BAB I Pendahuluan Fix

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Bunga melati merupakan salah satu komoditas bernilai ekonomi tinggi, kegunaannya tidak hanya sebagai bunga tabur pusara, penghias ruangan, dekorasi pelaminan dan pelengkap dalam upacara adat, tetapi juga sebagai obat tradisional dan pengharum teh. Pemakaian bunga melati dalam jumlah yang besar digunakan sebagai pengharum teh. Kebutuhan bunga melati untuk pabrik teh berkisar 2 s/d 6 ton/ hari. Di Indonesia terdapat dua jenis bunga melati yang dibudidayakan, yaitu melati putih (Jasminum sambac) dan melati gambir (Jasminum officinale). Bunga melati banyak dibudidayakan di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Data produksi bunga melati dapat dilihat pada tabel 1.1 dibawah ini : Tabel 1.1 Produksi bunga melati Jawa Barat Produksi (Kg) 2003 137452 2004 145369 2005 150554 2006 164986 2007 355766 Sumber: DEPERIN,2009 Tahun Jawa Tengah Produksi (Kg) 13926423 15152908 20360974 23058911 28096197 Jawa Timur Produksi (Kg) 218808 699882 987677 1043369 1367488

Bunga melati mempunyai komposisi kimia yang terdiri dari Benzil asetat, D linalool, Linalool asetat, Benzil alkohol, Jasmone, Indole, Metil anthramilat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.2 dibawah ini :

Bab I Pendahuluan Pra Rancangan Pabrik Minyak Atsiri dari Bunga Melati Tabel 1.2 Komposisi dari bunga melati Komponen Benzil asetat (C9H10O2) D linalool (C10H18O) Linalool asetat (C12H20O2) Benzil alkohol (C7H8O) Jasmone (C11H16O) Indole (C8H7N) Metil anthramilat (C8H9NO2) Jumlah % 65 15.5 7.5 6 3 2.5 0.5

I2

Minyak atsiri melati adalah senyawa organik yang merupakan hasil ekstraksi dari bunga melati. Minyak atsiri melati digunakan untuk keperluan industri kosmetik, industri farmasi, industri minyak wangi, industri sabun, industri jamu, dan terapi aroma. Kebutuhan minyak atsiri melati selama ini masih di impor dari luar negeri. Impor minyak atsiri Indonesia didatangkan dari banyak negara seperti Perancis, China, India, dan negara-negara lain. Selama ini produksi minyak atsiri melati di Indonesia hanya dilakukan secara industri kecil menengah (home industry) sehingga kebutuhan impor minyak atsiri melati masih lebih besar daripada kebutuhan ekspor. Pabrik minyak atsiri melati ini didirikan dengan fungsi: 1. Mengurangi ketergantungan impor minyak atsiri melati di Indonesia. 2. Menambah lapangan pekerjaan sehingga angka pengangguran di Indonesia dapat dikurangi. 3. Menambah devisa negara dengan cara mengekspor minyak atsiri melati. 1.2. Analisa Pasar Kebutuhan terhadap suatu produk didaerah tertentu dapat dijadikan indikasi dari langkah awal perencanaan pendirian suatu pabrik dengan mengetahui keadaan pasar dalam rangka pemasaran produk akan berakibat juga terhadap penjualan produk tersebut dan keuntungan maksimal yang akan diperoleh.

Laporan Tugas Akhir

Arie Setiadi 114045004 Fajar Rivai 114045005

Bab I Pendahuluan Pra Rancangan Pabrik Minyak Atsiri dari Bunga Melati 1.2.1. Perkembangan Impor

I3

Pada tahun 2003 impor minyak atsiri melati tercatat sebesar 5931 kg, sedangkan pada tahun 2004 tercatat sebesar 12985 kg dan pada tahun 2005 tercatat mengalami penurunan menjadi 10489 kg. Selanjutnya untuk tahun-tahun berikutnya kebutuhan impor semakin meningkat. Untuk lebih jelasnya, perkembangan impor selama lima tahun terakhir ditampilkan pada tabel berikut dibawah ini : Tabel.1.3 Perkembangan Impor Minyak Atsiri Melati Indonesia Tahun 2003-2007 Tahun Impor (Kg) 2003 5931 2004 12985 2005 10489 2006 19364 2007 26853 Sumber: DEPERIN,2009 Tabel 1.4 Proyeksi Perkembangan Impor Minyak Atsiri Melati di Indonesia Tahun 2008-2012 Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 Proyeksi Impor (Kg) 38829.414 56147.297 81188.940 117399.133 169759.039

