Click here to load reader
Upload
vodat
View
213
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pertumbuhan suatu negara dikatakan maju apabila didukung oleh kemajuan
pembangunan negara tersebut.Pembangunan merupakan upaya yang terencana dalam rangka
mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam yang ada guna mencapai tujuan
pembangunan.Pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan yang selalu meningkat
mengundang akan terjadinya pencemaran dan perusakan lingkungan yang disebabkan oleh
tekanan kebutuhan pembangunan. Kegiatan dari pembangunan di sektor usaha/industri akan
mengandung resiko pencemaran dan perusakan lingkungan hidup sehingga struktur dan
fungsi dasar ekosistem yang menjadi penunjang kehidupan dapat tercemar dan/atau rusak.
Masalah pencemaran lingkungan merupakan masalah lama yang dihadapi manusia
dimana pun manusia itu tinggal.Pencemaran lingkungan adalah masuknya substansi-substansi
berbahaya ke dalam lingkungan sehingga kualitas lingkungan menjadi berkurang atau
fungsinya tidak sesuai dengan peruntukannya.Masalah lingkungan sering dikelompokan ke
dalam tiga bentuk yaitu pencemaran lingkungan (pollution), pemanfaatan lahan secara salah
(land misuse) dan pengurasan atau habisnya sumber daya alam (natural resource deleption).1
Sementara itu, masalah pencemaran lingkungan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis
antara lain pencemaran air, udara dan tanah.
Usaha di bidang perindustrian yang semakin tumbuh dan berkembang tidak lepas dari
peran pemerintah dalam memberikan dukungan terhadap pelaku usaha/industri.Pendirian
usaha/industri bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara
adil dengan memperhatikan keseimbangan dan kelestarian lingkungan.Dukungan pemerintah
1Munadjat Danusaputro, 1986, Hukum Lingkungan, Buku Cet 1, Binacipta, Bandung , h. 62
bagi para pelaku usaha atau industri dapat melalui berbagai cara salah satunya dengan
memberi perizinan usaha/industri.
Segala bentuk kegiatan industri manusia akan menghasilkan sisa kegiatan industri yang biasa
disebut dengan limbah industri. Salah satu bentuk kegiatan usaha industri yang dimaksudkan
adalah usaha kacang kace di desa Nyanglan Kabupaten Klungkung.2 Usaha kacang kace akan
dapat mencemari atau berdampak terhadap pencemaran lingkungan di sekitarnya yang dapat
membahayakan lingkungan. Usaha
kacang kace ini dapat secara langsung maupun tidak langsung mencemari lingkungan yaitu
berupa limbah hasil dari pengelohan kacang tersebut.Sisa dari hasil industri yang berupa
limbah-limbah tersebut mengandung zat-zat kimia yang berbahaya yang dapat mencemari
lingkungan.Hal ini dapat mengakibatkan pencemaran air yang disebabkan oleh usaha
tersebut. Aktivitas usaha ini yang pengelolaannya kurang baik akan mengakibatkan
kerusakan lingkungan disekitar. Tindakan usaha seperti ini bisa mengancam keselamatan
lingkungan karenalimbah hasil olahan kacang kace ini dibuang ke sungai .
Sementara itu, dalam Pasal 28 H Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 (selanjutnya ditulis UUD 1945) tersirat bahwa lingkungan hidup yang baik dan
sehat merupakan hak asasi dan hak konstitusional bagi setiap warga Negara Indonesia,oleh
karena itu Negara,pemerintah,dan seluruh pemangku kepentingan berkewajiban untuk
melakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dalam pelaksanaan
pembangunan berkelanjutan agar lingkungan hidup Indonesia dapat tetap menjadi sumber
dan penunjang hidup bagi rakyat Indonesia serta makhluk hidup lain.Pengaturan mengenai
lingkungan hidup telah diatur dalam Undang-Undang no 32 tahun 2009 tertulis dalam
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5059) selanjutnya ditulis UU 32/2009. Penggunaan
2http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberita&kid=2&id=46616 diakses tanggal 22
februari 2015
sumber daya alam dalam undang-undang tersebut diamanatkan harus selaras,serasi,dan
seimbang dengan fungsi lingkungan hidup. Kebijakan, rencana, dan/atau program
pembangunan harus dijiwai oleh kewajiban melakukan pelestarian fungsi lingkungan hidup
dan mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan.
