23
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan ayam broiler mulai masuk ke Indonesia sekitar tahun 1970-an. Kini ayam broiler berkembang pesat dipengaruhi oleh bertambahnya jumlah penduduk, tingginya permintaan pasar terhadap produk ternak ayam broiler dan kesadaran masyarakat akan pentingnya zat gizi ternak bagi kesehatan tubuh. Meskipun usaha peternakan ayam broiler menjanjikan keuntungan yang sangat besar, namun penetapan sistem manajemen dan pemeliharaan yang tidak efesien terutama dalam pemberian pakan akan berpengaruh pada keuntungan dan kerugian. Dalam usaha peternakan ayam broiler yang sangat vital yang harus diperhatikan dan tidak boleh diabaikan adalah pakan. Karena biaya pakan adalah komponen terbesar dalam operasional biaya peternakan, untuk itu perlu efesiensi, misalnya untuk mencapai ukuran dan bobot badan tertentu, pakan yang diberikan pada seekor ayam harus disesuaikan dengan volume dan harga pakan.

Bab 1proposal(Nuraisa)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab 1proposal(Nuraisa)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peternakan ayam broiler mulai masuk ke Indonesia sekitar tahun 1970-an. Kini

ayam broiler berkembang pesat dipengaruhi oleh bertambahnya jumlah penduduk,

tingginya permintaan pasar terhadap produk ternak ayam broiler dan kesadaran masyarakat

akan pentingnya zat gizi ternak bagi kesehatan tubuh. Meskipun usaha peternakan ayam

broiler menjanjikan keuntungan yang sangat besar, namun penetapan sistem manajemen

dan pemeliharaan yang tidak efesien terutama dalam pemberian pakan akan berpengaruh

pada keuntungan dan kerugian. Dalam usaha peternakan ayam broiler yang sangat vital

yang harus diperhatikan dan tidak boleh diabaikan adalah pakan. Karena biaya pakan

adalah komponen terbesar dalam operasional biaya peternakan, untuk itu perlu efesiensi,

misalnya untuk mencapai ukuran dan bobot badan tertentu, pakan yang diberikan pada

seekor ayam harus disesuaikan dengan volume dan harga pakan.

Pakan menempati 70% dari biaya produksi. Oleh sebab itu, peternak ayam broiler

harus memperhitungkan dengan cermat dalam menentukan penggunaan pakan dengan

demikian tidak akan terjadi pemborosan biaya. Karena itu dengan meramu atau

menggunakan pakan buatan sendiri, peternak mampu mengatur tingginya biaya yang

dikeluarkan untuk menekan harga pakan. Pakan buatan tidak jauh berbeda dengan pakan

pabrik baik dari segi kualitas maupun kuantitas, karena berdasarkan pengalaman

menggunakan pakan buatan sendiri sebenarnya lebih menguntungkan karena dapat

mengatur sendiri kualitas pakan, baik dari segi ekonomi bahan baku maupun nutrisi pakan

Page 2: Bab 1proposal(Nuraisa)

2

yang akan dipenuhi, dengan demikian peternak dapat meningkatkan efesiensi biaya

produksi tanpa mengorbankan kualitas pakan yang dibutuhkan oleh ternak.

Pemberian pakan yang efesien baik dari segi harga maupun kualitas akan

berpengaruh pada keuntungan peternak, hal ini karena harga pakan mempengaruhi

komponen biaya yang dikeluarkan selama pembesaran ayam broiler. Kualitas pakan

berpengaruh terhadap nilai konversi pakan yaitu banyaknya pakan yang dikonsumsi untuk

menjadi bobot badan ayam, oleh sebab itu apakah akan menggunakan pakan komersial

(tokoh) atau meramu pakan sendiri. Bila membeli pakan komersial, kualitas terjamin

namun biaya yang dikeluarkan cukup besar, jika meramu pakan sendiri biaya relatif lebih

kecil namun peternak harus mempunyai pengetahuan tentang bahan pakan dan cara

penyusunannya, ketersediaan bahan baku yang kontinu juga perlu dipertimbangkan.

Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam meramu pakan sendiri adalah:

1. Kandungan nutrisi bahan yang akan dijadikan campuran atau untuk meramu

pakan buatan.

