48
7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringan (Network) Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer dan perangkat jaringan lainnya yang bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan yang sama. Tujuan dari jaringan komputer ini adalah : Membagi sumber daya : pemakaian CPU, Printer, Harddisk, memori Komunikasi : e-mail, instant messaging, chatting Akses informasi : web browsing (menurut http://id.wikipedia.org/wiki/Jaringan_komputer) Tiap komputer, printer, atau peripheral yang terhubung dengan jaringan disebut dengan node. Sebuah jaringan komputer sekurang-kurangnya memiliki 2 unit komputer atau lebih, dapat berjumlah puluhan komputer, ribuan atau bahkan jutaan node yang saling terhubung satu dengan yang lain. Hubungan antar komputer tersebut tidak terbatas hanya berupa kabel tembaga saja, namun juga bisa melalui fiber optic, gelombang microwave, infrared, bahkan melalui satelit. Jaringan komputer ini dapat dibagi tiga berdasarkan jangkauan ruang lingkupnya (Forouzan,2003,p1), yaitu : LAN (Local Area Network) MAN (Metropolitan Area Network) WAN (Wide Area Network).

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringan (Network)thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00232-IF Bab2.pdf · Jaringan komputer ini dapat dibagi tiga berdasarkan jangkauan ruang lingkupnya

Embed Size (px)

Citation preview

7

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Jaringan (Network)

Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer dan

perangkat jaringan lainnya yang bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu

tujuan yang sama. Tujuan dari jaringan komputer ini adalah :

• Membagi sumber daya : pemakaian CPU, Printer, Harddisk, memori

• Komunikasi : e-mail, instant messaging, chatting

• Akses informasi : web browsing

(menurut http://id.wikipedia.org/wiki/Jaringan_komputer)

Tiap komputer, printer, atau peripheral yang terhubung dengan jaringan

disebut dengan node. Sebuah jaringan komputer sekurang-kurangnya memiliki 2

unit komputer atau lebih, dapat berjumlah puluhan komputer, ribuan atau bahkan

jutaan node yang saling terhubung satu dengan yang lain. Hubungan antar

komputer tersebut tidak terbatas hanya berupa kabel tembaga saja, namun juga

bisa melalui fiber optic, gelombang microwave, infrared, bahkan melalui satelit.

Jaringan komputer ini dapat dibagi tiga berdasarkan jangkauan ruang lingkupnya

(Forouzan,2003,p1), yaitu :

• LAN (Local Area Network)

• MAN (Metropolitan Area Network)

• WAN (Wide Area Network).

8

2.1.1 Local Area Network

Local Area Network adalah jaringan komunikasi yang saling

menghubungkan berbagai jenis perangkat dan menyediakan pertukaran

data antara perangkat-perangkat tersebut. (William Stallings, 2001, p12).

LAN hanya mencakup wilayah kecil, biasanya meliputi bangunan tunggal

atau sekelompok gedung.

Gambar 2.1 Jaringan LAN

Dari definisi di atas dapat kita ketahui bahwa sebuah LAN

dibatasi oleh lokasi secara fisik. Adapun penggunaan LAN itu sendiri

mengakibatkan semua komputer yang terhubung dalam jaringan dapat

bertukar data atau dengan kata lain berhubungan. Kerjasama ini semakin

berkembang dari hanya pertukaran data hingga penggunaan peralatan

secara bersama karena jaringan LAN memiliki rate yang tinggi. LAN

yang umumnya menggunakan switch, akan mengikuti prinsip kerja switch

itu sendiri. Dalam hal ini adalah bahwa switch tidak memiliki

pengetahuan tentang alamat tujuan sehingga penyampaian data secara

broadcast.

9

2.1.1.1 Local Area Network Devices

Beberapa peralatan jaringan yang berhubungan dengan

jaringan dengan tipe LAN :

1. Repeater

Repeater adalah perangkat yang beroperasi di layer fisik.

Repeater menerima sinyal, dan sebelum sinyal menjadi lemah

atau rusak, maka repeater akan membangkitkan pola-pola bit,

kemudian repeater akan meneruskan sinyal yang telah diperbaiki.

Repeater dapat meningkatkan panjang LAN secara fisik dan dapat

berfungsi menghubungkan bagian-bagian dari LAN. Repeater

juga akan meneruskan setiap frame yang dikirim, dan tidak

memiliki kemampuan untuk menyaring setiap frame. Fungsi

repeater adalah sebagai pembangkit ulang atau regenerator dan

bukan penguat (amplifier).

2. Hub

Hub adalah alat yang berfungsi sebagai tempat untuk

menerima data dan meneruskannya menuju tempat yang lainnya.

Hub terdiri dari port-port RJ-45 female sehingga kabel - kabel

twisted pair yang sudah terpasang konektor RJ-45 pada ujung -

ujungnya dapat dengan mudah dihubungkan pada Hub. Hub

digunakan pada topologi star dan dapat diparalel hingga

maksimum tiga buah Hub. Port yang dimiliki Hub bervariasi

mulai dari 5 Port, 10 Port, 12 Port, 16 Port, 24 Port, 32 Port dan

10

yang terbanyak 64 Port. Untuk jaringan komputer yang

menggunakan Hub yang diparalel lebih dari 3 Hub, maka

diperlukan sebuah Router untuk menghubungkan Hub yang

keempat dan seterusnya. Semua network connections yang

terhubung ke Hub secara langsung akan men-share sebuah single

collision domain, dimana jika sebuah client mengirim data, maka

semua client yang terhubung ke Hub tersebut akan menerima data

yang dikirim oleh pengirim.

3. Bridge

Bridge adalah alat yang menghubungkan sebuah LAN dengan

LAN yang lain dengan teknologi yang sama ( misalkan pada dua

LAN yang menggunakan teknologi ethernet yang sama ). Bridge

akan memisahkan data mana yang harus dikirim pada LAN-nya

sendiri atau dengan LAN lain yang terhubung dengannya.

Bridge bekerja pada level data-link layer ( physical network )

di suatu jaringan. Bridge menyalin frame data dari suatu jaringan

ke jaringan yang lain sepanjang jalur komunikasi terjalin.

Beberapa produk dari bridge dapat berfungsi juga sebagai router

sehingga dikenal dengan istilah brouter ( bridge-router ).

4. Switch

Switch berada pada layer fisik dan data link. Switch adalah

bridge yang memungkinkan kinerja lebih cepat. Perbedaan bridge

11

dengan switch adalah pada switch terdapat banyak port yang

spesifik untuk masing-masing node, sehingga tidak terjadi

collision dalam jaringan.

5. Router

Pada jaringan yang besar, seperti internet, diperlukan adanya

router. Router dapat berupa suatu alat ( dedicated ) atau berupa

suatu aplikasi. Aplikasi router ter-install di sebuah komputer

personal sehingga sering dikenal dengan istilah PC-router. Router

berfungsi untuk memutuskan pada titik manakah paket data harus

diteruskan. Router dapat tersambung pada dua jaringan atau lebih

dan dapat memutuskan jaringan mana yang akan menerima paket

data yang diteruskan oleh router.

Router umumnya terletak pada gateway pada suatu jaringan.

Router memiliki apa yang dinamakan routing table, yaitu sebuah

daftar dari rute - rute yang tersedia dan mampu memilih rute

terbaik untuk sebuah paket data. Fungsi routing merupakan

standar Layer 3 ( Network Layer ) pada model OSI.

Pada jaringan yang menggunakan koneksi internet

berkecepatan tinggi seperti DSL, router berfungsi ganda sebagai

firewall. Produsen router yang terkenal antara lain adalah 3Com

dan Cisco.