Didalam UU 32/2009 Pasal 1 angka 14 dijelaskan bahwa pencemaran lingkungan
adalah masuk atau dimasukannya makhluk hidup,zat,energi,dan/atau komponen lain ke dalam
lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup
yang telah ditetapkan. Kegiatan industri semacam ini juga dapat berdampak terhadap
perusakan lingkungan hidup sesuai dijelaskan dalam Pasal 1 angka 16 UU 32/2009
perusakan lingkungan hidup adalah tindakan orang yang menimbulkan perubahan langsung
atau tidak langsung terhadap sifat, fisik, kimia, dan/atau hayati lingkungan hidup sehingga
melampaui kreteria baku kerusakan lingkungan hidup.
Dasar perlindungan dan pengelolaan lingkungan tercantum dalam Pasal 1 angka 2 UU
32/2009 disebutkan bahwa “perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya
sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan
mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi
perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.
Dalam Pasal 22 ayat (1) UU 32/2009 menyebutkan “setiap usaha dan/atau kegiatan yang
berdampak penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki amdal ”. Demikian juga dalam
Pasal 2 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan
menyebutkan “setiap usaha dan/kegiatan yang wajib memiliki amdal atau UKL-UPL wajib
memiliki izin lingkungan”Dengan adanya ketentuan tersebut pemerintah seharusnya lebih
teliti menerbitkan izin usaha sehingga dapat mengurangi pencemaran dan perusakan
lingkungan.
Konsep analisis mengenai dampak lingkungan atau environmental impact analysis
(EIA) dalam pandangan Fola S. Ebisemiju, muncul sebagian jawaban atas keperihatinan
tentang dampak negatif dari kegiatan manusia, khususnya pencemaran lingkungan akibat
kegiatan industri pada tahun 1960-an.3 Sejak itu, Amdal telah menjadi instrumen untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan menajemen yang bersih lingkungan dan selalu melekat pada
tujuan pembangunan yang berkelanjutan.Dengan demikian setiap usaha/industri yang
memiliki dampak atau berdampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap
lingkungan disekitarnya harus memiliki atau mempunyai sebuah izin yaitu izin
lingkungan.Dalam kesempatan ini penulis tertarik untuk mengangkat dan membahas masalah
ini dan ingin memaparkannya secara mendalam bagaimana proses dari usaha kacang kace itu
sendiri serta dampak yang muncul akan adanya usaha ini terhadap lingkungan sekitar.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik dan ingin mewujudkan dalam bentuk
skripsi yang berjudul “PENEGAKAN SANKSILINGKUNGAN TERKAIT
PENCEMARAN LINGKUNGAN OLEH LIMBAH USAHA KACANG KACEDIDESA
NYANGLANKABUPATEN KLUNGKUNG’’
3 Syamsuharja Bethan, 2008, Penerapan Prinsip Hukum Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup Dalam
Aktivitas Industri Nasional Sebuah Upaya penyelamatan Lingkungan Hidup dan Kehidupan Antar Generasi,
P.T Alumni Bandung, h.145
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan pada latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang dapat penulis
rumuskan antara lain:
1. Bagaimana kebijakan pemerintah dalam menanggulangi pencemaran limbah
kacang kace di Kabupaten Klungkung?
2. Bagaimana penegakan sanksi lingkunganditerapkan untuk menidak pencemaran
yang dilakukan oleh pengusaha kacang kacedi Kabupaten Klungkung?
1.3 Ruang lingkup masalah
Setiap penulisan karya ilmiah agar pembahasannya tidak menyimpang dari pokok
permasalahan yang diangkat. Penulis membatasi ruang lingkup pembahasan bahwa dalam
penulisan karya ilmiah ini ruang lingkupnya adalah apa saja kebijakan pemerintah dalam
menanggulangi pencemaran limbah kacang kace di Kabupaten Klungkung dan bagaimana
perizinan dan sanksi yang diterapkan untuk menindak pencemaran oleh usaha kacang kace di
Kabupaten Klungkung.
