24
BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat PT Semen Padang Pada tahun 1906 seorang ahli teknik Belanda bernama Care l Christoper Lau menemukan sejenis batuan di daerah sekitar Indarung, Kota Padang. Berdasarkan penelitian mereka di laboratorium Vororby Materiallande Zook ternyata batu-batuan tersebut mengandung unsur-unsur yang sangat dibutuhkan dalam pembuatan semen. Hal ini mengundang minat pihak swasta Belanda untuk mengolah deposit bahan baku semen tersebut. Sehingga pada tanggal 18 Maret 1910, mereka mendirikan suatu perusahaan dengan nama NV. Nedherlandsch Indische Portland Cement Maatschappij (NV. NIPCM) di bawah pimpinan Carel Christopher Lau, Ir. Hogenpaad dan Ir. Koninjberg. Perusahaan ini mulai beroperasi pada tahun 1911 dengan kapasitas produksi 22.000 ton/tahun. Kemudian pada tahun 1913 kapasitas produksi ditingkatkan menjadi 36.000 ton/tahun. Pada tahun berikutnya dilakukan perbaikan untuk meningkatkan produksi sehingga pada tahun 1939 kapasitas produksi mencapai 170.000 ton/tahun. Pada masa pendudukan Jepang, tahun 1942 pabrik ini dikuasai oleh pemerintahan Jepang dengan manajemen dari ASANO CEMENT. Pada masa perang dunia ke-II, produksi

BAB II Gambaran Umum Perusahaan.doc

Embed Size (px)

DESCRIPTION

batasan eksisiting

Citation preview

Page 1: BAB II Gambaran Umum Perusahaan.doc

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat PT Semen Padang

Pada tahun 1906 seorang ahli teknik Belanda bernama Carel Christoper Lau

menemukan sejenis batuan di daerah sekitar Indarung, Kota Padang. Berdasarkan

penelitian mereka di laboratorium Vororby Materiallande Zook ternyata batu-

batuan tersebut mengandung unsur-unsur yang sangat dibutuhkan dalam

pembuatan semen. Hal ini mengundang minat pihak swasta Belanda untuk

mengolah deposit bahan baku semen tersebut. Sehingga pada tanggal 18 Maret

1910, mereka mendirikan suatu perusahaan dengan nama NV. Nedherlandsch

Indische Portland Cement Maatschappij (NV. NIPCM) di bawah pimpinan Carel

Christopher Lau, Ir. Hogenpaad dan Ir. Koninjberg. Perusahaan ini mulai

beroperasi pada tahun 1911 dengan kapasitas produksi 22.000 ton/tahun.

Kemudian pada tahun 1913 kapasitas produksi ditingkatkan menjadi 36.000

ton/tahun. Pada tahun berikutnya dilakukan perbaikan untuk meningkatkan

produksi sehingga pada tahun 1939 kapasitas produksi mencapai 170.000

ton/tahun.

Pada masa pendudukan Jepang, tahun 1942 pabrik ini dikuasai oleh pemerintahan

Jepang dengan manajemen dari ASANO CEMENT. Pada masa perang dunia ke-

II, produksi mengalami kemunduran serta operasi tidak berjalan dengan lancar

karena sulitnya memperoleh bahan baku untuk pabrik. Pada tahun 1944 terjadi

pemboman oleh sekutu sehingga pabrik mengalami rusak berat dan produksi

berhenti.

Ketika Proklamasi RI pada tahun 1945 pabrik diambil alih oleh pemerintahan RI,

dan diganti namanya menjadi Kilang Semen Padang. Pada masa agresi Belanda I,

pabrik kembali direbut oleh pemerintahan Belanda. Nama Kilang Semen Padang

diganti menjadi NV. Padang Portland Cement Maatsbychappij (NV. PPCM).

Pada tanggal 5 Juli 1958 pabrik ini diambil kembali oleh pemerintahan RI.

Perusahaan dikelola oleh Badan Pengelola Perusahaan Industri dan Tambang

Page 2: BAB II Gambaran Umum Perusahaan.doc

Laporan Kerja PraktekPT Semen Padang

(BAPPIT) Pusat dan nama Semen Padang mulai diperkenalkan. Dengan keluarnya

PP No. 135 tahun 1961, status perusahaan berubah menjadi Perusahaan Negara

(PN). Kemudian dengan keluarnya PP No. 7 tahun 1971, status perusahaan

berubah dari Perusahaan Negara (PN) menjadi Perseroan Terbatas (PT) dengan

Akta Notaris No. 5 tanggal 5 Juli 1972.

