54
1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan penggunaan komputer, namun pengertian sistem tidak hanya sebatas itu. Kata sistem telah digunakan sebelum komputer sendiri diciptakan, tidak hanya dalam bidang teknologi, tetapi juga di bidang lainnya, seperti astronomi, sosial, hukum, dan lain sebagainya. Tetapi apa yang dimaksud dengan pengertian sistem itu sendiri? Banyak ahli telah mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian sistem. James O’Brien, seperti yang tertulis di dalam terjemahan bukunya yang berjudul ‘Pengantar Sistem Informasi’ (2005, h29), mendefinisikan sebuah sistem sebagai sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur. Sementara itu, Mathiassen (2000, p9) mendefinisikan sistem dengan lebih sederhana, “System is collection of components that implement modeling requirements, functions, and interfaces“ (sistem adalah kumpulan komponen yang menerapkan model kebutuhan, fungsi, dan tampilan). berdasarkan dua definisi di atas, sistem dapat disimpulkan sebagai

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan

 

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi Akuntansi

2.1.1 Pengertian Sistem

Kata sistem sering kali dihubungkan dengan penggunaan

komputer, namun pengertian sistem tidak hanya sebatas itu. Kata sistem

telah digunakan sebelum komputer sendiri diciptakan, tidak hanya dalam

bidang teknologi, tetapi juga di bidang lainnya, seperti astronomi, sosial,

hukum, dan lain sebagainya. Tetapi apa yang dimaksud dengan

pengertian sistem itu sendiri? Banyak ahli telah mengemukakan

pendapatnya mengenai pengertian sistem.

James O’Brien, seperti yang tertulis di dalam terjemahan bukunya

yang berjudul ‘Pengantar Sistem Informasi’ (2005, h29), mendefinisikan

sebuah sistem sebagai sekelompok komponen yang saling berhubungan,

bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input

serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur.

Sementara itu, Mathiassen (2000, p9) mendefinisikan sistem dengan lebih

sederhana, “System is collection of components that implement modeling

requirements, functions, and interfaces“ (sistem adalah kumpulan

komponen yang menerapkan model kebutuhan, fungsi, dan tampilan).

berdasarkan dua definisi di atas, sistem dapat disimpulkan sebagai

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan

 

serangkaian komponen yang saling berhubungan yang bekerja sama

untuk mencapai sebuah tujuan.

2.1.2 Pengertian Informasi

Informasi mempunyai manfaat dan peranan yang sangat dominan

dalam suatu organisasi/perusahaan. Tanpa adanya suatu informasi dalam

suatu organisasi, para manajer tidak dapat bekerja dengan efisien dan

efektif. Tanpa tersedianya informasi pun para manajer tidak dapat

mengambil keputusan dengan cepat dan mencapai tujuan dengan efektif

dan efisien. Sehingga bisa dibilang bahwa informasi merupakan sebuah

keterangan yang bermanfaat untuk para pengambil keputusan dalam

rangka mencapai tujuan organisasi yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Pemberian informasi pada manajer paling efektif bila informasi tersebut

berhubungan serta mendukung fungsi dan peranan yang mereka miliki.

Sederhananya, informasi dapat diartikan sebagai data yang telah

diolah. Beberapa ahli sendiri mencoba menguraikan pengertian informasi

menurut versinya masing-masing, di antaranya:

• James O’Brien (2005, h38)

“Informasi adalah data yang ditempatkan dalam konteks yang

berarti dan berguna untuk pemakai akhir.”

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan

 

• Romney dan Steinbart (2006, p5)

“Information is data that have been organized and processed to

provide meaning to a user” (informasi adalah data yang telah diatur

dan diproses untuk memberikan arti).

• McLeod dan Schell (2007, h9)

“Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berguna

bagi pemakainya. Biasanya informasi memberitahu user apa yang

belum diketahui sebelumnya.”

Dari pengertian-pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

informasi adalah data yang telah diproses sehingga memiliki arti dan

berguna untuk pemakai akhir.

Untuk menjadi informasi yang bermanfaat bagi penggunanya,

maka informasi tersebut harus memiliki beberapa karakteristik. Para ahli

menyebutkan beberapa sifat yang harus dimiliki oleh informasi, salah

satunya adalah Romney dan Steinbeart (2006, p6). Mereka menyebutkan

bahwa ada tujuh karakteristik yang menentukan apakah informasi tersebut

berguna atau tidak. Hal tersebut meliputi :

a. Relevant (Relevan)

“Information is relevant if it reduces uncertainty, improves

decisionmakers’ ability to make predictions, or confirms or corrects

their prior expectations” (informasi dinilai relevan apabila ia dapat

mengurangi ketidakpastian, meningkatkan kemampuan pengambil

keputusan untuk memprediksi, atau memperbaiki harapan).

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan

 

b. Reliable (Akurat)

“Information is reliable if it is free from error or bias and

accurately represents the events or activities of the organization”

(informasi dinilai akurat apabila informasi tersebut terbebas dari

kesalahan atau bias, serta mewakili aktivitas perusahaan secara

tepat).

c. Complete (Lengkap)

“Information is complete if it does not omit important aspects of the

underlying events or activities that it measures” (informasi dinilai

lengkap apabila tidak mengabaikan aspek penting dari aktivitas

yang sedang diukur).

d. Timely (Tepat waktu)

“Information is timely if it is provided in time for decision makers

to make decisions” (informasi dinilai tepat waktu apabila informasi

tersebut dihasilkan tepat pada saat dibutuhkan).

e. Understandable (Dapat dimengerti)

“Information is understandable if it is presented in a useful and

intelligible format” (informasi dinilai dapat dimengerti apabila

disajikan dalam bentuk yang dapat digunakan oleh pemakainya).

f. Verifiable (Dapat diverifikasi)

“Information is verifiable if two knowledgeable people acting

independently would each produce the same information” (apabila

dua orang yang memiliki pengetahuan yang sama secara terpisah

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan

 

menghasilkan informasi yang sama, maka berarti informasi tersebut

dinilai dapat diverifikasi).

g. Accessible (Dapat diakses)

“Information is accessible if it is available to users when they need

it and in a format they can use” (informasi harus dapat diakses pada

saat dibutuhkan dan dalam bentuk yang dapat digunakan).

2.1.3 Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi merupakan sistem konseptual (conceptual

system) yang memungkinkan manajemen untuk mengontrol operasional

sistem fisik (physical system) perusahaan. Sistem informasi menyediakan

informasi bagi semua tingkatan dalam organisasi tersebut kapanpun

diperlukan.

Seperti yang dipaparkan oleh James O’Brien (2005, h5), sistem

informasi dapat merupakan kombinasi teratur apapun dari orang-orang,

hardware, sofware, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang

mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah

organisasi. Orang tergantung pada sistem informasi untuk berkomunikasi

antara satu sama lain dengan menggunakan berbagai jenis alat fisik

(hardware), perintah dan prosedur pemrosesan informasi (software),

saluran komunikasi (jaringan), dan data yang disimpan (sumber daya

data) sejak permulaan peradaban.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan

 

Sedangkan menurut Laudon dan Laudon (2006, p14), sistem

informasi secara teknikal dapat didefinisikan sebagai serangkaian

komponen yang saling berhubungan untuk mengumpulkan, memproses

dan menyebarkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan

dan mengendalikan organisasi. Jadi dapat dikatakan sistem informasi

sebagai serangkaian komponen yang terdiri dari orang-orang, hardware,

sofware, jaringan komunikasi, dan sumber daya data, yang saling

berhubungan untuk mengumpulkan, memproses dan menyebarkan

informasi untuk mendukung pengambilan keputusan.

2.1.4 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Sistem Informasi Akuntasi digunakan untuk mengolah data. Data

yang diolah sistem informasi akuntansi adalah data yang bersifat

keuangan. Sistem informasi akuntansi hanya terbatas pada pengolahan

data yang bersifat keuangan saja, sehingga informasi yang dihasilkan oleh

sistem informasi akuntansi perusahaan hanya informasi keuangan saja.