1.4 Orisinalitas Penelitian
Penegakan Izin Lingkungan terkait kasus pencemaran lingkungan oleh limbah kacang
kace di Kabupaten Klungkung merupakan kewajiban dari pemerintah dalam mengeluarkan
sebuah izin untuk pendirian usaha dan masyarakat sebagai pemohon izin untuk ikut serta
dalam mentaati semua peraturan-peraturanataupun syarat-syarat.Penelitian sejenis yang
terkait dengan perlindungan hak cipta, telah dilakukan penelusuran diantaranya sebagi
berikut:
a. Pertama, menemukan skripsi diinternet tahun 2008 atas namaYudistira berjudul “kajian
dampak kerusakan lingkungan akibat kegiatan penambangan pasir di daerah kawasan
gunung merapi (studi kasus di desa keningar kecamatan dukuh kabupaten magelang
provinsi jawa tengah”. Dengan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat kerusakan lingkungan yang terjadi di lokasi penambangan
pasir?
2. Bagaimana dampak kerusakan lingkungan yang terjadi akibat penambangan
pasir dan bagaimana pengelolaannya?
b. Kedua, menemukan skripsi di sebuah situs internet, tahun 1995 atas nama Marjo berjudul
“kewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup dan hubungannya dengan
izin usaha industri ”, dengan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah kebijaksanaan pembangunan industri di indonesia dewasa ini
dalam hubungannya dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup itu?
2. Bagaimana kewenangan pemberian izin usaha industri dan bagaimana tata
cara pemberian izin usaha industri tersebut?
Penekanan pada penelitian ini difokuskan pada penegakan Hukum lingkungan terkait
kasus pencemaran oleh limbah usaha kacang kace di Kabupaten Klungkung.Pada penelitian
ini melakukan pembahasan berdasarkan ketentuan UU 32/2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27
Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan.Dalam penelitian terdahulu, baik di Universitas
Udayana maupun universitas lainnya sepanjang penulis ketahui, penekanan pada penelitian
ini belum pernah memperoleh kajian. Oleh karena itu, penelitian ini dapat dikemukakan
masih bersifat orisinal dan layak dijadikan obyek penelitian dalam skripsi ini.
1.5 Tujuan penelitian
Agar penulisan ini memiliki suatu maksud yang jelas, maka harus memiliki tujuan
yang dapat mencapai target yang di kehendaki. Tujuannya dapat digolongkan menjadi
dua,yaitu:
1.5.1 Tujuan umum
Secara umum tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, melatih dan juga
mendeskripsikan ide ide yang berkaitan dengan materi yang diperoleh selama ini yang
dituangkan dalam bentuk sebuah karya tulis.Mengembangkan tentang pengetahuan hukum
administrasi negara yaitu tentang perizinan dalam upaya penegakan hukum lingkungan untuk
menambah wawasan berpikir dan memecahkan masalah yang terdapat di dalam masyarakat
dan mengenai pencemaran usaha kacang kace dalam upaya penegakan hukum lingkungan di
Kabupaten Klungkung sehingga bermanfaat dalam pembinaan dan perkembangan ilmu
hukum itu sendiri.
1.5.2 Tujuan Khusus
Sementara itu secara khusus sesuai permasalahan yang dibahas, adapun tujuan khusus
yang ingin dicapai adalah:
a. Untuk dapatmengetahui dan memahamibagaimana kebijakan pemerintah
kabupaten Klungkung dalam penanggulangan limbah usaha kacang kace.
b. Untuk mengetahui dan menganalisis penerapan sanksi yang diterapkan dalam
menindak pengusaha usaha kacang kace di Kabupaten Klungkung.
