Upload
aldy-holiday
View
9
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peternakan ayam broiler mulai masuk ke Indonesia sekitar tahun 1970-an. Kini
ayam broiler berkembang pesat dipengaruhi oleh bertambahnya jumlah penduduk,
tingginya permintaan pasar terhadap produk ternak ayam broiler dan kesadaran masyarakat
akan pentingnya zat gizi ternak bagi kesehatan tubuh. Meskipun usaha peternakan ayam
broiler menjanjikan keuntungan yang sangat besar, namun penetapan sistem manajemen
dan pemeliharaan yang tidak efesien terutama dalam pemberian pakan akan berpengaruh
pada keuntungan dan kerugian. Dalam usaha peternakan ayam broiler yang sangat vital
yang harus diperhatikan dan tidak boleh diabaikan adalah pakan. Karena biaya pakan
adalah komponen terbesar dalam operasional biaya peternakan, untuk itu perlu efesiensi,
misalnya untuk mencapai ukuran dan bobot badan tertentu, pakan yang diberikan pada
seekor ayam harus disesuaikan dengan volume dan harga pakan.
Pakan menempati 70% dari biaya produksi. Oleh sebab itu, peternak ayam broiler
harus memperhitungkan dengan cermat dalam menentukan penggunaan pakan dengan
demikian tidak akan terjadi pemborosan biaya. Karena itu dengan meramu atau
menggunakan pakan buatan sendiri, peternak mampu mengatur tingginya biaya yang
dikeluarkan untuk menekan harga pakan. Pakan buatan tidak jauh berbeda dengan pakan
pabrik baik dari segi kualitas maupun kuantitas, karena berdasarkan pengalaman
menggunakan pakan buatan sendiri sebenarnya lebih menguntungkan karena dapat
mengatur sendiri kualitas pakan, baik dari segi ekonomi bahan baku maupun nutrisi pakan
2
yang akan dipenuhi, dengan demikian peternak dapat meningkatkan efesiensi biaya
produksi tanpa mengorbankan kualitas pakan yang dibutuhkan oleh ternak.
Pemberian pakan yang efesien baik dari segi harga maupun kualitas akan
berpengaruh pada keuntungan peternak, hal ini karena harga pakan mempengaruhi
komponen biaya yang dikeluarkan selama pembesaran ayam broiler. Kualitas pakan
berpengaruh terhadap nilai konversi pakan yaitu banyaknya pakan yang dikonsumsi untuk
menjadi bobot badan ayam, oleh sebab itu apakah akan menggunakan pakan komersial
(tokoh) atau meramu pakan sendiri. Bila membeli pakan komersial, kualitas terjamin
namun biaya yang dikeluarkan cukup besar, jika meramu pakan sendiri biaya relatif lebih
kecil namun peternak harus mempunyai pengetahuan tentang bahan pakan dan cara
penyusunannya, ketersediaan bahan baku yang kontinu juga perlu dipertimbangkan.
Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam meramu pakan sendiri adalah:
1. Kandungan nutrisi bahan yang akan dijadikan campuran atau untuk meramu
pakan buatan.
2. Ketersediaan bahan yang kontinyu serta kualitasnya stabil
3. Bahan tersebut tidak bersaing dengan kebutuhan pokok manusia
4. Harga bahan baku relatif murah dan terjamin mutunya.
Namun efesiensi penggunaan pakan dapat dilakukan jika kandungan nutrisi dalam
bahan tersebut sudah diketahui. Melihat pentingnya pemberian pakan terhadap produktifitas
ternak baik dari segi kualitas maupun segi ekonomi dan pengaruhnya terhadap keuntungan
usaha peternakan maka penulis merasa tertarik untuk mengangkat Karya Tulis Ilmiah
dengan judul “ efektifitas dan nilai ekonomis pakan komersial dan pakan buatan ayam
broiler.”.
1.2 Rumusan Masalah
Pakan merupakan biaya produksi terbesar dalam usaha peternakan ayam broiler,
karena itu perlu dikelola secara efektif dan efesien. Menyadari akan hal ini, maka dilakukan
kajian untuk menelusuri efesiensi penggunaan pakan komersial di bandingkan dengan
pakan buatan.