Dikutip dari Jones dan Rama (2006, p5), “The accounting

information system is a subsystem of an MIS that provides accounting

and financial information, as well as other information obtained in the

routine processing of accounting transactions” (sistem informasi

akuntansi adalah sebuah subsistem dari sistem informasi manajemen yang

menyediakan informasi akuntansi dan keuangan, bersama informasi

lainnya yang diperoleh dalam proses transaksi akuntansi yang rutin). Di

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan

 

sisi lain, Romney dan Steinbart (2006, p6) mendefinisikan sistem

informasi akuntansi, sebagai berikut: “An accounting information system

(AIS) is a system that collects, records, stores, and processes data to

produce information for decision makers” (sistem informasi akuntansi

adalah sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan

memproses data menjadi informasi untuk pengambilan keputusan). Dua

pengertian di atas dapat disimpulkan menjadi sistem informasi akuntansi

adalah salah satu subsistem dari sistem informasi manajemen yang

berfungsi untuk mengumpulkan, mencatat, menyimpan dan mengolah

data-data dalam proses transaksi akuntansi yang rutin untuk menghasilkan

informasi akuntansi dan keuangan yang berguna bagi manajemen dalam

pengambilan keputusan.

Romney dan Steinbart (2006, p6-7) menyatakan komponen-

komponen yang ada di dalam SIA:

“There are six components of an AIS: a. The people who operate the system and perform various

functions. b. The procedures and instructions, both manual and automated,

involved in collecting, processing, and storing data about the organization’s activities.

c. The data about the organization and its business processes. d. The software used to process the organization’s data. e. The information technology infrastructure, including

computers, peripheral devices, and transmit data and information.

f. The internal controls and security measures that safeguard the data in the AIS.”

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan

 

Adapun arti dari kutipan di atas adalah:

a. Orang, yang mengoperasikan sistem dan melakukan berbagai

fungsi.

b. Prosedur, baik yang manual maupun otomatis termasuk dalam

kegiatan pengumpulan, pemrosesan, dan penyimpanan data tentang

kegiatan organisasi.

c. Data, tentang kegiatan/proses bisnis organisasi.

d. Perangkat lunak, digunakan untuk memproses data organisasi.

e. Infrastruktur teknologi, termasuk di dalamnya komputer, dan

peralatan komunikasi jaringan.

f. Pengendalian internal dan langkah-langkah keamanan yang

menjaga data dalam SIA.

2.1.5 Tujuan dan Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi

Tujuan sistem informasi akuntansi menurut James Hall (2008,

p44) adalah sebagai berikut:

• Mendukung operasional harian perusahaan

Sistem informasi menyediakan informasi bagi personel operasi

untuk membantu mereka melakukan tugas mereka setiap hari

dengan efisien dan efektif.

• Mendukung fungsi kepengurusan manajemen

Kepengurusan merujuk ke tanggung jawab manajemen untuk

mengatur sumber daya perusahaan secara benar. Sistem informasi

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan

 

menyediakan informasi tentang kegunaan sumber daya ke pemakai

eksternal melalui laporan keuangan tradisional dan laporan-laporan

yang diminta lainnya. Secara eksternal, pihak manajemen menerima

informasi kepengurusan dari berbagai laporan pertanggungjawaban.

• Mendukung proses pengambilan keputusan manajemen

Sistem informasi memberikan informasi yang diperlukan para

manajer untuk melakukan tanggung jawab pengambilan keputusan.

Sedangkan kegunaan sistem informasi akuntansi sendiri, seperti

yang dipaparkan Rama dan Jones (2006, p6-7), adalah sebagai berikut:

• Mendukung perencanaan dan pengendalian

Di mana informasi yang berkenaan dengan anggaran dan biaya

standar disimpan dalam sistem informasi, kemudian laporan

dirancang untuk menbandingkan antara anggaran dengam aktual. Di

sinilah peran sistem informasi untuk aktivitas perencanaan dan

pengendalian.

• Menerapkan pengendalian internal

Pengendalian internal termasuk kebijakan perusahaan, prosedur,

dan sistem informasi yang digunakan untuk melindungi aset-aset

perusahaan dari kerugian atau kehilangan, dan untuk memelihara

keakuratan data financial. Tujuan ini dapat dicapai dengan

membangun sebuah sistem informasi akuntansi yang

terkomputerisasi.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan

10 

 

• Menghasilkan laporan eksternal

Para pelaku bisnis menggunakan sistem informasi akuntansi untuk

menghasilkan laporan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi

pihak-pihak yang berkepentingan, seperti investor, kreditor,

pemerintah, dan lain sebagainya.

• Mendukung aktivitas rutin

Para manajer membutuhkan sistem informasi akuntansi untuk

menangani aktivitas operasi rutin selama siklus operasi perusahaan

berjalan, seperti menerima pesanan pelanggan, mengantar barang

dan jasa, menagih pelanggan, dan menerima kas.

• Mendukung pengambilan keputusan

Informasi juga dibutuhkan untuk mendukung pengambil keputusan

non-rutin pada semua tingkatan organisasi, seperti informasi

mengenai produk apa yang paling banyak terjual atau pelanggan

mana yang membeli dengan kuantitas terbanyak.

2.1.6 Subsistem Sistem Informasi Akuntansi

Dalam penerapannya, SIA dibagi menjadi beberapa subsistem.

Hal ini dikarenakan SIA merupakan sistem yang cukup kompleks

sehingga dibagi menjadi beberapa subsistem untuk memudahkan

pengimplementasiannya. Subsistem sistem informasi akuntansi

memproses berbagai transaksi keuangan dan transaksi nonkeuangan yang

secara langsung mempengaruhi pemrosesan transaksi keuangan.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan

11 

 

Menurut pendapat Romney dan Steinbart (2006, p29) siklus

pemrosesan transaksi pada sistem adalah suatu rangkaian aktivitas yang

dilakukan perusahaan dalam melakukan bisnisnya, mulai dari proses

pembelian, produksi, hingga penjualan barang dan jasa. Siklus transaksi

pada perusahaan dapat dibagi ke dalam lima subsistem, yaitu:

a. Revenue cycle, yang terjadi dari transaksi penjualan dan penerimaan

kas.

b. Expenditure cycle, yang terdiri dari peristiwa pembelian dan

pengeluaran kas.

c. Human Resource/ Payroll cycle, yang terdiri dari peristiwa yang

berhubungan dengan perekrutan dan pembayaran atas tenaga kerja.

d. Production cycle, yang terdiri dari peristiwa yang berhubungan

dengan pengubahan bahan mentah menjadi produk/ jasa yang siap

dipasarkan.

e. Financing cycle, yang terdiri dari peristiwa yang berhubungan

dengan penerimaan modal dari investor dan kreditor.

2.2 Sistem Informasi Akuntansi Expenditure Cycle (Siklus Pengeluaran)

Siklus pengeluaran merupakan salah satu siklus yang penting di dalam

perusahaan karena perannya dalam penyediaan barang dan jasa yang dibutuhkan

oleh perusahaan. Seperti yang dikatakan Romney dan Steinbart (2006, p410),

“Expenditure cycle is a recurring set of business activities and related data

processing operations associated with the purchase of and payment for goods

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan

12 

 

and services” (siklus pengeluaran adalah seperangkat aktivitas bisnis yang

berulang dan operasi pemrosesan data terkait yang berhubungan dengan

pembelian dan pembayaran untuk barang dan jasa). Terdapat tiga aktivitas bisnis

utama dalam expenditure cycle:

1) Memesan barang, peralatan, dan jasa

2) Menerima dan menyimpan barang, peralatan, dan jasa

3) Membayar untuk barang, peralatan, dan jasa

2.2.1 Definisi Pembelian

Pembelian merupakan salah satu kegiatan dari tiga kegiatan utama

dalam siklus pengeluaran. Menurut Gelinas dan Dull (2008, p420), proses

pembelian adalah struktur interaksi antara orang-orang, peralatan,

metode-metode, dan pengendalian yang didesain untuk mencapai fungsi-

fungsi utama sebagai berikut:

• Menangani rutinitas pekerjaan yang berulang-ulang dari

departemen pembelian dan departemen penerimaan.

