Upload
satria-nita-pinta-karunia
View
223
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/3/2019 BAB I ages
1/4
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Diabetes melitus merupakan kumpulan gangguan metabolisme yang
ditandai dengan hiperglikemia dan sekresi glukosa dalam urin akibat kurangnya
sekresi insulin, menurunnya daya kerja insulin, atau keduanya (1). Diabetes
melitus juga merupakan salah satu penyakit degeneratif yang memiliki prevalensi
1,5-2,3 % dari penyakit degeneratif lainnya di Indonesia (2).
Hiperglikemia adalah peningkatan kadar glukosa darah di atas normal,
sehingga berperan sebagai penyebab komplikasi pada diabetes melitus (1).
Hiperglikemia dapat menyebabkan peningkatan radikal bebas. Pembentukan
radikal bebas tersebut melalui jalur autooksidasi glukosa, glikasi protein dan
aktivasi metabolisme poliol yang selanjutnya mempercepat pembentukan spesies
oksigen reaktif (SOR) (3). Pembentukan SOR tersebut dapat meningkatkan
modifikasi lipid, DNA dan protein pada berbagai jaringan (2). Perubahan
molekuler pada berbagai jaringan tersebut menyebabkan ketidakseimbangan
antara sistem pembentukan, penetralan dan pembuangan radikal bebas. Hal ini
dikenal dengan stres oksidatif yang merupakan awal kerusakan oksidatif jaringan.
Stres oksidatif yang berkelanjutan akan berakhir dengan pembentukan senyawa
Advanced Glycation Ends Products (AGEs) (4).
AGEs merupakan produk akhir reaksi glikosilasi, yaitu reaksi antara gula
pereduksi dan gugus amina protein. Pembentukan AGEs yang terus-menerus
hingga terakumulasi di dalam tubuh inilah yang diduga berperan dalam reaksi
8/3/2019 BAB I ages
2/4
2
komplikasi pada diabetes melitus di berbagai organ dan jaringan termasuk ginjal,
hati, otak, paru dan saraf (5).
Kerusakan oksidatif tersebut diredam oleh antioksidan, dapat berupa
antioksidan endogen maupun eksogen. Antioksidan endogen adalah antioksidan
yang diperoleh dari dalam tubuh. Antioksidan eksogen merupakan antioksidan
yang diperoleh dari luar tubuh, dapat berupa vitamin, mineral, tanaman obat, dan
sebagainya (6).
Antioksidan eksogen dapat diperoleh dari bahan-bahan alam seperti angkak
merah (7), tanaman Euphorbia (8), mahkota dewa (9), jambu biji (10), belimbing
wuluh (11), sukun (12), dan karamunting (13). Tanaman obat tersebut terbukti
berpotensi sebagai antioksidan yang bermanfaat mengurangi risiko parahnya
beberapa penyakit degeneratif, terutama diabetes melitus.
Karamunting ( Rhodomyrtus tomentosa) merupakan tanaman liar berupa
pohon berkayu. Secara umum tanaman karamunting mengandung berbagai
senyawa kimia diantaranya senyawa golongan flavonoid, steroid, triterpenoid,
tanin galat, tanin katekat, kuinon dan unsur natrium, kalsium, kalium serta
magnesium. Dari penelitian lain terhadap karamunting juga didapatkan adanya
senyawa antibakteri (14). Lidah buaya (Aloe vera) merupakan spesies aloe yang
paling terkenal yang termasuk dalam famili Liliaceae (15). Pada daun lidah buaya
mengandung saponin, flavonoid, tannin, polifenol, dan glukomanan (16).
Flavonoid inilah yang berperan dalam menekan pembentukan radikal bebas
dengan cara penghambatan enzim atau dengan pengelatan ion logam (metal ionic
chelating) yang terlibat dalam produksi radikal bebas serta berperan dalam
peredaman radikal bebas (free radicals scavenging) (2).
8/3/2019 BAB I ages
3/4
3
Penggunaan daun karamunting dalam pengobatan diabetes melitus telah
diteliti oleh Sulistyo dkk. Berdasarkan penelitiannya, daun karamunting dapat
menurunkan kadar glukosa darah pada mencit (13). Menurut penelitian Nika
Sterina dosis karamunting yang dapat digunakan dan tidak toksik adalah 7,8
mg/kgBB (17).
Tanaman lidah buaya juga terbukti dapat menurunkan kadar glukosa darah
pada mencit putih diabetes dengan dosis 25 mg/kgBB, seperti yang tertulis dalam
penelitian Wijayakusuma dkk (18).
Di Indonesia, penelitian yang mengkaji tentang efek kombinasi ekstrak
etanol daun karamunting (Rhodomyrtus tomentosa) dan lidah buaya (Aloe vera)
sebagai inhibitor AGEs belum pernah dilakukan, sehingga pada penelitian ini
akan dikaji lebih lanjut mengenai efek ekstrak etanol daun karamunting
(Rhodomyrtus tomentosa) dan daun lidah buaya (Aloe vera) sebagai inhibitor
AGEs pada model tikus putih (Rattus norvegicus) yang mengalami diabetes.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dapat diajukan berdasarkan uraian di atas yaitu
apakah kombinasi ekstrak etanol daun karamunting (Rhodomyrtus tomentosa) dan
daun lidah buaya (Aloe vera) dapat digunakan sebagai inhibitor AGEs pada model
tikus putih (Rattus norvegicus) yang mengalami diabetes?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini ialah untuk membuktikan kombinasi
ekstrak etanol daun karamunting (Rhodomyrtus tomentosa) dan lidah buaya (Aloe
vera) sebagai inhibitor AGEs pada darah tikus.
8/3/2019 BAB I ages
4/4
4
Tujuan khusus dari penelitian ini ialah untuk mengukur AGEs pada model
tikus putih (Rattus norvegicus) yang mengalami diabetes setelah pemberian
kombinasi ekstrak etanol daun karamunting (Rhodomyrtus tomentosa) dan daun
lidah buaya (Aloe vera).
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bukti ilmiah pemanfaatan
kombinasi ekstrak etanol daun karamunting (Rhodomyrtus tomentosa) dan daun
lidah buaya ( Aloe vera) sebagai antioksidan pada penderita diabetes melitus.
Selain itu, penelitian ini diharapkan juga sebagai penunjang pengetahuan ilmiah
dan pengembangan ilmu lebih lanjut sehingga membentuk gagasan-gagasan baru
tentang terapi terbaru untuk diabetes melitus.