12

6. Access Point

Access Point adalah alat bantu pada jaringan wireless atau

WLAN ( Wireless-LAN ). Access Point menerima dan

memancarkan kembali data yang berupa gelombang. Access

Point menghubungkan antara komputer yang satu dengan

yang lain pada WLAN dan kadang berfungsi pula menjadi

jembatan ( Bridge ) antara WLAN dengan jaringan yang

menggunakan kabel. Access Point memiliki fungsi yang sama

seperti hub bagi jaringan yang menggunakan kabel. WLAN

berukuran kecil cukup menggunakan satu Access Point saja,

namun WLAN yang besar membutuhkan beberapa Access

Point sekaligus.

2.1.2 Metropolitan Area Network

Metropolitan Area Network ( MAN ) yaitu jaringan komputer

yang saling terkoneksi dalam satu kawasan kota yang jaraknya bisa lebih

dari 1 Km, ini merupakan pilihan untuk membangun jaringan kantor

dalam suatu kota ( Sarosa dan Anggoro, 2000 ).

Metropolitan Area Network ( MAN ) pada dasarnya merupakan

versi LAN yang berukuran lebih besar dan biasanya memakai teknologi

yang sama dengan LAN. MAN dapat mencakup kantor – kantor

perusahaan yang berdekatan dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan

pribadi ( Swasta ) atau umum. MAN biasanya mampu menunjang data

dan suara, dan bahkan dapat berhubungan dengan jaringan televisi kabel.

13

MAN hanya memiliki satu atau dua buah kabel dan tidak mempunyai

elemen switching, yang berfungsi untuk mengatur paket melalui beberapa

output kabel. Adanya elemen switching membuat rancangan menjadi

lebih sederhana.

Alasan utamanya memisahkan MAN sebagai kategori khusus

adalah telah ditentukannya standart untuk MAN, dan Standart ini

sekarang sedang diimplementasikan.

2.1.3 Wide Area Network

Wide Area Network (WAN) mencakup daerah geografis yang

luas, seringkali mencakup sebuah negara atau benua. WAN terdiri dari

kumpulan mesin yang bertujuan untuk menjalankan program-program

aplikasi.

Menurut http://id.wikipedia.org, WAN atau Wide Area Network

merupakan jaringan komputer yang mencakup area yang besar. Sebagai

contoh yaitu jaringan komputer antar wilayah, kota atau bahkan negara,

atau dapat didefinisikan juga sebagai jaringan komputer yang

membutuhkan router dan saluran komunikasi publik.

WAN digunakan untuk menghubungkan jaringan lokal yang satu

dengan jaringan lokal yang lain, sehingga pengguna atau komputer di

lokasi yang satu dapat berkomunikasi dengan pengguna dan komputer di

lokasi yang lain.

Jaringan WAN menghubungkan beberapa WAN dari beberapa

kota atau negara yang berbeda. WAN biasanya terhubung via satelit.

14

WAN mempunyai daerah yang sangat luas dan menggunakan siklus

komunikasi yang menghubungkan node-node intermediate. Kecepatan

transmisinya beragam dari 2 Mbps, 34 Mbps, 45 Mbps, 15 Mbps, sampai

625 Mbps ( atau kadang-kadang lebih ). Faktor khusus yang

mempengaruhi desain dan performance-nya terletak pada siklus

komunikasi, seperti jaringan telepon, satelit, atau komunikasi pembawa

lain yang digunakannya.

Ciri-ciri dari WAN adalah adanya penekanan pada fasilitas

transmisi sehingga komunikasi dapat berjalan efisien. Sangatlah penting

untuk mengkontrol jumlah lalu lintas data dan mencegah delay yang

berlebihan. Karena topologi WAN lebih komplek dari MAN maka

algoritma rute aliran data juga menjadi perhatian.

WAN menjadi sangat luas, membentang ke seluruh dunia.

Organisasi yang mendukung WAN dikenal sebagai NSP ( Network

Service Provider ). NSP merupakan bagian inti dari internet. WAN yang

dikoneksikan melalui NSP bersama-sama terkoneksi membentuk suatu

jaringan internet yang bersifat global. NSP yang ada bervariasi dalam

kecepatan transmisi data, transit delay, dan konektivitas yang diberikan.

WAN biasanya diimplementasikan menggunakan teknologi switching

yaitu, circuit switching dan packet switching.

2.1.3.1 Circuit Switching

Circuit Switching membuat suatu koneksi fisik untuk data

dan suara antara pengirim dan penerima. Circuit Switching

15

memungkinkan hubungan data yang dapat diinisialisasikan ketika

dibutuhkan dan berakhir ketika komunikasi selesai. Saat kedua

jaringan terhubung dan sudah diautentikasi, maka sudah dapat

dilakukan pengiriman data. Circuit Switching memastikan adanya

kapasitas koneksi yang tetap tesedia untuk pelanggan. Jika sirkuit

ini membawa data komputer, pemakaian kapasitas yang sudah

ditetapkan ini menjadi tidak efisien karena adanya variasi dalam

pemakaian. Contoh : Analog Dial-Up, ISDN, dll

2.1.3.2 Packet Switching

Packet Switching merupakan sebuah metode yang

digunakan untuk memindahkan data dalam jaringan internet.

Dalam packet switching, seluruh paket data yang dikirim dari

sebuah node akan dipecah menjadi beberapa bagian. Setiap bagian

memiliki keterangan mengenai asal dan tujuan dari paket data

tersebut. Hal ini memungkinkan sejumlah besar potongan-

potongan data dari berbagai sumber dikirimkan secara bersamaan

melalui saluran yang sama, untuk kemudian diurutkan dan

diarahkan ke rute yang berbeda melalui router (telkom.net).

Tidak mempergunakan kapasitas transmisi yang melewati

jaringan. Data dikirim keluar dengan menggunakan rangkaian

potongan-potongan kecil secara berurutan yang disebut paket.

Masing-masing paket melewati jaringan dari satu titik ke titik lain

dari sumber ke tujuan pada setiap titik seluruh paket diterima,

16

disimpan dengan cepat dan ditransmisikan ke titik berikutnya.

Fungsi utama dari jaringan packet-switched adalah menerima

paket dari stasiun pengirim untuk diteruskan ke stasiun penerima.

Penggunaan packet switching mempunyai keuntungan

dibandingkan dengan penggunaan

Circuit switching antara lain:

a. Efisiensi jalur lebih besar karena hubungan antar node

dapat menggunakan jalur yang dipakai bersama secara

dinamis tergantung banyaknya paket yang dikirim.

b. Bisa mengatasi permasalahan data rate yang berbeda

antara dua jenis jaringan yang berbeda data rate-nya.

c. Saat beban lalu lintas meningkat, pada model circuit

switching, beberapa pesan yang akan ditransfer dikenai

pemblokiran. Transmisi baru dapat dilakukan apabila

beban lalu lintas mulai menurun. Sedangkan pada model

packet switching, paket tetap bisa dikirimkan, tetapi akan

lambat sampai ke tujuan (delivery delay meningkat).

d. Pengiriman dapat dilakukan berdasarkan prioritas data.

Jadi dalam suatu antrian paket yang akan dikirim, sebuah

paket dapat diberi prioritas lebih tinggi untuk dikirim

dibanding paket yang lain. Dalam hal ini, prioritas yang

lebih tinggi akan mempunyai delivery delay yang lebih

kecil dibandingkan paket dengan prioritas yang lebih

rendah.

17

Contoh aplikasi packet switching adalah jaringan ATM karena

konsep ATM mirip dengan konsep yang digunakan packet-

switching yaitu menggunakan X.25 dan frame relay. Sebagaimana

packet-switching dan frame relay. ATM melibatkan pengiriman

data dalam bentuk potongan-potongan yang memiliki ciri

tersendiri. Selain itu, ATM memungkinkan koneksi logic multiple

di multiplexingkan melalui sebuah interface fisik tunggal. Pada

ATM, informasi yang mengalir pada koneksi logik disusun

menjadi paket-paket berukuran tertentu yang disebut cell.

(William Stallings, 2001, p356).

