Upload
saesaria-pradita-dhita
View
137
Download
15
Embed Size (px)
Citation preview
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Definisi
Veruka yang sering dikenal dengan common wart ialah hiperplasi
epidermis disebabkan oleh human papilloma virus tipe Tertentu1,2. Virus ini
bereplikasi pada sel-sel epidermis dan bisa ditularkan dari orang ke orang lain.
Penyakit ini juga menular dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh pasien yang
sama dengan cara autoinokulasi. Virus ini akan menular pada orang tertentu yang
tidak memiliki imunitas spesifik terhadap virus ini pada kulitnya. Imunitas pada
veruka ini belum jelas dimengerti2. Veruka atau disebut juga dengan kutil ini tidak
bersifat kanker, namun dapat menular dari orang ke orang, dan dari bagian ke
bagian tubuh lain pada orang yang sama. Mereka dapat muncul di mana saja pada
kulit, tetapi seringkali muncul pada jari, tangan dan lengan2,3.
Pertumbuhan jinak ini disebabkan oleh human papiloma virus dan terjadi
di berbagai permukaan kulit yang dilapisi epitel. Penyebab nya bisa HPV-1, -2, -4,
-27, -57, dan -632. Veruka ini sangat mempengaruhi kualitas hidup pasien dengan
menyebabkan malu, takut penilaian negatif oleh orang lain dan frustrasi
disebabkan oleh veruka yang menetap dan kekambuhan yang terjadi2,3. Verucca
vulgaris dengan klinis lesi hiperkeratotik, eksopitik dan berbentuk kubah, papula
atau nodul terutama terletak pada jari, tangan, lutut, siku atau lainnya pada tempat
1
trauma. Pemeriksaan histopatologi menunjukkan adanya hiperplasia dari semua
lapisan epidermis. Perubahan seluler yang disebut koilocytosis, merupakan
karakteristik infeksi HPV2,4.
2.2 Epidemiologi
Mayoritas pasien dengan verruca vulgaris berusia antara anak sampai
dengan dewasa muda insidensi sebanyak 10% 2,5 dan bisa juga pada dewasa1.
Tersebarnya kosmopolit dan transmisinya melalui kontak kulit maupun
autoinokulasi1.
2.3 Etiologi
Veruka adalah pertumbuhan jinak yang disebabkan human papiloma virus
(HPV) yang karakteristik replikasi terjadi intranuklear1, ini terjadi di berbagai
permukaan kulit yang dilapisi epitel. Semua genom HPV tersusun dari 8000
pasang basa nukleotida, yang ditampilkan sebagai suatu sekuens linear tetapi
sebenarnya merupakan lingkaran tertutup dari DNA untai ganda. Kotak-kotak
tersebut menggambarkan gen-gen virus, masing-masingnya mengkode suatu
protein. Regio regulasinya ialah segmen DNA yang tidak mengkode protein,
tetapi berpartisipasi dalam meregulasi ekspresi gen virus dan replikasi dari DNA
virus2.
Veruka vulgaris adalah jenis veruka yang banyak ditemukan dan
disebabkan terbanyak oleh HPV serotip 2 dan 4 6.
2
Gambar 1 Human Papiloma Virus
2.4 Patofisiologi
Infeksi HPV terjadi melalui inokulasi virus pada epidermis yang viabel
melalui defek pada epitel. Maserasi kulit mungkin merupakan faktor predisposisi
yang penting, seperti yang ditunjukkan dengan meningkatnya insidens veruka
plantar pada perenang yang sering menggunakan kolam renang umum. Meskipun
reseptor seluler untuk HPV belum diidentifikasi, permukaan sel heparan sulfat,
yang dikode oleh proteoglikan dan berikatan dengan partikel HPV dengan afinitas
tinggi, dibutuhkan sebagai jalan masuknya. Untuk mendapat infeksi yang
persisten, mungkin penting untuk memasuki sel basal epidermis yang juga sel
punca (sel stem) atau diubah oleh virus menjadi sesuatu dengan properti
(kemampuan/ karakter) seperti sel punca. Dipercayai bahwa single copy atau
sebagian besar sedikit copy genom virus dipertahankan sebagai suatu plasmid
ekstrakromosom dalam sel basal epitel yang terinfeksi. Ketika sel-sel ini
membelah, genom virus juga bereplikasi dan berpartisi menjadi tiap sel progeni,
3
kemudian ditransportasikan dalam sel yang bereplikasi saat mereka bermigrasi ke
atas untuk membentuk lapisan yang berdifferensiasi2.