• Mendukung kebutuhan pengambilan keputusan dari orang-orang

yang mengatur departemen pembelian dan departemen

penerimaan.

• Membantu dalam penyiapan laporan internal dan laporan

eksternal.

Assauri (2008, h224) menyatakan bahwa pembelian adalah

merupakan fungsi staf, yaitu staf pembelian yang kedudukannya setingkat

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan

13 

 

dengan jabatan-jabatan senior lainnya seperti controller dan manajer

penjualan, karena mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap

keuangan dan kelancaran operasi perusahaan.

2.2.2 Definisi Hutang Usaha

Hutang usaha merupakan salah satu cara pembayaran yang dapat

dilakukan oleh perusahaan. Bodnar dan Hopwood (2004, p334)

menyatakan bahwa utang usaha adalah tanggung jawab untuk memenuhi

pembayaran kepada vendor. Sedangkan Brigham dan Houston (2006,

h207) hutang usaha adalah hutang yang muncul akibat penjualan kredit

dan dicatat sebagai piutang oleh pihak penjual dan hutang oleh pihak

pembeli. Berdasarkan kedua pernyataan tersebut, dapat disimpulkan

bahwa hutang usaha adalah tanggung jawab yang dimiliki oleh

perusahaan untuk barang, peralatan, atau jasa yang dibeli pada saldo

normal.

2.2.3 Definisi Pengeluaran Kas

Pengeluaran kas adalah sebuah proses mengeluarkan atau

memberikan kas kepada pihak eksternal maupun internal perusahaan,

yang mengurangi saldo kas perusahaan. Menurut Standar Akuntansi

Keuangan (2007), “kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas

dipergunakan secara bebas untuk membiayai kegiatan perusahaan.”

(PSAK No. 2). Jadi, pengeluaran kas disini digunakan sebagai

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan

14 

 

pembayaran kewajiban yang dimiliki perusahaan karena melakukan

kegiatan perusahaan secara umum. Bentuk dari pengeluaran kas atau uang

dapat dibagi atas pengeluaran dalam bentuk tunai dan pengeluaran dalam

bentuk cek/giro.

2.2.4 Dokumen-dokumen yang Digunakan Dalam Siklus Pengeluaran

Menurut Wilkinson, et al. (2000, p472), dokumen yang digunakan

dalam sistem informasi akuntansi pembelian adalah :

- Purchase requisition

Merupakan dokumen pertama dalam siklus pembelian yang

mengotorisasi pemesanan barang atau jasa.

- Purchase order

Merupakan dokumen yang berbentuk formal dan berangkap yang

dipersiapkan setelah adanya purchase requisition yang mengikat

bagi perusahaan pembeli.

- Receiving report

Merupakan dokumen yang mencatat penerimaan barang.

- Supplier’s ( vendor’s) invoice

Merupakan dokumen penagihan dari supplier yang menyediakan

barang dan jasa bagi perusahaan.

- Disbursement voucher

Merupakan dokumen dalam sistem voucher yang mengakumulasi

invoice dari supplier untuk keperluan pembayaran.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan

15 

 

- Disbursement check

Merupakan dokumen yang menyediakan pembayaran kepada

supplier atas barang atau jasa.

- Debit memorandum

Merupakan dokumen yang mengotorisasi retur pembelian.

- New supplier ( vendor ) form

Merupakan dokumen yang digunakan dalam pemilihan supplier

baru, yang menunjukkan data seperti harga, tipe barang, atau jasa

yang disediakan, pengalaman, status kredit, dan referensi pihak lain.

- Request for proposal ( atau quotation )

Merupakan dokumen yang digunakan dalam prosedur penawaran di

antara para supplier yang bersaing, yang menunjukkan barang atau

jasa yang dibutuhkan dan perbandingan harga, syarat dan

sebagainya.

2.2.5 Proses Bisnis Pembelian

Jones dan Rama (2006, p356) memaparkan bahwa proses

pembelian setiap jenis perusahaan hampir sama dan biasanya meliputi

beberapa atau seluruh kegiatan berikut ini:

1) Konsultasi dengan supplier

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan

16 

 

Sebelum melakukan pembelian, sebuah perusahaan dapat

menghubungi beberapa supplier untuk mendapatkan pemahaman

mengenai ketersediaan kuantitas dan harga dari barang dan jasa.

2) Memproses permintaan barang

Dokumen permintaan barang atau jasa pertama-tama disiapkan oleh

karyawan dan disetujui oleh supervisor. Permintaan ini kemudian

digunakan oleh departemen pembelian untuk memesan barang.

3) Mengadakan perjanjian dengan supplier untuk pembelian barang

atau jasa di masa yang akan datang

Perjanjian dengan supplier meliputi pesanan-pesanan pembelian

(pesanan yang sebenarnya dikirim ke supplier) dan kontrak dengan

supplier.

4) Penerimaan barang atau jasa dari supplier

Perusahaan harus memastikan bahwa barang yang diterima adalah

sesuai dengan barang dipesan dan berada dalam kondisi yang baik.

Pada perusahaan-perusahaan besar, terdapat unit penerimaan yang

terpisah yang akan bertanggung jawab dalam menerima barang.

Departemen penerimaan barang akan menerima barang dan

menyampaikan ke departemen permintaan barang.

5) Pengakuan kewajiban atas barang dan jasa yang diterima

Setelah barang-barang diterima, supplier akan mengirim invoice.

Jika tagihan tersebut akurat, departemen utang akan mencatat

invoice tersebut.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan

17 

 

6) Pemilihan invoice yang akan dibayar

Banyak perusahaan memilih invoice untuk pembayaran berdasarkan

jadwal dan seringkali secara mingguan.

7) Penulisan cek

Setelah memilih invoice yang akan dibayar, lalu dilakukan

penulisan, penandatanganan, dan pengiriman cek kepada supplier.

2.3 Sistem Informasi Akuntansi Persediaan

2.3.1 Definisi Persediaan

Persediaan dalam suatu perusahaan adalah faktor pendukung

penting dalam menjalankan operasi perusahaan. Standar Akuntansi

Keuangan (2004, SAK No. 14.1) menyatakan persediaan adalah “aktiva

tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal; dalam proses produksi

dan atau dalam perjalanan; atau dalam bentuk bahan atau perlengkapan

(supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.

…Persediaan meliputi barang yang dibeli dan disimpan untuk dijual

kembali. … Persediaan juga mencakupi barang jadi yang telah

diproduksi, atau barang dalam penyelesaian yang sedang diproduksi

perusahaan, dan termasuk bahan serta perlengkapan yang digunakan

dalam proses produksi.”

Menurut Horngren, et al. (2002, p167), persediaan mencakup

semua barang yang dimiliki oleh perusahaan dan yang diharapkan untuk

terjual dalam operasi normal perusahaan

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan

18 

 

2.3.2 Manfaat Persediaan

Mengacu kepada pendapat Ma’arif (2003, h227), persediaan yang

dilakukan oleh perusahaan memiliki beberapa kegunaan, antara lain:

1. Menghilangkan risiko keterlambatan datangnya barang.

Jika barang yang dipesan terlambat datang, sedangkan proses

produksi berjalan terus, maka persediaan akan dikeluarkan dan

dipakai untuk keperluan produksi. Hal ini akan terus berlangsung

sampai barang yang dipesan datang. Untuk pemasok yang nakal,

dalam arti tidak menepati waktu pengiriman pesanan barang, maka

dapat digunakan taktik “memperpanjang masa perkiraan datangnya

barang” sehingga persediaan yang dilakukan lebih besar daripada

yang dilakukan terhadap pemasok yang baik.

2. Menghilangkan risiko dari material yang dipesan tidak baik.

Jika barang yang dipesan cacat, rusak, atau ditolak (reject), maka

persediaan dapat digunakan sambil menunggu barang yang baik

dikirimkan. Barang yang dipesan hendaknya mencapai kualitas

yang diinginkan. Jika tidak sesuai dengan kualitas yang disepakati,

maka perusahaan dapat me-reject barang dengan alasan tidak sesuai

dengan spesifikasi yang ada dalam kontrak.

