26
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Hemoroid Secara sederhana, kita bisa menganggap hemoroid sebagai pelebaran pembuluh darah, walaupun sebenarnya juga melibatkan jaringan lunak di sana. Hemoroid hampir mirip dengan varises. Hanya saja, pada varises pembuluh darah yang melebar adalah pembuluh darah kaki, sedangkan pada hemoroid pembuluh darah yang bermasalah adalah vena hemoroidalis di daerah anorektal (Keperawatan delken kuswanto, 1999). Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal. Hemoroid sangat umum terjadi. Pada usia 50- an, 50% individu mengalami berbagai tipe hemoroid berdasarkan luasnya vena yang terkena. Kehamilan diketahui mengawali atau memperberat adanya hemoroid (Brunner & Suddarth, 2002). Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal. Hemoroid internal yaitu hemoroid yang terjadi diatas spingter anal

BAB 2 FIX

Embed Size (px)

DESCRIPTION

lp

Citation preview

Page 1: BAB 2 FIX

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hemoroid

Secara sederhana, kita bisa menganggap hemoroid sebagai pelebaran

pembuluh darah, walaupun sebenarnya juga melibatkan jaringan lunak di sana.

Hemoroid hampir mirip dengan varises. Hanya saja, pada varises pembuluh darah

yang melebar adalah pembuluh darah kaki, sedangkan pada hemoroid pembuluh

darah yang bermasalah adalah vena hemoroidalis di daerah anorektal

(Keperawatan delken kuswanto, 1999).

Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal. Hemoroid

sangat umum terjadi. Pada usia 50-an, 50% individu mengalami berbagai tipe

hemoroid berdasarkan luasnya vena yang terkena. Kehamilan diketahui

mengawali atau memperberat adanya hemoroid (Brunner & Suddarth, 2002).

Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal. Hemoroid

internal yaitu hemoroid yang terjadi diatas spingter anal sedangkan yang muncul

di spingter anal disebut hemoroid eksternal ( Suzanne C. Smeltzer, 2006 ).

Hemoroid bisa mengalami peradangan, menyebabkan terbentuknya bekuan darah

(trombus), perdarahan atau akan membesar dan menonjol keluar. Wasir yang

tetap berada di anus disebut hemoroid interna (wasir dalam) dan wasir yang

keluar dari anus disebut hemoroid eksterna (wasir luar).

Page 2: BAB 2 FIX

B. Etiologi atau Penyebab

Penyebab pelebaran pleksus hemoroidalis di bagi menjadi dua :

1. Bendungan sirkulasi portal akibat kelaian organic kelainan organik yang

menyebabkan gangguan adalah :

a. Hepar sirosis hepatis, fibrosis jaringan hepar akan meningkatkan

resistensi aliran vena ke hepar sehingga terjadi hipertensi portal.

Maka akan terbentuk kolateral antara lain ke esopagus dan pleksus

hemoroidalis.

b. Bendungan vena porta, misalnya karena thrombosis.

c. Tumor intra abdomen, terutama didaerah pelvis, yang menekan vena

sehingga aliranya terganggu. Misalnya uterus grapida , uterus tomur

ovarium, tumor rektal dan lain lain.

2. Idiopatik, tidak jelas adanya kelaianan organik, hanya ada faktor - faktor

penyebab timbulnya hemoroid. Faktor faktor yang mungkin berperan :

a. Keturunan atau heriditer

Dalam hal ini yang menurun dalah kelemahan dinding pembuluh

darah, dan bukan hemoroidnya.

b. Anatomi

Vena di daerah masentrorium tidak mempunyai katup. Sehingga

darah mudah kembali menyebabkan bertambahnya tekanan di pleksus

hemoroidalis.

c. Hal - hal yang memungkinkan tekanan intra abdomen meningkat

antara lain :

Page 3: BAB 2 FIX

1) Orang yang pekerjaannya banyak berdiri atau duduk dimana gaya

gravitasi akanmempengaruhi timbulnya hemoroid.

2) Gangguan defekasi dan miksi.

3) Pekerjaan yang mengangkat benda - benda berat.

4) Tonus spingter ani yang kaku atau lemah.

d. Faktor predisposisi yaitu : Herediter, Anatomi, Makanan, Pekerjaan,

Psikis dan Senilis, konstipasi dan kehamilan.

e. Faktor presipitasi adalah faktor mekanisme (kelainan sirkulasi parsial

dan peningkatan tekanan intraabdominal), fisiologis dan radang.

Umumnya faktor etiologi tersebut tidak berdiri sendiri tetapi salling

berkaitan.