Laporan Tugas Akhir

Arie Setiadi 114045004 Fajar Rivai 114045005

Bab I Pendahuluan Pra Rancangan Pabrik Minyak Atsiri dari Bunga Melati

I4

GRAFIK IMPOR DAN PROYEKSI PERTUM BUHAN IM POR (KG/TAHUN)15000.000 IMPOR 10000.000 5000.000 0.000 2002 -5000.000 2004 2006 2008 TAHUN IMPOR Linear (IMPOR) 2010 2012 2014

Gambar 1.1. Impor Minyak Atsiri Melati Dalam Negeri Dari data-data tersebut dapat diproyeksikan nilai impor pada tahun 2012 adalah sebesar 169759.039 Kg. 1.2.2. Perkembangan Ekspor Sementara itu ekspor minyak atsiri melati terlihat mengalami perkembangan yang stabil. Nilai ekspor yang paling terendah terlihat pada tahun 2003 yaitu sebesar 83 kg. Selanjutnya pada tahun 2004 sebesar 128 kg dan tahun 2005 nilai ekspor mengalami penurunan menjadi 97 kg. Pada tahun 2006 nilai ekspor sebesar 269 kg. Untuk lebih jelasnya tabel berikut menampilkan ekspor minyak atsiri melati dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007. Tabel 1.5 Perkembangan Ekspor Minyak Atsiri Melati Indonesia Tahun 2003-2007 Tahun Ekspor (Kg) 2003 83 2004 128 2005 97 2006 269 2007 368 Sumber: DEPERIN,2009

Laporan Tugas Akhir

Arie Setiadi 114045004 Fajar Rivai 114045005

Bab I Pendahuluan Pra Rancangan Pabrik Minyak Atsiri dari Bunga Melati Tabel 1.6 Proyeksi Perkembangan Ekspor Minyak Atsiri Melati di Indonesia Tahun 2008-2012 Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 Proyeksi Ekspor (Kg) 547.673 815.069 1213.020 1805.266 2686.672

I5

GRAFIK EKSPOR DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKSPOR (KG/TAHUN)3000.000 EKSPOR 2000.000 1000.000 0.000 2002 -1000.000 2004 2006 2008 TAHUN EKSPOR Linear (EKSPOR) 2010 2012 2014

Gambar 1.2. Ekspor Minyak Atsiri Melati Dalam Negeri Dari data-data tersebut dapat diproyeksikan nilai ekspor pada tahun 2012 adalah sebesar 2686.672 Kg. 1.2.3. Perkembangan Produksi Selama ini yang memproduksi minyak atsiri melati di Indonesia adalah industri kecil menengah (home industri). Adalah Sapta Mitra Pantura yang merupakan produsen minyak atsiri melati dan mempunyai kapasitas maksimum produksi 685 kg/ tahun. Berdasarkan data Departemen Perindustrian perkembangan produksi pada tahun 2003 sebesar 129 kg, mengalami kenaikan pada tahun 2004 menjadi 274 kg. Tahun 2005 mengalami penurunan menjadi 196 kg. Tahun 2006 sampai dengan tahun 2007 selalu mengalami kenaikan, dari 438 kg menjadi 579 kg. Untuk lebih jelasnya tabel berikut menampilkan produksi minyak atsiri melati dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007. Laporan Tugas Akhir Arie Setiadi 114045004 Fajar Rivai 114045005

Bab I Pendahuluan Pra Rancangan Pabrik Minyak Atsiri dari Bunga Melati

I6

Tabel 1.7 Perkembangan Produksi Minyak Atsiri Melati Indonesia Tahun 2003-2007 Tahun 2003 2004 2005 2006 2007 Produksi (Kg) 129 274 196 438 579 Tabel 1.8 Proyeksi Perkembangan Produksi Minyak Atsiri Melati di Indonesia Tahun 2008-2012 Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 Proyeksi Produksi (Kg) 856.453 1266.861 1873.934 2771.912 4100.196