2. Ketersediaan bahan yang kontinyu serta kualitasnya stabil

3. Bahan tersebut tidak bersaing dengan kebutuhan pokok manusia

4. Harga bahan baku relatif murah dan terjamin mutunya.

Namun efesiensi penggunaan pakan dapat dilakukan jika kandungan nutrisi dalam

bahan tersebut sudah diketahui. Melihat pentingnya pemberian pakan terhadap produktifitas

ternak baik dari segi kualitas maupun segi ekonomi dan pengaruhnya terhadap keuntungan

usaha peternakan maka penulis merasa tertarik untuk mengangkat Karya Tulis Ilmiah

Page 3: Bab 1proposal(Nuraisa)

dengan judul “ efektifitas dan nilai ekonomis pakan komersial dan pakan buatan ayam

broiler.”.

1.2 Rumusan Masalah

Pakan merupakan biaya produksi terbesar dalam usaha peternakan ayam broiler,

karena itu perlu dikelola secara efektif dan efesien. Menyadari akan hal ini, maka dilakukan

kajian untuk menelusuri efesiensi penggunaan pakan komersial di bandingkan dengan

pakan buatan.

1.3 Tujuan

a. Memperoleh pengetahuan tentang efektifitas penggunaan pakan dan pengaruhnya

terhadap nilai ekonomi maupun produktifitas ternak

b. Memperoleh data mengenai pengaruh pemberian pakan terhadap pertambahan bobot

badan ayam broiler dengan menggunakan pakan olahan pabrik dan pakan buatan.

c. Mengetatahui sejauh mana tingkat perbandingan bobot badan ayam broiler dengan

menggunakan jenis pakan yang berbeda.

1.4 Kegunaan

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak terkait secara Akademis,

dapat menghasilkan informasi empirik yang mungkin dapat di kembangkan lebih lanjut

menjadi teori-teori untuk menambah khasana ilmu pengetahuan tentang efektifitas dan nilai

ekonomis pakan komersial dan pakan buatan. Secara umum diharapkan dapat menjadi

sumbangsi pemikiran dan sumber informasi untuk pemerintah guna mendukung kegiatan di

sektor peternakan dan penyediaan sarana informasi bagi peternak tentang pentingnya pakan

di setiap usaha peternakan. Secara khusus bagi para peternak dan peneliti diharapkan dapat

3

Page 4: Bab 1proposal(Nuraisa)

4

menambah wawasan tentang pengaruh pemberian pakan terhadap pertambahan bobot

badan ayam broiler sebagai metode dan bahan pertimbangan bagi usaha peternakan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ayam Broiler

Darwin (1968) dalam Indarto, 2010, mengemukakan bahwa ayam yang ada

sekarang ini berasal dari ayam hutan berwarna merah yang bernama latin Gallus-gallus.

Lepas dari pro dan kontra yang terjadi itu setelah itu, mungkin masyarakat tidak memahami

bahwa cikal bakal ayam broiler sebenarnya adalah Ayam Buras atau yang di kenal dengan

Ayam kampung.

Page 5: Bab 1proposal(Nuraisa)

Ayam broiler merupakan hasil rekayasa genetik dari gallus murni yang dapat di

panen lebih cepat dengan bobot badan 1,5-1,9 kg/ekor (Pokphand, 2005). Ayam broiler

terdiri dari sekelompok ayam hasil perkawinan antara jenis berbeda dari persilangan

bertingkat (sampai 40 tingkat) dengan tujuan memperoleh produk daging dalam waktu

singkat dan kondisi yang mendukung (Amomarsono, 2004).

Ayam broiler adalah ayam yang mempunyai sifat tenang, bentuk tubuh besar, kulit

putih, dan produksi telur rendah (Suprijatna et al. 2005). Dijelaskan lebih lanjut oleh

Rasyaf (1994) bahwa ayam broiler merupakan ayam penghasil daging yang memiliki

kecepatan tumbuh pesat dalam kurun waktu singkat, atau ayam muda umur 7 hari sampai

10 minggu baik jantan maupun betina, berdaging lembut, kulit halus, dan tulang dada lunak

(Esminger, 1980).