C. Patofisiologi

Ada permulaan terjadi varises hemoroidalis, belum timbul keluhan keluhan.

Akan timbul bila ada penyulit seperti perdarahan, trombus dan infeksi Hemoroid

timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik dari vena

hemoroidalis. Kantung-kantung vena yang melebar menonjol ke dalam saluran

anus dan rektum terjadi trombosis, ulserasi, perdarahan dan nyeri. Perdarahan

umumnya terjadi akibat trauma oleh feses yang keras. Darah yang keluar

berwarna merah segar meskipun berasal dari vena karena kaya akan asam. Nyeri

yang timbul akibat inflamasi dan edema yang disebabkan oleh trombosis.

Trombosis adalah pembekuan darah dalam hemoroid. Trombosis ini akan

mengakibatkan iskemi pada daerah tersebut dan nekrosis.

Page 4: BAB 2 FIX

Pada dasarnya hemoroid di bagi menjadi dua klasifikasi, yaitu :

1. Hemoroid Interna

Gejala - gejala dari hemoroid interna adalah pendarahan tanpa rasa sakit

karena tidak adanya serabut serabut rasa sakit di daerah ini. Hemoriud interna

terbagi menjadi 4 derajat :

a. Derajat I

Timbul pendarahan varises, prolapsi atau tonjolan mokosa tidak melalui

anus dan hanya dapat di temukan dengan proktoskopi.

b. Derajat II

Terdapat trombus di dalam varises sehingga varises selalu keluar pada saat

depikasi, tapi setelah defekasi selesai, tonjolan tersebut dapat masuk

dengan sendirinya.

c. Derajat III

Keadaan dimana varises yang keluar tidak dapat masuk lagi dengan

sendirinya tetapi harus di dorong.

d. Derajat IV

Suatu saat ada timbul keaadan akut dimana varises yang keluar pada saat

defekasi tidak dapat di masukan lagi. Biasanya pada derajat ini timbul

thrombus yang di ikuti infeksi dan kadang kadang timbul perlingkaran

anus, sering di sebut dengan Hemoral Inkaresata karena seakan - akan ada

yang menyempit hemoriod yang keluar itu, pada hal pendapat ini salah

karena muskulus spingter ani eksternus mempunyai tonus yang tidak

berbeda banyak pada saat membuka dan menutup. Tapi bila benar terjadi,

Page 5: BAB 2 FIX

inkaserata maka setelah beberapa saat akan timbul nekrosis tapi tidak

demikiaan halnya. Lebih tepat bila di sebut dengan perolaps hemoroid.

2. Hemoroid Eksterna.

Hemoroid eksrterna jarang sekali berdiri sendiri, biasanya perluasan hemoroid

interna. Tapi hemoroid eksterna dapat di klasifikasikan menjadi 2 yaitu :

a. Akut

Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan

sebenarnya adalah hematom, walaupun disebut sebagai trombus eksterna

akut. Tanda dan gejala yang sering timbul adalah:

1) Sering rasa sakit dan nyeri.

2) Rasa gatal pada daerah hemorid.

Kedua tanda dan gejala tersebut disebabkan karena ujung - ujung saraf

pada kulit merupakan reseptor rasa sakit.

b. Kronik

Hemoroid eksterna kronik atau “Skin Tag” terdiri atas satu lipatan atau

lebih dari kulit anus yang berupa jaringan penyambung dan sedikit

pembuluh darah.

D. Manifestasi Klinik

Gejala utama berupa :

1. Perdarahan melalui anus yang berupa darah segar tanpa rasa nyeri.

2. Prolaps yang berasal dari tonjolan hemoroid sesuai gradasinya.

Page 6: BAB 2 FIX

Gejala lain yang mengikuti :

1. Nyeri sebagai akibat adanya infeksi sekunder atau trombus.

2. Iritasi kronis sekitar anus oleh karena anus selalu basah.

3. Anemia yang menyertai perdarahan kronis yang terjadi.

E. Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan umum.

2) Kesadaran.

3) Tanda-tanda vital.

a. TD : 130/80

b. S : 36 ℃

c. N : 88 x/menit

d. RR : 24 x/menit

4) Pemeriksaan head to toe.

a) Wajah dan kulit kepala : kulit kepala bersih, rambut beruban, wajah

tampak pucat.

b) Mata : fungsi dan bentuk normal, tanpa menggunakan alat bantu

penglihatan, sclera anikterik, konjungtiva anemis.

c) Hidung : bentuk dan fungsi normal, tidak ada polip dan secret.

d) Telinga : fungsi dan bentuk normal, tidak ada serumen.

e) Mulut : gigi, gusi, dan lidah bersih.

f) Leher : tidak ada pembesaran tyroid maupun vena jugularis.

