13
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemilihan tata letak merupakan salah satu keputusan kunci yang berperan dalam efisiensi operasional suatu perusahaan dalam jangka panjang (Heizer dan Render, 2014). Keputusan pemilihan tata letak fasilitas memiliki pengaruh yang tinggi terhadap kinerja sistem dari sisi waktu dan biaya. Oleh karena itu, pemilihan tata letak fasilitas harus dipandang dari perspektif strategis. Fasilitas yang efisien dan perbaikan produktivitas didapatkan dari proses pemilihan desain tata letak fasilitas terbaik dari beberapa alternatif yang ada (Yang et al., 2009 dikutip dari Al- Hawari et al., 2014). Tata letak fasilitas adalah pengaturan aktivitas, proses, departemen, ruang kerja, area penyimpanan, gang, dan area publik dalam suatu fasilitas. Tata letak yang efektif dapat memberikan beberapa manfaat, di antaranya adalah mengurangi waktu pelayanan kepada pelanggan dan meningkatkan kapasitas. Keputusan tata letak dapat mempengaruhi kualitas, produktivitas, dan daya saing (Russell dan Taylor, 2011). Oleh karena itu, pemilihan tata letak yang tepat memerlukan pertimbangan matang untuk dapat menghasilkan keputusan yang tepat. Pemilihan tata letak fasilitas dalam infrastruktur penerbangan komersial juga merupakan keputusan penting suatu organisasi. Pertumbuhan permintaan akan transportasi udara yang pesat dari tahun ke tahun dan kenaikan daya beli masyarakat Indonesia mendorong perkembangan industri penerbangan komersial. Kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85909/potongan/S1-2015... · dan perbaikan produktivitas didapatkan dari proses pemilihan desain

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85909/potongan/S1-2015... · dan perbaikan produktivitas didapatkan dari proses pemilihan desain

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pemilihan tata letak merupakan salah satu keputusan kunci yang berperan

dalam efisiensi operasional suatu perusahaan dalam jangka panjang (Heizer dan

Render, 2014). Keputusan pemilihan tata letak fasilitas memiliki pengaruh yang

tinggi terhadap kinerja sistem dari sisi waktu dan biaya. Oleh karena itu, pemilihan

tata letak fasilitas harus dipandang dari perspektif strategis. Fasilitas yang efisien

dan perbaikan produktivitas didapatkan dari proses pemilihan desain tata letak

fasilitas terbaik dari beberapa alternatif yang ada (Yang et al., 2009 dikutip dari Al-

Hawari et al., 2014).

Tata letak fasilitas adalah pengaturan aktivitas, proses, departemen, ruang

kerja, area penyimpanan, gang, dan area publik dalam suatu fasilitas. Tata letak

yang efektif dapat memberikan beberapa manfaat, di antaranya adalah mengurangi

waktu pelayanan kepada pelanggan dan meningkatkan kapasitas. Keputusan tata

letak dapat mempengaruhi kualitas, produktivitas, dan daya saing (Russell dan

Taylor, 2011). Oleh karena itu, pemilihan tata letak yang tepat memerlukan

pertimbangan matang untuk dapat menghasilkan keputusan yang tepat.

Pemilihan tata letak fasilitas dalam infrastruktur penerbangan komersial juga

merupakan keputusan penting suatu organisasi. Pertumbuhan permintaan akan

transportasi udara yang pesat dari tahun ke tahun dan kenaikan daya beli masyarakat

Indonesia mendorong perkembangan industri penerbangan komersial. Kebutuhan

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85909/potongan/S1-2015... · dan perbaikan produktivitas didapatkan dari proses pemilihan desain

masyarakat akan sarana transportasi yang cepat dan terjangkau didorong pula oleh

kemunculan dan pertumbuhan perusahaan maskapai berbujet rendah atau low-cost

carrier. Menurut Kementerian Perhubungan Indonesia (2012), rata-rata kenaikan

jumlah penumpang pesawat domestik dari tahun 2008 hingga 2012 adalah sebesar

16% per tahun dan diprediksi akan terus bertambah di tahun-tahun berikutnya.