1.3 Tujuan
a. Memperoleh pengetahuan tentang efektifitas penggunaan pakan dan pengaruhnya
terhadap nilai ekonomi maupun produktifitas ternak
b. Memperoleh data mengenai pengaruh pemberian pakan terhadap pertambahan bobot
badan ayam broiler dengan menggunakan pakan olahan pabrik dan pakan buatan.
c. Mengetatahui sejauh mana tingkat perbandingan bobot badan ayam broiler dengan
menggunakan jenis pakan yang berbeda.
1.4 Kegunaan
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak terkait secara Akademis,
dapat menghasilkan informasi empirik yang mungkin dapat di kembangkan lebih lanjut
menjadi teori-teori untuk menambah khasana ilmu pengetahuan tentang efektifitas dan nilai
ekonomis pakan komersial dan pakan buatan. Secara umum diharapkan dapat menjadi
sumbangsi pemikiran dan sumber informasi untuk pemerintah guna mendukung kegiatan di
sektor peternakan dan penyediaan sarana informasi bagi peternak tentang pentingnya pakan
di setiap usaha peternakan. Secara khusus bagi para peternak dan peneliti diharapkan dapat
3
4
menambah wawasan tentang pengaruh pemberian pakan terhadap pertambahan bobot
badan ayam broiler sebagai metode dan bahan pertimbangan bagi usaha peternakan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ayam Broiler
Darwin (1968) dalam Indarto, 2010, mengemukakan bahwa ayam yang ada
sekarang ini berasal dari ayam hutan berwarna merah yang bernama latin Gallus-gallus.
Lepas dari pro dan kontra yang terjadi itu setelah itu, mungkin masyarakat tidak memahami
bahwa cikal bakal ayam broiler sebenarnya adalah Ayam Buras atau yang di kenal dengan
Ayam kampung.
Ayam broiler merupakan hasil rekayasa genetik dari gallus murni yang dapat di
panen lebih cepat dengan bobot badan 1,5-1,9 kg/ekor (Pokphand, 2005). Ayam broiler
terdiri dari sekelompok ayam hasil perkawinan antara jenis berbeda dari persilangan
bertingkat (sampai 40 tingkat) dengan tujuan memperoleh produk daging dalam waktu
singkat dan kondisi yang mendukung (Amomarsono, 2004).
Ayam broiler adalah ayam yang mempunyai sifat tenang, bentuk tubuh besar, kulit
putih, dan produksi telur rendah (Suprijatna et al. 2005). Dijelaskan lebih lanjut oleh
Rasyaf (1994) bahwa ayam broiler merupakan ayam penghasil daging yang memiliki
kecepatan tumbuh pesat dalam kurun waktu singkat, atau ayam muda umur 7 hari sampai
10 minggu baik jantan maupun betina, berdaging lembut, kulit halus, dan tulang dada lunak
(Esminger, 1980).
Menurut Siregar et all.,(1980) bahwa ayam dalam klasifikasi ekonomi memiliki
sifat-sifat antara lain; ukuran badan besar, penuh daging yang berlemak, temperamen
tenang, pertumbuhan badan cepat serta efesiensi penggunaan ransum tinggi. Ayam broiler
adalah jenis ayam jantan ataupun ayam betina muda yang berumur sekitar 6-8 minggu yang
dipelihara secara intensif, guna memperoleh produksi daging yang optimal. Secara genetik
ayam broiler sengaja diciptakan sedemikian rupa, sehingga dalam waktu yang relatif
singkat dapat segera dimanfaatkan hasilnya (AAk, 1986).
Sudaryani dan Santoso (1996) menyatakan bahwa ayam broiler mampu
memproduksi daging secara optimal dengan hanya mengkonsumsi pakan dalam jumlah
relatif sedikit. Ciri-ciri ayam broiler antara lain: ukuran badan relatif besar, padat,
berdaging penuh, produksi telur rendah, bergerak lamban dan tenang serta lamban dewasa
5
6
kelamin (Sudaryani, 2002). Ayam broiler mampu mencapai bobot hidup 1,5-2 kg/ekor
dalam kurun waktu 6-7 minggu (Siregar at all., 1982).