2.1.3.3 Frame Relay

Frame Relay adalah protokol WAN yang beroperasi pada

layer pertama dan kedua dari model OSI dan dapat

diimplementasikan pada beberapa jenis interface jaringan. Frame

Relay mengirimkan informasi melalui wide area network (WAN)

yang membagi informasi menjadi frame atau paket. Masing-

masing frame mempunyai alamat yang digunakan oleh jaringan

untuk menentukan tujuan. Frame-frame akan melewati switch

dalam jaringan frame relay dan dikirimkan melalui “virtual

circuit” (VC adalah dua arah (two way) jalur data yang

didefinisikan secara software antara dua port yang membentuk

saluran khusus (private line) untuk pertukaran informasi dalam

jaringan) sampai tujuan. (http://mudji.net/press/?p=111).

18

2.1.3.4 VPN (Virtual Private Network)

Menurut IETF, VPN adalah sebuah teknologi komunikasi

yang memungkinkan untuk membuat WAN (Wide Area Network)

pribadi dengan menggunakan fasilitas IP Public, seperti internet

atau private IP Backbones. VPN merupakan suatu bentuk private

internet yang melalui public network (internet) dengan

menekankan pada keamanan data (encryption) dan akses global

melalui internet. Hubungan ini dibangun melalui suatu tunnel

(terowongan) virtual antara end-system atau dua pc atau bisa juga

antara dua atau lebih jaringan yang berbeda. (www.vpnc.org/vpn-

standards.html)

2.1.3.5 BGP (Border Gateway Protocol)

Border Gateway Protocol atau yang sering disingkat BGP

merupakan salah satu routing protocol yang ada di dunia

komunikasi data. Sebagai sebuah routing protocol, BGP memiliki

kemampuan melakukan pengumpulan rute, pertukaran rute, dan

menentukan rute terbaik menuju ke sebuah lokasi dalam jaringan.

Yang membedakan dengan lain seperti misalnya, OSPF dan IS-IS

ialah, BGP termasuk dalam kategori routing protocol jenis

Exsterior Gateway Protocol (EGP). Dibawah ini merupakan

urutan proses seleksi rute pada BGP :

1. Lebih memilih rute dengan weight terbesar (lokal

dalam router).

19

2. Lebih memilih rute dengan local preference terbesar

(lokal dalam AS).

3. Lebih memilih rute yang berasal dari diri sendiri.

4. Lebih memilih rute dengan AS Path terpendek.

5. Memilih route origin terkecil.

6. Lebih memilih route dengan MED terkecil.

7. Lebih memilih rute EBGP daripada rute IBGP.

8. Lebih memilih rute IBGP neighbor terdekat (lowest

IGP metric).

9. Lebih memilih rute yang telah dipelajari paling lama

untuk rute EBGP.

10. Lebih memilih rute melalui neighbor dengan BGP

router ID terkecil.

11. Lebih memilih rute melalui neighbor dengan IP

address terkecil.

2.1.3.6 IGP (Interior Gateway Protocol)

Di dalam jaringan yang besar seperti internet, jaringan

kecil dibagi menjadi beberapa autonomous system (AS). Setiap

AS mengatur daerahnya sendiri, setiap jaringan terhubung ke

internet melalui jaringan AS-nya sendiri. Beberapa protocol

routing yang digunakan untuk mengatur sistem yang terdapat

pada AS dinamakan Interior Gateway Protocol (IGP). Protokol ini

menerapkan bahwa router-router saling berhubungan dengan

20

sistem mereka dan secara bebas saling menukarkan informasi

routing dengan beberapa router yang ada pada satu AS.

2.1.3.7 EGP (Eksterior Gateway Protocol)

Sesuai namanya, eksterior, routing protokol jenis ini

memiliki kemampuan pertukaran rute dari dan keluar jaringan

lokal sebuah organisasi atau kelompok tertentu. Organisasi atau

kelompok tertentu diluar organisasi pribadi sering disebut dengan

istilah autonomous system (AS). Maksudnya rute-rute yang

dimiliki oleh sebuah AS dapat juga dimiliki oleh AS lain yang

berbeda kepentingan dan otoritas. Begitu juga dengan AS tersebut

dapat memilki rute-rute yang dipunyai oleh organisasi lain.

2.1.3.8 OSPF (Open Shortest Path First)

OSPF merupakan sebuah routing yang berstandar terbuka

dimana ini memiliki arti bahwa protokol routing ini bukan ciptaan

dari vendor manapun, sehingga perangkat manapun dapat

kompatibel dengan protokol routing ini dan juga dapat

diimplementasikan dimanapun. Selain itu OSPF merupakan

protokol routing yang menggunakan konsep hierarki routing,yang

artinya OSPF membagi-bagi jaringan menjadi beberapa tingkatan.

Tingkatan-tingkatan ini diwujudkan dengan menggunakan sistem

pengelompokan area. Sehingga dengan konsep ini sistem

penyebaran informasinya menjadi lebih teratur dan tersegmentasi,

21

tidak menyebar kesana kemari dengan sembarangan. Efek dari

keteraturan tersebut dapat membuat penggunaan bandwith

menjadi lebih efisien, lebih cepat mencapai konvergensi, dan

lebih presisi dalam menentukan rute-rute terbaik menuju sebuah

destination. Teknologi yang digunakan oleh protokol routing ini

adalah teknologi link-state yang memang didesain untuk bekerja

dengan sangat efisien dalam proses pengiriman update informasi

rute.

2.1.3.9 IPSec (IP Security)

Ipsec (singkatan dari IP Security) adalah sebuah protokol

yang digunakan untuk mengamankan transmisi datagram dalam

sebuah internetwork berbasis TCP/IP. Ipsec mendefinisikan

beberapa standar untuk melakukan enkripsi data dan juga

integritas data pada lapisan kedua dalam DARPA Reference

Model (internetwork layer).IPSec melakukan enkripsi terhadap

data pada lapisan yang sama dengan protokol IP dan

menggunakan teknik tunneling untuk mengirimkan informasi

melalui jaringan Internet atau dalam jaringan Intranet secara

aman.IPSec didefinisikan oleh badan Internet Engineering Task

Foce (IETF) dan diimplementasikan di dalam banyak sistem

operasi.

22

2.1.4 Topologi Jaringan

Menurut Stallings (2001,p437) topologi adalah struktur yang terdiri

dari jalur switch, yang mampu menampilkan komunikasi interkoneksi

diantara simpul-simpul dari sebuah jaringan. Topologi jaringan dapat dibagi

dua berdasarkan struktur dari jaringan tersebut, yaitu : Physical Topology dan

Logical Topology.

1. Physical Topolgy

Gambaran secara fisik dari hubungan antara komponen-komponen dalam

suatu jaringan yang meliputi server, workstation, hub, switch, dll. Bentuk

umum yang sering digunakan adalah Bus, Star, dan Ring.

• Topologi Bus

Beberapa simpul / node dihubungkan dengan jalur data (bus). Masing

- masing node dapat melakukan tugas-tugas dan operasi yang berbeda namun

semua mempunyai hierarki yang sama (Cisco Systems, 2008a).

Gambar 2.2 Topologi Bus

• Topologi Star

Beberapa simpul / node dihubungkan dengan simpul pusat/host,

yang membentuk jaringan fisik seperti bintang, semua komunikasi

23

ditangani langsung dan dikelola oleh host yang berupa mainframe

komputer (Cisco Systems, 2008a).

Gambar 2.3 Topologi Star

• Topologi Ring

Merupakan hubungan antar simpul / node secara serial dalam

bentuk suatu lingkaran tertutup. Dalam bentuk ini tak ada central node /

host, semua mempunyai hierarki yang sama (Cisco Systems, 2008a).