Jumlah penumpang di Bandar Udara Internasional Adisutjipto mencapai 5.109.648

penumpang di tahun 2013, jauh melebihi kapasitas ideal bandar udara untuk 1,2 juta

penumpang per tahun (Lalu Lintas Angkatan Udara, 2013).

Perencanaan berperan penting dalam pembuatan fasilitas bandar udara untuk

memenuhi permintaan yang semakin tinggi. Industri penerbangan harus dapat

bekerja sama dengan pemerintah, otoritas berwenang dan penyedia jasa navigasi

udara untuk dapat mencapai kapasitas maksimal dari fasilitas yang telah ada, atau

meningkatkannya. Peningkatan kapasitas fasilitas yang telah ada dapat diraih

melalui penerapan teknologi baru dan perbaikan prosedur sehingga meningkatkan

laju perpindahan dengan tetap memperhitungkan aspek keamanan (Airports Council

International, 2009).

Salah satu infrastruktur bandar udara yang menopang operasional

penerbangan komersial adalah terminal bandar udara. Menurut Airport Cooperative

Research Program (2010), di dalam terminal bandar udara terdapat 13 fasilitas yang

terdiri dari: konter tiket maskapai penerbangan, area screening penumpang, ruang

tunggu, konsesi, area klaim bagasi (untuk terminal kedatangan), area sirkulasi,

kantor maskapai, fasilitas penanganan bagasi, fasilitas penyortiran bagasi, layanan

inspeksi internasional, area pendukung, pelayanan khusus, dan sistem gedung.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85909/potongan/S1-2015... · dan perbaikan produktivitas didapatkan dari proses pemilihan desain

Bandar Udara Internasional Adisutjipto merupakan pintu masuk dan keluar

transportasi udara di Daerah Istimewa Yogyakarta baik domestik dan internasional.

Yogyakarta yang merupakan destinasi wisata baik bagi wisawatan domestik

maupun internasional menimbulkan tingginya frekuensi penerbangan hingga

melebihi kapasitas bandar udara (Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,

2009). Bandar Udara Internasional Adisutjipto dibangun pada tahun 1940 sebagai

pangkalan militer Angkatan Udara. Pada tahun 1964, bandar udara ini diubah

menjadi Pelabuhan Udara Gabungan Sipil dan Militer melalui keputusan Direktorat

Jenderal Perhubungan Udara Republik Indonesia atas persetujuan Angkatan Udara

Indonesia (http://adisutjipto-airport.co.id/sejarah).

Gambar 1.1 Tata Letak Terminal Bandar Udara Internasional

Adisutjipto Yogyakarta

Sumber: (http://adisutjipto-airport.co.id/tata letak-terminal) diakses pada 31

Januari 2015

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85909/potongan/S1-2015... · dan perbaikan produktivitas didapatkan dari proses pemilihan desain

Pada tahun 2013, PT Angkasa Pura 1 sebagai pengelola Bandar Udara

Internasional Adisutjipto dan 12 bandar udara lainnya di Indonesia kawasan tengah

dan timur telah mencanangkan beberapa rencana strategis dalam hal investasi, salah

satunya adalah melalui pengembangan terminal bandar udara dalam menopang

pelayanan terhadap konsumen. Dipicu dari adanya kenaikan jumlah penumpang

yang melalui Bandar Udara Internasional Adisutjipto, PT Angkasa Pura 1

menjalankan proyek pengembangan terminal bandar udara senilai Rp 796,4 juta

(Angkasa Pura Airports, 2013). Berdasarkan hasil wawancara awal dengan pihak

PT Angkasa Pura 1, proyek yang direalisasikan pada bulan Februari tahun 2014 ini

mengubah tata letak terminal seperti letak titik pemeriksaan keamanan 1, konter

tiket maskapai, dan conveyor belt bagasi penumpang.

