Bab. 2 Sistem Hukum Dan Peradilan

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/31/2019 Bab. 2 Sistem Hukum Dan Peradilan

    1/9

    MATERI KOMPETENSI DASAR II :

    HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL

    I. PENDAHULUAN

    Sebelum membahas hukum dan peradilan nasional kita kembali memngingat

    tentang nilai dan norma

    Makna Nilai

    1. Nilai adalah kegiatan manusia yang menghubungkan sesuatu dengan sesuatu

    yang lain untuk mengambil keputusan.

    2. Menurut Kimball Young; Nilai adalah asumsi abstrak dan sering tidak disadari

    tentang apa yang benar dan apa yang penting.

    3. Menurut A.W. Green; Nilai adalah kesadaran yang secara relative berlangsung

    disertai emosi terhadap objek.

    4. Menurut Woods; Nilai merupakan petunjuk-petunjuk umum yang telah

    berlangsung lama yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan

    sehari-hari.

    Macam-Macam Nilai

    1. Macam-Macam Nilai Menurut Prof.Dr.Notonagoro:

    A. Nilai Material adalah segala sesuatu yang berguna bagi unsur manusia.

    B. Nilai Vital adalah segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat

    mengandalkan kegiatan atau aktivitas .

    C. Nilai Kerohanian adalah segala sesuatu yang berguna bagi rohani

    manusia .

    Nilai Kerohanian dibedakan atas empat Macam :

    a) Nilai Kebenaran atau kenyataan, yakni bersumber dari unsur akal

    manusia ( Nalar, Ratio, Budi, Cipta )

    b) Nilai Keindahan, yakni bersumber dari unsur rasa manusia (

    Perasaan, Estetika )

    c) Nilai Moral atau Kebaikan, yakni bersumber dari unsur

    kehendak atau kemauan ( Karsa, etika )

    d) Nilai Regius, yakni merupakan nilai ketuhanan, kerohanian yang

    tinggi, dan mutlak yang bersumber dari keyakinan atau kepercayaan

    manusia.

    Makna Norma

    Norma merupakan aturan-aturan dengan sanksi-sanksi yang dimaksudkan untukmendorong bahkan menekan orang perorangan, kelompok atau masyarakat secara

    keseluruhan untuk mencapai nilai-nilai sosial.

    Macam-Macam Norma dan Sangsinya

    1. Macam-macam norma dan sanksinya dilihat dari tingkat sanksi atau kekuatan

    mengikatnya terdapat beberapa macam norma :

    D. Tata cara ( usage )

    Tata cara merupakan norma yang menunjuk kepada satu bentuk perbuatan

    dengan sangsi yang sangat ringan terhadap pelanggarnya.

    Misalnya : Cara memegang garpu atau sendok ketika makan,

    1

  • 7/31/2019 Bab. 2 Sistem Hukum Dan Peradilan

    2/9

    Pelanggaran atau penyimpangan terhadapnya tidak akan mengakibatkan

    hukuman yang berat, tetapi hanya sekedar celaan atau dinyatakan tidak sopan

    oleh orang lain.

    E. Kebiasaan (folkways)

    Kebiasaan atau Folkways merupakan cara-cara bertindak yang digemari oleh

    masyarakat sehingga dilakukan berulang-ulang oleh banyak orang. Folkways

    mempunyai kekuatan untuk mengikat yang lebih besar dari pada cara.Misalnya: Mengucapkan salam ketika bertemu, membungkukkan badan

    sebagai tanda penghormatan kepada orang yang lebih tua. Apabila tindakan

    itu tidak dilakukan maka sanksinya adalah berupa teguran, sindiran, atau

    perunjingan.

    F. Tata Kelakuan (mores)

    Tata kelakuan merupakan norma yang bersumber kepada filsafat, ajaran

    agama atau ideology yang dianut oleh masyarakat.

    Misalnya : Larangan berzina,berjudi,minum-minuman keras, penggunaan

    narkotika dan zat-zat adiktif (obat-obatan terlarang) dan mencuri.