3. Untuk menumpuk barang-barang yang dihasilkan secara musiman.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan

19 

 

Ini berlaku bagi produk-produk pertanian. Karena sifatnya

musiman, maka ketika musim panen, persediaan dilakukan dalam

jumlah besar. Sedangkan jika tidak musim, maka persediaan yang

besar tadi dikeluarkan.

4. Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan.

Pada akhirnya, persediaan memiliki kegunaan untuk

mempertahankan agar produksi terus berjalan. Jika produksi

berhenti, maka stabilitas operasi perusahaan akan terganggu.

5. Mencapai penggunaan mesin yang optimal.

Persediaan pun diperlukan untuk mencapai penggunaan mesin agar

optimal. karena jika tidak ada barang, maka mesin akan idle. Dalam

kondisi tidak ada barang yang masuk, maka persediaan menjadi

wajib hukumnya untuk dikeluarkan.

6. Memberikan jaminan tetap tersedianya barang jadi.

Jaminan ini menjadi penting, disebabkan karena image konsumen

terhadap perusahaan. Jika tidak ada jaminan barag jadi selalu

tersedia, maka konsumen tidak akan pernah loyal dengan barang

kita tersebut.

2.3.3 Jenis-jenis Persediaan

Handoko (2001, h334) memaparkan bahwa sistem persediaan

adalah serangkaian kebijaksanaan dan pengendalian yang memonitor

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan

20 

 

tingkat persediaan yang bertujuan untuk meminimumkan biaya total.

Menurut jenisnya dapat dibedakan menjadi:

1. Persediaan bahan mentah, yaitu persediaan barang berwujud yang

digunakan dalam proses produksi.

2. Persediaan komponen-komponen rakitan, yaitu persediaan barang-

barang yang terdiri dari komponen-komponen yang diperoleh dari

perusahaan lain, di mana secara langsung dapat dirakit menjadi

suatu produk.

3. Persediaan bahan baku, yaitu persediaan barang-barang yang

diperlukan dalam proses produksi, tetapi tidak merupakan bagian

barang jadi.

4. Persediaan barang dalam proses, yaitu persediaan barang yang

merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses produksi

atau yang diolah menjadi suatu bentuk.

5. Persediaan barang jadi, yaitu persediaan barang-barang yang telah

selesai diproses atau diolah.

Menurut Assuari (2008, h170-172), persediaan dapat dibedakan

atau dikelompokkan:

a. Dilihat dari fungsinya, persedian dapat dibedakan atas:

1. Batch Stock atau Lot Size Innventory

Yaitu persediaan yang diadakan karena kita membeli atau

membuat bahan-bahan atau barang-barang dalam jumlah yang

lebih besar daripada jumlah yang dibutuhkan saat itu.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan

21 

 

2. Fluctuation Stock

Adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi

permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan. Dalam

hal ini, perusahaan mengadakan persediaan untuk dapat

memenuhi permintaan konsumen, apabila tingkat permintaan

tidak dapat diramalkan terlebih dahulu.

3. Anticipation Stock

Yaitu persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi

permintaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola

musiman yang terdapat dalam satu tahun dan untuk

menghadapi penggunaan atau penjualan yang meningkat. Di

samping itu, anticipation stock juga dimaksudkan untuk

menjaga kemungkinan sukarnya diperoleh bahan-bahan

sehingga tidak menggangu jalannya produk atau untuk

menghindari kemacetan produksi.

b. Menurut jenis dan posisi barang tersebut di dalam urutan

pengerjaan produk yaitu :

1. Persediaan bahan baku (Raw Materials Stock)

Yaitu persediaan dari barang-barang berwujud yang

digunakan dalam proses produksi, di mana dapat diperoleh

dari sumber-sumber alam maupun dibeli dari supplier atau

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan

22 

 

perusahaan yang menghasilkan bahan baku bagi perusahaan

pabrik yang menggunakannya.

2. Persediaan bagian produk atau parts yang dibeli (Purchased

Parts/Komponen Stok)

Yaitu persedian barang-barang yang terdiri dari parts yang

diterima dari perusahaan lain, yang dapat secara langsung di-

assembling dengan parts lain tanpa melalui proses produksi

sebelumnya. Jadi bentuk barang yang merupakan parts ini

tidak mengalami perubahan dalam operasi.

3. Persediaan bahan-bahan pembantu atau barang-barang

perlengkapan (Supplies Stock)

Yaitu persediaan barang-barang atau bahan-bahan yang

diperlukan dalam proses produksi untuk membantu

berhasilnya produksi atau digunakannya dalam kerja suatu

perusahaan, tetapi tidak merupakan bagian atau komponen

dari barang jadi.

4. Persediaan barang setengah jadi atau barang dalam proses

(Work in Process/Progress Stock)

Yaitu persediaan barang–barang yang keluar dari tiap-tiap

bagian dalam satu pabrik atau bahan-bahan yang telah diolah

menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses kembali

untuk menjadi barang jadi.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan

23 

 

5. Persediaan barang jadi (Finished Goods)

Yaitu persediaan barang jadi yang telah selesai diproses atau

diolah dalam pabrik dan siap dijual kepada pelanggan atau

perusahaan lain.

2.3.4 Dokumen-dokumen Persediaan

Assauri (2008, h283) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan

pencatatan dalam pengawasan persediaan adalah semua pencatatan atau

pembukuan mengenai penerimaan, persediaan di gudang, dan

pengeluaran bahan baku dan bahan-bahan lainnya, serta hasil produksi

dalam suatu perusahaan. Pencatatan-pencatatan tersebut diperlukan untuk

menjamin bahan-bahan atau barang-barang yang terdapat dalam

persediaan dipergunakan secara efisien dan perusahaan dapat mengikuti

perkembangan persediaannya dengan baik.

Menurut Assauri (2008, h284), pada dasarnya terdapat lima buah

catatan yang paling penting dalam sistem persediaan:

1. Permintaan untuk Dibeli (Purchase Requisition)

Dokumen ini merupakan permintaan dari sebagian persediaan

kepada bagian pembelian untuk membeli bahan-bahan atau barang-

barang yang sesuai dengan jenis dan jumlah tertentu, seperti yang

dinyatakan dalam surat permintaan itu. Permintaan itu diadakan

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan

24 

 

untuk menjamin adanya persediaan yang cukup dari bahan-bahan

atau barang-barang tersebut atau mengisi kembali persediaan bila

persediaan bahan-bahan tertentu yang ada akan mendekati titik

yang terendah atau minimum yang telah ditentukan lebih dahulu.

Biasanya daftar atau form ini dibuat rangkap tiga oleh bagian

persediaan. Rangkap aslinya dikirm kepada bagian pembelian untuk

memungkinkan bagian ini memperoleh wewenang untuk membeli

bahan-bahan tersebut, rangkap dua digunakan oleh bagian

pembelian untuk menggambarkan pesanan dan menyelesaikannya,

and rangkap ketiga dipegang oleh bagian pemesanan (order)

sebagai catatan untuk menggambarkan permintaannya akan bahan-

bahan ini.

2. Laporan Penerimaan (Receiving Report)

Dokumen ini penting karena satu copy atau rangkap dari laporan ini

akan memberikan informasi bahwa penjaga gudang telah menerima

bahan-bahan yang dipesan ini di pabrik. Apabila bahan-bahan perlu

digunakan segera, maka bahan-bahan itu dapat dengan segera

diinspeksi, walaupun ada ketentuan-ketentuan yang harus diikuti.

Pada waktu penerimaan bahan-bahan di gudang, copy atau rangkap

laporan penerimaan yang menyertai bahan-bahan itu terinci dan

akan memberikan rincian bahan-bahan tersebut dan jika telah

disetujui oleh petugas yang melakukan inspeksi, maka berarti

bahan-bahan tersebut telah sesuai dengan standar dan spesifikasi

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan

25 

 

yang diperlukan. Dengan demikian, maka petugas atau penjaga

gudang dapat mengisi kembali bahan-bahan tersebut untuk

menggantikan bahan-bahan yang sama yang telah dikeluarkan dari

persediaan.