Page 7: BAB 2 FIX

g) Thorax dan paru-paru : bentuk dada simetris, paru bergerak cepat, dan

bunyi paru ronchi, irama an regular, frekuensi 18x/menit.

h) Jantung : normal, tidak ada keluhan.

i) Abdomen : bentuk simetris, tidak ada keluhan.

j) Ginjal : normal, tidak ada keluhan.

k) Genetalia : klien mengatakan tidak ada keluhan.

l) Musculoskeletal : ekstermitas atas normal, pada tangan kiri terpasang

infuse RL 20 TPM, ekstermitas bawah normal, tidak ada nyeri tekan.

m) Integument : turgor kulit baik, tidak ada nyeri tekan, warna sawo

matang.

n) Anus : anus kemerahan.

F. Pemeriksaan Diagnostik

a.    Pemeriksaan fisik yaitu inspeksi dan rektaltouche (colok dubur).

Pada pemeriksaan colok dubur, hemoroid interna stadium awal tidak

dapat diraba sebab tekanan vena di dalamnya tidak terlalu tinggi dan

biasanya tidak nyeri. Hemoroid dapat diraba apabila sangat besar.

Apabila hemoroid sering prolaps, selaput lendir akan menebal.

Trombosis dan fibrosis pada perabaan terasa padat dengan dasar yang

lebar. Pemeriksaan colok dubur ini untuk menyingkirkan kemungkinan

karsinoma rektum.

b.    Anoskopy.

Dengan cara ini dapat dilihat hemoroid internus yang tidak menonjol

keluar. Anoskop dimasukkan untuk mengamati keempat kuadran.

Page 8: BAB 2 FIX

Penderita dalam posisi litotomi. Anoskop dan penyumbatnya dimasukkan

dalam anus sedalam mungkin, penyumbat diangkat dan penderita disuruh

bernafas panjang. Hemoroid interna terlihat sebagai struktur vaskuler

yang menonjol ke dalam lumen. Apabila penderita diminta mengejan

sedikit maka ukuran hemoroid akan membesar dan penonjolan atau

prolaps akan lebih nyata. Banyaknya benjolan, derajatnya,

letak ,besarnya dan keadaan lain dalam anus seperti polip, fissura ani dan

tumor ganas harus diperhatikan.

c.    Pemeriksaan Proktosigmoidoskopy.

Proktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan keluhan bukan

disebabkan oleh proses radang atau proses keganasan di tingkat tinggi,

karena hemoroid merupakan keadaan fisiologik saja atau tanda yang

menyertai. Feses harus diperiksa terhadap adanya darah samar.

d. Rontgen (colon inloop) atau Kolonoskopy.

e. Laboratorium :

1) Eritrosit.

2) Leukosit.

3) Hb.

G. Komplikasi

1. Terjadinya perdarahan

Pada derajat satu darah kelur menetes dan memancar. Perdarahan akut

pada umumnya jarang, hanya terjadi apabila yang pecah adalah pembuluh

Page 9: BAB 2 FIX

darah besar. Hemoroid dapat membentuk pintasan portal sistemik pada

hipertensi portal, dan apabila hemoroid semacam ini mengalami

perdarahan maka darah dapat sangat banyak. Yang lebih sering terjadi

yaitu perdarahan kronis dan apabila berulang dapat menyebabkan anemia

karena jumlah eritrosit yang diproduksi tidak bisa mengimbangi jumlah

yang keluar. Anemia terjadi secara kronis, sehingga sering tidak

menimbulkan keluhan pada penderita walaupun Hb sangat rendah karena

adanya mekanisme adaptasi. Apabila hemoroid keluar, dan tidak dapat

masuk lagi (inkarserata / terjepit) akan mudah terjadi infeksi yang dapat

menyebabkan sepsis dan bisa mengakibatkan kematian.

2. Terjadi trombosis

Karena hemoroid keluar sehingga lama - lama darah akan membeku dan

terjadi trombosis.

