BAB 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

qw

Citation preview

BAB 2

BAB 2

ISI

2.1 Definisi Batuan Sedimen SiklastikBatuan sedimen silisiklastik, yaitu batuan yang terbentuk dari fragmen-fragmen batuan yang lain atau batuan asli. Batuan asal dapat berupa batuan beku, metamorf atau sedimen. Fragmentasi batuan asal tersebut dimulai dari pelapukan mekanis (disintegrasi) maupun secara kimiawi (dekomposisi), kemudian tererosi dan tertransportasi menuju suatu cekungan pengendapan. Setelah pengendapan berlangsung, sedimen mulai mengalami diagenesa, yakni proses perubahan-perubahan yang berlangsung pada temperatur rendah didalam suatu sedimen, selama dan sesudah litifikasi terjadi (W.T. Huang, 1962). Batuan sedimen silisiklastik merupakan batuan ekstrabasinal yang pembentukannya melibatkan proses epigen dari batuan sumber atau pre-existing rock.

Batuan silisiklastik berdasarkan besar butirnya dikelompokkan menjadi kelompok mudrock, batupasir dan konglomerat atau breksi. Fragmen rombakan bisa jadi terdiri dari fragmen batuan tetapi pada umumnya tersusun atas mineral kuarsa yang merupakan mineral paling stabil dan felspar sedangkan butiran yang berukuran halus akan menjadi batulanau, batulempung maupun sebagai matrik dalam batuapasir, breksi dan konglomerat. Butir-butiran klastik pada batuan ini terbentuk setelah mengalami proses-proses pelapukan mekanik atau kimiawi maupun keduanya, proses transportasi serta pengendapan. Transportasi sedimen dapat terjadi oleh adanya air, angin, es, arus pasang-surut dan arus turbidit. Kenampakan umum yang sangat penting dalam batuan silisiklastik adalah struktur sedimen dan tekstur terutama yang terbentuk selama proses pengendapan, post depositional atau saat diagenesis.

2.2 Tekstur Silisiklastika2.2.1 Bentuk ButirBerdasar perbandingan diameter panjang (long) (l), menengah (intermediate)(i) dan pendek (short) (s) maka terdapat empat bentuk butir di dalam batuan sedimen, yaitu (Gambar 3.2):1. Oblate, bila l = i tetapi tidak sama dengan s.2. Equant, bila l = i = s.3. Bladed, bila l tidak sama dengan i tidak sama dengan s.4. Prolate, bila i = s, tetapi tidak sama dengan l.Apabila bentuk-bentuk teratur tersebut tidak dapat diamati, maka cukup disebutkan bentuknya tidak teratur. Pada kenyataannya, bentuk butir yang dapat diamati secara megaskopik adalah yang berukuran paling kecilgranule(kerikil, f 2 mm). Bentuk butir itu dapat disebutkan seperti halnya pemerian kebundaran dibawah ini :.

2.2.2 Kebundaran

Berdasarkan kebundaran atau keruncingan butir sedimen maka Pettijohn, dkk., (1987) membagi kategori kebundaran menjadi enam tingkatan ditunjukkan dengan pembulatan rendah dan tinggi (Gambar 3.3). Keenam kategori kebundaran tersebut yaitu:

1. Sangat meruncing (sangat menyudut) (very angular)2. Meruncing (menyudut) (angular)3. Meruncing (menyudut) tanggung (subangular)4. Membundar (membulat) tanggung (subrounded)5. Membundar (membulat (rounded), dan6. Sangat membundar (membulat) (well-rounded)

.2.2.3 Ukuran Butir

Ukuran butir batuan sedimen klastika umumnya mengikuti Skala Wentworth (1922, dalam Boggs, 1992) Butir lanau dan lempung tidak dapat diamati dan diukur secara megaskopik. Ukuran butir lanau dapat diketahui jika material itu diraba dengan tangan masih terasa ada butir seperti pasir tetapi sangat halus. Ukuran butir lempung akan terasa sangat halus dan lembut di tangan, tidak terasa ada gesekan butiran seperti pada lanau, dan bila diberi air akan terasa sangat licin. Skala ukuran butir sedimen (disederhanakan).