Menurut Siregar et all.,(1980) bahwa ayam dalam klasifikasi ekonomi memiliki

sifat-sifat antara lain; ukuran badan besar, penuh daging yang berlemak, temperamen

tenang, pertumbuhan badan cepat serta efesiensi penggunaan ransum tinggi. Ayam broiler

adalah jenis ayam jantan ataupun ayam betina muda yang berumur sekitar 6-8 minggu yang

dipelihara secara intensif, guna memperoleh produksi daging yang optimal. Secara genetik

ayam broiler sengaja diciptakan sedemikian rupa, sehingga dalam waktu yang relatif

singkat dapat segera dimanfaatkan hasilnya (AAk, 1986).

Sudaryani dan Santoso (1996) menyatakan bahwa ayam broiler mampu

memproduksi daging secara optimal dengan hanya mengkonsumsi pakan dalam jumlah

relatif sedikit. Ciri-ciri ayam broiler antara lain: ukuran badan relatif besar, padat,

berdaging penuh, produksi telur rendah, bergerak lamban dan tenang serta lamban dewasa

5

Page 6: Bab 1proposal(Nuraisa)

6

kelamin (Sudaryani, 2002). Ayam broiler mampu mencapai bobot hidup 1,5-2 kg/ekor

dalam kurun waktu 6-7 minggu (Siregar at all., 1982).

Menurut Arullah (2006), ayam Broiler mampu menghasilkan bobot badan 1,5-1,9

kg/ekor pada usia 5-6 minggu. Dijelaskan lebih lanjut bahwa Ayam broiler pada minggu ke

4 bobot badan 1,480 kg/ekor dengan konversi pakannya adalah 1,431.

2.2 Pertumbuhan Ayam Broiler

Pertumbuhan dapat didefenisikan sebagai pertambahan jumlah ataupun ukuran

sel, bentuk dan berat jaringan-jaringan tubuh seperti tulang, daging, jantung, otak serta

semua jaringan tubuh lainnya kecuali jaringan lemak dan pertumbuhan terjadi dengan cara

yang teratur, (Anggorodi, 1995). sedangkan menurut Ensminger (1980) pertumbuhan

adalah perubahan bobot badan, organ-organ dalam tubuh, tulang dan bertambahnya urat

daging serta terjadi perubahan bentuk dan ukuran-ukuran tubuh ternak.

Menurut Wahju (1997) faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ayam broiler

antara lain faktor nutrisional yang meliputi energi, protein, vitamin, mineral dan kalsium.

faktor manejerial yang meliputi genetik, jenis kelamin, umur, penyakit, dan manajmen

pemeliharaan. selanjutnya Suprijatna et al. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan ayam

broiler di pengaruhi oleh faktor genetik, dimana masing masing ternak mempumyai

kebutuhan tubuh yang berbeda-beda.

Tillman et al. (1985) dalam Anonimus (2011) menyatakan bahwa pertumbuhan

dapat dilihat pada kenaikan bobot badan yang diperoleh dengan cara menimbang ayam

broiler secara harian, mingguan ataupun menurut periode waktu tertentu. Ayam Broiler

tumbuh relativ cepat pada hari pertama sampai 6 minggu, pola pertumbuhan unggas

Page 7: Bab 1proposal(Nuraisa)

dimulai secara perlahan lalu berlangsung lebih cepat dan akhirnya menurun kecepatannya

atau berhenti sama sekali. (Anggrodi, 1994).

2.3 Pakan Ayam Broiler

Pakan adalah campuran dari berbagai macam bahan organik maupun anorganik

untuk ternak yang berfungsi sebagai pemenuhan kebutuhan zat-zat makanan dalam proses

pertumbuhan (Suprijatna et al. 2005). Dalam kamus umum istilah peternakan, bahan pakan

atau feed (s) adalah suatu bahan yang dimakan oleh hewan atau ternak yang mengandung

energi atau zat-zat gizi atau keduanya (Murtidjo, 1995).

Menurut Tillman et al. (1985) dalam Anonimus (2011) pakan atau ransum adalah

campuran beberapa bahan pakan ternak untuk memenuhi kebutuhan hidup yang di berikan

terhadap ternak selama 24 jam dengan sistem pemberian beberapa kali. Pakan adalah segala

sesuatu yang dapat di makan hewan atau ternak dalam bentuk dapat di cerna seluruhnya

atau sebagian dengan tidak mengganggu kesehatan hewan atau ternak yang

mengkonsumsinya.