3. Peradangan

Kalau terjadi lecet karena tekanan vena hemoroid dapat terjadi infeksi dan

meradang karena disana banyak kotoran yang ada kuman – kumannya

H. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Nama Perawat :

Tanggal Pengkajian :

Page 10: BAB 2 FIX

Ruang Perawatan :

Jam Pengkajian ` :

Tanggal Masuk :

a. Biodata

1) Klien

Nama :

Agama :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Status Pernikahan :

Alamat :

Diagnosa Medis :

2) Penanggung Jawab

Nama :

Agama :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Status Pernikahan :

Alamat :

Hubungan dengan klien :

b. Keluhan Utama :Pasien datang dengan keluhan perdarahan terus

menerus saat BAB. Ada benjolan pada anus atau nyeri pada saat

Page 11: BAB 2 FIX

defikasi.

c. Riwayat Kesehatan

1) Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien mulai keluar benjolan di

anusnya beberapa minggu hanya ada benjolan yang keluar dan

beberapa hari setelah BAB ada darah yang keluar menetes.

2) Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien pernah menderita penyakit

hemoroid sebelumnya, sembuh atau terulang kembali. Dan pada

pasien waktu pengobatan terdahulu tidak dilakukan pembedahan

sehingga akan kembali RPD.

d. Pola fungsional.

1) Pola Nutrisi.

Dalam pengkajian pola nutrisi dan metabolisme, kita perlu

melakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan untuk

mengetahui status nutrisi pasien, selain juga perlu ditanyakan

kebiasaan makan dan minum sebelum dan selama MRS.

2) Pola Istirahat dan Tidur.

Adanya nyeri otot dan dan peningkatan suhu tubuh akan

berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan tidur dan istitahat,

selain itu akibat perubahan kondisi lingkungan dari lingkungan

rumah yang tenang ke lingkungan rumah sakit yang banyak orang

mondar-mandir.

Page 12: BAB 2 FIX

3) Pola Aktivitas.

Akibat nyeri otot pasien akan cepat mengalami kelelahan pada

aktivitas minimal. Disamping itu pasien juga akan mengurangi

aktivitasnya. Dan untuk memenuhi kebutuhan aktivitasnya

sebagian kebutuhan pasien dibantu oleh perawat dan keluarganya.

4) Pola Eleminasi.

Dalam pengkajian pola eliminasi perlu ditanyakan mengenai

kebiasaan ilusi dan defekasi sebelum dan sesudah MRS. Karena

keadaan umum pasien yang lemah, pasien akan lebih banyak bed

rest sehingga akan menimbulkan konstipasi, selain akibat

pencernaan pada struktur abdomen menyebabkan penurunan

peristaltik otot-otot tractus degestivus.

e. Pemeriksaan fisik.

1) Keadaan umum.

2) Kesadaran.

3) Tanda-tanda vital.

a) TD : 130/80

b) S : 36 ℃

c) N : 88 x/menit

d) RR : 24 x/menit

4) Pemeriksaan head to toe.

a) Wajah dan kulit kepala : kulit kepala bersih, rambut beruban,

wajah tampak pucat.

Page 13: BAB 2 FIX

b) Mata : fungsi dan bentuk normal, tanpa menggunakan alat

bantu penglihatan, sclera anikterik, konjungtiva anemis.

c) Hidung : bentuk dan fungsi normal, tidak ada polip dan secret.

d) Telinga : fungsi dan bentuk normal, tidak ada serumen.

e) Mulut : gigi, gusi, dan lidah bersih.

f) Leher : tidak ada pembesaran tyroid maupun vena jugularis.

f. Pemeriksaan penunjang.

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Satuan

Hematologi

Paket darah

lengkap

Leukosit 11,0 10ˆ3/UL 1.5    – 11.0

Eritrosit 4,4 10ˆ3/UL 3.80 – 5.20

Hemoglobin 12,0 g/dl 13.2 – 17.3

Hematokrit 39 % 40 – 52

MCV 88 FL 80 – 100

MCH 30 Pg 26 – 34

MCHC 34 g/dl 32 – 36

Trombosit 225 10ˆ3/UL 150 – 400

Eosinofil 0,09 % 1.00     – 4.00

Basofil 0,2 % 0 – 1

Limfosit 93,90 % 25 – 40

Monosit 3,70 % 2 – 8

g. Data focus

Page 14: BAB 2 FIX

1) Ds :

a) Klien mengeluh nyeri dan panas pada daerah anus.

b) Klien mengeluh nyeri pada saat duduk dan berbaring

terutama saat tidur malam hari.

c) Klien mengeluh BAB seminggu yang lalu terasa sangat

nyeri dan keluar darah srgar bersama dengan feses,bahkan

darah menetes saat BAB.

d) Klien mengeluh BAB terakhir saat keras,sehingga harus

mengedan karena hemoroid klien kambuh lagi.

e) Klien mengeluh pola BAB memang tidak normal dari

dulu,klien BAB 1-2 kali /minggu, walupun sering makan

sayur dan buah-buahan.

f) Klien mengatakan saat ini hampir seminggu belum BAB

karena takut meresakan nyeri dan perdarahan seperti

sebelumnya.

g) Klien mengatakan hemoroid semakin parah setelah klien

melahirkan anak kembarnya secara normal kurang lebih 1,5

tahun yang lalu.

h) Klien mengatakan hemoroid sering kambuh dan sembuh

dengan pengobatan.

i) Klien mengaku cemas untuk operasi, klien memilih

pengobatan seperti biasa.

