35
KOMUNITAS KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA Disusun oleh, LALU YODHA ANGGARA 116 STYC 12 YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM 1

Asuhan Keperawatan K3 Kontruksi Bangunan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

asuhan keperawatan kesehatan dan keselamatan kerja

Citation preview

Page 1: Asuhan Keperawatan K3 Kontruksi Bangunan

KOMUNITAS

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Disusun oleh,

LALU YODHA ANGGARA

116 STYC 12

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM

PRODI S1 KEPERAWATAN

2015

1

Page 2: Asuhan Keperawatan K3 Kontruksi Bangunan

LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

(K3) PADA TN “S” DI KONTRUKSI BANGUNAN KELURAHAN REMBIGA

KECAMATAN SELAPARANG

Disusun oleh

NAMA: Lalu Yodha Anggara

NIM: 116 STYC 12

(IRWAN BUDIANA S.Kep, Ners)

Mataram, 7 Mei 2015

2

Page 3: Asuhan Keperawatan K3 Kontruksi Bangunan

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan

karunianya kami dapat menyelesaikan tugas ini.

kami menyadari bahwa tugas ini belum maksimal dan masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharap masukan, kritikan dan saran para

pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.

Akhirnya, semoga amal baik semua pihak diterima oleh Allah dan

mendapatkan balasan darinya dengan pahala yang setimpal dan semoga makalah

ini bermanfaat bagi saya dan juga bagi pembaca sekalian.Amin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Mataram, 23 April 2015

Penyusun

3

Page 4: Asuhan Keperawatan K3 Kontruksi Bangunan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................i

KATA PENGANTAR.....................................................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...........................................................................................5

1.2 Tujuan........................................................................................................7

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Profile kelompok kerja..............................................................................9

2.2 Gambaran lokasi kegiatan..........................................................................9

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN K3

3.1 Pengkajian.................................................................................................11

3.2 Analisa Data..............................................................................................13

3.3 Diagnosa...................................................................................................15

3.4 Intervensi..................................................................................................15

3.5 Implementasi.............................................................................................18

3.6 Evaluasi.....................................................................................................20

3.7 Planing of action.......................................................................................21

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan...............................................................................................22

4.2 Saran.........................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN (Dokumentasi)

4

Page 5: Asuhan Keperawatan K3 Kontruksi Bangunan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang sifatnya hanya

dilakukan satu kali. Pada umumnya proyek konstruksi memiliki jangka waktu

yang pendek. Didalam rangkaian kegiatan proyek kontstruksi tersebut,

biasanya terdapat suatu proses yang berfungsi untuk mengolah sumber daya

proyek sehingga dapat menjadi suatu hasilkegiatan yang menghasilkan sebuah

bangunan (Soeharto, 2001)

Adanya kemungkinan kecelakaan yang terjadi pada proyek konstruksi

akan menjadi salah satu penyebab terganggunya atau terhentinya aktivitas

pekerjaan proyek. Oleh karena itu, pada saat pelaksanaan pekerjaan konstruksi

diwajibkan untuk menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan

kerja (K3) di lokasi kerja dimana masalah keselamatan dan kesehatan kerja ini

juga merupakan bagian dari perencanaan dan pengendalian proyek.

Kewajiban untuk menyelenggarakaan Sistem Manajemen K3 pada

perusahaanperusahaan besar melalui Undang-undang Ketenagakerjaan, baru

menghasilkan 2,1% saja dari 15.000 lebih perusahaan berskala besar di

Indonesia yang sudah menerapkan Sistem Manajemen K3. Minimnya jumlah

itu sebagian besar disebabkan oleh masih adanya anggapan bahwa program

K3 hanya akan menjadi tambahan beban biaya perusahaan. Padahal jika

diperhitungkan besarnya dana kompensasi/santunan untuk korban kecelakaan

kerja sebagai akibat diabaikannya Sistem Manajemen K3, yang besarnya

mencapai lebih dari 190 milyar rupiah di tahun 2003, jelaslah bahwa masalah

K3 tidak selayaknya diabaikan.

Masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara umum di

Indonesia masih sering terabaikan. Hal ini ditunjukkan dengan masih

5

Page 6: Asuhan Keperawatan K3 Kontruksi Bangunan

tingginya angka kecelakaan kerja. Ketua Umum Asosiasi Ahli Keselamatan

dan Kesehatan Kerja Konstruksi (A2K4) Indonesia Anas Zaini Z Iksan

mengatakan, “setiap tahun terjadi 96.000 kasus kecelakaan kerja”. Dari jumlah

ini, sebagian besar kecelakaan kerja terjadi pada proyek jasa konstruksi dan

sisanya terjadi di sektor Industri manufaktur (Suara Karya, 2010).

Sejak awal tahun 1980-an pemerintah telah mengeluarkan suatu

peraturan tentang keselamatan kerja khusus untuk sektor konstruksi, yaitu

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per-01/Men/1980.

Peraturan mengenai keselamatan kerja untuk konstruksi tersebut, walaupun

belum pernah diperbaharui sejak dikeluarkannya lebih dari 20 tahun silam,

namun dapat dinilai memadai untuk kondisi minimal di Indonesia. Hal yang

sangat disayangkan adalah pada penerapan peraturan tersebut di lapangan.

Rendahnya kesadaran masyarakat akan masalah keselamatan kerja, dan

rendahnya tingkat penegakan hukum oleh pemerintah, mengakibatkan

penerapan peraturan keselamatan kerja yang masih jauh dari optimal, yang

pada akhirnya menyebabkan masih tingginya angka kecelakaan kerja.

Pada proyek konstruksi , kecelakaan kerja yang terjadi dapat

menimbulkan kerugian terhadap pekerja dan kontraktor, baik secara langsung

maupun tidak langsung. Kecelakaan kerja tersebut dapat disebabkan oleh tiga

faktor yaitu faktor manusia, faktor peralatan, dan faktor lingkungan kerja.

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor manusia merupakan

faktor paling dominan menjadi penyebab kecelakaan kerja. Hal ini sering kali

disebabkan oleh kurangnya kesadaran pekerja akan pentingnya keselamatan

kerja. Selain itu, faktor peralatan seperti crane ataupun faktor lingkungan

kerja juga dapat menyebabkan kecelakaan kerja jika tidak dikelola dengan

benar (Ikmal, 2010).

Lemah nya pengawasan pada proyek konstruksi. Kurang disiplin nya

tenaga kerja dalam mematuhi ketentuan K3 dan kurang memadainya kuantitas

dan kualitas alat perlindungan diri di proyek konstruksi bangunan membuat

6

Page 7: Asuhan Keperawatan K3 Kontruksi Bangunan

resiko pekerja mengalami kecelakaan kerja lebih tinggi seperti luka-luka,

Jatuh dari ketinggian, tertimpa benda jatuh, terjepit, tersengat aliran listrik dan

terkena radiasi yang membuat penyakit timbul akibat kerja umumnya

disebabkan oleh kesalahan pekerja atau human error baik aspek kompetensi

para pelaksana maupun kurang pemahaman arti penting penyelenggaraan K3.

Memiliki Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang

terintegrasi ini, sudah merupakan suatu keharusan untuk sebuah perusahaan

dan telah menjadi peraturan. terutama pada proyek konstruksi.

Oleh sebab itu, perusahaan harus melakukan berbagai cara untuk dapat

mewujudkan terlaksananya keselamatan dan kesehatan kerja ditempat kerja.

Menurut Abdurrahmat Fathoni (2006:106) seluruh tenaga kerja harus

mendapat pendidikan dan pelatihan serta bimbingan dalam keselamatan dan

kesehatan kerja dengan ketentuan yang dibuat sebagai berikut :

1. Mengeluarkan peraturan-peraturan yang berhubungan dengan keselamatan

dan kesehatan kerja para pegawai.

2. Menerapkan program kesehatan kerja bagi para pegawai.

3. Menerapkan sistem pencegahan kecelakaan kerja pegawai.

4. Membuat prosedur kerja.

5. Membuat petunjuk teknis tentang pelaksanaan kerja termasuk penggunaan

sarana dan prasarananya.