Gambar 2.4 Topologi Ring

• Topologi Mesh

Jaringan dengan Topologi masih mempunyai jalur ganda dari

setiap perangkat pada jaringan seperti pada gambar di atas. Semakin

24

banyak jumlah komputer pada jaringan, semakin sulit cara pemasangan

kabel-kabel pada jaringan tersebut karena jumlah kabel-kabel yang harus

di pasang menjadi berlipat ganda. Oleh karena itu, pada jaringan mesh

yang murni, setiap perangkat jaringan dihubungkan satu sama lain

menggunakan jalur ganda untuk hub-hub utama sebagai jalur cadangan

jika terjadi masalah di jalur utama.

Gambar 2.5 Topologi Mesh

• Topologi Hybrid

Gabungan dari beberapa topologi (bus,ring,star,atau mesh).

Topologi ini mengkombinasikan keunggulan-keunggulan dari setiap

topologi dan menimimalisir kelemahan. Contoh dari topologi ini adalah

Topologi Pohon, yang merupakan gabungan antara topologi bus dengan

topologi star.

25

Gambar 2.6 Topologi Hybrid

2. Logical Topology

Logical topology adalah gambaran secara maya bagaimana sebuah host dapat

berkomunikasi melalui medium. Bentuk umum yang sering digunakan adalah

Broadcast dan Token Passing.

• Ethernet

Teknologi ethernet adalah teknologi yang paling umum untuk

teknologi jaringan LAN. Ethernet dirancang untuk jaringan yang tidak

membutuhkan kecepatan tinggi, berjarak dekat, jaringan komputer dalam

ruangan. Cara kerjanya adalah broadcast ( menyebarkan data ke seluruh

komputer ). Saat sebuah host mengirimkan data ke sebuah komputer

maka seluruh komputer yang ada dalam jaringan tersebut akan menerima

data tersebut. Tetapi hanya komputer yang dituju saja yang memproses

data tersebut. Dengan keadaan seperti ini akan memungkinkan terjadinya

26

tabrakan data saat dua buah host atau lebih mengirimkan data secara

bersamaan. Hal ini dapat diatasi dengan sebuah mekanisme deteksi

tabrakan dan pemulihan yang disebut dengan CSMA / CD ( Carrier

Sense Multiple Access / Collision Detection ). Topologi fisik yang

didukung ethernet adalah semua topologi kecuali ring.

• Broadcast

Topologi ini mengartikan bahwa setiap host yang mengirim

packet akan mengirimkan packetnya ke semua host.

• Token – Pasing

Mengendalikan akses jaringan dengan mempass-kan sebuah token

elektronik yang secara sekuensial akan melalui masing-masing anggota

dari jaringan komputer. Ketika sebuah komputer mendapatkan token

tersebut, berarti komputer tersebut diperbolehkan mengirim data. Jika

komputer tersebut tidak memiliki data yang akan dikirim, maka token

akan dilewatkan ke komputer berikutnya.

• FDDI

Teknologi ini adalah teknologi yang paling mahal dan canggih

dibandingkan token-passing dan ethernet. FDDI dirancang untuk jaringan

yang berkecepatan sangat tinggi. Biasanya FDDI ditaruh pada jaringan

backbone untuk menangani arus data yang sibuk. Cara kerjanya hampir

sama dengan token ring tetapi kelebihannya FDDI memiliki jalur

cadangan seandainya jalur utama putus. Topologi fisik yang didukung

FDDI adalah topologi dual ring.

27

2.1.5 Protokol

Protokol jaringan menurut Tanenbaum adalah suatu set aturan

yang mengatur cara perangkat-perangkat salam suatu jaringan bertukar

informasi (Tanenbaum,2003,p27). Fungsi-fungsi protokol dibagi menjadi

beberapa kategori, yaitu :

• Enkapsulasi

• Segmentasi dan reassembling

• Kontrol Koneksi (Connection Control)

• Pengiriman sesuai order (Orderal Delivery)

• Flow control

• Error control

• Pengalamatan (Addressing)

• Multiplexing

• Servis-servis Transmisi (Transmission services)

Model yang paling sering digunakan adalah model referensi Open

System Interconnection (OSI). Pada OSI terdapat tujuh layer komunikasi,

yaitu physical, data link, network, transport, session, presentation, dan

application. Sedangkan model TCP/IP Layer yang mempunyai empat

layer, yaitu network interface, internet, transport, dan application

merupakan protokol jaringan yang saat ini sangat umum digunakan untuk

internetworking.

28

2.1.6 Model OSI Layer

Open System Interconnection (OSI) adalah suatu model jaringan

yang didesain oleh International Organization of Standarization (ISO).

ISO adalah Sebuah Lembaga International pengembangan standar untuk

berbagai subyek. Organisasi ini bersifat sukarela. Tujuannya adalah untuk

meningkatkan pengembangan standarisasi dan kegiatan-kegiatan yang

berkaitan dengan hal itu untuk memfasilitasi pertukaran barang dan jasa

di lingkup internasional dan mengembangkan kerjasama dalam bidang

dan kegiatan intelektual, ilmu pengetahuan, teknologi dan ekonomi.

(Stallings,2001,p25)

OSI layer adalah model untuk arsitektur komunikasi komputer,

serta sebagai kerangka kerja bagi pengembangan standard-standard

protokol. (Stallings, Jaringan Komputer,p.21). Lapisan pada Model OSI,

yaitu :

Gambar 2.7 OSI Layer

29

1. Physical Layer

Meliputi interface fisik antara suatu perangkat transmisi

data (misalnya, workstation, komputer) dengan sebuah media

transmisi atau jaringan. Layer ini berhubungan langsung dengan

hardware. Physical Layer mendefinisikan semua spesifikasi fisik

dan elektris untuk semua peralatan meliputi level tegangan,

spesifikasi kabel, tipe konektor dan timing. Physical layer

melakukan dua hal: mengirim dan menerima bit. Bit hanya

mempunyai dua nilai, 1 dan 0. Physical layer berkomunikasi

langsung dengan berbagai jenis media komunikasi. Berbagai jenis

media yang berbeda merepresentasikan nilai bit ini dengan cara

yang berbeda. Beberapa menggunakan nada audio, sementara

yang lain menggunakan state transition yaitu perubahan tegangan

listrik dari tinggi ke rendah dan sebaliknya (Forouzan, Behrouz

A., Data Communications And Networking, 2003, p32).

2. Data Link Layer

Data Link Layer berfungsi menghasilkan alamat fisik

(physical addressing), pesan-pesan kesalahan (error notifications),

pemesanan pengiriman data (flow control). Switch dan bridge

merupakan peralatan yang bekerja yang bekerja pada layer ini.

3. Network Layer

Network Layer menyiapkan transfer informasi diantara

end-system lewat jaringan komunikasi. Bertanggung jawab

terhadap pengiriman paket data dari sumber awal ke tujuan akhir.

30

Network Layer bertanggung jawab dalam network routing,

addressing, dan logical protocol. Peralatan yang bekerja pada

layer ini adalah router.

4. Transport Layer

Berfungsi untuk menyediakan suatu mekanisme perubahan

data di antara ujung sistem (memecah informasi menjadi paket-

paket dan menyusun paket-paket menjadi informasi).

5. Session Layer

Layer ini berfungsi untuk menyelenggarakan, mengatur

dan memutuskan sesi komunikasi. Session Layer menyediakan

layanan kepada layer presentation dan mengatur pertukaran.

6. Presentation Layer

Presentation Layer merupakan layer penerjemah, enkripsi,

dekripsi dan kompresi. Layer ini didesain untuk menangani syntax

dan semantic dari pertukaran informasi antara dua sistem.

(Forouzan, Behrouz A., Data Communications And Networking,

2003,p40).

7. Application Layer

Application Layer bertanggung jawab dalam hal

penyediaan layanan untuk user. Layer ini menyediakan user

interface dan mendukung layanan seperti e-mail, remote file

access dan transfer, internet dan lain-lain. (Forouzan, Behrouz A.,

Data Communications And Networking, 2003, p39).