Menurut Arullah (2006), ayam Broiler mampu menghasilkan bobot badan 1,5-1,9
kg/ekor pada usia 5-6 minggu. Dijelaskan lebih lanjut bahwa Ayam broiler pada minggu ke
4 bobot badan 1,480 kg/ekor dengan konversi pakannya adalah 1,431.
2.2 Pertumbuhan Ayam Broiler
Pertumbuhan dapat didefenisikan sebagai pertambahan jumlah ataupun ukuran
sel, bentuk dan berat jaringan-jaringan tubuh seperti tulang, daging, jantung, otak serta
semua jaringan tubuh lainnya kecuali jaringan lemak dan pertumbuhan terjadi dengan cara
yang teratur, (Anggorodi, 1995). sedangkan menurut Ensminger (1980) pertumbuhan
adalah perubahan bobot badan, organ-organ dalam tubuh, tulang dan bertambahnya urat
daging serta terjadi perubahan bentuk dan ukuran-ukuran tubuh ternak.
Menurut Wahju (1997) faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ayam broiler
antara lain faktor nutrisional yang meliputi energi, protein, vitamin, mineral dan kalsium.
faktor manejerial yang meliputi genetik, jenis kelamin, umur, penyakit, dan manajmen
pemeliharaan. selanjutnya Suprijatna et al. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan ayam
broiler di pengaruhi oleh faktor genetik, dimana masing masing ternak mempumyai
kebutuhan tubuh yang berbeda-beda.
Tillman et al. (1985) dalam Anonimus (2011) menyatakan bahwa pertumbuhan
dapat dilihat pada kenaikan bobot badan yang diperoleh dengan cara menimbang ayam
broiler secara harian, mingguan ataupun menurut periode waktu tertentu. Ayam Broiler
tumbuh relativ cepat pada hari pertama sampai 6 minggu, pola pertumbuhan unggas
dimulai secara perlahan lalu berlangsung lebih cepat dan akhirnya menurun kecepatannya
atau berhenti sama sekali. (Anggrodi, 1994).
2.3 Pakan Ayam Broiler
Pakan adalah campuran dari berbagai macam bahan organik maupun anorganik
untuk ternak yang berfungsi sebagai pemenuhan kebutuhan zat-zat makanan dalam proses
pertumbuhan (Suprijatna et al. 2005). Dalam kamus umum istilah peternakan, bahan pakan
atau feed (s) adalah suatu bahan yang dimakan oleh hewan atau ternak yang mengandung
energi atau zat-zat gizi atau keduanya (Murtidjo, 1995).
Menurut Tillman et al. (1985) dalam Anonimus (2011) pakan atau ransum adalah
campuran beberapa bahan pakan ternak untuk memenuhi kebutuhan hidup yang di berikan
terhadap ternak selama 24 jam dengan sistem pemberian beberapa kali. Pakan adalah segala
sesuatu yang dapat di makan hewan atau ternak dalam bentuk dapat di cerna seluruhnya
atau sebagian dengan tidak mengganggu kesehatan hewan atau ternak yang
mengkonsumsinya.
Ransum dapat diartikan sebagai pakan tunggal atau campuran dari berbagai bahan
pakan yang diberikan terhadap ternak selama 24 jam baik diberikan sekaligus maupun
sebagian (Lubis 1992). Pernyataan ini di pertegas oleh Anggrodi (1985) yang mengatakan
bahwa pakan atau ransum adalah makanan yang disediakan bagi hewan atau ternak untuk
24 jam. Artinya dalam ransum telah tersedia kebutuhan nutrisi bagi ternak yang
mengkonsumsinya selama 24 jam.
