80
BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 Menelusuri sejarah suatu bangsa memerlukan keseriusan dalam menapaki tiap peristiwa yang terjadi di tiap tahunnya, karena hal tersebut berpengaruh dan memberi manfaat agar dapat memprediksi apa saja yang kelak terjadi di masa depan. Menelaah kisah hidup dua bangsa yang hidup dalam satu wilayah secara bersama dimana masing-masing dari kedua bangsa tersebut menaruh kecintaan terhadap wilayah yang bernama Palestina. Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi terdahulu, dimana tidak ada yang menafikan bahwa salah satu peristiwa terbesar dalam sejarah agama samawi setelah periode Zulkifli, Daud, dan Sulaiman adalah berhasil direbutnya kota Yerusalem pada awal ke-6 Masehi. Kota Aeia yang telah dikuasai pihak Romawi, akhirnya jatuh ke tangan muslimin pada zaman Khalifah Umar bin Khatthab. 23 Menelusuri perjalanan panjang sejarah Palestina dan Israel sesudah berdirinya negara Israel pada tahun 1948, tidak terlepas untuk mengetahui pula sejarah dan berbagai peristiwa yang mewarnai kedua bangsa tersebut di masa sebelumnya. 2.1 Sejarah Palestina dan Yahudi Sebelum Pemerintahan Mandat Inggris Bagi kaum Muslimin, sejarah Palestina di masa lalu berkaitan erat dengan kisah penyebaran agama Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad yang hanya membutuhkan waktu sepuluh tahun sehingga Islam menyebar ke berbagai penjuru negara-negara Arab. Wilayah yang berhasil dikuasai oleh Islam membentang dari daerah yang paling selatan yaitu di ujung Jazirah Arab, Yaman, hingga wilayah Syam di utara. Pada tahun 1187, pemerintahan Islam menguasai Palestina. Pemerintahan ini dipimpin oleh Sultan Abdul Hamid II dari Dinasti Turki Usmani tahun 1878. Saat pemerintahannya tersebut, wilayah Palestina terbagi atas wilayah administratif sub provinsi, yaitu Pertama, Sanjak Acre-Wilayah Beirut. Kedua, Sanjak Balqa-Wilayah Beirut. Ketiga, Sanjak Yerusalem. Total penduduk saat itu 23 Abu Aiman. Rahasia di Balik Penggalian Al-Aqsha. Jakarta: Ramala Books. 2007,52. Universitas Indonesia Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

  • Upload
    doandan

  • View
    230

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

BAB 2

SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947

Menelusuri sejarah suatu bangsa memerlukan keseriusan dalam menapaki

tiap peristiwa yang terjadi di tiap tahunnya, karena hal tersebut berpengaruh dan

memberi manfaat agar dapat memprediksi apa saja yang kelak terjadi di masa

depan. Menelaah kisah hidup dua bangsa yang hidup dalam satu wilayah secara

bersama dimana masing-masing dari kedua bangsa tersebut menaruh kecintaan

terhadap wilayah yang bernama Palestina. Kedua bangsa tersebut adalah Israel

dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi

terdahulu, dimana tidak ada yang menafikan bahwa salah satu peristiwa terbesar

dalam sejarah agama samawi setelah periode Zulkifli, Daud, dan Sulaiman adalah

berhasil direbutnya kota Yerusalem pada awal ke-6 Masehi. Kota Aeia yang telah

dikuasai pihak Romawi, akhirnya jatuh ke tangan muslimin pada zaman Khalifah

Umar bin Khatthab.23 Menelusuri perjalanan panjang sejarah Palestina dan Israel

sesudah berdirinya negara Israel pada tahun 1948, tidak terlepas untuk mengetahui

pula sejarah dan berbagai peristiwa yang mewarnai kedua bangsa tersebut di masa

sebelumnya.

2.1 Sejarah Palestina dan Yahudi Sebelum Pemerintahan Mandat Inggris

Bagi kaum Muslimin, sejarah Palestina di masa lalu berkaitan erat dengan

kisah penyebaran agama Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad yang hanya

membutuhkan waktu sepuluh tahun sehingga Islam menyebar ke berbagai penjuru

negara-negara Arab. Wilayah yang berhasil dikuasai oleh Islam membentang dari

daerah yang paling selatan yaitu di ujung Jazirah Arab, Yaman, hingga wilayah

Syam di utara. Pada tahun 1187, pemerintahan Islam menguasai Palestina.

Pemerintahan ini dipimpin oleh Sultan Abdul Hamid II dari Dinasti Turki Usmani

tahun 1878. Saat pemerintahannya tersebut, wilayah Palestina terbagi atas wilayah

administratif sub provinsi, yaitu Pertama, Sanjak Acre-Wilayah Beirut. Kedua,

Sanjak Balqa-Wilayah Beirut. Ketiga, Sanjak Yerusalem. Total penduduk saat itu 23Abu Aiman. Rahasia di Balik Penggalian Al-Aqsha. Jakarta: Ramala Books. 2007,52.

Universitas Indonesia Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 2: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

11

adalah 440.000 orang dengan komposisi Muslim 387.200 orang-88%, Kristen

39.600 orang-9%, dan Yahudi 13.200 orang-3%.24 Penguasaan Islam ke berbagai

penjuru negara-negara Arab termasuk wilayah Palestina (Yerusalem), menjadi

salah satu factor yang membuat Islam dalam waktu singkat menjadi agama yang

mendominasi dunia hingga awal abad ke-20, yaitu pada saat jatuhnya khalifah

Usmani di Turki pada tahun 1924 M. 25

Sementara itu, menurut sumber resmi pemerintah Israel mencatat bahwa

sejarah bangsa Yahudi (The Jewish People) dimulai sejak 4000 tahun lalu dengan

tokoh utama Ibrahim (Abraham), Ishak (Issac), dan Ya’kub (Jacob), yang juga

dikenal dengan nama Israel. Adapun sejarah perjalanan Israel dibagi ke dalam 15

periode seperti yang disebutkan oleh sumber resmi dari pemerintah Israel yaitu

1.Masa Ibrahim (Abraham), Ishak (Issac), dan Ya’kub (Jacob) sekitar abad ke-17

SM., 2. Masa eksodus dari Mesir di bawah kepemimpinan Musa yang menetap di

“ Tanah Israel” yang dikatakan sebagai Land of Israel/ Eretz Israel sekitar abad

ke-13-12 SM., 3. Masa Kerajaan Saul, Daud (David) dan Sulaiman (Solomon).

Masa ini dimulai sekitar tahun 1020 SM. sampai 930 SM. Pada Sulaiman,

kejayaan bangsa Yahudi mencapai puncaknya. Hal ini ditandai dengan pendirian

“Kuil Sulaiman” (The Solomon Temple) di Yerusalem yang menjadi pusat

kehidupan keagamaan bangsa Yahudi, 4. Masa terpecah-belahnya Kerajaan

Daud-Sulaiman yakni menjadi sekitar 40 kerajaan. Di masa ini, Kerajaan

Babilonia menaklukkan Kerajaan Judah dan mengusir sebagian besar

penduduknya serta menghancurkan “Kuil Sulaiman” yang terjadi pada 586 SM.,

5. masa pengusiran pertama oleh Babilonia yaitu pada tahun 585-538 SM.

Pengusiran ini menandai dimulainya “persebaran kaum Yahudi” (The Jewish

Diaspora), 6. masa pendudukan Persia dan masa Hellenisme yang terjadi pada

tahun 538-142 SM., 7. masa Dinasti Hasmonean pada tahun 142-63 SM., 8. masa

kekuasaan Romawi pada tahun 63 SM.-313 M., 9. masa pemerintahan Byzantine

yaitu pada tahun 313-636 M., 10. masa pemerintahan Arab tahun 636-1099 M.,

11. masa pemerintahan Tentara Salib pada tahun 1099-1291 M., 12. masa

pemerintahan Mamluk tahun 1291-1516 M., 13. masa pemerintahan Usmani

24 H.E. Fariz Al Maehdawi, Derita Palestina Air Mata Kita, Jakarta,13 Januari 2009. Jakarta: Cendikiawan Marhaenis, 2009, 4. 25 Ibid.

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 3: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

12

1517-1917 M., 14. masa pemerintahan Inggris pada tahun 1918-1948, dan

15.berdirinya negara Israel pada tanggal 14 Mei 1948. 26

Menelusuri sejarah Palestina lebih mendalam, bahwa Palestina adalah

nama untuk wilayah barat daya negeri Syam. Wilayah Palestina terletak di bagian

barat Asia dan bagian pantai timur Laut Tengah. Palestina terletak di titik strategis

penting karena dianggap sebagai penghubung antara benua Asia dan Afrika, di

samping sebagai pusat yang mempertemukan wilayah dunia Islam.27

Adapun nama klasik untuk sebutan wilayah ini (Palestina) adalah “wilayah

Kan’an”.28 Penamaan suatu wilayah biasanya memiliki asal usul yang unik.

Penamaan biasanya menggunakan nama suku yang bermukim di sana ataupun

peristiwa unik yang pernah terjadi di wilayah tersebut, dan lain sebagainya.

Pertama kali yang menduduki wilayah Palestina adalah bangsa Kan’an yang

merupakan pendatang dari Jazirah Arab pada tahun sekitar 2500 SM. Adapun

nama Palestina diambil dari salah satu bangsa-bangsa pelaut.29

Cikal bakal datangnya salah satu bangsa pelaut yang menjadi filosofis bagi

penamaan Palestina sampai saat ini adalah mereka datang dari daerah barat Asia

kecil dan wilayah Laut Ijah yang terjadi pada sekitar abad ke 12 SM. Nama

Palestina ditemukan dengan tulisan “PLST” dalam ukiran Mesir. Adapun

konsonan akhir “N”, ditambahkan untuk kata benda bentuk jamak. Pada saat itu,

bangsa pelaut tersebut bermukim di wilayah pesisir dan dengan cepat melakukan

asimilasi dengan bangsa Kan’an. Bangsa pelaut ini juga tidak banyak menyisakan

peninggalan-peninggalan yang berarti, kecuali memberikan nama saja yang

sampai saat ini masih terus dipergunakan untuk wilayah Palestina.

Batas-batas wilayah untuk Palestina pada zaman dahulu belum dikenal

secara konkret seperti setelah tahun 1947. Secara umum, ada hal yang konstan

mengenai wilayah Palestina yaitu bahwa Palestina tetap terletak di antara Laut

Tengah, Laut Mati, dan Sungai Jordan.30 Palestina telah menjadi wilayah yang

dihuni oleh manusia sejak Sebelum Masehi (SM). Sebagaimana dapat diketahui

26 Ellen Hirsch, Facts About Israel. Israel Information Center. 1996, 10-31. 27 Dr. Muhsin Muhammad Shaleh, Palestina: Sejarah, Perkembangan, dan Konspirasi. Jakarta: Gema Insani Press. 2002,13. 28 Ibid.,13. 29 Ibid. 30 Ibid.,14.

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 4: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

13

dari hasil penemuan arkeologi yang membuktikan bahwa wilayah Palestina sudah

menjadi tempat berlangsungnya kehidupan manusia yang melalui fase-fase

kehidupan pertama yaitu ketika kembali pada tradisi pertanian. Para arkeolog

mengungkapkan fakta bahwa kota pertama kali yang dibangun dalam sejarah

manusia adalah kota “Ariha” (Jericho) yang terletak di timur laut Palestina. Kota

tersebut dibangun kira-kira pada tahun 8000 SM.31

Ada peninggalan purbakala yang mengindikasikan bahwa manusia sudah

mendiami wilayah Palestina sejak Zaman Batu (500-14.000 SM.) sebagaimana

yang diidentifikasi oleh Zaman Batu Pertengahan (14.000-8.000 SM.) bahwa ada

sesuatu yang dikategorikan sebagai bentuk kehidupan berperadaban yang dapat

disebut sebagai Peradaban An-Nathufiah. Yakni kehidupan ketika bangsa Kan’an

datang dari Jazirah Arab (2500 SM.) dalam jumlah besar sehingga membuat

mereka menjadi penduduk mayoritas di sana. Kemudian mereka membuat kota

yang tidak kurang dari 200 kota dan desa di Palestina, seserti kota-kota Pisan,

Alaolan, Aka, Haifa, Al Khalil, Usdudu, Bi’ru Alsaba’, dan Bethlehem.32

Kedatangan Nabi Ibrahim ke Palestina sekitar tahun 1900 SM. menjadi

tonggak sejarah terbitnya agama Islam di sana. Nabi Ibrahim tinggal di Palestina

dan mulai memainkan peran besar dalam penyebaran agama Islam. Keturunan

Nabi Ibrahim sampai kepada Nabi Ya’qub memiliki keturunan sebanyak 12 orang

yang merupakan keturunan yang dikenal dengan sebutan Bani Israel (Israel adalah

julukan yang ditujukan untuk Nabi Ya’qub). Awalnya mereka masih tinggal di

Palestina, namun mereka berhijrah (berpindah) ke Mesir dan mulai tinggal di

sana. Di Mesir, Bani Israel mengalami kekejaman dari raja-raja Fir’aun selama

berabad-abad sehingga kemudian Allah mengutus Nabi Musa pada abad ke 13

SM. untuk menyelamatkan mereka dari kekejaman Fir’aun. Bani Israel pun tidak

ikut dengan rombongan Nabi Musa untuk kembali ke daerah Palestina, sehingga

Allah menyebut Bani Israel sebagai kaum yang hina dan penakut. Sebagaimana

diabadikan dalam Al Quran perkataan Bani Israel yang enggan untuk ikut

rombongan bersama Nabi Musa yaitu ; “Hai Musa, kami sekali-kali tidak akan memasukinya selama-alamanya, selagi mereka ada di dalamnya. Karena itu, pergilah kamu bersama Tuhanmu dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja.” (QS. Al Maidah: 24)

31 Ibid.,13. 32 Ibid., 17-18.

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 5: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

14

Nabi Musa kembali ke pangkuan Allah sebelum memasuki wilayah

Palestina. Generasi Bani Israel mulai tumbuh dan bangkit setelah 40 tahun

kemudian, dimana hal ini ditandai dengan keberhasilan Nabi Yusya’ bin Nun,

yang memegang kendali kepemimpinan tahun 1190 SM., menyebrangi sungai

Jordan dan berhasil menguasai daerah timur laut Palestina. Sejarah kepemimpinan

di Palestina berlanjut sampai datangnya Nabi Daud yang memegang kendali

kepemimpinan pada 1004 SM. dan berhasil memindahkan ibukota Palestina ke Al

Quds pada tahun 995 SM. Kerajaannya menguasai sebagian besar negeri Palestina

kecuali sebagian besar wilayah pesisir yang belum ditaklukkan.33 Kerajaan Nabi

Daud tetap berlanjut sampai 963 SM. lalu mulai digantikan oleh putranya,

Sulaiman, yang berlangsung hingga 40 tahun lamanya (963-923 SM.).

Pada masa dua kepemimpinan tersebut, Nabi Daud dan Nabi Sulaiman,

Palestina dapat dikatakan mencapai masa keemasanannya. Namun setelah

wafatnya Sulaiman, kerajaan mulai terpecah menjadi dua negeri yang terpisah.

Hal inilah yang menandai lahirnya kerajaan Israel yang terletak di bagian utara

Palestina (923-721 SM.) dan kerajaan Yahuda34 (923-586 SM.).35

Menurut terminologi Ensiklopedia Britanica, Kerajaan Israel disebut

sebagai kerajaan boneka. Kerajaan Israel semakin melemah kekuasaannya sampai

akhirnya dikuasai oleh bangsa Asyuria yang berada di bawah kepemimpinan Raja

Sarjun Kedua. Sementara itu, Kerajaan Yahuda tetap melangsungkan

pemerintahannya sampai tahun 586 SM. yang beribu kota di Al Quds. Tidak jauh

berbeda dengan kelemahan yang terjadi pada Kerajaan Israel, Kerajaan Yahuda

pun akhirnya melemah sampai jatuh ditaklukkan oleh Raja Fir’aun Mesir di

penghujung tahun 10 SM. Sejarah terus bergulir, hingga pada akhirnya Kerajaan

Yahuda jatuh di tangan orang-orang Babilonia yang dipimpin oleh Nebukadnezar

yang menghancurkan Al Quds dan sinagog (Haikal) serta membantai kurang lebih

40.000 orang Yahudi. Dengan peristiwa tersebut, berakhirlah kerajaan mereka

(Yahuda) pada tahun 586 SM.

Kerajaan Bani Israel hanya berkuasa tidak lebih dari 4 abad di wilayah

Palestina yang hanya memerintah di sebagian kecil wilayahnya dengan

33 Ibid., 20. 34 Cikal bakal dari kata Yahudi. 35 Op.Cit.

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 6: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

15

pemerintahan yang secara umum lemah dan terpecah belah. Sementara itu,

keturunan bangsa Palestina yang terdiri dari keturunan Kan’an dan lainnya tetap

berada di kediaman mereka dan tidak berhijrah atau meninggalkan negeri tersebut

(Palestina).36

Memasuki fase Palestina di bawah pemerintahan Islam, diawali pada saat

Negara Byzantium di Romawi menguasai wilayah bagian timur Kerajaan Romawi

sejak tahun 394 SM. Kekuasaan Byzantium terus berlangsung sampai datangnya

ekspansi Islam pada tahun 15 H atau 636 M. di zaman khalifah Umar bin

Khathab. Pada saat itu, Islam mulai berekspansi ke seluruh penduduk Palestina,

sehingga penduduk Palestina memeluk agama Islam. Bahasa yang mereka

gunakan pun adalah bahasa Arab sebagai efek dari asimilasi penduduk Palestina

dengan kabilah-kabilah Arab yang datang dari Jazirah Arab dan membawa ajaran

Islam. Secara singkat, pemerintahan Islam di Palestina telah bertahan selama

kurang lebih 1.200 tahun sampai tahun 1917.37

Sementara itu, menelusuri bangsa Yahudi, yaitu bangsa yang berasal dari

nama Yehuda yang merupakan salah satu dari keturunan Yaqub. Daerah yang

didiami oleh keturunan Yehuda ini disebut Yehuda, yang terbentang dari Geba

sampai Bersyeba (Bibel 2 Raja-Raja 32: 8). Dalam perjanjian baru, daerah ini

disebut “Yudea” menurut nama Yunaninya.38

Bangsa Yahudi selama bernaung di bawah pemerintahan Mesir pada

waktu itu tersisih karena tidak mau luwes dalam pergaulan, bertetangga, dan

bermasyarakat. Mereka menutup diri dan membatasi waktu untuk ikut dalam

aktivitas kemasyarakatan. Setelah lama berada dalam kondisi yang

memprihatinkan, Nabi Musa (Moses) bisa membebaskan mereka dari cengkraman

raja Mesir yang terkenal bernama Fir’aun.39

Bangsa Yahudi yang ada sekarang ini bisa dibagi menjadi dua golongan,

yaitu Yahudi Semitik dan Yahudi Non Semitik atau yang disebut sebagai Yahudi

Ezkinaz. Masih banyak perdebatan di antara para sejarawan akan asal usul Yahudi

Semitik, meskipun banyak yang berpendapat bahwa Yahudi Semitik adalah

36 Op.Cit. 21-22. 37Op.Cit., 24. 38 Dr. M. Izzat Darouza, Mengungkap Tentang Yahudi. Surbaya: Pustaka Progresif. 1992, 15. 39 Ibid.,19.

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 7: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

16

keturunan Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim berhijrah dari kota Aur yang berada di

sebelah selatan Mesopotamia menuju ke Khurran di Syria.40 Nabi Ibrahim

berhijrah kembali ke bumi Kan’an41 sekitar tahun 2000 SM. Salah satu keturunan

dari Nabi Ibrahim adalah Yaqub yang juga seorang nabi. Nabi Ya’qub diberi gelar

Israel, sehingga keturunannya pun pada akhinya disebut sebagai Bani Israel.

Sehingga akhirnya Bani Israel berhijrah kembali ke Mesir sampai datangnya Nabi

Musa. Sampai pada akhirnya Nabi Musa mengajak Bani Isarel untuk keluar dari

wilayah Mesir karena terus menerus mengalami penindasan dari raja Fir’aun.

Sepeninggal Nabi Musa, datang kembali utusan Tuhan yaitu seorang Nabi

bernama Daud yang menduduki wilayah Palestina dari semenanjung Sinai dan

berhasil menguasai Yerusalem sekitar tahun 2000 SM. (namun belum sepenuhnya

menguasai seluruh daerah Palestina). Adapun pada masa pemerintahan Nabi

Sulaiman, keturunan Daud, kerajaan yang ada dibagi menjadi kerajaan-kerajaan

kecil. Di antara kerajaan-kerajaan yang ada tersebut, yang terkenal adalah

kerajaan Yahuda. Raja Nebukadnezar II dari Babilonia menyerbu kerajaan Yahudi

atau Isarel yang beribu kota di Yerusalem dan kemudian berhasil menghancurkan

Kuil Sulaiman sehingga bangsa Yahudi berpindah dari Yerusalem ke Babilonia.

Dari daerah inilah bangsa Yahudi menemukan konsep bumi yang dijanjikan dan

konsep bangsa pilihan Tuhan yang bisa melestarikan nilai-nilai dan persatuan

Yahudi.

Sementara itu, sebagian sejarawan lagi berpendapat bahwa bangsa Yahudi

pada hakikatnya adalah bangsa campuran antara berbagai unsur (mixed race) yang

dipersatukan oleh satu nasib dan watak. Di masa pengembaraan tersebut, Yahudi

juga membentuk suatu komunitas tersendiri, memiliki karakteristik tersendiri serta

menggunakan bahasa campuran antara bangsa klasik yang ada yaitu bahasa Syria,

Akadian, dan Punisia.42 Adapun dasar yang melandasi pola pikir dan tingkah laku

Yahudi tidak lain adalah ajaran Talmud, yaitu pedoman rahasia yang tidak

diketahui dengan pasti, kecuali oleh mereka sendiri. Oleh karena itu, posisi agama

40 William Gay Carr, Yahudi Menggenggam Dunia. Jakarta: Pustaka Al Kautsar. 2006,16. 41 Sebutan bagi wilayah Palestina saat itu. 42 Op.Cit. 17

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 8: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

17

Yahudi sebagai agama samawi telah cenderung berubah menjadi suatu organisasi

rahasia. 43

Dari kilasan fakta yang terlihat di atas, dapat dinilai bagaimana sepanjang

sejarah yang ada, bangsa Yahudi telah mengendalikan suatu koordinasi rahasia

yang berpedoman pada ajaran yang mereka yakini, yaitu Talmud. Mereka

menyusun rencana rahasia untuk mewujudkan konsep dan cita-cita bumi yang

dijanjikan Tuhan tersebut untuk mereka. Yahudi juga memiliki keyakinan bahwa

bangsa lain hanyalah ‘Goya’ atau sering disebut sebagai ‘Gentiles’ yang berarti

bangsa lain adalah bangsa yang diciptakan Tuhan untuk kepentingan mereka saja,

sebagaimana Tuhan telah menyebut mereka sebagai bangsa pilihan Tuhan.44

Perjalanan sejarah berlanjut sampai pada tahun 160 M, saat Palestina dan

wilayah lainnya dikuasai oleh kerajaan Romawi. Herod Agung (40-4 SM) yang

saat itu berkuasa, membangun kembali istana dan Kuil Sulaiman (Solomon

Temple) yang saat itu sudah diluluhlantakkan oleh Raja Nebukadnezar.

Kepemimpinan Herod Agung yang cukup memberikan kebebasan kepada bangsa

Yahudi sangat bertolak belakang dengan sikap kepemimpinan setelah Herod

Agung berkuasa, yaitu Titus yang berkuasa pada 77 M. Raja Titus mengeluarkan

peraturan yang melarang orang Yahudi untuk berdiam di Yerusalem dan

berkunjung ke Kuil Sulaiman.45 Beberapa abad kemudian, Islam yang dibawa

oleh orang-orang dari Arab berekspansi ke wilayah Palestina. Bangsa Arab

menduduki Palestina sampai awal abad ke 20.

Adapun latar belakang bangsa Yahudi non Semitik atau yang biasa disebut

sebagai Yahudi Ezkinaz merupakan mayoritas dari Yahudi yang ada sampai saat

ini. Rekam sejarah dimulai pada abad pertama Masehi, saat itu sejumlah orang

berdarah Turki Mongolia meninggalkan negeri mereka. Mereka menuju arah barat

Asia dan melintasi daerah yang terletak di utara Laut Kizwin dan Laut Mati.

Mereka membentuk sebuah kerajaan besar yang dinamakan Kerajaan Kojar. Pada

awalnya orang-orang yang berada dalam kekuasaan Kerajaan Kojar tersebut

menganut kepercayaan animisme, namun kemudian mereka cenderung kepada

agama Yahudi baru yang telah mengalami beberapa perubahan oleh para tokoh-

43 Op.Cit. 17-18. 44 Op.Cit. 19. 45 Comto’s Pictured Encylopedi vol.VVII, 412.

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 9: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

18

tokoh Yahudi pada masa penindasan Raja Nebukadnezar II dan penguasa

Babilonia sesudahnya.46

Kerajaan Kojar akhirnya dapat dikalahkan oleh bangsa Slavia yang telah

melalui proses pertempuran antara kedua belah pihak yaitu pada tahu 965 M.

Adanya penindasan atas bangsa Slavia membuat bangsa Yahudi melarikan diri ke

luar negeri. Ada sebagian mereka yang melarikan diri dan akhirya hidup di

bawah pemerintahan Rusia. Orang-orang yang melakukan pelarian diri ini

membentuk kelompok masyarakat bawah tanah yang kemudian sering

memprakarsai timbulnya kekacauan atau tindak pembunuhan di Rusia.47 Adapun

sebagian yang lain melarikan diri ke Eropa Timur dan Amerika Serikat.

Pada akhirnya, Yahudi non Semitik atau Yahudi Ezkinaz ini yang

mengklaim bahwa wilayah Palestina adalah hak sejarah yang sah bagi Yahudi.

Padahal ketika kita menelusuri sejarah yang terdahulu, sangat terlihat bahwa

bangsa Yahudi menguasai Palestina hanyalah sebentar dan bukanlah menguasai

seluruh wilayah Palestina melainkan hanya satu kota beserta desa sekitarnya saja.