31

2.1.7 TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol)

Model TCP/IP dikembangkan oleh ARPANET yang disponsori

oleh departemen pertahanan USA (DoD) dengan tujuan ingin

menciptakan suatu jaringan yang dapat bertahan dalam segala kondisi

(Tanenbaum, 2003, p41).

Saat ini TCP/IP adalah protokol standar yang paling banyak

digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer dan jaringan untuk

membentuk sebuah jaringan yang luas (WAN). TCP/IP merupakan

sebuah standar jaringan terbuka yang bersifat independen terhadap

mekanisme transport jaringan fisik yang digunakan sehingga dapat

digunakan dimana saja. Protokol ini menggunakan skema pengalamatan

yang sederhana yang disebut sebagai alamat IP (IP Address) yang

mengizinkan hingga beberapa ratus juta komputer untuk dapat saling

berhubungan satu sama lainnya di Internet. Protokol ini juga bersifat

routable yang berarti protokol ini cocok untuk menghubungkan sistem-

sistem berbeda (seperti Microsoft Windows dan keluarga UNIX) untuk

membentuk jaringan yang heterogen.

Sekumpulan protokol TCP/IP dimodelkan dengan empat layer

yaitu : Data Link Layer ( Ethernet, X.25,SLIP, PPP), Internet Layer

(IP,ICMP,ARP), Transport Layer (TCP,UDP) dan Application Layer

(SMTP,FTP,HTTP,dll).

32

1. Application Layer

Layer ini mengintegrasikan berbagai macam aktifitas dan tugas-tugas yang

melibatkan fokus dari layer OSI yaitu Application, Presentation dan Session.

Layer ini juga mendefinisikan protokol untuk komunikasi aplikasi node-to-

node dan juga mengendalikan spesifikasi tatap muka pengguna.

2. Transport Layer

Layer ini sejalan dengan layer Transport di model OSI. Layer ini

mendefinisikan protokol untuk mengatur tingkat layanan transmisi untuk

aplikasi. Layer ini juga menangani masalah seperti menciptakan komunikasi

end-to-end yang handal dan memastikan data bebas dari kesalahan saat

pengiriman, serta menangani mengenai urutan paket dan menjaga integritas

data.

3. Internet Layer

Layer ini setara dengan layer Network dalam OSI, yaitu

mengalokasikan protokol yang berhubungan dengan transmisi logika sebuah

paket ke seluruh jaringan. Layer ini menjaga pengalamatan host dengan

memberikan alamat IP dan menangani routing dari paket yang melalui

beberapa jaringan.

4. Network Access Layer

Layer ini merupakan gabungan dari layer Physical dan Data Link di

OSI. Layer ini memantau pertukaran data antara host dan jaringan, dan

33

bertugas mengawasi pengalamatan secara hardware dan mendefinisikan

protokol untuk transmisi fisik data.

2.1.8 IETF (The Internet Engineering Task Force)

Internet Engineering Task Force(disingkat IETF), merupakan

sebuah organisasi internasional yang menjaring banyak pihak (baik itu

individual ataupun organisasional) yang tertarik dalam pengembangan

jaringan komputer dan Internet. Organisasi ini diatur oleh IESG (Internet

Engineering Steering Group), dan diberi tugas untuk mempelajari

masalah-masalah teknik yang terjadi dalam jaringan komputer dan

internet, dan kemudian mengusulkan solusi dari masalah tersebut dari

IAB (Internet Architecture Board); IAB bertanggung jawab menentukan

keseluruhan arsitektur internet, memberikan petunjuk dan bimbingan

umum kepada IETF, IETF merupakan pihak yang mempublikasikan

spesifikasi yang membuat standar protokol TCP/IP. (Stallings, 2001, p23)

ITU-T (Internasional Telecommunication Union-Telecommunication

Standardization Sector) Merupakan bagian dari agen spesialisasi

Amerika Serikat. Tujuan Utamanya adalah membuat standarisasi,

menentukan apa yang diperlukan, acuan teknis, dan operasi dalam

telekomunikasi internasional, tanpa memperhatikan pada negara asal dan

tujuan. (Stallings, 2001, p27).

34

2.1.9 Backbone Network

Jaringan Backbone adalah jaringan yang menghubungkan beberapa

infrastruktur jaringan lokal yang memiliki kecepatan rendah melalui Gateway.

Keuntungan menggunakan jaringan Backbone adalah:

- kemampuan jaringan lebih tinggi

- instalasi lebih sederhana dan mudah

Tetapi penggunaan jaringan backbone membutuhkan biaya yang relatif

tinggi, baik untuk instalasi maupun perawatannya.Berikut gambar Hirarki

Infrastruktur Telekomunikasi yang berkaitan dengan jaringan backbone dan

bentuk-bentuk fisiknya:

Gambar 2.8 Hirarki Infrastruktur Telekomunikasi

35

Teknologi yang digunakan untuk membangun suatu jaringan backbone

adalah:

– Bridge backbone ring

– Fiber Distributed Data Interface (FDDI) : 100 Mbps, Sistem dual ring

dengan protocol MAC token ring

– Asynchronous Transfer Mode ( ATM ), lokal switch, atau public switch

Beberapa Alasan yang mendasari digunakannya jaringan backbone

Adalah sebagai berikut:

- Semakin meningkatnya kebutuhan interkoneksi antar jaringan lokal

yang ada

- Meningkatnya kecepatan transfer data khususnya untuk data grafis,

video, dan audio, karena kecepatan transfer data FDDI dapat

mencapai 100 Mbps

- Konsep instalasi dan manajemen jaringan backbone lebih sederhana ,

tetapi jarak jangkauan dapat lebih luas dan jauh

- Jaringan backbone dapat meningkatkan kemampuan dan mengatasi

bottleneck transfer

- Dengan sistem dual ring, FDDI memiliki fault tolerance ( ketahanan

kegagalan ) yang lebih tinggi

36

2.1.10 GNS 3

Open source network simulator yg dapat mesimulasikan network

yang kompleks dan digunakan di berbagai OS seperti Windows, MacOS,

Linux. Dalam operasionalnya GnS harus didukung oleh :

• Dynamips : Basic (core) programs yg menjalankan CISCO IOS

Emulation

• Dynagen : Hasil teks dari dynamips.

• Pemu : Emulator firewall Cisco berbasis Qemu.

GNS adalah tool pelengkap yang bagus digunakan untuk mengadaptasi

CISCO dan bereksperimen di dalamnya ataupun untuk mengecek configurasi

yang akan digunakan nantinya pada router real.

2.2 Arsitektur MPLS

Multiprotocol Label Switching (disingkat menjadi MPLS) adalah

teknologi penyampaian paket pada jaringan backbone berkecepatan tinggi. Asas

kerjanya menggabungkan beberapa kelebihan dari sistem komunikasi circuit-

switched dan packet-switched yang melahirkan teknologi yang lebih baik dari

keduanya. Sebelumnya, paket-paket diteruskan dengan protokol routing seperti

OSPF, IS-IS, BGP, atau EGP. Protokol routing berada pada lapisan network

(ketiga) dalam sistem OSI,

Jaringan MPLS menggunakan Protocol routing layer tiga yang ada serta

protocol dan mekanisme transport layer dua.

37

1. Layer 3 VPN – menggunakan Border Gateway Protocol

2. Layer 2 VPN – Any Transport over MPLS (AtoM)

Layer 3 VPN

Layer 3 VPNs atau BGP VPNs, teknologi MPLS yang paling banyak

digunakan. Layer 3VPNs menggunakan “Virtual Routing Instances”

untuk membuat sebuah pemisahan table routing untuk tiap-tiap

pelanggan/subscriber, dan menggunakan BGP untuk membentuk koneksi

(peering relations)dan signal VPN-berlabel dengan masing-masing router

Provider Edge (PE) yang sesuai. Hasilnya sangat scalable untuk

diimplementasikan, karena router core (P) tidak memiliki informasi

tentang VPNs. BGP VPNs sangat berguna ketika pelanggan

menginginkan koneksi Layer 3 (IP), dan lebih menyukai untuk mebuang

overhead routing ke Service Provider. Hal ini menjamin bahwa

keanekaragaman interface Layer 2 dapt digunakan pada tiap sisi/slde

VPN. Contoh Site A menggunakan interface Ethernet, sementara site B

menggunakan interface ATM ; Site A dan Site B adalah bagian dari

single VPN, Banyak ragam routing protocol yang digunakan pada link

akses pelanggan (yaitu link CE ke PE); Static Routes, BGP, RIP dan

Open Shortest Path First (OSPF).