Perubahan tata letak ini menimbulkan beberapa implikasi operasional seperti

aliran pemrosesan penumpang hingga menaiki pesawat, operasional bagasi,

keamanan, dan antrian check-in serta loket pembayaran pajak bandar udara sesuai

yang diutarakan oleh Manajer Operasional PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

Bandar Udara Internasional Adisutjipto. Beberapa perubahan pada sisi operasional

dapat dilihat dari gambar-gambar berikut ini.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85909/potongan/S1-2015... · dan perbaikan produktivitas didapatkan dari proses pemilihan desain

Gambar 1.2 Conveyor Belt dan Baggage Make Up Area Bandar Udara

Internasional Adisutjipto

Sumber: Dokumentasi Pribadi (Januari 2015)

Gambar 1.3 Mesin X-Ray Konter Check-In Bandar Udara Internasional

Adisutjipto

Sumber: Dokumentasi Pribadi (Januari 2015)

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85909/potongan/S1-2015... · dan perbaikan produktivitas didapatkan dari proses pemilihan desain

Gambar 1.4 Area Depan Terminal Keberangkatan

Sumber: Dokumentasi Pribadi (Januari 2015)

Di luar masalah teknis dan operasional, maskapai penerbangan PT Garuda

Indonesia (Persero) Tbk mengedepankan aspek pelayanan penuh kepada

penumpang yang menjadi salah satu nilai korporasi perusahaan sehingga kepuasan

penumpang menjadi perhatian penting (Garuda Indonesia, 2013). Kepuasan

pelanggan dapat diukur dari perbedaan antara pelayanan yang diharapkan dengan

pelayanan yang dirasakan (Parasuraman et al., 1985). Tidak hanya dari sisi

pelayanan maskapai penerbangan, penumpang pesawat juga menilai dari kualitas

fisik lingkungan (Milfont dan Duckit, 2004 dikutip dari Mingying et al., 2013).

Evaluasi performa dari terminal suatu bandar udara oleh penumpang dilihat dari

kepadatan, keterlambatan, kehandalan pelayanan, kewajaran pelayanan, biaya,

kenyamanan, dan adanya pengalihan (Lemer, 1992 dalam Mingying et al., 2013).

Obyek dalam penelitian ini adalah tata letak terminal keberangkatan Bandar

Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta. Permasalahan dipicu oleh adanya

keluhan dari pihak pengguna bandar udara yakni maskapai penerbangan, dalam hal

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85909/potongan/S1-2015... · dan perbaikan produktivitas didapatkan dari proses pemilihan desain

ini adalah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mengenai tata letak terminal

keberangkatan Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta melalui

wawancara awal dengan Asisten Manajer Pelayanan. Pembangunan dan perubahan

desain tata letak terminal keberangkatan Bandar Udara Internasional Adisutjipto

pada tahun 2013 menimbulkan beberapa permasalahan operasional.

1.2 Rumusan Masalah

Implementasi perubahan tata letak terminal keberangkatan Bandar Udara

Internasional Adisutjipto oleh PT Angkasa Pura 1 pada bulan Februari tahun 2014

ini dilandasi oleh keputusan strategis optimalisasi bisnis inti operasi bandar udara

melalui pengembangan bandar udara atraktif. Hal ini dilakukan melalui peningkatan

produktivitas, pengembangan kapasitas bandar udara, dan perbaikan kualitas

pelayananuntuk mendorong pertumbuhan pendapatan dan kepuasan pelanggan

(Angkasa Pura Airports, 2013). Akan tetapi pada implementasinya, terdapat

beberapa keluhan terhadaptata letak terminal keberangkatan Bandar Udara

Internasional Adisutjipto tersebut. Seperti yang diutarakan oleh pihak Asisten

Manajer Pelayanan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk di Bandar Udara

Internasional Adisutjiptoyang mengemukakan keluhan atas tata letak terminal

keberangkatan.

“(Bandar Udara Internasional) Adisutjipto itu sudah kecil dan kapasitasnya

tidak memadai. Dengan tata letak yang seperti ini, tambah desek-desekan

(berdesak-desakan)”.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85909/potongan/S1-2015... · dan perbaikan produktivitas didapatkan dari proses pemilihan desain

Dari hasil wawancara dengan pihak manajemen dan staf operasional PT

Garuda Indonesia (Persero) Tbk, didapatkan beberapa keluhan yang muncul akibat

tata letak terminal keberangkatan Bandar Udara Internasional Adisutjipto.

