Upload
lekhue
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 1
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Menjalankan amanat perundang-undangan tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (SPPN) yang diatur dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah dimana setiap daerah diwajibkan untuk menyusun dokumen perencanaan
pembangunan daerah baik dokumen rencana tahunan RKPD maupun dokumen rencana jangka
menengah lima tahunan (RPJMD) dan jangka panjangdua puluh tahunan (RPJPD).
Rencana Kerja Pemerintah Daerah memuat rancangan kerangka ekonomi daerah,
prioritas pembangunan daerah, rencana kerja pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung
oleh pemerintah daerah maupunyang dilakukan dengan bantuan dari pemerintah provinsi dan
pemerintah pusat. Berkenaan dengan hal tersebut, maka RKPD Kota Batam Tahun 2016
menjadi pedoman dalam penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA)dan Prioritas Plafon
Anggaran Sementara (PPAS)Tahun 2016, dalam rangka penyusunan RAPBD Kota Batam
tahun 2016 yang penetapannya dilakukan secara bersama-sama dengan DPRD Kota Batam.
Secara normatif penyusunan RKPD Kota Batam tahun 2016 mempunyai tiga fungsi utama
yaitu :
1. Fungsi alokasi yaitu pembiayaan untuk kegiatan pembangunan yang tidak mungkin
dilaksanakan oleh masyarakat / swasta karena bersifat pelayanan publik seperti penanganan
prasarana dasar dan penyediaan infrastruktur;
2. Fungsi distribusi yaitu pembiayaan diarahkan untuk pemerataan, keadilan sosial dan
mengurangi kesenjangan, yang antara lain meliputi penanganan masalah kemiskinan,
pengembangan wilayah tertinggal dan lainnya.
3. Fungsi stabilisasi yaitu pembiayaan diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,
perluasan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat serta stabilitas keamanan
dan ketertiban.
RKPD Kota Batam Tahun 2016 disusun dengan skala prioritas pembangunan, dengan
mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah yang dijabarkan dalam program dan
kegiatan. Pemerintah Daerah menyusun RKPD Kota Batam tahun 2016sebagai penjabaran dari
RPJMD dengan tahapan sebagai berikut :
1. Persiapan penyusunan RKPD
2. Penyusunan Rancangan Awal RKPD
3. Penyusunan Rancangan RKPD.
4. Pelaksanaan Musrenbang RKPD
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 2
5. Perumusan Rancangan Akhir RKPD Kota Batam
6. Penetapan RKPD
PenyusunanRKPD harus selaras dan konsisten dengan prioritas, sasaran dan program yang
telah ditetapkan untuk tahun 2016 didalam RPJMD. RKPD juga harus mengacu pada
pencapaian sasaran dan prioritas bidang pembangunan nasional dan arah kebijakan
pembangunan nasional sebagaimana tercantum dalam Permendagri 54/2010 dan Permendagri
27/2014.
I.2 Dasar Hukum Penyusunan
Landasan hukum yang digunakan dalam penyusunan Rencana Kerja Pembangunan
Daerah (RKPD) Kota Batam Tahun 2016 adalah :
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 1999 sebagaimana terakhir
diubah dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2003 tentang
Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir,
Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi
dan Kota Batam (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 80, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3968);
2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2002 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Riau
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 111, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4237);
3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
4. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437); sebagaimana telah diubah dengan UU No 8 tahun
2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU No 3 tentang Perubahan
UU No 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi UU (LNRI 2005/108, TLNRI
4548)
5. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4438);
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 48 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502);
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 3
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana
Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah(Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 140);
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah
Kabupaten Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 2007 tentang pengelolaan Keuangan
Negara/Daerah;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan tugas
pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan,
pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pembangunan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4817);
13. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 1 Tahun 2010 tentang Urusan Pemerintah yang
menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam
Tahun 2010 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 67 );
14. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 6 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Batam Tahun 2011-2016 (Lembaran Daerah
Kota Batam Tahun 2011 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor
76);
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 4
I.3 Hubungan Antar Dokumen
RKPD Kota Batam Tahun 2016 merupakan dokumen perencanaan teknis tahunan dan
merupakan penjabaran tahun ke-empat dari RPJMD 2011-2016. Penyusunan dokumen RKPD
dimaksudkan sebagai upaya untuk mewujudkan perencanaan pembangunan. Oleh karena itu,
substansi penyusunan RKPD harus selaras dengan dokumen perencanaan lain.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Batam Tahun 2011-
2016 merupakan penjabaran dari visi, misi dan program dari Kepala Daerah terpilih yang
penyusunannya antara lain berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Kota Batam Tahun 2005 – 2025, dan merupakan kelanjutan dari Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Batam Tahun 2006-2011.
Secara diagram hubungan antara dokumen RKPD Kota Batam dengan dokumen
Perencanaan lainnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
PE
ME
RIN
TA
H
PU
SA
T
APBN
RENJA
K/L
RKA
K/L
RINCIAN
APBN
RAPBN RKP RPJMD
NASIONAL
RPJP
NASIONAL
RENSTRA
K/L
PE
ME
RIN
TA
H
DA
ER
AH
RINCIAN
APBD
RKPD RAPBD APBD
RKA SKPD RENJA SKPD RENSTRA SKPD
RPJP
DAERAH RPJMD DAERAH
UU No 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan
UU No. 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara
Pedoman
Pedoman
Dijabarkan
Pedoman Dijabarkan
Pedoman
Pedoman Pedoman
Pedoman Pedoman
Pedoman
Pedoman Pedoman
Pedoman
Diacu Diperhatikan Diserasikan melalui musrenbang
Ped
om
an
Ped
om
an
Dia
cu
Dia
cu
Gambar 1. Sinkronisasi Dokumen Perencanaan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 5
I.3 Sistematika Dokumen RKPD
Penyusunan RKPD Kota Batam Tahun 2015 ini secara hierarki berpedoman pada
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan Daerah
dengan sistematika sebagai berikut :
Bab I. PENDAHULUAN
Pada bagian ini dijelaskan mengenai gambaran umum penyusunan rancangan awal
RKPD agar substansi pada bab-bab berikutnya dapat dipahami dengan baik.
1.1. Latar Belakang
Mengemukakan pengertian ringkas tentang RKPD, Proses penyusunan RKPD,
Kedudukan RKPD tahun rencana dalam periode dokumen RPJMD, Keterkaitan antara
dokumen RKPD dengan Dokumen RPJMD, Renstra SKPD, Renja SKPD serta tindak
lanjutnya dengan proses penyusunan RAPBD
1.2. Dasar Hukun Penyusunan
Memberikan uraian ringkas tentang dasar hukum yang digunakan dalam penyusunan
RKPD, baik yang berskala nasional maupun lokal.
1.3. Hubungan Antar Dokumen
Bagian ini menjelaskan hubungan RKPD dengan dokumen lain yang relevan seperti
RPJPN, RPJPD Provinsi, RTRW nasional, RTRW Provinsi, RTRW Kota
1.4. Sistematika Dokumen RKPD
Mengemukakan organisasi penyusunan dokumen RKPD terkait dengan pengaturan bab
serta garis besar isi setiap bab didalamnya
1.5. Maksud dan Tujuan
Memberikan uraian ringkas tentang tujuan penyusunan dokumen RKPD dan sasaran
penyusunan dokumen RKPD
BAB II. EVALUASI HASIL PELAKSANAANRKPD TAHUN LALU DAN
CAPAIAN KINERJAPENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
Evaluasipelaksanaan RKPD tahun lalu menguraikan tentang hasil evaluasi RKPD
tahun lalu, selain itu juga memperhatikan dokumen RPJMD dan dokumen RKPD tahun
berjalan sebagai bahan acuan.
Capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan menguraikan tentang kondisi geografi
demografi, pencapaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan, dan permasalahan
pembangunan.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 6
2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah
Bagian ini menjelaskan dan menyajikan secara logis gambaran umum kondisi daerah
yang meliputi aspek geografis, demografis beserta indikator kinerja Pemerintah
Daerah;
2.1.1 Aspek Geografi dan Demografi
Pada bagian ini dijelaskan kondisi umum geografis daerah, potensi
pengembangan wilayah yang dilengkapi dengan table, grafik dan gambar;
2.1.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat
Pada bagian ini dijelaskan kondisi umum kesejahteraan masyarakat sebagai
bagian dari indikator kinerja pembangunan secara keseluruhan;
2.1.3 Aspek Pelayanan Umum
Pada bagian ini dijelaskan kondisi umum aspek pelayanan umum sebagai bagian
dari indikator kinerja pembangunan secara keseluruhan;
2.2 Permasalahan Pembangunan Daerah
Pada bab ini menjelaskan isu-isu permasalahan Kota Batam yang berhubungan
dengan prioritas pembangunan Kota Batam dan permasalahan lainnya yang
berhubungan dengan layanan dasar dan tugas fungsi SKPD dilingkungan Pemerintah
Kota Batam.
2.2.1 Permasalahandaerah yang berhubungan dengan prioritas dan sasaran
pembangunan daerah.
2.2.2 Identifikasi permasalahan penyelenggaraan urusan pemerintahan
daerah.
2.3Isu Isu dan Prioritas Pembangunan Nasional
Pada bab ini menjabarkan apa yang menjadi isu permasalahan pembangunan nasional
dan yang akan menjadi prioritas pembangunan pada tahun 2015. Materi pembahasan
ini tercantum didalam dokumen perencanaan nasional yaitu RPJMN dan RKP 2015
2.3.1 Pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium (MDGs) 2015
2.3.2 Isu Kesetaraan Gender
2.3.3 Program Pengentasan Kemiskinan
BAB III. RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN
KEUANGAN DAERAH
Memuat penjelasan tentang kondisi ekonomi tahun lalu dan perkiraan tahun berjalan,
yang antara lain mencakup indikator pertumbuhan ekonomi daerah, sumber-sumber
pendapatan dan kebijakan pemerintah daerah yang diperlukan dalam pembangunan
perekonomian daerah meliputi pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan
daerah.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 7
3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah
Mengemukakan tentang arahan nasional dibidang ekonomi yang bersumber dari
dokumen RKP (Nasional), RKPD Provinsi dan juga kebijakan dibidang ekonomi yang
tertuang dalam dokumen RPJMD Kota Batam.
3.1.1. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2013 danPerkiraan Tahun 2015.
Memuat penjelasan tentang kondisi dan analisis data statistik perekonomian
daerah, yang antara lain mencakup: Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),
Tingkat Inflasi, Sumbangan Sektoral, Tingkat Investasi (termasuk PMA dan
PMDN), Ekspor, dan Indikator Pembangunan Daerah Bidang Ekonomi yang
tersedia di Daerah.
3.1.2. Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2013dan
Tahun 2015.
Mengidentifikasi tantangan dan prospek perekonomian daerah, khususnya pada
tahun berjalan (2013) dan tahun rencana (2015), antara lain dengan terlebih
dahulu mengadakan analisis atas kondisi internal (kekuatan dan kelemahan) dan
juga kondisi eksternal (peluang dan ancaman) terhadap pencapaian tujuan-
tujuan pembangunan daerah, yang dikaitkan dengan hasil analisis subbab 2.1,
subbab 2.2 dan subbab 3.1.1.
3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah
Berisikan uraian mengenai kebijakan yang akan ditempuh oleh Pemerintah Daerah
berkaitan dengan pendapatan daerah, pembiayaan daerah dan belanja daerah,
berdasarkan hasil analisis pada bab III.
3.2.1. Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan
Hasil analisis kondisi ekonomi daerah dan kajian terhadap tantangan dan
prospek perekonomian daerah, selanjutnya dilakukan analisis dan proyeksi
sumber-sumber pendapatan daerah dituangkan kedalam tabel Realisasi dan
Proyeksi/Target Pendapatan Daerah,
3.2.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah
Berisikan uraian mengenai kebijakan yang akan ditempuh oleh pemerintah
daerah berkaitan dengan pendapatan daerah, pembiayaan daerah, dan belanja
daerah, berdasarkan hasil analisis pada Bab III.
3.2.2.1. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah
Memuat penjelasan tentang analisis dan perkiraan sumber-sumber pendapatan
daerah berdasarkan realisasi tahun-tahun sebelumnya, yang mencakup
Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan lain-lain pendapatan
yang sah.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 8
3.2.2.2 Arah Kebijakan Belanja Daerah
Berisikan uraian mengenai kebijakan yang akan dilakukan oleh Pemerintah
Daerah, minimal yang terkait langsung dengan pengelolaan Belanja (Belanja
Langsung maupun Belanja Tidak Langsung) dalam APBD.
3.2.2.3. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah
Berisikan uraian mengenai kebijakan penerimaan pembiayaan dan kebijakan
pengeluaran pembiayaan daerah.
Kebijakan penerimaan pembiayaan yang akan dilakukan terkait dengan
kebijakanpemanfaatan sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya
(SILPA), pencairan danacadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang
dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah,penerimaan kembali pemberian
pinjaman, penerimaan piutang daerah sesuai dengan kondisikeuangan daerah.
BAB IV. PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH
Mengemukakan secara eksplisit perumusan prioritas dan sasaran pembangunan
daerah berdasarkan hasil analisis terhadap hasil evaluasi pelaksanaan RKPD tahun
lalu dan capaian kinerja yang direncanakan dalam RPJMD, identifikasi isu strategis
dan masalah mendesak ditingkat daerah dan nasional, rancangan kerangka ekonomi
daerah beserta kerangka pendanaan.
4.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan
Menjelaskan tentang hubungan visi/misi dan tujuan/sasaran pembangunan 5 (lima)
tahunan yang diambil dari dokumen RPJMD
4.2. Prioritas dan Pembangunan
Suatu prioritas pembangunan daerah tahun (n) pada dasarnya adalah gambaran
prioritas pembangunan tahun rencana yang diambil dan dikaitkan dengan program
pembangunan daerah (RPJMD) tahun rencana.
BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH
Mengemukakan secara eksplisit rencana program dan kegiatan prioritas daerah yang
disusun berdasarkan evaluasi pembangunan tahunan, kedudukan tahun rencana
(RKPD) dan capaian kinerja yang direncanakan dalam RPJMD. Rencana program
dan kegiatan prioritas harus mewakili aspirasi dan kepentingan masyarakat. Diuraikan
dari program dan kegiatan yang paling bermanfaat atau memiliki nilai kegunaan
tinggi bagi masyarakat.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 9
BAB VI. PENUTUP
Telah dijelaskan tahapan-tahapan sistematika penyajian rancangan awal pada bab-
bab diatas, sehingga memberikan gambaran pemerintah dalam penyusunan RKPD
beserta lampiran hasil (kertas kerja).
I.4 Maksud dan Tujuan
Maksud penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Batam Tahun
2015adalah untuk mewujudkan sinergitas perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah
antar wilayah antar bidang pembangunan dan antar Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam
rangka melaksanakan rencana pembangunan tahunan sebagai penjabaran tahun ke-empat
dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Batam Tahun
2011-2016.
Tujuan penyusunan dokumen RKPD Kota Batam Tahun 2016 adalahsebagai
berikut :
1. Sebagai pedoman bagi Pemerintah Kota Batam dalam penyusunan Kebijakan Umum
Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun 2015,
RAPBD dan APBD Kota Batam tahun 2015.
2. Menjamin keterkaitan dan konsistensi dokumen RPJMD Kota Batam Tahun 2011-2016
dengan dokumen perencanaan pembangunan tahunan, sekaligus juga sebagai pedoman
dalam melihat dan memelihara konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan.
3. Sebagai pedoman bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dijajaran Pemerintah
Kota Batam dalam memanifestasikan kegiatan pembangunan di Kota Batam dalam
menyusun Rencana Kerja Pembangunan (Renja) tahun 2015 dan dalam rangka
menjabarkan visi dan misi Walikota Batam, sehingga tercipta sinkronisasi dan sinergitas
pemahaman antar pelaku pembangunan, baik secara lintas ruang (spasial), maupun lintas
kegiatan (sektoral).
4. Menyediakan informasi bagi pemenuhan laporan Evaluasi Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah yang perlu disampaikan Kepada Pemerintah Pusat.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 10
BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN
KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
II.1 Gambaran Umum
Secara umum kondisi daerah Kota Batam akan dijelaskan melalui empat aspek yang
meliputi aspek geografis dan demografi, aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan
umum dan aspek daya saing daerah.
II.1.1 Aspek Geografi dan Demografi
Pada penjabaran dan penjelasan aspek geografis dan demografi akan diberikan gambaran
yang terdiri dari kondisi geografis daerah, topografi dan kemiringanlereng, iklim dan curah
hujan serta demografis.
a. Kondisi Geografis Daerah
Kota Batam secara geografis mempunyai letak yang sangat strategis, yaitu berada di
jalur pelayaran dunia internasional dengan garis lintang dan bujur terletak antara 0° 25’ 29 ”-
1° 15' 00” Lintang Utara dan 103° 34'35” - 104° 26' 04” Bujur Timur dengan luas wilayah
Kota Batam 426.563,28Ha, terdiri dari luas wilayah darat 108.265 Ha dan luas wilayah
perairan/laut 318.298.28. Wilayah Kota Batam meliputi lebih dari 400 (empat ratus) pulau,
329 (tiga ratus dua puluh sembilan) pulau diantaranya telah mempunyai nama, termasuk di
dalamnya pulau-pulau terluar di wilayah perbatasan Negara yang berbatasan dengan:
Sebelah Utara : Singapura dan Malaysia
Sebelah Selatan : Kabupaten Lingga
Sebelah Barat : Kabupaten Karimun dan Laut Internasional
Sebelah Timur : Kabupaten Bintan dan Kota Tanjung Pinang
Wilayah Kota Batam seperti daerah lainnya di Provinsi Kepulauan Riau, juga
Sumber: Buku RTRW Kota Batam
Gambar 2. Peta Wilayah Kota Batam
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 11
merupakan bagian dari paparan kontinental. Pulau-pulau yang tersebar di daerah ini
merupakan sisa-sisa erosi atau penyusutan daratan protersier yang membentang dari
Semenanjung Malaysia/Singapura di bagian utara sampai dengan pulau Moro dan Kundur
serta Karimun di bagian selatan.
Singapura dan Malaysia yang berada di sebelah utara Kota Batam, secara ekonomi
makro memberikan pengaruh yang cukup signifikan dalam perekonomian Batam. Letak
strategis Batam telah menjadi daya tarik bagi Singapura untuk merelokasikan aktivitas
industri mereka ke Batam karena ketersediaan lahan yang cukup dan kemudahan investasi
yang diberikan.
Sebelah selatan Kota Batam berbatasan dengan wilayah Kabupaten Lingga dan sebelah
barat dengan Kabupaten Karimun serta laut internasional, Kota Tanjung Pinang dan
Kabupaten Bintan terletak di sebelah timur Kota Batam. Kedua daerah ini memiliki
keterkaitan emosional dan kultural dengan Kota Batam. Kota Tanjung Pinang sekaligus
merupakan ibukota Provinsi Kepulauan Riau sehingga menjadi pusat pemerintahan Provinsi.
Kota ini juga memiliki potensi wisata yang cukup besar baik wisata bahari dan terutama
wisata sejarah.
b. Topografi dan Kemiringan Lereng
Wilayah Kota Batam relatif datar dengan variasi berbukit-bukit di tengah pulau,
ketinggian antara 7 hingga 160 mdpl. Wilayah yang memiliki elevasi 0 hingga 7 mdpl
terdapat di pantai utara dan pantai selatan Pulau Batam dan sebelah timur Pulau Rempang
serta sebelah utara, timur dan selatan Pulau Galang. Sedangkan pulau-pulau kecil lainnya
sebagian besar merupakan kawasan hutan mangrove. Wilayah yang memiliki ketinggian
sampai 100 mdpl dengan topografi berbukit-bukit yang sangat sesuai untuk kawasan resapan
air untuk cadangan air baku, umumnya berada di bagian tengah Pulau Batam, Rempang dan
Galang serta Galang Baru.
Wilayah Kota Batam yang memiliki kemiringan lereng 0 – 3% tersebar di pesisir pantai
di Teluk Senimba, Teluk Jodoh, Teluk Tering dan Teluk Duriangkang. Wilayah yang
memiliki kemiringan lereng 3 – 10% tersebar hampir diseluruh Pulau Batam mulai dari
Perbukitan Dangas Pancur di Sekupang danTanjung Uncang ke sebelah timur, dari Teluk
Jodoh sampai Duriangkang dan terus ke pesisir timur, sebagian besar dimanfaatkan untuk
kegiatan perkotaan.
Lereng antara 10 – 20% sebagian besar berada di daerah kaki bukit dengan relief relatif
rendah tersebar dibagian tengah Pulau Batam dan pulau-pulau besar lainnya. Lereng 20 –
40% sebaran luasnya membentuk jalur sempit di punggung bukit sepanjang Bukit Dangas
Pancur dan Bukit Senyum.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 12
Sementara itu wilayah dengan kelerengan di atas 40% berada di sepanjang Bukit
Dangas Pancur. Beberapa puncak bukit di Pulau Batam antara lain Bukit Dangas Pancur
169m, Bukit Temiang 179 m, Bukit Senimba 140 m dan Bukit Tiban 110 m.
Kota Batam memiliki 2 (dua) wilayah air tanah yaitu:
(1) Perbukitan lipatan yang terdapat hampir disebagian wilayah.