Namun, hingga saat ini yang banyak memasuki wilayah Palestina bukanlah

penduduk asli, karena sejatinya mereka hanyalah pendatang yang bermigrasi dari

penjuru dunia lain dan tidak ada kaitannya sama sekali dengan orang yang

berdarah Yahudi Semitik. Ada alasan yang mampu menjawab mengapa mereka

tidak disebut sebagai Yahudi Semitik, yaitu karena ada suatu konsep yang

menyebutkan bahwa orang Yahudi tidak mengikuti keyahudian seseorang kalau

garis keturunan dari pihak ibunya bukanlah Yahudi. Sebagai contoh, tokoh agama

tertinggi di Haifa menolak untuk menikahi seorang perwira Angkatan Udara Israel

dengan Ghalia ben Gurion, yaitu cucu dari ben Gurion, karena ibunya (Ghalia)

beragama Kristen. Oleh karena itu, alasan yang dipegang oleh tokoh agama itu

adalah bahwa tidak ada bukti yang bisa menunjukkan bahwa Ghalia adalah

seorang Yahudi.48

Berdasarkan paparan yang disampaikan di atas, tampak bahwa tapak tilas

sejarah yang dialami oleh bangsa Yahudi adalah gambaran awal perjalanan

panjangnya yaitu mulai dari beberapa kali mengalami pengusiran dari wilayah

46 William Gay Carr, Yahudi Menggenggam Dunia. Jakarta: Pustaka Al Kautsar. 2006, 21. 47 Ibid. 48 Ibid,. Mengutip dari Koran Le Monde, 1968.

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 10: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

19

yang didudukinya, mengalami masa dimana penduduknya terpaksa berdiaspora ke

seluruh belahan bumi yang lain sampai akhirnya mampu menduduki wilayah

Palestina kembali. Sementara itu, ketika menelusuri sejarah Palestina sebagai

salah satu negara Arab, terwujud nyata sebagai bangsa yang juga mulai terjajah

yaitu saat Palestina jatuh ke dalam pengusaan Inggris pada tahun 1915- 1916.

2.2. Kondisi Palestina Selama Pemeritahan Mandat Inggris (Tahun 1917-

1948)

Kondisi Palestina dan Israel yang berkembang dari tahun 1917 sampai

dengan tahun 1947 akan dimulai dengan menelusuri periode waktu satu tahun

sebelumnya yaitu di tahun 1916 tepatnya dari 14 Juli 1915 sampai dengan 10

Maret 1916. Syarif Hussein sebagai perwakilan dari negara-negara Arab dan

Henry McMahon sebagai perwakilan dari Inggris keduanya melakukan perjanjian.

Hussein, sebagai tokoh agama yang paling senior, bernama lengkap Al Hajj Amin

Al Husaini. Ia adalah seorang mufti Yerusalem yang diangkat oleh Inggris dalam

menghadapi tantangan dari tumbuhnya gerakan nasionalis sekular Palestina,

otoritas asing, dan gerakan Zionis.49 Dalam perjanjian ini, dicapai sebuah

kesepakatan. Di satu sisi, Hussein berjanji untuk menarik para tentara dan

menyudahi perlawanannya dari Dinasti Turki Usmani. Sementara itu, Inggris juga

menjanjikan (disamping juga untuk mencapai kemenangannya) akan mendukung

kemerdekaan negara-negara Arab. Dalam janji McMahon, Hussein sebenarnya

melihat adanya pengaruh sekuler yang nampak dari para Nasionalis Syria ketika

dia menginginkan “tidak ada perbedaan antara Muslim dan orang Kristen Arab,

mereka adalah sebagian dari bagian yang lain.” Selain itu, pemakaian kata “Arab”

atau “Negara Arab” tidak dilihat oleh Hussein dan para Nasionalis Syria sebagai

bagian dari populasi yang ada di Mesir, Afrika Selatan dan yang paling

memungkinkan adalah bagian utara Arab dan Nejed.50

Inggris secara sengaja menerapkan politik tidak transparan dan tidak

mendefinisikan komitmen-komitmennya. Hussein berusaha untuk menekan

Inggris agar lebih definitif dalam menentukan batas wilayah Negara Arab yang di

49 John L. Esposito. Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern. Jakarta.1995, 28. 50 Yahya Armajani, Middle East Past and Present. New Jersey: Prentice-Hall.1970, 293.

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 11: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

20

usulkan.51 Pada dasarnya Hussein memahami bahwa dirinya tidak dapat

mengubah negara-negara Arab yang berada dalam penjajahan, namun Hussein

tetap berusaha untuk menjaga wilayah Arab daerah barat yaitu Allepo, Homs, dan

Damaskus (yang saat ini menjadi Lebanon). Kemudian tercapailah sebuah

kesepakatan untuk mempercepat deklarasi revolusi dan membicarakan hal-hal

yang masih ambigu tersebut setelah perang. Pada tanggal 16 Juni 1916, Syarif

Hussein mendeklarasikan revolusi di Hijaz secara transparan bersekutu dengan

Inggris.52

Pejabat Inggris banyak memberikan janji yang bertentangan terhadap

mitranya, antara lain melalui penukaran surat pada tahun 1915 dan 1916. Sir

Henry Mc Mahon, Komisaris Tinggi Inggris di Mesir, memberi janji tertentu

kepada Syarif Hussein di Mekah. Persetujuan Sykes-Picot pada 3 Januari 1916

antara perunding dari Perancis-Francois Georges Picot dan dari Inggris-Mark

Sykes menuju negara-negara Arab sebagai perebutan dari Dinasti Usmani.53

Perjanjian tersebut cukup mengombang-ambing kedudukan Palestina yang pada

akhirnya berisikan suatu keputusan bersama dan menyebabkan Palestina kembali

berada pada posisi terjajah oleh bangsa lain. Hasil dari perjanjian tersebut adalah

bahwa tidak ada negara Arab dan wilayah Palestina akan dilepaskan melalui

Inggris.

Pada tahun 1917, di tengah-tengah berlangsungnya Perang Dunia Pertama,

persekutuan Amerika dan Inggris berhasil mengalahkan poros Jerman dan Turki.

Di masa itu, Turki adalah penguasa wilayah- wilayah Islam dan menyandang

nama Kekhalifahan Usmani. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Inggris, Balfour,

menjanjikan kepada bangsa Yahudi untuk mendirikan tanah air bagi mereka di

Palestina. Janji ini merupakan imbalan atas bantuan orang-orang Yahudi Zionis di

seluruh dunia terhadap Inggris dan Amerika selama Perang Dunia Pertama dalam

melawan Jerman dan Turki. Perang Dunia Pertama memberi dampak yang cukup

signifikan bagi posisi dan kondisi Palestina. Yaitu Palestina dan Yordania jatuh ke

dalam kekuasaan Inggris; Syria dan Lebanon jatuh dalam kekuasaan Perancis; dan

51 Dr. Muhsin Muhammad. Shaleh .Palestina: Sejarah, Perkembangan dan Konspirasi. Jakarta: Gema Insani Press. 2002, 41. 52 Ibid. 53 Ensiklopedia Tematis Dunia Islam. Jakarta: Ichtiar Baru Van Houeve.1995, 9.

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 12: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

21

Libya jatuh ke kekuasaan Italia. Maka sejak saat itu, yakni pada tahun 1917

mulailah muncul masalah Palestina.54

2.2.1 Deklarasi Balfour dan Pengaruhnya

Permasalahan yang berdampak pada kondisi yang tidak kondusif bagi

Palestina dan berdampak signifikan bagi terealisirnya tahapan cita-cita Israel

dimulai pada 2 November 1917. Pada saat itu, muncul Deklarasi Balfour yang

memuat deklarasi dari Menteri Luar Negeri Inggris, Arthur James Balfour55,

kepada Presiden Federasi Zionis Inggris, Lord Rothschild. Deklarasi itu telah

disetujui oleh Kabinet Inggris. Adapun teks Deklarasi Balfour adalah sebagai

berikut :

“His majesty’s Government view with favour the establishment in Palestine of a national home of Jewish people, and will use their best endeavours to facilitate he achievement of this object, it being clearly understood that nothing shall be done which may prejudice the civil and religious rights of existing non-Jewish communist in Palestine or the right and political status enjoyed by Jews in any other country.” (“Pemerintah Inggris menyetujui didirikannya sebuah tanah air bagi bangsa Yahudi di Palestina, dan berusaha sebaik-baiknya untuk melancarkan pencapaian tujuan ini, setela dipahami secara jelas bahwa tidak akan dilakukan sesuatu yang dapat merugikan hak-hak sipil dan hak-hak keagamaan komunitas Yahudi yang ada di Palestina, atau hak-hak dan status politik yang dinikmati oleh bangsa Yahudi di setiap negeri lain.”)56

Deklarasi Balfour ini sebenarnya adalah jasa para tokoh Zionis. Salah satu

yang paling berjasa dalam memprakarsai deklarasi ini adalah Dr. Chaim

Weizmann, seorang ahli kimia yang merupakan dosen di Universitas Manchester.

Weizmann dikenal sebagai tokoh Zionis yang menekankan aspek “penciptaan

fakta” di lapangan, agar migran Yahudi mampu diserap lebih banyak di Palestina.

Pada frase terakhir dalam Deklarasi Balfour tersebut, terlihat secara

implisit ketakutan yang ditutup-tutupi oleh Yahudi anti Zionis yang melihat

bahwa solusi dari permasalahan Yahudi adalah bersatu dari pada melepaskan diri

dan tidak menginginkan bahwa penciptaan negara untuk Yahudi hanyalah

prasangka belaka atas status nasionalisme terhadap negeri kelahiran mereka.

“Rumah kesatuan” pada kalimat pertama sudah dipahami oleh kaum Zionis,

54 M. Riza Sihbudi & Achmad Hadi. Palestina: Solidaritas Islam dan Tata Politk Dunia Baru. Jakarta: Pustaka Hidayah .1992, 103-104. 55 Seorang negarawan Inggris yang memasuki parlemen mewakili Partai Konservatif pada tahun 1874. Kemudian Balfour bertukar kedudukan menjadi ketua Majelis Bangsawan dalam parlemen pada tahun 1919 dan mewakili Inggris dalam Liga Bangsa-Bangsa pada tahun 1920. 56 Adian Husaini. Pragmatisme Dalam Politik Zionis Israel.Jakarta: Khairul Bayan. 2004, 13.

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 13: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

22

mungkin juga telah dipahami oleh Balfour, yang memiliki makna “Negara

Kesatuan”.57

2.2.1.1 Pengaruh Bagi Yahudi

Deklarasi Balfour secara tidak sengaja mendukung pendirian suatu

bangsa Yahudi.58 Dalam Deklarasi Balfour, Pemerintah Inggris menyatakan

dukungan sepenuhnya atas “sebuah rumah nasional” bagi orang-orang Yahudi di

Palestina. Dengan ketentuan bahwa tindakan yang demikin itu tidak akan sampai

merusak ataupun merugikan segala kepentingan penduduk asli yang telah

bermukim sebelumnya di daerah tersebut. Semetara itu, para pemimpin Zionisme

harus dapat mengumumkan deklarasi ini sebagai suatu tanda diterimanya

pemikiran pembentukan “sebuah Negara Yahudi” dari yang sebelumya

merupakan wilayah Palestina59.

Sementara itu, tidak lama setelah terbitnya Deklarasi Balfour tepatnya

pada 11 Desember 1917, pasukan Inggris di bawah pimpinan General Allenby

berhasil memasuki kota Yerusalem. Ribuan sukarelawan Yahudi bergabung dalam

pasukan Allenby ini. Penulis Yahudi seperti Solomon Grayzel menyebut

Deklarasi Balfour dan masuknya pasukan Allenby bersama sukarelawan Yahudi

ke Yerusalem itu sebagai “tanda-tanda akhir pengasingan bangsa Yahudi dari

tanah airnya”. Setelah Deklarasi Balfour dikeluarkan, kaum Zionis Yahudi mulai

melakukan aksi nyata dengan mendirikan Hebrew University pada 24 Juli 1918

dengan mengambil lokasi di Mount Scopus, tempat di mana Titus menaklukkan

Yerusalem pada tahun 69 M. dan memerintahkan untuk menghancurkan bangsa

Yahudi. Aksi nyata ini dimaksudkan sebagai simbolisasi dari kembalinya spirit

Yudaisme ke tanah air mereka.60

Adapun Jacob Katz61 mencatat bahwa pengaruh dari Deklarasi Balfour

dalam opini di kalangan masyarakat Yahudi luar biasa besarnya. Dukungan yang

bersemangat muncul di mana-mana bahkan di banyak negara digelar berbagai 57 Yahya Armajani, Middle East Past and Present. New Jersey: Prentice- Hall.1970, 299. 58 Paul Findley. Diplomasi Munafik Zionis Israel. Bandung: Mizan. 2006, 26. 59 R. Garaudy. The Case of Israel, a Study of Political Zionism. Jakarta: Gema Insani Press. 1985,

24-25. 60 Soloman Grayzel. A History of The Jews. New York: Meridian.1968, 615. 61 Jacob Katz (1904-1998), seorang sejarawan Yahudi yang membuat kurikulum yang digunakan oleh sekolah-sekolah di Israel.

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 14: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

23

demonstrasi dan bendera Inggris dikibarkan bersama-sama dengan bendera

Zionis. Sementara itu, laporan Komisi King-Chane kepada Presiden Wilson pada

12 Juni 1919, menyebutkan bahwa “di sini ada pemukim yang sudah lebih dahulu

ada, yaitu orang-orang Nasrani dan Muslim62 yang tidak begitu berminat bahkan

amat menentang setiap upaya untuk menegakkan kedaulatan Yahudi di daerah

mereka. Adapun Arthur Koestler menggambarkan dengan tepat apa yang

diungkapkan dalam Deklarasi Balfour: “Suatu bangsa menjanjikan sebuah negara

kepada bangsa kedua yang sebenarnya milik bangsa ketiga.”63

Sejak diumumkannya Deklarasi Balfour yaitu pada tahun 1917, ada

sekitar 600.000 orang Arab di Palestina dan kira-kira 60.000 orang Yahudi.64

Secara jelas masih terlihat bahwa penduduk Arab Palestina menjadi mayoritas

dibandingkan dengan orang Yahudi. Namun, angka populasi penduduk Arab

Palestina berangsur-angsur berubah di tahun-tahun berikutnya setelah Deklarasi

Balfour diumumkan. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa Deklarasi Balfour

sesungguhnya adalah awal yang sangat membuka pintu bagi tercapainya cita-cita

Israel dalam mendirikan negara yang merdeka di wilayah Palestina.

2.2.1.2 Pengaruh Bagi Palestina

Bagi Palestina, Deklarasi Balfour adalah awal bagi kemunduran

pertahanan penduduk Palestina yang mulai terjajah di negerinya sendiri. Sejak

diumumkannya Deklarasi Balfour sampai hampir setahun kemudian, pasukan

Inggris berhasil menguasai dan menjajah Palestina bagian utara yaitu pada

September 1918. Inggris juga mampu memasuki dan menjajah timur Jordan,

Suriah, dan Lebanon pada bulan September-Oktober 1918.65

Inggris yang saat itu menguasai Palestina seakan bertindak

sekehendaknya sendiri. Inggris menyakinkan pihak Perancis untuk menggagalkan

upaya membawa masalah Palestina ke dalam masalah internasional yang bisa 62 Sejak tahun 636 M, orang Yahudi telah dilarang untuk tinggal di Yerusalem. Hal ini menyesuaian pada Perjanjian Alia, yang ditekan oleh Khalifah Umar bin Khaththab dan tokoh Kristen Palestina, Patrriach Shafarniyus. Dalam teks Perjanjian Alia itu berbunyi : “Wa laa yuskanu bi iliyaai ma’ahum ahadun minal yahuud”, yang bisa diterjemahkan sebagai berikut : “Tidak diizinkan seorang pun dari Yahudi untuk tinggal bersama penduduk Yerusalem.” 63 R. Garaudy. Israel dan Praktek-Praktek Zionisme. Bandung: Pustaka. 1988, 142. 64 Op.Cit, 26-27. 65 Dr. Muhsin Muhammad Shaleh, Palestina: Sejarah, Perkembangan, dan Konspirasi. Jakarta: Gema Insani Press. 2002, 45-46.

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 15: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

24

terlihat dalam perjanjian diantara mereka, Perjanjian Sykes-Picot. Inggris juga

melegalkan kekuasaannya atas Palestina setelah keluarnya Resolusi PBB tanggal

24 Juli 1922 dan sebelumnya Inggris juga memberlakukan undang-undang

pemerintahan militer di Palestina hingga akhir Juni 1920, kemudian berubah

menjadi pemerintahan sipil. Sangat terlihat ada upaya kaum Zionis dalam

melakukan negosiasi terhadap Inggris yaitu disaat pengangkatan Komisaris Tinggi

Inggris di Palestina(1920-1925), Herbert Samuel, yang bertugas untuk

merealisasikan proyek-proyek Zionis di Palestina selama 5 tahun dari masa

jabatannya tersebut.

Pada tahun 1929, Yahudi mendirikan perwakilan Yahudi yang

bertanggung jawab terhadap persoalan Yahudi di Palestina. Orang-orang Yahudi

yang bermigrasi secara perlahan mulai membangun banyak lembaga-lembaga

ekonomi, sosial, dan pendidikan yang besar untuk membangun infrastruktur yang

kuat bagi negara Yahudi di masa depan. Berdirilah perseriktan buruh dan

Universits Ibrani di kota Al-Quds yang dibuka tahun 1925.66

Pengaruh yang ditimbulkan dari Deklarasi Balfour untuk Palestina

tidaklah sedikit. Orang-orang Palestina di negerinya sendiri dilarang untuk

membangun lembaga-lembaga konstitusional dan pemerintahan, serta sistem

sentralisasi kekuasan pun ada dibawah kendali pemerintah Inggris. Dari sisi

kependudukan, terlihat cukup signifikan yaitu ketika banyak para pejabat yang

merupakan pro-Zionis mendukung upaya keturunan Yahudi yang ada di negeri

lain untuk bermigrasi ke Palestina. Awalnya mereka hanya 8% dari populasi di

Palestina, namun lambat laun pengaruh dan bendungan arus migrasi Yahudi tidak

dapat terelakkan lagi, sehingga orang-orang Yahudi pun mampu mendominasi

secara perlahan di wilayah Palestina.

Deklarasi Balfour bagi Yahudi dan Palestina tentunya memiliki pengaruh

yang sangat bertolak belakang. Dengan Deklarasi Balfour, sebenarnya membuat

pengaruh yang cukup kuat bagi Yahudi untuk semakin mempercepat langkah

dalam merealisasikan cita-cita nya yaitu untuk mendirikan negara Israel di

wilayah Palestina. Sementara itu, orang-orang Palestina menjadi terkungkung

keadaannya karena adanya pendudukan dan penjajahan Inggris sebagai satu-

66 Ibid, 49.

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 16: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

25

satunya kekuatan imperialis yang cukup lama berkuasa yaitu mencapai 31 tahun.

Bagimanapun mandat Inggris atas Palestiana dinilai sebagai benih munculnya

konflik Arab- Israel.67

2.2.2 Migrasi Yahudi ke Palestina

Migrasi merupakan aspek yang cukup menonjol ketika membahas

persoalan Israel dan Palestina. Dengan migrasi, orang-orang Yahudi ada dan

cakap dalam beraktualisasi secara dinamis di wilayah yang merupakan tanah

kelahiran bangsa Palestina. Migrasi Yahudi ke Palestina menjadi persoalan yang

menarik untuk dibahas, karena akan banyak hal yang dapat menjawab apakah

bukti gerakan Yahudi cukup efektif dalam merealisir cita-cita mereka.

Menurut sejarah, di hari-hari sebelum hancurnya Haikal Sulaiman dan

jauh sebelum Zionisme muncul, orang-orang Yahudi membicarakan untuk

membuat Aliya yang bermakna “bangkit”. Dalam masa-masa diaspora Yahudi ke

seluruh penjuru dunia, Aliya lah yang selalu memiliki angka yang signifikan

dalam migrasi ke wilayah Palestina dan ini merupakan penamaan asli untuk

Zionis yang bermigasi ke tanah Israel.68 Periodesasi arus imigran Yahudi ke

Palestina terjadi dalam 5 kali periode, yaitu tahun 1880, 1905-1914, 1919-1924,

1924-1929, 1930-1939.

2.2.2.1 Tahun 1880

Gelombang Aliya pertama datang dari Rusia tahun 1880. Terinspirasi oleh

publikasi dari Leo Pinsker, tokoh pendiri Zionis, yang dinamakan Auto

Emansipasi, perserikatan kaum Zionis di Rusia menyebutnya Chovezai Tzion

“Pecinta Zionis” yang dimulai dengan migrasinya para pelajar Palestina.69

Menurut Max J. Dimont dalam bukunya yang berjudul Kisah Hidup Bangsa

Yahudi, gelombang pertama yang datang dari migran Yahudi ke Palestina adalah

para pedagang untuk mencangkul tanah.

Sementara itu, masih banyak Yahudi di tempat lain yaitu mulai pada tahun

1880, masih ada komunitas Yahudi di banyak tempat. Mereka ada di 173 kota

67 Noorman Atniks. Jerusalem. United States of Amerika: APA Publications 1992, 48. 68 Ibid, 61. 69 Ibid.

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 17: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

26

namun jumlah mereka tidak terkonsentrasi pada tempat-tempat tertentu (Yahudi

membuat 3% populasi di kota New York, Amerika Serikat).70 Dalam melakukan

proses “kepulangan” menuju ke Palestina, orang-orang Yahudi terbangkitkan

semangatnya oleh ide-ide yang terdapat dalam buku maupun publikasi dari para

tokoh Zionis. Buku yang diterbitkan antara tahun 1860-1900 M., yang pertama

mulai dari buku yang bersifat ramalan, berjudul Rome and Jerusalem, merupakan

buku Yahudi yang sarat makna dan ditulis pada tahun 1860 oleh Moses Hess

(1812-1875).71 Dalam buku tersebut, pemikiran Moses Hess sangat terpengaruh

oleh Spinoza yang pada tahun 1841 terinspirasi untuk mendirikan United States of

Europe yang bercita-cita kaum humanistik bergabung dengan kaum sosialis.

Demikian Moses Hess memandang bahwa sosialisme adalah cita-cita

humanitarian, ia tidak menginginkan adanya perjuangan kelas sebagaimana yang

diusung oleh paham materialis komunis. Dengan ide-ide yang dimilikinya, Moses

Mess membayangkan bahwa Zionisme akan mempengaruhi para pemimpin

gerakan di masa mendatang. Moses Hess juga menganjurkan untuk bangsa

Yahudi pulang ke Palestina yang merupakan pusat spiritual bagi Yahudi yang

terdiaspora.

Berbeda sedikit dengan apa yang disampaikan oleh Noorman Artiks, Max

Dimont memaparkan bahwa pada tahun 1880-an intelektual-intlektual mulai

bertemu dengan para motivator Zionis, seperti Rabbi Samuel Mohilever (1824-

1898) yang mencetuskan bergeraknya gelombang migrasi ke Palestina. Mohilever

mendirikan sebuah organisasi gerakan politik yang disebut Lovers of Zion. Satu

bagian penting dalam anggaran dasarnya bahwa menghendaki pembelian tanah di

Palestina bagi anggota-anggotanya dan slogannya “On to Palestina” yang bergema

di dalam pikiran orang Yahudi di Rusia dan Polandia.72

Demikianlah, bahwa arus gelombang migrasi pertama menjadikan Yahudi

mulai berangsur-angsur pindah menuju Palestina dengan didasari oleh ide-ide

yang tercetus oleh para pecinta Zion.

70 Peter I. Rose. The Study of Society.New York: Random House.1967, 422. 71 Max Dimont. Kisah Hidup Bangsa Yahudi. Jakarta: Masaseni. 2002, 346. 72 Ibid, 347.

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 18: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

27

2.2.2.2 Tahun 1905- 1914

Gelombang kedua migrasi Yahudi ke Palestina dimulai pada tahun 1905

sampai dengan tahun 1914. Terepresentasikan dengan kedatangan migran Yahudi

dari Rusia setelah revolusi yang terjadi di tahun 1905 yang terlihat dengan

banyaknya Yahudi bermigrasi ke Amerika Serikat. Didasari oleh kepercayaaan

bahwa migrasi adalah membuka jalan untuk menuju keemasan. Minoritas kecil

pun bermigrasi ke Jerusalem dan Palestina dan semuanya didasari oleh idealisme

dan pergerakan yang cukup banyak.73

Olim, yang mendarat antara tahun 1905 sampai dengan 1914 menjadi

sangat diperhitungkan sebagai founding father atau penemu negara Israel74.

Dalam jangka waktu 9 tahun, para migran Yahudi telah membangun banyak

tempat-tempat penting yang sangat mendukung percepatan gerak Zionis Isarel

dalam menguasai Palestina secara perlahan. Tempat-tempat penting tersebut

meliputi sekolah-sekolah, perusahaan dan institusi politik.

Pasca pecahnya Perang Dunia Pertama pada tahun 1914, terlihat banyak

orang Yahudi yang hidup di luar tanpa tempat tinggal. Hal tersebut menjadi alasan

yang menguatkan orang Yahudi untuk bergerak ke Palestina. Secara otomatis,

gelombang Aliyah Yahudi mengurangi jumlah orang Arab yang ada di Palestina.

2.2.2.3 Tahun 1919- 1924

Pada gelombang Aliyah ketiga yang dimulai pada tahun 1919 terjadi

peningkatan jumlah migran yang cukup dramatis yaitu mencapai 35.000 orang

Yahudi yang berasal dari Eropa Timur. Banyak di antaranya adalah korban dari

ketidaksepakatan gagalnya Revolusi Boulsevik dan mengharapkan cita-cita

mereka dapat terwujud yaitu mendirikan negara Israel. Cita-cita itu secara

perlahan dapat terakomodir dengan keluarnya Deklarasi Balfour yang

diratifikasi75 oleh Liga Bangsa-Bangsa76. Oleh karena itu, cita-cita kaum Zionis

73 Op.cit, 61. 74 Op.Cit. 75 Proses adopsi perjanjian internasional atau konstitusi maupun dokumen yang bersifat nasional lainnya (seperti amandemen terhadap konstitusi) melalui persetujuan dari tiap entitas kecil di dalam bagiannya. 76 Op. Cit.

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 19: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

28

mulai menunjukkan kemajuan yang pasti dengan dilegalkannya cita-cita tersebut

oleh hukum internasional.

Menurut Max Dimont, pada gelombang ketiga (1918-1924) datang orang-

orang muda, para entrepreneur serta para spekulator dan memulai pergerakannya

dengan membangun kota-kota, mendirikan industri-industri, mengorganisir

angkatan bersenjata dan mendirikan institusi pendidikan di wilayah Palestina.