1.2 Tujuan

1. Tujuan Instruksional Umum

Untuk mengidentifikasi masalah atau resiko keselamatan dan kesehatan

kerja di kontruksi bangunan

2. Tujuan Instruksional Khusus

a. Mengidentifikasi masalah kesehatan K3 di kelompok pekerja kontruksi

bangunan .

7

Page 8: Asuhan Keperawatan K3 Kontruksi Bangunan

b. Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritasmasalah

akibat kecelakaan kerja

c. Merumuskan berbagai alternatif pemecahanmasalah kesehatan/

keperawatan akibat kecelakaan kerja

d. Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara

mandiri (selfcare) dalam kesehatan dan keselamatan kerja

e. Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan.

f. Tertanganinya kelompok pekerja kontruksi bangunan terhadap resiko

tinggi yang rawan terhadap masalah kesehatan akibat kecelakaa kerja

8

Page 9: Asuhan Keperawatan K3 Kontruksi Bangunan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pofile Kelompok Kerja

Pekerja kontruksi bangunan masih tidak mematuhi prosedur

Kesehatan dan keselamatan kerja artinya beresiko tinggi dalam terjadinya

penyakit akibat kerja.

Kegiatan pembangunan di mulai pukul 08.00-17.30 WITA, waktu

istrhat hanya pukul 12.30-14.00 WITA. persiapan pekerjaan mulai dari alat

dan bahan, , pengolahan bahan bangunan

Persiapan alat dan bahan serta pengolahan bahan- bahan tidak

menggunakan alat pelindung diri sesuai standar kesehatan dan keselamatan

kerja, tentu penunjang dalam kesehatan dan keselamatan kerja wajib di

utamakan. Pekerja konstruksi bangunan menggunkan sistem kontrak

tergantung keahlian. Pekerja bangunan pun di bagi sesuai keahlian dan

bidangnya.

Pengerjaan kontruksi bangunan ini masih minim dalam menunjang

keselamatan pekerjanya di samping itu kurangnya kesadaran pekerja

membuat K3 tidak terlaksana maksimal. Alat pelindung diri untuk

keselamatan kerja seperti, Pakaian Kerja, Sepatu Kerja, Kacamata Kerja,

Sarung Tangan, Helm, Sabuk Pengaman, Penutup Telinga, Masker, P3K

masih belum di gunakan pekerja.

2.2 Gambaran Lokasi Kegiatan UKK

Lokasi UKK, Observasi yang di lakukan tepatnya di Jln. Jendral

Jendral Sudirman, Kelurahan Rembiga, Kecamatan Selaparang, Kota

Mataram. Letak Geografis, bagian barat berbatasan dengan lingkungan

Gegutu Timur, bagian timur bersebelahan dengan Lingkungan Derman Sari

Sayang-sayang, bagian utara bersebelahan dengan lingkungan Gegutu Barat,

9

Page 10: Asuhan Keperawatan K3 Kontruksi Bangunan

bagian selatan bersebelahan dengan lingkungan dasan kelurahan Sayang-

sayang.

Yang melatar belakangi melakukan observasi di kontruksi bangunan di

kelurahan Rembiga Kecamatan Selaparang karena pekerja kontruksi

bangunan tersebut harus di bina dan di beri pendidikan mengenai K3, agar

menumbuhkan rasa kesadaran terhadap penyakit akibat kerja jika tidak

memaksimalkan alat pelindung diri ketika bekerja.

10

Page 11: Asuhan Keperawatan K3 Kontruksi Bangunan

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN

KERJA (K3) PADA TN “S” DI KONTRUKSI BANGUNAN KELURAHAN

REMBIGA KECAMATAN SELAPARANG

3.1 PENGKAJIAN

1. Identitas

Nama : Tn “S”

Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 35 tahun

Pendidikan : SMA

Status perkawinan : Belum kawin\

Suku : Sasak

Alamat : Gegutu ledang Kec.Gunung Sari Lombok Barat

Pekerjaan : pekerja bangunan

Tanggal pengkajian : 20-22 april 2015

Sumber informasi : pekerja

2. Keluhan

Pekerja mengatakan sering mengalami gatal-gatal di kulit dan merasa

kulitnya iritasi.