GRAFIK PRODUKSI DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN PRODUKSI (KG/TAHUN)1000.000 PRODUKSI 800.000 600.000 400.000 200.000 0.000 2002 -200.000 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

TAHUN PRODUKSI Linear (PRODUKSI)

Gambar 1.3. Produksi Minyak Atsiri Melati Dalam Negeri Dari data-data tersebut dapat diproyeksikan nilai produksi pada tahun 2012 adalah sebesar 4100.196 Kg. 1.3. Penentuan Kapasitas Produksi Pabrik ingin didirikan pada tahun 2012, dengan memperhatikan data Laporan Tugas Akhir Arie Setiadi 114045004 Fajar Rivai 114045005

Bab I Pendahuluan Pra Rancangan Pabrik Minyak Atsiri dari Bunga Melati

I7

produksi, impor, ekspor di Indonesia. Maka kapasitas produksi pada tahun 2012 dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut: In Produksi Sehingga, Peluang pasar = Konsumsi = (Produksi + Impor) - Ekspor Impor Minyak Atsiri Melati tahun 2012 sebesar 169759.039 kg. Ekspor Minyak Atsiri Melati tahun 2012 sebesar 2686.672 kg. Produksi Minyak Atsiri Melati tahun 2012 sebesar 4100.196 kg. + Impor = = Out Ekspor + Konsumsi

Dari data di atas, dapat dilakukan perhitungan peluang pasar minyak atsiri melati, sehingga kapasitas produksi pabrik kami dapat ditentukan. Peluang Pasar = Konsumsi = (Produksi + Impor) - Ekspor = (4100.196 + 169759.039) kg 2686.672 kg = 171172.563 kg/ tahun. Kapasitas pabrik diambil 70% dari peluang. Karena dianggap untuk memenuhi permintaan di dalam negeri maupun di luar negeri. Kapasitas Pabrik = 70 % x Peluang = 70 % x 171172.563 kg / tahun = 119820.794 kg/ tahun 120000 kg/ tahun Kapasitas produksi yang akan digunakan merupakan kapasitas ekonomis dari industri kecil menengah yang sudah ada yaitu 685 kg/ tahun. Berdasarkan data kapasitas ekonomis tersebut, maka pabrik yang akan didirikan pada tahun 2012 sebesar 120000 kg/ tahun dengan asumsi 1 tahun adalah 330 hari dan satu hari adalah 24 jam. Kapasitas ini diharapkan akan mengurangi ketergantungan impor serta untuk menggalakkan ekspor. 1.4. Penentuan Lokasi Pabrik Penentuan lokasi pabrik adalah salah satu hal yang sangat penting dalam mendirikan suatu pabrik. Lokasi pabrik akan berpengaruh secara langsung terhadap kelangsungan hidup pabrik, juga berperan dalam menentukan keberhasilan dan kelancaran proses

Laporan Tugas Akhir

Arie Setiadi 114045004 Fajar Rivai 114045005

Bab I Pendahuluan Pra Rancangan Pabrik Minyak Atsiri dari Bunga Melati produksi.

I8

Banyak faktor yang menjadi pertimbangan dalam menentukan lokasi pabrik. Faktor ini dapat dibagi menjadi faktor primer dan faktor sekunder. Faktor primer terdiri dari sumber bahan baku, daerah pemasaran dan transportasi. Faktor sekunder terdiri dari unit pendukung, tenaga kerja, komunitas masyarakat, lahan dan sarana dan prasarana. Berdasarkan faktor-faktor tersebut maka pabrik yang akan didirikan berlokasi di kawasan Industri Tegal, Jawa Tengah.