3. Daftar Persediaan (Balances of Stores Forms)

Dokumen ini merupakan catatan yang paling penting dalam

pengawasan persediaan. Dokumen atau daftar ini merupakan dasar

atau titik pangkal dari pelaksanaan sistem pengawasan persediaan

dan memberikan informasi, baik bagi pabrik maupun bagi bagian

accounting. Daftar ini sering kali dipergunakan dengan nama yang

berbeda, seperti: perpetual inventory card, stock record card,

storage ledger sheet, balance of stores form, stores balance sheet,

dan material ledger sheet. Dengan balance of stores card ini

manajemen mungkin dapat mencapai tujuan untuk mempunyai

bahan-bahan yang tepat dan tempat yang tepat, serta investasi yang

minimum. Daftar ini juga membantu pimpinan produksi untuk

menentukan delivery schedule yang dibutuhkan.

Informasi atau bahan-bahan keterangan yang terdapat dalam

balance of stores card berbeda-beda tergantung dari perusahaan

pabrik yang menggunakannya. Akan tetapi data-data minimum

yang biasanya terdapat dalam daftar ini adalah:

a. Gambaran atau deskripsi lengkap dari bahan-bahan tersebut.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan

26 

 

b. Jumlah dari bahan-bahan yang tersedia di gudang, yang

dipesan, dan yang dialokasikan untuk produksi.

c. Jumlah bahan-bahan yang akan atau harus dibeli bila

waktunya telah tiba untuk mengadakan pemesanan baru.

d. Harga bahan-bahan itu perunit.

e. Jumlah yang dipakai selama suatu periode atau jangka waktu

tertentu.

f. Nilai dari persediaan yang ada.

4. Daftar Permintaan Bahan (Material Requisition Form)

Formulir yang dibuat oleh petugas gudang untuk dipergunakan oleh

bagian pembelian dalam mengadakan pesanan. Daftar ini juga

penting dalam pengawasan persediaan karena dapat menunjukkan

bahan-bahan yang perlu segera dibeli untuk pengisian kembali

persediaan gudang.

5. Perkiraan Pengawasan (Control Accounting)

Material control accounting umumnya untuk menjaga supaya

perkiraan (general ledger) yang dibuat oleh bagian akuntansi tetap

merupakan alat yang penting dalam sistem pengawasan yang

efektif. Semua pembelian akan didebet dan semua pemakaian akan

dikredit dalam perkiraan ini sehingga saldonya harus sama dengan

saldo yang terdapat pada perpetual inventory cards. Tidak

sesuainya saldo antara keduanya mengharuskan diadakannya

penyelidikan selanjutnya. Di sini letak pengawasan (control) yang

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan

27 

 

penting dari material control account karena merupakan “system of

check and balance”. Perbedaan-perbedaan yang terdapat di antara

general ledger control account balance dan perkiraan dari balances

on the perpetual inventory card diteliti atau diperiksa. Pemeriksaan

itu harus menemukan sebab-sebab perbedaan atau ketidaksesuaian

ini. Dalam hal ini, sistem pengecekan dan neraca (balance)

dibutuhkan oleh suatu sistem pengawasan persediaan yang efektif.

2.4 Sistem Pengendalian Internal

2.4.1 Definisi Sistem Pengendalian Internal

Menurut Horngren (2002, p365), pengendalian internal pada

persediaan penting karena persediaan merupakan aktiva yang penting

bagi perusahaan.

Elemen-elemen pengendalian persediaan yang penting meliputi:

a. Perhitungan pengendalian secara fisik, sedikitnya sekali setiap

tahun

b. Penyimpanan persediaan untuk melindungi terhadap pencurian,

kerusakan, dan kekurangan ataupun keusangan

c. Pemberian akses hanya kepada personil yang tidak memiliki akses

terhadap catatan-catatan akuntansi

d. Tidak mencadangkan (stockpiling) terlalu banyak persediaan, ini

menghindari kemacatan uang dalam item yang tidak diperlukan.

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan

28 

 

Jones dan Rama (2006, p103) mendefinisikan pengendalian

internal sebagai sebuah proses, yang dipengaruhi oleh dewan direksi,

manajemen, dan personal lainnya, yang dirancang untuk menjamin

pencapaian tujuan sebagai berikut : efektivitas dan efisiensi dari kegiatan

operasional, pelaporan keuangan yang dapat diandalkan, dan kepatuhan

terhadap hukum dan peraturan.

2.4.2 Tujuan Pengendalian Internal

Romney dan Steinbart (2006, p96) berpendapat bahwa tujuan

pengendalian internal adalah sebagai berikut:

1. Menjaga asset, termasuk mencegah atau mendeteksi perolehan,

penggunaan, atau pembuangan material yang tidak terotorisasi dari

asset perubahan.

2. Memelihara catatan dalam detail yang cukup untuk secara akurat

dan sesuai menggambarkan asset perusahaan.

3. Menyediakan informasi yang akurat dan dapat dipercaya.

4. Menyediakan kepastian yang masuk akal bahwa pelaporan

keuangan dipersiapkan sesuai dengan GAAP (generally Accepted

Accounting Principles).

5. Mempromosikan dan meningkatkan efisiensi operasional, termasuk

memastikan penerimaan dan pengeluaran perusahaan dibuat sesuai

dengan otorisasi manajer dan direktur.

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan

29 

 

6. Menggalakkan keterikatan pada kebijakan manajerial yang telah

dirumuskan.

7. Menyesuaikan dengan hukum dan peraturan yang ditetapkan.

2.4.3 Komponen Sistem Pengendalian Internal

Seperti yang dipaparkan Jones dan Rama (2006, p105),

berdasarkan Committee of Sponsoring Organization (COSO), terdapat

lima komponen dari pengendalian internal yang memiliki dampak dalam

kemampuan untuk mencapai sasaran pengendalian internal :

1. Control environment, merujuk kepada banyak faktor yang mengatur

irama dari sebuah organisasi dan mempengaruhi kesadaran

pengendalian dari para karyawannya. Faktor-faktor ini meliputi

integritas, kode etik, dan filosofi manajemen serta gaya operasi.

Selain itu, termasuk juga cara manajemen melaksanakan otoritas dan

tanggung jawabnya, mengatur dan mengembangkan sumber daya

manusia, serta perhatian dan arahan dari dewan direksi.

2. Risk assessment adalah identifikasi dan analisis resiko yang

bertentangan dengan pencapaian tujuan dari pengendalian internal.

3. Control activities adalah kebijakan dan prosedur yang dikembangkan

oleh organisasi untuk menghindari resiko. Control activities terdiri

atas :

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan

30 

 

a. Performance reviews, adalah aktivitas yang melibatkan analisis

dari kinerja, misalnya dengan membandingkan hasil actual

dengan anggaran, standards forecast, dan prior-period data.

b. Segregation of duties melibatkan pemberian tanggung jawab

untuk mengotorisasi, mengeksekusi, mencatat transaksi dan

memelihara assets pada karyawan yang berbeda.

c. Application controls, diterapkan kepada individual yang

menggunakan aplikasi Sistem Informasi Akuntansi (contoh

mencatat pesanan dan hutang).

d. General controls adalah sekumpulan pengendalian yang

berhubungan dengan banyak aplikasi. Contohnya pengendalian

yang membatasi akses pada komputer perusahaan, software dan

data merupakan general controls. General controls juga

meliputi pengendalian melalui proses pengembangan dan

pemeliharaan aplikasi perangkat lunak.

4. Information and communication : Sistem informasi sebuah

perusahaan adalah sekumpulan prosedur (otomatisasi dan manual)

dan mencatat perkembangan untuk memulai, mencatat, mengolah,

dan melaporkan setiap kejadian dalam proses entitas.

