27
6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan Menurut Tanenbaum (2003, p2), jaringan adalah kumpulan dari peralatan yang dihubungkan dengan jalur komunikasi. 2.1.1 Jaringan Berdasarkan Ukuran Menurut Tanenbaum (2003, p16), jaringan berdasarkan ukuran adalah sebagai berikut : Tabel 2.1 Tabel jaringan berdasarkan ukuran Interprocessor distance Processor located in same Example 1 m Square meter Personal Area Network 10 m Room Local Area Network 100 m Building 1 km Campus 10 km City Metropolitan Area Network 100 km Country Wide Area Network 1000 km Continent 10.000 km Planet The Internet

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan 2.1.1 Jaringan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00094-IF bab 2.pdfdiperuntukkan untuk satu orang. Contohnya, jaringan wireless menghubungkan

  • Upload
    vodiep

  • View
    217

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan 2.1.1 Jaringan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00094-IF bab 2.pdfdiperuntukkan untuk satu orang. Contohnya, jaringan wireless menghubungkan

6

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Jaringan

Menurut Tanenbaum (2003, p2), jaringan adalah kumpulan dari peralatan

yang dihubungkan dengan jalur komunikasi.

2.1.1 Jaringan Berdasarkan Ukuran

Menurut Tanenbaum (2003, p16), jaringan berdasarkan ukuran adalah

sebagai berikut :

Tabel 2.1 Tabel jaringan berdasarkan ukuran

Interprocessor distance Processor located in same Example

1 m Square meter Personal Area Network

10 m Room

Local Area Network 100 m Building

1 km Campus

10 km City Metropolitan Area

Network

100 km Country Wide Area Network

1000 km Continent

10.000 km Planet The Internet

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan 2.1.1 Jaringan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00094-IF bab 2.pdfdiperuntukkan untuk satu orang. Contohnya, jaringan wireless menghubungkan

7

2.1.1.1 Personal Area Network

Sebuah Personal Area Network, atau PAN, merupakan jaringan yang

diperuntukkan untuk satu orang. Contohnya, jaringan wireless menghubungkan

sebuah komputer dengan mouse, keyboard, dan printer disebut Personal Area

Network. Sebuah PDA yang mengatur alat bantu dengar juga termasuk kategori

ini.

2.1.1.2 Local Area Network

Local Area Network, umumnya disebut LAN, adalah jaringan pribadi di

dalam satu bangunan atau kampus yang berukuran hingga beberapa kilometer.

2.1.1.3 Metropolitan Area Network

Sebuah Metropolitan Area Network, atau MAN, menjangkau sebuah

kota. Contoh yang paling dikenal dari sebuah MAN adalah jaringan televisi

kabel yang tersedia dalam banyak kota.

2.1.1.4 Wide Area Network

Sebuah Wide Area Network, atau WAN, menjangkau sebuah area

geografi yang besar, seperti negara atau pulau.

2.1.1.5 Internet

Koneksi dari dua atau lebih jaringan disebut sebuah internetwork, atau

internet.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan 2.1.1 Jaringan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00094-IF bab 2.pdfdiperuntukkan untuk satu orang. Contohnya, jaringan wireless menghubungkan

8

2.1.2 Tipe Koneksi Jaringan

Menurut Forouzan (2003, p8), tipe koneksi jaringan bisa dibagi menjadi 2

kategori yaitu point to point dan multipoint.

2.1.2.1 Point to Point

Sebuah koneksi point to point menyediakan sebuah jalur dedicated antara

dua peralatan. Seluruh kapasitas dari jalur ditujukan untuk transmisi antara 2

peralatan.

2.1.2.2 Multipoint

Sebuah koneksi multipoint (disebut juga multidrop) adalah koneksi

dimana lebih dari dua peralatan berbagi di satu jalur.

2.1.3 Media Transmisi Jaringan

Menurut Forouzan (2003, p173), untuk tujuan telekomunikasi, media

transmisi jaringan bisa dibagi menjadi 2 kategori yaitu guided dan unguided.

Media guided termasuk kabel twisted-pair, kabel koaksial, dan kabel fiber optic.

Media unguided biasanya udara.

2.1.3.1 Media Guided

Media guided, menyediakan hubungan dari satu peralatan ke peralatan

lain, termasuk kabel twisted-pair, kabel koaksial, dan kabel fiber optic.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan 2.1.1 Jaringan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00094-IF bab 2.pdfdiperuntukkan untuk satu orang. Contohnya, jaringan wireless menghubungkan

9

1. Kabel Twisted-Pair

Kabel twisted-pair terdiri dari 2 konduktor (biasanya tembaga),

yang masing – masing memiliki plastik sebagai isolasi, dikepang

bersamaan.

