Upload
dyandri-yogi
View
219
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat
sehingga pembentukan, penyelenggaraan, dan pemanfaatannya
memerlukan peran serta aktif masyarakat dalam bentuk partisipasi
penimbangan balita setiap bulannya, sehingga dapat meningkatkan status
gizi balita. Kegiatan ini membutuhkan partisipasi aktif ibu-ibu yang
memiliki anak balita untuk membawa balita mereka ke posyandu sehingga
dapaat dipantau tumbuh kembang balita melalui berat badanya setiap
bulan. (Depkes RI, 2006)
Dalam mewujudkan kesehatan yang holistik dan komprehensif,
telah ditetapkan delapan target utama yang dikenal dengan MDG
(Millennium Development Goals) Indonesia tahun 2015. Adapun beberapa
dari target tersebut antara lain adalah menurunkan angka kematian anak
dan meningkatkan kesehatan ibu, maka implementasi pemerintah hal ini
adalah dengan dibentuknya posyandu.
Posyandu adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber
Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh,
untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan. Posyandu bertujuan memberdayakan dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh kemudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi
Dalam tingkatan nasional posyandu terbagi menjadi empat strata
yakni posyandu pratama, madya, purnama dan mandiri. Posyandu
pratama adalah posyandu yang belum mantap, kegiatan bulanan belum
rutin, jumlah kader kurang dari lima orang. Posyandu madya adalah
posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan jam buka lebih dari
delapan kali per tahun, rata-rata jumlah kader lima orang atau lebih,
cakupan kegiatan utama masih kurang dari 50%. Posyandu purnama
1
seperti posyandu madya, bedanya cakupan kegiatan utama sudah lebih
dari 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan, sudah ada
kegiatan dana sehat tetapi peserta masih kurang dari 50% kepala
keluarga (KK). Posyandu mandiri seperti posyandu purnama, bedanya
pada posyandu mandiri peserta kegiatan dana sehat sudah lebih dari 50%
KK.
Perkembangan jumlah posyandu secara kuantitas sangat
menggembirakan. Pada saat dicanangkan (1986) jumlah posyandu
tercatat 25.000 unit, sedangkan pada tahun 2004 meningkat menjadi
238.669 unit. Ditinjau dari aspek kualitas ditemukan banyak masalah di
posyandu, antara lain kelengkapan sarana dan ketrampilan kader yang
belum memadai, cakupan kegiatan masih rendah, cakupan anak usia di
bawah dua tahun masih di bawah 50%, sedangkan cakupan ibu hamil
hanya sekitar 20% (Departemen Kesehatan RI, 2006).
Masih sedikitnya jumlah posyandu mandiri saat ini menunjukkan
belum optimalnya kinerja posyandu. Data posyandu yang ada di wilayah
Indonesia sampai di wilayah kerja puskesmas Industri di kabupaten Gresik
tahun 2014 adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1 Persentase posyandu tahun 2013 di wilayah Indonesia, kabupaten Gresik dan
puskesmas Kebomas
Posyandu Indonesia Kabupaten
Gresik
Puskesmas
Kebomas
Pratama 32.7% 1.3% 2.7%
Madya 29.1% 11.5% 37.0%
Purnama 29.9% 76.7% 53.4%
Mandiri 8.3% 10.5% 0.07%
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa proporsi tertinggi untuk
cakupan seluruh wilayah Indonesia adalah posyandu pratama dan
proporsi terendah adalah posyandu mandiri. Sedangkan untuk wilayah di
kabupaten Gresik dan khususnya di puskesmas Kebomas, proporsi
2
tertinggi adalah posyandu purnama sedangkan proporsi terendah adalah
posyandu mandiri. Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa masih
banyak strata posyandu yang masih tergolong dalam strata madya dan
purnama di kabupaten Gresik dan khususnya di wilayah kerja puskesmas
Kebomas sehingga harus ditingkatkan menjadi strata mandiri. Posyandu
yang mandiri merupakan salah satu syarat dan target terbentuknya desa
siaga.