3. Lingkungan

11

Page 12: Asuhan Keperawatan K3 Kontruksi Bangunan

1) Kebersihan : Pekerja mengatakan tidak selalu menjaga kebersihan

limbah hasil kerja di buang sembarangan yang penting sudah di

serap oleh tanah dan tidak tersedianya air bersih.

2) Sanitasi : Pekerja mengatakan tidak adanya sanitasi untuk

lingkungan tempatnya bekerja

4. Pemeriksaan kesehatan

Pekerja mengatakan tidak pernah memeriksakan kesehatannya baik itu

sebelum maupun sesudah bekerja, dan tidak ada pengarahan mengenai

kesehatan dan keselamatan kerja terutama untuk penggunaan alat

pelindung diri.

5. Jaminan kesehatan

Pekerja mengatakan tidak ada jaminan kesehatan yang di dapat dan tidak

ada pemberian informasi mengenai jaminan kesehatan.

6. Pemakaian APD

Pekerja mengatakan tidak mengetahui mengenai alat pelindung diri dalam

bekerja, pekerja tampak tidak menggunakan tutup kepala, masker, sarung

tangan, sepatu. dan pekerja tampak bingung ketika di tanya mengenai Alat

pelindung diri saat bekerja.

7. Keluhan pekerja

Pekerja mengatakan tidak tersedianya air bersih di tempat kerja, kulit

pekerja tampak kering dan Pekerja mengatakan sering mengalami gatal-

gatal di kulit, pekerja tampak terus menggaruk-garuk.

8. Proses kerja

Dalam kontruksi bangunan ruko Persiapan alat dan bahan serta

pengolahan bahan- bahan pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri.

12

Page 13: Asuhan Keperawatan K3 Kontruksi Bangunan

Dan resiko kecelakaan yang terjadi maupun resiko penyakit yang di alami

saat bekerja sangat tinggi.

9. Kecelakaan yang sering terjadi

Pekerja mengatakan sering mengalami Cedera kaki.

10. P3K

Pekerja mengatakan tidak ada tersedia P3K di tempat kerja.

11. Jam kerja

Pekerja mengatakan bekerja di mulai pukul 08.00-17.30 WITA, waktu

istrhat hanya pukul 12.30-14.00 WITA.

3.2 Analisa Data

No Symptom Etiologi Problem

1 Ds :

- Pekerja

mengatakan

sering gatal-

gatal di kulitnya

- Pekerja

mengatakan

tidak

tersedianya air

bersih di tempat

kerja

Do :

- Pekerja tampak

menggaruk-

Pruritus (gatal-gatal) Gangguan

integritas kulit

13

Page 14: Asuhan Keperawatan K3 Kontruksi Bangunan

garuk

- kulit pekerja

tampak kering

2 Ds :

- Pekerja

mengatakan

tidak

mengetahui

mengenai alat

pelindung diri

dalam bekerja

- Pekerja

mengatakan

tidak ada

pengarahan

mengenai

kesehatan dan

keselamatan

kerja terutama

untuk

penggunaan alat

pelindung diri.

Do :

- Pekerja tampak

tidak

menggunakan

tutup kepala,

Kurangnya informasi

mengenai

penggunaan Alat

pelindung diri bagi

pekerja.

Kurang

pengetahuan

14

Page 15: Asuhan Keperawatan K3 Kontruksi Bangunan

masker, sarung

tangan, sepatu,

- Pekerja tampak

bingung ketika

di tanya

mengenai Alat

pelindung diri

saat bekerja.

3.3 RUMUSAN DIAGNOSA

1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan pruritus (gatal-gatal) yang

di tandai dengan pekerja tampak menggaruk-garuk

2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai

penggunaan alat pelindung diri bagi pekerja di tandai dengan pekerja

tampak tidak menggunakan tutup kepala, masker, sarung tangan, sepatu.

3.4 RENCANA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN

No Dx Rencana dan

kriteria hasil

Intervensi Rasional

1 1 Setelah di lakukan

tindakan

keperawatan 1x24

jam di harapkan

gangguan integritas

kulit berkurang

Kriteria hasil :

1. Gangguan

intergritas kulit

1. Observasi

keadaan umum

pekerja

2. Anjurkan pekerja

untuk Mandi

paling tidak sekali

sehari selama 15 –

20 menit.