Setelah eksperimen inokulasi HPV, veruka biasanya muncul dalam 2
sampai 9 bulan. Observasi ini mengimplikasikan bahwa periode infeksi subklinis
yang relatif panjang dan dapat merupakan sumber yang tidak terlihat dari virus
infeksius. Permukaan yang kasar dari veruka dapat merusak kulit yang berdekatan
dan memungkinkan inokulasi virus ke lokasi yang berdekatan, dengan
perkembangan veruka yang baru dalam periode minggu sampai bulan. Tiap lesi
yang baru diakibatkan paparan insial atau penyebaran dari veruka yang lain. Tidak
ada bukti yang meyakinkan untuk disseminasi melalui darah. Autoinokulasi virus
pada kulit yang berlawanan seringkali terlihat pada jari-jari yang berdekatan dan
di regio anogenital2.
Ekspresi virus (transkripsi) sangat rendah sampai lapisan Malpigi bagian
atas, persis sebelum lapisan granulosum, dimana sintesis DNA virus
menghasilkan ratusan kopi genom virus tiap sel. Protein kapsid virus disintesis
menjadi virion di sel nukleus. DNA virus yang baru disintesis ini dikemas
menjadi virion dalam nukleus dari sel-sel Malpigi yang berdifferensiasi ini.
Protein virus yang dikenal dengan E1-E4 (produk RNA yang membelah dari gen-
gen E1 dan E4) dapat menginduksi terjadinya kolaps dari jaring-jaring filamen
keratin sitoplasma ini. Hal ini dipostulasikan untuk memfasilitasi pelepasan virion
dari sitoskeleton yang saling berikatan silang dari keratinosit sehingga virus dapat
diinokulasikan ke lokasi lain atau berdeskuamasi ke lingkungan2.
4
HPV tidak bertunas dari nukleus atau membran plasma, seperti halnya
banyak virus seperti virus herpes simpleks atau human immnodeficiency virus
(HIV). Oleh karena itu, mereka tidak memiliki selubung lipoprotein yang
menyebabkan kerentanan terhadap inaktivasi yang cepat oleh kondisi lingkungan
seperti pembekuan, pemanasan, atau dehidrasi dengan alkohol. Berlainan dengan
itu, virion HPV resisten terhadap desikasi dan deterjen nonoksinol-9, meskipun
paparan virion dengan formalin, deterjen yang kuat seperti sodium dodesil sulfat,
atau temperatur tinggi berkepanjangan mengurangi infektivitasnya. HPV dapat
tetap infeksius selama bertahun-tahun ketika disimpan di gliserol dalam
temperatur ruangan. Memang, bentuk L1 dan L2 membentuk kapsid protein yang
sangat stabil dan terbungkus rapat2.
Karena replikasi virus terjadi pada tingkatan yang lebih tinggi dari epitel
dan yang terdiri dari keratinosit yang tidak bereplikasi, HPV harus memblok
differensiasi akhir dan menstimulasi pembelahan sel untuk memungkinkan enzim-
enzim dan kofaktor yang penting untuk replikasi DNA virus2. HVP memiliki
kebutuhan yang tinggi akan sel-sel epidermis manusia pada tingkat diferensiasi
tertentu. Hal inii menyebabkan proliferasi keratinosit yang sebagian mengalami
keratonisasi dan akhirnya melindungi virus ini dari eliminasi oleh sistem imun.