5. Monitoring : Manajemen sebaiknya mengawasi pengendalian internal

untuk memastikan bahwa pengendalian organisasi sudah berfungsi

sesuai yang dikehendaki.

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan

31 

 

2.5 Metode Analisis Data dan Desain Berorientasi Objek

2.5.1 Pengertian Analisis dan Perancangan Sistem Berbasis Objek

Menurut Mathiassen et al. (2000, p12), analisis dan perancangan

berorientasi objek merupakan kumpulan dari petunjuk-petunjuk umum

untuk menyelesaikan analisis dan perancangan.

Mathiassen et al. (2000, p14) menyatakan analisis dan

perancangan berorientasi objek meliputi empat perspektif melalui empat

aktivitas utama yaitu analisis problem domain, analisis application

domain, architectural design, dan component design.

Gambar 2.1 Aktivitas Utama dan Hasil-hasil dari Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek

(Sumber: Mathiassen et al. (2000, p15))

2.5.2 Pengertian Objek

Mathiassen et al. (2000, p4-5) mendefinisikan objek sebagai suatu

entitas yang memiliki identity, state, dan behavior. Objek merupakan

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan

32 

 

dasar dalam Object Oriented Analysis and Design (OOA&D). Setiap

objek digambarkan secara terkelompok (kumpulan) karena ada beberapa

objek yang memiliki sifat atau fungsi yang sama yang dikenal dengan

istilah class. Sedangkan class adalah suatu deskripsi atas kumpulan objek

yang saling menggunakan struktur, pola tingkah laku, dan atribut secara

bersama-sama.

2.5.3 System Definition

Seperti yang dijelaskan oleh Mathiassen et al. (2000, p24), system

definition adalah deksripsi singkat dari sebuah sistem yang

terkomputerisasi yang digambarkan dalam bahasa yang wajar. System

definition menggambarkan konteks dari sistem, informasi yang harus

terkandung dalam sistem, fungsi-fungsi yang harus tersedia dalam sistem,

lingkungan di mana sistem akan digunakan, dan kondisi pengembangan

yang digunakan.

Dalam pembuatan system definition, maka perlu diperhatikan

FACTOR criterion. Masing-masing huruf dari kata “FACTOR” tersebut

mengacu pada elemen kunci dari dari system definition. Menurut

Mathiassen et al. (2000, p40), FACTOR criterion terdiri atas enam

elemen :

a. Functionality: fungsi-fungsi sistem yang mendukung tugas-tugas dari

application domain.

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan

33 

 

b. Application domain: bagian-bagian dari organisasi yang mengatur,

mengawasi, atau mengendalikan sebuah problem domain.

c. Conditions: kondisi-kondisi di mana sistem akan dikembangkan dan

digunakan.

d. Technology: teknologi yang digunakan untuk mengembangkan

sistem dan teknologi di mana sistem akan dijalankan.

e. Objects: objek-objek utama di dalam problem domain.

f. Responsibility: tanggung jawab sistem secara keseluruhan dalam

kaitannya dengan konteks.

2.5.4 Rich Picture

Mathiassen (2000, p26) mendefinisikan rich picture sebagai

berikut :

”Rich picture is an informal drawing that presents the illustraor’s

understanding of a situation” (rich picture adalah sebuah gambaran

informal yang digunakan oleh pengembang sistem untuk menyatakan

pemahaman mereka terhadap situasi dari sistem yang sedang

berlangsung). Rich picture akan memberikan deskripsi yang luas atas

situasi tersebut yang memungkinkan beberapa interpretasi alternatif.

2.5.5 Analisis Problem Domain

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan

34 

 

Menurut Mathiassen et al. (2000, p6), problem domain adalah

analisa terhadap sistem bisnis dalam dunia nyata yang dapat diatur,

dimonitor, atau dikendalikan oleh sistem.

Menurut Mathiassen et al. (2000, p45-47), analisis problem

domain memiliki fokus pada informasi yang akan terlibat dalam sistem.

Hal ini penting karena model dari problem domain inilah yang

menyediakan sebuah bahasa untuk menggambarkan kebutuhan-kebutuhan

pada sistem.

Gambar 2.2 Aktivitas dalam Pembuatan Model Problem Domain (Sumber : Mathiassen et al. (2000, p46))

Analisis problem domain dibagi ke dalam tiga aktivitas. Pertama,

memilih objek-objek, class-class, dan event-event yang akan menjadi

elemen dari model problem domain. Kemudian, membangun model

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan

35 

 

dengan fokus kepada hubungan-hubungan struktural di antara class-class

dan objek-objek yang telah dipilih. Terakhir, fokus pada property

dinamik dari objek.

2.5.5.1 Class

Menurut Mathiassen et al. (2000, p53), class adalah

deskripsi dari sebuah kumpulan objek-objek yang berbagi

struktur, behavioral pattern, dan atribut. Class akan digunakan

untuk mengidentifikasi semua objek dan event yang akan

menjadi bagian dari model problem domain yang relevan.

Menurut Mathiassen et al. (2000, p51), event adalah suatu

kejadian seketika yang melibatkan satu atau lebih objek.

Untuk memilih class dan event untuk model problem

domain, maka harus diidentifikasi terlebih dahulu kandidat-

kandidat class dan event yang secara potensial relevan dengan

model problem domain. Kemudian, kandidat-kandidat tersebut

dievaluasi secara sistematis dan dipilih beberapa kandidat yang

paling relevan untuk menjadi class dan event dari model problem

domain.

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan

36 

 

Hasil dari aktivitas classes adalah sebuah event table

yang berisi classes yang telah dipilih dan events yang

berhubungan dengan class tersebut.

Tabel 2.1 Contoh Event Table

Events Classes

Customer Assistant Apprentice Appoint- ment

Plan

Reserved Cancelled Treated

Employed Resigned

Graduated Agreed

(Sumber : Mathiassen, et al.(2000, p50))

2.5.5.2 Structure

Menurut Mathiassen et al. (2000, p69), aktivitas

pembuatan structure menitikberatkan pada hubungan antara

class-class dan objek-objek. Tujuan dari aktivitas pembuatan

structure ini adalah untuk menggambarkan hubungan struktural

antara class-class dan objek-objek dalam problem domain. Hasil

dari aktivitas pembuatan structure ini adalah sebuah class

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan

37 

 

diagram. Class diagram menyediakan suatu gambaran yang

koheren atas problem domain dengan menggambarkan semua

hubungan struktural di antara class-class dan objek-objek di

dalam model.

Menurut Mathiassen et al. (2000, p72-77), terdapat empat

jenis structure yang dapat digunakan dalam pembuatan model

problem domain, yaitu :

a. Generalisasi

Generalisasi mengumpulkan property-property dan behavior

pattern yang umum dari class-class yang berbeda ke dalam

class-class yang lebih umum. Generalisasi adalah hubungan

di mana sebuah class umum mengambarkan property-

property umum dari sekumpulan class-class khusus. Contoh

dari generalisasi dapat dilihat pada gambar 2.3.

Gambar 2.3 Contoh Generalisasi

(Sumber: Mathiassen et al. (2000, p73))

b. Cluster

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan

38 

 

Cluster adalah sebuah kumpulan dari class-class yang saling

berhubungan. Notasi grafik untuk menggabarkan cluster

adalah gambar file folder yang di dalamnya terdiri atas -

class-class. Class-class yang berada dalam cluster biasanya

terhubung melalui structure generalisasi dan agregasi.

Contoh dari cluster dapat dilihat pada gambar 2.4.

Gambar 2.4 Contoh Cluster (Sumber: Mathiassen et al. (2000, p75))

c. Agregasi

Agregasi merupakan hubungan antara dua atau lebih objek

di mana objek yang superior (keseluruhan) terdiri atas

beberapa objek yang inferior (bagian). Agregasi

digambarkan sebagai sebuah garis di antara class-class yang

bersifat superior dan inferior, di mana pada salah satu ujung

garis diberi tanda belah ketupat untuk menandakan bahwa

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan

39 

 

class yang berada pada ujung garis tersebut merupakan class

yang superior. Dalam bentuk kalimat, agregasi

diekspresikan dengan hubungan “memiliki sebuah”, “bagian

dari”, atau “dimiliki oleh”. Contoh dari agregasi dapat

dilihat pada gambar 2.5.