1.a. Unshielded Twisted-Pair (UTP)

Umumnya kabel twisted-pair yang digunakan dalam

komunikasi dikenal sebagai unshielded twisted-pair.

1.b. Shielded Twisted-Pair (STP)

IBM memproduksi sebuah versi kabel twisted-pair untuk

digunakan yang disebut shielded twisted-pair. Kabel shielded

twisted-pair memiliki sebuah lembaran logam atau jala yang

menutupi konduktor yang terisolasi.

2. Kabel Koaksial

Kabel koaksial (coax) membawa sinyal berupa frekuensi yang

lebih tinggi daripada twisted-pair. Hal ini dikarenakan coax dibentuk

dengan cara yang berbeda, coax memiliki sebuah inti tengah konduktor

yang padat atau jala kawat (biasanya tembaga) dibungkus dalam sebuah

isolator, dimana konduktor luarnya berupa lembaran logam.

3. Kabel Fiber Optic

Kabel fiber optic terbuat dari kaca atau plastik dan mentransmisi

sinyal dalam bentuk cahaya.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan 2.1.1 Jaringan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00094-IF bab 2.pdfdiperuntukkan untuk satu orang. Contohnya, jaringan wireless menghubungkan

10

2.1.3.2 Media Unguided

Media unguided membawa gelombang elektromagnet tanpa

menggunakan konduktor fisik. Tipe komunikasi ini dikenal sebagai komunikasi

wireless.

Media unguided adalah sebagai berikut :

1. Gelombang Radio

Gelombang elektromagnet yang memiliki frekuensi antara 3 KHz

hingga 1 GHz disebut gelombang radio.

2. Gelombang Mikro

Gelombang elektromagnet yang memiliki frekuensi antara 1

hingga 300 GHz disebut gelombang mikro.

3. Infrared

Sinyal infrared, memiliki frekuensi 300 GHz hingga 400 THz,

dapat digunakan untuk komunikasi jarak dekat.

2.1.4 Topologi Jaringan

Menurut http://www.informatika.org/~rinaldi/Matdis/20072008/Makalah/

MakalahIF2153-0708-101.pdf, akses 22 September 2008, kombinasi antara

beberapa topologi dasar dapat dimungkinkan, sehingga membentuk lebih banyak

lagi topologi yang lebih kompleks yang biasa disebut sebagai topologi hibrida.

Beberapa topologi dasar yang paling umum, antara lain sebagai berikut :

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan 2.1.1 Jaringan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00094-IF bab 2.pdfdiperuntukkan untuk satu orang. Contohnya, jaringan wireless menghubungkan

11

2.1.4.1 Bus

Topologi ini menggunakan sebuah kabel backbone tunggal untuk

menghubungkan node yang satu dengan yang lainnya dalam sebuah jaringan.

Gambar 2.1 Topologi bus

2.1.4.2 Star

Topologi star menghubungkan semua node ke satu node pusat. Node

pusat ini biasanya berupa hub atau switch.

Gambar 2.2 Topologi star

2.1.4.3 Extended Star

Topologi ini menggabungkan beberapa topologi star menjadi satu. Hub

atau switch yang dipakai untuk menghubungkan beberapa komputer pada satu

jaringan dengan menggunakan topologi star, akan dihubungkan lagi ke hub atau

switch utama.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan 2.1.1 Jaringan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00094-IF bab 2.pdfdiperuntukkan untuk satu orang. Contohnya, jaringan wireless menghubungkan

12

Gambar 2.3 Topologi extended star

2.1.4.4 Cincin

Topologi ini menghubungkan node yang satu dengan yang lainnya

dimana node terakhir terhubung dengan node pertama sehingga node – node

yang terkoneksi tersebut membentuk jaringan seperti sebuah cincin.

Gambar 2.4 Topologi star

2.1.4.5 Mesh

Topologi ini memungkinkan node yang satu atau lebih node lain

terhubung dalam jaringan tanpa ada suatu pola tertentu.

Gambar 2.5 Topologi mesh

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan 2.1.1 Jaringan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00094-IF bab 2.pdfdiperuntukkan untuk satu orang. Contohnya, jaringan wireless menghubungkan

13

2.1.4.6 Hirarki

Topologi ini hampir sama seperti topologi extended star. Yang menjadi

perbedaan adalah topologi lain membentuk sebuah jaringan yang hirarki dimana

ada node – node yang mengontrol dan dikontrol.