Gambar 1.5. Peta Daerah Jawa Tengah Untuk memungkinkan dapat dilakukan penentuan lokasi maka perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut dibagi dalam dua bagian, yaitu: 1.4.1 Faktor Utama / Primer (Primary factor) a) Dekat dengan letak sumber bahan baku Pabrik memerlukan bahan baku untuk diolah menjadi suatu produk. Bahan baku ini perlu diangkut dari sumbernya ke lokasi pabrik untuk diolah. Pabrik memperoleh jumlah bahan baku yang dibutuhkan dengan mudah, harga yang tidak terlalu tingi dan biaya pengangkutan yang rendah serta tidak rusak, sehingga apabila diolah biaya produksinya dapat ditekan dan kualitas produk yang dihasilkan dapat optimum. Bunga melati merupakan bahan baku untuk pembuatan minyak atsiri melati. b) Letak pasar Mengingat minyak atsiri melati merupakan barang jadi dan digunakan

Laporan Tugas Akhir

Arie Setiadi 114045004 Fajar Rivai 114045005

Bab I Pendahuluan Pra Rancangan Pabrik Minyak Atsiri dari Bunga Melati

I9

sebagai bahan baku dalam keperluan industri kosmetik, farmasi, minyak wangi, sabun, industri jamu, dan terapi aroma. Maka lokasi pabrik ini harus dapat mensuplai produknya ke pabrik-pabrik yang memerlukan, tanpa terhambat transportasinya atau bahaya kerusakan produk seminim mungkin dapat ditekan selama pengiriman sampai ke tangan konsumen. c) Fasilitas Transportasi Transportasi biasanya meliputi pengangkutan dan pemindahan sampai ditempat tujuan baik untuk bahan baku maupun produk, diusahakan biayanya seminim mungkin. Pabrik ini direncanakan mengambil lokasi didaerah dekat dengan jalan besar dan juga dekat dengan pelabuhan sehingga memudahkan transportasi bahan baku maupun produk. Di lokasi ini juga terdapat berbagai alat transportasi, sehingga memenuhi semua persyaratan dalam hal pengangkutan. 1.4.2 Faktor Sekunder a) Unit Pendukung (Utilitas) Perlu diperhatikan sarana-sarana pendukung seperti ketersediaan air, listrik dan sarana lain untuk menunjang proses produksi agar berjalan dengan baik. Sumber air disini diperoleh melalui sungai sibelis yang melintasi wilayah Tegal, Jawa Tengah. Suatu pabrik membutuhkan tenaga listrik untuk keperluaan menjalankan alat-alat produksi dan alat-alat yang mendukung produksi secara keseluruhan. Kebutuhan tenaga listrik bagi pabrik biasanya cukup besar, sehingga lokasi pabrik dipilih dekat dengan sumber tenaga listrik. Di Kawasan Industri Tegal terdapat sumber tenaga listrik yang dapat digunakan oleh penduduk sekitar dan industri. Sedangkan dalam pabrik ini direncanakan seluruh kebutuhan listrik akan menggunakan sumber tenaga listrik dari PLN. b) Tenaga Kerja Tenaga kerja yang terampil mutlak dibutuhkan dalam proses suatu pabrik. Untuk kebutuhan tenaga kerja dapat dipenuhi dari daerah Tegal, karena daerah ini terdapat sumber daya manusia yang berkualitas, selain dari daerah Tegal sendiri tenaga kerja dari berbagai daerah pun digunakan. c) Lahan Faktor ini berkaitan dengan rencana pengembangan pabrik lebih lanjut.