Lesi ini bisa sporadik, rekuren, atau persisten7. Veruka biasanya swasirna, mereda
secara spontan dalam 6 bulan hingga 2 tahun. Lesi ini dapat tumbuh dimana saja
tetapi paling sering tumbuh di tangan, terutama permukaan dorsal dan daerah
peringual, dan lesi papula putih abu-abu hingga cokelat, datar hingga konveks,
berukuran 0,1 hingga 1,0 cm , dan berpermukaan kasar seperti kerikil8
5
2.5 Manifestasi Klinis
Verucca vulgaris terutama terdapat pada anak, tetapi juga terdapat pada
dewasa dan orang tua. Tempat predileksinya terutama di ekstremitas bagian
ekstensor seperti jari, tangan, lutut, siku atau lainnya pada situs trauma. Walaupun
demikian penyebaran dapat ke bagian yang lain dari tubuh termasuk mukosa
mulut dan hidung1. Lesi dimulai dari papul kecil yang kemudian membesar, dan
menjadi bentuk verrucous kemudian dengan diameter beberapa milimeter sampai
sentimeter. Veruka ini berbentuk bulat berwarna abu-abu, besarnya lentikular atau
kalau berkonfluensi berbentuk plakat, permukaan kasar (verukosa). Dengan
goresan dapat timbul autoinokulasi sepanjang goresan (fenomena kÖbner).
Common wart sebagian besar asimtomatik dan memiliki manifestasi klinis yang
spesifik3,9.
Ada beberapa jenis verucca vulgaris yang memiliki karakteristik
klinis diagnostik nama sesuai dengan fitur klinis, jenis virus dan situs yang
terkena.
Plantar wart
Veruka vulgaris terjadi pada telapak kaki. Sebuah bentuk lesi keratotik tanpa
elevasi yang berbeda. Menyerupai tylosis dan clavus, tetapi dapat dibedakan
dengan cara dikorek. Jika permukaan Scraping dari lesi menyebabkan
keratotik petechiae, diagnosis veruka plantar
6
Myrmecia
Kecil, bentuk kubah berbentuk nodul pada telapak kaki. Hal ini disebabkan
oleh HPV-1 infeksi dan mungkin menyerupai moluskum kontagiosum. Hal ini
juga disebut veruka palmoplantar yang dalam. Memiliki penampilan berwarna
merah, dan seperti kawah.
Pigmented wart
Hal ini disebabkan oleh infeksi HPV-4 atau HPV-65, atau HPV- 60 dalam
kasus yang jarang. Ini memiliki fitur klinis veruka vulgaris dan pigmentasi
kehitaman, juga disebut veruka hitam.
Punctate wart
Hal ini disebabkan oleh HPV-63 infeksi. Beberapa, belang-belang, putih lesi
keratotik 2 mm sampai 5 mm terjadi pada tangan dan telapak kaki.
Filiform wart
Memiliki penampilan panjang, penonjolan kecil, tipis dengan diameter beberapa
milimeter terjadi pada daerah, kepala wajah atau leher2.
Gambar 3. Common wart; (a) digiti manus, (b) hand.3
7
Gambar 4. Verruca vulgaris: (a) pada daerah yang sering trauma, (b)doughtnut
wart.3
Gambar Plantar Wart.4
8
2.6 Pemeriksaan Penunjang
Histopatologi
Verruca terdiri dari epidermis yang akantotik dengan papillomatosis,
hiperkeratosis, dan parakeratosis. Rete ridges yang memanjang seringkali tertuju
langsung pada pusat veruka. Pembuluh darah kapiler dermis ialah prominen dan
mungkin mengalami trombosis. Sel-sel mononuklear mungkin ada. Keratinosit
besar dengan nukleus piknosis eksentrik dikelilingi oleh halo perinukleus (sel
koilositotik atau koilosit) merupakan karakteristik dari papilloma yang dikaitkan
dengan HPV. Koilosit yang divisualisasikan dengan pengecatan Papanicolaou
(Pap) menggambarkan tanda terjadinya infeksi HPV. Sel yang terinfeksi PV
mungkin memiliki granul-granul eosinofilik kecil dan kelompok padat granul-
granul keratohialin basofilik. Granul-granul tersebut dapat terdiri dari protein
HPV E4 (E1-E4) dan tidak menunjukkan banyaknya partikel-partikel virus.