Gambar 2.6 Topologi hirarki

2.1.4.7 Hibrida

Topologi hibrida, atau dikenal juga dengan topologi pohon merupakan

gabungan dari beberapa topologi jaringan yang lain. Biasanya topologi ini

digunakan pada WAN, karena setiap topologi mempunyai kelemahan sehingga

jika digabungkan didapatkan kualitas maksimum.

Gambar 2.7 Topologi hibrida

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan 2.1.1 Jaringan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00094-IF bab 2.pdfdiperuntukkan untuk satu orang. Contohnya, jaringan wireless menghubungkan

14

2.1.5 Perangkat Keras Jaringan

Menurut http://www.scribd.com/doc/2423982/perangkat-keras-jaringan,

akses 23 September 2008, perangkat keras jaringan yang umumnya masih

digunakan hingga saat ini adalah sebagai berikut :

1. Network Interface Card (NIC)

Network Interface Card (NIC) berfungsi untuk menghubungkan

peralatan ke dalam jaringan.

2. Switch

Switch berfungsi menghubungkan dua segmen LAN dan menjaga

jalur data tetap lokal. Paket data yang dikirimkan oleh switch berdasarkan

alamat Media Access Control (MAC) yang dituju untuk paket data.

3. Router

Router berfungsi untuk menghubungkan jaringan yang satu

dengan yang lain dan memilih jalur yang terbaik untuk mengirimkan

paket data. Router mengirimkan paket data berdasarkan alamat IP.

4. Access Point

Access Point merupakan perangkat yang menjadi pusat koneksi

dari klien ke ISP, atau dari kantor cabang ke kantor pusat jika jaringannya

adalah milik sebuah perusahaan. Fungsinya mengkonversi sinyal

frekuensi radio menjadi sinyal digital yang akan disalurkan melalui kabel,

atau disalurkan ke perangkat WLAN yang lain dengan dikonversi

kembali menjadi sinyal frekuensi radio.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan 2.1.1 Jaringan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00094-IF bab 2.pdfdiperuntukkan untuk satu orang. Contohnya, jaringan wireless menghubungkan

15

5. Repeater

Repeater berfungsi untuk menguatkan kembali sinyal – sinyal

jaringan pada level bit sehingga sinyal – sinyal tersebut dapat menempuh

jarak yang lebih jauh.

6. Antena

Menurut http://id.wikipedia.org/wiki/Jenis_antena_wireless, akses

14 Desember 2008, antena menurut pola penyebarannya bisa dibagi

menjadi 2 kategori yaitu antena directional / bidirectional dan antena

omnidirectional.

6.1. Antena directional / bidirectional

Merupakan jenis antena dengan narrow beamwidth (lebar

pancaran yang sempit), yaitu antena yang mempunyai sudut

pemancaran yang kecil dengan daya terarah, jaraknya jauh tetapi

tidak dapat menjangkau area yang luas. Terarah diartikan bahwa

pancaran gelombang hanya ke satu arah saja (point to point).

Gambar 2.8 Pancaran gelombang antena directional /

bidirectional

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan 2.1.1 Jaringan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00094-IF bab 2.pdfdiperuntukkan untuk satu orang. Contohnya, jaringan wireless menghubungkan

16

Contoh antena directional / bidirectional adalah antena model

yagi.

Gambar 2.9 Antena model yagi

6.2. Antena omnidirectional

Merupakan jenis antena dengan wide beamwidth (lebar

pancaran yang luas), yaitu antena yang mempunyai sudut

pancaran yang besar (360°) dengan daya lebih meluas, jaraknya

pendek tetapi dapat menjangkau area yang luas.

Gambar 2.10 Pancaran gelombang antena omnidirectional

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan 2.1.1 Jaringan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00094-IF bab 2.pdfdiperuntukkan untuk satu orang. Contohnya, jaringan wireless menghubungkan

17

Contoh antena omnidirectional adalah antena model groundplane.

Gambar 2.11 Antena model groundplane

7. Crimping Tool

Crimping tool adalah alat untuk memotong dan mengunci kabel

UTP ke dalam konektor RJ45.