Berdasarkan Surat Menteri Keuangan RI No. 5-326/MK.016/1995, Pemerintah

melakukan konsolidasi atas 3 pabrik semen milik Pemerintah yaitu PT Semen

Tonasa (PTST), PT Semen Padang (PTSP) dan PT Semen Gresik (PTSG).

Konsolidasi tersebut terealisasi pada tanggal 15 September 1995, sehingga saat ini

PT Semen Padang berada di bawah PT Semen Gresik (Semen Gresik Group).

2.2 Lokasi

PT Semen Padang berlokasi di Kelurahan Indarung, Kecamatan Lubuk Kilangan,

Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat, sekitar 14 km dari pusat kota Padang,

dengan ketinggian 200 meter di atas permukaan laut. Penambangan bahan baku

terletak di Bukit Karang Putih dan Bukit Ngalau, Pembangkit Listrik Tenaga Air

(PLTA) terletak di Rasak Bungo dan Kuranji. Pengantongan semen dilakukan di

Teluk Bayur, Medan, Batam dan Jakarta.

2.3 Visi dan Misi PT Semen Padang

Visi PT Semen Padang adalah menjadi industri semen yang handal, unggul, dan

berwawasan lingkungan. Sedangkan misi PT Semen Padang adalah sebagai

berikut:

1. Meningkatkan nilai perusahaan bagi stakeholder, bertumbuh dan

memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan;

2. Mengembangkan industri berwawasan lingkungan;

3. Mengembangkan sumber daya manusia yang kompeten dan

profesional.

2.4 Struktur Organisasi Perusahaan

Sindy Rizkika Syafri (06174020)Maikel Nendes (06174033)

II-2

Page 3: BAB II Gambaran Umum Perusahaan.doc

Laporan Kerja PraktekPT Semen Padang

Sebagai perusahaan dalam bentuk perseroan terbatas dengan struktur organisasi

berbentuk line dan staff. Kekuasaan tertinggi terletak pada PT Semen Gresik

melalui Dewan Komisaris. Perusahaan ini dipimpin oleh Dewan Direksi yang

diangkat berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, sedangkan

pejabat-pejabat di bawahnya diangkat berdasarkan Surat Keputusan Direksi. Salah

seorang dari Dewan Direksi diangkat sebagai Direktur Utama yang dibantu oleh 4

orang Direktur lainnya, yaitu:

1. Direktur Pemasaran, bertanggung jawab terhadap masalah niaga atau

pemasaran. Membawahi beberapa departemen antara lain:

Departemen Penjualan;

Departemen Distribusi dan Trasportasi;

Departemen Perencanaan dan Pengembangan Pemasaran.

2. Direktur Produksi, bertanggung jawab terhadap kelancaran jalannya pabrik

(operasional). Membawahi beberapa departemen antara lain:

Departemen Tambang;

Departemen Produksi II/III;

Departemen Produksi IV;

Departemen Produksi V;

Departemen Utilitas.

3. Direktur Litbang, bertanggung jawab terhadap penelitian dan pengembangan

perusahaan. Membawahi beberapa departemen antara lain:

Departemen Penelitian dan Pengembangan;

Departemen Rancang Bangun dan Rekayasa;

Departemen Jaminan Kualitas dan Perwakilan Manajemen;

Departemen Perbekalan.

4. Direktur Keuangan, bertanggung jawab terhadap masalah-masalah keuangan

dari perusahaan. Membawahi beberapa departemen antara lain:

Departemen Perbendaharaan;

Departemen Akuntansi dan Pengendalian Keuangan;

Departemen SDM;

Departemen SISFO.

Sindy Rizkika Syafri (06174020)Maikel Nendes (06174033)

II-3

Page 4: BAB II Gambaran Umum Perusahaan.doc

Laporan Kerja PraktekPT Semen Padang

2.5 Bahan Baku dan Proses Produksi

2.5.1 Penambangan dan Penyiapan Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan semen adalah batu kapur, batu

silika, tanah liat, dan pasir besi. Kemudian pada proses penggilingan akhir

ditambahkan gypsum.

1. Batu Kapur (Lime Stone)

Batu kapur merupakan sumber Kalsium Karbonat (CaCO3). Dari total

kebutuhan bahan baku, batu kapur yang terdapat di Bukit Karang Putih (± 2

km dari pabrik) digunakan sebanyak ± 81%.