1.6 Manfaat penelitian
1.6.1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam aspek teoritis
(keilmuan).Seiring dengan berkembangnya masyarakat, permasalahan-permasalahan yang
ada dimasyarakat pun menjadi semakin kompleks terutama permasalahan di bidang
lingkungan hidup.Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi referensi untuk
penelitian-penelitian berikutnya terutama dalam memperdalam ilmu hukum khususnya ilmu
penegakan Hukum Lingkungan yang terkait dengan bidang Hukum Lingkungan.
1.6.2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada semua
pihak yang terkait dalam pelaksanaan penegakan izin lingkungan terkait kasus pencemaran
oleh limbah usaha kacang kece di Kabupaten Klungkung.Dengan adanya penelitian ini
diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat terkait dengan Peraturan daerah
ini dan meningkatkan sadar dan patuh terhadap hukum.
1.7 Landasan Teoritis
Sebelum membahas permasalahan dalam skripsi ini secara lebih mendalam, maka
terlebih dahulu akan diuraikan beberapa teori atau landasan-landasan yang dimungkinkan
untuk menunjang pembahasan permasalahan yang ada. Dengan adanya teori-teori yang
menunjang, diharapkan dapat memperkuat, memperjelas, dan mendukung untuk
menyelesaikan permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini.
1.7.1. Teori Negara Hukum
Menurut UUD 1945 ditegaskan dalam Pasal 1 ayat (3) yang berbunyi bahwa “Negara
Indonesia adalah Negara hukum”, dimana dalam hal ini Negara Republik Indonesia adalah
Negara hukum (rechtstaat) yang berdasarkan pancasila dan bukan negara yang berdasarkan
atas kekuasaan semata(machtstaat).Istilah negara hukumdalam kepustakaan indonesia
merupakan terjemahan langsung dari “rechtsstaat”. Timbulnya gagasan-gagasan pokok yang
dirumuskan dalam konstitusi-konstitusi dari abad ke -19 itusehingga timbul istilah negara
hukum atau rechtsstaat.4 Sifat negara hukum ini hanya dapat ditunjukkan jika alat-alat
perlengkapannya bertindak menurut peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh
lembaga pemerintahan yang berwenang dan sesuai dengan asas legalitas . Adapun ciri-ciri
Negara hukum menurut para ahli yaitu diantaranya Philipus M. Hadjon memberikan ciri-ciri
negara hukum sebagai berikut:
1. Keserasian hubungan antara pemerintah dan rakyat.
2. Hubungan fungsional yang proporsional diantara kekuasaan negara.
3. Penyelesaian sengketa melalui musyawarah, peradilan sarana terakhir.
4. Keseimbangan antara hak dan kewajiban.5
Frans Magnis Suseno berkaitan dengan ciri-ciri negara hukum mengemukakan terdiri dari:
1. Asas legalitas.
2. Kebebasan/kemandirian kekuasaan kehakiman.
3. Perlindungan hak asasi manusia.
4. Sistem konstitusi/hak dasar.6
Teori negara hukum ini menjelaskan bahwa dalam suatu Negara yang memiliki suatu
peraturan haruslah mematuhi peraturan tersebut yang berlaku untuk pemerintah ataupun
untuk masyarakat itu sendiri. Dengan demikian dalam pelaksanaan dan penerapan hukum itu
akan menciptakan suasana atau keadaan yang aman.
1.7.2 Teori Kewenangan Pemerintah
Menurut H.D Stout mengatakan bahwa wewenang adalah pengertian yang berasal
dari hukum organisasi pemerintah yang dapat dijelaskan sebagai keseluruhan aturan aturan
yang berkenan dengan perolehan dan penggunaan wewenang pemerintahan oleh subjek
4Notohamidjojo,1970, Makna Negara Hukum, Badan Penerbit Kristen, Jakarta,h. 27.