2.1.6 Model Jaringan

Menurut Forouzan (2003, p29), berikut adalah model jaringan

berdasarkan layer komunikasi :

2.1.6.1 Model Internet

Merupakan tumpukan layer protokol yang mendominasi komunikasi data

dan jaringan. Model ini adalah model lima layer dan kadang – kadang disebut

paket protokol TCP/IP. Model internet tersusun atas lima layer : physical layer,

data link layer, network layer, transport layer, dan application layer.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan 2.1.1 Jaringan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00094-IF bab 2.pdfdiperuntukkan untuk satu orang. Contohnya, jaringan wireless menghubungkan

18

Tabel 2.2 Model internet

Application Layer

Transport Layer

Network Layer

Data Link Layer

Physical Layer

1. Physical layer : untuk memancarkan bit melalui suatu medium; untuk

menyediakan spesifikasi mekanik dan elektrik.

2. Data link layer : untuk mengorganisir bit ke dalam frame; untuk

menyediakan antar hop-to-hop.

3. Network layer : untuk memindahkan paket dari sumber ke tujuan; untuk

menyediakan internetworking.

4. Transport layer : untuk menyediakan antar pesan process-to-process

yang reliable dan dapat memperbaiki kesalahan.

5. Application layer : untuk mengijinkan akses ke sumber daya jaringan.

2.1.6.2 Model OSI

Model lainnya, Open Systems Interconnection, atau OSI, didesain oleh

International Organization for Standarization (ISO). Ini adalah model tujuh

layer. OSI tidak pernah diimplementasikan secara serius sebagai tumpukan

protokol, ini adalah model teoritis yang didesain untuk menunjukkan bagaimana

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan 2.1.1 Jaringan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00094-IF bab 2.pdfdiperuntukkan untuk satu orang. Contohnya, jaringan wireless menghubungkan

19

tumpukan protokol seharusnya diimplementasikan. OSI menggambarkan dua

layer tambahan yaitu session layer dan presentation layer.

Tabel 2.3 Model OSI

Application Layer

Presentation Layer

Session Layer

Transport Layer

Network Layer

Data Link Layer

Physical Layer

1. Session layer adalah pengontrol dialog jaringan. Ini didesain untuk

menetapkan, memelihara, dan mensinkron interaksi antara komunikasi

sistem.

2. Presentation layer didesain untuk menangani sintaks dan semantik dari

informasi yang ditukar antara dua sistem. Ini didesain untuk translasi

data, enkripsi, dekripsi, dan kompresi.

2.2 Jaringan Wireless

Menurut Tanenbaum (2003, p21), untuk sebuah perkiraan pertama,

jaringan wireless dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori utama :

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan 2.1.1 Jaringan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00094-IF bab 2.pdfdiperuntukkan untuk satu orang. Contohnya, jaringan wireless menghubungkan

20

1. Sistem Interkoneksi

Sistem interkoneksi adalah semua tentang interkoneksi komponen

komputer menggunakan radio gelombang pendek.

2. LAN Wireless

Ini adalah sistem dimana setiap komputer mempunyai satu

modem radio dan antena yang dapat berkomunikasi dengan sistem lain.

3. WAN Wireless

Jaringan wireless yang menjangkau sebuah area geografi yang

besar, seperti negara atau pulau.

2.2.1 Aplikasi LAN Wireless

Menurut Stalling (2002, p70), empat bidang aplikasi LAN wireless yaitu

perluasan LAN, interkoneksi antar gedung, pengguna mobile, dan jaringan ad

hoc.

1. Perluasan LAN

LAN wireless menghemat biaya pemasangan kabel dan

mengurangi tugas – tugas relokasi serta modifikasi – modifikasi lainnya

terhadap struktur jaringan.

2. Interkoneksi Antar Gedung

Penggunaan teknologi LAN wireless lainnya adalah untuk

menghubungkan LAN pada gedung berdekatan.

3. Pengguna mobile

Pengguna bisa berpindah – pindah bersama komputer jinjingnya

dengan leluasa sekaligus mampu melakukan akses ke server.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan 2.1.1 Jaringan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00094-IF bab 2.pdfdiperuntukkan untuk satu orang. Contohnya, jaringan wireless menghubungkan

21

4. Jaringan ad hoc

Jaringan ad hoc adalah suatu jaringan peer to peer (tanpa server)

yang disusun sementara waktu untuk berbagai keperluan mendadak.

2.2.2 Standar Wireless

Menurut http://id.wikipedia.org/wiki/802.11, akses 15 Desember 2008,

teknologi wireless mendapatkan standar internasional dari Institute of Electrical

and Electronics Engineers (IEEE) yaitu standar 802.11. Standar 802.11 dibagi

menjadi empat yaitu IEEE 802.11a, IEEE 802.11b, IEEE 802.11g, dan IEEE

802.11n.