Ransum dapat diartikan sebagai pakan tunggal atau campuran dari berbagai bahan

pakan yang diberikan terhadap ternak selama 24 jam baik diberikan sekaligus maupun

sebagian (Lubis 1992). Pernyataan ini di pertegas oleh Anggrodi (1985) yang mengatakan

bahwa pakan atau ransum adalah makanan yang disediakan bagi hewan atau ternak untuk

24 jam. Artinya dalam ransum telah tersedia kebutuhan nutrisi bagi ternak yang

mengkonsumsinya selama 24 jam.

Sedangkan menurut Rasyaf (1994) ransum adalah kumpulan dari beberapa bahan

pakan ternak yang telah disusun dan diatur sedemikian rupa untuk 24 jam. Pakan atau

ransum memiliki peran yang sangat penting dalam kaitannya dengan aspek ekonomi yaitu

7

Page 8: Bab 1proposal(Nuraisa)

8

sebesar 65-70% dari total biaya produksi yang dikeluarkan (Fadila, 2004). Sedangkan

menurut Suprijatna et al. (2005) mengatakan bahwa pemberian pakan bertujuan untuk

memenuhi kebutuhan hidup pokok, pertumbuhan, pemeliharaan panas tubuh dan produksi.

Pemberian ransum juga berfungsi untuk membentuk sel-sel dan jaringan tubuh,

mengganti sel-sel yang rusak dan selanjutnya untuk kebutuhan produksi. pakan ternak yang

baik harus memperhatikan imbangan nilai gizinya seperti kadar protein, energi, vitamin,

mineral.(Sudaryani dan Santoso, 1996).

Ransum ayam broiler terbagi menjadi dua jenis yaitu ransum untuk periode starter

dan ransum untuk periode finisher (Muritjo, 1991). kebutuhan ransum Ayam broiler pada

periode starter untuk protein sebesar 21-24% energi yang di perlukan sebanyak 2800-3300

kkal/kg. sedangkan kebutuhan energi ayam broiler periode finisher sebanyak 18,1-21,1 %

(Angrodi,1994), namun lebih lanjut ayam broiler pada periode finisher membutuhkan

energi metabolis sebanyak 3200 kkal/kg (Zirate at al).

Konsumsi pakan adalah kemampuan ternak dalam mengkomsumsi sejumlah ransum

yang digunakan dalam proses metabolisme tubuh (Anggodo, 1994). Tillman et al. (1985)

dalam Anonimus (2010) menyatakan bahwa konsumsi ransum adalah jumlah ransum yang

dihabiskan selama 24 jam yang digunakan untuk proses pertumbuhan, aktifitas dan

mempertahankan suhu tubuh.

Blakely dan Blade (1998) dalam Anonimus (2011) menyatakan bahwa tingkat

konsumsi ransum akan mempengaruhi laju pertumbuhan dan bobot akhir karena

pembentukan bobot, bentuk dan komposisi tubuh pada hakekatnya adalah akumulasi pakan

yang dikonsumsi ke dalam tubuh ternak. kebutuhan ransum ayam broiler tergantung pada

strain, aktivitas, umur, besar ayam dan tempratur, (Ichwan, 2003). Yani dan Anita (2006)

Page 9: Bab 1proposal(Nuraisa)

menyatakan bahwa untuk anak ayam umur 1 minggu, jumlah pemberian ransum sekitar 12

gram/hari/ekor dan umur 12-24 hari, jumlah pemberian ransum sebanyak 100

gram/hari/ekor. lebih lanjut dikatakan oleh Wahju, (1997) faktor yang mempengaruhi

konsumsi pakan antara lain umur, nutrisi ransum, kesehatan, bobot badan suhu dan

kelembaban serta kecepatan pertumbuhan.

2.4 Pakan Buatan

Pakan buatan adalah pakan yang disiapkan oleh manusia dengan bahan dan

komposisi tertentu yang sengaja di siapkan oleh manusia, bahan baku yang digunakan

untuk menentukan kualitas pakan buatan harus memenuhi beberapa syarat diantaranya:

bernilai gizi, mudah di cerna, tidak mengandung racun, mudah di peroleh, dan tidak

merupakan kebutuhan pokok manusia. Kartadsastra (2005).

Menurut Tiana (2002) pakan buatan dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu:

1). Pakan lengkap (complete feed) adalah pakan yang di formulasikan sedemikian

rupa sehingga memiliki semua vitamin esensial dalam jumlah yang diperlukan

oleh ternak.