Permasalahan-permasalahan itu di antaranya adalah permasalahan penanganan

bagasi yang berkaitan dengan isu keamanan, kesulitan pengunjung dalam

menemukan konter check-in maskapai yang dituju, serta antrian dan aliran

penumpang menuju ruang tunggu.

Potensi munculnya human error petugas maskapai dalam menyortir bagasi

dari conveyor belt yang dibagi menjadi dua jalur ke tiap pesawat maskapai

penerbangan tertentu setelah melewati penyaringan keamanan mesin x-ray yang

hanya ada dua buah untuk seluruh maskapai. Kesalahan pemindahan bagasi oleh

petugas dapat terjadi pada maskapai penerbangan pada jalur conveyor belt konter

check-in yang ada pada satu jalur seperti yang terungkap dalam wawancara awal

dengan staf operasional PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

“Dulu awal-awal sempat ada masalah staf bagasi kita salah masukin bagasi

yang bukan punya Garuda ke pesawat Garuda, misal tas punya maskapai C tapi

dimasukkan ke pesawat kita”. (R3, 2015).

Pada puncak kepadatan bandar udara saat ada beberapa penerbangan dengan

jadwal pada jam yang sama dan atau hampir sama, terjadi antrian bagasi menuju

mesin x-ray. Proses penyaringan keamanan bagasi tidak selesai bersamaan dengan

proses check-in sehingga penumpang yang telah melakukan check-in melanjutkan

ke ruang tunggu tanpa mendapat baggage clearance. Apabila terdapat bagasi yang

tidak lolos saringan keamanan mesin x-ray, maskapai penerbangan terpaksa

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85909/potongan/S1-2015... · dan perbaikan produktivitas didapatkan dari proses pemilihan desain

memanggil penumpang tersebut ke area check-in atau bagasi tidak ikut dimasukkan

dalam penerbangan.Walaupun tidak sering terjadi, Asisten Manajer PT Garuda

Indonesia (Persero) Tbk mengungkapkan terjadinya pemanggilan penumpang

karena masalah bagasi yang tidak lolos mesin x-ray dapat menyebabkan

keterlambatan penerbangan dan ketidaknyamanan penumpang.

Dalam tata letak terminal keberangkatan Bandar Udara Internasional

Adisutjipto, terdapat tembok pembatas yang memisahkan gerbang keberangkatan

dengan area konter maskapai. Layar penunjuk posisi maskapai penerbangan

dianggap tidak efektif dalam mengarahkan penumpang ke konter maskapai

penerbangan yang dituju. Masalah ini terungkap dalam wawancara awal dengan

manajemen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Melalui obervasi awal, peneliti

menemukan beberapa penumpang yang belum mengerti tata letak Bandar Udara

Internasional Adisutjipto kesulitan dalam menemukan konter maskapai penerbangan

yang dikehendaki sehingga harus diarahkan oleh petugas.

Gambar 1.5. Antrian Penumpang di Terminal Keberangkatan

Sumber: Dokumentasi Pribadi (Januari 2015)

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85909/potongan/S1-2015... · dan perbaikan produktivitas didapatkan dari proses pemilihan desain

Observasi awal peneliti pada hari Minggu 25 Januari 2015 menemukan bahwa

desain tata letak konter check-in yang melingkar menyebabkan saat kepadatan

Bandar Udara Internasional Adisutjipto tinggi, pergerakan penumpang masuk ke

konter maskapai yang dituju terhalang oleh antrian. Antrian check-in sisi barat dan

pembayaran pajak bandar udara untuk masuk ke ruang tunggu bertabrakan. Begitu

pula dengan penumpang yang telah check-in dari konter sisi timur kesulitan

menerobos antrian penumpang untuk menuju ruang tunggu.