    Tata kelakuan sangat penting dalam masyarakat,karena berfungsi :

    a) Memberikan batas-batas pada kelakuan-kelakuan individu.Setiapmasyarakat mempunyai tata kelakuan masing-masing yang seringkali

    berbeda yang satu dengan yang lain.

    b) Tata kelakuan mengidentifikasikan individu dengan

    kelompoknya.Disatu pihak tata kelakuan memaksa agar individu

    menyesuaikan tindakan-tindakannya dengan tata kelakuan yang

    berlaku,dan di lain pihak memaksa masyarakat untuk menerima individu

    berdasarkan kesanggupannya menyesuaikan dirinya dengan tata

    kelakuan yang berlaku.

    c) Tata kelakuan menjaga solidaritas antara anggota-anggota

    masyarakat sehingga mengkukuhkan ikatandan mendorong tercapainya

    integrasi social yang kuat.

    G. Adat ( customs )

    Adat merupakan norma ynag tidak tertulis namun sangat kuat mengikat,

    sehingga anggota-anggota masyarkat yang melanggar adat istiadat akan

    menderita, karena sanksi keras yang kadang-kadang secara tidak langsung

    dikenakan.

    Misalnya : Pada masyarakat yang melarang terjadinya perceraian,apabila

    terjadinya perceraian maka tidak hanya yang bersangkutan yang mendapatkan

    sanksi atau menjadi tercemar, tetapi seluruh keluarga bahkan masyarakatnya.

    H. Hukum (laws)

    Hukum merupakan norma yang bersifat formal dan berupa aturan tertulis.Ketentuan sanksi terhadap pelanggar paling tegas apabila dibandingkan

    dengan norma-norma yang disebut terdahulu.

    2. Macam-macam norma dan sanksinya dibedakan berdasarkan jenis atau

    sumbernya, yaitu :

    A. Norma Agama adalah norma mutlak yang berasal dari Tuhan Yang Maha

    Kuasa.

    Sanksinya: mendapat dosa

    B. Norma Kesusilaan adalah petunjuk hidup yang berasal dari akhlak atau

    dari hati nurani sendiri tentang apa yang lebih baik dan apa yang buruk.

    2

  • 7/31/2019 Bab. 2 Sistem Hukum Dan Peradilan

    3/9

    Sanksinya: akan dikucilkan orang lain

    C. Norma Kesopanan adalah petunjuk hidup yang mengatur bagaimana

    seseorang harus bertingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat .

    Sanksinya: akan dicemoohkan oleh masyarakat dalam pergaulan .

    D. Norma Hukum adalah himpunan petunjuk hidup atau peraturan-peraturan

    oleh pemerintah.

    Sanksinya: dipenjara atau denda.

    I. Pengertian Hukum Hukum merupakan peraturan-peraturan hidup didalam

    masyarakat yang dapat memaksa orang supaya mentaati tata tertib dalam

    masyarakat serta memberikan sangsi yang tegas (berupa hukuman) terhadap

    siapa yang tidak mau patuh mentaatinya.

    II. Penggolongan Hukum

    1. Berdasarkan Wujudnya:

    a) Tertulis, yaitu hukum yang dapat kita temui dalam bentuk tulisan dan

    dicantumkan dalam berbagai peraturan negara.

    b) Tidak Tertulis, yaitu hukum yang masih hidup dan tumbuh dalam

    keyakinan masyarakat tertentu (Hukum Adat).

    2. Berdasarkan Ruang atau wilayah berlakunya:a) Lokal, yaitu hukum yang hanya berlaku disuatu daerah tertentu (Hukum

    Adat Batak, Minangkabau, Jawa dan sebagainya).

    b) Nasional, yaitu hukum yang berlaku di suatu daerah tertentu (Hukum

    Indonesia, Malaysia, Mesir, dan sebagainya).

    c) Internasional, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara dua negara

    atau lebih (Hukum Perang, Perdata Internasional dan sebagainya).

    3. Berdasarkan Waktu Yang Diaturnya:

    a) Hukum yang berlaku sekarang ini atau saat ini atau hukum

    positif.

    b) Hukum yang berlaku pada waktu yang akan datang.

    c) Hukum antarwaktu yaitu hukum yang mengatur suatu

    peristiwa yang menyangkut hukum yang berlaku saat ini dan hukum berlaku

    pada masa lalu.

    4. Berdasarkan Pribadi Yang diaturnya:

    a) Hukum satu golongan, yaitu hukum yang

    mengatur dan berlaku hanya bagi satu golongan tertentu.

    b) Hukum semua golongan, yaitu hukum

    yang mengatur dan berlaku bagi semua golongan warga negara.

    c) Hukum antar golongan, yaitu hukum yang

    mengatur dua orang atau lebih yang masing-masing pihak tunduk pada hukum

    yang berbeda.5. Berdasarkan Isi Masalah Yang

    diaturnya:

    a) Hukum Publik, yaitu hukum

    yang mengatur hubungan antar warga negara dan negara yang menyangkut

    kepentingan umum.

    b) Hukum Privat, yaitu hukum

    yang mengatur hubungan antara orang yang satu dengan yang lain dan bersifat

    pribadi.