VPNs paling banyak menggunakan Static Routes, diikuti dengan

routing BGP. Layer 3 VPNs menawarkan kemapuan lebih, seperti Inter-

AS dan Carrier Supporting Carrier (CSC).Hierarchical VPNs,

memungkinkan Service Provider menyediakan koneksi melewati

38

“multiple administrative networks ”. Saat ini, penerapan awaldari fungsi

ini sudah tersebar luas.

Layer 2 VPN

Layer 2 VPNs mengacu pada kemampuan dan kebutuhan dari

pelanggan Service Provider untuk menyediakan layer 2 Circuits melalui

“MPLS-enabled IP backbone”. Penting untuk memahami 3 komponen

utama dari Layer 2 VPN:

1. Layer 2 transport over over MPLS – Layer 2 circuit – membawa data

secara transparent – melalui MPLS enabled IP backbone (juga dikenal

sebagai AToM)

2. Virtual Private Wire Services – Kemampuan menambahkan Virtual

switch Instances (VSLs) pada router PeE untuk membentuk “LAN based

services” melalui MPLS-enabled IP backbone.

3. Virtual Private LAN Services – Kemampuan menambahkan Virtual

Switch Instances (VSLs) pada router PE untuk membentuk “LAN Based

services” melalui MPLS-enabled IP backbone.

Circuits layer 2 yang didominan adalah Ethernet, ATM, Frame

Relay, PPP, dan HLDC. AToM dan Layer 3 VPN didasarkan pada

konsep yang sama. Sebelum ada AToM, service Provider harus

membangun jaringan yang berbeda untuk menyediakan koneksi Layer 2.

Contoh, Service Provider harus membangun sebuah ATM dan sebuah

Frame Relay Network, Hasilnya peningkatan biaya operasional dan

“capital expences”.Saat ini, Layer 2 VPN MPLS memungkinkan Service

39

Provider untuk menggabungkan jenis jaringan yang berbeda ini, sehingga

menghemat biaya operasional dan “capital expences”secara signifikan.

IETF membentuk kelompok kerja MPLS pada tahun 1997 guna

mengembangkan metode umum yang telah distandarkan . Tujuan dari

kelompok kerja MPLS ini adalah untuk menstandarkan protokol-protokol

yang menggunakan teknik pengiriman label swapping (pertukaran label).

Penggunaan label swapping ini memiliki banyak keuntungan antara lain

bisa memisahkan masalah routing dari masukkan forwarding. Routing

merupakan masalah jaringan global yang membutuhkan kerjasama dari

semua router sebagai partisipan.

Sedang forwarding (pengiriman ) merupakan masalah setempat.

Router Switch mengambil keputusannya sendiri tentang jalur mana yang

akan diambil. MPLS juga memiliki kelebihan yang mampu

memperkenalkan kembali connection stack ke dalam dataflow. IP

Arsitektur MPLS dipaparkan dalam RFC-3031 [ROSEN, 2001]

Jaringan MPLS terdiri atas sirkuit yang disebut label switched

path (LSP), yang menghubungkan titik-titik yang disebut label-switched

router (LSR) Setiap LSP dikaitkan dengan sebuah forwarding

equivalence class (FEC), yang merupakan kumpulan paket yang

menerima perlakuan forwarding yang sama di sebuah LSR.FEC

diidentifikasikan dengan pemasangan label.

Untuk membentuk LSP, diperlukan suatu protokol persinyalan.

Protokol ini menentukan forwarding berdasarkan label pada paket. Label

yang pendek dan berukuran tetap mempercepat proses forwarding dan

40

mempertinggi fleksibilitas pemilihan path .Hasilnya adalah network

datagram yang bersifat lebih connection orriented dan delay yang lebih

cepat.

2.2.1 MPLS dengan Intergrated Sevice

IntServ merupakan skema yang diajukan untuk mengelola QoS

dengan tujuan menyediakan sumber daya seperti bandwith untuk trafik

dari ujung ke ujung. IntServ (Braden, 1994, 1) terutama ditujukan untuk

aplikasi yang peka terhadap tundaan dan keterbatasan bandwith, seperti

video conference dan VoIP. Arsitektur berdasar sistem pencadangan

sumber daya per aliran trafik. Setiap aplikasi harus mengajukan

permintaan bandwith, baru kemudian melakukan tranmisi data. Masalah

dalam IntServ adalah skalabilitas (Braden, 2000, p3). Setiap node di

network harus mengenali dan mengakui mekanisme ini. Maka IntServ

menjadi baik hanya untuk voice dan video, tetapi sangat tidak tepat untuk

aplikasi semacam web yang aliran trafiknya banyak tapi datanya kecil.

2.2.2 DiffServ

DiffServ (Blake, 1998, p2) menyediakan diferensiasi layanan,

dengan membagi trafik atas kelas-kelas, dan memperlakukan setiap kelas

secara berbeda. Identifikasi kelas dilakukan dengan memasang semacam

kode DiffServ, disebut DiffServ code point (DSCP), ke dalam paket IP.

Dengan cara ini, klarifikasi paket melekat pada paket, dan bisa diakses

tanpa perlu protokol persinyalan tambahan.

41

Jumlah kelas tergantung pada provider, dan bukan merupakan

standar. Pada trafik lintas batas provider, diperlukan kontrak trafik yang

menyebutkan pembagian kelas dan perlakuan yang diterima untuk setiap

kelas. Jika suatu provider tidak mampu menangani DiffServ, maka paket

ditransferkan apa adanya sebagai paket IP biasa, namun di provider

berikutnya, DS field kembali diakui oleh provider. Jadi secara

keseluruhan, Paket-paket DiffServ tetap akan menerima perlakuan lebih

baik.

DiffServ tidak memiliki masalah skalabilitas. Informasi DiffServ

hanya sebatas jumlah kelas, tidak tergantung besarnya trafik

(dibandingkan IntServ). Skema ini juga dapat diterapkan bertahap, tidak

perlu sekaligus ke seluruh network.

2.2.3 Enkapsulasi Paket dalam MPLS

Header MPLS terdiri atas 32 bit data, termasuk 20 bit label, 3 bit

eksperimen, dan 1 bit identifikasi stack, serta 8 bit TTL. Label adalah

bagian dari header, memiliki panjang yang bersifat tetap, dan merupakan

satu-satunya tanda identifikasi paket. Label digunakan untuk proses

forwarding, termasuk proses traffic engineering.

Setiap LSR memiliki tabel yang disebut label-switching table.

Tabel itu berisi pemetaan label masuk, label keluar, dan link ke LSR

berikutnya. Saat LSR menerima paket, label paket akan dibaca, kemudian

diganti dengan label keluar, lalu paket dikirimkan ke LSR berikutnya.

Selain paket IP, paket MPLS juga bisa dienkapsulasikan kembali dalam

42

paket MPLS. Maka sebuah paket bisa memiliki beberapa header. Dan bit

stack pada header menunjukkan apakah suatu header sudah terletak di

‘dasar’ tumpukan header MPLS itu.

Gambar 2.8 Enkapsulasi Paket dalam MPLS

2.2.4 Cara Kerja MPLS

Dibawah ini menggambarkan cara kerja router yang digerakkan

dengan MPLS

1. Sebelum paket dikirim, protokol LDP (Label Distribution

Protocol) dan Routing Protocol (seperti OSPF dan BGP)

menentukan terlebih dahulu jalur melalui jaringan yang disebut

dengan Label Switching Path (LSP).