Wilayah air tanah ini terdapat pada kawasan dengan batuan penyusun berupa batu
pasir, batu lempung, fillit, dan kuarsit yang bersifat padu. Umumnya, air tanah
tersimpan dalam aquafir berupa rekahan atau secah serta pada material rombakan
hasil lapukan batuan padu tersebut dan terdapat pada kedudukan dangkal.
(2) Air tanah yang terdapat di daerah batuan beku.
Jenis air tanah ini terdapat dibagian timur Pulau Batam yang tersusun oleh granit
dan hasil erupsi lainnya. Daerah batuan beku di wilayah Kota Batam terdapat di
Pulau Buluh, Pulau Bulan Lintang, Pulau Lengkana, Pulau Sekanak, Pulau
Melawa, Pulau Dendang, dan Pulau Air Asam. Batuan penyusun ini terdapat pada
daerah batuan beku berupa batu pasir dan batu lempung keras dan bersifat kedap
air.
c. Iklim dan Curah Hujan
Kota Batam beriklim tropis dengan suhu minimum pada tahun 2014 antara 21,4 - 23,9
°C dan suhu maksimum berkisar antara 31,8 - 34,1°C. Suhu rata-rata sepanjang tahun 2014
adalah 22,5 hingga 33,0°C. Tekanan udara rata-rata per bulan tahun 2014 berkisar antara
1008,6 – 1012,0 mbs dengan tekanan minimum antara 1004,4 – 1007,7 mbs dan tekanan
maksimum antara 1013,3 – 1016,0 mbs. Kelembabanudara minimum berkisar antara 43-58%
dan kelembaban maksimum berkisar antara 93-100%, dengan rata-rata kelembaban per bulan
berkisar antara 75-86%. Kecepatan angin maksimum 21 knot hingga 50 knot dengan
kecepatan angin rata-rata per bulan berkisar antara 4 knot hingga 10 knot. Banyaknya hari
hujan selama setahun di Kota Batam pada tahun 2014 adalah 171 hari atau hari hujan di Kota
Batam rata-rata perbulan 14 haridengan curah hujan setahun 2.025,9 mm. Banyak curah hujan
di Kota Batam tergolong tinggidibanding tahun 2013 mengalami penurunan.
d. Demografis
d.1. Penduduk
Penduduk Kota Batam bersifat heterogen terdiri dari multi suku yang ada di Indonesia,
dengan penduduk aslinya adalah suku Melayu. Penduduk Kota Batam Tahun 2011
tercatat sebanyak 1.137.894 jiwa. Penduduk Kota Batam pada tahun 2012 tercatat
sebanyak 1.235.651 jiwa terdiri dari 638.404 jiwa atau 51,67% laki-laki dan 597.247
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 13
jiwa atau 48,33% perempuan. Pada tahun 2013 jumlah penduduk Kota Batam menjadi
sebanyak 1.135.412 jiwa dan pada tahun 2014 jumlah penduduk Kota Batam sebesar
1.030.528 jiwa, terdiri dari 529.745 jiwa atau 51,41 persen penduduk laki-laki dan
500.783 jiwa atau 48,59 persen penduduk perempuan. Jika dibandingkan dengan
jumlah pendudukpada tahun 2013 terjadi penurunan jumlah penduduk sebesar 9,24
persen atau sebanyak 104.884 jiwa. Jumlah penduduk Kota Batam sejak
diberlakukannya perekaman data Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el) secara
nasional terjadi perubahan, hal tersebut dikarenakan sejak tahun 2013 telah diadakan
pembersihan data ganda nasional oleh Tim Pengolah Data Administrasi Kependudukan
Kementerian Dalam Negeri. Secara teknis data ganda dan perekaman KTP-el Batam
yang terekam ganda akan dibersihkan atau dihapus dari data base kependudukan Kota
Batam, sehingga terjadi penurunan jumlah penduduk.
Tabel 2.1. Jumlah Penduduk Kota Batam Menurut Kecamatan
Tahun 2001-2014
Nama Kecamatan Tahun
2011 2012 2013 2014 1 2 3 4 5
Belakang Padang 24.469 25.184 24.137 21.608
Bulang 12.223 12.687 11.299 11.484
Galang 15.842 17.468 16.419 16.955
Sei Beduk 123.189 126.697 107.928 88.858
Nongsa 61.737 66.150 62.140 57.601
Sekupang 136.579 148.927 137.472 123.972
Lubuk Baja 109.438 114.093 105.114 94.249
Batu Ampar 97.465 101.035 86.986 73.443
Bengkong 120.639 127.744 115.912 104.398
Batam Kota 152.976 175.515 165.271 152.737
Sagulung 170.238 188.317 176.491 165.517
Batu Aji 113.099 131.834 126.243 119.706
Jumlah 1.137.894 1.235.651 1.135.412 1.030.528
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Batam
Jika dilihat dari penyebaran penduduk pada tahun 2014, penduduk Kota Batam
terpadat masih berada di wilayah Kecamatan mainland yaitu Kecamatan Sagulung dan
Batam Kota sedangkan yang terendah berada pada wilayah Kecamatan hinterland yaitu
Kecamatan Bulang dan Galang.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 14
Sedangkan jika dilihat dari komposisi penduduk Kota Batam pada tahun 2014 berdasarkan
rasio jenis kelamin (sex ratio) adalah 106, yang berarti setiap 106 orang penduduk laki-laki
terdapat 100 orang penduduk.
d.2. Potensi Pengembangan Wilayah
Rencana penggunaan lahan di Kota Batam dilihat dari rencana pola ruang Kota Batam,
dapat dilihat pada table berikut ini:
Tabel 1. Penggunaan Lahan berdasarkan Pola Ruang Kota Batam
No. JENIS PENGGUNAAN LUAS
m² Ha
1 LINDUNG
a. Buffer Jalan 109,000 10.90
b. Genangan 117,100 11.71
c. Hutan Bakau 20,740,000 2,074
d. Hutan Buru 21,660,000 2,166
e. Hutan Kota 119,577,700 11,957.77
f. Hutan Lindung 144,800,000 14,480
g. Hutan Wisata 9,016,000 901.60
h. Waduk 31,070,000 3,107
i. Sempadan Pantai 4,863,000 4,863.30
TOTAL KAWASAN LINDUNG 351,952,800 35,195.28
2
BUDIDAYA
a. Fasilitas Pelabuhan 22,460,000 2,246
b. Fasilitas Umum 23,300,000 2,330
c. Jasa 56,240,000 5,624
d. Kawasan Bandara 12,260,000 1,226
e. KKOP 1,554,000 155,4
f. Wisata 100,600,000 10,060
g. Perikanan 2,381,000 238.13
h. Industrian 129,300,000 12,930
i. Permukiman 182,900,000 18,290
j. Pertanian/Peternakan 138,400,000 13,840
k. Pusat Pemerintahan 667,500 66.75
l. Infrastruktur Jalan 60,634,700 6,063.47
TOTAL KAWASAN BUDIDAYA 730,697,200 73069.72
TOTAL KESELURUHAN 1,082,650,000 108,265
Struktur Ruang Wilayah
- Sistem pusat-pusat kegiatan pelayanan perkotaan di Kota Batam sebagai komponen
pembentuk struktur ruang wilayah kota dikembangkan dengan Sistem Pusat Kota, Sub
Pusat Kota dan Pusat Lingkungan, yang melayani tidak hanya internal Kota Batam dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 15
kawasan perbatasan, namun juga lingkup regional, nasional, dan internasional, sesuai
arahan RTRWN dan penetapan Batam sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas.
- Sistem pusat-pusat pelayanan Kota di Kota Batam yang dilandaskan pada layanan
langsung kebutuhan masyarakat dan layanan pendukung pengembangan kegiatan-
kegiatan usaha produktif, berdasarkan hirarki dan skala pelayanannya dibedakan atas:
- Pusat Kota, yang merupakan pusat pelayanan hirarki ke 1 (satu) untuk pelayanan
lokal seluruh kota, regional, nasional, dan internasional;
- Sub Pusat Kota, yang merupakan pusat pelayanan hirarki ke 2 (dua) untuk
pelayanan lokal setingkat wilayah kecamatan; dan
- Pusat Lingkungan (Neighbourhood Services Center), yang merupakan pusat
pelayanan hirarki ke 3 (tiga) untuk pelayanan lokal setingkat wilayah kelurahan
atau setingkat satuan lingkungan permukiman (neighbourhood unit).
- Dalam jangka waktu Tahun 2011 – 2031, Batam Center merupakan pusat kota dalam
sistem pusat pelayanan kota, yang berperan sebagai pusat pelayanan pemerintahan,
perdagangan, jasa dan industri. Sub pusat kota tersebar di beberapa wilayah kota
termasuk di P. Rempang dan P. Galang, P. Belakang Padang dan P. Buluh dengan
peran masing-masing baik sebagai sub pusat pelayanan industri, perdagangan, jasa dan
pariwisata.
- Pada Pusat Kota dialokasikan kegiatan-kegiatan pelayanan perkotaan untuk mendukung
pengembangan fungsi-fungsi utama wilayah Kota Batam (pemerintahan, perdagangan
dan jasa, industri, alih muat angkutan laut, pariwisata, dan lain-lain) serta kegiatan-
kegiatan pelayanan tertentu terkait dengan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan
Bebas Batam yang didukung dengan infrastruktur yang memadai.
- Untuk memperkuat orientasi dan pergerakan eksternal Kota Batam di era persaingan
global, struktur ruang wilayah kota dimantapkan melalui peningkatan kualitas layanan
dan pengembangan simpul-simpul (outlet) transportasi berupa bandara, pelabuhan laut,
dan pelabuhan penyeberangan untuk menciptakan akses regional, nasional, dan
internasional yang lebih berdayaguna, berhasilguna, dan berdaya saing.
- Arahan RTRWN untuk pengembangan Pelabuhan Internasional Batam sesuai kondisi
realistik setempat diterjemahkan sebagai sebuah sistem pelabuhan bebas berskala
pelayanan nasional dan internasional dengan dermaga outlet di Pelabuhan Batu Ampar
dan Pelabuhan Kabil, yang telah ditetapkan untuk ditingkatkan hirarkinya menjadi
“pelabuhan internasional hub” (hub international port).
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 16
- Dalam jangka menengah arus pergerakan penumpang dan barang nasional serta
internasional masih akan dilayani oleh pelabuhan nasional dan internasional yang ada
di P. Batam, namun untuk selanjutnya akan dikembangkan pelabuhan baru pada lokasi
yang strategis di P. Rempang dan/atau Galang.
- Untuk menciptakan aksessibilitas yang tinggi antar Pusat Kota dan dengan Sub Pusat
Kota, dan ke/dari simpul-simpul (outlet) utama transportasi (Kawasan Primer), serta
ke/dari Kawasan-kawasan Sekunder (Kawasan Industri, Kawasan Pusat Pemerintahan,
Kawasan Perdagangan dan Jasa, dan lain-lain) dikembangkan jalan tol, jalan lintas atas
(flyover), simpang susun (interchange), jalan lintas bawah (underpass), dan jaringan
transportasi massal (MRT/LRT) yang dapat berada di atas dan/atau di bawah permukaan
tanah/air.
- Untuk menunjang berbagai kegiatan penghidupan dan kehidupan kota, selain sistem
jaringan transportasi juga ditingkatkan pengembangan sistem jaringan prasarana dan
sarana yang lain yaitu: jaringan energi, jaringan telekomunikasi, jaringan sumber daya
air, dan penyehatan lingkungan permukiman.
Pola Ruang Wilayah
- Pola ruang wilayah Kota Batam dikembangkan secara serasi, selaras dan terpadu
dengan struktur ruang wilayah kota, mencakup kawasan-kawasan lindung dan
kawasan-kawasan budidaya untuk mendukung kegiatan sosial-ekonomi dan
kelestarian lingkungan hidup di wilayah darat dan laut;
- Mengembangkan ragam Ruang Terbuka Hijau Kota (hutan lindung, hutan kota,
jalur hijau, taman median jalan, tamankota, taman lingkungan, bumi perkemahan
dll) dalam rangka mewujudkan tutupan hijau minimal 30 % dari luas wilayah darat
kota, untuk meningkatkan fungsi lindung wilayah kota, peresapan air, pengaturan
iklim mikro, dan estetika kota;
- Mengembangkan kawasan-kawasan budidaya sesuai kondisi, potensi, serta
karakteristik sumber daya alam dan lahan berdasarkan kriteria lokasi kegiatan dan
standar teknik pemanfaatan ruang menurut ketentuan perundang-undangan;
- Mengalokasikan pemanfaatan ruang untuk pengembangan Kawasan Perdagangan
Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam di Pusat-pusat Pelayanan Primer sesuai prioritas
sektoral PP Nomor 5 Tahun 2011, tahap pertama pada kawasan-kawasan
pemanfaatan yang tersedia di P. Batam, selanjutnya ke pulau-pulau yang lain dari
delapan pulau yang telah ditetapkan;
- Menciptakan keseimbangan perkembangan dan pemerataan pembangunan antara
delapan pulau yang ditetapkan sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 17
Bebas dengan pulau-pulau sekitar melalui pengembangan Kawasan Strategis,
Kawasan Khusus, dan Kawasan-kawasan Prioritas atau melalui pendekatan
Kawasan Ekonomi Khusus Indonesia (KEKI);
- Memanfaatkan secara optimal areal lahan yang diserahkan pengembang kepada
Pemerintah Kota untuk peningkatan fasilitas pelayanan umum dan bangunan
pemerintah, secara serasi dan selaras dengan pengembangan pusat-pusat kegiatan
pelayanan perkotaan dan ruang terbuka hijau kota;
- Mengintensifkan pemanfatan ruang pada kawasan-kawasan budidaya yang
memiliki nilai ekonomi tinggi di P. Batam, P. Rempang dan pulau-pulau yang lain
dengan mengarahkan pembangunan secara vertikal;
- Mengendalikan kegiatan reklamasi di kawasan-kawasan pengembangan pantai
untuk mengurangi tekanan dan tingkat kerusakan kawasan bukit dan perbukitan di
P. Batam, dan melakukan subtitusi bahan timbun dengan pasir darat dan/atau pasir
laut; dan
- Mengembangkan pemanfaatan ruang di wilayah laut secara terpadu dengan wilayah
darat dan pesisir untuk meningkatkan keserasian, keselarasan, dan untuk
menghindarkan dampak negatif tak diinginkan terhadap lingkungan laut.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 18
Gambar 3. Konsep Rencana Struktur Ruang dan Pola Ruang Wilayah
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 19
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 20
d.3. Wilayah Rawan Bencana
Kota Batam beriklim tropis dengan suhu maksimum berkisar antara 31,8 - 34,1°C
dankecepatan angin maksimum 21 knot hingga 50 knot disamping itu curah hujan di Kota
Batam relatif tinggi dengan karateristik wilayah yang berlembah dan berbukit serta memiliki
besarnya luasan wilayah laut serta wilayah pantai, dimana hal ini tentu saja berpengaruh
terhadap kejadian rawan bencana di Kota Batam. Kondisi rawan bencana yang sering terjadi di
Kota Batam adalah bencana kebakaran, banjir, tanah lonsor, angin puting beliung, bencana
gelombang pasang, abrasi pantai dan rawan terhadap pencemaran tumpahan minyak kotor yang
terbawa air laut sehingga membawa kerugian khususnya terhadap masyarakat pesisir yang
berprofesi sebagai nelayan.
Namun kejadian rawan bencana di Kota Batam masih dikatagorikan ke dalam bencana
lokal dan dapat cepat ditanggulangi dan jarang sampai menimbulkan korban jiwa.
Penanggulangan pasca bencana biasanya dilakukan langsung melalui pendirian posko darurat
penanggulangan bencana, penyelenggaraan dapur umum, pemberian bantuan pangan, tenda
dan bahan bangunan untuk para korban di bawah koordinasi dinas sosial dengan melibatkan
pihak terkait antara lain badan pengusahaan kawasan, pihak keamanan, kecamatan, kelurahan
serta elemen masyarakat. Langkah-langkah penanggulangan bencana dalam RPJMD Kota
Batam diakomodir melalui kegiatan penanggulangan dan penanganan bencana Pemerintah
Kota Batam yang dituangkan dalam program pengendalian banjir dan pengamanan
tebing/pantai serta program penanggulangan bencana serta jaminan sosial.
Kawasan rawan bencana Kota Batam terdiri dari:
Kawasan Rawan Banjir, yaitu kawasan yang diidentifikasi sering dan berpotensi tinggi
mengalami bencana banjir yang disebabkan oleh alam maupun kegiatan manusia secara
tidak langsung, yaitu pada dataran di bagian hilir dan muara sungai, serta pada kawasan-
kawasan cekungan di sepanjang bantaran sungai;
Kawasan Rawan Longsor, yaitu kawasan yang diidentifikasi sering dan berpotensi tinggi
mengalami bencana tanah longsor yang disebabkan oleh alam maupun kegiatan manusia
secara tidak langsung, yaitu pada kawasan-kawasan bukit dan perbukitan dengan struktur
geologi dan lapisan tanah yang rentan;
Kawasan Rawan Abrasi, yaitu kawasan yang diidentifikasi sering dan berpotensi tinggi
mengalami bencana abrasi yang disebabkan oleh alam maupun kegiatan manusia secara
tidak langsung, yaitu pada kawasan-kawasan pesisir berombak besar dengan struktur
geologi pantai cenderung curam dan rentan, terutama pada kawasan-kawasan pesisir yang
menghadap secara langsung ke Selat Malaka dan Laut Cina Selatan; dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 21
Kawasan Rawan Gerakan Tanah yaitu kawasan pada jalur-jalur sesar geologi yang
berpotensi mengalami bencana gerakan dan atau gempa bumi, yaitu diPulau Rempang,
Pulau Galang, dan Pulau Galang Baru, di Kecamatan Galang, yang bagi perlindungannya
diberlakukan sempadan sesar selebar 100 meter (seratus meter) di kiri-kanan garis sesar.
Kawasan Rawan Gelombang Pasang yaitu kawasan yang berada pesisir pantai yang
terutama yang menghadap langsung ke Selat Malaka dan Laut Cina Selatan pada musim-
musim tertentu rawan gelombang pasang.
II.1.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat
a. Pola Konsumsi Masyarakat
Kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari pola pengeluaran konsumsi
masyarakat. Pengeluaran konsumsi digolongkan menjadi dua jenis, yaitu konsumsi
makanan dan bukan makanan. Awalnya pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan
makanan menjadi prioritas utama dalam kehidupan keluarga, dengan meningkatnya
pendapatan secara perlahan pengeluaran non makanan akan menggeser pengeluaran
untuk makanan. Perubahan ini dapat diartikan sebagai peningkatan kesejahteraan. Dari
tabel. 4 dapat dilihat, walaupun sangat lambat, terjadi pergeseran porsi pola konsumsi
masyarakat dari makanan ke non makanan.
Tabel 2. Rata-Rata Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga per Bulan
di Kota Batam Tahun 2009-2013
Tahun
Makanan Non Makanan Jumlah
(Juta Rp) % (Juta Rp) % Rp
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
2009
2010
1,95
2,13
39,90
40,55
2,94
3,12
60,10
59,45
4,89
5,25
2011
2012*)
2013*)
2,25
2,26
2,51
41,59
35,82
36,59
3,16
4,05
4,35
58,41
64,18
63,41
5,41
6,31
6,86
Sumber : BPS Kota Batam, Hasil Survei Harga Konsumen
* )Tahun dasar 2012
Pada tahun 2013, proporsi pengeluaran untuk makanan sebesar 36,59 persen dan
non makanan sebesar 63,41 persen, dimana hal ini berarti proporsi pengeluaran untuk
makanan di Kota Batam jauh lebih baik dari rata-rata nasional dan pada tahun 2014
dipekirakan juga mengalami hal yang sama yaitu adanya kenaikan konsumsi masyarakat
untuk pengeluaran makanan dan pengeluaran non makanan.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 22
Tabel 3. Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Batam
Tahun 2012 –Mei 2015
Kelompok Pengeluaran 2012 2013 2014 Mei
2015
Umum 2,02 7,81 7,61 0,77
1. Bahan makanan 1,95 3,49 1,31 3,19
2. Makanan jadi, minuman rokok dan
tembakau
2,83 0,94 1,12 0,27
3. Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,81 1,03 1,25 0,25
4. Sandang 3,69 -0,01 0,25 0,06
5. Kesehatan 1,66 0,12 0,65 0,08
6. Pendidikan, rekreasi dan olahraga 3,25 0,21 0,33 0,12
7. Transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 1,88 2,02 2,75 0,06
Sumber : BPS Kota Batam
b. Pendidikan
Dalam jabaran UUD 1945 tentang pendidikan yang dituangkan dalam Undang-Undang
No. 20, Tahun 2003. Pasal 3 menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Untuk melihat capaian kinerja pada bidang pendidikan di Kota Batam. Berikut ini akan
dipaparkan data penunjang hasil capaian pendidikan di Kota Batam.
b.1. Salah satu hal dasar dan menjadi faktor penting yang menunjang kemajuan di bidang
pendidikan adalah tersedianya sarana ataupun fasilitas pendidikan, karena akses
terhadap fasilitas tersebut memberikan pengaruh tersendiri terhadap tingkat partisipasi
sekolah di suatu daerah. Sampai tahun 2014 jumlah bangunan sekolah di Kota Batam
negeri dan swasta adalah sebanyak 1.057 unit yang terdiri dari 436 unit gedung TK,
353 unit gedung SD/MI, 141 unit gedung SLTP/Mts dan 127 buah gedung
SMA/MA/SMK, secara lebih rinci dapat di lihat pada tabel di bawah ini.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 23
Tabel 4.Banyaknya Fasilitas Pendidikan Menurut Jenis Sekolah
di Kota Batam Tahun 2014
Jenis Sekolah Jumlah
(1) (2)
TK 436
SD/MI 353
SLTP/MTs 141
SMA/MA/SMK 127
Total Fasilitas 1.057
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Batam
b.2.Indeks Pembangunan Manusia Kota Batam (IPM)
Berdasarkan prediksi IPM Kota Batam untuk indikator bidang pendidikan /
pengetahuan,diperkirakan rata-rata lama sekolahdi Kota Batam tahun 2014 adalah
10,91 tahun. Dari capaian tersebut berarti bahwa, wajib belajar 10 tahun yang
dicanangkan pemerintah pusat sudah terealisasi sebesar 109,10 persen atau
dengan kata lain untuk Kota Batam sudah melebihi target nasional sebesar 9,10
persen. Angka melek huruf Kota Batam diperkirakan akan mencapai sebesar
99,31 persen yang berarti bahwa angka buta huruf di Kota Batam hanya sebesar
0,69 persen.