5Philipus M. Hadjon, 1994, Fungsi Normatif Hukum Administrasi Dalam Mewujudkan Pemerintahan
Yang Bersih, Surabaya, h.45 6Frans Magnis Suseno, 1978, Dasar-Dasar Ilmu Politik, PT. Bumi Aksara, Jakarta, h.34
hukum publik didalam hubungan hukum publik.7Setiap penyelenggaraan kenegaraan
pemerintah harus memiliki legitimasi yaitu kewenangan yang diberikan oleh undang-
undang.Dengan demikian substansi asas legalitas adalah wewenang.8Dalam konsep hukum
publik, wewenang merupakan konsep inti dari hukum tata Negara dan hukum administrasi
Negara.9Tanpa adanya kewenangan yang dimiliki maka badan atau pejabat tata uasaha
Negara tidak dapat melaksanakan suatu tindakan pemerintah.
Secara teoritis, kewenangan yang bersumber dari peraturan perundang-undangan
tersebut diperoleh melalui tiga cara yaitu : atribusi,delegasi,dan mandat.10
Teori kewenangan
menurut H.D. Van Wijk/Willem Konijnenbelt meliputi atribusi, delegasi dan mandat yang
didefinisikan sebagai berikut:
a) Attributie: toekening van een bestuursbevoegdheid door een wetgever aan een
bestuursorgaan, (atribusi adalah pemberian wewenang pemerintah oleh pembuat
undang-undang kepada organ pemerintahan).
b) Delegatie: overdracht van een bevoegdheid van het ene bestuursorgaan aan een
ander, (delegasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan dari satu organ
pemerintahan kepada organ pemerintahan lainnya),
c) Mandaat: een bestuursorgaan laat zijn bevoegdheid namens hem uitoefenen door
een ander, (mandat terjadi ketika organ pemerintahan mengizinkan
kewenangannya dijalankan oleh organ lain atas namanya).11
1.7.3. Teori Penegakan Hukum
Menurut Soerjono Soekanto mengatakan bahwa penegakan hukum adalah kegiatan
menyerasikan hubungan nilai-nilai yang terjabarkan didalam kaidah-kaidah/pandangan-
7 Ridwan HR, 2011, cet. Ke 6, Hukum Administrasi Negara, Raja Grafindo Persada, Jakarta, h. 98
8Ibid
9H.M. Arief Muljadi, 2005, Landasan dan Prinsip Hukum Otonomi Daerah Dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia, Prestasi Pustaka, h. 61. 10
Ridwan HR, op.cit,h.101. 11
Ridwan HR, op.cit,h. 102.
pandangan yang mantap dan mengejawantah dan sikap tindak sebagi rangkaian penjabaran
nilai tahap akhir untuk menciptakan memelihara dan mempertahankan kedamaian pergaulan
hidup.12
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan hukum itu sendiri antara lain:
a) Faktor hukumannya sendiri, yang didalam tulisan ini akan dibatasi undang-undang
saja.
b) Faktor penegakan hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk maupun
menerapkan hukum
c) Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum.
d) Faktor masyarakat, yakni lingkungan dimana hukum tersebut berlaku atau
diterapkan.
e) Faktor kebudayaan,yakni sebagai hasil karya,cipta dan rasa yang didasarkan pada
karsa manusia didalam pergaulan hidup.
Kelima faktor tersebut saling berkaitan dengan eratnya, oleh karena merupakan esensi
dari penegakan hukum juga merupakan tolak ukur daripada efektifitas penegakan
hukum.13
Menurut Wayne LaFavren, penegakan hukum sebagai suatu proses, pada hakikatnya
merupakan penerapan diskresi yang menyangkut membuat keputusan yang tidak secara ketat
diatur oleh kaidah hukum, akan tetapi mempunyai unsur penilaian pribadi.14
1.7.4. Prinsp-prinsip pencemaran dan perusakan lingkungan hidup
Bahaya yang senantiasa mengancam kelestarian lingkungan hidup dari waktu ke
waktu ialah pencemaran dan perusakan lingkungan.Ekosistem dari suatu lingkungan dapat
terganggu kelestariannya oleh karena pencemaran dan perusakan lingkungan.Pasal 1 angka
14UU 32/2009 menyebutkan “pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau
dimasukannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan
hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah di
tetapkan”.