2. Paket masuk ke dalam domain MPLS melalui jalan masuk

(ingress edge) LER. Disinilah paket itu diolah untuk menentukan

kebutuhannya akan layanan layer 3 di jaringan. LER

memberikannya kepada FEC tertentu dan LSP, lalu setelah itu

paket dikirimkan.

43

3. Setiap LSR yang menerima paket berlabel mengambil label yang

masuk dan memasangkan kabel yang keluar pada paket tertentu,

dan mengirimkan paket itu ke LSR berikutnya dalam LSP.

4. Jalan keluar (egress edge) LER mengambil label tersebut,

membaca header paket IP-nya dan mengirim paket itu ke tujuan

akhirnya.

2.2.5 MPLS with Traffic Engineering

Rekayasa trafik (traffic engineering, TE) adalah proses pemilihan

saluran data trafik untuk menyeimbangkan beban trafik pada berbagai

jalur dan titik dalam network. Tujuan akhirnya adalah memungkinkan

operasional network yang handal dan efisien, sekaligus mengoptimalkan

penggunaan sumberdaya dan performansi trafik. TE untuk MPLS

(disebut MPLS-TE) dipandu oleh RFC 2702 (Awduche,1999,3). RFC

2702 menyebutkan tiga masalah dasar berkaitan dengan MPLS-TE, yaitu:

Pemetaan paket ke dalam FEC

Pemetaan FEC ke dalam trunk trafik

Pemetaan trunk trafik ke topologi network fisik melalui LSP

Namun RFC 2702 hanya membahas soal ketiga. Soal lain dikaji

sebagai soal-soal QoS. Model MPLS-TE dapat disusun atas komponen-

komponen: manajemen path, penempatan trafik, penyebaran keadaan

network, dan manajemen network.

44

2.2.5.1 Manajemen Path

Manajemen path meliputi proses-proses pemilihan route

eksplisit berdasar kriteria tertentu, serta pembentukan dan

pemeliharaan tunnel LSP dengan aturan-aturan tertentu. Proses

pemilihan route dapat dilakukan secara administratif, atau secara

otomatis dengan proses routing yang bersifat constraint-based.

Proses constraint-based dilakukan dengan kalkulasi berbagai

alternatif routing untuk memenuhi spesifikasi yang ditetapkan

dalam kebijakan administratif. Tujuannya adalah untuk

mengurangi pekerjaan manual dalam TE. Setelah pemilihan,

dilakukan penempatan path dengan menggunakan protokol

persinyalan, yang juga merupakan protokol distribusi label.

Ada dua protokol jenis ini yang sering dianjurkan untuk

dipakai, yaitu RSVP-TE dan CR-LDP. Manajemen path juga

mengelola pemeliharaan path, yaitu menjaga path selama masa

transmisi, dan mematikannya setelah transmisi selesai.

Terdapat sekelompok atribut yang melekat pada LSP dan

digunakan dalam operasi manajemen path. Atribut-atribut itu

antara lain:

Atribut parameter trafik

Karakteristrik trafik yang akan ditransferkan, termasuk nilai

puncak, nilai rerata, ukuran burst yang dapat terjadi, dll. Ini

45

diperlukan untuk menghitung resource yang diperlukan dalam

trunk trafik.

Atribut pemilihan dan pemeliharaan path generik

Aturan yang dipakai untuk memilih route yang diambil oleh trunk

trafik, dan aturan untuk menjaganya tetap hidup.

Atribut prioritas

Menunjukkan prioritas pentingnya trunk trafik, yang dipakai baik

dalam pemilihan path, maupun untuk menghadapi keadaan

kegagalan network.

Atribut pre-emption,

Untuk menjamin bahwa trunk trafik berprioritas tinggi dapat

disalurkan melalui path yang lebih baik dalam lingkungan

DiffServ. Atribut ini juga dipakai dalam kegiatan restorasi

network setelah kegagalan.

Atribut perbaikan

Menentukan perilaku trunk trafik dalam kedaan kegagalan. Ini

meliputi deteksi kegagalan, pemberitahuan kegagalan, dan

perbaikan.

Atribut policy

menentukan tindakan yang diambil untuk trafik yang melanggar,

misalnya trafik yang lebih besar dari batas yang diberikan. Trafik

seperti ini dapat dibatasi, ditandai, atau diteruskan begitu saja.

46

Atribut-atribut ini memiliki banyak kesamaan dengan

network yang sudah ada sebelumnya. Maka diharapkan tidak

terlalu sulit untuk memetakan atribut trafik trunk ini ke dalam

arsitektur switching dan routing network yang sudah ada.

2.2.5.2 Penempatan Trafik

Setelah LSP dibentuk, trafik harus dikirimkan melalui

LSP. Manajemen trafik berfungsi mengalokasikan trafik ke dalam

LSP yang telah dibentuk. Ini meliputi fungsi pemisahan, yang

membagi trafik atas kelas-kelas tertentu, dan fungsi pengiriman,

yang memetakan trafik itu ke dalam LSP.

Hal yang harus diperhatikan dalam proses ini adalah

distribusi beban melewati deretan LSP. Umumnya ini dilakukan

dengan menyusun semacam pembobotan baik pada LSP-LSP

maupun pada trafik-trafik. Ini dapat dilakukan secara implisit

maupun eksplisit.

2.2.5.3 Penyebaran Informasi Keadaan Network

Penyebaran ini bertujuan membagi informasi topologi

network ke seluruh LSR di dalam network. Ini dilakukan dengan

protokol gateway seperti IGP yang telah diperluas. Perluasan

informasi meliputi bandwidth link maksimal, alokasi trafik

maksimal, pengukuran TE default, bandwidth yang dicadangkan

untuk setiap kelas prioritas, dan atribut-atribut kelas resource.

47

Informasi-informasi ini akan diperlukan oleh protokol persinyalan

untuk memilih routing yang paling tepat dalam pembentukan

LSP.

2.2.5.4 Manajemen Network

Performansi MPLS-TE tergantung pada kemudahan

mengukur dan mengendalikan network. Manajemen network

meliputi konfigurasi network, pengukuran network, dan

penanganan kegagalan network. Pengukuran terhadap LSP dapat

dilakukan seperti pada paket data lainnya. Traffic flow dapat

diukur dengan melakukan monitoring dan menampilkan statistika

hasilnya. Path loss dapat diukur dengan melakukan monitoring

pada ujung-ujung LSP, dan mencatat trafik yang hilang. Path

delay dapat diukur dengan mengirimkan paket probe

menyeberangi LSP, dan mengukur waktunya. Notifikasi dan

alarm dapat dibangkitkan jika parameter-parameter yang

ditentukan itu telah melebihi ambang batas.

2.2.5.5 Protokol Persinyalan

Pemilihan path, sebagai bagian dari MPLS-TE, dapat

dilakukan dengan dua cara: secara manual oleh administrator, atau

secara otomatis oleh suatu protokol persinyalan. Dua protokol

48

persinyalan yang umum digunakan untuk MPLS-TE adalah CR-

LDP dan RSVP-TE.

RSVP-TE memperluas protokol RSVP yang sebelumnya

telah digunakan untuk IP, untuk mendukung distribusi label dan

routing eksplisit. Sementara itu CR-LDP memperluas LDP yang

sengaja dibuat untuk distribusi label, agar dapat mendukung

persinyalan berdasar QoS dan routing eksplisit.

Ada banyak kesamaan antara CR-LDP dan RSVP-TE

dalam kalkulasi routing yang bersifat constraint-based. Keduanya

menggunakan informasi QoS yang sama untuk menyusun routing

eksplisit yang sama dengan alokasi resource yang sama.

Perbedaan utamanya adalah dalam meletakkan layer tempat

protokol persinyalan bekerja. CR-LDP adalah protokol yang

bekerja di atas TCP atau UDP, sedangkan RSVP-TE bekerja

langsung di atas IP. Perbandingan kedua protokol ini dipaparkan

dalam tabel berikut.