Pada tahun 1922, Palestina mencakup 45.000 mil persegi yang menampung

750.000 jiwa. Dari 750.000 jiwa tersebut, 650.000 orang merupakan Arab di

Palestina dan terdapat lebih dari 100.000 orang Arab yang bernomaden dari

padang pasir dan sebagian kecilnya merupakan para effendi atau buruh-buruh tani

yang hidup tidak lebih baik dibandingkan dengan budak-budak yang ada di Eropa.

Sementara itu, dalam sumber lain disebutkan bahwa gelombang Aliyah

ketiga yang berlangsung dari tahun 1919 sampai dengan tahun 1923 membawa

sekitar 10.000 Olim atau migran Yahudi.77

2.2.2.4 Tahun 1924- 1929

Gelombang migrasi Yahudi ke wilayah Palestina semakin meningkat

dalam setiap periodenya. Pelarian diri Yahudi non Semitik yang tertekan di

Polandia berjumlah sekitar 68.000 orang Yahudi merupakan awal dalam

gelombang migrasi keempat yang berlangsung antara tahun 1924-1929.78

Sementara itu, sebelas tahun setelah tahun 1920 di antara periodesasi gelombang

Yahudi ketiga dan keempat, rata-rata ada sekitar 10.000 Yahudi yang memasuki

wilayah Palestina sampai mereka menguasai angka seperenam dari total populasi

yang ada di Palestina; tiga perempatnya tinggal di kota dan seperempatnya tinggal

di lahan yang mereka olah, di mana para sosialis bereksperimen untuk mengolah

lahan pertanian dengan para brigade buruh yang berkembang saat itu .79

2.2.2.5 Tahun 1930 -1939

Gelombang Aliyah kelima berlangsung selama sembilan tahun yaitu mulai

pada tahun 1930 sampai dengan tahun 1939. Bersamaan dengan munculnya Hitler

77 C.C. Hell. Middle East Pattern. United States of America: Westview Press. 1995, 242. 78 Norman Atkins. Jerusalem. United States of Amerika: APA Publications. 1995, 61. 79 Andrew Sinclair. Jerusalem: The Endless Crusade.Great Britain: Century. 1970, 223.

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 20: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

29

yang memberi dampak Inggris membatasi imigrasi Yahudi selama dan pasca

Perang Dunia Kedua dan hal tersebut terus berlangsung sampai dengan

didirikannya negara Israel pada tahun 1948 yang para migrannya berstatus sebagai

migran ilegal atau yang disebut “Aliya Bet”. 80

Setelah tahun 1932, terdapat 105.000 orang Yahudi yang memasuki

Palestina. Selama tahun tersebut, tingkat populasi Yahudi menjadi tiga dari

sepuluh populasi yang ada di Palestina.81 Dengan demikian, tiap periode

gelombang migrasi yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi menunjukkan bahwa

dalam setiap periodenya pasti ada peningkatan jumlah migran di Palestina. Hal

tersebut membuat Yahudi semakin yakin dalam membuat spekulasi bahwa lambat

laun Palestina dapat dikuasai dan cita-cita mereka pun akan terwujud nyata.

2.2.3 Pergolakan Penduduk Palestina Pasca Migrasi Yahudi

Migrasi Yahudi memberi dampak yaitu terciptanya dinamika terhadap

jumlah penduduk Palestina. Migrasi Yahudi selama beberapa periode

menggunakan berbagai cara sehingga cita-cita dan tujuannya dapat terelisasi.

Salah satunya adalah dengan melakukan loby terhadap pihak Inggris. Selama

Inggris memegang kekuasaan di Palestina (1917-1948), Inggris telah

mengizinkan orang Yahudi dari berbagai penjuru dunia untuk pindah secara

besar-besaran ke Palestina.82

Pada tahun 1919, orang Yahudi di Palestina hanya berjumlah kurang lebih

35.000 orang. Sementara itu, pada tahun 1932 orang Yahudi jumlahnya

meningkat menjadi 105.000 orang. Tidak hanya membesarkan jumlah angka

migran yang datang, orang Yahudi juga mulai membeli tanah-tanah Palestina dari

orang-orang Arab yang selama ini tidak diperkenankan untuk dijual, yaitu selama

masa pemerintahan Dinasti Turki Usmani.

Dengan perbedaan kebijaksanaan yang ada dan sangat berpengaruh

tersebut, orang-orang Palestina pun mulai bangkit untuk melawan segala bentuk

intervensi yang dilakukan oleh Yahudi terhadap Inggris selama memerintah di

80 Op.Cit. 81 Andrew Sinclair. Jerusalem: The Endless Crusade. Great Britain: Century. 1970, 224. 82 M. Riza Sihbudi & Achmad Hadi. Palestina: Solidaritas Islam dan Tata Politik Dunia Baru.

Jakarta: Pustaka Hidayah .1992, 118.

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 21: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

30

wilayah Palestina. Secara berturut-urut, bangsa Palestina mengadakan

perlawanan pada tahun 1921, tahun 1929 yaitu ketika kaum Yahudi mengakui

tembok Al Barraq sebagai miliknya dari sisa kuil Sulaiman, tahun 1933, serta

perlawanan dahsyat yang berkobar pada tahun 1936 hingga tahun 1939 dengan

mengerahkan kekuatan seluruh masyarakat untuk melawan pendudukan Inggris

dan para pengungsi Yahudi.83

Berbagai kesulitan muncul dari waktu ke waktu. Antara pemukim Yahudi

dengan penduduk setempat, khususnya dalam masalah pembelian tanah,

persaingan dagang, pertikaian buruh dan perampokan. Pertikaian buruh semakin

meningkat setelah terjadinya gelombang Aliyah kedua yang membawa banyak

pionir muda yang berusaha “menaklukkan” kesempatan kerja di pemukiman

khusus Yahudi.84

Kesempitan dan kesulitan yang dialami oleh bangsa Palestina pasca

Perang Dunia Pertama serta keterpurukan yang dialami oleh negara-negara Arab

karena penjajahan Inggris yang terus berlangsung bukan membuat benteng

pertahanan bangsa Palestina melemah, tetapi justru semakin menguat. Adapun

latar belakang mereka yaitu menginginkan tanahnya bisa kembali serta mereka

bisa hidup merdeka tanpa penjajahan. Oleh karena itu, beberapa pergolakan pun

mulai muncul. Adapun tuntutan-tuntutan definitif yang menjadi konsentrasi

bangsa Palestina yaitu pertama, penghapusan janji Balfour yang sangat

bertentangan dengan keadilan atas ha-hak bangsa Palestina. Kedua, penghentian

arus imigrasi Yahudi. Ketiga, penghentian penjualan tanah kepada Yahudi.

Keempat, pendirian pemerintahan nasional Palestina dengan dipilih oleh

parlemen yang menjadi representatif aspirasi rakyat.85

Dengan dasar-dasar tuntutan tersebut, lahirlah pergerakan nasional

Palestina. Pergerakan nasional Palestina ini mengadakan muktamar untuk pertama

kalinya pada tanggal 27 Januari-10 Februari 1919. Adapun hal yang dibahas

dalam muktamar ini adalah bahwa bangsa Palestina menolak untuk memecahkan

83 H. Salim Basyarahli. Impian Yahudi dan Kedudukannya Dalam Al Qur’an. Jakarta: Gema Insani

Press 1991, 84. 84 Jacob Katz. Zionisme: Sejarah, Pertumbuhan dan Perkembangan. Surabaya: Pustaka Progresif.

1997, 137. 85 Dr.Muhsin Muhammad Shaleh. Palestina: Sejarah, Perkembangan dan Konspirasi. Jakarta: Gema Insani Press. 2002, 50.

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 22: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

31

persoalan pembagian negeri Syam yang terlihat lebih mementingkan penjajah.

Dalam muktamar tersebut juga membahas bahwa Palestina adalah bagian dari

Suriah (negeri Syam) dan meminta untuk memerdekakan Suriah untuk masuk ke

dalam kesatuan negara-negara Arab dan juga meminta untuk bisa membentuk

negara nasional untuk Palestina.

Muktamar pergerakan nasional Palestina telah berlangsung 7 kali sampai

tahun 1928. Banyak muncul tokoh yang menjadi penggerak bagi pergerakan

nasional Palestina ini, salah satunya yaitu Al Hajj Amin Al Husaini. Tokoh agama

yang paling senior, Al Hajj Amin Al Husaini adalah mufti Yerusalem yang

diangkat oleh Inggris menghadapi tantangan dari tumbuhnya gerakan nasionalis

sekuler di Palestina, otoritas asing dan gerakan Zionis.86

Pada tahun 1920, kerusuhan yang terjadi di Yerusalem adalah akibat logis

dari kekecewaan masyarakat Arab atas kegagalan masyarakat internasional untuk

menepati janji mereka memberi kemerdekaan yang dijanjikan kepada para

pemimpin Arab selama Perang Dunia I. Sebagai akibat dari kerusuhan ini, Musa

Karim Al Hussaini dipecat sebagai walikota Jerusalem oleh Inggris dan

digantikan oleh Ragheb Nashashibi yang lebih akomodatif terhadap pemerintah

Inggris.87

Sementara itu, pergolakan nasional Palestina berkonsentrasi kepada

perlawanan secara damai dengan pihak Zionis dengan meyakinkan Inggris untuk

segera mengurangi pengaruh Deklarasi Balfour pada rentang tahun 1919-1929

dengan upaya pertama kali yang dilakukan adalah dengan mengutus penggerak

nasionalis Palestina menuju London pada bulan Juni tahun 1921. Upaya untuk

membujuk pihak Inggris saat itu, yang diwakili oleh Menteri Kolonial W.

Churchil dan sejumlah tokoh Inggris lainnya untuk mengeluarkan resolusi

menolak janji Balfour ternyata belum membuahkan hasil yang signifikan. Hasil

yang tidak signifikan tersebut tidak menurunkan semangat para penggerak

nasionalis Palestina. Kunjungan Balfour ke Palestina pun menuai demonstrasi.

86 John L. Esposito. Ensiklopedia Oxford Dunia Islam Modern. Jakarta: Mizan.1995, 28. 8787 H.E. Fariz Al Maehdawi, Derita Palestina Air Mata Kita, Jakarta,13 Januari 2009, Jakarta: Cendikiawan Marhaenis. 2009, 6.

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 23: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

32

Orang-orang Palestina memboikotnya dengan memadati jalan-jalan dan berhasil

melakukan pemogokan di seluruh negeri Palestina.88

Sepanjang tahun 1918 sampai dengan tahun 1929 terjadi tiga kali

revolusi89 yang direpresentasikan dengan sikap dan aksi yang dilakukan oleh para

penggerak dan pendukung nasionalis Palestina. Revolusi yang pertama adalah

revolusi Musa an-Nabi (4-10 April 1920 di kota Al Quds telah merenggut nyawa

5 orang Yahudi dan mencederai 211 orang yang lainnya). Di pihak Arab, 4 orang

korban dan 24 luka-luka. Revolusi Yafa (1-5 Mei 1921) meledak di Yafa dan

mencakup bagian-bagian utara Palestina yang menyebabkan kematian 47 orang

dan 147 orang Yahudi cedera. Sementara itu, korban di pihak Arab adalah 48

orang meninggal dan 73 luka-luka.90 Revolusi Yafa muncul sebagai protes anti

imigran Yahudi di Yafa dan menyebabkan bentrokan dengan kaum Yahudi

sehingga menyebabkan Komisaris Tinggi Inggris, Samuel, mengumumkan

negara dalam keadaan darurat.91 Revolusi yang terakhir adalah revolusi yang

terjadi pada 15 Agustus sampai dengan 2 September 1929 yang dinamakan

revolusi Buraq. Kaum muslimin Palestina saat itu mempertahankan tembok

bagian barat Masjidil Aqsa dari serangan Yahudi. Revolusi ini menyebabkan

jatuhnya korban jiwa yaitu diantaranya 133 orang Yahudi meninggal dunia dan

339 luka-luka serta 116 orang Palestina meninggal dunia dan 232 luka-luka.

Pada tahun 1930 terjadi ketegangan dan pergolakan yang sangat terlihat

dari pihak Palestina. Kekerasan di berbagai sisi menjadi hal yang biasa. Pihak

Yahudi telah mengorganisir mekanisme pertahanannya namun ternyata di luar

perencanaannya terjadi pertikaian di dalam internal mereka.92 Sementara itu,

orang-orang Palestina bersiap siaga untuk menghadapi bendungan imigrasi

Yahudi yang tiap periodenya terus bertambah. Sehingga mereka harus

88 Dr. Muhsin Muhammad Shaleh, Palestina: Sejarah, Perkembangan, dan Konspirasi. Jakarta: Gema Insani Press. 2002,52. 89 Perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat. Di dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan atau tanpa direncanakan terlebih dahulu dan dapat dijalankan tanpa kekerasan atau melalui kekerasan. Ukuran kecepatan suatu perubahan sebenarnya relatif karena revolusi pun dapat memakan waktu yang lama. 90 Op.Cit. 53. 91 Op.Cit. 92 James A. Bill &Carl Leiden. Politics Middle East. Canada: Little, Brown& Company. 1979, 322.

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 24: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

33

meningkatkan kompetisinya agar tidak tersaingi oleh para pendatang atau migran

Yahudi yang telah memiliki keahlian dalam berbagai bidang.

Negara Barat menjadi lambang supremasi kehidupan materi dan duniawi,

dengan mendominasi peradaban sains dan teknologi terus melakukan

“penjajahan” kultural di negara-negara dunia lainnya. 93 Dengan kedatangan

migran Yahudi dari negara-negara Barat, secara otomatis nilai-nilai yang

dibawanya pun tidak terlepas dan sudah menjalar dalam dimensi kultural

kehidupan mereka. Oleh karena itu, pergolakan dari para penggerak nasionalis

Palestina yang terus berlangsung berupaya untuk membendung dan menyeleksi

nilai-nilai yang masuk, khususnya yang dibawa oleh para migran Yahudi yang

notabene memiliki misi tertentu untuk kembali ke wilayah Palestina.

Peranan ulama Palestina pun terus berkembang dengan mengadakan

konferensi pertamanya pada tanggal 25 Januari 1935 dan mengeluarkan fatwa

yang mengharamkan menjual tanah kepada Yahudi, mengadakan kampaye besar-

besaran di Palestina untuk membendung pengaruh yang merugikan dari kebijakan

yang dibuat oleh penguasa saat itu, Inggris.

Adapun pada tahun 1935 juga terjadi pemberontakan akbar yang terjadi

antara kedua belah pihak yaitu pihak Arab dan Yahudi. Terjadinya pemogokan

massal oleh seluruh negara Arab yang menuntut agar diakhirinya migrasi Yahudi

dan penjualan tanah kepada orang-orang Yahudi serta penuntutan untuk

membentuk negara Arab yang merdeka. Tuntutan negara Arab pun tidak

dikabulkan oleh pihak Inggris.

Dalam praktik di lapangan, pemerintahan mandat Inggris dan kekuatan

Zionis terbukti tidak memberi ampun atau belas kasihan kepada penduduk

Palestina. Mulai tahun 1936-1939, penduduk Palestina kembali lagi melakukan

perlawanan, baik melalui pemogokan sipil ataupun pemberontakan senjata. Pada

7 Mei 1936, warga Palestina menolak untuk membayar pajak dan melakukan

pemogokan umum. Inggris pun bertindak sangat keras, sebagai bukti

kekuatannya, Inggris pada 30 Juli 1936 mulai mengumumkan hukum perang.

Kekuatan-kekuatan bersenjata Zionis disatukan dengan intelijen Inggris dan

menjadi penopang polisi kekuatan Inggris. Tahun 1939, jumlah kekuatan 93 Faisal Ismail. Islam, Transformasi Sosial dan Kontinuitas Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya. 2001, 80.

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 25: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

34

angkatan bersenjata Zionis yang bekerja sama dengan Inggris sudah mencapai

14.411 orang.94

Pergolakan antara Arab dan Yahudi pun terus meningkat seiring pada

akhirnya PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) berencana untuk membagi wilayah

Palestina dalam Resolusi Majelis Umum PBB No.181.

2.3 Sejarah Berdirinya Palestina Sebagai Sebuah Negara

Sejarah Palestina dari awal sampai masa pemerintahan mandat Inggris

sebagaimana yang telah dipaparkan di atas memperlihatkan bahwa Palestina

belumlah menjadi sebuah negara. Palestina masih merupakan sebuah bangsa yang

menduduki wilayah bernama Palestina yang dimulai sejak lama sebelum adanya

orang-orang Yahudi. Bangsa Palestina memiliki dasar yang lebih kuat yaitu dalam

hal penguasaan geografis di wilayah Palestina dibandingkan dengan bangsa

Yahudi, karena bangsa Palestina lebih awal dan tinggal sangat lama jauh sebelum

bangsa Yahudi ada.

Pengaruh politik dari pembagian geografis senantiasa dianggap penting.95

Menurut Montesquieu, “bangsa-bangsa kepulauan lebih cenderung untuk

mengembangkan kebebasan daripada bangsa-bangsa di benua.” Dalam konteks

Palestina, terlihat bahwa keterikatan dengan geografis yang cukup lama di

wilayah Palestina mempengaruhi politik bangsa Palestina yang tentunya

menginginkan agar keterikatan bangsa terhadap wilayah geografis semakin kuat

yaitu dengan mendirikan sebuah negara. Namun ternyata harapan bangsa

Palestina itu belum bisa terwujud nyata. Hal ini disebabkan oleh karena wilayah

Palestina jatuh menjadi jajahan pemerintah mandat Inggris semenjak Dinasti

Turki Usmani berakhir yaitu di tahun 1917. Adapun harapan Palestina terwujud

nyata yaitu untuk menjadi sebuah negara yaitu saat terjadi pembagian wilayah

oleh PBB berdasarkan Resolusi PBB tahun 1947.

2.3.1 Pembagian Wilayah Pada Resolusi PBB Tahun 1947

Majelis Umum PBB mengeluarkan Resolusi PBB No.181, mencatat

bahwa Inggris sudah menginformasikan kepada PBB bahwa mandatnya telah 94 Andian Husaini. Pragmatisme Dalam Politik Zionis Israel. Jakarta: Khairul Bayan. 2004, 17. 95 Maurice Duverger. Sosiologi Politik. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 1998, 44.

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 26: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

35

dicabut atas Palestina semenjak tanggal 1 Agustus 1948.96 Pada bagian pertama

resolusi menyebutkan bahwa: “The Mandate for Palestine shall terminate as soon

as possible but in any case not later than 1 August 1948.” Namun dengan

berbagai alasan yang ada, Inggris menyerahkan mandatnya tepat pada 15 Mei

1948.

Resolusi PBB tersebut menjadi klaim Israel dalam memproklamirkan

berdirinya Negara Israel. Deklarasi Kemerdekaan Israel menyatakan:

“Atas dasar… resolusi Majelis Umum PBB, dengan ini kami memproklamirkan berdirinya sebuah negara Yahudi di Tanah Israel- Negara Israel.” 97

Rencana pembagian PBB disahkan oleh Majelis Umum PBB pada 29

November 1947. Hal ini dapat tercapai karena adanya tekanan dari Truman,

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat. Padahal, jika melihat pada perolehan suara

yang ada pada Rapat Majelis Umum (MU) adalah 33:13, dengan 10 abstain dan 1

absen. Adapun dalam rencana pembagian, yang dikenal dengan Resolusi 181,

membagi Palestina menjadi negara-negara Arab dan Yahudi yang merdeka dan

adanya rezim internasional istimewa untuk kota Yerusalem.98

Proses untuk mengesahkan resolusi PBB tersebut terlihat cacat. Hal ini

disebabkan karena adanya tekanan dari satu pihak terhadap beberapa pihak yang

lain. Terlihat ada pengaruh kebijakan Amerika Serikat terhadap negara-negara

lain yang juga turut serta dalam sidang dalam Majelis Umum PBB. Diantara

negara yang tunduk pada tekanan Amerika Serikat adalah Perancis, Ethiopia,

Haiti, Liberia, Luksemburg, Paraguay, dan Filipina. Uni Soviet juga mendukung

resolusi ini, tetapi Inggris yang saat itu masih memegang mandat PBB atas

Palestina tidak mendukung pemisahan Palestina. Hal ini disebabkan karena

tekanan dari negara-negara Arab.99 Adapun mantan Menteri Luar Negeri Amerika

Serikat, Sumner Welles, menulis: “Melalui perintah langsung dari Gedung Putih, setiap bentuk tekanan, langsung maupun tidak langsung, dibawa untuk disampaikan oleh pejabat Amerika kepada Negara-negara di luar Muslim yang diketahui belum menentukan sikap atau menentang pembagian itu. Para wakil dan perantara dikerahkan oleh Gedung Putih untuk memastikan bahwa suara mayoritas akan terus dipertahankan.”100

96 Elmer Berger. Peace for Palestine: First Lost Opportunity. 1993, 22. 97 Andian Husaini. Pragmatisme Dalam Politik Zionis Israel. Jakarta: Khairul Bayan. 2004,20 98 Ibid. 99 Op.Cit. 100 Paul Findley. Diplomasi Munafik Ala Yahudi. Jakarta: Mizan. 1995, 7.

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 27: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

36

Pengungkapan yang lebih jelas akan keterlibatan Amerika Serikat dalam

penentuan Resolusi PBB No.181 terlihat pada tulisan Lawrence H. Smith, sebagai

Anggota Kongres AS. Dalam tulisannya yang disampaikan untuk Kongres AS

pada 18 Desember 1947, Lawrence H. Smith mengungkapkan bahwa untuk

memperoleh dua pertiga suara di MU PBB agar resolusi yang ada itu bisa sah,

maka delegasi Amerika Serikat melakukan tekanan pada tiga negara kecil yaitu

Liberia, Haiti dan Filipina. “Ketiga negara ini semula tidak ingin memberikan

suara mereka, namun tekanan yang dilakukan oleh delegasi kita, oleh para pejabat

tinggi, bahkan juga oleh warga swasta, akhirnya membuahkan hasil yang

memadai baik bagi mereka maupun bagi kita.” tulis Smith.101

Dalam hal kuat tidaknya keterikatan resolusi yang PBB keluarkan, dalam

hal ini adalah Resolusi MU PBB102, sebenarnya Resolusi MU PBB berbeda sifat

dengan Keputusan Dewan Keamanan (DK) PBB. Resolusi MU PBB bersifat

mengikat ke dalam dan bersifat sebagai saran serta tidak mengikat keluar.

Pengaturan tentang fungsi dan kekuasaan MU PBB diatur dalam pasal 10-17

Piagam PBB. Dalam pasal 11 (1) disebutkan bahwa MU dapat

mempertimbangkan prinsip-prinsip umum kerjasama dalam memelihara

perdamaian dan keamanan internasional, termasuk prinsip-prinsip mengenai

pelucutan senjata dan pengaturan persenjataan, dan dapat mengemukakan

rekomendasi-rekomendasi yang bertalian dengan prinsip-prinsip yang ada itu

kepada anggota-anggota atau kepada DK PBB atau kepada keduanya. Namun

pada pasal 11 (2) menyebutkan bahwa adanya batasan wewenang MU PBB

dikarenakan “setiap rekomendasi yang memerlukan suatu tindakan akan

diserahkan kepada DK PBB.” Ditambah lagi dengan pasal 12 yang menyebutkan

bahwa: “Pada waktu DK menjalankan kewajibannya sebagaimana yang

ditetapkan dalam Piagam ini bertalian dengan sesuatu perselisihan atau suatu

keadaan, MU tidak dapat mengajukan rekomendasi yang berkenaan dengan

perselisihan atau keadaan itu kecuali apabila DK menghendakinya.”103

101 R. Garaudy. Israel dan Praktik- Praktik Zionisme. Bandung: Pustaka. 1988, 47-48. 102 Lihat di Lampiran 1. 103 Andian Husaini. Pragmatisme Dalam Politik Zionis Israel. Jakarta: Khairul Bayan. 2004,20. (dalam Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Status Mahkamah Inernasional, Kantor Penerangan PBB Jakarta).

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 28: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

37

Resolusi MU PBB yang sudah terlihat jelas batasan dan sifatnya seperti di

atas, ternyata masih dianggap sebagai dasar yang menguatkan dan mengikat

secara sah bagi berdirinya negara Israel. Namun hal itu tidak menyurutkan kritik

yang muncul terhadap deklarasi kemerdekaan Israel. Di lain pihak, Resolusi MU

PBB No. 181 yang berisi tentang pembagian wilayah Palestina tersebut, menuai

kritikan yang cukup keras yaitu dari Palestina. Palestina menilai pembagian

wilayah tersebut sama saja dengan menguntungkan sebelah pihak dan merugikan

pihak yang lain, dalam hal ini menguntungkan pihak Israel dan merugikan pihak

Palestina.

Penolakan pernah dilakukan juga oleh Palestina yaitu saat Inggris

mengajukan usulan pembagian wilayah Palestina pada tahun 1937. Saat mandat

Inggris dari Liga Bangsa-Bangsa yang dimulai tahun 1922, di mana saat itu

penduduk Palestina masih mendominasi wilayah Palestina yaitu menguasai tanah

Palestina sekitar 98% dan berpenduduk sekitar 688.000 orang sementara itu 2%

lagi diduduki oleh penduduk Yahudi yang total penduduknya saat itu sekitar

84.000 orang. Rencana pemisahan PBB tahun 1947 ini membagi wilayah

Palestina dibagi menjadi tiga yaitu (1) Negara Yahudi mencakup 57% dari total

wilayah Palestina dan meliputi hampir seluruh area yang subur. Perimbangan

penduduk di wilayah ini adalah 498.000 orang Yahudi dan 497.000 orang Arab,

(2) Negara Arab Palestina mencakup 42% dari total wilayah Palestina, dengan

kondisi wilayah yang hampir semuanya berbukit-bukit dan tidak produktif.

Perimbangan penduduk di wilayah yang diperuntukan bagi Arab Palestina ini

adalah 10.000 orang Yahudi dan 725.000 orang Arab, dan (3) Zona Internasional

(Yerusalem) dengan perimbangan penduduk 100.000 orang Yahudi dan 105.000

orang Arab.104

Resolusi MU-PBB No.181 ini merupakan berita bahagia bagi Yahudi.