2. Batu Silika (Silica Stone)

Material ini merupakan sumber Silika Oksida (SiO2) dan Aluminium Oksida

(Al2SO3). Batu silika ditambang dari Bukit Ngalau (± 1,5 km dari pabrik), dan

digunakan sebanyak ± 9%.

3. Tanah Lempung (Clay)

Tanah lepung merupakan sumber Aluminium Oksida dan Iron Oksida. Bahan

baku ini ditambang di beberapa lokasi di Padang. Untuk pembuatan semen,

tanah lempung digunakan sebanyak ± 9%.

4. Pasir Besi (Iron Sand)

Pasir besi merupakan sumber Fe2O3. Material didatangkan dari Cilacap, Jawa

Tengah. Kebutuhan pasir besi ± 1%.

5. Gypsum

Gypsum merupakan sumber CaSO4.H2O. material ini digunakan pada

penggilingan akhir sebanyak 3-5%. Material ini didatangkan dari Gresik,

Australia, dan Thailand.

2.5.2 Penggilingan dan Pencampuran Bahan Baku

Pada awalnya, proses produksi yang digunakan di PT Semen Padang terdiri atas

dua jenis, yaitu proses basah dan proses kering. Namun terhitung Oktober 1999

proses basah yang selama ini dilakukan oleh pabrik Indarung I tidak dioperasikan

lagi karena dinilai tidak efisien serta menyadari pentingnya dampak terhadap

Sindy Rizkika Syafri (06174020)Maikel Nendes (06174033)

II-4

Page 5: BAB II Gambaran Umum Perusahaan.doc

Laporan Kerja PraktekPT Semen Padang

pencemaran. Kini Indarung I hanya dioperasikan satu unit penggilingan semen

(cement mill V). Dengan demikian, keseluruhan pabrik saat ini hanya

mempergunakan proses kering.

Dalam proses kering, bahan mentah yang telah disiapkan ditimbang menggunakan

feeder dalam komposisi tertentu untuk kemudian dimasukkan ke dalam raw mill.

Di dalam raw mill terjadi proses penggilingan dengan menggunakan grinding

media berupa bola-bola besi. Selain itu terjadi pula proses pengeringan dengan

menggunakan udara panas yang dialirkan dari kiln, sehingga dihasilkan raw mix

dengan kandungan air < 1%. Udara dari raw mill naik ke cyclone akibat tarikan

fan. Di dalam udara tersebut terbawa pula hasil penggilingan yang halus. Raw mix

yang dihasilkan kemudian masuk ke dalam separator untuk memisahkan raw mix

yang masih berukuran kasar dengan yang telah halus. Produk yang berukuran 25

µm ditransport dengan air slide ke air lift kemudian masuk ke dalam silo raw mix.

Di dalam silo tersebut, raw mix mengalami proses homogenisasi dengan sistem

grafitasi. Sedangkan raw mix yang masih berukuran > 25 µm dimasukkan kembali

ke dalam raw mill sebagai reject untuk digiling.

Gambar 2.1 Raw Mill

2.5.3 Pembakaran

Setelah menjalani proses homogenisasi, raw mix dibakar dalam kiln dengan bahan

bakar batu bara yang telah dihaluskan dengan alat yang dinamakan coal mill.

Tujuan utama proses pembakaran ini adalah untuk menghasilkan reaksi kimia

Sindy Rizkika Syafri (06174020)Maikel Nendes (06174033)

II-5

Page 6: BAB II Gambaran Umum Perusahaan.doc

Laporan Kerja PraktekPT Semen Padang

(kalsinasi) dan pembentukan senyawa antara oksida-oksida yang terdapat pada

bahan mentah. Pembakaran ini dilakukan sampai mencapai suhu maksimum

1400oC.

Pada proses pembakaran ini terdapat proses pemanasan pendahuluan yang terjadi

pada Suspention Preheater. Suspention Preheater berupa cyclone 4 tingkat

dengan suhu masing-masingnya:

Tingkat I : 75oC

Tingkat II : 300oC

Tingkat III : 700oC

Tingkat IV : 1100oC

Proses pembakaran dilakukan dalam kiln yang berotasi dengan kecepatan putaran

maksimal 2 rpm selama proses pembakaran agar material terbakar merata. Raw

mix yang telah mengalami pemijaran di dalam kiln selanjutnya didinginkan di

dalam rotary cooler. Hasil dari proses ini berupa butiran hitam yang disebut

klinker dengan temperatur mencapai 140oC .