Laporan Tugas Akhir

Arie Setiadi 114045004 Fajar Rivai 114045005

Bab I Pendahuluan Pra Rancangan Pabrik Minyak Atsiri dari Bunga Melati

I1 0

Tegal merupakan kawasan daerah industri, sehingga lahan di daerah tersebut sudah disiapkan untuk pendirian atau pengembangan pabrik. d) Komunitas masyarakat Suatu pabrik untuk berjalan terus tidak lepas dari faktor penerimaan lingkungan masyarakat terhadap pendirian dan pengembangan pabrik. Secara tidak langsung, reaksi masyarakat terhadap pendirian pabrik berkaitan erat dengan faktor keamanan pabrik yang bersangkutan. Bagaimanapun juga akan lebih baik jika terlebih dahulu diadakan pendekatan awal terhadap masyarakat untuk memberi pengertian terhadap mereka untuk apa dan bagaimana bentuk industri yang akan didirikan. Sehingga tidak mengganggu kehidupan masyarakat dan lingkungan hidup sekitarnya. Oleh karena itu dibutuhkan kerja keras untuk memberikan pengertian terhadap masyarakat sehingga pabrik dapat berjalan sesuai dengan rencana. Sehingga keadaan sosial penduduk sekitar sudah terbiasa dengan lingkungan industri dan pendirian pabrik baru sudah bisa diterima dan tidak ada kesulitan dalam beradaptasi. e) Sarana dan Prasarana Pendirian pabrik juga perlu mempertimbangkan sarana dan prasarana seperti jaringan telekomunikasi dan fasilitas lainnya. Fasilitas-fasilitas penunjang sudah tersedia di kawasan tersebut. Fasilitas tersebut dapat meningkatkan kinerja karyawan, fasilitas-fasilitas tersebut diantaranya adalah rumah sakit/ poliklinik, rumah ibadah, sekolah, sarana olah raga dll. 1.5. Proses-proses Komersial Produksi Minyak Atsiri Melati Proses produksi minyak atsiri melati dapat dibuat melalui beberapa cara, antara lain : 1.5.1. Proses Ekstraksi dengan Pelarut Menguap Proses ini memiliki kelebihan yaitu prosesnya yang mudah dan murah. Pelarut dapat diperoleh kembali dari rangkaian proses. Tahapan proses ekstraksi ini terdiri dari Perendaman dan Pengadukan agar terjadi kontak antara bahan dengan pelarut, Penguapan, dan Pendinginan dan

Laporan Tugas Akhir

Arie Setiadi 114045004 Fajar Rivai 114045005

Bab I Pendahuluan Pra Rancangan Pabrik Minyak Atsiri dari Bunga Melati

I1 1

Penyaringan. Pertimbangan pemilihan pelarut untuk ekstraksi adalah titik didih rendah, murni, tidak bereaksi dengan bahan, bisa dilakukan recovery, bersifat inert terhadap material peralatan dan murah. Pelarut yang biasa digunakan adalah heksan. Penguapan pelarut dilakukan pada suhu dibawah 55oC, dilanjutkan dengan pengembunan untuk mendapatkan kembali heksan cair sekitar 75%. 1.5.2. Proses Enfleurasi (Ekstraksi dengan Lemak) Enfleurasi merupakan suatu teknik menghasilkan minyak bunga melati dengan cara menangkap minyak bunga melati yang menguap menggunakan campuran lemak. Selanjutnya, minyak bunga melati dipisahkan dari campuran lemak dengan melarutkannya dalam alkohol dan dilanjutkan dengan penguapan alkohol hingga yang tersisa minyak melati tersebut atau disebut dengan absolut melati. Campuran lemak yang digunakan untuk adsopsi parfum perlu dibersihkan dari kotoran dan zat-zat lain yang mengganggu proses penyerapan. Sebaiknya dipilih lemak yang tidak keras, tidak juga lembek. Lemak yang keras mempunyai daya serap yang rendah, sedangkan lemak yang semakin lembek daya absorpsinya juga menurun. 1.6. Pemilihan Proses Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya dari proses-proses pembuatan minyak atsiri melati, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Tabel 1.8 Perbandingan Proses pembuatan minyak atsiri melati Ekstraksi dengan Kemurnian Suhu (oC) Bahan Baku Pelarut Menguap 97 % 45 - 50 Heksan Enfleurasi (Ekstraksi dengan Lemak) 86 % 70 - 160 Lemak

Berdasarkan penjelasan di atas, maka pembuatan minyak atsiri melati yang dipilih adalah proses ekstraksi dengan pelarut menguap, dengan pertimbangan: a) Kermurniannya lebih tinggi dibandingkan dengan proses yang lain. b) Proses berlangsung pada temperatur rendah, sehingga relatif lebih aman. Laporan Tugas Akhir Arie Setiadi 114045004 Fajar Rivai 114045005

Bab I Pendahuluan Pra Rancangan Pabrik Minyak Atsiri dari Bunga Melati

I1 2

1.7. Dasar Perancangan Berdasarkan penentuan kapasitas, lokasi dan proses maka dasar pra perancangan dari pabrik minyak atsiri melati ini adalah : Kapasitas Produksi Lokasi Pendirian Pabrik Proses yang digunakan : 120000 kg/ tahun : Tegal, Jawa Tengah : Ekstraksi dengan pelarut menguap.

Laporan Tugas Akhir

Arie Setiadi 114045004 Fajar Rivai 114045005