12
Ridwan HR., op.cit, h. 292 13
Soerjono Soekanto,2007, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia, Jakarta, h. 8. 14
Soerjono Soekanto, 2012, cet. 11, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum,
Rajagrafindo Persada, Jakarta, h. 7
Menurut Stephanus Munadjat Danusaputro merumuskan pencemaran lingkungan sebagai
berikut :15
Pencemaran adalah suatu keadaan, dalam mana suatu zat dan atau energi
diintroduksikan ke dalam suatu lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses
alam sendiri dalam konsentrasi sedemikian rupa, hingga menyebabkan terjadinya
perubahan dalam keadaan termaksud yang mengakibatkan lingkungan itu tidak
berfungsi seperti semula dalam arti kesehatan, kesejahteraan, dan keselamatan hayati.
Perusakan lingkungan hidup didefinisikan didalam Pasal 1 angka 16 UU 32/2009
yang menyebutkan “perusakan lingkungan hidup adalah tindakan orang yang menimbulkan
perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia, dan/atau hayati
lingkungan hidup sehingga melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan hidup”. Rusak
berarti sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi sebagaimana fungsi sebenarnya, dengan rusaknya
lingkungan mengandung makna bahwa lingkungan semakin berkurang kegunaannya atau
mendekati kepunahan bahkan kemungkinan telah punah sama sekali. Rusaknya lingkungan
dapat terjadi karena alam dan perbuatan manusia. Perusakan lingkungan apabila ditinjau dari
peristiwa terjadinya dapat dibagi menjadi dua:
a. Kerusakan itu terjadi dengan sendirinya yang disebabkan oleh alam dan perbuatan
manusia.
b. Disebabkan pencemaran, baik yang berasal dari air, udara maupun tanah.16
Didalam UU 32/2009 memuat ketentuan hak setiap orang atas lingkungan yang baik
dan sehat, berarti kewajiban bagi setiap orang untuk memelihara kemampuan lingkungan
hidup agar dapat tetap dimanfaatkan untuk perlindungan dan kebutuhan manusia atau
makhluk hidup lainnya, termasuk juga upaya mencegah dan menanggulangi perusakan
lingkungan. Dalam undang-undang itu pula dengan adanya hak dan kewajiban tersebut
melahirkan pertanggungjawaban administrasi, perdata maupun sanksi pidana.
15 St. Munadjat Danusaputro,1986, Hukum Lingkungan dalam Pencemaran Lingkungan Melandasi
Sistem Hukum pencemaran, Buku V: Sektoral, Bina Cipta, Bandung, h. 77. 16
P. Joko Subagio, 2002, Hukum Lingkungan (Masalah dan Penanggulangannya), PT. Rineka Cipta,
Jakarta, h.34.
1.7.5Izin Lingkungan
Pada dasarnya semua usaha dan kegiatan pembangunan harus memperoleh izin.Izin
(verguning) adalah suatu persetujuan dari penguasa berdasarkan undang-undang
atauperaturan pemerintah untuk dalam keadaan tertentu menyimpang dari ketentuan-
ketentuan larangan peraturan perundang-undangan.Izin dapat juga diartikan sebagai
dispensasi atau pelepasan/pembebasan dari suatu larangan.Adapun pengertian perizinan
adalah salah satu bentuk pelaksanaan fungsi pengaturan dan bersifat pengendalian yang
dimiliki oleh pemerintah terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
masyarakat.Perizinan dapat berbentuk pendaftaran, rekomendasi, sertifikasi, penentuan kuota
dan izin untuk melakukan izin sesuatu usaha yang biasanya harus dimiliki ataupun diperoleh
suatu organisasi perusahaan atau seseorang sebelum yang bersangkutan dapat melakukan
suatu kegiatan atau tindakan.Dengan memberi izin penguasa memperkenankan orang yang
memohonnya untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu yang sebenarnya dilarang demi
memperhatikan kepentingan umum yang mengaharuskan adanya pengawasan.