Ukuran butir (mm)Nama ButiranNama batuan

> 256Boulder / block (bongkah)Breksi

64 256Cobble (kerakal)(bentuk / kebundaran butiran meruncing)

4 64PebbleKonglomerat

2 4Granule (kerikil)(bentuk / kebundaran butiran membulat)

1/16 2Sand (pasir)Batupasir

1/16 1/256Silt (lanau)Batulanau

< 1/256Clay (lempung)Batulempung

2.2.4 Kemas atau Fabrik

1.Kemas tertutup,bila butiran fragmen di dalam batuan sedimen saling bersentuhan atau bersinggungan atau berhimpitan, satu sama lain (grain/clast supported). Apabila ukuran butir fragmen ada dua macam (besar dan kecil), maka disebutbimodal clast supported. Tetapi bila ukuran butir fragmen ada tiga macam atau lebih maka disebutpolymodal clast supported.2.Kemas terbuka,bila butiran fragmen tidak saling bersentuhan, karena di antaranya terdapat material yang lebih halus yang disebut matrik (matrix supported).memperlihatkan kemas di dalam batuan sedimen, meliputi bentuk pengepakan (packing), hubungan antar butir/fragmen (contacts), orientasi butir atau arah-arah memanjang (penjajaran) butir, dan hubungan antara butir fragmen dan matriks.

2.2.5 Pemilahan

Pemilahan adalah keseragaman dari ukuran besar butir penyusun batuan sedimen, artinya bila semakin seragam ukurannya dan besar butirnya maka pemilahan semakin baik.

Pemilahan baik,bila ukuran butir di dalam batuan sedimen tersebut seragam. Hal ini biasanya terjadi pada batuan sedimen dengan kemas tertutup.Pemilahan sedang,bila ukuran butir di dalam batuan sedimen terdapat yang seragam maupun yang tidak seragam.Pemilahan buruk,bila ukuran butir di dalam batuan sedimen sangat beragam, dari halus hingga kasar. Hal ini biasanya terdapat pada batuan sedimen dengan kemas terbuka.

2.3 Struktur Internal Batuan SedimenStruktur Internal, kenampakan strukturini terdapat pada bagian dalambatuan sedimen.Macam-macam struktur internal adalah sebagai berikut :Perlapisan dan Laminasi. Perlapisan dan laminasi terbentuk karena terjadi perubahan fisik, kimia, dan biologi.Jikatebalnya lebih dari 1 cm, maka disebut perlapisan. Jika tebalnya kurang dari 1 cm,makadisebut laminasi. Macam-macam laminasi dan perlapisan:

Struktur perlapisan (planar atau stratifikasi). Jika tebal perlapisan < 1 cm disebut struktur laminasi.

Struktur perlapisan silang-siur (cross bedding / cross lamination).

Struktur perlapisan pilihan (graded bedding)

Normal, jika butiran besar di bawah dan ke atas semakin halus.

Terbalik (inverse), jika butiran halus di bawah dan ke atas semakin kasar.