1. Untuk

mengetahui

keadaan umum

2. dengan mandi air

akan meresap

dalam saturasi

kulit..

15

Page 16: Asuhan Keperawatan K3 Kontruksi Bangunan

berkurang

2. Mempertahank

an agar Tidak

terjadi

peradangan

3. Gatal-gatal

yang di alami

pekerja

berkurang

3. Anjurkan pekerja

untuk

menggunakan air

hangat jangan

panas.

4. Anjurkan pekerja

untuk

menggunakan

sabun yang

mengandung

pelembab atau

sabun untuk kulit

sensitive. Hindari

mandi busa.

5. Anjurkan pekerja

untuk

mengoleskan

salep atau krim

yang telah

diresepkan setelah

mandi

6. Anjurkan pekerja

untuk selalu

menjaga

kebersihan diri

dan lingkungan

3. air panas

menyebabkan

vasodilatasi yang

akan

meningkatkan

pruritus.

4. sabun yang

mengandung

pelembab lebih

sedikit kandungan

alkalin dan tidak

membuat kulit

kering, sabun

kering dapat

meningkatkan

keluhan.

5. Pengolesan krim

pelembab selama

2 – 4 menit

setelah mandi

untuk mencegah

penguapan air

dari kulit dan

akan

melembabkan

kulit

6. Personal hygiene

merupakan hal

terpenting untuk

terhindar dari

pruritus.

16

Page 17: Asuhan Keperawatan K3 Kontruksi Bangunan

2 2 Setelah di lakukan

tindakan

keperawatan 1x24

jam di harapkan

pekerja memahami

mengenai

penggunaan alat

dan pelindung diri

saat bekerja

Kriteria hasil :

1. Pekerja

menyatakan

paham

mengenai

penggunaan

alat

pelindung

diri saat

bekerja

2. Pekerja

mampu

menjelaskan

kembali

mengenai

penggunaan

alat

pelindung

diri saat

bekerja

1. Kaji tingkat

pengetahuan

pekerja mengenai

alat pelindung diri

2. Jelaskan

penggunaan alat

pelindung diri saat

bekerja dengan

cara yang tepat.

3. Anjurkan pekerja

untuk selalu

menggunakan alat

pelindung diri saat

bekerja

4. Berikan informasi

pada pekerja

mengenai resiko

jika tidak

menggunakan alat

pelindung diri

dengan cara yang

tepat

1. mengetahui

tingkat

pengetahuan

pekerja mengenai

penggunaan alat

pelindung diri

2. penggunaan alat

pelindung diri

sangat di

butuhkan pekerja

untuk menunjang

kesehatan dan

keselamatan kerja

3. Alat pelindung

diri merupakan

hal terpenting

bagi pekerja

untuk mengurangi

resiko kecelakaan

kerja

4. Penyakit akibat

kerja dapat timbul

jika pekerja

melalaikan

penggunaan alat

pelindung diri

17

Page 18: Asuhan Keperawatan K3 Kontruksi Bangunan

5. Berikan

kesempatan

pekerja untuk

menjelaskan

kembali

penggunaan alat

pelindung diri saat

bekerja

5. Ukuran

pemahaman

pekerja mengenai

alat pelindung

diri harus dapat di

tinjau kembali

guna mengetahui

tingkat

pengetahuannya.

3.5 IMPLEMENTASI

Hari/

tgl/

waktu

Dx Implementasi Respon hasil paraf

21 april

2015

1 1. Mengobservasi

keadaan umum

pekerja

2. menganjurkan pekerja

untuk Mandi paling

tidak sekali sehari

selama 15 – 20 menit.

3. menganjurkan pekerja

untuk menggunakan

air

4. menganjurkan pekerja

untuk menggunakan

sabun yang

1. Pekerja dalam

keadaan kelelahan

2. Pekerja mandi 2x

dalam sehari

3. Pekerja menggunakan

air suam suam kuku

untuk mandi

4. Pekerja menggunakan

sabun cair untuk

mandi

18

Page 19: Asuhan Keperawatan K3 Kontruksi Bangunan

mengandung

pelembab

5. menganjurkan pekerja

untuk mengoleskan

salep atau pelembab

kulit

6. menganjurkan pekerja

untuk selalu menjaga

kebersihan diri dan

lingkungan

5. Pekerja menggunakan

pelembab kulit

setelah mandi

6. Pekerja tampak

mengerti dan paham

untuk selalu menjaga

personal hygiene dan

lingkungan.