Veruka yang datar kurang memiliki akantosis dan hiperkeratosis dan tidak
memiliki parakeratosis atau papillomastosis. Sel koilositotik biasanya sangat
banyak, menunjukkan sumber lesi virus2,3,4
9
Gambar Gambaran Histologik Veruca Vulgaris.2
2.7 Diagnosis Banding
a. Prurigo Nodularis
Pada ekstremitas bagian bawah disertai rasa gatal.Dapat dibedakan dengan
veruka vulgaris dari pemeriksaan histopatologi8.
Gambar Prurigo Nodularis.8
b. Veruka Plana
Veruka yang berwarna kehitaman, lunak, berbentuk papula-papula datar
berdiameter 1-3mm, terutama timbul di derah wajah, leher, permukaan ekstensor
lengan bawah dan tangan8.
10
Gambar Veruka Plana.8
c. Moluskum Kontagiosum
Pada Molluskum kontagiosum terlihat lesi solid dan tersebar berupa papul
berdiameter 1-2mm. pada bagian tengahnya terdapat daerah umbilikasi disebut
dele berisi badan moluskum8.
Gambar 8: (A) Molluskum Kontagiosum pada badan. (B) Molluskum
Kontagiosum pada penis.8
2.8 Penatalaksanaan
Pengobatan yang paling umum digunakan untuk veruka yakni
menghancurkan daerah epidermis yang terinfeksi dengan virus. Pengobatan
tersebut dapat melibatkan penggunaan topical atau pendekatan bedah. Terapi lain
11
bertujuan memodifikasi pertumbuhan epidermis atau merangsang respon imun
baik topikal ataupun pendekatan sistemik4.
Terapi non bedah, seperti: asam salisilat, glutaraldehida, formalin, 5-
fluorourasil topikal, caustic, retinoic acid, terapi photodynamic, merupakan
pilihan alternatif untuk terapi non bedah pada verruca vulgaris4
Asam salisilat. Efek keratolitik asam salisilat membantu untuk mengurangi
ketebalan veruka dan dapat merangsang inflamasi respon. Sebuah persiapan yang
mengandung 12-26% salisilat asam, mungkin dengan tambahan asam laktat,
dalam colloidon dasar atau akrilat, merupakan pilihan pertama untuk veruka
umum dan plantar. Dalam studi banding penggunaan harian selama 3 bulan
mencapai angka kesembuhan 67% untuk veruka tangan, 84% untuk veruka
plantar sederhana dan 45% untuk veruka mosaik plantar. Penghapusan permukaan
keratin dan sisa-sisa dari aplikasi sebelumnya dengan menggunakan batu apung
batu, amril adalah awal untuk membantu pengobatan dalam semua veruka dan
penting dalam veruka plantar hiperkeratotik. Namun, abrasi overenthusiastic
merupakan kesalahan yang mungkin meningkatkan penyebaran virus dengan
inokulasi ke dalam kulit yang berdekatan. Setelah veruka kering, deposit
keputihan menetap. Penetrasi ke tebal keratin, seperti ditingkatkan oleh oklusi
plester perekat, yang menyebabkan maserasi lapisan keratin dan penurunan fungsi
penghalang. Oklusi dapat meningkatkan tingkat respon untuk pengobatan dengan
asam salisilat. Namun dapat sangat iritasi pada kulit wajah, meskipun sangat
berhati-hati aplikasi atau penggunaan formulasi lemah, seperti asam salisilat 4%
di collodion fleksibel, mungkin bisa berhasil 2,3,9,10.
12
Plester perekat yang mengandung asam salisilat 40% berguna untuk
veruka plantar. Hal ini diterapkan setiap hari, dipotong menjadi bentuk veruka
atau kelompok veruka dan ditempel di tempat veruka oleh perekat polos.
Penggunaan teratur asam salisilat pada veruka mungkin perlu dilanjutkan selama
minimal 3 bulan 2,3,4,9,10.