2). Pakan suplemen (supplemental feed) adalah pakan yang di formulasi sedemikian

rupa sehingga mangandung protein dan energi yang memadai, tetapi mungkin

kekurangan mikronutrium tertentu.

Keuntungan dari pakan buatan yaitu; bahan baku pakan dapat berupa limbah

industri pertanian, perikanan, peternakan dan makanan yang bernilai ekonomi rendah tetapi

masih mengandung nilai gizi yang cukup tinggi. pakan buatan juga dapat disimpan dalam

waktu relatif lama, tanpa mengalami perubahan kualitas yang drastis dengan demikian

9

Page 10: Bab 1proposal(Nuraisa)

10

kebutuhan pakan dapat terpenuhi setiap saat. Wirawan dan Maloedyn (2002) berpendapat

bahwa untuk membuat pakan sendiri, setidaknya harus di ketahui persyaratan kebutuhan

gizinya.

Ransum disebut baik, bermutu atau sempurna apabila makanan itu mengandung

semua zat-zat yang diperlukan oleh ayam untuk kehidupannya (Sukanto dan Sugeng,

2006), Menurut Yuni dan Anita (2006), membuat ransum ayam pada prinsipnya

menyatukan berbagai jenis bahan menjadi satu kesatuan dengan kandungan nutrisi

seimbang sesuai dengan kandungan nutrisi yang diperlukan oleh ayam selama masa

pertumbuhan.

2.5 Pakan Ayam Broiler Umur 7 Hari-Finisher

Pakan ayam pada periode brooding yaitu umur 1-7 hari menggunakan pakan BR 1.

BR 1 mengandung protein tinggi 22% serta vitamin dan mineral tinggi. Sedangkan pada

periode starter 8-28 hari menggunakan pakan BR 2 dengan protein 20% serta mengandung

protein dan vitamin lengkap.

Pakan periode finisher umur 29 hari kandungan proteinnya adalah 17-18% dan

energi 3.000 Kkal/kg pakan (Nuroso, 2010) selanjutnya dinyatakan bahwa pakan

digolongkan menjadi beberapa tahap misalnya starter-finisher, prastarter-starter dan

starter-grower meskipun jenis pakan yang bervariasi, prinsip utama pemberian pakan

adalah agar ayam broiler tumbuh prima yaitu dengan memperhatikan kandungan

proteinnya.

Ayam muda membutuhkan asupan pakan yang mengandung protein tinggi sekitar

21-23% dan energi metabolisme 2900-3100% Kkal/kg. Ayam pedaging dewasa atau

Page 11: Bab 1proposal(Nuraisa)

menjelang panen membutuhkan protein lebih rendah sekitar 19-21% dengan energi

metabolisme 2900-3200 Kkal/kg. Selanjutnya Santoso dan Sudaryani (2010) membagi 3

jenis pakan berdasarkan kandungannya sebagaimana dapat dilihat pada tebel 1 berikut ini.

Tabel 1. 3 jenis pakan berdasarkan kandungannya.

Jenis Pakan Lama Pemberian Protein(%) Energi(kkal)

Pra starter 1 – 7 23,24 3050

Starter 28 – 29 21 - 22 3100

Finisher 29 18 – 20 3200 - 3300

Kebutuhan nutrisi pakan ayam broiler pada periode starter dan periode finisher

(Anonimus, 2011) lihat pada tabel 2.

Tabel 2. Kebutuhan nutrisi pakan ayam broiler

Nutrisi periode starter(%) Peride finisher(%)

Pra starter 1 – 7 23 – 24

Starter 28 – 29 21 – 22

Finisher 29 18 - 20

BAB III

METODE PENELITIAN

11

Page 12: Bab 1proposal(Nuraisa)

12

3.1 Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian di lakukan di kelurhan Tarau Kecamatan Ternate Utara. Pemilihan lokasi

tersebut berdasarkan hasil rekomendasi dan evaluasi dengan Dinas Pertanian, bidang

Peternakan kota Madya Ternate. Penelitian di laksanakan selama dua bulan, mulai tanggal

1 Pebruari 2014 hingga tanggal 2 April 2014.

1. Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain 2 kandang litter

dengan ukuran 2x2 m. Setiap kotak kandang diisi 50 ekor ayam broiler dan pada tiap

kandang di lengkapi dengan tempat pakan, tempat minum, lampu penerang, goselec,

thermometer, dan timbangan dengan kapasitas 100 g.