Menurut E. Utrecht mengatakan bahwa bila pembuat peraturan umumnya tidak
melarang suatu perbuatan, tetapi masih juga memperkenankannya asal saja diadakan secara
yang ditentukan untuk masing-masing hal kongkret, keputusan administrasi negara yang
memperkenankan perbuatan tersebut bersifat suatu izin(Vergunning).17
Secara yuridis
pengertian izin dan perizinan tertuang dalam Pasal 1 angka 8 dan 9 Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu.Dalam Pasal 1 angka 8 ditegaskan bahwa izin adalah dokumen yang dikeluarkan oleh
pemerintah daerah berdasarkan peraturan daerah atau peraturan lainya yang merupakan bukti
legalitas, menyatakan sah atau diperbolehkannya seseorang atau badan untuk melakukan
usaha atau kegiatan tertentu.Kemudian Pasal 1 angka 9 selanjutnya menegaskan bahwa
17
E. Utrecht, 1957, Pengantar Dalam Hukum Indonesi, ichtar, Jakarta h. 187
perizinan adalah pemberian legalitas kepada seseorang atau pelaku usaha/ kegiatan tertentu,
baik dalam bentuk izin maupun tanda daftar usaha. Definisi izin dan perizinan juga
didefinisikan sama dalam Pasal 1 angka 8 dan angka 9Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Pedoman organisasi dan Tata kerja Unit Pelayanan Perizinan
Terpadu di Daerah.
Salah satu persyaratan izin dalam bidang hukum lingkungan adalah bahwa kegiatan-
kegiatan usaha tersebut harus memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup, yang
selanjutnya disebut Amdal.Menjamin bahwa kegiatan usaha tersebut tidak menimbulkan
dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup.Diwajibkannya Amdal bagi setiap
kegiatan telah di tegaskan dalam Pasal 3 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun
2012 Tentang Izin Lingkungan, yang menetapkan “setiap usaha dan/atau kegiatan yang
berdampak penting terhadap lingkungan wajib memiliki Amdal”.Untuk menerbitkan izin
tersebut harus diperhatikan rencana tata ruang pendapat masyarakat, pertimbangan dan
rekomendasi pejabat yang berwenang yang berkaitan dengan usaha dan atau kegiatan
tersebut.Demikian juga terhadap pembuangan limbah ke lingkungan hidup tanpa adanya
keputusan izin tidak diperkenankan.
1.8 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu sarana pokok dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta seni. Penelitian bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran
secara sistematis,metodologis,dan konsisten.18
Adapun metode penelitian yang digunakan
dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
1.8.1. Jenis penelitian
18
H. Zainuddin Ali, 2009, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, h. 17.
Sebagai suatu karya ilmiah dan untuk mendapatkan hasil yang ilmiah sehingga dapat
dipertahankan secara ilmiah pula.Maka dalam penelitian skripsi ini, penulis menggunakan
jenis penelitian yuridis empiris.Penelitian secara yuridis dijadikan acuan dalam meneliti
permasalahan berkaitan dengan landasan hukum pada peraturan perundang-undangan yang
ada.Penelitian yuridis empiris mengembangkan pendekatan dengan aspek hukum terhadap
hasil penelitian lapangan karena data-data yang dikumpulkan melalui wawancara.19
Menurut
soerjono soekanto penelitian hukum empiris atau sosiologis yang terdiri dari penelitiaan
terhadap identifikasi hukum (tidak tertulis) dan penelitian terhadap efektivitas hukum.20
1.8.2. Sifat Penelitian
Penulis menggunakan penelitian deskriptif yang penelitiannya secara umum,
termasuk pula didalamnya penelitian ilmu hukum, bertujuan menggambarkan secara tepat
sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu, atau untuk menentukan ada
tidaknya hubungan antara suatu gejala dengan gejala lain dalam masyarakat.21
Penelitian
deskriptif dapat membentuk teori-teori baru atau dapat memperkuat teori yang sudah
ada.Penelitian deskriptif yang dimaksud dalam penelitian ini digunakan untuk
menggambarkan realita dari adanya peraturan mengenai pengendalian dan kerusakan
pencemaran lingkungan hidup.