Tabel 5. Rata-Rata Lama Sekolah dan Angka Melek Huruf
di Kota Batam Tahun 2011 - 2014
Tahun Rata-Rata Lama
Sekolah (Tahun)
Angka Melek Huruf
(%)
1 2 3
2011 10,78 98,97
2012* 10,84 99,29
2013* 10,90 99,30
2014** 10,91 99,31
Sumber : BPS Kota Batam
* Angka Perbaikan
** Angka Prediksi
b. 3. Angka Partisipasi Sekolah
Angka Partisipasi Sekolah (APS) didefinisikan sebagai perbandingan antara
jumlah murid kelompok usia sekolah tertentu yang bersekolah pada berbagai
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 24
jenjang pendidikan dengan penduduk kelompok usia sekolah yang sesuai dan
dinyatakan dalam persentase. Indokator ini digunakan untuk mengetahui
banyaknya anak usia sekolah yang telah bersekolah di semua jenjang
pendidikan. Makin tinggi APS berarti makin banyak anak usia sekolah yang
bersekolah di suatu daerah. Nilai ideal APS = 100 % dan tidak akan terjadi lebih
besar dari 100 %, karena murid usia sekolah dihitung dari murid yang ada di
semua jenjang pendidikan pada suatu daerah.
Tabel 6. Angka Partisipasi Sekolah (APS)
Kota BatamTahun 2011 - 2014
Jenjang Pendidikan 2011 2012 2013 2014
1 2 3 4 5
SD 96,69 98,41 98,87 99,12
SLTP 97,80 94,76 96,92 97,35
SLTA 61,50 67,37 71,42 72,33
Sumber : BPS Kota Batam
Angka partisipasi dalam suatu kegiatan penting diketahui, dengan mengetahui
angka partisipasi tersebut dapat dinilai apakah kegiatan tersebut disukai
masyarakat atau tidak disukai. Semakin besar angka partisipasi suatu program
pendidikan berarti, program, lembaga, daerah tersebut berkualitas, sebaliknya
kurang dan peserta banyak berhenti dalam proses pelaksanaan program berarti
program, lembaga dan daerah tersebut tidak berkualitas.
b.4. Angka Putus Sekolah (APTS)
Proporsi anak menurut kelompok usia sekolah yang sudah tidak bersekolah lagi
atau yang tidak menamatkan suatu jenjang pendidikan tertentu. Adapun
kelompok umur yang dimaksud adalah kelompok umur 7-12 tahun, 13-15 tahun
dan 16-18 tahun. Semakin tinggi angka putus sekolah menggambarkan kondisi
pendidikan yang tidak baik dan tidak merata. Begitu sebaliknya jika angka putus
sekolah semakin kecil maka kondisi pendidikan di suatu wilayah semakin baik.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 25
Tabel 7. Persentase Angka Putus Sekolah (APTS)
Kota Batam Tahun 2011 - 2014
Jenjang Pendidikan 2011 2012 2013 2014
1 2 3 4 5
SD 0,16 0,10 0,03 0,03
SLTP 0,06 0,06 0,13 0,08
SLTA 0,25 0,18 0,11 0,11
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Batam
b.5. Angka Partisipasi Kasar (APK)
Angka Partisipasi Kasar (APK) didefinisikan sebagai perbandingan antara
jumlah murid pada jenjang pendidikan tertentu (SD, SLTP, SLTA dan
sebagainya) dengan penduduk kelompok usia sekolah yang sesuai dan
dinyatakan dalam persentase. Hasil perhitungan APK ini digunakan untuk
mengetahui banyaknya anak yang bersekolah di suatu jenjang pendidikan
tertentu pada wilayah tertentu. Semakin tinggi APK berarti semakin banyak
anak usia sekolah yang bersekolah di suatu jenjang pendidikan pada suatu
wilayah. Nilai APK bisa lebih besar dari 100 % karena terdapat murid yang
berusia di luar usia resmi sekolah, terletak di daerah kota, atau terletak pada
daerah perbatasan.
Tabel 8. Angka Partisipasi Kasar (APK)
Kota Batam Tahun 2011 - 2014
Jenjang Pendidikan 2011 2012 2013 2014
1 2 3 4 5
SD 110,3 111,50 111,90 112,50
SLTP 97,89 99,55 101,66 102,20
SLTA/SMK 68,35 70,20 72,00 72,70
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Batam
b. 6. Angka Partisipasi Murni (APM)
Angka Partisipasi Murni (APM) didefinisikan sebagai perbandingan antara
jumlah siswa kelompok usia sekolah pada jenjang pendidikan tertentu dengan
penduduk usia sekolah yang sesuai dan dinyatakan dalam persentase. Indikator
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 26
APM ini digunakan untuk mengetahui banyaknya anak usia sekolah yang
bersekolah pada suatu jenjang pendidikan yang sesuai.
Tabel 9. Angka Partisipasi Murni (APM)
Kota Batam Tahun 2011 - 2014
Jenjang Pendidikan 2011 2012 2013 2014
1 2 3 4 5
SD 99,65 99,90 100,93 101,25
SLTP 79,34 79,85 80,25 80,95
SLTA/SMK 59,95 60,90 61,96 62,21
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Batam
Semakin tinggi APM berarti banyak anak usia sekolah yang bersekolah di
suatu daerah pada tingkat pendidikan tertentu. Nilai ideal APM = 100 %
karena adanya murid usia sekolah dari luar daerah tertentu, diperbolehkannya
mengulang di setiap tingkat, daerah kota, atau daerah perbatasan.
b.7. Angka Kelulusan
Angka kelulusan merupakan suatu hasil yang diperoleh selama melaksanakan
suatu pendidikan dalam institusi tertentu, dan hasil ini juga menjadi indikator
penting prestasi belajar. Predikat kelulusan merupakan status yang disandang
oleh seseorang dalam menyelesaikan suatu pendidikan yang ditentukan oleh
besarnya indeks prestasi yang dimiliki Waktu tempuh pendidikan seseorang
dalam menyelesaikan studinya menjadi salah satu ukuran prestasi, yang
menyelesaikan studinya lebih awal menandakan prestasinya baik, sebaliknya
waktu tempuh pendidikan yang melebihi waktu normal menandakan prestasi
yang kurang baik. Presentase angka kelulusan per jenjang pendidikan di Kota
Batam dapat dlihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 10. Persentase Angka Kelulusan
Kota Batam Tahun Pelajaran 2010/2011-2013/ 2014
Jenjang
Pendidikan 2010/2011 2011/2012 2012/2013 2013/2014
1 2 3 4 5
SD 99,98 99,97 100,00 100,00
SLTP 98,82 99,50 99,43 99,96
SLTA 98,08 99,24 99,92 99,89
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Batam
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 27
Keberhasilan tingkat kelulusan siswa juga sangat dipengaruhi oleh proses belajar
mengajar yang dilakukan pada lingkungan sekolah khususnya antara jumlah murid
dan jumlah guru, untuk itu berikut ini disajikan perkembangan rasio antara murid per
guru serta rasio murid per kelas.
Tabel 11. Perkembangan Rasio Murid dan Guru
Tahun 2011 - 2014
Indikator
Jenjang
Pendidikan 2011 2012 2013 2014
1 2 3 4 5
Rasio Murid
Per Guru
SD 24 34 33 33
SLTP 12 43 36 36
SLTA 12 20 24 14
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Batam
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa rasio murid per guru untuk jenjang pendidikan
SD berkisar antara 24 sampai 34 siswa yang harus ditanggani oleh satu orang guru.
Untuk jenjang SLTP berkisar antara 12 sampai dengan 43 siswa sedangkan untuk
jenjang SLTA berkisar antara 12 sampai 24 siswa per satu orang guru. Sedangkan
untuk rasio murid per kelas untuk jenjang pendidikan SD rasionya berkisar antara 31
sampai dengan 44 siswa per kelas. Pada jenjang SLTP berkisar antara 26 sampai
dengan 40 siswa per kelas dan pada jenjang SLTA jumlah siswa dalam satu kelas
berkisar antara 26 sampai 28 siswa.
Tabel 12. Perkembangan Rasio Murid per Kelas
Tahun 2011 - 2014
Indikator
Jenjang
Pendidikan 2011 2012 2013 2014
1 2 3 4 5
Rasio Murid
Per Kelas
SD 44 31 31 31
SLTP 26 36 40 40
SLTA 28 28 26 26
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Batam
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 28
II.1.3 Aspek Pelayanan Umum
a. Standar Pelayanan Pemerintah Kota Batam
Dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat, Pemerintah Kota Batam terus
berbenah dengan melakukan penataan organisasi, penataan tatalaksana manajemen SDM
aparatur, penguatan pengawasan, penguatan akuntabilitas kinerja dan budaya kerja serta
terus melakukan peningkatan kualitas pelayanan publik, hal tersebut antara lain
dilakukan dengan pembuatan Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 1 Tahun 2014
tentang Penyelenggaraan Pelayanan Publik yang telah ditetapkan pada lembaran daerah
Kota Batam Tahun 2014 Nomor 1 pada tanggal 15 Januari 2014. Disamping itu dalam
rangka peningkatan pelayanan juga telah ditetapkannya Peraturan Daerah Kota Batam
Nomor 2 Tahun 2014 tentang Sususunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis
Daerah dan Lembaga Lain melalui Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2014 Nomor 2
pada tanggal 12 Maret 2014. Melalui peraturan dearah tersebut untuk pelayanan
perizinan sudah dibentuk SKPD teknis yaitu Badan Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (PTSP). Sejalan dengan hal itu Pemerintah Kota Batam juga
membuatStandar Pelayanan dan Standar Operasional Prosedur (SOP) pada khususnya
pada Satuan Kerja Perangkat Daerah yang secara langsung melakukan pelayanan kepada
masyarakat.
SOP merupakan salah satu bentuk upaya untuk menciptakan standar pelayanan dan
pelaksanaan kegiatan oleh SKPD untuk mencapai efisiensi dan efektifitas serta
transparansi kinerja. SOP selain sebagai pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas
pekerjaan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD juga bisa dipakai sebagai alat
penilaian kinerja SKPD berdasarkan indikator-indikator teknis, administratif dan
prosedural sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada SKPD
bersangkutan sehingga penyelenggaraan pemerintahan menjadi akuntabel. Melalui
penyusunan SOP ini diperoleh beberapa manfaat, antara lain, yaitu:
Membentuk system kerja dan aliran kerja yang teratur, sistematis dan dapat
dipertanggungjawabkan;
Adanya gambaran bagaimana tujuan pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan
kebijakan dan peraturan yang berlaku;
Menjelaskan bagaimana proses pelaksanaan kegiatan berlangsung;
Sebagai saran tata urutan dari pelaksanaan dan pengadministrasian pekerjaan
harian sebagaimana metode yang ditetapkan;
Menjamin konsisten dan proses kerja yang sistematik dan menetapkan hubungan
timbal balik antar satuan kerja.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 29
Terkait pencapaian grand design reformasi birokrasi 2010-2025 khususnya pada
struktur organisasi Pemerintah Kota Batam, juga telah dilakukan penyusunan analisis
jabatan dan beban kerja yang meliputi 225 analisis jabatan struktural dari 1.119
kompetensi jabatan struktural yang ada di struktur jabatan organisasi Pemerintah
Kota Batam. Dalam analisis jabatan ini diuraikan tentang berbagai klasifikasi jabatan
dan kebutuhan personil dengan memberikan analisis tentang persyaratan-persyaratan
dalam menduduki suatu jabatan, yang meliputi : jenjang eselon, klasifikasi minimal
golongan pangkat dan ruang, klasifikasi pendidikan yang dibutuhkan, serta
persyaratan diklat teknis dan fungsional untuk menduduki suatu jabatan struktural.
Penyusunan SOP maupun ANJAB yang telah dilakukan tersebut masih terus
disempurnakan.
b. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Dalam rangka akuntabilitas pelayanan publik, pemerintah pusat melalui Menteri
Negara PAN sejak tahun 2003 telah mengeluarkan Pedoman Umum Penyelenggaraan
Pelayanan Publik melalui Surat Keputusan Menteri Pendayaan Aparatur Negara Nomor
63 Tahun 2003, pedoman umum ini kemudian diikuti oleh dua SK MenPAN pada tahun
2004 melalui SK Nomor 25 dan 26 tentang Pedoman Umum Pengelolaan Indeks
Kepuasan Masyarakat (IKM) dan Transparansi Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
IKM diperoleh berdasarkan pendapat masyarakat yang dikumpulkan melalui survei
kepuasan masyarakat terhadap unit pelayanan publik. Dengan adanya Penyusunan IKM
ini diharapkan akan mampu memberikan gambaran mengenai kualitas pelayanan publik
di instansi pemerintah kepada masyarakat. Guna merespon tuntutan masyarakat terhadap
pelayanan publik tersebut. Pemerintah Kota Batam juga telah melakukan survei kepuasan
masyarakat terhadap unit kerja yang melakukan pelayanan.
II.1.4. Aspek Daya Saing Daerah
Perekonomian suatu daerah dikatakan mengalami pertumbuhan bila terdapat peningkatan
nilai tambah dari hasil produksi barang dan jasa pada periode tertentu. Dengan kata lain
pertumbuhan ekonomi daerah tercermin melalui pertumbuhan angka PDRB.
Potensi Unggulan Daerah
Potensi unggulan daerah Kota Batam pada dasarnya dapat dilihat dari komposisi sektor
ekonomi yang merupakan bagian nilai yang disumbangkan suatu sektor terhadap total
PDRB, yaitu nilai suatu sektor (PDRB suatu sektor) dibandingkan dengan nilai
keseluruhan sektor (total PDRB). Komposisi sektor merupakan gambaran awal untuk
memahami sektor-sektor manakah yang berpotensi menjadi sektor unggulan dalam
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 30
memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB suatu daerah.Empat sektor potensi
unggulan dari sektor ekonomi yang dominan menyumbangkan andil ke dalam PDRB
Kota Batam adalah sektor industri pengolahan, sektor perdagangan hotel dan restoran,
sektor keuangan persewaan dan jasa perusahaan serta sektor bangunan. Secara rinci
potensi unggulan daerah Kota Batam menurut sektor ekonomi tersebut dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel 13.Distribusi Potensi unggulan pada PDRB Kota Batam Tahun 2011 – 2013
Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 (%)
No. Lapangan Usaha 2011 2012* 2013**
1 Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan 1,18 1,16 1,12
2 Pertambangan dan penggalian 0,13 0,12 0,12
3 Industri pengolahan 60,69 59,92 58,99
4 Listrik, gas dan air bersih 0,67 0,66 0,67
5 Bangunan 2,90 2,95 3,02
6 Perdagangan, hotel dan restoran 25,72 26,53 27,40
7 Pengangkutan dan komunikasi 3,06 3,06 3,07
8 Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 4,44 4,41 4,43
9 Jasa-jasa 1,21 1,19 1,18
Sumber : BPS Kota Batam
* Angka Perbaikan
** Angka Sementara
Dari tabel di atas terlihat bahwa distribusi potensi unggulan PDRB Kota Batam
tahun 2013, sektor industri pengolahan masih menjadi sektor unggulan pertama Kota
Batam dengan prediksi kontribusi sebesar 58,99 persen. Sektor unggulan kedua yaitu
sektor perdagangan hotel dan restoran diprediksikan mengalami peningkatan dari 26,53
persen menjadi 27,40 persen. Sektor unggulan ketiga yang memberikan kontribusi besar
dalam PDRB Kota Batam adalah sektor jasa keuangan persewaan dan jasa perusahaan
yaitu sebesar 4,43 persen dan sektor ke empat adalah bangunan dengan kontribusi 3,02
persen.
Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)
Perkembangan laju pertumbuhan ekonomi Kota Batam dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 14. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Batam Menurut
Lapangan Usaha Tahun 2011-2013
S e k t o r 2011 2012* 2013**
(1) (3) (4) (5)
1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan 7,01 4,56 2,50
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 31
Perikanan
2. Pertambangan dan Pengalian 1,03 1,01 0,82
3. Industri 5,55 5,43 4,20
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 10,24 5,28 8,64
5. Bangunan 10,37 8,86 8,26
6. Perdagangan 11,19 10,12 9,32
7. Angkutan 7,74 6,78 6,10
8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 6,17 6,16 6,16
9. Jasa-jasa 3,77 4,54 4,84
Kota Batam 7,20 6,78 5,83
Sumber : BPS Kota Batam
Ket : * Angka Perbaikan
** Angka Sementara
Pada tahun 2011 pertumbuhan ekonomi Kota Batam sebesar 7,20% dan pada tahun
2012 pertumbuhan ekonomi Kota Batam mengalami perlambatan dengan laju
pertumbuhan ekonomi sebesar 6,78% perlambatan tersebut selaras dengan menurunnya
realisasi nilai ekspor Kota Batam pada tahun 2012 dengan nilai ekspor Kota Batam pada
periode tersebut sebesar US$ 10,72 juta dimana pertumbuhan ekspor Kota Batam
menurun sebesar -7,16 persen, begitu juga dengan nilai impor Kota Batam hanya sebesar
US$ 9,28 juta dengan pertumbuhan impor sebesar -3,31 persen. Namun demikian neraca
perdagangan Kota Batam masih mengalami surplus sebesar US$ 1,44 juta. Melambatnya
pertumbuhan ekonomi Kota Batam juga tidak terlepas dari pengaruh melambatnya
investasi akibat dari belum pulihnya perekonomian global, perlambatan kinerja industri
pengolahan serta masih rendahnya realisasi belanja pemerintah pada triwulan I 2015.
Dari sisi inflasi dapat disampaikan bahwa perkembangan inflasi Kota Batam pada
bulan Januari s/d Desember 2014 sebesar 7,61% mengalami penurunan dibandingkan
dengan inflasi yang terjadi pada periode Januari s/d Desember 2014 dengan besar inflasi
7,81%. Masih tingginya inflasi yang terjadi pada tahun 2014 disebabkan terjadinya
kenaikan indeks kelompok bahan makanan sebesar 1,31 persen; kelompok makanan jadi,
minuman, rokok dan tembakau sebesar 1,12 persen; kelompok perumahan, listrik, air, gas
dan bahan bakar sebesar 1,25 persen; kelompok sandang sebesar 0,25 persen; kelompok
kesehatan sebesar 0,65 persen; dan kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan
sebesar 2,75 persen. Pada tahun 2014 semua inflasi disebabkan oleh kenaikan indeks
harga tidak ada satupun indeks harga di Kota Batam pada tahun yang mengalami
penurunan.Inflasi Tahun Kalender (Januari-Mei) 2015 di Kota Batam sebesar 0,56 persen
dan laju inflasi 'year on year' di Kota Batam (Mei 2015 dibandingkan dengan Mei 2014)
sebesar 7,63 persen.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 32
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 33
Gambar 4. Grafik Inflasi Kota Batam Tahun 2011- Mei 2015
Sumber : BPS Kota Batam
c. Fasilitas Infrastruktur
Kondisi Jalan
Pembangunan Infrastruktur jalan sebagian besar sudah mampu membuka
keterisolasian wilayah dan meningkatkan arus lalu lintas orang dan barang sehingga
berdampak pada pertumbuhan perekonomian kota. Perkembangan kondisi jalan di
Kota Batam dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 15. Perkembangan Sarana Jalan di Kota Batam
Tahun 2011 s/d 2014
Tahun
Y e a r Aspal
Asphalted
Kerikil
Grave Tanah
Earth
Tidak
Dirinci
Unspecified
Jumlah
Total
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
2011 931,23 73,00 84,85 - 1.089,08
2012 947,13 73,00 68,95 - 1.183,13
2013 926,22 123,89 48,27 - 1.098,38
2014*) 751,37 117,44 13,76 - 882,57 Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Batam
*) Tidak Termasuk Jalan Nasional dan Jalan Propinsi.
Fasilitas Air Bersih.