Mereka (Yishuv, komunitas Yahudi di Palestina) merayakan dikeluarkannya

resolusi tersebut dengan mengadakan pawai di jalan-jalan, sementara itu warga

Palestina juga melakukan pawai, tetapi dalam rangka untuk menolak resolusi

tersebut. Di sisi lain, resolusi tersebut tidak digubris oleh pemerintah mandat

Inggris di Palestina. Mereka lebih memilih untuk memfokuskan pada persiapan

104 Ibid.,21.

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 29: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

38

untuk meninggalkan wilayah Palestina sesuai dengan berakhirnya mandat

Palestina yaitu pada tanggal 15 Mei 1948. Selama masa transisi tersebut, kondisi

pengalihan kekuasaan yang seharusnya tercipta di Palestina tidak berlangsung

dengan baik, hal ini bisa dikatakan telah terjadi vacum of power di Palestina saat

itu. Kondisi tersebut menjadi kesempatan yang akhirnya dimanfaatkan oleh

oaring-orang Yahudi untuk memproklamasikan kemerdekaan negara Israel pada

14 Mei 1948 yaitu sehari sebelum mandat Inggris atas Palestina berakhir.

Meskipun pihak Arab Palestina telah menggalang upaya keras penolakan atas

deklarasi kemerdekaan negara Israel tersebut, namun nampaknya upaya tersebut

tidak membuahkan hasil. Adapun deskripsi yang jelas atas pembagian PBB

No.181 ini dapat dilihat dalam peta105.

2.3.2 Berdirinya Negara Palestina

Menurut pakar nasionalisme terkenal, Hans Kohn, sebagai bentuk formal

organisasi politik, budaya dan ekonomi, negara-negara telah ada sejak tahun 1815.

Lalu pada era dua dekade setelah Perang Dunia II, negara-bangsa telah menjadi

manifestasi normal keinginan politik masyarakat Asia, Afrika dan Amerika.106

Sedangkan dari tinjauan antropologi, negara adalah satu tatanan

stratifikasi, yaitu sistem di mana anggota masyarakat yang berbeda menikmati

hak-hak akses individu pada keperluan hidup pokok produktif atau sebagai

lembaga sosial yang matang, yang di dalamnya ada unsur eksploitasi kritis,

pembagian kelas, dan kecederungan agresi eksternal.107

Melihat konteks Palestina, pembagian secara geografis yang didasari oleh

Resolusi PBB No.181 menjadi tiga, dan salah satunya adalah negara Palestina

terjadi perubahan yang signifikan bahwa ternyata Palestina diakui sebagai sebuah

negara. Hal ini memberi arti bahwa Palestina, dalam hal ini bangsa yang

menduduki wilayah Palestina, secara otomatis memiliki otoritas atas wilayah yang

menjadi hak nya tersebut yaitu 42% dari total keseluruhan wilayah Palestina.

Nasionalisme Palestina pun terwujud secara konkrit yaitu dengan adanya otoritas

105 Lihat dalam Lampiran 2. 106 M. Rusli Karim. Seri Kuliah: Analisis Teori Negara dan Hukum Tata Negara. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya .1997, 1. 107 Ibid.,2. Merujuk kepada Fried, 1978; cf. Price, 1978.

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 30: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

39

yang utuh terhadap wilayah Palestina atas bangsa Palestina. Negara Palestina pun

sejak saat itu (29 November 1947) menjadi tumpuan bagi para penduduk Palestina

di mana di dalamnya mereka mereka mendapatkan hak untuk mengakses

kebutuhan pokok hidup dan lebih dari itu mereka pada akhirnya terbebas dari

penjajahan negara manapun. Namun, berdirinya negara Palestina bukan lantas

tanpa masalah. Justru banyak permasalahan yang muncul saat Palestina menjadi

sebuah negara. Yaitu disebabkan oleh pendudukan Israel terhadap hak tanah/

wilayah Palestina secara paksa. Padahal orang-orang Yahudi sejak pembagian

wilayah berdasarkan Resolusi PBB No.181 mendapatkan wilayah jauh lebih luas

dibandingkan dengan Palestina. Namun ketidakpuasannya tersebut ditambah juga

dengan cita-cita politiknya untuk mendirikan negara Israel di Palestina menjadi

benih awal bagi Palestina yang kembali mengalami penjajahan.

Di sisi lain, ketika melihat sejarah berdirinya negara Israel di Palestina,

terlihat bahwa Israel mendasari klaim-klaim nya untuk mendirikan sebuah negara

di Palestina dengan tiga sumber utama yaitu warisan Perjanjian Lama dari Kitab

Injil.108 Klaim tersebut adalah klaim teologis yang diyakininya. Sementara itu

konsep historis yang digunakan oleh Israel untuk mengesahkan bahwa Palestina

itu adalah memang hak nya yaitu ada dalam Deklarasi Balfour dan pembagian

Palestina menjadi negara Arab dan negara Yahudi yang direkomendasikan oleh

Majelis Umum PBB tahun 1947. Bangsa Yahudi sangat mendukung adanya

pembagian wilayah tersebut, mereka mengharapkan suatu hari kemudian bisa

terwujud keputusan yang menyatakan bahwa keseluruhan wilayah Palestina dan

Transjordan adalah batas negara mereka.109

Sementara itu, menurut sejarah yang sesungguhnya bangsa Yahudi bukan

merupakan penduduk pertama di Palestina, mereka pun (bangsa Yahudi) tidak

pernah memerintah di sana selama masa pemerintahan bangsa-bangsa lain. Para

ahli arkeologi modern secara umum sepakat bahwa bangsa Mesir dan bangsa

Kan’an telah mendiami Palestina sejak masa-masa paling kuno yang dapat dicatat

108 Dalam Kitab Kejadian 15:18, “Pada hari itu Tuhan membuat perjanjian dengan Ibrahim melalui firman, ‘untuk keturunanmu Aku berikan tanah ini, dari sungai Mesir hingga sungai besar, sungai Efrat.” 109 S.A. Morrison. Middle East Survey. Great Britain: The Pitman Press .1954, 36.

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 31: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

40

sekitar 3000 SM. hingga sekitar 1700 SM.110 Kisah dilanjutkan dengan

kedatangan penguasa-penguasa lain yaitu bangsa Hyokos, Hittit, dan Filistin.

Periode pemerintahan Yahudi baru dimulai pada tahun 1020 SM. dan hanya

berlangsung sampai 587 SM. Orang-orang Israel pun pada akhirnya diserbu oleh

bangsa-bangsa Asyria, Babilonia, Yunani, Mesir dan Syria serta Hebrew

Maccabeans. Kisah berlanjut sampai akhirnya orang-orang Yahudi berdiaspora ke

seluruh penjuru bumi akibat penaklukkan Romawi atas Yerusalem pada 63 SM.

Komisi King Chane Amerika Serikat menyimpulkan pada 1919 bahwa suatu

klaim “yang didasarkan ata kependududkan pada masa dua ribu tahun yang lalu

tidak dapat dipertimbangkan secara serius.111

Konsep historis yang mendasari Israel dengan percaya diri bahwa di atas

tanah Palestina ada hak yang sah untuk mendirikan negara Israel yaitu bahwa

tanah Palestina adalah “negeri yang dijanjikan Tuhan”. Pada kenyataannya,

“janji” yang dimaksud berasal dari naskah-naskah yang ditulis oleh mereka dan

mereka pun menyatakan diri bahwa mereka berhak untuk menerima janji tersebut.

Deklarasi Israel pada 14 Mei 1948, menyebutkan: “By virtue of our

natural and historic right… (we) do hereby proclaim tehe establishment of a

Jewish State in the Land of Israel- The State of Israel”. (Atas dasar hak alamiah

dan hak historik kita… dengan ini (kami) memproklamasikan berdirinya sebuah

negara Yahudi di Tanah Israel- Negara Israel).”112

2.3.3 Perang Arab-Israel Pasca Resolusi PBB

Pasca Resolusi MU PBB No.181 pada 29 November 1947, gerak Israel113

menjadi semakin gesit dalam menjalankan resolusi tersebut. Secara langsung,

Israel terjun ke lapangan untuk mengamankan wilayah yang memang diputuskan

menjadi hak miliknya. Tidak hanya wilayah- wilayah yang diperuntukannya saja

yang diamankan, tetapi juga Israel juga melakukan ekspansi ke sebagian wilayah

110 Paul Findley. Deliberate Deceptions: Facing the Facts about the U.S.-Israeli Relationship. 1993, 24. 111 Peter Grose. Israel in The Mind of America. New York: Knopf. 1983, 88-89. 112 Op. Cit.,3 113 Dalam bab-bab selanjutnya, peneliti memberikan sebutan untuk Yahudi setelah mereka mendirikan negara (pada 14 Mei 1948) adalah Israel.

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 32: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

41

yang merupakan milik Palestina. Padahal, hal itu sudah jelas-jelas merupakan

pelanggaran yang ada dalam Resolusi MU PBB No.181.

Perang yang terjadi antara Arab dan Israel selama satu tahun yaitu

berlangsung sejak Israel mengumumkan kemerdekaannya yaitu 14 Mei 1948

sampai dengan 6 Januari 1949. Perang Arab-Isarel terjadi dalam dua bagian.

Bagian yang pertama ditandai dengan datangnya pasukan regular Yahudi yang

melawan pasukan Arab non-regular dan bagian kedua ditandai dengan peperangan

antara unit-unit Yahudi dan lima angkatan bersenjata Yahudi yang memasuki

wilayah Palestina sehari setelah didirikannya negara Israel.

Perencanaan yang dilakukan oleh Israel dalam melakukan perang dengan

pihak Arab telah dilakukan secara matang. Israel mempersiapkannya setelah

keluarnya pembagian wilayah yang dilakukan oleh PBB yaitu sejak 27 November

1947. David Ben Gurion, selaku pemimpin tertinggi Zionis, mengeluarkan

perintah untuk seluruh pemuda Yahudi yang berusia 17-25 tahun untuk mendaftar

pada dinas militer. Pada 5 Desember 1947, David Ben Gurion memerintahkan

aksi cepat untuk memperluas pemukiman Israel di tiga daerah yang diberikan oleh

PBB kepada Palestina.114 Serangan pertama yang terjadi antara Israel terhadap

Palestina yaitu pada tanggal 18 Desember 1947, saat pasukan Palmach yang

merupakan pasukan tempur dari angkatan bersenjata bawah tanah Israel, Haganah,

menyerang salah satu desa di Palestina, Khissas, di bagian utara Galilee dalam

serangan di malam hari.

Pertempuran yang dilancarkan oleh Israel merupakan ambisi besar yang

diimpikan oleh David Ben Gurion yang secara implisit menyiratkan akan perang

demografi terhadap Palestina. Pada 9 Desember 1947, David Ben Gurion

memerintahkan agar pasukan Israel menyerang dengan agresif: “Dalam setiap

serangan, harus dilancarkan sebuah pukulan mematikan yang mengakibatkan

hancurnya rumah-rumah dan terusirnya penduduk.”115 Angkatan bersenjata Israel

sudah mulai bergerak untuk menguasai Palestina beberapa minggu setelah

Rencana Pembagian PBB tahun 1947. Rencana Dalet yang dibuat oleh Israel pada

awal Maret 1948 bertujuan untuk merebut daerah-daerah di Galilee dan antara

Yerusalem dan Tel Aviv. Sementara itu, di pihak Arab baru terlihat melakukan 114 Op.Cit. 22. 115 Op.Cit.

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 33: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

42

pergerakan untuk pertama kalinya yaitu pada 30 April 1948, saat kepala staf

angkatan militer bersenjata Arab bertemu untuk membuat rencana intervensi

militer. Pergerakan pihak Arab tersebut terlihat lebih lambat dibandingkan dengan

aksi yang sudah direncanakan jauh-jauh hari oleh Israel.

Secara fasilitas dan perlengkapan senjata yang dimiliki, terlihat jelas

orang-orang Yahudi memiliki lebih banyak dan lebih baik dibandingkan dengan

yang dimiliki oleh orang-orang Arab. Namun orang-orang Yahudi ternyata secara

sembunyi-sembunyi menerima pasokan-pasokan besar persenjataan dari

Cekoslowakia sejak awal 1948. Satu kontrak saja bisa mencakup 24.500 pucuk

senapan, 5.000 senjata mesin ringan, 200 senjata mesin medium, 54 juta rentetan

amunisi, dan 25 pesawat perang Messerschmit.116 Jumlah pasukan bersenjata

Israel yang telah terlatih jauh melebihi jumlah seluruh pasukan yang diterjunkan

ke medan perang oleh lima negara Arab pada 15 Mei 1948. Di garis depan,

pasukan bersenjata Israel berjumlah 27.400 orang sedangkan dari negara-negara

Arab 13.876 orang yang berasal dari Mesir 2.800 orang; Irak 4.000 orang;

Lebanon 700 orang; Syria 1.876 orang; dan Transjordan 4.500 orang.117

Israel ternyata tidak hanya memiliki fasilitas penunjang yang lebih baik

dalam peperangan namun Israel juga melakukan aksi-aksi teror selama masa

perang berlangsung. Aksi-aksi teror yang dilancarkan terutama oleh anggota-

anggota dari dua kelompok utama, Irgun dan Lehi atau Stern Gang, yang

melakukan pemboman pada 1946 atas King David Hotel di Yerusalem, yang

membunuh sembilan puluh satu orang -empat puluh satu orang Arab; dua puluh

delapan orang Inggris; dan tujuh belas orang Yahudi-118 pembantaian pada 1948

atas 245 orang kaum pria, kaum wanita, dan anak-anak Arab di pedesaan Deir

Yassin119, dan lain-lain.

Efek dari teror-teror yang dilancarkan oleh Israel cukup membuahkan

hasil. Salah satu peristiwa yang cukup mengguncang psikologis orang-orang

Palestina adalah peristiwa di Deir Yassin. Deir Yassin adalah desa kecil di dekat

Yerusalem yang dibentuk dan sepenuhnya tunduk kepada perjanjian non agresi

116 Paul Findley. Diplomasi Munafik Zionis Israel. Bandung: Mizan. 2006, 35. 117 Ibid. 118 Nicholas Bethell. The Palestine Triangle: The Struggle for Holy Land 1935-1948. 1979, 263. 119 Walid Khalidi. From Heaven to Conquest: Readings in Zionism and the Palestine Problem until 1948. Washington D.C.: Institute for Palestine Studies. 1987, 761.

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 34: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

43

dengan Haganah.120 Menurut Benny Morris dalam bukunya Righteous Victims,

seluruh keluarga dibantai habis dan laporan dari komandan Yahudi berbicara

tentang “kelakuan biadab terhadap tawanan dan mayat’ dengan petani-petani

Palestina diparadekan di atas truk di jalan-jalan Yerusalem sebelum dikembalikan

ke desanya dan dibunuh. Dengan peristiwa di Deir Yassin, masih segar dalam

ingatan penduduk kota, seluruh penduduk yang berjumlah 70.000 orang, kecuali

4.000 yang tinggal melarikan diri dalam ketakutan dan meninggalkan barang-

barang yang tidak bisa mereka bawa.121

Peperangan 1948 atau yang dikenal dengan nama Al Nakhba pada

akhirnya dimenangkan oleh Israel, setelah selama lebih dari satu tahun

bertempur.122 Israel tidak pernah menyerahkan satupun dari bagian penting dari

tanah yang direbutnya pada tahun 1948 di luar perbatasan-perbatasan yang telah

ditetapkan oleh PBB. Pada rencana PBB tersebut menyebutkan bahwa luas tanah

untuk Israel hanya 5.893 mil persegi yang berarti 56,47% dari seluruh wilayah

Palestina. Namun menjelang akhir perang 1948, Israel menguasai daerah seluas

8.000 mil persegi , 77,4% dari tanah itu.123

Berakhirnya perang tahun 1948 atau Al Nakhba ini ditandai dengan

dibuatnya suatu perjanjian perdamaian antara Israel dengan negara-negara Arab

disekitarnya pada bulan Juli tahun 1949. Pada tahun yang sama, eksistensi negara

Israel ditegaskan dengan diterimanya Israel sebagai anggota PBB. Masalah

setelah perang pun dimulai dengan munculnya gelombang para pengungsi

Palestina yang terusir dari negaranya sendiri.

120 H.E. Fariz Al Maehdawi, Derita Palestina Air Mata Kita, Jakarta,13 Januari 2009, Jakarta: Cendikiawan Marhaenis. 2009, 8. 121 Ibid. 122 Ahmad Ghazali Khairi & Amin Bukhari. Air Mata Palestina.Jakara: Hi-Fest Publishing. 2009, 144. 123 Howard M. Sachar. A History of Israel: From the Rise of Zionism to Our Time. Tel Aviv: Steimatzky’s Agency. 1976, 350.

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 35: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

BAB 3

KEPENDUDUKAN PALESTINA TAHUN 1947-1967

3.1 Kependudukan Palestina Pasca Berdirinya Negara Israel

Pasca dideklarasikannya negara Israel pada 14 Mei 1948 adalah waktu saat

dimulainya dinamika atas kependudukan Palestina. Dengan adanya legalisasi hak

atas tanah yang diberikan kepada Israel, sesuai dengan rencana pembagian PBB

tahun 1947, membuat Israel semakin percaya diri dalam melakukan proses

kependudukannya terhadap wilayah Palestina. Namun kenyataannya, Israel

bertindak diluar dari ketentuan (Resolusi PBB No.181) yang ada. Israel tidak

hanya menduduki wilayah yang menjadi hak nya saja, namun juga mengokupasi

wilayah yang dimiliki oleh Palestina. Orang-orang Palestina pun menjadi korban

atas berbagai tindakan Israel yang mengambil tanah dan hak-hak mereka. Banyak

permasalahan yang muncul seiring dengan berdirinya negara Israel, khususnya

masalah pengungsi Palestina. Sejak tahun 1947 sampai dengan 1949 lebih dari

726.000 orang Palestina, Muslim dan Kristen (atau 82% penduduk Arab di

wilayah yang kemudian pada tahun 1948 dijadikan negara Israel) menjadi

pengungsi selama peperangan yang didahului oleh deklarasi negara Israel. Mereka

meninggalkan rumah dan harta bendanya karena mengkhawatirkan keselamatan

mereka dalam konflik bersenjata itu. 124

Dinamisasi terhadap kependudukan yang terjadi di Palestina terlihat

dengan upaya dari para pemimpin Israel untuk menjadikan Palestina yang

awalnya berpenduduk mayoritas Arab Palestina menjadi mayoritas Yahudi.

Mereka menginginkan agar negara Israel dapat menguasai seluruh wilayah

Palestina. Mereka juga menginginkan wilayah tersebut bersih dari orang-orang

Palestina dan mereka tidak menginginkan orang-orang Palestina tinggal di negara

Israel. Ahli sejarah Israel, Benny Morris, melaporan: “Ben Gurion jelas-jelas

menginginkan sedikit mungkin orang Arab tinggal di negara Israel. Dia ingin

124H.E. Fariz Al Maehdawi, Derita Palestina Air Mata Kita, Jakarta,13 Januari 2009, Jakarta: Cendikiawan Marhaenis. 2009,12.

Universitas Indonesia Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 36: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

45

melihat mereka lari. Demikian yang dikatakannya pada para kolega dan ajudannya

di bulan Agustus, Septemer, dan Oktober (1948).” 125

Mempengaruhi lahirnya mobilisasi besar-besaran terhadap orang-orang

Palestina keluar dari negerinya sendiri pasca berdirinya negara Israel adalah

sasaran utama para Zionis dalam mengatasi konflik demografi yang dikhawatirkan

Israel. Pada waktu pembagian PBB tahun 1947, masalah demografi merupakan

masalah terbesar kaum Zionis sebab jumlah orang Palestina melebihi jumlah

orang-orang Yahudi, dua dibanding satu, di Palestina.126 Rencana pembagian

menetapkan bahwa di Negara Yahudi, orang Yahudi harus menjadi mayoritas:

498.000 orang Yahudi dan 435.000 orang Palestina.127 Dengan angka mayoritas

Yahudi yang sangat tipis tersebut, orang-orang Yahudi khawatir mereka tidak

akan bisa menjadi mayoritas di negeri mereka sendiri. Oleh karena itu, upaya

Israel dalam menjadi mayoritas di Palestina menjadi masalah tersendiri yang

menyebabkan dinamisnya aspek kependudukan Palestina sejak orang-orang Israel

menduduki Palestina.

3.1.1 Populasi Penduduk Palestina Sebelum 1948

Populasi penduduk Palestina sebelum tahun 1948, yang berarti sebelum

Israel mendeklarasikan negara Israel, menggambarkan adanya ketidakpastian pada

data. Hal ini disebabkan oleh kurangnya sumber informasi dan terjadi

kebingungan atas makna pada angka yang terdapat pada sensus yang telah

dilakukan. Sensus yang dilakukan pada masa Dinasti Usmani tidak dapat

diandalkan. Hal ini disebabkan oleh warga asing yang tidak dihitung dan

penduduk ilegal yang menjauhi sensus seperti orang yang ingin menghindari

pajak dan jasa militer. Jumlah penduduk Palestina selama pemerintahan mandat

Inggris atas Palestina yang lebih andal untuk digunakan, tetapi data tersebut

diambil setelah diterbitkan oleh sensus pada tahun 1931.128

125 Benny Morris. The Birth of The Palestnian Refugee Problem. New York: Cambridge University Press. 1987, 292. 126 Paul Findley. Diplomasi Munafik Zionis Israel.Bandung: Mizan. 2006, 53. 127 Walid Khalidi. From Heaven to Conquest. Washington D.C.: Institute for Palestine Studies 1987, 714. 128 www.mideastweb.com, Populasi Palestina Sebelum Tahun 1948.

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 37: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

46

Selama berlangsungnya mandat atas Palestina, Inggris melakukan sensus

yaitu pada tahun 1922. Pada sensus tahun 1922, data yang diambil adalah dalam

kondisi yang tidak menetap, dalam arti masih banyak penduduk yang tidak

terhitung. Sebenarnya pada data sensus tahun 1922 dan tahun 1931 serta perkiraan

berdasarkan kedua sensus tersebut, dinilai ada kecacatan pada data-datanya.

Namun data yang digunakan masih memungkinkan menunjukkan

kekonsistenannya. Hal yang paling utama dalam pengambilan data sensus tersebut

adalah bahwa jumlah orang yang dilaporkan oleh sensus tahun di 1922 dan tahun

1931 adalah sesuai dengan tingkat pertumbuhan alami yang terjadi di Palestina.129

Pada dua kali sensus yang dilakukan tersebut, terdaftar bahwa ada 83.790

orang Yahudi di Palestina pada sensus tahun 1922. Sementara itu, pada sensus

tahun 1931, jumlah orang Yahudi yang terdaftar berjumlah 174.606130. Data

sensus tersebut diperoleh berdasarkan tingkat natalitas, mortalitas dan imigrasi

yang ada. Sementara itu, hasil survey yang dilakukan Anglo-Amerika pada tahun

1945 memberikan data tambahan jumlah penduduk di tahun itu namun tidak

lengkap. Menurut Kaum Zionis, data setelah sensus tahun 1931 tidak

mencerminkan adanya migrasi ilegal dari Arab, yaitu orang Yahudi. Sedangkan

menurut kaum yang pro-Palestina percaya bahwa sensus diabaikan banyak orang

Arab Palestina dan data natalitas penduduk Palestina tidak menggambarkan yang

sesungguhnya. Justin McCarthy mengungkapkan bahwa sensus yang dilakukan

pada tahun 1922 dilakukan tidak dengan sungguh-sungguh, hal ini menantang

orang Palestina untuk menelusuri data sensus pada tahun 1931.131

Oleh karena itu, Justin McCarthy menggambarkan populasi Palestina

tahun 1931-1946132 sebagai berikut:

Year Arab % Jewish % Other % Total 1931 864.806 82 174.139 16 18.269 2 1.057.6011936 983.244 71 382.857 28 22.751 2 1.338.8521941 1.123.168 68 489.830 30 26.758 2 1.639.7561946 1.310.866 67 599.922 31 31.562 2 1.942.350

Tabel: 3.1 Populasi Palestina Menurut Justin McCarthy

129http:// www.mideastweb.com. Populasi Palestina Sebelum Tahun 1948. 130 http://www.mideastweb.com. Populasi Palestina Sebelum Tahun 1948. 131 http://www.mideastweb.com, Populasi Palestina Sebelum Tahun 1948. 132 William L. Cleveland. A History of The Modern Middle East. United States of America: Westview Press. 2004, 254.

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 38: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

47

Melalui tabel diatas, terlihat bahwa jumlah orang Yahudi di Palestina yang

disebutkan oleh Justin McCarthy berbeda dengan apa yang dihasilkan oleh sensus

yang dilakukan pemerintahan mandat Inggris tahun 1931 yaitu terpaut 467 angka.

Hasil sensus tersebut memperlihatkan jumlah orang Yahudi di Palestina tahun

1931 yaitu 174.606 dan menunjukkan rasio 467 orang lebih banyak dibandingkan

dengan data yang di keluarkan oleh Justin McCarthy yaitu 174.139. Sementara

itu, populasi Palestina dan Yahudi tetap meningkat dari tahun 1931 menuju tahun

1936, 1941 dan 1946. Namun ketika melihat presentase nya, populasi Palestina

justru menurun 11%, berbanding terbalik dengan kenaikan presentase orang

Yahudi lebih besar yaitu 12%.

Adapun tabel yang berisi data mengenai perkiraan pertumbuhan penduduk

di Palestina selama masa pemerintahan mandat Inggris adalah sebagai berikut ;

Approximate population growth in Mandatory Palestine (Perkiraan Pertumbuhan Penduduk di Palestina) 133

Moslems/ Islam Jews /Yahudi Christians

Kristen

Others

Lainnya Year

Tahun

Source

Sumber

Total

Total (No.) (%) (No.) (%) (No.) (%) (No.) (%)

1922 Sensus 752.048 589.177 78,34 83.790 11.14 71,464 9.50 7,617 1.01

1931 Sensus 1.033.314 759.700 73,52 174.606 16.90 88,907 8.60 10,101 0.98

1937 Estimasi 1.383.320 875.947 63,32 386.084 27.91 109,769 7.94 11.520 0,83

1945 Survey 1,845,560 1,076,780 58.35 608,230 32.96 145,060 7.86 15,490 0.84

1947 Proyeksi 1,955,260 1,135,269 58.06 650,000 33.24 153,621 7.86 16,370 0,84

Tabel 3.2 Perkiraan Penduduk di Palestina

Dari tabel di atas, terlihat adanya proyeksi bahwa angka penduduk

Yahudi yang diperkirakan akan berimigrasi ke Palestina adalah 650.000 pada

tahun 1947. Sementara itu, pada tabel yang berisi perkiraan (estimasi) pada tahun

1937, didasarkan kepada tingkat rata-rata kenaikan populasi penduduk dari tahun

1922-1931134. Berdasarkan hasil survey tahun 1945 di atas terlihat angka

608.230, namun pada akhirnya direvisi menjadi 608.250 dan berdasarkan survey

pula, bahwa kenaikan 20 angka tersebut pada umumnya dapat diterima. 133 http://.www.mideastweb.com, Populasi Palestina Sebelum Tahun 1948. 134 http://www.palestineremembered.com/Acre/Maps/Story574.html

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 39: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

48

Proyeksi pertumbuhan jumlah populasi Yahudi di Palestina diatas

menunjukkan bahwa setiap beranjak dari sensus 1922 sampai dengan survey yang

dilakukan tahun 1945, populasi Palestina terus menerus mengalami penurunan

dari awal tahun 1922. Saat sensus 1922 dilakukan, populasi Palestina adalah

83,79% dan masih menjadi mayoritas di Palestina. Namun lambat laun

pertumbuhan populasi orang Yahudi yang berasal dari para migran, berubah

mengejar jumlah populasi Palestina. Hal itu terbukti dari data survey 1945 yang

memperlihatkan bahwa persentase populasi Palestina menurun dari 73,52% (hasil

sensus terakhir tahun 1931), menjadi 58,35%.