Sedangkan menurut Rasyaf (1994) ransum adalah kumpulan dari beberapa bahan
pakan ternak yang telah disusun dan diatur sedemikian rupa untuk 24 jam. Pakan atau
ransum memiliki peran yang sangat penting dalam kaitannya dengan aspek ekonomi yaitu
7
8
sebesar 65-70% dari total biaya produksi yang dikeluarkan (Fadila, 2004). Sedangkan
menurut Suprijatna et al. (2005) mengatakan bahwa pemberian pakan bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan hidup pokok, pertumbuhan, pemeliharaan panas tubuh dan produksi.
Pemberian ransum juga berfungsi untuk membentuk sel-sel dan jaringan tubuh,
mengganti sel-sel yang rusak dan selanjutnya untuk kebutuhan produksi. pakan ternak yang
baik harus memperhatikan imbangan nilai gizinya seperti kadar protein, energi, vitamin,
mineral.(Sudaryani dan Santoso, 1996).
Ransum ayam broiler terbagi menjadi dua jenis yaitu ransum untuk periode starter
dan ransum untuk periode finisher (Muritjo, 1991). kebutuhan ransum Ayam broiler pada
periode starter untuk protein sebesar 21-24% energi yang di perlukan sebanyak 2800-3300
kkal/kg. sedangkan kebutuhan energi ayam broiler periode finisher sebanyak 18,1-21,1 %
(Angrodi,1994), namun lebih lanjut ayam broiler pada periode finisher membutuhkan
energi metabolis sebanyak 3200 kkal/kg (Zirate at al).
Konsumsi pakan adalah kemampuan ternak dalam mengkomsumsi sejumlah ransum
yang digunakan dalam proses metabolisme tubuh (Anggodo, 1994). Tillman et al. (1985)
dalam Anonimus (2010) menyatakan bahwa konsumsi ransum adalah jumlah ransum yang
dihabiskan selama 24 jam yang digunakan untuk proses pertumbuhan, aktifitas dan
mempertahankan suhu tubuh.
Blakely dan Blade (1998) dalam Anonimus (2011) menyatakan bahwa tingkat
konsumsi ransum akan mempengaruhi laju pertumbuhan dan bobot akhir karena
pembentukan bobot, bentuk dan komposisi tubuh pada hakekatnya adalah akumulasi pakan
yang dikonsumsi ke dalam tubuh ternak. kebutuhan ransum ayam broiler tergantung pada
strain, aktivitas, umur, besar ayam dan tempratur, (Ichwan, 2003). Yani dan Anita (2006)
menyatakan bahwa untuk anak ayam umur 1 minggu, jumlah pemberian ransum sekitar 12
gram/hari/ekor dan umur 12-24 hari, jumlah pemberian ransum sebanyak 100
gram/hari/ekor. lebih lanjut dikatakan oleh Wahju, (1997) faktor yang mempengaruhi
konsumsi pakan antara lain umur, nutrisi ransum, kesehatan, bobot badan suhu dan
kelembaban serta kecepatan pertumbuhan.
2.4 Pakan Buatan
Pakan buatan adalah pakan yang disiapkan oleh manusia dengan bahan dan
komposisi tertentu yang sengaja di siapkan oleh manusia, bahan baku yang digunakan
untuk menentukan kualitas pakan buatan harus memenuhi beberapa syarat diantaranya:
bernilai gizi, mudah di cerna, tidak mengandung racun, mudah di peroleh, dan tidak
merupakan kebutuhan pokok manusia. Kartadsastra (2005).
Menurut Tiana (2002) pakan buatan dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu:
1). Pakan lengkap (complete feed) adalah pakan yang di formulasikan sedemikian
rupa sehingga memiliki semua vitamin esensial dalam jumlah yang diperlukan
oleh ternak.
2). Pakan suplemen (supplemental feed) adalah pakan yang di formulasi sedemikian
rupa sehingga mangandung protein dan energi yang memadai, tetapi mungkin
kekurangan mikronutrium tertentu.