Sejak bulan November 1995 pengadaan dan pengusahaan air bersih di Pulau Batam
dikelola oleh pihak swasta. Kebijakan ini memudahkan pendanaan swasta dalam
membiayai sejumlah pekerjaan perbaikan dan pengembangan sistem distribusi
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 34
Sumber air bersih yang memasok kebutuhan air di Pulau Batam berasal dari air baku
yang terdapat pada beberapa WTP yang tersebar di Kota Batam, antara lain yaitu WTP
Sei Baloi, WTP Sei. Ladi, WTP Sei. Harapan, WTP Sei Nongsa, WTP. Muka Kuning,
WTP Tanjung Piayu dan WTP Duriangkang, dengan kapasitas desain WTP sebesar
3.000 liter/detik dimana banyaknya air yang distribusikan pada tahun 2014 adalah :
Rumah Tempat Tinggal dan Instansi Pemerintah 72,41%
Industri 8,09%
Badan sosial, Rumah Peribadatan dan Rumah Sakit 4,50%
Niaga (Hotel, Taurism) 14,52%
Pelabuhan / Bandara 0,46%
Lokasi Waduk di Kota Batam seperti terlihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 5. Peta Lokasi Waduk di Pulau Batam
Dengan kapasitas produksi sebesar 4.682 lt/det. Gambaran kapasitas waduk di Kota
Batam dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 16. Kapasitas Air Bersih di Kota Batam Tahun 2014
Nama Waduk
Volume
( m 3)
Kapasitas
Desain WTP
(Lt/Dtk)
Kapasitas/Produksi
(Lt/Dtk)
(1) (2) (3) (4)
1. Sei Harapan 3.600.000 210 212,96
2. Sei Baloi 270.000 30 26,10
3. Sei Nongsa 720.000 60 85,64
4. Sei Ladi 9.490.000 240 316,40
5. Muka Kuning 12.270.000 310 333,52
6. Duriangkang 78.180.000 3000 1.368,72
7. Rencana Waduk Tembesi 41.876.080 600 -
8. Waduk Rempang 5.166.400 232 -
9. Waduk Sei Gong - - -
Sei Harapan
Nongsa
Sei Ladi
Muka Kuning Duriangkang
Sei Baloi
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 35
Jumlah 151.572.480 4.682 2. 343,62
Sumber : BP Kawasan Batam
Perkembangan Kota Batam yang pesat mengakibatkan kebutuhan air yang semakin
meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di Kota Batam, perkembangan
usaha dan industri yang mengharuskan untuk mencari alternatif sumber air baku. Mengingat
sumber air baku di Kota Batam berasal dari air permukaan / tadah hujan, maka perlu
pengamanan lahan di lokasi Catchment Area.
- Tenaga Kelistrikan
Penyediaan ketenagalistrikan di Kota Batam dikelola oleh PT. PLN Batam untuk
wilayah Pulau Batam. Sedangkan untuk wilayah pulau-pulau lainnya seperti di Belakang
Padang, Pulau Terong, Pulau Pecung, Pulau Buluh, Pulau Kasu, Pulau Karas, Pulau
Sembulang dan Pulau Abang penyediaan ketenagakelistrikan dikelola PT. PLN. Cabang
Tanjung Pinang. Data pengusahaan kelistikan Batam Tahun 2012-2014 melalui PT. PLN
Batam dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 17. Data Pengusahaan Kelistikan PT. PLN Batam
Tahun 2012 s/d 2014
Indikator 2012 2013 2014
Jumlah Pelanggan 237.354 5,0% 251.727 6,1% 268.775 6,8%
Penjualan T/L (MWh) 1.644.224 7.7% 1.826.038 11,1% 1.985.419 8,7%
Daya Mampu (MW) 374 18,4% 344 -8,0% 364,6 6,0%
Beban Puncak (MW) 288 9,1% 310 7,6% 339 9,4%
Fuel Mix BBM (%) 4,91% 0,01% 0,01%
Susut (T & D) (%) 5,97% 6,24% 5,94%
SAIDI (mnt/plg/thn) 29,3 24,31 23,32
SAIFI (Kl/plg/thn) 0,7 0,69 0,59
Batubara (MW)
2x55 2x55 2x55
Gas (MW) 264 234 254 Sumber : PT. PLN Batam
Jumlah pelanggan listrik PLN wilayah khusus Batam sampai dengan tahun
2014sebanyak 268.775 pelanggan dengan daya tersambung 1.192.445 KVA dan beban puncak
339 MW. Komposisi pelanggan pada tahun 2014 jumlahpelangan rumah tangga sebesar 71,35
persen, pelanggan industri 0,12 persen, pelangan usaha 12,04 persen, dan jenis pelanggan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 36
umum 16,06 persen. Kebuttuhan kelistrikan Kota Batam 5 tahun tahun ke depan dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:
- Perhubungan Laut
Untuk menunjang lalu lintas orang dan barang serta bongkar muat barang tersedia beberapa
penumpang dan pelabuhan kargo untuk sandar kapal dengan kapasitas sampai dengan
150.000 DWT yang terdapat di Pelabuhan Kabil, sedangkan untuk kapasitas kontainer saat
ini sebesar 90.000 TEUs di Pelabuhan Batu Ampar yang rencananya akan terus
dikembangkan secara bertahap sampai dengan 4.000.000 TEUs. Sedangkan untuk kapasitas
sandar kapal saat ini sebesar 35.000 DWT. Berikut kondisi dan lokasi pelabuhan yang ada
di Kota Batam dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 6.Gambar Dermaga Utara Terminal Batu Ampar
Kapasitas Sandar : 30,000 DWT Panjang : 176 m Dalam : 10 m
Kebutuhan Listrik Kota Batam 5 Tahun ke Depan
1. Kapasitas Terpasang 374 MW 2. Beban Puncak 266 MW 3. Kebutuhan 5 Tahun ke depan 580 MW 4. Rencana Pengembangan Kelistrikan ke depan 783 MW
Tabel 18. Kebutuhan Listrik Kota Batam
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 37
Gambar 7.Peta Lokasi Pelabuhan Kota Batam
Untuk menunjang lalu lintas orang saat ini di Kota Batam memiliki beberapa pelabuhan
penumpang baik domestik maupun pelabuhan internasional, antara lain Pelabuhan Ferry
Sekupang, Pelabuhan Internasional Ferry Batam Center, Pelabuhan Ferry Internasional Nongsa
Pura, Teluk Senimba dan Harbour Bay.
- Perhubungan Udara
Sarana dan fasilitas perhubungan udara di Kota Batam selama ini dilakukan pada
Bandara Hang Nadim Batam yang melayani kegiatan penerbangan dan bongkar muat.
Kondisi kapasitas Bandara Hang Nadim Batam dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 19.Kapasitas Bandara Hang Nadim
DESKRIPSI UNIT KONDISI SAAT INI RENCANA
PENGEMBANGAN AKHIR
LANDASAN PACU APRON TERMINAL JENIS PESAWAT KAPASITAS TERMINAL KAPASITAS KARGO KAPASITAS PENYIMPANAN BAHAN BAKAR
Meter M² M²
Type Penumpang per
Ton
Kilo liter
4025 X 45 110,541
35,122 (2 Lantai 4 Gar Barata)
B 747 3,300,000
16,230
52,000
4025 X 45 170,000
88,000 (12 Pasang Gar Barata) B 747
8,300,000 700,000
52,000
8. Sekupang, Kargo & Ferry Terminal
Kapasitas 10,000 DWT Ultimate 15,000 DWT Panjang 177 m (1,200 m) Dalam 9 m (12 m) Gudang Terbuka 116,100 m² (143,600 m²)
Gudang Tertutup 42,240 m² ( 92,000 m²) 5. Kabil, (CPO & Cargo)
Kapasitas Sandar : 35,000 DWT ( 150,000 DWT) Panjang : 420 m (5,500 m) Dalam : 13 m (18 m)
Gudang Terbuka : 100,000 m²
1. Batu Ampar, Kargo Kapasitas 35,000 DWT Panjang 600 m (3,000 m) Dalam 6-12 m (17m)
Area Kontainer 60,000 m² (650,000 m²)
3. Nongsa Pura
6. Telaga Punggur
7. Teluk Senimba
2. BatamCenter
4. Kabil, (Container &
General Cargo)
RORO
Sumber : BP Kawasan Batam
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 38
- Telekomunikasi dan Informasi
Perkembangan dunia selular beberapa tahun belakangan ini berkembang sangat pesat
hal ini ditandai dengan terus meningkatnya penggunaan telepon selular di hampir seluruh
pelosok dunia. Pesatnya perkembangan dunia selular juga terjadi di Kota Batam.
Meningkatnya penggunaan telepon seluler di Kota Batam bisa dilihat dari banyaknya operator
seluler yang beroperasi di Kota Batam dan berjamurnya menara telekomunikasi yang terus
bertambah jumlahnya. Provider yang beroperasi di Kota Batam ada sebanyak 20 provider, dan
terdapat 19 penyedia menara dengan jumlah menara telekomunikasi sebanyak 437 menara.
Maraknya keberadaan menara-menara telekomonikasi tersebut disamping memberikan
kemudahan dan kenyamanan bagi konsumennya disisi lain juga menimbulkan dampak
terhadap nilai estetika dan keindahan Kota Batam.
Guna meminimalisir keadaan tersebut maka berdasarkan PP Nomor 38 Tahun 2007
Pemerintah Kota Batam bersama dengan pihak-pihak terkait lainnya telah mengupayakan
adanya penataan terhadap keberadaan menara-menara telekomunikasi tersebut. Dengan
melalui proses yang panjang maka pada tanggal 10 Juli 2009 Dewan Perwakilan Daerah Kota
Batam telah mengesahkan Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 4 Tahun 2009tentang Menara
Telekomunikasi di Kota Batam. Fasilitas Infrastruktur Telekomunikasi dan Informasi di Kota
Batam dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 20.Fasilitas dan Infrastuktur Telekomunikasi
NO URAIAN Satuan
A PSTN dan ISDN Switch
Sentral Telepon Otomat
Kapasitas Total Sentral
18 Lokasi 111,768 SST
B CDMA Switch
Kapasitas Sentral
Jumlah BTS
35.000 CDMA 19 BTS
C
Kapasitas Jaringan
Jaringan Kabel Tembaga
Lebar Pita Serat Optik - Lokal Batam - Ke kota lain melalui Pekanbaru - Sambungan bawah laut TIS
Lebar Pita Radio Gelombang Mikro Dijital - Lokal Batam - Ke kota lain melalui
Pekanbaru - Ke Singapura
Lebar Pita Satelit Dijital
98.690 Satuan Sambungan 377,5 Gbps 15 Gbps 12,5 Gbps 350 Gbps 904 Mbps 34 Mbps 560 Mbps 310 Mbps 52 Mbps
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 39
D Penyedia Layanan Internet
TELKOMNET INSTAN
INDOSATNET
IDOLANET
CENTRIN
Sumber : BP Kawasan Batam
Sebaran Infrastruktur Telekomunikasi dan Informasi di Kota Batam dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.
Gambar 8. Infrastruktur Informasi di Kota Batam (Layanan Telekomunikasi)
Sumber : BP Kawasan Batam
- Perbankan
Dalam menunjang aktifitas berbagai usaha, bisnis maupun perdagangan, di Kota Batam
saat ini telah beroperasi sebanyak 81 bank yang terdiri dari 39 buah bank umum dengan
jumlah kantor sebanyak 155 serta 42 buah bank perkreditan rakyat dengan jumlah kantor
sebanyak 71 buah. Jumlah keseluruhan kantor bank baik bank umum maupun bank
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 40
perkreditan rakyat sebanyak 226 kantor. Rincian jumlah bank umum dan BPR yang ada di
Kota Batam dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 21. Jumlah Bank dan Kantor Bank
di Kota Batam Tahun 2014
Jenis Bank Bank Kantor Bank
1 2 3
Bank Umum
- Bank Persero
- Bank Devisa
- Bank Non Bank
- Bank Pembangunan Daerah
- Bank Asing dan Campuran
Bank Perkreditan Rakyat
- Konvensianal
- Syariah
4
25
2
3
5
40
2
61
72
7
8
7
68
3
Jumlah 81 226
Sumber: Bank Indonesia Batam
- Investasi
Berdasarkan data dari BP Kawasan selama periode bulan Januari sampai dengan September
2014 untuk pendaftaran investasi di BP Batam tercatat ada 106 proyek dengan nilai USD
510.730.526 dan terealisasi sebanyak 46 proyek dengan nilai USD 151.568.947, sedangkan
untuk pendaftaran perluasan investasi ada sebanyak 16 proyek dengan nilai investasi USD
408.566.523 dan terealisasi sebanyak 18 proyek dengan nilai USD 117.362.867.
Beberapa peluang investasi yang masih terbuka dari berbagai sektor kegiatan dalam
upaya mengembangkan ekonomi Kota Batam antara lain sektor industri yang meliputi :
- industri kerajinan, industri bahan bangunan, industri pengolahan makanan dan
industri pengolahan hasil perikanan dan pertanian.
- Aneka Industri meliputi : konveksi, kimia, logam, pengolahan hasil pertanian,
elektronika dan pengolahan kayu,
- Industri berat meliputi industri baja, industri permesinan dan alat pengeboran
minyak.
Sektor Pertanian, meliputi :
- perikanan, peternakan (Fatening) dan hortikultura, seperti yang telah dirintis di
Pulau Nguan dimana Pulau Nguan akan dimanfaatkan sebagai lokasi pertanian dan
perikanan. Hal ini telah dirintis salah satunya dengan kerjasama dengan BPPT
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 41
melalui pembibitan ikan kerapu yang telah berhasil menikmati panen pertama yang
dihadiri oleh Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) serta Bapak Walikota Batam
beberapa waktu yang lalu.
- Komoditas yang memerlukan teknologi tinggi dan padat modal dapat dilaksanakan
oleh pemodal yang berskala besar dan orientasi pasarnya untuk ekspor.
- Komoditas dengan teknologi tidak terlalu tinggi, padat karya dan modal dapat
dilaksanakan oleh investor yang berskala usaha menengah dengan orientasi
utamanya memenuhi kebutuhan lokal.
- Komoditas dengan teknologi tepat guna, yang tidak memerlukan modal yang terlalu
tinggi. Usaha ini diutamakan untuk memenuhi pasar lokal.
Sektor Perdagangan, meliputi :
- Berpeluang pada kegiatan ekspor dan perdagangan retail menengah/besar.
- Potensi investasi di bidang prasarana dan sarana pasar & pergudangan (Cold
Storage).
Sektor Pariwisata, antara lain :
- Perjalanan wisata terpadu dalam bentuk paket-paket wisata yang mampu
memberikan suguhan objek wisata, atraksi wisata dan akomodasi.
- Entertaiment bisnis yang mengelola pelaksanaan workshop, seminar dan event-
event kegiatan berskala internasional.
- Pengembangan kawasan wisata terpadu.
- Pengembangan wisata budaya, sejarah dan bahari.
Sektor Transportasi dan Teknologi, meliputi :
- Pengadaan sarana transportasi darat
- Potensi di bidang transportasi udara (Batam Airline)
- Investasi di bidang perhubungan laut (RO-RO)
- Potensi untuk pengembangan teknologi di bidang informasi Information
Technology (IT)
Sektor lainnya antara lain sebagai berikut :
- Pengelolaan kebersihan termasuk pengelolaan sampah
- Pegelolaan limbah industri
- Pengelolaan air bersih
- Pembangunan pusat perkemahan terpadu dan ketenagalistrikan.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 42
II.2 Permasalahan Pembangunan Daerah
Dalam pelaksanaan Pembangunan daerah di Kota Batam mengacu kepada isu strategis
dan permasalahan mendesak yang perlu ditangani dan diatasi dalam mewujudkan sasaran dan
target yang direncanakan. Adapun yang menjadi permasalahan ataupun isu strategis yang
dihadapi di Kota Batam dan keterkaitannya dengan isu strategis dan permasalahan tingkat
propinsi dan nasional.
II.2.1 Permasalahan Daerah yang Berhubungan Dengan Prioritas dan Sasaran
Pembangunan Daerah
a. Pendidikan
Capaian pembangunan di bidang pendidikan menunjukan hasil yang cukup baik
akan tetapi jika dilihat dari data capaian indikator di bidang pendidikan, diperoleh
permasalahan Masih rendahnya Kualitas dan Akses Jangkauan Pendidikan serta
terdapatnya kesenjangan antara Kabupaten/Kota. APS untuk jenjang pendidikan SD
dan SLTP sudah baik yaitu masing-masingnya 99,12 persen dan 97,35 persen hanya
saja untuk jenjang SLTA baru sekitar 72,33 persen. Rendahnya APS di tingkat
pendidikan SLTA disbanding dengan tingkat SD dan SLTP disebabkan angka
kelulusan SMP yang masih rendah. Walaupun angka indikator di tingkat
pendidikan sudah cukup baik, tetapi capaian di tiap Kabupaten/Kota belum merata
(masih terdapat kesenjangan). Hal tersebut antara lain disebabkan masih kurangnya
untuk beberapa jenis guru, khususnya guru eksakta dan penyebaran tenaga guru
juga belum merata. Secara keseluruhan tenaga guru jumlahnya sudah cukup
memadai dengan rasio yang tergolong baik. Demikian juga dengan prasarana dan
sarana belajar baik kuantitas dan kualitasnya masih perlu ditingkatkan, terutama
untuk daerah pesisir dan Hinterland
b. Kesehatan
Dalam bidang kesehatan, permasalahan dirasakan adalah Masih rendahnya Akses
terhadap Pelayanan Kesehatan antar Wilayah yang diindikasikan dengan kurangnya
tenaga medis dan prasarana/sarana kesehatan terutama di Desa dan Kecamatan.
Jumlah tenaga medis seperti Dokter, Perawat dan Bidan masih terbatas, demikian
juga dengan peralatan dan obat-obatan. Untuk itu maka jangkauanpelayanan
kesehatan harus diperluas dan kualitas pelayanannya ditingkatkan. Disamping itu
angka kematian bayi dan ibu melahirkan terutama di daerah yang terisolir dan
kawasan kumuh (slum) di perkotaan masih cukup tinggi walaupun secara
keseluruhan Kota Batam berada dibawah rata-rata nasional. Selain itu, jaminan
pembiayaan kesehatan dan kurangnya pemanfaatan teknologi di bidang kesehatan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 43
masih kurang. Penyakit infeksi menular seperti demam berdarah dengue (DBD),
HIV/AIDS, tuberculosis dan malaria masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat yang menonjol.
Saat ini Pemerintah Daerah Kota Batam telah memiliki Rumah Sakit Umum
Daerah yang telah ditingkatkan menjadi kategori rumah sakit rujukan tipe B,
dimana kedepannya tetap akan terus ditingkatkan dengan tambahan sarana dan
prasarana operasional RSUD serta tambahan SDM untuk pengelolaannya.
c. Bidang Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi di Kota Batam sampai dengan tahun 2014 menunjukkan
gejala perlambatan. Melihat dari potensi perekonomian yang ada di Kota Batam,
dapat dikatakan bahwa pencapaian pertumbuhan ekonomi tersebut belum optimal.
Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:
1. Belum Dikelolanya Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Secara
Maksimal
Wilayah Kota Batam 74,62 persen merupakan perairan/ lautan, dan
memiliki sumber daya kelautan dan perikanan yang tidak ternilai harganya.
Potensi ekonomi keluatan meliputi perikanan tangkap, budidaya, pengolahan
perikanan, budidaya rumput laut. Potensi energi kelautan seperti gelombang,
pasang surut, angin danenergi panas laut (ocean thermal), namun sayangnya
belum dikelola secara maksimal. Belum maksimalnya pengelolaan Sumber
Daya Kelautan dan Perikanan ini dapat dilihat dari kecilnya kontribusi dari sub
sektor perikanan di dalam PDRB Kota Batam yang hanya menyumbangkan
sebesar Rp 241 milyar atau 0,446 persen rata-rata selama lima tahun terakhir
ini. Rendahnya kontribusi sub sektor perikanan mungkin dikarenakan di Kota
Batam terdapat suatu musim dimana nelayan sulit menangkap ikan karena
ombak yang kuat atau oleh masyarakat setempat sering disebut musim utara.
Kondisi ini tentu saja menjadi tantangan dalam meningkatkan hasil
penangkapan ikan.
Dengan luasnya wilayah perairan Kota Batam diharapkan ke depan sub
sektor perikanan bisa menjadi salah satu sektor unggulan di Kota Batam.
Adanya upaya untuk meningkatkan pengelolaan sumberdaya kelautan dan
perikanan belum sepenuhnya memperhatikan pengelolaan kelautan dan
perikanan yang berkesinambungan, dimana bukan hanya sektor hulu
(penangkapan dan permanenan) saja yang perlu ditingkatkan tetapi juga harus
memperhatikan dan memikirkan sektor hilirnya (pengolahan dan pemasaran)
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 44
sehingga menjadi suatu kesatuan yang efektif dalam memaksimalkan potensi di
bidang kelautandan perikanan.
2. Belum Optimalnya Pelaksanaan Industri Pengolahan yang Berbasis
Pengembangan Ekonomi Lokal
Sektor Industri Pengolahan merupakan sektor yang memberikan
kontribusi PDRB paling besar di Kota Batam khususnya dari sub sektor industri
besar dan industri sedang. Masih menariknya Kota Batam sebagai daerah tujuan
investasi tidak terlepas dari letak Kota Batam yang strategis, dan kebijakan
pemerintah pusat dengan menetapkan Kota Batam sebagai Daerah Perdagangan
Bebas dan Pelabuhan Bebas (PBPB). Namun penetapan tersebut perlu cepat
harus ditunjang dengan regulasi perangkat hukum yang mengaturnya sehingga
tidak ada keraguan-keraguan investor dalam berinvestasi di Kota Batam.