    6. Berdasarkan Tugas

    dan Fungsinya:

    3

  • 7/31/2019 Bab. 2 Sistem Hukum Dan Peradilan

    4/9

    a. Hukum Material, yaitu hukum yang berisi perintah dan larangan(terdapat

    di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Perdata, Dagang, dan

    sebagainya )

    b. Hukum Formal, yaitu hukum yang berisi tentang tata cara melaksanakan

    dan mempertahankan hukum material (terdapat di dalam Hukum Acara

    Pidana, Hukum Acara Perdata, dan sebagainya).

    III. Bentuk Hukum1. Hukum Publik

    Hukum publik mengatur hubungan antara warga negara dengan negara yang

    menyangkut kepentingan umum.

    a. Hukum Tata Negara

    Hukum tata negara adalah serangkaian peraturan

    hukum yang mengatur bentuk negara, susunan dan tugas-tugas serta

    hubungan antara alat-alat perlengkapan negara.

    Hukum Tata Negara hanya khusus menyorotinegara tertentu yang mempelajari bentuk negara, bentuk pemerintahan,

    hak-hak asasi warga negara, dan sebagainya.Yang menitikberatkan hal-hal

    yang bersifat mendasar (fundamental) dari nagara.

    b. Hukum Administrasi Negara

    Hukum administrasi negara merupakan seperangkat peraturan yang

    mengatur cara berkerja alat-alat perlengkapan negara, termasuk cara

    melakukan kekuasaan dan wewenang yang dimiliki oleh setiap organ

    negara dalam melakukan tugasnya.

    Hukum Administrasi Negara menitikberatkan pada hal-hal yang

    bersifat teknis yang dibuat berdasarkan wewenang yang diberikan olehHukum Tata Negara.

    c. Hukum Pidana

    Hukum Pidana adalah hukum yang mengatur pelanggaran-pelanggaran dan

    kejahatan-kejahatan terhadap kepentingan umum dan perbuatan mana diancam

    dengan sangsi pidana tertentu.Bentuk atau jenis pelanggaran dan kejahatan

    dimuat didalam kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

    Dalam KUHP, yang dikasud dengan Pelanggaran adalah hal-hal kecil atau

    ringan yang diancam dengan hukuman denda. Contohnya : mengendarai

    kendaraan tidak membawa SIM

    Sanksi pidana menurut pasal 10 KUHP dalam bentuk hukuman,antara lain

    mencakup hal-hal berikut.a) Hukuman Pokok,terdiri dari:

    (1) hukuman mati

    (2) hukuman penjara,yang terdiri dari:

    (A) Hukuman seumur hidup

    (B) Hukum sementara waktu (setinggi-tingginya 20 tahun dan

    sekurang-kurangnya 1 tahun)

    (C) Hukuman kurungan (setinggi-tingginya 1 tahun dan sekurang-

    kurangnya 1 hari)

    b) Hukuman Tambahan,terdiri dari:

    4

  • 7/31/2019 Bab. 2 Sistem Hukum Dan Peradilan

    5/9

    (1) Pencabutan hak-hak tertentu

    (2) Perampasan (penyitaan) barang-barang tertentu

    (3) Pengumuman keputusan hakim

    d. Hukum Acara/Hukum Formal

    Hukum Acara/Hukum Formal

    merupakan seperangkat aturan yang berisi tata cara untuk menyelesaikan,

    melaksanakan, atau mempertahankan Hukum Material.

    Hukum Acara dibedakan antaraHukum Acara Pidana dan Hukum Acara Perdata. Dalam Hukum Acara

    Pidana, diatur tata cara penangkapan, penahanan, penyitaan,

    penggeledahan, dan penuntutan. Dalam Hukum Acara juga diatur siapa-

    siapa yang berhak melakukan penyitaan,penyidikan,pengadilan mana yang

    berwenang mengadili dan sebagainya.Semua itu diatur dalam Kitab

    Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHP),yaitu UU No.8 Tahun

    1981.