2.2.2.1 IEEE 802.11a

Beroperasi pada frekuensi 5 GHz dan menawarkan kecepatan data sampai

dengan 54 Mbps, jangkauan dalam ruangan 50 meter. Perangkat – perangkat

yang bekerja pada standar ini hanya cocok dengan standar 802.11a.

2.2.2.2 IEEE 802.11b

Beroperasi pada frekuensi 2,4 GHz dan menawarkan kecepatan data

sampai dengan 11 Mbps, jangkauan dalam ruangan 100 meter. Perangkat –

perangkat yang bekerja pada standar ini hanya cocok dengan standar 802.11b.

2.2.2.3 IEEE 802.11g

Beroperasi pada frekuensi 2,4 GHz dan menawarkan kecepatan data

sampai dengan 54 Mbps, jangkauan dalam ruangan 100 meter. Perangkat –

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan 2.1.1 Jaringan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00094-IF bab 2.pdfdiperuntukkan untuk satu orang. Contohnya, jaringan wireless menghubungkan

22

perangkat yang mengimplementasikan standar ini beroperasi pada frekuensi yang

sama dengan standar 802.11b, tetapi menawarkan kecepatan data yang sama

dengan standar 802.11a. Perangkat – perangkat yang bekerja di standar ini cocok

dengan standar 802.11b dan 802.11g.

2.2.2.4 IEEE 802.11n

Standar ini masih dalam bentuk draft. Standar ini nantinya akan

beroperasi pada frekuensi 2,4 GHz dan menawarkan kecepatan data sampai

dengan 200 Mbps, jangkauan dalam ruangan 50 meter. Perangkat – perangkat

yang bekerja di standar ini cocok dengan standar 802.11b, 802.11g, dan 802.11n.

Tabel 2.4 Standar 802.11

Standar Frekuensi Kecepatan data

(maksimum)

Jangkauan dalam

ruangan

Kecocokan

802.11a 5 GHz 54 Mbps 50 meter 802.11a

802.11b 2.4 GHz 11 Mbps 100 meter 802.11b

802.11g 2.4 GHz 54 Mbps 100 meter 802.11b, 802.11g

802.11n 2.4 GHz 200 Mbps 50 meter 802.11b, 802.11g,

802.11n

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan 2.1.1 Jaringan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00094-IF bab 2.pdfdiperuntukkan untuk satu orang. Contohnya, jaringan wireless menghubungkan

23

2.3 Keamanan Jaringan Wireless

Menurut http://id.wikipedia.org/wiki/wireless-security-hacking-wifi.html,

akses 21 Januari 2009, keamanan jaringan wireless ada tiga yaitu :

2.3.1 Wired Equivalency Privacy (WEP)

Standar 802.11 yang menentukan protokol keamanan tingkat data link

layer disebut Wired Equivalency Privacy (WEP), yang didesain untuk membuat

keamanan LAN wireless sama baiknya seperti LAN wired.

2.3.2 Wi-Fi Protected Access (WPA)

Wi-Fi Protected Access (WPA) adalah teknologi keamanan yang

diciptakan untuk menggantikan kunci WEP. WPA dibagi menjadi 2 jenis yaitu

WPA-PSK dan WPA-RADIUS. WPA-PSK merupakan pengamanan jaringan

nirkabel yang tidak memerlukan authentikasi server yang digunakan.

2.3.3 Wi-Fi Protected Access (WPA2)

Wi-Fi Protected Access2 (WPA2) adalah teknologi keamanan untuk

menggantikan WPA. WPA2 dibagi menjadi 2 jenis yaitu WPA2-PSK dan

WPA2-RADIUS. WPA2-PSK merupakan pengamanan jaringan nirkabel yang

tidak memerlukan authentikasi server yang digunakan.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan 2.1.1 Jaringan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00094-IF bab 2.pdfdiperuntukkan untuk satu orang. Contohnya, jaringan wireless menghubungkan

24

2.4 Simple Network Management Protocol (SNMP)

Menurut http://www.cisco.com/en/US/docs/internetworking/technology/

handbook/SNMP.html, akses 19 Januari 2009, Simple Network Management

Protocol (SNMP) adalah sebuah protokol application layer yang memfasilitasi

pertukaran informasi pengelolaan antar perangkat jaringan. SNMP merupakan

bagian dari protokol TCP/IP yang ditentukan oleh Internet Engineering Task

Force (IETF). SNMP digunakan di dalam sistem pengaturan jaringan untuk

mengamati dan mengelola berbagai perangkat yang terhubung ke jaringan.

Selain itu SNMP juga digunakan untuk mengelola performa jaringan,

menemukan dan memecahkan masalah jaringan, serta rencana untuk perubahan

jaringan.