Tabel 2.1 Tabel Perbandingan CR-LDP dengan RSVP-TE

49

2.3 Karakteristik Performa Jaringan

Secara tidak formal, jaringan dapat diklasifikasikan sebagai low speed

dan high speed. Bagaimanapun teknologi jaringan sudah berkembang dengan

cepat sekali dan jaringan diklasifikasikan sebagai high speed selama 3 atau 4

tahun belakangan ini. Ketika para ahli perlu untuk menspesifikasikan kecepatan

jaringan secara tepat, mereka tidak menggunakan aturan kualitatif. Mereka

menggunakan perhitungan kuantitatif. Meskipun pemula kesulitan mengerti

pengukuran kuantitatif, pengukuran kuantitatif pentig karena memungkinkan

untuk membandingkan antara 2 jaringan.

Berikut ini adalah ukuran performa jaringan berdasarkan standart yang dibuat

oleh PT. Telkom, Tbk berkerja sama dengan CISCO.

Tabel 2.2 Tabel Standart Performa Jaringan Kelas Layanan Deskripsi Aplikasi SLA Parameter CE Services

INTERACTIVE

Layanan untuk

mendukung

komunikasi real time

yang sensitif terhadap

delay dan jitter

Voice Call,

Video

Conferencing

Network

availability=99 %

Latency=125 ms

Jitter=75 ms

Packet loss <=0,5 %

Managed

(dengan QoS)

GOLD

Layanan untuk

mendukung aplikasi

kritikal yang real

time dan time

dependent

SAP, Oracle,

aplikasi client

server,

aplikasi

berbasis web

Network

availability=99 %

Latency=125 - 150 ms

Packet loss <=5 %

Managed

(dengan QoS)

SILVER

Layanan untuk

mendukung aplikasi

non kritikal yang

kurang sensitif

terhadap delay

Email, HTTP,

FTP, SMTP

Network

availability=99 %

Unmanaged

(tanpa QoS)

Sumber : PT Telkom

50

1. Paket Loss

Paket loss didefinisikan sebagai kegagalan transmisi paket IP mencapai

tujuannya. Kegagalan peket tersebut mencapai tujuan, dapat disebabkan oleh

beberapa kemungkinan, diantaranya yaitu :

1. Terjadinya overload trafik didalam jaringan.

2. Tabrakan (congestion) dalam jaringan.

3. Error yang terjadi pada media fisik.

4. Kegagalan yang terjadi pada sisi penerima antara lain bisa disebabkan karena

overflow yang terjadi pada buffer.

Di dalam implementasi jaringan IP, nilai packet loss ini diharapkan mempunyai

nilai minimum.

2. Delay

Delay dari sebuah jaringan menspesifikasikan berapa lama waktu yang

diperlukan sebuah bit untuk melewati jaringan dari satu komputer ke komputer

lain.Delay diukur dalam satuan detik. Delay dapat bernilai berbeda-beda,

tergantung dari lokasi beberapa pasang komputer yang berkomunikasi .

Meskipun user hanya memperhatikan total delay dari sebuah jaringan, para ahli

perlu untuk membuat perhitungan yang tepat.Maka para ahli sering kali

melaporkan delay maksimum dan delay rata-rata, dan mereka membagi delay

dalam beberapa bagian.

Peralatan elektronik dalam suatu jaringan seperti hub,bridges atau switch

menampilkan delay lain yang dikenal switching delay. Sebuah peralatan

elektronik menunggu hingga semua bit dari sebuah paket sampai, dan kemudian

51

memerlukan sejumlah waktu untuk memilih hop selanjutnya sebelum mengirim

paket. Delay di dalam jaringan dapat digolongkan sebagai berikut:

• Packetisasi delay

Delay yang disebabkan oleh waktu yang diperlukan untuk proses

pembentukan paket IP dari informasi user. Delay ini hanya terjadi sekali

saja, yaitu di source informasi.

• Queuing delay

Delay ini disebabkan oleh waktu proses yang diperlukan oleh router di

dalam menangani transmisi paket di sepanjang jaringan. Umumnya delay

ini sangat kecil, kurang lebih sekitar 100 microsecond.

• Delay propagansi

Proses perjalanan informasi selama di dalam media transmisi, misalnya

SDH, coax atau tembaga, menyebabkan delay yang disebut dengan delay

propagasi.

3. Throughput

Hal kedua yang penting dari jaringan yang dapat diukur secara

kuantitatif adalah throughput. Troughput adalah ukuran rata-rata dimana

data dapat dikirim melewati jaringan, dan biasanya dispesifikasikan

dalam bits per second (bps). Sebagian besar jaringan mempunyai

throughput sebesar beberapa million bits per second (Mbps), dan

sekarang telah mencapai beberapa Gigabits per second (Gbps).

52

4. Utilisasi

Teknologi IP adalah teknologi connectionless oriented, dimana

proses transmisi informasi dari pengirim ke tujuannya tidak memerlukan

pendifinisian jalur terlebih dahulu, seperti halnya teknologi connection

oriented.

Dalam hal ini utilisasi / okupansi jaringan cendrung dipengaruhi

langsung oleh trafik yang ditransmisikan oleh melewati jaringan IP

tersebut. Sebagai gambaran pada tabel di bawah ini, menunjukan

besarnya bytes yang diperlukan untuk proses aplikasi IP.

Tabel 2.3 Tabel Ukuran Paket

Utilisasi/okupansi IP yang dinyatakan dalam persen, dapat dijitung

sebagai berikut :

IP Occupancy = Average throughoutput of IP Traffic X 100 %

Bandwidth capacity of physical link

Ukuran paket di dalam setiap aplikasi

Application Packet Size

TelNet 64-1518 bytes

http 400-1518 bytes

NFS 64-1518 bytes

NetWare 500-1518 bytes

Multimedia 400-700 bytes

53

Seiring dengan perkembangan di teknologi jaringan IP dan kebutuhan

dari layanan yang jalan di jaringan tersebut, layanan di jaringan IP tidak lagi

hanya mengenai kelas Best Effort. Jaringan IP sudah dapat melakukan

pengolahan trafik sesuai permohonan dari pelanggan ataupun disesuaikan dengan

permintaan dari suatu layanan. Pengolahan trafik ini dikenal dengan QoS

(Qualitiy of Service). QoS di jaringan dapat dikelompokan berdasarkan kelas

layanan, mulai dari kelas Best Effort, kelas Real Time, kelas yang membagi atas

trafik yang dijamin dan Best Effort, dan kelas lain. Sebagai panduan, jaringan

yang sehat memenuhi kondisi seperti di bawah ini :

1. Utilisasi mencapai 15 % dalam sebagian besar waktu jaringan itu

berjalan.

2. Utilisasi padat dari 30 % hingga 35 % dalam beberapa detik, dengan

adanya jeda waktu yang besar antara kepadatan tersebut.

3. Utilisasi padat 50 % hingga 60 % dalam beberapa detik, dengan adanya

jeda waktu yang besar antara kepadatan tersebut. Tetapi harus ada alasan

yang jelas atas kepadatan tersebut, misalnya share file dalam jaringan.

(Sumber http://support.3com.com/infodeli/tools/tncsunix/product/091500/c8bandut.html)

Jika dilihat utilisasi padat hingga 30 % secara terus menerus, dapat diartikan

jaringan tersebut mengalami penurunan performa.

Perhitungan utilisasi dapat dilakukan dengan cara mengambil rata-rata

incoming dan outgoing trafik yang ada dalam pengambilan data CACTI.

54

Perhitungannya sebagai berikut :

Incoming Utilization = Data throughoutput terukur X 100 %

Kapasitas bandwidth yang tersedia

Outgoing Utilization = Data throughoutput terukur X 100 %

Kapasitas bandwidth yang tersedia