    2. Hukum Perdata (privat)

    Perdata sama artinya dengan warga negara,pribadi,sipil,atau privat.Sumber pokok

    hukum perdata adalah Burgerlijk Wetboek (BW) yang dalam arti luas jugamencakup Hukum Dagang dan Hukum Adat. Jadi Hukum Perdata adalah hukum

    yang mengatur tentang kepentingan-kepentingan orang perorangan.

    Dalam ilmu pengetahuan hukum,hukum perdata dapat dibagi sebagai berikut:

    a. Hukum Perorangan (pribadi)

    Hukum Perorangan adalah himpunan peraturan yang mengatur tentang

    manusia sebagai subjek hukum dan tentang kecakapannya memiliki hak-hak

    serta bertindak sendiri dalam melaksanakan hak-haknya itu.

    b. Hukum Keluarga

    Hukum keluarga adalah hukum yang memuat rangkaian peraturan yang

    timbul dari pergaulan hidup dalam keluarga. Hubungan keluarga terjadi karena adanya perkawinan antara seorang laki-

    laki dan perempuan yang kemudian melahirkan anak. Hukum keluarga

    antara lain sebagai berikut:

    a) Kekuasaan orang tua, yaitu orang tua

    yang wajib membimbing anak-anaknya sebelum cukup umur.

    Kewajiban anak adalah menghomati orang tuanya.

    b) Perwalian, yaitu seseorang atau

    perkumpulan tertentu yang bertindak sebagai wali untuk memelihara

    anak yatim-piatu sampai dengan cukup umur. Perwalian dapat terjadi

    apabila perkawinan orang tua putus dan kekusaan orang tua dicabut

    oleh pihak yang berwenang.c) Pengampuan, yaitu seseorang atau

    badan-badan perkupulan yang ditunjuk oleh hakim untuk menjadi

    curator (pengampu) bagi orang yang telah dewasa, tetapi yang sakit

    ingatan, boros, lemah daya, tidak sanggup mengurus kepentingan diri

    sendiri dengan semestinya,dan yang memiliki kelakuan buruk yang

    kelewat batas atau mengganggu keamanan.

    d) Perkawinan, yaitu peraturan hukum yang

    mengatur perbuatan-perbuatan hukum serta akibat-akibatnya antara

    dua pihak, yaitu seorang laki-laki dan seorang wanita dengan maksud

    5

  • 7/31/2019 Bab. 2 Sistem Hukum Dan Peradilan

    6/9

    hidup bersama untuk waktu yang lama menurut undang-undang yang

    ditetapkan yang diatur dalam UU no.1/1974.

    c. Hukum Kekayaan

    Hukum kekayaan adalah peraturan-peraturan hukum yang mengatur hak-

    hak dan kewajiban manusia yang bernilai uang.

    Hukum Kekayaan mengatur benda dan hak-hak yang dapat dimiliki atas

    benda.Yang dimaksud benda adalah segala barang dan hak yang dapat

    menjadi milik orang atau sebagai objek hak milik.

    Hukum harta kekayaan mencakup dua lapangan hukum,yaitu:

    (a) Hukum Benda, adalah hukum yang mengatur hak-hak kebendaan

    yang bersifat mutlak. Artinya hak terhadap benda yang diakui dan

    dihormati setiap orang. Benda dapat dibedakan menjadi:

    (1) Benda Bergerak

    Dibedakan menjadi dua,yaitu benda bergerak karena sifatnya,seperti

    kendaraan bermotor; benda bergerak karena penetapan undang-

    undang, seperti surat-surat berharga.

    (2) Benda Tidak Bergerak

    Dibedakan menjadi tiga, yaitu benda tidak bergerak karena sifatnya,seperti tanah dan bangunan; benda tidak bergerak karena tujuannya,

    seperti mesin-mesin pabrik; serta benda tidak bergerak karena

    penataan undang-undang seperti hak postal dan hak hipotik.

    (b) Hukum Perikatan adalah hukum yang mengatur hubungan

    yang bersifat kehartaan antara dua orang atau lebih.Yang menjadi objek

    percintaan ialah prestasi, yaitu hal pemenuhan perikatan. Macam-macam

    prestasi adalah:

    (1) Memberikan sesuatu, yaitu membayar harga, menyerahkan barang,

    dan sebagainya.

    (2) Berbuat sesuatu, yaitu memperbaiki barang rusak, membongkar

    bangunan, karena putusan pengadilan, dan sebagainya.