Disamping itu pengembangan Industri di Kota Batam belum
memaksimalkan sektor industri pengolahan yang berorientasi kepada
pengembangan ekonomi lokal. Dengan telah ditetapkan Batam, Bintan dan
Karimun sebagai Kawasan Ekonomi Khusus maka Kabupaten/Kota yang berada
disekitarnya diharapkan mampu menangkap peluang pengembangan
perekonomian dengan lebih mengoptimalkan industri pengolahan yang
memberdayakan masysarakat. Selain itu, promosi merupakan hal yang perlu
dalam pengembangan perekonomian lokal di Kota Batam
3. Masih Kurang Maksimalnya Pemberdayaan Masyarakat sebagai Pelaku
dan Penggerak Ekonomi dan Peningkatan Usaha Kecil dan Menengah
Tidak dapat dipungkiri bahwa masyarakat merupakan pelaku ekonomi.
Pemberdayaan masyarakat sebagai pelaku ekonomi secara tidak langsung juga
memajukan ekonomi di suatu daerah. Pelaksanaan Pemberdayaan masyarakat di
Kota Batam belum sepenuhnya berhasil hal ini disebabkan pelaksanaan
pemberdayaan yang berorientasi ke arah individu atau keluarga dirasakan
kurang efektif. Peran usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan
peningkatan pemberdayaan “kelompok masyarakat’ di berbagai sektor ekonomi
masih perlu ditingkatkan dengan pelatihan dan bimbingan agar terjadinya
kemandirian dan peningkatan perekonomian masyarakat.
4. Masih Tingginya Angka Pengangguran dan Angka Kemiskinan
Jumlah pengangguran di Kota Batam cenderung mengalami
peningkatan, pada tahun 2014 persentase Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 45
Kota Batam sebesar 6,64 persen. Besarnya tingkat penggangguran di Kota
Batam lebih disebabkan olehfaktor migrasi dari luar daerah Kota Batam yang
belum memiliki skill yang dibutuhkan pasar Batam, dimana saat ini di sektor
industry Kota Batam lebih banyak didominasi oleh steel workindustry dan
shipyard yang tentunya lebih membutuhkan SDM yang menguasai skill
dibidang mechanic baja, pipa dan perkapalan dan lain sebagainya. Dengan
terjadinya modernisasi dan perkembangan teknologi, di Kota Batam untuk
kedepan diperlukan tenaga kerja yang mempunyai skill dan pendidikan yang
memadai pada suatu bidang tertentu.
Kendala ketenagakerjaan di Kota Batam antara lain masih tingginya
angka pengangguran terbuka akibat rendahnya serapan lapangan kerja bagi
lulusan sekolah dan kurikulum pendidikan yang belum terintegrasi dan selaras
dengan kebutuhan lapangan kerja serta belum optimalnya Balai Latihan Kerja
bagi penyiapan calon tenaga kerja siap pakai. Hal ini perlu menjadi perhatian
untuk kedepannya, dengan peningkatan sumberdaya manusia (SDM) tenaga
kerja diharapkan agar penyerapan kebutuhan akan tenaga kerja di Kota Batam
dapat diperoleh dari penduduk usia bekerja yang ada di Kota Batam sendiri.
Jumlah penduduk miskin di Kota Batam berdasarkan survey PPLS 2011
adalah sebanyak 40.493 Rumah Tangga Sasaran atau 169.540 jiwa atau sama
dengan 17,08 persen dari total jumlah penduduk Kota Batam hasil sensus sosial
ekonomi nasional (susenas) BPS Kota Batam. Persentase penduduk miskin
Kota Batam cukup tinggi jika dibandingkan dengan angka kemiskinan nasional
yaitu 12,49 persen. Besarnya jumlah penduduk miskin di Kota Batam perlu
menjadi perhatian khusus dari Pemerintah Kota Batam dengan tetap
meneruskan pelaksanaan program pengentasan kemiskinan daerah, disamping
terus mengantisipasi arus urbanisasi pendatang yang masuk ke Kota Batam
yang tidak memiliki keahlian dan berpendidikan karena akan berpotensi untuk
menambah angka kemiskinan terutama di kawasan perkotaan apabila tidak bisa
masuk ke bursa kerja yang tersedia serta menekan angkakelahiran dan
meningkatkan kembali program keluarga berencana.
d. Infrastruktur
Masalah infrastruktur yang dihadapi adalah masih kurangnya
iInfrastruktur dasar yang ada di Kota Batam dan masih belum selesainya pusat
pemerintahan Kota Batam. Permasalahan infrastruktur ini perlu ditanggulangi
untuk mengatasi kesenjangan pembangunan antar wilayah Kabupaten/Kota
dalam hal ketersediaan infrastruktur darat berupa jalan dan jembatan,
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 46
infrastruktur laut berupa pelabuhan, dermaga dan kapal angkutan serta
infrastruktur udara berupa penambahan dan peningkatan sarana bandara.
Penyediaan infrastruktur tersebut secara bertahap diharapkan dapat mendorong
pemanfaatan sumber daya alam yang ada di masing-masing pulau dan
tumbuhnya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di Kota Batam.
Sedangkan masalah mendesak terkait dengan penyediaan infrastruktur
yang dihadapi adalah belum selesainya perumahan rakyat, penyediaan air bersih
dan listrik serta pembukaan akses terhadap daerah terisolir.
e. Lingkungan Hidup
Pembangunan ekonomi yang dilakukan sejak beberapa tahun
belakangan ini secara tidak disadari telah menyebabkan permasalahan kurang
terjaganya kualitas lingkungan hidup. Tingginya kebutuhan akan perumahan
yang diikuti dengan kebutuhan lahan menyebabkan terjadinya kerusakan
ekosistem kawasan hutan dibeberapa titik lokasi hutan, lahan mangrove, pesisir
pantai dan laut serta meluasnya lahan kritis dan perubahan iklim yang sebagian
besar diakibatkan oleh kesalahan perilaku manusia dalam mengelola sumber
daya alam terutama pada tahapan proses yang menggunakan pola cut and fill .
Tingginya laju degradasi hutan dan meluasnya lahan kritis telah berdampak
terhadap lingkungan, hal ini dapat dilihat dari menurunnya kuantitas dan
kualitas air, bencana kekeringan yang cukup lama melanda Kota Batam akhir-
akhir ini.
f. Pulau – pulau Terdepan
Kota Batam mempunyai 4 pulau terdepan yang berbatasan langsung
dengan Negara Tetangga yaitu pulau Batu Berhenti, pulau Putri, pulau
Pelampung dan pulau Nipah serta dengan adanya rencana penambahan 2 (dua)
pulau terluar lagi yaitu pulau Karang Helen Mars dan Karang Banteng.
Kurangnya pemanfaatan pulau-pulau terdepan menjadi isu strategis pada tahun
2013 sehingga wacana pembentukan satuan kerja perangkat daerah (SKPD)
yang khusus mengurusi masalah perbatasan sangat mendesak untuk didirikan.
Pemanfaatan pulau-pulau terdepan di Kota Batam hendaknya menjadi perhatian
mengingat banyak dari pulau terdepan yang mempunyai potensi untuk
dikembangkan. Disamping itu, hampir semua pulau terdepan hingga saat ini
kebanyakan hanya menjadi pulau untuk pengawasan dalam hal perbatasan dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 47
praktek ilegal fishing, dengan demikian masih banyak potensi Kelautan dan
Perikanan Kepulauan yang belum dimanfaatkan.
g. Kinerja Pemerintahan
Pemerintah Kota Batam mempunyai komitmen untuk mewujudkan tata
kepemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance and Clean
Government) dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. Isu strategis yang
muncul terkait hal ini adalah perlunya Meningkatkan kinerja Pemerintahan
yang Bersih dan Berwibawa sehingga kelemahan penyediaan data perlu diatasi
agar lebih optimal dalam proses perencanaan dan evaluasi dalam pelaksanaan
pemerintahan.
Percepatan perwujudan Good Governance dan Clean Government masih
dilakukan melalui peningkatan pelayanan publik dan peningkatan kualitas
aparatur di jajaran Pemerintah Kota Batam melalui pendidikan dan pelatihan
secara berkala. Pembinaan-pembinaan yang dilakukan tersebut diharapkan akan
mampu menciptakan aparatur yang akuntabel dan profesional. Selain itu, msih
terbatasnya sarana dan prasarana bangunan pemerintah termasuk gedung kantor
yang representatif bagi penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan
pelayanan publik juga perlu mendapat perhatian serius di tahun 2016.
II.3Isu Isu dan Prioritas Pembangunan Nasional dan Provinsi
Isu-isu strategis dan prioritas nasional memiliki pengaruh yang cukup fundamental
dalam menentukan arah pembangunan di daerah selain isu isu strategis yang bersifat lokal. Hal
ini disebabkan arahan dan indikasi target capaian nasional merupakan juga target yang akan
dicapai oleh seluruh pemerintah daerah. Selain itu, arah kebijakan dan prioritas nasional juga
akan menentukan besar dan jumlah program pemerintah pusat yang akan dilaksanakan baik
secara langsung maupun melalui pemerintah daerah.
Dalam Rancangan Tata Ruang (RTR) Pulau Sumatera, pusat-pusat pertumbuhan yang
diklasifikasikan kedalam Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dimana Kota Batam diarahkan untuk
mengembangkan kegiatan industry pengolahan untuk mendorong perkembangan komoditas-
komoditas unggulan seperti perikanan dan pariwisata. Sementara peranan PKN Batam sebagai
pusat industry pengolahan untuk tujuan ekspor tetap dipertahankan.
II.3.1 Pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium (MDGs) 2015
Hitung mundur tenggat waktu pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium (MDGs)
tahun 2015 kian mendekat, namun dari 8 (delapan) sasaran / target yang ingin dicapai masih
terdapat beberapa hal yang masih belum tercapai namun masih memungkinkan untuk dicapai
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 48
serta beberapa sasaran masih ada yang dalam kriteria mengkhawatirkan atau sulit untuk
dipenuhi. Esensi utama dari tujuan pembangunan millennium sebagaimana yang dicanangkan
dalam deklarasi MDGs di United Nation Summit pada bulan September tahun 2000 di New
York pada dasarnya berfokus pada penanganan aspek kemanusiaan dalam rangka memerangi
kemiskinan dan peningkatan kualitas SDM serta menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Delapan target yang dikenal sebagai MDGs (millennium development goals) dapat
dijabarkan sebagai penghapusan kemiskinan dan kelaparan, pendidikan, kesetaraan jender,
penurunan angka kematian bayi, kesehatan ibu, penanggulangan HIV/AIDS, malaria dan
penyakit-penyakit lain, lingkungan berkelanjutan, serta kerja sama pembangunan global.
Indonesia saat ini menghadapi 4 (empat) masalah pokok kependudukan yang terkait
erat dengan tujuan MDGs yaitu: tingkat kelahiran yang tinggi, distribusi penduduk yang tidak
merata, pengangguran dan kemiskinan, serta urbanisasi desa-kota. Meskipun pernah
mengalami era keberhasilan dalam program kependudukan lewat Keluarga Berencana (KB)
dan slogan ‘dua anak cukup’ guna mencapai ‘zero growth population’ namun saat ini tingkat
demografi Indonesia sangat memprihatinkan. Badan Pusat Statistik memberikan data proyeksi
tahun 2015 jumlah penduduk Indonesia akan mencapai 255.461.700 jiwa bahkan pada tahun
2020 diproyeksikan menjadi 271.066.400 jiwa.
Struktur kependudukan didominasi oleh usia muda yang berimplikasi pada
meningkatnya kebutuhan terhadap fasilitas pendukung pertumbuhan dari sisi kebutuhan
pangan hingga sarana kesehatan dan pendidikan. Angka ketergantungan penduduk menjadi
tinggi yang menjadi beban oleh kelompok usia produktif sebagai pencari nafkah. Ini akan
mengakibatkan keluarga dengan penghasilan yang pas-pasan akan sangat mudah jatuh ke
dalam kelompok keluarga miskin begitu ada faktor pengganggu keuangan seperti pendidikan
dan kesehatan. Sebaliknya, kemiskinan akan membuat penduduk usia muda tidak sehat dan
tidak mendapat pendidikan tinggi sehingga akhirnya tidak dapat bersaing mendapatkan
pekerjaan.
Untuk itulah pentingnya tujuan MDGs ini dituangkan dalam penyusunan dokumen
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2025, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014, Rencana Kerja Pemerintah
(RKP) Tahunan, dan dokumen Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sehingga
demikian juga diharapkan kepada seluruh pemerintah daerah baik provinsi maupun
kota/kabupaten untuk juga menuangkan tujuan MDGs ke dalam indikator dokumen dokumen
perencanaan pembangunan daerah sehingga tujuan tersebut dapat tercapai.
Tabel 22. Capaian Indikator MDG’s Kesehatan
Tahun 2011-2014 Kota Batam
Indikator Capaian Indikator Tahun Target MDG’S
2015 2011 2012 2013 2014
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 49
1 2 3 4 5 6
1. Prevalensi balita dengan berat badan lahir rendah/kekurangan gizi (%)
- 0,72 1,04 1,10 15,05
2. Prevalensi balita gizi buruk (%) 0,4 0,45 0,42 0,41 3,6
3. Prevalensi balita gizi kurang (%) - 2,37 1,80 1,84 2,9
4. Angka kematian balita (AKBA) per 1.000 kelahiran hidup
4,24 3,16 8,2 9,72 32
5. Angka kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup
- 3,2 7,2 8,67 23
6. Angka kematian neonatal per 100.000 kelahiran hidup
- 2,69 6,10 7,09 Menurun
7. Persentase anak usia 1 tahun yang diimunisasi campak (%)
- 72,06 74,0 84,9 Meningkat
8. Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup
78,57 66,45 67,00 111,53 102
9. Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan (%)
98,01 98,83 91,20 89,28 Meningkat
10. Angka pemakaian kontrasepsi/CPR bagi perempuan menikah usia 15-49 tahun (semua cara, cara tradisional dan cara modern) %
- 69,21 67,60 79,74 Meningkat
11. Cakupan pelayanan antenatal sedikitnya satu kali kunjungan dan empat kali kunjungan)
a. 1 kali kunjungan (%) - 95,39 83,0 94,07 Meningkat
b. 4 kali kunjungan (%) - - - 89,09 Meningkat
12. Prevalensi HIV/AIDS dari total populasi (%)
0,03 0,04 0,05 0,05 Menurun
13. Angka kejadian dan tingkat kematian akibat malaria (%)
a. Angka kejadian (%) - 0,34 1,14 0,30 Menurun
b. Angka kematian (%) - 0 0 0
14. Proporsi jumlah kasus tuberkolosis yang terdeteksi dan diobati dalam program DOTS (%)
a. TBC terdeteksi (%) - 14,91 151,70 100,00
70% Terdeteksi
b. TBC terobati (%) - 61,76 46,00 54,00 85% Terobati
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Batam
II.3.2 Program Pengentasan Kemiskinan
”Setiap kemiskinan memiliki penyebab masing-masing sehingga
penyelesaiannya harus satu persatu, tidak ada resep umum” (Jeffrey D Sachs-
The End of Poverty).
Kemiskinan merupakan permasalahan multidimensi sehingga dalam penyelesaiaannya
memerlukan penanganan lintas bidang dengan dukungan dari berbagai pihak mulai dari
kementerian/lembaga di pusat maupun dinas teknis di tingkat daerah, sampai pada perguruan
tinggi, lembaga swadaya masyarakat, swasta dan masyarakatnya sendiri. Penurunan
kemiskinan yang ditandai dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat miskin dapat
dicapai jika terjadi peningkatan dan perluasan terhadap akses pemenuhan kebutuhan dasar,
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 50
peningkatan keberdayaan masyarakat untuk dapat berperan aktif dalam proses pembangunan
serta peningkatan ekonomi masyarakat melalui pemberdayaan usaha mereka.
Keseriusan Pemerintah dalam penanggulangan masalah kemiskinan pada tahun 2014
telah berdampak positif dengan menurunnya jumlah penduduk miskin di Indonesia. Adapun
jumlah penduduk miskin secara nasional berkurang dari 32,5 juta orang pada pada tahun 2009
menjadi 27,7 juta orang pada bulan September 2014. Tingkat kemiskinan turun dari 14,1
persen menjadi 10,96 persen pada periode yang sama.Sasaran angka pengangguran dan
kemiskinan padaRPJMN 2014-2019untuk sasaran tingkat pengangguran pada tahun 2016
proyeksinya 5,2-5,5 persen dan tingkat kemiskinan 9,0-10,0 persen.
Selain menjadi perhatian pemerintah pusat, pengentasan kemiskinan juga menjadi
program unggulan Gubernur dan Wakil Gubernur Kepulauan Riau yang dijabarkan dalam Visi
dan Misi di dalam RPJMD Provinsi Kepri Tahun 2010-2015. Dengan bekerja sama dengan
pemerintah kabupaten/kota se Provinsi Kepulauan Riau melalui Tim Koordinasi
Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) dengan dipimpin oleh Wakil Gubernur dengan
pola sharing dana 2 : 1. Program Pengentasan Kemiskinan ini mencakup beberapa kriteria
pembiayaan yang terangkum dalam 3 (tiga) program/kegiatan kemiskinan yaitu: Program
Pemenuhan Hak-Hak Dasar Penduduk Miskin, Program Rumah Layak Huni, dan Program
Pembinaan Unit Usaha Penduduk Miskin/Desa Tertinggal.
Tabel 23.Jumlah Sharing Alokasi Anggaran Penanggulangan Kemiskinan Tahun 2011-2014di
Kota Batam
TAHUN APBD Kota Batam
(Rp)
APBD Propinsi Kepri
(Rp) Jumlah
1 2 3 4
2011 14.984.722.950 28.465.799.900 43.450.522.850
2012 14.776.594.481 19.225.235.271 34.001.829.752
2013 23.488.202.713 37.120.398.490 60.608.601.203
2014 29.275.022.252 41.372.006.514 70.647.028.766
Sumber : Perda APBDP Kota Batam
Pada tahun 2014 untuk pengentasan masalah kemiskinan ini telah dialokasikan
anggaran sebesar Rp 70.647.028.766 (tujuh puluh milyar enam ratus empat puluh tujuh juta
dua puluh delapan ribu tujuh ratus enam puluh enam rupiah) melalui sharing anggaran, yaitu
dari APBD Propinsi Kepri sebesar Rp 41.372.006.514 dan APBD Kota Batam sebesar Rp
29.275.022.252.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 51
II.4 Evaluasi Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu
Status dan kedudukan pencapaian kinerja pembangunan daerah berdasarkan indikator-indikator
makro pembangunan daerah dan penyelenggaraan urusan wajib / pilihan pemerintahan daerah
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 24. Evaluasi Pelaksanaan RKPD Tahun 2013, RKPD 2014 dan Prediksi Tahun 2015
No Indikator*) Target Tahun
2014 Target Tahun
2015
Kondisi Yang Dicapai Tahun
2013
Tingkat Pencapaian Terhadap
Target RPJMD (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (%) 7.65 8,0 5.83 76,20
2. Laju inflasi Kota Batam 5.00 4.00 7,81 -
3. PDRB ADH Berlaku (dalam trilyun Rp)
63.60 69.60 65.56 103,08
4. PDRB ADH Konstan (dalam trilyun Rp)
37.86 41.51 34.05 89,93
5. PDRB Per-Kapita ADH Berlaku (juta Rp)
45.14 45.54 59.89 132,67
6. PDRB Per-Kapita ADH Konstan (juta Rp)
26.87 27.11 31.11 115,77
7. Jumlah Penduduk (jiwa) 1.214.890 1.299.933 1.135.412 93,46
8. Laju Pertumbuhan Penduduk (%) dari sensus tahun 2010
28,66 37,66 20,24 -
9. Angka Partisipasi Murni (APM)
a. SD 103 105 100,93 97,99
b. SMP 95 97 80,25 84,47
c. SMU 75 78 61,96 82,61
10. Angka Partisipasi Kasar (APK)
a. SD 115 117 111,90 97,30
b. SMP 103 105 101,66 98,69
c. SMU 75 78 72,00 96,00
11. Angka melek huruf (%) 100 100 99,30 99,30
12. Angka Buta huruf (%) 0,00 0,00 0,70 0,70
13. Angka rata-rata lama sekolah 10,91 11,02 10,90 99,90
14. Angka usia harapan hidup 71,01 71.14 70,96 99,92
15. Tingkat Pengangguran Terbuka 6,64 5.80 6,09 91,26
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 52
BAB IIIRANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA
PENDANAAN
III.1 Kondisi Ekonomi Daerah
Sejalan dengan pergerakan perekonomian global, pertumbuhan ekonomi nasional pada
tahun 2014 melambat menjadi 5,0 persen di tahun 2014 lebih rendah dibandingkan tahun 2013
yang besarnya 5,6 persen. Dari sisi eksternal perlambatan tersebut disebabkan oleh turunnya
permintaan dunia, turunnya harga komoditas internasional, dan kebijakan pemerintah terkait
dengan pembatasan ekspor mineral mentah. Dari sisi permintaan domestik, perlambatan
tersebut disebabkan oleh investasi yang masih tumbuh rendah yang diantaranya disebabkan
oleh turunnya harga komoditas global, dan juga adanya penghematan anggaran pengeluaran
pemerintah. Namun demikian, meskipun melambat, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih
cukup tinggi dibanding beberapa negara lainnya.