Gambar 2.2 Kiln

2.5.4 Penggilingan Klinker

Pada tahap ini klinker didinginkan di dalam silo klinker sehingga suhunya

menjadi 60-85oC, kemudian diumpankan ke dalam cement mill bersama gypsum

dan material ketiga. Material ketiga yang digunakan dapat berupa pozolan atau

lime stone, tergantung pada jenis semen yang akan dihasilkan. Di dalam cement

mill, klinker, gypsum, dan material ketiga digiling sampai kehalusan tertentu

Sindy Rizkika Syafri (06174020)Maikel Nendes (06174033)

II-6

Page 7: BAB II Gambaran Umum Perusahaan.doc

Laporan Kerja PraktekPT Semen Padang

dengan menggunakan grinding media dari bola-bola baja. Campuran yang masuk

pada cement mill adalah 92% klinker, 4% gypsum, dan 4% material ketiga. Hasil

penggilingan berupa produk jadi yang disebut semen. Namun ukuran semen yang

dihasilkan masih bervariasi, maka perlu dilakukan pemisahan dengan separator.

Produk yang berukuran 3-30 µm ditransport dengan belt conveyor ke silo semen,

yang selanjutnya disiapkan untuk pengantongan dan pemasaran, sedangkan

produk yang ukurannya besar dari 30 µm dikembalikan ke cement mill.

Gambar 2.3 Cement Mill

2.5.5 Pengantongan

Proses pengantongan dilakukan sesuai dengan distribusi yang dibutuhkan. Jadi

tidak ada penumpukan semen yang telah dikantongkan tersebut. Semen yang

diambil dari silo semen ditransportasikan ke unit pengantongan dengan alat

transportasi air slide conveyor. Setelah dikantongkan langsung dibawa dengan

belt conveyor ke atas truck dan siap untuk didistribusikan. Selain distribusi dalam

bentuk kantongan, semen yang diproduksi oleh PT Semen Padang juga

didistribusikan dalam bentuk semen curah.

Sindy Rizkika Syafri (06174020)Maikel Nendes (06174033)

II-7

Page 8: BAB II Gambaran Umum Perusahaan.doc

Laporan Kerja PraktekPT Semen Padang

Gambar 2.4 Diagram Alir Proses Produksi Indarung II/III

2.6 Produk-Produk PT Semen Padang

Produk-produk utama dari PT Semen Padang adalah sebagai berikut:

1. Semen Portland Tipe I

Semen Portland Tipe I dipakai untuk keperluan konstruksi umum yang tidak

memerlukan persyaratan khusus terhadap panas hidrasi dan kekuatan tekan

awal. Cocok dipakai pada tanah dan air yang mengandung sulfat antara 0,0%-

0,1%. Semen Portland Tipe I juga dapat digunakan untuk bangunan rumah

pemukiman, gedung-gedung, dan lain-lain.

2. Semen Portland Tipe II

Semen Portland Tipe II dipakai untuk konstruksi bangunan dari beton massa

yang memerlukan ketahanan sulfat (pada lokasi tanah dan air yang

mengandung sulfat antara 0,1% - 0,2%) dan panas hidrasi sedang. Semen

Portland Tipe II juga dapat digunakan untuk bangunan di pinggir laut,

Sindy Rizkika Syafri (06174020)Maikel Nendes (06174033)

II-8

LS & SS StorageLS = 2 x 10.000 ton

(min. 10.000 ton)SS = 2 x 3000 ton

(min. 1000 ton)

Iron SandStorage7000 ton

(min. 1500 ton)

Clay Storage2 x 6000 ton

(min. 3000 ton)

LS & SS StorageLS = 2 x 10.000 ton

(min. 10.000 ton)SS = 2 x 3000 ton

(min. 1000 ton)

RAW MILL160 TPH

RAW MILL160 TPH

COAL MILL12 TPH

COAL MILL12 TPH

CEMENT MILL107 TPH

CEMENT MILL107 TPHPG

SILO RAW MIX4 x 6000 ton

(min. 2 x 5000 ton)

KILN, 2100 TPD

KILN, 2100 TPD

SILO KLINKER2 x 24.000 ton

(min. 2 x 5000 ton)

Coal Storage10.000 ton

(min. 3000 ton)

Tipe I

Tipe I

PCC

PCC

Tipe I

PCC

PPC

PCC

Dari Indarung IV

SILO SEMEN8 X 6000 TON

PPIPP-T.BAYURKa. WagonTruk Wagon

Indarung II

Indarung III

Page 9: BAB II Gambaran Umum Perusahaan.doc

Laporan Kerja PraktekPT Semen Padang

bangunan di bekas tanah rawa, saluran irigasi, beton massa untuk dam dan

landasan jembatan.