Keuntungan dari pakan buatan yaitu; bahan baku pakan dapat berupa limbah
industri pertanian, perikanan, peternakan dan makanan yang bernilai ekonomi rendah tetapi
masih mengandung nilai gizi yang cukup tinggi. pakan buatan juga dapat disimpan dalam
waktu relatif lama, tanpa mengalami perubahan kualitas yang drastis dengan demikian
9
10
kebutuhan pakan dapat terpenuhi setiap saat. Wirawan dan Maloedyn (2002) berpendapat
bahwa untuk membuat pakan sendiri, setidaknya harus di ketahui persyaratan kebutuhan
gizinya.
Ransum disebut baik, bermutu atau sempurna apabila makanan itu mengandung
semua zat-zat yang diperlukan oleh ayam untuk kehidupannya (Sukanto dan Sugeng,
2006), Menurut Yuni dan Anita (2006), membuat ransum ayam pada prinsipnya
menyatukan berbagai jenis bahan menjadi satu kesatuan dengan kandungan nutrisi
seimbang sesuai dengan kandungan nutrisi yang diperlukan oleh ayam selama masa
pertumbuhan.
2.5 Pakan Ayam Broiler Umur 7 Hari-Finisher
Pakan ayam pada periode brooding yaitu umur 1-7 hari menggunakan pakan BR 1.
BR 1 mengandung protein tinggi 22% serta vitamin dan mineral tinggi. Sedangkan pada
periode starter 8-28 hari menggunakan pakan BR 2 dengan protein 20% serta mengandung
protein dan vitamin lengkap.
Pakan periode finisher umur 29 hari kandungan proteinnya adalah 17-18% dan
energi 3.000 Kkal/kg pakan (Nuroso, 2010) selanjutnya dinyatakan bahwa pakan
digolongkan menjadi beberapa tahap misalnya starter-finisher, prastarter-starter dan
starter-grower meskipun jenis pakan yang bervariasi, prinsip utama pemberian pakan
adalah agar ayam broiler tumbuh prima yaitu dengan memperhatikan kandungan
proteinnya.
Ayam muda membutuhkan asupan pakan yang mengandung protein tinggi sekitar
21-23% dan energi metabolisme 2900-3100% Kkal/kg. Ayam pedaging dewasa atau
menjelang panen membutuhkan protein lebih rendah sekitar 19-21% dengan energi
metabolisme 2900-3200 Kkal/kg. Selanjutnya Santoso dan Sudaryani (2010) membagi 3
jenis pakan berdasarkan kandungannya sebagaimana dapat dilihat pada tebel 1 berikut ini.
Tabel 1. 3 jenis pakan berdasarkan kandungannya.
Jenis Pakan Lama Pemberian Protein(%) Energi(kkal)
Pra starter 1 – 7 23,24 3050
Starter 28 – 29 21 - 22 3100
Finisher 29 18 – 20 3200 - 3300
Kebutuhan nutrisi pakan ayam broiler pada periode starter dan periode finisher
(Anonimus, 2011) lihat pada tabel 2.
Tabel 2. Kebutuhan nutrisi pakan ayam broiler
Nutrisi periode starter(%) Peride finisher(%)
Pra starter 1 – 7 23 – 24
Starter 28 – 29 21 – 22
Finisher 29 18 - 20
BAB III
METODE PENELITIAN
11
12
3.1 Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian di lakukan di kelurhan Tarau Kecamatan Ternate Utara. Pemilihan lokasi
tersebut berdasarkan hasil rekomendasi dan evaluasi dengan Dinas Pertanian, bidang
Peternakan kota Madya Ternate. Penelitian di laksanakan selama dua bulan, mulai tanggal
1 Pebruari 2014 hingga tanggal 2 April 2014.
1. Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain 2 kandang litter
dengan ukuran 2x2 m. Setiap kotak kandang diisi 50 ekor ayam broiler dan pada tiap
kandang di lengkapi dengan tempat pakan, tempat minum, lampu penerang, goselec,
thermometer, dan timbangan dengan kapasitas 100 g.
2. Materi yang Digunakan
Materi yang digunakan dalam penelitian adalah : 100 ekor ayam broiler,
timbangan, pakan komersial dan pakan buatan.