    (3) Tidak berbuat sesuatu, yaitu tidak mendirikan bangunun, tidak

    memakai merek tertentu karena putusan pengadilan.

    d. Hukum Waris

    Hukum waris adalah hukum yang mengatur kedudukan hukum harta

    kekayaan seseorang setelah ia meninggal, terutama berpindahnya harta

    kekayaan itu kepada orang lain/ahli waris kelaurga tersebut.

    Dalam Hukum Waris diatur pembagian harta peninggalan, ahli waris,

    urutan penerimaan waris, hibah serta wasiat. Menurut pembagiannya,

    warisan dapat dilakukan dengan dua cara berikut:

    (a) Menurut Undang-Undang, yaitu pembagian warisan kepada sipewaris yang memiliki hubungan darah terdekat.

    (b) Menurut Wasiat, yaitu pembagian warisan kepada ahli waris

    berdasarkan pesan atau kehendak terakhir (wasiat) dari si pewaris. Orang

    yang mewarisi disebut Pewaris, yang menerima warisan disebut

    Legataris, dan bagian warisan yang diterimanya disebut Legaat.

    e. Hukum Dagang dan Hukum Adat

    Selain hukum pribadi, hukum keluarga, hukum kekayaan, dan hukum waris,

    hukum prifat juga mencangkup hukum dagang dan hukum adat

    (a) Hukum Dagang

    6

  • 7/31/2019 Bab. 2 Sistem Hukum Dan Peradilan

    7/9

    Hukum dagang adalah hukum yang mengatur soal-soal

    perdagangan / perniagaan yang timbul karena tingkah laku manusia

    (person) dalam perdagangan atau perniagaan.

    Hal-hal yang diatur didalam hukum dagang adalah:

    (1) Hubungan hukum antar produsen serta antara produsen dan

    konsumen ( pembelian dan penjualan serta pembuatan perjanjian )

    (2) Pemberian kepada para perantara, makelar, komisioner, pedagang

    keliling, dan sebagainnya)(3) Hubungan hukum yang terdapat dalam:

    a) Bentuk-bentuk asosiasi perdagangan (PT, Firma, dan

    sebagainya)

    b) Pengangkutan (darat, laut dan udara) serta pertanggungan /

    asuransi.

    c) Penggunaan urat-surat niaga (wesel, cek, aksep dan

    sebagainya)

    Menurut Van Kan, Hukum Dagang adalah suatu tambahan Hukum Perdata,

    yaitu tambahan khusus. Bisa juga dikatakan sebagai hukum perdata dalam arti

    sempit.

    (b) Hukum Adat

    Hukum adat adalah hukum yang tumbuh dan berkembang di dalam

    masyarakat tertentu, serta hanya dipatuhi dan ditaati oleh masyarakat

    yang bersangkutan

    Hukum adat biasanya merupakan perbuatan yang diulang-ulang

    terhadap hal yang sama, yang kemudian diterima dan diakui oleh

    masyarakat. Contoh hukum adat: tata cara pernikahan daerah Jawa,

    pembagian warisan di Minangkabau dengan system matrilineal atau

    patrilineal di Batak, dan sebagainya.f. Hukum Islam

    Hukum Islam adalah hukum yang bersumber dari ajaran Islam.

    a) Sebagai sistem hukum, hukum Islam tidak

    hanya hasil pemikiran yang dipengaruhi oleh kebudayaan manusia disuatu

    tempat pada suatu masa, tetapi dasarnya ditetapkan oleh Allah melalui

    Wahyu-nya yang terdapat dalam Al-Quran.

    b) Ruang lingkup yang diaturnya

    Ruang lingkup yang diatur oleh Hukum Islam tidak hanya soal hubungan

    manusia dengan manusia dan benda serta penguasanya dalam masyarakat,

    tetapi juga mengatur hubungan antara manusia dengan Allah Tuhan yang

    Maha Esa.1) Muamalah dalam arti yang luas,

    yaitu ketetapan yang diberikan Allah yang langsung dengan kehidupan

    sosial manusia terbatas pada pokok-pokoknya saja.

    2) Ibadah, yaitu berkenaan dengan tata

    cara melaksanakan kewajiban seorang muslim dalam mendirikan

    sholat, mengeluarkan zakat, berpuasa selama bulan ramadhan, dan

    menunaikan ibadah haji.