2. Materi yang Digunakan

Materi yang digunakan dalam penelitian adalah : 100 ekor ayam broiler,

timbangan, pakan komersial dan pakan buatan.

3. Metode

Metode dalam pengambilan data adalah metode eksperimen. Sampel yang

digunakan yaitu 100 ekor Ayam broiler umur 7 hari dengan bobot badan rata-rata 100

g, yang dibagi dalam 3 minggu perlakuan. Minggu 1 belum dilakukan perlakuan,

minggu ke-2 sampai dengan minggu ke-4 menggunakan 5 ekor sampel ayam yang

diambil secara acak. Jumlah konsumsi pakan ayam broiler pada minggu ke-2 280

g/ekor, minggu ke-3 420 g/ekor dan minngu ke-4 jumlah konsumsi pakan 580 g/ekor.

4. Variabel yang Diamati

Page 13: Bab 1proposal(Nuraisa)

Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah tingkat konsumsi,

pertambahan bobot badan, dan perbandingan bobot badan ayam broiler dengan

menggunakan jenis pakan yang berbeda.

5. Analisis Data

Untuk melihat perbedaan penambahan bobot badan ayam broiler yang

menggunakan pakan komersial dan pakan buatan digunakan Uji Run (Uji wald-

Woldfowitz), dengan taraf nyata (α) = 5% (0,05) dan nilai r dengan n1 dan n2.

Sedangkan untuk nilai ekonomis pakan digunakan analisa diskriptif.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus. 2011. Budidaya Ternak Ayam Broiler. Tanggal akses 12 juni 2011.

Anonimus. 2011. Feed Nutrition Complete. The Esminger Publising Componi,Clovis. California.

13

Page 14: Bab 1proposal(Nuraisa)

14

Amomarsono 2004. Upaya Menghasilkan Daging broiler Aman dan Sehat. Unifersitas Diponegoro.

AAk. 1986. Budidaya Ayam Pedaging. PT Gramedia, Jakarta.

Arrula. 2006 Nutrisi Ayam Broiler. : Lembaga Satu Gulung Budi, Jakarta.

Anggrodi R. 1985. Kemajuan Mutakhir Ilmu Makanan Ternak Unggas. Unifersitas Indonesia, Jakarta.

Anggrodi R. 1990. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT Gramedia, Jakarta

Charoen Pokphand Indonesia. 2010. Chareon Pokphand Indonesia. Jakarta timur.

Fadila R. 2004. Paduan Mengelola Peternakan Ayam Broiler Komersial. Agromedia, Jakarta.

Ichwan. 2003. Membuat Pakan Ayam Ras Pedaging. Agromedia Pustaka, Jakarta

Indarto 2010. Sukses dan Untung Besar Beternak Ayam Broiler. Lumine Books,Yogyakarta.

Kartadisastra. 2003. Mengelola Pakan Ayam. Kanasius, Jakarta.

Murtidjo. 1995. Kamus Umum Istilah Peternakan. Kanasius, Yogyakarta

Nuroso . 2010. Panen Ayam Pedaging dengan Produksi 2X Lipat. PenebarSwadaya, Jakarta..

Rasyaf. 1994. Beternak Ayam Broiler. Penebar Swadaya, Jakarta

Rocman !992. Pemeliharaan Ternak Unggas. Kanasius, Jakarta

Redaksi Trubus. 7 Jurus Sukses Tekhnik Rawat Ayam Kampung. Hal 37. Trumbus Swadaya, Jakarta

Suprijatna et al. 2005. Ayam Broiler Pedaging. Agromedia Pustaka, Jakarta

Siregar et al. 1980. Sukses Beternak Ayam Broiler. Kanasius, Jakarta.

Santoso dan Sudaryani 1996 Pembesaran Ayam Pedaging. Jakarta: Penebar Swadaya

Sudaryani. 2002. Pembibitan Ayam Buras. Jakarta: Penebar Swadaya

Sukanto dan Sugeng. 2006. Nutrisi Pakan Ternak. Agromedia Pustaka, Jakarta

Page 15: Bab 1proposal(Nuraisa)

Tiana Dkk. 2002. Memilih dan Membuat Pakan Tepat Untuk Koi. Hal 22 Jakarta:Agromedia.

Wahju. 2004. Ilmu Nutrisi Unggas. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

15