3. Semen Portland Tipe III

Semen Portland Tipe III dipakai untuk konstruksi bangunan yang

memerlukan kekuatan tekan awal tinggi pada fase pemulaan setelah

pengikatan terjadi. Semen Portland Tipe III juga dapat digunakan untuk

pembuatan jalan beton, bangunan-bangunan tinggi, bangunan-bangunan

dalam air yang tidak memerlukan ketahanan terhadap serangan sulfat.

4. Semen Portland Tipe V

Semen Portland Tipe V dipakai untuk konstruksi bangunan pada tanah/air

yang mengandung sulfat melebihi 0,2%. Semen Portland Tipe V sangat cocok

untuk instalasi pengolahan limbah pabrik, konstruksi dalam air, jembatan,

terowongan, pelabuhan dan pembangkit tenaga nuklir.

5. Super Masonry Cement

Semen ini termasuk jenis semen Portland Campur (Mixed Cement) yang

digunakan untuk konstruksi ringan dengan kekuatan tekan karakteristik (fc)

maksimal 20 Mpa (200 kg/cm2) pada umur 28 hari. Dapat digunakan untuk

konstruksi perumahan gedung, jalan dan irigasi yang struktur betonnya

maksimal K 225. Dapat juga digunakan untuk bahan baku pembuatan genteng

beton, hollow brick, paving block, tegel dan bahan bangunan lainnya.

6. Super “Portland Pozzolan Cement” (PPC)

Semen yang memenuhi persyaratan mutu Semen Portland Pozzolan SNI 15-

0302-1994 dan ASTM C 595 M-95 a, dapat digunakan secara luas seperti:

Konstruksi beton massa (bendungan, dam dan irigasi);

Konstruksi beton yang memerlukan ketahanan terhadap

serangan sulfat (bangunan tepi pantai, tanah rawa);

Bangunan/instalasi yang memerlukan kekedapan yang

lebih tinggi;

Pekerjaan pasangan dan plesteran.

Sindy Rizkika Syafri (06174020)Maikel Nendes (06174033)

II-9

Page 10: BAB II Gambaran Umum Perusahaan.doc

Laporan Kerja PraktekPT Semen Padang

7. Oil Well Cement, Class G-HSR (High Sulfate Resistant)

Merupakan semen khusus yang digunakan untuk pembuatan minyak bumi

dan gas alam dengan konstruksi sumur minyak di bawah permukaan laut dan

bumi. OWC yang telah diproduksi adalah Class G-HSR (High Sulfate

Resistant) disebut juga sebagai “Basic OWC”. Aditif dapat ditambahkan

untuk pemakaian pada berbagai kedalaman dan temperatur.

8. Portland Cement CEM I 42.5 R-NA

Portland Cement CEM I 42.5 R-NA adalah tipe semen dengan kekuatan awal

yang tinggi, susut relatif pada waktu mengering serta tahan terhadap

pembekuan pada iklim dingin (frost). Cocok untuk pekerjaan, seperti:

Konstruksi terowongan/bendungan;

Konstruksi jalan raya dan jembatan;

Pengecoran beton pada suhu yang dingin atau pengecoran

akibat adanya rembesan air;

Beton yang tahan terhadap alkalis reaktif;

Industri beton pracetak (Precast Concrete) yang

membutuhkan kekuatan tekan awal tinggi;

Konstruksi umum dan cukup workable untuk aduk

pasangan & plesteran dengan pengerutan/penyusutan rendah (lower

shrinkage).

2.7 Pemasaran

Daerah pemasaran PT Semen Padang untuk produk Semen Portland Tipe I dan

Super Masonry Cement (SMC) meliputi seluruh wilayah propinsi di pulau

Sumatera, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat dan

Kalimantan Selatan. Sedangkan untuk produk-produk lainnya seperti Semen

Portland Tipe II, III, V dan Oil Well Cement (OWC) disamping dipasarkan ke

daerah yang disebut di atas, juga ke daerah lain yang memerlukannya. Selain

untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, PT Semen Padang juga mengekspor

diantaranya ke Bangladesh, Myanmar, Vietnam, Maldives, Philipina, Singapura,

Brunai Darussalam, Timor Timur dan lain-lain.

