17
Sudut Pandang Sudut Pandang Adalah posisi penulis dalam menyajikan tokoh atau kedudukan penulis dalam cerita

B. Indonesia- Sudut Pandang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sudut

Citation preview

Page 1: B. Indonesia- Sudut Pandang

Sudut PandangSudut PandangAdalah posisi penulis dalam menyajikan tokoh atau kedudukan penulis dalam cerita

Page 2: B. Indonesia- Sudut Pandang

Secara garis besar sudutpandang terbagi dua sebagai berikut :1. Sudut pandang orang

pertama:”akuan” , saya, beta ,gue.

Page 3: B. Indonesia- Sudut Pandang

Sudut pandang orang pertama “AKU”, narator adalah orang yang ikut terlibat dalam cerita. Ia adalah si “AKU” tokoh yang berkisah, mengisahkankesadaran dirinya sendiri, mengisahkan peristiwa dan tindakan yang diketahui,dilihat,didengar, dialami, dan dirasakan, serta sikapnya terhadap orang lain (tokoh) kepada pembaca.

Page 4: B. Indonesia- Sudut Pandang

Sudut pandang ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut :

a. “Aku” Tokoh Utama Dalam sudut pandang ini si “AKU” mengisahkan

berbagai peristiwa dan tingkah laku yang dialaminya, baik yang bersifat batiniah maupun fisik yang berhubungan dengan sesuatu di luar dirinya. Si ”AKU” menjadi fokus, pusat kesadaran, pusat cerita.

b. “AKU” Tokoh Tambahan/ Pengamat Dalam sudut pandang ini “AKU”muncul bukan

sebagai tokoh utama, melainkan sebagai tokoh tambahan. Tokoh ini hadir untuk membawakan cerita kepada pembaca, sedangakan tokoh yang dikisahkan itu kemudian”dibiarkan”mengisahkan sendiri berbagai pengalamannya

Page 5: B. Indonesia- Sudut Pandang

Contoh: “A”Aku mulai mempersiapkan perkawinanku.

Bahan-bahan kebaya mulai kupilih dan kuatur warna pemakaiannya dengan kain-kain yang serasi. Saputro memberiku sejumlah uang untuk memperlengkapi keperluan lain. Surat-surat mulai kami urus. Saputro mengirim surat kepada kakakku yang sulung mengenai rencana kami. Pamanku dengan siapa aku tinggal berkata seharusnya aku mengabari pamanku yang ada di Yogya. Dia berkewajiban mengambilku ke rumahnya untuk perkawinan itu, karena aku sudah tidak mempunyai orangtua.

Page 6: B. Indonesia- Sudut Pandang

Contoh: “B”

Bapak bangkit berdiri disepaknya batu asahan hitam yang ada di ujung kakinya.

Batu menggelosor, berhenti lima langkah di depan Bapak setelah menabrak

akar pohon mangga yang mencuat dari dalam tanah. Bapak melangkah garang,

matanya tajam menatap sekeliling halaman. Sianar matahari pagi yang hangat

seakan berubah redup tak sanggup menandingi sorot mata Bapak yang

memendam amarah. Aku yang tengah berdiri diambang pintu dapur beringsut

ke dalam. Aku takut kemurkaan Bapak akan bertambah bila mengetahui aku

melihat kesibukannya pagi ini. Aku bergeser Kearah jendela samping rumah

yang sengaja kututup setengahnya, biar aku leluasa melihat

tingkah laku Bapak. Kulihat Bapak berjalan mondar-mandir, golok diacungkan

kian kemari. Mulut bapak menceracau , tapi aku tak mendengar maknanya

dengan jelas. Aku hanya bisa menangkap dua nama yang selalu disebut Karna

dan Lempang.

Page 7: B. Indonesia- Sudut Pandang

2. Sudut Pandang orang Ketiga : “Dia”, “Ia”, “Nama tokoh” Sudut pandang orang ketiga :”Dia”,

narator adalah orang yang berada diluar cerita yang menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan menyebutkan nama atau kata gantinya “Dia”, “Ia”, ” Nama tokoh”.

Sudut pandang ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu

Page 8: B. Indonesia- Sudut Pandang

a. “DIA” Mahatahu

Dalam sudut pandang ini, cerita dikisahkan dari sudut ”dia” ,tetapi pengarang atau narator dapat menceritakan apa saja hal-hal yang menyangkut tokoh “dia” tersebut. Narator mengetahui segalanya, ia bersifat mahatahu. Ia mengetahui berbagai hal tentang tokoh, peristiwa, dan tindakan, termasuk motivasi yang melatarbelakanginya.

Page 9: B. Indonesia- Sudut Pandang

Contohnya:

Satu tahun, Sachti mendapat kepercayaan memimpin bagian

keuangan. Kejujuran dan kecermatannya menyebabkan ia dipercaya

untuk memegang salah satu perusahaan. Dari situlah, nasib Sachti

menanjak. Bukan lagi sebagai orang yang harus hilir mudik jalan

Kaki , mencari kesempatan kerja, melainkan orang yang lalu lalang

menggunakan mobil mewah dan memberi kesempatan orang untuk kerja.

Ternyata kesuksesan juga telah memisahkan dari sebentuk benda

bernama ketenangan, nyaris saban saat pikirannya hanya tertuju pada

pekerjaan. Akibatnya, tidak pernah satu detik pun matanya bisa terpejam.

Satu hal yang kini sangat ingin dia rasakan adalah mimpi.

Sudah lima bulan lebih Sachti tidak pernah lagi menikmatinya.

Suatu kali, terbesit dibenaknya untuk mencoba mencari orang yang mau

menjual mimpi kepadanya. Transaksi dengan harga berapa pun, pasti akan

dia setujui, kalau perlu Ia besedia melakukan operasi penukaran otak,

dengan harapan bisa merasakan mimpi yang dirsakan orang lain.

Page 10: B. Indonesia- Sudut Pandang

b. “Dia” Terbatas, “Dia” Sebagai Pengamat. Dalam sudut pandang ini,pengarang menceritakan apa yang,lihat, didengar, dialami,dpikir, dan dirasakan oleh tokoh, tetapi terbatas hanya pada seorang tokoh saja

Page 11: B. Indonesia- Sudut Pandang
Page 12: B. Indonesia- Sudut Pandang
Page 13: B. Indonesia- Sudut Pandang
Page 14: B. Indonesia- Sudut Pandang
Page 15: B. Indonesia- Sudut Pandang
Page 16: B. Indonesia- Sudut Pandang
Page 17: B. Indonesia- Sudut Pandang