    7

  • 7/31/2019 Bab. 2 Sistem Hukum Dan Peradilan

    8/9

    IV. Sumber Hukum

    Sumber hukum adalah segala yang menimbulkan aturan yang mempunyai kekuatan

    memaksa, yakni aturan-aturan yang kalau dilanggar mengakibatkan sanksi yang tegas

    dan nyata. Sumber Hukum dibedakan antara sumber hukum material dan sumber

    hukum formal.

    A. Sumber Hukum Material adalah keyakinan dan perasaan hukum individu

    dan pendapat umum yang menentukan isi atau materi ( Jiwa )hukum. Isi atau

    materi hukum dapat bersumber dari nilai agama maupun kesusilaan, kehendakTuhan.

    B. Sumber Hukum Formal adalah bentuk atau kenyataan yang oleh

    karenanya kita dapat menemukan hukum yang berlaku. Macam-macam sumber

    hukum formal yaitu:

    a) Undang-Undang

    1) Undang-undang dalam arti material yaitu setiap peraturan yang

    dikeluarkan oleh pemerintah yang isinya mengikat secara umum.

    2) Undang-undang dalam arti formal adalah setiap peraturan yang

    karena bentuknya dapat disebut Undang-undang.

    b) Kebiasaan(Hukum Tidak Tertulis)

    Dalam praktek penyelenggaraan negara,hukum tidak tertulis disebutKonvensi. Dipatuhinya hukum tidak tertulis karena adanya kekosongan

    hukum tertulis yang sangat dinutuhkan oleh masyarakat/negara.Menurut

    Bellefroid, kebiasaan merupakan semua peraturan yang meskipun tidak

    diterapkan oleh Pemerintah, tetapi ditaati oleh seluruh rakyat karena mereka

    yakin bahwa peraturan itu berlaku sebagai hukum. Agar kebiasaan itu

    mempunyai kekuatan dan dapat dijadikan sebagai sebagai sumber hukum,

    maka ditentukan oleh 2 faktor :

    1) Adanya perbuatan yang dilakukan berulang kali

    dalam hal yang sama yang selalu diikuti dan diterima oleh yang alinnya

    2) Adanya keyakinan hukum dari orang-orang atau

    golongan yang berkepentingan. Maksudnya adanya keyakinan bahwa

    kebiasaan itu memuat hal-hal yang baik dan pantas ditaati serta

    mempunyai kekuatan mengikat.

    c) Yurisprudensi

    a. Yurisprudensi adalah keputusan

    hakim terdahulu terhadap suatu perkara yang tidak diatur oleh undang-

    undang dan dijadikan pedoman oleh hakim lainnya dalam memutuskan

    perkara yang serupa.

    b. Yurisprudensi lahir karena adanya

    peraturan perundang-undangan yang kurang atau tidak jelaspengertiannya, sehingga menyulitkan hakim dalam memutuskan suatu

    perkara. Dalam membuat yurisprudensi biasanya seorang hakim akan

    melaksanakan berbagai macam penafsiran-penafsiran, misalnya:

    1) Penafsiran secara gramatikal

    (tata bahasa), yaitu penafsiran berdasarkan arti kata,

    2) Penafsiran secara historis,

    yaitu penafsiran berdasarkan sejarah terbentuknya undang-undang,

    3) Penafsiran sistematis, yaitu

    penafsiran dengan cara menghubungkan pasal-pasal yang terdapat

    dalam undang-undang,

    8

  • 7/31/2019 Bab. 2 Sistem Hukum Dan Peradilan

    9/9

    4) Penafsiran teleologis, yaitu

    penafsiran dengan jalan mempelajari hakekat tujuan undang-undang

    yang disesuaikan dengan perkembangan zaman, dan

    5) Penafsiran otentik, yaitu

    penafsiran yang dilakukan oleh si pembentuk undang-undang itu

    sendiri.

    d) TraktatTraktat adalah perjanjian yang dibuat oleh dua negara atau lebih mengenai

    persoal-soalan tertentu yang menjadi kepentingan negara yang bersangkutan.

    Dalam pelaksanaanya, traktat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

    1) Traktat bilateral adalah perjanjian yang dibuat oleh dua negara

    2) Traktat multilateral adalah perjanjian yang dibuat atau dibentuk

    oleh lebih dari dua negara.

    e) Doktrin

    Doktrin adalah pendapat para ahli hukum terkemuka yang dijadikan dasar atau

    asas-asas penting dalam hukum dan penerapannya.

    9