Sementara itu, populasi yang telah tetap terlepas dari para nomaden

digambarkan secara lebih detail sesuai kota dan daerah yang ada, telah ditetapkan

pada 31 Desember 1946. Data tersebut dapat dilihat pada tabel dalam lampiran 3

yang data tersebut dinamakan suplemen hasil survey di Palestina yang

dipersiapkan oleh pemerintahan mandat Inggris untuk diserahkan kepada PBB

tahun 1947.

Persebaran dan presentase populasi penduduk Palestina tahun 1946 dapat

pula dilihat pada peta.135 Dari data-data dan analisis yang dikemukakan di atas,

terlihat bahwa populasi penduduk Palestina semakin tahun semakin menurun

seiring dengan datangnya para imigran Yahudi yang menetap di wilayah

Palestina. Dinamika populasi Palestina semakin terlihat penurunannya saat

keluarnya Resolusi PBB No.181. Atas dasar resolusi tersebut, menunjukkan

bahwa porsi wilayah bagi Israel adalah 57% dari keseluruhan total wilayah

Palestina, sementara orang Arab Palesina hanya mendapatkan wilayah sebesar

42%. Begitu juga setahun kemudian yaitu saat Israel mulai memproklamirkan

kemerdekaan dan hak atas tanah di Palestina pada 14 Mei 1948, dinamika

populasi Palestina atas pendudukan Israel pun tidak bisa dielakkan lagi.

135 Lihat Lampiran 4.

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 40: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

49

3.1.2 Rekomposisi Penduduk oleh Israel

Pasca dideklarasikannya Negara Israel pada 14 Mei 1948, Arab dan Israel

melakukan perang yang pertama kalinya pada tahun 1948. Melalui perang

tersebut, dapat menggambarkan bahwa Israel belum mendapatkan kepuasan atas

bagian yang telah ditetapkan Resolusi PBB No.181. Sikap Israel yang

ekspansionis tersebut seakan menggambarkan betapa Israel tidak akan pernah

menyerahkan satu bagian penting pun dari tanah yang telah direbutnya pada tahun

1948 diluar dari perbatasan yang seharusnya (sesuai Resolusi PBB No.181).

Rencana itu membatasi luas negara Israel hingga 5.893 mil persegi, sama dengan

56,47 % dari seluruh wilayah Palestina, namun menjelang akhir perang 1948,

Israel menguasai 8.000 mil persegi, yaitu 77,4% persen dari tanah itu.136 Israel

juga menguasai Palestina yang mencakup 475 kota kecil dan desa, yang sebagian

besar diantaranya kosong atau segera dibuat demikian (ini sebanding dengan 279

pemukiman Yahudi di seluruh Palestina yang ada pada 29 November 1947, hari

diberlakukannya Rencana Pembagian PBB).137 Oleh karena itu, secara signifikan

dapat terlihat jelas bahwa semenjak negara Israel diproklamirkan tidak ada

batasan yang jelas dan terbuka dari negara Israel tersebut.

Konflik yang terjadi antara Arab dan Israel telah menimbulkan dua

gelombang pengungsi Palestina. Gelombang pertama adalah akibat dari perang

1948 yang berjumlah 726.000 orang, yang merupakan dua pertiga dari seluruh

penduduk Palestina yang berjumlah 1,2 juta orang.138 Adanya gelombang

pengungsi Palestina yang keluar dari negerinya sendiri berbanding terbalik dengan

yang terjadi atas migran Yahudi di seluruh muka bumi yang berduyun-duyun

menuju ke negara Israel. Sejak dideklarasikan menjadi negara Israel, aksi-aksi

yang dilakukan oleh kaum Zionis adalah memperbanyak jumlah migran Yahudi

untuk masuk ke nagara Israel. Kaum Zionis pun telah menyadari bahwa orang-

orang Yahudi berselisih dengan penduduk Palestina bukan hanya karena

penduduk Palestina adalah masih menjadi mayoritas pada tahun 1947, tetapi juga

136 Howard M. Sachar. A History of Israel: From the Rise of Zionism to Our Time. Tel Aviv: Steimatzky’s Agency. 1976, 350. 137 Benny Morris. The Birth of Palestinian Refugee Problem. New York: Cambridge University Press .1987, 179. 138 Paul Findley. Diplomasi Munafik Zionis Israel.Bandung: Mizan. 2006, 45.

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 41: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

50

karena angka kelahiran mereka lebih tinggi dibandingkan orang-orang Yahudi.139

Dalam suatu memorandum resmi dari Ben Gurion pada pertengahan 1948

dikemukakan bahwa: “Pengusiran orang-orang Arab itu hendaknya dianggap

sebagai pemecahan bagi masalah orang Arab di Negara Israel.”140 Namun pada

kenyataannnya, adanya gelombang pengungsi Palestina keluar dari negara nya

sendiri sampai tahun 1949 tidak juga mengurangi pertumbuhan populasi

Palestina. Justru yang mengawatirkan adalah komposisi penduduk Israel yang

belum juga mengalami peningkatan yang berarti selain hanya dengan migrasi nya

orang-orang Yahudi yang berasal dari seluruh penjuru dunia.

Ben Gurion ternyata masih tetap prihatin mengenai masalah demografi,

sehingga pada tahun 1949 dia memprakarsai pemberian hadiah bagi para ibu yang

melahirkan anak yang kesepuluh. Program itu dihentikan satu dasawarsa

kemudian, dikarenakan banyaknya jumlah ibu-ibu Palestina warga negara Israel

yang berhasil meraih hadiah tersebut. Pada tahun 1967, sebuah pusat demografi

Israel didirikan sebab “penambahan angka kelahiran di Israel sangat penting bagi

masa depan seluruh bangsa Yahudi”.141

Adapun pada tahun 1948 sampai dengan 1951, populasi Yahudi di Israel

melonjak naik dari 650.000 menjadi sekitar 1,3 juta jiwa.142 Peningkatan yang

cukup tajam tersebut sebenarnya adalah dampak dari berduyun-duyunnya imigran

Yahudi yaitu berjumlah 684.000 orang. Jumlah imigran tersebut banyak yang

berasal dari Eropa Timur, yang biasa disebut para pengungsi atas tindakan Nazi.

Ideologi para pemimpin Eropa Timur telah terwarnai oleh Zionisme, begitu pula

para individu-individunya yang telah menempati posisi-posisi strategis di wilayah

politik, hukum, agama sampai pada tingkat pendidikan di negara Israel.143

Bagaimanapun, awal dari gelombang imigrasi sedikit banyak berasal dari

Yahudi Oriental atau Yahudi Timur (Separdik) yang berasal dari negara-negara

Arab. Dengan berbagai macam alasan, beberapa di antara mereka yang

menyebutkan bahwa melakukan migrasi ke negara Israel karena alasan status dan 139 Ibid.,52. 140 Benny Morris. The Birth of Palestinian Refugee Problem. New York: Cambridge University Press .1987, 136. 141 Paul Findley. Diplomasi Munafik Zionis Israel. Bandung: Mizan.2006, 54. 142 William E. Cleveland. A History of Modern Middle East. United States of America: Westview Press. 2004, 384. 143 Ibid. 349.

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 42: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

51

keamanan setelah perang tahun 1948. Sementara itu, banyak juga yang beralasan

karena keterikatan terhadap posisi negara Israel sudah merdeka. Oleh karena itu,

banyak di antara komunitas Yahudi yang telah tinggal lama di negara-negara Arab

seperti Mesir, Iraq, Yaman, dan Maroko memutuskan untuk bermigrasi ke Israel.

Selang waktu antara tahun 1948 sampai dengan tahun 1956, sekitar 450.000

Yahudi Separdik (yang berasal dari negara-negara Arab tersebut) bermigrasi ke

Israel.144

Para Yahudi Separdik tersebut tidak terintegrasi dengan penduduk Yahudi

yang lainnya, seperti Yahudi Ezkinaz (orang-orang Yahudi yang berasal dari

Eropa). Jumlah yang cukup banyak dari Yahudi Separdik tersebut tinggal di

daerah atau kota yang baru berkembang dan berada jauh dari pusat kota. Hak

otoritas mereka diabaikan dan mereka tidak mendapatkan representasi atas

aspirasi politik yang ada. Selain itu, tingkat partisipasi atas pendidikan mereka

pun rendah, dan banyak sekali yang menjadi pengangguran. Orang-orang Yahudi

Separdik menjadi sektor atau bagian yang tidak mengalami peningkatan dalam

populasi yang ada di Israel. Kesenjangan yang terjadi pada orang-orang Yahudi

Separdik selama satu dekade tersebut, yang meliputi jumlah pemasukan dan status

sosial, menjadi penyebab adanya pertentangan sosial dengan Yahudi Eskenaz.145

Rekomposisi penduduk oleh Israel pun telah dilakukan melalui program

yang diupayakan oleh kaum Zionis. Kaum Zionis tidak memiliki ide lagi untuk

memperluas eksistensinya kecuali dengan membuat semakin minoritas orang-

orang non Yahudi, selain itu hal yang dipikirkan oleh kaum Zionis adalah

bagaimana cara untuk mengakomodir negara Israel dalam hal keadilan sosial

dengan keekslusivan etos para Zionis yang menginginkan adanya satu pemimpin

Zionis di negara Israel. Akhirnya pada tahun 1952, Knesset membuat Undang-

Undang Nasional yang menyatakan bahwa siapa saja (Yahudi dari seluruh dunia)

yang berimigrasi ke negara Israel sudah otomatis menjadi penduduk dan memberi

penghargaan bagi orang-orang Israel yang bisa bertahan lama tinggal di wilayah

Palestina.146

144 Ibid. 145 Ibid. 146 Ibid.

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 43: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

52

Pada tahun 1948 sampai dengan 1966, wilayah yang masih diduduki oleh

orang Arab Palestina juga diberlakukan otoritas aministrasi militer yang

memberikan kebijakan bahwa setiap orang Arab yang tinggal di negara Israel

harus membawa kartu identitas khusus dan kartu tersebut digunakan sebagai

perizinan pergi ke desa atau wilayah yang satu ke wilayah yang lain. Dari

pemaparan di atas, terlihat bahwa rekomposisi penduduk yang dilakukan oleh

orang-orang Israel terhadap wilayah yang masih merupakan hak warga Palestina,

telah membuat jumlah populasi Palestina semakin menipis akibat adanya

pengungsian demi pengungsian yang terjadi ke luar wilayah Palestina. Sementara

itu, orang-orang Yahudi dari seluruh penjuru dunia dengan bebasnya bisa masuk

secara otomatis ke Palestina melalui cara yang paling efektif yaitu migrasi.

3.1.3 Diaspora Penduduk Palestina ke Negara-Negara Arab

Pada tahun 1948 sampai dengan tahun 1949 terjadi diaspora atas orang-

orang Arab Palestina akibat perang pertama yang terjadi antara pasukan Arab

dengan pasukan Israel. Gelombang pertama diaspora Palestina berjumlah 726.000

orang yang merupakan dua pertiga dari seluruh penduduk Palestina pada saat itu

yang berjumlah 1,2 juta orang. Sementara itu pada gelombang kedua terjadi pada

perang 1967 ketika 323.000 orang Palestina kehilangan rumah-rumah mereka,

113.000 di antaranya telah menjadi pengungsi sejak 1948. Menurut laporan-

laporan dari berbagai sumber yang mandiri dan dapat dipercaya menunjukkan

bahwa sebagian besar para pengungsi Palestina adalah anak-anak, kaum wanita,

dan kaum pria yang sudah tua.147

Diaspora para penduduk Palestina keluar dari wilayah Palestina dan negara

Israel merupakan sasaran utama para pemimpin Israel. Mereka menginginkan

untuk bisa bebas dari orang-orang Palestina, bukan mendorong orang-orang

Palestina untuk tetap tinggal di negara Israel. Benny Morris, ahli sejarah Israel,

melaporkan bahwa: “Ben Gurion jelas-jelas menginginkan sesedikit mungkin

orang Arab tinggal di negara Israel. Dia ingin melihat mereka lari. Demikian yang

147 Op.Cit.

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 44: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

53

dikatakannya pada para kolega dan ajudannya dalam pertemuan-pertemuan di

bulan Agustus, September, dan Oktober (1948).”148

Sejak 1961, jurnalis Irlandia, Erskine Childers, meneliti catatan Inggris

tentang semua siaran radio dari para pemimpin Arab sepanjang tahun 1948 dan

menyimpulkan: “Tidak pernah ada satu perintah, seruan atau saran mengenai

evakuasi Palestina dari stasiun radio Arab mana pun, di dalam atau di luar

Palestina pada tahun 1948.149 Hal tersebut sangat jelas dalam menunjukkan bahwa

sekalipun adanya perang antara pasukan Israel dan Arab, selama tahun 1948

sampai tahun 1949 yang memungkinkan munculnya kehilangan rasa aman dan

kekhawatiran akan ulangnya nyawa namun ternyata tidak ada satu pun upaya dari

negara-negara Arab yang menginstruksikan penduduk Palestina untuk

mengungsikan diri ke negara-negara Arab.

Pada Juni tahun 1948, Israel telah melakukan upaya-upaya yang

mempersulit para penduduk Arab Palestina untuk masuk ke wilayah Palestina dan

negara Israel sehingga mereka menjadi pengungsi dan menjadi IDPs (Internal

Displaced Palestinians-orang Palestina yang terlantar) yang menyebabkan mereka

kehilangan hak untuk menetap dan memiliki harta benda. Hanya sedikit jumlah

orang Israel dan individu yang mendukung agar para pengungsi kembali ke

tempat tinggal nya sebagai jalan yang menjadi kunci perdamaian.150

Sementara itu, orang Arab Palestina yang masih menetap di Palestina dan

negara yang dikuasai oleh Israel tersebut mendapatkan diskriminasi atas hak-hak

kependudukan dan masalah hukum nasional yang melarang para pengungsi

Palestina untuk kembali tanah airnya kembali. Semenjak banyaknya para

pengungsi Palestina yang terdiaspora keluar dari negara nya sendiri, mereka tidak

diperbolehkan untuk kembali lagi.

Israel juga membuat diskriminasi terhadap hukum dalam hal jual-beli

tanah dan harta benda atas orang Arab Palestina yang semuanya telah dialihkan

kepada negara dan Jewish National Fund ( JNF- Keuangan Nasional Yahudi). Hal

tersebut menyebabkan kepemilikan rumah-rumah, tanah dan desa yang dahulu

148 Benny Morris. The Birth of Palestinian Refugee Problem. New York: Cambridge University Press. 1987, 292. 149 Walid Khalidi. From Heaven to Qonquest. Washington D.C.: Institute for Palestine Studies. 1987. 150 http://www.badil.org. Badil Occasional Buletin No. 17, 2004, 1-2.

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 45: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

54

menjadi tempat tinggal penduduk Palestina menjadi hilang dan para pengungsi

pun dilarang untuk kembali. Negara Israel dan JNF juga telah mengabil alih

kontrol atas tanah yang dimiliki para pengungsi Palestina sebesar 93%.151

Pada Desember tahun 1948, Majelis Umum PBB mengeluarkan Resolusi

No.194 sebagai upaya untuk mengembalikan para pengungsi Palestina akibat

perang ke rumah atau daerahnya masing-masing. Setidaknya ada tiga poin yang

menjadi inti utama dalam pendeklarasian Resolusi No.194152 ini yaitu hak (para

pengungsi) untuk pulang, hak untuk menempati rumah dan memiliki harta benda

seperti semula, dan hak untuk penangguhan. Resolusi ini juga telah diterbitkan

oleh United Nation Conciliation Commission for Palestine (UNCCP) yaitu salah

satu komisi di PBB yang secara khusus mengurusi masalah perdamaian Palestina

dan melindungi para pengungsi dan memfasilitasi adanya solusi untuk mereka.

. Adapun penyelesaian masalahpenduduk Palestina yang menjadi pengungsi

dari negerinya sendiri melalui Resolusi No.194 yang dikeluarkan oleh UNCCP

tersebut tidak memberi solusi yang berarti. Pada tahun 1949, Majelis Umum PBB

membentuk UNRWA (United Nations Relief and Works Agency for Palestine

Refugees) sebagai penyedia kebutuhan-kebutuhan dasar untuk untuk para

pengungsi Palestina. UNRWA didirikan sebagai organisasi yang bersifat

temporal. Sejak didirikannya pada tahun 1949, UNRWA telah beroperasi di

negara-negara Arab tempat bernaungnya para pengungsi Palestina yaitu di

Yordania, Syria, Lebanon, Gaza dan Tepi Barat tetapi operasi yang dilakukan oleh

UNRWA hanya sebatas pada pelayanan kebutuhan primer saja, tidak ada mandat

untuk melindungi secara khusus para pengungsi Palestina.

Adapun 50% dari pengungsi Palestina yang terdiaspora tidak tercatat

dalam registrasi sebagai pengungsi oleh UNRWA. Hal ini disebabkan oleh

banyaknya pengungsi yang kurang memiliki data yang sulit untuk didefinisikan.

Pengungsi yang tercatat hanyalah orang yang secara normal memiliki dan

bertempat tinggal di Palestina antara tahun 1946 sampai dengan Mei 1948 dan

kehilangan rumahnya sebagai akibat perang tahun 1948 serta mengungsi di

Yordania, Lebanon, Syria, Jalur Gaza- administrasi Mesir, dan Tepi Barat.153

151 Badil Occasional Buletin No. 17, 2004, 1-2. 152 Lihat Lampiran 5. 153 http://www.passia.org/palestine_facts/pdf/pdf2003/sections1/5-Refugees.doc.

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 46: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

55

UNRWA sebagai organisasi yang beroperasi untuk melayani para

pengungsi Palestina, telah mengeluarkan anggaran yang cukup besar untuk

menyediakan segala keperluan para pengungsi. Hanya 27 U$ untuk tiap orang

pengungsi yang dianggarkan untuk biaya makan, pakaian, keamanan, dan

pelayanan kesehatan. Bagi para pengungsi sendiri, hidup di dalam tenda-tenda

pengungsian mengurangi kuantitas dan kualitas sebuah keluarga untuk bisa

berbagi dan bercerita akan permasalahan yang bersifat privasi/ pribadi.154

Kondisi para pengungsi Palestina tersebut jauh dari rasa nyaman, namun

yang paatut diapresiasi bahwa mereka memanfaatkan kondisi yang ada sebagai

peluang untuk mereka bertahan hidup dan berkembang. Tentunya negara yang

menjadi tempat pengungsian berbeda-beda kondisi dan peluangnya untuk mereka

bisa berkembang. Contohnya saja para pengungsi di Gaza, mereka tidak

diperkenankan untuk memasuki wilayah lain di daerah perbatasan Mesir. Ada

pula di Lebanon dan Mesir yang memiliki tingkat kesulitan cukup tinggi untuk

bisa bekerja dan bergerak secara bebas di sana. Berbeda halnya dengan di Syria,

Iraq, dan Yordania. Orang Palestina diperbolehkan untuk bekerja dan membuka

lapangan pekerjaan, namun hanya di Yordania, mereka bisa mendapatkan jaminan

atas kependudukan.155

Pada tahun 1967 pasca terjadi perang ketiga antara negara Arab dan Israel,

kembali terjadi gelombang diaspora pengungsi Palestina yang berduyun-duyun

meninggalkan rumah- rumah mereka di Tepi Barat dan Gaza. Jumlah mereka kira-

kira 200.000 orang. Orang-orang Palestina terus terusir dari tanah Palestina yang

diduduki oleh Israel (Occupied Palestinian Teritory-OPT).156 Oleh karena itu,

bisa terlihat bahwa sejak tahun 1948 sampai 1967 para pengungsi Palestina tidak

dapat kembali ke tanah mereka sendiri karena Israel telah mengambil dan

menduduki tanah dan mendiami rumah-rumah milik mereka dan diaspora

penduduk Palestina ke negara-negara Arab maupun negara lainnya menjadi

permasalahan yang hingga akhir tahun 1967 belum dapat terselesaikan.

154 William E. Cleveland. A History of Modern Middle East. United States of America: Westview Press.2004, 357. 155 Ibid. 357-358. 156 H.E. Fariz Al Maehdawi, Derita Palestina Air Mata Kita, Jakarta,13 Januari 2009, Jakarta: Cendikiawan Marhaenis. 2009,13.

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 47: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

56

3.2 Peristiwa-Peristiwa Penting yang Berpengaruh Pada Kependudukan

Palestina

Peristwa-peristiwa penting yang mempengaruhi kependudukan Palestina

pasca berdirinya negara Israel adalah terjadinya perang antara negara-negara Arab

dengan Israel pada tahun 1967 yang dimenangkan oleh Israel dan adanya

ketentuan perbatasan di tahun yang sama. Kedua peristiwa tersebut menjadi dasar

bagi peneliti dalam menganalisis apakah ada pengaruh dari peristiwa tersebut

terhadap dinamika kependudukan Palestina.

3.2.2 Kemenangan Israel pada Perang Tahun 1967

Israel dan negara-negara Arab melakukan perang yang ketiga kalinya di

tahun 1967. Perang pertama berlangsung selama kurang lebih satu tahun (tahun

1948-1949) yang dimulai sejak Israel mendeklarasikan menjadi negara yang

merdeka, dan perang yang kedua yaitu pada tahun 1956. Namun hasil yang

gemilang diperoleh oleh Israel pada perang yang ketiga yaitu di tahun 1967. Israel

berhasil meraih semua sasaran perangnya dan yang lebih penting Israel berhasil

menguasai seluruh wilayah Palestina, termasuk diantaranya Jerusalem Timur yang

sebelumnya dimiliki Arab, Semenanjung Sinai milik Mesir, dan Dataran Tinggi

Golan milik Syria. Israel menjadi tidak terkalahkan dalam peperangan tahun 1967.

Berbeda hal dengan yang terjadi saat perang tahun 1956, Israel masih dapat ditarik

mundur dari daerah yang berusaha direbutnya secara paksa oleh Amerika Serikat

melalui gencatan senjata yang diusulkan Amerika Serikat kepada PBB. Perang

yang membawa Israel pada kemenangan ini berlangsung dari tanggal 5-10 Juni

1967.

Perang 1967 dimulai dengan serangan secara mendadak oleh Israel kepada

Mesir. Hal ini sama seperti yang dilakukan oleh Israel pada perang sebelumnya

tahun 1956. Dukungan dari Amerika Serikat pun kembali dibendung oleh Israel

untuk mempertahankan diri. Menteri Luar Negeri, Abba Eban, secara pribadi

meyakinkan Duta Besar AS untuk Israel, Walworth Barbour, bahwa Mesir lah

yang pertama kali menyerang.157

157 William B. Quandt, “London Jonshon abd The June 1967 War: What Color Was The Light?” The Middle East Journal, Musim Semi, 1992.

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 48: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

57

Dua hari peperangan berlangsung, pasukan Israel berhasil merebut Kota

Tua Yerusalem dari Yordania. Tentu saja apa yang sudah diperoleh oleh Israel

tersebut, tidak akan mungkin untuk dilepas kembali. Waktu perang yang cukup

singkat berlangsung hanya dalam waktu enam hari telah memperlihatkan bahwa

pertahanan pasukan Israel cukup kuat. Pada hari keenam, pasukan Israel telah

mampu menguasai Semenanjung Sinai, Tepi Barat dan Gaza, serta Dataran Tinggi

Golan milik Syria. Seluruh wilayah di Palestina pun berhasil dikuasai oleh Israel.

Kontrol Israel atas tanah di Palestina yang semula hanya 5.900 mil persegi (sesuai

dengan Rencana Pembagian PBB Tahun 1947) bertambah 3 kali lipat lebih yaitu

menjadi 20.870 mil persegi.

Sebelum Israel berhasil merebut semua wilayah Palestina pada perang

tahun 1967, populasi Palestina di Tepi Barat dan Gaza yang hidup dibawah rezim

okupasi Israel menunjukan angka 596.000 jiwa yang menetap pada daerah seluas

2.270 mil persegi. Sementara itu, populasi Palestina yang menetap di daerah

seluas 140 mil persegi ada sekitar 350.000 jiwa. Populasi di dua titik tersebut

lantas mengalami perubahan yang signifikan akibat kemenangan Israel di perang

tahun 1967.

Adapun akibat dari perang enam hari pada tahun 1967, terdapat kurang

lebih 200.000 orang Palestina yang menjadi terlantar.158 Dewan Keamanan PBB

pun kembali mengeluarkan Resolusi No.237 pada 4 Juni 1967. Resolusi ini

menawarkan agar Pemerintahan Israel bisa memfasilitasi kembalinya orang-orang

yang terlantar ke daerah masing-masing yang rusak akibat operasi militer. Namun

ternyata resolusi ini tidak mampu menunjukkan kekuatan pengaruhnya bagi Israel,

sama seperti resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB yang sebelumnya. Walaupun

awalnya Israel menyatakan “ya” disertai berbagai alasan untuk memberi izin

kembali para pengungsi akibat perang ke daerah yang ditinggalkannya, tetapi hal

ini perlu dikaji kembali karena pada kenyataannya tidak seperti itu.159 Akhirnya

dampak yang paling signifikan terjadi atas perang 1967 ini adalah munculnya

kembali masalah pengungsi Palestina dari tanah airnya sendiri yang berjumlah

30%.

158 Terlantar yang dimaksudkan disini ialah orang yang meninggalkan rumah dan berpindah ke daerah lain meskipun dalam satu Negara. 159 http://www.jcpa.org/jl/vp485.htm., Jerusalem Letter, No. 485, 1 September 2002..

