkan. Limbah yang masih memiliki nilai ekonomis seperti: grinding
media bekas, besi bekas, kabel bekas, belt bekas, kawat povin bekas, bram,
fire brick bekas, dll. Limbah non B3 yang masih memiliki nilai ekonomis
diserahkan kepada Yayasan Igasar Semen Padang untuk menjual dan
menggunakan hasil penjualan dari limbah tersebut. Limbah yang akan
dimusnahkan (tidak bernilai ekonomis dan tidak dapat digunakan) seperti:
sludge, bahan bangunan bekas, sampah pekarangan, sampah perkantoran,
limbah proyek bangunan baru, kantong pecah di packer atau proses pemuatan
ke truk/kapal, dll. Limbah non B3 yang tidak bernilai ekonomis dan tidak
dapat digunakan kembali di kelola dengan melakukan pemusnahan dengan
Sindy Rizkika Syafri (06174020)Maikel Nendes (06174033)
II-14
Laporan Kerja PraktekPT Semen Padang
pembakaran atau diangkut ke tempat pembuangan sampah yang dikelola oleh
PT Semen Padang.
2. Limbah B3
Untuk limbah B3 dalam pengelolaannya dibagi menjadi:
Limbah yang masih memiliki nilai ekonomis, seperti: baterai bekas,
kapasitor bekas, oli bekas, grease bekas, dan toner/cartridge bekas.
penanganan limbah B3 yang masih memiliki nilai ekonomis disreahkan
kepada Yayasan Igasar.
Limbah yang akan dimusnahkan (memang sudah tidak bernilai ekonomis
dan tidak dapat digunakan kembali), seperti: limbah serbuk gergaji
terkontaminasi oli, sarung tangan terkontaminasi oli, majun bekas, pasir
dan ijuk bekas pencucian tinta, tinta beku, limbah karet, limbah B3
laboratorium, botol sisa reagen. Khusus untuk majun bekas, sarung
tangan, dan serbuk gergaji terkontaminasi oil, unit penghasil
mengumpulkannya dalam bentuk kemasan. Unit penghasil mengumpulkan
dan menyerahkan limbah-limbah B3 ke Biro Tenaga dan Bengkel. Biro
Tenaga dan Bengkel menempatkan limbah B3 di tempat penampungan
sementara yang telah ditetapkan. Apabila telah mencapai jumlah dan berat
tertentu dan atau 30 hari sebelum batas waktu penyimpanan yang
diizinkan maka diantarkan langsung ke kiln untuk dimusnahkan dengan
berkoordinasi dengan Unit Produksi terkait. Biro Jaminan Kualitas
mengumpulkan limbah B3 laboratorium dan botol sisa reagen serta
menempatkannya di penyimpanan sementara. Apabila telah mencapai
jumlah dan berat tertentu dan atau 30 hari sebelum batas waktu
penyimpanan yang diizinkan dilakukan pemusnahan dengan cara dibakar
dalam kiln dengan berkoordinasi dengan unit produksi.
2.11 Pengelolaan Limbah Cair
Dalam proses produksinya, PT Semen Padang tidak menghasilkan limbah cair
secara langsung. Limbah cair yang ada berasal dari limpasan air hujan bercampur
dengan debu dari cerobong dan kebocoran akibat proses produksi. Limpasan air
Sindy Rizkika Syafri (06174020)Maikel Nendes (06174033)
II-15
Laporan Kerja PraktekPT Semen Padang
hujan akan menuju sungai yang mengalir pada kawasan PT Semen Padang. Pada
aliran sungai terluar dari pabrik selalu dilakukan pengambilan sampel dan
dilakukan uji labaoratorium oleh tim K3LH untuk mengetahui besarnya
konsentrasi debu pada badan air tersebut. Hingga saat ini konsentrasi debu pada
badan air tersebut masih berada di bawah baku mutu yang ditetapkan oleh
pemerintah, sehingga tidak diperlukan pengolahan lanjutan terhadap limbah cair
tersebut.
Limbah cair yang perlu perhatian khusus adalah limpasan air hujan yang
membawa zat kapur dari penambangan dan akan mengalir ke sungai yang berada
di kawasan penambangan tersebut. Pengolahan dilakukan dengan membuat check
dam yang mampu mengendapkan padatan yang terbawa oleh aliran sungai
tersebut, namun hasilnya masih belum optimal.
Sindy Rizkika Syafri (06174020)Maikel Nendes (06174033)
II-16