2.4 KOMPOSISI SEDIMEN

Batuan sedimen berbeda dengan batuan beku karena batuan sedimen memiliki komposisi yang lebih bervariasi, meskipun ada beberapa diantaranya yang memiliki komposisi sangat sederhana. Konsentrasi unsur-unsur kimia di kerak bumi terutama ditemukan dalam batuan sedimen. Sebagian konsentrat itu merupakan produk pembersihan dan penggabungan residu pelapukan batuan tua, misalnya saja pasir kuarsa yang dapat mengandung silika > 99%. Sebagian lain merupakan produk proses-proses kimia dan biokimia selektif, jika kondisinya memungkinkan. Contohnya adalah batugamping kalsium-tinggi (mengandung CaCO3> 99%), garam batu, dan gipsum. Tidak ada batuan beku yang memiliki karakter seperti batuan-batuan yang disebut terakhir ini. Mineral-mineral yang terbentuk pada suatu tempat, kemudian terangkut dan diendapkan secara mekanik sebagai komponen endapan sedimen, disebut mineral alogen(allogenic minerals). Mineral-mineral yang terbentuk secarain situpada tempat pengakumulasian sedimen disebut mineral autigen(authigenic minerals). Karena itu, dalam menganalisis sedimen, kita jangan hanya mengidentifikasi jenis mineral atau hanya menghitung proporsinya, namun kita juga harus menentukan apakah suatu mineral merupakan mineral alogen atau mineral autigen. Lebih jauh lagi, kita harus menentukan apakah suatu mineral autigen merupakansyndepositional authigenic mineralataupostdepositional authigenic mineral. Dengan kata lain, kita harus membedakan mineral mana yang merupakan hasil presipitasi dalam ruang pori batuan dan mineral mana yang merupakan hasilreplacement. Untuk dapat menentukan hal itu, kita harus melakukan penelitian terhadap tekstur partikel penyusun sedimen dengan cara mengamati sayatan tipisnya. Berbeda dengan mineral batuan beku dan batuan metamorf, mineral penyusun batuan klastika bukan merupakan kumpulan setimbang. Mineral-mineral itu tidak dipresipitasikan dalam kesetimbangan satu terhadap yang lain atau terhadap fluidanya. Meskipun tidak berada dalam kondisi kesetimbangan, reaksi-reaksi kimia yang dapat menjadikan sistem itu menjadi setimbang umumnya tidak terjadi karena temperatur dan tekanannya terlalu rendah sehingga kurang mendukung terjadinya reaksi-reaksi tersebut. Komposisi mineral endapan sedimen dapat terubah jika temperaturnya bertambah dan faktor-faktor yang menghambat reaksi dapat teratasi. Hal inilah yang menyebabkan mengapa batuan sedimen dapat termetamorfosa bila terletak jauh di dalam bumi. Walau demikian, sebenarnya ada reaksi-reaksi yang masih mungkin terjadi di bawah kondisi tekanan dan temperatur yang rendah. Reaksi-reaksi yang disebut reaksi diagenetik(diagenetic reactions)itu terutama terjadi antara komponen detritus dengan fluida ruang pori. Dalam sedimen yang terbentuk melalui presipitasi larutan atau akumulasi biokimia, banyak diantara komponennya bersifat metastabil dan relatif mudah terubah akibat bereaksi. Tipe transformasi diagenetik yang terjadi pada komponen seperti itu adalah pembentukan garam. Pembentukan garam itu pada gilirannya akan menyebabkan terjadinya perubahan komposisi ruah sedimen tersebut. Dalam sebagian besar sedimen non-klastika, mineral berada dalam kondisi setimbang. Zen (1959) menunjukkan bahwa kesetimbangan seperti itu terlihat pada sedimen di Peruvian Trench karena adanya reaksi-reaksi diagenetik di dasar laut. Kesetimbangan lain juga ditemukan dalam batuan karbonat Cumberlain Plateau di Tennessee (Peterson, 1962). Tidak diragukan bahwa kesetimbangan seperti itu juga akan ditemukan dalam garam-garam evaporit.2.5 Klasifikasi

2.5.1 Klasifikasi batupasir

Parameter : butiran (stabil dan tak stabil) : kuarsa, felspar, fragmen litik matriks lempung (hasil rombakan atau alterasi batuan)

batupasirarenite:bilakehadiranmatrikslempung15% Pembagiansecaraumum; Pettjohn, 1987;

2.5.2 Klasifikasi konglomerat

Konglomerat berdasarkan litologi fragmen (clast) dan jenis kemas (fabric support) dapatdiklasifikasikan menjadi 4 yaitu (Gambar 28) : igneous-clast conglomerates,

sedimentary-clast conglomerates, metamorphic-clast conglomerates dan polymict conglomerates. Klasifikasi konglomerat (Boggs, 1992).

2.5.3. Klasifikasi MudstoneMudrock adalah istilah umum untuk batuan sedimen yang disusun terutama olehpartikelberukuranlanau-lempung,minerallainmungkinjugahadir.Mudrockdiendapkanterutamadalam lingkungan river floodplain, lake, low energy shoreline, delta, outer marine shelf dandeep ocean basin. Untuk klasifikasi batuan sedimen klastik selain mengunakan klasifikasibesarbutirmenurutWentworth,jugadapatmenggunakan klasifikasiberdasarkankomposisiatau besar butir dari penyusun batuan sedimen yang sudah ditentukan lebih dahuluKlasifikasi batuan sedimen (Picard, 1971)

DAFTAR PUSTAKA

http://www.academia.edu/9703004/Batuan_Sedimenhttp://geofact.blogspot.com/2010/02/sedimen-klastik-terrigenous.htmlhttps://wingmanarrows.wordpress.com/geological/petrologi/batuan-sedimen/http://dearthurjr.blogspot.com/2013/06/struktur-sedimen.htmlhttps://thekoist.wordpress.com/2012/04/17/tetek-bengek-komposisi-tekstur-struktur-batuan-sedimen/