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 49: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

58

3.2.1 Ketetapan Perbatasan Tahun 1967

Salah satu hal yang cukup penting bagi proses perdamaian antara Arab-

Israel adalah dikeluarkannya Resolusi Dewan Keamanan PBB No.242 pada 22

November 1967. Dalam resolusi tersebut ditegaskan bahwa, “tidak diterimanya

perebutan wilayah melalui perang” dan rumusan yang terdapat dalam resolusi ini

dijadikan dasar inisiatif untuk melakukan perdamaian di antara kedua belah pihak

(Arab-Israel) yang berseteru.

Resolusi No.242 ini memunculkan berbagai penafsiran yang berbeda

antara Amerika Serikat dan Israel. Pada awalnya, Israel menyetujui dan dapat

menerima isi dari resolusi ini yang berisi bahwa semua wilayah- Sinai, Tepi Barat,

termasuk Jerusalem Timur milik Arab, Gaza, dan Dataran Tinggi Golan. Namun

setelah Menachem Begin berkuasa pada 1977, konfrontasi akan penafsiran

resolusi pun dimulai. Begi berargumen bahwa resolusi itu tdak mencakup Tepi

Barat milik Yordania, atau Yudea dan Samaria.160

Resolusi DK PBB No.242161 ini memerintahkan penarikan mundur dari

wilayah-wilayah pendudukan. Persoalannya adalah wilayah-wilayah yang

diduduki. Sama sekali tidak ada keraguan dalam persoalan ini. Adalah suatu

kenyataan yang sangat jelas bahwa Jerusalem Timur, Tepi Barat, Gaza, Golan,

dan Sinai diduduki dalam perang tahun 1967; penarikan dari wilayah-wilayah

pendudukan itulah yang telah ditetapkan oleh resolusi itu.162

Salah satu alasan yang membuat Israel tetap bersikeras mempertahankan

pendapatnya adalah karena dalam Resolusi No.242 tersebut terdapat keambiguan

makna yang memang sengaja dibuat. Frasa yang berisi “dari wilayah-wilayah”

dan bukan “semua” wilayah. Maksud dari frasa tersebut adalah untuk membuat

kemungkinan adanya penyesuaian-penyesuaian yang akan meralat jalur zigzag

yang ditinggalkan menjelang akhir perang tahun 1948. Dari keambiguan makna

tersebut dapat terlihat jelas bahwa memang sampai tahun 1967, Amerika Serikat

masih tetap mendukung upaya-upaya Israel dalam menguasai keseluruhan dari

wilayah Palestina. Secara politik, dapat dilihat bahwa negara-negara Arab yang

sudah berkembang dan notabene merupakan negara Islam memang merupakan

160 Paul Findley. Diplomasi Munafik Zionis Israel. Bandung: Mizan. 2006, 77. 161 Lihat Lampiran 6. 162 Op.Cit, 78.

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 50: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

59

anggota dari PBB, namun beberapa dari mereka juga merasakan bahwa mereka

tidak lebih dari alat yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan Amerika dan

negara-negara Barat.163

Dengan berakhirnya perang tahun 1967 dan dikeluakannya ketetapan

perbatasan oleh DK PBB no.242 tersebut, terlihat semakin membuat dinamika

yang berarti atas demografi Palestina yang tidak hanya berdampak pada okupasi

kembali tanah-tanah milik mereka tetapi juga terdiasporanya kembali para

penduduk Palestina dari rumah dan tanah mereka. Untuk lebih memperjelas

wilayah mana saja yang telah diokupasi oleh Israel dapat dilihat dalam peta di

bawah ini:

Gambar 3.1 Peta Israel-Palestina Setelah Perang Tahun 1967

163 William Montgomery Watt. A Short Story of Islam. U.S.A: Oneworld Publications. 1996, 137.

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 51: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

60

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 52: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

BAB 4

DINAMIKA KEPENDUDUKAN PALESTINA

TAHUN 1947- 1967

4.1 Kependudukan Palestina Menurut Data Statistik Tahun 1947

Kependudukan Palestina pada tahun 1947 berdasarkan data statistik yang

peneliti dapatkan hanyalah sebuah proyeksi bukan merupakan data statistik yang

diperoleh dari hasil sensus maupun survey. Data tersebut peneliti dapatkan dari

dokumen yang dipersiapkan oleh pemerintah nandat Inggris untuk diserahkan

kedapa PBB pada tahun 1947 (sebelum berakhirnya mandat). Meskipun data

tersebut merupakan proyeksi dan bukan merupakan hasil sensus ataupun survei,

tetapi tetap dapat dijadikan dasar bagi peneliti untuk menganalisisnya.

Data penduduk yang dikumpulkan dapat digunakan untuk memperkirakan

jumlah dan ciri-ciri penduduk lainnya untuk waktu yang akan datang. Untuk

memperkirakan yang akan terjadi biasanya digunakan kata ramalan, seperti

ramalan cuaca, ramalan politik, ramalan ekonomi dan sebagainya. Tetapi dalam

kependudukan sering juga dipakai kata proyeksi, misalnya proyeksi penduduk

Indonesia untuk tahun 2000 sebanyak 241,2 juta.164 Atas dasar data penduduk

Palestina yang merupakan hasil proyeksi untuk tahun 1947 oleh pemerintah

mandat Inggris, peneliti menggunakan data tersebut sebagai bahan analisis

mengenai tingkat demografi Palestina.

Proyeksi dilakukan dengan mengadakan ekstrapolasi pada arah

pertumbuhan penduduk masa lampau.165 Proyeksi yang dilakukan pemerintah

mandat Inggris atas pertumbuhan penduduk Palestina pun juga didasari oleh hasil

sensus sebelumnya yang hanya dilakukan 2 kali saja yaitu di tahun 1922 dan

1931. Meskipun dalam data sensus yang ada masih terdapat beberapa kekurangan

seperti tidak terdatanya seluruh penduduk Palestina yang disebabkan beberapa

data tidak lengkap karena penduduk yang nomaden (berpindah-pindah). Data

164Drs. Ruslan H. Prawiro. Kependudukan: Teori, Fakta dan Masalah. Bandung: Penerbit Alumni. 1979, 87. 165 Ibid.

Universitas Indonesia Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 53: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

61

mengenai hasil sensus yang dilakukan pada tahun 1922 dan tahun 1931 tersebut

telah peneliti bahas pada bab sebelumnya.

Meskipun pada kenyataannya meramalkan penduduk dan hal-hal yang

berkaitan dengan kependudukan tidak semudah meramalkan cuaca, meskipun juga

meramalkan cuaca tidak mudah dan seringkali tidak cocok. Salah satu penyebab

yang menyebabkan kesulitan tersebut adalah karena variabel-variabel yang

menentukan arah perkembangan penduduk sulit untuk diperhitungkan. Dalam hal

ini, proyeksi populasi Palestina pada tahun 1947 dapat kita lihat dalam tabel di

bawah ini dan selanjutnya akan dianalisis untuk memperlihatkan apakah data

proyeksi tersebut sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya atau hanya

mendekati ataukah memang tidak sesuai dengan data yang tercatat pada tahun

1947.

Approximate population growth in Mandatory Palestine(Perkiraan Pertumbuhan Penduduk di Palestina)166

Moslems/ Islam-Arab PalestinaYear

Tahun Source Sumber Total Total

(No.) (%) 1922 1922 Census Sensus 752,048

752.048589,177589.177

78.34 78,34

1931 1931 Census Sensus 1,033,314

1.033.314759,700759.700

73.52 73,52

1937 1937

Estimate Memperkirakan

1,383,3201.383.320

875,947875.947

63.32 63,32

1945 1945 Survey Survey 1,845,560

1.845.5601,076,7801.076.780

58.35 58,35

1947 1947

Projection Proyeksi

1,955,2601.955.260

1,135,2691.135.269

58.06 58,06

Tabel 4.1 Pekiraan Pertumbuhan Penduduk di Palestina (“telah diolah kembali”)

Dari tabel 4.1 di atas, terlihat bahwa angka proyeksi yang ditulis untuk

pertumbuhan populasi Palestina adalah 1.135. 269 jiwa dengan presentase sebesar

58,06%. Proyeksi yang ditunjukkan dengan angka tersebut menunjukkan adanya

peningkatan dari angka yang tercatat dari sensus yang dilakukan terakhir kalinya pada

tahun 1931 yaitu dari angka 759.700 menuju 1.135.269. Hal tersebut memperlihatkan

166 http://www.mideastweb.com, Populasi Palestina Sebelum Tahun 1948.

Universitas Indonesia

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 54: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

62

adanya selisih 375.569 angka. Namun secara persentase, menunjukkan adanya

penurunan yang cukup signifikan, yaitu dari 73,52% menurun menjadi 58,06%.

Adanya perbedaan antara jumlah angka dan persentase populasi Palestina tersebut

disebabkan oleh variable x yaitu adanya peningkatan yang tinggi juga terhadap hasil

sensus menuju proyeksi atas populasi orang-orang Yahudi yang menunjukkan angka

174.606 pada sensus 1931 dan peningkatan pada proyeksi untuk tahun 1947 yaitu

650.000.

Sementara itu, data statistik penduduk Palestina tidak secara gamblang ada

dan menjadi dokumen yang disimpan oleh pemerintahan Palestina karena notabene

Palestina masih berada dalam pemerintahan mandat Inggris. Namun, berdasarkan

data-data yang peneliti dapatkan dari beberapa referensi yaitu buku yang mencatat

perkiraan jumlah penduduk Palestina disebutkan bahwa jumlah populasi Palestina

yang tercatat pada tahun 1947 adalah 1.237.332 jiwa. Angka tersebut peneliti

dapatkan dari buku Khalidi, From Heaven to Qonquest yang mencatat bahwa

menjelang akhir 1947 saat PBB berencana untuk membagi wilayah Palestina, bangsa

Arab masih menjadi penduduk mayoritas dengan jumlah orang Arab Palestina yang

tercatat adalah 1.237.332 dan orang Yahudi mencapai hanya sepertiganya yaitu

608.225 orang.167

Kedua data yang didapatkan tersebut, yang pertama berdasarkan hasil

proyeksi dan yang kedua adalah data yang didapatkan dari hasil catatan di akhir tahun

1947 (setelah rencana pembagian wilayah oleh PBB) menjadi dasar bagi peneliti

untuk menganalisisnya. Menurut teori pertumbuhan penduduk yang mengatakan

bahwa suatu bangsa pada permulaan pertumbuhannya mengalami fase potensi tinggi,

kemudian fase transisi dan selanjutnya fase “incipient decline” setelah mencapai

keseimbangan baru. Menurut teori tersebut dan memperbandingkan dengan

pertumbuhan populasi Palestina, tidak terlihat adanya kesesuaian.

Adapun yang peneliti gunakan yaitu teori transisi demografi (Landes&

Tilly, 1971) yang menyatakan bahwa “Penduduk manusia dapat mempertahankan diri

atau bertambah perlahan-lahan di bawah kondisi kematian yang tinggi seimbang

dengan tingginya kesuburan yang tidak terkendali, kesuburan tetap tinggi dan tidak

167 Data penduduk tahun 1947 setelah dikeluarkannya rencana pembagian oleh PBB ini juga dapat dilihat dari laporan yang dikeluarkan oleh PBB yang merupakan laporan subkomite kepada Komite Khusus untuk Palestina, A/AC/ a1/32.

Universitas Indonesia

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 55: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

63

terkendali sementara waktu, dan rata-rata panjangnya usia bertambah. Akibatnya,

penduduk bertambah cepat, rata-rata kelahiran berkurang karena pengendalian

kelahiran yang disengaja oleh pasangan-pasangan individual. Menurunnya kesuburan

lambat-laun memperlambat pertambahan jumlah penduduk.”

Teori tersebut dinilai belum sepenuhnya sesuai dengan kenyataan

pertumbuhan populasi Palestina tahun 1947. Meskipun pada poin pertama yang

menyebutkan bahwa “tingginya kesuburan yang tidak terkendali, kesuburan tetap

tinggi dan tidak terkendali sementara waktu” sudah sesuai dengan kenyataan yang

ada. Hal ini disebabkan oleh tingginya kesuburan penduduk Palestina yang dapat

dikatakan masih tidak terkendali. Sebagai bukti penguat, jumlah penduduk Palestina

tetap menjadi mayoritas yaitu 2/3 dari total populasi yang ada yaitu berjumlah

1.237.332 jiwa. Meskipun pada akhir tahun itu sudah dilakukan rencana pembagian

wilayah oleh PBB yang secara signifikan seharusnya justru mengurangi porsi

populasi Palestina di tahun tersebut. Namun, pada poin “rata-rata kelahiran berkurang

karena pengendalian kelahiran yang disengaja oleh pasangan-pasangan individual”,

yang disimpulkan sebagai fase transisi demografi, tidak terjadi sama sekali pada

penduduk Palestina di tahun 1947.

Adapun cara membandingkan tepat atau tidaknya proyeksi yang dilakukan

oleh pemerintah mandat Inggris dengan data populasi Palestina yang sesungguhnya

tercatat di akhir tahun 1947, dapat dilihat bahwa angka yang dipakai dalam proyeksi

cukup mendekati kenyataannya. Yaitu dari data proyeksi yang menunjukkan

1.135.269 dan data populasi sesungguhnya menunjukkan angka 1.237.332. Hal

tersebut dapat dinilai bahwa hasil proyeksi cukup mendekati angka populasi yang

sesungguhnya. Meskipun pada kenyataannya terdapat selisih angka (rasio) sebesar

102.063, namun setidaknya data proyeksi tersebut telah dilakukan dengan matang

karena telah didahului dengan melakukan teknik survey yang dilakukan tahun 1945

dan proses ektrapolasi168 pada arah pertumbuhan yang diperlihatkan dari dua sensus

yang telah dilakukan sebelumnya (1922 dan 1931).

168 Ekstrapolasi ialah menaksir atau menghitung secara eksak jumlah penduduk yang akan datang dengan menggunakan persamaan pertumbuhan penduduk masa lampau, misalnya dengan persamaan garis lurus, persamaan bunga berganda, dll.

Universitas Indonesia

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 56: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

64

4.2 Aspek-aspek yang Mempengaruhi Dinamika Kependudukan Palestina

Tahun 1947-1967

Aspek-aspek yang mempengaruhi dinamika kependudukan Palestina tahun

1947-1967 ialah meliputi natalitas penduduk, mortalitas penduduk, migrasi (yang

mencakup imigrasi dan emigrasi) serta mobilitas sosial penduduk. Dalam

menganalisis aspek-aspek tersebut, diperlukan data-data yang lengkap dan valid

terkait sumber-sumber data kependudukan di Palestina tahun 1947-1967. Namun

pada kenyataannya, satu hal yang cukup menyulitkan bagi peneliti adalah sangat

minimnya data yang diperlukan untuk melakukan proses analisis.

Hal yang melatarbelakangi sulitnya mendapat data yang lengkap tersebut

adalah karena minimnya data populasi Palestina. Seperti yang disebutkan juga oleh

Justin McCarthy : “The evaluation of Palestinian population presents unique

difficulties. Foremost of these is a lack of data.” 169 Data yang peneliti dapatkan

adalah berdasarkan sumber yang ditulis oleh para demografer, salah satunya adalah

data yang ditulis oleh Justin McCarthy dan diperoleh dari hasil pencarian di

website. Data tersebut oleh peneliti akan dibandingkan dengan data-data yang

berupa angka, tabel maupun rasio yang ditulis dalam sumber-sumber lain dalam

beberapa buku referensi yang di dalamnya cukup sedikit yang membahas tentang

kependudukan Palestina tahun 1947-1967.

Seperti sudah dibahas dalam subbab 4.1 bahwa data yang peneliti dapatkan

berasal dari sumber yang diterbitkan oleh PBB atas pemerintahan mandat Inggris di

Palestina saat itu (tahun 1947). Data tersebut meliputi hasil sensus yang terjadi dua

kali yaitu pada tahun 1922 dan 1931, hasil survey tahun 1945, estimasi populasi dan

proyeksi. Namun karena ketiadaan rasa aman para penduduk akibat Perang Dunia

Kedua menyebabkan pemerintah mandat Inggris kesulitan untuk melakukan proses

sensus kembali atas para penduduk Palestina. Prosedur yang digunakan dalam

mengidentifikasikan jumlah penduduk adalah pada akhirnya hanya berdasarkan

169 Tulisan Justin McCarthy berjudul: Palestine’s Population During The Ottoman and The British Mandate Period yang terdapat dalam website http://www.palestineremembered.com. diakses pada 9 Juni 2009.

Universitas Indonesia

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 57: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

65

estimasi terkait jumlah kelahiran dan kematian. Namun hasilnya ternyata kurang

memuaskan.170

Pada tahun 1949, pasca terjadinya konflik dan perang, untuk

mengidentifikasikan jumlah penduduk menjadi semakin sulit. Adapun survey yang

menyajikan data secara detail, tidak menjadi sumber yang utama bagi para

demografer karena tidak mampu mengestimasikan berapa jumlah orang yang

menikah antar orang Palestina dengan jumlah orang yang menikah bukan dengan

orang Palestina. Hal tersebut dikarenakan oleh ketiadaannya data statistik atau

sensus yang dilakukan pasca perang tahun 1948 untuk mengidentifikasi secara jelas

mana saja orang yang merupakan para penduduk asli Palestina maupun yang bukan

penduduk asli.

Dengan ketiadaannya data yang mampu memperlihatkan demografi

Palestina, ternyata para ahli demografi asal Israel melakukan survey, studi

demografi, serta meneliti tingkat fertilitas di Palestina. Meskipun telah dilakukan

perhitungan atau survey oleh para ahli demografi Israel, tetapi pada kenyataannya

hal tersebut tidak menunjukkan hasil yang signifikan terhadap jumlah penduduk

Palestina di luar garis perbatasan Israel dan Palestina. Hal tersebut disebabkan oleh

ketiadaanya akurasi atas perhitungan jumlah penduduk Palestina baik yang berada

di dalam maupun di luar perbatasan Israel dan Palestina.

4.2.1 Natalitas Penduduk Palestina 1947-1967

Semua orang ditakdirkan Tuhan lahir menjadi manusia di muka bumi ini

untuk bertahan hidup dan kemudian akan mengalami kematian. Di antara kejadian

antara kelahiran dan kematian tersebut adalah variabel yang berisi beraneka ragam

peristiwa beserta variasi-variasinya yang dijadikan sebagai objek bagi ilmu

kependudukan (demografi). Peristiwa dimulai dengan adanya kelahiran. Kelahiran

adalah proses yang banyak sangkut pautnya dengan kewredian penduduk, terutama

wanitanya.171 Kewredian apabila tidak dimanfaatkan maka tidak akan

menyebabkan adanya kelahiran. Secara umum, kewredian ialah kapasitas jasmaniah 170 Tulisan Justin McCarthy berjudul: Palestine’s Population During The Ottoman and The British Mandate Period yang terdapat dalam website http://www.palestineremembered.com. diakses pada 9 Juni 2009. 171 Drs. Ruslan H. Prawiro. Kependudukan: Teori, Fakta, dan Masalah. Bandung: Penerbit

Alumni.1979, 61.

Universitas Indonesia

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 58: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

66

untuk memproduksi keturunan. Kewredian pada wanita pada wanita pada umumnya

dimulai antara umur 13 sampai dengan 17 tahun, atau rata-rata sekitar 15 tahun dan

berakhir rata-rata pada 46 tahun; jadi masa kewredi adalah 31 tahun.172

Sementara itu, hal yang berkaitan dengan kelahiran (natalitas) ada sangkut

pautnya pula dengan kesuburan atau yang bisa disebut dengan fertilitas. Kesuburan

wanita dapat dinyatakan oleh banyak sedikitnya kelahiran. Dengan adanya

perhitungan pada tingkat kelahiran, akan dapat mendekripsikan perkiraan jumlah

penduduk untuk waktu yang akan datang.

Melihat natalitas yang berupa tingkat kelahiran di Palestina tahun 1947-

1967, dapat ditelisik dari catatan-catatan perkembangan penduduk yang ada. Dapat

dikatakan bahwa sejak awal pertengahan abad ke-19 dan kemungkinan juga dengan

waktu yang jauh sebelumnya, proporsi kelahiran anak yang berasal dari orang tua

keturunan Arab Palestina telah dicatat dan menjadi catatan yang tertinggi dari

beberapa populasi yang lainnya.173

Rata-rata kelahiran anak dari tiap wanita Palestina yaitu meliliki total

kesuburan bersih (the total fertility rate) lebih dari 7. Kesuburan yang dimiliki oleh

para wanita Palestina tersebut diperkirakan bernilai konstan sejak masa

pemerintahan Dinasti Turki Usmani hingga akhir tahun 1970-an. 174Tingginya

angka kesuburan tersebut tidak hanya meliputi wanita yang tersisa (tidak

mengungsi) yang masih menetap di Gaza dan Tepi Barat saja, tetapi juga dialami

oleh para wanita Palestina yang telah menjadi pengungsi pasca perang tahun 1948

maupun perang tahun 1967.

Terdapat perbandingan yang cukup unik antara tingkat fertilitas antara para

penduduk Muslim dengan penduduk Kristen di Palestina, yaitu selama

pemerintahan mandat Inggris atas Palestina dan setelah tahun 1948. Selama periode

mandat Inggris, rata-rata wanita Palestina yang beragama Kristen hanya memiliki 2-

3 anak saja daripada jumlah anak dari wanita Muslim Palestina. Di Israel

menampakkan hasil yang lebih rendah dari angka tersebut. Pada tahun 1960 sampai 172 Ibid. 173 Tulisan Justin McCarthy berjudul: Palestine’s Population During The Ottoman and The British Mandate Period yang terdapat dalam website http://www.palestineremembered.com. diakses pada 9 Juni 2009. 174 Tulisan Justin McCarthy berjudul: Palestine’s Population During The Ottoman and The British Mandate Period yang terdapat dalam website http://www.palestineremembered.com. diakses pada 9 Juni 2009.

Universitas Indonesia

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 59: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

67

dengan tahun 1970, wanita Palestina yang beragama Kristen memiliki rata-rata

kurang dari setengah dari banyak anak yang dilahirkan oleh para wanita Muslim

Palestina

Berdasarkan data statistik dari pemerintah mandat Inggris pada tahun 1931,

saat dilakukannya sensus, ternyata menunjukkan bahwa wanita Muslim Palestina

telah menikah pada rentang umur 15-44 tahun ada sebanyak 75% dari total jumlah

wanita Muslim. Berbeda dengan wanita Kristen yang menikah pada rentang umur

yang sama, hanya menunjukkan persentase sebesar 65%. Sementara itu, pada tahun

1967, jumlah angka pada wanita Palestina yang menikah pada rentang umur

tersebut menurun, yaitu sebesar 14% di Gaza, dan 19% di Tepi Barat.

Data statistik di atas, meskipun hanya terdapat pada selang dua periode yaitu

yang menggambarkan fertilitas pada tahun 1931 dan tahun 1967 saja ternyata175

menunjukkan perbandingan yang cukup signifikan yaitu bahwa para wanita Muslim

Palestina memang memiliki tingkat fertilitas yang cukup tinggi. Hal tersebut juga

menunjukkan bahwa penduduk Muslim Palestina juga masih menjadi mayoritas

karena tingginya angka fertilitas tersebut. Adapun apabila terjadi penurunan pada

tingkat fertilitas, tidak menurun dalam jumlah yang besar karena dipengaruhi oleh

adanya peristiwa perkawinan yang lain.

Krewedian para wanita Muslim Palestina juga ternyata telah dimanfaatkan

untuk mempercepat laju natalitas yang ada. Berdasarkan kenyataan tersebut,

peneliti melihat bahwa ternyata salah satu faktor yaitu agama, mempengaruhi

seseorang untuk mempercepat pertumbuhan angka fertilitas yang ada. Berdasarkan

hubungan antar agama dan fertilitas menunjukkan bahwa Islam cenderung

memberikan penekanan pada fertilitas yang tinggi dan struktur sosial masyarakat

Islam mendukung fertilitas yang tinggi.176 Kondisi yang terjadi pada penduduk

Muslim Palestina ternyata sesuai dengan teori tersebut. Yaitu bahwa keyakinan

pada agama yang dianut menjadi faktor pendukung untuk mendukung tingginya

fertilitas dan berimplikasi kepada peningkatan angka natalitas. Hal tersebut telah

jelas terdeskripsikan dalam persentase jumlah wanita Muslim Palestina yang

menikah pada rentang umur 15-44 tahun yaitu 75%, lebih tinggi 10% daripada

175 Di antara selang periode waktu tersebut yaitu 1933 sampai dengan 1967 memungkinkan memiliki dan terjadi peningkatan berupa nilai angka yang konstan. 176 Lihat Lolimer, 1958: 186-189.

Universitas Indonesia

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 60: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

68

persentase jumlah wanita Kristen Palestina yang menikah di rentang umur yang

sama (65%). Dengan lebih besarnya presentase wanita Muslim Palestina yang

menikah di rentang umur tersebut, mengimplikasikan fertilitas yang tinggi dan

mendukung tingkat natalitas yang akan menunjukkan angka yang lebih tinggi.

Sementara itu, ketika kita merujuk pada agama Kristen maupun Yahudi,

para penganutnya tidak menunjukkan adanya keterikatan pada agama yang

ajarannya adalah untuk memperbanyak keturunan atau meningkatkan angka

fertilitas. Secara struktur sosial pun, masyarakat penganut agama Kristen dan

Yahudi tidak pula memperlihatkan untuk melebihkan kecenderungan nya terhadap

fertilitas yang tinggi dalam meningkatkan laju pertumbuhan penduduk dan

memperbaiki struktur masyarakatnya.

Adapun salah satu variabel lain yang mempengaruhi tingginya angka

natalitas penduduk Palestina selain fertilitas yang dipengaruhi oleh faktor agama,

adalah faktor yang bersifat politis. Faktor politik yang tercermin dalam konflik

antara Palestina dan Israel, menjadi salah satu faktor pendukung dalam

meningkatkan tingginya laju fertilitas penduduk Palestina. Faktor yang bersifat

politis itulah yang mempengaruhi peningkatan angka populasi orang Yahudi di

Palestina dengan migrasi seiring juga dengan tingginya natalitas penduduk

Palestina. Tingginya angka natalitas penduduk Palestina tentu membuat cemas para

Zionis, karena bagi mereka demografi adalah sebuah ancaman atas eksistensi

mereka di Palestina. Apabila semakin meningkat natalitas penduduk Palestina,

maka semakin besarlah populasi Palestina dan hal itu akan membuat orang-orang

Yahudi menjadi semakin minoritas. Menghadapi masalah tersebut, para Zionis

Israel melakukan berbagai upaya untuk menekan laju natalitas penduduk Palestina

yang bertambah tinggi pasca perang 1948. Salah satunya dengan cara yang

dilakukan oleh Ben Gurion. Ben Gurion masih tetap prihatin mengenai masalah

demografi, sehingga pada 1949 dia memprakarsai pemberian hadiah bagi para ibu

yang melahirkan anak yang kesepuluh.177 Program tersebut gagal mencapai

tujuannya, karena ternyata banyak dari ibu-ibu keturunan Palestina yang

mendapatkannya dan akhirnya dihentikan setelah satu dasawarsa berjalan.