1.8.3 Data dan Sumber Data
Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
1. Data Primer (Fieldar Reseach)
Data Primer adalah data yang didapat langsung dari masyarakat sebagai
sumber pertama dengan melalui penelitian lapangan (Field Research).
19
Mukti Fajar,2010, Dualisme Penelitian Hukum Normatif &Empiris, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, h,
183.
20
Soerjono Sooekanto, op.cit, h. 51.
21
Soerjono Soekanto, loc. cit
Penelitian Lapangan dilakukanmelalui wawancara(Interview).22
2. Data Sekunder (Library Research)
Data Sekunder berupa data data Hukum (Library Research), bahan hukum
sekunder berupa semua publikasi tentang hukum yang bukan dokumen dokumen
resmi atau yang diperoleh dari bahan-bahan pustaka.
Adapun bahan-bahan Hukum yang dipergunakan dalam penulisan skripsi ini adalah :
a. Bahan hukum primer,yaitu bahan hukum yang mempunyai otoritas(autoriatif) yang terdiri
dari (a) peraturan perundang-undangan,(b)catatan-catatan resmi atau risalah pembuatan
suatu peraturan perundang-undangan,dan (c) putusan hakim.23
Ada pun bahan bahan
hukum yang di gunakan adalah:
a) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
b) Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
c) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Izin
Lingkungan
b. Bahan hukum sekunder yaitu bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum
primer seperti rancangan undang-undang,hasil penelitian,atau pendapat pakar hukum24
.
Adapun bahan hukum sekunder yang digunakan adalah buku-buku tentang negara
hukum, buku-buku tentang hukum lingkungan, buku-buku administrasi negara dan buku-
buku penunjang lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.
c. Bahan hukum tertier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan
terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti kamus (hukum), dan
22
Ronny Hanitijo Soemitro, 1983, Metode Penulisan Hukum, Ghalian Indonesia, Jakarta, h. 24 23
H. Zainuddin Ali I, op cit, h. 47. 24
Amiruddin dan H. Zainal Asikin, 2010,Pengantar Metode Penelitian Hukum, Rajawali Pers,
Jakarta,h. 32.
ensiklopedia.25
Adapun bahan hukum tertier yang digunakan adalah kamus hukum,
majalah dan artikel dari internet.
1.8.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian hukum empiris dikenal teknik–teknik untuk mengumpulkan data
yaitu studi dokumen, wawancara, observasi. Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah:
a. Teknik Studi dokumen merupakan langkah awal dari setiap penelitian hukum (baik
normatif maupun empiris), karena penelitian hukum selalu bertolak dari premis
normatif.26
b. Teknik wawancara(interview)
Menurut M. Mochtar, teknik wawancara adalah teknik atau metode memperoleh
informasi untuk tujuan penelitian dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung
(tatap muka), antara pewawancara dengan responden. Selain dengan cara tatap muka
wawancara dapat dilakukan secara tidak langsung dengan telepon atau surat.27
c. Teknik observasi / pengamatan.
Teknik observasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu teknik observasi langsung dan
teknik observasi tidak langsung.Yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
observasi langsung dimana dalam pengumpulan data peneliti mengadakan pengamatan
secara langsung atau tanpa alat terhadap gejala-gejala subyek yang diselidiki baik
pengamatan dilakukan dalam situasi buatan, yang khusus diadakan.
1.8.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Keseluruhan data yang diperoleh dan sudah terkumpul baik melalui studi dokumen,
teknik wawancara, ataupun dengan observasi kemudian mengolah dan menganalisis secara
kualitatif yaitu dengan menghubungkan antara data yang ada yang berkaitan dengan
25
Ibid.. 26
Ibid, h. 68. 27
M. Mochtar, 1998, Pengantar Metodologi Penelitian, Sinar Karya Dharma IIP, Jakarta, h. 78
pembahasan dan selanjutnya disajikan secara deskriptif. Data yang telah terkumpulkan
dipaparkan dengan disertai analisis sesuai dengan teori yang terdapat pada buku-buku
literatur dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, guna mendapatkan kesimpulan
sebagai akhir dari penulisan skripsi ini.