Kondisi pertumbuhan ekonomi nasional juga sama dengan kondisi pertumbuhan
ekonomi Kota Batam yang pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5,83 persenkemudian pada tahun
2014melambatmenjadi 5,76 persen.Perlambatan yang dialami Kota Batam relatif masih lebih
kecil jika dibandingkan dengan nasional.
III.1.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi perekonomian secara makro adalah data produk domestik regional
bruto (PDRB). Terdapat 2 (dua) jenis penilaian PDRB yaitu atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan.Selain
menjadi bahan dalam penyusunan perencanaan, angka PDRB juga bermanfaat untuk bahan evaluasi hasil-hasil
pembangunan yang telah dilaksanakan.
Tabel 25. PDRB Kota Batam
Tahun PDRB adhb (Juta Rupiah) PDRB adhk Tahun 2000
(Juta Rupiah)
2009 40.969.225,33 26.079.846,95
2010 47.297.634,49 28.107.277,22
2011 52.624.417,00 30.130.948,64
2012 57.645.949,75 32.174.806,25
2013 65.548.923,96 34.051.405,08
Sumber: Batam Dalam Angka 2009 – 2014
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa PDRB Kota Batam mengalami kenaikan yaitu yang semula Rp 40,969 trilyun pada
tahun 2009 menjadi Rp 65,548 pada tahun 2013 (adhb). Sedangkan berdasarkan adhk PDRB Kota Batam juga mengalami
kenaikan yaitu yang semula Rp 26,079 trilyun pada tahun 2009 menjadi Rp 34,051 trilyun pada tahun 2013.
Apabila dilihat dari tren pertumbuhan PDRB, maka terlihat bahwa tren PDRB Kota Batam atas dasar harga berlaku maupun
harga konstan mengalami kenaikan. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut:
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 53
Gambar 9. Tingkat pertumbuhan PDRB Kota Batam Sumber : BPS Kota Batam 2014
Dari gambar di atas terlihat bahwa pertumbuhan PDRB Kota Batam atas dasar harga berlaku mengalami tren menurun,
walaupun pada tahun 2013 PDRB adhb mengalami kenaikan tajam sebesar 13,7%. Hal yang sama juga terjadi pada
pertumbuhan PDRB adhk yang terus mengalami penurunan sejak tahun 2010, yaitu yang semula 7,7% pada tahun 2010
menjadi 5,8% pada tahun 2013.
Apabila dilihat dari kontribusi sektor ekonomi terhadap PDRB, terlihat bahwa sektor industri yang merupakan kontributor
terbesar terhadap PDRB Kota Batam juga mengalami penurunan nilai kontribusi. Sektor yang mengalami peningkatan
kontribusi adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Adapun sektor lainnya memberikan nilai kontribusi yang stabil
dan tidak terlalu berfluktuatif. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.6 berikut ini:
Gambar 10. Persentase kontribusi sektor terhadap PDRB Kota Batam atas dasar harga berlaku (adhb)
Sumber : PDRB Kota Batam 2014
Dari Gambar 2.5 dan 2.6 terlihat adanya penurunan kontribusi sektor industri dan peningkatan kontribusi dari sektor
perdagangan, hotel, dan restoran. Namun peningkatan kontribusi dari sektor perdagangan, hotel, dan restoran tidak dapat
menaikkan nilai PDRB Kota Batam secara keseluruhan.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 54
Gambar 11. Persentase kontribusi sektor terhadap PDRB Kota Batam atas dasar harga konstan (adhk)
Sumber : BPS Kota Batam 2014
Gambar 2.6 dan 2.7 juga memperlihatkan struktur ekonomi Kota Batam, dimana ekonomi Kota Batam lebih banyak
dikontribusi oleh sektor industri, lalu kemudian sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Hal ini menunjukkan bahwa potensi
ekonomi Kota Batam terletak pada kedua sektor tersebut. Dengan demikian, strategi dan kebijakan pembangunan ekonomi
Kota Batam akan lebih menguntungkan bila diarahkan untuk menunjang kegiatan ekonomi kedua sektor tersebut.
PDRB per Kapita Kota Batam cenderung meningkat (Gambar 2.10). Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kesejahteraan
masyarakat Kota Batam. Pada tahun 2010, PDRB per Kapita Kota Batam atas dasar harga berlaku sebesar Rp 49,548 Juta
meningkat menjadi Rp 59,885 juta pada tahun 2013. Adanya tren meningkat ini baik atas dasar harga berlaku maupun atas
dasar harga konstan menunjukkan bahwa PDRB per Kapita Kota Batam akan terus meningkat untuk tahun-tahun selanjutnya.
Gambar 12. PDRB per Kapita Kota Batam Sumber : BPS Kota Batam 2014
III.1.2 Kemiskinan
Persentase penduduk miskin di Kota Batam terus mengalami penurunan jumlah (Gambar 2.12). Hal ini sesuai dengan capaian
Indeks Gini Kota Batam yang juga rendah. Dengan demikian, pemerataan kesejahteraan juga dinikmati oleh masyarakat
miskin di Kota Batam sehingga persentasenya menurun. Pada tahun 2009, penduduk miskin di Kota Batam sebesar 6,76%
dari total penduduk, dan menurun hingga 5,20% dari total penduduk Kota Batam pada tahun 2013.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 55
Gambar 13. Persentase penduduk miskin Kota Batam Sumber : BPS Kota Batam 2014
III.1.3 Ketimpangan Pendapatan
Indeks Gini adalah salah satu ukuran yang paling sering digunakan untuk mengukur tingkat ketimpangan pendapatan secara
menyeluruh. Indeks Gini didasarkan pada kurva Lorenz, yaitu sebuah kurva pengeluaran kumulatif yang membandingkan
distribusi dari suatu variabel tertentu (misalnya pendapatan) dengan distribusi uniform (seragam) yang mewakili persentase
kumulatif penduduk.
Ukuran kesenjangan Indeks Gini berada pada besaran 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai 0 (nol) pada indeks gini menunjukkan tingkat
pemerataan yang sempurna, dan semakin besar nilai Gini maka semakin tidak sempurna tingkat pemerataan pendapatan
atau semakin tinggi pula tingkat ketimpangan pengeluaran antar kelompok penduduk berdasarkan golongan pengeluaran.
Dengan demikian, Indeks Gini bernilai 0 (nol) berarti terjadinya kemerataan sempurna, sementara Indeks Gini bernilai 1
(satu) berarti terjadinya ketimpangan sempurna.
Gambar 14. Indeks Gini Kota Batam, Kepri, dan Nasional Sumber : BPS Kota Batam 2014 Gambar 2.11 memperlihatkan Indeks Gini Kota Batam, Provinsi Kep. Riau, dan Nasional. Dari gambar tersebut terlihat bahwa
Indeks Gini Kota Batam berada dibawah tingkat Provinsi dan Nasional. Hal ini juga berarti bahwa telah terjadi distribusi
kesejahteraan yang hampir merata di Kota Batam dan lebih baik daripada pemerataan kesejahteraan di tingkat Provinsi
maupun Nasional. Meski demikian, telah terjadi kenaikan nilai Indeks Gini Kota Batam yaitu yang semula 0,25 pada tahun
2009 meningkat menjadi 0,30 pada tahun 2012.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 56
III.2 Arah Kebijakan Keuangan Daerah
III.2.1 Proporsi Penggunaan Anggaran
Proporsi belanja yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan aparatur cenderung menurun.
Pada tahun 2012, proporsi belanja aparatur terhadap total pengeluaran mencapai 64,83%,
menurun menjadi 59,68% pada tahun 2013, dan kemudian menurun lagi menjadi 57,11%
pada tahun 2014 (tabel 3.9). Dengan menurunnya penggunaan belanja untuk pemenuhan
kebutuhan aparatur, diharapkan proporsi penggunaan belanja untuk pembangunan cukup
besar sehingga dapat memberikan dampak terhadap peningkatan pelayanan publik.
Tabel 3.9. Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kota Batam
No Uraian
Total belanja untuk pemenuhan
kebutuhan aparatur
Total pengeluaran (Belanja + Pembiayaan
Pengeluaran)
Persentase
(Rp) (Rp) (%)
1 Tahun anggaran 2012 893.593.781.083,00 1.378.395.207.767,42 64,83
2 Tahun anggaran 2013 999.770.638.858,47 1.675.134.478.242,67 59,68
3 Tahun anggaran 2014 1.123.673.224.380,77 1.967.617.828.158,85 57,11
III.2.2 Analisis Pembiayaan
Untuk menyalurkan surplus dan menutup defisit, dalam penganggaran dikenal pembiayaan
daerah. Pembiayaan daerah adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan
maupun pada tahun tahun anggaran berikutnya.Analisis pembiayaan daerah dilakukan
dengan terlebih dahulu mencari besarnya defisit riilanggaran, sekaligus mencari penutup
defisit riil anggaran tersebut.
Defisit riil anggaran Kota Batam disajikan pada tabel 3.10 sebagai berikut:
Tabel 3.10. Analisis Defisit Riil Anggaran Kota Batam
NO. Uraian 2012 2013 2014
(Rp) (Rp) (Rp)
1.
Realisasi Pendapatan Daerah 1.490.029.364.338,29 1.749.105.184.923,83 2.021.561.920.494,82
Dikurangi realisasi:
2. Belanja Daerah 1.378.395.207.767,40 1.675.134.478.242,67 1.967.617.828.158,85
3.
Pengeluaran Pembiayaan Daerah 8.678.224.854,88 17.149.000.000,00 56.901.322.724,00
Surplus/Defisit riil 102.955.931.716,01 56.821.706.681,16 -2.957.230.388,03
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 57
Berdasarkan tabel 3.43 ini selama kurun waktu 2012-2013, APBD Kota Batam mengalami
surplus yang berarti realisasi pendapatan daerah melebihi realisasi belanja daerah. Namun
pada tahun 2014 mengalami defisit, yang artinya realisasi pendapatan daerah kurang dari
realisasi belanja daerah yakni sebesar Rp. 2.957.230.388,03. Kemampuan untuk menutup
defisit riil dapat dilihat dari hasil analisis sumber penutup defisit riil pada tabel 3.11 di bawah
ini:
Tabel 3.11. Analisis sumber penutup defisit riil anggaran Kota Batam
No. Uraian 2012 2013 2014
(Rp) (Rp) (Rp)
1. Realisasi Pendapatan Daerah 1.490.029.364.338,29 1.749.105.184.923,83 2.021.561.920.494,82
Dikurangi realisasi:
2. Belanja Daerah 1.378.395.207.767,40 1.675.134.478.242,67 1.967.617.828.158,85
3. Pengeluaran Pembiayaan Daerah 8.678.224.854,88 17.149.000.000,00 56.901.322.724,00
A Surplus/Defisit riil 111.634.156.570,89 56.821.706.681,16 -2.957.230.388,03
Ditutup oleh realisasi Penerimaan Pembiayaan:
4.
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran sebelumnya 88.152.954.948,59 191.108.886.664,58 258.837.337.353,74
5. Pencairan Dana Cadangan
-
-
-
6.
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang di Pisahkan
-
-
-
7. Penerimaan Pinjaman Daerah
-
-
8.
Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah
-
10.906.332.998,00
10.814.508.964,00
9. Penerimaan Piutang Daerah
-
-
-
B
Total Realisasi Penerimaan Pembiayaan Daerah
88.152.954.948,59
202.015.219.662,58
269.651.846.317,74
A-B
Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan
199.787.111.519,48
258.836.926.343,74
266.694.615.929,71
Dari tabel 3.11 terlihat bahwa pada tahun 2012-2014 Pemerintah Kota Batam mempunyai
surplus riil yang cukup besar sebagai akumulasi dari surplus ditambah penerimaan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 58
pembiayaan yang relatif besarsementara pengeluaran pembiayaan lebih kecil. Kondisi
demikian menggambarkan kemampuan keuangan Pemerintah Kota Batam cukup kuat untuk
membiayai belanja langsung dan belanja tidak langsung.
III.2.3 Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama
Analisis terhadap terhadap realisasi pengeluaran wajib dan mengikat ditujukan untuk
menghitung kebutuhan pendanaan belanja dan pengeluaran pembiayaan yang tidak dapat
dihindari atau harus dibayar dalam satu tahun anggaran.Belanja periodik wajib dan mengikat
adalah pengeluaran yang wajib dibayar serta tidak dapat ditunda pembayarannya dan dibayar
setiap tahun oleh Pemerintah Kota Batam. Komponen belanja periodik wajib dan mengikat
serta prioritas utama dalam Belanja Tidak Langsung seperti gaji dan tunjangan pegawai serta
anggota Dewan, Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, belanja bunga, dan belanja bagi
hasil. Adapun komponen belanja periodik wajib dan mengikat serta prioritas utama dalam
Belanja Langsungseperti belanja honorarium PNS khusus untuk guru dan tenaga medis,
belanja beasiswa pendidikan PNS, belanja jasa kantor (khusus tagihan bulanan), belanja sewa
gedung kantor (yang telah ada kontrak jangka panjangnya), serta belanja sewa perlengkapan
dan peralatan kantor. Sedangkan komponen belanja periodik wajib dan mengikat serta
prioritas utama dalam Pembiayaan Pengeluaran meliputi pembentukan dana cadangan dan
pembayaran pokok utang. Analisis pengeluaran periodik wajib dan mengikat serta prioritas
utama disajikan dalam tabel 3.12 berikut:
Tabel 3.12. Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama
No Uraian
2012 2013 2014 Rata-rata Pertumbuhan
(Juta Rp) (Juta Rp) (Juta Rp) (%)
A Belanja Langsung 104.451 138.964 176.076 29,87
B Belanja Tidak Langsung 295.344 324.427 303.946 1,77
C Pembiayaan Pengeluaran 8.678 15.149 13.960 33,36
TOTAL 408.474 478.541 493.983 10,19
Dari tabel di atas terlihat bahwa jenis belanja dengan nilai pengeluaran wajib dan mengikat
yang paling besar ada pada jenis belanja tidak langsung. Meski demikian, rata-rata
pertumbuhan untuk pengeluaran periodik wajib dan mengikat pada belanja tidak langsung
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 59
mengalami pertumbuhan terkecil yaitu sebesar 1,77% per tahun, sedangkan terhadap belanja
langsung mengalami pertumbuhan sebesar 29,87% per tahun. Komponen belanja tidak
langsung terbesar yang merupakan periodik wajib dan mengikat serta prioritas utama adalah
komponen belanja gaji dan tunjangan.
Adapun pembiayaan pengeluaran mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan. Hal ini
disebabkan oleh pengeluaran pembiayaan pada tahun 2013 sebesar Rp 15,149 milyar yang
dialokasikan untuk penyertaan modal pemerintah daerah Kota Batam, pembayaran pinjaman
dalam negeri kepada Pemda lainnya, serta pemberian pinjaman kepada perusahaan daerah.
Hal ini berarti pengeluaran pembiayaan Kota Batam bersifat insidental. Walaupun begitu,
secara keseluruhan pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama Kota Batam
mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar 10,19% per tahun.
III.2.4 Proyeksi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat serta
Prioritas Utama
Alokasi anggaran untuk belanja dan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta
prioritas utama diproyeksikan mengalami peningkatan selama periode 2016-2020. Belanja
tidak langsung merupakan komponen terbesar dari belanja wajib dan mengikat serta prioritas
utama. Proyeksi belanja dan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta
prioritas utama untuk periode 2016 – 2020 disajikan dalam tabel 3.13 berikut:
Tabel 3.13. Proyeksi belanja dan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama
No. Uraian
Data Tahun Dasar*
Tingkat pertumbuhan
Proyeksi
2016 2017
(Juta Rp) (%) (Juta Rp) (Juta Rp)
A Belanja Langsung 176.076 29,87 228.676 296.991
B Belanja Tidak Langsung 303.946 1,77 309.326 314.801
C Pembiayaan Pengeluaran 13.960 33,36 18.618 24.829
TOTAL 493.983 556.622 636.622
No. Uraian
Proyeksi
2018 2019 2020 2021
(Juta Rp) (Juta Rp) (Juta Rp) (Rp)
A Belanja Langsung 385.714 500.942 650.592 844.949
B Belanja Tidak Langsung 320.373 326.044 331.815 337.688
C Pembiayaan Pengeluaran 33.112 44.159 58.890 78.537
TOTAL 739.200 871.145 1.041.299 1.261.175
Ket.: Data Tahun Dasar* = data tahun dasar diasumsikan data tahun 2014
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 60
III.2.5 Proyeksi Pendapatan Daerah Tahun 2016-2021
Dengan melihat performa Pendapatan Daerah Kota Batam tahun 2012-2014, pada masa yang
akandatang pendapatan daerah diharapkan dapat meningkat lebih tinggi lagi, yang
diikutidengan berbagai upaya-upaya untuk dapat mencapainya.Dalam hal proyeksi
pendapatan dilakukan berdasarkan pertumbuhan rata-rata pendapatan selama periode tahun
2009 – 2014, yang kemudian disesuaikan dengan perkiraan inflasi dan kondisi perekonomian
nasional.Proyeksi pendapatan daerah Kota Batam disajikan dalam tabel 3.14 berikut:
Tabel 3.14. Proyeksi Pendapatan Daerah Kota Batam 2016 - 2021
No. Uraian
Data Tahun Dasar*
Tingkat pertumbuhan
Proyeksi
2016 2017
(Juta Rp) (%) (Juta Rp) (Juta Rp)
1 PENDAPATAN 2.021.561 2.339.953 2.729.856
2 Pendapatan Asli Daerah
779.966 17,29
914.836
1.073.026
3 Dana Perimbangan 969.923 7,89 1.046.430 1.128.972
4 Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
271.671 39,39
378.686
527.856
No. Uraian
Proyeksi
2018 2019 2020 2021
(Juta Rp) (Juta Rp) (Juta Rp) (Rp)
1 PENDAPATAN 3.212.383 3.815.925 4.578.848 5.553.230
2 Pendapatan Asli Daerah 1.258.571 1.476.199 1.731.459
2.030.858
3 Dana Perimbangan 1.218.025 1.314.102 1.417.758 1.529.590
4 Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
735.786 1.025.623 1.429.630
1.992.782
Ket: *= data tahun dasar diasumsikan sama dengan realisasi tahun 2014
Berdasarkan penghitungan tersebut, proyeksi pendapatan untuk tahun 2016 diperkirakan
sebesar Rp. 2,339 trilyun, dan meningkat menjadi Rp. 2,729trilyun pada tahun 2017.
Diproyeksikan pada akhir periode RPJMD 2016-2021, pendapatan daerah Kota Batam akan
menjadi Rp. 5,553 trilyun. Komponen pendapatan yang berkontribusi paling besar
diproyeksikan dari Pendapatan Asli Daerah Kota Batam. Proyeksi pendapatan ini merupakan
sekumpulan angka-angka perkiraan yang dapat berubah dan atau berbeda atau bersifat
indikatif sepanjang faktor-faktor penghitungnya atau asumsi-asumsinya tidak mengalami
perubahan.
III.2.6 Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah
Berdasarkan proyeksi pendapatan daerah dan belanja dan pengeluaran pembiayaan yang
wajib dan mengikat serta prioritas utama, maka dapat diproyeksikan kapasitas riil
kemampuan keuangan daerah Kota Batam yang akan digunakan untuk membiayai program
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 61
dan kegiatan untuk periode 2016 – 2021. Proyeksi kapasitas riil kemampuan keuangan daerah
Kota Batam disajikan dalam tabel 3.15 berikut:
Tabel 3.15. Proyeksi kapasitas riil kemampuan keuangan daerah Kota Batam untuk mendanai pembangunan daerah
No. Uraian
Proyeksi
2016 2017
(Juta Rp) (Juta Rp)
1. Pendapatan 2.339.953 2.729.856
2. Pencairan dana cadangan (sesuai Perda)
3. Sisa Lebih Riil Perhitungan Anggaran 346.924 443.022
Total penerimaan 2.686.878 3.172.878
Dikurangi:
4.
Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama 556.622 636.622
Kapasitas riil kemampuan keuangan 2.130.256 2.536.256
No. Uraian
Proyeksi
2018 2019 2020 2021
(Juta Rp) (Juta Rp) (Juta Rp) (Juta Rp)
1. Pendapatan 3.212.383 3.815.925 4.578.848 5.553.230
2. Pencairan dana cadangan (sesuai Perda)
3. Sisa Lebih Riil Perhitungan Anggaran 565.740 722.450 922.568 1.178.120
Total penerimaan 3.778.123 4.538.375 5.501.417 6.731.351
Dikurangi:
4.
Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama 739.200 871.145 1.041.299 1.261.175
Kapasitas riil kemampuan keuangan 3.038.922 3.667.230 4.460.118 5.470.175.
Proyeksi sisa lebih riil perhitungan anggaran didasarkan pada hasil penghitungan komponen
sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenan (tabel 3.11) dengan laju pertumbuhan
sebesar 27,70%. Hal ini disatu sisi menunjukkan adanya inefisiensi anggaran, namun disisi lain
menunjukkan adanya potensi surplus penerimaan daerah. Kondisi ini memberikan dampak
positif terhadap pembiayaan pembangunan daerah.