Glutaraldehida. Sifat virucidal dari glutaraldehida dapat digunakan dalam
pengobatan veruka. Sediaan dapat mengandung glutaraldehid 10% dalam etanol
berair atau dalam formulasi gel. Fakta bahwa glutaraldehida mengering ke dalam
kulit tanpa permukaan deposito (yang mungkin terhapus) berguna aplikasi untuk
veruka pada kaki. Sebuah sediaan Glutaraldehida 20% dalam larutan air
menghasilkan 72% angka kesembuhan untuk berbagai veruka kulit yang berbeda
dalam 25 individu. Dermatitis kontak alergi dan nekrosis kulit adalah komplikasi
yang jarang terjadi 2,3,4,9,10.
Formalin. Membasahi atau kompres dari 2-3% formalin dalam air
(Formalin sekitar 37% formaldehid dalam air) dapat efektif untuk veruka plantar,
tetapi memakan waktu dan sulit untuk membatasi untuk kulit yang terkena.
Daerah yang terkena dampak harus direndam dalam larutan setiap hari selama 15-
20 menit, dengan menggunakan soft parafin sebagai aplikasi penghalang untuk
melindungi daerah sensitif kulit. 2,3,4,9,10.
5-fluorourasil topikal. Larutan 5% dari 5-fluorouracil (5-FU) hati-hati bila
digunakan setiap hari selama sebulan terutama pada daerah periungually dapat
menyebabkan onycholysis. Sebuah cat yang mengandung 5% 5-FU dan Asam
salisilat 10%, 50% membersihkan dari veruka tangan pada pekerja unggas,
13
dibandingkan dengan 4% dengan asam salisilat sendiri. Salep yang mengandung
5% 5-FU efektif untuk verruca plana, meskipun nilainya dibatasi oleh tingginya
kejadian hiperpigmentasi serta eritema dan erosi.2,3,4,9,10.
Caustics. Monochloracetic, asam trichloracetic, perak nitrat dan bahan
kimia lainnya yang sangat iritan dapat digunakan dengan efek tetapi dapat
menyebabkan reaksi yang menyakitkan 2,3,4,9,10.
Imiquimod. Immunomodulation topikal adalah terapi baru yang
menjanjikan pada pengobatan untuk veruka. Imiquimod sebagai krim 5% saat ini
digunakan tiga kali seminggu selama 16 minggu, tingkat clearance 65% dengan
tingkat kekambuhan 20%.2,4
Kauter/ elektrokoagulasi, biasanya dalam kombinasi, dapat digunakan
untuk veruka yang menyakitkan atau resisten, namun membawa risiko jaringan
parut 4.
Cryotherapy. Nitrogen cair umum digunakan di praktek rumah sakit.
Instrumen canggih yang tersedia untuk memproduksi aliran tipis cairan yang akan
diarahkan pada lesi, dapat juga dengan aplikasi cotton bud yang dicelupkan ke
dalam cairan. Setiap keratin yang tebal harus dikupas. Hal ini akan meningkatkan
tingkat penyembuhan veruka plantar yang dalam. Permukaan mukosa harus
kering untuk menghindari pembentukan permukaan es. Dalam pengobatan
standar, aplikasi dilanjutkan sampai tepi jaringan es (mudah dilihat sebagai warna
putih) lebar sekitar 1 mm berkembang dalam posisi kulit normal sekitar veruka.
Hal ini dapat merangsang pengembangan respon imun. Setelah pencairan, kedua
14
siklus beku akan meningkatkan angka kesembuhan di veruka plantar, meskipun
manfaat kurang ditandai dalam veruka tangan. Respon terhadap pengobatan
dengan cryotherapy sebanding dengan yang dicapai dengan asam salisilat.
Pengobatan diulang setiap 3 minggu memberikan angka kesembuhan 30-70%
untuk veruka tangan setelah 3 bulan. Pengobatan yang lebih sering dapat
meningkatkan respon tetapi akan menyebabkan rasa sakit, dan interval yang lebih
panjang.4,11
Kerugian utama dari pembekuan adalah nyeri. Hal ini tak terduga dan
mengejutkan variabel antara pasien, tetapi dalam beberapa kasus, terutama dengan
waktu pembekuan lebih lama, itu bisa berat dan menetap selama beberapa jam
atau bahkan beberapa hari. Aspirin oral dan steroid topikal yang kuat dapat
membantu. Kulit melepuh, kadang-kadang berdarah, mungkin terjadi dalam satu
atau dua hari. Setelah waktu pembekuan biasa singkat, reaksi akan cenderung
memiliki diselesaikan dalam waktu 2-3 minggu. Kadang-kadang, kerusakan
jaringan di bawahnya bisa terjadi, misalnya untuk tendon atau matriks kuku, dan
berlebihan kali pembekuan harus dihindari. Depigmentasi mungkin terjadi, dan
bisa menjadi kelemahan kosmetik yang signifikan dalam pasien dengan kulit
berpigmen gelap4,11.