Banyak faktor penghambat dalam menunjang sebuah posyandu
manjadi mandiri, di antaranya karena belum optimalnya sistem kinerja dan
pengelolaan dari lima kriteria penentu strata yang meliputi kegiatan jam
buka, rata-rata jumlah kader, cakupan kegiatan utama, penyelenggaraan
kegiatan tambahan dan dana sehat. Posyandu dikatakan dapat berhasil
jika terdapat peran serta yang baik dari para kader dan masyarakat di
sekitarnya.
Pemilihan lokasi pada desa Karangpoh kabupaten Gresik adalah
karena pada daerah tersebut memiliki 4 buah posyandu dan 2 diantaranya
merupakan posyandu dengan strata madya. Hal ini menjadikan desa
Karangpoh memiliki persentase puskesmas strata madya paling tinggi
diantara desa lain dalam cakupan Puskesmas Industri, sehingga perlu
dilakukan penilaian supaya strata posyandu di desa Karangpoh dapat
ditingkatkan.
1.2 Rumusan Masalah
Puskesmas Industri masih memiliki beberapa masalah mengenai
strata posyandu berdasarkan data telaah kemandirian posyandu di
Puskesmas Industri tahun 2043 yang dirumuskan sebagai berikut:
a. Apakah penyebab belum tercapainya strata purnama pada
Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Industri?
b. Apakah upaya yang dilakukan untuk meningkatkan strata
Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Industri?
c. Bagaimana peran serta masyarakat untuk mencapai strata
purnama pada posyandu di wilayah kerja Puskesmas Industri?
3
1.3 Tujuan Pembelajaran
1.3.1 Tujuan umum
Meningkatkan strata posyandu di wilayah kerja Puskesmas Industri,
Kabupaten Gresik.
1.3.2 Tujuan khusus
a. Mengetahui penyebab belum tercapainya strata purnama pada
posyandu di wilayah kerja Puskesmas Industri.
b. Mengupayakan peningkatan strata Posyandu di wilayah kerja
Puskesmas Industri.
c. Mengupayakan peran serta masyarakat dalam pencapaian strata
purnama pada posyandu di wilayah kerja Puskesmas Industri.
1.4 Manfaat Pembelajaran
a. Bagi puskesmas dan dinas kesehatan
1. Memberikan informasi kepada Puskesmas Industri tentang
kendala-kendala yang mungkin dihadapi di lapangan dalam
peningkatan strata Posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Industri.
2. Memberikan masukan upaya-upaya peningkatan strata
posyandu di wilayah kerja Puskesmas Industri.
3. Memberikan masukan bagaimana meningkatkan peran serta
masyarakat dalam pencapaian strata purnama pada posyandu
di wilayah kerja Puskesmas Industri.
b. Bagi dokter muda (mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Hang Tuah):
1. Memenuhi syarat tugas kepaniteraan IKM.
2. Melatih kemampuan dalam menganalisis dan memecahkan
masalah yang berasal dari konsep dasar puskesmas.
4
3. Menerapkan semua ilmu yang diperoleh selama masa kuliah
dalam kegiatan kepaniteraan.
4. Menerapkan pengalaman untuk dapat bekerja sebagai penyedia
pelayanan kesehatan dan perawatan (care provider), pengambil
keputusan (decision maker), komunikator, pemimpin
masyarakat (community leader) dan manajer kesehatan serta
berinteraksi ke masyarakat secara holistik dan mencari
pemecahan masalah secara komprehensif.
5. Mampu menerapkan ilmu dan melatih kesehatan lingkungan
yang terjadi.
c. Bagi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Industri :
1. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pengertian dan
manfaat posyandu.
2. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya
dukungan dan peran serta dari anggota keluarga, masyarakat
dan pemerintah terhadap peningkatan strata posyandu.
3. Kesempatan mengajak masyarakat bukan hanya sebagai
obyek, tetapi menumbuhkan peran serta masyarakat untuk
mengatasi masalah-masalah kesehatan.
5