177 Paul Findley. Diplomasi Munafik Zionis Israel. Bandung: Mizan. 2006, 54.

Universitas Indonesia

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 61: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

69

Para tokoh Zionis juga berupaya untuk memperbesar jumlah orang-orang

Yahudi agar menjadi mayoritas, tetapi bukan dengan pertumbuhan yang alami yang

mereka lakukan. Migrasi adalah cara para Zionis untuk mempercepat laju

pertumbuhan penduduk Yahudi di Palestina Laju migran Yahudi dari seluruh

penjuru dunia masuk ke Palestina menjadi faktor yang hanya mampu menjadi

penenang yang mempengaruhi hanya sedikit dari banyaknya kegelisahan para

Zionis atas permasalahan demografi, yaitu laju natalitas tinggi Palestina tersebut.

Sementara dengan tingginya natalitas yang ada, penduduk Palestina tetap tumbuh

berkembang secara alami, tanpa paksaan dari siapapun.

4.2.2 Mortalitas Penduduk Palestina tahun 1947- 1967

Makhluk hidup dapat ditandai dengan adanya proses berlangsungnya

metabolisme atau aktivitas kimia di dalam tubuh, kemampuan untuk tumbuh dan

berkembang biak, kemampuan untuk mempertahankan diri, memiliki kepekaan

terhadap rangsangan, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungannya.

Sementara itu, kematian yang akan mengeksekusi hal-hal tersebut menjadi hilang.

Sehingga ketika makhluk hidup tersebut mati, maka tidak ada ubahnya seperti

benda yang ada di sekitarnya dan tidak memiliki aktivitas. Begitu pula manusia,

sebagai bagian dari makhluk hidup, manusia menjalani hidupnya di dunia dengan

diawali dengan proses kelahiran lalu melakukan aktivitas di sepanjang hidupnya

dan berakhir pada kematian yang entah karena disebabkan oleh penyakit,

kecelakaan, masa tua maupun karena tertimpa musibah.

Kebanyakan orang tidak mencapai umur maksimalnya karena berbagai

sebab. Tubuhnya mengalami kerusakan yang tidak dapat pulih atau dipulihkan

kembali, bencana perang, dan kecelakaan yang banyak merenggut hidup orang

lebih-lebih dalam zaman maju seperti ini.178 Dalam konteks mortalitas yang

terjadi pada penduduk Palestina hanya terdapat data yang menggambarkan tingkat

mortalitas yang terjadi selama rentang waktu 1860 sampai dengan tahun 2000.

Namun data tersebut tidak menggambarkan secara lengkap kondisi mortalitas per

tahunnya. Oleh karena itu, peneliti hanya menganalisis data yang berelevansi

dengan penduduk Palestina dalam rentang waktu 1947-1967 yaitu yang disajikan 178 Drs. Ruslan H. Prawiro. Kependudukan: Teori, Fakta, dan Masalah. Bandung: Penerbit Alumni. 1979, 70.

Universitas Indonesia

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 62: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

70

di tabel adalah data tahun 1931 dan 1940 (untuk wilayah Palestina179) dan data

tahun 1950, 1960, 1970 (untuk wilayah Tepi Barat dan Gaza). Selain itu akan

dikomparasikan dengan data yang didapatkan dari sumber data lain yaitu buku

yang melaporkan terkait mortalitas Palestina pada rentang waktu tersebut.

Berikut ini adalah data mortalitas penduduk Palestina yang disajikan

dalam bentuk tabel yaitu sebagai berikut; Palestinian Mortality, 1860-2000180

Male Life Expextancy at Birth (Years)

Female Life Expextancy at Birth (Years)

Infant Mortality Rate* (/1000)

Palestine 1860 22 24 380 1914 30 32 290 1931 35 37 240 1940 37 39 220 Israel 1950 42 45 200 1960 58 62 50 1970 63 67 45 1980 65 70 40 1990 68 72 36 2000 76 78 10 West Bank & Gaza

1950 42 45 200 1960 43 46 190 1970 44 46 170

Tabel 4.2 Mortalitas Palestina 1860-2000 (“telah diloah kembali”)

Menurut Justin McCarthy, tabel 4.2 di atas merupakan penggambaran

tingkat kematian/ mortalitas yang standar, dimana di dalamnya terdapat data

tentang ekspetasi (harapan) hidup dari lahir yang berupa rata-rata angka tiap

tahunnya dari pria dan wanita Palestina. Data statistik tersebut ternyata lebih

banyak menggambarkan tingkat persentase kematian pada anak.

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata usia pria di wilayah

Palestina pada tahun 1931 diharapkan hanya mampu bertahan hidup hingga pada

usia 35 tahun. Sementara itu, wanita Palestina harapan hidupnya selisih dua tahun

lebih lama daripada pria. Tidak berbeda jauh dengan tahun 1940, meskipun 179 Palesti na masih dalam wilayah penguasaan pemerintah Mandat Inggris sampai tahun 1948. 180 Tabel ini adalah sisipan di dalam tulisan Justin McCarthy berjudul: Palestine’s Population During The Ottoman and The British Mandate Period yang terdapat dalam website http://www.palestineremembered.com

Universitas Indonesia

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 63: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

71

terlihat ada peningkatan terhadap harapan hidup pria di Palestina yaitu lebih lama

dua tahun dibandingkan dengan data tahun 1931. Yaitu terlihat harapan hidup pria

Palestina mencapai sampai usia 37 tahun. Begitu pula yang terjadi dengan wanita

Palestina, harapan untuk hidupnya lebih panjang dua tahun dari semula yaitu 37

tahun menjadi 39 tahun.

Harapan hidup penduduk yang hidup di wilayah Palestina di atas, sama

dengan yang terjadi pada penduduk di wilayah Tepi Barat dan Gaza. Harapan

untuk mampu bertahan hidup pada tahun 1950, 1960, dan 1970 menunjukkan

adanya tambahan lamanya usia dari penduduk Palestina. Yaitu di tahun 1950,

menuju ke angka 42 tahun untuk pria dan 45 tahun untuk wanita. Tahun 1960,

dimana ekspetasi usia pria meningkat satu tahun menjadi 43 tahun dan wanita

menjadi 46 tahun. Serta data terakhir, tahun 1970 yaitu setelah terjadinya perang

tahun 1967 yang menyebabkan banyaknya para pengungsi karena Israel telah

mengokupasi semua daerah tempat tinggal para penduduk yang menunjukkan

bertambahnya satu tahun lebih panjang dari umur para penduduk Palestina yaitu

untuk pria menjadi 44 tahun dan untuk wanita 46 tahun (tidak berubah).

Dengan adanya perubahan harapan hidup yang semakin meningkat di tiap

tahun yang tercantum dalam tabel di atas, terlihat bahwa adanya siklus tiap tahun

dengan bertambah panjangnya harapan hidup dari penduduk Palestina baik pria

maupun wanita. Hal tersebut menunjukkan bahwa ternyata meskipun adanya

derita dan trauma dari penduduk Palestina akibat perang yang terjadi dalam

periode tahun 1948, 1956, dan 1967 namun justru hal tersebut menyebabkan

harapan mereka untuk hidup jauh lebih panjang (meskipun hanya satu tahun saja).

Sementara itu, tingkat mortalitas dalam tabel 4.2 di atas yang peneliti

gunakan hanyalah data terkait mortalitas anak-anak Palestina. Sejak tahun 1931

angkanya sudah tinggi yaitu mencapai 24%. Namun pada tahun 1940 angka

mortalitas tersebut menjadi menurun menjadi 22%. Terjadinya penurunan

terhadap angka mortalitas tersebut, yaitu saat Palestina masih di bawah mandat

Inggris, disebabkan karena adanya perkembangan dalam bidang industri dan

teknologi yang berkembang saat itu. Penemuan dalam bidang kedokteran pun

muncul ke permukaan. Perkembangan dalam bidang kedokteran tersebut

berimplikasi pada banyaknya praktik dalam bidang kesehatan. Pada saat itu

Universitas Indonesia

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 64: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

72

muncul dan berkembang sistem sanitasi, penyediaan air bersih, dan banyaknya

perusahaan yang berdiri dalam rangka pelayanan kesehatan masyarakat adalah

faktor-faktor yang cukup berpengaruh pada perkembangan penduduk Palestina

yang mampu menekan laju mortalitas dan meningkatkan eskpetasi hidup

penduduk Palestina.

Pada tahun 1950, 1960, dan 1970 di Tepi Barat dan Gaza tingkat

mortalitas pada anak-anak Palestina mulai menurun dari tahun sebelumnya

menjadi 20%, 19%, dan 17%. Adapun dalam rentang waktu sejak 1950-1967

pengungsi Palestina telah ditopang oleh UNRWA. UNRWA adalah salah satu

badan yang mengurusi masalah pengungsi Palestina dari PBB dan menjadi

tumpuan dalam mengurusi keseharian para pengungsi Palestina yang tersebar

penempatannya di beberapa negara-negara Arab. Mortalitas yang terjadi di

wilayah Tepi Barat dan Gaza pada ketiga tahun di atas data dikatakan masih

terbilang lebih sedikit dibandingkan yang terjadi pada para pengungsi Palestina

yang berada dalam tumpuan UNRWA. Kondisi kesehatan para pengungsi jauh

lebih lebih buruk dibandingkan dengan penduduk yang berada di Tepi Barat dan

Gaza. Karena keberadaan pengungsi yang hanya tinggal di tenda-tenda

penampungan, dimana juga ada keterbatasan dalam makanan dan air bersih, maka

peningkatan angka mortalitas pun tidak dapat diragukan lagi.

Data yang terdapat pada tabel 4.2 di atas (menunjukkan merujuk pada

penduduk Palestina yang masih menetap di Tepi Barat dan Gaza) tentu berbeda

dengan tingkat mortalitas penduduk Palestina pada tahun 1950-1967 yang berada

dalam pengungsian di negara lain. Pada beberapa negara (yang menjadi tempat

pengungsian orang-orang Palestina) melakukan pencatatan juga terkait tingkat

mortalitas orang-orang pengungsi Palestina yang dibedakan dengan tingkat

mortalitas di negaranya sendiri.181 Namun data tersebut (mortalitas para

pengungsi Palestina) tidak peneliti dapatkan, kerena data yang ada hanya berkisar

pada jumlah populasi yang mengungsi beserta titik-titik sasaran yang dijadikan

tempat untuk mengungsi.

181 Tulisan Justin McCarthy berjudul: Palestine’s Population During The Ottoman and The British Mandate Period yang terdapat dalam website http://www.palestineremembered.com. diakses pada 9 Juni 2009.

Universitas Indonesia

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 65: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

73

4.2.3 Migrasi Penduduk Palestina tahun 1947-1967

Ada dua macam perpindahan yang berlangsung dalam sebuah tatanan

masyarakat, hal ini sering disebut dengan istilah mobilitas vertikal dan mobilitas

horizontal.182 Sementara itu mengenai mobilitas ini, dalam sosiologi menurut

sifatnya dibedakan menjadi mobilitas vertikal dan mobilitas horizontal. Yang

termasuk mobilitas vertikal adalah perubahan status sosial dengan melihat

kedudukan generasi sebelumnya dan mobilitas horizontal adalah perpindahan

penduduk secara teritorial, spasial atau geografis.183 Adapun mobilitas horizontal

ialah perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain inilah yang disebut dengan

migrasi, meskipun tidak setiap gerak horizontal adalah migrasi.184

Perpindahan penduduk atau migrasi adalah perubahan yang terjadi pada

semua wilayah di muka bumi ini, baik dalam jumlah yang besar maupun kecil,

berpindah ke dalam maupun ke luar dari suatu tempat.185 Mempelajari tentang

migrasi dan mobilitas adalah komponen yang membutuhkan daya kritis juga

dalam pemahaman terhadap pertumbuhan penduduk, perubahannya dan masalah

yang muncul karena migrasi tersebut.186

Biasanya perpindahan penduduk dibagi menjadi dua macam, yaitu

migrasi internasional dan migrasi internal. Pada migrasi internasional biasanya

para migran melintasi batas suatu negara masuk ke negara lain, sedangkan pada

migrasi internal para migran bergerak di dalam suatu negara, tanpa melintasi

batas-batas negara. Pada migrasi internasional, orang yang meninggalkan negara

disebut emigran oleh negara itu, dan dinamakan imigran oleh negara yang

didatangi. 187

Migrasi Palestina tahun 1947-1967 yang akan menjadi pembahasan

peneliti adalah migrasi penduduk Palestina yang dapat dikatakan sebagai migrasi

internasional. Migrasi internasional dilakukan oleh orang-orang Palestina karena

182 Drs. Ruslan H. Prawiro. Kependudukan: Teori, Fakta, dan Masalah. Bandung: Penerbit Alumni.1979, 70. 183 Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Dasar-dasar Demografi. Lembaga Penerbit FE UI.1981,117. 184 Op.Cit. 185 W.A.V Clark. Human Migration. Sage Publications. 1986, 7. 186 Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Dasar-dasar Demografi. Lembaga Penerbit FE UI.1981,117. 187 Drs. Ruslan H. Prawiro. Kependudukan: Teori, Fakta, dan Masalah. Bandung: Pnerbit Alumni.1979, 77.

Universitas Indonesia

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 66: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

74

ada penyebabnya, yaitu karena adanya kependudukan Israel sehingga

menyebabkan penduduk Palestina menjadi pengungsi dari negaranya sendiri.

Proses migrasi Palestina ini akan peneliti bagi menjadi dua aspek yakni imigrasi

dan emigrasi. Imigrasi Palestina 1947-1967 akan mengungkapkan ada atau

tidaknya penduduk Palestina yang bermigrasi kembali dari tempat-tempat

pengungsian mereka (di negara lain) menuju ke Palestina kembali sebagai tanah

air mereka. Sementara itu, emigrasi Palestina 1947-1967 mengungkapkan

terjadinya gelombang pengungsi (migrasi keluar) dari wilayah Palestina ke

wilayah ataupun negara lain akibat tanah mereka diokupasi oleh Israel dalam

kurun waktu 20 tahun yakni dari tahun 1947 sampai dengan tahun 1967.

4.2.3.1 Imigrasi Palestina

Imigrasi Palestina yang dimaksud disini adalah orang-orang Palestina yang

berasal dari luar Palestina dan masuk kembali menjadi penduduk Palestina.

Melihat dari sejarah yang ada, pada periode Dinasti Turki Usmani dan pemerintah

mandat Inggris, migrasi adalah faktor minor dalam demografi Palestina yang

populasi terdiri dari kaum Muslim dan Kristen.

Sejak tahun 1947, tepatnya pada 29 November 1947 saat dikeluarkannya

Resolusi PBB No.181 yang berisi tentang pembagian wilayah Palestina menjadi

tiga teritorial yakni wilayah Palestina yang meliputi 42% dengan perimbangan

penduduk 725.000 orang Arab dan 10.000 orang Yahudi, wilayah Israel yang

meliputi 57% dengan perimbangan penduduk 498.000 orang Yahudi dan 497.000

orang Arab dan wilayah (zona) internasinal yaitu Yerusalem dengan perimbangan

penduduk 100.000 Yahudi dan 105.000 Arab Palestina. Padahal sebelum adanya

pembagian wilayah tersebut yaitu sekitar pertengahan tahun 1947, Palestina masih

merupakan mayoritas dan daerah teritorialnya mencakup untuk seluruh penduduk

Palestina (meskipun pada saat itu Palestina masih berada dalam pemerintahan

Mandat Inggris). Jumlah penduduk Arab Palestina saat itu adalah 1.237.332.

Angka tersebut menunjukkan bahwa orang Arab Palestina masih menguasai

sekitar 92% tanah Palestina dan sisa yang lainnya adalah diduduki orang Yahudi

berjumlah sekitar 608.222 atau menguasai sekitar 8% saja dari wilayah Palestina.

Universitas Indonesia

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 67: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

75

Kondisi penduduk pun berubah dan mengalami dinamisasi seiring dengan

berjalannya pembagian wilayah oleh PBB tersebut dan pergerakan Israel yang

mulai menduduki wilayah Palestina secara perlahan. Pada awalnya, Penduduk

Palestina terus mengalami peningkatan karena faktor alami yang menunjangnya

yaitu tingkat fertilitas yang cukup tinggi dibanding penduduk Israel. Penduduk

Palestina tetap menjadi mayoritas di negaranya maupun di negara bagian Israel

serta Yerusalem, namun seiring dengan lahirnya negara Israel pada 14 Mei tahun

1948, para Yahudi di seluruh penjuru dunia pun berbondong-bondong menuju ke

negara baru ciptaan mereka, Negara Israel. Secara cermat, para kaum Zionis

melakukan propaganda terhadap orang-orang Yahudi di seluruh penjuru dunia

untuk mulai melakukan migrasi besar-besaran ke wilayah Palestina. Beberapa hari

berselang sejak Israel memprokamirkan negara baru nya tersebut, terjadi perang

1948 yang merupakan cikal bakal awal lahirnya masalah penduduk Palestina yang

keluar dari negara mereka sendiri atau beremigrasi ke negara lain.

Pasca perang Arab Israel pertama yaitu pada tahun 1949 hanya ada sekitar

170.000 orang Arab Palestina yang masih menetap di tanah yang telah dikuasai

Israel atas kemenangannya pada perang tahun 1948. Di antara mereka adalah pria,

wanita dan anak-anak yang merupakan 15% dari jumlah penduduk. Adapun

selebihnya yaitu sekitar 726.000 orang dari jumlah total 1.237.332 orang yang

menjadi pengungsi dan terusir dari rumah-rumah mereka. Sekitar 25.000 lainnya

tercatat menjadi pengungsi kasus perbatasan, namun angka ini bukan merupakan

jumlah keseluruhannya.

Majelis Umum PBB telah memerintahkan Israel sejak Desember 1948

melalui Resolusi No.194188untuk membiarkan para pengungsi Palestina kembali

ke rumah-rumah mereka, yang artinya Majelis Umum PBB memberi izin kepada

para migran Palestina untuk berimigrasi kembali ke rumah-rumah mereka namun

ternyata Israel menolak hal tersebut. Adapun alasan dari Israel yang menolak

kembalinya para pengungsi (imigran Palestina) adalah karena sudah begitu

bnayak rumah mereka yang telah diambil alih oleh orang-orang Yahudi ataupun

telah dihancurkan dan diganti menjadi perumahan baru bagi orang-orang Yahudi.

188 Teks resolusi bisa diihat dalam Lampiran 5.

Universitas Indonesia

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 68: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

76

Sebuah telaah rahasia dari Kementerian Luar Negeri Israel, pada awal

tahun 1949 mencatat bahwa negara-negara Arab sangat prihatin dengan masalah

pengungsi yaitu dari Kedutaan Besar Mesir di Kairo melaporkan bahwa jika para

pengungsi didesak masuk ke Mesir ”akibatnya” akan menimbulkan bencana bagi

keuangan Mesir, ”akibatnya akan menimbulkan bencana bagi keuangan Mesir.”

Kedutaan Besar Yordania melaporkan bahwa para pengungsi itu merupakan

saluran penyedot yang sangat mengganggu ”sumber-sumber yang hampir kering”

dan bahwa ”uang, pekerjaan, dan kesempatan-kesempatan lain (sangat) langka.”

Kedutaan besar di Libanon melaporkan bahwa para pengungsi menjadi ”beban tak

tertanggungkan” bagi pemerintahan. Sementara Syria ”praktis telah membiarkan

pengeluaran-pengeluaran untuk pertolongan sebagai saluran penyedot anggaran

yang tidak ada pendukungnya.”189

Selain itu, menurut Paul Findley dalam buku nya yang berjudul Diplomasi

Munafik Zionis Israel, seorang koresponden New York Times, Anne O’Hare

McCormck melaporkan bahwa pada 17 Januari 1949 bahwa orang-orang Israel

”berlari dengan kecepatan penuh untuk mendiami kembali tanah-tanha yang

ditinggalkan akibat perpindahan besar-besaran Arab...Tempat mereka (Arab) telah

diambil oleh pemukim Yahudi yang kini berdatangan untuk pertama kalinya

dalam jumlah tak terbatas secepat alat transportasi dapat mengangkut mereka.”

Adapun pada gelombang pengungsi yang kedua terjadi pada tahun 1967.

Laju gelombang pada tahun ini terbilang cukup besar karena mencakup 323.000

orang Palestina yang untuk kedua kalinya diungsikan dari rumah-rumah mereka

sendiri. Dari semua ini, 113.000 adalah pengungsi untuk kedua kalianya dari

726.000 orang yang telah menjadi tunawisma akibat perang tahun 1948.190

Dengan mencermati data-data di atas, terlihat bahwa banyak tindakan yang

dilakukan oleh Israel dalam menghambat laju imigrasi atau kembalinya para

pengungsi Palestina ke rumah-rumah mereka sendiri. Tindakan Israel yang

menghambat laju masuknya migran Palestina (imigran) adalah dengan menguasai

daerah-daerah yang mereka (migran Palestina) tinggalkan dengan terpaksa yaitu

dengan mempercepat laju dalam menduduki daerah yang kosong penduduk dan

mengisinya dengan imigran Yahudi (yang berasal dari seluruh penjuru bumi) ke 189 Paul Findley. Diplomasi Munafik Zionis Israel. Bandung: Mizan. 2006, 58. 190 Ibid., 48..

Universitas Indonesia

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 69: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

77

daerah ataupun rumah-rumah yang kosong tersebut. Ternyata hal tersebut

berdampak cukup signifikan yaitu telah tertahannya para pengungsi Palestina

untuk berimigrasi ke rumah dan wilayah mereka sendiri. Meskipun telah ada

upaya dari PBB untuk mengizinkan kembalinya para pengungsi ke Palestina,

tetapi pada kenyataannya resolusi tersebut tidak berjalan dengan sewajarnya. Hal

tersebut menandakan bahwa resolusi yang ditetapkan tersebut tersebut masih cacat

dari segi hukum maupun keadilan.

4.2.3.2 Emigrasi Palestina

Emigrasi Palestina berarti migrasi atau perpindahan penduduk Palestina

keluar dari wilayah Palestina disebabkan karena beberapa faktor. Salah satu hal

yang melatarbelakangi migrasi para penduduk Palestina keluar dari negara nya

sendiri (beremigrasi) adalah karena terjadi peperangan anatar pasukan Arab

dengan pasukan Israel yang dimulai pada tahun 1948 sampai tahun 1949. Dengan

latar belakang tersebut, dapat dikatakan penduduk Palestina mengalami migrasi

yang disebut sebagai migrasi pengungsi (emigrasi).

Migrasi pengungsi adalah yang terjadi akibat perang. Migrasi pengungsi

memiliki tingkat yang cukup signifikan bagi populasi penduduk pada suatu

negara. 191 Migrasi pengungsi juga terjadi pada saat Perang Dunia Pertama dan

Kedua dimana peristiwa tersebut memuncukan banyak hal yang mempengaruhi

besarnya laju migrasi pengungsi di awal dekade abad ke-19. Hal tersebut ditandai

dengan berlangsungnya kembali konflik politik yang terjadi pada kurun waktu dua

dekade selanjutnya.192

Pada awal tahun 1947, selama Palestina masih berada dalam pemerintahan

mandat Inggris, penduduk Palestina masih menjadi mayoritas di negeri mereka

sendiri. Namun migrasi Palestina mengalami perubahan yang cukup radikal

setelah tahun 1948 atau setelah berlangsungnya perang pertama antara Arab dan

Israel. Peperangan tersebut memberikan efek yang hambar dan rumit pada

pergolakan politik yang terjadi antara Arab dan Israel. Okupasi yang dilakukan

oleh Israel atas wilayah Palestina adalah cara untuk mewujudkan cita-cita politik

mereka secara objektif atas nasionalisme dan ternyata membuahkan hasil. Pada 191 W.A.V Clark. Human Migration. Sage Publications.1986, 89. 192 Ibid.

Universitas Indonesia

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 70: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

78

waktu berikutnya, situasi yang terjadi kian membuat rumit masalah yang ada yaitu

dengan berdirinya negara Israel.193

Setelah peperangan tahun 1948, masalah pengungsi Palestina tidak dapat

dibendung. Oleh karenanya, para pengungsi Palestina dalam jumlah yang sedikit

beremigrasi ke negara Eropa dan Amerika namun tingkat emigrasi terlihat dalam

jumlah yang besar menuju ke negara-negara Arab.194 Adapun menurut W.A.V.

Clark dalam bukunya yang berjudul Human Migration, perpindahan terbagi

menjadi dua yaitu karena sebab penyerangan (peperangan) dan perpindahan

karena sukarela. Biasanya perpindahan karena sukarela didasari oleh masing-

masing individunya. Ada dua alasan mengapa manusia itu melakukan

perpindahan karena sukarela yaitu karena mencari perubahan (diantaranya adalah

dilihat dari aspek pemukiman (biaya, luas, peluang, kualitas), aspek kekerabatan

(kualitas lingkungan, komposisi masyarakat, pelayanan sosial), aspek keberadaan

(sekolah, lapangan pekerjaan, perbelanjaan) dan karena pengaruh (faktor

pendorong: lahan kerja, peluang usaha dan lingkungan hidup). Adapun kaitannya

antara jenis perpindahan tersebut yang merujuk pada kasus pengungsi Arab, maka

dapat disimpulkan perpindahan yang terjadi bukanlah jenis perpindahan yang

dilakukan secara sukarela, baik itu untuk mencari perubahan atau kepuasan

maupun karena pengaruh. Perpindahan yang terjadi adalah karena penyerangan

(peperangan). Peperangan antara Arab dan Israel memunculkan masalah baru

dalam kependudukan Palestina yaitu pengungsi yang terjadi pasca perang tahun

1948.

Emigrasi penduduk Palestina yaitu penduduk Palestina yang keluar dari

negara nya sendiri memiliki spesifikasi data yaitu baik sumber berupa catatan

yang diterbitkan sebagai sisipan dalam buku referensi maupun data yang

bersumber langsung dari UNRWA ( The United Nations Relief and Works Agency

for Palestine Refugees in the Near East) melalui situs internet. UNRWA didirikan

berdasarkan Resolusi Majelis Umum PBB No.302 (IV) pada 8 Desember 1949.