2) Do :

Page 15: BAB 2 FIX

a) TTV : TD = 90/60 mmHg, N = 96 X /menit, S = 36,7 oC, P

= 18 X /menit.

b) Klien tampak lemah.

c) Konjungtiva pucat.

d) Distensi abdomen (+).

e) Teraba massa pada regio bawah abdomen.

f) Pemeriksaan anus adanya benjolan dibawah kulit kanalis

analis yang nyeri, tegang, berwarna kebiru – biruan,

berukuran 1 cm, benjolan harus didorong dengan tangan

agar masuk kedalam anus.

g) Hasil Lab : Hb = 8,9 gr/dl.

h) Dokter mengatakan klien menderita hemoroid derajat III

dan disarankan untuk melakukan hemoroidektomi.

2. Analisa data

Page 16: BAB 2 FIX

No. Ds & Do Masalah keperawatan

Etiolgi

1. Ds : 1. Klien mengeluh BAB seminggu yang lalu terasa sangat nyeri dan keluar darah segar bersama dengan feses,bahkan darah menetes saat BAB. 2. Klien mengeluh BAB terakhir saat keras,sehingga harus mengedan karena hemoroid klien kambuh lagi. 3. Klien mengeluh pola BAB memang tidak normal dari dulu,klien BAB 1-2 kali /minggu, walupun sering makan sayur dan buah-buahan. 4. Klien mengatakan saat ini hampir seminggu belum BAB karena takut meresakan nyeri dan perdarahan seperti sebelumnya. Do : 1. Distensi abdomen (+) 2. Teraba massa pada regio bawah abdomen. 3. Pemeriksaan anus adanya benjolan dibawah kulit kanalis analis yang nyeri, tegang, berwarna kebiru–biruan, berukuran 1 cm, benjolan harus didorong dengan tangan agar masuk kedalam anus. Data tambahan : 1. Pola BAB tidak teratur. 2. Karakteristik feses (warna,konsistensi).

Konstipasi Ketakutan nyeri saat defekasi

2. Ds : 1. Klien mengeluh nyeri dan panas pada daerah anus. 2. Klien mengeluh nyeri pada saat duduk dan berbaring terutama saat tidur malam hari. 3. Klien mengeluh BAB seminggu yang lalu terasa sangat nyeri dan keluar darah srgar bersama dengan feses,bahkan darah menetes saat BAB. Do : 1.TTV : TD = 90/60 mmHg 2. Distensi abdomen (+) 3. Pemeriksaan anus adanya benjolan dibawah kulit kanalis analis yang nyeri, tegang, berwarna kebiru–biruan, berukuran 1 cm, benjolan harus didorong dengan tangan agar masuk kedalam anus. Data tambahan : 1. skala nyeri 7 2. klien tampak meringis 3. klien tampak

Nyeri Adanya hemoroid pada daerah anus

Page 17: BAB 2 FIX

memegangi daerah nyeri. 4. klien tidak dapat tidur.

3. Ds : klien mengeluh BAB seminggu yang lalu karena keluar darah segar bersama feses bahkan darah menetes saat BAB DO : 1. TTV : TD = 90/60 mmHg 2. klien tampak lemah 3. Konjungtiva pucat 4. hasil lab : Hb= 8,9 gr/dl Data Tambahan : 1. Pasien tidak dapat melakukan aktivitas mandiri. 2. Klien cepat lelah setelah beraktivitas.3. Banyaknya aktifitas klien yang dibantu oleh orang lain

Kelemahan Perdarahan vena hemorrhoidalis

Page 18: BAB 2 FIX

3. Diagnosa keperawatan :

a. Konstipasi berhubungan dengan ketakutan nyeri saat defekasi.

b. Nyeri berhubungan dengan adanya hemoroid pada daerah anus.

c. Kelemahan berhubungan dengan perdarahan vena hemorrhoidalis.