Gambar 2.5 Contoh Agregasi 1

(Sumber: Mathiassen et al. (2000, p76))

d. Asosiasi

Asosiasi adalah sebuah hubungan yang memilik arti di

antara beberapa objek. Agregasi digambarkan sebagai

sebuah garis sederhana di antara class-class yang relevan.

Contoh dari asosiasi dapat dilihat pada gambar 2.6.

Gambar 2.6 Contoh Agregasi 2 (Sumber: Mathiassen et al. (2000, p76))

Car Person 0..* 1..*

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan

40 

 

2.5.5.3 Behavior

Menurut Mathiassen et al. (2000, p90), behavior hanya

dianggap sebagai kumpulan event-event yang tidak berurutan

yang melibatkan sebuah objek di dalam aktivitas pembuatan

class. Dalam aktivitas penentuan behavior, behavior

digambarkan secara lebih tepat dengan menambahkan unsur

waktu pada event-event tersebut. Sebuah behavior milik objek

didefinisikan dengan sebuah event trace. Event trace adalah

sebuah urutan dari event-event yang melibatkan sebuah objek

yang spesifik. Sebuah deksripsi mengenai beberapa event trace

yang mungkin untuk semua objek di dalam sebuah class disebut

behavioral pattern. Behavioral pattern akan digambarkan dalam

statechart diagram.

Gambar 2.7 Contoh Statechart Diagram untuk Class Customer (Sumber: Mathiassen et al. (2000, p90))

Menurut Mathiassen et al. (2000, p93), behavioral

pattern memiliki struktur kontrol sebagai berikut :

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan

41 

 

• Sequence adalah events yang terjadi satu per satu.

Notasinya: “+”.

• Selection adalah sebuah event yang terjadi dari suatu set

events. Notasinya: “|”.

• Iteration adalah sebuah event yang terjadi sebanyak nol

atau berulang kali. Notasinya : “*”.

2.5.6 Analisis Application Domain

Menurut Mathiassen et al. (2000, p115-117), application domain

adalah sebuah organisasi yang mengatur, mengawasi, atau mengendalikan

problem domain. Hasil dari analisis appication domain adalah sebuah

daftar lengkap mengenai kebutuhan usage dari sistem secara keseluruhan.

Application domain terdiri dari tiga bagian utama, yaitu usage, function,

dan interface.

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan

42 

 

Gambar 2.8 Analysis Application Domain (Sumber: Mathiassen et al. (2000, p90))

2.5.6.1 Usage

Menurut Mathiassen et al. (2000, p117-118), usage

adalah bagian dari application domain yang berinteraksi dengan

orang dan sistem-sistem lain di dalam konteks. Mathiassen et al.

(2000, p119) menjelaskan bahwa sebuah sistem harus sesuai

dengan application domain. Hal ini dapat dapat ditentukan

dengan merancang use case dan actor. Actor adalah sebuah

abstraksi dari pengguna atau sistem lain yang berinteraksi

dengan sistem target, sedangkan use case adalah sebuah pola

untuk interaksi antara sistem dan actor-actor dalam application

domain. Hubungan antara actor-actor dan use case-use case

dapat digambarkan dengan use case diagram. Contoh dari use

case diagram dapat dilihat pada gambar 2.9.

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan

43 

 

Gambar 2.9 Contoh Use Case Diagram (Sumber: Mathiassen et al. (2000, p129))

2.5.6.2 Sequence

Menurut Bennet et al. (2006, p232-233), sebuah sequence

diagram menunjukkan interaksi antar objek-objek yang disusun

dalam urutan waktu. Sequence diagram dapat digambarkan pada

tingkatan rincian yang berbeda dan untuk mencapai tujuan-

tujuan yang berbeda pada beberapa tahap dalam siklus

pengembangan. Dimensi vertikal memperlihatkan waktu dan

semua object, dimana setiap object tersebut ditunjukkan dengan

lifeline. Sedangkan dimensi horizontal menunjukkan interaksi

antar object.

2.5.6.3 Functions

Menurut Mathiassen et al. (2000, p138), function adalah

sebuah fasilitas untuk membuat sebuah model menjadi berguna

bagi para actor. Terdapat empat tipe function, yaitu :

a. Update function adalah function yang diaktifkan oleh sebuah

event dari problem domain dan menghasilkan sebuah

perubahan di dalam state dari model.

Page 44: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan

44 

 

b. Signal function adalah function yang diaktifkan melalui

perubahan state dari model dan mengakibatkan reaksi di

dalam konteks.

c. Read function adalah function yang diaktifkan melalui

kebutuhan informasi di dalam pekerjaan actor dan berakhir

pada sistem menambilkan bagian-bagian model yang

relevan.

d. Compute function adalah function yang diaktifkan melalui

kebutuhan informasi dalam pekerjaan actor dan terdiri atas

perhitungan yang melibatkan informasi yang disediakan

oleh actor atau model dan hasilnya adalah tampilan dari

hasil perhitungan tersebut.

Menurut Mathiassen et al. (2000, p144), hasil dari

aktivitas analisis function adalah sebuah daftar dari kebutuhan

function dari sistem atau lebih dikenal dengan function list.

2.5.6.4 Interface

Menurut Mathiassen et al. (2000, p151-152), interface

adalah fasilitas-fasilitas yang membuat sebuah model sistem dan

function-function tersedia bagi actor. Terdapat dua tipe interface,

yaitu :

Page 45: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan

45 

 

a. User interface, yaitu sebuah interface untuk para pengguna.

Terdapat empat jenis pola dialog yang penting dalam

menentukan interface pengguna, yang terdiri dari:

• Pola menu-selection, yang terdiri dari daftar pilihan

yang mungkin dalam interface pengguna.

• Pola fill-in, merupakan pola klasik untuk entry data.

• Pola command-language, di mana user memasukkan

dan memulai format perintah sendiri.

• Pola direct manipulation, di mana user dapat memilih

objek dan melaksanakan function atas objek dan melihat

hasil dari interaksi mereka tersebut dengan segera.

b. System interface, yaitu sebuah interface untuk sistem-sistem

lain. Sistem lain tersebut dapat berupa external device

(misalnya sensor, switch, dll) dan sistem komputer yang

kompleks sehingga dibutuhkan suatu protokol komunikasi.

System interface dispesifikasikan sebagai class diagram dari

external device dan sebagai protokol dalam berinteraksi

dengan sistem lain.

2.5.7 Architectural Design

Menurut Mathiassen et al (2000, p.173), architectural design

mempunyai tujuan untuk membuat struktur sistem yang terkomputerisasi.

Hasil dari architectural design adalah struktur untuk proses dan

Page 46: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan

46 

 

component dari sistem yang dibangun. Gambar 2.10 menggambarkan

aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam architectural design.

Gambar 2.10 Aktivitas-aktivitas dalam Architectural Design (Sumber: Mathiassen et al. (2000, p176))

2.5.7.1 Criteria

Menurut Mathiassen et al (2000, p.178), criteria adalah

penentuan property yang dinginkan dari suatu arsitektur,

sedangkan conditions adalah peluang dan keterbatasan dari

manusia, organisasi, dan teknis yang terlibat dalam menjalankan

tugas. Criteria yang perlu dipertimbangkan dalam membangun

software yang berkualitas dapat dilihat pada tabel 2.2.

Tabel 2.2. Kriteria Umum bagi Kualitas Software Criteria Ukurannya

Usable Sistem mampu untuk beradaptasi dengan organisasi, hubungan kerja dan konteks secara teknis.

Secure Tindakan pencegahan akses dari pihak yang tidak berkepentingan terhadap data dan fasilitas.

Page 47: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan

47 

 

Efficient Eksploitasi secara ekonomis dari fasilitas technical platform.

