31
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu bentuk dari karya sastra adalah puisi. Puisi merupakan gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman hidup serta membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus (KBBI, 2011:1112). Puisi berupa ungkapan bahasa yang bersifat lirik lagu (Luxemburg et al., 1989:175). Lirik lagu merupakan ragam suara berirama yang dituangkan melalui susunan kata sebagai wujud ungkapan jiwa penciptanya. Dari uraian di atas, dapat dilihat bahwa terdapat hubungan dan kesamaan ciri puisi dengan lirik lagu. Hubungan dan kesamaan ciri puisi dengan lirik lagu cukup signifikan karena menjadi tolak ukur keduanya dalam berkolaborasi menjadi suatu objek penelitian sastra. Hal-hal yang cukup signifikan mengenai hubungan dan kesamaan ciri puisi dengan lirik lagu antara lain sebagai berikut. Pertama, puisi dan lirik lagu menggunakan bahasa sebagai media dalam menyampaikan makna; kedua, puisi dan lirik lagu merupakan sarana pengarang dalam memaknai pengalaman hidup dan pengalaman batin; dan ketiga, puisi dan lirik lagu intensif dalam hal diksi. Diksi merupakan pilihan kata yang tepat dan selaras untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (KBBI, 2011:328). Kata-kata dalam puisi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83372/potongan/S1-2015...dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga

  • Upload
    buianh

  • View
    216

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83372/potongan/S1-2015...dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Salah satu bentuk dari karya sastra adalah puisi. Puisi merupakan gubahan

dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga

mempertajam kesadaran orang akan pengalaman hidup serta membangkitkan

tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus (KBBI,

2011:1112). Puisi berupa ungkapan bahasa yang bersifat lirik lagu (Luxemburg et

al., 1989:175). Lirik lagu merupakan ragam suara berirama yang dituangkan

melalui susunan kata sebagai wujud ungkapan jiwa penciptanya. Dari uraian di

atas, dapat dilihat bahwa terdapat hubungan dan kesamaan ciri puisi dengan lirik

lagu. Hubungan dan kesamaan ciri puisi dengan lirik lagu cukup signifikan karena

menjadi tolak ukur keduanya dalam berkolaborasi menjadi suatu objek penelitian

sastra.

Hal-hal yang cukup signifikan mengenai hubungan dan kesamaan ciri puisi

dengan lirik lagu antara lain sebagai berikut. Pertama, puisi dan lirik lagu

menggunakan bahasa sebagai media dalam menyampaikan makna; kedua, puisi

dan lirik lagu merupakan sarana pengarang dalam memaknai pengalaman hidup

dan pengalaman batin; dan ketiga, puisi dan lirik lagu intensif dalam hal diksi.

Diksi merupakan pilihan kata yang tepat dan selaras untuk mengungkapkan

gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (KBBI, 2011:328). Kata-kata dalam puisi

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83372/potongan/S1-2015...dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga

2

dan lirik lagu sama-sama bersifat konotatif, artinya memiliki kemungkinan makna

yang lebih dari satu. Oleh karena itu, diksi dalam puisi dan lirik lagu memang

dipilih secara cermat oleh pengarang karena kata-kata yang digunakan harus

dipertimbangkan maknanya. Selain selektif dalam pemilihan kata yang tepat

makna, kata-kata dalam puisi dan lirik lagu dipilih yang puitis, artinya memiliki

efek keindahan. Efek keindahan tersebut bersifat estetis. Keestetisan dalam hal ini

menurut Pradopo (2010:13) dapat diperoleh secara menyeluruh dengan

kepuitisan. Kepuitisan dapat dicapai dengan berbagai cara, misalnya dengan

bentuk visual: tipografi dan susunan bait; dengan bunyi: persajakan, asonansi,

aliterasi, kiasan bunyi, lambang rasa, dan orkestrasi; dengan pemilihan kata

(diksi), bahasa kiasan, sarana retorika, unsur-unsur ketatabahasaan, gaya bahasa,

dan sebagainya. Dalam mencapai kepuitisan tersebut, pengarang menggunakan

banyak cara sekaligus secara bersamaan untuk mendapatkan jaringan efek puitis

yang sebanyak-banyaknya (Altenbernd dalam Pradopo, 2010:13).

Puisi dan lirik lagu terbukti memiliki hubungan dan kesamaan ciri yang

cukup signifikan, tetapi perlu diperhatikan pula bahwa lirik lagu memiliki ciri

khusus yang tidak terdapat pada puisi. Dalam hal ini, lirik lagu merupakan bagian

yang melekat dari sebuah lagu sebagai produk musikal. Namun, perlu

diperhatikan pula bahwa ketika unsur musikal dalam lirik lagu ditanggalkan maka

lirik lagu menjadi suatu puisi dan dapat dipahami secara terpisah dari unsur-unsur

musikalnya (Herwin, 2012:4–5). Dengan demikian, meskipun terdapat sedikit ciri

yang berbeda di antara keduanya, tetapi hal itu tidak terlalu signifikan dalam hal

lirik lagu sebagai puisi.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83372/potongan/S1-2015...dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga

3

Dewasa ini, lirik lagu sebagai puisi terkategori dalam ranah sastra populer.

Hal ini karena lirik lagu merupakan salah satu genre sastra populer yang lahir dari

dan memiliki ciri-ciri puisi populer (Faruk dan Sayuti, 1997). Sastra populer tidak

bisa lepas dari unsur perdagangan (Dewojati, 2010:7). Lirik lagu diciptakan

seperti halnya sastra populer yang terikat pada unsur perdagangan. Hal tersebut

berarti bahwa selalu terdapat suatu gambaran keuntungan pada setiap peluncuran

sastra populer di tengah-tengah masyarakat. Selain hal tersebut, sastra populer

menyediakan jendela untuk melihat dunia orang kebanyakan (Damono dalam

Dewojati, 2010:11). Sastra populer dapat memberikan gambaran mengenai

konsep relatively unlettered (Dewojati, 2010:5). Relatively unlettered merupakan

konsep berpikir dan merasa masyarakat, sikap dan nilai-nilai yang diyakini

masyarakat, serta cara-cara masyarakat memandang kehidupan (Damono dalam

Dewojati, 2010:5–6). Sastra populer membentuk citra mental pribadi pengarang

sebagai anggota atau bagian dari masyarakat. Citraan itu berupa kesan atau

gambaran visual yang ditimbulkan oleh sebuah kata, frasa, atau kalimat, dan

merupakan unsur dasar yang khas dalam karya sastra puisi (KBBI, 2011:270).

Sastra populer berdedikasi untuk perkembangan sastra Indonesia modern dengan

membawa unsur-unsur sastra baru, tetapi dengan tidak semata-mata menghapus

unsur-unsur sastra yang telah ada sebelumnya. Salah satu bentuk dedikasi tersebut

adalah melalui kajian sastra populer mengenai lirik lagu sebagai puisi. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa sastra populer menjadi penting karena seperti

dalam penelitian ini yaitu membuka peluang besar bagi bidang seni di luar sastra

seperti seni musik yang berupa lirik lagu untuk dikolaborasikan dengan ciri serta

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83372/potongan/S1-2015...dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga

4

hakikat puisi lalu dibedah dengan pisau analisis sastra sehingga dengan hal ini

mampu merangsang juga lahirnya kajian-kajian mutakhir dalam bentuk lain yang

bersifat kolaboratif atau multidisipliner. Hal tersebut tentu memberikan faedah

bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Lirik lagu merupakan bagian yang melekat dari sebuah lagu sebagai produk

musikal beraliran pop. Musik pop adalah musik dengan irama yang sederhana

sehingga mudah dikenal dan disukai orang banyak (KBBI, 2011:943). Musik pop

dibawakan oleh kalangan profesional dan dikonsumsi oleh masyarakat secara luas

karena disebarkan melalui media massa seperti media elektronik (internet, film,

album rekaman, radio, dan televisi) dan media cetak (koran, majalah, buku musik,

dan sampul album rekaman) (Danesi, 2011:196). Musik pop secara dinamis

memasuki kehidupan masyarakat seiring dengan ilmu pengetahuan dan teknologi

yang semakin pesat berkembang. Dengan adanya kemajuan-kemajuan tersebut,

musik pop menjadi suatu barang industri yang mudah diakses, dibeli, dan

dinikmati oleh berbagai kalangan masyarakat. Kesimpulannya, musik pop

merupakan jenis genre musik yang ringan karena berirama sederhana, menjadi

merk komersial karena menjadi salah satu aspek dari budaya industri, serta

memiliki daya tarik tersendiri bagi khalayak ramai karena berlirik lagu khas atau

puitis. Lirik lagu yang puitis membuat musik pop menjadi lebih hidup serta lebih

dapat dijiwai sehingga mampu mempertajam kesadaran orang akan pengalaman

hidup dan membangkitkan tanggapan khusus seperti halnya efek yang diberikan

oleh puisi.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83372/potongan/S1-2015...dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga

5

Musik pop dapat memberikan berbagai-bagai kesan dan pesan mengenai

makna dari kisah romantika percintaan maupun kisah persahabatan kepada

masyarakat melalui lirik lagu yang puitis seperti yang terdapat pada lirik-lirik lagu

karya Jikustik. Lirik-lirik lagu Jikustik merupakan objek dalam penelitian ini.

Jikustik merupakan grup musik beraliran sweet-pop yang berasal dari kota

Yogyakarta. Lirik-lirik lagu Jikustik dipilih sebagai objek penelitian karena telah

ditinjau dari aspek sifat fungsi seni, kepadatan, dan ekspresi tidak langsung.

Ketiga aspek tersebut merupakan hakikat puisi (Pradopo, 2007:315). Aspek sifat

fungsi seni lirik-lirik lagu Jikustik ialah meskipun lirik-lirik lagu Jikustik berasal

dari sebuah lagu sebagai produk musikal beraliran pop, tetapi ketika unsur

musikalnya ditanggalkan maka lirik-lirik lagu Jikustik menjadi suatu puisi. Aspek

kepadatan lirik-lirik lagu Jikustik ialah lirik-lirik lagu Jikustik bercerita tentang

suatu peristiwa melalui inti cerita yang bersifat emosional sehingga mampu

membawa pembaca pada penghayatan makna. Aspek ekspresi tidak langsung

lirik-lirik lagu Jikustik ialah bahwa lirik-lirik lagu Jikustik menyatakan sesuatu,

tetapi dengan maksud yang lain serta menyimpan tanda-tanda suatu makna. Oleh

karena itu, lirik-lirik lagu Jikustik dapat dijadikan objek penelitian sastra.

Grup musik Jikustik memulai debut karirnya pada tahun 1996 dengan

susunan personil sebagai berikut. Stefanus Pongki Tri Barata ‘Pongki’ sebagai

vokalis, Carolus Liberianto ‘Carlo’ pada drum, Ardhi Nurdin ‘Dadik’ pada gitar

melodi, Mohammad Aji Mirza Ferdinan Hakim ‘Icha’ pada gitar bas, dan Ivan

Ramadhan ‘Ivan’ pada keyboard. Grup musik yang di awal debut karirnya

bernama G-coustic ini telah resmi berganti nama menjadi Jikustik pada tahun

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83372/potongan/S1-2015...dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga

6

2000. Pada tahun 2000 itu juga, Jikustik untuk pertama kali mengalami pergantian

personil pada keyboard dan digantikan oleh Adhitya Bhagaskara ‘Adhit’.

Jikustik termasuk grup musik yang produktif karena hampir setiap tahun

sejak grup musik ini berdiri selalu menghasilkan album. Terdapat sepuluh album

yang telah dilahirkan oleh grup musik ini. Dengan dukungan Radio Geronimo

Yogyakarta, Jikustik yang pada saat itu masih bernama G-coustic meluncurkan

album Bulan di Djogja pada tahun 1999 sebagai album rekaman independen.

Berawal dari album rekaman independen tersebut, Jikustik semakin melebarkan

sayap dengan karya-karya lagunya menjadi grup musik profesional yang lebih

diakui dalam industri musik Indonesia. Lagu “Adinda”, “1000 Tahun Lamanya”,

“Separuh Hati”, dan “Berdua Lagi” yang terdapat di dalam album Bulan di Djogja

(1999) masih dapat ditemukan di dalam album Jikustik berikutnya yaitu album

Seribu Tahun (2000). Berbeda dengan keempat lagu di atas, lagu “Rie....”,

“Bersanding Denganmu”, “Menunggumu Pulang”, dan “Didera Hujan” tidak

dapat ditemukan lagi di dalam album Jikustik berikutnya yaitu album Seribu

Tahun (2000). Pada saat itu, album rekaman independen Bulan di Djogja (1999)

hanya diluncurkan dalam jumlah dan skala yang kecil.

Urutan album-album Jikustik yang telah beredar luas di pasaran setelah

album rekaman independen Bulan di Djogja (1999), antara lain, sebagai berikut.

Seribu Tahun (2000), Seribu Tahun Repackage (2001), Perjalanan Panjang

(2002), Sepanjang Musim (2003), Pagi (2004), Kumpulan Terbaik Jikustik

(2005), Siang (2006), Malam (2008), Kembali Indah (2011), dan Live Acoustic

(2014). Album Seribu Tahun (2000) di-remake pada tahun 2001 dengan

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83372/potongan/S1-2015...dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga

7

menambahkan lagu “Jangan Pernah Kau Layu” dan “Setia” yang sempat menjadi

hits di tangga lagu musik Indonesia saat itu. Strategi repackaging album ini

menghasilkan angka penjualan di atas satu juta kopi. Di dalam album Kumpulan

Terbaik Jikustik (2005) terdapat empat belas lagu yang terdiri dari kompilasi

sebelas lagu pilihan terbaik dan tiga tambahan lagu baru yaitu “Aku Datang

Untukmu”, “Merasa Sepi”, dan “Sudah Kehendak-Nya”. Album Pagi (2004)

memiliki dua versi album, yaitu dalam bentuk CD dan kaset. Masing-masing versi

berisi dua belas lagu, tetapi terdapat dua lagu yang berbeda dari masing-masing

versi album. Pada album Pagi (2004) versi CD terdapat dua lagu yang tidak

terdapat pada album Pagi (2004) versi kaset yaitu lagu “Aku Percaya Padamu”

dan “Lagu Sedih”. Album Malam (2008) merupakan album Jikustik yang berhasil

mendapat penghargaan sebagai album musik dengan produksi dance terbaik tahun

2008 di ajang AMI Awards dan sekaligus merupakan album terakhir Jikustik

bersama ‘Pongki’ sebagai vokalis (http://www.newsmusik.co/news/jikustik).

Setelah itu, Jikustik memulai langkah barunya dengan meluncurkan album

Kembali Indah (2011) bersama Brian Prasetyo Adi ‘Brian’ sebagai vokalis

Jikustik yang baru. Jikustik terus berjuang mempertahankan prestasi dan

eksistensinya melalui lagu-lagu yang baru, tetapi dengan tidak meninggalkan

lagu-lagu lamanya yang telah menjadi legenda dalam permusikan di Indonesia.

Pada album Kembali Indah (2011), grup musik ini secara eksplisit menggunakan

kata ‘cinta’. Sebuah kata yang dengan sengaja tidak pernah digunakan dalam lirik

lagu pada album-album Jikustik sebelumnya, sekalipun lirik-lirik lagu Jikustik

didominasi oleh kisah romantika percintaan. Diksi yang seakan out of the box atau

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83372/potongan/S1-2015...dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga

8

keluar dari kebiasaan Jikustik pada album ini adalah dengan pilihan kata ‘juwita’

yang mana pada album-album sebelumnya selalu menggunakan kata ‘bunga’

dalam menyatakan personifikasi wanita (http://singolion.wordpress.com/jikustik-

sampai-samudra-mengering). Satu tahun setelah Jikustik melahirkan album

Kembali Indah (2011), Icha pada gitar bas memutuskan untuk hengkang dari

Jikustik. Jikustik semakin mendapatkan tantangan baru untuk tidak pernah

berhenti berkarya di tengah pasang surut yang terjadi. Tidak lama berselang,

Jikustik menemukan personil baru pada gitar bas yaitu Abadi Bayu ‘Bayu’.

Babak baru seakan semakin ditampakkan oleh grup musik Jikustik pada

album kesepuluhnya yaitu Live Acoustic. Album Live Acoustic resmi dirilis pada

tanggal 15 Juli 2014. Album ini merupakan album mini berisi lima lagu dengan

memformulasi empat lagu lama secara akustik dan direkam secara langsung (live)

sehingga menjadi sedikit berbeda dengan album-album Jikustik yang terdahulu.

Lima lagu dalam album Live Acoustic (2014) terdiri dari empat lagu lama yaitu

“Puisi” (album Siang, 2006), “Untuk Cinta” (album Kembali Indah, 2011), “Tetap

Percaya” (album Malam, 2008), “Pujaan Hatiku” (album Kembali Indah, 2011)

dan satu lagu baru ciptaan Brian dengan judul “Bila Ada Cinta Yang Lain”.

Model penjualan album Live Acoustic ini berbeda dari model penjualan album-

album sebelumnya karena tidak dijual di outlet toko kaset maupun CD, tetapi

dijual di distro pakaian karena menggunakan cara bundling dengan salah satu

merk produk pakaian. Dewasa ini, sistem bundling telah menjadi salah satu tren

terbaru dalam penjualan album musik di Indonesia.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83372/potongan/S1-2015...dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga

9

Enam di antara sepuluh album karya Jikustik memiliki suatu keunikan.

Enam album karya Jikustik terkesan sengaja dibagi menjadi dua subunit yang

masing-masing berisi tiga album sehingga pada akhirnya seperti terdapat dua

trilogi dalam rentetan album karya Jikustik. Tiga album dalam trilogi album

pertama Jikustik adalah Seribu Tahun, Perjalanan Panjang, dan Sepanjang

Musim, sedangkan tiga album dalam trilogi album kedua Jikustik adalah Pagi,

Siang, dan Malam. Trilogi album pertama Jikustik menggambarkan keterangan

waktu serta proses perjalanan yang panjang, sedangkan trilogi album kedua

Jikustik menggambarkan keterangan waktu dalam sehari yaitu pagi, siang, dan

malam. Dengan adanya dua trilogi album dalam rentetan album karya Jikustik

tersebut, maka makna dalam setiap lirik lagu karya Jikustik semakin bertambah.

Keunikan lain dari grup musik Jikustik juga terletak pada lirik-lirik lagunya.

Lirik-lirik lagu dalam album karya Jikustik terdiri dari dua tema besar, yaitu

tentang persahabatan dan romantika percintaan. Dua tema tersebut cukup

didominasi dengan makna pesimistis dan romantic tragic. Hal itu bukan tanpa

alasan yang mendukung, yaitu bahwa karena pasar lagu Jikustik adalah bagi orang

yang sedang mengalami masa kasmaran dengan segala up and down-nya

(http://singolion.wordpress.com/jikustik-sampai-samudra-mengering).

Dengan adanya makna pesimistis tersebut, maka memunculkan dugaan

bahwa terdapat makna dalam lirik-lirik lagu Jikustik dari sisi yang berbeda yaitu

makna optimistis. Wacana mengenai makna optimistis dalam lirik-lirik lagu

Jikustik menarik untuk diteliti. Oleh karena itu, penelitian ini akan mengkaji

makna optimistis dalam lirik-lirik lagu karya Jikustik, yaitu bagaimana cercahan

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83372/potongan/S1-2015...dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga

10

makna optimistis dapat ditemukan dalam lirik-lirik lagu Jikustik yang notabene

didonimasi oleh makna pesimistis. Relevansi antara penelitian ini dengan

penelitian-penelitian yang sudah ada sebelumnya ialah digunakannya lirik lagu

sebagai objek penelitian.

“Kawan, Aku Pulang” (“KAP”) dalam album Pagi; “Yang Terhebat”

(“YT”) dalam album Kembali Indah; “Seribu Tahun Lamanya” (“STL”) dalam

album Seribu tahun; dan “Tetap Percaya” (“TP”) dalam album Malam merupakan

empat lirik lagu Jikustik yang digunakan sebagai objek dalam penelitian ini.

Keempat lirik lagu tersebut dipilih karena di dalam keempat lirik lagu tersebut

diduga terdapat unsur-unsur makna optimistis dan kehadirannya cukup dominan.

Keempat lirik lagu tersebut juga mewakili dua tema besar pada lirik-lirik lagu

dalam album Jikustik, yaitu lagu “Kawan, Aku Pulang” (“KAP”) dalam album

Pagi dan lagu “Yang Terhebat” (“YT”) dalam album Kembali Indah sebagai

sampel lirik lagu dengan tema persahabatan yang diduga bermakna optimistis,

sedangkan lagu “Seribu Tahun Lamanya” (“STL”) dalam album Seribu tahun dan

“Tetap Percaya” (“TP”) dalam album Malam sebagai sampel lirik lagu dengan

tema romantika percintaan yang diduga bermakna optimistis. Oleh sebab itu,

keempat lirik lagu Jikustik tersebut dianggap cukup representatif untuk diteliti.

Adapun alasan pemilihan topik makna optimistis dalam empat lirik lagu

Jikustik untuk diteliti menggunakan pemaknaan total (total significance) Robert

Millar dan Ian Currie dalam teorinya kritik praktis (practical criticism) adalah

sebagai berikut. Pertama, Jikustik merupakan salah satu grup musik berprestasi di

Indonesia dengan lirik-lirik lagunya yang puitis, berkualitas, dan bermakna

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83372/potongan/S1-2015...dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga

11

sehingga dapat diteliti seperti halnya sebagai suatu puisi. Kedua, diduga terdapat

wacana makna optimistis dalam empat lirik lagu karya Jikustik yang akan diteliti.

Ketiga, berdasarkan hasil pencarian penulis terhadap berbagai penelitian, belum

pernah ada penelitian yang membedah makna optimistis dalam lirik-lirik lagu

karya Jikustik menggunakan pemaknaan total (total significance) Robert Millar

dan Ian Currie dalam teorinya kritik praktis (practical criticism). Oleh karena itu,

ada unsur kebaruan dalam penelitian ini.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut. Pertama, penggunaan elemen bunyi yang dominan guna

menunjukkan makna optimistis dalam empat lirik lagu karya Jikustik. Kedua,

penggunaan elemen kebahasaan yang dominan guna menunjukkan makna

optimistis dalam empat lirik lagu karya Jikustik. Ketiga, makna optimistis dalam

empat lirik lagu karya Jikustik.

1.3 Tujuan Penelitian

Terdapat tujuan teoretis dan tujuan praktis dalam penelitian ini. Tujuan

teoretis penelitian ini adalah menguraikan penggunaan elemen bunyi yang

dominan guna menunjukkan makna optimistis dalam empat lirik lagu karya

Jikustik; mengungkapkan penggunaan elemen kebahasaan yang dominan guna

menunjukkan makna optimistis dalam empat lirik lagu karya Jikustik; dan

mendeskripsikan makna optimistis dalam empat lirik lagu karya Jikustik.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83372/potongan/S1-2015...dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga

12

Adapun tujuan praktis penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama,

meningkatkan pengetahuan para peminat dan penikmat lirik-lirik lagu Jikustik

dari perspektif pemaknaan total (total significance) Robert Millar dan Ian Currie

dalam teorinya kritik praktis (practical criticism). Kedua, membuka wacana

pembaca mengenai makna optimistis yang dapat diperoleh dari lirik-lirik lagu

Jikustik. Ketiga, memberikan persepsi yang lebih luas kepada pembaca mengenai

makna optimistis dari lirik-lirik lagu Jikustik. Keempat, memberikan inspirasi

apresiasi karya sastra kepada lembaga pendidikan, kalangan akademis,

masyarakat pecinta sastra, dan masyarakat luas berupa penelitian terhadap makna

optimistis dalam empat lirik lagu karya Jikustik dengan menggunakan analisis

pemaknaan total (total significance) Robert Millar dan Ian Currie dalam teorinya

kritik praktis (practical criticism). Kelima, penelitian ini diharapkan dapat

menambah kuantitas dan kualitas praktik pemaknaan total (total significance)

Robert Millar dan Ian Currie dalam teorinya kritik praktis (practical criticism).

1.4 Tinjauan Pustaka

Penelitian terhadap karya sastra dengan menggunakan pemaknaan total

(total significance) Robert Millar dan Ian Currie dalam teorinya kritik praktis

(practical criticism) belum pernah ditemukan oleh penulis dalam pencariannya.

Penelitian yang telah dilakukan dan berelevansi dengan penelitian ini adalah

penelitian terhadap lirik lagu dengan menggunakan analisis gaya bahasa, analisis

struktural semiotik, analisis semiotika Riffaterre, dan analisis unsur wacana.

Penelitian-penelitian tersebut adalah sebagai berikut. Pertama, skripsi Yuda

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83372/potongan/S1-2015...dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga

13

Prihantoro (2007) yang berjudul “Analisis Gaya Bahasa Lirik Lagu Album Rieka

Roeslan Bercerita Karya Rieka Roeslan” yang menganalisis gaya bahasa pada

kedua belas lirik lagu album Rieka Roeslan Bercerita dari penggunaannya dalam

wujud kalimat, gaya kata, dan gaya bunyi. Berdasarkan beragam gaya bahasa

yang telah dianalisis, penggunaan gaya bahasa pada album Rieka Roeslan

Bercerita bertujuan untuk menampilkan kekuatan estetik yang mampu

menyuguhkan gambaran suasana, sikap, maupun situasi batin tertentu. Pembaca

dapat merasa sangat bahagia dan terlarut dalam keterpurukan yang dalam.

Pembaca dapat menemukan ide atau pesan yang tersembunyi di balik kata-kata

yang terdapat pada tiap lirik tersebut. Dominasi yang ada pada tiap lirik lagu

akhirnya menimbulkan kesan estetik sehingga pembaca dapat mencapai ekstasi

ketika membacanya.

Kedua, skripsi Yunan Helmi (2010) yang berjudul “Unsur-Unsur Kepuitisan

Lirik-Lirik Lagu Karya Nazril Irham: Analisis Struktural Semiotik” memiliki

tujuan teoretis dan tujuan praktis. Tujuan teoretisnya untuk mendapatkan unsur-

unsur kepuitisan dalam lirik-lirik lagu karya Nazril Irham sekaligus manfaat dari

penggunaan unsur-unsur kepuitisan tersebut. Penelitian ini juga untuk

mendapatkan makna yang terkandung dalam lirik-lirik lagu karya Nazril Irham.

Tujuan praktis penelitian ini untuk mempertajam pemahaman masyarakat

terhadap lirik-lirik lagu karya Nazril Irham. Teori yang digunakan penulis dalam

penelitian ini adalah teori struktural semiotik. Lirik-lirik lagu Nazril Irham

sepenuhnya menggunakan bahasa Indonesia. Di dalamnya tidak terdapat

penggunaan kosakata bahasa daerah atau bahasa asing. Hal itu mendukung

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83372/potongan/S1-2015...dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga

14

kepuitisan lirik-lirik lagu Nazril Irham. Selain itu, lirik lagunya juga menandakan

bahwa dalam lagu Nazril Irham dimungkinkan tidak memperoleh efek kepuitisan

dari percampuran bahasa. Dari hasil analisis struktural, ditemukan bahwa unsur-

unsur kepuitisan dalam lirik-lirik lagu karya Nazril Irham mendukung tema

lagunya. Dari hasil analisis semiotik, ditemukan tiga makna pokok, yaitu makna

semangat dalam menjalani dan memaknai hidup, makna alam sebagai media

pembelajaran hidup, dan makna hubungan antara manusia dengan manusia,

manusia dengan alam, dan manusia dengan Sang Pencipta. Secara keseluruhan,

unsur-unsur kepuitisan, isi, dan makna yang terkandung dalam lirik-lirik lagu

karya Nazril Irham menunjukkan bahwa lirik-lirik lagu tersebut puitis,

berkualitas, sarat makna, dan menarik bagi masyarakat.

Ketiga, skripsi Okky Herwin Y. (2012) yang berjudul “Makna Relasi

Tematik Lirik-lirik Lagu dalam Album Karya Padi: Analisis Semiotika

Riffaterre”. Penelitian ini memiliki dua tujuan, tujuan teoretis dan tujuan praktis.

Tujuan teoretis penelitian ini untuk mengungkapkan ketidaklangsungan ekspresi

dalam lirik-lirik lagu karya Padi. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk

mendapatkan makna yang terkandung dalam lirik-lirik lagu karya Padi dan

hubungan cerita antara album satu dengan album yang lain. Tujuan praktis dari

penelitian ini adalah untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam

terhadap makna lirik-lirik lagu karya Padi. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan

untuk mengetahui makna relasi tematik pada lirik-lirik lagu Padi. Kedua tujuan

tersebut diharapkan dapat tercapai dengan menggunakan teori semiotika

Riffaterre. Berdasarkan hasil dari analisis terhadap ketidaklangsungan ekspresi

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83372/potongan/S1-2015...dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga

15

dalam lirik lagu Padi dan pemaknaan terhadap beberapa lirik lagu Padi yang

dianggap mendukung tema, dapat ditemukan bahwa lirik-lirik Padi memiliki relasi

tematik. Berdasarkan hasil analisis semiotika, ditemukan enam tema besar. Tema-

tema tersebut yaitu seseorang yang tidak mampu memiliki sesuatu yang

diinginkan, seseorang yang kehilangan sesuatu yang dicintai, seseorang yang

terjerumus dalam hal-hal buruk dan ketakutan, seseorang mengalami perasaan

terlahir kembali karena cinta, cinta dalam kehidupan, dan hidup dengan cinta

untuk mewujudkan harmoni. Kemudian dicari relasi tematik berdasarkan tema-

tema besar tersebut hingga menjadi tiga proses kehidupan. Ketiga proses tersebut

meliputi permasalahan dalam kehidupan, proses pembelajaran kehidupan, dan

penyelesaian masalah hidup saling berbagi dengan cinta. Secara keseluruhan,

makna yang terkandung dalam lirik-lirik lagu karya Padi menunjukkan bahwa

lirik-lirik lagu Padi memiliki relasi tematik yang merupakan refleksi rangkaian

kehidupan seseorang ketika menemui masalah-masalah dalam hidup hingga

menemukan solusi. Makna relasi tematik tersebut dapat dijadikan sebagai

pelajaran bagi kehidupan masyarakat.

Keempat, skripsi Haswin Fatkurohman (2014) yang berjudul “Analisis

Unsur Wacana Lirik Lagu Sheila On 7”. Unsur wacana lirik lagu SO7 yang

dianalisis yaitu unsur internal, unsur eksternal, dan tema. Berdasarkan hasil

analisis unsur internal dapat disimpulkan bahwa di dalam lirik lagu yang

difavoritkan terdapat penggunaan bahasa kiasan yang lebih dominan

dibandingkan dengan lirik lagu yang tidak difavoritkan. Berdasarkan analisis

unsur eksternalnya, penempatan gagasan utama dalam lirik lagu SO7 yaitu pada

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83372/potongan/S1-2015...dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga

16

judul, reffrain, dan bridge yang merupakan bagian struktur dari lirik lagu.

Berdasarkan analisis tema wacana, diketahui bahwa SO7 mengangkat

permasalahan hidup yang mudah ditemukan di masyarakat. Tema-tema tersebut

terdiri atas tema cinta, sosial, persahabatan, kerinduan kepada keluarga, kesetiaan

motivasi, religius, dan kebersamaan. Kemunculan tema-tema dengan menganalisis

lirik lagu berupa gagasan utama baik per kalimat atau per kata dengan

memanfaatkan analisis topikalisasi antarbait, topikalisasi antarlirik, dan analisis

judul wacana. Dari hasil analisis tersebut disimpulkan bahwa lirik lagu dengan

tema-tema tersebut difavoritkan karena merupakan tema-tema yang dekat dengan

kehidupan masyarakat sehari-hari.

Adapun penelitian yang juga telah dilakukan dan berelevansi dengan

penelitian ini adalah penelitian yang mengangkat topik makna yang khusus seperti

makna ranjang, keluarga, dan unsur religiusitas. Penelitian-penelitian tersebut

adalah sebagai berikut. Pertama, skripsi Futikhatur Rohmah (2004) yang berjudul

“Makna Ranjang dalam Celana Joko Pinurbo: Pemaknaan Semiotik Riffaterre”.

Skripsi ini membahas sajak yang berjudul “Ranjang” pada kumpulan puisi Celana

mempunyai makna yang variatif. Satu sajak menunjukkan kekhasan tertentu yang

berbeda dengan sajak lain. Kekhasan tersebut ditunjukkan dengan berbagai

pelukisan yang berbeda terhadap peristiwa yang terjadi dalam sajak “Ranjang”.

Selain itu, terdapat perbedaan ide yang mendasari terciptanya sajak. Namun, ada

pula persamaan ide antara sajak satu dengan lainnya. Dari ide yang sama tercipta

sajak-sajak yang mempunyai karakter berbeda dalam menyikapi masalah. Hal ini

mengakibatkan adanya perbedaan pada cara pengungkapan ide.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83372/potongan/S1-2015...dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga

17

Kedua, tesis Heri Setiaji (2009) untuk Program Pascasarjana UGM dengan

judul “Keluarga dalam Antologi Puisi Kata Karya Bakdi Soemanto: Pemaknaan

Semiotika Riffaterre”. Dalam tesisnya, Setiaji menemukan sifat-sifat dalam

keluarga yang terdapat dalam kumpulan puisi Kata dengan menggunakan teori

Semiotika Riffaterre. Keluarga adalah sebagai objek formal dalam penelitian ini.

Sifat penelitian ini adalah bersifat kualitatif dengan menggunakan teori dan

metode semiotika Riffaterre. Kumpulan puisi Kata yang memuat seratus puisi

dengan mengambil enam puisi sebagai sampel penelitian adalah objek

materialnya. Penulis melakukan tahapan pemaknaan, yaitu (1) pembacaan

heuristik dan hermeneutik, (2) mengidentifikasi matriks, model, varian, serta

hipogram, (3) mencari makna sifat-sifat dalam keluarga yang terdapat dalam

kumpulan puisi Kata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat-sifat dalam

keluarga didapatkan melalui pembacaan heuristik dan hermeneutik. Selanjutnya

penulis mengidentifikasi matriks, model, varian, serta hipogram. Pemaknaan

terhadap puisi yang dijadikan sampel penelitian melalui pembacaan heuristik

sampai dengan hipogram memperoleh kesimpulan bahwa sifat-sifat dalam

keluarga, yaitu (1) kerja, (2) kasih sayang, (3) kesetiaan.

Ketiga, skripsi Durrotul Yatiimah (2010) yang berjudul “Unsur Religiusitas

Dalam Kumpulan Sajak Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono:

Analisis Semiotika Riffaterre”. Skripsi tersebut membahas unsur religiusitas

dalam sajak sampel Hujan Bulan Juni yang dapat dilihat melalui diksi yang

digunakan. Diksi mengarahkan pada pemaknaan yang semakin memperkuat nilai

religiusitas. Selain itu, apa yang tersurat dalam sajak seringkali memiliki

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83372/potongan/S1-2015...dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga

18

keterkaitan dengan beberapa ajaran agama dan nilai-nilai moral universal yang

tidak hanya dianut oleh salah satu agama saja, melainkan oleh semua pemeluk

agama, bahkan mereka yang tidak memeluk agama.

Berdasarkan data-data yang ada, dapat dilihat bahwa belum pernah ada

penelitian yang membahas mengenai permasalahan makna optimistis dalam lirik-

lirik lagu karya Jikustik dengan menggunakan analisis kritik praktis Robert Millar

dan Ian Currie. Selain karena adanya unsur kebaruan dalam penelitian ini, lirik-

lirik lagu Jikustik dipilih karena adanya dugaan makna optimistis dalam lirik-lirik

lagu Jikustik. Oleh karena itu, penelitian ini akan membahas makna optimistis

dalam empat lirik lagu karya Jikustik.

1.5 Landasan Teori

Kata sebagai satuan dari perbendaharaan kata sebuah bahasa mengandung

dua aspek, yaitu aspek bentuk atau ekspresi dan aspek isi atau makna (Keraf,

1984:25). Aspek bentuk atau ekspresi merupakan hal yang dapat dirasakan

dengan mendengar atau melihat melalui pancaindera, sedangkan aspek isi atau

makna merupakan hal yang menimbulkan reaksi dalam pikiran pembaca karena

adanya rangsangan aspek bentuk atau ekspresi tersebut. Puisi tidak hanya

menghadapi kata, tetapi dengan suatu rangkaian kata yang mendukung suatu

amanat, terdapat beberapa unsur yang terkandung yaitu pengertian, perasaan,

nada, dan tujuan. Menurut Keraf (1984:25), pengertian merupakan landasan dasar

untuk menyampaikan hal-hal tertentu kepada pembaca dengan mengharapkan

reaksi tertentu. Perasaan lebih mengarah kepada sikap pengarang terhadap apa

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83372/potongan/S1-2015...dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga

19

yang dikatakannya dan bertalian dengan nilai rasa terhadap apa yang dikatakan

pengarang. Nada mencakup sikap pengarang kepada pembacanya, relasi antara

pengarang dengan pembaca akan melahirkan nada suatu ujaran. Tujuan adalah

efek yang ingin dicapai oleh pengarang. Makna merupakan penentu dalam proses

pemilihan kata oleh pengarang dalam karya sastra puisi. Memahami semua hal itu

dalam seluruh konteks menjadi bagian dari seluruh usaha untuk memahami makna

dalam karya sastra puisi.

Di dalam lirik-lirik lagu karya Jikustik sebagai puisi mengandung wacana

makna optimistis. Optimistis berasal dari kata atau bahasa asing optimistic. Di

dalam Advanced American Dictionary (2008:1116), terdapat definisi mengenai

optimistic, yaitu percaya bahwa hal-hal baik akan terjadi di masa depan atau

merasa yakin bahwa akan berhasil. Optimistis merupakan suatu sikap yang

dimiliki seseorang yang selalu berharap dan selalu percaya bahwa hal-hal baik

akan terjadi. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2011:986) mendefinisikan

optimistis yaitu bersifat optimis, penuh harapan (tentang sikap). Dari definisi-

definisi di atas, maka konsep makna optimistis dapat disimpulkan sebagai suatu

sikap percaya, sikap yakin, berpikir positif, dan berpengharapan terhadap segala

sesuatu yang baik. Makna optimistis mempunyai pengaruh yang baik terhadap

cara pandang serta cara berperilaku masyarakat di dalam kehidupan sehari-hari.

Hal tersebut terbukti bahwa tanpa adanya sikap optimistis yang dimaknai secara

tepat, maka kehidupan masyarakat akan dipenuhi dengan berbagai masalah sosial

karena adanya sikap pesimistis. Berbagai permasalahan sosial timbul karena

masyarakat kurang mengerti pentingnya makna optimistis. Dengan adanya makna

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83372/potongan/S1-2015...dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga

20

optimistis membuat kehidupan masyarakat menjadi lebih bersifat positif,

terkendali, teratur, baik, dan harmoni. Wacana makna optimistis dalam lirik-lirik

lagu Jikustik juga turut memberikan sumbangan kepada masyarakat bagaimana

harus menghadapi berbagai persoalan yang ada dalam kehidupan sehari-hari,

khususnya adalah yang mengenai romantika percintaan dan persahabatan.

Persoalan mengenai romantika percintaan dan persahabatan merupakan dua hal

yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat sebagai makhluk sosial.

Kedua hal tersebut dianggap penting karena menyangkut hubungan manusia yang

satu dengan manusia yang lain dalam berinteraksi dan hidup berdampingan. Oleh

karena itu, makna optimistis harus ada serta dipahami dalam kehidupan sosial

bermasyarakat agar menciptakan kehidupan sehari-hari masyarakat yang selalu

mengarah ke arah positif.

Puisi merupakan sistem tanda yang memiliki makna dan bermediumkan

bahasa. Pengertian pemaknaan puisi atau pemberian makna puisi berhubungan

dengan teori sastra masa kini yang lebih memberikan perhatian kepada pembaca

dari lainnya (Pradopo, 2010:278). Puisi merupakan suatu artefak yang baru

mempunyai makna bila diberi makna oleh pengarang dan pembaca. Sebagai

sistem tanda, puisi tidak terlepas dari konvensi masyarakat, baik masyarakat

bahasa maupun masyarakat sastra, dan mayarakat pada umumnya yang

menentukan konvensi itu (Pradopo, 1997:123). Di dalam lirik-lirik lagu karya

Jikustik mengandung wacana makna optimistis yang dapat dianalisis

menggunakan pemaknaan total (total significance) Robert Millar dan Ian Currie

dalam teorinya kritik praktis (practical criticism). Kritik praktis ialah metode

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83372/potongan/S1-2015...dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga

21

untuk mengungkapkan kritik pembaca atas pemaknaan total dari struktur kata-

kata yang merupakan suatu usaha kesusastraan (Millar dan Currie, 1982:1–2).

Puisi, baik yang berbentuk panjang atau berbentuk singkat dan langsung adalah

sebuah karya seni, yang berstrukturkan kata-kata, dengan caranya sendiri,

menggunakan bahan-bahannya sendiri, layaknya sebuah simponi yang juga

merupakan karya seni (Millar dan Currie, 1982:2). Charles Causley menyatakan

(dalam Millar dan Currie, 1982:2–3), bahwa di waktu yang sama, puisi

seharusnya menyembunyikan beberapa hal tertentu yang mungkin hanya

mengungkapkan dirinya sendiri dengan sedikit demi sedikit. Pengarang tidak akan

membiarkan makna puisinya dengan mudah dimengerti hanya dalam taraf

pembacaan pertama. Kritik praktis dalam hal ini adalah menyediakan cara untuk

mengikutsertakan penjelajahan stimulasi dan instruktif ke dalam pikiran pembaca

terhadap puisi yang akan dimaknai (Millar dan Currie, 1982:3). Pengetahuan

mengenai alat-alat bahasa yang digunakan dalam puisi dapat memberikan

kontribusi yang lebih penuh, perspektif penilaian yang lebih terhadap sebuah puisi

(Millar dan Currie, 1982:3). Kritik praktis model ini dapat menyaring serta

memperdalam apresiasi atas karya sastra hasil cipta pengarang. Bentuk apresiasi

tersebut tidak hanya meliputi sebagai seorang pencipta, penghubung, pemberi

stimulasi atas perasaan, kebenaran, keindahan, kebahagiaan, dan petunjuk, tetapi

terlebih-lebih dapat mengapresiasinya sebagai karya sastra puisi yang teliti dalam

memainkan kata-kata dalam pola kata-kata dan dalam mengintegrasi serta

membentuk pikiran (Millar dan Currie, 1982:3).

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83372/potongan/S1-2015...dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga

22

Puisi harus dapat dilihat sebagai sebuah karya seni dalam kata-kata. Makna

puisi harus hadir dari susunan kata-kata yang telah dipilih oleh pengarang. Puisi

adalah sebuah aksi komunikasi personal dengan kata-kata terpilih untuk tujuan-

tujuan tertentu dan bentuk kata-kata terpilih tersebut harus dapat dimengerti dan

diapresiasi sebanyak mungkin seperti makna yang dimaksudkan oleh pengarang

(Millar dan Currie, 1982:4–5).

Di dalam kritik praktis, Robert Millar dan Ian Currie melihat puisi sebagai

strukturnya sendiri sebagai hasil karya sastra seorang pengarang yang

membutuhkan pemaknaan. Pembaca tidak perlu naif untuk memikirkan sebuah

puisi karena puisi merupakan keseluruhan inspirasi pengarang atas peristiwa

(Millar dan Currie, 1982:5). Pengarang dalam menciptakan puisi memahami

bagaimana kerapnya menggunakan kombinasi kata-kata yang berbeda untuk

mendapatkan ekspresi yang paling memuaskan pikiran dan perasaan (Millar dan

Currie, 1982:5–6). Hal ini menyangkut penulisan kembali, penghapusan,

pemasukan, pertukaran urutan kata-kata hingga pada akhirnya mencapai struktur

akhir kata-kata yaitu puisi. Bukan menjadi hal yang mudah dalam menemukan

kata-kata yang akan mengatakan hal seperti apa yang dimaksud oleh pengarang

dalam puisi. Pada akhirnya, pengarang tidak akan dapat memilih kata-kata yang

menandakan semua yang ingin digunakan pengarang dalam mengungkapkan

kompleksitas pemikiran perasaanya.

Setiap pembacaan puisi merupakan pengalaman yang unik. Hal itu

disebabkan setiap pembaca membawa persediaan pengetahuan masing-masing,

kesukaan dan ketidaksukaan masing-masing, perspektif masing-masing, dan

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83372/potongan/S1-2015...dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga

23

tingkat respons masing-masing terhadap kata (Millar dan Currie, 1982:6). David

Wright (dalam Millar dan Currie, 1982:7) menekankan bahwa puisi yang bagus

adalah yang seperti kaca, yaitu tidak ada satu pun yang melihat refleksi yang sama

karena tidak ada perilaku dan pengalaman manusia yang identik. Oleh sebab itu,

lebih mudah menemukan tanggapan paling spontan atas puisi yang ditulis oleh

pengarang dalam kata-kata dengan jenis makna yang diketahui oleh pembaca.

Bahkan dalam istilah kritik praktis, pembaca dalam menemukan bagaimana kata-

kata digunakan oleh pengarang adalah pada waktu pembaca belum dapat melihat

puisi sebagai suatu hal yang estetis dan artistik. Kritik praktis ini mengajak

pembaca berpikir bahwa karya sastra puisi sebagai strukturnya sendiri, tetapi

dengan tetap mengetahui suatu batasan yaitu mengetahui siapa pengarang dari

karya sastra puisi yang sedang dinilai atau dikritik secara valid oleh pembaca agar

tetap melekat dengan konteks kultural sehingga menjadi penelitian yang

bermanfaat sepenuhnya.

Di dalam kritik praktis Robert Millar dan Ian Currie terdapat metode

pemaknaan total (total significance) atas bagian-bagian puisi. Seberapa banyak

pemaknaan total yang dapat diungkapkan sebagian tergantung pada pengetahuan

yang dibawa dan sebagian lagi pada kemampuan yang didapat oleh pembaca

(Millar dan Currie, 1982:7). Sensibilitas dan sensitivitas pembaca terhadap bahasa

menjadi tolak ukur dalam kualitas serta sifat respons di dalam metode kritik

praktis ini. Oleh sebab itu, kritik praktis ini mencari aspek bahasa yang mungkin

diabstrakkan dari beberapa struktur bahasa dalam puisi (Millar dan Currie,

1982:8). Hal yang dicari oleh pembaca sebagai makna total adalah pernyataan ide-

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83372/potongan/S1-2015...dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga

24

ide yang telah diatur oleh pengarang sebagai bagian dari pemaknaan total. Makna

dalam pengertian yang sempit atas aksi yang ditunjukkan oleh kata adalah sama di

dalam setiap kasus, tetapi nada yang naik turun dan pilihan kata-kata akan

dirasakan sebagai bagian dari signifikasi total dari tuturan (Millar dan Currie,

1982:9). Refleksi peristiwa akan bercerita bahwa terdapat faktor-faktor lainnya

yang membantu dalam memahami makna (Millar dan Currie, 1982:9). Pembaca

menentukan makna-makna melalui suara atau simbol pada halaman cetak yang

mensugestikan suara sebagaimana yang dibaca (Millar dan Currie, 1982:9).

Bunyi-bunyian yang berbeda dan kombinasi bunyi dapat digunakan untuk

memberikan efek yang berbeda kepada pembaca. Elemen bunyi dan apa yang

dapat dilakukan dengan suara adalah sesuatu yang harus diteliti dengan cermat

dalam setiap evaluasi terhadap bahasa puitis (Millar dan Currie, 1982:9). Dalam

elemen kebahasaan, kata-kata memiliki fungsi tertentu dan harus disusun dalam

pola yang bermakna sebelum dapat dikomunikasikan secara efektif (Millar dan

Currie, 1982:9). Pemaknaan total pada puisi dibangun dari sejumlah makna yang

berbeda, yang beroperasi dalam tingkatan yang berbeda yaitu tingkatan bunyi;

tingkatan kebahasaan; dan tingkatan pemaknaan (Millar dan Currie, 1982:9).

Pembaca harus mengingat bahwa dalam pembacaan, atau setidaknya dalam

pembacaan pertama, ke semua aspek tersebut cenderung beroperasi terhadap

pembaca secara serempak (Millar dan Currie, 1982:9). Penilaian pembaca akan

menjadi lebih bermanfaat apabila pembaca mempelajari secara cermat dan

metodologis atas sesuatu yang dihasilkan oleh pengarang.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83372/potongan/S1-2015...dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga

25

Dalam penelitian ini, adanya wacana makna optimistis dalam lirik-lirik lagu

karya Jikustik akan dianalisis menggunakan pemaknaan total (total significance)

Robert Millar dan Ian Currie dalam teorinya kritik praktis (practical criticism)

yang terdiri atas tiga elemen antara lain elemen bunyi, elemen kebahasaan, dan

elemen pemaknaan. Elemen bunyi terdiri atas rima atau persajakan; intonasi dan

tekanan; irama, melodi, dan metrum; dan puisi yang didengar dan puisi yang

dicetak. Elemen kebahasaan terdiri atas kata-kata pada diri mereka sendiri

(bentuk-bentuk arkais, pergeseran kelas kata, dan pemajemukan kata); sintaksis;

dan cara-cara melempar penekanan (variasi sintaksis, pararelisme, pemadatan atau

elipsis, dan penyertaan yang dipertahankan oleh kata). Elemen pemaknaan terdiri

atas apa itu makna atau keunikan kata-kata; ambiguitas sebagai alat puitis; makna

tersembunyi atau alat supra-informative kata; kecocokan kata untuk puisi;

gambaran tuturan; penggambaran perumpamaan atau perbandingan; simbolisme;

dan struktur puisi. Namun, elemen pemaknaan sebagai salah satu pisau analisis

dalam penelitian ini digubah menjadi hakikat puisi. Hakikat puisi dapat digunakan

dalam mengungkapkan makna atau struktur batin yang hendak disampaikan oleh

pengarang. Terdapat empat unsur hakikat puisi, yaitu: tema (sense), perasaan

pengarang (feeling), nada atau sikap pengarang terhadap pembaca (tone), dan

amanat (intention) (Richards dalam Aminuddin, 2008:90)

Tema (sense) merupakan gambaran sesuatu yang diperoleh pembaca setelah

menafsirkan, menyimpulkan, serta menghubungkan makna kata atau simbol yang

satu dengan lainnya (Aminuddin, 2008:90). Tema harus dihubungkan dengan

pengarang beserta konsep-konsep yang diimajinasikan pengarang. Perasaan

Page 26: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83372/potongan/S1-2015...dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga

26

pengarang (feeling) merupakan gambaran sikap, emosi, motivasi, maupun minat

pengarang terhadap fakta maupun pengalaman yang dipaparkannya (Aminuddin,

2008:90). Suasana perasaan pengarang dalam puisinya diekspresikan agar

pembaca dapat menghayatinya. Perasaan (feeling) merupakan hal yang turut

diekspresikan dalam puisi sehingga dapat dihayati oleh pembaca. Perasaan

pengarang yang satu dengan yang lain berbeda-beda. Tone adalah gambaran unsur

atitudinal pengarang terhadap pembaca dalam memaparkan fakta dan pengalaman

yang diacu melalui lambang kebahasaan (Aminuddin, 2008:90). Kemampuan

bentuk kebahasaan dalam mewujudkan pokok pikiran dan nuansa sikap

berhubungan dengan asosiasi, abstraksi, dan konseptualisasi yang dilakukan

pengarang (Aminuddin, 2008:91). Nada dan suasana (tone), keduanya saling

berhubungan karena nada puisi menimbulkan suasana terhadap pembacanya.

Dengan nada dan suasana hatinya, pengarang memberikan kesan yang lebih

mendalam kepada pembaca. Tujuan atau amanat (intention) merupakan hal yang

mendorong pengarang untuk menciptakan puisinya. Menurut Aminuddin

(2008:91), pengertian intention tidak berbeda jauh dengan konsep makna

intensional. Hal tersebut karena intensi ialah maksud atau tujuan pengarang

memaparkan (a) fakta dan pengalaman seperti yang terdapat dalam sense; (b)

memberikan sikap maupun nuansa afektif lain terhadap fakta dan pengalaman

(feeling); serta (c) memberikan nuansa afektif terhadap pembaca seperti yang

terdapat dalam tone. Oleh karena itu, intention baru dapat ditafsirkan dan

disimpulkan setelah pembaca memahami ketiga unsur tersebut.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83372/potongan/S1-2015...dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga

27

Amanat (intention) tersirat di balik kata-kata yang disusun, dan juga berada

di balik tema yang diungkapkan. Jadi, dalam merumuskan amanat terlebih dahulu

tema harus dilengkapi dengan perasaan serta nada dan suasana yang dikemukakan

pengarang. Amanat puisi adalah maksud, makna, himbauan, dan pesan yang

hendak disampaikan pengarang. Penghayatan terhadap amanat sebuah puisi tidak

secara obyektif, tetapi subyektif yaitu berdasarkan interpretasi pembaca. Oleh

karena itu, wacana makna optimistis dalam lirik-lirik lagu Jikustik pada akhirnya

akan dianalisis dengan menggunakan tiga pisau analisis, yaitu elemen bunyi,

elemen kebahasaan, dan elemen pemaknaan (hakikat puisi).

1.6 Metode Penelitian

Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian

(Nawawi, 2007:65). Metode berfungsi untuk menyederhanakan masalah, sehingga

lebih mudah untuk dipecahkan dan dipahami. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini ialah metode kualitatif. Metode kualitatif merupakan metode

penelitian yang bermaksud memahami fenomena yang dialami subjek penelitian

seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain dengan cara deskripsi

dalam bentuk kata-kata dan bahasa, dan pada suatu konteks khusus yang alamiah

(Moleong, 1989:6). Metode kualitatif menggambarkan secara umum data-data

yang diperoleh dalam lirik-lirik lagu Jikustik. Secara keseluruhan, langkah-

langkah yang dilakukan dalam penelitian ini ialah sebagai berikut.

1. Mengumpulkan data dari lirik-lirik lagu yang terdapat pada setiap

sampul kaset dan CD Jikustik. Pada setiap sampul kaset dan CD

Page 28: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83372/potongan/S1-2015...dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga

28

Jikustik tercantum lirik-lirik lagu Jikustik secara tertulis beserta nama

pengarang lirik dan lagunya.

2. Menyalin ulang lirik-lirik lagu Jikustik bersamaan dengan

mendengarkan lagu-lagunya agar tidak terjadi kesalahan.

3. Mengelompokkan data-data yang terkumpul berdasarkan album

masing-masing. Setelah itu mencari permasalahan yang muncul dengan

melihat karakteristik data yang ada diikuti dengan pengumpulan bahan-

bahan yang mendukung objek penelitian. Langkah kerja dalam

memaknai suatu karya memerlukan perhatian khusus agar dapat

menguak makna yang terkandung di dalamnya. Metode pemaknaan

total (total significance) Robert Millar dan Ian Currie dalam teorinya

kritik praktis (practical criticism) merupakan cara yang digunakan

dalam proses atau langkah kerja penelitian ini.

4. Membaca secara keseluruhan lirik-lirik lagu dan selanjutnya memilih

beberapa lirik lagu yang diduga mengandung unsur-unsur makna

optimistis cukup dominan dan yang dapat mewakili dua tema besar

lirik-lirik lagu dalam album Jikustik.

5. Menganalisis lirik-lirik lagu tersebut dengan metode pemaknaan total

(total significance) Robert Millar dan Ian Currie dalam teorinya kritik

praktis (practical criticism) yang terdiri atas tingkatan analisis elemen

bunyi, tingkatan analisis elemen kebahasaan, dan tingkatan analisis

elemen pemaknaan yang disinergikan dengan topik penelitian ini yaitu

makna optimistis sebagai berikut. Pertama, penggunaan elemen bunyi

Page 29: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83372/potongan/S1-2015...dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga

29

yang dominan guna menunjukkan makna optimistis dalam empat lirik

lagu karya Jikustik. Kedua, penggunaan elemen kebahasaan yang

dominan guna menunjukkan makna optimistis dalam empat lirik lagu

karya Jikustik. Ketiga, makna optimistis dalam empat lirik lagu karya

Jikustik.

6. Membuat laporan penelitian.

7. Menyajikan laporan penelitian.

1.7 Populasi, Sampel, dan Data

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian sebagai sumber data

yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Nawawi,

2007:150). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini ialah lirik-lirik lagu

pada kesepuluh album karya Jikustik. Kesepuluh album karya Jikustik tersebut

ialah Seribu Tahun (2000), Seribu Tahun Repackage (2001), Perjalanan Panjang

(2002), Sepanjang Musim (2003), Pagi (2004), Kumpulan Terbaik Jikustik

(2005), Siang (2006), Malam (2008), Kembali Indah (2011), dan Live Acoustic

(2014).

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang dapat mewakili seluruh

populasi dan merupakan sumber data yang sebenarnya (Nawawi, 2007:153). Dari

kumpulan lirik lagu seluruh album tersebut diambil empat lirik lagu sebagai

sampel untuk dianalisis secara khusus dengan analisis pemaknaan total (total

significance) Robert Millar dan Ian Currie dalam teorinya kritik praktis (practical

criticism), yaitu lirik lagu yang berjudul, “Kawan, Aku Pulang” (“KAP”) dalam

Page 30: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83372/potongan/S1-2015...dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga

30

album Pagi, “Yang Terhebat” (“YT”) dalam album Kembali Indah, “Seribu

Tahun Lamanya” (“STL”) dalam album Seribu Tahun, dan “Tetap Percaya”

(“TP”) dalam album Malam. Alasan pemilihan empat lirik lagu tersebut karena

diduga mengandung unsur-unsur makna optimistis cukup dominan dan yang dapat

mewakili dua tema besar pada lirik-lirik lagu dalam album Jikustik, yaitu tema

romantika percintaan dan persahabatan.

Data dalam penelitian ini merupakan data kualitatif, yaitu data yang

dinyatakan dalam bentuk kalimat atau uraian (Nawawi, 2007:103). Data secara

leksikal merupakan (1) keterangan yang benar dan nyata, (2) keterangan atau

bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian (analisis atau kesimpulan) (KBBI,

2011: 296–297). Data yang digunakan dalam penelitian ini ialah teks yang berupa

unsur-unsur lirik lagu Jikustik yang mendukung dan menunjukkan adanya makna

optimistis dalam lirik-lirik lagu Jikustik.

1.8 Sistematika Laporan Penelitian

Penelitian ini terbagi ke dalam lima bab. Bab I merupakan pendahuluan

yang terdiri atas latar belakang penelitian; rumusan masalah penelitian; tujuan

penelitian; tinjauan pustaka; landasan teori; metode penelitian; populasi, sampel,

dan data; dan sistematika penyajian.

Bab II merupakan analisis mengenai penggunaan elemen bunyi yang

dominan guna menunjukkan makna optimistis dalam empat lirik lagu karya

Jikustik. Bab ini berupa rima (persajakan) yang terdiri dari sajak awal; sajak

tengah; dan asonansi dan aliterasi.

Page 31: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83372/potongan/S1-2015...dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga

31

Bab III merupakan analisis mengenai penggunaan elemen kebahasaan yang

dominan guna menunjukkan makna optimistis dalam empat lirik lagu karya

Jikustik. Bab ini berupa kosakata; pemilihan kata (diksi); dan gaya bahasa yang

terdiri dari hiperbola dan paradoks (oksimoron).

Bab IV merupakan analisis mengenai makna optimistis dalam empat lirik

lagu karya Jikustik. Bab ini berupa elemen pemaknaan berupa hakikat puisi yang

terdiri atas tema (sense); perasaan pengarang (feeling); nada dan suasana (tone);

dan amanat (intention).

Bab V merupakan kesimpulan.