2 2 1. Mengkaji tingkat

pengetahuan pekerja

mengenai penggunaan

alat pelindung diri

2. Menjelaskan

penggunaan alat

pelindung diri saat

bekerja dengan cara

yang tepat.

3. Menganjurkan pekerja

untuk selalu

menggunakan alat

pelindung diri saat

bekerja

4. Memberikan informasi

pada pekerja

mengenai resiko jika

1. Pekerja tampak

sedikit bingung

mengenai

penggunaan alat

pelindung diri

2. Pekerja mengerti

dengan penjelasan

penggunaan alat

pelindung diri

3. Pekerja tampak

mengerti dan

paham untuk

selalu

menggunakan alat

pelindung diri

4. Pekerja mengerti

dan paham

mengenai resiko

19

Page 20: Asuhan Keperawatan K3 Kontruksi Bangunan

tidak menggunakan

alat pelindung diri

dengan cara yang tepat

5. Memberikan

kesempatan pekerja

untuk menjelaskan

kembali penggunaan

alat pelindung diri saat

bekerja

jika tidak

menggunakan alat

pelindung diri

5. Pekerja mampu

menjelaskan

penggunaan alat

pelindung diri saat

bekerja

3.6 EVALUASI

Hari/

tanggal/

waktu

Dx CATATAN PERKEMBANGAN Paraf

22 april

2015

1 S :

- pekerja mengatakan gatal-gatal

yang di alaminya berkurang

O :

- gangguan integritas kulit berkurang

- tidak terjadi peradangan pada kulit

- berkurangnya itensitas gatal-gatal

pekerja

- kulit tampak lembab kembali

A:

- gatal-gatal yang di alami pekerja

dapat berkurang (masalah dapat

teratasi)

P :

- Intervensi di hentikan

20

Page 21: Asuhan Keperawatan K3 Kontruksi Bangunan

2 S :

- Pekerja menyatakan paham

mengenai penggunaan alat

pelindung diri saat bekerja

O :

- Pekerja mampu menjelaskan

penggunaan alat pelindung diri saat

bekerja

- Pekerja tampak menggunakan alat

pelindung diri saat bekerja

A :

- Pekerja mengerti dan paham

mengenai penggunaan alat

pelindung diri saat bekerja

(Masalah dapat teratasi)

P :

- Intervensi di hentikan

3.7 PLANING OF ACTION

Kegiatan

Pelaksanaan

Minggu 1 Minggu 2

1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7

Observasi Tempat

Pengkajian

Intervensi

Implementasi

Evaluassi

21

Page 22: Asuhan Keperawatan K3 Kontruksi Bangunan

BAB IV

KESIMPULAN

4.1 KESIMPULAN

Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang sifatnya hanya

dilakukan satu kali. Pada umumnya proyek konstruksi memiliki jangka waktu

yang pendek. Didalam rangkaian kegiatan proyek kontstruksi tersebut,

biasanya terdapat suatu proses yang berfungsi untuk mengolah sumber daya

proyek sehingga dapat menjadi suatu hasilkegiatan yang menghasilkan

sebuah bangunan (Soeharto, 2001)

4.2 SARAN

Penggunaan alat pelindung diri bagi pekerja bangunan sangatlah di

butuhkan untuk mencegah terjadinya penyakit akibat kerja. Dan perusahaan

harus memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja.

22

Page 23: Asuhan Keperawatan K3 Kontruksi Bangunan

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Kesehatan_dan_keselamatan_kerja

Marilynn E, Doengoes. 2000.  Rencana Asuhan Keperawatan  Edisi 3. EGC :

Jakarta

23

Page 24: Asuhan Keperawatan K3 Kontruksi Bangunan

DOKUMENTASI

24

Page 25: Asuhan Keperawatan K3 Kontruksi Bangunan

25