Laser. Laser karbon dioksida telah digunakan untuk mengobati berbagai
bentuk yang berbeda dari veruka, baik kulit dan mukosa. Hal ini dapat efektif
dalam memberantas beberapa veruka sulit, seperti veruka periungual dan
subungual, yang telah tidak responsif terhadap pengobatan lainnya. Jarak pada 12
bulan hingga 70% dari veruka individu dilaporkan. Namun, sebagai metode yang 15
merusak, terapi laser dapat menyebabkan rasa sakit pasca-operasi yang signifikan,
jaringan parut dan hilangnya fungsi sementara 2,3,4
2.9 Prognosis
Sekitar 23% dari veruka regresi spontan dalam waktu 2 bulan, 30% dalam
waktu 3 bulan dan 65% -78% dalam 2 tahun. Pasien yang sebelumnya telah
terinfeksi memiliki risiko lebih tinggi untuk pengembangan veruka baru daripada
mereka tidak pernah terinfeksi. Tingkat kesembuhan dipengaruhi oleh faktor-
faktor seperti jenis virus, status kekebalan tubuh, tingkat dan durasi veruka4
16
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1 Identitas Pasien
Nama : Bani Bahtiar
Umur : 14 tahun
Jenis Kelamin : Laki- Laki
Alamat : Nglabah – Kediri
Pekerjaan : Pelajar
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa/ Indonesia
Tanggal pemeriksaan/ No.RM : 14 januari 2013 / 219138
2.2 Data Base
Anamnesis
Keluhan Utama : Benjolan pada kaki kiri
Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang ke Poli Kulit Kelamin RSUD
Gambiran pada tanggal 14 januari 2013,dengan keluhan timbul benjolan di
kaki kiri bawah sejak ± 3 bulan yang lalu, awalnya benjolan tumbuh
17
secara tiba-tiba berukuran kecil makin lama makin besar, berwarna putih
dan agak keras,pasien pernah mengorek-ngorek benjolan tersebut,
benjolan tersebut lepas kemudian tumbuh lagi, pasien merasa benjolan
tersebut gatal dan sedikit nyeri. Pasien belum berobat ke dokter
sebelumnya
Riwayat Penyakit Dahulu : Tidak pernah sakit seperti ini, Riwayat alergi
disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga : Keluarga tidak ada yang sakit seperti ini.
Riwayat alergi pada keluarga di sangkal
Riwayat Sosial : Pasien merupakan anak pertama dan masih
sekolah di bangku Sekolah Menengah Tingkat Pertama. Sosial ekonomi
menengah.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis/GCS 456
Kepala, leher : dalam batas normal
Thorax : dalam batas normal
Abdomen :dalam batas normal
18
Ekstremitas lihat status lokalis
Status Lokalis
Regio : Tungkai kiri bawah
Effloresensi : Nodul berbatas tegas , bentuk bulat, diameter
±0,5cm permukaan kasar, warna putih abu-abu, keras pada perabaan.