SNMP terdiri dari 3 komponen utama, yaitu : managed device, agen, dan

sistem pengaturan jaringan.

1. Managed device adalah sebuah node jaringan yang berisi sebuah agen

SNMP yang berada pada sebuah jaringan yang sudah diatur. Managed

device mengumpulkan dan menyimpan informasi manajemen dan

membuat informasi yang tersedia tersebut kepada sistem pengaturan

jaringan dengan menggunakan SNMP. Managed device kadang dapat

berupa perangkat keras jaringan seperti router, switch, komputer, ataupun

printer.

2. Agen adalah sebuah modul perangkat lunak pengatur jaringan yang

berada di dalam managed device.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan 2.1.1 Jaringan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00094-IF bab 2.pdfdiperuntukkan untuk satu orang. Contohnya, jaringan wireless menghubungkan

25

3. Sistem pengaturan jaringan berfungsi untuk melaksanakan aplikasi yang

mengamati dan mengendalikan managed device. Satu atau lebih sistem

pengaturan jaringan harus ada pada sebuah jaringan.

2.5 Internet Protocol (IP)

Menurut Forouzan (2003, p519), Internet Protocol (IP) adalah protokol

antar network layer dari host-to-host untuk internet. IP bersifat unreliable dan

connectionless, suatu layanan antar terbaik. Jika kepercayaan diutamakan, IP

harus dipasangkan dengan sebuah protokol yang dapat dipercaya seperti

Transmission Control Protocol (TCP).

2.5.1 Versi IP

Menurut Forouzan (2003, p528), protokol network layer di dalam internet

saat ini adalah IPv4. IPv4 menyediakan komunikasi dari host-to-host antar sistem

di dalam internet. IPv4 mempunyai beberapa defisiensi yang membuatnya tidak

pantas untuk pertumbuhan internet yang cepat yaitu sebagai berikut :

- IPv4 memiliki struktur alamat 2 tingkat (netID dan hostID) yang

digolongkan ke dalam lima kelas. Hal ini menyebabkan penggunaan

ruang alamat tidak efisien.

- Internet harus mengakomodasi transmisi audio dan video langsung. Tipe

transmisi ini memerlukan strategi penundaan yang minimum dan

reservasi sumber daya yang tidak dapat disajikan di IPv4.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan 2.1.1 Jaringan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00094-IF bab 2.pdfdiperuntukkan untuk satu orang. Contohnya, jaringan wireless menghubungkan

26

- Internet harus menampung enkripsi dan autentikasi dari data untuk

beberapa aplikasi. Sebenarnya, tidak ada mekanisme keamanan yang

disediakan oleh IPv4.

Untuk mengatasi masalah defisiensi ini, IPv6, juga dikenal sebagai IP

next generation (IPng), telah diusulkan dan kini sudah baku. Di dalam IPv6, IP

secara ekstensif dimodifikasi untuk mengakomodasi pertumbuhan yang tidak

terduga dari internet. Format dan panjang dari alamat IP telah diubah bersama

dengan format paket.

2.5.2 Alamat IP

Alamat IPv4 terdiri dari 32 bit, 4 byte, 12 digit desimal dimana setiap 3

digit dipisahkan oleh tanda titik.

Alamat IPv6 terdiri dari 128 bit, 16 byte, 32 digit heksadesimal dimana

setiap 4 digit dipisahkan oleh tanda titik dua.

Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi dengan

menggunakan subnet mask jaringan ke dalam dua bagian, yaitu :

2.5.2.1 Network Identifier / NetID

Network identifier / netID atau network address (alamat jaringan) yang

digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat jaringan dimana host

berada.

Dalam banyak kasus, sebuah netID adalah sama dengan segmen jaringan

fisik dengan batasan yang dibuat dan didefinisikan oleh router IP. Meskipun

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan 2.1.1 Jaringan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00094-IF bab 2.pdfdiperuntukkan untuk satu orang. Contohnya, jaringan wireless menghubungkan

27

demikian, ada beberapa kasus di mana beberapa jaringan logik terdapat di dalam

sebuah bagian jaringan fisik yang sama dengan menggunakan sebuah praktik

yang disebut sebagai multinetting. Semua sistem di dalam sebuah jaringan fisik

yang sama harus memiliki netID yang sama. NetID juga harus bersifat unik

dalam sebuah internetwork. Jika semua node di dalam jaringan logis yang sama

tidak dikonfigurasikan dengan menggunakan netID yang sama, maka terjadilah

masalah yang disebut dengan routing error.