Dari tabel di atas terlihat bahwa kapasitas riil kemampuan keuangan daerah Kota Batam
relatif cukup besar. Biaya yang dapat dialokasikan untuk pembangunan Kota Batam pada
tahun 2016 sebesar Rp 2,130 trilyun meningkat hingga menjadi Rp 5,470 trilyun pada tahun
2021. Meski demikian, proyeksi kapasitas kemampuan daerah disajikan secara indikatif, yaitu
tidak kaku dan dapat disesuaikan dengan kondisi dan informasi terbaru pada saat
perencanaan dan penganggaran setiap tahunnya.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 62
III.3Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah
Tantangan dan prospek perekonomian daerah yang dihadapi Kota Batam adalah
sebagai berikut :
1. Konsistensi pelaksanaan Peraturan Pemerintah RI Nomor 5 Tahun 2011 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2007 tentang Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam. Pelaksanaan peraturan ini akan
sangat berpengaruh terhadap percepatan kinerja perekonomian di Kota Batam.
Apabila pelaksanaannya benar-benar konsisten dan memberikan kepastian hukum
dalam berinvestasi di Kota Batam, maka kondisi ini akan memberikan prospek
perekonomian yang positif untuk pembangunan di Kota Batam. Namun sebaliknya
apabila ini tidak dilakukan sebagaimana yang diharapkan akan mempengaruhi
prospek perekonomian di Kota Batam karena tidak direspon oleh kalangan dunia
usaha sehingga hal ini menyebabkan Kota Batam tidak mempunyai daya saing
dalam investasi yang dimiliki kawasan sejenis seperti Johor, Vietnam, dan Filipina.
2. Pengelolaan Kawasan Rempang, Galang, dan Galang Baru serta implementasi
untuk kawasan hutan yang berdampak penting dan cakupan yang luas serta bernilai
strategis (DPCLS) terutama setelah keluarnya SK Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan RI Nomor 76/MENLHK-II/2015 tentang Peruntukan Kawasan Menjadi
Bukan Kawasan Hutan, Perubahan Fungsi Kawasan Hutan dan Perubahan Bukan
Kawasan Hutan Menjadi Kawasan Hutan. Penerbitan SK Menteri ini merupakan
hasil dari rekomendasi Ombudsemen RI Nomor
0014/REK/0906.2013/PBP.41/XII/2014
3. Ketersediaan infrastruktur jalan, drainase, air, pelabuhan dan energi merupakan
fasilitas sarana vital dalam menciptakan daya saing kawasan Batam sebagai
kawasan investasi. Tantangan yang dihadapi saat ini oleh Kota Batam adalah masih
terbatasnya sarana pelabuhan kargo dan ketersediaan sumber energi gas, kondisi ini
sangat berpengaruh terhadap kegiatan perekonomian di Kota Batam.
4. Potensi tenaga kerja yang cukup tersedia juga merupakan tantangan dan prospek
perekonomian di Kota Batam. Namun potensi ini jika tidak dijaga
keharmonisannya akan menjadi bumerang dalam kegiatan investasi.
5. Tantangan dan prospek lain yang mempengaruhi kinerja ekonomi Kota Batam
adalah ketersediaan dana pembangunan. Hal ini sangat diperlukan sebagai stimulus
pertumbuhan ekonomi dan penanggulangan kesejahteraan sosial melalui antara lain
penyiapan fasilitas sarana dan prasarana infrastruktur dan penciptaan suasana
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 63
kondusif di Kota Batam. Selain daripada itu ketersediaan dana ini juga sangat
penting untuk mendukung peningkatan kualitas sumberdaya manusia dalam
meningkatkan pelayanan publik untuk kegiatan perekonomian Kota Batam.
6. Hal lain yang dapat mempengaruhi kegiatan perekonomian di Kota Batam adalah
pengaruh globalisasi dibidang moneter, pangan dan energi sebagai contoh yang
pernah kita alami dalam bidang moneter pada tahun 1997 dan dibidang pangan dan
energi pada tahun 2007 dan terjadinya krisis ekonomi global tahun 2008.
7. Kebersihan lingkungan terutama masalah pencemaran lingkungan dan masalah
pengolalaan sampah yang menjadi suatu kebutuhan bagi daerah industri seperti
Batam.
8. Penyediaan rumah yang murah dan representatif guna mengurangi living cost
masyarakat disamping untuk mengatasi rumah illegal yang masih ada saat ini.
9. Penyediaan transportasi massal yang murah dah representatif guna mengurangi
kemacetan dan menekan living cost.
10. Peningkatan daya saing Kota Batam sebagai kawasan perdagangan bebas dan
pelabuhan bebas antara lain menyangkut masalah aspek legal, kelembagaan dan
organisasi, pelaksanaan dan pengawasan serta menciptakan situasi yang kondusif
bagi investasi.
11. Pemantapan pelaksanaan Masyarakat Ekonomi Asean antara lain melalui
peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia yang mampu bersaing dengan Tenaga
Kerja Asing terutama dalam hal iptek, penyediaan sarana dan prasarana serta
infrastruktur yang berkualitas, peningkatan daya saing kawasan melalui jaminan
stabilitas ekonomi, social, politik dan keamanan. Pembentukan Networking antara
daerah yang berbatasan langsung dengan Negara tetangga serta inventarisasi
produk-produk unggulan dan pemberdayaan usaha kecil dan menengah.
12. Peningkatan Sumber Daya Aparatur dan penguatan kapasitas daerah dalam
menjalankan sistem pemerintahan yang baik dan bersih.
13. Persiapan dan pemantapan rencana pemekaran kecamatan dan keluarahan di Kota
Batam dimana hal ini dilakukan dalam rangka mendekatkan pelayanan kepada
masyarakat.
14. Tantangan Kependudukan antara lain pengendalian pertumbuhan penduduk dan
pemerataan penyebaran penduduk.
Tabel 26. Analisis Kondisi Lingkungan Internal dan Eksternal Kota Batam
Kondisi Internal Daerah Kondisi Eksternal Daerah
Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 64
Letak geografis wilayah Batam yang sangat strategi
Sulitnya aksesibilitas dalam penyelenggaraan pembangunan
Adanya PP Nomor 5 Tahun 2011 tentang Perubahan AtasPeraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2007 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan BebasBatam
Globalisasi dibidang moneter, pangan dan energi
Lahan yang masih cukup luas di P. Rempang, Galang.
Tidak meratanya sebaran penduduk
Minat sektor swasta yang tinggi untuk menamkan investasi cukup tinggi.
Terbatasnya bahan material di Kota Batam
Adanya dukungan infrastruktur dan utilitas perkotaan
Tingginya penduduk miskin
Adanya kerjasama ekonomi subregional di kawasan Asean
Adanya kesenjangan pembangunan antara Mainland dan Hinterland
Adanya Potensi-potensi ekonomi dalam peningkatan kegiatan investasi dan PAD
Sumberdaya alam yang tidak memadai
Adanya permintaan pasar internasional yang terus meningkat , khususnya untuk sektor industri
Infiltrasi budaya asing melalui berbagai media
Adanya peraturan daerah dalam pelaksanaan pembangunan Kota Batam
Tingkat penguasaan teknologi masih rendah
Pergantian perubahan iklim yang dapat menimbulkan bencana alam seperti curah hujan yang tinggi
Kualitas tenaga kerja masih rendah
Kebijakan pemerintah memberikan bantuan BLSM kepada masyarakat
Adanya keputusan pemerintah untuk mengurangi subsidi BBM yang mengakibatkan naiknya harga jual BBM
III.4Arah Kebijakan Ekonomi Daerah.
Arah kebijakan ekonomi daerah untuk menjaga stabilitas prospek perekonomian di
Kota Batam masih tetap sesuai dengan tahun sebelumnya yaitu sebagai berikut:
1. Penyediaan dan pemantapan infrastruktur yang layak untuk mendukung aktivitas usaha
para pelaku bisnis/eksportir terutama pelabuhan, jalan, listrik dan telekomunikasi.
2. Meningkatkan aksesibilitas publik terhadap sarana sosial ekonomi dengan meningkatkan
pelayanan pada masyarakat.
3. Penyederhanaan mekanisme birokrasi terutama dalam hal perizinan bagi dunia usaha
dengan dibentuknya Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dibawah koordinasi Badan
Penanaman Modal Kota Batam.
4. Realisasi implementasi kebijakan MoU antara Pemko dan BP Batam di bidang air,
pertanahan dan telekomunikasi.
5. Konsisten pelaksanaan Peraturan Pemerintah RI Nomor 5 Tahun 2011 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2007 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas Batam.
6. Melestarikan sumberdaya alam, lingkungan dan sumber daya kelautan yang berkelanjutan
meliputi pengendalian dan rehabilitasi kerusakan, mengedepankan Pengurangan Resiko
Bencana (PRB) dalam antisipasi penanggulangan bencana, penanggulangan pencemaran,
pemulihan dan pendayagunaan ekosistem;
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 65
7. Meningkatkan partisipasi sektor swasta dalam pembangunan daerah khususnya dalam
bidang infrastruktur dan sarana prasarana daerah.
8. Membangun sistem perlindungan sosial bagi masyarakat miskin secara keseluruhan
9. Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM), dan Koperasi
10. Melakukan pembinaan dan perlindungan konsumen, pengembangan perdagangan,
pemantapan sistem distribusi dan pertambangan serta energi
11. Meningkatkan perluasan kesempatan kerja dan memberikan perlindungan bagi tenaga kerja
untuk peningkatan kesejahteraan tenaga kerja
12. Pengembangan ekonomi masyarakat daerah hinterland melalui intensifikasi dan
diversifikasi usaha pertanian dan perikanan
13. Meningkatkan pelestarian nilai-nilai seni budaya melayu dan budaya daerah lainnya dan
pengembangan obyek kepariwisataan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 66
BAB IVPRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH
IV.1 Tujuan dan Sasaran Pembangunan
Dengan tetap mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kota Batam tahun 2011-2016, Pemerintah Kota Batam mempunyai Visi
“Terwujudnya Kota Batam sebagai Bandar Dunia Madani yang Modern serta Menjadi
Andalan Pusat Pertumbuhan Perekonomian Nasional”.
Guna mewujudkan Visi Kota Batam di atas yang telah dicanangkan sejak tahun 2011,
kemudian ditetapkan Misi beserta tujuan dan sasaran pembangunan untuk 5 (lima) tahunan.
Tujuan dan sasaran pembangunan pada setiap Misi yang akan dijalankan akan memberikan
arahan bagi pelaksanaan setiap urusan Pemerintah Daerah. Penjabaran pelaksanaan pada
masing-masing Misi beserta tujuan dan sasaran pembangunan adalah sebagai berikut:
Tabel 27. Penjabaran Visi/Misi beserta Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kota Batam
tahun 2011 – 2016
Visi/Misi Tujuan Sasaran
“Terwujudnya Kota Batam sebagai Bandar Dunia Madani yang Modern serta Menjadi Andalan Pusat Pertumbuhan Perekonomian Nasional”.
1. Mensukseskan misi
pemerintah untuk
mengembangkan Kota Batam
sebagai Bandar Modern
berskala internasional
dilengkapi dengan fasilitas
pusat perdagangan, kawasan
industri besar, menengah
kecil, koperasi, usaha rumah
tangga, industri pariwisata,
pusat perbelanjaan dan
kuliner, pengelolaan
sumberdaya kelautan melalui
kerjasama dengan Pengelola
Kawasan dan pemangku
kepentingan pembangunan
lainnya.
1. Menjalin kerjasama program
dengan Pengelola Kawasan dan
pemangku kepentintan
pembangunan lainnya dalam
merealisasi upaya
pengembangan bandar modern
berskala internasional
1. Tercapai kesepakatan program
bersama yang saling
memberikan manfaat untuk
tahun 2012-2016
2. Memfasilitasi standar perijinan
pada kawasan-kawasan binaan
Pengelola Kawasan
2. Memfasilitasi pengembangan
kawasan industri
1. Meningkat dan berkembangnya
kawasan industri baru berskala
internasional dengan
kelengkapan sarana dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 67
Visi/Misi Tujuan Sasaran
prasarana industry
3. Memfasilitasi tumbuhkembang
pusat perdagangan modern dan
internasional
1. Mempersiapkan lahan kawasan
untuk pembangunan pusat
perniagaan dan transaksi
2. Meningkat dan berkembangnya
jasa dan perdagangan secara
optimal dengan putaran
transaksi rata-rata bulanan
tertentu
3. Meningkatkan keterkaitan
aktivitas antara distribusi dan
logistik
4. Meningkatkan fasilitasi
pengelolaan sumberdaya
Kelautan
1. Menambah dan atau
mengembangkan Tempat
Pelelangan Ikan (TPI) dan
mendorong jumlah pasar ikan
non pemerintah berstandar baik.
2. Menumbuhkan koperasi
nelayan dan budidaya kelautan
dengan keikutsertaan anggota
3. Fasilitasi pembangunan pasar
dan pusat transaksi perikanan
laut internasional dengan pola
swasta
5. Mengembangkan zona
pariwisata alam, pusat belanja
dan kuliner
1. Mendorong berdirinya pusat
kuliner rakyat nasional maupun
kuliner mancanegara dengan
pola zoning ekslusif
2. Mendorong berdirinya pusat
retail kerajinan, fashion modern
dan tradisional, elektronik skala
internasional
3. Memfalitasi berdirinya 1 pusat
batik ASEAN yang telah
dicanangkan pemerintah dalam
ASEAN summit 2011
6. Menumbuhkembangkan UKM
dan koperasi yang profesional
1. Mendorong berdirinya fasilitas
dan akses untuk usaha kecil non
pemerintah untuk pedagang
2. Mendorong berkembangnya
jumlah koperasi berbagi jenis
usaha
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 68
Visi/Misi Tujuan Sasaran
3. Meminimalisir / meniadakan
pedagang kaki lima dengan
menyediakan kawasan usaha
dagang kecil di kawasan yang
mendukung
4. Memfasilitasi dan
mempermudah upaya
masyarakat untuk mengakses
KUR pada industri dan
pedagang mikro, kecil dan
menengah.
2. Mengembangkan sistem
pendukung strategis penataan
ruang terpadu meliputi
komponen fasilitas sarana dan
prasarana sistem transportasi
darat laut dan udara yang
memadai, sistem
telekomunikasi dan teknologi
informasi (ICT) modern dan
prima, ekosistem hutan kota,
penataan lingkungan kota
yang bersih, sehat, aman,
nyaman dan lestari.
1. Mewujudkan penataan ruang
yang dinamis antisipatif
1. Terwujud perencanaan,
pemanfaatan dan pengendalian
penataan ruang secara terpadu,
baik di wilayah darat maupun
wilayah laut
2. Mengembangkan sistem
manajemen pertanahan di Kota
Batam yang terpadu
1. Terwujudnya tatakelola
pertanahan dan land banking
yang optimal
3. Meningkatkan fasilitas sarana
dan prasarana transportasi darat
laut dan udara
1. Meningkatnya kualitas dan
kuantitas infrastruktur dasar,
serta utilitas di wilayah
perkotaan dan hinterland
2. Meningkatnya sistem
transportasi dan perhubungan
secara optimal
2. Meningkatkan sistem
teknologi komunikasi dan
informasi (ICT) yang terpadu
1. Meningkatnya Teknologi
Informasi yang adaptif,
aplikatif dan terpadu dalam
pembangunan
3. Mengembangkan ekosistem
hutan kota yang lestari dan
meningkatkan kenyamanan
1. Meningkatnya pengelolaan
sumberdaya kehutanan yang
ramah lingkungan dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 69
Visi/Misi Tujuan Sasaran
bermukim dan berbisnis berkelanjutan
4. Menyelenggarakan
(membangun,
mengoperasionalkan dan
merawat) sistem sarana
prasarana utilitas kota yang
prima
1. Terwujudnya penataan
lingkungan perkotaan yang
bersih, hijau, indah dan
nyaman
2.Penyelenggaraan sistem
pengelolaan dan pengolahan
persampahan
3. Terbangun dan terkelola sistem
pengolahan sampah dan
reduksi sampah sesuai beban
kota
4. Penyelenggaraan sistem
pengelolaan limbah cair
permukiman dan industri
5. Penyelenggaraan sistem
drainase yang baik
6. Pusat kota terbebaskan dari
genangan
7. Penyelenggaraan ruang terbuka
hijau dan hutan tertata seluas
30%
8. Penyelenggaraan sistem
penyediaan air minum
memenuhi 80% cakupan
layanan
9, Fasilitasi pihak pengelolaan
sumber energi listrik dan
alternatif lain
3. Meningkatkan pelayanan prima
dalam hal pendidikan,
kesehatan, perumahan yang
layak dan terjangkau, sosial
budaya, fasilitasi keimanan dan
ketaqwaan, kepemudaan dan
olahraga agar kualitas hidup
manusia dan kecerdasan
seluruh lapisan masyarakat
meningkat serta
meminimalisasi kemiskinan
1. Meningkatkan hunian yang
layak dan terjangkau terutama
bagi masyarakat berpenghasilan
rendah (MBR) yang disertai
dengan peningkatan kualitas
lingkungan hunian
1. Meningkatnya hunian yang
layak dan terjangkau, terutama
bagi MBR
2. Mendorong industri
memfasilitasi pekerja dengan
perumahan untuk buruh
industri.
3. Menurunkan luasan daerah
kumuh
4. Mendorong penyediaan rumah
bagi PNS dan pemberi layanan
di daerah terpencil
2. Meningkatkan jumlah sarana 1. Menambah kapasitas dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 70
Visi/Misi Tujuan Sasaran
pelayanan kesehatan dan
kualitas pelayanan medis
pemerintah maupun swasta
layanan puskesmas
2. Meningkatkan layanan rumah
sakit pemerintah
3. Mendorong berdirinya rumah
sakit non pemerintah
4. Menambah jumlah dokter
5. Peningkatan sediaan obat
6. Meningkatnya kualitas hidup
melalui pengendalian jumlah
penduduk
3. Menambah jumlah sarana dan
guru pendidikan formal dasar
dan menengah pemerintah
maupun swasta
1. Menambah jumlah SD
2. Menambah Jumlah SMP
3. Menambah jumlah SMA
4. Meningkatkan kualitas
pendidikan dasar dan
menengah
5. Mendorong tumbuhnya
pedidikan ketrampilan non
formal
6. Menambah tenaga pengajar
tingkat dasar dan menengah
7. Mendorong tumbuh
kembangnya perpustakaan
keliling dan taman baca
4. Mendorong berdirinya
pendidikan tinggi non
pemerintah berakreditasi baik
1. Beroperasinya pendidikan
tinggi yang memiliki
keterkaitan kuat dengan dunia
usaha dan meningktan
profesionalitas SDM
5. Menambah pelayanan sarana
olahraga dan kepemudaan
pemerintah maupun swasta
1. Membangun atau mendorong
berdirinya pusat olahraga
bertaraf nasional
4. Menumbuhsuburkan kehidupan
harmonis dan berbudi pekerti
atas dasar nilai multi etnis,
multi kultur dan melestarikan
nilai-nilai seni budaya melayu,
kearifan lokal, dan memelihara
kelestarian lingkungan hidup
1. Meningkatkan nilai seni dan
budaya melayu dan daerah
lainnya yang multi kultur dan
etnis di Kota Batam
1. Berkembangnya nilai-nilai seni
budaya melayu dan daerah
lainnya
2. Batam menjadi kota
internasional yang multi kultur
dan multi etnik
3. Memfasilitasi acara tahunan
budaya multi kultur dan multi
etnik di Kota Batam yang dapat
menarik minat wisatawan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 71
Visi/Misi Tujuan Sasaran
4. Memberikan ruang publik bagi
kegiatan masyarakat untuk
mengaktualisasikan dirinya
2. Mewujudkan kerukunan dan
ketertiban hidup antar
kelompok dan antar etnis dalam
masyarakat
1. Meningkatnya keharmonisan
kerukunan hidup antar
kelompok dan agama dalam
masyarakat
2. Meningkatnya ketertiban hidup
masyarakat
3. Meningkatkan kualitas
kehidupan dan perlindungan
perempuan dan anak
1. Meningkatnya kualitas hidup
dan perlindungan terhadap
perempuan dan anak
5. Mewujudkan pelaksanaan
pemerintahan yang baik, bersih
dan berwibawa
1. Penerapan keterbukaan
informasi publik
1. Membangun kerjasama dengan
stasiun radio dan TV untuk
pengelolaan kota
2. Bekerjasama dengan media
cetak lokal untuk keluhan
pelayanan publik (rubrik
walikota menjawab)
3. Mengoptimalisasi penggunaan
WEB Pemerintah Kota Batam
2. Penerapan program reformasi
birokrasi
1. Sosialisasi pada seluruh lapisan
aparat tentang reformasi
birokrasi
2. Membangun sistem reformasi
birokrasi
3. Mendorong implementasi
pelayanan prima’ Kota Batam
3. Menstandarkan prosedur
perijinan dan peningkatan
pelayanan
1. Meningkatkan kinerja
Pelayanan Perijinan Terpadu
Satu Pintu
2. Meniadakan beberapa biaya
perijinan pelayanan publik
(perijinan usaha, surat tanda
kenal lahir dan lain
sebagainya)
4. Meningkatkan kualitas dan
efektifitas perencanaan,
pengawasan dan pengendalian
pelaksanaan pembangunan
1. Meningkatnya partisipasi
masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan
2. Meningkatnya efektifitas
perencanaan, pengawasan dan
pengendalian pelaksanaan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 72
Visi/Misi Tujuan Sasaran
pembangunan
5. Meningkatkan penataan
kelembagaan dan peningkatan
kinerja aparatur
1. Mengikutsertakan aparatur
untuk mengikuti pendidikan
dan pelatihan yang relevan dan
sesuai dengan kebutuhannya
2. Menyusun tata kerja dan tata
laksana peningkatan kinerja
aparatur
6. Mewujudkan pengelolaan
keuangan dan kekayaan daerah
yang akuntabel.