Sindy Rizkika Syafri (06174020)Maikel Nendes (06174033)

II-10

Page 11: BAB II Gambaran Umum Perusahaan.doc

Laporan Kerja PraktekPT Semen Padang

PT Semen Padang hampir 63% mendistribusikan semen melalui angkutan laut

dalam kemasan zak dan curah. Sedangkan selebihnya menggunakan angkutan

darat dalam kemasan zak, big bag dan curah.

Distribusi ke daerah pasar melalui angkutan darat seperti ke daerah Sumatera

Barat, Tapanuli Selatan, Riau Daratan, Bengkulu dan Jambi. Pengantongan untuk

distribusi melalui darat dilakukan di Pabrik Pengantongan Indarung dan

pengantongan untuk distribusi melalui laut dilakukan di Pabrik Pengantongan

Teluk Bayur. PT Semen Padang juga mempunyai packing plant di Belawan,

Batam dan Tanjung Priok.

2.8 Penerapan Sistem Manajemen Mutu

Dalam menghadapi tantangan era globalisasi pasar bebas, maka PT Semen Padang

telah mendapatkan pengakuan dan izin pemakaian tanda sebagai berikut:

1. ISO 9002-1994, sertifikat No.95-97 scope: Raw Material Mining, Cement

manufacturing and Cement packing and marketing, dari Quality Certification

Bereau Inc.Canada (QCB);

2. ISO 9001-1994, sertifikat No.97-585 scope: Design Development Production,

Instalation and Servicing of equepment for Industries dari Quality

Certification Bureau Inc.Canada (QCB);

3. ISO 14001: 1996/SNI 19-14001-1997 dari Sucofindo International

Certification Services, Organization No.EMS 00013;

4. Certificate of Conformity No.0/20/008/3 dari Lembaga Mutu Landes Material

Prufamt Sachsen-Anhalt (LMPA) Magdeburg, Germany.

5. OHSAS 18001/SMK 3 Occupational Health and Safety Management Systems

6. ISPS Code, dll

2.9 Pengendalian Pencemaran Udara

Sindy Rizkika Syafri (06174020)Maikel Nendes (06174033)

II-11

Page 12: BAB II Gambaran Umum Perusahaan.doc

Laporan Kerja PraktekPT Semen Padang

Komitmen PT Semen Padang dalam mengelola limbah mengandung pengertian

bahwa semua yang berdampak negatif bagi lingkungan harus diminimalkan.

Pengelolaan ini tidak hanya dibatasi pada pengelolaan limbah yang telah terjadi

(end of pipe treatment), tetapi merupakan satu kesatuan sistem pengelolaan

sumber daya alam melalui pendekatan lingkungan, yang dikenal dengan

pendekatan produksi bersih (cleaner production). Untuk proses produksi bersih

mencakup upaya-upaya:

1. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam pemakaian bahan baku;

2. Mengganti dan mengurangi jumlah dan toksisitas seluruh limbah dan emisi

yang dikeluarkan sebelum meninggalkan proses.

3. Pengendalian terhadap sumber pencemar udara, dengan memasang alat

pengendali seperti Cyclone, Fabric Filter, dan Electrostatic Precipitator.

Dalam proses produksi semen terdapat emisi debu dan gas buang yang tidak bisa

dihindari. Upaya yang dilakukan hanya sebatas meminimalkan jumlahnya.

Pemantauan kualitas udara oleh PT Semen Padang dilakukan terhadap udara emisi

dan udara ambien, sesuai dengan standar baku mutu yang dikeluarkan oleh

pemerintah untuk pabrik semen. Dalam operasionalnya emisi cerobong utama

dipantau setiap saat dengan mengunakan recorder. Sehingga apabila terjadi

penyimpangan dapat sesegera mungkin diatasi dan selanjutnya dapat digunakan

dalam evaluasi. Evaluasi dilakukan oleh Biro Kesehatan, Keselamatan Kerja, dan

Lingkungan Hidup (K3LH). Kemudian Biro K3LH melaporkan ke pihak

manajemen setiap tiga bulan sekali disertai dengan hasil pemantauan

lingkungannya. Untuk melihat sejauh mana efektifitas pelaksanaan pengendaliaan

dilakukan pemantauan, yang berupa hasil analisis spot sample terhadap

pengendalian operasional dan pengukuran udara lingkungan.