2.5.2.2 Host Identifier / HostID

Host Identifier / hostID atau host address (alamat host) yang digunakan

khusus untuk mengidentifikasikan alamat host dimana host berada. HostID harus

bersifat unik dalam sebuah jaringan.

2.5.3 Jenis – Jenis Alamat IP

Alamat IP terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu :

1. Alamat unicast, merupakan alamat IP yang ditentukan untuk sebuah

antarmuka jaringan yang dihubungkan ke internet. Alamat unicast

digunakan dalam komunikasi point-to-point atau one-to-one.

2. Alamat broadcast, merupakan alamat IP yang didesain agar diproses oleh

setiap node IP dalam bagian jaringan yang sama. Alamat broadcast

digunakan dalam komunikasi one-to-everyone.

3. Alamat multicast, merupakan alamat IP yang didesain agar diproses oleh

satu atau beberapa node dalam bagian jaringan yang sama atau berbeda.

Alamat multicast digunakan dalam komunikasi one-to-many.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan 2.1.1 Jaringan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00094-IF bab 2.pdfdiperuntukkan untuk satu orang. Contohnya, jaringan wireless menghubungkan

28

2.5.4 Kelas IP

Menurut http://id.wikipedia.org/wiki/Alamat_IP_versi_4, akses 14

Desember 2008, IP dikelompokkan sebagai berikut :

Tabel 2.5 Kelas IP

Kelas

Alamat

Nilai

oktet

pertama

Bagian untuk

netID

Bagian untuk

hostID

Jumlah jaringan

(maksimum)

Jumlah host

dalam satu

jaringan

(maksimum)

Kelas A 1–126 W X.Y.Z 128 16,777,214

Kelas B 128–191 W.X Y.Z 16,384 65,534

Kelas C 192–223 W.X.Y Z 2,097,152 254

Kelas D 224-239 alamat

multicast IP

alamat

multicast IP

alamat

multicast IP

alamat multicast

IP

Kelas E 240-255 dicadangkan;

eksperimen

dicadangkan;

eksperimen

dicadangkan;

eksperimen

dicadangkan;

eksperimen

2.5.4.1 Kelas A

Alamat – alamat kelas A diberikan untuk jaringan skala besar. Nomor

urut bit tertinggi di dalam alamat IP kelas A selalu diset dengan nilai 0 (nol).

Tujuh bit berikutnya untuk melengkapi oktet pertama akan membuat sebuah

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan 2.1.1 Jaringan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00094-IF bab 2.pdfdiperuntukkan untuk satu orang. Contohnya, jaringan wireless menghubungkan

29

netID. 24 bit sisanya (tiga oktet terakhir) merepresentasikan hostID. Hal ini

mengizinkan kelas A memiliki hingga 128 jaringan (didapat dari 2^7), dan

16.777.214 host (didapat dari 2^24-2) untuk tiap jaringannya. Alamat dengan

oktet awal 0 tidak diizinkan karena digunakan sebagai default route pada saat

mengisi routing table pada router. Sedangkan alamat dengan oktet awal 127

tidak diizinkan, karena digunakan untuk mekanisme Inter Process

Communication (IPC) di dalam mesin yang bersangkutan.

2.5.4.2 Kelas B

Alamat – alamat kelas B dikhususkan untuk jaringan skala menengah

hingga skala besar. Dua bit pertama di dalam oktet pertama alamat IP kelas B

selalu diset ke bilangan biner 10. 14 bit berikutnya (untuk melengkapi dua oktet

pertama), akan membuat sebuah netID. 16 bit sisanya (dua oktet terakhir)

merepresentasikan hostID. Kelas B dapat memiliki 16.384 jaringan (didapat dari

2^14), dan 65.534 host (didapat dari 2^16-2) untuk tiap jaringannya.

2.5.4.3 Kelas C

Alamat IP kelas C digunakan untuk jaringan berskala kecil. Tiga bit

pertama di dalam oktet pertama alamat kelas C selalu diset ke nilai biner 110. 21

bit selanjutnya (untuk melengkapi tiga oktet pertama) akan membentuk sebuah

netID. 8 bit sisanya (oktet terakhir) akan merepresentasikan hostID. Ini

memungkinkan pembuatan total 2.097.152 buah jaringan (didapat dari 2^21),

dan 254 host (didapat dari 2^8-2) untuk tiap jaringannya.