3. Metode
Metode dalam pengambilan data adalah metode eksperimen. Sampel yang
digunakan yaitu 100 ekor Ayam broiler umur 7 hari dengan bobot badan rata-rata 100
g, yang dibagi dalam 3 minggu perlakuan. Minggu 1 belum dilakukan perlakuan,
minggu ke-2 sampai dengan minggu ke-4 menggunakan 5 ekor sampel ayam yang
diambil secara acak. Jumlah konsumsi pakan ayam broiler pada minggu ke-2 280
g/ekor, minggu ke-3 420 g/ekor dan minngu ke-4 jumlah konsumsi pakan 580 g/ekor.
4. Variabel yang Diamati
Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah tingkat konsumsi,
pertambahan bobot badan, dan perbandingan bobot badan ayam broiler dengan
menggunakan jenis pakan yang berbeda.
5. Analisis Data
Untuk melihat perbedaan penambahan bobot badan ayam broiler yang
menggunakan pakan komersial dan pakan buatan digunakan Uji Run (Uji wald-
Woldfowitz), dengan taraf nyata (α) = 5% (0,05) dan nilai r dengan n1 dan n2.
Sedangkan untuk nilai ekonomis pakan digunakan analisa diskriptif.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus. 2011. Budidaya Ternak Ayam Broiler. Tanggal akses 12 juni 2011.
Anonimus. 2011. Feed Nutrition Complete. The Esminger Publising Componi,Clovis. California.
13
14
Amomarsono 2004. Upaya Menghasilkan Daging broiler Aman dan Sehat. Unifersitas Diponegoro.
AAk. 1986. Budidaya Ayam Pedaging. PT Gramedia, Jakarta.
Arrula. 2006 Nutrisi Ayam Broiler. : Lembaga Satu Gulung Budi, Jakarta.
Anggrodi R. 1985. Kemajuan Mutakhir Ilmu Makanan Ternak Unggas. Unifersitas Indonesia, Jakarta.
Anggrodi R. 1990. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT Gramedia, Jakarta
Charoen Pokphand Indonesia. 2010. Chareon Pokphand Indonesia. Jakarta timur.
Fadila R. 2004. Paduan Mengelola Peternakan Ayam Broiler Komersial. Agromedia, Jakarta.
Ichwan. 2003. Membuat Pakan Ayam Ras Pedaging. Agromedia Pustaka, Jakarta
Indarto 2010. Sukses dan Untung Besar Beternak Ayam Broiler. Lumine Books,Yogyakarta.
Kartadisastra. 2003. Mengelola Pakan Ayam. Kanasius, Jakarta.
Murtidjo. 1995. Kamus Umum Istilah Peternakan. Kanasius, Yogyakarta
Nuroso . 2010. Panen Ayam Pedaging dengan Produksi 2X Lipat. PenebarSwadaya, Jakarta..
Rasyaf. 1994. Beternak Ayam Broiler. Penebar Swadaya, Jakarta
Rocman !992. Pemeliharaan Ternak Unggas. Kanasius, Jakarta
Redaksi Trubus. 7 Jurus Sukses Tekhnik Rawat Ayam Kampung. Hal 37. Trumbus Swadaya, Jakarta
Suprijatna et al. 2005. Ayam Broiler Pedaging. Agromedia Pustaka, Jakarta
Siregar et al. 1980. Sukses Beternak Ayam Broiler. Kanasius, Jakarta.
Santoso dan Sudaryani 1996 Pembesaran Ayam Pedaging. Jakarta: Penebar Swadaya
Sudaryani. 2002. Pembibitan Ayam Buras. Jakarta: Penebar Swadaya
Sukanto dan Sugeng. 2006. Nutrisi Pakan Ternak. Agromedia Pustaka, Jakarta
Tiana Dkk. 2002. Memilih dan Membuat Pakan Tepat Untuk Koi. Hal 22 Jakarta:Agromedia.
Wahju. 2004. Ilmu Nutrisi Unggas. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
15