Tujuan PT Angkasa Pura 1 dalam membangun dan mengubah tata letak

Bandar Udara Internasional Adisutjipto adalah untuk memberikan pelayanan yang

lebih prima kepada penumpang (Angkasa Pura Airports, 2013). Namun dalam

realisasinya, perubahan tata letak ini menimbulkan permasalahan baru tidak hanya

bagi penumpang tetapi juga maskapai penerbangan. Adanya perbedaan tujuan

pembangunan dengan hasil realisasi terkait dengan operasional penerbangan dan

kepuasan penumpang menjadi relevan untuk diteliti. Oleh karena itu, perlu

dilakukan kajian ulang mengenai tata letak terminal keberangkatan Bandar Udara

Internasional Adisutjipto.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Dari rumusan masalah penelitian mengenai perlunya menganalisis tata letak

terminal keberangkatan di Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta,

maka pertanyaan penelitian dalam penelitian ini yakni:

1. Bagaimanakah perspektif maskapai penerbangan terhadap tata letak terminal

keberangkatan Bandar Udara Internasional Adisutjipto?

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85909/potongan/S1-2015... · dan perbaikan produktivitas didapatkan dari proses pemilihan desain

2. Bagaimanakah perspektif pengelola toko ritel terhadap tata letak terminal

keberangkatan Bandar Udara Internasional Adisutjipto?

3. Bagaimanakah perspektif penumpang terhadap tata letak terminal

keberangkatan Bandar Udara Internasional Adisutjipto?

4. Rekomendasi tata letak terminal keberangkatan Bandar Udara Internasional

Adisutjipto seperti apakah yang dapat diberikan?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab keempat pertanyaan penelitian

di atas, yaitu untuk:

1. Menganalisis perspektif maskapai penerbangan terhadap tata letak terminal

keberangkatan Bandar Udara Internasional Adisutjipto.

2. Menganalisis perspektif pengelola toko ritel terhadap tata letak terminal

keberangkatan Bandar Udara Internasional Adisutjipto.

3. Menganalisis perspektif penumpang terhadap tata letak terminal keberangkatan

Bandar Udara Internasional Adisutjipto

4. Menganalisis rekomendasi tata letak terminal keberangkatan Bandar Udara

Internasional Adisutjipto.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85909/potongan/S1-2015... · dan perbaikan produktivitas didapatkan dari proses pemilihan desain

1.5 Batasan Masalah

Penelitian ini berfokus pada tata letak terminal keberangkatan di Bandar

Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta dari perspektif pengguna yakni

maskapai penerbangan, pengelola toko ritel, dan penumpang. Dalam penulisannya,

tata letak terminal keberangkatan Bandar Udara Internasional Adisutjipto akan

disebut sebagai tata letak terminal keberangkatan saja.

Proyek pengembangan terminal keberangkatan Bandar Udara Internasional

Adisutjipto Yogyakarta oleh PT Angkasa Pura 1 menimbulkan keluhan dari pihak

maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Berdasarkan observasi

awal peneliti ditemukan permasalahan-permasalahan operasional dan kenyamanan

penumpang seperti yang dikeluhkan oleh pihak PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yakni

manfaat bagi peneliti dan manfaat bagi perusahaan pengelola Bandar Udara

Internasional Adisutjipto yakni PT Angkasa Pura 1:

1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan lebih

mendalam terkait tata letak bandar udara dari perspektif pengguna.

2. Bagi PT Angkasa Pura 1 sebagai pengelola Bandar Udara Internasional

Adisutjipto, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam

perbaikan tata letak bandar udara.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85909/potongan/S1-2015... · dan perbaikan produktivitas didapatkan dari proses pemilihan desain

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini dibagi ke dalam lima bab yang

terdiri dari pendahuluan, landasan teori, metode penelitian, hasil dan pembahasan

penelitian, serta simpulan dan saran.

Bab pertama menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, dan

sistematika penulisan. Teori dan konsep yang berhubungan dengan topik penelitian

dijelaskan dalam bab kedua. Teori dan konsep tersebut di antaranya adalah:definisi,

tujuan, dan tipe tata letak, cara-cara menentukan keputusan tata letak, hal-hal yang

perlu dipertimbangkan dalam penentuan tata letak.

Selanjutnya pada bab ketiga dibahas mengenai jenis penelitian, obyek

penelitian, metode pengumpulan data, dan metode analisis data. Bab keempat berisi

hasil analisis dan pembahasan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian.

Hasil analisis didapatkan dari data yang dikumpulkan dan diolah selama masa

penelitian. Simpulan hasil penelitian dan saran untuk tata letak terminal

keberangkatan Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta akan dipaparkan

di dalam bab kelima.