Dalam hal pemantauan kualitas udara di PT Semen Padang dibagi menjadi dua

bagian yaitu pemantauan kualitas udara emisi dan kualitas udara ambien. Untuk

pemantauan kualitas udara emisi dilakukan dengan dua metode sampling, yaitu

sampling kontinu dan sampling berkala. Sampling kontinu mengunakan Dust

Concentration Meter, alat ini dipasang di sisi luar cerobong. Sampling berkala

Sindy Rizkika Syafri (06174020)Maikel Nendes (06174033)

II-12

Page 13: BAB II Gambaran Umum Perusahaan.doc

Laporan Kerja PraktekPT Semen Padang

dilakukan dengan alat Gravimath SCH 5. Pengukuran dengan alat ini dilakukan

oleh Biro K3LH PT Semen Padang. Pengukuran emisi ini dilakukan terhadap

parameter polutan berupa partikulat/debu, SO2 dan NOX. Pemantauan dilakukan

oleh pihak ke tiga yaitu Balai Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes)

dan Balai Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Sumbar.

Pemantauan kualitas udara ambien oleh pihak ke tiga dilakukan satu kali enam

bulan dengan parameter polutan berupa partikulat/debu, SO2, CO, NO2, oksidan,

H2S, HC dan Pb pada beberapa titik sampling. Penentuan titik sampling yang

digunakan PT Semen Padang adalah:

1. Menentukan arah angin dominan siang hari atau malam hari;

2. Titik sampling dipilih pada jarak (0-500) m, (500-1000) m, dan (1000-2000)

m dari sumber;

3. Titik sampling lebih banyak diambil pada arah angin dominan baik siang hari

maupun malam hari;

4. Memilih titik sampling pada daerah yang tidak terkena dampak sebagai

konsentrasi latar;

5. Memilih tempat dengan kemudahan dan ketersediaan sarana untuk

pemasangan alat.

Hasil pemantauan ini dilaporkan pada pihak manajemen PT Semen Padang untuk

dapat ditindak lanjuti jika terjadi penyimpangan. Selanjutnya hasil pemantauan ini

juga dilaporkan kepada Bapedalda sebagai wujud kepedulian PT Semen Padang

terhadap lingkungan.

Komitmen PT Semen Padang dalam mengelola limbah, juga terlihat dengan

adanya rencana program menuju Proper Hijau untuk tahun 2012. Dimana

persyaratan untuk mendapatkan Proper dengan peringkat hijau khususnya untuk

kriteria udara/energi yaitu:

1. Mempunyai program konservasi energi dan pengurangan emisi udara;

2. Melakukan audit penggunaan energi dan pengendalian emisi udara;

3. Mempunyai neraca penggunaan energi;

Sindy Rizkika Syafri (06174020)Maikel Nendes (06174033)

II-13

Page 14: BAB II Gambaran Umum Perusahaan.doc

Laporan Kerja PraktekPT Semen Padang

4. Melakukan kegiatan pengurangan emisi fugitive minimal 2% dari baseline

data;

5. Melakukan kegiatan pengurangan penggunaan BPO (Bahan Perusak Ozon);

6. Melakukan kegiatan pengurangan GRK sebesar minimal 2% dari baseline

data;

7. Melakukan efisiensi energi minimal 2% dari baseline data, mempunyai

neraca penggunaan energi.

2.10 Pengelolaan Buangan Padat

Untuk menciptakan lingkungan pabrik yang bersih dan penerapan dari Sistem

Manajemen Lingkungan maka PT Semen Padang melakukan pengelolaan

terhadap limbah yang berasal dari berbagai kegiatan. Pengelolaan limbah padat di

PT Semen Padang telah dilakukan secara cermat, berlapis mulai dari unit kerja,

koordinator yang ditetapkan dan Biro Pengelolaan Persediaan. Dalam proses

identifikasi limbah, masing-masing unit kerja bertangung jawab mengidentifikasi

seluruh limbah yang dihasilkan dengan mencatatnya ke dalam format yang telah

ditentukan PT Semen Padang. Secara umum prosedur pengelolaan limbah padat

di PT Semen Padang dibagi atas:

1. Limbah non B3

Untuk limbah non B3 dalam pengelolaannya dalam pengelolaannya dibagi

menjadi limbah yang masih memiliki nilai ekonomis dan limbah akan

dimusnahkan. Limbah yang masih memiliki nilai ekonomis seperti: grinding

media bekas, besi bekas, kabel bekas, belt bekas, kawat povin bekas, bram,

fire brick bekas, dll. Limbah non B3 yang masih memiliki nilai ekonomis

diserahkan kepada Yayasan Igasar Semen Padang untuk menjual dan

menggunakan hasil penjualan dari limbah tersebut. Limbah yang akan

dimusnahkan (tidak bernilai ekonomis dan tidak dapat digunakan) seperti:

sludge, bahan bangunan bekas, sampah pekarangan, sampah perkantoran,

limbah proyek bangunan baru, kantong pecah di packer atau proses pemuatan

ke truk/kapal, dll. Limbah non B3 yang tidak bernilai ekonomis dan tidak

dapat digunakan kembali di kelola dengan melakukan pemusnahan dengan

Sindy Rizkika Syafri (06174020)Maikel Nendes (06174033)

II-14

Page 15: BAB II Gambaran Umum Perusahaan.doc

Laporan Kerja PraktekPT Semen Padang

pembakaran atau diangkut ke tempat pembuangan sampah yang dikelola oleh

PT Semen Padang.

2. Limbah B3

Untuk limbah B3 dalam pengelolaannya dibagi menjadi:

Limbah yang masih memiliki nilai ekonomis, seperti: baterai bekas,

kapasitor bekas, oli bekas, grease bekas, dan toner/cartridge bekas.

penanganan limbah B3 yang masih memiliki nilai ekonomis disreahkan

kepada Yayasan Igasar.

Limbah yang akan dimusnahkan (memang sudah tidak bernilai ekonomis

dan tidak dapat digunakan kembali), seperti: limbah serbuk gergaji

terkontaminasi oli, sarung tangan terkontaminasi oli, majun bekas, pasir

dan ijuk bekas pencucian tinta, tinta beku, limbah karet, limbah B3

laboratorium, botol sisa reagen. Khusus untuk majun bekas, sarung

tangan, dan serbuk gergaji terkontaminasi oil, unit penghasil

mengumpulkannya dalam bentuk kemasan. Unit penghasil mengumpulkan

dan menyerahkan limbah-limbah B3 ke Biro Tenaga dan Bengkel. Biro

Tenaga dan Bengkel menempatkan limbah B3 di tempat penampungan

sementara yang telah ditetapkan. Apabila telah mencapai jumlah dan berat

tertentu dan atau 30 hari sebelum batas waktu penyimpanan yang

diizinkan maka diantarkan langsung ke kiln untuk dimusnahkan dengan

berkoordinasi dengan Unit Produksi terkait. Biro Jaminan Kualitas

mengumpulkan limbah B3 laboratorium dan botol sisa reagen serta

menempatkannya di penyimpanan sementara. Apabila telah mencapai

jumlah dan berat tertentu dan atau 30 hari sebelum batas waktu

penyimpanan yang diizinkan dilakukan pemusnahan dengan cara dibakar

dalam kiln dengan berkoordinasi dengan unit produksi.

2.11 Pengelolaan Limbah Cair

Dalam proses produksinya, PT Semen Padang tidak menghasilkan limbah cair

secara langsung. Limbah cair yang ada berasal dari limpasan air hujan bercampur

dengan debu dari cerobong dan kebocoran akibat proses produksi. Limpasan air

Sindy Rizkika Syafri (06174020)Maikel Nendes (06174033)

II-15

Page 16: BAB II Gambaran Umum Perusahaan.doc

Laporan Kerja PraktekPT Semen Padang

hujan akan menuju sungai yang mengalir pada kawasan PT Semen Padang. Pada

aliran sungai terluar dari pabrik selalu dilakukan pengambilan sampel dan

dilakukan uji labaoratorium oleh tim K3LH untuk mengetahui besarnya

konsentrasi debu pada badan air tersebut. Hingga saat ini konsentrasi debu pada

badan air tersebut masih berada di bawah baku mutu yang ditetapkan oleh

pemerintah, sehingga tidak diperlukan pengolahan lanjutan terhadap limbah cair

tersebut.

Limbah cair yang perlu perhatian khusus adalah limpasan air hujan yang

membawa zat kapur dari penambangan dan akan mengalir ke sungai yang berada

di kawasan penambangan tersebut. Pengolahan dilakukan dengan membuat check

dam yang mampu mengendapkan padatan yang terbawa oleh aliran sungai

tersebut, namun hasilnya masih belum optimal.

Sindy Rizkika Syafri (06174020)Maikel Nendes (06174033)

II-16