1. Meningkatnya efektifitas dan
efisiensi pengelolaan keuangan
daerah
2. Memiliki sistem pemerkiraan
pendapatan daerah yang handal
3. Meningkatnya pengelolaan
kekayaan daerah
7. Menciptakan Iklim investasi
yang kondusif
1. Memberikan informasi yang
handal dan terbarukan bagi
investasi di Kota Batam
2. Memberikan kepastian
dukungan berinvestasi
Berdasarkan pencapaian prioritas dan sasaran pembangunan, hasil evaluasi pelaksanaan
pembangunan tahun 2013 serta perumusan permasalahan dan tantangan pada tahun 2015 yang
merupakan tahun ketiga pelaksanaan RPJMD, maka ditetapkan isu strategis :
1. Penyediaan pelayanan infrastruktur kota yang prima
2. Peningkatan kualitas dan pencegahan degradasi lingkungan hidup kota
3. Pengendalian perusakan dan pencemaran lingkungan hidup
4. Peningkatan kemitraan atau kerjasama dengan Pengelola Kawasan Batam
5. Peningkatan aksesibilitas antar wilayah di Kota Batam
6. Peningkatan kegiatan ekonomi rakyat dan meningkatkan keterkaitannya dengan aktivitas
industri yang berkembang.
7. Optimalisasi manajemen pemerintahan kota
8. Pengendalian laju pertumbuhan penduduk.
9. Meminimalisir ekses negatif dari pelaksanaan pembangunan.
Isu strategis tersebut secara fungsional saling berhubungan satu dengan yang lainnya,
sehingga upaya penanganan satu isu strategis dapat mendukung atau berdampak positif bagi
upaya penanganan isu strategis lainnya
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 73
IV.2 RKPD Tahun 2016 Sebagai Bagian Integral dari RPJMN Tahun 2015-2019
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional ditetapkan berdasarkan Peraturan Presiden
Nomor 2 Tahun 2015 dimana didalamnya ditetapkan visi pembangunan nasional untuk Tahun
2015-2019 adalah: “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian
Berlandaskan Gotong Royong”.
Visi tersebut diwujudkan melalui 7 (tujuh) misi pembangunan, yaitu:
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang
kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan
kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan negara
hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara
maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan
kepentingan nasional.
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Secara umum Strategi Pembangunan Nasional ditunjukkan dalam Gambar 5.1 yang
menggariskan hal-hal sebagai berikut:
1. Norma Pembangunan yang diterapkan dalam RPJMN 2015-2019 adalah sebagai berikut:
a. Membangun untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat.
b. Setiap upaya meningkatkan kesejahteran, kemakmuran, produktivitas tidak boleh
menciptakan ketimpangan yang makin melebar yang dapat merusak keseimbangan
pembangunan. Perhatian khusus kepada peningkatan produk-tivitas rakyat lapisan
menengah-bawah, tanpa menghalangi, menghambat, mengecilkan dan mengurangi
keleluasaan pelaku-pelaku besar untuk terus menjadi agen pertum-buhan. Hal ini
dimaksudkan untuk menciptakan pertum-buhan ekonomi yang berkelanjutan.
c. Aktivitas pembangunan tidak boleh merusak, menurunkan daya dukung lingkungan dan
mengganggu keseimbangan ekosistem.
2. Tiga Dimensi Pembangunan;
a. Dimensi pembangunan manusia dan masyarakat.
Pembangunan dilakukan untuk meningkatkan kualitas ma-nusia dan masyarakat yang
menghasilkan manusia-manusia Indonesia unggul dengan meningkatkan kecerdasan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 74
otak dan kesehatan fisik melalui pendidikan, kesehatan dan perbaikan gizi. Manusia
Indonesia unggul tersebut diharap-kan juga mempunyai mental dan karakter yang
tangguh dengan perilaku yang positif dan konstruktif. Karena itu pembangunan mental
dan karakter menjadi salah satu prioritas utama pembangunan, tidak hanya di birokrasi
tetapi juga pada seluruh komponen masyarakat, sehingga akan dihasilkan pengusaha
yang kreatif, inovatif, punya etos bisnis dan mau mengambil risiko; pekerja yang berde-
dikasi, disiplin, kerja keras, taat aturan dan paham terhadap karakter usaha tempatnya
bekerja; serta masyarakat yang tertib dan terbuka sebagai modal sosial yang positif bagi
pembangunan, serta memberikan rasa aman dan nyaman bagi sesama.
b. Dimensi pembangunan sektor unggulan dengan prioritas:
- Kedaulatan pangan. Indonesia mempunyai modal yang cukup untuk memenuhi
kedaulatan pangan bagi seluruh rakyat, sehingga tidak boleh tergantung secara
berlebihan kepada negara lain.
- Kedaulatan energi dan ketenagalistrikan. Dilakukan dengan memanfaatkan sebesar-
besarnya sumber daya energi (gas, batu-bara, dan tenaga air) dalam negeri.
- Kemaritiman dan kelautan. Kekayaan laut dan maritim Indonesia harus dapat
dimanfaatkan secara optimal bagi kepentingan nasional dan kesejahteraan rakyat.
- Pariwisata dan industri. Potensi keindahan alam dan keanekaragaman budaya yang
unik merupakan modal untuk pengembangan pariwisata nasional. Sedangkan
industri diprioritaskan agar tercipta ekonomi yang berbasiskan penciptaan nilai
tambah dengan muatan iptek, keterampilan, keahlian, dan SDM yang unggul.
c. Dimensi pemerataan dan kewilayahan.
Pembangunan bukan hanya untuk kelompok tertentu, tetapi untuk seluruh masyarakat
di seluruh wilayah. Karena itu pembangunan harus dapat menghilangkan/memperkecil
kesenjangan yang ada, baik kesenjangan antarkelompok pendapatan, maupun
kesenjangan antarwilayah, dengan prioritas:
- Wilayah desa, untuk mengurangi jumlah penduduk miskin, karena penduduk
miskin sebagian besar tinggal di desa;
- Wilayah pinggiran;
- Luar Jawa;
- Kawasan Timur.
3. Kondisi sosial, politik, hukum, dan keamanan yang stabil diperlu-kan sebagai prasyarat
pembangunan yang berkualitas. Kondisi perlu tersebut antara lain:
a. Kepastian dan penegakan hukum;
b. Keamanan dan ketertiban;
c. Politik dan demokrasi; dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 75
d. Tetakelola dan reformasi birokrasi.
4. Quickwins (hasil pembangunan yang dapat segera dilihat hasilnya). Pembangunan
merupakan proses yang terus menerus dan membutuhkan waktu yang lama. Karena itu
dibutuhkan output cepat yang dapat dijadikan contoh dan acuan masyarakat tentang arah
pembangunan yang sedang berjalan, sekaligus untuk meningkatkan motivasi dan partisipasi
masyarakat.
Strategi Pembangunan Nasional
IV.3Prioritas dan Pembangunan
Prioritas pembangunan Kota Batam untuk tahun 2015 merupakan tindak lanjut tahun
sebelumnya serta dalam rangka mendukung program pembangunan yang tertuang dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2011-2016. Prioritas dan
sasaran pembangunan Kota Batam Tahun 2015 dalam rangka pelaksanaan urusan wajib dan
urusan pilihan yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota Batam adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan sarana dan prasarana infrastruktur jalan, drainase, utilitas perkotaan,
kebersihan kota dan pengendalian banjir.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 76
2. Peningkatan Kualitas SDM melalui peningkatan infrastruktur pendidikan dan kesehatan,
peningkatan kualitas mutu pendidikan dan pelayanan kesehatan, serta peningkatan kualitas
kepemudaan, peranan wanita, keluarga berencana dan ketenagakerjaan.
3. Peningkatan sarana dan prasarana transportasi dan fasilitas sarana perhubungan lainnya.
4. Pembangunan dan pengembangan infrastruktur Kawasan Hinterland dan pengembangan
kawasan perbatasan.
5. Peningkatan pemberdayaan perekonomian masyarakat melalui optimalisasi bantuan modal,
pemanfaatan pasar pemerintah, dan meningkatkan kemudahan akses masyarakat ke
lembaga keuangan.
6. Peningkatan pengembangan kepariwisataan, fasilitas investasi dan promosi dalam rangka
meningkatkan perekonomian dan daya saing Kota Batam.
7. Pembinaan, pengendalian dan penertiban penyandang masalah kesejahteraan sosial serta
perlindungan sosial.
8. Peningkatan Kapasitas Daerah dan optimalisasi Teknologi Informasi dalam rangka rangka
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan mewujudkan penyelenggaraan
pemerintahan yang baik.
9. Peningkatan ketentraman dan ketertiban umum serta penegakkan supremasi hukum
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 77
IV.3Program Prioritas dan Kegiatan Pembangunan Daerah
Untuk mewujudkan visi,misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kota Batam Tahun 2011 – 2016 disusun prioritas program dan kegiatan
Pembangunan Daerah Kota Batam Tahun 2016. Secara rinci prioritas program dan kegiatan
pokok yang akan dilakukan pada tahun 2016 melalui sumber dana APBD Kota Batam dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 28. Prioritas Program dan Kegiatan Pembangunan Daerah
Kota Batam Tahun 2016
NO PRIORITAS
PEMBANGUNAN DAERAH
SASARAN PEMBANGUNAN
NAMA PROGRAM PAGU SKPD PENANGGUNG
JAWAB
1 Peningkatan sarana dan prasarana infrastruktur dan utilitas perkotaan
Tersedianya sarana dan prasarana infrastruktur dan utilitas perkotaan
Program
Peningkatan dan
Pengelolaan
Utilitas Perkotaan
24.442.400.519,00 Dinas Tata Kota & Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Pengurangan genangan air di pusat kota
Program
Pengendalian
Banjir dan
Perbaikan Jaringan
Pengairan
238.194.000.000,00 Dinas Pekerjaan Umum
Program
Pembangunan,
Pemeliharaan dan
Pengembangan
Infrastruktur
Sarana dan
Prasarana
Perumahan dan
Permukiman
181.747.650.000,00 Dinas Tata Kota
Program
Peningkatan
Sarana dan
Prasarana
Kebinamargaan
48.308.000.000,00 Dinas Pekerjaan Umum
Penyelenggaraan sistem penyediaan air minum memenuhi 80% cakupan layanan
Program
Pengembangan
Kinerja
Pengelolaan Air
Minum dan Air
Limbah
16.385.000.000,00 Dinas Pekerjaan Umum
Terwujud perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian
Program
Perencanaan dan
Pengendalian Tata
Ruang
2.000.000.000,00 Dinas Tata Kota dan Bappeda
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 78
penataan ruang secara terpadu, baik di wilayah darat maupun wilayah laut
Meningkatnya kualitas udara dan pengelolaan limbah dan material bahan berbahaya dan beracun
Program
Peningkatan
Pengendalian
Pencemaran dan
Perusakan
Lingkungan
4.320.602.000,00 Bapedalda dan Kantor Pemadam Kebakaran
Program Peningkatan Penataan Lingkungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
121.896.197.183,00 Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Bapedalda, Dinas KP2K dan Kantor Pemadam Kebakaran
Terwujudnya tatakelola pertanahan dan land banking yang optimal
Program Penataan Tata Guna Tanah
3.820.000.000,00 Badan Pertanahan Daerah
2 Peningkatan Kualitas SDM melalui peningkatan infrastruktur pendidikan dan kesehatan, serta peningkatam kualitas mutu pendidikan dan kesehatan serta peningkatan kualitas kepemudaan, peranan wanita, keluarga berencana dan ketenagakerjaan
Meningkatnya SDM yang bermuatan imtaq, pemerataan pendidikan, Indeks Pembangunan Manusia dan kualitas kepemudaan serta keterampilan tenaga kerja
Program
Pendidikan Anak
Usia Dini, Non
Formal dan
Pembinaan
Kesiswaan
6.010.440.800,00 Dinas Pendidikan
Meningkatkan daya tampung SD, SMP dan SMA
Program Peningkatan Ketersediaan dan Keterjangkauan Pelayanan Pendidikan Dasar dan Menengah
233.052.667.150,00 Dinas Pendidikan dan Dinas Tata Kota
Meningkatkan kualitas pendidikan dasar dan menengah
Program
Peningkatan Mutu
dan Manajemen
Pelayanan
Pendidikan
17.670.047.000,00 Dinas Pendidikan
Pelayanan kesehatan gratis yang selektif dengan pembatasan khusus
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat serta Standarisasi Pelayanan Kesehatan
1.982.228.000,00 Dinas Kesehatan
Upaya Kesehatan
dan Perbaikan Gizi
20.625.000.000,00 Dinas Kesehatan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 79
Masyarakat serta
Pencegahan dan
Penanggulangan
Penyakit
Pembangunan,
Peningkatan
Puskesmas dan
Jaringannya (Pustu,
Polindes dan
Posyandu)
28.500.000.000.00 Dinas Kesehatan
Pemerataan penempatan SDM Kesehatan
Program
Pengadaaan,
Peningkatan dan
Perbaikan Sarana
dan Prasarana
Kesehatan dan
RSUD Embung
Fatimah
35.835.010.000,00 Dinas Kesehatan dan RSUD Embung Fatimah
Peningkatan sediaan obat dan alat kesehatan
Program
Pengadaan Obat,
Pengawasan Obat
dan Makanan serta
Perbekalan
Kesehatan
22.354.674.000,00 Dinas Kesehatan dan RSUD Embung Fatimah
Meningkatnya kualitas hidup dan perlindungan terhadap perempuan dan anak
Program Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan dan Anak serta Pengarasutamaan Gender
2.200.000.000,00 Badan Pemberdayaan Perempuan dan PPA
Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pencegahan bahaya narkoba
Program Peningkatan Kesejahteraan Keluarga dan Penanggulangan Narkoba, PMS serta HIV/AIDS
2.070.000.000,00 Dinas Kesehatan dan Badan Pemberdayaan Perempuan dan PPA
Terciptanya hubungan industrial dan fasilitasi pekerja yang baik
Program
Peningkatan,
Pembinaan,
Pengawasan dan
Perlindungan
Ketenagakerjaan
2.563.781.900,00 Dinas Tenaga Kerja
Tersedianya lapangan kerja baru
Program
Peningkatan
Kualitas,
Produktivitas
Tenaga Kerja dan
Kesempatan Kerja
43.707.748.602,00 Dinas Tenaga Kerja
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 80
Meningkatnya pelayanan bidang kepemudaan dan keolahragaan
Program
Peningkatan,
Pembinaan dan
Pelayanan
Kepemudaan dan
Olahraga
72.031.719.000,00 Kantor Pemuda dan Olahraga
3 Peningkatan sarana dan prasarana transportasi dan fasilitas sarana perhubungan lainnya
Meningkatnya sistem transportasi dan perhubungan secara optimal
Program Pembangunan, Peningkatan, Pemeliharaan/Rehabilitasi Sarana Prasarana Transportasi
50.579.550.000,000 Dinas Perhubungan
Program
Peningkatan
Pelayanan
Angkutan
Masyarakat
26.157.500.000,00 Dinas Perhubungan
4 Pembangunan dan pengembangan infrastruktur wilayah Hinterland dan pengembangan kawasan perbatasan
Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur dasar, serta utilitas di wilayah perkotaan dan hinterland
Program Pembangunan Jalan dan Jembatan/Pelantar
36.596.000,000.00 Dinas Pekerjaan Umum
Meningkatnya kualitas dan akses sarana prasarana & tingkat layanan transportasi/perhubungan bagi masyarakat secara optimal termasuk dengan hinterland
Pembangunan, Peningkatan, Pemeliharaan/rehabilitasi Sarana dan Prasarana Transportasi
50.579.550.000,00 Dinas Perhubungan
5 Peningkatan pemberdayaan perekonomian masyarakat melalui optimalisasi bantuan modal, pemanfaatan pasar pemerintah dan meningkatkan kemudahan akses masyarakat ke lembaga keuangan
Meningkatnya kuantitas dan kualitas UKM
Peningkatan,
pembinaan dan
pengembangan
usaha kecil
menengah dan
koperasi
13.574.196.385.00
Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Pasar, Koperasi Dan Usaha Kecil Menengah Kota Batam
Peningkatan, Pembinaan, Pengembangan dan Pengawasan Industri
1.450.000.000.00
Dinas Perindag & ESDM
Program Perlindungan Konsumen dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan
3.166.162.050,00 Dinas Perindag & ESDM dan Dinas PMPK-UKM
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 81
Peningkatan dan Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri dan Ekspor
1.497.939.600,00 Dinas Perindag & ESDM dan Dinas PMPK-UKM
Program Peningkatan Ketahanan Pangan
480.810.000,00 Dinas KP2K
Peningkatan, Pengawasan dan Pembinaan Bidang Pertanian
4.143.271.250,00 Dinas KP2K
Pengembangan, Pengendalian dan Pemberdayaan Bidang Kelautan dan Perikanan
11.890.045.250,00 Dinas KP2K
6 Peningkatan pengembangan kepariwisataan, fasilitas investasi dan promosi dalam rangka meningkatkan perekonomian dan daya saing Kota Batam
Mendorong berdirinya pusat kuliner rakyat nasional maupun kuliner mancanegara dengan pola zoning ekslusif dengan tersedianya bahan-bahan pertanian lokal
Pengembangan Dunia Pariwisata
9.300.000.000,00 Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Pengembangan zona pariwisata alam
Pengembangan, Peningkatan dan Pembinaan Kebudayaan
5.390.000.000,00 Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
7 Pembinaan, pengendalian dan penertiban penyandang masalah kesejahteraan sosial serta perlindungan sosial
Percepatan penanggulangan kemiskinan daerah
Program Penanggulangan Kemiskinan dan Penanganan Masalah – masalah Sosial
28.652.500.000,00 Dinas Sosial dan Permakaman dan Sekretariat Daerah
Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan dan Anak serta Pengarasutamaan Gender
2.200.000.000,00 Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Peningkatan Kesejahteraan Keluarga dan Penanggulangan Narkoba, PMS serta HIV/AIDS
2.300.000.000,00 Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Dinas Pendidikandan Dinas Kesehatan
Peningkatan, Pembinaan, Pengawasan dan Perlindungan Ketenagakerjaan
2.563.781.900,00
Dinas Tenaga Kerja
Program Peningkata gn Kualitas, Produktivitas Tenaga Kerja dan Kesempatan Kerja
43.707.748.602,00 Dinas Tenaga Kerja
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 82
8 Peningkatan Kapasitas Daerah dan optimalisasi Teknologi Informasi dalam rangka meningkatkan pelayanan masyarakat dan mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik
Sosialisasi pada seluruh lapisan aparat tentang reformasi birokrasi
Pengembangan Partisipasi dan Budaya Politik
1.125.000.000,00 Badan Kesbangpol-Linmas dan Sekretariat Daerah
Meningkatnya efektivitas dan efisiensi pengelolaan keuangan daerah
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Seluruh SKPD Pemerintah Kota Batam
Mendorong implementasi ‘pelayanan prima’ Kota Batam
Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
Seluruh SKPD Pemerintah Kota Batam
Program Pembangunan Peningkatan Fasilitas/ Sarana dan Prasarana Perkantoran
Seluruh SKPD Pemerintah Kota Batam
Membangun sistem reformasi birokrasi
Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Masa
12.303.575.260,00 Badan Kominfo dan Sekretariat Daerah
Peningkatan Layanan Informasi serta Pengelolaan Pos, Telekomunikasi dan Penyiaran
1.850.000.000,00 Badan Kominfo dan Di
Pengendalian dan Pengawasan Penduduk serta Penataan Administrasi Kependudukan
8.105.130.150.00 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Program Perencanaan, Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang
3.810.000.000.00 Dinas Tata Kota dan Bappeda
Program Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan
17,000,000,000.00
Seluruh SKPD Pemerintah Kota Batam
Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan
6,685.539.500.00 Sekretariat Daerah
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
7.560.500.000.00 Badan Kepegawaian dan Diklat
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 83
Peningkatan, Pembinaan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
22.001.736.200,00 Dispenda dan Sekretariat Daerah
Peningkatan Kualitas Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah
3.920.000.000,00 Inspektorat
Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Daerah
25.172.842.200.00 Sekretariat Dewan
9 Peningkatan Ketentraman dan ketertiban umum serta penegakan supremasi hukum
Meningkatnya ketertiban hidup masyarakat
Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Masyarakat
800.000.000,00 Badan Kesbangpol dan Satpol PP
Meningkatkan penciptaan ketertiban umum kehidupan masyarakat secara berkesinambungan dengan dukungan dan keikutsertaan masyarakat luas
Program pengembangan wawasan kebangsaan
1.945.000.000,00 Badan Kesbangpol-Linmas dan Sekretariat Daerah
Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Masyarakat serta penanggulangan bencana alam
8.877.700,000.00 Badan Kesbangpol, Dinas Sosial dan Satpol PP
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 84
BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH
Dalam RKPD yang disampaikan ini akan memuat beberapa informasi seperti Prioritas
Pembangunan Daerah, indikator hasil program penanggung jawab program dan kegiatan. Serta
rincian pembiayaan baik dari anggaran APBD Kota, APBD Provinsi, maupun APBN. Program
dan kegiatan dapat dilihat dalam matrik usulan program kegiatan sebagai berikut: