16
BAB 4 PEMBAHASAN Pelaksanaan asuhan keperawatan secara murni mengacu pada konsep dan teori yang sudah ada, bukanlah suatu upaya yang mudah, sering ditemukan kesenjangan antara keduanya. Dalam BAB ini penulis akan menjelaskan tentang kesesuaian maupun kesenjangan antara kasus nyata yang ditemukan di lapangan dengan teori yang ada serta faktor penghambat dan pendukung terhadap proses keperawatan yang telah diberikan pada Ny. R dengan Gagal Ginjal Kronik di ruang Bugenvil BLUD RS dr. Doris Sylvanus Palangka Raya yang dimulai dari tanggal 11 sampai dengan 13 Maret 2015. Pembahasan akan dimulai dengan beberapa tahapan dalam proses keperawatan yang sistematis dimulai dengan pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi serta pendokumentasian. Adapun pembahasan yang penulis lakukan sebagai berikut: 1.1 Pengkajian Dalam pengkajian asuhan keperawatan pada Tn. AB yang dilakukan dari tanggal 11 sampai dengan 13 Maret 2015, dengan CKD, data didapat secara langsung melalui wawancara, pengkajian, pemeriksaan fisik serta didokumentasikan pada klien dan keluarga, ditemukan data-data klien mengeluh sesak napas saat sakit dadanya datang, aktivitas klien dibantu keluarga,

BAB 4

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bab 4

Citation preview

BAB 4PEMBAHASAN

Pelaksanaan asuhan keperawatan secara murni mengacu pada konsep dan teori yang sudah ada, bukanlah suatu upaya yang mudah, sering ditemukan kesenjangan antara keduanya. Dalam BAB ini penulis akan menjelaskan tentang kesesuaian maupun kesenjangan antara kasus nyata yang ditemukan di lapangan dengan teori yang ada serta faktor penghambat dan pendukung terhadap proses keperawatan yang telah diberikan pada Ny. R dengan Gagal Ginjal Kronik di ruang Bugenvil BLUD RS dr. Doris Sylvanus Palangka Raya yang dimulai dari tanggal 11 sampai dengan 13 Maret 2015. Pembahasan akan dimulai dengan beberapa tahapan dalam proses keperawatan yang sistematis dimulai dengan pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi serta pendokumentasian. Adapun pembahasan yang penulis lakukan sebagai berikut:1.1 PengkajianDalam pengkajian asuhan keperawatan pada Tn. AB yang dilakukan dari tanggal 11 sampai dengan 13 Maret 2015, dengan CKD, data didapat secara langsung melalui wawancara, pengkajian, pemeriksaan fisik serta didokumentasikan pada klien dan keluarga, ditemukan data-data klien mengeluh sesak napas saat sakit dadanya datang, aktivitas klien dibantu keluarga, klien mengeluh mual, badan lemah, bengkak di ekstremitas, berat badan 42 kg, klien juga terlihat pucat, urine 360 cc Hb klien 7,09 g/dL, ureum 250 mg/dl, creatinin 7,50 mg/dl. Sedangkan menurut Muttaqin (2011) pengkajian pada klien gagal ginjal. Respon uremia didapatkan adanya pernapasan kussmaul, pola napas cepat, TD meningkat, akral dingin, CRT > 3 detik, palpitasi, nyeri dada atau angina dan sesak napas, gangguan irama jantung, edema penurunan perfusi perifer sekunder dari penurunan curah jantung akibat hiperkalemi, dan gangguan konduksi elektrikal otot ventrikel. Pada system hematologi sering didapatkan adanya anemia, penurunan tingkat kesadaran, disfungsi serebral, seperti perubahan proses pikir dan disorientasi. Klien sering didapatkan adanya kejang, adanya neuropati perifer, penurunan urine output 2 detik, Pemeriksaan TTV pada Pkl 16.00 WIB: TD: 120/70mmHg, N: 69 x/mnt, RR: 22 x/mnt. S: 36,3 0C. Masalah belum teratasi intervensi masih dilanjutkan.Evaluasi keperawatan yang kedua penulis mendapatkan hasil data subjektif klien mengatakan ada minum sedikit-sedikit, sering kencing hari ini, lumayan banyak sekitar 3 gelas air mineral ( 360 cc), ada minum air putih sedikit teh tidak ada, tidak terlalu selera makan, susah berdiri untuk timbang., data objektif lingkar perut klien= 80 Cm. Klien tampak menghabiskan 1/2 minuman dari minuman gelas mineral, menghabiskan makanan dri diit RS, klien terpasang Inf NaCl 0,9% 400 cc 12 tetes/menit.. Masalah belum teratasi intervensi masih dilanjutkan.Evaluasi keperawatan yang ketiga penulis mendapatkan hasil data subjektif Klien mengatakan masih merasa nyilu dikaki. data objektif klien hasil keluarga membantu aktivitas klien seperti BAK., klien tampak tirah baring, klien untuk beraktivitas dibantu keluarga, konjungtiva klien pucat, bibir dan kuku tampak pucat., masalah belum teratasi intervensi masih dilanjutkan.Evaluasi keperawatan yang keempat penulis mendapatkan hasil data subjektif klien mengatakan kulitnya tidak terasa gatal hari ini, data objektif turgor kulit klien cukup, tidak ada kemerahan di kulit atau kulit disekitar tonjolan tulang. kulit klien tampak kering, masalah belum teratasi intervensi masih dilanjutkan.Evaluasi keperawatan yang kelima penulis mendapatkan hasil data subjektif Klien menolak tindakan hemodilisis yang akan diberikan, data objektif Klien tampak takut atau cemas dengan tindakan yang akan diberikan kepadanya, masalah belum teratasi intervensi masih dilanjutkan.Dari lima diagnosa yang terdapat pada kasus ini, lima masalah belum teratasi yaitu: gangguan perfusi jaringan, kelebihan volume cairan, gangguan integritas kulit, intoleransi aktivitas dan kurang pengetahuan.Sedangkan menurut Nursalam (2001) evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan pelaksanaannya yang sudah berhasil dicapai. Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut.Faktor pendukung adalah perawat ruangan dapat bekerja sama sehingga mudah dalam melaksanakan rencana tindakan. Sedangkan faktor penghambat adalah klien kurang kooperatif dan keterbatasan penulis dalam menganalisa kondisi, dan melakukan tindakan keperawatan pada klien lebih dalam lagi.

BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KesimpulanDalam uraian ini terdapat beberapa kesimpulan oleh penulis mengenai konsep dasar teori dengan membandingkan kasus pada Ny. R dengan Gagal Ginjal Kronik yang di lakukan dari tanggal 11 sampai dengan 13 Maret di ruang Bugenvil BLUD RS dr. Doris Sylvanus Palangka Raya. Beberapa kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut:5.1.1 PengkajianData didapat secara langsung melalui wawancara, pengkajian, pemeriksaan fisik serta di dokumentasikan pada klien dan keluarga, ditemukan data-data klien mengeluh sesak napas saat sakit dadanya datang, aktivitas klien dibantu keluarga, klien mengeluh mual, badan lemah, bengkak di ekstremitas, berat badan 42 kg, klien juga terlihat pucat, urine 360 cc Hb klien 7,09 g/dL, ureum 250 mg/dl, creatinin 7,50 mg/dl5.1.2 DiagnosaDari hasil pengkajian pada Ny, R, penulis mengangkat enam diagnosa keperawatan berdasarkan dari analisa data yang di peroleh penulis yaitu: Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrisi ke sel, kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran urin, diet berlebih dan retensi cairan serta natrium, gangguan integritas kulit berhubungan dengan uremia, intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia, retensi produk sampah dan prosedur dialisis dan kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi berhubungan dengan kondisi dan penanganan. 5.1.3 IntervensiPerencanaan adalah suatu perilaku spesifik yang diharapkan dari klien atas tindakan yang harus dilakukan oleh perawat. Perlu dipersiapkan atau langkah-langkah untuk membuat suatu perencanaan adalah yang pertama pengumpulan data, mengidentifikasi masalah yang dijadikan diagnosa, menetapkan tujuan-tujuan yang dilakukan, mengidentifikasi hasil dan yang terakhir penulis (Perawat) memilih perencanaan/intervensi keperawatan untuk mencapai hasil dan tujuan yang diinginkan. Perencanaan dibuat berdasarkan prioritas masalah, pada kasus Ny. R yang menjadi prioritas keperawatan adalah gangguan perfusi jaringan, kelebihan volume cairan, gangguan integritas kulit, intoleransi aktifitas dan kurang pengetahuan.5.1.4 ImplementasiPelaksanaan keperawatan adalah tahap pada tindakan nyata yang dilakukan perawat kepada klien mengacu pada perencanaan/intervensi. Perlu disiapkan sebelum melakukan pelaksanaan/implementasi adalah melihat teori tentang proses keperawatan pada klien dengan Gagal Ginjal Kronik, perawat harus menyelidiki dan mempelajari untuk menyusun rencana asuhan keperawatan untuk klien, yang kemudian disajikan dalam bentuk rencana untuk pedoman melakukan tindakan. Pelaksanaan tindakan keperawatan penulis sesuai dengan rencana tindakan berdasarkan prioritas masalah yang dilakukan 3x24 jam. Tindakan ini mengutamakan hal yang paling prioritas yaitu gangguan perfusi jaringan. 5.1.5 Evaluasi Evaluasi adalah hal yang memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan.Evaluasi keperawatan yang pertama penulis mendapatkan hasil masalah belum teratasi intervensi masih dilanjutkan. Evaluasi keperawatan yang kedua penulis mendapatkan hasil masalah belum teratasi intervensi masih dilanjutkan. Evaluasi keperawatan yang ketiga penulis mendapatkan hasil masalah belum teratasi intervensi masih dilanjutkan. Evaluasi keperawatan yang keempat penulis mendapatkan hasil masalah belum teratasi intervensi dilanjutkan. Evaluasi keperawatan yang kelima penulis mendapatkan hasil masalah belum tertasi intervensi dilanjutkan. 5.2 SaranSesuai dengan penulisan di atas maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut:5.2.1 Bagi Institusi PendidikanBagi institusi pendidikan agar dapat meningkatkan kegiatan pembelajaran dan pendalaman materi kepada mahasiswa/mahasiswi tentang teori-teori dan penerapannya pada lahan praktek.

5.2.2 Bagi Rumah sakitBagi tenaga kesehatan di Rumah Sakit agar dapat menerapkan dan melaksanakan asuhan keperawatan dengan menggunakan fasilitas seperti alat-alat yang menunjang tindakan medis dan keperawatan yang tersedia di ruangan, sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan pada masyarakat terutama di ruang Bugenvil BLUD RS dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.5.2.3 Bagi Mahasiswa/iBagi mahasiswa/mahasiswi untuk selalu memperhatikan pelajaran-pelajaran yang diberikan untuk diterapkan pada saat di lahan praktek. Karena masih banyak terdapat hambatan-hambatan saat saya melakukan asuhan keperawatan di lahan praktek, terutama pada asuhan keperawatan yang dilakukan pada Ny. R dengan Gagal Ginjal Kronik. Penulis berharap dengan adanya hambatan-hambatan tersebut mahasiswa/mahasiswi dapat lebih giat belajar dan melatih keterampilan pada saat di lahan praktek dan bagi dosen, kasus ini dapat dijadikan bahan evaluasi dan perbandingan sejauh mana mahasiswa dapat menerapkannya baik itu di lahan klinik ataupun masyarakat dan keluarga.