Correct Pemenuhan terhadap kebutuhan-kebutuhan. Reliable Pemenuhan atas ketepatan yang diperlukan dalam

pengeksekusian function. Maintanable Biaya untuk penempatan dan perbaikan sistem

yang rusak. Testable Biaya untuk memastikan bahwa sistem yang

disebarkan menunjukkan function yang diharapkan.

Flexible Biaya untuk memodifikasi sistem yang diluncurkan.

Comprehensible Usaha yang dibutuhkan untuk memperoleh pemahaman tentang sistem.

Reusable Kemampuan untuk menggunakan bagian sistem dengan sistem lain yang berhubungan.

Portable Biaya untuk memindahkan sistem ke technical platform lainnya.

Interoperable Biaya untuk menggabungkan sistem dengan sistem lainnya.

(Sumber : Mathiassen et al. (2000, p178))

2.5.7.2 Component Architecture

Menurut Mathiassen et al. (2000, p190-197), component

architecture adalah sebuah struktur sistem yang terdiri dari

component-component yang saling berhubungan, sedangkan

component adalah sebuah kumpulan dari bagian-bagian program

yang membentuk suatu keseluruhan dan mempunyai sejumlah

responsibility yang jelas. Component terbagi menjadi empat tipe,

yaitu model component, function component, user interface

component, dan system interface component.

Terdapat tiga pola (pattern) yang dapat digunakan untuk

merancang arsitektur komponen, yaitu:

Page 48: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan

48 

 

a. Layered Architecture Pattern

Pola ini sangat klasik di dalam membangun sebuah piranti

lunak. Dalam bentuknya yang paling sederhana, arsitektur

berlapis (layered architecture) terdiri atas beberapa

komponen, yang dirancang sebagai layer-layer. Perancangan

masing-masing component menjelaskan tanggung jawab

masing-masing component dan hubungan ke atas dan ke

bawah. Hubungan ke bawah menggambarkan operasi-

operasi yang dapat diakses oleh component pada layer yang

ada di bawah. Hubungan ke atas menggambarkan operasi-

operasi dibuat oleh component agar tersedia bagi layer yang

berada di atas. Hubungan ini digambarkan dengan tanda

panah yang juga menandakan ketergantungan. Secara

umum, ketergantungan mengimplikasikan bahwa perubahan

yang terjadi pada satu component (yang ditunjuk oleh tanda

panah) dapat mempengaruhi komponen lain (yang tidak

ditunjuk oleh tanda panah). Arsitektur berlapis merupakan

pola yang sangat berguna untuk membagi sistem menjadi

beberapa component. Gambar 2.11 menggambarkan layered

architecture pattern.

Page 49: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan

49 

 

Gambar 2.11 Layered Architecture Pattern (Sumber : Mathiassen et al. (2000, p193))

b. Generic Architecture Pattern

Pola ini digunakan untuk membagi sistem dasar yang

meliputi interface, function dan model component. Model

component, yang berisi model dari object pada sistem, dapat

menjadi layer yang paling bawah, kemudian dilanjutkan

dengan layer untuk system function dan layer paling atas

adalah interface component. Interface juga dapat dibagi

menjadi user interface dan system interface. Gambar 2.12

menggambarkan generic architecture pattern.

Page 50: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan

50 

 

Gambar 2.12 Generic Architecture Pattern untuk Sebuah Sistem (Sumber : Mathiassen et al. (2000, p196))

c. Client-Server Architecture Pattern

Arsitektur client-server sebenarnya dikembangkan untuk

membantu distribusi sebuah sistem di antara beberapa

processor yang tersebar secara geografis. Arsitektur ini

sudah digunakan secara luas dalam industri piranti lunak.

Komponen pada arsitektur ini adalah sebuah server dan

beberapa client. Server memiliki kumpulan operasi yang

diperlukan oleh client. Server bertanggungjawab

menyediakan hal-hal yang umum (database dan sumber

daya lain) bagi semua client. Server akan lebih banyak

Page 51: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan

51 

 

menyediakan operasinya kepada client-client melalui sebuah

jaringan. Sedangkan, kewajiban client adalah menyediakan

local interface untuk para penggunanya. Gambar 2.13

menunjukkan client-server architecture pattern.

Gambar 2.13 Client-server Architecture Pattern (Sumber : Mathiassen et al. (2000, p197))

Terdapat lima tipe pendistribusian pada client-server

architecture seperti yang ditunjukkan pada tabel 2.3.

Tabel 2.3 Tipe Distribusi pada Client-server Architecture Client Server Architecture

U U+F+M Distributed presentation U F+M Local presentation

U+F F+M Distributed functionality U+F M Centralized data

U+F+M M Distributed data (Sumber : Mathiassen et al. (2000, p200))

2.5.7.3 Process Architecture

Menurut Mathiassen et al. (2000, p209), process

architecture adalah sebuah struktur eksekusi sistem yang terdiri

Page 52: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan

52 

 

dari proses-proses yang saling tergantung satu sama lain.

Processor adalah sebuah alat yang akan menjalankan program.

Program component adalah modul fisik dari kode program,

sedangkan active object adalah sebuah object yang telah

ditugaskan pada sebuah proses. Tujuan dari process architecture

adalah untuk mendefinisikan struktur fisik dari sebuah sistem.

Hasil dari process architecture adalah sebuah deployment

diagram yang menunjukkan processor-processor dengan

program component dan active object yang telah ditugaskan.

Mathiassen et al. (2000, p215-219) menjelaskan

bahwa terdapat tiga pola distribusi dalam process architecture,

yaitu :

a. Centralized Pattern

Pada pola ini, semua data disimpan dalam sebuah server

pusat dan hanya terdapat user interface pada client.

b. Distributed Pattern

Pada pola ini, semua component didistribusikan pada client

dan server dibutuhkan hanya untuk menyebarkan update

dari model di antara client-client.

c. Decentralized Pattern

Pada pola ini, masing-masing client memiliki data mereka

sendiri sehingga server hanya menampung data-data yang

sifatnya umum bagi client. Hal ini mengakibatkan rancangan

Page 53: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan

53 

 

struktur untuk client dan server menjadi sama, hanya saja

server menampung model yang umum dan function yang

berada pada model tersebut.

2.5.8 Component Design

Menurut Mathiassen et al. (2000, p231), tujuan dari component

design adalah untuk menentukan sebuah implementasi dari kebutuhan-

kebutuhan dalam sebuah kerangka arsitektur.

2.5.8.1 Model Component

Menurut Mathiassen et al. (2000, p235), model component

adalah bagian dari sistem yang mengimplementasikan model

problem domain. Perancangan model component didasarkan pada

model berorientasi objek yang didapatkan dari aktivitas analisis.

Model ini menggambarkan problem domain dengan menggunakan

class-class, objek-objek, structure, dan behavior. Tugas utama

dalam perancangan model component adalah untuk

merepresentasikan event-event dengan menggunakan mekanisme-

mekanisme yang tersedia dalam bahasa pemrograman berorientasi

objek.

Page 54: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Kata sistem sering kali dihubungkan dengan

54 

 

2.5.8.2 Function Component

Menurut Mathiassen et al (2000, p251), function

component adalah bagian dari sebuah sistem yang

mengimplementasi kebutuhan fungsional. Operation adalah

sebuah proses yang ditetapkan pada sebuah class dan diaktifkan

melalui objek dari class tersebut. Terdapat empat tipe function,

yaitu update, read, compute, dan signal.

Mathiassen et al. (2000, p260-262) menjelaskan bahwa

terdapat dua cara penempatan penempatan function, yaitu

ditempatkan di dalam model-class atau ditempatkan di function-

class. Untuk function-function yang hanya melibatkan satu model-

class saja, maka cukup ditempatkan di model-class sebagai

operation. Sedangkan untuk function yang melibatkan beberapa

model-class sekaligus perlu ditempatkan di function-class untuk

kemudian dihubungkan ke model-class yang trelibat.

Menurut Mathiassen et al. (2000, p264), semua function

yang complex perlu didefinisikan (dibuat spesifikasinya) agar

tidak terjadi ketidakpastian dalam proses perancangan function

component.