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan 2.1.1 Jaringan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00094-IF bab 2.pdfdiperuntukkan untuk satu orang. Contohnya, jaringan wireless menghubungkan

30

2.5.4.4 Kelas D

Alamat IP kelas D disediakan hanya untuk alamat – alamat IP multicast,

sehingga berbeda dengan tiga kelas di atas. Empat bit pertama di dalam IP kelas

D selalu diset ke bilangan biner 1110. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat

yang dapat digunakan untuk mengenali host.

2.5.4.5 Kelas E

Alamat IP kelas E disediakan sebagai alamat yang bersifat

"eksperimental" atau percobaan dan dicadangkan untuk digunakan pada masa

depan. Empat bit pertama selalu diset kepada bilangan biner 1111. 28 bit sisanya

digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host.

2.6 VoIP

Menurut http://id.wikipedia.org/wiki/Voice_over_IP, akses 24 Januari

2009, Voice over Internet Protocol adalah teknologi yang memungkinkan

percakapan suara jarak jauh melalui jaringan. VoIP merubah sinyal suara

menjadi sinyal digital dan melakukan transmisi melalui jaringan dan merubah

sinyal digital kembali menjadi sinyal suara.

Kelebihan VoIP adalah sebagai berikut :

1. Biaya lebih rendah untuk sambungan langsung jarak jauh.

Penekanan utama dari VoIP adalah biaya. Dengan dua lokasi yang

terhubung dengan jaringan maka biaya percakapan menjadi sangat

rendah.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan 2.1.1 Jaringan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00094-IF bab 2.pdfdiperuntukkan untuk satu orang. Contohnya, jaringan wireless menghubungkan

31

2. Memanfaatkan infrastruktur jaringan data yang sudah ada untuk suara.

Berguna jika perusahaan sudah mempunyai jaringan. Jika

memungkinkan, jaringan yang ada bisa dibangun jaringan VoIP dengan

mudah. Tidak diperlukan tambahan biaya bulanan untuk penambahan

komunikasi suara.

3. Penggunaan bandwidth yang lebih kecil daripada telepon biasa.

Dengan majunya teknologi penggunaan bandwidth untuk suara

sekarang ini menjadi sangat kecil. Teknik pemampatan data

memungkinkan suara hanya membutuhkan sekitar 8 Kbps.

4. Memungkinkan digabungkan dengan jaringan telepon lokal yang sudah

ada.

5. Berbagai bentuk jaringan VoIP bisa digabungkan menjadi jaringan yang

besar.

Contoh di Indonesia adalah VoIP rakyat.

6. Variasi penggunaan peralatan yang ada.

Misalnya dari komputer disambung ke telepon biasa, IP phone

handset.

Kelemahan VoIP adalah sebagai berikut :

1. Kualitas suara tidak sejernih Telkom.

Merupakan efek dari kompresi suara dengan bandwidth kecil,

sehingga akan ada penurunan kualitas suara dibandingkan jaringan PSTN

konvensional. Namun jika koneksi internet yang digunakan adalah

koneksi broadband seperti Telkom Speedy, maka kualitas suara akan

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan 2.1.1 Jaringan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00094-IF bab 2.pdfdiperuntukkan untuk satu orang. Contohnya, jaringan wireless menghubungkan

32

jernih, bahkan lebih jernih dari sambungan Telkom dan tidak terputus –

putus.

2. Ada jeda dalam berkomunikasi.

Proses perubahan data menjadi suara, membuat adanya jeda

dalam komunikasi dengan menggunakan VoIP, kecuali jika

menggunakan koneksi broadband.

3. Regulasi dari pemerintah RI membatasi penggunaan untuk disambung ke

jaringan milik Telkom.

4. Jika belum terhubung selama 24 jam ke internet perlu janji untuk saling

berhubungan.

5. Jika memakai internet dan komputer dibelakang NAT (Network Address

Translation), maka dibutuhkan konfigurasi khusus untuk membuat VoIP

tersebut berjalan.

6. Tidak pernah ada jaminan kualitas jika VoIP melewati internet.

7. Peralatan relatif mahal.

Peralatan VoIP yang menghubungkan antara VoIP dengan PABX

(IP telephony gateway) relatif berharga mahal.

8. Berpotensi menyebabkan jaringan terhambat / stuck.

Jika pemakaian VoIP semakin banyak, maka ada potensi jaringan

data yang ada menjadi penuh. Pengaturan bandwidth diperlukan agar

jaringan di perusahaan tidak menjadi penuh akibat pemakaian VoIP.

9. Penggabungan jaringan tanpa dikoordinasi dengan baik akan

menimbulkan kekacauan dalam sistem penomoran.