UNRWA menangani langsung terkait kebutuhan dan pekerjaan yanng

193 Prof. Bernard Lewis. The Arab in History. 1987, 176. 194 Tulisan Justin McCarthy berjudul: Palestine’s Population During The Ottoman and The British Mandate Period yang terdapat dalam website http://www.palestineremembered.com. diakses pada 9 Juni 2009

Universitas Indonesia

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 71: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

79

berhubungan dengan pengungsi Palestina. UNRWA mulai melakukan operasi

yang pertama pada 1 Mei 1950. Untuk menanggulangi masalah (memberikan

solusi) terhadap masalah pengungsi Palestina, Majelis Umum PBB telah

melakukan pengulangan dan pembaruan hasil mandat yang masih berlangsung

sampai dengan 30 Juni 2011.195

Sejak didirikan, UNRWA telah memberikan pelayanan untuk para

pengungsi Palestina yang mengungsikan diri ke beberapa negara Timur Tengah.

Kebutuhan yang telah dipenuhi adalah berupa makanan, tempat tinggal, pakaian

untuk lebih dari sepuluh ribu pengungsi. Di lain hal, kebutuhan pendidikan dan

kesehatan juga merupakan pelayanan yang diberikan kepada lebih dari seratus

ribu pengungsi yang masih berusia muda. Dalam melakukan operasi nya,

UNRWA mendasari pencatatan jumlah pengungsi secara legal dengan cara

mendata tiap orang yang kehilangan tempat tinggal (rumah) pasca perang 1948

dan telah tinggal di Palestina dalam rentang waktu antara Juni 1946 sampai

dengan Mei 1948. Berdasarkan catatan UNRWA, jumlah pengungsi Palestina

pada tahun 1950 adalah 914.000. Jumlah tersebut berbeda dengan yang dicatat

dalam buku Paul Findley yang berjudul Diplomasi Munafik Zionis Israel, bahwa

setelah perang tahun1948 pengungsi Palestina berjumlah 726.000. Angka tersebut

dikutip oleh Paul Findley berdasarkan Report of Special Representativie’s Mission

to the Occupied Territories pada 15 September 1967, Laporan PBB No. A/6797.

Angka yang disebutkan oleh laporan PBB tersebut sangat mungkin untuk berubah

dari 726.000 menjadi 914.000 (berdasarkan cacatan pengungsi UNRWA tahun

1950) karena dari rentang waktu yang ada yaitu dua tahun (1948-1950) secara

otomatis dan alamiah terjadi natalitas dan mortalitas yang mempengaruhi

perubahan pada angka tersebut.

Adapun sepertiga dari emigran Palestina yang telah terdaftar sebagai

pengungsi dalam UNRWA yang jumlah nya berkisar 1,3 juta, sejak mulai

operasinya sudah ditempatkan dalam 58 tenda pengungsian yang terdapat di

Yordania, Lebanon, Syria, Tepi Barat dan Gaza. Tenda pengungsian yang

merupakan tempat para emigran (pengungsi) Palestina adalah sebidang tanah yang

menjadi tempat penampungan akomodasi para pengungsi Palestina. Tanah yang

195 http://www.unrwa.org diakses pada 21 Mei 2009.

Universitas Indonesia

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 72: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

80

digunakan sebagai tempat penampungan para pengungsi tersebut telah dikontrak/

disewa oleh pemerintah negara yang menampung emigran Palestina dari para

pemilik tanah lokal. Dalam hal ini dimaksudkan bahwa tanah tempat pengungsi

tinggal bukanlah milik mereka sepenuhnya, mereka hanya diberi hak untuk

memakai atau memanfaatkan tanah tersebut saja untuk tetap tinggal.

Sementara itu, selang waktu sejak didirikannya tenda-tenda pengungsian

di beberapa negara mulai tahun 1950, pada bulan Juni tahun 1967 setelah

terjadinya perang ketiga antara negara-negara Arab dengan Israel yang akhirnya

dimenangkan kembali oleh Israel, sepuluh tenda dibangun kembali untuk

menampung para pengungsi maupun yang bukan pengungsi yang berasal dari

Tepi Barat dan Jalur Gaza yang telah diokupasi oleh Israel. Berikut ini adalah

daftar negara-negara beserta jumlah pengungsi196 Palestina di tiap wilayah

pengungsian beserta keadaan yang melingkupi mereka yaitu: Pertama, Yordania.

Yordania adalah salah satu tempat sasaran bernaungnya para pengungsi Palestina.

Ada sepuluh tenda tempat penampungan pengungsi Palestina di Yordania.

Yordania mengakomoir sebanyak 337.571 pengungsi yang terdaftar atau sekitar

17% dari 1,9 juta dari total keseluruhan pengungsi yang tercatat oleh UNRWA.

Empat tenda didirikan di tepi timur dari sungai Yordania setelah perang

tahun1948, sementara enam tenda dibuat setelah perang tahun 1967. Selain tenda-

tenda yang diakomodasi oleh UNRWA, ternyata ada penambahan tenda yang

dibangun oleh pemerintah Yordania yaitu di daerah Amman, Zarqa dan Madaba.

Populasi pengungsi yang tinggal dalam penampungan dan pengungsi yang bukan

berasal dari penampungan tersebut diestimasikan akan meningkat menjadi 65%

dari seluruh populasi pengungsi di Yordania.

Pada tahun 1948, ada sekitar 100.000 orang pengungsi yang melintasi

sungai Yordania untuk membangun secara darurat tenda penampunga, masjid dan

sekolah dan menganggapnya sebagai kota tempat mereka tinggal. Namun hal

tersebut diketahui oleh ICRC (the International Committee of the Red Cross) dan

segera masalah tersebut ditanggulangi secara darurat sampai beroperasinya

UNRWA pada bulan Mei 1950.

196 Dapat dilihat dalam tabel 4.3 pada halaman.

Universitas Indonesia

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 73: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

81

Pada tahun 1949, Zarqa, dinilai memiliki jumlah pengungsi yang cukup

besar . Antara tahun 1951-1954, tiga tenda penampungan kembali didirikan, yaitu

dua terletak di Amman dan satu di Irbid yang terletak di utara Yordania. Banyak

tenda di Yordania yang menjadi “pelabuhan” bgi para pengungsi dari Tepi Barat

dan Gaza setelah wiayah mereka diokupasi oleh Israel pada tahun 1967. Di antara

jumlah mereka adalah 140.000 yang teerdaftar menjadi pengungsi oleh UNRWA,

padahal data yang sesungguhnya menjadi emigran adalah 240.000 orang

penduduk dari Tepi Barat namun jumlah tersebut menjadi orang-orang yang

terlantar (karena tidak terdaftar menjadi pengungsi). Seluruh pengungsi di

Yordania mendapatkan hak secara penuh menjadi penduduk Yordania dengan

pengecualian yaitu 120.000 orang pengungsi yang berasal dari Gaza (yang datang

pada tahun 1967) telah temasuk dalam administrasi pemerintah Mesir. Mereka

memiliki paspor sementara untuk tetap tinggal di Yordania, namun hak

kependudukan mereka tidak diberikan secara penuh yaitu seperti hak untuk

memilih dan menjadi pekerja di perusahaan tidak akan mereka dapatkan.

Kedua, Libanon. Libanon juga merupakan salah satu tempat tujuan

pengungsi Palestina. Terdapat enam belas tenda penampungan di Libanon, namun

banyak di antaranya yang rusak akibat konflik dan tidak pernah ada upaya untuk

membenahi kembali tenda-tenda yang rusak tersebut. Secara umum, populasi

pengungsi di Libanon mencakup 10% dari total populasi Libanon. Ada satu hal

yang unik dari para pengungsi di Libanon, yaitu mereka tidak memiliki hak sipil

maupun sosial, mereka juga cukup mengalami kesulitan dalam mengakses

pelayanan rumah sakit maupun pelayanan sosial lainnya. Mereka juga tidak

memiliki hak untuk bekerja di Libanon, sehingga mayoritas dari pengunngsi

Palestina di Libanon adalah para pengangguran.

Ketiga, Syria. Pengungsi Palestina yang ditempatkan dalam penampungan

di Syria adalah para penduduk Palestina yang merupakan korban migrasi dari

perang tahun 1948. Mereka berasal dari Palestina bagian timur yaitu dari daerah

Safad dan kota Haifa dan Jaffa. Adapun pada tahun 1967, lebih dari 100.000

emigran Palestina memasuki Syria yang berasal dari Dataran Tinggi Golan dan

bagian lain dari Syria yang telah diokupasi oleh Israel. Berbeda dengan kondisi

pengungsi Palestina di Libanon, pengungsi Palestina yang ditempatkan di Syria

Universitas Indonesia

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 74: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

82

mendapatkan akses untuk mendapatkan pelayanan baik dari perusahaan, sekolah,

universitas dan rumah sakit. Namun ada sebuah kondisi yang cukup disayngkan,

yaitu masih minimnya lingkungan yang bersih seperti sanitasi minim

menyebabkan berbagai resiko bagi kesehatan dari para pengungsi. Sama seperti

yang terjadi di Libanon, data populasi pengungsi Palestina tahun 1950-1967 dari

UNRWA tidak terdefinisikan setiap tahunnya, karena hanya dilakukan selama

lima tahun sekali.

Keempat, Gaza. Populasi Palestina di Gaza dalam skala 5.500 kilometer

persegi diestimasikan sebesar 1,8 juta. Sejak Israel mengokupasi daerah Tepi

Barat dari Palestina pada tahun 1967, tenda-tenda yang ada menjadi sulit untuk

dioperasikan karea wilayah tersebut segera diambil alih oleh Israel. Padahal

sewaktu Israel belum mengokupasi daerah ini merupakan daerah yang memiliki

kemandirian dalam hal pendapatan dari pekerjaan yang mereka usahakan. Setelah

wilayah ini diokupasi oleh Israel, maka masalah pengangguran menjadi masalah

yang cukup berarti dan hal tersebut berdampak pula kepada kondisi sosial dan

ekonomi di tenda-tenda yang telah berubah kepemilikan teritorialnya.

Dari semua titik wilayah sasaran UNRWA dalam membangun tenda

penampungan pengungsi, Gaza menjadi wilayah operasi yang memiliki angka

pengungsi yang terbesar dengan tenda yang sedikit. Lebih dari setengah dari

jumlah total keseluruhan pengungsi hanya tinggal dalam delapan tenda saja.

Banyak dari pengungsi yang menuju Gaza merupakan orang-orang Palestina yang

merupakan korban yang yang teremigrasi sejak pecahnya perang tahun 1948.

Mayoritas dari para pengungsi berasal dari daerah Jaffa, dan Beershareba (salah

satu daerah bagian di Negev). Populasi pengungsi ada sekitar 200.000 orang.

Dari kelima titik tempat pengungsian di atas, jumlah pengungsi Palestina

belum terdeskripsikan dengan jelas, namun dapat diketahui bahwa di tiap-tiap titik

memiliki kondisi dengan karakteristik yang berbeda-beda, baik dari segi

psikologis yang berupa keterikatan, meliputi kenyamanan dan rasa aman yang

dirasakan antara pengungsi Palestina dengan negara (wilayah) tempat

pengungsian, dari segi sosial yang berupa pengakuan dari lingkungan atas hak dan

kewajiban mereka yang juga berperan sebagai makhluk sosial (bermasyarakat)

maupun dari segi nasionalitas yang berupa pengakuan sebagai warga negara yang

Universitas Indonesia

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 75: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

83

dilindungi hak-hak nya.

Kondisi yang berbeda tiap wilayah tempat pengungsian tersebut

sebagaimana adanya telah memperlihatkan karakter khas dari negara-negara Arab

(khususnya Yordania, Lebanon dan Syria). Yordania yang masih menunjukkan

kesolidannya sebagai sesama negara Arab. Yordania mampu menerima para

pengungsi Palestina sebagai penduduk negara. Secara nasionalitas, memang para

pengungsi tidak memiliki kewarganegaraan (disebabkan oleh ketiadaan identitas

sebagai warga negara, di samping juga mereka terusir dari negara mereka sendiri

dan sulit untuk imigrasi ke negara nya), namun Yordania lah satu-satunya negara

penerima migran dari Palestina yang mengakui para pengungsi sebagai penduduk

dalam negara. Dari segi sosial, keberterimaan negara Libanon terhadap pengungsi

Palestina dinilai kurang, karena kurang memperlihatkan kesolidan sosial.

Kesolidan sosial salah satunya dapat diperlihatkan dengan mudahnya akses

pelayanan sosial maupun terbukanya ruang untuk bergerak (mencari lapangan

kerja atau berkompetisi).

Sementara itu, di bawah ini terdapat tabel yang merupakan hasil

perhitungan terhadap jumlah pengungsi yang telah terdaftar oleh UNRWA setiap

lima tahun sekali dimulai saat UNRWA melakukan operasi yang pertama kalinya

(1950). Rentang waktu dibatasi sampai dengan tahun 1970, karena yang ingin

diteliti adalah emigrasi Palestina 1947-1967 maka data yang diperoleh adalah 5 kali

registrasi oleh UNRWA.

Jumlah Pengungsi Palestina Teregistrasi197 Field 1950 1955 1960 1965 1970 Jordan / Yordania

506,200 502,135 613,743 688,089 506,038

Lebanon/ Libanon

127,600

100,820 136,561 159,810 175,958

Syria/ Syria 82,194

88,330 115,043 135,971 158,717

West Bank/ Tepi Barat

- - - - -

Gaza Strip/ Gaza

198,227 214,701 255,542 296,953 311,814

TOTAL 914,221(3) 905,986 1,120,889 1,280,823 1,425,219

Tabel 4.3 Jumlah Pengungsi yang Teregistrasi oleh UNRWA (30 Juni tiap 5 tahun sekali)

197 www.unrwa.org. diakses pada 21 Mei 2009.

Universitas Indonesia

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 76: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

84

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, terlihat bahwa angka populasi pengungsi

yang melakukan registrasi awal di Yordania tahun 1950 menuju tahun 1955

mengalami penurunan dari 506.200 menjadi 502.135. Namun dalam lima tahun

kemudian terhitung dari tahun 1955 1960 1965 kondisi terus mengalami

peningkatan, namun di lima tahun terakhir setelah tahun 1965, populasi pengungsi

yang teregristrasi mengalami penurunan. Kondisi yang menggambarkan pada

awal mengalami penurunan lalu menuju ke peningkatan seperti yang terjadi di

Yordan, ternyata juga terjadi di Libanon yaitu data dari tahun 1950 sebesar

127.600 menuju tahun 1955 menurun menjadi 100.820. Namun di lima tahun

selanjutnya, yaitu tahun 1955 1960 1965 1970, jumlah pengungsi yang

merigistrasikan diri ke UNRWA meningkat dan tidak mengalami penurunan.

Sementara itu, jumlah pengungsi yang telah teregistrasi pada wilayah

Syria dan Gaza mulai dari tahun 1950 sampai dengan tahun 1970 terjadi

peningkatan yang konstan, tanpa ada penurunan sama sekali. Wilayah Tepi Barat

tidak teridentifikasi adanya populasi pengungsi, hal ini disebabkan oleh kondisi

Tepi Barat yang masih terintegrasi dengan Yordania dari tahun 1955 sampai

dengan tahun 1967 saat perang ketiga Arab Israel yang dimenangkan oleh Israel

dan berhasil menaneksasi seluruh wilayah Palestina yaitu meliputi Tepi Barat dan

daerah lainnya. Jumlah terbesar dari pengungsi Palestina yang teregistrasi yaitu

menduduki wilayah Yordania. Apabila diuraikan, maka peringkat pertama dan

seterusnya yang memiliki populasi terbesar pengungsi Palestina setelah tahun

1947 sampai dengan tahun 1967 adalah Yordania, Gaza, Libanon, Syria dan Gaza.

Terlepas dari data yang disajikan dalam tabel di atas (data pengungsi yang

melakukan registrasi kepada UNRWA), pada kenyataannya sangat banyak para

pengungsi Palestina pasca perang Arab Israel tahun 1948 yang menjadi imigran

ilegal atau para imigran yang tidak terdokumentasi. Imigran ilegal masih dapat

ditoleransi selama mereka mencari pekerjaan maupun untuk mengejar taraf

ekonomi. Khususnya di Timur Tengah, para imigran seringkali tanpa hak politik,

kesejahteraan sosial, kebebasan untuk mencari pekerjaan dan kesempatan untuk

menjadi warga negara.198 Para imigran ilegal Palestina yang tanpa dokumentasi

tersebut, memungkinkan untuk tetap bisa bertahan hidup di luar sana, entah di

198 W.A.V Clark. Human Migration. Sage Publications. 1986, 84-85.

Universitas Indonesia

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 77: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

85

mana, karena meskipun banyak hak yang seharusnya mereka miliki dan selepas

mereka meninggalkan Paestina, semua itu telah hilang. Namun kemampuan dan

kompetisi untuk survive199 yang membuat mereka mendapatkan pekerjaan

membuat mereka dapat mempertahankan diri meskipun menjadi seorang imigran

illegal. Mereka ternyata menjadi SDM yang “terpakai” di Eropa, Afrika dan

Amerika Serikat.200

Adapun dampak tingginya laju emigrasi Palestina selama kurun waktu

1947-1967 adalah semakin menipisnya populasi Arab Palestina di Palestina

setelah perang tahun 1948 dan di tahun-tahun setelahnya sampai tahun 1967. Efek

yang biasanya ditimbulkan dari migrasi adalah adanya pengurangan populasi dari

negara yang ditinggalkan dan pertambahan bagi negara yang dimasuki.201

Dengan migrasinya penduduk Palestina keluar Palestina, yang mayoritas

ditimbulkan oleh perang dan aksi terror yang dilakukan oleh Israel, menyebabkan

Israel semakin menunjukan peningkatan terhadap jumlah imigran nya untuk

memasuki dan menguasai wilayah Palestina. Sementara itu, efek bagi penduduk

Palestina yaitu banyak yang menjadi pengungsi dan hilangnya hak kependudukan,

hak sosial dan hak-hak lain yang seharusnya mereka miliki.

4.2.4 Mobilitas Sosial Palestina Tahun 1947-1967

Mobilitas menurut ilmu sosiologi terbagi menjadi dua yaitu mobilitas

vertikal dan mobilitas horizontal. Adapun yang termasuk mobilitas vertikal adalah

perubahan status sosial dengan melihat kedudukan generasi sebelumnya dan

mobilitas horizontal adalah perpindahan penduduk secara teritorial, spasial atau

geografis. Jenis mobilitas yang akan dianalisis adalah mobilitas vertikal yang

bersifat sosial (kemasyarakatan) terjadi di Palestina dalam rentang tahun 1947

sampai dengan tahun 1967. Pada tahun 1947, saat Palestina masih dalam

pemerintahan mandat Inggris, tidak ada data yang menunjukkan bahwa Palestina

menunjukkan mobilitas sosial secara vertikal. Penduduk Palestina saat itu masih

menjadi mayoritas. Di sisi lain, mereka juga masih menduduki kurang lebih 92%

tanah Palestina. Kondisi sosial secara dramatis menunjukkan perubahan yang

199 Bertahan hidup. 200 Ibid. 201 Dennis H.Wrong. Population and Society. New York: Random House.1965, 97.

Universitas Indonesia

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 78: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

86

cukup signifikan. Dimulai pada pembagian wilayah pada 29 November tahun

1947, menyebabkan wilayah Palestina terbagi-bagi menjadi negara Palestina,

Yerusalem (zona internasional), dan negara Israel. Kependudukan Palestina

mengalami dinamisasi atas kebijakan tersebut. Ditambah dengan didirikannya

negara Israel dan berbagai tindakan Israel yang memaksa penduduk Palestina

untuk beralih tempat menuju pengungsian.

Pada tahun 1947-1949 penduduk Palestina lebih prioritas melakukan

mobilitas horizontal yaitu dengan mencari tempat untuk mereka mengungsi dan

mengamankan diri. Sementara itu, mobilitas sosial vertikal Palestina

menunjukkan kevakuman. Selain disebabkan oleh mobilitas horizontal yang biasa

disebut migrasi, kevakuman juga terjadi karena pada masa itu (1947-1949)

kebutuhan yang lebih prioritas bukanlah peningkatan akan status sosial melainkan

pencarian status sosial. Penduduk Palestina yang menjadi pengungsi pasca perang

tahun 1948 telah kehilangan semuanya. Semua yang ada pada diri mereka yaitu

meliputi kewarganegaraan, hak politik, kebebasan memilih pekerjaan, hak sosial

(yang di dalamnya meliputi status sosial) dan hak-hak yang lainnya. Hak sosial

berupa status sosial mereka telah hilang karena mereka pergi dari negeri mereka

sendiri tanpa ada jaminan apapun. Mungkin saat tahun 1947 di antara mereka

adalah seorang pekerja atau pedangang yang ulung, maka di tahun 1948 status

sosial mereka seakan tertiup angin, hilang tanpa sisa. Pengungsi Palestina pergi

mengungsi tanpa jelas tujuannya, bahkan diantara mereka banyak yang menjadi

imigran ilegal. Mereka memang tidak memiliki kehendak sedikit pun untuk pergi

meninggalkan negeri mereka, mereka pergi karena faktor terpaksa.

Sementara itu, pada tahun 1950-1967, kondisi mulai menunjukkan

perubahan ke arah yang lebih baik. Para penduduk Palestina yang menjadi

pengungsi dengan bantuan UNRWA. Penempatan mereka di wilayah yang

berbeda menjunjukkan adanya aktivitas-aktivitas yang berbeda pula dan tentunya

hal tersebut secara perlahan mempengaruhi mereka juga untuk melakukan

mobilitas sosial vertikal. Sebagai contoh, pengungsi Palestina yang tinggal di

Yordania mendapatkan jaminan untuk menjadi penduduk negara Yordania.

Mereka diperbolehkan berkompetisi untuk mencari kesempatan kerja. Adanya

perkembangan ekonomi yang terjadi di Tepi Timur dan Yordania membuat target

Universitas Indonesia

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 79: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

87

besar untuk menampung dan memberdayakan para imigran pekerja yang tidak

terampil. Implementasinya, dengan bertambahnya jumlah imigran yang mencari

pekerjaan tersebut menunjang terjadinya indutrialisasi.202 Industrialisasi menjadi

faktor pendorong yang membuat para pengungsi semakin meningkatkan status

sosialnya, melatih keterampilannya agar menjadi tenaga kerja ahli yang siap

diberdayakan. Oleh karena itu status sosial mereka meningkat karena faktor

industrialisasi tersebut. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengungsi Palestina

mengalami mobilitas sosial vertikal yang terus berkembang tiap waktunya seiring

dengan berkembangnya industrialisasi.

Di sisi lain, masih ada penduduk keturunan Palestina yang tetap tinggal di

perbatasan-perbatasan Israel pasca perang 1948. Mereka bertahan hidup dan

berada di wilayah yang dianeksasi oleh Israel sampai tahun 1967. Mereka hidup di

bawah kekuasaan Israel dan jumlah mereka berubah menjadi minoritas. Secara

resmi, orang-orang keturunan Palestina adalah warga negara Israel. Namun pada

praktiknya mereka hanya menikmati sedikit saja dari fasilitas-fasilitas sebagai

warga negara dan mengalami diskriminasi dalam sejumlah aturan yang

memberikan hah-hak tertentu pada orang-orang Yahudi.203 Pemerintahan Israel

tidak pernah memberikan persamaan hak pada orang-orang keturunan Palestina

sekalipun mereka telah terdaftar menjadi warga negara Israel.

Dalam hal pemenuhan hak politik, orang-orang Palestina yang tetap

tinggal di Israel (warga negara Israel keturunan Palestina) tidak pernah

mendapatkan kekuasaan politik dan tidak memiliki prospek untuk masa depan

dalam bidang politik apalagi pemerintahan. Mereka menjalankan hidup

kesehariannya sebagai warga negara Israel yang tunduk kepada Hukum (Darurat)

Pertahanan Israel, yang dengan itu mereka akan diadili dengan pengadilan militer,

bukan dengan pengadilan sipil, mereka terbatas dalam ruang gerak mereka,

mendapatkan ancaman pengusiran dan mereka pun sulit untuk bisa hidup seperti

warga negara Israel (orang Yahudi) yang bisa mendirikan bangunan dan

mendapatkan jaminan atas hak-hak sosial mereka.

202 Tulisan Justin McCarthy berjudul: Palestine’s Population During The Ottoman and The British Mandate Period yang terdapat dalam website http://www.palestineremembered.com. diakses pada 9 Juni 2009 203 Paul Findley. Diplomasi Munafik Zionis Israel. Bandung: Mizan. 2006, 137.

Universitas Indonesia

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009

Page 80: BAB 2 SEJARAH PALESTINA TAHUN 1917-1947 - … Kedua bangsa tersebut adalah Israel dan Palestina. Kisah panjang kedua bangsa tersebut dimulai dari zaman nabi-nabi ... konsonan akhir

88

Hukum-hukum yang diberlakukan oleh pemerintahan Yahudi tetap

memperlihatkan diskriminasi terhadap warga negara Israel keturunan Palestina.

Adapun seperangkat hukum yang mereka berlakukan adalah tentang

pengambilalihan atas kekayaan orang Arab Palestina seperti: Hukum Pendaftaran

Kekayaan di Masa Darurat (1949), Hukum Kekayaan Orang yang Tidak Hadir

(1950), dan Hukum Perolehan Tanah (1953). Pada tahun 1953 saja, sekitar satu

juta hektar tanah yang dimiliki oleh 18.000 orang Palestina telah disita.204

Berdasarkan data dan fakta yang ada tersebut, dapat dipastikan tidak

adanya mobilitas sosial vertikal orang-orang Palestina yang masih tetap tinggal di

Israel. Hal itu disebabkan oleh minimnya pemenuhan atas hak-hak sosial mereka.

Meskipun ada pemenuhan atas hak sosial atas mereka, tetapi sangat minim dan

diskriminatif. Jadi, bagaimana mungkin mereka bisa melakukan mobilitas sosial

vertikal jika sarana untuk menuju ke arah itu tidak ada.

Mengkomparasikan orang Palestina yang beremigrasi ke negara lain

dengan orang Palestina yang masih hidup dalam kekuasaan Israel terlihat adanya

perbedaan yang cukup signifikan, yaitu bahwa peluang orang Palstina yang

beremigran untuk melakukan mobilitas sosial secara vertikal lebih besar daripada

orang Palestina yang masih tetap tinggal di Israel. Besar kecilnya peluang tersebut

disebabkan oleh ada atau tidaknya jaminan atas hak-hak sosial mereka.

204 Ibid., 147.

Universitas Indonesia

Sejarah kependudukan..., Riska Oktaviany, FIB UI, 2009