2.3 Resume
An. Bani, 14 tahun datang ke Poli Kulit Kelamin RSUD Gambiran pada
tanggal 14 januari 2013,dengan keluhan timbul benjolan di kaki kiri bagian
bawah sejak ± 3 bulan yang lalu, awalnya benjolan tumbuh secara tiba-tiba
berukuran kecil makin lama makin besar, berwarna putih dan agak keras,pasien
pernah mengorek-ngorek benjolan tersebut, benjolan tersebut lepas kemudian
tumbuh lagi, pasien merasa benjolan tersebut gatal dan sedikit nyeri. Pasien belum
berobat ke dokter sebelumnya Pasien belum pernah sakit seperti ini dan di
keluarga pasien tidak ada yang sakit seperti ini. Pada region tungkai kiri bawah
terdapat nodul berbatas tegas , bentuk bulat, diameter ±0,5cm permukaan kasar,
warna putih abu-abu, keras pada perabaan
2.4 Diagnosis
Veruka Vulgaris
2.5 Diagnosa Banding
Moluskum Kontagiosum
19
2.6 Penatalaksanaan
Terapi : Terapi yang diberikan pada pasien ini adalah bedah listrik atau
elektrocauterisasi dan obat penghilang nyeri bila diperlukan
Edukasi : Menjaga kebersihan diri, lesi jangan digaruk dan dikorek-korek
2.7 Prognosis
Dubia et bonam : dapat sembuh sempurna meskipun sering residif
(berulang)
2.8 Foto kasus
20
Foto setelah dilakukan cauterisasi
21
BAB III
PEMBAHASAN
Pasien An. Bani berusia 14 tahun, pelajar, agama islam, suku bangsa jawa.
Dari identitas pasien yang berumur 14 tahun sesuai dengan pustaka yang
menyatakan bahwa mayoritas pasien dengan verruca vulgaris berusia antara anak
sampai dengan dewasa muda insidensi sebanyak 10%2,5 dan bisa juga pada
dewasa1
Pasien datang ke Poli Kulit Kelamin RSUD Gambiran pada tanggal 14
januari 2013,dengan keluhan timbul benjolan di kaki kiri bawah sejak ± 3 bulan
yang lalu, awalnya benjolan tumbuh secara tiba-tiba berukuran kecil makin lama
makin besar, berwarna putih dan agak keras,pasien pernah mengorek-ngorek
benjolan tersebut, benjolan tersebut lepas kemudian tumbuh lagi, pasien merasa
benjolan tersebut gatal dan sedikit nyeri. Pasien belum berobat ke dokter
sebelumnya.
Dari anamnesa diatas didapatkan timbul benjolan di kaki kiri bawah.
Sesuai dengan tinjauan pustaka tempat predileksi verruca vulgaris terutama di
ekstremitas bagian ekstensor seperti jari, tangan, lutut, siku atau lainnya pada situs
trauma1. Lesi dimulai dari papul kecil yang kemudian membesar, dan menjadi
bentuk verrucous kemudian dengan diameter beberapa milimeter sampai
sentimeter3,9.
22
Pada pemeriksaan dermatologi didapatkan nodul berbatas tegas , bentuk
bulat, diameter ±0,5cm permukaan kasar, warna putih abu-abu, keras pada
perabaan.Dalam tinjauan pustaka menyatakan veruka ini berbentuk bulat
berwarna abu-abu, besarnya lentikular atau kalau berkonfluensi berbentuk plakat,
permukaan kasar (verukosa)3,9. Permukaan yang kasar dari veruka dapat merusak
kulit yang berdekatan dan memungkinkan inokulasi virus ke lokasi yang
berdekatan, dengan perkembangan veruka yang baru dalam periode minggu
sampai bulan2. Lesi papula putih abu-abu hingga cokelat, datar hingga konveks,
berukuran 0,1 hingga 1,0 cm , dan berpermukaan kasar seperti kerikil8.
23
BAB IV
KESIMPULAN
Telah dilaporkan terdapat pasien dengan diagnosis Veruka Vulgaris pada
An. Bani usia 14 tahun. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesa dengan
keluhan benjolan pada kaki kiri bagian bawah sejak ± 3 bulan yang lalu, awalnya
benjolan tumbuh secara tiba-tiba berukuran kecil makin lama makin besar,
berwarna putih dan agak keras, sering dikorek-korek, terasa gatal dan sedikit
nyeri.
Dari pemeriksaan di dapatkan nodul berbatas tegas , bentuk bulat,
diameter ±0,5cm permukaan kasar, warna putih abu-abu, keras pada perabaan.
Dalam penatalaksanaan pasien mendapatkan terapi berupa
electrocauterisasi untuk mengambil veruka tersebut dan menganjurkan pasien
untuk menjaga kebersihan diri.
24